PSG DIETETIK INDIVIDU

41
PSG DIETETIK INDIVIDU Triska Susila Nindya Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2012

description

PSG DIETETIK INDIVIDU. Triska Susila Nindya Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2012. Pengukuran Dietetik Perlu Untuk. Menilai dan memonitor pangan dan asupan zat gizi (dapat juga untuk memperkirakan paparan food additives dan kontaminan) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PSG DIETETIK INDIVIDU

Page 1: PSG DIETETIK INDIVIDU

PSG DIETETIK INDIVIDU

Triska Susila NindyaDepartemen Gizi Kesehatan

Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Airlangga

2012

Page 2: PSG DIETETIK INDIVIDU

2

Pengukuran Dietetik Perlu Untuk...

• Menilai dan memonitor pangan dan asupan zat gizi (dapat juga untuk memperkirakan paparan food additives dan kontaminan)

• Menyusun dan mengevaluasi kebijakan kesehatan dan pertanian

• Melakukan penelitian epidemiologis (epidemiologic research), misalnya hubungan antara asupan zat gizi ttt dengan kesehatan/penyakit

• Tujuan komersial, misalnya mengembangkan iklan untuk produk pangan yang baru dll

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 3: PSG DIETETIK INDIVIDU

3

Levels of objectives in measuring diets1. Untuk mendapatkan rata-rata asupan

kelompok2. Untuk menilai proporsi populasi yang

berisiko kekurangan zat gizi ttt(inadequate nutrient intake)

3. Untuk menilai “usual intake” dari individu dengan tujuan me-ranking

4. Untuk menilai “usual intake” dari individu dengan tujuan meng-korelasi

populationindividual

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 4: PSG DIETETIK INDIVIDU

Level of Objectives

• Harus ditentukan sebelum memulai penilaian dietetik

• Setiap level of objectives yang berbeda memiliki prosedur yang berbeda

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 5: PSG DIETETIK INDIVIDU

Level of Objectives

• Level 1:– Asupan gizi untuk tiap subjek hanya diukur hanya untuk satu

(1) hari– Setiap hari dalam satu minggu harus terwakili secara

proporsional pada sampel final (sampel total)

• Level 2:– Penilaian asupan gizi setidaknya dilakukan selama 2 hari pada

sub-sampel (30 – 40 subyek)– Sebaiknya dilakukan pada hari yang tidak berurutan (Non-

consecutive days) saat dua kali pengulangan. Jika non-consecutive days tidak memungkinkan, maka sebaiknya dilakukan selama 3 hari

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 6: PSG DIETETIK INDIVIDU

Level of Objectives

• Level 3: Rank intakes of subjects within the distribution – Multiple replicates of 24-hour recalls/diet records/diet

history – Alternatively, semi-quantitative FFQ can be used

• Level 4: Usual intakes for correlations or counseling– Larger number of replicates required– Alternatively, semi-quantitative FFQ or diet history can be

used

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 7: PSG DIETETIK INDIVIDU

Median population intake of Malawian children: post intervention

Level Berapakah Ini?

Page 8: PSG DIETETIK INDIVIDU

8

Correlations between fatty acid (FA) composition of adipose tissue & FA content of dietary intake

Level Berapakah Ini? Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 9: PSG DIETETIK INDIVIDU

9

Proportion of children at risk of inadequate zinc intake

Level Berapakah Ini?

Page 10: PSG DIETETIK INDIVIDU

10

Intake of dairy products by decile versus mean PDA in adipose tissue

Level Berapakah Ini? Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 11: PSG DIETETIK INDIVIDU

11

Figure: The four levels of objectives in measuring nutrient intakes and methods which can be used to meet the objectives

LEVEL 1Mean nutrient

intake of a group

LEVEL 3Usual intake of

nutrients in individuals for

ranking within a group

LEVEL 4Usual intakes of foods / nutrients in individuals for counseling or for

correlation or regression

analysis

LEVEL 2Proportion of

population at risk

SINGLE24hr-recall / food records / weighed

diet records

Semi Quantitative-FFQ

Diet History

MULTIPLE24hr-recall / food records / weighed

diet records

All days of the week equally represented

At least 2 replicates in sub-sample

Replicates in all

Replicates in all

Page 12: PSG DIETETIK INDIVIDU

Steps in Dietary Assessment

1. Measuring Food Intake2. Converting Food to Nutrient3. Evaluating Dietary Adequacy

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 13: PSG DIETETIK INDIVIDU

METODE PENILAIAN DIETETIK INDIVIDU (Measuring Food Intake)

