Teori sosiologi modern merupakan bagian dari teori sosiologi klasik.docx
rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web...
-
Upload
nguyennguyet -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of rosalia.mercubuana-yogya.ac.idrosalia.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2018/... · Web...
SOSIOLOGI PEDESAAN
Objek Analisis : KAMPUNG PITU , Nglanggeran – Gunung Kidul ,
DI.Yogyakarta
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Ilmu Sosial
Prodi : Ilmu Komunikasi – TH.2018
Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos, M.A.
Disusun oleh :
Arien Novasari (17072291)
Aldo Farrel Wijaya (18071094)
Lambertus Sako (17071150)
M. Nur Safitrah (18072060)
Putri Maiwan (170712850)
RR.Yuan Nerind (17071284)
Siti Nurrohmah (170723016)
Wahyu Hendra S (18071201)
Zaskya Wahyu Saputri (17071308)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN MULTIMEDIA
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2018
A. Pengantar dan Definisi Sosiologi Menurut Para Ahli
Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani logos.
Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka
sosiologi berarti pengetahuan tentang perkawanan. Pengertian perkawanan
kemudian diperluas cakupannya menjadi kehidupan bersama atau manusia
melakukan hidup bersama yang disebut 'masyarakat'. Dengan demikian,
sosiologi diartikan sebagai pengetahuan tentang hidup bermasyarakat.
Isitilah sosiologi diciptakan dan diperkenalkan oleh Auguste
Comte (1798-1825) yang lahir di Montpellier Perancis. Ia menulis
bukunya yang berjudul Positive Philosophy, di dalam buku tersebut
dijelaskan bahwa obyek sosiologi adalah manusia atau masyarakat secara
keseluruhan. Dengan demikian, Auguste Comte disebut sebagai Bapak
Sosiologi.
Berikut definisi sosiologi menurut para ahli:
1. Auguste Comte
Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum dasar dari gejala
sosial yang di dalamnya dibedakan menjadi sosiologi statis dan
dinamis. Menurut Comte, yang dimaksud dengan sosiologi statis
adalah ilmu dalam bidang sosiologi yang memfokuskan perhatian pada
pusat-pusat hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Hal
yang dipelajari di sini adalah mengapa masyarakat ada, perkumpulan
seperti apa yang ada di masyarakat, dan apa yang melatarbelakangi
terciptanya kehidupan bermasyarakat. Masih menurut Comte, yang
dimaksud dengan sosiologi dinamis adalah ilmu dalam bidang
sosiologi yang menfokuskan perhatian pada pusat perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan. Hal yang dipelajari di sini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan
masyarakat, apa saja yang telah diciptakan oleh masyarakat, serta hal
apa saja yang telah dilalui oleh manusia dalam kehidupan
bermasyarakat yang ia jalani.
2. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial
merupakan cara-cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada
di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa yang
mengendalikannya. Contoh mengenai fakta sosial yang diberikan
Emile Durkheim adalah hukum, moral, kepercayaan, adat istiadat, tata
cara berpakaian, dan kaidah ekonomi. Dimana fakta-fakta sosial
tersebut mengendalikan dan dapat memaksa individu karena jika
melanggarnya akan dikenakan sanksi oleh masyarakat.
3. Max Weber
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tindakan sosial.
Tindakan sosial adalah tindakan yang memiliki arti subjektif bagi
individu dan diarahkan pada perilaku orang lain.
4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses
sosial termasuk perubahan sosial. Menurut S. Soemardjan dan S.
Soemardi, struktur sosial merupakan keseluruhan jalinan antara unsur -
unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma
sosial), lembaga- lembaga sosial, kelompok sosial, serta lapisan sosial.
Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai
segi kehidupan.
Dengan demikian, sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia baik secara
individu maupun secara kelompok dan akibat dari hubungan tersebut
diantaranya adalah berupa nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan
yang dianut oleh manusia di dalam kelompok tersebut.
B. Manfaat Ilmu Sosiologi
1. Sosiologi dapat memberikan pengetahuan tentang pola-pola interaksi
sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pengetahuan tentang
pola-pola interaksi sosial tersebut, kita akan dapat mengenal dengan
lebih jelas siapa diri kita dalam konteks hubungan antara pribadi dan
pribadi, pribadi dan kelompok, serta kelompok dan kelompok.
2. Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan
setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota
masyarakat, serta dapat melihat “dunia” atau “budaya” lain yang
belum kita ketahui sebelumnya.
4. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami nilai, norma,
tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain serta
memahami perbedaan yang ada. Tanpa hal itu, perbedaan yang ada
akan menjadi alasan bagi konflik di antara anggota masyarakat yang
berlaku.
5. Bagi kita sebagai generasi penerus kehidupan, mempelajari sosiologi
membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi
gejalagejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini serta
mampu mengambil sikap serta tindakan yang tepat dan akurat terhadap
setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
C. SEJARAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI
1. Lahirnya Sosiologi Komunikasi
Asal mula kajian komunikasi di dalam sosiologi bermula dari akar
tradisi pemikiran Karl Marx.. Karl Marx merupakan salah satu pendiri sosiologi yang
beraliran Jerman. Sementara itu, gagasan awal Kal Marx tidak pernah lepas dari pemikiran-
pemikiran Hegel.
Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Karl Marx, bahkan Karl Marx muda
menjadi seorang idealisme justru berasal dari pemikiran-pemikiran radikal Hegel tentang
idealisme.Kemudian Karl Marx tua menjadi seorang materialisme. Menurut Ritzer,
dalam buku Burhan Bungin yang berjudul Sosiologi Komunikasi, pemikiran
Hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikiran-pemikiran tradisional
konflik dankritis adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika merupakan
suatu caraberpikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berpikir, dialektika
menekankan arti pentingdari proses, hubungan, dinamika, konflik dan
kontradiksi, yaitu cara berpikir yang lebihdinamis. Di sisi lain, dialektika
adalah pandangan tentang dunia bukan tersusun dari strukturyang statis, tetapi
terdiri dari proses, hubungan, dinamika konflik, dan kontradiksi. Pemahaman
dialektika tentang dunia selanjut dikemukakan oleh Jurgen Habermas
dengantindakan komunikatif (interaksi).Dengan demikian, sejarah sosiologi
komunikas menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran
Auguste Comte, Durkheim, Talcott Parson, dan Robert K. Merton,merupakan
sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori komunikasi
yangberaliran struktural-fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan
pemikiran Karl Marx danHabermas menyumbangkan paradigma konflik bagi
lahirnya teori-teori kritis dalam kajiankomunikasi.
2. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi
Pada dasarnya manusia tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini
baik sendiri dalamkonteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya.
Terutama dalam konteks sosial budaya,manusia membutuhkan manusia lain
untuk saling berkolaborasi dalam pemenuhankebutuhan fungsi-fungsi sosial
satu dengan lainnya. Karena pada dasarnya suatu fungsiyang dimiliki oleh
manusia satu akan sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia
lainnya.Sehingga fungsi-fungsi sosial yang diciptakan oleh manusia ditujukan
untuk salingberkolaborasi dengan sesama fungsi sosial manusia lainnya,
dengan kata lain, manusia menjadi sangat bermartabat apabila bermanfaat bagi manusia
lainnya.Fungsi-fungsi sosial manusia lahir dari adanya kebutuhan akan fungsi
tersebut oleh oranglain, dengan demikian produktivitas fungsional
dikendalikan oleh berbagai macamkebutuhan manusia. Setiap manusia
memiliki kebutuhan masing-masing secara individualmaupun kelompok,
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka perlu adanyaperilaku
selaras yang bisa diadaptasi oleh masing-masing manusia. Penyelarasan kebutuhan dan
penyesuaian kebutuhan individu, kelompok, dan kebutuhan sosial satu
dan lainnya,menjadi konsentrasi utama pemikiran manusia dalam
masyarakatnya yang beradab. Sosiologi berpendapat bahwa tindakan awal
dalam penyelarasan fungsi-fungsi sosial danberbagai kebutuhan manusia
diawali oleh dan dengan melakukan interaksi sosial atautindakan komunikasi
satu dengan yang lainnya. Aktivitas interaksi sosial dan tindakankomunikasi
itu dilakukan baik secara verbal, nonverbal, mapun simbolis. Kebutuhan
adanya sinergi fungsional dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan
manusiasatu dengan lainnya ini kemudian melahirkan kebutuhan tentang
adanya norma-norma dan nilai-nilai sosial yang mampu mengatur tindakan
manusia dalam memenuhi berbagaikebutuhannya, sehingga tercipta
keseimbangan sosial (sosial equilibirium) antara hak dan kewajiban dalam
pemenuhan kebutuhan manusia, terutama juga kondisi keseimbangan ituakan
menciptakan tatanan sosial (social order) dalam proses kehidupan masyarakat
saat inidan di waktu yang akan datang. Fokus interaksi sosial dalam masyarakat
adalah komunikasi itu sendiri. Sebagaimanadijelaskan oleh sosiologi bahwa
komunikasi menjadi unsur terpenting dalam seluruh kehidupan manusia.
