SPO UGD NEW

28
RSBT KARIMUN PEMINDAHAN PASIEN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1 Tanggal terbit Januari 2014 Ditetapkan oleh Direktur RSBT Karimun dr. Firmansyah, MARS SPO Pengertian Pemindahan pasien adalah pemindahan pasien dari UGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di Unit Gawat Darurat, yang di tulis dalam surat perintah mondok / dirawat, setelah mendapatkan persetujuan pasien ataw keluarga. Tujuan 1. Untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada pasien gawat darurat 2. Untuk mengurangi kemungkinan bertambahburuknya keadaan pasien akibat pemindahan pasien Kebijakan Adanya prosedur memindahkan pasien untuk menyeragamkan dalam melakukan tindakan. Prosedur 1. Pemindahan pasien dari UGD ke ruang rawat inap dilaksanakan atas perintah daokter jaga Unit Gawat Darurat, yang dituangkan dalam surat perintah mondok/ di rawat, setelah mendapat persetujuan pasien atau keluarga. 2. Pemindahan / transportasi dilaksanakan oleh perawat jaga UGD. 3. Tata cara pemindahan / transportasi pasien sebagai berikut : a. Penderita trauma menggunakan prinsip- prinsip “ IN Line Position “ b. Untuk penderita dngan gangguan pernafasan, menggunakan brancard dengan posisi fowler tergantung berat ringannya gangguan pernafasan, bila

description

SPO UGD

Transcript of SPO UGD NEW

Page 1: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

PEMINDAHAN PASIEN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Pemindahan pasien adalah pemindahan pasien dari UGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di Unit Gawat Darurat, yang di tulis dalam surat perintah mondok / dirawat, setelah mendapatkan persetujuan pasien ataw keluarga.

Tujuan 1. Untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada pasien gawat darurat

2. Untuk mengurangi kemungkinan bertambahburuknya keadaan pasien akibat pemindahan pasien

Kebijakan Adanya prosedur memindahkan pasien untuk menyeragamkan dalam melakukan tindakan.

Prosedur 1. Pemindahan pasien dari UGD ke ruang rawat inap dilaksanakan atas perintah daokter jaga Unit Gawat Darurat, yang dituangkan dalam surat perintah mondok/ di rawat, setelah mendapat persetujuan pasien atau keluarga.

2. Pemindahan / transportasi dilaksanakan oleh perawat jaga UGD.3. Tata cara pemindahan / transportasi pasien sebagai berikut :

a. Penderita trauma menggunakan prinsip-prinsip “ IN Line Position “

b. Untuk penderita dngan gangguan pernafasan, menggunakan brancard dengan posisi fowler tergantung berat ringannya gangguan pernafasan, bila erlu pemberian oksigen tetap diberikan selama dalam transportasi

c. Untuk penderita gangguan kesadaran menggunakan brancard dengan sim position guna mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi, serta pasien difikasi dengan menggunakn sabuk, guna menghindari kemungkinan jatuh saat pemindahan pasien

d. Pada penderita yang mkengalami agitasi : penderita harus difikasi, disamping memudahkan transportasi, juga menghindari jatuhnya pasien

Unit Terkait Rawat Inap, Radiologi

Page 2: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Membantu pasien pindah dari kursi roda ke tempat tidur.

Tujuan Pasien pindah ke tempat tidur dengan aman

Kebijakan Prosedur ini menerangkan cara memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur.

Prosedur 1. Menyiapkan tempat tidur yang sudah disiapkan 2. Memberitahu pasien mencuci tangan3. Mengunci kursi roda4. Membantu pasien berdiri5. Menuntun pasien kepinggir tempat tidur dan mendudukkan

pasien diatas tempat tidur6. Mengangkat kaki pasien ke tempat tidur dan merebahkan

pasien dengan menahan punggung pasien7. Merapikan posisi pasien dan merapikan pasien 8. Menutup badan pasien dengan selimut9. Mengembalikan kursi roda ketempatnya 10. Cuci tangan 11. Hal-hal yang perlu diperhatikan a. Satu atau dua orang perawat, tergantung kondisi pasien

Unit Terkait Rawat Inap, UGD

2

Page 3: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda.

Tujuan Pasien pindah ke kursi dengan aman

Kebijakan Prosedur ini menerangkan cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.

