kedokteran gigi
-
Upload
andykayayansetiawan -
Category
Documents
-
view
144 -
download
3
Embed Size (px)
description
Transcript of kedokteran gigi

Gangguan sistem pengunyahan
Sistem pengunyahan terdiri dari sendi temporomandibula (STM), otot-otot
pengunyahan, gigi-geligi beroklusi, dan saraf dan suplai vaskular yang mendukung semua
struktur-struktur tersebut.
Penelitian menunjukkan bahwa gangguan sistem pengunyahan mencakup banyak
variasi kondisi dengan beberapa faktor yang mungkin berkontribusi daripada penyakit yang
berbeda dari penyakit tunggal atau sindrom. Kemampuan untuk memahami anatomi dan fungsi
sistem pengunyahan dan interpretasi yang tepat yang relevan dengan informasi diagnostik
merupakan prasyarat untuk memenuhi standar perawatan yang lengkap. Proses diagnostik kita
harus berbasis luas dan cukup untuk menentukan penyebab yang paling tepat dari disfungsi
pengunyahan.
Sendi Temporomandibula
Fungsi yang harmonis dari sendi temporomandibula merupakan hasil dari koordinasi otot-otot
pengunyahan melalui mekanisme yang rumit dengan kontrol persarafan. Memahami dinamika
dan hubungan sendi temporomandibula yang berhubungan dengan otot-otot dan saraf-saraf
memberikan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan dan diagnosis yang efektif.
Sendi temporomandibula merupakan salah satu sendi paling komplek pada tubuh
manusia. Dia mampu untuk memberikan gerakan baik memutar (rotasi) dan meluncur (translasi)
dan mempertahankan kekuatan yang luar biasa dari pengunyahan. Sendi temporomandibula
dibentuk oleh kepala kondil mandibula dimana sesuai dengan fossa artikular dari tulang temporo
(gambar 30-1). Badan mandibula secara efektif terhubung pada kedua kondil sehingga fungsi
kondil tidak berdiri sendiri. Ruang antara kepala kondil dan permukaan artikular tulang temporal
adalah disk artikular, mengandung jaringan ikat padat, menghasilkan gabungan sendi dengan dua
kavitas sendi (lihat gambar 30-2). Permukaan artikulasi dari struktur tulang pada dasarnya
cembung dalam keadaan sehat, sehingga konfigurasi bikonkaf dari disk artikular mengimbangi
sisi lawan yang konvek atau cembung. Permukaan artikular kondil dan tulang temporal terdiri
dari jaringan ikat fibrous, menahan agar tidak rusak dan mampu untuk melakukan perbaikan.
Lapisan jaringan ikat yang dalam, kartilago artikular memberikan dasar respon selular dan
structural untuk respon beban fungsional dan pergerakan sendi temporomandiula. Ligamen disk

dan perlekatan pada kapsul bersama dengan disk itu sendiri berarti memisahkan sendi ke dalam
ruang superior dan inferior (lihat gambar 30-1 dan 30-2). Pelumas sinovial dari permukaan
artikular merupakan fungsi dari produksi cairan sinovial melalui sel endothelial sepanjang batas
masing-masing kavitas sendi dan pada anterior perluasan dari jaringan retrodisk.
Otot-otot dan saraf dari sistem pengunyahan
Otot-otot dan saraf dari sistem pengunyahan secara rinci dibahas di tempat lain dan hanya secara
singkat akan dibahas disini dengan tujuan untuk memahami mekanisme yang terlibat. Referensi
yang tepat diperlukan untuk bahan bacaan lebih lanjut.
Otot-otot pengunyahan pada prinsipnya terdiri dari dua kelompok: otot-otot elevator dan
otot-otot depressor. Otot-otot yang bertanggung jawab untuk mengangkat mandibula adalah
masseter, pteregoideus internal, dan banyak dari otot temporal. Serabut berorientasi secara
posterior dari otot temporal pada mandibula. Ikatan otot superfisial dari otot masseter juga dapat
membuat mandibula menonjol, sedangkan ikatan yang lebih dalam memberikan stabilitas kepala
kondilar terhadap eminensia artikularis. Hampir sama dengan otot masseter, pteregoid medial
membentuk dukungan otot untuk mandibula pada sudutnya. Walaupun fungsi primer dari otot ini
mengangkat mandibula, keadaan tersebut juga aktif selama protrusi. Otot pteregoid lateral
diketahui fungsinya sebagai dua otot yang terpisah, otot pterigoid inferior dan lateral
mempunyau fungsi masing-masing dan berlawanan. Otot pterigoid inferior lateral berfungsi
menurunkan dan memajukan mandibula. Otot pterigoid superior lateral tidak berkontraksi
selama penurunan mandibula tetapi lebih berkontraksi selama mengangkat mandibula,
menyangga kondil pada anteromedial.
Bentuk fisiologis dan pergerakan mandibula merupakan hasil dari kontraksi otot-otot yang
harmonis selama pengunyahan dan otot-otot pendukung. Persarafan yang berfungsi untuk
menghasilkan sinergi dari otot-otot yang saling melengkapi dan bersifat antagonis sangat
kompleks. Persarafan motorik dan sensorik dari sendi temporomandibula dan sistem
pengunyahan diberikan oleh stuktur saraf trigeminal. Mekanoreseptor pada kulit, otot, dan
struktur ligamen, khususnya ligament periodontal, melihat perbedaan tekanan pada derajat
sensitif diskriminasi. Stimulus rasa sakit diterima oleh nosireseptor dan menghasilkan baik
persepsi sakit dan respon reflek. Persarafan baik pada ligamen kapsular dan ligament disk
memberikan masukan proprioseptif penting dengan fungsi utama pada posisi sendi. Neuron

