slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk...

29

Click here to load reader

Transcript of slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk...

Page 1: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

Senayan atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS) adalah

perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber

terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari

Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini

dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada

tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source. Situs resmi

SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id.

A. Sejarah

Setelah beroperasi 50 tahun lebih, karena beberapa alasan Perpustakaan BC Indonesia

yang telah selama bertahun-tahun menjadi andalan layanan BC di Indonesia harus ditutup.

Pengelola BC Indonesia kemudian berinisiatif untuk menghibahkan pengelolaan aset

perpustakaanya ke tangan institusi pemerintah. Dalam hal ini, institusi pemerintah yang

dianggap sesuai bidangnya dan strategis tempatnya, adalah Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas). Yang dihibahkan tidak hanya koleksi, tetapi juga rak koleksi, hardware (server

dan workstation) serta sistem termasuk untuk aplikasi manajemen administrasi perpustakaan

(Alice).

Seiring dengan berjalannya waktu, manajemen Perpustakaan Depdiknas mulai

menghadapi beberapa kendala dalam penggunaan sistem Alice. Pertama, keterbatasan dalam

menambahkan fitur-fitur baru. Antara lain: kebutuhan manajemen serial, meng-online-kan

katalog di web dan kustomisasi report yang sering berubah-ubah kebutuhannya. Penambahan

fitur jika harus meminta modul resmi dari developer Alice, berarti membutuhkan dana

tambahan yang tidak kecil. Apalagi tidak ada distributor resminya di Indonesia sehingga

harus mengharapkan support dari Inggris. Ditambah lagi beberapa persyaratan yang

membutuhkan infrastruktur biaya mahal seperti dedicated public IP agar bisa meng-online-

kan Alice di web.

Saat itu untuk mengatasi sebagian kebutuhan (utamanya kustomisasi report), dilakukan

dengan ujicoba mengakses langsung database yang disimpan dalam format DBase.

Terkadang berhasil terkadang tidak karena struktur datanya proprietary dan kompleks serta

jumlah rekodnya banyak. Untuk mempelajari struktur database, dicoba melakukan kontak via

email ke developer Alice. Tetapi tidak ada respon sama sekali. Disini muncul masalah kedua.

Sulitnya mempelajari lebih mendalam cara kerja perangkat lunak Alice. Karena Alice

Page 2: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

merupakan sistem proprietary yang serba tertutup, segala sesuatunya sangat tergantung

vendor. Dibutuhkan sejumlah uang untuk mendapatkan layanan resmi untuk kustomisasi.

Perpustakaan Depdiknas salah satu tupoksinya adalah melakukan koordinasi pengelolaan

perpustakaan unit kerja dibawah lingkungan Depdiknas. Dalam implementasinya, seringkali

muncul kebutuhan untuk bisa mendistribusikan perangkat lunak sistem perpustakaan ke

berbagai unit kerja tersebut. Disini masalah ketiga: sulit (atau tidak mungkin) untuk

melakukan redistribusi sistem Alice. Alice merupakan perangkat lunak yang secara lisensi

tidak memungkinkan diredistribusi oleh pengelola Perpustakaan Depdiknas secara bebas.

Semuanya harus ijin dan membutuhkan biaya.

November 2006, perpustakaan dihadapkan oleh sebuah masalah mendasar. Sistem Alice

tiba-tiba tidak bisa digunakan. Ternyata Alice yang digunakan selama ini diimplementasikan

dengan sistem sewa. Pantas saja biayanya relatif murah. Tiap tahun pengguna harus

membayar kembali untuk memperpanjang masa sewa pakainya. Tetapi yang

mengkhawatirkan adalah fakta bahwa perpustakaan harus menyimpan semua informasi

penting dan kritikal di sebuah sistem yang tidak pernah dimiliki. Yang kalau lupa atau tidak

mau membayar sewa lagi, hilanglah akses terhadap data kita sendiri. Konyol sekali. Itu sama

saja dengan bunuh diri kalau masih tergantung dengan sistem berlisensi seperti itu.

Akhirnya pengelola Perpustakaan Depdiknas me-review kembali penggunaan sistem

Alice di perpustakaan Depdiknas. Beberapa poin pentingnya antara lain:

Alice memang handal (reliable), tapi punya banyak keterbatasan. Biaya sewanya

memang relatif murah, tetapi kalau membutuhkan support tambahan, baik sederhana

ataupun kompleks, sangat tergantung dengan developer Alice yang berpusat di

Inggris. Butuh biaya yang kalau di total juga tidak murah.

