05. Kegawatdaruratan Obstetri

67
HENNY S.ST HENNY S.ST

Transcript of 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Page 1: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

HENNY S.STHENNY S.ST

Page 2: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Gawat darurat

• Gawat darurat :Keadaan yang harus ditangani segera dan mengacam nyawa

• Banyak kasus gawat darurat pada obstetri, kesempatan ini akan dibahas Preeklampsia dan Eklampsia

Page 3: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Insiden preeklampsia dan eklampsia pada wanita hamil berkisar 4-9%, 3-7% terjadi pada nulipara dan 0,8-5% pada multipara

• Angka kejadian Preeklampsia di Indonesia berkisar 3-10%

Page 4: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Hipertensi Dalam Kehamilan

• Adalah penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi disamping perdarahan dan infeksi

• Di INDONESIA preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab dari 30-40% kematian perinatal

Page 5: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan

• Hipertensi gestasional : kenaikan tekanan darah yang hanya dijumpai dalam kehamilan sampai 12 minggu pasca persalinan

• Hipertensi Kronis: hipertensi yang sudah dijumpai sebelum kehamilan, selama kehamilan, sampai sesudah masa nifas

• Superimposed preeklampsia : adalah gejala dan tanda preeklampsia muncul sesudah kehamilan 20 minggu pada wanita yg sebelumnya menderita hipertensi kronis

• Preeklampsia ringan, preeklampsia berat, eklampsia : ditemukan trias tanda klinik

Page 6: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Trias Preeklampsia : tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, Proteinuria, dan edema.

• Sekarang edema tidak dimasukan lagi dalam kriteria diagnosis karena edema juga dijumpai pada kehamilan normal

Page 7: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Etiologi dan Patogenesis

• Etiologi dan patogenesis preeklampsia sampai saat ini masih belum sepenuhnya dipahami masih kontroversi

• Hipotesis utama terjadinya preeklampsia : faktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah

Page 8: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Preeklampsia Ringan

• Adalah jika tekanan darah ≥ 140/90, tapi < 160/110 mmHG dan proteinuria +1

Page 9: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Preeklampsia Berat

• Adalah jika tekanan darah > 160/110 mmHg, Proteinuria ≥ +2, dapat disertai keluhan subyektif seperti nyeri epigastrium, sakit kepala, gangguan penglihatan, dan oligouria

Page 10: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Eklampsia • Adalah kelainan akut pada wanita

hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan atau koma

Page 11: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penanganan Preeklampsia Berat

• A. Medisinalis-Tirah baring -oksigen -kateter menetap-IVFD : ringer aseta, ringer asetat, koloid-antikejang : Magnesium sulfat-antihipertensi : nifedipin

• B. Penanganan Obstetrik Pada keadaan ibu sudah stabil , tetapkan keputusan apkah dilakukan terminasi kehamilan atau tindakan konservatif. Jika servik sudah matang dan tidak ada kontra indikasi obstetrik dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin drip dan amniotomi, kala II dipercepat dengan tindakan EV /EF

Page 12: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penanganan Eklampsia • A. Medisinalis

anti kejang : MgSO4IVFD : ringer asetat, ringer laktat perawatan pada serangan kejang : dirawat dikamar isolasi, masukan tong spatel kedalam mulut penderita, lendir diisap, pasang kateter rawat ICU

• B. Penanganan ObstetrikSemua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin

Page 13: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

SYOK)SYOK)SYOK)SYOK)

HENNY S.STHENNY S.ST

Page 14: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• SYOK: adalah kegagalan sirkulasi berat yang bersifat umum. Aliran darah ke organ yang tidak adekuat tidak mampu memberikan perfusi oksigen jaringan yang diperlukan untuk metabolisme selular yang normal

Page 15: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Gejala klinis: Ansietas, rasa ketakutan, kekacauan mental, disorientasi dan agitasi yang diikuti oleh apati atau bahkan stupor, kelemahan, kepucatan, kegelisahan dan kehausan yang hebat

Page 16: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Pemeriksaan Umum :Hipotensi dan takikardi, nadi cepat lemah dan volumenya kecil, frekuensi pernafasan cepat, kulit biasanya dingin lembab, basah dan sianotik atau pucat