Dominasi perspektif ini dalam sosiologi yang begitu luas dan mendalam,
maka lahirlah kebutuhan untuk mengkaji kekhususan dalam studi-studi
sosiologiyang dinamakan Sosiologi Komunikasi, yaitu perspektif kajian
sosiologi tentang aspek-aspekkhusus komunikasi dalam lingkungan
individu, kelompok, masyarakat, budaya, dan dunia.
a. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu bercocok tanam atau bertaman,
kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa Latin yang berarti teman atau
kawan. Berkembang lagi menjadi kata social yang artinya berteman, bersama,
berserikat. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi mengatakan bahwa
sosiologi ialah ilmu yangmempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial.
Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-
lembaga sosial, kelompok-kelompok,serta lapisan-lapisan sosial.
Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segikehidupan
bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan hukum dan
segi kehidupan agama, antara segi kehidupan hukum dengan segi kehidupan
ekonomi, dansebagainya.
Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri adalah dalam hal
terjadi perubahan-perubahan di dalam struktur sosial.
Pembentukan struktur sosial dan terjadinya proses sosial serta
kemudian adanya perubahan-perubahan sosial tidak lepas dari adanya aktivitas interaksi
sosial yang menjadisalah satu ruang lingkup sosiologi. Menurut Soerjono
Soekanto, interaksi sosial merupakan suatu hubungan di mana terjadi proses
saling mempengaruhi antara para individu, antaraindividu dengan kelompok,
maupun antara kelompok. Pitirin Sorokin mengemukakan sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari beberapa haldi bawah ini:
1. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial
(misalnya antara gejala ekonomi dengan gejala hukum, gejala politik
dengan gejalaekonomi, dan lain-lain);
2. Hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala
nonsosial (misalnya gejala geografis)
3. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
b. Komunikasi
Garbner mendefinisikan komunikasi sebagai proses interaksi sosial
melalui pesan-pesan.Sedangkan Onong Uchyana menjelaskan hakikat
komunikasi ialah proses penyampaianpikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiranbisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul
dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran,
kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Jadi, lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya
dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat; termasuk
konten interaksi(komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan
menggunakan media komunikasi.
Unsur-unsur komunikasi adalah sebagai berikut:
Misalnya saja, model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell sepertdi
bawahini: Who- Says What - In Which Channel-To Whom-With What Effect .
Unsur sumber atau komunikator ( who ) mengundang pertanyaan
mengenai siapa yangmengendalikan pesan. Unsur pesan (says what )
merupakan bahan untuk menganalisispesan apa yang disampaikan. Lalu, unsur
saluran komunikasi ( in which channel ) menarikuntuk membahas media apa
yang digunakan. Unsur penerima atau komunikan ( to whom ) dianalisis
untuk mengetahui siapa khalayak atau audiennya. Unsur pengaruh ( with
what effect ) berkaitan dengan efek pesan apa yang dihasilkan.
Onong Uchjana Effendy mengidentifikasikan bahwa terdapat lima jenis
komunikasi, yakni:
1. Komunikasi individu dengan individu (antarpribadi) Adalah
komunikasi antarperorangan dan bersifat pribadi baik
yang terjadi secara langsung(tanpa medium) ataupun tidak
langsung (melalui medium). Contohnya, kegiatan
percakapantatap muka
2. Komunikasi individu dengan kelompok Komunikasi kelompok
memfokuskan pembahasannya kepada interaksi di antara
orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi
kelompok juga melibatkan komunikasiantarpribadi di
dalamnya. Pembahasannya meliputi dinamika kelompok,
bagaimana penyampaian informasinya, pola dan
bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
3. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi menunjuk pada
pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalamkonteks dan
jaringan organisasi. Komunikasi organisasi juga melibatkan
komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasannya meliputi struktur dan fungsiorganisasi serta
kebudayaan organisasi.