eferen atau motorik menyebabkan otot berkontraksi dalam merespon stimulasi kortikal sentral
dan dalam merespon stimulus afferent pada aktivitas reflek. Masukan sensorik dari ligament
periodontal memberikan kemampuan untuk menjadi komponen penting dari pengaturan
neurologic kompleks sistem pengunyahan. Saat ini, sedikit bukti terdapatnya organ sensorik
proprioseptif dalam neuroanatomi ligament periodontal, walaupun hanya mungkin menyerupai.
Persepsi sakit menyebabkan refleks nosiseptif membuka mulut dengan cepat selama kontraksi
otot-otot depresor dan penekanan otot-otot elevator, konsisten dengan refleks protektif lain
dalam sistem musculoskeletal. Refleks protektif dapat ditekan pada individu yang mengalami
parafungsi oklusal kronis (clensing atau grinding gigi). Persepsi tekanan merupakan fungsi
sejumlah mekanoreseptor dalam ligament periodontal gigi saat berkontak. Diskriminasi dalam
gigi tergantung pada gigi yang spesifik saat berkontak, arah kekuatan, dan intensitas kekuatan
dan pengaruhnya pada aktivitas otot telah ditunjukkan pada penelitian populasi manusia dan
hewan. Baik penelitian dan observasi klinis menunjukkan bahwa kontraksi otot elevator ditekan
ketika gigi anterior menyebabkan disklusi atau pemisahan gigi poseterior selama pergerakan
mandibula yang menyimpang. Tak terlihat pada pengalaman dari kehilangan perlekatan karena
periodontitis adalah kehilangan beberapa mekanoreseptor. Pasien dengan kehilangan tulang yang
signifikan, terjadi gangguan keradanagan tintegritas yang signifikan dari ligament periodontal,
atau parafungsio oklusal kronik mungkin dapat sesuai dengan aktivitas otot.
Relasi Sentrik
Mandibula terikat dengan basis cranial oleh ligament dan otot-otot. Pemahaman pergerakan
mandibula mulai dari titik acuan awal untuk setiap kondil, umumnya dikenal sebagai relasi
sentries. Secara klinis menentukan hubungan mandibula dan maksila, terjadi ketika kedua
kondil-disk ditempatkan pada posisi paling superior pada fossa maksila (glenoid) dan terhadap
kemiringan eminensia artikularis pada tulang temporal. Pemeriksaan relasi sentrik didapat
dengan memberikan beban pada STM secara bilateral dengan gigi-geligi, menggunakan teknik
manipulasi bimanual mandibula yang disarankan oleh Dawson dan lainnya. Ketika kedua kondil
dalam suatu hubungan, rotasi atau memutar terjadi disekitar sumbu yang ditentukan oleh ujung
medial masing-masing kondil (gambar 30-3). Istilah relasi sentrik terbatas pada sumbu rotasi
melalui kedua kondil ketika terletak pada fossa glenoid masing-masing. Hanya pertimbangan
oklusal yang relatif pada relasi sentrik terjadi ketika rotasi mandibula menyebabkan kontak awal

dari permukaan oklusal sisi yang berlawanan. Istilah retruded contact position, yang digunakan
pada bab ini sesuai dengna oklusi, dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan ini. Kontraksi
otot-otot elevator harus terjadi pada titik kontak oklusal awal, menghasilkan distraksi dari salah
satu atau kedua kondil-disk dari hubungan kedudukan mereka, kemudian relasi sentrik tidak
akan terjadi lagi.
Pada STM untuk mempertahankan stabilitas ortopedik, kondilus harus terletak penuh
pada fossa masing-masing ketika gigi-geligi beroklusi pada maksimal intercusp. Ketidakstabilan
ortopedik terjadi ketika hubungan oklusal seperti kontraksi otot-otot elevator diperluka untuk
mencapai oklusi stabil pada posisi maksimal intercusp, menghasilkan salah satu atau kedua
kondil tidak terletak pada fossa masing-masing (Gambar 30-4). Tegangan pada ligament disk
disebabkan oleh sendi yang terbebani berpindah dari fossa sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada sendinya, yang akan dijelaskan kemudian. Bentuk tubuh dan stress
parafungsional juga dapat menjadi sumber ketidakstabilan ortopedik dari STM. Kerentanan
individual terhadap ganggguan sistem pengunyahan menentukan apakah seseorang dapat
beradaptasi dengan akibat minimal atau disfungsi yang parah atau degenerasi.
Biomekanik Sistem Pengunyahan
Biomekanisme dari pergerakan mandibula merupakan fungsi neurologic dari sumber kortikal dan
stomatognatik untuk memulai atau membatasi kontraksi otot-otot. Gerakan otot-otot baik untuk
menstabilkan kondil terhadap eminensia artikularis atau mengarahkan rotasinya dan/atau
pergerakan relative translasional terhadap masing-masing tulang temporal. Posisi dan fungsi
pergerakan dari satu kondil selalu tergantung pada status dan aktivitas yang lain. Karena gigi-
geligi maksila mempunyai hubungan yang tetap pada basis cranial, hanya karena gigi-geligi
mandibula mempunyai hubungan yang tetap pada kondil, kontak dari permukaan oklusal
masing-masing dapat secara langsung mempengaruhi posisi atau pergerakan kondil.
Mandibula dapat bergerak dalam rentang gerakan yang dibatasi oleh skeletal, otot-otot,
dan struktur ligamentum. Rotasi sampai sekitar 25 mm dapat terjadi sebelum translasi dari kondil
diperlukan untuk melanjutkan pembukaan maksimal rahang. Pergerakan dari kondil adalah
relatif terhadap disk, sehingga rotasi dengan efektif terjadi dalam ruang sendi inferior (Gambar
30-5,A). Translasi terbatas untuk gerakan maju mandibula ketika disk-kondil bergerak ke
anterior dan inferior terhadap eminensia artikularis pada tulang temporal. Lempengan atau disk

