ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah...

24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pokok bahasan dalam ekonomi mikro adalah studi tentang tingkah laku konsumen. Terdapat alasan konsumen membeli barang lebih banyak pada barag yang lebih rendah dan mengurangi pembeliannya ketika hara barang tersebut tinggi. Serta bagaimana konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya. Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan tentang berapa pendapatanya dalam suatu periode tertentu, misalkan satu tahun. Mereka juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang barang - barang atau jasa - jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan. Tapi ternyata hampir tidak satupun individu atau rumah tangga yang berhasil dalam tugasnya tersebut. Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan 1

Transcript of ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah...

Page 1: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu pokok bahasan dalam ekonomi mikro adalah studi tentang tingkah

laku konsumen. Terdapat alasan konsumen membeli barang lebih banyak pada

barag yang lebih rendah dan mengurangi pembeliannya ketika hara barang

tersebut tinggi. Serta bagaimana konsumen menentukan jumlah dan komposisi

dari barang yang akan dibeli dari pendapatan yang diperolehnya. Setiap individu

ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan tentang berapa pendapatanya

dalam suatu periode tertentu, misalkan satu tahun. Mereka juga pasti mempunyai

suatu gambaran tentang barang - barang atau jasa - jasa apa saja yang akan

mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah bagaimana mereka bisa

memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk mendapatkan dan

memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan. Tapi ternyata

hampir tidak satupun individu atau rumah tangga yang berhasil dalam tugasnya

tersebut.

Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan

pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen

terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan

konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan

menyederhanakan realitas ekonomi.

Atas dasar beberapa hal tersebut maka terdapat pokok bahasan teori nilai guna

(utility). Dalam sejarahnya, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih

dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih

barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis

tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip

pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara

rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Disini kita juga akan

mempelajari bagaimana suatu barang dapat memberikan kenikmatan terhadap

individu dan bagaimana barang itu akhirnya sama sekali tidak dapat memberikan

kenikmatan terhadap seseorang

1

Page 2: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan

dan penjabaran teori nilai guna (utility) dalam mikro ekonomi ?

1.3 Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami teori

nilai guna (utility).

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus makalah ini antara lain:

1) Untuk mengetahui pengertian nilai guna (utility)

2) Untuk mengetahui jenis nilai guna (utility)

3) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai guna (utility)

4) Untuk mengetahui hukum nilai guna marginal

5) Untuk mengetahui konsekuensi hukum nilai guna marginal

6) Untuk mengetahui cara mengukur nilai guna (utility) kardinal.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah mahasiswa mampu memahami

teori nilai guna (utility) mulai dari pengertian nilai guna hingga cara mengukur

nilai guna (utility).

2

Page 3: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Nilai Guna

Bentham (1789) dalam Hunt (2002) menyatakan “that property in any

object, whereby it tend to produce benefit, advantage, pleasure, good, or

happiness or to prevent the happening of mischief, pain, evil, or unhappiness” .

Yang artinya nilai guna terkait tentang hak kepemilikan pada suatu objek apapun

yang mana untuk menghasilkan keuntungan, manfaat, kepuasan, kebaikan, atau

kebahagiaan atau untuk mencegah terjadinnya kecurangan, kesakitan, kejahatan,

atau ketidakbahagiaan”.

Dalam perkembangannya, teori utlity diperluas oleh Jevons (1871) dalam

Hunt (2002) yang menyatakan bahwa “...to treat economy as a calculus of

pleasure and pain, and have sketched out...” yang artinya “...memperlakukan

ilmu ekonomi sebagai hitungan kepuasan dan kesakitan, dan telah digambarkan...”

jadi utility dapat dihitung secara matematis dan dapat digambarkan hasil dari

perhitungan tersebut.

Setiap barang atau jasa pasti mempunyai nilai guna (utility) yang dapat

memberikan kepuasan bagi penggunanya. Gossen (1854) dalam Hunt (2002)

menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang atau jasa tergantung pada

subjek yang menilai barang atau jasa tersebut. Suatu barang atau jasa mempunyai

arti apabila barang atau jasa tesebut mempunyai nilai guna (utility) untuk

memenuhi kebutuhan bagi konsumen.

Samuelson dan Nordhaus (2001) dalam Hunt (2002) menyatakan definisi

utility adalah suatu gagasan ilmiah yang digunakan para ekonom untuk

memahami bagaimana konsumen yang rasional membagi sumber daya yang

terbatas di antara beberapa komoditas yang memberikan konsumen kepuasan.

