repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A....

121

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A....

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis
Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arum Munawaroh

Tempat, Tanggal Lahir : Karawang, 03 Januari 1991

Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Jalan Galunggung no.47 B Perumahan Karang

Indah Kab.Karawang

Telepon : 085659921851

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Karang Pawitan II [1997-2003]

2. SMP Negeri 1 Karawang Barat [2003-2006]

3. SMA Negeri 5 Karawang [2006-2009]

Riwayat Organisasi

1. Pengurus Ikatan Remaja Masjid Jamiatul Amaliyah Perumahan Karang

Indah[2006-20013]

2. Staff pengurus Organisasi Kerohanian SMA Negeri 5 Karawang

[2007-2009]

3. Pengurus Organisasi Lembaga Dakwah Kampus Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan [2009-2011]

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, September 2013

ARUM MUNAWAROH, NIM : 109104000006

Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan

Osteoporosis pada Mahasiswi di Universitas Singaperbangsa Karawang

Tahun 2013

(xxi + 83 halaman + 2 bagan + 7 lampiran )

ABSTRAK

Osteoporosis merupakan penyakit pengeroposan tulang yang disebabkan

karena adanya penurunan massa tulang. Adanya pengetahuan yang baik akan

menghasilkan perilaku yang baik pula dalam mencegah suatu penyakit.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada mahasiswi Universitas

Singaperbangsa Karawang didapatkan bahwa 5 dari 9 mahasiswi yang belum

mengetahui mengenai osteoporosis dan pencegahannya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan tingkat

pengetahuan terhadap pencegahan osteoporosis pada mahasiswi Universitas

Singaperbangsa Karawang Tahun 2013 dengan menggunakan desain cross

sectional dan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Responden penelitian ini yakni mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang

sebanyak 100 sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat pengetahuan yang baik

dalam mencegah osteoporosis sebanyak 72 mahasiswi (72%). Sebagian besar

lainnya memiliki perilaku pencegahan osteoporosis yang cukup baik sebanyak 53

mahasiswi (53%). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan terhadap perilaku pencegahan osteoporosis.

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Perilaku, Osteoporosis, Mahasiswi,

Universitas Singaperbangsa

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

iv

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE PROGRAM

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduated Thesis, September 2013

ARUM MUNAWAROH, NIM : 10910400006

The Relationship Level of Knowledge on the Prevention of Osteoporosis in

Student’s Singaperbangsa Karawang University in 2013

(xxi +84pages+2 bagan +7attachments)

ABSTRACT

Osteoporosisis adiseasecausedbydecrease inbone mass. Osteoporosisis

calledthe silent disease, because thesigns andsymptomscome on slowly. Good

knowledgewill be result a good bahaviour in preventing thedisease. Based

onpreliminarystudiesthat had do onstudent’s Singaperbangsa Karawang

Universitywas found that5of the9students whodo not

knowaboutosteoporosisandits prevention.

This study conducted to determine the relationship level of knowledge on

the prevention of osteoporosis in student’s Singaperbangsa Karawang University

in 2013 by using a cross-sectional design and the retrieval of data was done by

using a questionnaire. The samples of research is 100 student’s Singaperbangsa

Karawang University.

The results showed a good level of knowledge in preventing osteoporosis

as much as 72 students (72%). Most of the others have osteoporosis prevention

behaviors are good enough as many as 53 students (53%). Moreover, there is a

significant relationship between the level of knowledge on osteoporosis

prevention behaviors.

Keywords: Knowledge,Behaviour, Student, Singaperbangsa Karawang University

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

memberikan karunia, rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat

Pengetahuan Terhadap Perilaku Pencegahan Osteoporosis Pada Mahasiswi

Di Universitas Singaperbangsa Karawang Tahun 2013. Shalawat dan salam

semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

pembawa syari’ah-Nya yang universal bagi semua umat manusia dalam setiap

waktu dan tempat sampai akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah dengan doa, kesungguhan, kerja

keras, dan kesabaran disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik

langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-

baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.Andselaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.kep., MKMselaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.kep., MKM selaku pembimbing

pertama dan Ibu Ns EniNur’ainiAgustini,.S.Kep, M.Sc selaku pembimbing

kedua yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta kesabaran

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

vi

selama membimbing peneliti dan memberikan banyak masukan,

pengetahuan, dan bimbingan pada peneliti.

4. Ibu Ita Yuanita, S.Kp., M.Kep selaku Dosen Penasehat Akademik

peneliti yang telah membimbing dan memberi nasehat kepada peneliti.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar, pada lingkungan

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama duduk

pada bangku kuliah

6. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Ilmu Keperawatan

7. Pihak kampus Universitas Singaperbangsa Karawang yang telah

memberikan kesempatan dan perizinan dalam melakukan uji validitas

dan reabilitas dan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi

peneliti dan umumnya bagi pembaca yang mempergunakannya terutama

untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Ciputat, Oktober 2013

Arum Munawaroh

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................... vii

ABSTRACT ............................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL.................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xx

DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Pertanyaan Penelitian......................................................... ............. 5

D. Tujuan Penelitian............................................................................. 6

a. Tujuan Umum............................................................................. 6

b. Tujuan Khusus ............................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian........................................................................... 6

a. Manfaat Bagi Institusi Keperawatan .......................................... 6

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

viii

b. Manfaat Bagi Masyarakat .......................................................... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengetahuan .................................................................................... 8

1. Definisi ..................................................................................... 8

2. Tingkatan Pengetahuan ............................................................ 8

3. Pengukuran Pengetahuan ......................................................... 10

B. Perilaku ........................................................................................... 10

1. Definisi ...................................................................................... 10

2. Faktor yang mempengaruhi perilaku ........................................ 11

C. Perilaku Kesehatan .......................................................................... 12

1. Unsur-unsur dalam Perilaku Kesehatan .................................... 12

2. Klasifkasi Perilaku Kesehatan................................................... 14

3. Pengukuran Perilaku ................................................................. 15

D. Osteoporosis .................................................................................... 15

1. Definisi..................................................................... ................ 15

2. Gejala....................................................................... ................ 17

3. Faktor Resiko............................................................ ............... 19

4. Penyebab.................................................................. ................ 26

5. Akibat..................................................................... .................. 27

6. Pengobatan dan Pencegahan.......................................... .......... 28

E. Penelitian Terkait ............................................................................ 33

F. Kerangka teori ................................................................................. 35

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

ix

A. Kerangka Konsep ............................................................................ 37

B. Definisi Operasional........................................................................ 37

C. Hipotesis .......................................................................................... 39

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................. 40

B. Lokasi dan waktu penelitian ........................................................... 40

C. Populasi dan sampel ........................................................................ 40

D. Instrumen penelitian ........................................................................ 44

E. Pengumpulan Data .......................................................................... 48

F. Pengolahan data ............................................................................. 50

G. Analisis data .................................................................................... 51

H. Etika penelitian................................................................................ 52

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran lokasi penelitian ............................................................. 58

B. Analisis univariat ............................................................................ 58

C. Analisis bivariat .............................................................................. 69

BAB VI PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data .......................................................................... 70

1. Gambaran Karakteristik Responden ................................................. 70

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan

Osteoporosis ...................................................................................... 71

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Secara Umum..... 73

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

x

4. Gambaran Perilaku Pencegahan

Osteoporosis................................................................................... 75

5. Gambaran Pencegahan Osteoporosis Secara Umum

..................................................................................................... 79

6. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku

Pencegahan Osteoporosis.......................................................... 81