bergerak relatif terhadap tulang temporal, dan pergerakan terjadi dalam ruang sendi yang lebih
tinggi (lihat gambar 30-5,B). Pada kombinasi pergerakan translasi/rotasi kondil, sumbu rotasi
untuk masing-masing kondil berubah saat kondil meluncur turun dari eminensia artikularis ke
dalam posisi inferior pada fossa masing-masing (lihat gambar 30-5, C). Fungsi otot yang
harmonis dan perlekatan ligament menjaga lempengan kondil dengan tepat saling berhubungan
pada saat disk artikular mendapat beban pada cekungannya, bagian sentral avaskular diantara
kondil dan permukaan artikular tulang temporal. Elastisitas dan vaskularitas dari jaringan
retrodisk menyebabkan pergerakan anterior dari disk selama translasi dari setiap kondil. Rotasi
dan translasi pada setiap kondil dapat terjadi pada keadaan tidak adanya kontak gigi ke gigi
karena disk-kondil dapat didukung oleh otot pengunyahan terhadap eminensisa artikularis selam
rotasim translasi, dan pergerakan kombinasi. Ketika gigi-geligi daam kontak, kemampuan
mereka untuk mempengaruhi posisi dan atah pergerakan dari disk-kondil ditentukan intensitas
aktivitas otot dan kemiringan inklinasi dari gigi tersebut.
Disfungsi dan Disorientasi
Idealnya, fungsi tidak pernah melebihi integritas atau batas adapting dari elemen structural
sistem pengunyahan. Pada pengalaman klinis, toleransi dari komponen sistem pengunyahan
dapat berlebih karena trauma akut dan trauma kronik.
Trauma akut pada region kepala dan leher dapat bervariasi dari kejadian yang berbeda,
seperti pada kecelakaan atau jatuh yang mengenai kepala, mempertahankan posisi dalam waktu
yang lama seperti pada saat perawatan gigi yang lama. Trauma akut dapat terjadi sebagai pemicu
terjadinya kondisi kronis, sehingga riwayat yang akurat dan monitoring yang hati-hati dapat
sangat berharga pada gejala atau gangguan yang menetap.
Trauma kronik dapat diartikan sebagai semua kejadian yang berulang melebihi toleransi
dari struktur sistem pengunyahan yang terkena. Bentuk tekanan atau stress dan kebiasaan
parafungsional oklusal, dengan atau tanpa diskrepansi oklusal, dapat menyebabkan disharmoni
musculoskeletal dan ketidakstabilan orthopedic pada STM. Hubungan oklusal yang mengganggu
kondil selama pergerakan fisiologis rotasi atau translasi membutuhkan kompensasi muscular dan
STM. Sejauh mana pemberian beban yang berulang dari gigi dan/atau kondil selama fungsi dan
parafungsi melebihi tolerangi dari individu menentukan apakah hubungan structural atau
muscular terjadi. Tidak adanya penelitian yang prospektif membuat sulitnya untuk

menghubungkan penjelasan tenteang pola oklusal dengan otot yang spesifik; tapi, studi
retrospektif dan pengalaman klinis masih memberikan perspektif yang berguna. Ketika korelasi
dari disfungsi STM dapat dibuat dengan hubungan oklusal yang spesifik, kecenderungannya
adalah untuk mengetahui bahwa inklinasi dari gigi posterior mempengaruhi fungsi oklusal,
sistem pengunyahan akan terganggu. Penelitan lain menemukan bahwa berbagai keterlibatan dan
hubungan oklusal diantara individu dengan dan tanpa gangguan sistem pengunyahan. Mereka
tidak dapat membedakan gambaran oklusal khusus sebagai faktor etiologi spesifik atau
predisposisi terhadap perkembangan gangguan sistem pengunyahan, walaupun ditemukan
beberapa faktor terjadi bersamaan dengan adanya gangguan. Terlihat korelasi yang kecil antara
acuan-acuan statis, seperti maloklusi, dan gangguan sistem pengunyahan daripada ketika
kekuatan oklusal fungsional dan ekstrafungsional melebihi toleransi dari STM dan otot-otot
pengunyahan.
Istilah umum untuk parafungsi oklusal yang digunakan pada bahasan ini adalah
bruxism, atau mengasah gigi, dan clenching, dimana seorang menggigit dengan kuat disertai
dengan kekuatan yang kuat. Bruxism umumnya diartikan sebagai penggunaan gigi yang
berlebihan. Jenis clenching dari parafungsi dapat dibedakan dari mengasah gigi dan nampak
lebih umum berhubungan dengan gangguan sistem pengunyahan daripada bruxism. Perbedaan
antara fungsi oklusal atau parafungsi yang berhubungan dengan gangguan sistem pengunyahan
dengan etiologi yang lainnya membutuhkan standar yang tepat pada evaluasi oklusal. Harus
terdapat bukti yang cukup untuk mencurigai bahwa hubungan oklusal pada fungsi dan parafungsi
melebihi toleransi dari sistem pengunyahan setiap individu, dan kemudian tindakan atau
pemantauan dapat dimulai.
Gangguan hubungan atau kesesuaian dari kondil, disk, dan permukaan artikular tulang
temporal umumnya disebut intracapsular disorder atau internal derangement STM. Lempengan
artikular dapat berpindah sebagai hasil dari cedera akut yang mengenai rahang, efek dari trauma
kronik, dan atau hasil dari kontraksi yang tidak terkoordinasi otot pterigoid lateral. Ketika
lempengan tidak dapat kembali kepada hubungan normalnya terhadap kondil pada saat
penutupan penuh mulut, keadaan tersebut dapat disebut displaced atau dislokasi. Pergeseran
lempeng yang besar umumnya paling banyak terjadi pada arah anterior dan medial dikarenakan
masuknya serabut otot kedalam aspek anteromedial dari lempeng dan variabilitas dalam
mempertahankan perlekatan aspek lateral lempeng juga dilaporkan. Peregangan jaringan