Ramaa Lessandro (2001) dalam Iskandar (2003)menyatakan bahwa “teori

nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau

kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-

barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna.

3

Page 4: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai guna semakin

rendah pula.

Teori nilai guna mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh

seorang konsumen dari mengkonsumsikan beberapa barang. Jika kepuasan itu

semakin tinggi maka semakin tinggi nilai gunanya. Sebaliknya semakin rendah

kepuasan dari suatu barang maka nilai gunanya akan semakin rendah pula. Dapat

disimpulkan bahwa nilai guna (utility) adalah kemampuan suatu barang atau jasa

untuk memberikan kepuasan pada manusia dalam mencukupi kebutuhan manusia.

2.2 Jenis Nilai Guna

Terdapat 2 jenis teori nilai guna (utility) yaitu sebagai berikut :

a. Teori Nilai Guna Kardinal (Cardinal Utility)

Teori Nilai Guna Kardinal memberikan penilaian subjektif akan

pemuasan kebutuhan dari suatu barang. Artinya tinggi rendahnya nilai

guna suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian.

Jadi suatu barang akan memberikan nilai guna yang tinggi bila barang

dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi sang pemakai.

Misalnya :

Sebuah dayung perahu akan memberikan daya guna yang tinggi bagi

nelayan daripada bagi pemain badminton. Sehingga nilai guna dayung

lebih tinggi nilainya bagi nelayan daripada bagi pemain badminton.

Dalam pendekatan teori nilai guna kardinal, berlaku asumsi sebagai

berikut :

1) Daya guna diukur dalam satuan uang, yaitu jumlah uang yang

bersedia dibayar oleh konsumen dalam rangka menambah unit

yang akan dikonsumsi.

2) Daya guna marginal dari uang tetap, yaitu bahwa nilai dari suatu

uang dalam satuannya adalah sama untuk setiap orang tanpa

memandang statusnya.

3) Addivitas, yaitu bahwa nilai guna total adalah keseluruhan

konsumsi dari barang.

4

Page 5: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

4) Daya guna bersifat independen, artinya daya guna suatu barang

tidak dipengaruhi oleh karena mengkonsumsi barang lain.

5) Periode konsumsi suatu barang berdekatan dan dengan jumlah yang

sama.

Definisi nilai guna kardinal adalah kepuasan konsumen dalam

mengkonsumsi suatu barang yang dapat diukur atau dihitung dengan

menggunakan angka, uang atau satuan bilangan lainnya, serta konsumen

akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasan yang didapatkan dari

mengkonsumsi suatu barang tersebut.

Pada dasarnya teori nilai guna kardinal mengambil pengalaman

sehari-hari dari kegiatan konsumsi. Misalnya seseorang yang

mengkonsumsi air minum. Pada gelas pertama nilai air tersebut sangat

tinggi baginya karena telah melepas dahaga. Kemudian pada gelas kedua,

nilai air tersebut masih sangat tinggi karena akan memenuhi kepuasannya.

Namun pada gelas berikutnya, nilai air tersebut sudah berkurang, dan

bahkan bila air tersebut ditambah untuk gelas berikutnya, seseorang

tersebut tidak akan meminumnya lagi begitu seterusnya bila air tersebut

terus ditambah, maka akan memperoleh penilaian minus (dibuang).

Gambar 2.1 Kurva Nilai Guna Kardinal (Sadono Sukirno, 2010)

Dalam teori nilai guna kardinal dikenal nilai guna marjinal (marginal

utility = MU) dan nilai guna total (total utility = TU). Menurut Sadono

Sukirno (2010), nilai guna dibedakan menjadi 2 macam, antara lain :

1) Nilai Guna Marginal (Marginal Utility = MU)

Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan

kepuasan yang diperoleh seseorang sebagai akibat dari

5

Page 6: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

pertambahan atau pengurangan mengkonsumsi satu unit barang

tertentu untuk memenuhi kepuasannya.

Gambar 2.2 Kurva Marginal Utility (Sadono Sukirno, 2010)

2) Nilai Guna Total (Total Utility = TU)

Nilai guna total adalah jumlah seluruh nilai guna (kepuasan) yang

di peroleh seseorang dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. b. Teori Nilai Guna Ordinal (Ordinal Utility)

Dalam pendekatan teori nilai guna ordinal, terdapat 2 pendapat yang

berbeda. Pendapat pertama menyatakan bahwa besarnya nilai guna ordinal

dapat diukur atau dihitung. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa

besarnya nilai guna tidak dapat diukur atau dihitung. Namun di sini kami

memakai teori bahwa nilai guna ordinal adalah nilai guna yang tidak dapat

diukur atau dihitung besarnya tetapi dapat diurutkan menggunakan

pendekatan nilai relatif yaitu melalui order atau rangking.