7. Keterbatasan Penelitian............................................................ 82

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................... 83

B. Saran..................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xi

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Judul Bagan

Halaman

2.1 Kerangka Teori ............................................... 36

3.1 Kerangka Konsep ............................................... 37

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Sayuran dan Buah-Buahan

Pencegah Osteoporosis

30

3.1 Definisi Operasional 38

4.1 Populasi Responden 41

4.2 Jumlah Sampel 44

4.3 Kisi-Kisi Final Instrumen

Pengumpul Data

45

4.4 Panduan interpretasi hasil

uji hipotesis berdasarkan

kekuatan korelasi, nilai p,

dan arah korelasi

52

5.1 Distribusi Frekuensi

Karakteristik Usia

responden Berdasarkan

Semester

56

5.2 Distribusi frekuensi

responden mengenai definisi

osteoporosis

56

5.3 Distribusi frekuensi

responden mengenai tanda-

tanda dan gejala terkena

osteoporosis

57

5.4 Distribusi frekuensi

responden mengenai faktor-

faktor yang berisiko terkena

osteoporosis

58

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xiii

5.5 Distribusi frekuensi

responden mengenai sebab-

akibat osteoporosis

58

5.6 Distribusi frekuensi

responden mengenai

makanan dan asupan

kandungan gizi untuk

mencegah osteoporosis

59

5.7 Distribusi frekuensi

responden terapi

pencegahan osteoporosis

60

5.8 Distribusi frekuensi

responden berdasarkan

tingkat pengetahuan

60

5.9 Distribusi frekuensi

responden dalam berjalan

1000 langkah setiap hari

61

5.10 Distribusi frekuensi

responden berdasarkan

perilaku pencegahan

osteoporosis dalam

terpaparnya sinar matahari

pada pagi hari (jam 7-9)

62

5.11 Distribusi frekuensi

responden dalam

62

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xiv

pemeriksaan densitas tulang

5.12 Distribusi frekuensi

responden dalam meminum-

minuman keras

63

5.13 Distribusi frekuensi

responden dalam Perilaku

merokok

63

5.14 Distribusi frekuensi

responden dalam

mengonsumsi soft-drink

64

5.15 Distribusi Frekuensi

Responden dalam Kerutinan

Olahraga

64

5.16 Distribusi frekuensi

responden dalam

mengonsumsi sayuran hijau

65

5.17 Distribusi frekuensi

responden dalam

mengonsumsi susu

65

5.18 Distribusi frekuensi

responden dalam

mengonsumsi wortel

66

5.19 Distribusi frekuensi

responden dalam

pemeriksaan densitas tulang

66

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xv

5.20 Distribusi frekuensi

responden dalam kegemaran

melakukan jogging

67

5.21 Distribusi frekuensi

responden dalam rutinitas

mengonsumsi suplemen

kalsium

67

5.22 Distribusi frekuensi

berdasarkan perilaku

pencegahan osteoporosis

secara umum

68

5.23 Korelasi antara tingkat

pengetahuan dengan

perilaku pencegahan

osteoporosis

69

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 2 Kuesioner penelitian

Lampiran 3 Hasil pengolahan data

Lampiran 4 Surat izin studi pendahuluan

Lampiran 5 Surat izin validitas dan reabilitas

Lampiran 6 Surat izin penelitian

Lampiran 7 Surat pernyataan telah melakukan penelitian

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

xvii

DAFTAR SINGKATAN

BUA Broadband Ultrasound Attenuation

DMT Densitas Masa Tulang

Dkk dan kawan-kawan

DXA daul-energy x-ray absorptiometry

g Gram

KemenKes RI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Km Kilometer

mg miligram

NIH National Institute of Health

OA OsteoArthritis

PTH Parathyroid Hormon

QCT Quantitative Computed Tomography

SERM Selective Estrogen Receptor Modulator

WHO World Health Organization

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup di dunia pasti akan mengalami

pertumbuhan dan perkembangan, baik itu dari segi fisik maupun mental.

Hal ini dikarenakan mereka akan mengalami proses penurunan fungsi

tumbuh, seperti kulit, tulang, dan lain-lain. Proses penurunan fungsi tubuh

ini dapat diartikatakan sebagai proses penuaan. Penuaan menurut

Constantinindes yang dikutip dalam karangan Darmojo (2009) merupakan

proses penurunan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau

mengganti diri, mempertahankan struktur dan fungsi normal secara

perlahan, sehingga dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

dapat memperbaiki kerusakan yang diderita. Saat penuaan terjadi proses

kepadatan tulang pun menurun. Penurunan kepadatan tulang tersebut

dinamakan osteoporosis.

Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang

sehingga apabila terkena benturan yang ringan saja tulang tersebut akan

patah. Penyakit osteoporosis ini sering disebut dengan silent disease

karena proses kepadatan tulang terjadi secara perlahan dan berlangsung

secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari tanda dan

gejalanya. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa osteoporosis ini

merupakan pembunuh tersembunyi (silent killer) (Tandra, 2009).

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

2

World Health Organization (WHO) (2009), osteoporosis menduduki

peringkat kedua dibawah penyakit jantung sebagi masalah utama di dunia.

Munculnya berbagai penyakit di dunia ini, akan mempengaruhi usia

harapan hidup seseorang, termasuk dengan munculnya osteoporosis

sebagai penyakit angka kejadian yang cukup tinggi. Menurut data

Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) (2009) lebih dari 30%

wanita diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang

akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%, sedangkan pada pria

resikonya berada pada angka 13%. Menopause dini meyebabkan wanita

usia 20tahun, 30 tahun atau bahkan 40 tahun berisiko terkena osteoporosis

(Munch dan Shapiro, 2006).

Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur

osteoporosis di masa tua. Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria

di Indonesia terserang osteoporosis atau pengeroposan tulang. Saat ini

jumlah penderita osteoporosis di Indonesia pun kini jauh lebih besar dari

data terakhir . Lima provinsi dengan risiko osteoporosis lebih tinggi adalah

Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), Yogyakarta (23,5%),

Sumatera Utara (22,82%), Jawa Timur (21,42%), Kalimantan Timur

(10,5%) (Departemen Kesehatan, 2005). Sementara data Sistem Informasi

Rumah Sakit (2010) insiden patah tulang paha atas akibat osteoporosis

adalah 200 dari 100 ribu kasus pada usia 40 tahun.(Supari, 2008.)

Berdasarkan data yang diambil dari Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia (2008), menyatakan bahwa angka prevalensi osteopenia

(osteoporosis dini) sebesar 41,7% dan prevalensi osteoporosis sebesar

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

3

10,3%. Ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko untuk

terkena osteoporosis, dimana 41,2% dari keseluruhan sampel yang berusia

kurang dari 55 tahun terdeteksi menderita osteopenia. Prevalensi

osteopenia dan osteoporosis usia < 55 tahun pada pria cenderung lebih

tinggi dibanding wanita, sedangkan >55 tahun peningkatan osteopenia

pada wanita enam kali lebih besar dari pria dan peningkatan osteoporosis

pada wanita dua kali lebih besar dari pria.

Research International Osteoporosis Foundation (IOF) 2009

memperkirakan sekitar 674.524 perempuan usia 35-39 tahun dan 591.911

perempuan usia 40-44 tahun di Jawa Barat beresiko osteoporosis. Data

yang dihasilkan tersebut tidaklah sedikit, ini merupakan data yang cukup

mengejutkan dalam dunia kesehatan. Berdasarkan data dari Puskesmas

Karawang Kulon, dalam setiap bulannya terdapat 7 orang yang menderita

Osteoarthritis (OA) sedangkan penderita yang mengeluh nyeri punggung

bawah mereka klasifikasikan ke dalam penyakit tulang keropos

(osteoporosis). dimana data pada bulan Oktober 2012 di Puskesmas

Karawang Kulon menerangkan bahwa dari 3 penderita yang diperiksa,

terdapat 2 diantaranya yang terindikasi osteoporosis.

Berdasarkan Journal of Clinical (2008) yang ditulis oleh Chang Shu-

Fang menyebutkan bahwa warga Taiwan yang menjadi responden dalam

penelitiannya, terdapat 44% responden memahami tentang osteoporosis,

sedangkan sisanya belum memahami secara baik mengenai osteoporosis

dan pencegahannya. Dengan demikian dari jurnal tersebut dapat

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

4

disimpulkan bahwa informasi yang didapat warga Taiwan mengenai

osteoporosis dan pencegahannya itu masih kurang.

Lakey, et al (2003) melakukan penelitian mengenai pencegahan

osteoporosis, dalam penelitian yang berjudul “Osteoporosis Prevention:

Knowledge and Behaviour in SouthWestern Community” ini menjelaskan

tentang bagaimana pengetahuan wanita usia 25-55 tahun di Marcopa

Country, Arizona dalam mencegah osteoporosis. Adapun dalam penelitian

tersebut terdiri atas pengetahuan mengenai definisi osteoporosis, faktor

resiko osteoporosis, konsumsi kalsium dalam mencegah osteoporosis

maupun diet dan aktifitas yang berkaitan terhadap pencegahan

osteoporosis. Penelitian tersebut didaptkan hasil bahwa dari 200 responden

(wanita usia 25-35 tahun) hanya 154 yang mengetahui osteoporosis,

namun dari 154 tersebut hanya 117 yang mengetahui definisi osteoporosis.

