-SPO-Anak

147
Kesembuhan datang dari Allah SWT, Kepuasan pasien kewajiban kami RSAB SITI FATIMAH KRAKSAAN DIARE No. Dokumen No. Revisi 0 Halaman 1 / 3 S P O Tanggal Terbit Direktur dr. H. Hariyadi Santosa, MM Pengertian Buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan atau darah dalam tinja Tujuan Rehidrasi ringan dan elektrolit sesuai dengan dehidrasi dan kehilangan elektrolit Page 1 of 147 Standar Prosedur Opersional K RA K SA A N PR O B O LIN G G O

description

ok

Transcript of -SPO-Anak

Page 1: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DIARE

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Buang air besar dengan konsistensi cair lebih dari 3 kali sehari dengan

atau tanpa lendir dan atau darah dalam tinja

Tujuan Rehidrasi ringan dan elektrolit sesuai dengan dehidrasi dan kehilangan

elektrolit

Deskripsi tentang

klien

1. Frekuensi buang air besar yang bertambah bentuk dan konsistensi

yang lain dan biasanya dapat cair, lendir atau berdarah

2. Anoreksia

3. Panas

4. Muntah

5. Kembung

6. Dehidrasi ringan:

Rasa haus

Oliguri ringan

7. Dehidrasi sedang:

Rasa haus

Oliguri ringan

Turgor kulit turun

Ubun-ubun besar cekung

Mata cekung

Page 1 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 2: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DIARE

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMDeskripsi tentang

klien

8. Dehidrasi berat:

- Rasa haus

- Oliguri ringan

- Turgor kulit turun

- Ubun-ubun besar cekung

- Mata cekung

- Susunan saraf pusat: somnolen, sopor, koma

- Pulmo kardiovaskuler: kussmaul, renjatan

Ruang lingkup Umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Koreksi gangguan cairan dan elektrolit bila ada:

1. Tanpa dehidrasi

± 10-20ml/ kg/ tiap kali diare → oralit/ larutan RL sampai diare

berhenti

2. Dehidrasi ringan

± 50ml/ kg/ 3 jam = 5 tetes/ kg/ mat → cairan iv atau oralit

3. Dehidrasi sedang

± 70ml/ kg/ 3 jam = 5 tetes/ kg/ mat → cairan iv atau oralit

4. Dehidrasi berat

± 30ml/ kg/ 1 jam = 10 tetes/ kg/ mat → cairan iv

Page 2 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 3: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DIARE

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Kausal

Suportif dan dietetik

Vit A 100.000-200.000 u 1x im

Vit B komplek, vit C

Diet:

Dalam keadaan berat perlu nutrisi parenteral

Enteral continous drip feeding memberikan hasil yang baik

dengan formula khusus (low lactosa)

Dalam keadaan malabsorpsi berat, serta alergi protein susu sapi dapat

diberikan elementral/ seni elemental formula

Indikator

pencapaian

Keadaan umum membaik, dehidrasi teratasi dan diare berhenti

Page 3 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 4: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

KEJANG DEMAM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat disebabkan

oleh suatu proses ekstrakranial

Tujuan Mencegah kejang berulang, menurunkan demam

Deskripsi tentang

klien

1. Kejang demam sederhana

Kejang demam yang memenuhi kriteria livingstone

Umur diantara 6 bulan- 4 tahun

Lama kejang < 15 menit

Kejang bersifat umum

Kejang terjadi dalam waktu 16 jam setelah timbul demam

Tidak ada kelainan neurologis, baik klinis maupun laboratoris

EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang

2. Kejang demam komplikata

Diluar kriteria diatas

Ruang lingkup Umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Pengobatan

Menghentikan kejang: diazepam dosis awal 0,3-0,5 mg/ kg/ dosis

iv (perlahan-lahan) atau parenteral 0,4-0,6 mg/ kg/ dosis bila

kejang masih belum teratasi dapat diulang dengan dosis yang

sama 20 menit

Page 4 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 5: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

KEJANG DEMAM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Turunkan demam

Antipiretika: paracetamol 10mg/ kg/ dosis atau ibuprofen

5mg/ kg/ dosis per oral

Kompres, suhu > 39ºC: air hangat, suhu > 38ºC air netral

Pengobatan penyebab: antibiotik sesuai dengan penyakit dasarnya

Bebaskan jalan nafas

Pemberian oksigen

Menjaga keseimbangan air dan elektrolit

Pertahankan keseimbangan tekanan darah

Pencegahan

Pencegahan berkala untuk kejang demam sederhana dengan

diazepam 0,3mg/ kg/ dosis dan antipiretik bila disertai demam

Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikasi:

Phenobarbital 5-7mg/ kg/ 24 jam dibagi 3 dosis

Asam valproat 10-20mg/ kg/ 24 jam dibagi 3 dosis

Indikator pencapaian

Demam menurun, kejang berhenti

Page 5 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 6: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

STATUS KONVULSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Bangkitan kejang yang berlangsung selama 30 menit atau lebih baik

secara terus-menerus atau berlangsung tanpa disertai pulihnya

kesadaran diantara kejang

Tujuan Rehidrasi ringan dan elektrolit sesuai dengan dehidrasi dan kehilangan

elektrolitmengehntikan kejang secepat mungkinmenghentikan kejang

secepat mungkin

Deskripsi tentang

klien

Bergantung lamanya kejang, sifat kejang, hipoksia, hiperpireksia,

asidosis, renjatan atau sebab otak

Ruang lingkup Umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Pemeriksaan: tanda-tanda vital, kejang, derajat kesadaran, tanda-tanda

fokal

Indikator

pencapaian

Keadaan umum membaik, dehidrasi teratasi dan diare berhenti

Page 6 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 7: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara spontan dan

adekuat

Tujuan Agar bayi bisa bernafas, detak jantung normal, warna kulit merah

Deskripsi tentang

klien

Pernafasan terganggu

Detak jantung mengurang

Reflek/ respon bayi melemah

Tonus otot menurun

Wrna kulit biru/ pucat

Ruang lingkup Bayi baru lahir

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Persiapan

Mengenai bayi beresiko yang akan dilahirkan, menyiapkan obat dan

memeriksa obat:

Alat penghisap lendir (jangan listrik), sungkup

Tabung oksigen yang terisi

Laringoskop dengan baterai yang siap pakai, endotracheal tube

untuk prematur ID 2,5mm, untuk cukup bulan ID 3,5mm

Handuk, gunting, penjepit tali pusat semua steril, natrium

bicarbonat

Page 7 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 8: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Pada waktu bayi lahir

Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka dan kemudian hidung, mulut,

lendir dihisap secara hati-hati

Posisi bayi trendelenberg dengan kepala miring

Bila sudah bernafas spontan, posisi horisontal

Apgar skor menit I: 7-10

a. Bersihkan jalan nafas dengan kateter dari lubang hidung dahuli

sambil melihat adakah afesia cheane, kemudian mulut, jangan

terlalu dalam, hanya sampai nasofaring, kecuali pada bayi asfiksia

yang air ketuban mengandung mekonium

b. Bayi dibersihkan (boleh dimandikan) kemudian dikeringkan,

termasuk rambut kepala, karena kehilangan panas paling besar

terutama daerah kepala

c. Observasi tanda vital sampai etasil, biasanya 2-4 jam

Apgar skor I:4-6

Seperti a, jangan dimandikan, keringkan seperti diatas

Beri rangsangan taktil dengan tepukan kaki, max 15-30detik

Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong (lebih baik

O2 yang dihangatkan)

Apgar skor 4-6

Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung

Page 8 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 9: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

ASFIKSIA NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Apgar skor I: 0-3

Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermi

dengan segala akibatnya. Jangan diberi rangsangan taktil, jangan obat

perangsang nafas, segera lakukan resusitasi

Indikator

pencapaian

Bayi menangis, bernafas spontan

Page 9 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 10: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

IKTERUS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa oleh karena adanya

bilirubin pada jaringan tersebut akibat peningkatan kadar bilirubin

dalam darah.

Tujuan Mencegah meningkatnya kadar bilirubin, menghilangkan penyebab.

Deskripsi tentang

klien

Ikterus fisiologis

Tampak pada hari III-IV

Bayi tampak sehat (normal)

Kadar < 12mg%

Menghilang paling lambat 10-14 hari

Tak ada faktor resiko

Sebab: proses fisiologis (berlangsung dalam kondisi fisiologis)

Ikterus patologis

Timbul pada umur < 36 jam

Cepat berkembang

Bisa disertai anemia

Menghilang lebih lama . 2minggu

Ada faktor resiko

Dasar: proses patologis

Ruang lingkup Bayi umur 0-14 hari

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Page 10 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 11: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

IKTERUS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Prinsip: -menghilangkan penyebab

-pencegahan peningkatan kadar bilirubin

Cara:

1. Meningkatkan kadar enzim: phenobarbital 1-2mg/ kg/ dosis 2-3x/

hari (3hari)

2. Merubah bilirubin tidak larut dalam air menjadi larut fototerapi →

imunisasi → diharapkan ekskresi bertambah

3. Bilirubin darah dibuang: tranfusi tukar

Indikator

pencapaian

Kadar bilirubin normal

Page 11 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 12: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

SEPSIS NEONATORUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Sindrom klinik yang ditandai dengan adanya gejala sistemik di sertai

adanya bakteremia

Tujuan Menyembuhkan infeksi

Deskripsi tentang

klien

Keadaan umum menurun, malas minum, hipertermi/ hipotermi

Hipotoni otot, irritable, kejang, letargi

Bernafas tidak teratur, sesak, apnea, sianosis, takhipnea (> 60/

menit)