Prosedur 1. Menyiapkan satu buah kursi roda dan satu atau dua bantal bila diperlkan

2. Memberitahu pasien3. Meletakan kursi ditempat yang aman dan nyaman 4. Meletakan bantal pada sandaran kursi bila diperlukan5. Membantu pasien duduk disisi tempat tidur dengan kedua

kakinya ke bawah6. Memperhatiakn keadaan psien dan pastikan pasien tidak pusing 7. Membantu pasien turun dari tempat tidur dengan cara kedua

tangan perawat memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang bahu perawat jika pasien sudah berdiri disisi tempat tidur, perawat berdiri disisi kiri pasien, tangan kiri perawat dan tanagan kanan perawat memegang pinggul pasien

8. Menuntun pasien sambil berjalan perlahan-lahan ke kursi roda9. Mendudukkan pasien di kursi roda serta merapikan pasien10. Mencuci tangan11. Hal- hal yang perlu diperhatikan

a. Perhatikan keadaan umum pasien pada saat memindahakan pasien dari tempat tidur ke kursi roda

b. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda dalam keadaan terkunci pada saat memindahkan pasien

c. Meletakan bantal pada sandaran kursi bila diperlukanUnit Terkait Rawat Inap, UGD

3

Page 4: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

TRIASE PASIEN UGD

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Triase pasien di UGD adalah proses pelayanan pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat, mulai saat setelah pasien datang sampai dengan diberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan kondisi klinis, tanpa memperhatikan pasien sudah melaksanakan pendaftaraan atau belum

Tujuan Tujuan umum : Meningkatkan mutu pelayanan di RS Bakti Timah KarimunTujuan khusus : Tersedianya pedoman untuk melaksanakan triase di setiap Unit/ Unit Gawat Darurat

Kebijakan Setiap pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat sebelum dilaksanakan Anamnesa, Pemefriksaan Fisik dan pemberian terapi harus dilakasakan proses triase terlebih dahulu. Hasil triase merupakan pernyataan tingkat kegawatdaruratn pasien, guna menentukan skala prioritas pelayanan. Setelah proses triase selesai dilaksanakan pelayanan sebagaimana standard dan prosedur yang berlaku sesuai kondisi klinis.

Prosedur 1. Petugas membantu pasien untuk masuk ke tempat pemeriksaan triase

2. Dokter segera menilai kondisi umum dan dan tingkat kesadaran3. Dokter menilai kondisi kegawatdaruratan pasien4. Dokter menetapakan status kegawatdaruratannya berupa peryataan :

Gawat dan Darurat; Gawat tidak Darurat; Darurat tidak Gawat; Tidak Gawat Tidak Darurat

5. Dokter menindaklanjuti hasil penilaian kegawatdaruratan sesuai kebutuhan

6. Petugas melaksanakan pelayanan selanjutnya

Unit Terkait Seluruh Staf MedisPejabat Rumah Sakit Bakti Timah

4

Page 5: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

TRIASE PASIEN DI SAAT TERJADI BENCANA

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Triase pasien di saat terjadi bencana adalah proses pelayanan pasien d tempat terjadinya bencana, guna menentukan skala prioritas pelayanan, sebelum dilaksanakan pelayanan anamnesa, pemeriksaan fisik dan sesuai kebutuhan dan kondisi klinis.

Tujuan Tujuan umum : Meningkatkan mutu pelayanan d RS Bakti Timah KarimunTujuan khusus : Tersedianya pedoman untuk melaksanakan triase ditempat terjadinya bencana

Kebijakan Setiap proses pemberian pertolongan d tempat terjadinya bencana, dimana jumlah petugas lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus di tolong ; petugas diwajibkan melaksanakn Triase terlebih dahulu.Hasil triase berupa pernyataan tingkat keparahan pasien guna menentukan skala prioritas; petugas member tanda pada pasien berdasarkan keparahannya :Gawat dan Darurat→ tanda kain atau bendera berwarna merahGawat Tidak Darurat → tanda kain atau bendera berwarna kuningDarurat Tidak Gawat → tanda kain atau bendera berwarna……Tidak gawat Darurat → tanda kain atau bendera berwarna hijauMeninggal → tanda atau bendera berwarna hitam

Prosedur 1. Petugas mendatangi pasien 2. Dokter atau petugas menilai kondisi umum dan tingkat kesadaran3. Dokter atau petugas menilai kondisi kegawatdaruratannya4. Dokter atau petugas menetapkan status kegawatdaruratannya

berupa pernyataan : Gawat dan Darurat; Gawat Tidak Darurat; Darurat Tidak Gawat; Tidak Gawat Tidak Darurat