Lain halnya dengan perilaku dalam mencegah osteoporosis, terdapat 9%

responden yang melakukan pencegahan osteoporosis dengan melakukan

jalan kaki.

Sinnathambi (2010) menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan

wanita-wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II terhadap

osteoporosis dalam kategori baik telah mencapai 87% sedangkan untuk

tindakan pencegahannya yang dalam kategori baik hanya mencapai 16%

saja. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk tingkat

pengetahuan wanita premenopause mengenai osteoporosis dalam kategori

baik namun untuk tindakan pencegahannya masih kategori sedang.

Sehingga perlu ada tindakan promosi kesehatan lanjutan lagi. Sedangkan

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

5

berdasarkan data yang di dapat dari mahasiswi Universitas Singaperbangsa

yaitu 5 dari 9 mahasiswi yang belum mengetahui tentang osteoporosis dan

pencegahannya Berdasarkan studi pendahuluan tersebut membuat peneliti

tertarik untuk melakukan penelitan mengenai hubungan tingkat

pengetahuan terhadap perilaku pencegahan osteoporosis pada mahasiswi

Universitas Singaperbangsa.

B. Rumusan Masalah

Begitu tingginya prevalensi osteoporosis pada wanita di usia lanjut.

Pada wilayah Jawa Barat saja dari 1.686.312 sekitar 674.524 wanita usia

produktif yang mengalami osteoporosis. Sedangkan untuk wilayah

Karawang sendiri, berdasarkan data yang di dapat dari mahasiswi

Universitas Singaperbangsa yaitu 5 dari 9 mahasiswi yang belum

mengetahui tentang osteoporosis dan bagaimana pencegahannya.

Berdasarkan data yang dihasilkan tersebut menyebabkan penulis

tertarik sekali untuk mengamati sejauh mana mahasiswi Universitas

Singaperbangsa Karawang khususnya pada wanita usia subur dalam

memahami osteoporosis dan pencegahannya.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan adapun pertanyaan

penelitiannya, yaitu:

1. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku mengenai

osteoporosis pada mahasiswi Unversitas Singaperbangsa Karawang?

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

6

2. Apakah mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang dalam

mengetahui perilaku apa saja yang dapat dilakukan dalam mencegah

osteoporosis?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan

terhadap perilaku pencegahan osteoporosis pada mahasiswi Universitas

Singaperbangsa Karawang tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a) Teridentifikasi pengetahuan mahasiswi Universitas Singaperbangsa

Karawang mengenai osteoporosis.

b) Teridentifikasi perilaku mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang

dalam mencegah osteoporosis.

c) Teridentifikasi hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku

pencegahan osteoporosis pada mahasiswi Universitas Singaperbangsa

Karawang.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh mahasiswa keperawatan

sebagai literatur tambahan untuk materi yang telah didapat dan juga

sebagai bahan pertimbangan penelitian lebih lanjut tentang

pengetahuan masyarakat tentang praktik pencegahan dan perawatan

osteoporosis.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

7

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh individu (responden ),

dan keluarga sebagai bahan informasi mengenai osteoporosis,

penanganannya dan faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi

penderita osteoporosis sehingga individu (responden) dan keluarga

dapat turut serta dalam mencegah osteoporosis dan mengetahui

perawatan yang tepat untuk osteoporosis. Selain itu, dapat menambah

pengetahuan masyarakat tentang praktik pencegahan dan perencanaan

perawatan osteoporosis.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai hubungan tingkat

pengetahuan terhadap perilaku pencegahan osteoporosis pada mahasiswi

Universitas Singaperbangsa Karawang tahun 2013. Penelitian ini

dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hdayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan di Universitas

Singaperbangsa Karawang pada bulan Juni 2013.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan design penelitian

cross sectional yang menggunakan data primer yaitu berupa data yang

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel ini

dengan cara proportional random sampling. Populasi yang digunakan

yaitu mahasiswi Universitas Singaperbangsa Karawang.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Sunaryo (2004) pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi

melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek

tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka (overt behaviour). Perilaku yang didasari

pengetahuan umumnya bersifat langgeng.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan

penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. (Notoatmodjo, 2007). Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang

bayi melihat, memegang dan merasakan benda yang dia kenal, maka

otaknya pun akan memproses mengenai benda tersebut sehingga bayi itu

pun mendapatkan pengetahuan mengenai benda itu baik mengenai

bentuk, nama dan sebagainya.

2. Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkat (Soekidjo Notoatmodjo,2007:145 dalam buku psikologi

keperawatan karangan Sunaryo, 2004 ), yaitu:

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

9

a) Mengenal (recognition) dan mengingat kembali (recall) diartikan sebagai

kemampuan untuk mengingat kembali suatu yang pernah diketahui

sehingga bisa memilih satu dari dua atau lebih jawaban.

b) Pemahaman (comprehention) diartikan sebagi kemampuan untuk

memahami suatu materi atau objek yang diketahui. Seseorang yang telah

paham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan

menyimpulkan.

c) Penerapan (application)diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan

secara benar mengenai sesuatu hal yang diketahui dalam situasi yang

sebenarnya.

d) Analisis artinya kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam bagian-

bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suami struktur objek tersebut dan

masih terkait satu sama lain. Ukuran kemampuan adalah ia dapat

menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, membuat

bagan proses adopsi perilaku, dan dapat membedakan pengetian psikologi

dengan fisiologi.

e) Sintesis, yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Ukuran

kemampuan adalah ia dapat menyusun, meringkaskan, merencanakan, dan

menyesuaikan suatu teori atau rumusan yang telah ada.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

10

f) Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun

sendiri.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat domain di atas

(Notoatmodjo, 2007 dalam buku karangan Sunaryo, 2004).

B. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)

yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua

makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan , binatang sampai dengan

manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-

masing.(Notoatmodjo,2007). Menurut Notoatmodjo (2007) dilihat dari

bentuk respon stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,

persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

11

b) Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik

(practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.

2. Faktor yang mempengaruhi perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku menurut

Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo 2003 adalah:

a) Faktor Pendukung (Predisposing Factors)

Faktor pendukung adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap perilaku

yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku mencakup: pengetahuan,

sikap masyarakat dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. faktor-faktor

ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku maka

sering disebut faktor pemudah.

b) Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas

kesehatan bagi masyarakat, lingkungan fisik misalnya: air bersih, tempat

pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan

yang bergizi, dan sebagainya. termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan

seperti puskesmas, rumah sakit dan lain-lain. Masyarakat memerulukan

sarana dan prasarana yang menduku demi berperilaku sehat.

c) Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

12

Faktor-faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat

(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-undang, peraturan baik

dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan

C. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan

yang berkaitan dengan sakit-penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan dan lingkungan (Sunaryo, 2004). Perilaku kesehatan menurut

Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistim

pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan.

1. Unsur-unsur dalam Perilaku Kesehatan

Menurut Maulana (2009) terdapat empat unsur dalam perilaku kesehatan,

diantaranya yaitu:

a) Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Perilaku terhadap sakit dan penyakit merupakan respons internal dan

eksternal seseorang dalam menanggapi rasa sakit dan penyakit, baik dalam

bentuk respons tertutup (sikap, pengetahuan ) maupun dalam bentuk

respons terbuka (tindakan nyata). Perilaku terhadap sakit dan penyakit

dapatdiklasifikasikan menurut tingkat pencegahan penyakit sebagai

berikut:

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

13

1) Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

Perilaku seseorang untuk memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh

masalah kesehatan. Sebagai contoh, melakukan jalan 1000 langkah dalam

sehari demi mencegah osteoporosis, melakukan senam jantung sehat untuk

mencegah penyakit jantung koroner da lain sebagainya.

2) Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour)

Segala tindakan yang dilakukan seseorang agar dirinya terhindar dari

penyakit, misalnya imunisasi pada balita, meminum susu demi menjaga

kesehatan tulang, dan lain sebagainya.

