sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN...

22
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT A. TUJUAN 1. Mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan berbagai kekuatan ion. 2. Menghitung kelarutan barium iodat ada I = 0 dengan jalan ekstrapolasi. 3. Menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai nilai I dan menguji penggunaan hukum Debye- Huckle. B. DASAR TEORI Bronsted, Bjerrum dan other memperlihatkan bahwa laju reaksi ionik bergantung pada kekuatan ionik dari larutan, karena kekuatan ionik dari larutan dapat dirubah dengan penambahan garam ionic, ini dikenal sebagai efek garam primer. Jika ion bermuatan sama (bermuatan positif), dan komplek teraktivasi membentuk muatan rangkap positif. Molekul-molekul pelarut didekat ion disebabkan oleh gaya elektrotatik kuat, yang membatasi kebebasan gerak mereka. Efek ini disebut solver binding atau electrostriction, akibatnya pengurangan dalam entropi. Jika ion muatan sama faktor frekwensi lebih kecil dari pada normal. Dalam suatu reaksi antara ion-ion berlawanan muatan, muatan terasosia dengan komplek aktifasi menurun, akibatnya menurunkan elektrichor dan entropy aktivasi positif (Budi Santosa, 2006). Salah satu cara untuk menunjukkan hubungan antara kekuatan ion dan aktvitas ion adalah mempelajari perubahan

Transcript of sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN...

Page 1: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKAKELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT

A. TUJUAN1. Mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan berbagai kekuatan

ion.

2. Menghitung kelarutan barium iodat ada I = 0 dengan jalan ekstrapolasi.

3. Menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai nilai I dan

menguji penggunaan hukum Debye-Huckle.

B. DASAR TEORIBronsted, Bjerrum dan other memperlihatkan bahwa laju reaksi ionik

bergantung pada kekuatan ionik dari larutan, karena kekuatan ionik dari larutan

dapat dirubah dengan penambahan garam ionic, ini dikenal sebagai efek garam

primer. Jika ion bermuatan sama (bermuatan positif), dan komplek teraktivasi

membentuk muatan rangkap positif. Molekul-molekul pelarut didekat ion

disebabkan oleh gaya elektrotatik kuat, yang membatasi kebebasan gerak

mereka. Efek ini disebut solver binding atau electrostriction, akibatnya

pengurangan dalam entropi. Jika ion muatan sama faktor frekwensi lebih kecil dari

pada normal.

Dalam suatu reaksi antara ion-ion berlawanan muatan, muatan terasosia

dengan komplek aktifasi menurun, akibatnya menurunkan elektrichor dan entropy

aktivasi positif (Budi Santosa, 2006).

Salah satu cara untuk menunjukkan hubungan antara kekuatan ion dan

aktvitas ion adalah mempelajari perubahan kelarutan elektrolit yang sedikit larut

(misalnya Ba (IO3)2) sebagai aikbat adanya penambahan elektrolit lain (bukan ion

senama, misalnya KCl). Agar hukum Debye-Huckel dapat diterapkan, konsentrasi

larutan elektrolit sedikit larut tersebut harus diukur dengan tepat walaupun

konsentrasinya rendah. Selain itu kelarutannya dalam air harus berada dalam

batas kisaran hukum Debye-Huckel, yaitu kelarutan ion<0,01 M untuk elektrolit 1-1

(uni-univalen).

Salah satu elektrolit yang memenuhi kriteria di atas adalah Ba(IO3)2 yang

konsentrasinya dapat di tentukan dengan menggunakan metode volumetrik yang

sederhana. Dengan menganalisis data yang diperoleh akan didapat koefisien

ativitas rata-rata (γ±).

