05. Proposal PSG
-
Upload
roy-bryanson-sihombing -
Category
Documents
-
view
171 -
download
18
description
Transcript of 05. Proposal PSG
Proposal Praktek Kerja Lapangan
“Metode Gaya berat : Akuisisi, Processing, dan Interpretasi”
Jurusan Teknik GeofisikaFakultas Teknik
Universitas Lampung2013
2013Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Email : [email protected] 1
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Praktek Kerja
Lapangan (PKL). Tidak lupa saya juga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan proses
pembuatan proposal ini.
Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil
bagi mahasiswa Strata-1(S1). Untuk itu kami memohon kepada instansi atau
perusahaan yang kami maksud agar bisa menerima kami untuk melakukan
Praktek Kerja Lapangan. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan
mahasiswa bisa mengaplikasikan teori yang sudah diperoleh selama kuliah pada
fenomena - fenomena nyata yang terjadi di alam.
Adapun metode yang akan digunakan disesuaikan dengan pembimbing
lapangan yang ada di perusahaan. Hal ini untuk mempermudah pekerjaan selama
Praktek Kerja Lapangan berlangsung. Waktu pelaksanaannya akan dilakukan pada
10 Maret sampai 10 April 2014.
Penyusun
Email : [email protected] 2
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
DAFTAR ISI
halamanKATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang..................................................................................... 41.2 Dasar Praktek Kerja Lapangan............................................................. 51.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................... 5
BAB II TEORI DASAR2.1 Metode Gaya Berat.............................................................................. 82.2 Konsep dasar Gaya Berat..................................................................... 8
2.2.1. Gaya Gravitasi (Newton Law).................................................... 82.2.2. Percepatan Gravitasi dan satuan nya........................................... 9
2.3 Koreksi-Koreksi dalam Metode Gaya Berat........................................ 102.3.1. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)................................... 102.3.2. Koreksi Apungan (Drift Correction).......................................... 112.3.3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)....................................... 122.3.4. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction).............................. 122.3.5. Koreksi Bouguer (Bouguer Correction)..................................... 122.3.6. Koreksi Medan (Terrain Correction)......................................... 13
2.4 Penentuan Densitas Pemukaan............................................................. 142.4.1. Metode Nettleton........................................................................ 142.4.2. Metode Parasnis.......................................................................... 15
2.5 Pemisahan Anomali Regional dan Residual........................................ 162.5.1. Anomali Bouguer Lengkap......................................................... 162.5.2. Analisa Spektrum........................................................................ 172.5.3. Pemisahan Anomali dengan metode MA dan SVD.................... 18
BAB III METODOLOGI PRAKTEK3.1 Lokasi, Waktu dan Tema Praktek.............................................................. 233.2 Metode Praktek.......................................................................................... 233.3 Kegiatan Praktek........................................................................................ 243.4 Diagram Alir ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
Email : [email protected] 3
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia (human resource) merupakan masalah yang
klasik dan hangat dibicarakan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah seperti seminar,
lokakarya simposium bahkan terkadang hadir dalam diskusi-diskusi lepas yang
melibatkan para pakar, cendekiawan, praktisi sampai dikalangan mahasiswa
dihampir seluruh pelosok negeri. Dari pertemuan-pertemuan tersebut hanya satu
kesimpulan yang dapat mereka tarik yaitu bahwa kualitas SDM kita masih sangat
rendah bila dibandingkan dengan negara-negara di dunia yang telah mengalami
kemajuan bukan hanya dalam sektor pendidikan namun secara koheren telah
merata di semua aspek kehidupan masyarakatnya baik itu di segi ekonomi, sosial
budaya dan sebagainya. Berdasarkan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang
Pendidikan Nasional dan Peraturan No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi,
menyatakan bahwa pendidikan tinggi terdiri dari pendidikan akademik dan
profesional. Sehingga perguruan tinggi harus mampu memenuhi kebutuhan
negara akan hal tenaga kerja yang profesional di bidangnya.
Sebagai salah satu jurusan yang ada di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik
Geofisika Universitas Lampung diharapkan mampu mencetak tenaga yang
terampil, berkualitas, dan kompetitif. Oleh sebab itu, semua mahasiswa wajib
mengikuti mata kuliah Praktek Kerja Lapangan sebesar 4 sks (1-3), yang
diharapkan nanti agar para mahasiswa mampu memperoleh ilmu secara langsung
di lapangan dari orang-orang yang terlatih di sebuah perusahaan sehingga tidak
hanya mengandalkan teori belaka.
Email : [email protected] 4
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode gaya berat dapat
digunakan baik dalam eksplorasi pada tahap pendahuluan maupun monitoring
pada tahap produksi, dapat digunakan pada lapangan hidrokarbon maupun
geothermal. Keunggulan dari metode ini adalah mampu menggambarkan dengan
jelas keadaan bawah permukaan berdasarkan rapat massa nya.
Dalam rangka merealiasikan tujuan tersebut diperlukan kerjasama antara
pihak Universitas dengan instansi yang terkait sebagai wadah bagi mahasiswa
untuk mengaplikasikan ilmu dan memberikan gambaran mengenai realita yang
akan dihadapi ketika menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Salah satu instansi
yang berkaitan adalah Pusat Survey Geologi, Badan Geologi Kementrian
ESDM, merupakan badan yang bergerak dalam survey geologi dan geofisika.