Model lisensi proprietary yang digunakan developer Alice tidak cocok dengan kondisi

kebanyakan perpustakaan di Indonesia. Padahal pengelola Perpustakaan Depdiknas

sebagai koordinator banyak perpustakaan di lingkungan Depdiknas, punya

kepentingan untuk bisa dengan bebas melakukan banyak hal terhadap software yang

digunakan.

Menyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu

software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa, dianggap sesuatu yang

konyol dan mengancam independensi dan keberlangsungan perpustakaan itu sendiri.

Page 3: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

Alice berjalan diatas sistem operasi Windows yang juga proprietary padahal pengelola

Perpustakaan Depdiknas ingin beralih menggunakan Sistem Operasi open source

(seperti GNU/Linux dan FreeBSD).

Masalah devisa negara yang terbuang untuk membayar software yang tidak pernah

dimiliki.

Intinya: pengelola Perpustakaan Depdiknas ingin menggunakan software yang memberikan

dan menjamin kebebasan untuk menggunakan, mempelajari, memodifikasi dan melakukan

redistribusi. Lisensi Alice tidak memungkinkan untuk itu. Setelah itu, memutuskan untuk

hijrah menggunakan sistem yang lain, maka langkah berikutnya adalah mencari sistem yang

ada untuk digunakan atau mengembangkan sendiri sistem yang dibutuhkan.

Karena tidak menemukan sistem yang dibutuhkan, maka diputuskan untuk

mengembangkan sendiri aplikasi sistem perpustakaan yang dibutuhkan. Dalam dunia

pengembangan software, salah satu best practice-nya adalah memberikan nama kode

(codename) pengembangan. Nama kode berbeda dengan nama aplikasinya itu sendiri. Nama

kode biasanya berbeda-beda tiap versi. Misalnya kode nama “Hardy Heron” untuk Ubuntu

Linux 8.04 dan “Jaunty Jackalope” untuk Ubuntu Linux 9.04. Pengelola perpustakaan

Depdiknas Untuk versi awal (1.0) aplikasi yang akan dikembangkan, memberikan nama kode

“Senayan”.

Senayan pertama kali digunakan di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional.

Pengembangan Senayan dilakukan oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir

oleh Hendro Wicaksono, dengan Programmer Arie Nugraha dan Wardiyono. Sementara

dokumentasi dikerjakan oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, dan Arif Syamsudin.

Pada Januari 2012, developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipi

(Gorontalo) dan Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer

dan Jhon Urrego Felipe Mejia.

Menurut Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha, anggota tim pengembang Senayan,

program manajemen perpustakaan ini pertama kali dikembangkan pada November 2006.

Waktu itu, para pengelola Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tengah

kebingungan karena program manajemen perpustakaan Alice habis masa pakainya. Alice

adalah perangkat lunak bikinan Softlink sumbangan Pusat Kebudayaan Inggris, British

Council. Departemen tak memiliki anggaran untuk memperpanjang masa pakai Alice. Selain

Page 4: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

itu, Alice adalah produk tidak bebas (proprietary) yang serba tertutup. Staf perpustakaan sulit

mempelajari program tersebut. Alice bahkan tak dapat dipasang di server atau komputer lain,

sehingga tidak dapat didistribusikan ke perpustakaan di lingkungan departemen tersebut.

Hendro lantas mengusulkan ke Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat, yang

memayungi perpustakaan di departemen itu, untuk membuat program baru sebagai pengganti

Alice. Software baru itu kemudian dikembangkan dengan General Public License, sistem

perizinan yang lazim digunakan dalam perangkat lunak berbasis sumber terbuka. Perizinan

ini mensyaratkan agar software tersebut harus dapat digunakan, dipelajari, diubah, dan

didistribusikan ke pihak lain secara bebas.

Pada awalnya Hendro dan Arie Nugraha, pustakawan lain di sana, mencari perangkat

lunak yang sudah jadi, tapi terbentur sejumlah masalah. Beberapa peranti lunak, seperti PHP

MyLibrary dan OpenBiblio, ternyata kurang serius menerapkan prinsip pengembangan

aplikasi dan basis data. Dalam basis data yang bagus, misalnya, tabel pengarang dan buku

harus terpisah. Teknologi yang digunakan dalam software itu pun umumnya memakai bahasa

pemrograman Perl dan C++ yang relatif lebih sulit dipelajari oleh para pustakawan

departemen yang tak punya latar belakang ilmu teknologi informasi. Selain itu, beberapa

perangkat lunak tersebut sudah tidak aktif atau lama sekali tidak muncul versi terbarunya.

Dengan berbagai pertimbangan itu, mereka memutuskan membuat perangkat lunak yang baru

sama sekali dengan memanfaatkan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL, yang

mereka pelajari secara otodidak. SLiMS lahir dan dikembangkan di perpustakaan yang

berlokasi di kawasan Senayan dan nama itu dirasa cocok dan punya nilai pasar yang bagus,

aplikasi sistem perpustakaan itu pun dinamai seperti tempat kelahirannya. Senayan berukuran

kecil dan sangat mudah dipasang di komputer, baik yang memakai sistem operasi Linux

maupun Windows.