• Quantitative Daily Consumption Method: Food Record (Estimated or Weighed), 24 hour recall

• Qualitative/Retrospective Information on Pattern of Food: Food Frequency Questionnaire (FFQ), Diet History (DH) without portion size

• Semi-quantitative: FFQ and DH with portion size

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 14: PSG DIETETIK INDIVIDU

Food Records

• Responden mencatat makanan dan minuman beserta jumlahnya yang dikonsumsi

• Dapat dilakukan dengan dua (2) pendekatan:- Estimated Food Records: menggunakan ukuran rumah tangga (sendok, gelas dll) atau menggunakan food model, gambar dll- Weighed Food Records: menimbang makanan dan minuman yang telah dikonsumsi (porsi yang disajikan dikurangi sisa makanan)

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 15: PSG DIETETIK INDIVIDU

Weighed Food Records

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 16: PSG DIETETIK INDIVIDU

Prosedur Food Records

a. Responden diminta mencatat pada saat yang sama saat dia mengkonsumsi semua makanan dan minuman termasuk jajanan yang habis dimakan

b. Deskripsi makanan/minuman harus jelas: nama, cara memasak, merk (jika ada)

c. Timbang makanan/minuman yg dikonsumsi (yg disajikan dikurangi sisa) atau perkirakan dengan menggunakan URT

d. Jika responden makan di luar/membeli, diminta untuk mencatat secara detail sehingga nutrisionis dpt membeli dan menimbang ‘duplicate portion’ makanan yang telah dicatat responden tsb Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 17: PSG DIETETIK INDIVIDU

Perbandingan Estimated Food Record dan Weighed Food Record

Estimated Food Record (EFR) Weighed Food Record (WFR)

Jumlah makanan dan sisa makanan diukur dengan URT

Makanan dan sisa makanan ditimbang menggunakan timbangan yang disediakan oleh peneliti

Tingkat keakuratan kurang jika dibandingkan WFR

Metode yang paling precise untuk memperkirakan usual food dan nutrient intake pada individy

Beban responden lebih ringan jika dibandingkan WFR

Memerlukan kerjasama yang tinggi dari responden jika dibanding EFRPerlu biaya untuk membeli timbangan makanan

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 18: PSG DIETETIK INDIVIDU

Contoh Form WFR

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 19: PSG DIETETIK INDIVIDU

24 Hour Recall (Single or Repeated)

• Responden diminta untuk mengingat dan melaporkan semua makanan/minuman yang dikonsumsi pada selang waktu 24 jam yang lalu atau 1 hari sebelumnya

• Dilakukan dengan wawancara sehingga well-trained interviewers sangat diperlukan untuk mengumpulkan informasi dengan probing pertanyaan

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 20: PSG DIETETIK INDIVIDU

Prosedur 24 Hr Recallsa. Responden mengingat semua makanan dan minuman yang

dikonsumsi 24 jam yang lalub. Responden memberikan informasi yang detail setiap

pangan yang telah dikonsumsi mulai dari pagi bangun tidur dan berlanjut secara bertahap sampai makanan/minuman terakhir yang dikonsumsi pada hari tersebut

c. Responden memperkirakan ukuran porsi dengan menggunakan URT, food model

d. Interviewer men-check kembali hasil recall dengan responden

e. Interviewer mengkonversi ukuran porsi ke ukuran gramExcellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 21: PSG DIETETIK INDIVIDU

A Four Stage: Multiple-pass Interviewing Technique

1. First Pass: Complete list of all food and beverages consumed during the preceding day is obtained

2. Second pass: a detailed description of each food and beverage consumed, including cooking methods and brand names (if applicable)

3. Third pass: estimated the amount of each food and beverage itemn consumde are obtained, generally in household measures

4. Fourth pass: the recall is reviewed to ensure that all items, including the use of vitamin and mineral supplements have been recorded correctly. Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 22: PSG DIETETIK INDIVIDU