Takikardi, sirkulasi perifer jelek, sampai timbul renjatan

Retensi lambung, hepatomegali, mencret, muntah, perut kembung

Pucat, kuning, splenomegali, tendesi perdarahan, trombopeni

Ruang lingkup Bayi umur 0-40 hari

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur a. Antibiotika

Ampisillin 200mg/ kgBB/ hari, i.v, terbagi 2 dosis

Gentamisin 5mg/ kgBB/ hari, i.m, terbagi 2 dosis

Sefalosporin generasi III 200mg/ kgBB/ hari, i.v, terbagi 2

dosis, lama pengobatan 10-14 hari

b. Suportif/ simtomatik

c. Untuk overwhelming sepsis (sepsis yang berat) dapat dilakukan

tranfusi tukar

Indikator

pencapaian

Bebas demam, infeksi teratasi

Page 12 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 13: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM TIFOID

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman gram negatif

salmonella typhi

Tujuan Mengobati demam tifoid dan mencegah komplikasi

Deskripsi tentang

klien

Panas lebih tinggi dari 7 hari, teru-menerus terutama malam hari

Obstipasi, diare, mual, muntah, dan kembung, hepatomegali,

splenomegali dan lidah kotor tepi hiperemi, sakit kepala,

anoreksia

Delirium, apatis, somnolen, sopor, bahkan koma

Leukopeni, tes widal (+), titer O > 1/200 atau meningkat ≥ 4x H ≥

1/800

Ruang lingkup Anak usia 1-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Tirah baring 2 minggu

Diet: TKTPRS

Antipiretik, anti emetik

Antibiotik:

Kloramfenikol: dosis 50mg/ kgBB/ hari terbagi dalam 3-4

dosis oral/ i.v, selama 14 hari

Ampisillin: dosis 200mg/ kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 dosis

i.v saat belum dapat minum obat, selama 21 hari

Page 13 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 14: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM TIFOID

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Amoksillin: dosis 100mg/ kgBB/ hari, terbagi dalam 3-4 dosis

oral/ i.v selama 21 hari

Seftriakson: dosis 50mg/ kgBB/ hari, sekali sehari, i.m selama

5-7 hari

Indikator

pencapaian

Bebas demam, infeksi teratasi

Page 14 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 15: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 5

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue tipe I_IV dengan

manifestasi klinis demam 2-7 hari disertai gejala perdarahan dan bila

timbul renjatan, angka kematian cukup tinggi

Tujuan Mengobati infeksi dan mencegah komplikasi

Deskripsi tentang

klien

Derajat I

Panas 2-7 hari, gejala umum tidak khas, tourniquet (+)

Derajat II

Sama dengan derajat I ditambahb dengan gejala-gejala perdarahan

spontan seperti petekhie, ekimosa, epistaksis, hematemesis,

melena, perdarahan gusi, uterus, telinga dsb

Derajat III

Kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (≥ 120/

mnt) tekanan nadi sempit (≤ 20mmHg) tekanan darah menurun

(120/80 → 120/100 → 120/110 → 90/70 → 80/0 → 0/0)

Derajat IV

Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur (denyut jantung ≥

140/ mnt) anggota gerak terasa dingin, berkeringat dan kulit

tampak biru

Lab: trombositopenia, Hb dan PCV meningkat (≥ 20%), leukopeni

(n/s)

Ruang lingkup Umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Page 15 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 16: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 5

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Belum/ tanpa renjatan

1. Grade I+II

a. Oral ad libitum

b. - infus RL 75ml/ kgBB/hari→BB<10kg atau

-dehidrasi→minum yang banyak dan sering

-bila anak tidak suka minum beri infus

100ml/kgBB/24jam→BB<25kg

75ml/kgBB/24jam→BB 26-30kg

60ml/kgBB/24jam→BB 31-40kg

50ml/kgBB/24jam→BB 41-50kg

Obat lain: antibiotik bila ada infeksi sekunder, antipiretik,

darah 15cc/kgBB/hari bila perdarahan hebat

Dengan renjatan

2. Grade III

a. Berikan infus RL 20ml/kgBB/1 jam apabila menunjukkan

perbaikan (TD terukur >80mmHg, nadi teraba frekuensi

<120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan RL

10ml/kgBB/1jam. Jika TD dan nadi stabil lanjutka infus

dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan

dalam kurun waktu 24jam dikurangi cairan yang sudah masuk

dibagi dengan sisa waktu (24jam dikurangi waktu yang dipakai

untuk mengatasi renjatan). Perhitungan kebutuhan cairan dalam

24jam:

Page 16 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 17: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 5

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 100ml/kgBB/24jam→BB<25kg

75ml/kgBB/24jam→BB 26-30kg

60ml/kgBB/24jam→BB 31-40kg

50ml/kgBB/24jam→BB 41-50kg

b. Bila satu jam setelah pemakaian infus RL 20ml/kgBB/1jam TD

msih terukur <80mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin

maka penderita harus memperoleh plasma expander

10ml/kgbb/1jam dan dilanjutkan infus RL sebanyak kebutuhan

cairan selama waktu setelah mengatasi renjatan

c. Bila 1 jam setelah pemberian RL 10ml/kgBB/1jam TD

menurun lagi, tetapi masih terukur <80mmHg dan nadi cepat

lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh

plasma sebanyak 10ml/kgBB/1jam dan dapat diulang max

30ml/kgBB/24jam, jika memberikan lanjut RL dengan

perhitungan: kebutuhan selama 24jam dikurangi cairan yang

sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi

renjatan

Page 17 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 18: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman4 / 5

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 3. Grade IV

a. Berikan infus RL 30ml/kgbb/1jam. Bila kesadaran baik

(T>80mmHg dan nadi <120/mnt, akral hgt) lanjutka dengan RL

10ml/kgBB/1jam. Jika stabil RL dilanjutkan dengan

perhitungan: kebutuhan selama 24jam dikurangi cairan yang

sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi

renjatan.

b. Bila pemberian RL 30ml/kgBB/1jam masih buruk, T tak

terukur dan nadi tak teraba maka harus dipasang infus 2tempat,

1 untuk RL 10ml/kgBB/1jamPlasma 20ml/kgbb/1jam jika

membaik lanjut RL dengan masuk dibagi sisa waktu setelah

dapat mengetahui renjatan.

c. Bila setelah pemberian RL 30ml/kgBB/1jam masih buruk T

terukur plasma dan nadi teraba cepat lemah, akral dingin maka

sebaiknya diberikan plasma expander 20ml/kgBB/1jam. Jika

memebaik lanjutkan RL dengan perhitungan kebutuhan cairan

selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa

waktu setelah dapat mengatasi renjatan.

d. Bila setelah pemberian RL 30ml/kgBB/1jam membaik tetapi

tensi terukur <80mmHg dan nadi >120mnt, akral hangat/

dingin maka sebaiknya diberi plasma expander

10ml/kgBB/1jam dapat diulang max 30ml/kgBB/1jam.

Page 18 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 19: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

DEMAM BERDARAH DENGUE(DBD)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman5 / 5

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur e. Jika tata laksana gerak iv setelah 2 jam sesudah plasma

20ml/kgBB/1jam dan RL 10ml/kgBB/1jam tidak menunjukkan

perbaikan maka perlu konsul anestesi.

f. Jika tata laksana grade IV setelah 2jam sesudah memperoleh

RL 30ml/kgBB/1jm dan plasma 20ml/kgBB/1jam maka perlu

plasma lagi 10ml/kgBB/1jam jika tidak ada perolehan konsul

ke anestesi

g. Jika sudahmemperoleh RL 30ml/kgBB/1jam dan plasma

10ml/kgBB/1jam belum memperoleh perbaikan yang optimal

maka perlu diberi plasma 10ml/kgBB/1jam dan dapat diulang

max 30ml/kgbb/24jam jika tidak ada perubahan konsul

anestesi. Untuk kasus yang sudah memperoleh cairan

60ml/kgBB/1jam pikirkan overload dan kemampuan kontraksi

kurang per menit diberikn lasix 1mg/kgBB/x dan dopamin

Indikator

pencapaian

Bebas demam, trombosit ≥ 100mg/dl, keadaan umum membaik

Page 19 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 20: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

CAMPAK

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu infeksi virus akut yang sangat menular, ditandai dengan gejala

panas, batuk, pilek, radang mata, dan bercak koplik, disertai timbulnya

bercak merah makulopapular yang menyebar keseluruh tubuh,

kemudian hitam dan mengelupas.

Tujuan Mengobati infeksi dan mencegah komplikasi

Deskripsi tentang

klien

Keradangan selaput lendir hidung, mulut, tenggorok, dan saluran

pencernaan, sehingga terjadi gejala batuk, pilek, mata merah,

bercak koplik dan diare

Ruam makulopapular.

