1. Konsep Mutu Dan Keselamatan Pasien
-
Upload
mursal-sigli -
Category
Documents
-
view
639 -
download
174
description
Transcript of 1. Konsep Mutu Dan Keselamatan Pasien
KONSEP MUTUDANPENGANTARAKREDITASI PUSKESMASDAN FKTP
Tim Fasilitator 1. Nama: dr. C. Tjahjono Kuntjoro MPH, DrPH
Konsultan manajemen mutu PKMK-FK UGM
2. Nama: dr. Soenoe Juwana MKes, MMR Konsultan, Purna tugas Widyaiswara Bapelkes Salaman
3. Nama: dr. Lina Kurniawati MPH Konsultan, Purna tugas Ka Badan KB & PP Kab Purworejo
4. Nama: Djemingin Pamungkas MKes Jabatan:
Konsultan, Purna tugas Widyaiswara BPTPK Provinsi Jawa Tengah
Basic Concepts:Client Centered CareAccessQuality – Quality
assurance/quality management
Safety (pmk 1691/2011) – Risk management
Pengertian mutu Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984) Mutu adalah memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan melalui perbaikan sluruh proses secara berkelanjutan (Zimmerman) Donabedian: Tidak dapat dibuat satu definisi ttg mutu Donabedian mengusulkan definisi sbb:
The absolutist definition: the possibility of benefit and harm to health as valued by practitioner, with no attention to cost Defisini absolut: kemungkinan terjadinya manfaat atau cedera terhadap kesehatan sebagaimana dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa mempertimbangkan biaya
The individualized definition: the patient’s expectations of benefit and/or harm and other undesired consequences Defisini individual: ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau terjadinya cedera dan konsekuensi yang tidak diharapkan
The social definition: the cost of care, the benefit/harm continuum, distribution of health care as valued by the population in general Definisi sosial: biaya pelayanan, manfaat atau cedera yang terjadi sepanjang proses pelayanan, distribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dinilai oleh masyarakat secara umum.
Mutu (Kemenkes) Mutu pelayanan kesehatan
adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien (pengguna) sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan
Perspektif mutu Mutu dapat ditinjau dari berbagai
perspektif yang berbeda: baik dari perspekstif penerima
pelayanan kesehatan, profesi tenaga pelaksana pelayanan
kesehatan pengelola program/sarana kesehatan, penyandang dana, pembuat dan pelaksana kebijakan
pelayanan kesehatan
Manajemen mutu
Manajemen Mutu (Quality Management) adalah seluruh aktivitas kegiatan fungsi manajemen dari kebijakan, tugas dan tanggung jawab yang dituangkan dalam bentuk: perencanaan mutu (quality planning), kendali mutu (quality control)/jaminan mutu (quality assurance) dan peningkatan mutu (quality
improvement) ,serta kendali biaya dalam satu sistem mutu.
Akses thd pelayanan
Keefektifan
Efisiensi
Keamanan
Kelangsungan layanan
Kompetensi tehnis
Kenyamanan
Hub. Antar manusia
Dimensi Mutu (WHO)
Access
Relevant to need
Effectiveness
Equity
Acceptability
Efficiency & Economy
Dimensi Mutu (Maxwell)
Trilogy Juran Quality planning Quality control Quality improvement
Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita bermutu, maka mutu perlu direncanakan, dikendalikan, dan secara berkelanjutan ditingkatkan atau disempurnakan
Standar mutu (Donabedian)
Standar strukturStandar prosesStandar outcome
Menurut Donabedian: perlu dilakukan standardisasi agar pelayanan yang kita berikan bermutu. Standar meliputi:
standar struktur/input, standar proses, dan standar outcome/hasil
14 Prinsip Deming 1. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secarakonsisten hendak dicapai 2. Menerapkan filosofi mutu 3. Mengurangi ketergantungan pada pengawasan 4. Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama” 5. Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan produksi 6. Pendidikan dan pelatihan karyawan 7. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen thd mutu 8. Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja 9. Menghilangkan barier antar unit kerja 10. Membatasi slogan 11. Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target 12. Menghilangkan hambatan thd kepuasan kerja 13. Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang membangun 14. Melaksanakan proses perubahan
