1. Lp Tumor Abdomen

download 1. Lp Tumor Abdomen

of 18

Transcript of 1. Lp Tumor Abdomen

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    1/18

    BAB I

    KONSEP MEDIK

    A. PENGERTIAN

    Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-

    beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan tumbuh

    secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda

    dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah

    terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena

    kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di

    bungkusnya tetapi tidak menginvasinya.

    Bagian terbesar dari tumor abdomen terdiri dari neuroblastoma, tumor Wilms,

    teratoma, tumor ovarium, limfoma abdomen, hepatoma dan lainlain. Tumor abdomen

    merupakan sepertiga dari seluruh tumor ganas pada anak. Tumor ini sifatnya sangat

    berbeda dengan jenis tumor lainnya. Salah satu yang spesial dari tumor ini adalah sangat

    sulit untuk dideteksi.Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak

    memberikan keluhan apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum

    timbul walaupun tumor telah dapat diraba. Hal ini diakibatkan oleh sifat rongga perut

    yang yang longgar, sehingga bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai cukup

    besar tanpa mengganggu organ di sekitarnya.

    Gejala-gejala umum yang disebabkan seperti lesu, lemah, badan makin kurus,

    keringat berlebih, demam, pucat dan rasa nyeri dalam perut, perlu mendapatkan perhatian

    seksama meskipun gejala seperti tersebut di atas dapat dijumpai pula pada berbagai

    penyakit infeksi kronis yang masih banyak terdapat di Indonesia. Biasanya adanya tumor

    dalam abdomen dapat diketahui setelah perut tampak membuncit dan keras ataupun pada

    saat anak dimandikan. Apabila telah diketahui ada tumor dalam abdomen, selanjutnya

    dilakukan pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma

    berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun metastasis.

    Ditentukan apakah letak tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tetapi pada tumor

    yang terlalu besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor

    yang berasal dari rongga pelvis telah mendesak ke rongga abdomen.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    2/18

    B. BAGIAN- BAGIAN DARI TUMOR ABDOMEN

    Adapun bagian-bagian dari tumor abdomen adalah:

    1. Neuroblastoma

    Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest

    neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis.

    Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat

    tumor primer yang umum adalah abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal

    toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma umumnya bersimpati dan seringkali

    bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan. Tumor ini paling banyak

    berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang ditimbulkan merupakan akibat

    dilepaskannya metabolit katekolamin secara berlebihan yaitu berupa hipertensi,

    kemerahan (flushing), keringat yang berlebihan dan demam. Bila tumor telahmembesar menyebabkan perasaan tidak nyaman dan penuh dalam perut disertai

    penurunan berat badan sampai failure to thrive. Ditemukannya benjolan-benjolan

    subkutis terutama di daerah kepala atau proptosis dan ekimosis periorbita, merupakan

    gambaran penyakit yang lanjut atau metastasis.

    Kadar vanillyl mandelic acid (VMA) ialah suatu derivat katekolamin biasanya

    meningkat dan dapat ditemukan dalam urin penderita. Pemeriksaan foto polos

    abdomen tidak jarang dapat ditemukan tanda-tanda perkapuran dalam massa tumor

    dan pada pielografi intravena biasanya sistem pelviokalises masih baik hanya letaknya

    berubah. Pemeriksaan USG dan CT scan dapat lebih mengetahui perluasan tumor dan

    metastasis. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis tumor,

    kadang-kadang diperlukan pemeriksaan imunohistokimia seperti neurofilament,

    synaptophysin dan neuron specific enolase (NSE) pada stadium lanjut dapat

    ditemukan kelompok-kelompok metastasis neuroblastoma dalam sumsum tulang.

    Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Ada laporan yang

    menyebutkan bahwa timbulnya neuroblastoma infantile (pada anak-anak) berkaitan

    dengan orang tua atau selama hamil terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu

    seperti hidantoin, etanol, dll. (Willie, 2008). Kelainan sitogenik yang terjadi pada

    neuroblastoma kira-kira pada 80% kasus, meliputi penghapusan (delesi) parsial lengan

    pendek kromosom 1, anomali kromosom 17, dan ampifilatik genomik dari oncogen N-

    Myc, suatu indikator prognosis buruk (Nelson, 2000).

    Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal,

    paraspinal.

    a. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis tengah.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    3/18

    b. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih

    c.

    Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah

    d. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah

    e. Defisit sensoris

    f.

    Hilangnya kendali sfingter

    Gejala-gejala yang berhubunngan dengan masa leher atau toraks.

    a. Limfadenopati servikal dan suprakavikular

    b.

    Kongesti dan edema pada wajah

    c. Disfungsi pernafasan

    d. Sakit kepala

    e.

    Proptosis orbital ekimotik

    f.

    Miosisg.

    Ptosis

    h. Eksoftalmos

    i. Anhidrosis

    Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung dari

    lokasi metastasenya:

    a. Neuroblastoma retroperitoneal

    Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen, pemeriksaan

    menemukan masa abdominal yang konsistensinya keras dan nodular, tidak

    bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah. Pasien stadium

    lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema dinding

    abdomen.

    b. Neurobalstoma mediastinal

    Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum

    superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar

    dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila

    penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri

    lengan.

    c. Neuroblastoma leher

    Mudah ditemukan, namun mudah disalah diagnosis sebagai limfadenitis atau

    limfoma maligna. Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul

    syndrome paralisis saraf simpatis leher (Syndrom horner), timbul miosis unilateral,

    blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    4/18

    d. Neuroblastoma pelvis

    Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya

    sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin.

    e. Neuroblastoma berbentuk barbell

    yaitu neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral ekstensi ke dalam

    canalis vertebral di ekstradural. Gejala klinisnya berupa tulang belakang kaku

    tegak, kelainan sensibilitas, nyeri. Dapat terjadi hipomiotonia ekstremitas bawah

    bahkan paralisis.

    2. Nefroblastoma (Tumor Wilms)

    Tumor Wilms ini terjadi pada parenchym renal.Penyebabnya tidak di ketahui

    secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor genetik. Kurang dari 2 % terjangkitkarena faktor keturunan. Kebanyakan kasus terjadi secara sporadik dan merupakan

    hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan sel-sel di ginjal. Dapat

    berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu,seperti :

    a.

    Kelainan saluran kemih

    b. Anridia ( tidak memiliki iris )

    c. Hemyhipertrofi ( pembesaran separuh bagian tubuh)

    Tumor bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam

    kapsulnya.Tumor bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.Tumor Wilms di

    temukan pada 1 diantara 200.000 250.000 anak-anak. Biasanya umur rata-rata

    terjangkit kanker ini antara 3-5 tahun baik laki-aki maupun perempuan.

    Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau

    bilateral.Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal.

    Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif

    dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel

    kumparan.

    Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi

    oleh sel tumor.Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-

    abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut

    akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa

    abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.

    Tumor ini bila telah menyebar dapat menimbulkan hematuria. Disamping itu

    dapat disertai hipertensi karena tumor ini dapat merangsang aktifitas renin. Gejala

    tersebut dapat disertai nyeri, demam ataupun kadang-kadang anemia atau gejala tumor

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    5/18

    abdomen umumnya. Tumor Wilms disebut dalam kepustakaan dapat disertai aniridia

    dan hemihipertrofi, walaupun keadaan tersebut sangat jarang. Pada pielografi

    intravena biasanya ditemukan gambaran sistem pelviokalises yang rusak atau gambar

    hidronefrosis dan tidak jarang gambaran sekresi ginjal tidak tampak. Pada stadium

    lanjut dapat ditemukan gambaran metastasis dalam paru. Ultrasonografi dan CT scan

    walaupun tidak mutlak tetapi sangat membantu menegakkan diagnosis dan juga

    mencari metastasis. Diagnosis pasti ditentukan dengan pemeriksaan histopatologi dari

    ginjal yang berisi tumor yang telah diangkat pada laparatomi eksplorasi.