5. Petugas memberi tanda sesuai tingkat kegawatdaruratannya6. Dokter menindaklanjuti hasil penilaian kegawatdaruratannya sesuai

kebutuhan, berdasarkan urutan skala prioritas7. Petugas melaksanakan pelayanan selanjutnya

Unit Terkait Seluruh Staf MedisPejabat di RS Bakti Timah Karimun

5

Page 6: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

TINDAKAN RESUSITASI

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Resusitasi adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi vital, mengeluarkan Co2 dan mengembalikan sirkulasi pernafasan ke jantung, serta memenuhi kebutuhan darah akan O2 ke dalam tubuh, dengan tujuan melindungi otak secara manual dari kekurangan oksigen.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan resusitasi sebagai tindakan / usaha mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi serta penangan akibat apnue atau cardiac arrest pada seseorang dimana fungsi organ tersebut gagal total oleh sebab yang mendadak.

Kebijakan Adanya ketentuan tentang tindakan Resusitasi untuk mengembalikan fungsi vital.

Prosedur 1. Bebaskan jalan nafas dengan triple air way maneuver (ekstensikan kepal, dagu di dorong kedepan dan membuka mulut ) bila ada benda asing di mulut dibersihkan

2. Implasi paru dengan cepat 2 kali dengan cara mulut ke hidung, mulut kealat ; kantong sungkup (jika pasien tiak bernafas / dipsnu)

3. Pertahankan ekstensi kepala dan raba nadi karotis4. Jika nadi teraba teruskan implasi paru 12 kali/menit5. Jika nadi tidak teraba, lakukan kompresi jantung6. Bila hanya ada satu penolong implasi 2x (2-3 detik)dengan diselingi

15x kompresi sternum sedalam 4-5 cm7. Bila ada dua orang penolong selingi 1x implasi sesudah 5x

kompresi, kompresi dilakukan 60x/ menit8. Teruskan resusitasi sampai timbulnya nadi secara spontan9. Waktu menghentikan resusitasi tergantung dari hasil Evaluasi

selama resusitasi

Unit Terkait UGD

6

Page 7: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

MERUJUK PASIENNo. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Adalah proses mengalihkan penanganan pasien dari dokter satuke dokter yang lain baik dalam maupun keluar rumah sakit, biasanya rujukkan dilaksanakanterhadap pasien yang memerlukan pelayanan yang kompetensinya tidak dimiliki oleh yang merujuk.Rujukan ke fasilitas lain terutma bila pasien memerlukan pelayanan dengan peralatan dan teknolgi yang tidak dimiliki RS Bakti Timah Karimun.

Tujuan Tujuan umum : meningkatan mutu pelayanan di RS Bakti Timah KarimunTujuan khusus : tersedianya pedoman untuk merujuk pasien

Kebijakan Merujuk mutu ke RS atau fasilitas lain ; dokter yang merujuk harus menetapakan apakah pasien perlu didampingi petugas atau tidak.Merujuk antar dokter di RS dilaksanakan dengan menulis pada dokumen rekam medis

Prosedur Merujuk ke Rumah Sakit lain1. Petugas memberitahu kepada pasien dan atau keluarga bahwa

pasien perlu di rujuk2. Dokter mengusahakan agar pasien dalam kondisi memungkinkan

untuk menempuh perjalanan ke tempat yang di tuju3. Dokter menulis rujukan4. Petugas menyiapkan alat transportasi yang sesuai5. Dokter menetapakan apakah pasien perlu didampingi oleh

petugas rumah sakit6. Pasien dipindahkan kea lat transportasi7. Pasien diberangkatkan8.

Unit Terkait Seluruh Staf Medis

7

Page 8: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

KONSULTASI DI UGDNo. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Konsultasi di UGD adalah konsultasi dengan dokter konsulen mengenai penanganan pasien di UGD

Tujuan Tujuan umum : untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan penderita gawat daruratTujuan khusus :

1. Agar penderita gawat darurat dapat segera memperoleh terapi yang seoptimal dari dokter konsulen

2. Agar persamaan persepsi dalam memberiakan pelayanan penderita gawat darurat yang dibutuhkan penanganan dokter konsulen

Kebijakan Adanya prosedur dokter mengkonsultasi pasien ke dokter spesialis atau ke dokter spesialis penyakit lain sesuai dengan diagnose pasien.