3) Perilaku pencegahan pengobatan (health seeking behaviour)

Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan /atau kecelakaan, mulai dari mengobati sendiri

(self-treatment) sampai mencari bantuan ahli. Misalkan, individu pergi ke

rumah sakit saat sakit, membeli obat di apotek dan lain-lainya

4) Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour)

Pada proses ini, diusahakan agar sakit atau cacat yang diderita tidak

menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi

optimal secara fisik, mental, dan sosial. Sebagai contoh penderita

osteoporosis mengkonsumsi susu tinggi kalsium, penderita DM melakukan

diet dengan mengurangi konsumsi makanan manis, dan melakukan kontrol

rutin selama seminggu.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

14

5) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan

Perilaku ini merupakan respons individu terhadap sistem pelayanan

kesehatan modern dan atau tradisional, meliputi respons terhadap fasilitas

pelayanan, cara pelayanan kesehatan, perilaku terhadap petugas, dan

respons terhadap pemberian obat-obatan.

6) Perilaku terhadap makanan

Perilaku ini meliputi pengetahuan, sikap, dan praktik terhadap makanan

serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan

pengolahan makanan

7) Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Perilaku ini merupakan upaya seseorang merespons lingkungan sebagai

determinan agar tidak memengaruhi kesehatannya.

2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Menurut Becker (1979) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Hal ini mencakup

makan dengan menu seimbang, olahraga teratur, tidak merokok, tidak

meminum-minuman keras, dan lain-lain.

b) Perilaku Sakit

Perilaku ini merupakan respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,

persepsi terhadap sakit dan usaha-usaha untuk mencegah penyakit.

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

15

c) Perilaku Peran Sakit

Perilaku peran sakit adalah segala aktivitas individu yang menderita sakit

untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku peran sakit meliputi hal-hal

berikut: tindakan untuk memperoleh kesembuhan dan mengenal atau

mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan atau penyembuhan penyakit

yang layak.

3. Pengukuran perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua

cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi), yaitu

mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya.

Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat

kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaanpertanyaan

terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan

obyek tertentu. (Notoatmodjo, 2005)

D. Osteoporosis

1. Definisi Osteoporosis

Osteoporosis merupakan ancaman terbesar bai individu dan

masyarakat karena tingginya morbiditas dan mortalitas yang terkait

dengan itu serta biaya keuangan terkait kesehatan tulang pun turut

mempengaruhinya. (Dawson-Hughes et al, 2008 dalam jurnal penelitian

Chang-Hong et al, 2010)

Osteoporosis bukan sekadar masalah proses penuaan biasa seperti

wajah yang keriput atau rambut beruban, tetapi merupakan suatu

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

16

penyakit, dan Anda bisa mencegahnya, bahkan dapat mengobatinya.

Mungkin Anda beranggapan bahwa osteoporosis hanya masalah minum

susu atau mengkonsumsi kalsium saja, lalu menjaga tubuh agar tidak

terjatuh sampai menimbulkan patah tulang. Osteoporosis bukan hanya

bisa menyebabkan fraktur tulang, tetapi juga dapat menimbulkan cacat

tubuh, tinggi badan berkurang sampai belasan sentimeter, hingga

penderitaan dan komplikasi yang bermacam-macam. Sebenarnya tulang

keropos sudah ada di zaman Mesir kuno sekitar 2000 tahun sebelum

Masehi. Pada pemeiksaan scan terhadap tulang mummy ternyata dijumpai

patah tulang panggul dan kompresi di beberapa ruas tulang belakang

(Tandra, 2008).

Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous,osteo artinya tulang,

dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis

adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas

berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-

arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat

menimbulkan kerapuhan tulang. (Tandra, 2008).

Corwin (2008) menyatakan bahwa osteoporosis adalah penyakit

tulang metabolik yang ditandai oleh penurunan densitas tulang yang

parah sehingga mudah terjadi fraktur tulang.

Rubenstein, dkk (2007) menyatakan bahwa Osteoporosis adalah

hilangnya massa tulang dan bukan perubahan kandungannya. Keadaan

ini ditandai oleh meningkatnya risiko fraktur akibat kerapuhan tulang.

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

17

Definisi osteoporosis menurut WHO (2009) adalah densitas tulang 2,5

standar deviasi dibawah rata-rata bagi wanita dewasa kulit putih.

Menurut National Institute of Health (NIH) (2001), Osteoporosis

adalah kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang yang

mengkhawatirkan dan dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah

tulang. Sedangkan kekuatan tulang merefleksikan gabungan dari dua

faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang.

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikro-arsitektur

jaringan tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan

meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga tulang mudah patah (Supari,

2008).

2. Gejala Osteoporosis

Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai

puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang

sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan

perubahan bentuk tulang. Jadi, seseorang dengan osteoporosis biasanya

akan memberikan keluhan atau gejala sebagai berikut:

a) Tinggi badan berkurang

b) Patah tulang

Penipisan pada tulang, baik itu tulang vertebra ataupun tulang yang

lainnya, dapat membuat tulang menjadi rapuh, ringan dan akan mudah

patah. Hilangnya kekuatan dan kepadatan tulang akan menyebabkan

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

18

tulang bisa hancur sehingga akan terasa sakit dan tinggi punggung pun

akan berkurang. Patah tulang ini sering terjadi pada pergelangan, tulang

belakang, dan pinggul.

Patah tulang pergelangan yang disebut juga patah tulang Colles,

paling sering terjadi pada wanita usia 50-70 tahun (Compston, 2002).

Patah tulang belakang bisa disebabkan karena terjatuh, namun tidak semua

rasa sakit pada punggung tersebut disebabkan karena patah tulang

belakang, bisa juga disebabkan karena sebab lainnya seperti artritis patah

tulang belakang ini tidak menyebabkan siatika (sakit pada punggung yang

menyebar ke tungkai) (Compston, 2002). Patah tulang pinggul terjadi pada

bagian atas tulang paha, rata-rata penderita berusia 80 tahun (Compston,

2002).

c) Makin Pendek

Tinggi manusia akan mencapai puncaknya pada usia sekitar 18

tahun, artinya Anda akan tetap pada tinggi itu dan tidak akan bertambah

tinggi lagi. Penyebab penurunan tinggi badan (height loss) ini adalah

fraktur tulang belakang (vertebra) yang umumnya tanpa keluhan, tetapi

tubuh semakin pendek dan bungkuk. Bila terdapat penurunan tinggi badn

sebanyak dua senti dalam tiga tahun terakhir, itu menandakan adanya

fraktur tulang belakang yang baru (Tandra,2009).

d) Tubuh Membungkuk

Tubuh yang membungkuk (kiposis) atau dorsal kyphosis atau

dowager’s hump, biasanya terjadi akibat kerusakan beberapa ruas tulang

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

19

belakang dari daerah dada (thoracal)dan pinggang (lumbal).

Osteoporosis pada tulang belakang ini menimbulkan fraktur kompresi

atau kolaps tulang dan menyebabkan badan membungkuk ke depan.

Kiposis yang berat bisa mengakibatkan gangguan pergerakan otot

pernapasan. Anda bisa merasakan sesak napas, kadang bahkan timbul

komplikasi pada paru-paru (Tandra, 2008).

3. Faktor Resiko Osteoporosis

Faktor risiko osteoporosis digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu

risiko yang tidak dapat dikendalikan dan risiko yang dapat dikendalikan.

Risiko yang tidak dapat dikendalikan terdiri dari jenis kelamin, umur, ras,

riwayat, keluarga, tipe tubuh, dan menopause. Adapun faktor risiko yang dapat

dikendalikan yaitu gaya hidup sehat, kurang aktivitas fisik, pengaturan makan

atau pola konsumsi, kebiasaan merokok, dan minum-minuman beralkohol.

a) Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan

Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan data statistik, faktor risiko

risiko di bawah ini dikatakan tidak dapat dikendalikan.

1) Jenis Kelamin

Wanita mempunyai risiko terkena osteoporosis lebih besar daripada

pria. Sekitar 80% diantara pederita osteoporosis adalah wanita. Secara

umum, wanita menderita osteoporosis empat kali lebih banyak daripada

pria. Satu dari tiga wanita memiliki kecendrungan untuk menderita

osteoporosis. Adapun kejadian osteoporosis pada pria lebih kecil yaitu satu

dari tujuh pria. Hal ini terjadi antara lain karena massa tulang wanita 4

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

20

lebih kecil dibandingkan dengan pria. Nilai massa tulang wanita umumnya

hanya sekitar 800 gram lebih kecil dibandingkan dengan pria yaitu sekitar

1200 gram. Karena nilai massa tulang yang diikuti dengan kerapuhan

tulang sangat mungkin terjadi (Tandra, 2008).

