00. Kata Pengantar edit kaper print ok - bpkp.go.id · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014...
Transcript of 00. Kata Pengantar edit kaper print ok - bpkp.go.id · Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014...
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur i
Setiap Instansi Pemerintah yang telah menerima anggaran dari
pemerintah wajib menggunakannya untuk membiayai pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien, efektif, transparan dan
akuntabel. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
mempertanggungjawabkan pelaksanaan program dan kegiatan yang
dilakukannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas kepada stakeholders. Hal
tersebut juga sejalan dengan penerapan manajemen berbasis kinerja.
LAKIP ini telah membandingkan antara realisasi kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 dengan Penetapan Kinerja
Tahun 2014. Hasil pembandingan menunjukkan bahwa rata-rata capaian
kinerja telah memuaskan, dengan tercapainya 6 (enam) dari 7 (tujuh) sasaran
strategis dan tercapainya 26 (dua puluh enam) dari 34 (tiga puluh empat)
Indikator Kinerja Utama (IKU). Capaian IKU tersebut jika dikaitkan dengan
program BPKP, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sebanyak 18 dari 22 IKU pada Program Pengawasan Intern Akuntabiltas
Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerinta mencapai predikat memuaskan;
2) Sebanyak 8 dari 12 IKU pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
BPKP mencapai predikat memuaskan.
Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban
dan kinerja yang telah ditetapkan, LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2014 menginformasikan kondisi kinerja melalui
Kata Pengantar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur iii
HHaallaammaann
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. vii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI .................................... 2
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI ............................................................... 4
C. KEGIATAN DAN LAYANAN PRODUK ORGANISASI
....................................
5
D. STRUKTUR ORGANISASI .......................................................................... 6
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ........................................................................ 7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA............................. 9
RENCANA STRATEGIS 2011 – 2014 ......................................................... 9
PERNYATAAN VISI ............................................................................ 9
PERNYATAAN MISI ........................................................................... 10
TUJUAN STRATEGIS............................................................................. 12
SASARAN STRATEGIS .......................................................................... 13
INDIKATOR KINERJA UTAMA ............................................................. 14
PROGRAM DAN KEGIATAN ................................................................ 17
PERJANJIAN KINERJA 2014 ..................................................................... 18
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................. 22
A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI............................................................... 22
1. ANALISIS CAPAIAN CAPAIAN TUJUAN........................................ 30
2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN................................................................. 30
SASARAN STRATEGIS 1 ..................................................................... 42
Daftar Isi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur iv
SASARAN STRATEGIS 2 .................................................................... 45
SASARAN STRATEGIS 3........................................................................ 51
SASARAN STRATEGIS 4 ........................................................................ 60
SASARAN STRATEGIS 5 ......................................................................... 66
SASARAN STRATEGIS 6 ......................................................................... 69
SASARAN STRATEGIS 7 ....................................................................... 71
B. REALISASI ANGGARAN..................................................................... 81
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 83
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur v
Daftar Lampiran
LAMPIRAN 1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN
BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN 2 PERBANDINGAN REALISASI IKU S.D TAHUN 2014 DENGAN TARGET
TAHUN 2015 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN 3 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PKPT DAN PKAU TAHUN 2014
PERWAKILIAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN 4 CAPAIAN KINERJA KEGIATAN NON PKPT TAHUN 2014 PERWAKILIAN
BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LAMPIRAN 5 PERBANDINGAN REALISASI OUTPUT 2014 DENGAN REALISASI
OUTPUT 2013 DAN TARGET OUTPUT 2015
LAMPIRAN 6 DUKUNGAN REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
PERSENTASE IPP YANG MENDAPAT PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN
PERSENTASE IPD YANG LAPORAN KEUANGANNYA MEMPEROLEH OPINI MINIMAL
WDP
PERSENTASE HASIL PENGAWASAN LINTAS SEKTOR YANG DIJADIKAN BAHAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH STAKEHOLDERS
PERSENTASE MASUKAN YANG DIMANFAATKAN PRESIDEN
PERSENTASE HASIL PENGAWASAN ATAS PERMINTAAN STAKEHOLDERS
LAMPIRAN 7 PERKEMBANGAN TARGET, REALISASI DAN CAPAIAN IKU DARI
TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN TAHUN 2014
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vi
Daftar Tabel
TABEL RE.1. CAPAIAN SASARAN STRATEGIS
TABEL 1.1 PERBANDINGAN KOMPOSI PEGAWAI TAHUN 2013 DAN 2014
PADA KANTOR PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN
TIMUR
TABEL 2.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 2.2 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 3.1 CAPAIAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2014
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 3.2 CAPAIAN PENUGASAN NON PKPT TAHUN 2014 PERWAKILAN
BPKP PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
TABEL 3.3 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1
TABEL 3.4 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2
TABEL 3.5 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3
TABEL 3.6 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4
TABEL 3.7 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5
TABEL 3.8 PERKEMBANGAN OPINI BPK ATAS LKPD DI WILAYAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA
TAHUN 2010 – 2014
TABEL 3.9 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6
TABEL 3.10 KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS APIP DI WILAYAH
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2013 DAN 2014
TABEL 3.11 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7
TABEL 3.12 CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8
TABEL 4.1 PENCAPAIAN IKU DOMINAN PER SASARAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vii
Daftar Bagan
BAGAN 1.1 STRUKTUR ORGANISASI PERWAKILAN BPKP PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
BAGAN 1.2 ALUR PIKIR PENYAJIAN LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur vii
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur adalah salah satu dari 33
perwakilan BPKP yang ada di daerah, yang memiliki tugas untuk memberikan
dukungan atas pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan
intern di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Dalam
menjalankan tugasnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 dengan visi
sebagaimana visi BPKP yaitu menjadi “Auditor Presiden yang Responsif,
Interaktif, dan Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara
yang Berkualitas”. Renstra tersebut selanjutnya menjadi acuan dalam
menyusun perencanaan tahunan perwakilan yang dituangkan dalam
Perencanaan Kinerja tahunan dan Usulan PKPT. Setelah mendapatkan
persetujuan dari BPKP Pusat, perencanaan kinerja tersebut kemudian
ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja (Tapkin) dan PKPT.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam Tapkin
Tahun 2014 dalam rangka pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) atas
PKPT Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. LAKIP tahun 2014 ini
juga merupakan LAKIP periode yang terakhir dari Renstra Tahun 2010-2014.
Penyusunan LAKIP mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2014
menunjukkan bahwa rata-rata capaian sasaran strategis Perwakilan BPKP
Ringkasan Eksekutif
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur viii
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 adalah 122,48% yang dapat dilihat
pada Tabel RE.1.
Tabel RE.1.Capaian Sasaran Strategis
No. Sasaran Strategis Capaian Sasaran
1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD 126,79
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara Sebesar 75% 116,67
3. Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300
Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya GoodGovernance (GG) pada 65% BUMN/BUMD
145,22
4. Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,
BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan PemberantasanKorupsi Menjadi 80%
98,10
5. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/Pemda 130,56
6. Meningkatnya Kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
yang Profesional dan Kompeten pada 80% Pemda
129,41
7. Meningkatnya Efektifitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90%
dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Sebesar 100%
110,63
Rata-rata Capaian Sasaran 122,48
Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja
Utama (IKU) yang menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas
realisasi 12 IKU yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis (IKU
dominan) dari 34 IKU yang telah ditetapkan dalam Tapkin Tahun 2014.
Adapun rincian capaian masing-masing indikator dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Capaian Indikator Input
Capaian indikator input adalah realisasi penggunaan dana dibandingkan
targetnya. Realisasi penggunaan dana dalam tahun 2014 secara keseluruhan
mencapai Rp19.676.479.106,00 atau 97,15% dari target sebesar
Rp20.254.663.000,00. Jumlah realisasi dana tersebut, digunakan untuk
membiayai tiga program yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur ix
a. Program dukungan Manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
BPKP
b. Program peningkatan sarana dan prasarana Aparatur BPKP
c. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas keuangan Negara dan
Pembinaan penyelenggaraan Sistem pengendalian Intern Pemerintah.
Selain menggunakan dana dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur, kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga didanai
dari mitra kerja sejumlah Rp4.252.138.345,00 Dana penugasan yang berasal
dari mitra pada umumnya untuk kegiatan-kegiatan atas permintaan mitra
yang bersangkutan.
2. Capaian Kinerja Indikator Output
Capaian kinerja indikator output dalam tahun 2014 secara keseluruhan
mencapai 187,90% dari target tahun 2014 sejumlah 529 output. Output
yang dihasilkan adalah dalam bentuk:
- Laporan Hasil Pengawasan sebanyak 32 jenis laporan dengan jumlah
seluruhnya sebanyak 906 laporan yang terdiri dari 468 laporan PKP2T
dan 438 Laporan Non PKP2T.
- Laporan Kegiatan Dukungan berupa laporan ketata-usahaan kantor
dengan jumlah sebanyak 60 laporan.
- Pengadaan sarana dan prasarana sebanyak 28 unit.
3. Capaian Indikator Kinerja Utama (outcome)
Capaian (IKU) sebagai outcome pada tahun 2014 dapat dijelaskan dalam
dua indikator outcome, yaitu lower outcome, dan middle outcome. Indikator
lower outcome diukur dengan “telah dimanfaatkannya output oleh pihak
yang berkepentingan”. Indikator lower outcome ini tidak ditargetkan dalam
tahun 2014, namun dapat dijelaskan dalam LAKIP ini bahwa semua output
atau 100,00% hasil pengawasan tahun 2014 telah dimanfaatkan oleh pihak
yang berkepentingan, yaitu:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur x
- Laporan-laporan yang dikirim ke BPKP Pusat telah dimanfaatkan oleh
BPKP Pusat dalam rangka pengambilan keputusan oleh BPKP Pusat
- Laporan-laporan yang dikirim ke Instansi Pemerintah Vertikal dan
Daerah di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan intansi vertikal dan instansi
daerah yang bersangkutan
- Aset hasil pengadaan tahun 2014 seluruhnya telah dimanfaatkan dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas-tugas pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Indikator outcome yang ditargetkan dalam tahun 2014 adalah Indikator
Kinerja Utama (IKU), berupa indikator yang ditetapkan dalam dokumen
Tapkin BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014. Capaian
IKU tahun 2014 selanjutnya digunakan untuk menilai Capaian Sasaran
Strategis tahun 2014. Pencapaian Sasaran Strategis pada tahun 2014 yang
didukung capaian IKU (outcome) adalah sebagaimana digambarkan dalam
Tabel RE.1 adalah sebagai berikut :
1) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90%
LKPD” tahun 2014 sebesar 126,79% tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU.
2) Capaian sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 75%” tahun 2014 sebesar 116,67% tercermin dari capaian
2 (dua) IKU.
3) Capaian sasaran strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan
Minimal (SPM) pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan
terselenggaranya Good Governance (GG) pada 65% BUMN/BMD”
tahun 2014 sebesar 145,22% tercermin dari capaian 3 (tiga) IKU
4) Capaian sasaran strategis “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan
K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%” tahun 2014 sebesar 98,10%
tercermin dari capaian 7 (tujuh) IKU.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xi
5) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di
60% K/L/Pemda” tahun 2014 sebesar 130,56% tercermin dari capaian 2
(dua) IKU.
6) Capaian sasaran stategis “Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten pada 80%
K/L/Pemda” tahun 2014 sebesar 129,41% tercermin dari capaian 1
(satu) IKU.
7) Capaian sasaran strategis “Meningkatnya Efektifitas Perencanaan
Pengawasan sebesar 90% dan Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar
100%” tahun 2014 sebesar 110,63% tercermin dari capaian 12 (dua belas)
IKU.
4. Capaian Indikator Benefit/Impact
Benefit/Impact adalah suatu kondisi yang terjadi setelah sekian tahun
dilakukan kinerja pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur. Kondisi tersebut terbentuk karena adanya multiplier effect hasil
pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur selama periode 2010-2014. Capaian benefit/impact yang akan
disampaikan di bawah ini bukan semata-mata hasil kinerja pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur saja, melainkan sebagai hasil
dari kolaborasi berbagai kinerja instansi pemerintah di Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara yang memperoleh Quality Assurance dan
Consultancy dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang pada
akhirnya menimbulkan multiplier effect hasil pengawasan dan membentuk
sebuah kondisi atau benefit/impact.
Sebagian Benefit/Impact ini ditargetkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2014,
namun dalam LAKIP tahun 2014 ini Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur berusaha menginformasikan beberapa indikator benefit/impact yang
diperoleh dari sumber data eksternal, a.l sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xii
1) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014
terhadap lima belas LKPD tahun 2013 di wilayah kerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur, menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara telah terbebas dari opini disclaimer. Semua
pemda memperoleh opini minimal WDP, bahkan empat diantaranya
memperoleh opini WTP, sebelas LKPD lainnya memperoleh opini WDP,
sedangkan dua LKPD tidak diaudit karena merupakan daerah otonomi
baru. Hal ini menunjukkan pengawasan yang dilakukan telah
membawa benefit/impact adanya peningkatan opini sejak karena pada
tahun 2010 hingga 2014 menjadi lebih baik, karena pada tahun 2010
beberapa pemda memperoleh opini Disclaimer dan belum ada yang
memperoleh opini WTP.
2) Semakin membaiknya dukungan Laporan Keuangan Instansi Vertikal di
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara terhadap Laporan Keuangan
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)
Kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
untuk mendukung penyusunan Laporan Keuangan Instansi Vertikal
adalah berupa bimbingan teknis maupun asistensi penatausahaan
keuangan dan penyusunan laporan keuangan di tingkat satuan kerja
yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Kegiatan tersebut secara tidak langsung telah memberikan andil pada
peningkatan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/LPNK yang
pada tahun 2010 sebanyak 53 Laporan Keuangan mendapatkan opini
WTP meningkat menjadi 67 Laporan Keuangan dengan opini WTP pada
LKPD 2013.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xiii
3) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Usaha Milik
Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Kondisi Laporan Keuangan BUMD di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kondisi yang semakin baik.
Jika pada tahun 2010 hanya 10 Laporan Keuangan BUMD yang
mendapatkan opini WTP dari 30 BUMD, maka pada LK tahun 2013
yang diaudit tahun 2014 naik menjadi 16 Laporan Keuangan BUMD
yang mendapatkan opini WTP.
4) Semakin membaiknya kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara
Kinerja entitas BUMD di Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara menunjukkan yang semakin baik antara lain dengan
meningkatnya jumlah BUMD yang berkinerja sehat sebanyak 13
BUMD pada tahun 2014.
5) Semakin membaiknya Opini Laporan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara adalah sebanyak 17 BLUD yang berbentuk
RSUD. Sedangkan yang masih dalam proses menjadi BLUD adalah
sebanyak 1 RSUD. Secara umum kondisi Laporan Keuangan RSUD di
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara mengalami
peningkatan, dari sejumlah 3 Laporan Keuangan RSUD yang telah
mendapatkan opini WTP pada tahun 2010 naik menjadi 13 RSUD yang
mendapatkan opini WTP untuk tahun 2013.
6) Semakin membaiknya peran APIP Daerah di Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur xiv
Peningkatan kualitas APIP Daerah dapat dilihat antara lain dari
meningkatnya maturitas tata kelola APIP. Meskipun belum ada APIP
yang mencapai level Infrastructure secara utuh tetapi ada perbaikan di
beberapa elemen terutama pengembangan sumber daya manusia. Hal
ini tidak terlepas dari peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dalam melakukan pembinaan terhadap APIP melalui berbagai
kegiatan pelatihan maupun bimbingan teknis lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 1
Terwujudnya good governance dalam praktik-praktik pemerintahan dan
kenegaraan merupakan harapan semua pihak. Saat ini setiap tindakan dan
kebijakan dalam pelaksanaan birokrasi pemerintahan akan selalu dikaitkan
dengan konsep tata kepemerintahan yang baik (good governance) dengan tiga
pilar utamanya yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas.
Asas akuntabilitas adalah salah satu asas dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang memiliki konsekuensi bahwa setiap instansi pemerintah
diharapkan mampu mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Substansi dari Sistem AKIP pada intinya
adalah penyelarasan antara produk perencanaan dan realisasinya dengan
orientasi kepada hasil (result oriented). Proses penyelarasan ini dilakukan
melalui penyusunan suatu Rencana Stratejik dalam jangka menengah (5
tahun), Rencana Kinerja Tahunan atau Penetapan Kinerja yang merupakan
kontrak kinerja, serta Laporan Pertanggungjawaban Kinerja tiap tahunnya.