Contoh: Form 24 Hr Recall

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 23: PSG DIETETIK INDIVIDU

Food Frequency Questionnaire (FFQ)

• Responden diminta untuk melaporkan usual frequency of consumption untuk setiap jenis makanan dan minuman dari list/daftar pangan dalam jangka waktu tertentu

• FFQ sering didesain untuk mendapatkan informasi yang spesifik, misalnya vitamin atau mineral tt

• FFQ biasanya diisi sendiri oleh responden (self-administered) sehingga didesain untuk mudah diisi

• FFQ harus culture specificExcellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 24: PSG DIETETIK INDIVIDU

Prosedur FFQ

1. Berdasarkan daftar bahan pangan/list of food/food group of interest, minta responden untuk mengidentifikasi seberapa sering biasanya konsumsi jenis pangan tsb

2. Lima kategori untuk food frekuensi tersedia: Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan, Tidak Pernah (atau dapat dimodifikasi sesuai dengan tujuan penelitian). Responden memilih kategori yang paling sesuai dan mencatat berapa kali pangan tsb dikonsumsi

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 25: PSG DIETETIK INDIVIDU

Contoh: Form FFQ

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 26: PSG DIETETIK INDIVIDU

Semi-quantitative FFQ (SQ-FFQ)

• SQ-FFQ digunakan untuk meranking individu berdasarkan food atau nutrient intake berdasarkan ukuran standar porsi yang dapat menjadi referens untuk setiap jenis pangan

• Data yang didapatkan dari SQ-FFQ dapat dikonversikan menjadi energi dan nurient intake dgn mengalikan fraksi ukuran porsi setiap jenis pangan per hari dgn kandungan energi atau zat gizi yang berasal dari daftar komposisi bahan makanan yang sesuai

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 27: PSG DIETETIK INDIVIDU

Prosedur SQ-FFQ

1. Complete the step in FFQ prosedur2. A choice of three portion size is available: Small,

Medium, Large3. Konversikan semua kategori frekuensi ke kategori

harian, dgn ketentuan 1 kali perhari sama dengan 1. Contoh nasi dikonsumsi 3 kali per hari = 3; tahu dikonsumsi 4x per minggu = 4/7 per hari = 0,57 per hari

4. Kalikan frekuensi per hari dgn memilih ukuran porsi yang sesuai (gram) untuk mendapatkan berat yang dikonsumsi dalam gram per hari

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 28: PSG DIETETIK INDIVIDU

Contoh: Form SQ-FFQ

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 29: PSG DIETETIK INDIVIDU

Dietary History (DH)

• Responden diminta untuk melaporkan pola konsumsi yang lampau (past diet)

• Didesain untuk menentukan usual food intake dari seseorang lebih detail ttg karakteristik dari pangan yang biasanya dikonsumsi

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 30: PSG DIETETIK INDIVIDU

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 31: PSG DIETETIK INDIVIDU

Case Study• Anda adalah sekelompok ahli yang diminta Kementrian Kesehatan

(Ministry of Health/MOH) untuk mendesain protokol survei gizi nasional. MOH telah menetukan beberapa tujuan/objective yang ingin dicapai dengan survei ini yaitu:1. Menghitung prevalensi inadequate intakes of nutrients.2. Mengidentifikasi sub-populasi yang memiliki risiko tinggi kekurangan zat gizi.3. Mengidentifikasi karakteristik individu yang memiliki risiko untuk mengalami penyakit jantung koroner 4. Memberikan informasi ttg hubungan antara status kesehatan, sosial, ekonomi dan gizi pada sub-group populasi yang terpilih untuk pengembangan kebijakan, termasuk promosi kesehatan

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 32: PSG DIETETIK INDIVIDU

Case Study Con’t

• Questions:1. What dietary assessment method would you

select for measuring food intake to meet the stated objectives? Justify your selection with reasons.