D. Konsep Sosiologi Komunikasi
Menurut Bungin (2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4
konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi.
Keempat konsep tersebut yakni: sosiologi, masyarakat, komunikasi, dan
teknologi media/informasi.
1. Sosiologi
Sosiologi dari pendapat beberapa ahli diantaranya: Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, sosiologi ialah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial.
Lebih lanjut, Pitirin Sorokin (dalam Bungin, 2006 : 27-28),
menjelaskan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang:Hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala-
gejala sosial
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksudkan dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya
berbagai aktivitas atau gejala sosial yang kemudian menghasilkan
perubahan-perubahan sosial.
2. Masyarakat
Konsep kedua setelah mempelajari tentang sosiologi adalah
masyarakat. Perlu kita ingat, bahwa masyarakat merupakan salah satu
ruang lingkup dari sosiologi komunikasi yang berarti bahwa masyarakat
merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi.
Masyarakat adalah objek dari sosiologi.
Ralph Linton (dalam Bungin, 2006 : 29) memahami masyarakat
sebagai sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup
lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri
mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas.
Selo Soemardjan, mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-
orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Berdasarkan definisi tersebut bisa dipahami bahwa masyarakat
merupakan sekumpulan orang-orang yang hidup berdampingan (hidup
bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan atau norma-
norma sosial yang mereka tentukan dan taati.
Macam - macam masyarakat diantaranya adalah:
Masyarakat Primitif, masyarakat yang pola hidupnya masih
tradisonal dengan ciri khas memiliki tingkat kebudayaan yang cukup
tinggi, sehingga tidak mau menerima perubahan sosial yang terjadi di
sekelilingnya. Masyarakat seperti ini biasanya berada di daerah atau
wilayah pedalaman yang terisolasi dari kemajuan zaman.
Masyarakat Modern, masyarakat yang lebih inggi tingkatkan
daripada masyarakat primitif. Masyarakat modern sudah memandang
kehidupan sebagai hal yang perlu untuk melakukan kamjuan dalam
perubahan sosial, alat yang dipergunakannya juga sudah tidak banyak
lagi alat-alat tradisional.
Masyarakat Madani, masyarakat yang sudah menerima segala
bentuk-bentuk kamajuan serta dapat memanfaatkannya sebagai
kebutuhan. Masyarakat madani adalah golongan tertinggi dalam
kehidupan, alasan hal ini diungkpakan karena dalam masyarakat madani
bukan hanya menerima perubahan sosial akan tetapi juga mampu
melakukan filtrasi dalam perubahan yang dianggap sesuai ataupun tidak.
Masyarakat Multikutural, masyarakat yang hidup bersama dalam
banyak perbedaan, masyarakat ini memiliki hubungan yang tidak terlalu
erat akan tetapi untuk menjaganya diperlukan kesadaran bahwa
pentingnya hidup bersama dalam kerukunan.
Masyarakat Majemuk, masyarakat yang bersatu karena banyak
perbedaan di dalamnya, masyarakat ini cenderung melakukan hubungan
sosial yang terbatas untuk dapat menghindari konflik sosial yang ada.
Masyarakat majemuk sering juga diibaratkan sebagai masyarakat yang
terbentuk dalam ruang lingkup yang besar, tanpa adanya perbedaan
wilayah.
3. Komunikasi
Setelah memahami sosiologi dan masyarakat, konsep ketiga dari
konsep sosiologi komunikasi adalah komunikasi. Untuk kepentingan
pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi
merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya The Structure
and Function of Communication in Society. Lasswell ( dalam Effendy,
1997 : 10) yang menjelaskan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut:
Who - Says What - in Which Channel - to Whom - with What Effect?
(Siapa - Mengatakan Apa - dengan Saluran Apa - kepada Siapa -
dan dengan Efek Apa?)
Dengan formulasi Lasswell ini maka kita akan dapat memahami
elemen-elemen penting dalam komunikasi. With what effect (dengan efek
apa) merujuk pada pengaruh yang ditimbulkan dari komunikasi.