Maksud dan tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini adalah
sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. LAKIP Tahun 2014 ini
merupakan Laporan tahun terakhir periode Renstra BPKP yaitu untuk periode
tahun 2010-2014. Dari laporan ini diharapkan dapat diperoleh suatu simpulan
pencapaian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi bahan analisis dalam rangka
meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur di tahun-
tahun berikutnya. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan dan fungsi utama
LAKIP yaitu sebagai media pertanggungjawaban dan sebagai alat untuk
meningkatkan kinerja suatu organisasi.
Bab IPendahuluan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 2
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah
beberapa kali diubah antara lain dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun
2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND), dan terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192
Tahun 2014 tentang BPKP. BPKP adalah LPND yang berkedudukan dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor
06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Perwakilan BPKP. Perwakilan BPKP merupakan unit organisasi BPKP yang
melaksanakan tugas di daerah.
Berdasarkan keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001
tanggal 30 Mei 2001, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mempunyai
tugas pokok:
Untuk melaksanakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan;
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
negara serta pengurusan barang milik/kekayaan negara;
Melaksanakan pengawasan keuangan
dan pembangunan serta
penyelenggaraan akuntabilitas di
daerah sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 3
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
daerah dan pengurusan barang milik/kekayaan daerah atas permintaan
daerah;
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat
strategis dan/atau lintas departemen/lembaga/wilayah;
5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Pusat dan Daerah;
6. Melaksanakan pengawasan terhadap Badan Usaha Milik Negara,
Pertamina, Cabang Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja
sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah
pusat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada Badan Usaha Milik Negara, Pertamina, Cabang
Pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain
yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha
milik daerah atas permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
8. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara,
Badan Usaha Milik Negara dan badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan
kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada
penyidik dan Instansi pemerintah lainnya;
9. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan;
10. Melaksanakan administrasi Perwakilan BPKP.
Dengan telah berubahnya paradigma sistem pertanggungjawaban/
akuntabilitas keuangan negara di Indonesia seiring reformasi di bidang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 4
keuangan negara, perubahan sangat mendasar terjadi tidak hanya dalam hal
penerapan penganggaran namun juga dalam sistem pencatatan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan atas akuntabilitas keuangan negara.
Lebih lanjut dalam reformasi di bidang keuangan negara tersebut, pemerintah
telah menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Dalam PP ini dinyatakan
bahwa BPKP sebagai aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden, bertugas untuk melakukan pengawasan
intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan
SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah, serta pengembangan alat kendali
Presiden dan Wakil Presiden.
Wewenang BPKP berdasarkan PP Nomor 60 Tahun 2008 adalah
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum, penugasan lain dari Presiden dan melakukan reviu atas
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Selain itu, BPKP juga memiliki tugas
untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana ditegaskan
dalam Inpres Nomor. 4 Tahun 2011.
B. Aspek Strategis Organisasi
Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang yang diembannya,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Tahun 2010 – 2014 yang memuat visi, misi, program dan
kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010 – 2014 berikut target output dan
outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan tersebut telah selaras dengan Renstra BPKP dan
restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas maupun PP Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Renstra
tersebut diharapkan telah mencakup strategi penguatan BPKP ke depan yang
meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 5
1. Product Differences
Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan.
Kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro dan nasional. Tugas
BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan
keuangan negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan
akuntabilitas Presiden dalam menjalankan amanah rakyat.
2. Market Differences
Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik
shareholders maupun stakeholders yang menjadi pengguna layanan BPKP
baik dari eksekutif, legislatif, yudikatif maupun badan usaha milik
negara/daerah.
3. Methodology Differences
BPKP senantiasa mengembangkan metodologi pengawasan yang
kontemporer, spesifik dan membawa manfaat, baik untuk kegiatan yang
bersifat assurance maupun consulting.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Sesuai dengan Renstra, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan kegiatan pengawasan sebagai berikut:
1. Pre-emptive
Kegiatan pre-emptive bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur
yang diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik,
dan pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya
penyakit birokrasi yang bersifat laten.
2. Preventive
Kelompok kegiatan preventive mencakup kegiatan konsultasi manajemen
untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi
penciptaan sistem peringatan dini (early warning system) atas proses
governance, manajemen risiko dan pencegahan KKN berdasarkan pola
kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah
meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 6
3. Repressive
Kelompok kegiatan repressive berupa audit investigatif untuk
menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau
tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.
Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan
dan perbuatan melawan hukum.
D. Struktur Organisasi
Untuk dapat menjalankan tugas yang telah dibebankan, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur memiliki Struktur Organisasi yang mengacu
pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal
30 Mei 2001 tersaji pada Bagan 1.1.
Bagan 1.1
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 7
Dalam melaksanakan kegiatan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur pada awal tahun 2014 didukung dengan SDM sebanyak 128 orang.
Sedangkan per 31 Desember 2014 mengalami perubahan menjadi 135 orang
sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1Perbandingan Komposisi Pegawai Tahun 2013 dan 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
No Uraian 2014 2013
1 Pejabat Struktural 10 102 Auditor 85 743 Analis Kepegawaian 2 24 Arsiparis 3 35 Pranata Komputer 1 16 Fungsional Umum 12 127 Calon Auditor 22 26
Jumlah 135 128
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya LAKIP ini bertujuan mengkomunikasikan kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur selama tahun 2014. Capaian
kinerja (performance result) dalam tahun 2014 tersebut dibandingkan dengan
Rencana Kinerja (Performance Plan) sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan
organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini
memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap)
bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.
Alur pikir penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dapat diilustrasikan dalam Bagan 1.2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 8
Bagan 1.2
Alur Pikir Penyajian LAKIP
Referensi Bab
PENDAHULUAN Bab I
Bab IVPENUTUP
RencanaStrategis2010-2014
PerjanjianKinerja/PenetapanKinerja 2014
Bab II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab IIIAKUNTABILITAS KINERJA
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 9
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi berpedoman pada rencana stratejik BPKP yang
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 4 (empat)
tahun, yaitu untuk tahun 2011–2014 dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menyusun Renstra
Tahun 2011 – 2014 dan telah selaras dengan Renstra BPKP Pusat periode
2011 – 2014 yang telah diselaraskan dengan restrukturisasi program yang
dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring dengan
terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP).
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai suatu
perpanjangan tangan dari BPKP Pusat, mempunyai tugas mewujudkan
Rencana Stratejik yang telah dirumuskan BPKP Pusat. Rencana Stratejik
tersebut dijadikan acuan dalam menyusun Rencana Kinerja (Performance Plan)
Tahun 2014, yang dijabarkan dengan Program Kerja Pengawasan dan
PembinaanTahunan (PKP2T) tahun 2014, dan Penetapan Kinerja (Tapkin)
tahun 2014.
Bab IIPerencanaan dan
Perjanjian Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 10
A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011 - 2014
1. Pernyataan Visi
Dengan memperhatikan posisi dan mandat yang diterima, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwakilan BPKP Pusat, serta
melihat latar belakang dan mencermati isu-isu stratejik yang muncul, visi yang
akan diuraikan ini adalah visi dari BPKP, sebagai berikut:
Pernyataan visi tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sebagai auditor Presiden, BPKP berperan membantu pemerintah dalam
membangun pemerintahan yang baik dan bersih dan meningkatkan
kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.
2. Responsif, tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah dan
segera memberikan masukan.
3. Interaktif, memperhatikan kepentingan atau kebutuhan stakeholders. BPKP
akan menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain dalam
menjalankan perannya.
4. Terpercaya, adanya kepercayaan akan mendorong stakeholders untuk
memanfaatkan BPKP. Kepercayaan akan timbul jika BPKP terus menjaga
profesionalisme, kompetensi, dan integritas.
2. Pernyataan Misi
Untuk mendukung visi tersebut di atas yang berorientasi pada
perwujudan tujuan akhir dari keberadaan BPKP, maka visi tersebut
dirumuskan menjadi beberapa misi sebagai berikut:
Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercayauntuk mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang
berkualitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 11
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan
bebas KKN
Misi ini menjelaskan bahwa peran BPKP sebagai pengawas intern
pemerintah sesuai PP Nomor 60 tahun 2008 mempunyai tugas melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara, dan kegiatan lain
berdasarkan penugasan Presiden. Tugas tersebut bertujuan mendorong
meningkatnya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan kinerja
program Pemerintah, dan mewujudkan iklim yang mencegah KKN. Hal
tesebut erat kaitannya dengan fungsi utama auditor internal di bidang good
governance, pengelolaan risiko, dan penerapan sistem pengendalian dalam
rangka mengamankan aset dan mencegah kecurangan yang mungkin
terjadi.
2. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka pembinaan penyelenggaraan SPIP,
adalah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi SPIP, pendidikan dan
pelatihan SPIP, serta bimbingan dan konsultasi SPIP. Kegiatan-kegiatan
tersebut bertujuan agar SPIP dapat segera diterapkan pada instansi
pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah.
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten
Pengembangan kemampuan sumber daya manusia baik internal maupun
eksternal dilaksanakan melalui pembinaan kompetensi Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP), pembinaan Jabatan Fungsional Auditor (JFA),
penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan, serta
sinergi dengan APIP lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 12
4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi auditor/pemerintah
Sistem dukungan untuk pengambilan keputusan yang terintegrasi dan
andal harus dikuasai BPKP. Pengelolaan data dan informasi dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga pengambilan keputusan oleh auditor/
pemerintah dilaksanakan dengan cepat dan optimal.
BPKP telah memiliki nilai-nilai luhur yang diharapkan dapat mengilhami
seluruh staf BPKP dalam memaknai visi dan misi BPKP. Kata kunci yang
mengandung nilai-nilai luhur tersebut adalah PIONIR yang terdiri atas:
Profesional: profesional birokrat, kompetensi teknis/sertifikasi, proses
internal, kepatuhan pada standar profesi dan kode etik ataupun
ketentuan perundang-undangan.
Integritas: kejujuran, objektivitas, keberanian, konsistensi, dan
konsekuen.
Orientasi pada pengguna: mengutamakan dan memperhatikan
kebutuhan pengguna.
Nurani dan Akal Sehat: etika pengawasan pada tahapnya yang tertinggi,
minimalisasi distorsi, mengutamakan esensi, nilai untuk bertindak
proporsional.
Independen: independen dalam sikap dan penampilan.
Responsibel: obligation to act – obligation to answer, kewajiban untuk
bertindak sesuai dengan tanggung jawabnya serta
menjelaskan/menjawab apa yang telah dilaksanakan.
3. Tujuan Strategis
Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah
ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.
Dalam penetapan tujuan, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 13
mengadopsi konsep Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa modifikasi
disesuaikan dengan karakteristik Perwakilan BPKP sebagai organisasi publik.
Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada
profit, pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Perspektif Keuangan
dimodifikasi menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan Perspektif
Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan
menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut
maka tujuan utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan
manfaat kepada auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan
pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tercermin dalam tujuan-tujuan
strategis sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
2) Meningkatnya tata pemerintahan yang baik;
3) Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
4) Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah;
5) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten;
6) Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
bagi Presiden/Pemerintah.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun
waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis
merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran
strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 14
dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur untuk tahun 2011-2014 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD;
2) Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%;
3) Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300 Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
65% BUMN/BUMD;
4) Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD
dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%;
5) Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L/ Pemda sebesar 60%;
6) Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/ Pemda;
7) Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan
kualitas pengelolaan keuangan sebesar 100%.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama (outcome) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi
stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan
akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan program dan
kegiatan yang mendukung program tersebut. Indikator ini digunakan untuk
mengukur keberhasilan program, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur
dengan indikator keluaran (output).
Indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Kalimantan Timur dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 15
Tabel 2.1Indikator Kinerja Utama Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan TimurNo. Indikator Kinerja Utama
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Perekonomian
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan LKKL bidang Polsoskam
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opinidukungan wajar
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Perekonomian
1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Polsoskam
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan Daerah
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke Pusat
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Perekonomian
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Polsoskam
1.1.5.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden Bidang Keuangan Daerah
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahanpengambilan keputusan oleh stakeholders
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Perekonomian
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Polsoskam
1.1.6.3 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder bidang Keuangan Daerah
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi
1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang
ditindaklanjuti
1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara bidang Polsoskam
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
1.2.2.2 Laporan hasil pengawasan BUN bidang Keuangan Daerah
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
65% BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik bidang Keuangan Daerah
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI
2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 16
No. Indikator Kinerja Utama
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapankasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMdalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%
3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkansosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan
yang berpotensi TPK.
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian negara, dan pemberian
keterangan ahli atas permintaan Instansi Penyidik
3.1.5.2 Laporan hasil audit investigasi atas permintaan Instansi lainnya
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang
3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat
3.1.7.1 Laporan hasil review terhadap laporan dan pengaduan masyarakat
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di K/L/ Pemda sebesar 60%
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008
4.1.1.1 Laporan pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang Keuangan Daerah
4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP No 60
Tahun 2008
4.1.2.1 Jumlah peserta diklat SPIP
4.1.2.2 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapatkan konsultasi dan bimbingan teknispenyelenggaraan SPIP
Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesionaldan kompeten;
Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yangprofesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA
5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIP Daerah
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
5.2.4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA
5.2.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai prosedur
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 17
No. Indikator Kinerja Utama
5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di media massa
5.2.7 Persentase pemanfaatan aset
5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat
5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke puslitbangwas
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah
5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat
Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan kode IKU Output.
6. Program dan Kegiatan
Implementasi penjabaran Rencana Stratejik dalam rangka mencapai visi
dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dituangkan dalam
dokumen perencanaan berupa Penetapan Kinerja Tahun 2014. Penetapan
Kinerja ini merupakan sebuah bentuk Rencana Kinerja Tahunan yang di
dalamnya memuat rumusan indikator kinerja utama (outcome) beserta targetnya.
Indikator kinerja outcome diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan.
Program dan kegiatan diukur dengan indikator kinerja output.
Program Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014
sebagai penjabaran dari tujuan stratejik adalah sebagai berikut:
1. Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP.
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara.
Program pertama dilaksanakan melalui 315 kegiatan, program kedua
dilaksanakan melalui 60 kegiatan, program ketiga dilaksanakan melalui 2
kegiatan.
Dengan Penetapan Kinerja, diharapkan penyelenggaraan tugas pokok
dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat lebih terarah dan
terdapat tolok ukur bagi manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 18
program dan kegiatan telah selaras dengan upaya pencapaian visi dan misi
BPKP. Penetapan Kinerja tahun 2014 juga merupakan komitmen seluruh unsur
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur untuk mencapai target kinerja
yang telah ditetapkan.