    Menurut NWTS (National Wilms Tumor Study ) setelah di lakukan tindakan

    Nefroktomi, tingkat penyebaran di bagi menjadi 5 stadium dan rekuren:

    a.

    Stadium I : Tumor terbatas pada ginjal dan dapat di eksisi sempurna

    b.

    Stadium II : Tumor meluas keuar ginjal dan dapat di eksisi sempurna,mungkintelah mengadakan penetrasi ke jaringan lemak perirenal,limfonodi paraaorta atau

    ke vasa renalis

    c. Stadium III : Ada sisa sel tumor di abdomen yang mungkin berasal dari biopsi atau

    ruptur yang terjadi sebelum atau selama operasi

    d. Stadium IV : Metastasis ke hematogen, paru-paru, hati, tulang, dan otak

    e. Stadium V : Tumor Bilateral. Rekuren = terjadi lagi kanker setelah di terapi,dapat

    di tempat pertama kali terjadi atau di organ lain

    Keluhan utama biasanya hanya benjolan di perut, perutnya membuncit ketika

    di bawa ke Dokter oleh orang tuanya, hematuri karena invasi tumor yang menembus

    sistem pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terhadap

    protein tumor.Gejala lain yang bisa muncul adalah :

    a. Malaise (merasa tidak enak badan)

    b.

    Anorexia

    c. Anemia

    d.

    Lethargi

    e. Hemihypertrofi

    f. Nafas pendek,dyspnea,batuk,nyeri dada (karena ada metastase)

    3. Limfoma Abdomen

    Limfoma abdomen dapat timbul dari kelenjar getah bening di hati, limpa dan usus.

    Apabila timbul di hati atau limpa akan menyebabkan hepatomegali atau splenomegali

    atau keduanya. Tetapi bila timbulnya di usus, maka massa tumor dapat menyebabkan

    obstruksi usus atau sebagai leading point untuk terjadinya intususepsi. Gejala yang

    dapat timbul ialah nyeri disertai pembengkakan perut dan perubahan kebiasaan buang

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    6/18

    air besar serta gejala obstruksi usus serta mual dan muntah. Perdarahan saluran cerna

    jarang terjadi apalagi perforasi usus. Biasanya pasien dengan gejala seperti tersebut di

    atas datang pada ahli bedah. Pemeriksaan radiologik yang diperlukan ialah barium

    meal terutama bila obstruksinya parsial. Dapat pula dilakukan pemeriksaan USG usus.

    4.

    Teratoma

    Tumor yang berasal dari sel germinativum ini dapat timbul di manamana. Tumor

    yang asalnya dari rongga abdomen hanya sekitar 1- 2% dan biasanya letaknya

    retroperitoneal. Kira-kira 29% teratoma berasal dari ovarium. Teratoma

    retroperitoneal harus dibedakan dengan tumor Wilms, neuroblastoma atau

    rhabdomiosarkoma. Selain ditemukan massa tumor dalam abdomen yang biasanya

    cukup besar, untuk teratoma matur, pada pemeriksaan foto polos abdomen dapat

    ditemukan gambaran gigi, tulang dan lain-lain.5.

    Rhabdomiosarkoma

    Umumnya sebagian tumor ini berasal dari rongga pelvis, tetapi bila sudah besar dapat

    mendesak ke rongga abdomen sehingga secara klinis sukar dibedakan asalnya.

    Tumor ini dapat memberikan gejala hematuria, sekret berdarah ataupun obstruksi

    saluran kemih. Pada anak perempuan tumor dapat keluar melalui vagina khususnya

    jenis botryoid, sehingga diagnosis menjadi lebih mudah. Pemeriksaan penunjang lain

    untuk tumor ini tidak banyak memberikan bantuan kecuali pemeriksaan histopatologis

    dan imunohistokimia seperti vimentin, actin, myosin dan desmin.