14 langkah Crosby 1. Komitmen manajerial 2. Pembentukan Kelompok Kerja Mutu 3. Pengukuran 4. Penetapan biaya mutu 5. Kembangkan kesadaran akan mutu 6. Lakukan tindakan koreksi 7. Perencanaan cacat nihil (zero defect) 8. Pendidikan dan pelatihan 9. Penetapan hari bebas cacat (zero defect) 10. Penetapan tujuan yang jelas 11. Hilangkan penyebab terjadinya
penyimpangan 12. Penghargaan 13. Pembentukan dewan mutu 14. Lakukan sebagai kegiatan yang
berkesinambungan
DOING THINGSCHEAPER
(EFFICIENCY)
DOING THINGS BETTER
(QUALITY IMPROVEMENT)
DOING THINGS RIGHT
DOING THERIGHT THINGS
(EFFECTIVENESS)
DOING THE RIGHT THINGS
RIGHT
1970 1980 1990 2000 ABAD 21
EVOLUSI PRINSIP MANAJEMEN
DOING THE RIGHT THINGS
RIGHT BY DEFAULT
8 Prinsip dasar peningkatan mutu
Pusat perhatian pada pelanggan (client centered)
Kepemimpinan Keterlibatan personil Pendekatan proses Pendekatan sistem untuk
pengelolaan Peningkatan
berkesinambungan Pembuatan keputusan
berdasarkan fakta Hubungan saling
menguntungkan dengan rekanan
Mutu pelayanan puskesmas
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
mutu
SISTEM PELAYANA
N
Mutu pelayanan puskesmas
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
mutu
SISTEM PELAYANA
NSistemManajeme
n
MASALAH
MUTUVARIASIPROSES
Penyebab masalah mutu:Variasi Proses
Proses tidak diukur dg baik1
Proses tidak dimonitor dg baik2
Proses tidak dikendalikan dg baik3
Proses tidak dipelihara dg baik4
Proses tidak disempurnakan5
Proses tidak didokumentasi dg baik6
Mutu pelayanan puskesmas
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
KomitmenLeadership
SISTEM PELAYANA
N-Struktur-Proses
-Outcome
MengukurMemonitor
MengendalikanMemelihara
MenyempurnakanMendokumentasikan
Sistem Manajemen Mutu
menyempurnakan
mengukurmemonitor
mengendalikan
memelihara
Sistem Manajemen
Mutu
Mutu pelayanan puskesmas
SISTEM MANAJEMEN
MUTU
KomitmenLeadership
SISTEM PELAYANA
N-Struktur-Proses
-Outcome
MengukurMemonitor
MengendalikanMemelihara
MenyempurnakanMendokumentasikan
Mengukur
Memonitor
Mengendalikan
Memelihara
Menyempurnakan
Indikator
Standar/SPO
Ringkas, Rapih, Resik, Rawat,
Rajin
CQI:Siklus PDCA
KESELAMATAN PASIEN
PRIMUM, NON NOCEREFIRST, DO NO HARM
HIPPOCRATES’S TENET (460-335 BC)
Pengertian Patient Safety
Keselamatan pasien (patient safety) : reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003)
Source – The Philadelphia Inquirer
Crisis In Health Care
Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
Medical Errors Cost U.S. $8.8 Billion, result in 238,337 potentially preventable deaths,according to HealthGrades StudyTop-Performing Hospitals have 43 Percent Lower Incidence RateCompared with Poorest Performers
Studi di Amerika 2004 – 2006:
Wayne Jowett, Kehilangan Nyawa Akibat Dokter Salah Suntik ..!
Wayne meninggal dunia di “Queen’s Medical Center”, Nottingham, Wayne meninggal dunia di “Queen’s Medical Center”, Nottingham, Inggris, tepat pukul 8 pagi, setelah obat kemoterapi “Vincristine” Inggris, tepat pukul 8 pagi, setelah obat kemoterapi “Vincristine” yang seharusnya disuntikkan i.v, oleh dokter disuntikkan yang seharusnya disuntikkan i.v, oleh dokter disuntikkan intrathecal. Yang seharusnya disuntikkan intrathecal adalah intrathecal. Yang seharusnya disuntikkan intrathecal adalah cytosinecytosine
Dr. Feda Mulhem dikenai hukuman 8 bulan penjara atas Dr. Feda Mulhem dikenai hukuman 8 bulan penjara atas pembunuhan tak direncanakan --ditambah 10 bulan penjara atas pembunuhan tak direncanakan --ditambah 10 bulan penjara atas tuduhan lainnya, menyebabkan kematian pada pasien muda, tuduhan lainnya, menyebabkan kematian pada pasien muda, Wayne Jowett.Wayne Jowett.