1.2. Dasar Praktek Kerja Lapangan
Dasar praktek kerja lapangan ini adalah :
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Kurikulum Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3. Praktek Kerja Lapangan adalah Mata Kuliah Wajib yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa Strata-1 (S-1).
1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah kurikulum dan kelulusan
di Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung.
2. Mengenal dan memperluas wawasan geofisika dengan metode gaya berat.
3. Mendapatkan pengalaman langsung dan aplikatif di lapangan.
4. Mengetahui peranan para geofisikawan dalam monitoring reservoir dalam
sebuah lapangan produksi panas bumi
Email : [email protected] 5
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
5. Sebagai studi perbandingan antara teori yang telah diperoleh dalam
pembelajaran di universitas dengan kenyataan yang ada di lapangan.
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Metode Gaya Berat
Metode Gaya berat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk
menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa
cebakan mineral dari daerah sekeliling (r = gram/cm3). Metode ini adalah metode
geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini
disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan
sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain.
Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat
alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mGal), dengan demikian anomali
kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode pengukuran data, harus dilakukan
dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat, (Sarkowi, 2009).
2.2. Konsep Dasar Gaya Berat
2.2.1. Gaya Gravitasi (Hukum Newton / Newton Law)
Teori yang mendukung Ilmu gravitasi terapan adalah hukum Newton (1687)
yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik antara dua partikel bergantung dari
jarak dan massa masing-masing partikel tersebut, yang dinyatakan sebagai berikut
Email : [email protected] 6
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Dimana :
F (r) : Gaya Tarik Menarik (N)
m1 , m2 : Massa benda 1 dan massa benda 2 (kg)
r : Jarak antara dua buah benda (m)
G : Konstanta Gravitasi Universal (6,67 x 10-11 m3 kg s-2
Gambar 1. Gaya Tarik menarik antara dua benda
2.2.2. Percepatan Gravitasi dan satuan nya
Newton juga mendefinisikan hubungan antara gaya dan percepatan. Hukum
II Newton tentang gerak menyatakan gaya sebanding dengan perkalian massa be-
nda dengan percepatan yang dialami benda tersebut.
Percepatan sebuah benda bermassa m2 yang disebabkan oleh tarikan benda
bermassa M1 pada jarak R secara sederhana dapat dinyatakan dengan :
Bila ditetapkan pada percepatan gaya tarik bumi persamaan di atas menjadi :
Dimana :
g : Percepatan gaya tarik bumi
M : Massa bumi
m : Massa benda
Email : [email protected] 7
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
F : Gaya berat
R : Jari-Jari bumi
Pengukuran percepatan gravitasi pertama kali dilakukan oleh Galileo, sehingga
untuk menghormati Galileo, kemudian didefinisikan :
1 Gall = 1 cm/s2 = 10-2 m/s2 (dalam c.g.s)
Satuan anomali gaya berat dalam kegiatan eksplorasi diberikan dalam orde miligal
(mGall) :
1 mGall = 10-3 Gall
1 μGall = 10-3 mGall = 10-6 Gall = 10-8 m/s2
Dalam satuan m.k.s, gravitasi diukur dalam g.u.(gravity unit) atau μm/s2 :
1 mGall = 10 g.u. = 10-5 m/s2
(Octonovrilna, 2009).
2.3. Koreksi – Koreksi dalam Metode Gaya berat
Dalam memproses data metode gaya berat, terdapat beberapa koreksi-
koreksi yang harus dilakukan untuk mereduksi noise-noise yang ditimbulkan,
adapun koreksi-koreksi tersebut antara lain :
2.3.1. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)
Koreksi Pasang Surut (Tidal) adalah koreksi yang disebabkan oleh efek
tarikan massa yang disebabkan oleh benda-benda langit, terutama bulan dan
matahari. Harga koreksi ini berubah-ubah setiap waktu secara periodik tergantung
dari kedudukan benda-benda langit tersebut. Koreksi ini merupakan gaya tarik
bulan dan matahari pada permukaan bumi maka harga tersebut ditambahkan pada
harga baca dan pengamatan, jika koreksi tersebut merupakan lawan dari gaya tarik
maka perlu dikurangkan. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan
Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program komputer. Secara
matematis, koreksi Tidal dapat dituliskan sebagai berikut :
Email : [email protected] 8
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Dengan :
gM : Komponen tegak pasang surut akibat bulan
gs : Komponen tegak pasang surut akibat matahari
ra : Jarak pusat bumi dan bulan
s : Jarak pusat bumi dan matahari
G : Konstanta Gravitasi Universal
Mm : Massa bulan
Ms : Massa Matahari
r : Jarak titik pengamatan ke pusat bumi
θ : Sudur Zenit Bulan ditentukan dengan :
λ : Bujur tempat pengamatan
θ : Sudut Geosentris Bulan
Ibulan : Inklinasi Bulan
lm : Bujur Orbit bulan
x : right ascention
γ : Sudut Zenit Matahari ditentukan dengan :
γ : Sudut Geosentris Matahari
Imatahari : Inklinasi Matahari
ls : Bujur Orbit Matahari
Sehingga besarnya nilai koreksi pasang surut adalah :
Gtidal = gm + gs
2.3.2. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Email : [email protected] 9
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi
alat (Gravimeter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena
gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami
goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada
alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan
metode looping, yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat (base station)
dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya
koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut :
Dimana :
DC : Drift Correction pada titik acuan pengamatan
gA : harga gravitasi di titik acuan waktu awal
gA’ : harga gravitasi di titik acuan waktu akhir
tA : waktu awal pengambilan data
tA’ : waktu akhir pengambilan data
tn : waktu pengamatan di titik pengamatan ke-n
2.3.3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang digunakan untuk mengoreksi gaya berat di setiap lintang
geografis (spheroid dan Geoid) karena gaya berat tersebut berbeda, yang
disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk elipsoid (akibat bentuk bumi
yang tidak bulat). Koreksi lintang dapat dilakukan dengan 2 cara yakni dengan
menggunakan diferensi IGRF67 (untuk derajat lintang/latitude) atau IGRF84 (Untuk
radian).