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014
Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana
Stratejik tahun 2014 di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
menetapkan target untuk masing-masing kegiatan yang harus dicapai sebagai
pelaksanaan dari program ,target ini dituangkan dalam dokumen Penetapan
Kinerja (Performance Plan) tahun 2014 sebagaimana tersaji pada Tabel 2.2
berikut ini:
Tabel 2.2Penetapan Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 1.1: Meningkatnya kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD
1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan
penyusunan laporan keuangan
Persen 100
1.1.1.1 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunanLKKL bidang Perekonomian
Lap 5
1.1.1.2 Laporan hasil bimbingan teknis/ asistensi penyusunan
LKKL bidang PolsoskamLap 11
1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperolehopini minimal WDP
Persen 90
1.1.2.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LKPD Lap 21
1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukungan wajar
Persen 82
1.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas Proyek PHLN Lap 16
1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang
disampaikan ke Pusat
Persen 100
1.1.4.1 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidangPolsoskam
Lap 39
1.1.4.2 Laporan hasil pengawasan lintas sektor BidangPerekonomian
Lap 14
1.1.4.3 Laporan hasil pengawasan lintas sektor bidang Keuangan
DaerahLap 5
1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden
yang disampaikan ke Pusat
Persen 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 19
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
1.1.5.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presidenBidang Keuangan Daerah
Lap 14
1.1.5.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan presiden
Bidang PolsoskamLap 19
1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholdersyang dijadikan bahan pengambilan keputusan olehstakeholders
Persen 93,33
1.1.6.1 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholder
bidang PerekonomianLap 1
1.1.6.2 Laporan hasil pengawasan atas permintaan stakeholderbidang Polsoskam
Lap 19
1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan
penyelenggaraan akuntansi
Persen 80
1.1.7.1 Laporan hasil bimtek/ asistensi penyusunan LK BUMD Lap 6
Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaannegara/daerah yang ditindaklanjuti
Persen 75
1.2.1.1 Laporan hasil pengawasan atas penerimaan negara
Bidang PerekonomianLap 1
1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan kePusat
Persen 100
1.2.2.3 Laporan hasil pengawasan BUN bidang KeuanganDaerah
Lap 55
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Sasaran Strategis 2.1: Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300.Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada
65% BUMN/BUMD
2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuaiStandar Pelayanan Minimal
Persen 100
2.1.1.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja pelayanan publik
bidang Keuangan DaerahLap 4
2.1.2 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan
sosialisasi/asistensi GCG/KPIPersen 65
2.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi GCG/KPI sektor korporat Lap 17
2.1.3 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja Persen 55
2.1.3.1 Laporan hasil pengawasan atas kinerja BUMD Lap 24
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan
kasus yang merugikan keuangan negara/daerah;
Sasaran Strategis 3.1: Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,
BUMN/BUMdalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%
3.1.1 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi
Program Anti Korupsi.Kelompok
Masyarakat2
3.1.1.1 Laporan hasil sosialisasi masalah korupsi Lap 6
3.1.2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud
yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi
FCP
Instansi 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 20
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
3.1.2.1 Laporan hasil bimtek/asistensi implementasi FCP Lap 4
3.1.3 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang
dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.Instansi 1
3.1.3.1 Laporan hasil kajian pengawasan Lap 1
3.1.4 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan
penyesuaian hargaPersen 84
3.1.4.1 Laporan hasil audit investigasi atas HKP, Eskalasi dan
KlaimLap 4
3.1.5 Persentase pelaksanaan audit investigasi /PKKN/PKA Persen 85
3.1.5.1 Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugian
negara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaanInstansi Penyidik
Lap 54
3.1.6 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh
instansi berwenangPersen 50
3.1.7 Persentase hasil telaahan pengaduan masyarakat Persen 100
Laporan hasil audit investigasi, perhitungan kerugiannegara, dan pemberian keterangan ahli atas permintaan
Instansi lainnya
Lap 4
Laporan Hasil Reviu Terhadap Laporan dan PengaduanMasyarakat
Lap 2
Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;
Sasaran Strategis 4.1: Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda
4.1.1 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai
PP Nomor 60 Tahun 2008
Persen 60
4.1.1.1 Laporan dukungan pembinaan penyelenggaraan SPIPbidang Keuangan Daerah
Lap 16
4.1.2 Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi
Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008
Pemda 6
4.1.2.1 Jumlah Peserta Diklat SPIP Orang 30
4.1.2.2 Jumlah K/L dan Pemda yang mendapat Konsultansi danBimtek SPIP
Pemda 7
Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional
dan kompeten;
Sasaran Strategis 5.1: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% Pemda
5.1.1 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan
JFA
Persen 50
5.1.1.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan JFA APIPDaerah
Laporan 5
Sasaran Strategis 5.2: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dankualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
5.2.1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yangterealisasi
Persen 95
5.2.2 Persentase kesesuaian laporan keuangan PerwakilanBPKP dengan SAP
Persen 100
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 21
No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target
5.2.3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanankepegawaian
skala likert1-10
7,2
5.2.4 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA Persen 100
5.2.5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairananggaran yang diajukan sesuai Prosedur
skala likert1-10
7,2
5.2.6 Jumlah publikasi kegiatan perwakilan BPKP di mediamassa
Jumlahberita
54
5.2.7 Persentase pemanfaatan aset Persen 100
5.2.8 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
sarpras
skala likert
1-10
7,2
5.2.8.1 Jumlah Sarana Prasarana Unit/m2 29
5.2.9 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit
Inspektorat
Persen 100
5.2.10 Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke
puslitbangwas
Topik
Penelitian
2
5.2.11 Jumlah Instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola APIP
InstansiAPIP
15
5.2.11.1 Jumlah sosialisasi dan bimtek penerapan tatakelola APIP
DaerahPemda 11
5.2.11.2 Laporan evaluasi penerapan tatakelola APIP Daerah Laporan 9
5.2.12 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditorbersertifikat
skala likert1-10
7,6
Keterangan:Baris berwarna biru merupakan IKU Outcome, sedangkan baris berwarna putihmerupakan IKU Output.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 22
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana dinyatakan
dalam keputusan Kepala BPKP Nomor 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei
2001 mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan
pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara umum, sampai dengan akhir tahun 2014 Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas dan fungsi yang
dibebankan. Hal ini tercermin dari tercapainya 7 (tujuh) sasaran strategis,
yang kemudian dilaksanakan dalam 3 (tiga) program pada tahun 2014.
Ikhtisar pencapaian sasaran strategis dapat dilihat pada Lampiran 1.
Sedangkan perbandingan capaian indikator kinerja outcome tahun 2014 dan
target Renstra tahun 2014 tersaji dalam Lampiran 2.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Untuk mengukur capaian kinerja, ditetapkan indikator-indikator
kinerja. Indikator kinerja yang digunakan untuk pengukuran terutama
adalah indikator kinerja outcome dan output dari sasaran strategis.
Keseluruhan kelompok indikator kinerja tersebut diformulasi berdasarkan
perumusan dari BPKP Pusat.
Indikator kinerja input adalah sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran
(output). Indikator input yang digunakan adalah dana dengan satuan
rupiah yaitu besarnya dana yang digunakan untuk membiayai suatu
kegiatan dan penggunaan SDM dengan satuan hari pengawasan (HP).
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 23
Indikator output yang digunakan bervariasi tergantung pada jenis
kegiatan yang dilaksanakan, seperti jumlah laporan hasil pelaksanaan
asistensi/bimbingan teknis penyusunan Renstra, LAKIP, Neraca, Laporan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah, Laporan Hasil Evaluasi dan Audit
yang diterbitkan, dan sebagainya.
Sedangkan indikator outcome adalah indikator yang menggambarkan
berfungsinya suatu output. Indikator kinerja outcome yang diukur sebanyak
34 indikator, yang seluruhnya merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang terdapat dalam Dokumen Penetapan Kinerja Perwakilan BPKP Tahun
2014.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur tahun
2014 secara keseluruhan adalah sebesar 122,48% yang merupakan capaian
7 (tujuh) sasaran dengan 34 Indikator Kinerja Utama (IKU). Nilai capaian
keseluruhan tersebut merupakan rata-rata capaian seluruh indikator
outcome yang ditetapkan sedangkan Capaian per sasaran strategis dapat
dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2014Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
SASARAN STRATEGISJUMLAH
INDIKATORRATA-RATACAPAIAN (%)
1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan90% LKPD
7 126,79
2 Tercapainya Optimalisasi PenerimaanNegara sebesar 75%
2 116,67
3 Terselenggaranya Standar PelayananMinimal (SPM) pada 300 InstansiPemerintah Daerah (IPD) danterselenggaranya Good Governance (GG)pada 65% BUMN/BUMD
3 145,22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 24
4 Meningkatkan Kesadaran dan KeterlibatanK/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam UpayaPencegahan dan Pemberantasan KorupsiMenjadi 80%
7 98,10
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di60% K/L/ Pemda
2 130,56
6 Meningkatnya kapasitas aparatpengawasan intern pemerinta yangprofesional dan kompeten pada 80%K/L/Pemda
1 129,41
7 Meningkatnya efektifitas perencanaanpengawasan sebesar 90% dan kualitaspengelolaaan keuangan sebesar 100%.
12 110,63
Jumlah 34 122,48
Hasil dari rata-rata capaian seluruh indikator outcome yang ditetapkan dapat
dilihat pada Lampiran 1. Capaian sasaran tersebut di atas, selain didukung
oleh pelaksanaan penugasan PKP2T juga didukung dengan penugasan non
PKP2T. Capaian Kinerja Kegiatan Non PKP2T Tahun 2014, dapat dilihat pada
Lampiran 4.
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian tujuan dan capaian
kinerja sasaran strategis. Capaian tujuan diperoleh dari rata-rata capaian
kinerja sasaran strategis dari masing-masing tujuan. Sedangkan capaian
sasaran strategis diperoleh dari rata-rata capaian indikator dari masing-
masing sasaran khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU) dominan
pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga dilakukan terhadap IKU selain
IKU dominan yang tidak secara langsung mendukung tercapainya kinerja
sasaran namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis. Selain
itu, analisis dilakukan dengan mengaitkan kemungkinan tercapainya tujuan
dan sasaran Renstra Tahun 2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 25
Analisis atas 5 (lima) tujuan dan 7 (tujuh) sasaran strategis yang ditetapkan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai alat untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran strategis pada akhir masa Renstra 2010-2014,
disajikan berikut:
1. ANALISIS CAPAIAN TUJUAN
Terdapat 5 tujuan yang akan dicapai dalam Renstra BPKP pada Tahun 2014
dimana capaian tujuan diperoleh dari rata-rata capaian kinerja sasaran strategis
dari masing-masing tujuan. Capaian atas 5 (lima) tujuan yang ditetapkan
dalam Tahun 2014 pada umumnya telah tercapai dan rata-rata capaian
keseluruhan adalah sebesar 123,13%.
Untuk lebih jelasnya, capaian 5 (lima) tujuan pada tahun 2014 bisa dilihat
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Capaian Tujuan Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
NoTUJUAN DAN SASARAN
STRATEGISJUMLAH
INDIKATOR
RATA-RATACAPAIANSASARAN
(%)
CAPAIANTUJUAN
(%)
I Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan Negara/daerah 121,73
1 Meningkatnya Kualitas 95% LKKL,dan 95% LKPD
7 126,79
2 Tercapainya Optimalisasi Penerimaan
Negara sebesar 87,5%
2 116,67
II Meningkatnya tata pemerintahan yang baik 145,22
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 26
3 Terselenggaranya Standar Pelayanan
Minimal (SPM) pada 60%. InstansiPemerintah Daerah (IPD) dan
terselenggaranya Good Governance(GG) pada 75% BUMN/BUMD
3 145,22
III Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara/daerah
98,10
4 Meningkatkan Kesadaran dan
Keterlibatan K/L/Pemda,BUMN/BUMD dalam Upaya
Pencegahan dan PemberantasanKorupsi Menjadi 80%
7 98,10
IV Tercapainya efektivitas penyelenggaraan SPIP 130,56
5 Meningkatnya Kualitas Penerapan
SPIP di 70% K/L/ Pemda
2 130,56
V Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten
120,02
6 Meningkatnya kapasitas aparat
pengawasan intern pemerinta yangprofesional dan kompeten pada 80%
K/L/Pemda
1 129,41
7 Meningkatnya efektifitas perencanaan
pengawasan sebesar 90% dan kualitaspengelolaaan keuangan sebesar 100%.
12 110,63
Rata-rata Capaian Kinerja 34 122,48 123,13
Analisis dan penjelasan rinci atas capaian dari masing-masing 5 (lima) tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
Tujuan 1: Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Pada tahun 2010 awal renstra, kualitas pengelolaan keuangan daerah di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur masih relatif rendah, yang digambarkan
dengan opini auditor atas 15 LKPD sebagai berikut:
a. Tiga LKPD mendapat opini tidak memberikan pendapat (disclaimer).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 27
b. Tujuh LKPD mendapat opini tidak wajar.
c. Lima LKPD mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian.
d. Tidak terdapat LKPD yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian.
Selain dari itu, tidak terdapat Instansi Vertikal Pemerintah Pusat yang
mendapat pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2010,
menyebabkan WDP, sebagian besar instansi pemerintah pusat tidak
memperoleh opini wajar tanpa pengecualian.
Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator
kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.
Pada akhir periode renstra di tahun 2014 tujuan “Meningkatnya kualitas
akuntabilitas keuangan Negara/daerah” telah tercapai 121,73%. Adapun
tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari 2 (dua) sasaran yang masing-masing
tercapai sebagai berikut:
1. Meningkatnya Kualitas 95% LKKL, dan 90% LKPD, tercapai 126,79%
2. Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%, yang tercapai
116,67%
Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut antara lain disebabkan:
a. Adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM BPKP untuk membantu
Pemerintah Daerah/IPP dalam pengelolaan keuangan negara/daerah
b. Makin tingginya kesadaran Pemerintah Daerah dan instansi vertikal
bekerjasama dengan BPKP untuk meningkatkan kapasitas SDM dan
meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan negara/daerah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra
periode berikutnya adalah diperlukannya pelatihan secara terus menerus
untuk peningkatan kapasitas SDM BPKP, pemerintah daerah dan instansi
vertikal serta meningkatkan kesiapan pemerintah daerah dan IPP dalam
menghadapi perubahan standar akuntansi pemerintahan yang akan diterapkan
di tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 28
Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik
Pada awal renstra tahun 2010 tata kelola pemerintahan realatif belum terlalu
baik, ditandai dengan masih sedikitnya Instansi Pemerintah Daerah yang
menerapkan standar pelayanan minimal dan masih rendahnya
penyelenggaraan GCG pada BUMN/BUMD.
Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator
kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.
Pada tahun 2014 tujuan “Meningkatnya tata pemerintahan yang baik” tercapai
145,22%. Tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari capaian sasaran
“Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi
Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG)
pada 65% BUMN/BUMD, tercapai 145,22%
Beberapa indikator sasaran pendukung atas capaian tujuan pada tahun 2014
dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi yang diukur
berdasarkan IKU dominan sasaran strategis sebagai berikut:
IKU Dominan SatuanTarget2014
Realisasi2014
Capaian2014
1 2 3 4
Persentase IPD yang melaksanakanpelayanan sesuai SPM
Persen 100,00 100,00 100
Persentase BUMN/D yang dialkukansosialisasi/asistensi penerapan GCG
Persen 100,00 100,00 100
Keberhasilan tujuan tersebut dapat dicapai antara lain disebabkan:
a. Meningkatkanya kesadaran IPD/IPP/BUMN/D akan pentingnya
pelayanan publik.
b. Meningkatkan kesadaran BUMN/D akan tata kelola kepemerintahan yang
baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 29
Hal yang diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja pada renstra periode
berikutnya adalah perlu adanya perbaikan dalam metode evaluasi yang dapat
melibatkan masyarakat/responden dalam menilai tingkat layanan publik
suatu IPD/IPP.
Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara/Daerah.
Pada awal renstra tahun 2010 tingkat kesadaran dan keterlibatan K/L/Pemda
/BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi belum
tinggi disamping itu sosialisasi program anti korupsi kepada masyarakat
masih terbatas serta belum tersosialisasinya program pengendalian kecurangan
(Fraud Control Plan) kepada IPP/IPD/BUMN/BUMD yang berisiko mengalami
fraud.
Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator
kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.
Pada Tahun 2014 tujuan “Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan
memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan
Negara/daerah” tercapai 98,10%. Adapun tercapainya tujuan tersebut
diperoleh dari sasaran “Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan
K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%”, tercapai 98,10%
Keberhasilan tujuan tersebut antara lain juga disebabkan oleh makin besarnya
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dan media atas permasalahan
fraud. Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan
kinerja pada renstra periode berikutnya yaitu:
a. Perlu makin aktifnya dilibatkan kelompok-kelompok masyarakat untuk
menumbuhkembangkan kesadaran anti korupsi
b. Perlu dilakukannya sosialisasi pencegahan korupsi sedari dini di lingkungan
sekolah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 30
Tujuan 4 : Tercapainya efektivitas penyelenggaraan SPIP
Pada awal renstra tahun 2010 penyelenggaraan SPIP di IPP/IPD masih kurang
memadai, antara lain tergambar dari kondisi sebagai berikut:
a. Belum tersosialisasinya SPIP kepada pemerintah daerah/IPP
b. Belum terdapat pemerintah daerah yang memiliki peraturan kepala daerah
tentang penyelenggaraan SPIP, dan pemerintah daerah yang
menyelenggarakan SPIP sesuai yang diamanatkan dalam PP 60 Tahun 2008.
Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator
kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.
Pada akhir periode renstra di Tahun 2014 tujuan “Tercapainya efektivitas
penyelenggaraan SPIP” tercapai 130,56%. Adapun tercapainya tujuan tersebut
diperoleh dari sasaran “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/
Pemda”, tercapai 130,56%
Beberapa indikator sasaran pendukung atas capaian tujuan pada tahun 2014
dapat dilihat dari perbandingan antara target dan realisasi dengan tahun 2010
yang diukur berdasarkan IKU dominan sasaran strategis sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP di bidang Keuangan
Daerah
2. Jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penyelenggaraan SPIP sesuai PP
No 60 Tahun 2008.
Tujuan 5 : Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten.
Pada awal renstra tahun 2010, penerapan JFA APIP pada pemerintah daerah
masih minim, dapat digambarkan dengan terbatas jumlah jabatan fungsional
auditor yang telah bersertifikasi.