BBC, Kamis, 02 Oktober 2003, 8:22 WIBBBC, Kamis, 02 Oktober 2003, 8:22 WIB
Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
Slide: Djasri, Hanevi, 2008
nursing caremedical care
Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan kesehatan(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management Handbook, pp 100-104, 2004)
Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga
kesehatan yang lain Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana Risiko financial Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait
dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb)
Risiko pada saat akses ke faskes
AksesKegagalan melakukan akses Keterlambatan aksesSalah menuju/memilih tempat pelayanan
Risiko pada saat pendaftaran
PendaftaranKekeliruan identitas
rekam medisRekam medis tidak ditemukan, dibuatkan rekam medis baru, Kartu identitas tertukar, Rekam medis tertukar
Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana asuhan
Pengkajian &PenyusunanRencana asuhan
Salah diagnosisSalah baca hasil pemPenunjangSalah interpertasi hasilSalah menyusun rencanaterapi
Risiko pada Tindakan danPemberian obatPelaksanaan asuhan tidak
sesuai rencana asuhanKekeliruan dalam melakukan tindakan medik/keperawatanKekeliruan dalam menyediakan diitKekeliruan dalam penulisan resep, penyediaan obat, pemberian obat yang tidak perlu, tidak memberikan obat yang diperlukan, peracikan obat, informasi ttg obat, dsbPemberian pelayanan yang tidak bersih, Pemberian terapi yang tidak dimonitor
Risiko pada saat Evaluasi dan tindak lanjut
Risiko pada saat kembali ke rumah/masya-rakat
SafetySafety
ofofTheThe
PatientPatient
of of TheThe
FacilitiesFacilities
ofofTheThe
BusinessBusiness
of of The Envir-The Envir-
onmentonment
ofofTheThe
Health CareHealth CareWorkerWorker
Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
Keselamatan Pasien di Sarana Pelayanan Kesehatan:Upaya upaya yang dirancang untuk: mencegah terjadinya “adverse outcomes/events” (hasil/kejadian yang tidak diharapkan, yang disebaBkan bukan oleh kondisi pasien) sebagai akibat “tindakan yang tidak aman” atau “kondisi laten”
Beberapa definisi Adverse event (Kejadian tidak
diharapkan=KTD): injury caused by medical management rather than by the underlying condition of the patient
Kejadian Tidak Cedera (KTC) Near miss (Kejadian nyaris cedera=KNC): suatu
kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui atau upaya pencegahan segera dilakukan
Kondisi Potensial Cedera (KPC): suatu keadaan yang mempunyai potensi menimbulkan cedera
Penyebab terjadinya kejadian tidak diharapkan (KTD=Adverse event)
Tindakan yang tidak aman (unsafe act): Human error:
Slips: error sebagai akibat kurang/teralihnya perhatian atau salah persepsi)
Lapses: error yang terkait dengan kegagalan memori lupa/tdk ingat)
Mistakes: Kesalahan yang terkait dengan proses mental dalam assessment informasi yang tersedia, kesalahan dalam merencanakan asuhan, kesalahan dalam menetapkan tujuan, kesalahan dalam mengambil keputusan klinis
Violation (pelanggaran) Sabotage (sabotase) (Reason, 1997)
Kondisi laten (latent condition): Sistem yang kurang tertata yang menjadi
predisposisi terjadinya error Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan
(Reason, 1997)
Situasi/kondisi yang memudahkan terjadi medical error
Tekanan waktu Lingkungan kerja yang tidak menentu Beban kerja yang tinggi Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum
pernah sebelumnya Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus
setiap saat Petunjuk yang meragukan/tidak tepat Terlalu percaya diri Komunikasi yang tidak memadai Lingkungan kerja dg stress tinggi
Multi-Causal Theory “Swiss Multi-Causal Theory “Swiss Cheese” diagram (Reason, 1991)Cheese” diagram (Reason, 1991)