2) Umur

Semakin tua umur seseorang, risiko terkena osteoporosis menjadi

semakin besar. Osteoporosis merupakan kejadian alamiyang terjadi pada

tulang manusia sejalan dengan meningkatnya usia. Proses densitas

(kepadatan) tulang hanya berlangsung sampai seseorang berusia 25 tahun.

Selanjutnya, kondisi tulang akan tetap (konstan) hingga usia 40 tahun,

densitas tulang mulai berkurang secara perlahan.

Dengan demikian, osteoporosis pada usia lanjut terjadi akibat

berkurangnya massa tulang. Pada lansia, kemampuan tulang dalam

menghindari keretakan akan semakin menurun. Kondisi ini juga

diperparah dengan kecenderungan rendahnya konsumsi kalsium dan

kemampuan penyerapannya. Timbulnya berbagai penyakit pada lansia

juga akan semakin menurunkan kemampuan penyerapan kalsium maupun

meningkatnya pengeluaran kalsium (Larkey, 2003).

3) Ras

Semakin terang kulit seseorang maka risiko terkena osteoporosis

terkena osteoporosis yang lebih besar dibandingkan dengan ras Afrika-

Amerika memiliki massa tulang tertinggi, sedangkan ras kulit putih dari

Eropa memiliki massa tulang terendah. Ras campuran Asia-Amerika

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

21

berada diantara keduanya. Wanita Afrika-Amerika memiliki massa tulang

yang lebih padat, rangka tulang dan massa otot yang lebih besar. Antara

massa tulang dan massa otot terdapat kaitan yang erat. Semakin besar otot,

tekanan pada tulang semakin tinggi dan tulang semakin besar. Ditambah

lagi kadar hormon estrogen ras Afrika-Amerika lebih tinggi dari ras yang

lain sehingga wanita Afrika-Amerika cenderung lebih lambat menua

daripada wanita kulit putih (Tandra, 2008).

Pigmentasi kulit dan tempat tinggal juga mempengaruhi terjadinya

osteoporosis. Wanita Afrika berkulit gelap dan bertempat tinggal dekat

dengan garis khatulistiwa memiliki risiko osteoporosis yang lebih rendah

dari wanita berkulit putih yang tinggal jauh dari garis khatulistiwa,

misalnya di negara-negara Norwegia dan Swedia (Tandra, 2008).

4) Riwayat keluarga

Bila salah seorang anggota keluarga (ibu atau nenek) memiliki massa

tulang yang rendah atau mengalami osteoporosis maka ada kecenderungan

seseorang mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hal yang

sama (Wirakusumah, 2009).

5) Tipe tubuh

Semakin kecil rangka tubuh maka seakin besar risiko terkena

osteoporosis. Demikian pula dengan wanita yang mempunyai tubuh kurus

cenderung mempunyai risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis

daripada yang mempunyai berat badan lebih besar. Berdasarkan data

penelitian Chang-Hong, et.al (2010) terdapat 64 % responden yang

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

22

menganggap dirinya pendek, dan 61% responden memiliki tubuh bungkuk

(Chang, et al. 2010).

6) Menopause

Pada massa menopause, terjadi kehilangan kalsium dari jaringan

tulang. Osteoporosis pada menopause terjadi akibat jumlah estrogen dan

progesteron menurun. Hormon estrogen diproduksi wanita dari masa

kanak0kanak sampai dewasa. Pada masa menopause, hanya bagian tubuh

seperti kelenjar adrenalin dan sel-sel lemak yang memproduksi estrogen,

itupun dalam jumlah yang sangat kecil. Hormon tersebut diperlukan untuk

pembentukan tulang dan mempertahankan massa tulang. Rendahnya

hormon estrogen dalam tubuh akan membuat tulang menjadi keropos dan

mudah patah.

Selain karena meningkatnya umur, menopause dapat juga terjadi

karena pengangkatan ovarium pada wanita. Umunya, pengangkatan

ovarium dilakukan sebagai solusi akhir dari penanganan ovarium penyakir

kandungan, misalnya disebabkan adanya penyakit kanker, myom, dan lain

sebagainya. (Wirakusumah,2009)

b) Faktor risiko yang dapat dikendalikan

Faktor risiko yang dapat dikendalikan maksudnya yaitu bila faktor-

faktor penyebab tersebut dilaksanakan dengan benar maka hal-hal yang

tidak diinginkan dapat diantisipasi.

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

23

1) Kurang aktivitas (olahraga)

Semakin rendah aktivitas fisik, semakin besar risiko terkena

osteoporosis. hal ini terjadi karena aktivitas fisik (olahraga) dapat

membangun tulang da otot menjadi lebih kuat, juga meningkatkan

keseimbangan metabolisme tubuh (W

2) Diet yang buruk

Bila makanan yng dikonsumsi tidak mencukupi akan berpengaruhi

buruk terhadap kesehatan tulang. Makanan sumber kalsium, fosfor dan

vitamin D yang dikonsumsi cukup sejak usia dini dapat membantu

memperkuat massa tulang, mencegah pengaruh negatif dari

berkurangnya keseimbangan kalsium dan mengurangi tingkat kehilangan

massa kalsium pada tahun-tahun selanjutnya.

3) Merokok

Perokok mempunyai risiko terkena osteoporosis yang lebih besar

dibandingkan bukan perokok. Pada wanita perokok ada kecenderungan

kadar estrogen dalam tubunya lebih rendah dan kemungkinan memasuki

masa menopause lima tahun lebih awal dibandingkan dengan bukan

perokok. Kecepatan kehilangan massa tulang juga terjadi lebih cepat

pada wanita perokok. Asap perokok dapat menghambat kerja ovarium

dalam memproduksi hormon estrogen. Di samping itu, nikotin juga

mempengaruhi kemampuan tubuh ubtuk menyerap dan menggunakan

kalsium (Supari, 2008).

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

24

4) Minum-minuman beralkohol

Konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit mungkin baik bagi tubuh,

tetapi bila jumlahnya sudah terlalu banyak (lebih dari 2 gelas sehari)

dapat merugikan kesehatan karena akan mengganggu proses metabolisme

kalsium dalam tubuh. Alkohol dapat menyebabkan luka-luka kecil pada

dinding lambung yang terjadi beberapa saat setelah minum-minuman

beralkohol. Banyaknya luka kecil akibat minum-minuman beralkohol

akan menyebabkan pendarahan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh

kehilangan kalsium karena kalsium banyak terdapat dalam darah

(Wirakusumah, 2009).

5) Imobilitas

Imobilitas dalam waktu yang lama memiliki risiko yang lebih tinggi

untuk terkena osteoporosis dibandingkan menopause. Imobilitas akan

berakibat pada pengecilan tulang dan pengeluaran kalsium dari tubuh

(hiperkalsiuria). Imobilitas umumnya dialami orang yang berada dalam

masa penyembuhan yang perlu mengistirahatkan tubuhnya untuk waktu

lama. (Supari,2008)

6) Postur tubuh kurus

Postur tubuh yang kurus cenderung mengalami osteoporosis

dibandingkan dengan postur ideal (dengan berat badan ideal), karena

dengan postur tubuh yang kurus sangat mempengaruhi tingkat

pencapaian massa tulang (Tandra, 2008).

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

25

7) Asupan gizi rendah.

Pola makan yang tidak seimbang yang kurang memperhatikan

kandungan gizi, seperti kalsium, fosfor, seng, vitamin B6, C, D, K, serta

phytoestrogen (estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti

toge), merupakan faktor risiko osteoporosis (Wirakusumah, 2009)

8) Kurang terkena sinar matahari

Orang jarang terkena sinar matahari, terutama sinar pada pagi dan sore

hari, karena pada saat tersebut sinar dibutuhkan untuk memicu kulit

membentuk vitamin D3, dimana vitamin D (D3 + D2/berasal dari

makanan) di ubah oleh hepar dan ginjal menjadi kalsitriol (Supari, 2008).

9) Penggunaan obat untuk waktu lama.

Pasien osteoporosis sering dikaitkan dengan istirahat total yang terlalu

lama akibat sakit, kelainan tulang, kekurangan bahan pembentuk dan

yang terutama adalah pemakaian obat yang mengganggu metabolisme

tulang. Jenis obat tersebut antara lain : kortikosteroid, sitostatika

(metotreksat), anti kejang, anti koagulan (heparin, warfarin) (Tandra,

2008).

10 ) Lingkungan

Lingkungan yang berisiko osteoporosis, adalah lingkungan yang

memungkinkan orang tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu

yang lama seperti : daerah padat hunian, rumah susun, apartemen, dan

lain-lain (Supari, 2008).

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

26

4. Penyebab Osteoporosis

Kecepatan pembentukan tulang berkurang secara progresif sejalan dengan

usia, yang dimulai pada usia sekitar 30 atau 40 tahun. Semakin padat tulang

sebelum usia tersebut, semakin kecil kemungkinan terjadi osteoporosis. pada

individu yang berusia70-an dan 80-an, osteoporosis menjadi penyakit yang

sering ditemukan. Meskipun resorpsi tulang mulai melebihi pembentukan

tulang pada usia dekade keempat atau kelima, pada wanita penipisan tulang

yang paling signifikan terjadi selama dan setelah menopause. Penurunan

estrogen pascamenopause tanpak sangat berperan dalam perkembangan ini

pada populasi wanita lansia. Meskipun mekanisme estrogen bekerja untuk

mempertahankan densitas tulang belum jelas, diperkirakan bahwa estrogen

menstimulasi aktivitas osteoblas dan membatasi efek stimulasi osteoklas pada

hormon paratiroid. Dengan demikian, penurunan estrogen menyebabkan

perubahan besar pada aktvitas osteoklas (Corwin, 2008).

Wanita kurus, wanita berambut terang, dan wanita yang merokok sangat

rentan terhadap osteoporosis karena tulang mereka kurang padat sebelum

menopause dibandingkan tulang wanita gemuk, berambut gelap, dan tidak

merokok. Pria lansia kurang rentan mengalami osteoporosis karena mereka

biasanya memiliki tulang yang lebih padat daripada wanita (sekitar 30 %), dan

kadar hormon reproduktif tetap tinggi sampai pria mencapai usia 80-an. Akan

tetapi, pria lansia memiliki tulang yang kurang padat daripada yang lebih

muda.(Corwin, 2008).

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

27

5. Akibat Osteoporosis

Massa tulang yang berkurang menyebabkan tulang menjadi rapuh daln

lemah sehingga bila terbentur atau jatuh dapat menyebabkan fraktur (patah

tulang). Data Chang-Hong, et al (2010) menyebutkan bahwa terdapat 83 %

responden penelitiannya yang memiliki riwayat fraktur. Mengungkap gejala

terjadinya osteoporosis agak sulit untuk dilakukan sebab penyakit osteoporosis

terjadi secara diam-diam. Berkurangnya massa tulang dan tulang menjadi

rapuh baru disadari setelah timbul dampak seperti tinggi badan berkurang, tiba-

tiba terjadi rasa nyeri pada tulang, sakit punggung, sakit pinggang yang parah,

atau kelainan bentuk tulang belakang yang menyebabkan postur tubuh

bungkuk (kyposis).( Wirakusumah, 2009).

a) Tulang Rapuh dan Patah

Tulang yang rapuh dan patah dinamakan fragility fracture. Pada kondisi

ini bisa terjadi patah tulang meskipun tidak harus timbul karena trauma yang

hebat, melainkan cukup hanya dengan terjatuh biasa yang ringan, mengangkat,

mendorong sesuatu, atau akibat trauma ringan.Selain pada tulang belakang,

fraktur sering pula menimpa tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, atau

panggul. Fraktur multiple di beberapa tempat juga bisa terjadi.

Fraktur yang terjadinya mendadak atau akut akan menimbulkan ras nyeri

yang hebat, yang kadang memerlukan obat penekan ras nyeri yang kuat sampai

pada golongan narkotika.

Fraktur yang berlangsung kronis sampai harus menjalani tirah-baring yang

lama akan mengganggu peredaran darah, menimbulkan bahaya infeksi, dan

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

28

komplikasi pada jantung serta saluran napas. Kesulitan perawatan pada orang

tua, ditambah dengan beberapa penyakit kronis lain yang menyertai, seperti

diabetes, stroke, atau sakit jantung, akan memperburuk keadaan dan bisa fatal

akibatnya.(Tandra, 2008)

6. Pengobatan dan Pencegahan Osteoporosis

Osteoporosis ini sebenarnya dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup

sehat, seperti halnya mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, olahraga, tidak

mengonsumsi alkohol dan lain sebagainya. Dibawah ini akan dijelaskan

mengenai trik-trik dalam pencegahan osteoporosis

a) Sayur dan buah-buahan pencegah osteoporosis

Lignan dan isoflavonoid dalam buah dan sayur berperan dalam

mencegah osteoporosis. di dalam tubuh, kedua zat tersebut diubah menjadi

komponen yang strukturnya sama dengan estrogen. (Wirakusumah, 2009)

Berikut ini adalah jenis buah dan sayur beserta kandungannya (baik

zat gizi maupun fitokimia) yang memegang peranan penting dalam

pencegahan osteoporosis.

b) Wortel

Wortel mengandung kalsium (39 mg), fosfor (37 mg/100g), serta

fitoestrogen yaitu lignan (346 mg/100g) dan isoflavon serta mineral

boron (3,6mg/100g), juga tinggi akan kandungan vitamin A (1800 mg)

(Wirakusumah, 2009).

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

29

c) Brokoli

Brokoli dan famili kubis-kubisan lainnya dikenal sebagai bahan

makanan antikanker usu besar.selain itu, komponen dalam brokoli yaitu

indole dapat meningkatkan sekresi estrogen yang dibutuhkan dalam

mempertahankan massa tulang. Selain itu, brokoli juga tinggi mineral

kalsium, kandungan vitamin C,E, dan karoten (Wirakusumah, 2009).

d) Kubis

Kubis mengandung vitamin C,A, dan B1 yang cukup tinggi. Selain

itu juga mengandung berbagai jenis mineral yaitu kalsium, fosfor,

kalium, klor, yodium, sulfur, dan boron. Bagian luar dari kubis yang

berawarna hijau mengandung 40% kalsium yang lebih banyak

dibandingkan dengan bagian dalamnya. Selain itu, sayuran ini juga

mengandung fitoestrogen yaitu lignan dan isoflavon yang berperan

dalam pencegahan osteoporosis (Wirakusumah, 2009).

e) Bayam

Bayam merupakan sayuran dengan kandungan zat besi yang cukup

tinggi (dua kali lipat dibandingkan jenis sayuran yang lain). Di samping

itu juga mengandung vit.A, vit.C, kalsium, kalium, mangan, dan boron

juga berperan dalam pencegahan osteoporosis. di dalam bayam, juaga

terdapat fitoestrogen (Wirakusumah, 2009).

f) Kacang kedelai

Kacang kedelai merupakan sumber mineral kalsium dan fosfor (254

mg dan 781 mg). Di samping itu juga mengandung fitoestrogen

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

30

(isoflavonoid) yang cukup tinggi. Kacang kedelai dapat dibuat menjadi

susu kedelai yang kemudian dapat ditambahkan dalam pembuatan jus

buah dan sayuran (Wirakusumah, 2009)

Tabel 2.1 buah-buahan dan sayuran pencegah osteoporosis

Jenis Buah dan

Sayur

Komponen Penting untuk Pencegahan Osteoporosis

Sawi Hijau Kalsium (220,50mg/100g), fosfor (38,40mg/100g)

Kangkung Kalsium (73,00mg/100g),fosfor (50,00mg/100g)

Daun singkong Vitamin C, kalsium (165,00mg/100g)

Selada Kalsium (97mg/100g),fosfor (34,00g)

Pepaya Kalsium (23mg/100g),vitamin C (76mg/100g),dan

boron

Jagung Magnesium, fosfor, fitoestrogen lignan, boron

Mangga Vitamin A (573 RE), vitamin C (30mg/100g),

mangan, dan boron

Mentimun Fitoestrogen (isoflavonoid), boron, silika

Alpukat Boron, zat besi, tembaga

Pisang Kalium, boron

Jeruk Boron (23mg/100g), kalsium (33mg/100g), vitamin

C

Anggur Fitoestrogen (isovlafonoid)dan boron

Apel Fitoestrogen (isovlafonoid)dan boron

Cabai Fitoestrogen (isovlafonoid), boron, dan vitamin C

g) Latihan Fisik untuk Pencegahan Osteoporosis

Latihan fisik yang teratur juga membantu mencegah keadaan-

keadaan atau penyakit kronis, seperti osteoporosis, diabetes, tekana

darah tinggi, penyakit jantung iskemik, dan lain-lain. Latihan fisik atau

olahraga di luar rumah merupakan kesemapatn untuk besosialisasi dan

berkomunikasi dengan sesama. Sekarang ini banyak jenis musik yang

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

31

dapat diapakai untuk mengiringi berbagai latihan fisik sehingga akan

lebih menyenangkan dan tidak membosankan. (Santoso,dkk.2009)

Berikut ini latihan olahraga yang boleh dilakukan oleh penderita

osteoporosis.