Ruang lingkup Bayi umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur 1. Tanpa penyulit

Rawat jalan

Cukup cairan dan kalori

Pengobatan simtomatis, misal: antipiretik

Page 20 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 21: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

CAMPAK

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MM2. Dengan penyulit

Perlu dirawat inap (bangsal isolasi sistem pernafasan)

Perbaiki keadaan umum :

Pemenuhan kebutuhan cairan

Perbaiki KU

o Pemenuhan kebutuhan cairan

o Diit yang memadai

o Penderita malnutrisi perlu vitamin A 200.000 KI IM

dilanjutkan oral 1.500 KI per hari

Mengatasi penyulit yang timbul

Indikator

pencapaian

Infeksi teratasi, gejala berkurang

Page 21 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 22: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

VARISELA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Penyakit yang sangat menular yang sering menyerang usia 1-14 tahun

Tujuan Mengobati penyakit, mencegah penularan dan komplikasi

Deskripsi tentang

klien

Demam ringan timbul dalam 24 jam pertama

Sakit kepala

Timbul ruam mula-mula papula → vesikel → erosi 3-5 hari →

krusta

Ruang lingkup Bayi umur 1-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Simptomatis

Acyclovir 20mg/ kgBB/ dosis dalam 4 dosis selama 5 hari

Indikator

pencapaian

Demam menurun, gejala berhenti

Page 22 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 23: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

BRONKIOLITIS

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang bersifat akut dan

menular

Tujuan Mengatasi sesak dan mencegah gagal nafas

Deskripsi tentang

klien

Bersin-bersin, pilek encer, batuk, panas, tidak dapat tidur/ minum,

sesak, gelisah, sianosis, nafsu makan menurun, retraksi dinding dada,

wheezing

Ruang lingkup Anak usia 0-24 tahun (>> usia 2-8 bulan)

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur a. Cairan dan nutrisi: mencegah dehidrasi

b. Oksigenasi

c. Bronkodilator: β2 agonis nebulasi

d. Steroid: pada bronkiolitis berat: dexamethasone

0,1-0,2mg/kgBB/dosis i.v

e. Antibiotika: penyakit berat, KU < baik, curiga infeksi sekunder

f. Digitalisasi: bila ada decompensatio cordis

g. Jangan di beri sedativ

Indikator

pencapaian

Bebas sesak, panas menurun

Page 23 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 24: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

BRONKHITIS

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Infeksi bronkhus berasal dari penyakit saluran nafas atas dan bawah

Tujuan Mengatasi infeksi dan sesak, mencegah komplikasi

Deskripsi tentang

klien

Batuk, pilek 3-4 hari, nyeri/ panas, sesak, kadang konjungtivitis, ronkhi

kering, ronkhi basah, kasar

Ruang lingkup Anak umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Kontrol batuk

Pengeluaran sekret > mudah/ encer

Minum banyak

Ekspektoran

Hati-hati: cough syrup dan antihistamin, sekret > kental:

atelektasis/ pneumonia

Antibiotik: curiga infeksi sekunder: penisillin, ampisillin,

kloksasillin, kloramphenikol, eritromisin

Indikator

pencapaian

Bebas sesak, panas menurun

Page 24 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 25: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PNEUMONIA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Radang yang mengenai parenkhim paru

Penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk, sesak nafas,

demam

Ronkhi basah halus, dengan gambaran infiltrat pada foto thorax.

Tujuan Mengatasi sesak dan infeksi

Deskripsi tentang

klien

Demam, nafas cepat, batuk, muntah, tidak mau minum, nyeri perut,

letargi, retraksi dada, nafas cuping hidung, ronkhi, wheezing

Ruang lingkup Anak usia 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Simptomatis: oksigenasi, uap, ekspektoran

Fisioterapi: drainase postural, menepuk-nepuk dada

Antibiotik:

Penisilin prokain: 50.000-100.000 KI im 1-2x/ hari

Kloramphenikol: 50-100mg/kg/24 jam iv/ oral 4x/ hari

Cloxacilin: 50mg/kg/24 jam, im/iv, 4x/hari

Ampisilin: 50-100mg/kg/24 jam, im/iv, 4x/ hari

Gentamycin: 5-7mg/kg/24 jam im/iv, 2-3x/hari

Eritromisin: 50mg/kg/24 jam PO, 4x/ hari

Kotrimoksasol: 6mg/kg/24 jam PO, 2x/ hari

Indikator

pencapaian

Bebas sesak, infeksi teratasi

Page 25 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 26: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

INFEKSI SALURAN KENCING

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Infeksi yang terjadi pada saluran air kemih, mulai dari uretra, buli-buli,

ureter, piala ginjal sampai jaringan ginjal

Tujuan Mengobati infeksi dan mencegah komplikasi

Deskripsi tentang

klien

Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, air kemih berbau/

berubah warna, nyeri pinggang/ perut panas/ hipotermal, tidak dapat

menahan kencing, polakisuri, disuri, enuresis

Ruang lingkup Anak umur 0-12 tahun

Referensi Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak tahun 2004

Prosedur Antibiotik

A. Parenteral

Ampisilin 100mg/kg/hari, 2x/hari (bayi < 1minggu), 3x/hari

(bayi <1minggu)

Cefotaxim 150mg/kg/hari, 4x/hari

Ceftriaxone 75mg/kg/hari, 1x/hari

Gentamysin 5mg/kg/hari, 2x/hari(bayi<1minggu) 3x/hari

(bayi<1minggu)

B. Oral

Amoksisilin 20-40mg/kg/hari, 3x/hari

Sefiksim 4mg/kg, 2x/hari

Trimetoprim 6-12mg/kg, 4x/hari

Sulfametoksasol 30-60g/kg, 3x/hari

Page 26 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 27: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

INFEKSI SALURAN KENCING

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur C. Profilaksis

Trimetoprim 2mg/kg, 1x malam hari Sulfametoksasol 30-60mg/kg, 1x malam hari Nitrofurantoin 1-2mg/kg, 1x malam hari

Indikator

pencapaian

Infeksi teratasi

Page 27 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 28: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN INCISI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu sayatan yang dibuat harus cukup panjang agar operasi dapat

leluasa dikerjakan tanpa retraksi yang berlebihan. Retraksi berlebihan

akan meningkatkan rasa nyeri pasca bedah, usahakan incisi hanya

dilakukan dengan satu sayatan, karena sayatan tambahan akan

meninggalkan bekas yang lebih buruk.

Tujuan Dilakukan pada luka yang mengalami infeksi

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien yang datang di Instalasi rawat jalan dan Rawat inap

bedah

Ruang lingkup Instalasi rawat jalan dan Rawat inap bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur PERSIAPAN

1. Tempat instrumen steri yang berisi:

Pinset anatomi, Sonde, Pisau/ mess, gunting, Klem

2. Kassa steril

3. Douk steril

4. Tampon steril

5. Verban

6. Plester

7. Obat anestesi

8. Spuit injectie 5 cc dan 10 cc

9. Bengkok

Page 28 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 29: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN INCISI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur PELAKSANAAN

1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut

2. Benjolan/ lokasi di disinfeksi

3. Memakai sarung tangan steril

4. Tutup dengan douk steril

5. Punksi benjolan untul lab

6. Lakukan anestesi lokal

7. Lakukan irisan sesuai dengan lipatan kulit

8. Buka dengan klem bengkok dan tampung cairan yang keluar

9. Lakukan kerokan pada luka tersebut

10. Cuci tangan betadin sampai bersih

11. Bila berdarah, tampon dengan verban padat

12. Bila tidak berdarah pasang drain handschoen

13. Tutup luka dengan kassa kompres

14. Balut/ plester yang erat agar sisa cairan keluar

Indikator

pencapaian

Tidak ada retraksi yang berlebihan, tidak ada rasa nyeri yang timbul

Page 29 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 30: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PERAWATAN LUKA ROBEK

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Luka adalah keadaan hilang/ terputusnya kontinuitas jaringan

Tujuan Melakukan penatalaksanaan perwatan luka agar dapat sembuh tanpa

ada komplikasi apapun

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien Rawat jalan dan Rawat inap yang datang ke Instalasi

bedah

Ruang lingkup Instalasi rawat jalan dan Rawat inap bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur PERSIAPAN

1. Tempat instrumen steri yang berisi:

Gunting, pinset 2 buah, klem secukupnya, naal foeder, duk steril,

sarung tangan steril, spuit injectie, jarum jahit, benang jahit

2. Obat anestesi

3. Obat cuci luka

4. Betadin

5. Kapas savlon

6. Kapas alkohol

7. Verban

8. Gunting verban

9. Bengkok

10. Plester

11. Lampu tindakan

12. Pisau cukur

Page 30 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 31: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PERAWATAN LUKA ROBEK

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur PELAKSANAAN

1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut

2. Memakai sarung tangan steril

3. Lakukan anestesi lokal daerah sekitar luka

4. Luka dibersihkan dari dala keluar

5. Bersihkan dengan perhidrol dab bilas dengan NS

6. Cari benda asing pada luka tersebut

7. Atasi perdarahan yang terjadi

8. Buang jaringan yang rusak

9. Jahit luka lapis demi lapis

10. Ratakan permukaan kulit

11. Periksa lagi apakah sudah tidak ada perdarahan

12. Tutup luka dengan kassa betadin dan balut/ plester

Indikator pencapaian

Tercapainya proses penyembuhan luka secara optimal serta minimnya

komplikasi yang terjadi

Page 31 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 32: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air,

panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan

suhu rendah (frost bite). Luka bakar ini dapat menyebabkan kematian,

atau akibat lain yang berkaitan dengan fungsi maupun estetik.

Tujuan Dapat melaksanakan prosedur penatalaksanaan luka bakar secara

optimal, menentukan derajatnya, indikasi rawat inapnya, serta

kemungkinan emergencynya.

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang di instalasi bedah

Ruang lingkup INDIKASI

Indikasi rawat inap:

1. Luka bakar derajat II > 15% pada dewasa, > 10% pada anak dan

umur lebih 50 tahun

2. Luka bakar derajat III

3. Luka bakar yang mengenai muka, tangan atau genetalia

4. Luka bakar listrik tegangan tinggi

5. Trauma inhalasi

6. Luka bakar khemis

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Page 32 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 33: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Penatalaksanaan di UGD

Pertolongan pertama pada penderita luka bakar

1. Bebaskan penderita dari kontak dengan penyebab luka bakar

dengan melepaskan semua baju dan barang yang melekat di tubuh

2. Pemeriksaan ABC (airway, breathing, circulation)

Airway (Jalan nafas)

Bebaskan dari gangguan jalan nafas atas (oedema jalan nafas atas)

Breathing (Pernafasan)

1. Periksa adanya gangguan pernafasan akibat trauma inhalasi

2. Bila perlu pemakaian endotracheal intubasi atau tracheostomi

Circulation (sirkulasi)

1. Bila penderita dalam keadaan shock: ditanggulangi dengan

pemberian cairan infus (rL), grojok. Bila perlu pasang lebih dari

satu tempat infus

2. Setelah shock teratasi, berikan cairan dengan rumus baxter (RL)

4cc/kgBB/luas/luas bakar

Page 33 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 34: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PERAWATAN LUKA BAKAR

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Perawatan luka pada luka bakar

1. Dilakukan debridement luka

2. Dimandikan atau dibersihkan dengan disinfektan ringan

3. Bulla dipecah bila keruh atau besar (> 5cm)

4. Setelah bersih luka diolesi dengan salep SSD (silver sulfa

diazinne) (Perawatan secara terbuka)

5. Penderita dibawa keruangan dengan dialasi dan dikerudungi kain

yang serba steril

6. Obat lain: analgetik/ sedativ, kalau perlu pemberian antibiotika

spektrum luas sebagai profilaksis

Indikator pencapaian

Minimnya angka komplikasi serta minimnya angka kematian akibat

luka bakar

Page 34 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 35: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PEMASANGAN BIDAI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Proses immobilisasi yang dilakukan untuk pasien patah tulang,

disesuaikan dengan tempatnya, pada umumnya harus melalui 2

persendian untuk immobilisasi.