retrodisk dan ligament kolateral menyebabkan disk dapat bergeser dan fungsi menjadi terbatas
karena sakit yang disebabkan kekuatan yang terus-menerus pada jaringan retrodisk. Pada tahap
pembukaan mulut, elastisitas dari jaringan retrodisk dan tegangan ligament kapsular dapat
menarik disk kedalam kepala kondil, dan sering menimbulkan suara. Kemudian proses menutup
menyebabkan disk terdislokasi ke anterior, pada umumnya terjadi bunyi sendi yang sering
disebut dengan resiprokal klik (Gambar 30-6).
Saat disk bergerak ke anterior ke kepala kondil selama rotasi dan memungkinkan rentang
yang terbatas dari translasi, kondisi ini disebut closed lock atau pergeseran (dislokasi) tanpa
pengurangan (gambar 30-7). Keseluruhan disk tidak perlu terkunci pada anterior kepala kondil
untuk kondisi ini karena fungsi yang terbatas, menyebabkan sakit, atau keduanya. Aspek lateral
dari disk atau lempeng lebih mungkin daripada aspek medial yang dapat bergeser ke anterior jika
sebagian lempeng anterior bergeser tanpa terjadi pengurangan. Riwayat bunyi sendi umunya
dilaporkan, walaupun hubungan disk-kondil tidak menghasilkan suara atau bunyi.
Bagian vaskular dari jaringan retrodisk menjadi terbebani (antara kondil dan permukaan
artikular eminensia) sehingga merupakan riwayat yang paling sering dari rasa sakit pada STM.
Adaptasi jaringan retrodisk menjadi jaringan fibrous nonkapsular penuh atau perforasi lempeng
dapat terjadi sebagai akibat hilangnya rasa sakit tersebut.
Adanya bentuk anatomi yang abnormal dari kondil dan fossa menyebabkan deviasi
bentuk permukaan artikular pada disk sebagai bentuk adaptasi kedalam bentuk anatomi normal,
menghasilkan deviasi dalam bentuk dan fungsi. Jika jenis keterbatasan fungsional atau
ketidakteraturan ini diamati secara konsisten saat terjadi pembukaan dan penutupan rahang, hal
tersebut sering merupakan bentuk mekanisme kompensasi dari pasien dan harus dibedakan dari
kerusakan lempeng yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pada saat intensitas dan durasi fungsional dan disfungsional STM menyebabkan cedera,
agen molekular menjadi aktif dalam degenerasi sendi. Radikal bebas, berbagai enzim katabolic,
neuropeptida, estrogen, sitokinm dan prostaglandin terdapat dalam reaksi keradangan yang
mempunyai dampak pada permukaan artikular, cairan sinovial, atau keduanya. Hilangnya
kemampuan dari cairan sinovial untuk melumasi permukaan artikular dapat menyebabkan
perlekatan pada lempeng. Terbatasnya gerakan rotasi dapat terjadi akibat perlekatan antara
lempeng dengan kondil, sedangkan fiksasi dari disk atau lempeng terhadap fossa menyebabkan
rotasi tetapi tidak menyebabkan disk atau lempeng bergerak ke depan selama translasi.