Page 17: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Pemeriksaan Laboratorium Penentuan hemoglobin dan hematokrit merupakan pengukuran tidak langsung dari kapasitas oksigen yang terbawa sirkulasi. Pengukuran dan pengurangan kadarnya merupakan petunjuk adanya perdarahan akut

Page 18: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Jenis syok : – Syok hipovolemik – Syok distributif– Syok kardiogenik – Syok obstruktif

Page 19: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Syok hipovolemik :Disebabkan oleh volume sirkulasi yang tidak adekuat. Contoh : pada perdarahan Obstruksi usus, peritonitis, perlukaan jaringan

Page 20: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Syok distributif Disebabkan oleh kelainan dalam distribusi aliran darah akibat vasodilatasi perifer atau kapasitansi vena yang membesar. Contoh syok distributif bentuk sentral yang berkaitan dengan anestesi spinal dan epidural

Page 21: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan pompa jantung. Contoh infark miokard, gagal jantung dan aritmia

Page 22: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Syok obstruktif disebabkan oleh obstruksi vaskuler. Contoh emboli paru, kompresi vena kava, dan tamponade jantung

Page 23: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Faktor etiologi syok intrapartum atau post partum

Perdarahan Atonia uteri

Laserasi vagina

Ruptur uteri

Inversio uteri

Kelainan plasenta: solusio plasenta, plasenta akreta

Kelainan koagulasi

Sepsis Endometriosis

Tromboplebitis pelvis

peritonitis

pielonefritis

Emoboli paru trombosis

Cairan amnion

udara

Penyakit perdarahan otak Perdarahan intrakranial

Perdarahan subaraknoid

Page 24: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

• Penatalaksanaan – Oksigen dan jalan nafas yang

adekuat – Penggantian volume vaskuler :cairan

kristaloid, diikuti penggantian darah – Antibiotik

Page 25: 05. Kegawatdaruratan Obstetri
Page 26: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Masalah Kesehatan Nasional

Angka Kematian IBU

Angka Kematian perinatal

Angka kesakitan ibu - neonatal

Page 27: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Kasus Gawat Darurat Obstetri

1. Kehamilan < 20 mgg : Abortus, KET, Hiperemesis, Mola

Kehamilan > 20 mgg : Plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri

2. Persalinan : Plasenta previa, Perlukaan jalan lahir, sisa plasenta

3. Nifas : Atonia uteri, perlukaan jalan lahir, sisa plasenta

Page 28: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Tindakan segera

1. Penilaian awal : Fisik dan tanda vital

2. Penilaian klinik lengkap :- Anamnesis- Fisik umum- Obstetri- Panggul

Page 29: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

PERDARAHAN OBSTETRI

Perdarahan yang terjadi dalam kehamilan, persalinan dan nifas

Penilaian : 1. Syok

2. Hamil / persalinan / nifas3. Usia kehamilan / persalinan / nifas

4. Diagnosis

Page 30: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

HAP( Perdarahan sebelum

melahirkan )DEFINISI :

Perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 28 minggu(22-28 minggu = Perdarahan TM II)

Klassifikasi :1. Plasenta previa2. Solusio plasenta3. Belum jelas sumbernya

Page 31: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

frekuensi : 3% persalinan

HATI – HATI :1. Usia > 35 tahun2. Anak > 5 orang3. Bagian terbawah terapung4. Preeklampsi atau hipertensi5. Letak lintang

Page 32: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

PLASENTA PREVIADEFINISI :

Plasenta yang letaknya abnormalyaitu pada SBR, menutupi sebagian atau seluruh OUI

Klasifikasi :1. Plasenta previa totalis2. Plasenta previa parsialis3. Plasenta previa marginalis4. Plasenta letak rendah

Page 33: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Frekuensi : 0,4 – 0,6 %Etiologi :

Tidak diketahui dengan jelasPredisposisi :

1. Vaskularisasi desidua berkurang

2. Kerusakan endo / miometrium3. Plasenta besar4. Sebab yangbelum dpt

dijelaskan

Page 34: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Patogenesis1. Kerusakan endometrium korpus