Kondisi tersebut menjadi dasar perumusan tujuan, sasaran, dan indikator
kinerja berikut target yang akan dicapai dalam Renstra tahun 2010-2014.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 31
Pada Tahun 2014 tujuan “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern
pemerintah yang profesional dan kompeten” tercapai 120,02%. Adapun
tercapainya tujuan tersebut diperoleh dari 2 (dua) sasaran yang masing-masing
tercapai sebagai berikut:
1. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang
profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda, tercapai 129,41%
2. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas
pengelolaan keuangan sebesar 100%, tercapai 110,63%
Keberhasilan tujuan tersebut antara lain disebabkan:
a. Terbangunnya kerjasama yang baik antara BPKP dengan Pemerintah
Daerah dalam hal pembinaan APIP
b. Semakin besarnya peran APIP di Pemerintah Daerah sehingga
menumbuhkan kesadaran peningkatan kompetensi APIP.
Sedangkan hal yang perlu diperhatikan dalam rangka peningkatan kinerja
aparat pengawasan pemerintah yang professional dan kompeten pada renstra
periode berikutnya adalah:
a. Memfasilitasi penyelenggaraan diklat-diklat bagi APIP baik diklat teknis
maupun untuk mendapatkan sertifikasi keprofesionalan;
b. Dukungan pendidikan berkelanjutan bagi APIP;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 32
2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN
Capaian sasaran strategis diperoleh dari rata-rata capaian indikator dari
masing-masing sasaran khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang dianggap dominan pada tiap-tiap sasaran strategis. Analisis juga
dilakukan terhadap IKU selain IKU dominan yang tidak secara langsung
mendukung tercapainya kinerja sasaran namun berpengaruh terhadap
perwujudan sasaran strategis. Selain itu, analisis dilakukan dengan
mengaitkan kemungkinan tercapainya Tujuan dan Sasaran Renstra Tahun
2014.
Capaian kinerja atas 7 (tujuh) sasaran yang ditetapkan Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 adalah sebesar 122,48%. Nilai capaian
tersebut merupakan rata-rata capaian atas 34 indikator outcome yang
ditetapkan.
Analisis atas 7 (tujuh) sasaran strategis dan 34 indikator tahun 2014 yang
ditetapkan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai alat
untuk mewujudkan sasaran strategis pada akhir masa renstra 2010-2014, dapat
diuraikan sebagai berikut:
Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Sasaran “meningkatnya Kualitas 95% Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga, dan 90% Laporan Keuangan Pemerintah Daerah“ terdiri dari 7
(tujuh) indikator Kinerja Utama dengan capaian 126,79%.
Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah pusat,
kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah merupakan tekad Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai perwujudan dari fungsi consulting.
Upaya strategis yang dilaksanakan dalam rangka menyukseskan tercapainya
sasaran ini adalah kerjasama yang intensif dengan para mitra kerja Perwakilan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 33
BPKP Provinsi Kalimantan Timur sehingga dapat dilakukan proses
pendampingan penyusunan ataupun reviu atas Laporan Keuangan sebelum
diterbitkan oleh K/L/Pemda. Outcome yang diharapkan adalah laporan
keuangan dapat sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang
ditunjukkan dengan opini yang diperoleh dari BPK RI minimal WDP.
Sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan dua IKU dominan yang
terkait langsung dengan kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga,
dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi IKU sasaran strategis
tahun 2014 dikaitkan dengan target tahun 2014, realisasi 2013 dan target
Renstra disajikan dalam Tabel 3.5 berikut ini:
Tabel 3.3Capaian Sasaran Strategis 1
NOINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Persentase IPP yang mendapatpendampingan penyusunan
laporan keuangan
Persen 100,00 125,00 125,00 125,00
2 Persentase IPD yang laporankeuangannya memperoleh
opini minimal WDP
Persen 90,00 100,00 111,11 100,00
3 Persentase jumlah laporankeuangan proyek PHLN yang
memperoleh opini dukunganwajar
Persen 82,00 100,00 121,95 100,00
4 Persentase hasil pengawasan
lintas sektor yangdisampaikan ke Pusat
Persen 100,00 94,83 94,83 94,83
5 Persentase hasil pengawasan
atas permintaan Presiden yangdisampaikan ke Pusat
Persen 100,00 211,43 211,43 211,43
6 Persentase hasil pengawasanatas permintaan stakeholders
yang dijadikan bahanpengambilan keputusan olehstakeholders
Persen 93,33 100,00 107,15 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 34
7 Persentase BUMD yang
mendapat pendampinganpenyelenggaraan akuntansi
Persen 80,00 92,86 116,07 92,86
126,79 117,73
Secara keseluruhan dari tabel tersebut terlihat bahwa dua IKU dominan
sasaran strategis tahun 2013 yaitu persentase IPP yang mendapatkan
pendampingan penyusunan laporan keuangan dan persentase IPD yang
memperoleh opini minimal WDP tercapai 100%. Secara keseluruhan dengan
tujuh IKU, rata-rata capaian sasaran 126,79%. Uraian masing-masing capaian
IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur melakukan pendampingan
penyesuaian Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) pendukung
dalam rangka pelaksanaan pasal 57 ayat (4) PP Nomor 60 Tahun 2008.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu terlaksananya
penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPP sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 125% sesuai dengan target 100%.
Dibandingkan dengan tahun 2013, realisasi IKU tahun 2014 mengalami
kenaikan sebesar 25%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar
101,01% diatas target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100,00%.
IPP yang diberikan pendampingan adalah sebanyak 13 IPP yang ada di
bawah Kementerian dan Lembaga yang tersebar di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Kegiatan untuk mencapai IKU ini
menggunakan dana sebesar Rp87.208.000,00 atau 49,23% dari anggaran
sebesar Rp177.158.000,00 dan menyerap SDM sebanyak 513 OH atau
104,69% dari rencananya sebanyak 490 OH, serta menghasilkan output
berupa 20 laporan PKP2T atau 125,00% dari target sebanyak 16 laporan
dan Non PKP2T sebanyak 18 laporan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 35
Dibandingkan dengan target renstra sampai dengan tahun 2014 sebesar
100,00% capaian kinerja tahun 2014 untuk indikator ini mencapai 125,00%.
2. Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal
WDP
Selain Instansi Pemerintah Pusat (IPP), BPKP juga berupaya mendorong
akuntabilitas keuangan Pemerintah Daerah ke arah yang lebih baik dengan
IKU “Persentase Instansi Pemerintah Daerah (IPD) yang Laporan
Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP” dari BPK RI.
Keberhasilan pencapaian IKU ini diukur dari realisasi jumlah IPD yang
laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP dibandingkan
dengan jumlah IPD yang diasistensi oleh BPKP.
Diakhir periode renstra di Tahun 2014, capaian atas opini IPD sebagai
berikut:
a. Empat LKPD mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian, yaitu
untuk Pemerintah Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Kabupaten Paser
b. Sebelas LKPD mendapatkan opini wajar dengan pengecualian.
c. Dua LKPD tidak dilakukan audit oleh BPK, yaitu Provinsi Kalimantan
Utara dan Kabupaten Mahulu
Dengan demikian dari target yang ditetapkan, dari 15 LKPD yang diaudit
oleh BPK tercapai seluruhnya (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur telah berjalan dengan baik.
Capaian tahun 2014 secara kualitatif mengalami kenaikan dibandingkan
tahun 2013. Pada tahun 2013 capaian kinerja IKU telah tercapai 100%.
Namun demikian dari sisi kualitas, capaian kumulatif s.d. tahun 2014
sebesar 75,64% lebih rendah dari target Renstra tahun 2014 sebesar 90%.
Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada
SKPD dan satker di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 36
aktif melalui kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah
daerah dan kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman
atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah.
a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah kepada 17
pemerintah daerah meliputi antara lain penyusunan anggaran,
penatausahaan, dan penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi
SIMDA, serta asistensi pengelolaan/penatausahaan BMD.
b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2013 dengan tiga Inspektorat Provinsi/
Kabupaten pada tiga pemerintah daerah yaitu pada Pemerintah
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Kutai
Kartanegara.
Langkah strategis yang diperlukan dalam upaya mempertahankan capaian
tersebut pada tahun 2014 yaitu peningkatan kapasitas sumber daya
manusia Pemerintah Daerah (Pemda). Selain itu juga dilakukan
pendampingan ke pemerintah daerah di wilayah Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara terutama dalam pengelola keuangan dan aset pemerintah
daerah, serta penerapan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan (berbasis akrual).
Kegiatan untuk mencapai IKU (outcome) ini menggunakan dana sebesar
Rp194.059.000,00 atau 92,44% dari anggaran sebesar Rp209.925.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 540 OH atau 64,06% dari rencana
sebanyak 843 OH, sehingga terjadi efisiensi penggunaan SDM, serta
menghasilkan output berupa 22 laporan PKP2T atau sebesar 104,76% dari
target sebanyak 21 laporan dan Non PKP2T sebanyak 16 laporan.
Dibandingkan dengan target renstra sampai dengan tahun 2014 sebesar
90% capaian kinerja tahun 2014 untuk indikator ini mencapai 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 37
3. Persentase Jumlah Laporan Keuangan royek PHLN yang memperoleh
opini dukungan wajar
IKU “Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh
opini dukungan wajar” merupakan IKU dalam pencapaian Sasaran
Strategis 1. IKU ini diukur dari ketepatan waktu penyampaian laporan
audit dukungan atas keuangan proyek Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
(PHLN).
Realisasi IKU ini tahun 2014 sebesar 100,00%, di atas target 82%. Dengan
demikian capaian IKU tahun 2014 sebesar 121,95% dari target yang
ditetapkan. Capaian lebih besar 21,95% dari target karena keberhasilan
pembinaan proyek PHLN dalam penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta dipenuhinya seluruh
target laporan PHLN sebanyak 16 laporan yang harus diaudit di tahun 2014
atas kegiatan PHLN tahun 2013.
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)
laporan keuangan proyek/kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun 2013 yang antara lain
terdiri atas:
a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan
No. 7504-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.
b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan
No. 7666-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kementerian Dalam Negeri RI.
c) Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) IBRD Loan No.
7669-ID, yang berada di bawah koordinasi Dirjen Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 38
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah
dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun masih
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain kelebihan
pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis, ketidakpatuhan terhadap
ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang kurang dimanfaatkan. Hasil
audit yang menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar
Rp1.292.498.874,00, dari jumlah tersebut sebesar Rp734.820.132,00 telah
ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2014.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100,00% sama dengan capaian tahun 2013.
Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100,00 telah melampaui
target pada akhir tahun Renstra 2014 sebesar 82%.
Untuk mencapai IKU tersebut menggunakan dana sebesar
Rp158.936.000,00 atau 1.461,35% dari anggaran sebesar Rp10.876.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.006 OH atau 127,73100,70% dari
rencana sebanyak 999 OH, serta menghasilkan output berupa 16 laporan
PKP2T atau 100,00% dari target sebanyak 16 laporan dan Non PKP2T
sebanyak 11 Laporan.
4. Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP), mandat yang diberikan kepada BPKP antara lain
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut, BPKP
mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan kompetensi
dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas sektoral
dibandingkan dengan APIP lainnya, sehingga pengawasan atas
program/kegiatan yang melibatkan beberapa pihak dan terkait dengan
berbagai aspek dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 39
IKU “Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke
Pusat” diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim ke pusat
dibandingkan target laporan dari pusat, dengan target kinerja 100,00%.
Dalam tahun 2014, persentase laporan yang telah dikirim adalah sebesar
94,83%. BPKP Pusat menargetkan 58 laporan hasil pengawasan lintas sektor
pada tahun 2014 dan seluruh laporan sebanyak 55 laporan telah dikirim
dengan tepat waktu. Jika dibandingkan dengan targetnya, maka capaian
IKU ini sebesar 94,83%.
Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak direalisasinya beberapa
kegiatan new inisiatif karena ketiadaan anggaran serta adanya target dalam
Tapkin yang tidak direvisi meskipun terdapat penurunan jumlah PKP2T
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target
IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa
penyempurnaan pelaksanaan pengawasan yang interaktif dengan auditan
(dengan media Kerangka Acuan Pengawasan) sehingga setiap
permasalahan yang dijumpai selama penugasan selalu dikomunikasikan.
Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada
keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program
tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan
obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai
tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai alat
pengendalian kebijakan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor, dan
pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2014 melakukan pengawasan
pada pelaksanaan program-program strategis. Program-program strategis
ini adalah program yang tercantum dalam prioritas nasional. Dalam
laporan ini, program strategis adalah program nasional yang berada atau
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 40
berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan
Utara.
Pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada
audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas
sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam
rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).
Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program lintas
sektoral sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa
kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang
ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung
jawab program terkait.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp503.400.000,00 atau 183,72% dari anggaran sebesar
Rp274.010.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 2.257 OH atau
94,04% dari rencana sebanyak 2.400 OH, serta menghasilkan output berupa
50 laporan PKP2T atau 100,00% dari target sebanyak 50 laporan dan Non
PKP2T sebanyak 25 laporan.
5. Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan
ke Pusat
IKU “Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang
disampaikan ke Pusat” merupakan indikator pencapaian Sasaran Strategis
1 dalam rangka pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur melakukan pengawasan intern melalui kegiatan pengawasan lainnya
berdasarkan penugasan dari Presiden, sesuai dengan amanat pasal 49 ayat
(2) butir c PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP.
Capaian IKU ini diukur dengan menghitung jumlah laporan yang dikirim
ke pusat dibandingkan target laporan dari pusat atas penugasan-penugasan
berdasarkan permintaan Presiden, dengan target kinerja untuk tahun 2014
adalah 100,00%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 41
Jumlah laporan pengawasan atas permintaan Presiden yang diterbitkan
pada tahun 2014 adalah sebanyak 74 laporan PKP2T dan 27 laporan Non
PKP2T. Seluruhnya telah disampaikan ke BPKP Pusat. Capaian IKU tahun
2014 apabila diukur dari laporan PKP2T yang diterbitkan dan dikirim ke
pusat adalah sebesar 211,43% telah melebihi target sebesar 111,43%
sebanyak 39 laporan.
Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melakukan pengawasan atas perintah presiden dalam bentuk :
1) Monitoring Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional pada
beberapa kementerian/ lembaga, yang merupakan pelaksanaan kerja
sama di bidang pengawasan dan pengendalian dengan Unit Kerja
Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Kegiatan monitoring tersebut dilaksanakan pada 3 kabupaten/kota di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Kutai Barat,
Kabupaten Berau, dan Kota Balikpapan, serta 2 kabupaten/kota di
wilayah Kalimantan Utara yaitu Kabupaten Bulungan dan Kabupaten
Malinau. Hasil monitoring telah disampaikan kepada UKP4 sesuai
dengan waktu yang ditentukan sebagai bahan laporan kepada Presiden.
2) Monitoring implementasi BPJS Kesehatan pada 3 kabupaten/kota di
wilayah Provinsi Kalimantan Utara, dan 2 kabupaten/kota di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur.
3) Evaluasi Penyerapan Anggaran Semester I Tahun 2014 pada satker di
lingkungan 8 (delapan) Kementerian/Lembaga yang ada di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
4) Pelaksanaan kajian Ease of Doing Business (EoDB) tahun 2014 pada satker
di wilayah Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur (Non PKPT).
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 telah mencapai target pada akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 127,86%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 42
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp341.995.000,00 atau 104,85% dari anggaran sebesar Rp Rp326.162.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 896 OH atau 74,85% dari rencana
sebanyak 1.197 OH, serta menghasilkan output berupa 74 laporan PKP2T
atau 211,43% dari target 35 laporan, dan Non PKP2T sebanyak 27 Laporan
6. Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang
dijadikan bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders
IKU “Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang
Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 1 dengan target sebesar
93,33%. IKU ini diukur dengan menghitung persentase laporan
pengawasan atas permintaan stakeholder disampaikan tepat waktu sesuai
Rencana Penerbitan Laporan (RPL) dalam KM4.
Lporan pengawasan atas permintaan stakeholder dalam periode tahun 2014
sebanyak 49 buah seluruhnya telah diterbitkan, sehingga dapat dijadikan
bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders. Realisasi IKU sebesar 100%
dibandingkan dengan targetnya sebesar 93,33%, maka capaian IKU adalah
sebesar 107,15%.
Hasil pengawasan atas permintaan stakeholder kepada Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur yang menonjol dalam tahun 2014 antara lain:
- Audit atas tunggakan Tunjangan Profesi Guru PNSD Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan 9 kabupaten/kota di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur dan 5 kabupaten/kota di wilayah Provinsi
Kalimantan Utara.