Error dapat terjadi dalam bentuk tindakan:Melakukan yang semestinya tidak dilakukan (commission)atauTidak melakukan yang semestinya dilakukan (omission)
Proses manajemen risikoMenetapkan lingkup
Manajemen risiko
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Tindakan/treatment terhadap
risiko
Komunikasidan
Konsultasipd
stakeholders
Monitoring,auditdan
Tinjauan(review)
Dukunganinternal
Kajian risiko (risk assessment)
tdkya
Health care regulation(Nihal Hafez, 1997)
SUATU AKSI SOSIAL YANG DILAKUKAN (OLEH PEMERINTAH) UNTUK MEMPENGARUHI SECARA LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERILAKU DAN FUNGSI TENAGA KESEHATAN DAN/ATAU ORGANISASI KESEHATAN
49
Mekanisme regulasi kesehatan
Perijinan (lisensi)SertifikasiAkreditasiPeraturan Perundangan
50
51ProsesProses PelaksanaPelaksana Sasaran evaluasiSasaran evaluasi Komponen Komponen persyaratanpersyaratan
StandardStandard
Akreditasi Akreditasi (sukarela), contoh: (sukarela), contoh: akreditasi RS, yan akreditasi RS, yan med dasarmed dasar
Lembaga yang Lembaga yang diakui, biasanya diakui, biasanya LSMLSM
Organisasi atau Organisasi atau sebagian fungsi sebagian fungsi organisasiorganisasi
Kepatuhan pada Kepatuhan pada standar, on-site standar, on-site evaluation, kepatuhan evaluation, kepatuhan tsb tidak diharuskan tsb tidak diharuskan oleh hukumoleh hukum
Standar maksimal Standar maksimal yang dapat dicapai yang dapat dicapai untuk memacu untuk memacu perbaikan mutu yang perbaikan mutu yang kontinyukontinyu
LisensiLisensi (wajib): (wajib): lisensi tenaga lisensi tenaga kesehatan, lisensi kesehatan, lisensi fasilitas pelayananfasilitas pelayanan
Pemerintah atau Pemerintah atau konsilkonsil
Individu atau Individu atau organisasiorganisasi
Bagian dari regulasi Bagian dari regulasi untuk menjamin untuk menjamin kompetensi minimumkompetensi minimumBagian dari regulasi Bagian dari regulasi untuk menjamin untuk menjamin standar minimal suatu standar minimal suatu fasilitas pelayananfasilitas pelayanan
Standar minimal untuk Standar minimal untuk melindungi pasien, melindungi pasien, menjamin keamanan, menjamin keamanan, dan meminimalkan dan meminimalkan resikoresiko
Sertifikasi Sertifikasi (sukarela/wajib): (sukarela/wajib): sertifikasi ATLS, sertifikasi ATLS, sertifikasi sertifikasi tehnologi tehnologi kesehatan, kesehatan, sertifikasi berbagai sertifikasi berbagai pusat di RSpusat di RS
Lembaga yang Lembaga yang diberi diberi kewenangan, kewenangan, pemerintah, atau pemerintah, atau LSMLSM
Individu/organisasiIndividu/organisasi Evaluasi persyaratan Evaluasi persyaratan yang ditetapkan, yang ditetapkan, pendidikan/pelatihan pendidikan/pelatihan tambahan, dan tambahan, dan kompetensi di bidang kompetensi di bidang tertentutertentuMenunjukkan bahwa Menunjukkan bahwa organisasi organisasi mempunyai mempunyai pelayanan, tehnologi pelayanan, tehnologi atau kapasitas khususatau kapasitas khusus
Standar lembaga Standar lembaga (misalnya ISO) untuk (misalnya ISO) untuk mengevaluasi mengevaluasi kepatuhan terhadap kepatuhan terhadap spesifikasi rancangan spesifikasi rancangan lembagalembaga
Definisi Akreditasi ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition
by a national healthcare accreditation body of the achievement of its accreditation standards by a healthcare organisation, demonstrated through an independent external peer assessment of that organisation’s level of performance in relation to the standards.
Akreditasi adalah pengakuan oleh public melalui lembaga akreditasi pelayanan kesehatan nasional pada suatu organisasi pelayanan kesehatan atas tingkat pencapaian terhadap standar akreditasi yang diwujudkan melalui penilaian eksternal oleh peer secara independen thd tingkat kinerja terkait dengan standar tsb.
