05. Proposal PSG

42
Proposal Praktek Kerja Lapangan “Metode Gaya berat : Akuisisi, Processing, dan Interpretasi” Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung 2013 2013 Proposal Kerja Praktek Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM Email : [email protected] 1 Phone : 0857-897-33-697

description

Proposal KP

Transcript of 05. Proposal PSG

Page 1: 05. Proposal PSG

Proposal Praktek Kerja Lapangan

“Metode Gaya berat : Akuisisi, Processing, dan Interpretasi”

Jurusan Teknik GeofisikaFakultas Teknik

Universitas Lampung2013

2013Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Email : [email protected] 1

Phone : 0857-897-33-697

Page 2: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal Praktek Kerja

Lapangan (PKL). Tidak lupa saya juga menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan proses

pembuatan proposal ini.

Praktek Kerja Lapangan merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil

bagi mahasiswa Strata-1(S1). Untuk itu kami memohon kepada instansi atau

perusahaan yang kami maksud agar bisa menerima kami untuk melakukan

Praktek Kerja Lapangan. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan

mahasiswa bisa mengaplikasikan teori yang sudah diperoleh selama kuliah pada

fenomena - fenomena nyata yang terjadi di alam.

Adapun metode yang akan digunakan disesuaikan dengan pembimbing

lapangan yang ada di perusahaan. Hal ini untuk mempermudah pekerjaan selama

Praktek Kerja Lapangan berlangsung. Waktu pelaksanaannya akan dilakukan pada

10 Maret sampai 10 April 2014.

Penyusun

Email : [email protected] 2

Phone : 0857-897-33-697

Page 3: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

DAFTAR ISI

halamanKATA PENGANTAR....................................................................................... 2

DAFTAR ISI...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang..................................................................................... 41.2 Dasar Praktek Kerja Lapangan............................................................. 51.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................... 5

BAB II TEORI DASAR2.1 Metode Gaya Berat.............................................................................. 82.2 Konsep dasar Gaya Berat..................................................................... 8

2.2.1. Gaya Gravitasi (Newton Law).................................................... 82.2.2. Percepatan Gravitasi dan satuan nya........................................... 9

2.3 Koreksi-Koreksi dalam Metode Gaya Berat........................................ 102.3.1. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)................................... 102.3.2. Koreksi Apungan (Drift Correction).......................................... 112.3.3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)....................................... 122.3.4. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction).............................. 122.3.5. Koreksi Bouguer (Bouguer Correction)..................................... 122.3.6. Koreksi Medan (Terrain Correction)......................................... 13

2.4 Penentuan Densitas Pemukaan............................................................. 142.4.1. Metode Nettleton........................................................................ 142.4.2. Metode Parasnis.......................................................................... 15

2.5 Pemisahan Anomali Regional dan Residual........................................ 162.5.1. Anomali Bouguer Lengkap......................................................... 162.5.2. Analisa Spektrum........................................................................ 172.5.3. Pemisahan Anomali dengan metode MA dan SVD.................... 18

BAB III METODOLOGI PRAKTEK3.1 Lokasi, Waktu dan Tema Praktek.............................................................. 233.2 Metode Praktek.......................................................................................... 233.3 Kegiatan Praktek........................................................................................ 243.4 Diagram Alir ............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA

Email : [email protected] 3

Phone : 0857-897-33-697

Page 4: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah sumber daya manusia (human resource) merupakan masalah yang

klasik dan hangat dibicarakan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah seperti seminar,

lokakarya simposium bahkan terkadang hadir dalam diskusi-diskusi lepas yang

melibatkan para pakar, cendekiawan, praktisi sampai dikalangan mahasiswa

dihampir seluruh pelosok negeri. Dari pertemuan-pertemuan tersebut hanya satu

kesimpulan yang dapat mereka tarik yaitu bahwa kualitas SDM kita masih sangat

rendah bila dibandingkan dengan negara-negara di dunia yang telah mengalami

kemajuan bukan hanya dalam sektor pendidikan namun secara koheren telah

merata di semua aspek kehidupan masyarakatnya baik itu di segi ekonomi, sosial

budaya dan sebagainya. Berdasarkan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang

Pendidikan Nasional dan Peraturan No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi,

menyatakan bahwa pendidikan tinggi terdiri dari pendidikan akademik dan

profesional. Sehingga perguruan tinggi harus mampu memenuhi kebutuhan

negara akan hal tenaga kerja yang profesional di bidangnya.

Sebagai salah satu jurusan yang ada di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik

Geofisika Universitas Lampung diharapkan mampu mencetak tenaga yang

terampil, berkualitas, dan kompetitif. Oleh sebab itu, semua mahasiswa wajib

mengikuti mata kuliah Praktek Kerja Lapangan sebesar 4 sks (1-3), yang

diharapkan nanti agar para mahasiswa mampu memperoleh ilmu secara langsung

di lapangan dari orang-orang yang terlatih di sebuah perusahaan sehingga tidak

hanya mengandalkan teori belaka.

Email : [email protected] 4

Phone : 0857-897-33-697

Page 5: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Sebagai salah satu metode dalam geofisika, metode gaya berat dapat

digunakan baik dalam eksplorasi pada tahap pendahuluan maupun monitoring

pada tahap produksi, dapat digunakan pada lapangan hidrokarbon maupun

geothermal. Keunggulan dari metode ini adalah mampu menggambarkan dengan

jelas keadaan bawah permukaan berdasarkan rapat massa nya.