Bila di dalam teori nilai guna kardinal kepuasan mengkonsumsi suatu

barang penilaiannya bersifat subjektif (tergantung pada siapa yang

menilai), tentu saja setiap orang memiliki penilaian yang berbeda. Maka

dalam teori nilai guna ordinal ini tingkat kepuasan dapat diurutkan dalam

tingkatan-tingkatan tertentu, misalnya rendah, sedang, tinggi. Dengan

demikian, setiap kepuasan yang diperoleh dapat teranalisis.

Dalam menganalisis tingkat kepuasan masing-masing individu

sehubungan dengan mengkonsumsi 2 macam barang dalam rangka

memaksimalkan kepuasannya, dapat digunakan suatu kurva tak beda

(indifference curve).

6

Page 7: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

Gambar 2.3 Kurva Indiffference (Sadono Sukirno, 2010)

Yang dimaksud kurva beda (indifference curve) adalah kurva yang

menggambarkan kombinasi 2 macam input untuk menghasilkan output

yang sama (kepuasan). Sedangkan yang dimaksud dengan kepuasan sama

adalah bahwa sepanjang kurva beda (indifference curve) yang pertama

(KII) misalnya, tingkat kepuasan konsumen adalah sama dimana saja (A,

B, C , atau D), hanya yang membedakannya bahwa anggaran untuk

mencapai kepuasan di titik A tentu berbeda dengan di titik C. Begitupun

pada titik B, konsumen harus cukup puas bila ternyata ia hanya mampu

mencapai di titik B.

Beberapa asumsi yang mendasari teori nilai guna ordinal adalah

sebagai berikut :

1) Rasionalitas, di mana konsumen akan berusaha meningkatkan

kepuasannya atau akan memilih tingkat kepuasan yang tertinggi

yang bisa dicapainya.

2) Konveksitas, yaitu bentuk kurva tak beda (indifference curve)

cembung dari titik origin dari sumbu absis dan ordinat.

3) Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi.

4) Transitivitas, yaitu konsumen akan menjatuhkan pada pilihan

terbaik dari beberapa pilihan.

5) Berdasarkan asumsi ke-4, maka kurva beda (indifference curve)

tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.

Konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimalkan tingkat

kepuasan ditunjukan dengan bantuan kurva kepuasan sama (indifference

curve), yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan

konsumen bisa diukur. Anggapan yang diperlukan adalah bahwa tingkat

7

Page 8: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

kepuasan konsumen bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa

mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah.

Misalkan saja masyarakat mengkonsumsi 2 barang ,yaitu buah jeruk

dan buah apel. Konsumen secara rasional ingin membeli sebanyak-

banyaknya buah jeruk dan buah apel, tetapi mereka dihadapkan pada

kendala keterbatasan dana. Karena itu konsumen dapat mengubah

kombinasi.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Nilai Guna

Faktor nilai guna yang dimaksud disini adalah faktor nilai guna pada barang

yang sama. Beberapa faktor tersebut menurut Gossen (1983) dalam M Abraham

Garcia-Torres (2004) dalam antara lain:

a. Jangka waktu konsumsi barang

jika jangka waktu konsumsi cukup lama maka ingatan konsumen harus

bekerja lebih keras untuk membangkitkan pengalaman yang lalu.

kemudian konsumen akan dapat menikmati konsumsi berikutnya. karena

jangka waktu berkurang, konsumen akan merasakan kebosanan pada

barang yang sama.

b. Daya ingat konsumen

Memori yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama diperlukan antara

konsumsi untuk barang yang sama. Pembuktian fakta ini, adalah bentuk

kebiasaan yang lebih kuat antara orang dewasa dan anak - anak. Dua

kelompok ini dapat mengkonsumsi barang yang sama , atau melakukan

hal yang sama tapi mengalami kebosanan setelah jangka waktu yang

berbeda, yaitu orang dewasa lebih cepat bosan daripada anak- anak.

c. Kualitas Barang

Peningkatan kualitas barang (ceteris paribus) akan menyebabkan

peningkatan nilai guna pengalaman.