IGRF 67 :
IGRF 84 :
Email : [email protected] 10
Phone : 0857-897-33-697
gθ=978031 . 8(1+0 . 0053924 sin2 θ−0 . 0000059sin2 2θ )
g (ϕ )=978032 .7 (1+0 . 0053024 sin2 ϕ−0 .0000058 sin2 2 ϕ)
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
2.3.4. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)
Koreksi ini dilakukan untuk menghitung perubahan nilai gaya berat akibat
perbedaan ketinggian sebesar h dari pusat bumi dengan mengabaikan adanya
massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Adapun
persamaan dari koreksi udara bebas adalah :
gfa = 0.3087 x h mGall
2.3.5. Koreksi Bouguer (Bouguer Corretion)
Koreksi yang digunakan untuk menghilangkan perbedaan ketinggian dengan
tidak mengabaikan massa di bawahnya sehingga harga gaya berat akibat massa di
antara referensi antara bidang referensi muka air laut sampai titik pengukuran
sehingga nilai g.Observasi bertambah. Adapun persamaan koreksi bouguer :
BC = 0.04193 x ρ x h mGall
Massa jenis diatas dapat kita asumsikan sementara dengan nilai 2,67 gr/cc,
dan dengan menggunakan metode parasnis dan netletton kita diharapkan dapat
mengestimasi densitas untuk menentukan massa jenis sebenarnya sehingga
koreksi bouguer dan terrain dapat dilakukan, sehingga nilai anomali bouguer
lengkap dapat kita dapatkan.
2.3.6. Koreksi Medan (Terrain Correction)
Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa
disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan
mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut
sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi
medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat
Email : [email protected] 11
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Dimana :
g : Respon Gaya berat
G : Konstanta Gravitasi Universal
σ : Densitas
θ : Sudut Sector (radian)
r1 : jari-jari radius dalam
r2 : jari-jari radius luar
L : Ketinggian (untuk bukit nilai nya +, lembah -)
Koreksi medan dapat dihitung menggunakan template transparan, yang
disebut Hammer Chart, yang ditempatkan di atas peta topografi.
Gambar 2. Hammer Chart
2.4. Penentuan Densitas Permukaan
Rapat massa batuan merupakan besaran fisik yang sangat penting dalam
metode gaya berat. Pada perhitungan anomali bouguer diperlukan harga rapat
massa rata-rata di daerah survey. Untuk itu nilai densitas rata-rata di daerah
Email : [email protected] 12
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
tersebut harus ditentukan dengan baik. Beberapa cara yang digunakan untuk
menentukan rapat massa rata-rata yakni :
2.4.1. Metode Netletton
Metoda ini didasarkan pada pengertian tentang Koreksi Bouguer dan
Koreksi Medan dimana jika rapat massa yang digunakan sesuai dengan rapat
massa permukaan, maka penampang atau profile anomali gayaberat menjadi
‘smooth’.Dalam aplikasi, penampang dipilih melalui daerah topografi kasar dan
tidak ada anomali gayaberat target. Secara kuantitatif, estimasi rapat massa
permukaan terbaik dapat ditentukan dengan menerapkan korelasi silang antara
perubahan elevasi terhadap suatu referensi tertentu dengan anomali gayaberatnya.
Sehingga rapat massa terbaik diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai
dengan persamaan sebagai berikut :
dimana N adalah jumlah stasion pada penampang tersebut.
Prosedur Penentuan Densitas Permukaan Bouguer menggunakan metode
Netleton :
1. Plot Distribusi Titik Pengukuran Gayaberat
2. Buat peta topografi di daerah penelitian
3. Pilih titik-titik gayaberat yang relatif sejajar, selanjutnya dari titik-titik
tersebut diplot sebagai penampang.