Dalam rangka merealiasikan tujuan tersebut diperlukan kerjasama antara

pihak Universitas dengan instansi yang terkait sebagai wadah bagi mahasiswa

untuk mengaplikasikan ilmu dan memberikan gambaran mengenai realita yang

akan dihadapi ketika menyelesaikan studi di perguruan tinggi. Salah satu instansi

yang berkaitan adalah Pusat Survey Geologi, Badan Geologi Kementrian

ESDM, merupakan badan yang bergerak dalam survey geologi dan geofisika.

1.2. Dasar Praktek Kerja Lapangan

Dasar praktek kerja lapangan ini adalah :

1. Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Kurikulum Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung.

3. Praktek Kerja Lapangan adalah Mata Kuliah Wajib yang harus dipenuhi oleh

mahasiswa Strata-1 (S-1).

1.3. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah kurikulum dan kelulusan

di Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung.

2. Mengenal dan memperluas wawasan geofisika dengan metode gaya berat.

3. Mendapatkan pengalaman langsung dan aplikatif di lapangan.

4. Mengetahui peranan para geofisikawan dalam monitoring reservoir dalam

sebuah lapangan produksi panas bumi

Email : [email protected] 5

Phone : 0857-897-33-697

Page 6: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

5. Sebagai studi perbandingan antara teori yang telah diperoleh dalam

pembelajaran di universitas dengan kenyataan yang ada di lapangan.

BAB II

TEORI DASAR

2.1. Metode Gaya Berat

Metode Gaya berat adalah metode dalam geofisika yang dilakukan untuk

menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa

cebakan mineral dari daerah sekeliling (r = gram/cm3). Metode ini adalah metode

geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini

disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan

sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain.

Eksplorasi biasanya dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.

Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan

menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat

alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mGal), dengan demikian anomali

kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode pengukuran data, harus dilakukan

dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat, (Sarkowi, 2009).

2.2. Konsep Dasar Gaya Berat

2.2.1. Gaya Gravitasi (Hukum Newton / Newton Law)

Teori yang mendukung Ilmu gravitasi terapan adalah hukum Newton (1687)

yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik antara dua partikel bergantung dari

jarak dan massa masing-masing partikel tersebut, yang dinyatakan sebagai berikut

Email : [email protected] 6

Phone : 0857-897-33-697

Page 7: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Dimana :

F (r) : Gaya Tarik Menarik (N)

m1 , m2 : Massa benda 1 dan massa benda 2 (kg)

r : Jarak antara dua buah benda (m)

G : Konstanta Gravitasi Universal (6,67 x 10-11 m3 kg s-2

Gambar 1. Gaya Tarik menarik antara dua benda

2.2.2. Percepatan Gravitasi dan satuan nya

Newton juga mendefinisikan hubungan antara gaya dan percepatan. Hukum

II Newton tentang gerak menyatakan gaya sebanding dengan perkalian massa be-

nda dengan percepatan yang dialami benda tersebut.

Percepatan sebuah benda bermassa m2 yang disebabkan oleh tarikan benda

bermassa M1 pada jarak R secara sederhana dapat dinyatakan dengan :

Bila ditetapkan pada percepatan gaya tarik bumi persamaan di atas menjadi :

Dimana :

g : Percepatan gaya tarik bumi

M : Massa bumi

m : Massa benda

Email : [email protected] 7

Phone : 0857-897-33-697

Page 8: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

F : Gaya berat

R : Jari-Jari bumi

Pengukuran percepatan gravitasi pertama kali dilakukan oleh Galileo, sehingga

untuk menghormati Galileo, kemudian didefinisikan :

1 Gall = 1 cm/s2 = 10-2 m/s2 (dalam c.g.s)

Satuan anomali gaya berat dalam kegiatan eksplorasi diberikan dalam orde miligal

(mGall) :

1 mGall = 10-3 Gall

1 μGall = 10-3 mGall = 10-6 Gall = 10-8 m/s2

Dalam satuan m.k.s, gravitasi diukur dalam g.u.(gravity unit) atau μm/s2 :

1 mGall = 10 g.u. = 10-5 m/s2

(Octonovrilna, 2009).

2.3. Koreksi – Koreksi dalam Metode Gaya berat

Dalam memproses data metode gaya berat, terdapat beberapa koreksi-

koreksi yang harus dilakukan untuk mereduksi noise-noise yang ditimbulkan,

adapun koreksi-koreksi tersebut antara lain :

2.3.1. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)

Koreksi Pasang Surut (Tidal) adalah koreksi yang disebabkan oleh efek

tarikan massa yang disebabkan oleh benda-benda langit, terutama bulan dan

matahari. Harga koreksi ini berubah-ubah setiap waktu secara periodik tergantung

dari kedudukan benda-benda langit tersebut. Koreksi ini merupakan gaya tarik

bulan dan matahari pada permukaan bumi maka harga tersebut ditambahkan pada

harga baca dan pengamatan, jika koreksi tersebut merupakan lawan dari gaya tarik

maka perlu dikurangkan. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan

Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program komputer. Secara

matematis, koreksi Tidal dapat dituliskan sebagai berikut :

Email : [email protected] 8

Phone : 0857-897-33-697

Page 9: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Dengan :

gM : Komponen tegak pasang surut akibat bulan

gs : Komponen tegak pasang surut akibat matahari

ra : Jarak pusat bumi dan bulan

s : Jarak pusat bumi dan matahari

G : Konstanta Gravitasi Universal

Mm : Massa bulan

Ms : Massa Matahari

r : Jarak titik pengamatan ke pusat bumi

θ : Sudur Zenit Bulan ditentukan dengan :