Tujuan Meminimalkan komplikasi yang terjadi pada pasien dengan patah

tulang sebelum dilakukan reposisi.

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Instalasi rawat jalan dan rawat inap bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan

1. Bahan dari kayu

a. Matras

b. Mitella

2. Kassa dan kapas

3. Elastic bandage kalau perlu

Pelaksanaan

1. Lakukan pemasangan bidai kayu melalui 2 persendian agar

terfiksasi

2. Lain-lain bahan tergantung yang patah

Page 35 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 36: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PEMASANGAN BIDAI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 3. Prinsipnya:

a. Memfixasi 2 persendian

b. Mencegah perdarahan

c. Mengurangi rasa sakit

d. Memudahkan mengangkat

Indikator pencapaian

Tersedianya bidai dalam jumlah cukup, minimnya komplikasi yang

terjadi pada pasien patah tulang sebelum reposisi

Page 36 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 37: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PROSEDURPENDERITA GIGITAN ULAR

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Luka gigitan yang disebabkan gigitan ular, ular tersebut sebisa

mungkin teridentifikasi bentuknya, warnanya, besarnya sebab

mempengaruhi derajat gigitan, serta gejala dan keluhan bisa ular

tergantung jenisnya.

Tujuan Dapat menangani pasien dengan snake bite, mengatasi emergencynya

serta meminimalkan kematian yang terjadi.

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Rawat jalan dan rawat ianp instalasi bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan

1. Obat anestesi

2. Spuit injectie 5cc

3. S.A.B.U

4. Pusi/ mess

5. Bengkok

6. Betadin cair

7. Alkohol

8. Gunting

9. Kassa secukupnya

10. Plester

11. Bidai/ gips

Page 37 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 38: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PROSEDURPENDERITA GIGITAN ULAR

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Pelaksanaan

1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut

2. Disinfektan daerah sekitar luka

3. Lakukan pembiusan lokal

4. Buat multiple incisi pada daerah gigitan

5. Rawat perdarahan yang terjadi

6. Pasang drain

7. Kompres dengan betadin

8. Pasang bidai

9. Observasi penderita

10. Lakukan terapi dengan obat-obatan

Indikator

pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dengan snake bite

Page 38 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 39: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI BATU BULI-BULI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Operasi yang dilakukan pada pasien yang telah didiagnosa batu buli-

buli, sehingga dapat tercapai kesembuhan pada pasien

Tujuan Menangani pasien-pasien dengan diagnosa batu buli-buli, sehingga

dapat tercapai kesembuhan pada pasien

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup INDIKASI

Semua jenis batu buli-buli baik pada anak-anak, orang dewasa maupun

lansia

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan ruangan

1. Konsultasi dokter spesialis anestesi

2. Menandatangani surat persetujuan operasi (Informed consent)

3. Rambut pubis dicukur

4. Lavement malam dan pagi

5. Puasa 6 jam sebelum dan operasi dipasang infus RL/ D5

6. Skin test antibiotik dan dicatat hasilnya

7. Berangkat ke kamar operasi dengan pakaian untuk operasi dan

diberikan antibiotika profilaksis

8. Membawa darah bila diperlukan

Persiapan di OK

1. Re evaluasi tanda-tanda vital

2. Mempersiapkan peralatan di kamar operasi

Page 39 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 40: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI BATU BULI-BULI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur TEKNIK OPERASI

1. Tertutup (Litotripsi)

Syarat : -ukuran batu dengan tebal < 3cm

-orang dewasa

2. Terbuka (Vesikolitotomi) dilakukan:

Pada anak-anak

Batu besar

Gagal dengan litotripsi (batu amat besar)

INSTRUKSI di RR

1. Observasi tnda-tanda vital, jumlah dan warna urine

2. Bila dilakukan anestesi regional, tiduran 24jam, boleh minum/

makan

3. Antibiotika diberikan 8 jam setelah pemberian I

4. Tranfusi Hb < 10gr%

5. Boleh dipindahkan ke ruangan bila keadaan stabil dan tidak ada

penyakit

Page 40 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 41: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI BATU BULI-BULI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur INSTRUKSI di RUANGAN

1. Untuk operasi terbuka

2. Kateter dilepas hari ke-7 pasca operasi

3. Drain dilepas 1-2 hari setelah itu, sekaligus angkat jahitan

4. Bila menggunakan handschoen drain dilepas pada hari ke 2 pasca

bedah

5. Untuk operasi tertutup: kateter dilepas 1-2 hari pasca bedah dan

boleh KRS bila tidak ada penyulit

FOLLOW UP

1. Kontrol dipoli bedah 2 minggu setelah KRS dengan membawa

hasil analisa batu

2. Dinilai mengenai keluhan dan ada tidaknya penyulit

3. Konsultasi ke instalasi gizi untuk mengetahui diet sesuai jenis

batunya (kecuali batu buli-buli endemis pada anak-anak)

4. Selanjutnya kontrol 1 bulan dan dibuat ulangan lab dan RO

Indikator pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dan minimnya angka komplikasi

yang terjadi

Page 41 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 42: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PEMASANGAN SKIN TRAKSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Pemasangan alat berupa skin traksi yang digunakan pada pasien yang

mengalami patah tulang panjang tertutup seperti patah tulang paha.

Tujuan Dapat mengaplikasikan pemasangan skin traksi pada pasien patah

tulang panjang tertutup yang tidak dilakukan reposisi dengan operasi.

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat inap dengan patah tulang panjang tertutup yang

datang ke instalasi bedah

Ruang lingkup Patah tulang panjang tertutup di instalasi bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan alat

1. Skin traksi kit sesuai dengan ukuran kaki/ panjang kaki

2. Kerekan dan tali

3. Tempat beban/ jurigen

4. Pisau cukur

5. Air dan waskom serta waslap

6. Jod bensin dan tempatnya

7. Qaas dan kapas secukupnya

8. Gunting verban

9. Balok blok

10. Bantal/ pengalas

Persiapan penderita

1. Foto rontgen

Page 42 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 43: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PEMASANGAN SKIN TRAKSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Cara kerja

1. Beritahu penderita tentang maksud dan tujuan

2. Lihat hasil dari foto rontgen untuk menentukan posisi penderita

3. Atur posisi penderita

4. Pasang kerekan pada tempat tidur sesuai dengan anggota nama

yang patah

5. Bila mengenai spalk/ bidai lepaslah secara perlahan-lahan dengan

memegang ujung kaki yang patah

6. Bersihkanlah kaki yang patah dengan air sabun dan bila ada

rambut dicukur dan kemudian digosok dengan bensin untuk

menghilangkan lemak

7. Pasang skin traksi mulai dari ujung kaki yang patah sampai lokasi

tulang yang patah dan lekatkan plesternya dengan rata

8. Balut dengan tensocrepe mulai dari pangkal kaki yang patah

sampai mata kaki

9. Tali dari skin traksi diikatkan pada beban dengan melewati roda

dari kerekan

10. Pasang bantalan dibawah tungkai

11. Pasang blok pada bawah tempat tidur

12. Observasi adanya gangguan AVN (arteri, vena, Nervus)

Indikator pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dan minimnya angka komplikasi

yang terjadi

Page 43 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 44: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI APENDIKTOMI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Peradangan dari appendiks veriformis, dan merupakan penyebab

abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua

umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang

laki-laki berusia antara 10-30 tahun

Tujuan Mengupayakan kesembuhan pasien dengan appendisitis melalui

operasi appendiktomi

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Semua pasien baik anak-anak atau dewasa yang terdiagnosa

appendisitis akut maupun kronik

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan dipoloklinik

1. Pemeriksaan untuk diagnosa

2. Pemeriksaan laborat persyaratan operasi

a. Darah lengkap dan faal hemostasis

b. Kimia darah (ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, bilirubin direct/

indirect)

c. Gula darah puasa 2 jam post prandial untuk penderita lebih dari

40 tahun

d. ECG pre operatif untuk penderita lebih dari 40 tahun

e. Foto thorax

3. Konsul anestesi untuk persetujuan pemberian narcose

4. Daftar koordinator

Page 44 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 45: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI APENDIKTOMI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Persiapan pre operatif

1. Puasa 6-8 jam pre operatif

2. Surat persetujuan tindakan operatif

3. Antibiotika skin test

4. Resep pre operasi antibiotika profilaksis ampicillin 3 gram)

5. Analgesik

6. 6jam sebelum operasi, rambut kemaluan dicukur bersih

TEKNIK OPERASI

Appendectomy

Hari 1 post operasi

Hari 2 post operasi . di poliklinik

Hari 3 post operasi

INSTRUKSI DI RR

Observasi 2 jam (T/ N/ RR)

Jika dalam evaluasi 2 jam di RR hemodinamic stabil tidak

kesakitan → pulang

Jika meragukan observasi dilanjutkan sampai 24 jam → MRS

FOLLOW UP

Indikator

pencapaian

Minimnya komplikasi serta tingginya angka kesembuhan pasien

Page 45 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 46: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI HERNIOTOMY