Hipermobilitas (subluksasi) dari STM dapat menyebabkan kondil meluncur melebihi
eminensia dengan lempeng dan kondil melebihi prominensinya. Kombinasi bentuk anatomi,
yang merupakan predisposisi terjadinya subluksasi, sering menyebabkan pengurangan kondil
dengan sendirinya. Ketika kondil meluncur melebihi eminensia, lempeng terjebak ke posterior,
yang disertai dengan kemiringan lempeng dan eminensia mencegah terjadinya pengurangan dari
masing-masing kondil sehingga mandibula akan tidak bisa menutup.
Nyeri orofasial
Rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan gangguan sistem pengunyahan akan menyebabkan
nyeri orofasial. Nyeri yang berhubungan dengan disfungsi STM lebih terjadi pada otot.
Pengetahuan tentang sumber rasa sakit yang tidak umum pada daerah dari sistem pengunyahan
penting untuk memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat. Sumber rasa sakit pada gigi dan
jaringan periodontal harus diidentifikasi oleh dokter, melalui radiografi, dan atau informasi
riwayat kasusnya. Sumber rasa sakit yang bukan berasal dari gigi mencakup struktur STM, otot,
struktur servikal, neuropati, inflamasi vaskular, semua jenis sakit kepala, gangguan tidur,
penyakit sistemik dan neurologic psikoimun. Survey pada 45.700 orang amerika menunjukkan
bahwa 22% responden mempunyai pengalaman nyeri orofasial 6 bulan sebelumnya, mempunyai
arti bahwa kemungkinan pasien dengan penyakit periodontal gejalanya mencakup rasa sakit.
Daftar terkini dari kemungkinan sumber nyeri orofasial dibuat oleh American Academy of
Orofacial Pain, yang tertera pada kotak 30-1).
Nyeri sakit kepala diterima pertama kali pada jalur saraf trigeminal, walaupun saraf
cranial dan servikal lain menyebabkan rasa sakit. Nyeri yang berasal dari struktur sistem
pengunyahan, yang juga dipersarafi oleh nervus trigeminal, harus dibedakan dengan diagnosa
dari nyeri sakit kepala. Nyeri sakit kepala dapat terjadi dalam bentuk myriad dan dapat
mempengaruhi persepsi rasa sakit dan diagnosa sumber rasa sakit. Rasa sakit yang berasal dari
gigi dan periodontal harus dapat ditentukan dengan jelas dan dibedakan dengan serangan
jantung, sakit pada sinus atau nyeri orofasial. Rasa sakit yang berasal dari pulpa atay nosireseptor
periodontal harus dibedakan dalam pemeriksaan klinis dan radiografis. Nyeri orofasial yang
berasal dari STM dan/atau otot pengunyahan dapat terjadi akibat dari neoplasma, makrotrauma,
mikrotrauma yang berulagn, penyakit sistemik, predisposisi anatomi. Pada struktur sendi,
keradangan dan/atau penekanan komponen vaskularisasi merupakan sumber langsung dari rasa

sakit. Sinovitis atau kapsulitis, dengan atau tanpa osteoarthritis, dan poliarthritis yang
digambarkan dengan rasa sakit lokal, yang meningkat fungsinya pada gerakan yang terbatas dari
STM yang terkena. Selain itu potensi rasa sakit, gejala atau arthritis mencakup terbatasnya dalam
membuka mulut, gangguan mekanisme rahang,dan bunyi pada sendi yang menunjukkan
perubahan degenerative pada dan /atau kontak langsung antara permukaan artikular. Nyeri
orofasila yang berasal dari otot-otot pengunyahan dirasakan pada regio atau pada struktrur lain
seperti pada gigi. Dengan kata lain, rasa sakit pada daerah otot tertentu harus dikatahui asalnya.
Karena pemicu lokal dari asal nyeri dapat menyebabkan gejala pada tempat dari persepsi rasa
sakit, pergerakan rahang akan terasa sakit pada otot-otot pengunyahannya. Nervus cranial
terdapat pada sisi yang sama, sedangkan nerves skeletal dapat terjadi pada sisi yang
berelawanan; kedua sumber pada umumnya menyebabkan rasa sakit yang terpusat. Otot-otot
pengunyahan dapat terkena berbagai gangguan dan disfungsi, dimana kebanyakan akan
menimbulkan rasa sakit. American Academy of Orofacial Pain menjelaskan bahwa nyeri
orofasial, miositis miospasme, mialgia lokal, dan kontraksi miofibrotik sebagai kategori utama
dari kondisi ini. Palpasi otot menunjukkan kekakuan dari otot atau fasia dan menyebabkan rasa
sakit, dimana juga sering terjadi dan didiagnosa sebagai miofasial pain. Miositis otot
pengunyahan terjadi karena trauma langsung atau infeksi pada daerah yang dekat dengan otot.
Rasa sakit meningkat saat mandibula bergerak, oleh karena itu gerakan menjadi terbatas.
Kekakuan otot yang diakibatkan kontraksi involunter menyebabkan rasa sakit dan pemendekan
otot yang terkena. Miospasme otot pengunyahan menyebabkan gerakan mandibula menjadi
dangat terbatas dan dapat mengubah dengan tiba-tiba oklusi karena serangan yang cepat. Lokal
mialgia, rasa sakit yang spesifik pada otot, dapat berasal dari iskemia atau kelemahan dan
terdapat serangan rasa sakit yang tertunda pada otot dan/atau kontraksi protektif. Parafungsi
oklusal, diperparah dengan perawatan gigi, ketidakseimbangan metabolic, dan pengaruh sistem
nervus simpatik yang berhubungan dengan reaksi rasa sakit pada otot. Periode yang luas dari
gerakan yang terbatas pada mandibula dapat menyebabkan fibrosis pada otot dan perlekatannya.,
menyebabkan kondisi rasa sakit yang lebih ringan dan disebut kontraktur miofibrotik.
Gejala otolaringologis berhubungan dengan gangguan sistem pengunyahan tealah
dilaporkan dan mencakup ketulian, tinnitus, dan vertigo. Bentuk trauma dan stress pada tulang
belakang servikal merupakan persepsi dan sumber rasa sakit pada sistem pengunyahan.