λ : Bujur tempat pengamatan

θ : Sudut Geosentris Bulan

Ibulan : Inklinasi Bulan

lm : Bujur Orbit bulan

x : right ascention

γ : Sudut Zenit Matahari ditentukan dengan :

γ : Sudut Geosentris Matahari

Imatahari : Inklinasi Matahari

ls : Bujur Orbit Matahari

Sehingga besarnya nilai koreksi pasang surut adalah :

Gtidal = gm + gs

2.3.2. Koreksi Apungan (Drift Correction)

Email : [email protected] 9

Phone : 0857-897-33-697

Page 10: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi

alat (Gravimeter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena

gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami

goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada

alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan

metode looping, yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat (base station)

dalam satu kali looping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui. Besarnya

koreksi Drift dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

DC : Drift Correction pada titik acuan pengamatan

gA : harga gravitasi di titik acuan waktu awal

gA’ : harga gravitasi di titik acuan waktu akhir

tA : waktu awal pengambilan data

tA’ : waktu akhir pengambilan data

tn : waktu pengamatan di titik pengamatan ke-n

2.3.3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)

Koreksi lintang digunakan untuk mengoreksi gaya berat di setiap lintang

geografis (spheroid dan Geoid) karena gaya berat tersebut berbeda, yang

disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk elipsoid (akibat bentuk bumi

yang tidak bulat). Koreksi lintang dapat dilakukan dengan 2 cara yakni dengan

menggunakan diferensi IGRF67 (untuk derajat lintang/latitude) atau IGRF84 (Untuk

radian).

IGRF 67 :

IGRF 84 :

Email : [email protected] 10

Phone : 0857-897-33-697

gθ=978031 . 8(1+0 . 0053924 sin2 θ−0 . 0000059sin2 2θ )

g (ϕ )=978032 .7 (1+0 . 0053024 sin2 ϕ−0 .0000058 sin2 2 ϕ)

Page 11: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

2.3.4. Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction)

Koreksi ini dilakukan untuk menghitung perubahan nilai gaya berat akibat

perbedaan ketinggian sebesar h dari pusat bumi dengan mengabaikan adanya

massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Adapun

persamaan dari koreksi udara bebas adalah :

gfa = 0.3087 x h mGall

2.3.5. Koreksi Bouguer (Bouguer Corretion)

Koreksi yang digunakan untuk menghilangkan perbedaan ketinggian dengan

tidak mengabaikan massa di bawahnya sehingga harga gaya berat akibat massa di

antara referensi antara bidang referensi muka air laut sampai titik pengukuran

sehingga nilai g.Observasi bertambah. Adapun persamaan koreksi bouguer :

BC = 0.04193 x ρ x h mGall

Massa jenis diatas dapat kita asumsikan sementara dengan nilai 2,67 gr/cc,

dan dengan menggunakan metode parasnis dan netletton kita diharapkan dapat

mengestimasi densitas untuk menentukan massa jenis sebenarnya sehingga

koreksi bouguer dan terrain dapat dilakukan, sehingga nilai anomali bouguer

lengkap dapat kita dapatkan.

2.3.6. Koreksi Medan (Terrain Correction)

Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa

disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan

mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut

sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi

medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat

Email : [email protected] 11

Phone : 0857-897-33-697

Page 12: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Dimana :

g : Respon Gaya berat

G : Konstanta Gravitasi Universal

σ : Densitas

θ : Sudut Sector (radian)

r1 : jari-jari radius dalam

r2 : jari-jari radius luar

L : Ketinggian (untuk bukit nilai nya +, lembah -)

Koreksi medan dapat dihitung menggunakan template transparan, yang

disebut Hammer Chart, yang ditempatkan di atas peta topografi.

Gambar 2. Hammer Chart

2.4. Penentuan Densitas Permukaan

Rapat massa batuan merupakan besaran fisik yang sangat penting dalam

metode gaya berat. Pada perhitungan anomali bouguer diperlukan harga rapat

massa rata-rata di daerah survey. Untuk itu nilai densitas rata-rata di daerah

Email : [email protected] 12

Phone : 0857-897-33-697

Page 13: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

tersebut harus ditentukan dengan baik. Beberapa cara yang digunakan untuk

menentukan rapat massa rata-rata yakni :

2.4.1. Metode Netletton

Metoda ini didasarkan pada pengertian tentang Koreksi Bouguer dan

Koreksi Medan dimana jika rapat massa yang digunakan sesuai dengan rapat

massa permukaan, maka penampang atau profile anomali gayaberat menjadi

‘smooth’.Dalam aplikasi, penampang dipilih melalui daerah topografi kasar dan

tidak ada anomali gayaberat target. Secara kuantitatif, estimasi rapat massa

permukaan terbaik dapat ditentukan dengan menerapkan korelasi silang antara

perubahan elevasi terhadap suatu referensi tertentu dengan anomali gayaberatnya.

Sehingga rapat massa terbaik diberikan oleh harga korelasi silang terkecil sesuai

dengan persamaan sebagai berikut :

dimana N adalah jumlah stasion pada penampang tersebut.