    C. ETIOLOGI

    Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Pembelahan

    sel tumor tergantung drai besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonomnya

    dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

    Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:

    1.

    Karsinogen

    2. Hormone

    3. Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang

    kurang berserat

    4.

    Parasit: parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler

    5. Genetic

    6. Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obat-obatan

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    7/18

    D. PATOFISIOLOGI

    Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi

    ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan ber popliferasi secar

    abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel

    tersebut.

    Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk

    oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan

    enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang

    membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan

    energi dengan jalan katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan- bahan

    untuk membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel

    neoplasma dapat mengalahkan sel- sel normal dalm mendapatkan bahan- bahan tersebut(Kusuma, Budi dr g. 2001).

    Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi

    perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel- sel tersebut menginfiltrasi jaringan dan

    memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah

    tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase

    (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain Meskipun penyakit ini dapat diuraikan

    secara umum seperti yang telah digunakan namun tumor bukan suatu penyakit tunggal

    dengan penyebab tunggal: tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan

    penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda (Smelstzer, Suzanne

    C.2001).

    E. MANIFESTASI KLINIK

    1. Keluhan yang menonjol adalah nyeri perut. Adapun jenis nyeri perut terdiri dari:

    a.

    Nyeri Viseral

    Terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut.

    Peritonium visceral yang menyelimuti organ perut dipersarafi oleh sistem saraf

    otonom dan tidak peka terhadap rabaan atau pemotongan. Akan tetapi bila

    dilakukan regangan organ atau terjadi kontraksi yang berlebihan pada otot yang

    menyebabkan iskhemia akan timbul nyeri. Pasien biasanya tidak dapat

    menunjukkan secara tepat letak nyeri. Nyeri visceral disebut juga sebagai nyeri

    sentral.

    Penderita memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan organ

    embrional yang terlibat. Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut)

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    8/18

    menyebabkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Saluran cerna yang berasal dari

    usus tengah (midgut) menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus. Bagian saluran

    cerna yang berasal dari usus belakang (hindgut) menyebabkan nyeri di perut

    bagian bawah. Demikian juga nyeri dari buli-buli atau rektosigmoid. Karena tidak

    disertai rangsang peritonium nyeri ini tidak dipengaruhi gerakan sehingga

    penderita dapat aktif bergerak. Persarafan sensorik organ perut:

    Organ atau struktur Saraf Tingkat persarafan

    Bagian tengah diafragma n. frenikus C3-5

    Tepi diafragma, lambung, pankreas,

    kandung empedu, usus halus

    Pleksus seliakus Th. 6-9

    Apendiks, kolon proksimal, dan organ

    panggul

    Pleksus mesenterikus Th. 10-11

    Kolon distal, rektum, ginjal, ureter,

    dan testis

    n. splanknikus kaudal Th. 11-L1

    Buli-buli, rektosigmoid Pleksus hipogastrik S2-S3

    b. Nyeri Somatik

    Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf

    tepi, dan luka pada dinding perut. Nyeri dirasakan seperti ditusuk atau disayat, dan

    pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari. Rangsang yang

    menimbulkan nyeri ini berupa rabaan, tekanan, rangsang kimiawi atau proses

    radang.Gesekan antara visera yang meradang menimbulkan rangsang peritoneum dan

    menyebabkan nyeri. Perdangannya sendiri maupun gesekan antar kedua

    peritoneum menyebabkan perubahan intensitas nyeri. Gesekan inilah yang

    menjelaskan nyeri kontralateral pada apendisitis akut.

    Letak nyeri somatik :

    Letak Organ

    Abdomen kanan atas Kandung empedu, hati, duodenum,

    pankreas, kolon, paru, miokardEpigastrium Lambung, pankreas, duodenum, paru,

    kolon

    Abdomen kiri atas Limpa, kolon, ginjal, pankreas, paru

    Abdomen kanan bawah Apendiks, adneksa, sekum, ileum,

    ureter

    Abdomen kiri bawah Kolon, adneksa, ureter

    Suprapubik Buli-buli, uterus, usus halus

    Periumbilikal Usus halus

    Pinggang/punggung Pankreas, aorta, ginjal

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    9/18

    2. Hiperplasia

    3.

    Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

    4. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari

    masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau

    lunak.

    5. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.

    6. Biasa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.

    7.

    Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe.

    8. Anoreksia, mual, muntah.

    9. Penurunan berat badan

    F. KOMPLIKASI

    Obstruksi ureter atau vena cava inferior, hematuria

    Perdarahan sehingga terjadi anemia berat

    Konstipasi, udema, ileus, kebocoran anastomiosis.

    G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi:

    1. Marker tumor

    Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang dibentuk oleh

    tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.

    2. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)

    Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambaran

    berbagai struktur tubuh.

    3. CT Scan

    Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan

    untuk memberikan pandangan potongan melintang.

    4. Flouroskopi

    Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;

    dapat ,mencakup penggunaan bahan kontras.

    5. Ultrasound

    Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,

    digunakan untuk mengkaji jarinagn yang dalam di dalam tubuh.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    10/18

    6. Endoskopi

    Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran denagan memasukan suatu ke

    dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan,

    aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.

    7.

    Pencitraan kedokteran nuklir

    Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti

    dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope (Smeltzer,

    Suzanne C.2001).

    H. PENATALAKSANAAN MEDIK

    1.

    Pembedahan

    Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atautotal, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.

    2. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus

    menjalani laparatomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus

    menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan

    adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis (Smeltzer, Suzanne C.

    2001)

    3.

    Radioterapi

    Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan

    tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy

    yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam

    spektrum elektromagnetik.

    4. Kemoterapi

    Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,

    untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi

    dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang

    tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.

    5. Bioterapi

    Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker

    dengan menstimulasi system imun (biologic response modifiers/BRM) berupa

    antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin (Danielle

    Gale. 2000).

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    11/18

    BAB II

    ASUHAN KEPERAWATAN

    A. PENGKAJIAN

    Data dasar pengkajian klien :

    1.

    Aktivitas istirahat

    Gelaja : kelemahan dan keletihan

    2. Sirkulasi

    Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.

    Kebiasaan : perubahan pada TD

    3.

    Integritas ego

    Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan

    Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah

    4.

    Eliminasi

    Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada

    defekasi.

    Perubahan eliminasi urinarius misalnya nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,

    hematuria, sering berkemih.

    Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

    5.

    Makanan/cairan

    Gejala : kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).

    Anoreksisa, mual/muntah.

    Intoleransi makanan

    Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot.

    Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema.

    6.

    Neurosensori

    Gejala : pusing, sinkope.

    7. Nyeri/kenyamanan

    Gejala : ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

    8. Pernafasan

    Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan serumah yang merokok)

    Pemajanan asbes.

    9.

    KeamananGejala : pemajanan bahan kimia toksik. Karsinogen

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    12/18

    10.Pemajanan matahari lama/berlebihan.

    Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi.

    11.Seksualitas

    Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat

    kepuasan.

    12.Interaksi social

    Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Pre operasi

    1. Ketakutan/ansietas b/d perubahan status kesehatan.

    2. Nyeri (akut) b/d proses penyakit

    3. Kurang pengetahuan mengenai prognosis dan kebutuhan pengobatan.

    Post operasi

    1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan

    pembedahan.

    2.

    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.

    3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.

    4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

    C. RENCANA KEPERAWATAN

    Pre operasi

    1.

    Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

    Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan klien berkurang

    Kriteria hasil :

    a.

    Berkurangnya rasa takut

    b.

    Tampak rileks

    Intervensi Rasional

    a. Kaji penyebab dari kecemasan klien.

    b.

    Dorong klien untuk mengungkapkan

    pikiran dan perasaan.

    c.