Penentuan asal yang spesifik atau sumber rasa sakit dapat menjadi lebih sulit akibat ambang rasa
sakit dan modulasi pengalaman rasa sakit oleh sistem saraf pusat. Sensitisasi nosioseptor
peripheral oleh pusat saraf yang lebih tinggi dan keradangan pada tempat nyeri berasal dapat
mengubah persepsi nyeri. Oleh karena itu inflamasi yang persisten berperan sebagai faktor
pemicu nyeri kronik. Kondisi sistemik yang mungkin berkontribusi atau faktor predisposisi
individu yang memicu regulasi nyeri mencakup gangguan tidur, fibromalgia, depresi kronik,
sindrom fatiq kronis, hipotiroidism, aktivitas reseptor thyroid yang kurang, prolaktin feedback
disorder, sensitivitas epinefrin yang berhubungan dengan prolap katup mitral, sindrom
premenstruasi, hormone androgen yang berlebihan oada wanita, gangguan stress posttraumatic.
Walaupun beberapa dari keadaan tersebut dapat menunjukkan bias jenis kelamin karena faktor
hormonal, pengaruh stress pada pengalaman rasa sakit dan pengaruh berbagai macam
kemampuan dalam menangani rasa sakit juga dilaporkan pada kedua gender.
Evaluasi menyeluruh
Riwayat pasien dan anamnesa
Riwayat tertulis dan anamnesis harus dilakukan untuk mengundang respon dari pasien dan
refleksi pasien pada pengalaman masa lalu dan keadaan saat ini. Bentuk standar kedokteran gigi
atau riwayat medis membutuhkan pengubahan mencakup pertanyaan mengenai riwayat lain dari
pergerakan rahang yang terbatas atau menyakitkan, kebisingan pada sendi, dan gejala-gejala otot
pengunyahan (Kotak 30-2). Hal-hal tersebut harus dicatat dengan mempertimbangkan waktu,
durasi, frekuensi, dan hubungan riwayat trauma.
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis sebagai lanjutan dari anamnesa melalui pemeriksan status sistem
pengunyahan pasien. Dokter gigi mengajarkan pasien untuk memahami tanda-tanda dan gejala-
gejala disfungsi atau kerusakan, mencari kesempatan untuk memperluas respon dari pertanyaan
yang diajukan pasien, Pemeriksaan fisik sebenarnya dimulai selama anamnesa ketika terlihat
bentuk asimetris pada wajah, pustur kepala, dan pola pergerakan mandibula juga dapat diamati.
Evaluasi klinis dari berbagai struktur sistem pengunyahan, walaupun berbeda masing-masing
dokter gigi, tetapi harus mencakup hal-hal berikut ini :
1. Pengamatan dan pengukuran pergerakan penuh mandibula
2. Auskultasi dan palpasi ringan pada masing-masing STM pada gerakan penuh mandibula

3. Pengujian beban pada masing-masing STM
4. Palpitasi pada setiap otot pengunyahan dan otot kepala dan leher
5. Wvaluasi semua jaringan lunak pada wajah, rongga mulut, dan orofaring
6. Pemeriksaan jaringan periodontal dan gigi-geligi
7. Analisis oklusal lengkap, termasuk pemasangan model diagnostic dengan akurat
Evaluasi dari STM dimulai dengan analisis rentang gerakan dari STM. Pengamatan
langsung pada pembukaan dan penutupan mandibula menunjukkan gangguan intrakapsular atau
inkoordinasi otot-otot pengunyahan. Rata-rata pembukaan maksimal 50mm adalah umum; jika
kurang dari 40 mm maka menunjukkan terbatasnya pembukaan akibat gangguan sistem
pengunyahan. Rentang gerakan ke lateral kanan dan kiri biasanya sekitar 9 mm dan protrusi
mandibula umumnya 7 mm. Keterbatasan pada rentang gerakan mungkin merupakan keadaan
normal pada beberapa pasien, tapi kebanyakan pengamatan dari diagnostic sangat bermanfaat.
Auskultasi pada sendi dengan cara mendengarkan dengan stetoskop atau instrument Doppler,
yang dapat terdengar bunyi sendi baik pada pasien maupun dokter gigi, dapat menunjukkan
diagnostic melalui bunyi pada berbagai kondisi. Intensitas dan sifat dari setiap bunyi, klik,
popping, dan atau krepitus (suara grinding, gemeretak, dan gesekan) harus dicatat dengan akurat.
Setiap bunyi yang terdengar sebagai bagian evaluasi awal harus dicatat dengan konsisten untuk
mendeteksi setiap perubahan. Interpretasi diagnostic dan manajemen berdasarkan bunyi spesifik
berhubungan dengan status STM dapat ditemukan pada referensi lain.
Palpasi yang kuat pada STM dengan mulut tertutup bisa menimbulka rasa tidak nyaman
pada pasien dengan keradangan pada struktur sendi atau otot-otot superfisial. Palpasi ketika
membuka menimbulkan rasa tidak nyaman jika jaringan retrodisk mengalami keradangan.
Pengujian beban pada STM pada dasarnya berarti palpasi pada kepala kondil, permukaan fossa
glenoid, dan jaringan yang ada diantara struktur tersebut, kecuali pada kasus kontak tulang
dengan tulang. Dengan manipulasi bimanual mandibula, dokter gigi memberikan beban pada
sendi sama besar sehingga dapat mendeteksi ketahanan atau tegangan pada kedua sisi. Pasien
dengan posisi terlentang pada dental chair untuk meminimalisir pengaruh pada aktivitas otot
tubuh. Kepala pasien disangga dengan dukungan dental chair dan dipeluk dengan lengan
dan/atau perut. Jari tengah dokter gigi diletakkan pada titik pada mandibula di anterior angulus
mandibula, dan ibu jari diletakkan dekat garis tengah pada regio mentalis mandibula (gambar 30-