Prosedur Penentuan Densitas Permukaan Bouguer menggunakan metode

Netleton :

1. Plot Distribusi Titik Pengukuran Gayaberat

2. Buat peta topografi di daerah penelitian

3. Pilih titik-titik gayaberat yang relatif sejajar, selanjutnya dari titik-titik

tersebut diplot sebagai penampang.

4. Buatlah penampang peta topografi sesuai titik yang telah dipilih pada no.3

5. Hitung anomali Bouguer Lengkap dari titik-titik yang telah ditentukan pada

no. 3, dengan memasukkan densitas yang bervariasi (biasanya mulai dari

1.8 – 2.8 gr/cc)

6. Buatlah penampang anomali Bouguer berdasarkan data perhitungan no.5

7. Cari korelasi antara penampang topografi dengan penampang anomali

Bouguer untuk densitas yang bervariasi

Email : [email protected] 13

Phone : 0857-897-33-697

Page 14: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

8. Korelasi terkecil antara penampang topografi dengan penampang anomali

Bouguer merupakan nilai densitas permukaan Bouguer.

Gambar 3. Grafik Hubungan Sebaran Penampang Anomali Bouguer dengan Penampang Topografi

2.4.2. Metode Parasnis

Estimasi rapat massa metoda ini diturunkan dari anomali gayaberat dituliskan

sebagai berikut :

dimana suku terakhir bagian kanan adalah koreksi medan dengan c nilai koreksi

medan sebelum dikalikan dengan rapat massa. Dari persamaan tersebut didapat :

Dari persamaan tersebut, maka rapat massa r dapat diperoleh dari gradien garis

garis lurus terbaik seperti diberikan pada Gambar 2 dimana CBA diasumsikan

sebagai penyimpangan terhadap garis lurus tersebut.

Email : [email protected] 14

Phone : 0857-897-33-697

Page 15: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Gambar 4. Grafik yang menunjukkan hubungan antara

dan

Prosedure Penentuan Densitas Permukaan Bouguer menggunakan metode

Parasnis :

1. Siapkan data gayaberat yang akan dihitung nilai densitasnya

2. Hitung nilai (Gobs – gR +0.3085h) dan asumsikan sebagai sumbu Y

3. Hitung nilai ((2πγh))

4. Buatlah grafik hubungan antara (Gobs – gR +0.3085h) sebagai sumbu y dan

((2πγh)) sebgai sumbu x

5. Hitung gradien dari grafik pada langkah no 4.

6. Nilai densitas permukaan merupakan gradien dari grafik tersebut.

2.5. Pemisahan Anomali Regional dan Residual

2.5.1. Anomali Bouguer Lengkap

Anomali Bouguer adalah selisih antara harga gravitasi pengamatan dengan

harga gravitasi teoritis yang didefinisikan pada titik pengamatan bukan pada

bidang refrensi, baik elipsoid maupun muka laut rata-rata. Anomali Bouguer

Lengkap (CBA) dinyatakan sebagai anomali udara bebas dikurangi dengan

reduksi lempeng Bouguer dan reduksi Terrain yang dinyatakan dengan persamaan

sebagai berikut :

Peta Anomali CBA lazim digunakan untuk eksplorasi sumber daya alam

seperti cebakan mineral ekonomis, eksplorasi minyak dan gas bumi dalam rangka

Email : [email protected] 15

Phone : 0857-897-33-697

Δg ( x , y , z )=gobs−(g ( ϕ)−FAC+BC−TC )

Page 16: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

memperlajari tatanan mineralisasi, cekungan sedimenter dan juga untuk

mempelajari geotektonik secara regional dan lain-lain.

2.5.2. Analisa Spektrum

Tujuan dari proses analisa spektrum adalah untuk menentukan jendela filter

yang akan digunakan dalam memisahkan anomali regional-residual. Dalam

analisis spektrum dilakukan proses transformasi Fourier untuk mengubah suatu

signal menjadi penjumlahan beberapa signal sinusoidal dengan berbagai

frekuensi. Hasil Transformasi Fourier dapat berupa spektrum amplitudo dan

spektrum phase. Melalui transformasi fourier nilai gaya berat, pada lintasan yang

ingin diperkirakan kedalaman nya, dapat diestimasi nilai bilangan gelombang (k)

dan amplitudo (A) yang dapat digunakan untuk menghitung lebar jendela filter

yang selanjutnya sebagai input data proses filtering (dalam pemisahan anomali

regional dan residual).

Blakely (1996) menurunkan spektrum dari potensial gaya berat yang

teramati pada suatu bidang horizontal,

F (U )−γμ F ( 1r)

F (1r )

=2 πe|k|(z 0− z')

¿k∨¿¿

Dimana :

U : Potensial gaya berat

μ : Anomali Rapat massa

γ : Konstanta gaya berat

r : Jarak

Berdasarkan kedua persamaan di atas maka diperoleh :

F (U )❑=2πγμe|k|(z 0−z')

¿k∨¿¿

Sehingga Transformasi Fourier anomali gaya berat pada lintasan yang diinginkan

adalah :

Email : [email protected] 16

Phone : 0857-897-33-697

Page 17: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

F ( gz )❑=γμF∂ 1∂ zr

¿ γμ∂

∂ zF ( 1

r)

F ( gz )❑=2 πγμ . e|k|(z 0− z')

Dimana :

gz : Anomali gaya berat

k : Bilangan Gelombang

z0 : Ketinggian titik amat

z : Kedalaman benda anomali

Bila distribusi densitas bersifat random dan tidak ada korelasi antara masing-

masing nilai gaya berat, maka μ=1, sehingga hasil transformasi Fourier anomali

gaya berat menjadi :

A = C e|k|(z0-z’)

Dimana :

A : Amplitudo

C : Konstanta

Selanjutnya dengan melogaritmakan hasil transformasi Fourier tersebut di atas,

maka diperoleh hubungan antara Amplitudo (A) dengan bilangan gelombang (k)

dan kedalaman (z0-z’) :

In A = (z0-z’) |k|

(Sarkowi, 2011).