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Penonjolan isi perut dari rongga normal melalui suatu defek pada fasia

dan muskuloaponeurotik dinding perut, baik secara kongenital atau

didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang

biasa melalui dinding perut

Tujuan Melakukan tindakan kuratif pada pasien dengan diagnosa hernia

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Pasien anak-anak, dewasa, laki-laki, perempuan yang datang ke

instalasi bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan ruangan

1. Pemeriksaan untuk diagnosa

2. Pemeriksaan laborat persyaratan operasi

a. Darah lengkap dan faal hemostasis

b. Kimia darah (ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, bilirubin direct/

indirect)

c. Gula darah puasa 2 jam post prandial untuk penderita lebih dari

40 tahun

d. ECG pre operatif untuk penderita lebih dari 40 tahun

Foto thorax

3. Konsul anestesi untuk persetujuan pemberian narcose

4. Daftra koordinator

Page 46 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 47: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI HERNIOTOMY

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Persiapan pre operatif

1. Puasa 6-8 jam pre operatif

2. Surat persetujuan tindakan operatif

3. Antibiotika skin test

4. Resep pre operasi antibiotika profilaksis ampicillin 3 gram)

5. Analgesik

6. 6jam sebelum operasi, rambut kemaluan dicukur bersih

TEKNIK OPERASI → Herniotomy dan plastik bassini

PERAWATAN di RR

Observasi 2 jam (T/ N/ RR)

Jika dalam evaluasi 2 jam di RR hemodinamic stabil tidak

kesakitan → pulang

Jika meragukan observasi dilanjutkan sampai 24 jam → MRS

FOLLOW UP

Appendectomy

Hari 1 post operasi

Hari 2 post operasi . di poliklinik

Hari 3 post operasi

Indikator

pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dan minimnya angka

kekambuhan serta minimnya angka komplikasi yang terjadi

Page 47 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 48: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI BPH

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Kanker prostat yang menyerang pria umumnya berumur diatas

40tahun, terdapat empat faktor yang mungkin mempengaruhi

terjadinya kanker prostat, yaitu genetik, hormon, makanan, dan

lingkungan serta infeksi.

Tujuan Melakukan tindakan operasi BPH sesuai standar sehingga

menghasilkan angka kesembuhan yang cukup optimal

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Pasien laki-laki umumnya berumur diatas 40 thun yang datang ke

instalasi bedah dengan BPH

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan ruangan

1. Konsultasi dokter spesialis anestesi

2. Menandatangani surat persetujuan operasi (Informed consent)

3. Rambut pubis dicukur

4. Lavement malam dan pagi

5. Puasa 6 jam sebelum dan operasi dipasang infus RL/ D5

6. Skin test antibiotik dan dicatat hasilnya

7. Berangkat ke kamar operasi dengan pakaian untuk operasi dan

diberikan antibiotika profilaksis

8. Membawa darah bila diperlukan

Page 48 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 49: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI BPH

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Persiapan di OK

1. Re evaluasi tanda-tanda vital

2. Mempersiapkan peralatan di kamar operasi

TEKNIK OPERASI

1. Tertutup (TUR prostat)

2. Terbuka (Retropubic extra versial)

INSTRUKSI di RR

1. Observasi tnda-tanda vital, jumlah dan warna urine

2. Bila dilakukan anestesi regional, tiduran 24jam, boleh minum/

makan

3. Antibiotika diberikan 8 jam setelah pemberian I

4. Traksi kateter dilepas dalam 24 jam pasca bedah

5. Tranfusi Hb < 10gr%

6. Boleh dipindahkan ke ruangan bila keadaan stabil dan tidak ada

penyakit

INSTRUKSI di RUANGAN

1. Mobilisasi secepatnya (bila dengan anestesi regional setelah 24

jam)

2. Untuk TUR-P kateter dilepas 3-4 hari pasca bedah bila urine

jernih dan sudah mobilisasi

3. Untuk operasi terbuka kateter dilepas hari ke 5 pasca bedah dan

drain dilepas 1-2 hari kemudian

4. Angkat jahitan hari ke 7-8 pasca dan boleh pulang

Page 49 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 50: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI BPH

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur FOLLOW UP

1. Kontrol dipoli bedah 2 minggu setelah KRS dengan membawa

hasil PA

2. Dilakukan penilaian mengenai: keluhan dan penyulit

3. Diberikan pengobatan sesuai dengan apa yang di dapat

4. Diminta untuk kembali 2 minggu lagi bila masih ada keluhan

5. Selanjutnya kontrol tiap 1 bulan/ 2 bulan sampai 6 bulan sekali

dan dilakukan pemeriksaan RT serta lab urine sedimen, faal ginjal

dan kultur

Indikator

pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dengan BPH

Page 50 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 51: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI STRUMA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu kanker yang berasal dari kelenjar tiroid, lebih banyak wanita

dengan distribusi berkisar antara 2:1 sampai 3:1, berdasarkan jenis

histopatologinya kanker tiroid jenis papilar (71,4%), jenis folikuler

(16,7%), anaplastik (8,4%), jenis medular (1,4%).

Tujuan Melakukan tindakan operasi dengan tujuan kesembuhan serta

mengurangi komplikasi.

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Prosedur ini berlaku pada semua kegiatan pelayanan medis/

keperawatan operasi penderita dengan semua struma apapun

penyebabnya, kecuali:

Struma difusa toksis

Struma karena thyroiditis akut yang berhasil diterapi dengan

pengobatan antibiotika

Carcinoma thyroid yang inoperabel

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan Ruangan

1. Leher dibersihkan dengan sabun

2. Persiapan persediaan darah

3. Formulir PA untuk pemeriksaan potong beku

Page 51 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 52: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI STRUMA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Persiapan di OK

1. Infus di lengan kiri atau kanan

2. Setelah dibius, posisi kepala defleksi maksimal

3. Desinfektan leher bagian depan sampai dengan dagu, lateral leher,

dan dada bagian atas

TEKNIK OPERASI

1. Dibuat incisi collar pada kulit sekitar 2 jari dari fossa jugularis s/d

m. Platysma

2. M. Sternocleidomastoideus disisihkan kelateral

3. M. Sternohyoid dan sternothyroid kiri dan kanan dipisahkandi

tengah-tengah, kemudian dipotong tranversal

4. Throid nodule diluxir keluar

5. Dicari a/v thyroidea superior, dilakukan pemotongan dan ligasi

dengan benang seide 0-2

6. Dicari n. Reccurens, glandula paratiroid dan disisihkan

7. Dicari a. Thyroidea inferior, vena thyroidea, dipotong dan diligasi

8. Kemudian dilakukan total lobektomi, subtotal lobektomi, total

thyroidektomi, subtotal thyroidektomi tergantung indikasinya

9. Perawatan perdarahan dengan ligasi menggunakan siede 0-3 dan

dipasang drain

10. Luka ditutup lapis demi lapis

11. Kulit dijahit subcuticuler dengan prolene 0,5

Page 52 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 53: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI STRUMA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur INSTRUKSI di RR

1. Awasi T/N/RR

2. Bila penderita sesak nafas, lihat apakah ada hematoma pada leher

3. Bila ada, segera benang dijahit dilepas → lapor OK untuk di

eksplorasi

FOLLOW UP

Penderita tidur terlentang/ ½ duduk

Makan/ minum bebas

Hari I post operasi segera mobilisasi

Drain dilepas setelah cairan keluar minimal 10cc

Benang dilepas hari ke 7

Indikator pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dengan Ca tiroid

Page 53 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 54: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI ABCESS MAMMA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Infeksi yang terjadi pada mammae sehingga perlu dilakukan tindakan

operasi guna mengeluarkan pus yang terdapat pada mamma sehingga

sumber infeksi bisa tertangani dengan baik.

Tujuan Melakukan irigasi dari pus pada abces mamma yang terjadi

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien rawat jalan dan rawat inap yang datang ke instalasi

bedah

Ruang lingkup Semua pasien wanita yang datang ke instalasi bedah dengan diagnosis

Abces mamma

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan

1. Bila dilakukan dengan bius lokal atau umum

2. Bisa dengan bius umum dipuasakan 6-8 jam

3. Menandatangani informed concent

Persiapan di OK

1. Infus RL, premedikasi bila di bius umum

2. Desinfektan daerah operasi dengan jodium 3%, alkohol 70% atau

povidon iodin 10%

3. Bila dengan bius lokal semprot dengan cholethyl

4. Dilakukan incisi dengan pisau nomor 11 pada daerah yang

fluktuatif

5. Nanah dikeluarkan sampai bersih

6. Cuci dengan povidon iodin 10%

7. Beri drain handschoen

Page 54 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 55: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASI ABCESS MAMMA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur INSTRUKSI di RR bila di BIUS

1. Awasi kesadaran T/ N sadar

2. Bila kesadaran dan T/ N baik dapat pulang

FOLLOW UP

Kontrol poliklinik 2 hari sekali sampai sembuh, setiap datang

ganti tampon

Indikator pencapaian

Tingginya angka kesembuhan pasien dengan abcess mamma

Page 55 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 56: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

MANDI RENDAM COMBUSTIO

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu cara perawatan luka pada pasien combustio dengan tujuan

antiseptik sehingga mengurangi resiko infeksi yang terjadi pada pasien.