AKREDITASI MERUPAKAN SALAH SATU BENTUK AUDIT
EKSTERNALUNTUK MENILAI SISTEM PELAYANAN DAN SISTEM
MUTU APAKAH SUDAH SESUAI DENGAN
STANDAR YG DITETAPKAN
Peraturan Perundangan
PedomanAcuan
Standar
PenyelenggaraanPelayanan(Produksi):-mengukur-memonitor
-mengendalikan-memelihara
-menyempurnakan-mendokumentasikan
OutcomePelayananKepuasan
Akreditasi
StandarAkreditasi
KebijakanPedomanKr.AcuanProsedurManual
AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Definisi:
Pengakuan terhadap Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter dan praktik dokter gigi yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama itu memenuhi standar pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah ditetapkan untuk meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
55
PUSKESMAS
InstrumenAkreditasi
KONSEP DASAR AKREDITASI PUSKESMAS
Badan Akreditasi
Survei Akreditasi Puskesmas
SERTIFIKAT
12
5
4
3
6
Memenuhi / Menerapkan / Comply
UU 29 / 2004 : Praktik KedokteranUU 36 / 2009 : KesehatanPP. 65/ 2005 : P edoman dan Penerapan SPM
Permenkes 741/2008 : SPM Bid. Kes Kab/kotaKep menkes 128/2004, : Kebijakan Dasar PKMKep menkes 374/2009 : SKN 2009
STANDAR
Dimodifikasi dari Nico A. Lumenta
UU 29/2004 : PRAKTIK KEDOKTERNUU 36/2009 : KESEHATANPP 65/2005 : PEDOMAN DAN PENERAPAN SPMPERPRES 72/2012 : SKNPERMENKES 741/2008 : SPM Bid KES Kab/KotaKEPMENKES 128/2004 : KEBIJAKAN DASAR PKM
UU 29/2004 : PRAKTIK KEDOKTERANUU 36/2009 : KESEHATANPP 65/2005 : PEDOMAN & PENERAPAN SPMPERPRES 72/2012 : SKNPERPRES 12/ 2013 : JKNPERMENKES 741/2008 : SPM BID. KESKEPMENKES 128/2004 : KEBIJAKAN DASAR PKM
KONSEP DASAR AKREDITASI FASYANKES PRIMER
UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; UU RI No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah UU RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan ; Perpres N0 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 -2019 Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada JKN Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik Permnekes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Renstra Kemenkes
2015 -2019
BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA : Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja
melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta penerapan manajemen risiko
BAGI BPJS KESEHATAN : Sebagai syarat recredensialing FKTP
BAGI FKTP : 1. Memberikan keunggulan kompetitif2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .3. Meningkatkan pendidikan pada staf 4. Meningkatkan pengelolaan risiko 5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf 6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)1. Memperkuat kepercayaan masyarakat 2. Adanya Jaminan Kualitas
MANFAAT AKREDITASI FKTP57
AKREDITASI FKTP
1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN2. UKM3. LAYANAN KLINIS (UKP)
776 EP
1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN2. LAYANAN KLINIS
503 EP
1. ADIMINISTRASI MANAJEMEN2. LAYANAN KLINIS
234 EP
Akreditasi Puskesmas
Pelayanan UKP
Penyelenggaraan UKM Puskesmas
Administrasi manajemenPuskesmas
PelayananPelayananYangYang
diakreditasidiakreditasi
Standar akreditasi puskesmas disusun dalam 9 bab, dengan 776 elemen penilaian (EP):
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EPBab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121 EPBab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EPBab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS) dengan 53 EPBab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat (KMUKM) dengan 101 EPBab VI. Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) dengan 29 EPBab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EPBab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EPBab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP) dengan 58 EP
4 Bab standar akreditasi klinik (TOTAL 503 EP) Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) : 122 EP Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) : 151
EP Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK): 172
EP Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) :
58 EP
Standar akreditasi Praktik Dokter Mandiri (234 EP) Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik
Mandiri (KMPM) dengan 73 EP Bab II Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (LKPM) dengan 161 EP
Struktur standar
Bab:Standar:
Kriteria :Pokok Pikiran :
Elemen Penilaian
