03HUKUM KEDOKTERAN

9
HUKUM KEDOKTERAN •ADALAH –SEGALA ATURAN YANG TERKAIT PROFESI DOKTER.

description

g

Transcript of 03HUKUM KEDOKTERAN

Page 1: 03HUKUM KEDOKTERAN

HUKUM KEDOKTERAN

• ADALAH–SEGALA ATURAN YANG TERKAIT PROFESI DOKTER.

Page 2: 03HUKUM KEDOKTERAN

• JADI HUKUM KEDOKTERAN TIDAK HANYA UNDANG-UNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN

• TAPI, SEGALA ATURAN YANG TERKAIT DENGAN PROFESI DOKTER

• JADI, HUKUM KEDOKTERAN DAPAT BERISI– ASPEK ADMINISTRASI– ASPEK PIDANA– ASPEK PEDATA

Page 3: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek administrasi

• Yang dimaksud adalah– Hukum administrasi kedokteran– Sebagian besar dari hukum kedokteran adalah hukum

administrasi.– Seperti administrasi pemerintahan, atau administrasi kantor,

maka adalah hukum kedokteran itu sebenarnya administrasi kedokteran.

• Berisi tatacara pelayanan yang baik agar pasien terlayani dengan baik.

• Posisi dokter dalam hal tersebut adalah abdi negara, dimana dokter (sebagai pegawai negara) melayani masyarakat (warga negara)

• Tindak tanduk dokter dalam memberi pelayanan ditata sebagaimana tatanan administrasi (yaitu administrasi kedokteran)

Page 4: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek administrasi

• Bentuk hukum administrasi kedokteran adalah adanya peraturan yang berbentuk STANDART-STANDART

• Seperti:– SOP (standart operasional prosedur)– Standart pelayanan medik– Standart medik

• Seorang dokter yang memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standart tersebut dapat diaggap malpraktik, dan diberi sanksi.

• Sanksinya dapat berupa– Sanksi pidana (denda dana atau kurungan penjara)– Sanksi administrasi (skorsing, dicabut ijin praktiknya, dll)

Page 5: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek perdata

• Berangkat dari pola pelayanan (dari pemerintah) kesehatan (kedokteran) dari dokter ke pasien, yang nir laba, kemudian menuju pada pelayanan partikelir dokter kepada pasien dalam praktik pribadinya.

• Disini dokter praktik untuk mendapat uang.• pasien datang ke dokter bersedia membayar jasa dokter.• Maka, pelayanan tidak lagi hanya aspek administratif

tidak dapat dapat dihindari muncul disini suatu nilai seperti jual beli.

• Muncul aspek perdata, yang dikategorikan sebagai hubungan ikatan. Ikatan mana disebut sebagai kontrak terapetik, yang merupakan aspek perdata.

Page 6: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek perdata

• Ikatan terjadi tidak hanya karena pasien datang ke dokter praktik saja.

• Ikatan dapat terjadi karena:– Ius contractu– Ius delicto

• Ius contractu : terjadinya ikatan karena adanya saling persetujuan dari para pihak untuk melakukan kontrak. Jika disini adalah dokter dengan pasien maka disebut kontrak terapetik

Page 7: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek perdata

• Ius delicto ; terjadinya ikatan karena diatur oleh hukum. Pada para pihak tidak ada kebebasan untuk terjadinya ikatan itu. Hukum mengatur, jika sesorang melibatkan dirinya pada permasalahan orang lain, maka dia bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut sampai ada pihak lain yang mau mengambil alinh tanggung jawab tersebut.

• Pada pokoknya dua bentuk ikatan itu disebut sebagai kontrak terapetik.

• Akibat dari adanya kontrak terapetik maka muncul hak dan kewajiban dari dokter dan pasien.

• Para pihak harus memenuhi prestasinya (kewajibannya) tidak disebut sebagi wanprestasi

Page 8: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek perdata

• Tuntutan dapat terjadi –dilakukan- dari para pihak jika ada dari mereka yang melakukan wanprestasi

• Tuntunan yang terjadi berkembang karena– Kelalaian– wanprestasi

• Tuntutan yang disampikan dapat berupa– Aspek perdata– Tidak menutup kemungkinan aspek pidana

Page 9: 03HUKUM KEDOKTERAN

Aspek pidana

• sanksi pidana pada hukum kedokteran dapat muncul karena– Melanggar aspek administrasi yang diberi sanksi pidana– Melakukan kesalahan sebagai tindak pidana– Mengalami kelalaian berat. –gross negligence, culpa lata-.

• Sanksi pidana pada profesi dokter sangat sukar terjadi, karena latar belakang profesi dokter adalah pelayanan kesehatan yang sarat dengan nilai luhur

• Aspek pidana yang terjadi dalam proses peradilan kasus hukum kedokteran memerlukan saksi ahli dari kalangan profesi untuk dapat menilai akan bebar-benar adanya kesalahan, kelalaian, atau pelanggaran yang diduga ada.