Meski dibangun di atas platform GNU/Linux, Senayan bisa berjalan hampir di semua

sistem operasi komputer, termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktivitas

pengguna, aplikasi ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML)

untuk tampilannya di peramban. Beberapa software bersumber terbuka lain juga dipasang di

Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti genbarcode untuk pembuatan barcode,

PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan tinyMCE untuk penyuntingan teks berbasis web.

Yang terpenting, Senayan dirancang sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan,

Page 5: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

misalkan standar pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan

pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar ini umum dipakai di seluruh dunia.

B. Spesifikasi Teknis

1. Mengembangkan Senayan

Sebelum mulai mengembangkan Senayan, ada beberapa keputusan desain

aplikasi yang harus dibuat. Aspek desain ini penting diantaranya untuk

pengambilankeputusan dari berbagai masukan yang datang dari komunitas. Antara

lain:

Senayan adalah aplikasi untuk kebutuhan administrasi dan konten

perpustakaan (Library Automation System). Senayan didesain untuk kebutuhan

skala menengah maupun besar. Cocok untuk perpustakaan yang memiliki

koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu lokal

(intranet) dan internet.

Senayan dibangun dengan memperhatikan best practice dalam pengembangan

software seperti dalam hal penulisan source code, dokumentasi, dan desain

database.

Senayan dirancang untuk compliant dengan standar pengelolaan koleksi di

perpustakaan. Untuk standar pengatalogan minimal memenuhi syarat AACR 2

level 2 (Anglo-American Cataloging Rules). Kebutuhan untuk kesesuaian

dengan standar di perpustakaan terus berkembang dan pengelola perpustakaan

Depdiknas dan developer Senayan berkomitmen untuk terus mengembangkan

Senayan agar mengikuti standar-standar tersebut.

Senayan didesain agar bisa juga menjadi middleware bagi aplikasi lain untuk

menggunakan data yang ada didalam Senayan. Untuk itu Senayan akan

menyediakan API (application programming Interface) yang berbasis web

service.

Senayan merupakan aplikasi yang cross-platform, baik dari sisi aplikasinya itu

sendiri dan akses terhadap aplikasi. Untuk itu basis yang paling tepat ada basis

web.

Page 6: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

Teknologi yang digunakan untuk membangun Senayan, haruslah terbukti bisa

diinstall di banyak platform sistem operasi, berlisensi open source dan mudah

dipelajari oleh pengelola perpustakaan Depdiknas. Diputuskan untuk

menggunakan PHP (www.php.net) untuk web scripting languange dan

MySQL (www.mysql.com) untuk server database.

Diputuskan untuk mengembangkan library PHP sendiri yang didesain spesifik

untuk kebutuhan membangun library automation system. Tidak menggunakan

library PHP yang sudah terkenal seperti PEAR (pear.php.net) karena alasan

penguasaan terhadap teknologi dan kesederhanaan. Library tersebut

diberinama “simbio”.

Untuk mempercepat proses pengembangan, beberapa modul atau fungsi yang

dibutuhkan yang dirasa terlalu lama dan rumit untuk dikembangkan sendiri,

akan menggunakan software open source yang berlisensi open source juga.

Misalnya: flowplayer untuk dukungan multimedia, prototype.js untuk

dukungan AJAX (Asynchronous Javascript and XML), genbarcode untuk

dukungan pembuatan barcode, PHPThumb untuk dukungan generate image

on-the-fly, tinyMCE untuk web-based text editor, dan lain-lain.

Untuk menjaga spirit open source, proses pengembangan Senayan dilakukan

dengan infrastruktur yang berbasis open source. Misalnya: server web

menggunakan Apache, server produksi menggunakan OS Linux Centos dan

OpenSuse, para developer melakukan pengembangan dengan OS Ubuntu

Linux, manajemen source code menggunakan software git, dan lain-lain.

Senayan dirilis ke masyarakat umum dengan lisensi GNU/GPL versi 3 yang

menjamin kebebasan penggunanya untuk mempelajari, menggunakan,

memodifikasi dan redistribusi Senayan.

Para developer dan pengelola perpustakaan Depdiknas berkomitmen untuk

terus mengembangkan Senayan dan menjadikannya salah satu contoh software

perpustakaan yang open source, berbasis di indonesia dan menjadi salah satu

contoh bagi model pengembangan open source yang terbukti berjalan dengan

baik.