2.5.3. Pemisahan Anomali Regional dan Residual dengan metode Moving

Average dan Second Vertical Derivative (SVD)

Anomali gaya berat yang terukur dipermukaan merupakan penjumlahan dari

semua kemungkinan sumber anomali yang ada di bawah permukaan dimana salah

satu nya merupakan target ‘event’ dari eksplorasi. Sehingga untuk kepentingan

interpretasi, target ‘event’ harus dipisahkan dari target lain nya. Jika target ‘event’

Email : [email protected] 17

Phone : 0857-897-33-697

Page 18: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

adalah anomali resiudal, maka target lainnya adalah anomali regional dan noise

nya. Secara sederhana, dari segi lebar anomali, noise akan memiliki lebar anomali

lebih kecil dari target (residual), sedangkan regional lebih besar dari residual

berdasarkan kedalaman, noise akan lebih dangkal dari residual, sedangkan

regional lebih dalam, (Sarkowi, 2011).

Anomali regional berasosiasi dengan kondisi geologi umum yang dominan

pada daerah penelitian, biasanya dicirikan oleh anomali berfrekuensi rendah.

Anomali local/residual yang umumnya berfrekuensi tinggi mengandung informasi

mengenai sumber anomali dangkal. Penelitian ini mengaplikasikan kontinuasi ke

atas (upward continuation) dan filter panjang gelombang pada data geomagnetic

sintetik, (Effendi, 1976).

Untuk memisahkan anomali regional dan residual dari anomali bouguer

lengkap, dilakukan dengan dengan beberapa metode yang akan dijelaskan yakni

adalah metode moving average dan metode second vertical derivative.

a. Moving Average

Penurunan dengan metode ini adalah secara tidak langsung karena keluaran

dari moving average adalah regionalnya. Sehingga residual didapat dengan

mengurangkan regional nya terhadap anomali hasil pengukuran nya (data ini

sebagai input dalam prosesnya). Karakter dari teknik moving average jika

dianalisa dari spektrum nya, mirip dengan ‘low pass filter’, sehingga output dari

proses ini adalah frekuensi rendah dari anomali bouguer yang memperlihatkan

anomali regional nya. Selanjutnya anomali residual dihasilkan dengan

mengurangkan anomali regional terhadap anomali bouguernya.

Pemisahan anomali menggunakan moving average bersifat menapis anomali

gelombang frekuensi tinggi (high frekuensi filter), dia tidak menggeser fasa dan

merupakan filter bersegi siku (retangular filter) sehingga memenuhi persyaratan

untuk memproses data gayaberat daerah telitian. Persamaan moving average satu

dimensi dan satu jendela adalah :

Email : [email protected] 18

Phone : 0857-897-33-697

Page 19: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Penapisan satu dimensi menggunakan dua jendela untuk memproses sekaligus

persamaan nya adalah :

Dimana :

α,β : lebar jendela penapisan (windows size)

Δg(x) : harga gaya berat pada titik amat

Δgα(x) : harga anomali residual sisa penapisan jendela α

N : Jumlah data yang di proses

Sedangkan harga moving average 2D untuk lebar window NxN adalah :

Dan kemudian anomali residual nya adalah :

Δgres(i,j) = Δg(i,j) - Δgreg(i,j)

Berdasarkan karakter spektrum dari filter ini, lebar window NxN

berbanding langsung dengan ‘low cut’ dari panjang gelombang atau ‘high cut’

frekuensi spasial dari ‘low pass filter’. Sehingga dengan bertambahnya lebar

window akan menyebabkan bertambahnya panjang gelombang regional ‘output’.

Dengan kata lain, lebar window terkecil meyebabkan harga regional nya

mendekati anomali bouguernya.

Masalah utama menggunakan moving average adalah lebar jendela

penapisan, makin besar jendela yang digunakan, makin lebar panjang gelombang

yang diloloskan. Sebagai contoh, (Yasoki 1967, op cit Bath 1974) mencoba

penapisan menggunakan bermacam-macam jendela menghasilkan penyusun yang

berbeda-beda. Dengan demikian terlihat bahwa masalah utama pada pemisahan

anomali menggunakan metode moving average adalah :

1. Menentukan panjang gelombang anomali yang terdapat di daerah telitian

2. Menentukan lebar jendela optimum sebagai jendela penapisan yang efektif

Email : [email protected] 19

Phone : 0857-897-33-697

Page 20: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

b. Metode Second Vertical Derivative

Metode ini digunakan untuk memunculkan sumber-sumber anomali yang

bersifat dangkal/lokal. Metode ini sangat bagus untuk mengetahui diskontinyuitas

dari suatu struktur bawah permukaan, khususnya adanya patahan pada suatu

daerah survey. Secara teoritis metode ini diturunkan dari persamaan laplace untuk

anomali gaya berat di permukaan yang persamaannya dapat ditulis :

∇2. ∆ g=0

Atau :

∂2 ∆ g∂ x2 + ∂2 ∆ g

∂ y2 + ∂2 ∆ g∂ z2

Sehingga second vertical derivative nya diberikan oleh :

∂2 ∆ g∂ z2 =−( ∂2 ∆ g

∂ y2 + ∂2 ∆ g∂ x2 )

Untuk data 1-D (data penampang) persamaan nya diberikan oleh :

∂2 ∆ g∂ z2 =∂2 ∆ g

∂ x2

Persamaan SVD dan 1-D diatas menunjukkan bahwa second vertical

derivative dari suatu anomali gaya berat permukaan adalah sama dengan negatif

dar derivatif orde dua horizon. Artinya bahwa anomali second vertical derivative

dapat melalui derivatif horizontal yang secara praktis lebih mudah dikerjakan.