    Berikan lingkungan terbuka dimana

    klien merasa aman untuk

    mendiskusikan perasaannya.

    a. Mempermudah perawat melakukan

    intervensi yang tepat.

    b.

    Memberikan kesempatan untuk

    memeriksa takut realistis serta

    kesalahan konsep tentang diagnosis.

    c.

    Membantu klien untuk merasa

    diterima pada adanya kondisi tanpa

    perasaan dihakimi dan

    meningkatkan rasa terhormat.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    13/18

    d. Pertahankan kontak sesering mungkin

    dengan klien.

    e. Bantu klien/keluarga dalam

    mengenali dan mengklasifikasikan

    rasa takut untuk memulai

    mengembangkan strategi koping.

    d. Memberikan keyakinan bahwa klien

    tidak sendiri atau ditolak.

    e. Dukungan dan konseling sesering

    diperlukan untuk memungkinkan

    individu mengenal dan menghadapi

    rasa takut.

    2.

    Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

    Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri terkontrol atau berkurang

    Hasil yang diharapkan :

    a.

    Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang

    b. Ekspresi wajah tampak rileks

    Intervensi Rasional

    a.

    Tentukan riwayat nyeri misalnyalokasi, durasi dan skala

    b.

    Berikan tindakan kenyaman dasar

    misal: massage punggung dan

    aktivitas hiburan misalnya music.

    c.

    Dorong penggunaan keterampilan

    manajement nyeri misalnya relaksasi

    napas dalam.

    d. Kolaborasi pemberian analgetik

    sesuai indikasi

    a.

    Informasi memberikan data dasaruntuk mengevaluasi kebutuhan /

    keefektifan intervensi.

    b.

    Dapat meningkatkan relaksasi

    c.

    Memungkinkan klien untuk

    berpartisipasi secara aktif dalam

    meningkatkan rasa control.

    d. Analgetik dapat menghambat

    stimulus nyeri.

    3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi

    Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mengungkapkan

    informasi akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan

    Intervensi Rasional

    a. Review pengertian klien dan

    keluarga tentang diagnosa,

    pengobatan dan akibatnya.

    b. Tentukan persepsi klien tentang

    penyakit dan pengobatannya,

    ceritakan pada klien tentang

    pengalaman klien lain yang

    menderita penyakit yang sama

    c. Beri informasi yang akurat dan

    faktual. Jawab pertanyaan secara

    spesifik, hindarkan informasi yang

    tidak diperlukan.d. Berikan bimbingan kepada

    klien/keluarga sebelum mengikuti

    a. Menghindari adanya duplikasi dan

    pengulangan terhadap pengetahuan

    klien.

    b. Memungkinkan dilakukan

    pembenaran terhadap kesalahan

    persepsi dan konsepsi serta

    kesalahan pengertian.

    c. Membantu klien dalam memahami

    proses penyakit.

    d. Membantu klien dan keluarga

    dalam membuat keputusan

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    14/18

    prosedur pengobatan, therapy yang

    lama, komplikasi. Jujurlah pada

    klien.

    e. Anjurkan klien untuk memberikan

    umpan balik verbal dan mengkoreksi

    miskonsepsi tentang penyakitnya.f. Review klien /keluarga tentang

    pentingnya status nutrisi yang

    optimal.

    g. Anjurkan klien untuk mengkaji

    membran mukosa mulutnya secara

    rutin, perhatikan adanya eritema,

    ulcerasi.

    h.

    Anjurkan klien memelihara

    kebersihan kulit dan rambut.

    pengobatan.

    e. Mengetahui sampai sejauhmana

    pemahaman klien dan keluarga

    mengenai penyakit klien.f. Meningkatkan pengetahuan klien

    dan keluarga mengenai nutrisi yang

    adekuat.

    g. Mengkaji perkembangan proses-

    proses penyembuhan dan tanda-

    tanda infeksi serta masalah dengan

    kesehatan mulut yang dapat

    mempengaruhi intake makanan dan

    minuman.

    h.