Page 7: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

Model pengembangan Senayan adalah open source yang artinya setiap orang

dipersilahkan memberikan kontribusinya. Baik dari sisi pemrogaman,

template, dokumentasi, dan lain-lain. Tentu saja ada mekanisme mana

kontribusi yang bagus untuk dimasukkan dalam rilis resmi, mana yang tidak.

2. Model pengembangan senayan

Pengembangan Senayan awalnya diinisiasi oleh pengelola Perpustakaan

Depdiknas. Tetapi sekarang komunitas pengembang Senayan (Senayan Developer

Community) yang lebih banyak mengambil peran dalam mengembangkan Senayan.

Beberapa hal dibawah ini merupakan kultur yang dibangun dalam mengembangkan

Senayan:

Meritokrasi. Siapa saja bisa berkontribusi. Mereka yang banyak memberikan

kontribusi, akan mendapatkan privilege lebih dibandingkan yang lain.

Minimal punya concern terhadap pengembangan perpustakaan. Contoh lain:

berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi, bekerja di

perpustakaan, mengelola perpustakaan, dan lain-lain. Diharapkan dengan

kondisi ini, sense of librarianship melekat di tiap developer/ pengguna

Senayan. Sejauh ini, semua developer senayan merupakan pustakawan atau

berlatarbelakang pendidikan kepustakawanan (Information and

Librarianship).

Release early, release often, and listen to your customer. Release early artinya

setiap perbaikan dan penambahan fitur, secepat mungkin dirilis ke publik.

Diharapkan bugs yang ada, bisa cepat ditemukan oleh komunitas, dilaporkan

ke developer, untuk kemudian dirilis perbaikannya. Release often, artinya

sesering mungkin memberikan update perbaikan bugs dan penambahan fitur.

Ini “memaksa” developer Senayan untuk terus kreatif menambahkan fitur

Senayan. Release often juga membuat pengguna berkeyakinan bahwa Senayan

punya sustainability yang baik dan terus aktif dikembangkan. Selain itu,

release often juga mempunyai dampak pemasaran. Pengguna dan calon

pengguna, selalu diingatkan tentang keberadaan Senayan. Tentunya dengan

cara yang elegan, yaitu rilis-rilis Senayan. Sejak dirilis ke publik pertama kali

November 2007 sampai Juli 2009 (kurang lebih 20 bulan) telah dirilis 18 rilis

Page 8: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

resmi Senayan. Listen to your customer. Developer Senayan selalu berusaha

mengakomodasi kebutuhan pengguna baik yang masuk melalui report di

mailing list, ataupun melalui bugs tracking system. Tentu tidak semua

masukan diakomodasi, harus disesuaikan dengan desain dan roadmap

pengembangan Senayan.

Dokumentasi. Developer Senayan meyakini pentingnya dokumentasi yang

baik dalam mensukseskan implementasi Senayan dibanyak tempat. Karena itu

pengembang Senayan mempunyai tim khusus yang bertanggungjawab yang

mengembangkan dokumentasi Senayan agar terus up-to-date mengikuti rilis

terbaru.

Agar ada percepatan dalam pengembangan dan untuk mengakrabkan antar pengembang

Senayan, minimal setahun sekali diadakan Senayan Developers Day yang mengumpulkan

para developer Senayan dari berbagai kota, dan melakukan coding bersama-sama.

3. Fitur Senayan

Sebagai sebuah Sistem Automasi Perpustakaan yang terintergrasi, modul-modul yang

telah terdapat di SENAYAN adalah sebagai berikut:

Modul Pengatalogan (Cataloging Module)

o Compliance dengan standar AACR2 (Anglo-American Cataloging Rules).

o Fitur untuk membuat, mengedit, dan menghapus data bibliografi sesuai

dengan standar deskripsi bibliografi AACR2 level ke dua.

o Mendukung pengelolaan koleksi dalam berbagai macam format seperti

monograph, terbitan berseri, audio visual, dsb.

o Mendukung penyimpanan data bibliografi dari situs di Internet.

o Mendukung penggunaan Barcode.

o Manajemen item koleksi untuk dokumen dengan banyak kopi dan format yang

berbeda.

Page 9: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

o Mendukung format XML untuk pertukaran data dengan menggunakan standar

metadata MODS (Metadata Object Description Schema).

o Pencetakan Barcode item/kopi koleksi Built-in.

o Pencetakan Label Punggung koleksi Built-in.

o Pengambilan data katalog melalui protokol Z3950 ke database koleksi Library

of Congress.

o Pengelolaan koleksi yang hilang, dalam perbaikan, dan rusak serta pencatatan

statusnya untuk dilakukan pergantian/ perbaikan terhadap koleksi.

o Daftar kendali untuk pengarang (baik pengarang orang, badan/lembaga, dan

pertemuan) sebagai standar konsistensi penuliasn

o Pengaturan hak akses pengelolaan data bibliografi hanya untuk staf yang

berhak.