Untuk data anomali garaberat dalam grid teratur, anomali second vertical derivatif

dapat diturunkan melalui proses filtering dimana persamaan konvolusi nya

diberikan oleh :

∆ Gsvd (∆ x , ∆ y )=∫−∞

∫−∞

∆ g (x , y ) F (x−∆ x , v−∆ y )dxdy

Dimana F adalah filter second vertical derivative sesuai persamaan diatas dan Δg

adalah anomali gaya berat sebagai data input. Beberapa filter second vertical

derivative mempunyai respon amplitudo seperti contoh dibawah ini :

1. SVD Tipe Henderson & Zietz (1949)

0.00 0.00 -0.0838 0.00 0.000.00 1.00 -2.6667 1.00 0.00-0.0838 -2.6667 17.00 -2.6667 -0.08380.00 1.00 -2.6667 1.00 0.00

Email : [email protected] 20

Phone : 0857-897-33-697

Page 21: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

0.00 0.00 -0.0838 0.00 0.00

2. SVD Tipe Elkins (1951)

0.00 -0.0833 0.00 -0.0833 0.00-0.0833 -0.6667 -0.0334 -0.6667 -0.08330.00 -0.0334 -1.0668 -0.0334 0.00-0.0833 -0.6667 -0.0334 -0.6667 -0.08330.00 -0.0833 0.00 -0.0833 0.00

3. SVD Tipe Rosenbach (1953)

0.00 -0.0416 0.00 -0.0416 0.00-0.0416 -0.3332 -0.75 -0.3332 -0.04160.00 -0.75 4.00 -0.75 0.00-0.0416 -0.3332 -0.75 -0.3332 -0.04160.00 -0.0416 0.00 -0.0416 0.00

Dalam kasus yang diambil di ulubelu, lampung. Peta second vertical

derivative anomali bouguer daerah ulubelu dan sekitarnya dapat dilihat bahwa

tampak adanya anomali rendah di bagian utara daerah penelitian yakni daerah

antara gunung rindingan dan gunung duduk sama dengan pola anomali bouguer di

daerah tersebut. Hasil Second Vertical Derivative ini memperkuat prediksi bahwa

daerah prospek panas bumi (reservoar panasubumi) berada di daerah tersebut

yakni diantara gunung rindingan dan gunung duduk.

Hasil penapisan SVD menghasilkan anomali lokal yang menggambarkan

ketidakselarasan dangkal, yang boleh jadi merupakan reservoir lapangan panas

bumi ulubelu. Sementara itu, heat source diduga berasal dari Gunung Kukusan,

yang dicirikan oleh nilai anomali yang tinggi. Pola struktur patahan sangat

dipengaruhi oleh struktur utama sumatera yang berarah baratlaut-tenggara (NW-

SE), yang diduga merupakan ‘seal’ bagi reservoir untuk tidak mengalirkan

fluidanya ke arah lateral. Posisi G.Duduk yang berada pada daerah anomali

rendah membawa dugaan bahwa gunung tersebut sudah menjadi bagian dari

reservoir. Morfologi gunung hanya tampak semata karena aspek bentang alam

atau topografinya.

Email : [email protected] 21

Phone : 0857-897-33-697

Page 22: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

BAB III

METODOLOGI PRAKTEK

3.1. Lokasi, Waktu dan Tema Praktek

Lokasi praktek dilakukan di “Pusat Survey Geologi, Badan Geologi

Kementrian ESDM, Jl. Diponegoro No. 57, Bandung 40122, Indonesia” mulai

10 Maret – 10 April 2014. Tema dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah

“Metode Gaya berat : Akuisisi, Processing, dan Interpretasi”.

3.2. Metode Praktek

Metodologi yang akan digunakan dalam praktek kerja lapangan adalah :

Metode Praktis, metode praktek langsung pada objek yang akan belajar di

bawah pengawasan dan bimbingan dari pengawas lapangan.

Metode Observasi, metode pengumpulan data dengan cara langsung

mengamati dan merekam obyek yang dipelajari.

Metode Wawancara, metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab

secara langsung oleh pengawas lapangan

Email : [email protected] 22

Phone : 0857-897-33-697

Page 23: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Metode Sastra, yaitu dengan mempelajari literatur pengambilan data dalam

bentuk buku, buku teks, jurnal, dan bentuk lain yang terkait dengan objek

yang sedang dipelajari untuk mendukung penyelesaian Pelatihan Job

penyusunan laporan.

Metode Bimbingan, ada konsultasi suatu bantuan dalam men-dokumentasikan

bidang ilmiah yang diperoleh selama program praktek.