1) Jalan kaki secara teratur, kalau memungkinkan sekitar 4,5km/jam

selama 50 menit, 5 kali seminggu. Ini diperlukan untuk

mempertahankan kekuatan tulang. Jalan kaki lebih cepat (6km/jam)

akan bermanfaat untuk jantung dan paru-paru.

2) Latihan beban untuk kekuatan otot, yaitu dengan mengangkat

“dumbble” kecil untuk menguatkan pinggul, paha, punggung,

lengan dan bahu.

3) Latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan kesigapan.

4) Latihan melengkungkan punggung ke belakang, dapat dilakukan

dengan duduk di kursi, dengan atau tanpa penahan; hal ini dapat

menguatkan otot-otot yang menahan punggung agar tetap tegak,

mengurangi kemungkinan bongkok, sekaligus memperkuat

punggung.

h) Terapi Penggantian Hormon

Terapi penggantian estrogen-progesteron atau modulator reseptor

estrogen selektif (selective estrogen receptor modulator, SERM) yang

dilakukan selama dan setelah menopause dapat mengurangi

perkembangan osteoporosis pada wanita.

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

32

i) Obat-obatan

Obat-obatan yang dikenal sebagai bisfosfonat (mis., alendronat,

risedronat, dan ibandronat) terbukti mengurangi resorpsi tulag dan

mencegah pengeroposan tulang. Obat-obatan ini, dalam kombinasi

dengan suplemen vitamin D dan kalsium, digunakan untuk terapi dan

pencegahan osteoporosis. bisfosfonat secara signifikan meningkatkan

densitas tulang terutama pada panggul dan spina, dan dapat digunakan

pada osteoporosis pascamenopause dan osteoporosis akibat obat

(glukokortikoid).

j) Pemeriksaan Densitas Tulang

Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis

osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, dan

rontgen tulang (Karmana,2006). Pemeriksaan lebih lanjut mungkin

diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi,

yang bisa menyebabkan osteoporosis.

Dalam mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang,

dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Dari ciri-ciri

khas tulang yang menentukan kekuatannya, kandungan mineral paling

mudah diukur. Beberapa teknik pemeriksaan sudah tersedia,

diantaranya adalah DXA (daul-energy x-ray absorptiometry) yang

merupakan pemeriksaan yang paling baik.

k) Suplemen Kalsium dan Vitamin D bagi pencegahan fraktur

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

33

Beberapa penelitian epidemiologi memastikan bahwa pada belahan

dunia sebelah utara meupun selatan dan dari lintang 35 hingga 60

derajat, insidens fraktur panggul menunjukkan jumlah yang lebih

besar pada bulan-bulan ketika musim dingin. Keadaan ini berkaitan

dengan variasi musiman pada kadar vitamin D dan hormon paratiroid

yang dicerminkan melalui densitas mineral tulang (Islam, et al.2010).

E. Penelitian Terkait

a) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizka F.A.P

mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Osteoporosis dengan

Perilaku Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Pre-Menopause di

Kelurahan Jebres Surakarta didapatkan hasil bahwa hampir

seluruhnya (81,6%) responden mempunyai pengetahuan baik tentang

osteoporosis, sebagian kecil (16,7%) responden mempunyai

pengetahuan cukup baik dan sisanya 1,7% responden memiliki

pengetahuan kurang baik tentang osteoporosis. sementara untuk hasil

penelitian mengenai perilaku, didapatkan bahwa hampir seluruhnya

(53,3%) responden mempunyai perilaku cukup baik tentang

osteoporosis, sebagian kecil (26,7%) responden mempunyai perilaku

baik dan sisanya 20% responden memiliki perilaku kurang baik

terhadap pencegahan osteoporosis.

b) Hasil penelitian lain mengenai tingkat pengetahuan osteoporosis

adalah berdasarkan hasil penelitian dari harly viani (2010) yang

berjudul “Gambaran mengenai Pengetahuam, sikap dan tindakan

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

34

tentang pencegahan osteoporosis pada WUS di Kelurahan Jati

Makmur Kecamatan Binjai Utara Tahun 2010”. Dimana berdasarkan

hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden

berpengetahuan cukup baik mengenai osteoporosis yaitu sebanyak

52 responden (82,5%), sedangkan untuk kategori pengetahuan baik

terdapat 9 responden (14,3%) dan pengetahuan kurang baik

sebanyak 2 responden (3,2%). Pratami (2010) dalam penelitiannya

yang berjudul “Gambaran Mengenai Perilaku WUS tentang

penyakit Osteoporosis di Kelurahan Beringin Kecamatan Medan

Selayang Kota Medan Tahun 2010 menyatakan bahwa untuk

pengetahuan respondennya itu sendiri, sebanyak 64 orang (67,4%)

memiliki pengetahuan baik dan responden yang mempunyai kategori

kurang hanya 3 orang (3,2%).

c) Secara global, sekitar 1,7 juta orang setiap tahunnya terdapat

kejadian fraktur panggul. Pada tahun 2050 diperkirakan hal ini akan

melebihi enam juta (Chang et al,2007). Di Amerika sendiri

osteoporosi yang merupakan anacaman kesehatan yang utama, dapat

mempengaruhi 28 juta jiwa, dan sebagian besar dari mereka itu

adalah perempuan Holroyd et al, 2008 dalam Chang et.al 2011).

Pada tahun 2050, kejadian patah tulang panggul ini menyerang 50%

populasi di Asia. Di taiwan sendiri, sekitar 452.000 wanita berusia

>50 tahun menderita osteoporosis dan hal ini akan meningkat secara

perlahan (Yong et al, 2006 dalam Chang et.al 2011). Berdasarkan

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

35

hasil penelitian dari Chang et.al (2011) dengan judul “Global

computer-assisted appraisal of osteoporosis risk in Asian women: an

innovative study” didapatkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga

osteoporosis terdapat 16,3%, pasien dengan pascamenopause 90%.

Sementara itu, sebagian besar peserta tidak minum alkohol (96%),

minum obat endokrin (61%), menganggap diri mereka kyphotic

sebanyak 76,3%, menganggap diri mereka pendek (64%), memiliki

tubuh membungkuk 61,3%), mengalami nyeri punggung bawah

(61,3%), dan memiliki riwayat fraktur (83,7%).

F. Kerangka Teori

Berdasarkan teori menurut Notoatmodjo 2010 bahwa tingkatan

pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh pengukuran tingkat

pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, dan

sosial budaya. Sedangkan teori menurut Notoatmodjo (2010) bahwa

perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor pendorong,

faktor predisposisi, dan faktor pendukung. Adapun bagan dari kerangka

teori yang didapat dapat yakni :

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

36

Reaksi Tertutup

(Pengetahuan)

Tingkatan

Pengetahuan:

- Tahu - Memahami - Aplikasi - Analisis - Sintesis - Evaluasi

Stimulus

(rangsangan

Proses Stimulus

Perilaku Pencegahan

Osteoporosis

Reaksi Terbuka

(Tindakan)

Faktor yang

mempengaruhi perilaku:

- Faktor pendukung

- Faktor Pemungkin

- Faktor Pendorong

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

37

Sumber : Modifikasi dari Green (1990), Islam et al (2010), Notoatmodjo (2010),

Wirakusumah (2009), Compston (2002), Chang et al (2010), Larkey (2003),

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

37

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini dibuat untuk menjelaskan gambaran tingkat

pengetahuan dan perilaku mengenai osteoporosis terhadap usaha

pencegahan osteoporosis pada mahasiswi di Universitas Singaperbangsa

Karawang tahun 2013. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

perilaku pencegahan osteoporosis sedangkan variabel independennya

adalah tingkat pengetahuan mahasiswi

Variabel independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka konseptual penelitian gambaran tingkat pengetahuan

dan perilaku terhadap usaha pencegahan osteoporosis yang dilakukan

mahasiswi

B. Definisi Operasional

Definis operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Definisi operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukuran atau

pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta dalam

mengembangkan instrumen.