Modul Penelusuran (OPAC/Online Public Access catalog Module)

o Pencarian sederhana.

o Pencarian tingkat lanjut (Advanced).

o Dukungan penggunaan Boolean’s Logic dan implementasi CQL (Common

Query Language).

o OPAC Web Services berbasis XML.

o Mendukung akses OPAC melalui peralatan portabel (mobile device)

o Menampilkan informasi lengkap tetang status koleksi di perpustakaan, tanggal

pengembalian, dan pemesanan item/koleksi

o Detil informasi juga menampilkan gambar sampul buku, lampiran dalam

format elektronik yang tersedia (jika ada) serta fasilitas menampilkan koleksi

audio dan visual.

Page 10: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

o Menyediakan hyperlink tambahan untuk pencarian lanjutan berdasarkan

penulis, dan subjek.

Modul Sirkulasi (Circulation Module)

o Mampu memproses peminjaman dan pengembalian koleksi secara efisien,

efektif dan aman.

o Mendukung fitur reservasi koleksi yang sedang dipinjam, termasuk

reminder/pemberitahuan-nya.

o Mendukung fitur manajemen denda. Dilengkapi fleksibilitas untuk pemakai

membayar denda secara cicilan.

o Mendukung fitur reminder untuk berbagai keperluan seperti melakukan black

list terhadap pemakai yang bermasalah atau habis keanggotaannya.

o Mendukung fitur pengkalenderan (calendaring) untuk diintegrasikan dengan

penghitungan masa peminjaman, denda, dan lain-lain.

o Memungkinkan penentuan hari-hari libur non-standar yang spesifik.

o Dukungan terhadap ragam jenis tipe pemakai dengan masa pinjam beragam

untuk berbagai jenis keanggotaan.

o Menyimpan histori peminjaman anggota.

o Mendukung pembuatan peraturan peminjaman yang sangat rinci dengan

mengkombinasikan parameter keanggotaan, jenis koleksi, dan gmd selain

aturan peminjaman standar berdasarkan jenis keanggotaan

Modul Manajemen Keanggotaan (Membership Management Module)

o Memungkinkan beragam tipe pemakai dengan ragam jenis kategori

peminjaman, ragam jenis keanggotaan dan pembedaan setiap layanan sirkulasi

Page 11: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

dalam jumlah koleksi serta lama peminjaman untuk jenis koleksi untuk setiap

jenis/kategori.

o Dukungan terhadap input menggunakan barcode reader

o Memungkinkan untuk menyimpan informasi preferensi pemakai atau subject

interest.

o Memungkinkan untuk menyimpan informasi tambahan untuk keperluan

reminder pada saat transaksi.

o Memungkinkan menyimpan informasi detail pemakai yang lebih lengkap.

o Pencarian informasi anggota minimal berdasarkan nomor dan nama anggota.

o Pembuatan kartu anggota yang dilengkapi dengan barcode untuk transaksi

peminjaman.

Modul Inventarisasi Koleksi (Stocktaking Module)

o Proses inventarisasi koleksi bisa dilakukan secara bertahap dan parsial tanpa

harus menutup layanan perpustakaan secara keseluruhan.

o Proses inventarisasi bisa dilakukan secara efisien dan efektif.

o Terdapat pilihan untuk menghapus data secara otomatis pada saat akhir proses

inventarisasi terhadap koleksi yang dianggap hilang.

Modul Statistik/ Pelaporan (Report Module)

o Meliputi pelaporan untuk semua modul-modul yang tersedia di Senayan.

Laporan Judul.

Laporan Items/ Kopi koleksi.

Laporan Keanggotaan.

Laporan jumlah koleksi berdasarkan klasifikasi.

Laporan Keterlambatan.

Page 12: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

o Berbagai macam statistik seperti statistik koleksi, peminjaman, keanggotaan,

keterpakaian koleksi.

o Tampilan laporan yang sudah didesain printer-friendly, sehingga memudahkan

untuk dicetak.

o Filter data yang lengkap untuk setiap laporan.

o API untuk pelaporan yang relatif mudah dipelajari untuk membuat custom

report baru.

Modul Manajemen Terbitan Berseri (Serial Control)

o Manajemen data langganan.

o Manajemen data Kardex.

o Manajemen tracking data terbitan yang akan terbit dan yang sudah ada.

o Memungkinkan tracking data terbitan berseri yang jadwal terbitnya tidak

teratur (pengaturan yang fleksibel).