Hal ini dilakukan dengan pembimbing bidang lapangan di Pusat Survey Geologi,

dan dosen pembimbing dari Universitas Lampung.

3.3. Kegiatan Praktek

Dalam melaksanakan program praktek, kita sebagai mahasiswa diharapkan

untuk melakukan studi kasus, yang mengangkat kasus yang ditemukan dalam

program praktek untuk menjadi sebuah penilaian yang sesuai dengan bidang

keahlian yang ada, atau untuk mengamati cara kerja proses atau alat untuk

kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian. Untuk mendukung program

praktek dan penilaian yang akan dilakukan, dapat diimplementasikan dengan

beberapa metode implementasi, seperti:

Wawancara dan diskusi untuk memperoleh informasi yang mendukung pada

sistem kontrol.

Studi literatur untuk menemukan informasi data dari literatur sebagai

patokan untuk membandingkan hasil yang diperoleh.

Langsung pengamatan ke situs untuk mengetahui sistem kontrol yang

digunakan perusahaan.

Sistem yang akan diimplementasikan adalah sesuai dengan kondisi lapangan yang

ada, atau sesuai. Selama program praktek, saya akan mematuhi peraturan yang

ditetapkan oleh perusahaan, data yang diperoleh selama kerja praktek akan dijaga

kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan, dan digunakan hanya sebagai

laporan kerja praktek, dan laporan tersebut ditinjau dan disetujui oleh perusahaan.

3.5. Peserta Praktek Kerja Lapangan

Email : [email protected] 23

Phone : 0857-897-33-697

Page 24: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Yang akan menjadi peserta kegiatan Praktek Kerja Lapangan adalah

Mahasiswa Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Universitas Lampung yang

berjumlah 1 orang (Curriculum Vitae terlampir), yaitu:

Taufiq NPM. 1015051035

3.6. Penutup

Demikianlah usulan praktek ini saya ajukan, semoga menjadi bahan

pertimbangan bagi Pusat Survey Geologi (PSG) agar dapat membantu

memberikan bantuan dan dukungan untuk dapat diterima untuk pelaksanaan

praktek kerja lapangan ini. Sekian dan Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2013. http://www. toba-geoscience.blogspot.com. Lampung : 09-09-

2013, 19:48.

Nenny dan Saptadji. 2000. Aplikasi Metode Geofisika dalam mencari Sistem

Panas Bumi. Bandung.

Octonovrilya, Litanya dkk. 2009. Analisa Perbandingan Anomaly Gravitasi

dengan persebaran intrusi air asin (Studi kasus Jakarta 2006-2007). Jurnal

Meteorologi dan Geofisika Vol.10 No.1 : AMG

Sarkowi, Muh. 2009. Modul Praktikum Metode Gaya Berat. Bandar Lampung :

FMIPA Univeritas Lampung.

Email : [email protected] 24

Phone : 0857-897-33-697

Page 25: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Sarkowi, Muh. 2011. Diktat Kuliah : Metode Ekplorasi Gayaberat. Bandar

Lampung : FT Universitas Lampung.

Wahyuningsih, R. 2005. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi

di Indonesia. Kolokium Hasil Lapangan Direktorat Inventarisasi Sumber

Daya Mineral.

CURICULUM VITAE

Nama Lengkap : TaufiQ

Tempat/Tgl. Lahir : Bandar Lampung, 19 Juli 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. P. Singkep No.9 Sukabumi, Bandar Lampung

No. Hp : 0857-897-33-697

Hobi : Bermain Game Online

Berat : 73 Kg

Tinggi : 173 cm

Email : [email protected]

[email protected]

Email : [email protected] 25

Phone : 0857-897-33-697

I. Pendidikan Formal

Page 26: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

1996-1997 TK Taman Siswa Teluk Betung

1997-1998 SD Taman Siswa Teluk Betung

1998-2003 SD Negeri 1 Sukarame B.Lampung

2003-2006 SMP Negeri 4 B.Lampung

2006-2009 SMA Negeri 1 B.Lampung

2009-2010 LPP AMIK Master Computer D1 Programming

2010 - sekarang Universitas Lampung S1 Teknik Geofisika

2010

o Anggota Muda Fossi (AMF) Forum Silaturahmi dan Studi Islam

Fakultas Teknik (FOSSI-FT) Universitas Lampung

o Anggota Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia (HMGI) Sumatera

2011

o Staff Ahli Bidang Media Cyber kementrian Komunikasi Informasi dan

Teknologi (Kominfo-tek) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas

Keluarga Besar Mahasiswa (BEM-U KBM) Universitas Lampung

o Anggota bidang Kajian Syiar Islam (KSI) Forum Silaturahmi dan Studi

Islam Fakultas Teknik (FOSSI-FT) Universitas Lampung

o Anggota bidang Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika

(HIMA-TG “Bhuwana”) Universitas Lampung

o Anggota Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)

Wilayah Sumatra bagian selatan Rayon Universitas Lampung

o Koordinator Bidang Keamanan Panitia Khusus Pemilihan Raya

Fakultas Teknik (Pansus Pemira-FT) Universitas Lampung

2012

o Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI)

Email : [email protected] 26

Phone : 0857-897-33-697

II. Pengalaman Organisasi

Page 27: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

o Anggota Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Kampus Teknik

(FULDKT) Wilayah II Univeristas Lampung

o Anggota Pelajar Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

o Sekretaris Bidang Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika

(HIMA-TG Bhuwana) Universitas Lampung

2013

o Ketua Divisi Short Talk American Association Petroleum Geologist

(AAPG) Student Chapter Universitas Lampung

o Ketua Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT) Universitas Lampung

o Ketua Divisi Public Relation Society of Exploration Geophysics (SEG)