Konsumen mempelajari seberapa lama waktu yang dia perlukan antara

konsumsi yang satu dengan berikutnya. Jika dia bisa mengkonsumsi barang

tersebut selamanya. Jika dalam proses perkembangan kebiasaan dia berbuat

kesalahan dan menurunkan waktu konsumsi barang maka konsumen akan

8

Page 9: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

mengembangkan rasa bosan pada barang tersebut. Rasa bosan tersebut

mungkin semacam dia tidak ingin mengkonsumsi barang itu lagi dalam

jangka waktu yang lama atau selamanya. Adapun pengelompokan kebiasaan

konsumsi yaitu:

a. Kecanduan

Kecanduan merupakan tindakan konsumsi barang dalam jangka waktu

yang lama dan tidak bisa dihindari. kecanduan biasanya terjadi pada

Narkoba dan berjudi. tapi beberapa masyarakat masih menerima

beberapa kecanduan seperti pada teh, kopi, rokok dan seterusya yang

dianggap sebagai kebiasaan.

b. Kebiasaan abadi

Yaitu tindakan konsumsi barang dimana konsumen belajar bagaimana

untuk menghabiskanya. Ini berarti dia telah mencapai jangka waktu yang

tepat untuk mengkonsumsi barang tersebut tanpa menjadi bosan.

c. Kebiasaan sesaat

Yaitu tindakan konsumsi terhadap suatu barang yang akan memberikan

nilai guna kepada konsumen hanya untuk sesekali. setelah itu dia akan

bosan pada barang tersebut. kalau sudah begitu dia akan memiliki dua

pilihan, tidak menggunakan barang itu lagi atau mencoba untuk mencari

barang sejenis dengan kualitas yang lebih baik dan masih memberikan

dia nilai guna.

d. Mencari kenikmatan baru

Konsumen membeli hanya karena rasa ingin tahu, dan akan menikmati

sampai kesenanganya hilang.ketika kesenanganya berlalu maka barang

itu sudah tidak berguna lagi bagi dia.

2.4 Hukum Nilai Guna Marginal

Sebuah barang baru mempunyai arti bagi seorang konsumen apabila barang

tersebut mempunyai daya guna (utility), dan besar kecilnya daya guna tersebut

tergantung dari konsumen yang bersangkutan; makin banyak barang yang

dikonsumsinya makin besar daya guna total (total utility) yang diperolehnya, akan

tetapi laju pertambahan daya guna (marginal utility) yang diperoleh karena

9

Page 10: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

mengkonsumsi satu kesatuan barang makin lama semakin rendah, bahkan jumlah

pertambahannya dapat menjadi nol dan bila penambahan konsumsi diteruskan

jumlahnya, pertambahan daya gunanya bahkan bisa menjadi negatif akibat

pertambahan jumlah konsumsi tersebut, hal ini biasa disebut dengan hukum

pertambahan daya guna menurun (the law of diminishing marginal utility) atau

hukum Gossen.

Hukum nilai guna marginal: “Tambahan nilai guna yang akan diperoleh

seseorang dari mengkonsumsikan suatubarang akan menjadi semakin sedikit

apabila orang tersebut terus menerus menambah komsumsinya keatas barang

tersebut dan pada akhirnya tam-bahan nilaiguna akan menjadi negatif”

Berdasarkan hukum Gossen atau yang biasa dikenal dengan law of

diminishing marginal utility berlaku bahwa semakin banyak suatu barang yang

dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yang diperoleh dari setiap satuan

tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. Dan konsumen akan selalu

berusaha dalam mencapai kepuasan total yang maksimum.

2.5 Konsekuensi Hukum Nilai Guna Marginal

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan

kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam

analisis ekonomi dikenal sebagai surplus ekonomi. Surplus konsumen pada

hakikatnya berarti perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang di

dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat

untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar

daripada pembayaran yang dibuat. Surplus konsumen ini merupakan wujud

sebagai akibat daripada nilai guna marginal yang semakin sedikit. Harga sesuatu

barang berkaitan rapat dengan nilai guna marginalnya. Misal pada barang ke-n

yang dibeli, nilai guna marginalnya sama dengan harga. Dengan demikian, karena

nilai guna marginal barang ke-n lebih rendah dari barang sebelumnya, maka nilai

guna marginal barang sebelumnya lebih tinggi dari harga barang tersebut, dan

perbedaan harga yang terjadi merupakan surplus konsumen. Dengan kata lain,

surplus konsumen adalah kelebihan kepuasan yang diperoleh dalam

10

Page 11: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

mengkonsumsi suatu barang daripada pembayaran yang disediakan oleh

konsumen.