Page 2: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

Aktivitas atau koefisien aktivitas suatu individu ion secara percobaan tidak

dapat ditentukan, karena itu di definisikan aktivitas rata-rata a±, dan koefisien

aktivitas rata –rata y ± yang untuk elektrolit 1-2 (uni-bivalen) didefinisikan sebagai

berikut:

a± = (a+ a-2)1/3………………………………………..(1)

γ ± = (γ + γ -2)1/3 ……………………………………..(2)

c± = (c+ c-2)1/3 ……………………………………….(3)

Bila nilai konsentrasi (c) dinyatakan dalam mol/liter, maka berdasarkan definisi

diatas di peroleh:

a± = γ ±.c± = Ka1/3 = konstan……………………………….(4)

Dalam hal ini, a adalah hasil kali aktivitas kelarutan yang dapat di turunkan

sebagai berikut:

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2IO3-

……………………………..(5)

Misalnya dalam larutan terdapat elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama

dengan Ba(IO3)2 (misal KCl) dan anggap kelarutan Ba(IO3)2 dalam air adalah s

mol/liter, maka c+ (konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan) = s mol/liter dan c-

(konsentrasi ion IO3- dalam larutan)= 2s mol/liter.

Dari persamaan (3) akan diperoleh:

c± = 1,59 s …………………………………..(6)

Dengan menggabungkan persamaan (6) dengan persamaan (4) diperoleh

s γ ± = (Ka1/3/1,5) = konstanta = so…………………(7)

Dalam hal ini so adalah kelarutan teoritis bila y± mendekati 1 satu (=1) yaitu

pada keadaan dimana kekuatan ion sama dengan nol (I=0). Karena y± selalu

menurun dengan meningkatnya kekuatan ion, maka baik kelarutan dan hasil kali

kelarutan, Ksp (dinyatakan dalam konsentrasi, bukan dalam aktivitas) dari

elektrolit yang sedikit larut akan meningkat dengan adanya penambahan elektrolit

lain yang tidak mengandung ion senama. Jika nilai so dapat ditentukan dengan

jalan ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, maka y± pada berbagai

konsentrasi akan dapat dihitung (γ± = so/s).

Pada larutan elektrolit, s bergantung pada kekuatan ion yang didefinisikan

sebagai:

…………………………. (8)

Keterangan:

ci = konsentrasi ion ke-i dalam mol/liter

Page 3: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

zi = muatan ion ke-i

Kekuatan ion (I) harus dihitung berdasarkan semua ion yang berada di

dalam larutan. Nilai I terendah yang dapat digunakan untuk mengukur kelarutan

dibatasi oleh kelarutan elektrolit dalam air. Ekstrapolasi ke kekuatan ion sama

dengan nol, dilakukan berdasarkan teori Debye-Huckle untuk elektrolit kuat.

Teori Debye-Huckle menyatakan bahwa untuk larutan dengan kekuatan ion

yang rendah (I<0,01) untuk eletrolit univalen (1-1), koefisien aktivitas rata-rata

suatu elektrolit yang berdisosiasi menjadi ion bermuatan Z+ dan Z- dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan:

Log γ ± = -A|Z+.Z-| )…………………..…(9)

A = tetapan dan untuk larutan dengan pelarut air pada suhu 25°C nilainya adalah

0,509. Gabungan persamaan (7) dan (9) untuk Ba(IO3)3 diperoleh:

Log s = log so + 2A ……………………..(10)

Jadi, pada kekuatan ion yang rendah kurva log s sebagai fungsi akan berupa

garis lurus.(Tim Dosen Kimia Fisika.2012)

C. ALAT DAN BAHAN1. Alat:

1. Labu erlenmeyer 250 ml 4. Labu takar 250 ml

2. Buret 5. Labu takar 100 ml

3. Pipet 25 ml

2. Bahan

KCl 0,1 M

Ba(IO3)2 (dapat disiapkan dari pencampuran NaIO3 dan BaCl2)

Na2S2O3 0,01 M

HCl 1 M

KI 0,5 g/L

Kanji

Page 4: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

D. CARA KERJA

E. HASIL DAN PEMBAHASANPercobaan Kelarutan Dan Koefisien Aktivitas Elektrolit Kuat ini memiliki

tujuan untuk mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan berbagai

kekuatan ion, menghitung kelarutan barium iodat pada I = 0 dan menghitung

koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai I serta menguji

penggunakan hukum Debye-Huckle.

Berdasarkan dari teori Debye-Huckle Untuk menunjukkan antara kekuatan

ion dan aktivitas ion dapat dilihat dari perubahan kelarutan elektrolit yang sedikit

larut dalam air, dalam hal ini Ba(IO3)2., dimana suatu diasumsikan bahwa suatu

electrolit kuat akan berdisosiasi secara sempurna mejadi ion-ionnya. Selain itu

juga diasumsikan bahwa pada konsenntrasi yang sangat encer interaksi yang

terjadi antara ion-ion yang terdapat dalam larutan hanya gaya tarik-menarik atau

gaya tolak-menolak.