4. Buatlah penampang peta topografi sesuai titik yang telah dipilih pada no.3
5. Hitung anomali Bouguer Lengkap dari titik-titik yang telah ditentukan pada
no. 3, dengan memasukkan densitas yang bervariasi (biasanya mulai dari
1.8 – 2.8 gr/cc)
6. Buatlah penampang anomali Bouguer berdasarkan data perhitungan no.5
7. Cari korelasi antara penampang topografi dengan penampang anomali
Bouguer untuk densitas yang bervariasi
Email : [email protected] 13
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
8. Korelasi terkecil antara penampang topografi dengan penampang anomali
Bouguer merupakan nilai densitas permukaan Bouguer.
Gambar 3. Grafik Hubungan Sebaran Penampang Anomali Bouguer dengan Penampang Topografi
2.4.2. Metode Parasnis
Estimasi rapat massa metoda ini diturunkan dari anomali gayaberat dituliskan
sebagai berikut :
dimana suku terakhir bagian kanan adalah koreksi medan dengan c nilai koreksi
medan sebelum dikalikan dengan rapat massa. Dari persamaan tersebut didapat :
Dari persamaan tersebut, maka rapat massa r dapat diperoleh dari gradien garis
garis lurus terbaik seperti diberikan pada Gambar 2 dimana CBA diasumsikan
sebagai penyimpangan terhadap garis lurus tersebut.
Email : [email protected] 14
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Gambar 4. Grafik yang menunjukkan hubungan antara
dan
Prosedure Penentuan Densitas Permukaan Bouguer menggunakan metode
Parasnis :
1. Siapkan data gayaberat yang akan dihitung nilai densitasnya
2. Hitung nilai (Gobs – gR +0.3085h) dan asumsikan sebagai sumbu Y
3. Hitung nilai ((2πγh))
4. Buatlah grafik hubungan antara (Gobs – gR +0.3085h) sebagai sumbu y dan
((2πγh)) sebgai sumbu x
5. Hitung gradien dari grafik pada langkah no 4.
6. Nilai densitas permukaan merupakan gradien dari grafik tersebut.
2.5. Pemisahan Anomali Regional dan Residual
2.5.1. Anomali Bouguer Lengkap
Anomali Bouguer adalah selisih antara harga gravitasi pengamatan dengan
harga gravitasi teoritis yang didefinisikan pada titik pengamatan bukan pada
bidang refrensi, baik elipsoid maupun muka laut rata-rata. Anomali Bouguer
Lengkap (CBA) dinyatakan sebagai anomali udara bebas dikurangi dengan
reduksi lempeng Bouguer dan reduksi Terrain yang dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut :
Peta Anomali CBA lazim digunakan untuk eksplorasi sumber daya alam
seperti cebakan mineral ekonomis, eksplorasi minyak dan gas bumi dalam rangka
Email : [email protected] 15
Phone : 0857-897-33-697
Δg ( x , y , z )=gobs−(g ( ϕ)−FAC+BC−TC )
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
memperlajari tatanan mineralisasi, cekungan sedimenter dan juga untuk
mempelajari geotektonik secara regional dan lain-lain.
2.5.2. Analisa Spektrum
Tujuan dari proses analisa spektrum adalah untuk menentukan jendela filter
yang akan digunakan dalam memisahkan anomali regional-residual. Dalam
analisis spektrum dilakukan proses transformasi Fourier untuk mengubah suatu
signal menjadi penjumlahan beberapa signal sinusoidal dengan berbagai
frekuensi. Hasil Transformasi Fourier dapat berupa spektrum amplitudo dan
spektrum phase. Melalui transformasi fourier nilai gaya berat, pada lintasan yang
ingin diperkirakan kedalaman nya, dapat diestimasi nilai bilangan gelombang (k)
dan amplitudo (A) yang dapat digunakan untuk menghitung lebar jendela filter
yang selanjutnya sebagai input data proses filtering (dalam pemisahan anomali
regional dan residual).
Blakely (1996) menurunkan spektrum dari potensial gaya berat yang
teramati pada suatu bidang horizontal,
F (U )−γμ F ( 1r)
F (1r )
❑
=2 πe|k|(z 0− z')
¿k∨¿¿
Dimana :
U : Potensial gaya berat
μ : Anomali Rapat massa
γ : Konstanta gaya berat
r : Jarak
Berdasarkan kedua persamaan di atas maka diperoleh :
F (U )❑=2πγμe|k|(z 0−z')
¿k∨¿¿
Sehingga Transformasi Fourier anomali gaya berat pada lintasan yang diinginkan
adalah :
Email : [email protected] 16
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
F ( gz )❑=γμF∂ 1∂ zr
¿ γμ∂
∂ zF ( 1
r)
F ( gz )❑=2 πγμ . e|k|(z 0− z')
Dimana :
gz : Anomali gaya berat
k : Bilangan Gelombang
z0 : Ketinggian titik amat
z : Kedalaman benda anomali
Bila distribusi densitas bersifat random dan tidak ada korelasi antara masing-
masing nilai gaya berat, maka μ=1, sehingga hasil transformasi Fourier anomali
gaya berat menjadi :
A = C e|k|(z0-z’)
Dimana :
A : Amplitudo
C : Konstanta
Selanjutnya dengan melogaritmakan hasil transformasi Fourier tersebut di atas,
maka diperoleh hubungan antara Amplitudo (A) dengan bilangan gelombang (k)
dan kedalaman (z0-z’) :
In A = (z0-z’) |k|
(Sarkowi, 2011).