Tujuan Mengurangi resiko infeksi sehingga mempercepat proses

penyembuhan

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien comcustio yang datang ke instalasi bedah

Ruang lingkup Pasien yang datang dengan combus ke instalasi bedah

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan alat

1. Bak mandi

2. PK

3. Air hangat (± 37-43ºc)

4. Kantong plastik untuk kotoran

5. Skort

6. Bengkok

7. Pinset anatomis dua buah

8. Pinset chirurghi satu buah

9. Gunting

10. Kapas sublimat-savlon pada tempatnya

11. Sarung tangan

12. Salep (obat-obatan)

Page 56 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 57: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

MANDI RENDAM COMBUSTIO

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Persiapan penderita dan lingkungan

1. Menjelaskan tujuan akan dilakukannya tindakan

2. Menyiapkan penderita serileks mungkin

3. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman

Pelaksanaan dan cara kerja

1. Penderita diberitahu

2. Isi bak mandi dengan air hangat

3. Larutan PK dengan kepekatan 1/4000-1/5000

4. Perawat cuci tangan kemudian memakai skort

5. Membuka pakaian penderita, kemudian dimasukkan ke dalam bak

mandi sampai luka terendam seluruhnya kecuali kepala sedangkan

bagian yang tak terendam disiram-siramkan

6. Perawat memakai sarung tangan

7. Bersihkan luka dan lakukan nekrotomi bila ada jaringan yang

nekrosis

8. Memandikan juga bagian tubuh yang sehat dan disabun

9. Bilas dengan air bersih

10. Keringkan dan pindahkan ke tempat tidur yang sudah dipasang

laken steril

11. Lakukan perawatan luka dan olesi dengan obat-obatan (SSD)

12. Tutup luka dengan kassa steril dan balut luka dengan verban

13. Rapikan penderita dan alat-alat dibersihkan

14. Perawat cuci tangan

Page 57 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 58: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

MANDI RENDAM COMBUSTIO

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 3

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMIndikator

pencapaian

Tingginya angka kesembuhan serta kurangnya angka komplikasi yang

terjadi

Page 58 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 59: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASITUMOR PAYUDARA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 4

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia.

Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letk

terbanyak di kuadran lateral atas.

Tujuan Melakukan tindakan operasi guna mengeradikasikan Ca payudara pada

pasien

Deskripsi tentang

klien

Semua pasien wanita yang datang ke rawat jalan dan rawat inap

instalasi bedah

Ruang lingkup Prosedur berlaku pada semua tindakan medik keperawatan operasi

penderita dengan diagnosa:

Tumor jinak payudara

Tumor ganas payudara stadium I, II, IIIa

Referensi Kapita selekta kedokteran jilid II FK-UI tahun 2000

Prosedur Persiapan ruangan

1. Pembersihan daerah dada dan aksila yang akan dioperasi dengan

sabun, kemudian ditutup dengan kassa steril

2. Pembersihan daerah paha pada sisi yang sama dengan payudara

yang akan dioperasi dengan sabun, rambut paha tersebut dicukur.

Ini digunakan untuk skin graft bila diperlukan

3. Darah (whole blood) minimal 2 labu

4. Formulir PA untuk pemeriksaan potong beku

Page 59 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 60: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASITUMOR PAYUDARA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 4

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Persiapan di OK

1. Infus dipasang pada lengan sisi kontra lateral dari daerah operasi

2. Setelah narkose dilakukan desinfeksi pada dada melampaui garis

tengah, bahu s/d lengan atas, skapula bagian lateral, dinding dada

sebelah lateral, diatas klavikula

3. Desinfektan pada paha yang sudah disiapkan untuk skin graft

4. Dibuat gambar batas pinggir tumor dengan methylene blue dan

batas incisi kulit sekitar 3cm dari pinggir tumor dengan metode

willy Meyer atau stewart.

5. Kemudian digambar batas pembuatan flap kulit yaitu:

Medial garis: sternal

Atas garis: claviculer

Bawah garis: setinggi origo m. Rectus abdominis

Lateral garis: pinggir lateral m. Lattisimus dorsi

6. Dilakukan incisional/ eksisional biopsi dan dilanjutkan

pemeriksaan potong beku

TEKNIK OPERASI

Tumor jinak

1. Fibroadenoma dilakukan excisi

2. Tumor filoides dilakukan simple mastectomy

Page 60 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 61: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASITUMOR PAYUDARA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman3 / 4

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Tumor ganas

1. Tumor filoides ganas dilakukan simple mastectomy

2. Karsinoma payudara

Stadium I, T1, N0, M0

Tumor pada kuadran lateral

Diameter < 2cm

Pembesaran kelenjar axilla tidak ada

Dilakukan breast conserving treatment

1. Stadium I, T1, N1, M0 dilakukan modified radical mastectomy

(Madden)

2. Stadium II

3. Dilakukan modified radical mastectomy

4. Stadium IIIA simple mastectomy dan lymphadenectomy axilla

5. Setelah tindakan seesai, lapangan operasi dicuci dengan air steril,

dipasang drain dengan lubang terletak didalam area radio terapi

6. Jahitan kulit dengan seide 0-3, dibalut dengan bebat elastic 15cm

1-2 buah

Page 61 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 62: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

TINDAKAN OPERASITUMOR PAYUDARA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman4 / 4

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur Instruksi di RR

1. Awasi T/ N/ RR

2. Awasi darah yang keluar dari drain

3. Cek Hb, bila < 10gr%, tranfusi

Follow up

1. Bila ada skin graft dibuka hari ke 5 dan diganti kassa hari 10-12

pasca operasi pengangkatan jahitan

2. Drain dilepas bila produksi cairan < 25cc

3. Radioterapi dilakukan setelah luka sembuh

Indikator

pencapaian

Tingginya angka kesembuhan serta minimnya angka kekambuhan dan

minimnya angka komplikasi

Page 62 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 63: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

VAGINAL TOUCHER

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu tindakan pemeriksaan dalam (vagina) untuk menentukan diagnosa

lebih lanjut.

Tujuan Diagnostik

Deskripsi tentang

klien

1. Inpartu

2. Perdarahan terus-menerus/ sedikit-sedikit pervaginam

Ruang lingkup 1. Inpartu

2. Abortus, KET

3. Ca cervix, kista ovarium, myoma uteri

4. Dugaan CPD

Referensi Obstetric dan ginekologi FKUI

Prosedur PERSIAPAN

10. Sarung tangan

11. Bengkok

12. Alat tulis

13. Kapas savlon

PELAKSANAAN

1. Penderita diberi informasi tentang tindakan tersebut

2. Mengatur posisi tidur, lithotomi

3. Pakai sarung tangan steril

4. Tangan kiri membuka vulva dengan kapas savlon dan tangan

kanan membersihkan vulva dengan kapas disinfektan

Page 63 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 64: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

VAGINAL TOUCHER

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 5. Melakukan pemeriksaan dalam

6. Atur posisi penderita kembali

7. Catat hasil pemeriksaan

Indikator

pencapaian

Untuk mengetahui keadaan jalan lahir

Page 64 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 65: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

EPISIOTOMI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Suatu pertolongan yang dibuat dari perineum pada akhir kala II persalinan

untuk mencegah robekan atau mempercepat kelahiran bayi.

Tujuan 1. Mencegah robekan perineum

2. Melindungi bayi dari trauma jalan lahir

3. Mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada presentasi

abnormal

4. Memperpendek kala II

Deskripsi tentang

klien

Penderita inpartu dengan perineum kaku, gawat janin, dan gawat ibu.

Ruang lingkup Primigravida inpartu

Sebelum tindakan vakum ekstraksi, forceps, sungsang.

Referensi Episiotomy dan penjahitan robekan jalan lahir, 1994 Jakarta, Depkes

Prosedur PERSIAPAN

1. Lampu/ sumber cahaya yang terang

2. Sabun dan air untuk mencuci alat kelamin

3. Sarung tangan

4. Kocher

5. Gunting episiotomy

6. Venster klem 2 buah

7. Benang jahit dan jarumnya

8. Pinset

9. Obat anestesi lokal

10. Disposible spuit

Page 65 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 66: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

EPISIOTOMI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 11. Kain kassa

12. Betadine

13. Bengkok

PELAKSANAAN

1. Menjelaskan pada penderita tindakan yang akan dilakukan

2. Mengatur posisi penderita lithotomi, pakai handschoen

3. Memberikan anestesi lokal

4. Melakukan episiotomi saat perineum tipis dan pucat

5. Memasukkan 2 jari tangan kiri dalam vagina antara gunting dan

kepala bayi

6. Membuat episiotomi mediolateral dengan hanya 1 atau 2 kali

potongan

7. Tekan luka perineum dengan kassa sambil ibu tetap mengejan

setiap ada kontraksi

8. Setelah bayi lahir plasenta lahir lakukan penjahitan perineum

Indikator

pencapaian

Mempercepat proses kelahiran

Page 66 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 67: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANANHIPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Muntah pada kehamilan ada yang menimbulkan gangguan keseimbangan

cairan dan elektrolit.

Tujuan Kebutuhan nutrisi ibu dan janin terpenuhi

1. Mual berkurang

2. Tidak muntah

3. Intake makanan- zat gizi cukup

Deskripsi tentang

klien

1. Hamil muda

2. Kondisi ibu lemah

3. Mual muntah

4. Turgor kulit turun/ lemah

5. Nadi cepat 120x/ menit atau lebih, kadang panas

6. Nafsu makan turun

Ruang lingkup Ibu hamil

Referensi Ilmu kebidanan FKUI, Jakarta, 2002

Prosedur PERSIAPAN

1. Cairan infus RL/D5%

2. Standar infus

3. Jarum infus

4. Kapas alkohol

5. Betadine

6. Plester

7. Gunting plester

8. Bengkok

Page 67 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 68: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANANHIPEREMESIS GRAVIDARUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 9. Alat-alat injeksi tertentu

10. Tensimeter

11. Termometer

12. Timbangan

13. Disposible spuit

Pelaksanaan

1. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakaauakan

2. Pemeriksaan adanya kehamilan

3. Pemeriksaan berat badan dan tanda-tanda vital

4. Pemeriksaan laboratorium, darah, urine

5. Memasang infus

6. Puasakan bila perlu

7. Pemberian obat untuk mengurangi mual, muntah

8. Penyuluhan tentang kehamilan

Indikator

pencapaian

Mengurangi mual, muntah

Page 68 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 69: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENDERITA ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Berakhirnya suatu kehamilan (disebabkan oleh faktor-faktor tertentu)

sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan.