    Meningkatkan integritas kulit dan

    kepala.

    Post operasi

    1.

    Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan

    pembedahan.

    Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan voume cairan seimbang.

    Kriteria hasil :

    membrane mukosa lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil

    dan haluaran urien adekuat.

    Intervensi Rasional

    a. Monitor intake dan output termasuk

    keluaran yang tidak normal seperti

    emesis, diare, drainase luka. Hitung

    keseimbangan selama 24 jam.

    b. Timbang berat badan jika

    diperlukan.

    c.

    Monitor vital signs. Evaluasi pulse

    peripheral, capilarry refil.

    d. Kaji turgor kulit dan keadaan

    membran mukosa. Catat keadaan

    kehausan pada klien.

    e.

    Anjurkan intake cairan samapi 3000ml per hari sesuai kebutuhan

    a. Pemasukan oral yang tidak adekuat

    dapat menyebabkan hipovolemia.

    b. Dengan memonitor berat badan

    dapat diketahui bila ada

    ketidakseimbangan cairan.

    c.

    Tanda-tanda hipovolemia segera

    diketahui dengan adanya takikardi,

    hipotensi dan suhu tubuh yang

    meningkat berhubungan dengan

    dehidrasi.

    d. Dengan mengetahui tanda-tanda

    dehidrasi dapat mencegah terjadinya

    hipovolemia.

    e.

    Memenuhi kebutuhan cairan yangkurang.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    15/18

    individu.

    f. Observasi kemungkinan perdarahan

    seperti perlukaan pada membran

    mukosa, luka bedah, adanya

    ekimosis dan pethekie.

    g.

    Hindarkan trauma dan tekanan yangberlebihan pada luka bedah.

    Kolaboratif

    h. Berikan cairan IV bila diperlukan.

    i. Berikan therapy antiemetik.

    j. Monitor hasil laboratorium : Hb,

    elektrolit, albumin

    f. Segera diketahui adanya perubahan

    keseimbangan volume cairan.

    g.

    Mencegah terjadinya perdarahan.

    h. Memenuhi kebutuhan cairan yang

    kurang.

    i. Mencegah/menghilangkan mual

    muntah.

    j. Mengetahui perubahan yang terjadi.

    2.

    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.

    Tujuan : Nyeri dapat berkurang

    Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspres wajah normal.

    Intervensi Rasional

    a.Kaji nyeri meliputi lokasi, tempat,

    faktor pencetus, durasi, dan kualitas.

    b.Observasi isyarat ketidaknyamanan

    non verbal.

    c.Ajarkan penggunaan teknik non

    farmakologis: teknik relaksasi napas

    dalam selama aktivitas yang

    menyakitkan dan sebelum nyeri

    meningkat.

    d.Berikan informasi tentang nyeri,

    seperti penyebab nyeri, seberapa lama

    akan berlangsung, dan antisipasi

    ketidaknyamanan.

    e.

    Kolaborasi pemberian analgesik.

    a.Mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan

    intervensi.

    b.Bermanfaat dalam mengevaluasi

    nyeri, menentukan pilihan intervensi,

    menentukan efektivitas terapic.Membantu untuk memfokuskan

    kembali perhatian dan membantu

    pasien untuk mengatasi nyeri/rasa

    tidak nyaman secara lebih efektif.

    d.Memberikan kesempatan untuk

    pemberian analgesik sesuai waktu

    (membantu dalam meningkatkan

    kemampuan koping pasien dan dapat

    menurunkan ansietas).

    e.

    Efek analgetik yaitu memblok

    stimulus nyeri disistem saraf pusat.

    3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.

    Tujuan : infeksi tidak terjadi.

    Kriteria: Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda-tanda

    infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).

    Intervensi Rasional

    a. Cuci tangan sebelum melakukan a. Mencegah terjadinya infeksi silang.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    16/18

    tindakan. Pengunjung juga

    dianjurkan melakukan hal yang

    sama

    b. Jaga personal hygine klien dengan

    baik.

    c.