2.5.3. Pemisahan Anomali Regional dan Residual dengan metode Moving
Average dan Second Vertical Derivative (SVD)
Anomali gaya berat yang terukur dipermukaan merupakan penjumlahan dari
semua kemungkinan sumber anomali yang ada di bawah permukaan dimana salah
satu nya merupakan target ‘event’ dari eksplorasi. Sehingga untuk kepentingan
interpretasi, target ‘event’ harus dipisahkan dari target lain nya. Jika target ‘event’
Email : [email protected] 17
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
adalah anomali resiudal, maka target lainnya adalah anomali regional dan noise
nya. Secara sederhana, dari segi lebar anomali, noise akan memiliki lebar anomali
lebih kecil dari target (residual), sedangkan regional lebih besar dari residual
berdasarkan kedalaman, noise akan lebih dangkal dari residual, sedangkan
regional lebih dalam, (Sarkowi, 2011).
Anomali regional berasosiasi dengan kondisi geologi umum yang dominan
pada daerah penelitian, biasanya dicirikan oleh anomali berfrekuensi rendah.
Anomali local/residual yang umumnya berfrekuensi tinggi mengandung informasi
mengenai sumber anomali dangkal. Penelitian ini mengaplikasikan kontinuasi ke
atas (upward continuation) dan filter panjang gelombang pada data geomagnetic
sintetik, (Effendi, 1976).
Untuk memisahkan anomali regional dan residual dari anomali bouguer
lengkap, dilakukan dengan dengan beberapa metode yang akan dijelaskan yakni
adalah metode moving average dan metode second vertical derivative.
a. Moving Average
Penurunan dengan metode ini adalah secara tidak langsung karena keluaran
dari moving average adalah regionalnya. Sehingga residual didapat dengan
mengurangkan regional nya terhadap anomali hasil pengukuran nya (data ini
sebagai input dalam prosesnya). Karakter dari teknik moving average jika
dianalisa dari spektrum nya, mirip dengan ‘low pass filter’, sehingga output dari
proses ini adalah frekuensi rendah dari anomali bouguer yang memperlihatkan
anomali regional nya. Selanjutnya anomali residual dihasilkan dengan
mengurangkan anomali regional terhadap anomali bouguernya.
Pemisahan anomali menggunakan moving average bersifat menapis anomali
gelombang frekuensi tinggi (high frekuensi filter), dia tidak menggeser fasa dan
merupakan filter bersegi siku (retangular filter) sehingga memenuhi persyaratan
untuk memproses data gayaberat daerah telitian. Persamaan moving average satu
dimensi dan satu jendela adalah :
Email : [email protected] 18
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Penapisan satu dimensi menggunakan dua jendela untuk memproses sekaligus
persamaan nya adalah :
Dimana :
α,β : lebar jendela penapisan (windows size)
Δg(x) : harga gaya berat pada titik amat
Δgα(x) : harga anomali residual sisa penapisan jendela α
N : Jumlah data yang di proses
Sedangkan harga moving average 2D untuk lebar window NxN adalah :
Dan kemudian anomali residual nya adalah :
Δgres(i,j) = Δg(i,j) - Δgreg(i,j)
Berdasarkan karakter spektrum dari filter ini, lebar window NxN
berbanding langsung dengan ‘low cut’ dari panjang gelombang atau ‘high cut’
frekuensi spasial dari ‘low pass filter’. Sehingga dengan bertambahnya lebar
window akan menyebabkan bertambahnya panjang gelombang regional ‘output’.
Dengan kata lain, lebar window terkecil meyebabkan harga regional nya
mendekati anomali bouguernya.
Masalah utama menggunakan moving average adalah lebar jendela
penapisan, makin besar jendela yang digunakan, makin lebar panjang gelombang
yang diloloskan. Sebagai contoh, (Yasoki 1967, op cit Bath 1974) mencoba
penapisan menggunakan bermacam-macam jendela menghasilkan penyusun yang
berbeda-beda. Dengan demikian terlihat bahwa masalah utama pada pemisahan
anomali menggunakan metode moving average adalah :
1. Menentukan panjang gelombang anomali yang terdapat di daerah telitian
2. Menentukan lebar jendela optimum sebagai jendela penapisan yang efektif
Email : [email protected] 19
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
b. Metode Second Vertical Derivative
Metode ini digunakan untuk memunculkan sumber-sumber anomali yang
bersifat dangkal/lokal. Metode ini sangat bagus untuk mengetahui diskontinyuitas
dari suatu struktur bawah permukaan, khususnya adanya patahan pada suatu
daerah survey. Secara teoritis metode ini diturunkan dari persamaan laplace untuk
anomali gaya berat di permukaan yang persamaannya dapat ditulis :
∇2. ∆ g=0
Atau :
∂2 ∆ g∂ x2 + ∂2 ∆ g
∂ y2 + ∂2 ∆ g∂ z2
Sehingga second vertical derivative nya diberikan oleh :
∂2 ∆ g∂ z2 =−( ∂2 ∆ g
∂ y2 + ∂2 ∆ g∂ x2 )
Untuk data 1-D (data penampang) persamaan nya diberikan oleh :
∂2 ∆ g∂ z2 =∂2 ∆ g
∂ x2
Persamaan SVD dan 1-D diatas menunjukkan bahwa second vertical
derivative dari suatu anomali gaya berat permukaan adalah sama dengan negatif
dar derivatif orde dua horizon. Artinya bahwa anomali second vertical derivative
dapat melalui derivatif horizontal yang secara praktis lebih mudah dikerjakan.