Tujuan Mengeluarkan segera plasenta

Deskripsi tentang

klien

1. Terlambat haid

2. Perdarahan pervaginam

3. Spasme/ nyeri perut bawah

4. Keluarnya buah kehamilan

Ruang lingkup Ibu hamil

Referensi Pasca abortus dan komplikasinya, AVSC International 1998

Prosedur PERSIAPAN

1. Surat persetujuan

2. Tensimeter, stetoskop, termometer

3. Sarung tangan

4. Infus set/ tranfusi set

5. Cairan infus

6. Kapas savlon

7. Betadine

8. Oksigen

9. Hb set

10. Curratage

Page 69 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 70: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENDERITA ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 11. Obat-obatan tertentu

12. Siposible spuit

13. Cateter

14. Bengkok

PELAKSANAAN

1. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan

2. Minta surat persetujuan tindakan

3. Diawasi tanda-tanda vital, kesadaran

4. Lakukan cek hb

5. Lakukan pemeriksaan dalam tentukan jenis abortus

6. Pasang infus kalau perlu tranfusi

7. Pengosongan rongga rahim dari kehamilan kecuali pada abortus

iminens

8. Observasi dan asuhan pasca tindakan

Indikator

pencapaian

Menghentikan perdarahan dan menenangkan kontraksi uterus

Page 70 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 71: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENDERITA HPP

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Kehilangan darah sebanyak 500ml atau lebih dari jalan lahir setelah bayi lahir

Tujuan Menghentikan perdarahan pasca persalinan

Deskripsi tentang

klien

1. Keadaan umum lemah

2. Anemis

3. Perdarahan pervaginam

4. Tensi rendah < 100mmHg, nadi cepat dan lemah

Ruang lingkup 1. Rupur uteri

2. Robekan vaginal

3. Robekan servik

4. Atonia uteri

5. Retensio placenta

Referensi Ilmu kebidanan FKUI, Jakarta, 2002

Prosedur Persiapan

1. Surat persetujuan

2. Infus set/ tranfusi set

3. Cairan infus

4. Oksigen

5. Termometer

6. Tensi meter

7. Kuretase

8. Hecting set

Page 71 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 72: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENDERITA HPP

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 9. Kateter

10. Kapas savlon

11. Kassa

12. Betadine

13. Ember tamung

14. Sarung tangan

15. Obat-obatan sesuai kebutuhan

16. Hb set

17. Spuit

PELAKSANAAN

1. Jelaskan pada penderita dan keluarga tentang tindakan yang akan

dilakukan minta surat persetujuan tindakan

2. Periksa tensi dan nadi

3. Pasang infus

4. Bersihkan penderita dan pasang pot tampon untuk mengevaluasi

darah yang keluar

5. Cek suhu tubuh dan hb, bila perlu tranfusi

6. Cari sebab-sebab perdarahan

7. Atasi perdarahan sesuai dengan penyebabnya

8. Observasi tanda-tanda vital post tindakan

Indikator pencapaian

Kontraksi uterus keras, perdarahan berhenti

Page 72 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 73: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN RETENSIO PLACENTA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Tidak keluarnya placenta 30 menit setelah persalinan.

Tujuan Segera melahirkan placenta.

Deskripsi tentang

klien

1. Keadaan umu lemah

2. Perdarahan banyak atau sampai anemis

3. Placenta belum keluar

4. Tanda-tanda shock

Ruang lingkup Ibu post partum

Referensi Ilmu kebidanan FKUI, Jakarta, 2002

Prosedur PERSIAPAN

1. Infus set/ tranfusi set

2. Heating set

3. Cairan infus

4. Oksigen

5. Kateter

6. Injeksi cyntocinon dan metergin

7. Spuit injeksi

8. Doek steril

9. Kapas savlon

10. Betadine

11. Ember tampung

12. Pot tamung

13. Sarung tangan

14. Hb set

Page 73 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 74: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN RETENSIO PLACENTA

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur PELAKSANAAN

1. Penderita diberi informasi tentang tindakan yang akan dilakukan

2. Pasang infus dan beri cairan yang sesuai

3. Periksa tensi dn nadi, cek Hb

4. Kalau perlu beri: oksigen

5. Kosongkan kandung kemih

6. Keluarkan placenta secara brand andrea

7. Bila tidak berhasil siapkan pengeluaran

8. Tidurkan penderita dengan posisi lithotomi

9. Lakukan vulva higien dengan kapas savlon

10. Disinfektan daerah vulva dengan betadine

11. Pasang duk steril

12. Lakukan tindakan manual

13. Injeksi dengan cynticinon kalau perlu metergin

14. Eksplorasi jalan lahir dan bila ada ruptur perineum lakukan

hecting

15. Pasang pot tampung dibawah penderita sambil observasi

Indikator

pencapaian

Placenta dan selaputnya lahir dengan lengkap

Page 74 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 75: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

VAKUM EKSTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Tindakan dengan menggunakan ekstraktor vakum untuk membantu ibu

melahirkan bayi yang cukup bulan/ aterm.

Tujuan Mengurangi kemungkinan terjadinya:

1. Bayi lahir mati

2. Ruptura uteri

Deskripsi tentang

klien

1. Hamil cukup bulan (aterm)

2. Kelelahan

3. His tidak adequat

4. Pemeriksaan vagina pembukaan lengkap

Ruang lingkup 1. Kala II lama

2. Ibu hamil dengan penyakit tertentu

3. Gawat janin

Referensi Ekstra vakum, Depkes RI, Jakarta, 1994

Prosedur PERSIAPAN

1. Dressing car

2. Duk steril

3. Partus set, betadin

4. Kassa steril, ekstrator vakum

5. Obat-obatan tertentu

6. Disposible spuit dan sarung tangan steril

Page 75 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 76: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

VAKUM EKSTRAKSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur PELAKSANAAN

1. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan

2. Atur posisi ibu lithotomi

3. Lakukan kateterisasi

4. Pemeriksaan vagina untuk memastikan posisi dan letak bayi

5. Lakukan episiotomi bila perlu

6. Usap kulit kepala bayi dengan kain kassa yang kering

7. Pasang mangkok ekstrator ke dalam vagina

Masukkan hati-hati mangkok ke dalam vagina, pasang ke

kepala bayi

Pegang mangkok dengan jari tangan

Raba dengan hati-hati sekeliling mangkok dengan jari untuk

memastikan tidak ada jaringan ibu yang terjepit dibawah

mangkok

8. Naikkan tekanan

9. Tarik pemegang kepala bayi pada saat his anjurkan ibu mengejan

Indikator

pencapaian

Bayi lahir

Page 76 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 77: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENDERITA EKLAMPSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Toksemia gravidarum yang ditandai dengan tensi ≥ 160/100, proteinuri >

3gr/l, oedema, yang disertai dengan kejang.

Tujuan 1. Menghentikan kejang, mencegah kejang ulangan

2. Mencegah dan mengatasi komplikasi

3. Memperbaiki keadaan ibu dan anak

Deskripsi tentang

klien

1. Terlambat haid

2. Tekanan darah ≥ 160/100

3. Oliguri

4. Penglihatan kabur

5. Nyeri epigastrium

6. Nyeri kepala

7. Oedema

8. Kejang

9. Penurunan kesadaran

10. Proteinuri

Ruang lingkup Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi dan kejang

Referensi Ilmu kebidanan FKUI

Prosedur PERSIAPAN

1. Oksigen, tong spatel

2. Infus set, cairan infus

3. Kapas alkohol

4. Disposible spuit 10cc

5. Obat injeksi sulfas magnesium

Page 77 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 78: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENDERITA EKLAMPSI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur 6. Kateter urinbag

7. Tali pengikat

8. Tensimeter, termometer

9. Botol untuk pemeriksaan urin darah

PELAKSANAAN

1. Jelaskan pada keluarga tentang keadaan tindakan yang akan

dilakukan

2. Mengatur posisi tidur pasien

3. Memasang tali pengikat bila perlu

4. Mengukur tanda-tanda vital

5. Memasang infus, oksigen dan tong spatel bila kejang

6. Memasang katetr

7. Memeriksa kehamilan

8. Mengambil bahan-bahan untuk pemeriksaan urin dan darah

9. Memberikan program terapi SM sesuai petunjuk dokter

10. Mengobservasi tanda-tanda vital secara teratur

Indikator

pencapaian

Tensi mengalami penurunan, tidak terjadi kejang dan kejang ulangan,

kesadaran membaik

Page 78 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 79: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN PENANGANAN PENDERITA

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU(K.E.T)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Kehamilan yang produk kehamilannya bersarang dan tumbuh di tempat yang

tidak normal.

Tujuan Memperbaiki kondisi ibu dengan cara mengeluarkan hasil konsepsi.