Implantasi kurang baik SBR2. Kebutuhan nutrisi > Normal

Plasenta melebar SBR / OUIGejala : - Awal bercak

- darah segar- Malam hari - Asal dari Ibu (bayi 10%)

Page 35: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Diagnosis1. Anamnesis :

Perdarahan tanpa nyeri, tanpa sebab

2. Periksa luar : Terbawah tidak masuk PAP

3. Inspekulo : Perdarahan OUI

4. USG (tidak langsung) 5. Perabaan forniks – kanalis

servikalis

Page 36: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan

• EkspektatifTujuan ; janin tidak lahir prematurSyarat : 1. < 37 minggu

2. Perdarahan tdk aktif3. Belum inpartu4. KU ibu Baik (Hb>8 g%)5. Janin hidup

Page 37: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan• AKTIF

Syarat :1. > 37 minggu / TBJ > 2500 g

2. Perdarahan aktif, KU jelek3. Inpartu4. Terbawah masuk PAP5. Janin mati, kongenital mayor

Page 38: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Tindakan

• Perbaikan KU :Infus, atasi syok

• Syok teratasi & pastikan Diagnosis, Tentukan Terminasi :

KU jelek : Seksio sesariaKU baik : PDMO

Persalinan : Seksio Sesar – Pervaginam

Page 39: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

SOLUSIO PLASENTADefinisi :

Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal sebelum janin lahir pada kehamilan > 28 minggu

Frekuensi : 2% persalinan berulang 1 dlm 6-25 kehamilan

Page 40: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Etiologi / predisposisi1. HDK 8. Trauma, VL2. Multiparitas 9. Konsumsi alkoho;3. Usia ibu tua 10. Merokok4. TP pendek 11. Tumor

uterus5. Dekompresi uterus mendadak6. Tekanan pada VCL12.Kelainan

uterus7. Defisiensi gizi, asam folat

Page 41: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Diagnosis• Gambaran Klinis :

– Perdarahan dgn rasa nyeri– Warna kehitaman– Anemia / syok– Uterus tegang– Bagian janin sukar dinilai– DJJ (-)– Plasenta ada cekungan

Page 42: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan • Ekspektatif

Kriteria : 1. KU baik2. Usia gestasi < 37

mgg TBJ < 2500 g3. Solusio plasenta

ringan

Page 43: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan

• AktifKriteria : 1. KU jelek

2. Usia gestasi > 37 mgg TBJ > 2500 g3. Solusio plasenta ringan, sedang, berat

TINDAKAN : Perbaiki KU – Tindakan Obstetri

Page 44: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

ABORTUS

Definisi :Berakhirnya kehamilan sebelum hasil konsepsi mampu hidup diluar kandungan (<500 g atau < 20 minggu)

Abortus Spontan=keguguran=miscarriageAbortus yg terjadi scr alamiah tanpa adanya upaya dr luar

Page 45: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Abortus buatan=provokatus=aborsi

Abortus yg terjadi akibat upaya tertentu untuk mengakhiri kehamilan1. Abortus provokatus medisinalis2. Abortus kriminalis

Kejadian : WHO 10% kehamilan Sarwono 10-15%

Page 46: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Etiologi

A. Kel. Perkembangan zigot

B. Kel. PlasentaC. Kel. MaternalD.Kel. Traktus genitalis

Page 47: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan

• Abortus imminensa. tirah baringb. sedatif ringanc. tokolitikd. hormonal

Page 48: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan• Abortus insipiens dan

inkomplita. Perbaiki KUb. Kuretasec. Uterotonikad. Antibiotika

Page 49: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan• Abortus komplit

Tidak memerlukan pengobatan khusus

Anemia : SF, roboransia,

tranfusi

Page 50: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan• Missed Abortion

a. Periksa CT, BT, COTb. < 12 mgg : laminaria-kuretc. > 12 mgg : estradiol benzoas laminaria / tetes pitosin

Page 51: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan• Abortus septik

a. Rawat ICUb. = Abortus infeksiosac. Deksametasond. Kuretase 24 jam kemudiane. Tdk ada perbaikan : HTSOBf. HT, dipertimbangkan : - Uterus > 16 mgg- infeksi C.welchii- abortus provokatus- perforasi uterus

Page 52: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DEFINISITimbulnya mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil TM I, lebih 10 x 24 jam, shg mengganggu KU dan aktifitas sehari-hari.