Untuk data anomali garaberat dalam grid teratur, anomali second vertical derivatif
dapat diturunkan melalui proses filtering dimana persamaan konvolusi nya
diberikan oleh :
∆ Gsvd (∆ x , ∆ y )=∫−∞
∞
∫−∞
∞
∆ g (x , y ) F (x−∆ x , v−∆ y )dxdy
Dimana F adalah filter second vertical derivative sesuai persamaan diatas dan Δg
adalah anomali gaya berat sebagai data input. Beberapa filter second vertical
derivative mempunyai respon amplitudo seperti contoh dibawah ini :
1. SVD Tipe Henderson & Zietz (1949)
0.00 0.00 -0.0838 0.00 0.000.00 1.00 -2.6667 1.00 0.00-0.0838 -2.6667 17.00 -2.6667 -0.08380.00 1.00 -2.6667 1.00 0.00
Email : [email protected] 20
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
0.00 0.00 -0.0838 0.00 0.00
2. SVD Tipe Elkins (1951)
0.00 -0.0833 0.00 -0.0833 0.00-0.0833 -0.6667 -0.0334 -0.6667 -0.08330.00 -0.0334 -1.0668 -0.0334 0.00-0.0833 -0.6667 -0.0334 -0.6667 -0.08330.00 -0.0833 0.00 -0.0833 0.00
3. SVD Tipe Rosenbach (1953)
0.00 -0.0416 0.00 -0.0416 0.00-0.0416 -0.3332 -0.75 -0.3332 -0.04160.00 -0.75 4.00 -0.75 0.00-0.0416 -0.3332 -0.75 -0.3332 -0.04160.00 -0.0416 0.00 -0.0416 0.00
Dalam kasus yang diambil di ulubelu, lampung. Peta second vertical
derivative anomali bouguer daerah ulubelu dan sekitarnya dapat dilihat bahwa
tampak adanya anomali rendah di bagian utara daerah penelitian yakni daerah
antara gunung rindingan dan gunung duduk sama dengan pola anomali bouguer di
daerah tersebut. Hasil Second Vertical Derivative ini memperkuat prediksi bahwa
daerah prospek panas bumi (reservoar panasubumi) berada di daerah tersebut
yakni diantara gunung rindingan dan gunung duduk.
Hasil penapisan SVD menghasilkan anomali lokal yang menggambarkan
ketidakselarasan dangkal, yang boleh jadi merupakan reservoir lapangan panas
bumi ulubelu. Sementara itu, heat source diduga berasal dari Gunung Kukusan,
yang dicirikan oleh nilai anomali yang tinggi. Pola struktur patahan sangat
dipengaruhi oleh struktur utama sumatera yang berarah baratlaut-tenggara (NW-
SE), yang diduga merupakan ‘seal’ bagi reservoir untuk tidak mengalirkan
fluidanya ke arah lateral. Posisi G.Duduk yang berada pada daerah anomali
rendah membawa dugaan bahwa gunung tersebut sudah menjadi bagian dari
reservoir. Morfologi gunung hanya tampak semata karena aspek bentang alam
atau topografinya.
Email : [email protected] 21
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
BAB III
METODOLOGI PRAKTEK
3.1. Lokasi, Waktu dan Tema Praktek
Lokasi praktek dilakukan di “Pusat Survey Geologi, Badan Geologi
Kementrian ESDM, Jl. Diponegoro No. 57, Bandung 40122, Indonesia” mulai
10 Maret – 10 April 2014. Tema dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah
“Metode Gaya berat : Akuisisi, Processing, dan Interpretasi”.
3.2. Metode Praktek
Metodologi yang akan digunakan dalam praktek kerja lapangan adalah :
Metode Praktis, metode praktek langsung pada objek yang akan belajar di
bawah pengawasan dan bimbingan dari pengawas lapangan.
Metode Observasi, metode pengumpulan data dengan cara langsung
mengamati dan merekam obyek yang dipelajari.
Metode Wawancara, metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
secara langsung oleh pengawas lapangan
Email : [email protected] 22
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Metode Sastra, yaitu dengan mempelajari literatur pengambilan data dalam
bentuk buku, buku teks, jurnal, dan bentuk lain yang terkait dengan objek
yang sedang dipelajari untuk mendukung penyelesaian Pelatihan Job
penyusunan laporan.
Metode Bimbingan, ada konsultasi suatu bantuan dalam men-dokumentasikan
bidang ilmiah yang diperoleh selama program praktek.
Hal ini dilakukan dengan pembimbing bidang lapangan di Pusat Survey Geologi,
dan dosen pembimbing dari Universitas Lampung.