Prosedur 1. Penderita gawat darurat yang telah dilakukan traseoleh dokter jaga segera dimasukan dalam ruang periksa

2. Perawat jaga melakukan pemeriksaan vital sign3. Dokter jaga melakukan pemeriksaan dan tindakan life saving4. Dokter jaga yang di bantu perawat jaga menghubungi dokter

konsulen jaga petelepon / handphone / langsung5. Dokter konsulen harus datang dalam waktu kurang dari30 menit

sejak di hubungi. Setelah hadir di rumah sakit dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan dokter konsulen mengisi daftar hadir dokter konsulen

6. Bila dokter konsulen tidak dapat hadir maka dokter konsulen memberiakn advis pertelepon yang di catat dalam lembaran daftar hadir konsulen dengan a/n dokter jaga UGD. Dokter konsulen juga harus sesegera mungkin datang ke rumah sakit

7. Apabila konsulen tidak dapat dilakukan / dokter konsulen tidak dapt dihubungi karena berbagai sebab, maka dokter jaga dapat melakukan tindakan medis sebatas kewenangan dokter jaga UGD.

Unit Terkait Dokter Konsulen

8

Page 9: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

INTUBASI ENDOTHRACHEAL

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Intubasi endothracheal adalah tindakan medis memasukan Endotracheal Tube ke dalam trachea.

Tujuan Untuk mempertahankan jalan nafas terbuka

Kebijakan Adanya prosedur prosedur dalam melakukan tindakan medis ( Intubasi Endothracheal)

Prosedur 1. Siapkan set oksigen2. Pasang infuse3. Tempatkan defibrillator disisi pasien4. Siapkan suction dan periksa apakah berfungsi dengan baik,

hubungkan ujung penghisap pada sumbernya5. Siapkan ambu bag6. Pasang cardiac monitor / EKG7. Periksa alat- alat diatas apakah berfungsi dengan baik.8. Pindahkan atas kepala dan dekatkan pasien sedekat mungkin

dengan bagian atas bed resusitasi. Pasien pada psisi sniffing, leher dengan keadaan fleksi dengan kepala ekstensi. Keadaan ini dapat dicapai dengan menempatkan 2-4 inchi atas kepala dileher belakang bagian bawah

9. Pilih ukuran endothracheal ( ET ) tube yang sesuai10.Pilih laryngoscope yang sesuai dan periksa bola lampu apakah dapat menyala dengan baik10. Siapkan ET tube dan kembangkan manset balonnya apakah mengembang simetris atau tidak11. Basahi ujung ET tube dengan jelly anastetik12. Masukan stylet kedalam tube dan yakinkan bahwa stylet tidak menonjol / keluar dari ujung ET tube13. Pasang ET tube dengan bagian probe dan stylet pada tempatnya laryngoscope dengan mata pisau terpasang dan jalan nafas oropharingeal kearah pasang intubasi14. Observasi vital sign, pertahankan terapy intravena dan awasi kemungkinan adanya disritmia15. Berikan tekanan pada riskold selama intubasi endothracheal untuk melindungi regurgitasi lambung. Temukan kartilagocriciod. Bagian inferior yang menonjol kearah kartilago adalah tricoid

9

Page 10: SPO UGD  NEW

kartilago. Berikan tekanan pada bagian anteroateral dan garis tengah , gunakan ibu jari dan jari telunjuk

Pertahankan tekanan sampai manset endothracheal dikembangkan . setelah ET tube pada tempatnya, kembangkan manset dengan isi minimal sebagai berikut, selam inspirasi mmasukan dengan perlahan udara kedalam garis manset ,tahan manset yang sudah dikembangkan selama siklus ekspirasi.

Ulangi dengan perlahan pengembangan manset selama siklus ventilasi

16. Lakukan penghisapan ventilasi17. Untuk memeriksa posisi ET tube , ventilasi dengan bag dan

lakukan auskultasi bunyi nafas. Observasi penyimpangan bilateral dada

18. Fiksasi ET tube pada tempatnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Bagi pasien dengan intubasi oral yang bergigi dengan manset. Masukan jalan nafas oralpharingeal atau batasan blok antar gigi (jika jalan nafas oropharingeal yang digunakan ini harus dipendekan sehingga tidak masuk kedalam pharing posterior)

b. Bagi 2 lembar plester, satu dengan panjang 20-24 cm dan yang lain sekitar 14-16 cm ( cukup untuk mengelilingi kepala pasien dan melingkari ET tube beberapa waktu)

c. Letakan plester dengan panjang 20-24 cm pada daerah yang rata, tegakkan sisinya keatas dan balikkan kearah plester dengan panjang 14-16 cm

d. Tempatkan disamping pasiene. Letakkan satu ujung plester menyilang diatas bibir

bawah menyilang dagu , kemudian ujungnya mengitari ET tube pada titik kearah mulut

f. Letakkan ujung yang lainnya dibawah bibir bawah menyilang dagu ,kemudian ujungnya mengitari ET tube pada titik tube masuk ke mulut

g. Lakukan auskultasi dada bilateral

Unit Terkait Kamar Bedah ICU

10

Page 11: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

MEMBUAT REKAMAN EKG ( Elektroda kardio Gram )

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian 1. NGT adalah alat yang terbuat dari karet untuk membersihkan lambung atau memberikan makan dan minuman .

2. Pemasangan NGT adalah suatu tindakan memasukan selang kedalam lambung melalui hidung.

Tujuan Sebagai acuan persiapan dalam pelaksanaan pemasangan NGT pada pasien.

Kebijakan Setiap tindakkan keperawatan harus dilakukan oleh seorang perawat.

Prosedur 1. Persiapan alat :a. Selang pendugab. Spuit 50 cc lubang tengahc. Bengkokd. Plester dan guntinge. Air matang dan gelasf. Jellyg. Stethoscopeh. Kassa sterili. Sarung tanganj. Pengalask. Larutan chlorine

2. Persiapan pasien / perawata. Posisi pasien di atur kepala ekstensib. Pengalas di pasang di atas dadac. Bengkok diletakan disamping pipid. Lubang hidung dibersihkane. Cuci tangan

3. Pemasangan NGTa. Selang penduga / NGT diukur panjangnya dari os prontal sampai

dengan epigastrium atau dari epigastrium sampai dengan ke hidung kemudian dibelokan ke telinga di beri tanda. Petugas memakai sarung tangan

b. Selang dibuka dari bungkusnya kemudian pangkal selang dilipat dengan lengan kiri dan ujungnya diberi jelly, selang dimasukan ke hidung perlahan – lahan, bila pasien sadar disuruh menelan.

c. Selang NGT di tes dengan cara memasukan udara ( pakai spuit ) kedalam selang disertai dengan perawat mendengarkan bunyi

11

Page 12: SPO UGD  NEW

udara dengan menggunakan stethoscope di epigastrium. Bila perawat ragu bisa menggunakan cara memasukan ujung selang kepermukaan air yang ada di gelas.

4. Dinyatakan berhasil bila tak ada gelembung udara di gelas tersebut5. Fiksasi selang NGTdengan plester di hidung6. Lihat respon pasien7. Setelah selesai rapikan peralatan dan di rendam dengan larutan

Chlorin selama 10 menit8. Perawat cuci tangan

Unit Terkait UGDKamar BedahRawat inap

12

Page 13: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

MEMBUAT REKAMAN EGKNo. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Melakukan perekaman EKG untuk melihat perubahan potensial atau voltage yang terdapat dalam jantung .

Tujuan Mengetahui ada/ tidaknay kelainan irama jantung / aritmia1. Mengetahui ada / tidaknya kelainan myocardium2. Mengetahui ada/ tidaknya pengaruh oba-obatan terutama digitalis 3. Mengetahui ada/ tidaknya kelainan elektrolit

Kebijakan Prosedur ini menerangkan cara melakukan EKG

Prosedur 1. Menyiapkan alat :Seperangkat alat EKG , terdiri dari :

a. Mesin yang dilengkapi dengan 3 kabel- Satu kabel untuk listrik- Satu kabel untuk bumi ( ARDE )- Satu kabel untuk pasien (terdirrri dari kabel diberi

tanda/warna )b. Alat elektroda yaitu :

- Elektroda ekstermitas 4 buah- Balon elektroda dada 6 buah- Kertas EKG- Jelly- Tissue

2. Membertahu pasien3. Mempersiapakan alat4. Mengatur posisi pasien ( tidur terlentang )5. Membuka pakaian bagian atas, kaos kaki, jam tangan 6. Mengikat elektroda ekstrimitas pada :

- Tangan kanan : warna merah- Tanagan kiri : warna kuning- Tangan kanan : warna hiam - Kakinkiri : warna hijau