Modul Lain-lain

o Dukungan antar muka yang multi bahasa (internasionalisasi) dengan Gettext.

o Dukungan terhadap penggunaan huruf bukan latin untuk pengisian data dan

pencarian.

4. Roadmap Pengembangan Senayan

SENAYAN akan terus dikembangkan oleh para pengembangnya beserta komunitas

pengguna SENAYAN lainnya. Berikut adalah Roadmap pengembangan SENAYAN ke

depannya:

Pengembangan aplikasi:

o Kompatibilitas dengan MARC dan standar pertukaran data yang komplit.

o Katalog induk/ bersama (union catalog)

o Implementasi Thesaurus.

Page 13: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

o Implementasi Library 2.0.

o Peningkatan dukungan manajemen konten digital dan entri analitikal

Pengembangan basis komunitas pengguna:

o Membangun komunitas pengguna di berbagai kota

o Mengadakan Senayan Developers Day untuk silaturahmi antar developer

Senayan, update dokumentasi, penambahan fitur baru dan bug fixing dan

mencari bibit pengembang yang baru.

o Workshop/Seminar Nasional Tahunan

o Jam Sessions rutin setiap 3 bulan

C. Model Bisnis Senayan

Yang dimaksud dengan model bisnis adalah bagaimana pengembangan Senayan bisa terus

survive dengan segala keterbatasan yang ada. Tidak hanya terkait uang, tetapi manfaat lain

yang didapat baik secara institusi dan personal. Aplikasi perpustakaan ini mulai

dikembangkan pada awal Maret 2007. Saat itu tim pengembangnya ada dua orang, yaitu:

penulis sendiri sebagai Application & Database Designer juga programmer serta Arie

Nugraha sebagai programmer utama. Nama kode pengembangan saat itu adalah “Senayan”,

karena dikembangkan di perpustakaan Depdiknas yang berlokasi di Senayan. Belakangan

karena nama itu dianggap mudah diterima banyak orang, nama “Senayan Library

Automation” (atau biasa disebut Senayan) dipilih sebagai nama resmi aplikasi manajemen

perpustakaan yang dikembangkan di Perpustakaan Depdiknas.

Masa awal pengembangan Senayan, komunitas belumlah dilibatkan. Praktis hanya dua

orang yang melakukan pengembangan. Ulangtahun library@senayan yang kedua tanggal 29

November 2007 dijadikan momen untuk rilis Senayan pertama kali ke publik. Versi yang

dirilis senayan3-rc4. Saat itu Senayan masih belum diimplementasikan di library@senayan.

Pengumuman dirilisnya aplikasi Senayan juga diumumkan ke berbagai milis terkait

perpustakaan dan kepustakawanan, seperti [email protected], ics-

[email protected], dan lain-lain. Sejak itu mulailah pengembangan Senayan melibatkan

banyak orang. Distribusi Senayan dilakukan melalui web http://senayan.diknas.go.id dan

diskusi teknis dilakukan di milis [email protected].

Page 14: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

Mulai pengembangan Senayan masuk ke tahap berikutnya: membentuk komunitas

pengguna serta berusaha melibatkan banyak orang sebagai developer. Model pengembangan

yang dianut adalah Open Source. Dimana tiap orang mempunyai akses ke source code dan

didorong untuk aktif dalam desain, pengembangan, dan distribusi Senayan. Tapi berbagai

pengambilan keputusan penting tetap ditangan penulis sebagai lead developer Senayan.

Senayan rilis awal masih menyimpan banyak bugs. Ini terbukti dari banyaknya laporan yang

masuk melalui milis dan bugs report system serta melalui ujicoba lapangan di beberapa

tempat. Untuk mengatasi berbagai bugs tersebut, dirilis senayan3-rc5 sampai senayan3-rc10.

Februari 2008 dirilislah senayan3-stable1 yang dianggap sudah stabil untuk produksi.

Pada 22 maret 2008 dirilis senayan3-stable2. Awal April 2008 library@senayan mulai

resmi mengimplementasikan Senayan menggantikan Alice. Sampai proposal ini dibuat, rilis

terakhir Senayan adalah senayan3-stable9. Untuk mempercepat pengembangan Senayan,

beberapa hal yang dilakukan antara lain: Mengadakan Senayan Developers Day (SDD). Yaitu

para developer inti Senayan, dikumpulkan selama kurang lebih 2-3 hari di library@senayan

dan berkonsentrasi melakukan penambahan fitur, perbaikan dan update dokumentasi. Output

dari kegiatan adalah rilis baru dan update dokumentasi.

Dalam setiap rilis Senayan, saat ini didistribusikan dalam dua versi.