Berikut adalah contoh dari surplus konsumen: Seorang konsumen ingin

membeli satu buah durian dengan harga Rp 20.000,- ternyata setelah sampai di

pasar, harga buah durian tersebut adalah Rp 14.000,- selisih dari harga yang

disediakan dengan harga kenyataan di pasar sebesar Rp 6.000,-. Selisih inilah

yang disebut sebagai surplus konsumen.

Tabel 2.1 Surplus Konsumen yang Dinikmati Konsumen.

Jumlah barang yang dikonsumsi

(Qx)

Harga yang disediakan

konsumen (Pc)

Harga yang berlaku di

pasar

Surplus konsumen

Jumlah keseluruhan

1 Rp. 20.000 Rp. 14.000 Rp. 6.000 Rp. 6.000

2 Rp. 18.000 Rp. 14.000 Rp. 4.000 Rp. 10.000

3 Rp. 16.000 Rp. 14.000 Rp. 2.000 Rp. 12.000

4 Rp. 14.000 Rp. 14.000 Rp. - Rp. 12.000

5 Rp. 12.000 Rp. 14.000 - -

6 Rp. 10.000 Rp. 14.000 - -

7 Rp. 8.000 Rp. 14.000 - -Sumber: Wilson Bangun, 2007

Kolom ke 2 tersebut menunjukkan harga yang disediakan konsumen untuk

membayar durian yang ingin dia beli. Pada pembelian durian pertama harga yang

disediakan konsumen sebesar Rp. 20.000,- sedangkan harga yang berlaku di pasar

hanya sebesar Rp. 14.000,-. Hal ini berarti konsumen mendapat surplus sebesar

Rp. 6000.-. Konsumen mendapat surplus dari pembelian durian ini dari pembelian

pertama sampai pembelian ke 4. Hal ini karena harga yang bersedia dibayar oleh

konsemen lebih tinggi daripada harga yang dijual di pasar. Sedangkan pada

pembelian durian ke 5 hingga pembelian ke 7 tidak terjadi surplus konsumen

karena harga yang bersedia dibayar oleh konsumen sama dengan atau lebih rendah

dari harga yang tersedia di pasar. Sehingga konsemen tidak akan mendapatkan

11

Page 12: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

surplus konsumen lagi, oleh karena itu dititik inilah biasanya konsumen akan

menghentikan pembeliannya terhadap durian tersebut.

Surplus konsumen juga dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik. Dimana

sumbu vertikal menggambarkan tingkat harga, sedangkan sumbu horizontal

menggambarkan jumlah barang yang dikonsumsi.

Gambar 2.4 Grafik Surplus Konsumen (Sadono Sukirno, 2010)

Gambar diatas menunjukkan adanya surplus konsumen. Menggambarkan

bahwa konsumen bersedia membeli suatu barang dengan harga A. Ternyata di

pasar harga barang tersebut sebesar P. Pada harga P tersebbut jumlah barang yang

dibeli konsemen sebanyak Q’. Dengan demikian maka surplus konsumen adalah

sebesar APB.

2.6 Cara Mengukur Nilai Guna Kardinal

Setelah mengetahui teori mengenai nilai guna kardinal, lantas bagaimanakah

memaksimumkan kepuasan berdasarkan teori nilai guna kardinal ?. Untuk

pemuasan kebutuhan terhadap satu barang, maka secara sederhana adalah bila

konsumen dapat membelanjakan uang mereka untuk mendapatkan jumlah barang

yang terbanyak, yaitu konsumen hanya akan mengeluarkan atau membelanjakan

uang mereka sesuai dengan kepuasan maksimum yang diharapkan.

Bila Px adalah harga barang X, dan X adalah barangnya, dan U adalah

utilitasnya, maka U(X) = PxX. MU (X) = Px, artinya kepuasan tertinggi yang

dicapai seseorang bila ia mengkonsumsi barang X dengan harga Px adalah apabila 12

Page 13: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

marginal utility dari barang X sama dengan harga yang dibayarkan untuk

mendapatkan barang X tersebut.

Misalkan uang sebanyak Rp. 500,- harga barang (X) = 50, maka Px(X) = 50

MU(X) = 50. Berarti banyak jumlah barang yang dikonsumsi agar kepuasan

konsumen maksimum adalah 10 unit.