- Audit atas sisa klaim Jamkesmas dalam rangka peralihan ke BPJS.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100% mencapai target akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 43
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja IKU ini menggunakan
dana sebesar Rp497.592.000,00 atau 54,74% dari anggaran sebesar
Rp909.082.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 1.865 OH atau
94,96% dari rencana sebanyak 1.964 OH, serta menghasilkan output berupa
63 laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 49 Laporan dan Non PKP2T
sebanyak 14 Laporan.
7. Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan
akuntansi
Sesuai dengan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun
2004 Pasal 58 ayat (2), Kepala Daerah selaku pengguna anggaran/barang
wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan yang meliputi:
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan,
dilampiri dengan Laporan Keuangan BUMD pada Pemerintah Daerah.
Dengan kondisi kemampuan Sumber Daya Manusia BUMD yang pada
umumnya masih belum memadai, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur berperan aktif dalam pendampingan penyusunan Laporan
Keuangan BUMD agar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum. Oleh karena itu pendampingan ini dianggap mendukung
pencapaian Sasaran Strategis 1 dengan IKU “Persentase BUMD yang
mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi”. IKU ini diukur
dengan menghitung jumlah BUMD (PDAM) yang mendapatkan
pendampingan penyelenggaraan akuntansi dibagi dengan jumlah seluruh
BUMD (PDAM) di wilayah kerja perwakilan.
Sampai dengan akhir tahun 2014 seluruh PDAM telah mendapatkan
pendampingan penyelenggaran akuntansi. Sedangkan pada tahun 2014,
dari target PKP2T yang ditetapkan sebanyak 80%, realisasi yang
mendapatkan pendampingan adalah 92,86% sehingga capaian kinerja tahun
2014 sebesar 116,07%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 44
Pendampingan atas penyelenggaraan akuntansi BUMD memberikan
outcome berupa diperolehnya opini WTP atas 5 PDAM, sedangkan 8 PDAM
lainnya mendapatkan opini WDP.
Selain itu, sebanyak 9 PDAM telah menggunakan aplikasi billing system,
yaitu PDAMKab Paser, PDAM Kab. Penajam Paser Utara, PDAM Kota
Balikpapan, PDAM Kota Samarinda, PDAM Kota Bontang, PDAM Kab.
Kutai Timur, PDAM Kab. Berau, PDAM Kab. Bulungan, dan PDAM Kota
Tarakan. Sedangkan yang telah menggunakan aplikasi SIA PDAM
sebanyak 12 PDAM yaitu PDAM Kab. Paser, PDAM Kab. Penajam Paser
Utara, PDAM Kota Balikpapan, PDAM Kota Samarinda, PDAM Kab. Kutai
Kartanegara, PDAM Kab. Kutai Timur, PDAM Kota Bontang, PDAM Kab.
Berau, PDAM Kab. Bulungan, PDAM Kab. Malinau, PDAM Kab. Nunukan
dan PDAM Kota Tarakan
Realisasi IKU sebesar 92,86%, melebihi dengan target sebesar 80%. Secara
kumulatif s.d. tahun 2014 realisasi IKU tersebut sebesar 96,43% sesuai
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 80%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp38.640.000,00 atau 28,39% dari anggaran sebesar Rp136.120.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 133 OH atau 85,26% dari rencana
sebanyak 156 OH, serta menghasilkan output berupa 6 laporan PKP2T atau
100% dari target sebanyak 6 laporan dan Non PKP2T sebanyak 11 Laporan.
Adapun perkembangan capaian kinerja outcome sasaran strategis selama
periode renstra (2010-2014) sebagaimana tercantum dalam lampiran 2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 45
Sasaran Strategis 2:Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%
Sasaran strategis “Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 75%”
memiliki dua IKU, namun IKU yang dominan untuk mengukur
keberhasilannya hanya satu yaitu Persentase hasil pengawasan optimalisasi
penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti, dengan capaian sebesar
133,33%. Secara lengkap, dua IKU tersebut disajikan dalam Tabel 3.4, rata-rata
capaian Sasaran Strategis dari 2 IKU tahun 2014 sebesar 116,67%.
Tabel 3.4Capaian Sasaran Strategis 2
NOINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Persentase hasilpengawasan
optimalisasi penerimaannegara/ daerah yang
ditindaklanjuti
Persen 75,00 100,00 133,33 100,00
2 Persentase hasilpengawasan BUN yang
disampaikan ke Pusat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
116,67 100,00
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah
yang Ditindaklanjuti
Dalam rangka berperan melakukan optimalisasi penerimaan negara,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menetapkan “Persentase hasil
pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang ditindaklanjuti”
sebagai IKU yang dominan dalam mengindikasikan ketercapaian Sasaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 46
Strategis Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara dengan target
75,00%. Pengawasan atas penerimaan Negara antara lain untuk mendorong
upaya perbaikan sistem manajemen Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang transparan dan akuntabel, sehingga penerimaan yang berasal
dari PNBP menjadi meningkat sesuai dengan potensi yang diharapkan.
Kinerja IKU ini diukur berdasarkan jumlah tindak lanjut (rekomendasi/
saran) dibagi dengan jumlah rekomendasi/saran hasil audit OPN/OPAD.
Dalam tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan audit atas pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
berupa verifikasi dan validasi piutang PNPB atas uang pengganti Tipikor
dan verifikasi Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atas
Rekening Giro Uang Titipan Denda dan Biaya Tilang di PT. BRI pada
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur. Selain itu juga dilakukan kegiatan
Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) meliputi: Pajak Hotel dan
Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Dari hasil pengawasan di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 telah
menghasilkan potensi pendapatan asli daerah untuk pajak hotel dan
memberikan multiplier effect berupa kenaikan pendapatan yang cukup
signifikan atas penerimaan pendapatan pajak dan retribusi daerah Kondisi
tersebut antara lain terjadi di Pemerintah Kota Tarakan, yang dengan
adanya kegiatan OPAD maka penerimaan pajak hotel di tahun 2013 yang
sebelumnya hanya Rp2.900.000.000,00 menjadi Rp4.531.000.000,00 atau naik
56,24%.
Realisasi IKU tahun 2014 adalah sebesar 100%, dari target 75%, sehingga
capaian IKU sebesar 133,33%. Dibandingkan tahun 2013, realisasi IKU ini
mengalami peningkatan sebesar 34,46% dari semula 65,54%. Keberhasilan
capaian indikator ini disebabkan meningkatnya komitmen dari objek
pemeriksaan untuk menindaklanjuti rekomendasi. Realisasi IKU ini
melebihi target akhir Renstra pada tahun 2014 sebesar 75%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 47
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp13.540.000,00 atau 130,02% dari anggaran sebesar Rp10.414.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 26 OH atau 68,42% dari rencana
sebanyak 38 OH, serta menghasilkan output berupa 1 laporan PKP2T atau
100% dari target sebanyak 1 laporan.
2. Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat
Pemerintah melalui PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 49 ayat (2) butir b. menegaskan bahwa BPKP melakukan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan
Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk memberikan masukan
kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti amanat tersebut, dalam
Renstranya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur membentuk IKU
berupa “Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat”.
Capaian IKU ini diukur berdasarkan persentase jumlah laporan yang
dikirim ke Pusat dibandingkan target laporan dari Pusat.
Jumlah laporan hasil pengawasan BUN adalah sebanyak 55 laporan dan
seluruhnya (100%) yaitu 55 laporan telah disampaikan ke BPKP Pusat.
Dibandingkan dengan targetnya sebesar 100%, maka capaian IKU tahun
2014 sebesar 100,00%.
Hasil pengawasan atas permintaan BUN yang menonjol adalah Monitoring
Kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana
Transfer lainnya meliputi Bidang Pendidikan pada pemerintah daerah.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100,00% telah mencapai
target pada akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp203.373.000,00 atau 74,80% dari anggaran sebesar Rp271.875.000,00 dan
menggunakan SDM sebanyak 700 OH atau 28,28% dari rencana sebanyak
2.475 OH, serta menghasilkan output berupa 55 Laporan PKP2T atau 100%
dari target sebanyak 55 laporan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 48
Sasaran Strategis 3:
Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 300
Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good
Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, dijelaskan bahwa pemerintahan daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
tersebut terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib adalah
urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga
negara. Adapun urusan pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata
ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata
dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
Pada badan usaha milik pemerintah pusat/daerah Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) adalah struktur dan proses yang
digunakan dan diterapkan organ perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), dewan komisaris dan direksi) untuk meningkatkan pencapaian
sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh
stakeholders, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik pemerintah
dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan GCG secara konsisten
dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, dalam perannya meningkatkan
akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD, BPKP mendorong
pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan
Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan GCG.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 49
Sasaran Strategis “Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM)
pada 300 Instansi Pemerintah Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good
Governance (GG) pada 65% BUMN/BUMD”direpresentasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan IPD yang melaksanakan pelayanan
sesuai Standar Pelayanan Minimal/Pelayanan Prima dengan capaian 100%
dan BUMN/BUMD/BLU /BLUD yang GCG atau KPI dengan capaian
153,85% dan IKU persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja dengan
capaian 181,82%.
Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013
dan dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.5.
Tabel 3.4Capaian Sasaran Strategis 3
NOINDIKATOR
KINERJA UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Persentase IPD yangmelaksanakan
pelayanan sesuai
Standar PelayananMinimal
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
2 PersentaseBUMN/D/BLU/D
yang dilakukan
sosialisasi/ asistensiGCG/KPI
Persen 65,00 100,00 153,85 100,00
3 Persentase BUMDyang dilakukan audit
kinerja
Persen 55,00 100,00 181,82 100,00
145,22 100,00
Dari tabel tersebut nampak bahwa kedua IKU dominan sasaran strategis tahun
2014 tercapai 100,00%. Secara keseluruhan, dengan tiga IKU, rata-rata capaian
sasaran 145,22%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini
adalah sebagai berikut:
1. Persentase IPD yang Melaksanakan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan
Minimal
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 50
Dasar hukum pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun 2010–2014, yang
mewajibkan setiap Pemda untuk menerapkan Standar Pelayanan Minimal.
Selain itu juga terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang
mensyaratkan implementasi SPM dilakukan dengan menuangkan
indikator SPM pada dokumen perencanaan jangka menengah dan tahunan
serta pada dokumen penganggaran daerah. Selanjutnya Inpres Nomor 1
Tahun 2010 juga mengharuskan Pemda menerapkan SPM yang ditetapkan
oleh kementerian teknis. Sesuai PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, pasal 48 ayat (2) butir a dan pasal 50 ayat
(1) butir a, BPKP melakukan pengawasan intern antara lain melalui audit
kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda yang dilaksanakan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur mendukung pencapaian
Sasaran Strategis 3 dengan IKU “Persentase IPD yang melaksanakan
pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal”. IKU ini diukur dengan
menghitung jumlah IPD yang mencantumkan SPM dalam dokumen
perencanaan dibagi jumlah IPD yang diaudit kinerja pelayanan.
Dalam periode 2010 s.d 2014 untuk mendukung pencapaian IKU tersebut
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan audit
kinerja atas pelayanan publik kepada 4 IPD, antara lain bidang pendidikan
dan bidang kesehatan. Sampai dengan tahun 2014, terdapat 13 dari 17 IPD
di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara telah mencantumkan
SPM ke dalam dokumen perencanaannya. Selain itu di tahun 2014 dalam
mendukung evaluasi atas laporan penyelenggaraan pemerintah daerah
Evaluasi Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (EKPPD) Perwakilan BPKP
Kalimantan Timur selaku anggota Tim Daerah EKPPD Provinsi
Kalimantan Timur telah melaksanakan evaluasi atas LPPD Kabupaten
Paser,Kabupaten Kutai Timur, Kota Bontang dan Kota Samarinda.
Sedangkan selaku anggota Tim Daerah EKPPD Provinsi Kalimantan Utara,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan evaluasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 51
bersama (joint evaluation) atas 5 kabupaten/kota se-provinsi Kalimantan
Utara.
Dalam tahun 2014, Persentase IPD yang telah mencantumkan SPM ke
dalam dokumen perencanaan sebanyak 100,00% dari target sebanyak
100,00%, sehingga capaian IKU ini pada tahun 2014 sebesar 100,00%.
Realisasi kumulatif IKU tersebut s.d. tahun 2014 seluruhnya telah
memenuhi target akhir periode Renstra tahun 2014 sebanyak 100,00%.
Kegiatan untuk mendukung IKU tersebut menggunakan dana sebesar
Rp31.542.000,00 atau 19,15% dari anggaran sebesar Rp164.670.000,00,
dengan menggunakan SDM sebanyak 180 OH atau 145,16% dari rencana
sebanyak 124 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan PKP2T
atau 100% dari target sebanyak 4 Laporan.
2. Persentase BUMN/D/BLU/D yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi
GCG/KPI
BPKP berperan melakukan pengawasan intern melalui pemberian
pelayanan jasa manajemen kepada BUMN/BUMD/BLU/BLUD di bidang
GCG dan KPI, dengan harapan dapat memperbaiki kinerja BUMN/
BUMD/BLU/BLUD.
Untuk mengukur manfaat, ditetapkan IKU berupa “Persentase BUMN/
BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI”. IKU
ini diukur dengan menghitung jumlah BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang
dilakukan sosialisasi/asistensi/evaluasi GCG/KPI dibandingkan dengan
target PKP2T.
Dalam tahun 2014, BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan
bimtek/asistensi/GCG/KPI sebanyak 3 BUMD/BUMN/ BLUD atau
sebesar 100% dari 3 BUMD target PKP2T. Bila dibandingkan dengan target
IKU sebesar 65%, maka capaian IKU tersebut adalah sebesar 153,85%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 52
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah memenuhi
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 65%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp6.450.000,00 atau 3,64% dari anggaran sebesar Rp177.270.000,00 dengan
menggunakan SDM sebanyak 485 OH atau 104,98% dari rencana sebanyak
462 OH, serta menghasilkan output berupa 17 Laporan PKP2T atau 100%
dari target sebanyak 17 Laporan dan Non PKP2T sebanyak 58 Laporan.
Untuk mencapai skor yang baik dalam implementasi GCG telah
dilaksanakan kegiatan pengawasan strategis terhadap Pembangunan
Proyek Kaltim-5, PT Pupuk Kalimantan Timur. Proyek tersebut sangat
strategis karena diharapkan dapat menghasilkan 2.500 ton amoniak dan
3.500 ton urea per hari. Dengan kapasitas produksi tersebut maka PT
Pupuk Kalimantan Timur akan menjadi produsen pupuk terbesar di Asia
Tenggara dan nomor dua di dunia setelah Qatar.
3. Persentase BUMD/BLUD yang Dilakukan Audit Kinerja
Penetapan IKU “Persentase BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja”,
dimaksudkan untuk mengukur manfaat pengawasan intern yang
dilaksanakan oleh BPKP dalam meningkatkan tata kelola BUMD/BLUD.
IKU ini diukur dengan menghitung jumlah BUMD/BLUD yang dilakukan
audit kinerja dibandingkan target PKP2T.
Dalam tahun 2014, BUMD/BLUD yang dilakukan audit kinerja sebanyak
20 BUMD/BLUD dari 20 BUMD/BLUD yang menjadi target PKP2T.
Realisasi IKU sebesar 100%, sehingga capaian kinerja IKU ini sebesar
181,82% dari target 55,00%.
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah mencapai target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 55%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp323.221.000,00 atau 228,05% dari anggaran sebesar Rp141.730.000
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 53
dengan menggunakan SDM sebanyak 918 OH atau 130,21% dari rencana
sebanyak 705 OH, serta menghasilkan output berupa laporan sebanyak 27
Laporan PKP2T atau 112,50% dari target sebanyak 24 laporan dan Non
PKP2T 3 Laporan.
Sasaran Strategis 4:
Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda,
BUMN/BUMD dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Menjadi 80%
Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka
Menengah Tahun 2012-2014 menyatakan bahwa strategi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi memiliki visi jangka panjang dan menengah. Visi
jangka panjang 2012-2025 adalah “Terwujudnya Kehidupan Bangsa yang
Bersih dari Korupsi dengan Didukung Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam rangka mencapai visi jangka panjang, maka, untuk jangka menengah
pemerintah menetapkan visi jangka menengah 2012-2014 yaitu “Terwujudnya
Tata Kepemerintahan yang Bersih dari Korupsi dengan Didukung Kapasitas
Pencegahan dan Penindakan serta Nilai Budaya yang Berintegritas”.