Etiologi : tidak diketahui secara pastia. Faktor predisposisib. Faktor organikc. Alergid. Psikologike. Endokrin

Page 53: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Gambaran KlinikWanita hamil muda, muda, muntah terus menerus, kulit kering, dehidrasi dan BB turun berat: ikterus dan ggn saraf.

Patologi ;1. Otak2. Jantung3. Sindrom mallory weiss4. Hati5. ginjal

Page 54: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan1. Pencegahan2. Isolasi3. Puasa sp muntah hilang (24 jam)4. Terapi psikologis5. Cairan parenteral6. Balans cairan7. Obat penenang, neurotonika8. Konsul RSJ9. Terminasi kehamilan

Page 55: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

KEHAMILAN EKTOPIK

DEFINISITelur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri

Lokasi : a. Tuba fallopib. Uterusc. Ovariumd. Intraligamentere. Abdominalf. Kombinasi dalam dan luar

uterus

Page 56: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Frekuensi : 0 – 14,6%Etiologi :

Sebagian besar tidak diketahuiFaktor yang mempengaruhi :1. Lumen tuba sempit2. Dinding tuba3. Diluar tuba4. Faktor lain

Page 57: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Faktor risiko :1. PID2. IUD (inflamasi obstruksi )3. Riwayat KE4. Riwayat operasi abdomen

DIAGNOSIS :Bervariasi tergantung cepat diagnosis, lokasi, implantasi, ruptur

Page 58: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Anamnesis :- Terlambat mens- Nyeri perut bawah- Nyeri menjalar kebahu- Perdarahan pervaginam- Tenesmus

Pemeriksaan Umum :- Kesakitan dan pucat- Tanda syok- Perut mengembung nyeri tekan

Page 59: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Pemeriksaan ginekologi• Tanda kehamilan muda• Nyeri goyang porsio• Uterus sedikit membesar• CD menonjol dan nyeri

raba, hematokel retrouterina

• Suhu kadang naik

Page 60: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Laboratorium• Hb, lekosit• Pregnancy test (PT)• Progesteron

USG : Kantong gestasi diluar kavum uteri atau genangan cairan di CD

KULDOSENTESIS

Page 61: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Penatalaksanaan

• 1. perbaikan KU, infus dan tranfusi• 2. Laparotomi segera• 3. Kemoterapi

Page 62: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

PERDARAHAN POST PARTUM

DEFINISIPerdarahan lebih dari 500 cc dalam 24 jam setelah anak lahir

Etiologi :Atonia uteri (50-60%)Retensio uteri (16-17%)Sisa plasenta (23-24%)Laserasi jalan lahir (4-5%)Kelainan darah (0,5-0,8%)

Page 63: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Klinis

• Perdarahan postpartum dini (early)• Perdarahan masa nifas (Late)

Penatalaksanaan :1. Hentikan perdarahan2. Cegah / atasi syok3. Ganti darah yang hilang

Page 64: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

ATONIA UTERI1. Masase uterus + Uterotonika2. Kompresi bimanual3. Tampon uterovaginal4. Operatif : - Ligasi arteri uterina

- Ligasi arteri hipogastrika

- Histerektomi

Page 65: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

RETENSIO PLASENTA1. Tanpa perdarahan :

Menunggu. VU dikosongkan. MasaseOksitosinPerasat crede lege artisGagal Manual

2. Manual Ergometrin. Kuretase (ragu)

Page 66: 05. Kegawatdaruratan Obstetri

Robekan / Laserasi jalan lahir

Reparasi secara avue

Gangguan Pembekuan Darah Vitamin K, Kalsium, tranexamic acid Hipofibrinogen : Fibrinogen

tranfusi darah segar,Fresh frozen plasma

DIC Heparin

Page 67: 05. Kegawatdaruratan Obstetri