3.3. Kegiatan Praktek
Dalam melaksanakan program praktek, kita sebagai mahasiswa diharapkan
untuk melakukan studi kasus, yang mengangkat kasus yang ditemukan dalam
program praktek untuk menjadi sebuah penilaian yang sesuai dengan bidang
keahlian yang ada, atau untuk mengamati cara kerja proses atau alat untuk
kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian. Untuk mendukung program
praktek dan penilaian yang akan dilakukan, dapat diimplementasikan dengan
beberapa metode implementasi, seperti:
Wawancara dan diskusi untuk memperoleh informasi yang mendukung pada
sistem kontrol.
Studi literatur untuk menemukan informasi data dari literatur sebagai
patokan untuk membandingkan hasil yang diperoleh.
Langsung pengamatan ke situs untuk mengetahui sistem kontrol yang
digunakan perusahaan.
Sistem yang akan diimplementasikan adalah sesuai dengan kondisi lapangan yang
ada, atau sesuai. Selama program praktek, saya akan mematuhi peraturan yang
ditetapkan oleh perusahaan, data yang diperoleh selama kerja praktek akan dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan, dan digunakan hanya sebagai
laporan kerja praktek, dan laporan tersebut ditinjau dan disetujui oleh perusahaan.
3.5. Peserta Praktek Kerja Lapangan
Email : [email protected] 23
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Yang akan menjadi peserta kegiatan Praktek Kerja Lapangan adalah
Mahasiswa Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung yang
berjumlah 1 orang (Curriculum Vitae terlampir), yaitu:
Taufiq NPM. 1015051035
3.6. Penutup
Demikianlah usulan praktek ini saya ajukan, semoga menjadi bahan
pertimbangan bagi Pusat Survey Geologi (PSG) agar dapat membantu
memberikan bantuan dan dukungan untuk dapat diterima untuk pelaksanaan
praktek kerja lapangan ini. Sekian dan Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2013. http://www. toba-geoscience.blogspot.com. Lampung : 09-09-
2013, 19:48.
Nenny dan Saptadji. 2000. Aplikasi Metode Geofisika dalam mencari Sistem
Panas Bumi. Bandung.
Octonovrilya, Litanya dkk. 2009. Analisa Perbandingan Anomaly Gravitasi
dengan persebaran intrusi air asin (Studi kasus Jakarta 2006-2007). Jurnal
Meteorologi dan Geofisika Vol.10 No.1 : AMG
Sarkowi, Muh. 2009. Modul Praktikum Metode Gaya Berat. Bandar Lampung :
FMIPA Univeritas Lampung.
Email : [email protected] 24
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Sarkowi, Muh. 2011. Diktat Kuliah : Metode Ekplorasi Gayaberat. Bandar
Lampung : FT Universitas Lampung.
Wahyuningsih, R. 2005. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi
di Indonesia. Kolokium Hasil Lapangan Direktorat Inventarisasi Sumber
Daya Mineral.
CURICULUM VITAE
Nama Lengkap : TaufiQ
Tempat/Tgl. Lahir : Bandar Lampung, 19 Juli 1991
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. P. Singkep No.9 Sukabumi, Bandar Lampung
No. Hp : 0857-897-33-697
Hobi : Bermain Game Online
Berat : 73 Kg
Tinggi : 173 cm
Email : [email protected]
Email : [email protected] 25
Phone : 0857-897-33-697
I. Pendidikan Formal
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
1996-1997 TK Taman Siswa Teluk Betung
1997-1998 SD Taman Siswa Teluk Betung
1998-2003 SD Negeri 1 Sukarame B.Lampung
2003-2006 SMP Negeri 4 B.Lampung
2006-2009 SMA Negeri 1 B.Lampung
2009-2010 LPP AMIK Master Computer D1 Programming
2010 - sekarang Universitas Lampung S1 Teknik Geofisika
2010
o Anggota Muda Fossi (AMF) Forum Silaturahmi dan Studi Islam
Fakultas Teknik (FOSSI-FT) Universitas Lampung
o Anggota Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia (HMGI) Sumatera
2011
o Staff Ahli Bidang Media Cyber kementrian Komunikasi Informasi dan
Teknologi (Kominfo-tek) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Keluarga Besar Mahasiswa (BEM-U KBM) Universitas Lampung
o Anggota bidang Kajian Syiar Islam (KSI) Forum Silaturahmi dan Studi
Islam Fakultas Teknik (FOSSI-FT) Universitas Lampung
o Anggota bidang Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika
(HIMA-TG “Bhuwana”) Universitas Lampung
o Anggota Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)
Wilayah Sumatra bagian selatan Rayon Universitas Lampung
o Koordinator Bidang Keamanan Panitia Khusus Pemilihan Raya
Fakultas Teknik (Pansus Pemira-FT) Universitas Lampung
2012
o Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI)
Email : [email protected] 26
Phone : 0857-897-33-697
II. Pengalaman Organisasi
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
o Anggota Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Kampus Teknik
(FULDKT) Wilayah II Univeristas Lampung
o Anggota Pelajar Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