Pertama, Senayan Source. Yaitu hanya aplikasi Senayan, yang ditujukan untuk

pemakai tingkat lanjut, atau mereka yang sudah memiliki komputer dimana web

server (biasanya Apache), PHP dan MySQL sudah terinstall sebelumnya. Pengguna

sistem operasi selain Windows juga menggunakan distribusi ini.

Kedua adalah distribusi Portable Senayan (psenayan). Yaitu Senayan yang sudah

dipaketkan dengan Apache, PHP dan MySQL. Sehingga pengguna tinggal copy,

ekstrak, dan gunakan. Ditujukan untuk pengguna Windows yang biasanya masih

awam dengan persyaratan software yang harus tersedia untuk menjalankan Senayan.

Dalam melakukan pengembangan Senayan, kira-kira 95% dilakukan pada platform

GNU/Linux. Penggunaan Windows dalam pengembangan hanya sebatas pembuatan

distribusi Portable Senayan dan ujicoba. Pengembangan Bisnis Komersial berupa: dukungan

layanan korporasi dan terdedikasi, web hosting Senayan, sponsorship modul. Dana

pengembangan Senayan didapat dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh pengembang

Senayan. Antara lain:

Dedicated support dari institusi yang meminta dukungan implementasi Senayan

secara khusus.

Training/ Pelatihan yang diadakan oleh tim pengembang Senayan

Page 15: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

Dari institusi yang mempunyai concern/ perhatian dalam pengembangan Senayan

atau software Open Source pada umumnya.

D. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari software Senayan sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan berbasis

free open source software adalah :

1. Senayan dapat diperoleh dan digunakan secara gratis.

Perangkat lunak merupakan salah satu komponen penting dalam implementasi

otomasi perpustakaan. Sayangnya tidak semua perpustakaan mampu menyediakan

perangkat lunak untuk otomasi perpustakaan. Hal ini disebabkan karena harga

perangkat lunak otomasi sulit dijangkau oleh banyak perpustakaan di Tanah Air.

Kehadiran Senayan sebagai salah satu perangkat lunak otomasi berbasis FOSS

menjadi solusi terkait sulitnya dengan pengadaan perangkat lunak otomasi karena

perangkat lunak ini dapat diperoleh secara gratis.

2. Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan.

Menurut Saffady, sebuah perangkat lunak otomasi perpustakaan minimal

memiliki fasilitas layanan sirkulasi, katalogisasi serta on-line public access

catalog atau OPAC. Senayan tidak hanya menyediakan fasilitas layanan sirkulasi,

katalogisasi dan OPAC. Senayan menyediakan fasilitas lain seperti manajemen

keanggotaan, fasilitas untuk pengaturan perangkat lunak, cetak barcode (baik

barcode anggota maupun barcode buku), penyiangan serta fasilitas laporan dan

unggah koleksi digital.

3. Senayan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman interpreter

Senayan dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman.

PHP merupakan bahasa pemrograman interpreter yang memungkinkan untuk

dimodifikasi. Dengan demikian maka perpustakaan memungkinkan memodifikasi

Senayan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.

4. Senayan dikembangankan oleh sumber daya manusia local.

Senayan dikembangan oleh sumber daya manusia lokal, atau dikembangkan

oleh SDM bangsa Indonesia. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi

perpustakaan dan pengguna Senayan. Keuntungan tersebut adalah Senayan sesuai

Page 16: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

dengan kebutuhan perpustakaan di Tanah Air dan pengguna Senayan dapat

berkomunikasi dengan mudah dengan para pengembang Senayan jika mengalami

masalah dalam pemanfaatan Senayan.

5. Instalasi Mudah dilakukan.

Sebagai perangkat lunak yang tergolong dalam jenis perangkat lunak berbasis

web instalasi Senayan mudah dilakukan, baik itu untuk system operasi windows

maupun system operasi linux.

6. Mampu berjalan di sistem operasi linux maupun windows.

Windows ataupun linux merupakan dua sistem operasi yang familiar digunakan

oleh perpustakaan di Indonesia. Senayan mampu berjalan stabil di dua sistem

operasi tersebut. Dengan demikian maka perpustakaan pengguna sistem operasi

windows maupun linux tidak perlu khawatir tidak dapat menggunakan Senayan

karena tidak mampu berjalan disalah satu sistem operasi.

7. Memiliki dokumentasi yang lengkap.

Dokumentasi (modul dan manual) memiliki peranan penting dalam

pengembangan sebuah perangkat lunak, termasuk FOSS. Eksistensi dokumentasi

akan memudahkan pengguna atau calon pengguna dalam memperlajari sebuah

perangkat lunak. Dengan dokumentasi yang lengkap pengguna atau calon

pengguna Senayan dapat dengan mudah mempelajari Senayan.