Student Chapter Universitas Lampung

2010

o Peserta dalam Program Orientasi Akademik dan Ekstrakulikuler

(PROPTI) Universitas Lampung

o Peserta dalam Program Orientasi Akademik dan Ekstrakulikuler

(PROPTI) Fakultas Teknik

o Peserta dalam Program Orientasi Akademik dan Ekstrakulikuler

(PROPTI) Jurusan Teknik Geofisika

2011

o Peserta dalam Pelatihan Latihan Kepemimpinan Manajemen Islam

Tingkat Dasar (LKMI-TD) Forum Silaturahmi dan Studi Islam Fakultas

Teknik (FOSSI-FT) Universitas Lampung

o Peserta dalam Pelatihan Software Matematika Mapple dan SPSS 17

FMIPA Universitas Lampung

o Peserta dalam Pelatihan Jurnalistik, Desain Grafis, dan Webblog oleh

Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Universitas

Lampung

Email : [email protected] 27

Phone : 0857-897-33-697

III. Pelatihan, Seminar, dan Workshop

Page 28: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

o Peserta dalam Pelatihan Metodologi Penelitian oleh Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Teknik (BEM-FT) Universitas Lampung

o Peserta dalam Seminar Daerah Studi Teknik Ala Fossi (STAF)

“Engineering sebagai solusi bagi lingkungan” oleh Fossi-FT Unila

o Peserta dalam Seminar Teknologi Update 2011 Creative Vision @Work

oleh AMD GIGABYTE Indonesia

o Peserta dalam Seminar Ketenagalistrikan “mencari solusi strategis

untuk memenuhi kebutuhan listrik” oleh BPPT

o Peserta dalam Seminar Teknologi “Broadband Wireless Access” oleh

BPPT

o Peserta dalam Seminar “Learn from the experts Marketing Online with

Anne Ahira” oleh DJARUM Beasiswa Plus

o Peserta dalam Seminar Nasional Geofisika “Tantangan Ilmu

pengetahuan dan persiapan SDM dalam perencanaan, pembangunan,

dan pemeliharaan Jembatan selat sunda” oleh SGWG Teknik Geofisika

Universitas Lampung

o Peserta dalam Seminar Reformasi Hukum “Reformasi Hukum pasca

reformasi trend atau solusi?” oleh BEM-U KBM Universitas Lampung

o Peserta dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XI 2011 Asosiasi Panas

Bumi Indonesia

2012

o Peserta dalam Pelatihan Latihan Kepemimpinan Manajemen

Mahasiswa Tingkat Menengah Seluruh Indonesia (LKMM-TM SI)

Badan Ekseskutif Mahasiswa Universitas (BEM-U) KBM Universitas

Lampung

o Peserta dalam Seminar Daerah “Eksplorasi Panas Bumi sebagai sumber

energi Alternatif di Provinsi Lampung” oleh FULDKT Wilayah II

Region Universitas Lampung

o Peserta dalam Seminar dan Workshop Geofisika “Geophysiscs

Exploration for the future” oleh SWG Teknik Geofisika

Email : [email protected] 28

Phone : 0857-897-33-697

Page 29: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

o Peserta dalam Seminar Nasional “Sosialisasi pelaksanaan pelelangan

WKP Panas Bumi Danau Ranau Provinsi Sumsel dan Provinsi

Lampung oleh Kementrian ESDM

o The 36th IPA (Indonesian Petroleum Association) Convention and

Exhibition

2013

o Peserta dalam Seminar Nasional “Shale Gas and Deepwater

Exploration” dalam acara IUGC 2013 oleh ITB Bandung

o Peserta dalam Seminar Nasional “Skenario Kebijakan Energi Indonesia

menuju tahun 2050” oleh DEN (Dewan Energi Nasional)

o Peserta dalam Seminar Teknologi “Energi Panas Matahari sebagai

energi baru terbarukan” oleh HIMATEM Universitas Lampung

o Peserta dalam Workshop “Lithotect : Solutions for advanced analysis &

modelling for the complex geology structure” oleh Halliburton

Landmark Software & Services

o Peserta dalam Workshop Geofisika 2013 Univeritas Lampung

o Peserta dalam Seminar Nasional Geofisika “Ekplorasi Mineral dan

Geothermal : Metode Gravitasi dan Elektromagnetik” oleh HMG UI

o The 37th IPA (Indonesian Petroleum Association) Convention and

Exhibition

o Peserta dalam “Workshop menggali potensi ide bisnis” oleh

Kementrian Koperasi dan UKM RI Deputi Bidang Pengembangan

SDM

o Panitia dan Peserta dalam acara “Guest Lecture : Petroleum Geology Of

Indonesia, current knowledge, Mr. Awang Harun Satyana” dari AAPG

Student Chapter Universitas Lampung

Juara III Geophysical Software Challenge (GSC) dalam acara Indonesian

Undergraduate Geophysics Competition (IUGC) 2013 ITB Bandung

Email : [email protected] 29

Phone : 0857-897-33-697

IV. Prestasi Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler

Page 30: 05. Proposal PSG

Proposal Kerja Praktek

Pusat Survey Geologi, Kementrian ESDM

Email : [email protected] 30

Phone : 0857-897-33-697