Page 5: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

Salah satu cara untuk melihat bagaimana ketergantungan aktivitas ion

pada kekuatan ion adalah dengan jalan mempelajari perubahan kelarutan elektrolit

yang sedikit larut,dimana pada percobaan ini digunakan larutan barium

iodat,sebagai akibat adanya penamabahn elektrolit lain. Elektrolit yang

ditambahkan disini bukanlah suatu elektrolit dengan ion senama dengan baiun

iodat, tapi pada percobaan ini digunakan larutan KCl. Agar hukum Debye-Huckle

konsentrasi barium iodat yang digunakan harus berada dalam konsentrasi yang

rendah,yaitu kelarutan ion < 0,01.

Untuk melihat dan mengukur kelarutan barium iodat (Ba(IO3)2 dalam

larutan KCl dilakukan dalam prcobaan diamati kelarutan 7 buah labu barium iodat

pada penambahan KCl dengan konsentrasi 0,1; 0,05; 0,02; 0,01; 0,005; dan 0,002

masing-masing 25mL. Dan sebagai perbandingan diamati kelarutan barium iodat

jika larutan barium iodat tidak ditambahkan elektrolit lain,yaitu pada labu ketujuh

hanya ditambahkan air sebanyak 25mL. Kemudian pada masing masing labu ini

ditambahkan Barium Iodat secukupnya,yaitu penambahan dilakukan sedikit demi

sedikit dan penambahan dihentikan jika diamati larutan sudah tepat jenuh,dengan

catatan sealama penambahan larutan terus diaduk agar Barium Iodat yang

ditambahkan dapat larut dengan segera. Agar barium iodat tidak menguap maka

setelah penambahan barium iodat,labu harus segera ditutup. Setelah larutan

dipanaskan selama kurang lebih satu menit larutan kemudian didiamkan selama

satu hari dan setelah itu larutan disaring sehingga barium iodat yang tidak larut

tersaring oleh kertas saring. Kemudian masing masing labu diambil masing

masing 5ml larutan dan dilakukan titrasi terhadap laruatan tersebut menggunakan

larutan Natrium tiosulfat,Na2S2O3. Dan digunakan indikator kanji 1%, dan titik akhir

titrasi tercapai setelah warna biru hitam menghilang.

Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil volume tiosulfat yang

digunakan untuk titrasi sebanyak 7,1; 8,3; 9,5; 10,0; 12,0; 13,8 dan 21 ml. Dari

data yang diperoleh ini dapat ditentukan konsentrasi dari ion IO3- , kelarutan dari

barium iodat(sebagaimana yang telah disebutkan), logaritma dari kelarutan (log

S),kurva log S, intensitas rata-rata,koefisien aktivitas rata-rata dan log dari

koefisien aktivitas rata-rata yang kemudian dapat dibuat kurva log γ+- sebagai

fungsi dari I ½ .

Page 6: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

Nomor Labu

Erlenmeyer

Konsentrasi larutan KCl

(M)

Volume tiosulfat untuk

titrasi (mL)

Konsentrasi larutan

jenuh IO3-

(M)

Kelarutan (s)

Ba(IO3)2

(M)

Log s

1 0,1 7.2 0.350 0.175 -0.752 0,05 8.3 0.150 0.075 -1.123 0,02 9.7 0.050 0.025 -1.604 0,01 10.5 0.026 0.013 -1.85 0,005 12.2 0.0099 0.045 -1.3466 0,002 13.5 0.003 0.001 -37 0.001 8 - - -

Nomor Labu Erlenmeyer

Kekuatan Ion (I)

so/s = γ± Log γ±

1 0.362 0.601 0.242 -0.6162 0.160 0.4 0.386 -0.41343 0.057 0.238 0.562 -0.254 0.029 0.170 0.670 -0.175 0.010 0.1 0.764 -0.1166 0.004 0.006 0.851 -0.0707 - - - -