Pengaruh ini dapat meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap
lawan bicara.
4. Teknologi Komunikasi, dan Informasi
Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup keempat dari
sosiologi komunikasi dan merupakan salah satu saluran atau chanel yang
digunakan dalam berkomunikasi Berikut beberapa pandangan tentang
teknologi komunikasi menurut beberapa ahli:
Menurut Alter (dalam Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi
mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu
atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap,
mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau
menampilkan data.
Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi
tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan
perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan
lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan
informasi.
E. STUDI KASUS SOSIOLOGI PEDESAAN
1. Pengertian Desa
Sutardjo Kartohadikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempattinggal suatu
masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
C.S. Kansil
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk
sebagai kesatuanmasyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung
dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri
dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pengertian Sosiologi Desa.
Merupakan suatu cabang sosiologi yang mempelajari gejala sosial
di pedesaan. Sejarah kajian Sosiologi Pedesaan :
a. 1920 di Amerika Serikat ada mata kuliah tentang problema
kehidupan pedesaan
b. 1970 Smith dan Zopt melahirkan Sosiologi Pedesaandan
melahirkan definisi Ilmu yang mengkaji hubungan anggota
masyarakatdi dalam dan antara kelompok kelompok di lingkungan
pedesaan
c. Rogers Ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat dalam setting
pedesaan
3. Unsur unsur Desa
1. Daerah, Tanah yang produktif, lokasi, luas dan batasyang
merupakan lingkungan geografis
2. Penduduk, Jumlah penduduk, pertambahan
penduduk, pertambahan penduduk, persebaran penduduk dan mata
pencaharian penduduk
3. Tata Kehidupan, yaitu pola tata pergaulan dan ikatan ikatan
pergaulan warga desa termasuk seluk beluk kehidupanmasyarakat
desa
4. Ciri ciri kehidupan masyarakat Desa
Masyarakatnya erat sekalihubungannya dengan alam
Penduduk di desa merupakan unit sosialdan unit kerja
Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft
5. Fungsi dan Potensi Desa.
a. Fungsi Desa
Dalam hubungan dengan kota desa merupakan Heterland
atau daerah dukung
Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga
kerja
Merupakan desa agraris, desa industri
Sutopo YuwonoSalah satu peran pokok desa terletak di
bidang ekonomi
Daerah pedesaan merupakan produksi pangandan produksi
eksport
b. Potensi Desa
1. Potensi Fisik meliputi Tanah, air, Iklim, manusia, Hutan
2. Potensi Non-Fisik meliputi Gotong royong, kekeluargaan,
lembaga sosial,
Potensi desa tidak akan pernah sama karena lingkungan geografis
dan keadaan penduduknya berbeda dan corak kehidupannya juga
berbeda.
Maju mundurnya desa akan tergantung pada beberapa faktor yaitu :
potensi desa, interaksi desa dengan kotaatau antara desa dengan desa dan
lokasi desa terhadap daerah disekitarnya yang lebih maju.
6. Tipe-tipe Desa Berdasarkan Perkembangan Masyarakat nya
Ada 4 tipe desa berdasarkan perkembangan masyarakatnya antara lain :
1. Desa Tradisional
Desa tradisional yaitu desa dimana hidup masyarakatnya masih
tergantung dengan alam. Desa ini biasanya terdapat di tempat-tempat
terpencil yang sarana dan prasarana baik itu transportasi maupun
komunikasinya sangat sulit dijangkau sehingga desa ini seperti hidup
terisolir dengan daerah lain. Hal ini menyebabkan penduduknya
cenderung tertutup terutama bagi orang dari daerah lain.
2. Desa Swadaya
Desa swadaya hampir mirip dengan desa tradisional dimana hidupnya
terisolir dari dunia luar, masyarakatnya cenderung tertutup dan
kemajuan desanya lambat. Namun desa swadaya sudah mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri. Penduduknya sudah mampu
mengolah potensi yang ada di desanya secara tradisional. Untuk itu,
penduduk desa ini sangat tergantung dengan alam dan kondisi
geografis.