7. Alat EKG otomatisV1 : sela iga ke 4 pada garis sternum kanan = elektroda V1V2 : sela iga ke 4 pada garis sternum kiri = elektroda V2V3 : terletak anatara V2 dan V4 = ekeltroda V3V4 : ruang iga ke 5 pada garis tengah kalvikulas kiri = elektroda V4V5 : depan aksila sejajar dengan V5 = elektroda V5

13

Page 14: SPO UGD  NEW

V6 : aksila tengah sejajar dengan V5 = elektroda V6 V3R : lokasi sama dengan V3 ttetapi sebelah kanan sternum

8. Menghidupkan mesin EKG dengan menekan tombol “ON” 9. Melakukan kalibrasi dengan menekan tombol “ RUN/ START

“setelah kertas EKG bergerak tombol kalibrasi tekan 3 kalin berturut- turut

10. Melakukan rekaman EKG dengan cara memindahkan tombol “ Lead “ mulai dari lead I, II, III. aVR, aVL,AVF, V1 s/d V6, V3R, VE dan IIIR

11. Memindahkan / mengatur posisi tombol “ Lead “ ke posisi semula

12. Mematian EKG dengan dengan menekan tombol “OF”13. Merapikan pasien dan alat-alat14. Menulis identitas pasien pada kertas EKG15. Menepelkan hasil EKG pada buku EKG16. Hal- hal yang perlu diperhatikan

a. Rekaman EKG dilakukan masing – masing sadapan 3-4 komplek

b. Alat dalam posisi of apabila tidak digunakanc. Kalibrasi dapat dipakai ½ M.V bila gambar terlalu besar dan

2.M.V. bila terlalu kecil

Unit Terkait Unit kerja Rawat InapUnit kerja Rawat JalanUnit Kerja UGD

14

Page 15: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

PENGGUNAAN TELPON DI UGD

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Penggunaan telpon di UGD RS. Bakti Timah Karimun adalah proses berkomunikasi telepon dalam rangka member pelayanan di rumah sakit dan untuk kepentingan dinas.

Tujuan Tujuan umum : meningkatkan mutu pelayanan di RSBT KarimunTujuan Khusus : adanya panduan untuk menggunakan telepon

Kebijakan Telepon di rumah sakit hanya untuk kepentingan dinas. Penggunaan untuk kepebtingan pribadi pegawai rumah sakit harus seizin kepala instansi atau kepala bidang atau kepala bagian

Prosedur Menerima Telepon1. Petugas mengangkat gagang telepon 2. Petugas member salam, menyebut nama dan UGD RS.Bakti

Timah Karimun, dan apa yang bisa dibantu?3. Petugas meresspon pembicaraan sesuai dengan kepeluan4. Petugas menutup pembicaraan dengan ucapan terima kasihtelah

menghubungi UGD RS. Bakti TImah Karimun dan menyampaikan salam

5. Gagang telpon diletakkan ditempatnya6. Petugas mencatat pada buku log telepon

Menelepon keluar1. Petugas mengangkat ganggang telpon 2. Petugas melaksanakan dial telepon ke nomor yang di tuju3. Petugas menyampaikan salam, enebut nama,menyebut Rumah

Sakit Bakti Timah Tanjung Balai Karimun4. Petugas mengadakan pembicaraan secukupnya sesuai tujuan

menelepon5. Petugas mengakhiri pembicaraan dengan menyampaikan salam6. Gagang telepon diletakkan ditempatnya7. Petugas mencatat pada buku log telepon

Unit Terkait Seluruh petugas Unit Gawat Darurat, Staf medis fungsional

15

Page 16: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Metode pembinaan asuhan keperawatan yang dilakaukan secara sistematik dan teratur.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan pengisian asuhan keperawatan.

Kebijakan Pengisian Asuhan Keperawatan secara sistematik sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap pasien.