Dari data yang didapat ini dapat diketahui bahwa kelarutan barium iodat

dipengaruhi oleh banyaknya KCl yang ditambahkan, semakin besar konsentrasi

KCl yang dimasukkan maka semakin kecil kelarutan dari barium iodat. Dan

didapat kelarutan barium iodat yang paling besar adalah terdapat pada labu nomor

tujuh, yaitu pada labu dimana hanya barium iodat yang terdapat di dalam larutan

tanpa ada penambahan dari KCl.Setelah dilakkan analisis dan perhitungan pada

tersebut diperoleh hail seperti dalam table data pengamatan. Dari hasil tersebut

dapat diperoleh Kekuatan Ion dan Aktivitas Ion serta kelarutannya. Reaksi yang

terjadi pada saat titrasi adalah sebagai berikut.

IO3- + 8H+ + 6 H+ → 3 I3

- + 3H2OI3

- + 2 S2O3- → S4O6

- + 3 I-

Sebagai akibat penambahan elektrolit lain bukan senama KCl, dari hasil

perhitungan diperoleh grafik hubungan terhadap kelarutan. Dapat dilihat bahwa

kelarutan akan naik dengan naiknya konsentrasi. Demikian juga sebaliknya, dari

grafik plot log s terhadap diperoleh persamaan regresi linear y = 1.650x – 1,125

yang sebanding dengan persamaan log s = 2A + log so. Dengan jalan

ekstrapolasi (x = 0) diperoleh log s = 1,125 dan kelarutan (s) = 0,0749

Dari percobaaan yang telah dilakukan diperoleh grafik sebagai berikut:

Page 7: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

Gambar 1. Grafik Log S vs

Gambar 2. Grafik Log (So/s) vs

Kelarutan pada larutan elektrolit bergantung pada kekuatan ion, dimana

kelarutan semakin meningkat dengan meningkatnya kekuatan ion. Teori Debye-

Huckle memprediksi bahwa logaritma koefisien ionik rata-rata adalah fungsi linear

dari akar pangkat dua kekuatan ionik dan slopenya bernilai negatif. Koefisien

aktivitas ionik hanya bergantung pada muatan ion dan konsentrasinya. Hubungan

antara keduanya dapat dilihat dari grafik yang diperoleh dari hasil perhitungan.

Page 8: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

Sesuai grafik dapat dilihat bahwa koefisien aktivitas ionik rata-rata naik dengan

turunnya kekuatan ion.

F. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Semakin kecil konsentrasi KCl akan semakin besar volume larutan Na2S2O3

yang dibutuhkan

b. Semakin besar konsentrasi KCl, semakin besar pula kekuatan ion.

c. Harga koefisien aktifitas rata-rata cenderung menurun dengan

meningkatnya kekuatan ion

2. Saran

a. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.

b. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam

c. Alat yang digunakan sesuai dengan standar.

d. Pada percobaan setelah dilakukan pelarutan barium iodat kedalam labu

erlenmeyer,maka labu erlenmeyer harus segera ditutup agar barium iodat

tidak menguap.

G. DAFTAR PUSTAKABudi Santosa, Nurwachid. 2006. KIMIA FISIKA II. Semarang: Jurusan Kimia

FMIPA UNNES

Tim Dosen Kimia Fisika. 2012. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang.

Jurusan Kimia FMIPA UNNES.

Mengetahui, Semarang, 21 November 2012

Dosen Pengampu Praktikan

Ir. Sri Wahyuni, M.Si Siti Nursiami

NIM 4301410002

Page 9: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

H. JAWABAN PERTANYAAN1. T = 25°C

Konstanta dielektrik = 78,5

e = 1,6. 10-19

NA = 6,02.10-23 mol

k = 1,381.10-23 J/mol

A = ......?

H2O H+ + OH-

I = ½ (10-7 + 10-7) = 10-7

ln γ ± =

=

= 9,5387.10-56.