2. What modifications could you adopt to the method to ensure that you could meet the stated objectives?

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 33: PSG DIETETIK INDIVIDU

Step 2: Converting Food to Nutrient

• Perlu Food Composition Table/Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)/ Nutrient Value Databases

• Dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan software untuk dietary analysis, misalnya: Worldfood 2, Nutrisurvey (Akan dibahas di MK Praktikum Gizi Smt 7)

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 34: PSG DIETETIK INDIVIDU

Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) = Food Composition Table

• When dietary data are to be converted to nutrient intake data, it is necessary to use a nutrient composition database/food composition table

• Some value in nutrient databases are obtained from laboratory analysis, however because of high cost, many values are estimated based on conversion factors or other knowledge about the food

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 35: PSG DIETETIK INDIVIDU

Source of nutrient composition value

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 36: PSG DIETETIK INDIVIDU

Step 3: Evaluating Dietary Adequacy

• Dilakukan dengan membandingkan intake data dengan nutrient requirement level yang spesifik menurut jenis kelamin dan kelompok umur

• WHO/FAO mendefinisikan empat (4) level nutrient requirement

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 37: PSG DIETETIK INDIVIDU

Nutrient Requirement1. Estimated Average Requirements (EAR)

WHO/FAO (2004) mendefinisikan EAR sebagai rata-rata level zat gizi yang memenuhi kebutuhan 50 persen individu sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin tertentu.

2. Angka Kecukupan Gizi (AKG)/ Recommended Dietary Intake

(RDI)/Recommended Dietary Allowance (RDA) /Recommended Nutrient Intake (RNI)Rata-rata jumlah zat gizi yang dikonsumsi harian yang dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bagi seluruh orang yang sehat. RDI ditentukan berdasarkan 97,5% distribusi normal dari zat gizi yang berdasarkan scientific evidence dapat memenuhi kebutuhan orang yang sehat. RDI/RDA/RNI digunakan untuk mengevaluasi asupan zat gizi pada individu.

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 38: PSG DIETETIK INDIVIDU

Nutrient Requirement3. Adequate Intake (AI)

Untuk beberapa zat gizi tertentu, terdapat keterbatasan dalam kurangnya scientific evidence untuk menentukan Estimated Average Requirements (EAR) yang diperlukan untuk menentukan RDA sehingga dalam keadaan ini maka AI akan ditentukan. AI menggambarkan rata-rata jumlah zat gizi yang dikonsumsi kelompok orang yang sehat. Seperti halnya RDA, AI juga digunakan untuk mengevaluasi asupan zat gizi pada individu. Walaupun RDA dan AI penggunaannya sama yaitu untuk mengevaluasi asupan zat gizi pada individu, namun ada perbedaan yang harus diketahui. RDA disusun berdasarkan scientific evidence yang kuat, sedangkan AI umumnya berdasar pada scientific judging karena kurangnya scientific evidence.

4. Tolerable Upper Intake Level (UL)

UL disusun agar asupan zat gizi tidak terlalu berlebihan dan membahayakan kesehata. UL bermanfaat untuk melindungi individu agar tidak mengalami overconsumption zat gizi tertentu, yang biasanya dapat terjadi karena penggunaan suplemen dosis tinggi.

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 39: PSG DIETETIK INDIVIDU

Perbedaan EAR dan RDA

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 40: PSG DIETETIK INDIVIDU

Penggunaan Nutrient Requirement Reference Level Penggunaan Untuk Individu Penggunaan Untuk

KelompokEAR Menilai probabilitas kebiasaan

asupan tidak adekuatMenilai prevalensi asupan yang tidak adekuat pada kelompok

AKG/RDI Kebiasaan asupan pada atau di atas level ini menunjukkan bahwa ketidakcukupan asupan probabilitasnya rendah

Sebaiknya tidak digunakan untuk menilai asupan kelompok

AI Kebiasaan asupan pada atau di atas level ini menunjukkan bahwa ketidakcukupan asupan probabilitasnya rendah

Rerata kebiasaan asupan pada atau di atas level ini menunjukkan prevalensi yang rendah utuk ketidakcukupan asupan

UL Kebiasaan asupan di atas level ini dapat meningkatkan risiko efek kesehatan karena asupan yang berlebihan

Menilai prevalensi asupan yang berlebihan (excessive intake)

Page 41: PSG DIETETIK INDIVIDU

References

• Fahmida U, Dillon DHS. 2007. Handbook Nutritional Assessment. SEAMEO-TROPMED RCCN, Jakarta

• Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment, 2nd ed. Oxford University Press

• Thomson FE., Subar, AF. 2007. Dietary Assessment Methodology in Nutrition in the Prevention and Treatment of Disease, 2nd ed

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA