Spo Non Perawatan

39
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. SPO SPO – Ners A5 B-One Tanggal dibuat : 20 Februari 2015 Tanggal Berlaku : 27 Februari 2015 Nama Departemen : PENYAKIT DALAM Judul : PENGKAJIAN DATA PASIEN No Revisi 00 Hal. 1 dari 30 Diatur Oleh : Kepala Ruang beserta staf B-1 Disetujui Oleh : Pembimbing Akademik A. Definisi Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupaka suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu. B. Tujuan 1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien 2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien 3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien 4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

description

gre

Transcript of Spo Non Perawatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

PENGKAJIAN DATA PASIEN

No Revisi

00

Hal. 1 dari 30

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

A. Definisi Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupaka suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu.

B. Tujuan 1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien1. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien1. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien1. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

C. Prosedur kerjaHal-hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian1. Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual.2. Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah pasien dan menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuha pasien.3. Dilakukan secara sistematis dan terus menerus 4. Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus menerus.5. Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual.6. Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.Untuk mencapai catatan pengkajian secara aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian.1. Gunakan format yang terorganisasi1. Gunakan format yang telah ada1. Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan seluruh tubuh yang dapat memperluas informasi.1. Catat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi1. Masukkan pernyataan yang mendukung pasien 1. Jabarkan observasi dan hasil yang jelas1. Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian1. Tulis data secara ringkas1. Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendapatkan validasi1. Dilakukan secara sistematis dan terus menerus1. Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti 1. Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosio-spiritual, sesuai formatnya1. Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan dan sesuai1. Menuliskan identitas waktu1. Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

AUDIT DOKUMENTASI KEPERAWATAN

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

A. Definisi Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP. Kepala ruang setiap bulan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang dilakukan (proses evaluasi sampai dengan audit proses dokumentasi) terkait dengan MPKP. Salah satunya adalah audit dokumentasi keperawatan yang dilakukan pada rekam medik pada pasien yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan.

B. Tujuan 1. Mengevaluasi keefektifan asuhan keperawatan2. Menetapkan kelengkapan dan keakuratan pencatatan asuhan keperawatan.

C. Manfaat Manfaat audit keperawatan untuk tingkat manajemen1. Administratora. Memberikan evaluasi program tertentub. Mendukung permintaan untuk akreditasic. Melandasi perencanaan program baru oleh perubahand. Memungkinkan identifikasi kekuatan dan kelemahane. Menentukan pengaruh pola ketenagaanf. Sebagai data pengkajian efisiensi2. Supervisora. Mengidentifikasi area asuhan keperawatan yang diperlukanb. Memberikan landasan rencana diklatc. Mengidentifikasi kebutuhan pengawasan bagi perawat pelaksana.3. Kepala Ruangan dan Perawat Pelaksanaa. Introspeksi dan evaluasi dirib. Identifikasi jenis asuhan keperawatanc. Identifikasi kebutuhan tambahan pengetahuan

D. Lingkup Audit Keperawatan1. Audit StrukturBerfokus pada tempat dimana pemberian askep dilaksanakana. Fasilitasb. Peralatanc. Petugasd. Organisasi, prosedur dan pencatatan pelaporan2. Audit ProsesMerupakan penilaian terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan apakah dilaksanakan sesuai standar. Proses audit menggunakan pendekatan retrospektif yaitu dengan mengukur kualitas asuhan keperawatan setelah pasien pulang atau setelah beberapa pasien dirawat (Swansbrug, 1990).3. Audit HasilDapat dilakukan secara Concurrent atau Retrospective yang berdasarkan konsep HENDERSON sehingga asuhan keperawatan yang diberikan akan menghasilkan. Kebutuhan pasien terpenuhi Pasien memiliki pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya Pasien memiliki keterampilan dan kemampuan Pasien memiliki motivasi.

E. Prosedur kerja1. Audit dokumentasi dilakukan tiap bulan.Petunjuk Penilaian:Sll: selalu nilai 4Sr: sering nilai 3Kd: kadang-kadang nilai 2Tp: tidak pernah nilai 1Nilai: Total nilai x 100%2. Pelaksanaan Proses Audit Hasil:a. Identifikasi kesenjanganb. Analisa penyebabc. Tindakan perbaikan:1) Menyusun rencana2) Implementasi3) Kaji tindakan keberhasilan, tindakan kebaikan3. Proses Audit Keperawatana. Tentukan aspek yang akan dievaluasi dan pendekatan yang akan digunakan.b. Identifikasi kekurangan dan tentukan langkah perbaikanc. Tentukan standar dan kriteriad. Susun instrumen evaluasie. Tentukan jumlah sampel dan lamanya waktu penilaianf. Kumpulkan data dan susun data serta penilaiannyag. Analisa datah. Buat kesimpulan tingkat mutu aspek yang dinilaii. Identifikasi kekurangan dan tentukan langkah perbaikan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

DISCHARGE PLANNING

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

A. Definisi Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang dibutuhkan oleh pasien di mana pun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan berisiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk perawatan di rumah.

B. Prinsip prinsip yang diterapkan dalam perencanaan pulang adalah sebagai berikut:1. Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin muncul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang muncul di rumah dapat segeta diantisipasi.3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan atau rencan yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

C. Jenis-jenis pemulangan pasien sebagai berikut:1. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskemas terdekat.2. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.3. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas terdekat.

D. Hal-hal yang harus diketahui pasien sebelum pulang1. Intruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus dijalankan, serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.2. Informasi tertulis tentang perawatan yang harus dilakukan di rumah.3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.4. Jelaskan masalah yang mungkin muncul dan cara mengantisipasi.5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun pasien sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-lain.6. Informasi tentang nomor telepon layanan perawatan, dokter, dan kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.

E. Tujuan1. Tujuan Umum:Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, diharapkan Ruang B1 mampu menerapkan discharge planning.2. Tujuan Khusus:a. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan.b. Mengidentiikasi masalah pasien.c. Memprioritaskan masalah pasien yang utama.d. Membuat pernecanaan pasien pulang, yaitu mengajarkan pada pasien yang harus dilakukan dan dihindari selama di rumah.e. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan.f. Mendokumentasikan.

F. ManfaatBagi Pasien1. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah2. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.3. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.

G. PengorganisasianKepala Ruangan:PP1:PA1:PA2:PP2:Supervisor/pembimbing:

H. Mekanisme Kegiatan1. Topik:2. Sasaran:3. Hari/tanggal:4. Waktu:5. Materi:

I. Metode1. Diskusi2. Tanya jawab

J. Media1. Status pasien2. Sarana dan prasarana perawatan3. LeafletK. Pelaksanaan Kegiatan

L. Evaluasi1. Stuktura. Persiapan dilakukan saat pasien masuk ruanganb. Koordinasi dengan pembimbing klinikc. Penyusunan proposald. Menetapkan kasus2. Prosesa. Kelancaran kegiatanb. Peran serta perawat yang bertugas3. HasilInformasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga

M. Alur Discharge PlanningMonitor (sebagai program service safety) oleh: keluarga dan petugasPenyelesaian administrasiLain-lainProgram Health Education: Control dan obat/perawatan Nutrisi Aktivitas dan istirahat Perawatan diriPerencaan PulangKeadaan pasien :1. Klinis dan pemeriksaan penunjang lain2. Tingkat ketergantungan pasienPerawat PP dibantu PAPerawat PP dibantu PA

Keterangan :Tugas Perawat Primer Membuat perencanaan pulang (discharge planning) Membuat Leaflet Memberikan konseling Memberikan pendidikan kesehatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

RONDE KEPERAWATAN

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

A. Definisi Ronde keperawatan adalah kegitan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).

B. Tujuan1. Tujuan UmumMenyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.2. Tujuan Khususa. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.b. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien.e. Meningkatkan kemmpuan memodifikasi rencana asuhan keperawatanf. Meningkatkan kemampuan justifikasig. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

C. Manfaat1. Masalah pasien dapat teratasi.2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional.4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.

D. Kriteria Pasien1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan.2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

E. MetodeDiskusi.

F. Alat Bantu1. Sarana diskusi: buku, pulpen.2. Status/dokumentasi keperawatan pasien.3. Materi yang disampaikan secara lisan.

G. Langkah-langkah Kegiatan Ronde KeperawatanPP

Tahap Pra

Persiapan Pasien

Persiapan Pasien: Informed Consent Hasil Pengkian/Validasi Data

Apa diagnosis keperawatan? Apa data yang mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan?

Tahap PelaksanaanPenyajian Masalah

di Nurse Station

Validasi Data

Tahap Pelaksanaan di kamar pasien PP, Konselor, KARU

Kesimpulan & Rekomendasi solusi KeperawatanLanjutan Diskusi di Nurse Station

Pascaronde

Keterangan:1. Prarondea. Menentukan kasus dan topic (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langkah);b. Menentukan tim ronde;c. Mencari sumber atau literature:d. Membuat proposal;e. Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian;f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data ynag mendukung, asuhan keperawatan yang dilakukan, dan hambatan selam perawatan.2. Pelaksanaan rondea. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan;b. Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut;c. Pemberian justiikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.3. Pascarondea. Evaluasi, revisi dan perbaikan;b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan; intevensi keperawatan selanjutnya.4. Peran Masing-masing Anggota TimPeran perawat primer dan perawat pelaksana.a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.b. Menjelaskan diagnose keperawatan.c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.d. Menjelaskan hasil yang didapat.e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.Peran perawat konselor.a. Memberikan justifikasi.b. Memberikan reinforcement.c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan.d. Mengarahkan dan koreksi.e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.5. Kriteria Evaluasia. Struktur1) Persaratan Administratif (Informed consent, alat, dan lainnya).2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.3) Persiapan dilakukan sebelumnya. b. Proses1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.c. Hasil1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.2) Masalah pasien dapat teratasi.3) Perawat dapat: Menumbuhkan cara berpikir yang kritis; Meningkatkan cara berpikir yang sistematis; Meningkatkan kemampuan validitas data pasien; Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosais keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien; Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan Meningkatkan kemampuan justifikasi; Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

PRE-POST CONFERENCE

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

I. Definisi Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum (pre) atau setelah (post) melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.

II. Tujuan a. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasienb. Merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasilc. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangand. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

III. Kebijakan Role play dalam kelompok

IV. Persiapan Menghubungi kepala ruangan dan perawat yang akan terlibat dalam pelaksanaan

V. Prosedur a. Ketua tim atau PJ tim membuka acarab. Berdoac. Ketua tim atau PJ tim menanyakan aspek asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat dinas sebelumnya terutama pada pasien/ masalah yang perlu didiskusikand. Diskusi yang dipimpin oleh ketua tim atau PJe. Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksanaf. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.g. Ketua tim atau PJ tim memberikan reinforcement.h. Ketua tim atau PJ tim menutup acara

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

TIMBANG TERIMA PASIEN

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

I. Definisi Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien.

II. Tujuan 1. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum pasien (data fokus)2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya4. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya

III. Kebijakan Posisi mahasiswa shadowing perawat, melakukan role model

IV. Persiapan 1) Persiapan Personila. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siapb. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang disampaikan2) Persiapan Alata. Alat tulisb. Rekam medik/catatan perawatanc. Dokumen lain yang diperlukan

V. Prosedur a. Kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift mengumpulkan seluruh ketua tim/penanggung jawab pasienb. Kelompok Perawat yang akan bertugas menyiapkan buku catatanc. Kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift membuka acara operand. Kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift memimpine. Doaf. Perawat yang bertanggung jawab/berdinas sebelumnya menyampaikan kepada ketua tim/perawat yang bertugas selanjutnya yang selanjutnya meliputi :g. Kondisi atau keadaan pasien secara umumh. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operani. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operanj. Perawat yang akan berdinas melakukan klarifikasik. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnyal. Jika sudah jelas proses operan ditutup oleh kepala ruangan/ketua tim/penanggung jawab shift

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

SUPERVISI

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

I. Definisi Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama. Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.

II. Tujuan Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada pasien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.

III. Prinsip Supervisi a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar manusia dan kempuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.c. Fungsi supervisi diuraikan dnegan sangat jelas, terorganisasi, dinyatakan melalui petunjuk dan peraturan uraian tugas, serta standar.d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan perawat pelaksana e. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang spesifik. f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna dalam pelayanan keperawtan yang memberikan kepuasan pasien, perawat dan manajer.

IV. Pelaksana Supervisi1. Kepala Ruang a. Bertanggungjawab dalam supervisi pelayanan keperawtaan pada pasien di ruang perawatan b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakitc. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktik keperawatan diruang perawatan sesuai dengan yang didelegasikan.2. Pengawas keperawatan Bertanggungjawab dalam mensupervisi pelayanan kepada kepala ruangan yang ada di instalsinya.3. Kepala seksi keperawatanMengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung

V. Alur Supervisi

VI. Langkah Supervisi 1. Prasupervisi a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi b. supervisor menetapkan tujuan 2. Pelaksanaan Supervisi a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaanc. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahand. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data sekunder Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada Supervisor melakukan tanya jawab dnegan perawat 3. Pascasupervisi (3F)3. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)3. Supervisor memberikan Feedback dan klarifikasi 3. Supervisor memberikan reinforcement dan follow-up perbaikan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

PENDELEGASIAN

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

I. Pengertian Penyelesain suatu pekerjaan melalui orang lain. Suatu pemberian tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.

II. Ketidakefektifan Dalam Pendelegasian Under Delegasi :Merupakan pelimpahan yang terlalu sedikit, sehingga berdampak pada proses pelimpahan wewenang karena tugas sangat terbatas dan tidak jelas, merasa bosan, malas, dan tidak efektif (tugas limpah tidak dapat diselesaikan). Over Delegasi :Merupakan pemberian delegasi yang berlebihan, berdampak pada penggunaan waktu yang sia-sia karena keterbatasan manajer dalam memonitor tugas limpah sehingga staf terbebani pekerjaan dan sering terjadi penyalahgunaan wewenang. Pelimpahan Yang Tidak Tepat :Kesalahan dalam waktu pemberian tugas limpah, orang yang tidak tepat, alasan delegasi karena faktor senang dan tidak senang. Pelimpahan tidak akan memperoleh hasil yang baik karena adanya unsur subyektifitas.

III. Efektifitas Pendelegasian Delegasi bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab tetapi cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasi secara seimbang. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya, mengembangkan wewenang yang dilimpahkan dan mengembangkan kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh : intervensi keperawatan yang diperlukan, siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas tersebut, bantuan apa yang diperlukan, hasil apa yang diperlukan. Penerima tugas limpah harus dapat menganalisa otonomi yang dilimpahkan, dengan keterbukaan akan mempermudah komunikasi Ners dan PA.

IV. Pedoman Pelimpahan Wewenang Tujuan Spesifik :Tujuan harus spesifik dan jelas sebagai parameter kepada siapa delegasi diberikan. Tepat Waktu :Ners harus beri target waktu dalam memberi tugas limpah pada PA sebagai indikator keberhasilan (co perencanaan pada klien ada target waktu yang jelas). Pelaksanaan Tindakan Keperawatan :PP mengidentifikasi dan memberi petunjuk intervensi keperawatan sesuai terhadap kebutuhan pasien oleh karena tahap pengkajian dan pengambilan keputusan harus didiskusikan sebelum tindakan dilaksanakan.

V. Cara Pendelegasian Seleksi dan Susun Tugas : Sediakan waktu untuk menyusun daftar tugas-tugas. Siapkan laporan yang kontinyu. Menjawab setiap pertanyaan. Menyiapkan jadwal secara berurutan. Memesan alat-alat. Presentasi pada komisi yang bertanggung jawab. Melaksanakan ASKEP dan tugas tekhnis lainnya. Seleksi Orang Yang Tepat :Pilih orang yang sesuai berdasarkan kemampuannya. Waspada terhadap pendelegasian yang berlebihan atau terlalu sedikit. Berikan Arahan dan Motivasi Staf :Pendelegasian lebih abaik tertulis dan ajarkan bagaimana melaksanakan tugas limpah. Lakukan Supervisi Yang Tepat :Harus dapat menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Waspada terhadap overcontrol atau undercontrol.

VI. Tempat Dan Waktu Pendelegasian Tugas rutin. Tugas yang tidak mencukupi waktunya. Penyelesaian masalah dengan tujuan memberi pengalaman/tantangan pada staf untuk menelesaikan masalah perlu bimbingan. Peningkatan kemampuan jika pengelolaan sesuai, tugas limpah akan menjadi suatu latihan bagi staf. Kapan tidak perlu didelegasikan : Tugas yang terlalu tekhnis misalnya staf dan anggaran. Tugas yang berhubungan dengan kepercayaan dan kerahasiaan.

VII. Kegagalan Dalam Pendelegasian Mengapa Manajer Gagal : Pekerja keras dan perfeksionis. Tidak merasa aman karena ketakutan delegasi akan gagal, akan lebih baik daripada yang dikerjakan, penumpukan pekerjaan. Tidak senang dengan pendelegasian. Tidak berpikir bahwa staf siap atau mengharapkan tugas tersebut. Mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap pendelegasian. Tidak mengetahui bagaimana delegasi tersebut dapat dilaksanakan Mengapa Staf Resisten : Berpikir tidak punya kemampuan untuk mengerjakannya. Upaya yang pertama telah gagal. Aktivitasnya mungkin tidak disetujui manajer. Berpikir tidak mempunyai cukup waktu. Tidak mempunyai otonomi untuk melaksanakan. Kurang percaya diri / pesimis bahawa atau dikerjai oleh atasannya.