2. I= ½ [ c+ ] [ c- ]2

0.01 = ½ c2

0.02 = c2

C = 0.141

c± = ( c+c-2)1/3

= ( 0.141x0.1412)1/3

= 0.141

Log γ ±= -A|Z+.Z-| )

= -0.509| +1.-2|0.011/2)

= -0.1018

γ ± = 0.791

a± = γ ±.c± = 0.791x0.141 = 0.11153

Page 10: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

I. DATA PENGAMATAN

Nomor Labu Erlenmeyer

Konsentrasi larutan KCl (M)

Volume tiosulfat untuk titrasi (mL)

Konsentrasi larutan jenuh IO3

-

(M)

Kelarutan (s) Ba(IO3)2 (M)

Log s

1 0,1 7.2 0.350 0.175 -0.752 0,05 8.3 0.150 0.075 -1.123 0,02 9.7 0.050 0.025 -1.604 0,01 10.5 0.026 0.013 -1.85 0,005 12.2 0.0099 0.045 -1.3466 0,002 13.5 0.003 0.001 -37 0.001 8 - - -Suhu larutan dalam erlenmeyer = 28 oC

Standarisasi tiosulfat = 5 ml larutan KIO3 (0,0769gram dalam 100 ml)

Memerlukan 2 ml tiosulfat untuk netralisasi.

Nomor Labu Erlenmeyer

Kekuatan Ion (I)

so/s = γ± Log γ±

1 0.362 0.601 0.242 -0.6162 0.160 0.4 0.386 -0.41343 0.057 0.238 0.562 -0.254 0.029 0.170 0.670 -0.175 0.010 0.1 0.764 -0.1166 0.004 0.006 0.851 -0.0707 - - - -

J. Analisa DataA. Erlenmeyer 1

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3-

V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 ml

[ KCl ] = M1 = 0,1 M

V tiosulfat = V2 = 7,5 ml

V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0.1 M = 7,1 ml x M2

M2 = 0,352 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0,352 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2 Ba2++ 2 IO3-

s s 2s

[ IO3- ] = 0.352 M = 2s

Page 11: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

s = 0.352/2 = 0,176 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0.176 M

3. Log s

Log s = Log 0.176 = -0,754

4. Kekuatan ion (I)

KCl K+ + Cl-

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2 IO3-

I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

= ½ ( 0.1 + 0.1 + 0.352 + 0.176 )

= 0,364

5. I1/2 = 0.3641/2 = 0,603

6. log so = log s - |2A- |

= - 0,754 – ( 2 x 0.509 x 0.603)

= - 1,369

so = antilog -1,369

= 0,043

7. so/s = y± = 0,043 /0.176

= 0,243

8. log y± = log 0,26 = - 0,614

B. Erlenmeyer 2

1.Konsentrasi larutan jenuh IO3-

V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 ml

[ KCl ] = M1 = 0.05 M

V tiosulfat = V2 = 8,3 ml

V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0.05 M = 8,3 ml x M2

M2 = 0,151 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0,151 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2 Ba2++ 2 IO3-

s s 2s

[ IO3- ] = 0,151 M = 2s

s = 0,151/2 = 0,075 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0,075 M

3. Log s

Log s = Log 0,075 = -1,123

Page 12: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

4. Kekuatan ion (I)

KCl K+ + Cl-

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2 IO3-

I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

= ½ ( 0,05 + 0,05 + 0,151+ 0,075 )

= 0,163

5. I1/2 = 0,161/2 = 0,404

6. log so = log s - |2A- |

= - 1,12 – ( 2 x 0,509 x 0,404)

= -1,534

so = antilog -1,534

= 0,029

7. so/s = y± = 0,0292 / 0,075

= 0,388

8. log y± = log 0,388 = - 0,411

C. Erlenmeyer 3

1.Konsentrasi larutan jenuh IO3-

V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 ml

[ KCl ] = M1 = 0,02 M

V tiosulfat = V2 = 9.5 ml

V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0.02 M = 9. 5ml x M2

M2 = 0,053 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0,053 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2 Ba2++ 2 IO3-

s s 2s

[ IO3- ] = 0,053 M = 2s

s = 0,053/2 = 0,026 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0,026 M

3. Log s

Log s = Log 0,026 = - 1,580

4. Kekuatan ion (I)

KCl K+ + Cl-

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2 IO3-

I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

Page 13: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

= ½ ( 0,02 + 0,02 + 0,053 + 0,026 )

= 0,059

5. I1/2 = 0,051/2 = 0,244

6. log so = log s - |2A- |

= - 1,580 – ( 2 x 0.509 x 0,244)