3. Desa Swakarya (desa transisi)
Desa swakarya lebih maju daripada desa swadaya karena bukan hanya
bisa memanfaatkan potensi yang ada di desanya saja melainkan sudah
bisa mengembangkannya sehingga hasil produksinya bisa lebih banyak,
lebih variatif sehingga bisa dijual ke daerah lain yang
membutuhkannya. Pada desa swakarya sudah terdapat aparatur desa,
lembaga desa serta masyarakatnya telah mengenal tentang pentingnya
pendidikan. Desa swakarya juga sudah mampu menjalin interaksi
dengan daerah lain meski masih sedikit
4. Desa Swasembada (desa maju)
Desa swasembada merupakan desa yang mampu mengoptimalkan
potensi yang terdapat di desanya jadi desa ini lebih maju daripada desa
swakarya. Masyarakat pada desa ini telah mengenal pendidikan dan
mampu menyerap teknologi dari daerah luar yang lebih maju. Adapun
sarana transportasi dan komunikasinya juga sudah lancar
7. Pengertian Sosiologi Pedesaaan
Pengertian Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian Sosiologi sebagai
ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses- proses sosial
termasuk didalamnya perubahan sosial dalam perkembangannya
melahirkan berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang sosiologi. Obyek
kajian yang berbedaselanjutnya menjadi cabang baru seperti sosiologi
industri, sosiologi politik, sosiologi agama dan cabang sosiologi lainnya.
Perkembangan ini juga termasuk sosiologi pedesaandan sosiologi
pertanian sebagai cabang sosiologi yang khusus mengkaji masalah tentang
masyarakat pedesaan dan dinamikanya.
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang tentang struktur dan
proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini
menekankan pada masyarakat pedesaan dan segala dinamikanya yang
antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata pencaharian, pola
perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi..
Menurut Planck (1993:3) Sosiologi Pertanian (Agricultural
Sociology) sering disamakan dengan Sosiologi Pedesaan (Rural
Sociology). Tetapi ini hanya berlaku jika penduduk desa terutama hidup
dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan penduduk di desa ditandai
oleh kegiatan pertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkandari
sosiologi pedesaan.
8. Contoh Kasus – Sosiologi Pedesaan
Analisis Sosiologi Pedesaan kelompok kami diambil dari Video yang
berjudul “Keunikan Kampung Pitu - Hanya 7 Kepala Keluarga Menghuni Desa
Ini”
Kampung pitu atau desa 7 KK merupakan sebuah desa yang terletak di Gunung
api purba nglanggeran, tepatnya berlokasi di Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta.
Dari Sumber data yaitu DETIK.com ditulis (Rabu 21 September 2016, 13:15
WIB) di sampaikan bahwa :
Yogyakarta - Kampung Pitu yang terletak di puncak sisi timur Gunung Purba
Nglanggeran, Gunungkidul selama ratusan tahun hanya dihuni 7 keluarga. Ada
sejarah panjang di baliknya. Seperti apa?
Diceritakan oleh salah seorang warga Sugito (45), bahwa dahulu kala saat
puncak gunung ini belum ada yang menghuni, seorang abdi dalem Keraton
Yogyakarta menemukan pohon Kinah Gadung Wulung yang sangat langka. Tak
hanya itu, di dalam pohon tersebut juga ditemukan keris pusaka yang memiliki
kesaktian tinggi.
"Lalu abdi dalem itu berkata barangsiapa yang bisa merawat pusaka yang
terdapat di dalam pohon itu dan membersihkan daerah di sekitarnya akan diberi
imbalan berupa tanah untuk anak keturunannya," ujar Sugito.
Hal ini disampaikan Sugito saat ditemui di rumahnya di Kampung Pitu
yang terletak di Pedukuhan Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran, Kecamatan
Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa
(20/9/2016).
Ternyata saat itu hanya Eyang Iro Kromo yang bisa menjalankan tugas tersebut.
Setelah beberapa saat kemudian pusaka itu dikisahkan disimpan oleh Keraton
Yogyakarta.
Dari lembaran dokumen yang dicatat berdasar cerita dari Mbah Rejo
Dimulyo, Sugito mengisahkan setelah itu banyak empu atau orang sakti yang
berdatangan ingin tinggal di tempat ini. Namun hanya tujuh orang yang kuat
bertahan hidup sedangkan sisanya meninggal dunia.
Sugito mengatakan Mbah Rejo saat ini dalam kondisi yang sudah tak sehat
lagi karena sudah tua. Catatan cerita dari Mbah Rejo inilah yang menjadi warisan
bagi keturunan warga Kampung Pitu kelak.