VIII. Keberhasilan Pelimpahan Komunikasi yang jelas dan lengkap. Ketersediaan sumber dan sarana. Monitoring Pelaporan kemajuan tugas limpah.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALNo. SPO

SPO Ners A5 B-One

Tanggal dibuat :

20 Februari 2015

Tanggal Berlaku :

27 Februari 2015

Nama Departemen :

PENYAKIT DALAM

Judul :

AUDIT DOKUMENTASI

No Revisi

00

Hal. 1 dari

Diatur Oleh :

Kepala Ruang beserta staf B-1

Disetujui Oleh :

Pembimbing Akademik

I. BOR (Bed Occupancy Ratio)Rumus:(Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit)BOR = 100% (Jumlah Tempat Tidur Jumlah Hari Dalam Satu Periode)

A. PengertianBOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada waktu tertentu yang didefinisikan sebagai rasio jumlah hari perawatan RS terhadap jumlah tempat tidur dikalikan dengan jumlah hari dalam satuan waktu.

B. KlasifikasiBOR : Bed Occupancy Ratio (Angka rata-rata tempat tidur di ruang rawat inap. Angka BOR ideal berkisar antara 75%-85%.P = O Keterangan :O = rata-rata tempat tidur terisi dalam 1 tahunA = jumlah tempat tidur1. Cara Mendapatkan Nilai O : Lakukan sensus harian dulu kemudian akan mendapatkan angka lama dirawat per hari. Lama dirawat = pasien awal + pasien masuk + pasien pindahan pasien dipindahkan - pasien keluar hidup pasien keluar mati. Jumlahkan lama dirawat tersebut selama satu tahun.O = total lama dirawat3652. Cara Mendapatkan Nilai A Masuk ke ruang-ruang rawat inap, hitung sendiri jumlah tempat tidur yang ada.

C. Perhitungan BOR Tempat tidur dan 365 adalah jumlah hari dalam 1 tahun. Jika BOR = 50% artinya :

Hari Perawatan 50BOR = = Jumlah TT 365100

Jadi : Hari Perawatan = 50, dan (jumlah TT 365) = 100Persamaan garis BOR 50% adalah LOS = TOI BOR = Bed Occupancy Rate atau tingkat hunian RS (dalam bentuk persentase) Hari Perawatan (HP) = Banyaknya pasien yang dirawat dalam 1 hari periode.

Jumlah Hari PerawatanBOR = 100% Jumlah Tempat Tidur Periode

Jadi data Hari Perawatan (HP) ini diambil dari jumlah pasien yang dirawat setiap hari dan diakumulasikan dalam periode tertentu, misalnya: Mingguan, Bulanan, Triwulan atau Tahunan.

II. ALOS (Average Length Of Stay)Rumus : Jumlah hari perawatan pasien keluarALOS = Jumlah pasien keluar (hidup+mati)Keterangan : Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu. Jumlah pasien keluar (hidup atau mati) : jumlah pasien pulang atau meninggal dalam satu periode waktu.

A. PengertianRata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). (Depkes RI, 2005).

B. Cara MenghitungContoh soal:Pada tanggal 14 february ini ada 5 orang pasien pulang, dengan rincian: Pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari. Pasien B pulang paksa dengan lama dirawat 2 hari. Pasien C meninggal dengan lama dirawat 10 hari. Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari. Pasien E pulang dengan lama dirawat 6 hari. Jumlah hari perawatan pasien keluarALOS = Jumlah pasien keluar (hidup+mati)25= = 5 hari 5

Untuk mendapatkan lama dirawat pada setiap pasien dihitung dari kapan pasien pulang dan pasien tersebut masuk. Misalnya: Pasien A masuk tanggal 10 February dan pulang tanggal 14 February, maka lama dirawat pasien A adalah 4 hari.

III. TOI (TURN OVER INTERVAL)Rumus :((Jumlah tempat tidur Periode) HP) TOI = Jumlah pasien keluar (hidup/mati)

1. PengertianTOI (Turn Over Internal) adalah waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu anta satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh pasien lain.

1. Indikator Penilaian Mutu AskepMutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan struktur. Proses dan out come sistem pelayana RS tersebut.1. Aspek struktur (input)1. Proses1. OutcomeIndikator meliputi :1. Indikator aspek pelayanan1. Indikator mutu pelayanan1. Indikator mutu keselamatan pasien.

1. Cara PenghitunganContoh soal:Jumlah TT = 200 TT. Jumlah periode = 1 hari. Jumlah hari perawatan = 90. Jumlah pasien keluar hidup dan meninggal = 5 orang. Maka jumlah TOI nya adalah : (Jumlah TT Periode) Hari PerawatanTOI = Jumlah pasien keluar hidup & meninggal

(200 1) 90TOI =5

110TOI = 5TOI = 22 Hari .