8). Pada awalnya, dokter gigi memberikan panduan dengan lembut pada saat gerakan membuka
mandibula, mengangkar dengan gerakan yang ringan melalui jari-jari dan menekan ringan
dengan ibu jari. Bila pasien merasa nyaman, kekuatan kemudian ditingkatkan pada kedua titik,
dan dengan tekanan yang cukup dilakukan tes beban pada sendi (AGmbar 30-8). Dengan rongga
lempeng fibrous avaskular, kondil terletak pada relasi sentrik dan pemberian beban pada kedua
sendi terasa nyaman. Rasa tidak nyaman dapat terjadi dengan otot yang tidak terkoordinasi atau
kaku atau dengan lempeng anterior yang berpindah dan menahan beban pada jaringan retrodisk
vaskular STM. Jika dilakukan dengan tepat, pasien dapat menggigit dengan keras sebagai bagian
dari pembebanan pada STM dan sifat atau tidak adanya sakit atau tegangan.
Teknik palpasi otot juga membutuhkan pengalaman dan keahlian yang baik untuk
mendapatkan informasi yang dapat dipercaya. Tekanan yang terlalu kecil bukan merupakan
diagnosa dari rasa nyeri otot sederhana atau spasme, sedangkan bila terlalu banyak tekanan dapat
melukai bahkan bila otot-otot normal dipalpasi. Secara eksternal, otot dipalpasi mencakup
anterior, middle, dan temporalis posterior; superfisial masseter,; digastrikus anterior dan
posterior; sternocleidomastoideus; trapezius; otot-otot servikal posterior; dan insersi otot-otot
pterigoideus medial. Pada intraoral, masseter yang dalam diuji dengan tekanan sedang dan otot
pterigoideus medial dipalpasi langsung pada daerah umum tempat insersi jarum pada saat
anastesi lokal blok mandibula. Pterigoideus lateral sulit untuk dipalpasi karena dominasi dari
pterigoideus medial pada regio yang sama. Superior palpasi dan distal dari titik palpasi pada
pterigoideus medial dapat dilakukan pada distal tuberositas maksila. Memberikan tahanan
manual pada upaya pasien untuk memajukan mandibula juga merupakan suatu cara untuk
menguji otot pterigoideus lateral. Tidak ada metode evaluasi dari rasa sakit pada otot
pterigoideus lateral yang sangat dapat diandalkan, walaupun beberapa gambaran dari status otot
juga didapatkan.
Selama palpasi otot pada saat pemeriksaan klinis, hal tersebut mungkin untuk dokter
gigi untuk mendeteksi serabut otot yang tegang dan tidak nyaman. Kondisi ini menggambarkan
rasa sakit miofasial atau daerah titik mialgia, yang bertanggung jawab sebagai acuan rasa sakit
pada gigi-geligi dan region orofasial lain. Diagnosa dengan injeksi anastesi lokal dapat sangat
efektif untuk mendeteksi trigger point rasa sakit dan pola acuan rasa sakit tapi hal tersebut diluar
teks ini.

Analisis oklusal merupakan kelanjutan logis dari evaluasi pada gigi-geligi dan
periodonsium. Kegoyangan gigi dinilai baik dalam keadaan statis dan dinamik. Tekanan
diaplikasikan pada gigi dengan benda keras dapat mendeteksi pergerakan baik dengan visual
maupun taktil. Meminta pasien untuk menggerakkan mandibula pada saat mempertahankan
kontak keras dari gigi lawannya juga dapat diukur secara visual ataupun taktil. Sumber
kegoyangan gigi mencakup dukungan jaringan periodontal yang tidak cukup, keradangan
periodonsium, dan beban oklusal yang berlebih pada gigi dengan periodonsium yang sehat,
menghasilkan kegoyangan pada gigi. Evaluasi fisik dari gigi dan restorasi dapat menggambarkan
riwayat trauma atau pemakaian. Pengamatan visual, dengan menandai memakai marking paper
atau wax, dan pemeriksaan elektronik pada kontak gigi karena pergerakan pasien dapat
menunjukkan disharmoni yang cukup untuk menciptakan ketidakstabilan ortopedik dari STM.
Jika gigi ditemukan relatif kuat dalam rahang, kemudian hubungan gigi-geligi maksila dan
mandibula dapat mempengaruhi arah pergerakan kondilus secepat kontak gigi dengan gigi
dibuat. Ketika mempertahankan relasi sentrik, pemeriksaan fisik berlanjut dengan memposisikan
kondil pada hubungan yang utuh tanpa kontak gigi dengan gigi menggunakan manipulasi
bimanual atau teknik leaf gauge. Mandibula secara manual dipandu untuk menutup sampai
kontak gigi dengan gigi dibuat. Jika posisinya juga intercusp maksimal, kemudian letak optimal
dari kondil juga terpelihara. Jika kontak awal gigi dengan gigi bukan intercusp maksimal,
kemudian kondil dipindahkan dari posisi penuh ke posisi relative anterior pada masing-masing
fossanya, menghasilkan ketidakstabilan orthopedik. Arah dan perluasan dari akomodasi
mandibula harus diukur dengan hati-hati dan dicatat pada evaluasi awal dan dievaluasi secara
konsisten pada kunjungan berikutnya sehingga faktor-faktor lain dapat ditemukan.
Untuk meningkatkan reliabilitas evaluasi tersebut, upaya untuk deprogramming otot
dapat dilakukan. Pendekatan paling sederhana adalah dengan menggunakan cottor roll yang
ditempatkan diantara gigi anterior selama 5-15 menit menyebabkan relaksasi otot melalui
penghindaran proprioseptif atau menekan persarafan. Bahan setengah jadi atau akrilik pabrik
atau komposit bite stop untuk gigi anterior akan memberikan keuntungan yang sama. Penentuan
tempat kondil pada relasi sentrik dicapai dengan piranti oklusal relaksasi otot maksila dan
mandibula. Piranti ini memberikan cakupan yang lebih luas pada lengkung dan kontak oklusal
untuk setidaknya satu cusp atau insisal edge pada gigi lawan sehingga gigi terlindungi dari
pergeseran spontan. Desain oklusal memberikan disklusi langsung pada semua gigi posterior