8. Memiliki prospek pengembangan yang jelas.

Perkembangan Senayan terjadi sangat cepat dalam kurun waktu 2 tahun

perangkat lunak it uterus memperbaiki diri. Perbaikan ini terlihat dari banyaknya

versi yang telah dirilis ke publik. Kondisi ini mencerminkan bahwa perangkat

lunak ini memiliki prospek pengembangan. Apabila perangkat lunak ini terus

diperbaharui maka pengguna Senayan yang akan memperoleh manfaatnya dari

perbaikan terhadap kelemahan serta fasilitas tambahan yang disediakan dalam

versi Senayan terbaru.

9. Memiliki forum komunikasi antara pengguna dan pengembang.

Senayan menggunakan [email protected]. Email ini sebagai forum

komunikasi antar sesama pengguna Senayan atau pengembang Senayan.

Keberadaan forum pengguna ini memungkinkan pengguna saling bertukar

pengalaman terkait dengan pemanfaatan Senayan atau berkomunikasi dengan

Page 17: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

pengembangan jika mengalami kesulitan dalam pemanfaatan Senayan. Dengan

demikian calon pengguna tidak perlu bingung kemana harus berkonsultasi jika

mengalami masalah dalam pemanfaatan Senayan, pengguna dapat berkonsultasi

melalui milist ini.

Sedangkan kekurangan dari Senayan sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan

berbasis free open source software adalah :

1) Kompatibilitas web browser.

Untuk mengakses Senayan diperlukan web browser. Sayangnya tidak semua

web browser mampu menjalankan aplikasi ini dengan sempurna. perangkat lunak

ini merekomendasikan mozilla firefox sebagai web browser. Sehingga jika

penggunaan web browser selain mozilla firefox mampu tampilan Senayan tidak

akan muncul secara sempurna. Misalnya ada beberapa menu yang akan tertutupi

oleh banner jika pengguna menggunakan internet eksplorer sebagai web browser.

Namun jika hanya digunakan untuk mengakses OPAC (online public access

catalog) semua web browser dapat digunakan.

2) Otoritas  akses file.

Senayan menyediakan fasilitas upload (unggah) file. Dengan fasilitas ini

pengelola perpustakaan dapat menyajikan koleksi digital yang dimiliki

perpustakaan, seperti e-book, e-journal, skripsi digital, tesis digital dan koleksi

digital lainnya. Namun fasilitas upload file ini tidak dilengkapi dengan pembagian

otoritas akses file. Akibatnya setiap koleksi digital yang telah di upload ke dalam

Senayan berarti dapat diakses oleh semua orang. Kondisi ini tentu sedikit

mengkhawatirkan jika koleksi digital yang diupload adalah skripsi, tesis atau

laporan penelitian digital. Skripsi digital, tesis atau laporan penelitian digital

dibatasi aksesnya karena koleksi digital jenis rentan dengan masalah plagiasi.

E. Arahan Ke depan

Adanya Senayan Library Management System (SLiMS) sudah memudahkan

tugas pustakawan dalam mengelolah dan melayani pemustaka dan pengguna

informasi. Baik dalam hal pendaftaran anggota, entri buku baru, temu kembali

informasi dan bahan perpustakaan, hingga sirkulasi peminjaman-pengembalian.

SliMS yang open source memudahkan kami untuk belajar sistem automasi

perpustakaan yang mudah dan praktis. Terlebih dengan standardisasi nasional. Yang

Page 18: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

banyak digunakan oleh perpustakaan di Indonesia. Harapannya ke depan, SliMS

mampu melebarkan sayapnya sehingga SliMS dapat digunakan oleh banyak

perpustakaan di dunia, tidak hanya di Indonesia saja. Hal tersebut tentunya didukung

oleh sumber daya manusia yang mampu memodifikasi dan memperbaiki kekurangan

SliMS tersebut.

Daftar Bibliografi

Perpustakaan Nasional RI. 2008. Dokumentasi SliMS berdasar Meranti. Jakarta :

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Perpustakaan Nasional RI. 2008.Tips and Trik SLiMS. Jakarta : Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia

Wicaksono, Hendra. 2009. Indonesia Go Open Source.

(http://hendrowicaksono.multiply.com/photos/album/42/) diakses pada tanggal 4 Juni 2013

Page 19: slimsmetadata.files.wordpress.com€¦ · Web viewMenyimpan data penting dan kritikal untuk operasional perpustakaan di suatu software yang proprietary dan menggunakan sistem sewa,

REVIEW APLIKASI OSS PERPUSTAKAAN

Untuk memenuhi Final Project Mata Kuliah Metadata dan Teknik Hypertext

Disusun Oleh :

Fidan Safira 115030700111013

Bagus Pradana Erlangga 115030706111002

Iramila Firda A 115030707111006

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013