1. BAB I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) Standar1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan PuskesmasKebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas diidentifikasi dan tercermin dalam Upaya Puskesmas. Peluang untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan diidentifikasi dan dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Kriteria 1.1.1Di Puskesmas ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat dan dilakukan kerja sama untuk mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan harapan masyarakat akan pelayanan Puskesmas yang dituangkan dalam perencanaan. Maksud dan Tujuan: Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu menetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat.Penilaian kebutuhan masyarakat dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan sektor terkait dan kegiatan survei mawas diri, serta memerhatikan data surveilans untuk kemudian dilakukan analisis kesehatan komunitas (community health analysis) yang menjadi bahan untuk penyusunan rencana Puskesmas.Rencana Puskesmas …..dst
Elemen Penilaian:1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan berdasarkan prioritas2. Tersedia informasi tentang jenis pelayanan dan jadwal pelayanan.3. Ada upaya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.4. Ada Informasi tentang kebutuhan dan harapan masyarakat yang dikumpulkan melalui survey atau kegiatan lainnya.5. Ada perencanaan Puskesmas yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dan sektor terkait yang bersifat komprehensif, meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.6. Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab, dan Pelaksana Kegiatan menyelaraskan antara kebutuhan dan harapan masyarakat dengan visi, misi, fungsi dan tugas pokok Puskesmas
Bab IPersyaratan Umum Klinik
Standar
1.1. Persyaratan Pendirian dan Perijinan Klinik
Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
Persyaratan Lokasi
Kriteria
1.1.1. Lokasi pendirian Klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah
Maksud dan Tujuan:Pendirian Klinik perlu memperhatikan tata ruang daerah dan kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dengan jumlah penduduk.Analisis yang mempertimbangan tata ruang daerah dan rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk dituangkan dalam rencana strategik Klinik atau rencana pembangunan KlinikElemen Penilaian:
1. Dilakukan analisis terhadap pendirian Klinik yang mempertimbangkan tata ruang daerah dan rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan2. Pendirian Klinik mempertimbangkan tata ruang daerah3. Pendirian Klinik mempertimbangkan rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan4. Klinik memiliki perijinan yang berlaku
Cara penilaian
Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai: 0 = jika belum ada sama sekali atau
baru sebagian kecil ada ( 0% – 20 %) 5 = jika sebagian besar sudah dilaksanakan (20 – 79 %) 10 = jika sudah dilaksanakan (80 – 100
%)
Skor total untuk tiap kriteria =jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 % jumlah elemen pd tiap kriteria x 10
Skor total untuk tiap bab= jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 % jumlah elemen pd tiap bab x 10
Pelaksanaan survei Periksa dokumen yang menjadi regulasi: dokumen
eksternal dan internal Telusur:
Wawancara: Pimpinan puskesmas Penanggung jawab program Staf puskesmas Lintas sektor Masyarakat Pasien, keluarga pasien
Observasi: Pelaksanaan kegiatan Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan
(rekaman/records)
Agenda Pembahasan Standar dan Instrumen
Linatih akan dibagi dalam 3 kelas: Kelas A : Manajemen puskesmas Kelas B : Upaya Puskesmas Kelas C : Pelayanan Klinis Pembahasan terinci tiap Bab, Standar, Kriteria, dan Elemen
Penilaian (oleh Fasilitator) Penugasan diskusi:
Esensi dari tiap Bab Dokumen yang perlu dipersiapkan untuk dilihat dalam
waktu 2 jam kegiatan survey Butir-butir inti dari tiap Bab Antisipasi Daftar Pertanyaan yang akan digunakan sebagai
pemandu pada saat survey
Kegiatan Pokok bahasan
penugasan Waktu Jumlah NS
Nama NS
Workshop I
Standard an instrumen
SA, penyusunan dokumen
Mei 3 TjahjonoSoenoeLina
Workshop II
Pembahasan hasil SA dan rencana tindak lanjut
Tindak lanjut SA:Kelengkapan dokumenPerbaikan system
Juni 2 TjahjonoSoenoe
Workshop III
Progress tindak lanjut SA
Implementasi perbaikan
Juli akhir 2 DjeminginLina
Workshop IV
Progress perbaikan system dan implementasi
Perbaikan sesuai hasil workshop
September/Oktober
2 TjahjonoSoenoe
WorkshopV
SA pra akreditasi
Perbaikan hasil SA pra akreditasi, persiapan akreditasi
Oktober/November
2 DjeminginSoenoe