Dalam kaitannya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah mengambil peran dalam
mendukung enam strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi tersebut.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong penerapan sistem pengendalian
intern, atau Fraud Control Plan (FCP). Berkaitan dengan penegakan hukum atas
tindak pidana korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
berperan dalam melakukan audit investigasi, perhitungan kerugian keuangan
Negara, serta sebagai pemberi keterangan ahli pada kasus tindak pidana
korupsi di wilayah provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 54
Sasaran “Meningkatnya Kesadaran dan Keterlibatan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
Dalam Upaya Pencegahan” direpresentasikan dengan IKU sasaran strategis
tahun 2014 dikaitkan target 2014 yang disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai
berikut:
Tabel 3.5Capaian Sasaran Strategis 4
NOINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Kelompok Masyarakat
yang mendapatkanSosialisasi Program Anti
Korupsi.
Kelompok
Masyarakat
2 1 50 1
2 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko
fraud yang mendapatkansosialisasi/
DA/asistensi/evaluasi
FCP
Instansi 2 4 200 4
3 Jumlah
IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang
dilakukan kajianperaturan yang
berpotensi TPK.
Instansi 1 1 100 1
4 Persentase pelaksanaanpenugasan HKP, klaim
dan penyesuaian harga
Persen 84,00 100,00 119,05 100,00
5 Persentase pelaksanaanaudit investigasi
/PKKN/PKA
Persen 85,00 100,00 117,65 100,00
6 Persentase TL hasil auditinvestigasi non TPK oleh
instansi berwenang
Persen 50,00 0,00 0,00 0,00
7 Persentase hasil telaahan
pengaduan masyarakat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
98,10 43,71
Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-rata capaian sasaran 98,10%. Uraian
masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti
Korupsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 55
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai praktik-praktik
penyelenggaraan good governance, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur menetapkan suatu IKU berupa Kelompok Masyarakat yang
mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi.
Fokus Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timurdalam kegiatan
Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sos-PAK) utamanya pada kelompok
dunia pendidikan karena dunia pendidikan yang anti korupsi akan
menghasilkan generasi muda yang baik dan menjadi harapan masa depan
bangsa Indonesia. Sementara itu, dengan makin tingginya perhatian
Pemerintah kepada dunia pendidikan yang ditandai dengan kenaikan
anggaran, berbagai macam bantuan bagi dunia pendidikan membawa
konsekuensi meningkatnya risiko terjadinya korupsi. Dengan memberikan
pemahaman dan edukasi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
berharap korupsi bisa dicegah, terutama di dunia pendidikan.
Realisasi IKU ini tahun 2014 adalah sebanyak 1 Kelompok Masyarakat, dari
target 2 Kelompok Masyarakat atau hanya tercapai 50%. Capaian ini
dilakukan melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK)
kepada pelajar. Jika dibandingkan dengan target IKU, maka capaian IKU
hanya sebesar 50,00% atau tidak tercapai, hal tersebut disebabkan
pelaksanaan kegiatan tahun 2014 khusus diarahkan kepada sasaran pelajar.
Secara kumulatif capaian IKU ini s.d. tahun 2014 sebanyak 6 kelompok
masyarakat masih di bawah target periode Renstra tahun 2014 sebesar 8
kelompok masyarakat atau tercapai 75%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp27.766.000,00 atau 39,34% dari anggaran sebesar Rp70.578.000,00 dan
dengan SDM sebanyak 61 OH atau 49,19% dari rencana sebanyak 124 OH,
serta menghasilkan output 6 laporan PKP2T atau 100% dari target sebanyak
6 laporan dan Non PKP2T sebanyak 9 Laporan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 56
Selain melakukan Sosialisasi Program Anti Korupsi Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur, dalam tahun 2014 juga melakukan kegiatan
Kordinasi Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Korupsi yang merupakan
kerja sama BPKP dengan KPK meliputi:
1) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor
Pertanahan Kota Samarinda Tahun 2012 dan 2013
2) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Imigrasi
Kelas I Samarinda Tahun 2012 dan 2013
3) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan
APBD Kota Samarinda Tahun 2012 dan 2013
4) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan
APBD dan pengadaaan barang dan jasa Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2012 dan 2013
5) Pengamatan atas bidang pengelolaan APBD tahun 2013 -2014, bidang
pertambangan dan pendapatan pada Kota Samarinda
6) Pengamatan, Evaluasi dan Pengujian pada Bidang Pengelolaan APBD
Tahun 2013-2014 dan Ketahanan Pangan pada Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara Tahun 2014
2. IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang Mendapatkan
Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP
Sistem pengendalian yang baik akan memberikan jaminan terhadap
kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-
prinsip Good Governance.
FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara. FCP terdiri
dari atribut-atribut spesifik, yaitu Kebijakan Anti Fraud, Struktur
Pertanggungjawaban, Penilaian Risiko, Kepedulian Pegawai, Kepedulian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 57
Pelanggan dan Masyarakat, Sistem Pelaporan Fraud, Perlindungan Pelapor,
Pengungkapan kepada pihak eksternal, Prosedur Investigasi serta Standar
Perilaku dan Disiplin.
Indikator kinerja utama “IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko
fraud yang mendapatkan sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP” ini
merupakan suatu upaya perbaikan yang dilakukan Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur dalam penyelenggaraan manajemen organisasi
pemerintah melalui pemanfaatan hasil pengawasan.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menargetkan sebanyak 2
instansi/BUMN/BUMD dapat mengimplementasi FCP pada tahun 2014.
Realisasinya pada tahun 2014 ada 4 instansi dari target 2 instansi. Capaian
IKU tersebut adalah sebesar 200% dari target.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebanyak 9 instansi masih di atas
target akhir periode renstra tahun 2014 sebanyak 8 instansi.
Kegiatan untuk capaian IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp37.135.000,00 atau sebesar 132,20% dari anggaran sebesar
Rp28.089.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 65 OH atau 52,00%
dari rencana sebanyak 125 OH, serta menghasilkan output berupa 4 laporan
PKP2T dan 1 laporan Non PKP2T.
3. Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian
Peraturan yang Berpotensi TPK
Upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara tidak terlepas dari adanya kebijakan yang
mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan KKN. Indikator ini
dimaksudkan untuk mengukur IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD
yang dilakukan kajian peraturan yang berpotensi TPK.
Dalam tahun 2014 realisasi IKU ini sebanyak 1 instansi dari target IKU
tahun 2014 sebanyak 1 kajian, maka capaian IKU adalah sebesar 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 58
Secara kumulatif s.d tahun 2014 realisasi IKU sebanyak 3 kajian, masih di
bawah target renstra tahun 2014 sebanyak 4 kajian.
Pencapaian IKU tersebut menggunakan dana sebesar Rp7.054.000,00 dari
target Rp9.330.000 atau 75,16% dan menggunakan SDM sebanyak 38 OH,
atau 69,09% dari rencana sebanyak 55 OH.
4. Persentase Pelaksanaan Penugasan Hambatan Kelancaran Pembangunan,
Klaim, dan Penyesuaian Harga
Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP), audit penyesuaian
harga, dan audit klaim merupakan bagian dari hambatan/kendala terhadap
peningkatan kualitas penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara. Tingkat keberhasilan penyelesaian kasus tersebut
berkorelasi terhadap pencapaian sasaran strategis. Persentase
terselesaikannya kasus HKP, penyesuaian dan harga ditetapkan sebagai
salah satu IKU yang harus dicapai.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan HKP, penyesuaian
harga yang terbit dibagi dengan permintaan HKP, dan penyesuaian harga
yang memenuhi syarat diterbitkan surat tugas.
Pada tahun 2014, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
menargetkan 84% permintaan HKP dan penyesuaian harga yang memenuhi
syarat diterbitkan surat tugas. Dari seluruh permintaan tersebut dapat
direalisasikan surat tugas (100%) sehingga capaian indikator ini adalah
119,05%.
Capaian IKU dapat dicapai karena kinerja auditor yang profesional dan
dukungan serta kerjasama dari pihak-pihak terkait lainnya.
Rata-rata realisasi IKU tersebut tahun 2014 sebesar 88,54%, telah memenuhi
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 84%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar
Rp82.991.000,00 atau sebesar 234,97% dari anggaran sebesar Rp35.320.000,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 59
dengan menggunakan SDM sebanyak 152 OH atau 31,67% dari rencana
sebanyak 480 OH, serta menghasilkan output berupa 5 laporan terdiri dari
PKP2T sebanyak 4 laporan dan Non PKP2T sebanyak 1 laporan.
5. Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi /PKKN/PKA
Salah satu upaya pencapaian sasaran strategis peningkatan kualitas
penyelenggaraan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara, antara
lain dengan tertanganinya kasus KKN. Penanganan kasus yang berindikasi
KKN yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
antara lain berupa pelaksanaan audit investigasi, perhitungan kerugian
keuangan Negara maupun pemberi keterangan ahli. Dengan demikian,
indikator “Persentase pelaksanaan audit investigasi/Perhitungan Kerugian
Keuangan Negara/Pemberi Keterangan Ahli” merupakan salah satu IKU
yang tepat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya
pencapaian sasaran strategis.
Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan audit investigasi/
PKKN/PKA yang diterbitkan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dibagi dengan permintaan audit investigasi/PKKN/ PKA dari instansi
penegak hukum.
Dalam upaya merealisasikan IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur telah melaksanakan upaya represif meliputi kegiatan
sebagai berikut:
a. Audit Investigatif sebanyak 2 laporan/kasus dengan nilai kerugian
negara sebesar Rp3.656.224.227,00
b. Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) sebanyak
26 laporan/kasus senilai Rp40.897.633.041,68.
c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) sebanyak 52 kali oleh auditor
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 60
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%, dengan target sebesar 85%,
sehingga capaian IKU sebesar 117,65%. Capaian IKU ini lebih tinggi
dibandingkan dengan targetnya karena banyaknya permintaan dari
penyidik atas Audit Investigatif dan PKKN yang telah dipenuhi dan
ditindaklanjuti.
Capaian IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah melampaui
target akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 85%.
Kegiatan untuk IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana sebesar
Rp302.736.000,00 atau 58,80% dari anggaran sebesar Rp514.860.000,00
dengan menggunakan SDM sebanyak 1.104 OH atau 49,82% dari rencana
sebanyak 2.216 OH, serta menghasilkan output berupa 81 laporan terdiri
dari PKP2T sebanyak 50 laporan dan Non PKP2T sebanyak 31 laporan.
6. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi
Berwenang
Audit investigatif merupakan kegiatan pengungkapan modus terjadinya
kerugian keuangan negara atas pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku untuk ditindaklanjuti oleh instansi berwenang. Hal ini merupakan
bagian dari upaya pencapaian sasaran strategis terciptanya iklim yang
mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang
merugikan keuangan Negara.
Indikator kinerja utama berupa hasil audit investigasi yang ditindaklanjuti
oleh instansi berwenang. Kinerja utama ini dimaksudkan untuk mengukur
rekomendasi non tindak pidana korupsi pada suatu instansi
pemerintah/BUMN/BUMD yang disampaikan kepada manajemen untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi yang disarankan.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan jumlah tindak lanjut atas temuan
investigasi non TPK dibagi dengan jumlah temuan non TPK sampai dengan
tahun berjalan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 61
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 0% dari target sebesar 50%, atau tidak
tercapai. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan tidak terealisasinya
kegiatan audit investigasi non TPK tahun 2014.
Realisasi IKU rata-rata s.d. tahun 2014 sebesar 42,23% tidak mencapai target
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 50%.
Kegiatan untuk IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena melekat pada
kegiatan rutin Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
7. Persentase Hasil Telaahan Pengaduan Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan pengawasan secara tidak langsung terhadap
akuntabilitas keuangan negara, antara lain melalui mekanisme pelaporan
dan pengaduan. Pengaduan masyarakat dapat menjadi salah satu sumber
informasi bagi BPKP dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Setiap surat
pengaduan atau tembusan surat pengaduan, baik yang diterima secara
langsung melalui Kepala BPKP atau Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dilakukan penelaahan untuk ditindaklanjuti. IKU dalam mencapai
sasaran strategis, Reviu Terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat
yang Ditindaklanjuti.
Realisasi IKU dihitung berdasarkan persentase jumlah penugasan
investigatif untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat, dibandingkan
dengan jumlah surat pengaduan masuk yang diteruskan ke perwakilan
BPKP.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100%, sesuai dengan target 100%, maka
capaian IKU nya sebesar 100%.
Realisasi IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100% telah mencapai target akhir
periode Renstra tahun 2014 sebesar 100%.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini meskipun dianggarkan sebesar
Rp18.660.000,00 tetapi dana tidak terserap sehingga terjadi efisiensi serta
menghasilkan output berupa laporan sebanyak 1 laporan PKP2T.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 62
Sasaran Strategis 5:
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 60% K/L/ Pemda
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing pimpinan instansi. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
bertanggung jawab melakukan pembinaan kepada unit kerja
kementerian/lembaga/pememerintah daerah di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur dan Provinsi Kalimantan Utara sesuai pasal 59 PP Nomor 60 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pada prinsipnya, pembinaan SPIP
diarahkan agar instansi pemerintah dapat menyelenggarakan SPIP dalam
rangka mencapai tujuannya melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Sasaran strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah” direpresentasikan oleh satu IKU dominan
yang terkait langsung dengan penyelenggaraan SPIP pada seluruh
K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas
pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi.
Bersama dua IKU lainnya, realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014
dibandingkan dengan tahun 2013 dan dikaitkan dengan target 2014 disajikan
dalam Tabel 3.6.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 63
Tabel 3.6Capaian Sasaran Strategis 5
NOINDIKATOR
KINERJA UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Persentase Pemdayang
menyelenggarakan
SPIP sesuai PP Nomor60 Tahun 2008
Persen 60,00 26,67 44,44 40,00
2 Jumlah Pemda Yangdilakukan Asistensi
Penyelenggaraan SPIP
Sesuai PP No 60 Tahun2008
Pemda 6 13 216,67 100
130,56 70,00
Dari tabel tersebut terlihat bahwa IKU sasaran strategis tahun 2014 memiliki
rata-rata capaian 130,56%.
Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai
berikut:
1. Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP Sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008
Penyelenggaraan SPIP dinilai melalui evaluasi tingkat maturitas. Sebelum
penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP dapat dilaksanakan,
maka IKU “Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP
Nomor 60 Tahun 2008” diukur dengan menghitung jumlah Pemerintah
Daerah yang laporan keuangannya memeperoleh opini wajar tanpa
pengecualian dari BPK RI dibandingkan dengan jumlah Pemda yang
LKPDnya diaudit oleh BPK RI. Opini WTP atas laporan keuangan diyakini
dapat mewakili sistem pengendalian yang memadai sebagaimana
dimaksud dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, karena audit keuangan yang
dilaksanakan oleh BPK RI mencakup pengujian atas keandalan sistem
pengendalian intern Pemda.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 64
Berdasarkan hasil audit BPK RI yang dilakukan pada tahun 2014 terhadap
15 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah tahun 2013 di wilayah kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang diaudit BPK, empat
laporan keuangan memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian
Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2010 sampai dengan
2013 dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7Perkembangan Opini BPK atas LKPD di
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan UtaraTahun 2010 – 2013
No. Pemerintah DaerahOpini BPK Per Tahun Buku
2010 2011 2012 2013
1 Provinsi Kalimantan Timur WDP WDP WTP WDP
2 Kota Balikpapan WDP WDP WDP WTP
3 Kota Samarinda TMP TMP WDP WDP
4 Kota Bontang WDP WDP WDP WDP
5 Kabupaten Kutai Timur TW TW WDP WDP
6 Kabupaten Kutai Kartanegara TMP TMP WTP WTP
7 Kabupaten Kutai Barat TW WDP WDP WDP
8 Kabupaten Paser TW WDP WDP WTP
9 Kabupaten Penajam Paser
Utara
TW WDP WDP WDP
10 Kabupaten Berau WDP WDP WDP WDP
11 Kota Tarakan WDP WDP WTP WTP
12 Kabupaten Nunukan TW WDP WDP WDP
13 Kabupaten Bulungan TW WDP WDP WDP
14 Kabupaten Tana Tidung TMP TMP WDP WDP
15 Kabupaten Malinau TW WDP WDP WDP
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK [Semester II tahun 2014]
Keterangan :WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;.TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Kondisi ini mencerminkan bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur perlu berupaya lebih keras untuk mendorong Pemda agar
menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60 tahun 2008 guna mencapai target
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 65
akhir periode Renstra tahun 2014 sebesar 60,00% karena hanya mencapai
26,67% Pemda atau capaiannya hanya 44,44%. Rencana tindak yang akan
dilakukan adalah mempertegas komitmen Pemda melalui
penandatanganan Kesepakatan Tindak Lanjut menuju WTP antara Kepala
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah yang
berisi tentang langkah-langkah strategis dan operasional pembenahan
manajemen keuangan dan aset daerah untuk mewujudkan tata kelola yang
baik dan akuntabel.