Untuk konsumsi lebih dari satu (misalkan dua jenis), maka tingkat kepuasan

akan tercapai jika MU(X,Y) = (Px, Py) bila yang dikonsumsi adalah barang X

dan Y, berdasarkan setiap harga dan uang yang dimiliki konsumen. Dengan kata

lain, bila konsumen tersebut dihadapkan pada dua jenis barang, maka konsumen

akan memaksimumkan kepuasan pada barang yang nilai marginal utilitinya sama

dengan harganya. Jadi :

MU (X) / Px = MU (Y) / Py = 1

Dengan demikian, kombinasi barang yang dapat diperolehnya untuk barang X

dan Y adalah yang memenuhi syarat diatas.

Contoh:

Konsumen memiliki uang sejumlah Rp. 1.000,-. Harga barang X Rp. 1.00,- dan

barang Y Rp. 25,-. Kepuasan konsumen tersebut akan maksimum bila ia

mengkombinasikan barang X dan Y sesuai peruntukan. Dengan demikian, utility

= X.Y, sementara barang yang dapat diperoleh adalah :

1000 = 100X + 25Y

25Y = 1000 – 100X Y = 40 – 4X

U = X.Y U = X (40 – 4X)

= 40X 4X2

= 40 – 8X

40 = 8X

X = 5

1000 = 100X + 25Y

1000 = 100 (5) + 25Y

500 = 25Y

Y = 20

13

Page 14: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

Jadi kombinasi yang dikonsumsi konsumen adalah X = 5 dan Y = 20. Apakah

kombinasi ini maksimum ?

Diketahui MU(X) = Y = 20 dan MU(Y) = X = 5, Px = 100 dan Py = 25.

Padahal syarat maksimum adalah :

MU(X) / Px = MU(Y) / Py = 1

20 / 100 = 5 / 25 = 1 Terbukti bahwa dengan mengkonsumsi X sebanyak 5 dan

Y sebanyak 20 dengan uang Rp.1000,- , konsumen tersebut mencapai kepuasan

maksimum

14

Page 15: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

BAB 3

KESIMPULAN

Teori nilai guna adalah teori yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan

yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang.

Jika kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai gunanya.

Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka nilai gunanya

akan semakin rendah pula. Nilai guna (utility) bisa dikatakan sebagai

kemampuan suatu barang atau jasa untuk memberikan kepuasan pada

manusia dalam mencukupi kebutuhan manusia.

Terdapat 2 jenis teori nilai guna (utility) yaitu teori nilai guna kardinal

(Cardinal Utility) dan teori nilai guna ordinal (Ordinal Utility). Teori nilai

guna kardinal memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari

suatu barang. Artinya tinggi rendahnya nilai guna suatu barang tergantung

pada subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang akan memberikan

nilai guna yang tinggi bila barang dimaksud memberikan daya guna yang

tinggi bagi sang pemakai. Sedangkan teori nilai guna ordinal menyatakan

tingkat nilai guna dapat diukur melalui order atau rangking tetapi tidak

disebutkan nilai gunanya secara pasti (dengan menggunakan pendekatan nilai

relative; order atau rangking). Dalam hal ini, kepuasan tidak di kuantifisir

(dihitung secara kuantitas).

Hukum nilai guna marginal menyatakan“Tambahan nilai guna yang akan

diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatubarang akan menjadi

semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah

komsumsinya keatas barang tersebut dan pada akhirnya tam-bahan nilaiguna

akan menjadi negatif”

Nilai guna pada barang yang sama dipengaruhi oleh jangka waktu

konsumsi barang, daya ingat konsumen dan kualitas barang tersebut.

15

Page 16: ikma10fkmua.files.wordpress.com  · Web viewAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan penjabaran teori nilai guna ... menyatakan bahwa “teori nilai

DAFTAR PUSTAKA

Gossen, Hermann Heinrich. 1983. The Laws of Human Relations and the Rules of Human Action Derived Therefrom. MIT Press.Sukirno, Sadono. 2005.MikroEkonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga.Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Putong, Iskandar.2003.Pengantar Ekonomi Mikro & Makro Edisi. Jakarta: Ghalia

Indonesia

Hunt, E. K. 2002. History of Economic Thought: A Critical Prespectve. [http://books.google.co.id/books?id=_qHKFNwhahoC&pg=PA251] diakses tanggal 10 Maret 2013 pukul 16.57 WIB.

MarginalUtility.http://sartikasartikaa.blogspot.com/2012/01/marginal-utility.html

diakses 20 Maret 2013 pukul 22.12 WIB

MarginalUtility.http://sidikaurora.wordpress.com/2012/01/26/marginal-utility/

diakses 20 Maret 2013 pukul 22.37 WIB

16