    Monitor temperatur

    d. Kaji semua sistem untuk melihat

    tanda-tanda infeksi

    e. Hindarkan/batasi prosedur invasif

    dan jaga aseptik prosedur

    Kolaboratif

    f. Monitor CBC, WBC, granulosit,

    platelets.

    g. Berikan antibiotik bila

    diindikasikan.

    b. Menurunkan/mengurangi adanya

    organisme hidup

    c.

    Peningkatan suhu merupakan tandaterjadinya infeksi

    d. Mencegah/mengurangi terjadinya

    resiko infeksi

    e. Mencegah terjadinya infeksi

    f. Segera dapat diketahui apabila

    terjadi infeksi.

    g. Adanya indikasi yang jelas sehingga

    antibiotik yang diberikan dapat

    mengatasi organisme penyebab

    infeksi.

    4.

    Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

    Tujuan :Nutrisi klien dapat terpenuhi.

    Kriteria: Klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB normal.

    Intervensi Rasional

    a.

    Monitor intake makanan setiap hari,apakah klien makan sesuai dengan

    kebutuhannya.

    b. Timbang dan ukur berat badan,

    ukuran triceps serta amati penurunan

    berat badan.

    c. Kaji pucat, penyembuhan luka yang

    lambat dan pembesaran kelenjar

    parotis.

    d.

    Anjurkan klien untuk

    mengkonsumsi makanan tinggi

    kalori dengan intake cairan yang

    adekuat. Anjurkan pula makanan

    kecil untuk klien.

    e. Kontrol faktor lingkungan seperti

    bau busuk atau bising. Hindarkan

    makanan yang terlalu manis,

    berlemak dan pedas.

    f.

    Ciptakan suasana makan yang

    a.

    Memberikan informasi tentangstatus gizi klien.

    b. Memberikan informasi tentang

    penambahan dan penurunan berat

    badan klien.

    c. Menunjukkan keadaan gizi klien

    sangat buruk.

    d.

    Kalori merupakan sumber energi.

    e. Mencegah mual muntah, distensi

    berlebihan, dispepsia yang

    menyebabkan penurunan nafsu

    makan serta mengurangi stimulus

    berbahaya yang dapat meningkatkan

    ansietas.

    f.

    Agar klien merasa seperti berada

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    17/18

    menyenangkan misalnya makan

    bersama teman atau keluarga.

    g. Anjurkan tehnik relaksasi,

    visualisasi, latihan moderate

    sebelum makan.

    h.

    Anjurkan komunikasi terbukatentang problem anoreksia yang

    dialami klien.

    Kolaboratif

    i. Amati studi laboraturium seperti

    total limposit, serum transferin dan

    albumin

    j. Berikan pengobatan sesuai indikasi

    Phenotiazine, antidopaminergic,

    corticosteroids, vitamins khususnya

    A,D,E dan B6, antacida

    k. Pasang pipa nasogastrik untuk

    memberikan makanan secara enteral,

    imbangi dengan infus.

    dirumah sendiri.

    g. Untuk menimbulkan perasaan ingin

    makan/membangkitkan selera

    makan.

    h.

    Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan

    klien).

    i. Untuk mengetahui/menegakkan

    terjadinya gangguan nutrisi sebagi

    akibat perjalanan penyakit,

    pengobatan dan perawatan terhadap

    klien.

    j. Membantu menghilangkan gejala

    penyakit, efek samping dan

    meningkatkan status kesehatan

    klien.

    k. Mempermudah intake makanan dan

    minuman dengan hasil yang

    maksimal dan tepat sesuai

    kebutuhan.

  • 8/21/2019 1. Lp Tumor Abdomen

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Hidayat, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

    Doenges, E.M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi 3). Jakarta : EGC

    Elizabet J. Corwin. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

    Gale, Danielle RN, MS. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC

    Smelster Suzanne, C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta : EGC

    (http://tumor.abdomen.htm)