Kegiatan untuk mendukung IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana
sebesar Rp206.355.000,00 atau 122,01% dari anggaran sebesar
Rp169.130.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 751 OH atau
73,34% dari rencana sebanyak 1.024 OH, serta menghasilkan output berupa
221 Laporan terdiri dari PKP2T sebanyak 24 Laporan dan Non PKP2T
sebanyak 197 Laporan.
2. Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai
PP No 60 Tahun 2008
Penerapan SPIP di Pemda diawali dengan pembuatan rencana/desain
penyelenggaraan SPIP, yaitu dokumen yang berisi tahap-tahap
pengembangan detil SPIP yang akan dilakukan. Manfaat rencana/desain
adalah sebagai acuan dan alat untuk memantau perkembangan
penyelenggaraan SPIP. IKU ini dibentuk pada tahun 2012 sebagai tindak
lanjut atas terbitnya Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP
berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–687/K/D4/2012 tanggal
25 Mei 2012. Di samping itu, juga sebagai wujud upaya BPKP dalam
rangka perbaikan sistem AKIP untuk mendukung pencapaian sasaran
strategis “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah” dan tujuan “Tercapainya efekfivitas
penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah”.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 66
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 13 Pemda, sedangkan target tahun 2014
sebesar 6 Pemda. Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014
sebesar 6 Pemda, capaian kumulatif s.d. tahun 2014 adalah 16 Pemda.
Upaya akan dilakukan pada tahun 2014 adalah berupa pendampingan
penyusunan desain penyelenggaraan SPIP pada K/L/Pemda.
Dana untuk mendukung IKU ini tidak dianggarkan tersendiri karena
melekat dengan kegiatan untuk IKU “Persentase Pemda yang
menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008”.
Sasaran Strategis 6:
Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda
Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi Pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Setiap aparat
pengawas intern pemerintah (APIP) mengimplementasikan JFA sebagai
konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas pengawasan intern
oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Sebagai organisasi, salah satu faktor penentu keberhasilan APIP adalah
kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia (SDM), karena faktor
manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi. SDM yang
kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis, didukung dengan
pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian spesifik berdasarkan standar
yang berlaku umum dalam lingkungan keahlian tersebut. SDM yang
profesional adalah SDM yang mampu melaksanakan tugas dengan baik, sesuai
dengan bidang keahliannya. Keahlian tersebut perlu terus-menerus diperbarui
dan ditingkatkan, baik melalui program pendidikan gelar maupun program
pendidikan nongelar dengan mengacu pada dokumen Human Capital
Development Plan (HCDP), yang merupakan dokumen perencanaan
pengembangan kompetensi pegawai, yang terkait dengan proses pelatihan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 67
pendidikan, dan kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan pengetahuan,
keahlian, kemampuan, nilai-nilai, dan aset sosial lainnya yang dimiliki
pegawai.
Sasaran “Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah
K/L/Pemda yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda”
diindikasikan oleh satu IKU yang terkait langsung dengan penerapan JFA,
yang bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan BPKP
selaku instansi Pembina JFA dalam mewujudkan auditor yang profesional dan
kompeten di lingkungan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) non-
BPKP. Realisasi IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan target
2014 disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8Capaian Sasaran Strategis 6
NOINDIKATOR
KINERJA UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Persentase Pemdayang dilakukan
asistensi penerapanJFA
Persen 50,00 64,71 129,41 116,67
129,41 116,67
Dari tabel tersebut terlihat bahwa pencapaian IKU sebesar 129,41%. Uraian
capaian IKU sasaran strategis ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Hal ini sesuai
dengan Pasal 51 PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP. Syarat kompetensi
keahlian sebagai auditor dipenuhi melalui keikutsertaan dan kelulusan
dalam program sertifikasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 68
Berdasarkan Pasal 1 Butir 2 Permenpan nomor 220 tahun 2008 tanggal 4 Juli
2008 tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya, Auditor
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,
dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi
pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain, yang di dalamnya terdapat
kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang
diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, setiap APIP mengimplementasikan JFA
sebagai konsekuensi adanya fungsi dan peran pelaksanaan tugas
pengawasan intern oleh auditor sesuai dengan ketentuan tersebut.
Indikator sasaran atas tingkat penerapan Jabatan Fungsional Auditor
bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur selaku instansi Pembina JFA dalam
mewujudkan auditor yang profesional dan kompeten di lingkungan Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) pemerintah provinsi/kabupaten/kota
se-Kalimantan Timur. Penentuan tingkat capaian indikator sasaran ini
adalah jumlah Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA sampai
dengan tahun berjalan dibandingkan jumlah seluruh Pemda.
Indikator kinerja sasaran ini dicapai melalui kegiatan pembinaan jabatan
fungsional auditor dan tata kelola APIP, yang didukung sub-sub kegiatan
yaitu kegiatan fasilitasi penerapan JFA APIP dan peningkatan jumlah
sertifikasi auditor. Realisasi IKU pada tahun 2014 adalah 64,71%, di atas
target 50% atau tercapai 129,41% dari target.
Sampai dengan tahun 2014, persentase Pemda yang dilakukan asistensi
penerapan JFA sebanyak 11 Pemda dari total 17 Pemda. Kenaikan capaian
IKU tersebut disebabkan adanya peningkatan kesadaran APIP daerah
untuk menerapkan JFA.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 69
Realisasi IKU kumulatif s.d. tahun 2014 sebesar 37,85% jika dibandingkan
dengan target akhir periode Renstra tahun 2014, IKU ini masih dibawah
target sebesar 50%.
Rencana tindak untuk memperbaiki pencapaian sasaran strategis ini pada
tahun 2014 adalah intensifikasi fasilitasi penerapan JFA APIP dan
peningkatan jumlah kelulusan sertifikasi auditor.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upaya-
upaya dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, antara lain melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat Fungsional
Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan penerapan SIM-HP.
Tabel 3.9 menyajikan peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Tabel 3.9Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP
di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2011 - 2013
No. KegiatanJumlah Pemda
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
1. Pendidikan dan Latihan SPIP 8 2 1
2. Pembinaan JFA 12 9 5
3. Pengadaan Barang dan Jasa 4 1 -
4.Pendidikan dan Pelatihan
Sertifikasi Auditor1 1 1
5 Kegiatan Peningkatan lainnya 5 13 20
Jumlah
Kegiatan untuk mencapai IKU ini menggunakan dana sebesar sebesar
Rp14.907.000,00 atau 31,94% dari anggaran sebesar Rp46.665.000,00 dengan
menggunakan SDM, sebanyak 21 OH atau 35% dari rencana sebanyak 60
OH, serta menghasilkan output berupa 5 Laporan PKP2T.
Sasaran Strategis 7:
Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90%
dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 70
Perencanaan pengawasan berfungsi mengarahkan kegiatan pengawasan agar
sesuai dengan peran dan tujuan BPKP, sekaligus media untuk mengukur
tingkat keberhasilan kinerja teknis BPKP. Selain itu, perencanaan juga terkait
langsung dengan pengelolaan SDM, penyediaan sarana prasarana, dan
penganggaran. Seiring dengan gencarnya penyerapan anggaran berdasarkan
disbursement plan, semakin dirasakan pentingnya arti perencanaan yang baik
sehingga anggaran yang digunakan benar-benar menghasilkan kinerja yang
terbaik pula.
Sasaran “Meningkatnya Efektivitas Perencanaan Pengawasan sebesar 90% dan
Kualitas Pengelolaan Keuangan sebesar 100%” direpresentasikan oleh dua IKU
dominan yang terkait langsung dengan efektivitas perencanaan pengawasan
dan kualitas pengelolaan keuangan. Bersama sepuluh IKU lainnya, realisasi
IKU sasaran strategis tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dan
dikaitkan target 2014 disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10Capaian Sasaran Strategis7
NOINDIKATOR KINERJA
UTAMASATUAN TARGET REALISASI
% CAPAIAN
2014 2013
1 Persentase jumlah rencanapenugasan pengawasan
yang terealisasi
Persen 95,00 97,00 102,11 97,00
2 Persentase kesesuaian
laporan keuanganPerwakilan BPKP dengan
SAP
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
3 Persepsi kepuasanpegawai perwakilan
terhadap layanankepegawaian
skalalikert 1-10
7,20 6,87 95,42 6,87
4 Persentase Pagu Dana
yang tidak Diblokir dalamDIPA
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
5 Persepsi Kepuasan
Pegawai Perwakilan atasPencairan Anggaran yang
Diajukan sesuai Prosedur
skala
likert 1-10
7,20 7,48 103,89 7,48
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 71
6 Jumlah publikasi kegiatan
perwakilan BPKP dimedia massa
Jumlah
berita
54 170 314,81 170
7 Persentase Pemanfaatanaset
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
8 Persepsi kepuasan
pegawai perwakilanterhadap layanan sarpras
skala
likert 1-10
7,20 6,24 86,67 6,24
9 Persentase tindak lanjut
rekomendasi hasil auditInspektorat
Persen 100,00 100,00 100,00 100,00
10 Jumlah masukan topik
penelitian yang
disampaikan kePuslitbangwas
Topik
Penelitian
2 1 50,00 1
11 Jumlah Instansi APIP
yang telah disosialisasidan atau di-assessment
tata kelola APIP
Instansi
APIP
15 11 73,33 11
12 Tingkat persepsi
kepuasan Pemda atasauditor bersertifikat
skala
likert 1-10
7,6 7,7 101,32 7,70
110,63 58,94
Dari tabel tersebut terlihat bahwa secara keseluruhan, dengan 12 IKU, rata-rata
capaian sasaran 110,63%. Uraian masing-masing capaian IKU sasaran strategis
ini adalah sebagai berikut:
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
IKU “Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi”
diukur dengan membandingkan realisasi penugasan pengawasan terhadap
rencana penugasan pengawasan yang ditetapkan, dengan target tahun 2014
sebesar 95%.
Realisasi IKU pada tahun 2014 sebesar 97% melebihi dari target 95%.
Capaian IKU tersebut adalah 2%, lebih besar dari target karena kinerja
profesional dari auditor dalam pelaksanaan tugas. Realisasi IKU tahun 2014
telah melampaui dari target akhir Renstra BPKP tahun 2014 sebesar 95%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 72
Langkah-langkah strategis yang telah dilaksanakan untuk mencapai target
IKU tersebut berupa koordinasi internal. Langkah strategis internal berupa
penyusunan rencana dan evaluasi, diantaranya:
a. Rapat koordinasi di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dalam rangka menyamakan persepsi antara bagian tata usaha dan
bidang teknis.
b. Penerapan manajemen kinerja di Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur mengacu kepada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP). Hasil penerapan SAKIP Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam tahun 2013 didokumentasikan dalam bentuk
SOP Rencana Kinerja, Rencana Kinerja Tahun 2014, Rencana Kerja Tahun
2014, Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2014, Rencana Kegiatan
Tahunan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014,
LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta Revisi
Indikator Kinerja Utama Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
2. Persentase Kesesuaian Laporan Keuangan Perwakilan BPKP dengan
SAP
Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah
tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap
penyajian laporan keuangan BPKP. IKU “Persentase kesesuaian laporan
keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP”dibuat untuk mengukur tingkat
keberhasilan dalam membina satuan kerja terkait penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan SAP.
Realisasi IKU sasaran ini adalah sebesar 100% dan jika dibandingkan
dengan target kinerja sebesar 100%, maka capaian kinerja adalah 100%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 73
Keberhasilan kinerja IKU didukung oleh terlaksananya kegiatan
pengelolaan anggaran sesuai dengan sistem akuntansi pemerintah,
didukung dengan penerapan sistem informasi yang memadai antara lain
SAKPA, SIMAK BMN, RKAKL, SPM, dan SPPD.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 100 % sudah memenuhi
target yang akan dicapai pada tahun 2014 sebesar 100%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
3. Persepsi Kepuasan Terhadap Pelayanan Pengelola Kepegawaian
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme pegawai yang optimal
akan berdampak positif pada peningkatan kapasitas penyelenggaraan
pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Hal tersebut dilandasi dengan pemikiran bahwa
pelaksanaan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good
governance) akan terwujud dengan dukungan SDM yang andal dan
terkelola dengan baik. Untuk itu, perlu terus diagendakan dan diberikan
perhatian yang memadai terhadap peningkatan pengelolaan kepegawaian
sebagai upaya untuk perbaikan kualitas SDM dan proses kerja internal
yang dapat menunjang tercapainya hal-hal tersebut.
Persepsi kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh
melalui survei kepada para penerima layanan, dengan metode skala Likert
1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
kepegawaian dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara uji
petik kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 74
Target IKU “Persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelola kepegawaian
dan organisasi” pada tahun 2014 adalah sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10.
Capaian kinerja IKU ini menunjukkan tingkat kepuasan pegawai atas
pelayanan kepegawaian, antara lain: (a) Pelayanan kenaikan pangkat
pegawai, kenaikan jabatan, gaji berkala, dan penyesuaian gaji selalu
dilaksanakan secara tepat waktu; (b) Penandatanganan pakta integritas atau
pernyataan kepatuhan terhadap aturan perilaku pada setiap awal tahun
untuk seluruh pegawai.
Realisasi IKU ini dalam tahun 2014 adalah sebesar 6,87 dari skala Likert 1-
10, dibawah target 7,20 dari skala Likert 1-10 atau dg capaian 95,42% dari
target. Capaian kumulatif IKU s.d. tahun 2014 masih dibawah target akhir
periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. Belum
tercapainya target tersebut menunjukkan layanan kepegawaian masih perlu
ditingkatkan
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
4. Persentase Pagu Dana yang Tidak Diblokir dalam DIPA
Ketersediaan dana yang memadai diperlukan untuk membiayai
pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP melalui proses penyusunan anggaran,
yang menghasilkan dokumen anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA). Pagu dana dalam DIPA dapat dilakukan
pemblokiran/pemberian tanda bintang oleh DPR untuk kegiatan dalam
DIPA yang perlu dimintakan persetujuan dari DPR terlebih dahulu, atau
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) untuk kegiatan yang pada saat
penelaahan belum dilengkapi dengan data dukung yang
memadai/lengkap.
Realisasi diukur dengan membandingkan antara jumlah pagu dana yang
tidak diblokir/diberi tanda bintang dengan total pagu dana dalam DIPA.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 75
Target IKU sebesar 100,00%, sedangkan realisasi sebesar 100%, maka
capaian IKU adalah sebesar 100%. Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014
tersebut telah mencapai target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar
100%.
Kegiatan yang mendukung capaian kinerja sasaran adalah Pengelolaan
Anggaran dan Sistem Akuntansi Pemerintah, melalui sub-sub kegiatan
penyusunan pedoman anggaran dan penyusunan dokumen anggaran.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
5. Persepsi Kepuasan Pengguna atas Pencairan Anggaran yang Diajukan
Sesuai Prosedur
Penyediaan dana yang memadai bagi terlaksananya tugas-tugas
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur secara keseluruhan dengan
pelayanan yang cepat, tepat, dan ramah menjadi kata kunci yang harus
senantiasa disadari oleh para pengelola keuangan dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari, agar para pengguna merasa puas dengan pelayanan
keuangan yang mereka terima. Untuk itu, pengelolaan dana yang tersedia
dalam dokumen anggaran harus dilaksanakan secara profesional dan
akuntabel. Ketepatan jumlah dan waktu penyediaan dana memerlukan
kerja sama dari unit pengguna dalam penyampaian berkas permintaan
dan pertanggungjawaban dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Persepsi kepuasan pengguna atas pencairan anggaran yang diajukan
sesuai dengan prosedur adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan
pengguna anggaran atas pelayanan yang diberikan dalam menyediakan
uang untuk membiayai kegiatan yang telah dianggarkan.
Realisasi Indikator Kinerja Utama tahun 2014 sebesar 7,48 dari skala likert
1-10 telah melewati target sebesar 7,20 dari skala likert 1-10. Capaian IKU
ini sebesar 103,89%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 76
Dalam hal pengelolaan keuangan negara, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur juga mendapatkan pengakuan dari Kementerian
Keuangan dengan mendapatkan penghargaan Penyerapan Anggaran
Terbaik dan peringkat ketiga terbaik Pengelola UAPPA-Wilayah se-
Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2014.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 sebesar 5,51 belum mencapai
target akhir periode renstra tahun 2014 sebesar 7,20 dari skala Likert 1-10.