= - 1,828

so = antilog -1,828

= 0,015

7. so/s = y± = 0,015/ 0,026

= 0,565

8. log y± = log 0,565= - 0,248

D. Erlenmeyer 4

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3-

V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 ml

[ KCl ] = M1 = 0.01 M

V tiosulfat = V2 = 10 ml

V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0,01 M = 10 ml x M2

M2 = 0,025 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0,025 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2 Ba2++ 2 IO3-

s s 2s

[ IO3- ] = 0,025 M = 2s

s = 0,025/2 = 0,013 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0,013 M

3. Log s

Log s = Log 0,013 = -1.903

4. Kekuatan ion (I)

KCl K+ + Cl-

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2 IO3-

I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

= ½ ( 0,01 + 0,01 + 0,025 + 0,013 )

= 0,029

5. I1/2 = 0,0291/2 = 0,170

6. log so = log s - |2A- |

Page 14: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

= - 2 – ( 2 x 0,509 x 0,170)

= - 2,076

so = antilog -2,076

= 0,008

7. so/s = y± =0,008/ 0,013

= 0,672

8. log y± = log 0,672= - 0,173

E. Erlenmeyer 5

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3-

V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 ml

[ KCl ] = M1 = 0.005 M

V tiosulfat = V2 = 12 ml

V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0,005 M = 12 ml x M2

M2 = 0,010 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0,010 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2 Ba2++ 2 IO3-

s s 2s

[ IO3- ] = 0,01 M = 2s

s = 0,01/2 = 0,005 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0,005 M

3. Log s

Log s = Log 0,005 = -2,283

4. Kekuatan ion (I)

KCl K+ + Cl-

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2 IO3-

I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

= ½ ( 0,005 + 0,005 + 0,01 + 0,005 )

= 0,013

5. I1/2 = 0,0131/2 = 0,113

6. log so = log s - |2A- |

= - 2,283 – ( 2 x 0,509 x 0,113)

= -2,399

so = antilog -2,399

= 0,004

Page 15: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

7. so/s = y± =0,004 /0,005

= 0,767

8. log y± = log 0,767= - 0,115

F. Erlenmeyer 6

1. Konsentrasi larutan jenuh IO3-

V lar dlm Erleneyer = V1 = 25 ml

[ KCl ] = M1 = 0.002 M

V tiosulfat = V2 = 13,8ml

V1.M1 = V2.M2

25 ml x 0,002 M = 13,8 ml x M2

M2 = 0,004 M

Jadi, konsentrasi larutan jenuh IO3- = 0,004 M

2. Kelarutan Ba(IO3)2

Ba(IO3)2 Ba2++ 2 IO3-

s s 2s

[ IO3- ] = 0,004 M = 2s

s = 0,004/2 = 0,002 M

Jadi, Kelarutan Ba(IO3)2 = s = 0,002 M

3. Log s

Log s = Log 0,002= - 2,83

4. Kekuatan ion (I)

KCl K+ + Cl-

Ba(IO3)2 Ba2+ + 2 IO3-

I = ½ {[K+] + [Cl-] + [IO3-] +[Ba2+]}

= ½ ( 0,002 + 0,002 + 0,004 + 0,002)

= 0,005

5. I1/2 = 0,0051/2 = 0,069

6. log so = log s - |2A- |

= - 2,8 – ( 2 x 0,509 x 0,069)

= - 2,812

so = antilog -2,812

= 0,0015

7. so/s = y± = 0,002 / 0,0015

= 0,851

8. log y± = log 0,851 = - 0,070

G. Erlenmeyer 7

Page 16: sitinursiami4ict.files.wordpress.com file · Web viewLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA. KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT. TUJUAN. Mengukur kelarutan barium iodat dalam

Air

Standarisasi Na.tiosulfat 5 ml larutan KIO3 ( 0.0769 gram dalam 100ml )

M = gr.1000/(Mr.V)

= 0.0769x1000/ (214x100)

= 0.00359 mol/lt

Titrasi dengan Na.tiosulfat

V1 = V KIO3 = 5ml

M1 = M KIO3 = 0.00359 mol/lt

V2 = V Na.tiosulfat = 2.1 ml ( dari titrasi )

M1 x V1 = M2 x V2

0.00359 M x 5 ml = M2 x 2.1 ml

M2 = 0.00855 mol/lt = konsentrasi Na.tiosulfat