Deskripsi tentang

klien

1. Haid terlambat

2. Perdarahan per vaginam: ada/tidak ada

3. Riwayat nyeri perut mendadak, tanpa sebab

4. Riwayat pingsan

5. Pucat (klinis tidak sesuai)

6. Tanda-tanda shock

7. Nyeri abdomen

8. Nyeri pada pemeriksaan vagina

Ruang lingkup 1. Penyebab terjadinya belum dapat diketahui

2. Kelanjutan kehamilan ektopik dapat berupa tubair abortus atau

tubair ruptur

3. Terjadi timbunan darah intra abdominal

4. Tanda gejala bisa akut atau kronis

5. Frekuensi terbanyak produk kehamilan bersarang dan tumbuh

pada pars ampularis tuba fallopi

Referensi Ilmu kebidanan FKUI, Jakarta, 2002

Page 79 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 80: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN PENANGANAN PENDERITA

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU(K.E.T)

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur PERSIAPAN

1. Infus set, cairan RL/D5%

2. Oksigen, spekulum atas dan spekulum bawah

3. Portio klem

4. Jarum dauglas punksi, spuit, duk steril

5. Betadine

6. Kapas savlon, sarung tangan steril, deppers steril

7. Bengkok, Hb set

PELAKSANAAN

1. Penderita diberi informasi

2. Dilakukan pengukuran tensi, nadi, temperatur

3. Bila penderita pre shock, pasang infus

4. Ambil darah untuk pemeriksaan Hb, PCV, planotest

5. Tidurkan penderita dimeja tindakan dengan posisi semi fowler dan

lithotomi

6. Lakukan vulva higiene dengan kapas savlon

7. Antisepsis daerah vulva dengan betadine

8. Pasang duk steril

9. Dilakukan tindakan daugls punksi

10. Bila dauglas punksi (+), rencanakan operasi

Indikator

pencapaian

Keadaan ibu membaik, tidak mengalami nyeri, hasil konsepsi keluar, tidak

terjadi perdarahan

Page 80 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 81: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANANPENDERITA POST OPERATIP

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Perawatan pasien setelah operasi

Tujuan 1. Mencegah terjadinya komplikasi post op

2. Perdarahan banyak

3. Aspirasi

4. Infeksi

Deskripsi tentang

klien

Setelah dilakukan tindakan operasi

Ruang lingkup Post op (sectio caesarea, laparotomi)

Referensi Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Jakarta, 2002

Prosedur PERSIAPAN

1. Lembar observasi, alat tulis

2. Tensimeter, termometer

3. Hb set, oksigen

4. Obat-obatan yang sesuai

Page 81 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 82: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANANPENDERITA POST OPERATIP

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMProsedur PELAKSANAAN

1. Menjelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dan harus

dilakukan serta larangan-larangan

2. Mengatur posisi tidur terlentang tanpa bantal

3. Observasi tanda-tanda vital secara teratur

4. Observasi tetesan infus

5. Lakukan cek Hb

6. Observasi jumlah, warna urine

7. Memasukkan obat-obatan sesuai jadwal

8. Observasi perdarahan

9. Memberi oksigen kalau perlu

10. Mencatat semua tindakan pada lembar observasi

Indikator

pencapaian

Luka operasi membaik

Page 82 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 83: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

MEMASUKKAN PASIENKE RUANG ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Ruang isolasi bedah khusus diperuntukkan pasien dengan diagnosis

tetanus

Ruang isolasi penyakit dalam khusus untuk penyakit TBC

Ruang isolasi perinatologi khusus untuk bayi kiriman dari luar, bayi

rawat ulang, bayi dari RS bersalin tetapi infeksius dan bayi jelas ada

infeksi.

Tujuan Mencegah penularan penyakit ke pasien lain dan pengunjung atau

perawat, menghindarkan pasien dari gangguan/ rangsangan dari luar.

Deskripsi tentang

klien

Ruang khusus yang diperuntukkan pasien dengan diagnosis tetanus,

TBC, morbili, diptheri, bayi infeksius.

Ruang lingkup Ruang isolasi bedah, ruang isolasi dalam, ruang isolasi perinatologi.

Referensi Buku Standar Pelayanan Medis IDI

Prosedur a. Pasien yang datang lewat poli, dokter poli mendiagnosis penyakit

dan mengirim pasien sesuai dengan ruang isolasi yang diperlukan

b. Pasien yang datang lewat UGD, dokter UGD mendiagnosis pasien

dan mengirim pasien ke ruang isolasi sesuai dengan penyakitnya

c. Pasien kiriman dari dokter luar pada jam kerja atau dalam jam

kerja, kalau lewat UGD dokter UGD mendiagnosis penyakit

pasien dan mengirim pasien ke ruang isolasi yang sesuai

d. Dokter masing-masing ruangan isolasi akan merawat dan

bertanggung jawab atas pasien ruang isolasi sesuai dengan SPO

yang berlaku.

Page 83 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 84: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

MEMASUKKAN PASIENKE RUANG ISOLASI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMIndikator

pencapaian

Keteraturan perawatan pasien yang memerlukan perawatan ruang

isolasi

Page 84 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 85: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

ISOLASI PENDERITA MORBILI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Ruang isolasi anak diperuntukkan khusus pasien morbili dan diphteri

dengan sarana yang tersedia.

Tujuan Memutus rantai penularan penyakit campak, terutama mencegah agar

pasien sebagai sumber infeksi dan penularan, tidak menyebarkan

penyakitnya kepada petugas RS, penderita lain yang rentan atau

langsung ke masyarakat luas.

Deskripsi tentang

klien

Pasien yang terinfeksi kuman morbili dengan tanda-tanda

konjungtivitis, pilek, bersin-bersin, batuk dan komplek spot.

Ruang lingkup Ruang isolasi anak.

Referensi Buku Standar Pelayanan Medis IDI

Prosedur a. Tersedianya kamar ruang khusus dengan pintu selalu tertutup

b. Masker harus dipakai oleh setiap orang yang masuk ruangan

c. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

d. Sarung tangan tidak diperlukan

e. Bahan yang tercemar harus didisinfeksi atau dimusnahkan

f. Penatalaksanaan penderita sesuai dengan SPO pelayanan medis

RSAB Siti Fatimah Kraksaan

Indikator

pencapaian

a. Keteraturan perawatan pasien yang memerlukan perawatan ruang

isolasi

b. Tidak adanya penderita lain/ paramedis dan keluarga pasien yang

tertular morbili.

Page 85 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 86: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

ISOLASI PENDERITA DIPTHERI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Ruang isolasi anak diperuntukkan khusus pasien morbili dan diphteri

dengan sarana tersedia.

Tujuan Memutuskan rantai penularan penyakit diphteri, terutama mencegah

agar pasien sebagai sumber infeksi dan penularan tidak menyebarkan

penyakitnya kepada petugas RS, penderita lain yang rentan atau

langsung ke masyarakat luas.

Deskripsi tentang

klien

Pasien yang terinfeksi kuman diphteri, dengan tanda-tanda ditemukan

bercak putih keabu-abuan dan mudah berdarah.

Ruang lingkup Ruang isolasi anak.

Referensi Buku Standar Pelayanan Medis IDI

Prosedur a. Tersedianya ruang/ kamar khusus dengan pintu selalu tertutup

b. Jas, jubah harus dipakai oleh siapapun yang masuk kamar/

ruangan

c. Masker harus selalu dipakai selama di ruangan

d. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan,

pemeriksaan atau perawatan

e. Sarung tangan harus digunakan setiap akan melakukan tindakan

apapun dalam ruangan

f. Barang bekas pakai harus dibungkus sebelum di sterilisasi,

disinfeksi atau dimusnahkan

g. Penatalaksanaan penderita sesuai dengan SPO pelayanan medis

RSAB Siti Fatimah Kraksaan.

Page 86 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 87: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

ISOLASI PENDERITA DIPTHERI

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman2 / 2

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMIndikator

pencapaian

a. Pasien yang memerlukan perawatan isolasi ditangani dengan baik

b. Tidak adanya penderita lain/ paramedis dan keluarga pasien yang

tertular diphteri.

Page 87 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 88: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PENANGANAN PENYAKIT KOCH PULMONUM

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Ruang khusus bagi penderita tuberkulosis paru yang berventilasi baik,

tidak lembab dan dapat langsung menerima sinar matahari.

Tujuan Penularan tuberkulosis paru melalui: droplet infection yang

dibatukkan/ dibersinkan, perlu ruang khusus bagi penderita tersebut.

Deskripsi tentang

klien

Penderita tuberkulosis paru yang didiagnosis melalui pemeriksaan fisik

diagnostik dan foto dada ataupun secara bakteriologis.

Ruang lingkup Ruang isolasi dalam.

Referensi Buku Standar Pelayanan Medis IDI

Prosedur a. Penderita yang memenuhi deskripsi yang masuk ke ruang ini

melalui poli umum, ataupun UGD baik datang sendiri, rujukan

puskesmas atau kiriman dokter luar

b. Penderita akan dirawat sesuai SPO yang berlaku.

Indikator

pencapaian

Keteraturan perawatan pasien yang memerlukan perawatan ruang

isolasi.

Page 88 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O

Page 89: -SPO-Anak

Kesembuhan datang dari Allah SWT,

Kepuasan pasien kewajiban kami

RSAB SITI FATIMAHKRAKSAAN

PEMASANGAN TAMPON HIDUNG

No. Dokumen No. Revisi0

Halaman1 / 1

S P O Tanggal Terbit

Direktur

dr. H. Hariyadi Santosa, MMPengertian Tindakan memasukkan tampon ke dalam kavum nasi dan atau

nasofaring.

Tujuan Menghentikan perdarahan dari hidung.

Deskripsi tentang

klien

Semua kasus epitaksis

Ruang lingkup UGD, poli umum, dokter umum, dokter spesialis THT

Referensi THT FKUI, 2006

Prosedur 1. Posisi pasien duduk

2. Pada kasus epitaksis ringan dimasukkan kapas adrenalin

kemudian dievaluasi selama 15menit, bila tak keluar darah kapas

dapat dilepas. Pada kasus epitaksis profus langsung dipasang

tampon gulung (tampon anterior)

3. Bila terdapat bekuan darah harus dibersihkan telebih dahulu,

apabila dengan tampon anterior masih keluar darah maka harus

dipasang tampon posterior/ belloq tampon

4. Pada pemasangan tampon

Tampon dapat dipertahankan 2x24 jam

Pasien dengan belloq tampon harus rawat inap

Pasien dengan pemasangan tampon harus diberi antibiotika

Pada kasus epitaksis berat/ profus harus dilakukan pemeriksaan

darah lengkap dan faal hemostasis

Indikator

pencapaian

Tidak ada lagi darah yang keluar dari lubang hidung/ nasofaring

Page 89 of 89Standar Prosedur Opersional

KRA K S A A N

P R O B O L IN GG O