dalam pergerakan protrusive atau lateral. Hal ini membuat deprogramming progresif dari otot
melalui keuntungan pengurangan kontraksi otot dan persarafan noxious yang terbatas.
Model gigi-geligi harus dipasang dengan akurat untuk diagnostic. Facebow
memindahkan cor maksila pada sumbu rotasi dari artikualtor karena gigi maksila berhubungan
dengan cranium. Dengan manipulasi bimanual yang hati-hati atau menggunakan anterior bite
stop, transfer wafer dihasilkan dengan kondil yang terletak sempurna pada fossa glenoid. Gigi-
geligi maksila dan mandibula dari setiap model diagnostic kemudian berhubungan dengan yang
lain dalam relasi sentris yang ditentukan melalui posisi kondilar, dan menunjukkan diskrepansi
oklusal pada relasi sentries, yang akan membutuhkan kompensasi dari pasien.
Imaging
Jika evaluasi klinis dan riwayat pada pasien yang mengindikasikan kemungkinan gangguan
structural sistem pengunyahan atau kemungkinan adanya keadaan patologis, khususnya
neoplasma, sehingga imaging atau pencitraan yang tepat sangat diperlukan. Perkembangan
terakhir untuk pencitraan jaringan lunak, khususnya pada disk artikular, adalah magnetic
resonance (MR) imaging. Standar baru tertinggi untuk pencitraan jaringan keras, seperti pada
kondil atau tulang temporal, adalah computed tomography (CT). Kedua teknik biasanya
digunakan untuk diagnosa yang lebih sulit dan strategis. Interpretasinya biasanya menggunakan
pelatihan khusus untuk klinisi atau akses radiologist. Meskipun arthrography masih digunakan
untuk keadaan diagnosa tertentu, seperti adanya perforasi pada disk artikular, CT, dan MR
imaging masih besar penggunaannya. Walaupun tomografi film datar kadang-kadang gambaran
dari beberapa peralatan radiografi yang lebih baru, teknik yang paling tersedia untuk kebanyakan
dokter gigi adalah radiografi panoramic. Gambar yang dihasilkan hanya menggambarkan
hubungan umum dan anatomi kasar, sehingga informasi yang diberikan harus dipertimbangkan
hanya untuk tujuan screening. Jika patologis atau deformasi ditunjukkan oleh radiografi
panoramic, pencitraan dan prosedur diagnostic yang lebih lanjut mungkin diperlukan.
Pengambilan keputusan diagnosa
Evaluasi lengkap pada setiap status periodontal pasien harus mencakup komponen diagnostic
yang dibutuhkan untuk menunjukkan setiap bentuk gangguan sistem pengunyahan. Terdapatnya
faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk riwayat masa lalu, keadaan sekarang, atau potensi

kerusakan fungsi sistem pengunyahan dapat diintegrasikan kedalam rencana perawatan. Pasien
yang membutuhkan terpai periodontal substansial atau menderita akibat dari efek penyakit
periodontal lanjut dapat meningkatkan resiko berkembangnya gangguan sistem pengunyahan,
sehingga proses diagnosa harus tetap dengan konsisten terperinci dan terencana pada semua
pasien. Untuk pasien yang menunjukkan gejala gangguan sistem pengunyahan, strategi diagnosa
secara logis akan dimulai dengan menyertakan semua sumber potensial rasa sakit atau disfungsi
diikuti dengan gangguan sistematik dari penyebab yang mungkin atau faktor kontribusi, dimulai
dengan yang paling mungkin. Ketika tidak ada gejala dilaporkan, riwayat dan pemeriksaan klinis
harus terperinci karena kecenderungna dari sejumlah pasien untuk mentoleransi disfungsi yang
sedang atau rasa tidak nyaman yang ringan dan sementara. Strategi diagnosa untuk pasien yang
menunjukkan tanda dan gejala minimal atau tidak ada gejala dan tanda gangguan sistem
penguyahan dilakukan dengan mencoba untuk menjelaskan kondisi stabil ketika
mengidentifikasi faktor resiko. Pencatatan yang hati-hati dan lengkap dari indikasi trauma masa
lalu atau saat ini dan disharmoni akan memberikan dasar kecenderungan analisa dan antisipasi
masalah yang akan dating.
Perawatan pemeliharaan professional yang konsisten telah dengan jelas ditunjukkan
sebagai kunci pokok dalam keberhasilan memanejemen kondisi periodontal pasien. Penyelesaian
setiap tahap perawatan membuat dokter gigi mempunyai kesempatan pada setiap tahap
perawatan yang menyeluruh untuk memberikan evaluasi berkelanjutan dari status keseluruhan
sistem pengunyahan dan memberikan intervensi yang sesuai dan tepat waktu bila diperlukan.