Tujuh orang empu ini dipercaya menjadi orang pilihan dayang yang berada di
tanah itu. "Kalau saya pribadi sekarang tidak yang kemudian melarang kalau ada
yang mau tinggal di sini. Hanya kuat-kuatan saja," kata Sugito. Baginya, meski
dia menjadi salah seorang di antara 7 kepala keluarga yang berhasil bertahan,
tetap saja dia merasa ada sejumlah kesulitan yang dirasakannya. Terutama soal
akses jalan yang sulit.
"Saya tetap alhamdulillah meski mau beli rokok saja susah, kalau hujan lebih
susah lagi. Harapan saya agar desa ini bisa makin mudah diakses lagi ke
depannya," harapnya. (sip/dra).
9. Analisis Studi Kasus – Sosiologi Pedesaan Kampung Pitu (7) , Gunung
Kidul-Yogyakarta
Berdasarkan pengamaatan kelompok dari sumber data yang berupa :
1. Artikel Berita yang dimuat oleh Detik.news berjudul “Hanya Boleh Dihuni
7 Keluarga, Begini Sejarah Panjang Kampung Pitu di Gunungkidul” terbit pada
Rabu 21 September 2016
2. Video documenter dengan content program Desaku oleh chanel Satu Media TV
yang berjudul “KEUNIKAN KAMPUNG PITU - HANYA 7 KEPALA
KELUARGA MENGHUNI DESA INI” dipublikasikan pada 27 April 2018.
Kampung Pitu, Ngalanggeran – Gunung Kidul (DIY) merupakan suatu
pedesaan itulah mengapa kelompok kemudian mengangkat Kampung Pitu sebagai
objek untuk kemudian di analisa pada tema Sosiologi Pedesaan.
Kelompok menemukan adanya sebuah proses social dan struktur social
masyarakat yang kental sekali mulai dari ciri masyarakat, proses social
masyarakat, tipe perkembangan masyarakat hinggs serangkaian aktivitas
masyarakat yang dijalankan di Kampung Pitu bisa disebut ini adalah sebuah
Pedesaan.
Adapun analisa sosiologi pedesaan Kampung Pitu adalah sebagai berikut :
1. Seperti yang sudah diulas pada teori-teori diatas mengenai tipe masyarakat
berdasarkan perkembangan masyarakatnya Kampung Pitu ini masuk pada tipe
Masyarakat Tadisional dimana hidup masyarakatnya masih tergantung dengan
alam. terletak di tempat terpencil yaitu sebelah timur Gunung Purba
Nglanggeran , Gunung Kidul –DI.Yogyakarta yang sarana dan prasarana baik itu
transportasi maupun komunikasinya sangat sulit dijangkau sehingga desa ini
seperti hidup terisolir dengan daerah lain. Hal ini menyebabkan penduduknya
cenderung tertutup terutama bagi orang dari daerah lain. Namun Masyarakat
Pedesaan Kampung Pitu tidak bisa dikatakan primitive karena melihat dari
perkembangan dan pemikirannya, sebenarnya mereka ini adalah masyarakat
dengan pemikiran yang sudah maju (modern) hanya saja mereka sedang
menjalankan sebuah komitmen yaitu berupa kesetiaan kepada titah dan wasiat dari
Eyang Iro yang merupakan abdi dalem Kesultanan Ngayogyakartahadiningrat
untuk selalu menjaga tradisi hanya 7KK yang boleh tinggal di desa ini. Bisa
dikatakan juga masyarakat kampong pitu sebenarnya setia pada kesultanan
ngayogyakartahadiningrat.
2. Sampai saat ini Keturunan Eyang Iro Kromo mempertahankan tradisi yang
sudah berjalan selama berabad-abad sebagai pemenang sayembara oleh Keraton
Yogyakarta Hadiningrat untuk penjaga pohon pohon pusaka Kinah Gadung
Wulung yang mengeluarkan kekuatan besar dengan cara mempertahankan jumlah
KK pada desa Nglanggeran tersebut harus 7 KK saja. Jika dilanggar mak memang
sesuai kepercyaan aka nada suatu bencana yang akan menerpa keluarga tersebut
misalnya sakit, kematian bahkan bencana alam. Itu pada teori sosiologi
merupakan teori Konsensus yaitu adanya sebuah kesepakatan yang kemudian
harus dipatuhi bersama.