o Sekretaris Bidang Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika
(HIMA-TG Bhuwana) Universitas Lampung
2013
o Ketua Divisi Short Talk American Association Petroleum Geologist
(AAPG) Student Chapter Universitas Lampung
o Ketua Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT) Universitas Lampung
o Ketua Divisi Public Relation Society of Exploration Geophysics (SEG)
Student Chapter Universitas Lampung
2010
o Peserta dalam Program Orientasi Akademik dan Ekstrakulikuler
(PROPTI) Universitas Lampung
o Peserta dalam Program Orientasi Akademik dan Ekstrakulikuler
(PROPTI) Fakultas Teknik
o Peserta dalam Program Orientasi Akademik dan Ekstrakulikuler
(PROPTI) Jurusan Teknik Geofisika
2011
o Peserta dalam Pelatihan Latihan Kepemimpinan Manajemen Islam
Tingkat Dasar (LKMI-TD) Forum Silaturahmi dan Studi Islam Fakultas
Teknik (FOSSI-FT) Universitas Lampung
o Peserta dalam Pelatihan Software Matematika Mapple dan SPSS 17
FMIPA Universitas Lampung
o Peserta dalam Pelatihan Jurnalistik, Desain Grafis, dan Webblog oleh
Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Universitas
Lampung
Email : [email protected] 27
Phone : 0857-897-33-697
III. Pelatihan, Seminar, dan Workshop
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
o Peserta dalam Pelatihan Metodologi Penelitian oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT) Universitas Lampung
o Peserta dalam Seminar Daerah Studi Teknik Ala Fossi (STAF)
“Engineering sebagai solusi bagi lingkungan” oleh Fossi-FT Unila
o Peserta dalam Seminar Teknologi Update 2011 Creative Vision @Work
oleh AMD GIGABYTE Indonesia
o Peserta dalam Seminar Ketenagalistrikan “mencari solusi strategis
untuk memenuhi kebutuhan listrik” oleh BPPT
o Peserta dalam Seminar Teknologi “Broadband Wireless Access” oleh
BPPT
o Peserta dalam Seminar “Learn from the experts Marketing Online with
Anne Ahira” oleh DJARUM Beasiswa Plus
o Peserta dalam Seminar Nasional Geofisika “Tantangan Ilmu
pengetahuan dan persiapan SDM dalam perencanaan, pembangunan,
dan pemeliharaan Jembatan selat sunda” oleh SGWG Teknik Geofisika
Universitas Lampung
o Peserta dalam Seminar Reformasi Hukum “Reformasi Hukum pasca
reformasi trend atau solusi?” oleh BEM-U KBM Universitas Lampung
o Peserta dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XI 2011 Asosiasi Panas
Bumi Indonesia
2012
o Peserta dalam Pelatihan Latihan Kepemimpinan Manajemen
Mahasiswa Tingkat Menengah Seluruh Indonesia (LKMM-TM SI)
Badan Ekseskutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) KBM Universitas
Lampung
o Peserta dalam Seminar Daerah “Eksplorasi Panas Bumi sebagai sumber
energi Alternatif di Provinsi Lampung” oleh FULDKT Wilayah II
Region Universitas Lampung
o Peserta dalam Seminar dan Workshop Geofisika “Geophysiscs
Exploration for the future” oleh SWG Teknik Geofisika
Email : [email protected] 28
Phone : 0857-897-33-697
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
o Peserta dalam Seminar Nasional “Sosialisasi pelaksanaan pelelangan
WKP Panas Bumi Danau Ranau Provinsi Sumsel dan Provinsi
Lampung oleh Kementrian ESDM
o The 36th IPA (Indonesian Petroleum Association) Convention and
Exhibition
2013
o Peserta dalam Seminar Nasional “Shale Gas and Deepwater
Exploration” dalam acara IUGC 2013 oleh ITB Bandung
o Peserta dalam Seminar Nasional “Skenario Kebijakan Energi Indonesia
menuju tahun 2050” oleh DEN (Dewan Energi Nasional)
o Peserta dalam Seminar Teknologi “Energi Panas Matahari sebagai
energi baru terbarukan” oleh HIMATEM Universitas Lampung
o Peserta dalam Workshop “Lithotect : Solutions for advanced analysis &
modelling for the complex geology structure” oleh Halliburton
Landmark Software & Services
o Peserta dalam Workshop Geofisika 2013 Univeritas Lampung
o Peserta dalam Seminar Nasional Geofisika “Ekplorasi Mineral dan
Geothermal : Metode Gravitasi dan Elektromagnetik” oleh HMG UI
o The 37th IPA (Indonesian Petroleum Association) Convention and
Exhibition
o Peserta dalam “Workshop menggali potensi ide bisnis” oleh
Kementrian Koperasi dan UKM RI Deputi Bidang Pengembangan
SDM
o Panitia dan Peserta dalam acara “Guest Lecture : Petroleum Geology Of
Indonesia, current knowledge, Mr. Awang Harun Satyana” dari AAPG
Student Chapter Universitas Lampung
Juara III Geophysical Software Challenge (GSC) dalam acara Indonesian
Undergraduate Geophysics Competition (IUGC) 2013 ITB Bandung
Email : [email protected] 29
Phone : 0857-897-33-697
IV. Prestasi Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler
Proposal Kerja Praktek
Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM
Email : [email protected] 30
Phone : 0857-897-33-697