Prosedur 1. Perawat mengisi formulir penhkajian setiapn proses baru dan mencatat serta mengkaji data setiap pasien masuk, rawat dan pulang

2. Data dikelompokan Bio, Psiko¸Sosial, Spiritual sesuai pengkajian3. Setelah pengkajian, perawat merumuskan diagnosa yang timbul,

yang mengandung komponen problem, etiologi, symptom, diagnose dibuat berdasarkan prioritas masalah

4. Perawat menyusun rencana tindakan keperawatan berdasarkan prioritas masalah, tujuan, implementasi dan interfensi serta menggambarkan kesinambungan tim bagi tim kesehatan lainnya

5. Perawat melaksanakan tindakan perawatan mengacu pada tindakan6. Perawat mencatat tindakan 7. Perawat mencatat Evaluasi8. Setiap melakukan tindakan perawatan mencantumkan nama, paraf /

tanda tangan9. Proses Billing10.Merekomendasikan pada Rekam Medis

Unit Terkait UGD

16

Page 17: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN

PENGGUNAAN AMBULANCE UNTUK PASIEN UGD

No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Penggunaan ambulance untuk pengangkutan pasien Gawat Darurat ketempat tujuan pasien.

Tujuan Sebagai acuan bagi Dokter dan perawat Unit Gawat Darurat, serta pasien UGD dalam menggunakan Ambulance Rumah Sakit

Kebijakan 1. Ambulance RSBT Karimun tersedia selama 24 jam 2. Kondisi pasien gawat harus distabilkan dahulu sebelum melakukan perjalanan dengan dengan ambulance

Prosedur 1. Apabila ada pasien UGD melakukan Aambulance, misalnya karena ingin pindah Rumah sakit atau merujuk pasien tersebut atas dasar ruang rawat inap penuh atau fasilitas terbatas, maka petugas UGD konfirmasi ke bagian kasir bahwa pasien tersebut memerlukan Ambulance ke tujuan yang telah ditentukan.

2. Keluarga pasien menyelesaikan administrasi ke bagian kasir.3. Apabila bagian kasir telah ACC,kemudian pihak kasir menghubungi

ambulance yang sedang bertugas4. Perawat UGD membuat surat jalan dengan keterangan driver dan

perawat pendamping pasien5. Perawat UGD menstabilkan kondisi pasien sebelum pasien di rujuk

atau dibawa oleh ambulance ke tempat tujuan tersebut6. Dokter UGD membuat rujukan keterangan terapi yang telah

diberikan di RS.Bakti Timah Karimun7. Perawat UGD mempersiapkan kelengkapan peralatan yang

diperlukan yang belum tersedia di Ambulance8. Kondisi pasien dinyatakan siap untuk dibawa oleh ambulance9.

Unit Terkait 1.

17

Page 18: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

PengertianTujuanKebijakanProsedurUnit Terkait

RSBT KARIMUN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

PengertianTujuanKebijakanProsedurUnit Terkait

18

Page 19: SPO UGD  NEW

RSBT KARIMUN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

PengertianTujuanKebijakanProsedurUnit Terkait

RSBT KARIMUN

PERAWAT JAGA UGDNo. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

Pengertian Perawat jaga UGD adalah petugas yang bertugas untuk melayani yang datang ke UGD selam 24 jam terus menerus sesuai dengan jadwal dinas .

Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah- langkah pelaksanaan kegiatan perawat jaga di UGD

Kebijakan 1. Perawat jaga UGD dalam 24 jam terbagi dalam 3 shift yaitu :

19

Page 20: SPO UGD  NEW

a. Shift pagi jam 07.30 – 14.30b. Shift sore jam 14.30 – 21.30c. Shift malam jam 21.30 – 07.30

2. Perawat jaga UGD wajib mengikuti segala aturan yang ada di UGD dan Rumah Sakit Bakti Timah Karimun

3. Perawat jaga UGD diikutsertakan dalam pelatihan PPGD

Prosedur 1. Perawat jaga UGD diwajibkan datang 15 menit sebelum jam dinas mulai

2. Mengisi absensi3. Dinas awal diwajibkan operan alat-alat , obat-obatan, operan pasien

dan status4. Tidak dapat meninggalkan UGD sebelum ada operan, kecuali ada

keperluan mendadak dan atas persetujuan kepala ruangan atau perawat sedinasnya

5. Membuat laporan perawatan pasien6. Mengembalikan status pasien pulang ke pendaftaran, kecualai

status pasien observasi7. Bila perawat jaga berhalangan hadir maka ditentukan prosedur

perawat UGD berhalangan jaga ( ijin ) Unit Terkait Rawat Inap

UGD

RSBT KARIMUN No. Dokumen: No. Revisi: Halaman: 1

Tanggal terbit

Januari 2014

Ditetapkan olehDirektur RSBT Karimun

dr. Firmansyah, MARSSPO

PengertianTujuanKebijakanProsedur 8.Unit Terkait

20

Page 21: SPO UGD  NEW

21