Pencapaian Indikator Kinerja Utama ini didukung dengan beberapa proses
kegiatan, antara lain penyediaan uang yang sesuai dengan jumlah dan
waktu yang diajukan dalam SPP yang sesuai dengan prosedur, verifikasi
perbendaharaan, monitoring/evaluasi penyusunan dan perbendaharaan
anggaran, pembinaan penyusunan dan perbendaharaan anggaran, serta
rekonsiliasi penyusunan dan perbendaharaan anggaran.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
6. Jumlah Publikasi Kegiatan Perwakilan BPKP di Media Massa
Eksistensi sebuah organisasi antara lain ditentukan oleh citra organisasi
yang terbentuk di lingkungannya. Demikian juga dengan eksistensi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang ditentukan juga oleh
citranya di mata publik. Oleh karena itu, persepsi publik terhadap
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu alat ukur
yang relevan dalam menilai kinerja.
Kinerja IKU ini diukur dengan cara menghitung jumlah berita tentang
kegiatan perwakilan BPKP di media massa.
Target Indikator Kinerja Utama “Jumlah publikasi kegiatan perwakilan
BPKP di media massa” pada tahun 2014 sebesar 170 publikasi, lebih tinggi
dari target 54 publikasi. Capaian IKU tersebut sebesar 314,81% dari target
karena banyak kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
yang diliput oleh media massa.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 77
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 baru mencapai 309 publikasi dari
target akhir periode Renstra 2014 sebesar 204 publikasi atau 151,47%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
7. Persentase Pemanfaatan Aset
Indeks Persentase pemanfaatan asset digunakan untuk mengukur
pengelolaan dan pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur yang dilaksanakan melalui
pengelolaan urusan tata usaha dan perlengkapan bagi seluruh pegawai.
Dalam tahun 2014, capaian indeks efektivitas pengelolaan aset adalah
100% dari target yang telah ditetapkan 100%. Hal ini menunjukkan
seluruh aset yang diadakan pada tahun 2014 telah dimanfaatkan.
IKU ini dicapai melalui kegiatan pembinaan administrasi dan pengelolaan
perlengkapan, meliputi sub-sub kegiatan pencatatan dan updating
akuntansi aset, inventarisasi aset, serta validasi dan verifikasi aset pada
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% dari target 100,00%, sehingga
capaian IKU ini diukur sebesar 100%. Capaian IKU ini sesuai target akhir
periode renstra 2014 sebesar 100%.
8. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Sarpras
Fungsi dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan pengelolaan
sarpras sesuai dengan kebutuhan di lingkungannya.
IKU “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras”
untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar 7,20 dari skala
likert 1-10. IKU ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap
pelayanan pengelolaan sarpras yang dapat diberikan oleh unit layanan
yang bertanggung jawab atas pengelolaan sarpras.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 78
Berdasarkan hasil survei atas persepsi penerima layanan tahun 2014,
realisasi IKU atas pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sarpras
sebesar 6,24 dari skala likert 1-10. Capaian IKU ini sebesar 86,67% atau
lebih rendah dari target 7,20 dan menurun dibandingkan realisasi tahun
sebelumnya sebesar 6,45 karena kurangnya kelayakan sarana dan
prasarana kerja dan penambahan jumlah pegawai. Hal tersebut menjadi
bahan koreksi dalam pelayanan sarana dan prasarana.
Realisasi kumulatif IKU s.d. tahun 2014 jika dibandingkan dengan target
akhir periode renstra tahun 2014, IKU ini belum mencapai target sebesar
7,20 dari skala Likert 1-10.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
9. Persentase Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat
Kegiatan pengawasan internal yang dilaksanakan Inspektorat BPKP antara
lain bertujuan memberikan jaminan mutu dan kepatuhan pada setiap
pelaksanaan kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur. Hasil
kegiatan pengawasan yang dilaksanakan Inspektorat merupakan bagian
dari fungsi early-warning dalam pengembangan dan perbaikan operasional
untuk mencapai dan meningkatkan kinerja Perwakilan BPKP.
IKU “Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Inspektorat” merupakan
IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebesar
100,00%. IKU ini diukur dengan menghitung jumlah antara rekomendasi
yang telah ditindaklanjuti oleh satuan kerja yang dievaluasi/direviu/
diaudit, dibandingkan dengan jumlah rekomendasi dari Inspektorat yang
tertuang dalam Laporan Hasil Evaluasi/Reviu/Audit.
Dalam tahun 2014, seluruh temuan inspektorat telah ditindaklanjuti.
Dibandingkan dengan target IKU pada tahun 2014 sebesar 100,00%, maka
capaian IKU sebesar 100%. Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 100% tersebut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 79
telah sesuai dengan target jika dibandingkan dengan target akhir periode
renstra tahun 2014 sebesar 100,00%.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
10. Jumlah Masukan Topik Penelitian yang Disampaikan ke Puslitbangwas
IKU “Jumlah masukan topik penelitian yang disampaikan ke
Puslitbangwas” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis
7 dengan target tahun 2014 sebanyak dua topik penelitian. Pada tahun
2014 target ini telah tercapai 50%, karena hanya satu topic penelitian yang
disampaikan ke Puslitbangwas.
Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 maka capaian
kumulatif s.d. tahun 2014 tercapai sesuai target yaitu 2 topik.
Rendahnya tingkat capaian ini menuntut Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur untuk lebih menggali permasalahan yang ditemui pada
saat pelaksanaan penugasan yang dapat diusulkan sebagai topik penelitan
ke Puslitbangwas BPKP.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
11. Jumlah Instansi APIP yang Telah Disosialisasi dan atau Di-assessment
Tata Kelola APIP
IKU “Jumlah instansi APIP yang telah diberikan sosialisasi dan atau
dilakukan assessment tata kelola APIP” merupakan IKU lainnya untuk
mencapai Sasaran Strategis 7 dengan target sebanyak 15 kegiatan. IKU ini
diukur dari jumlah instansi APIP yang telah dilakukan sosialisasi dan/atau
dilakukan assessment tata kelola APIP.
Salah satu kriteria yang digunakan untuk menilai bahwa unit APIP telah
melaksanakan tata kelola APIP yang baik untuk tahun 2014 adalah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 80
berdasarkan hasil assessment (evaluasi) penerapan tata kelola APIP yang
mengacu kepada model Internal Audit Capability Model (IACM).
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 11 Pemda atau mencapai 73,33% dari
target sebesar 15 Pemda.
Realisasi IKU s.d. tahun 2014 masih di bawah target akhir periode Renstra
tahun 2014 sebesar 15 Pemda.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini pada tahun 2014 menggunakan dana
sebesar Rp84.464.000,00 atau 45,28% dari anggaran sebesar
Rp186.545.000,00 dengan menggunakan SDM sebanyak 121 OH atau
48,59% dari rencana sebanyak 249 OH, serta menghasilkan output berupa
9 laporan PKP2T dan 12 laporan Non PKP2T
12. Tingkat Persepsi Kepuasan Pemda atas Auditor Bersertifikat
IKU ini menjadi salah satu alat ukur bagi BPKP selaku instansi pembina
JFA untuk mengetahui keberhasilan pembinaan yang telah dilakukan
terhadap auditor Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.
IKU “Tingkat Persepsi Kepuasan Instansi Pemerintah atas Auditor
Bersertifikat” merupakan IKU lainnya untuk mencapai Sasaran Strategis 7,
dengan target sebesar 7,60 dari skala likert 1-10. IKU ini diukur dengan
pendekatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).
Capaian IKU didapatkan dengan mengukur tingkat kepuasan dari SKPD
di lingkungan Pemda terhadap kualitas auditor Inspektorat dalam
menjalankan tugasnya.
IKU ini bertujuan untuk mengukur manfaat pembinaan yang dilakukan
BPKP selaku instansi pembina JFA dalam mewujudkan auditor berkualitas
yaitu auditor yang profesional, efisien, dan efektif sehingga dapat
meningkatkan mutu pengawasan.
Realisasi IKU tahun 2014 sebesar 7,70 dari skala likert 1-10 atau mencapai
101,32% dari target sebesar 7,60 skala Likert 1-10. IKU ini dicapai melalui
kegiatan pembinaan JFA dan Tata Kelola APIP yang didukung sub-sub
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 81
kegiatan penerbitan sertifikat, penilaian angka kredit terpusat JFA APIP,
evaluasi penerapan JFA, dan penyediaan layanan informasi.
Jika dibandingkan dengan target Renstra tahun 2014 sebesar 7,60 maka
capaian tahun 2014 telah melebihi target. Hal ini menuntut kerja keras
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur agar dapat menjaga kinerja
pembinaan terhadap APIP di tahun 2015.
Kegiatan untuk mencapai IKU ini tidak menggunakan dana dan SDM
tersendiri karena telah melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 82
B. REALISASI ANGGARAN
Dalam Tahun 2014 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melaksanakan 3 (tiga) Program. Realisasi belanja untuk melaksanakan
program tersebut terserap 97,15% dari anggaran sebesar
Rp 20.254.663.000,00 atau terealisasi sebesar Rp 19.676.479.106.
Rincian anggaran dan realisasi belanja bisa di lihat dalam tabel Laporan
Realisasi Anggaran dibawah ini.
LAPORAN REALISASI ANGGARAN SESUAI TAPKIN TAHUN 2014
NO PROGRAM JENIS BELANJA ANGGARAN REALISASI %
1 Program dukunganManajemen danpelaksanaan Tugas TeknisLainnya BPKP
Belanja barangnon operasional
97.586.000 51.265.000 52,53
Belanjaperjalanan dalamnegeri
542.433.000 531.120.175 97,91
Belanja gaji dantunjangan PNS
7.288.497.000 7.200.088.726 98,78
Belanja lembur 120.744.000 120.128.000 99,49
Belanjatunjangan khususdan belanjapegawai transito
6.625.779.000 6.317.657.529 95,35
Belanja barangoperasional
721.465.000 709.450.682 98,33
Belanja jasa 184.400.000 179.887.469 97,55
Belanjapemeliharaan
369.478.000 369.450.825 99,99
2 Program peningkatansarana dan prasaranaAparatur BPKP
belanja modalperalatan danmesin
183.000.000 179.017.000 97,82
3 Program PengawasanIntern Akuntabilitaskeuangan Negara danPembinaanpenyelenggaraan Sistempengendalian InternPemerintah
Belanja barangnon operasional
382.428.000 381.973.800 99,88
Belanjaperjalanan dalamnegeri
3.706.853.000 3.613.239.900 97,47
Belanja jasa 32.000.000 23.200.000 72,50
Jumlah Belanja 20.254.663.000 19.676.479.106 97,15
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 83
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini adalah sebagai wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur periode tahun 2014. Pada awal tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah menetapkan Rencana
Kinerja (Renja)/Penetapan kinerja yang merupakan penjabaran dari Rencana
Stratejik. Penetapan Kinerja (Tapkin) yang berisi target-target kinerja pada
hakikatnya merupakan kontrak kinerja yang harus dicapai. Kontrak kinerja
tersebut pada akhir tahun harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) telah memberikan mandat pada BPKP
untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP pada seluruh Instansi Pemerintah. Secara
umum, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah memenuhi tugas
dan fungsi yang dibebankan. Hal ini dapat tercermin dari pelaksanaan
kegiatan tiga program yang harus diwujudkan selama tahun 2014.
Perbaikan sistem AKIP yang telah dilakukan terhadap lima komponen
sistem AKIP adalah:
1. Perencanaan Kinerja
Perbaikan dalam perencanaan kinerja berupa perbaikan kualitas dokumen
renstra dengan menambahkan indikator outcome di samping indikator output
yang telah ada sebelumnya.
Bab IV
Penutup
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 84
2. Pengukuran Kinerja
Perbaikan dalam pengukuran kinerja difokuskan terutama pada perbaikan
mekanisme pengumpulan data kinerja dengan memanfaatkan aplikasi SIM
Monev RKT.
3. Pelaporan Kinerja
Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan menyusun
laporan bulanan RKT tepat pada waktunya sebagai dasar untuk menyusun
LAKIP tahunan. Sebelum menyusun laporan bulanan RKT dilakukan
rekonsiliasi data realisasi keuangan antara Subbag Keuangan dan Subbag
Prolap sehingga data realisasi keuangan dalam laporan bulanan RKT sama
dengan data realisasi keuangan dalam LRA.
4. Evaluasi Kinerja
Upaya perbaikan dalam evaluasi kinerja berupa pemantauan mengenai
kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh pihak internal
maupun eksternal, dan melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi.
5. Capaian Kinerja
Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut hasil
audit/evaluasi Inspektorat tahun sebelumnya agar tidak berulang kembali
di tahun 2014.
Pencapaian sasaran strategis sebagian besar telah memenuhi target dan
termasuk kategori “Memuaskan” dibandingkan target yang telah ditetapkan
dalam tahun 2014. Dari 7 (tujuh) sasaran strategis dengan keseluruhan 34 IKU,
telah dipilih 16 IKU dominan sebagai ukuran penilaian capaian sasaran.
Realisasi tahun 2014, sebanyak 6 dari 7 sasaran strategis telah mencapai target,
dan 12 dari 16 IKU dominan tercapai yang dirinci sebagai berikut:
Tabel 4.1Pencapaian IKU Per Sasaran
Sasaran
JumlahSeluruh
IKUDominan
JumlahIKU
Dominan
JumlahIKU
DominanTercapai
CapaianSasaran
(%)
Sasaran 1 7 2 2 126,79
Sasaran 2 2 1 1 116,67
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 85
Sasaran
JumlahSeluruh
IKUDominan
JumlahIKU
Dominan
JumlahIKU
DominanTercapai
CapaianSasaran
(%)
Sasaran 3 3 2 2 145,22
Sasaran 4 7 4 3 98,10
Sasaran 5 2 1 1 130,56
Sasaran 6 1 1 1 129,41
Sasaran 7 12 5 2 110,63
Jumlah 34 16 12 122,48
Beberapa kelemahan dalam pencapaian sasaran strategis dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tindak lanjut atas hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/
daerah masih perlu ditingkatkan.
2. Pelaksanaan FCP di lingkungan instansi pemerintah baik pusat maupun
daerah agar lebih ditingkatkan.
3. K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008 di bawah
100% disebabkan:
a. Implementasi SPIP belum secara integral menyatu dengan operasional
instansi, namun baru pada tahap pengembangan infrastruktur
pengendalian, berupa pemetaan risiko, penetapan dan pengembangan
Kebijakan/Standard Operating Procedure (SOP);
b. Belum intensifnya fasilitasi penyelenggaraan SPIP sehingga manfaat
nyata dari SPIP belum dapat dirasakan oleh K/L/Pemda.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:
1. Menyempurnakan metodologi perencanaan dan pelaksanaan pengawasan
termasuk pemantauan tindak lanjut secara berkesinambungan.
2. Peningkatan K/L/Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP 60/2008
diupayakan dengan cara:
a. Menuntaskan penguatan dan pengembangan infrastruktur
penyelenggaraan SPIP dengan terus meningkatkan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mendukung kegiatan tersebut antara lain:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 86
1) Mengefektifkan satgas pembinaan SPIP yang dapat bertugas secara
fokus untuk kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
2) Meningkatkan target, realisasi dan kualitas sosialisasi, diklat dan
workshop penyelenggaraan SPIP bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah.
3) Meningkatkan intensitas bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP,
antara lain untuk penyusunan desain penyelenggaraaan SPIP.
b. Berkoordinasi lebih intensif dengan unit kerja Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah untuk percepatan implementasi dan internalisasi
penyelenggaraan SPIP secara integral dalam kegiatan operasional
instansi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi
termasuk peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang
wajar.
3. Pengembangan sistem informasi pengukuran data kinerja sampai dengan
capaian IKU.
LAKIP Tahun 2014 ini merupakan wujud kesungguhan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam menerapkan Good Governance untuk
menciptakan Clean Government, dan meningkatkan kualitas pelayanan,
terutama dalam memberikan jasa assurance dan consulting. LAKIP ini juga
merupakan wujud introspeksi diri terhadap amanah yang diemban. Dengan
diterapkannya Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), maka capaian kinerja Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu indikator
keberhasilan Perwakilan dalam mengemban amanah PP Nomor 60 tahun 2008.
Akhirnya dengan disusun LAKIP ini, diharapkan dapat menjadi media
evaluasi, sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang
berkesinambungan.
---o0o---