3. Sosiologi pedesaan Kampung Pitu kehidupannya memang sesuai denganciri-
ciri pedesaan yaikni antara lain :
Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam terlihat dari mata
pencaharian dan aktivitas mereka memang tergantung sekali dengan alam
yaitu bercocok tanam dan mencari pakan ternak (berternak hewan)untuk
kemudian digunakan sebagai sumber pangan desa.
Penduduk di desa merupakan unit social dan unit kerja : Kampung Pitu
merupakan unit social yang berkomitmen untuk menjaga titah atau wasiat
nenek moyang agar Desa tersebut tetap terus ada dan lestari.
Masyarakat desa mewujudkan paguyuban : terus menerus menjaga tradisi
7 KK ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam. 4. Kampung Pitu juga
merupakan Masyarakat Primitif terbukti mereka memiliki rasa khawatir
apabila ada orang dari daerah lain ingin tinggal di desa tersebut.. Adapun
masyarakat primitf adalah masyarakat yang pola hidupnya masih
tradisonal dengan ciri khas memiliki tingkat kebudayaan yang cukup
tinggi, sehingga tidak mau menerima perubahan sosial yang terjadi di
sekelilingnya. Masyarakat seperti ini biasanya berada di daerah atau
wilayah pedalaman yang terisolasi dari kemajuan zaman.
10. KESIMPULAN
Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan
keanekaragaman kultur dan budaya di mana setiap daerah memiliki
karakter social budaya tersendiri. Berdasarkan factor sejarah dan kisah-
kisah yang dialami oleh masyarakat nenek moyang zaman dahulu ini
mempengaruhi tradisi yang hari ini tetap dilaksanakan salah satu contoh
social masyarakat yang masih memegang teguh warisan nenek moyang
adalah contoh Pedesaan Kampung Pitu ini.
Sebenarnya di berbagai belahan daerah di Indonesia sudah ada
paparan moderenisasi dan disebut kota seperti kota metropolitan Jakarta
yang sangat modern dengan fasilitas dan teknologi modern lalu diikuti
kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta
dsb namun tidak menutup kemungkinan bahwa di Indonesia teteap
memiliki masyarakat pedesaan baik itu pedesaan transisi maupun pedesaan
primitif. Dalam kajian sosiologi khususnya berbicara tentang sosiologi
pedesaan nyatanya pada hari ini masih ada di berabgai daerah di Indonesia
yang masih tersimpan masyarakat primitive, namun untuk konteks
pedesaan pad Kampung Pitu ini tidak bisa dikatakan primitive mengingat
mereka sebenarnya sedang menjalankan titah sebagai keturunan abdi
dalem Keraton Yogyakarta. Untuk dikatakan masyarakat primitive bisa
dilihat seperti apa yang mereka kenakan dan mereka makan misalnya di
daerah lain seperti di Papua misalnya suku di daerah lembah Baliem dan di
Jambi suku Uhang Pandak yang mereka masih mengenakan pakaian yang
terbuat dari tanama-tanaman dan makan hewan buruan serta diolah dengan
senatural mungkin. Bagi kami fenomena masyarakat pedesaan ini
merupakan sebuah kekayaan budaya masyarakat dan juga sebagai
barometer peradaban yang memperlihatkan seperti apa wujud nenek
moyang Indonesia pada zaman dahulu dalam turut serta menjaga dan
melestarikan alam bumi tempat manusia berpijak.
Daftar Pustaka :
Sudarsono, A. 2016. Pengantar Sosiologi: Konsep Dasar dan
Penerapannya. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
Tidak diterbitkan.
Sambas, Syukriadi, H. 2015. Sosiologi Komunikasi. CV.Pustaka Setia ,
Bandung
Pakarkomunikasi.com , diakses pada 3 Desember 2018
Dosensosiologi.com , diakses pada 3 Desember 2018
https://news.detik.com/berita/d-3303062/hanya-boleh-dihuni-7-
keluarga-begini-sejarah-panjang-kampung-pitu-di-gunungkidul diakses
pada 3 Des 2018
https://www.youtube.com/watch?v=ePSQYhJ-T1g - SatumediaTV Chanel.