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Perilaku pencegahan

osteoporosis

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

38

No. Variabel Definisi

Operasional

Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan

terhadap

pencegahan

osteoporosis

-Definisi

-Tandadan

gejala

-Penyebab

- Akibat

- Pencegahan

Segala

informasi

yang

dimengerti

dan dipahami

yang meliputi

- Definisi

-Tanda dan

gejala

-Penyebab

- Akibat

- Pencegahan

Responden

diberikan

pertanyaan

sebanyak 16

pertanyaan

Dengan

menggunakan

pilihan ganda

dan hasilnya

berupa jawaban

benar diberi

nilai 1 dan salah

diberi nilai 0

Kuesioner Baik,jika

responden

menjawab

76-100%

Cukup,jika

responden

menjawab

60-75%

pertanyaan

Kurang Baik,

jika

responden

menjawab 0-

59%

(Arikunto

1998 dalam

Rizka 2010)

Ordinal

2. Perilaku

terhadap

pencegahan

osteoporosis

Segala

bentuk

perilaku yang

memiliki

pengaruh

Memberikan 14

pertanyaan

kepada

responden

mengenai

Kuesioner Kurang, bila

jawaban

benar < 60%

Sedang, bila

jawaban

Ordinal

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

39

C. Hipotesis

terhadap

upaya

pencegahan

osteoporosis

osteoporosis

dengan

menggunakan

skala likert

Dengan

statement

positif:

- Selalu=4

- Sering=3

- Jarang=2

- Tidak

Pernah=1

Statement

negatif:

- Selalu=1

- Sering=2

- Jarang=3

- Tidak

pernah=4

benar 60-

80%

Baik, bila

jawaban

benar >80%

(Khomsan,

2000)

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

40

Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku

pencegahan osteoporosis pada mahasiswi Universitas Singaperbangsa

Karawang Tahun 2013

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

40

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah alat bagi peneliti untuk mengendalikan atau

mengontrol variabel-variabel yang berperan dalam suatu

penelitian.Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan cross sectional study. Desain cross sectional ini

merupakan suatu desain dengan sekumpulan data untuk meneliti suatu

fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Husein, 2011). Adapun

pada penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi. Metode analitik

korelasi ini digunakan untuk mengukur hubungan (korelasi) antara tingkat

pengetahuan dan perilaku terhadap usaha pencegahan osteoporosis.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Singaperbangsa Karawang

pada tanggal 28 Juni sampai 3 Juli 2013.

C. Populasi dan Sample Penelitian

1. Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Fakultas

Agama Islam semester 2 dan 4 di Universitas Singaperbangsa

Karawang tahun ajaran 2013/2014. Alasan peneliti memilih Fakultas

Agam Islam Universitas Singaperbangsa Karawang Tahun Ajaran

2013/2014 sebagai tempat penelitian karena mahasiswi Fakultas

Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang mewakili

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

41

mahasiswi dalam menganalisa hubungan tingkat pengetahuan terhadap

perilaku pencegahan osteoporosis dimana target penelitian ini adalah

mahasiswi yang tergolong usia subur. Adapun jumlah mahasiswi yang

ada di Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa tahun ajaran

2013/2014 terdapat pada tabel 4.1

No Semester 2 Semester 4 Total

1. A B C D A B C D 160

mahasiswi 2. 20 20 20 20 20 20 20 20

Jumlah: 80 Jumlah : 80

Sumber : Data Universitas Singaperbangsa Karawang Tahun

Ajaran 2013/2014

2. Sample

Sample pada penelitian ini adalah mahasiswi semester II dan IV

Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang

tahun ajaran 2012/2013. Agar kriteria sampel dalam penelitian ini

tidak menimbulkan kerancuan, maka sampel ini diklasifikasikan

menjadi dua kriteria, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun

kriteria sampel yang digunakan antara lain:

a) Kriteria inklusi

1) Wanita berusia 19-25 tahun yang sedang menempuh pendidikan

atau aktif dalam perkuliahan di Universitas Singaperbangsa

Karawang Tahun 2013

2) Bersedia menjadi responden

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

42

b) Kriteria eksklusi

1) Wanita berusia lebih dari 25 tahun dan kurang dari 19 tahun

yang sedang menempuh pendidikan atau aktif dalam

perkuliahan di Universitas Singaperbangsa Karawang

Tahun 2013

2) Mahasiswi merupakan seorang atlet

3) Mahasiswi yang mengikuti ekstrakulikuler (kegiatan

tambahan di luar kuliah) olahraga

4) Mahasiswi yang pernah patah tulang

5) Tidak bersedia menjadi responden

c) Besar Sampel

Perhitungan sample pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi seperti

di bawah ini (Ρratiwi, 2011):

n=[Z21-α√2√2P (1-P) + Z1-β√P1(1-P1)+(P2(1-P2) ]2

(P1-P2)2

n:Besar sample

Z21-α√2 : Derajat Kepercayaan (95%)=1,96

Z1-β : Kekuatan uji 80 % Z=0,84

p : Rata-rata proporsi pada populasi

p : P1+P2 = 64+28 = 78=0,78%

2 2

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

43

P1 : Proporsi kejadian osteoporosis dengan tingkat

pengetahuan baik 64=0,64% (Rizka,2012)

P2 : Proporsi kejadian osteoporosis dengan tingkat

pengetahuan cukup 28=0.28(Rizka,2012)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

tersebut, didapatkan bahwa jumlah sampel yang diambil adalah 47

orang. Jadi, jumlah sampel minimal yang dibutuhkan untuk

pengambilan data penelitian adalah 47 orang dikalikan 2,

dikarenakan menggunakan uji hipotesis dua proporsi sehingga

jumlah sampel yang harus diambil adalah sebesar 94 orang.

Namun, demi menghindari adanya missing, maka dilakukan

pembulatan sehingga jumlah keseluruhan sampel menjadi 100

orang.

d) Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan proportional random sampling. Dimana sampel

secara proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap

strata atau setiap kelas ditentukan seimbang dengan banyaknya

subyek dalam masing-masing strata atau kelas (Arikunto,2006).

Adapun jumlah sampel untuk masing-masing kelas dengan

menggunakan rumus menurut Sugiyono (2007).

n= X/N.N1

Keterangan:

n= Jumlah sampel yang diinginkan setiap kelas

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

44

N= jumlah seluruh populasi yang ingin diteliti

X= Jumlah Populasi pada setiap kelas

N1= Sampel

Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel dari

masing-masing kelas tersebut yaitu dapat dilihat pada tabel

4.2

Table 4.2 Proporsi Jumlah Sampel

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Pada

saat penelitian, kuesioner mengenai osteoporosis belum dilakukan uji

validitas oleh peneliti sebelumnya untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas setiap pertanyaan yang terdapat kuesioner. Adapun kuesioner

yang telah ada kemudian dibagikan langsung kepada responden oleh

peneliti ataupun enumerator.

Variabel Bebas (independen) : tingkat pengetahuan

Variabel Terikat (dependen) : perilaku pencegahan osteoporosis

Apabila sudah diketahui variabelnya, maka penyusunan instrumen

mencoba menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel, yaitu

Semester 2 Semester 4 Total

A B C D A B C D

100

20/160

x100=

13

20/160

x100=

12

20/160

x100=

13

20/160

x100=

12

20/160

x100=

13

20/160

x100=

12

20/160

x100=

13

20/160

x100=

12

Jumlah: 50 Jumlah : 50

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

45

aspek-aspek atau bagian-bagian dari variabel. Dari sub variabel

yang ada, peneliti dapat menjabarkannya menjadi indikator.

1. Menyusun Butir-Butir Instrumen Pengumpulan Data

Sebelum mulai dengan merumuskan butir-butir pertanyaan atau

butir-butir soal, terlebih dahulu peneliti membuat kisis-kisi final,

yaitu kisi-kisi yang lengkap dan sudah mengandung informasi

mengenai jumlah dan nomor-nomor butir pertanyaan. Adapun tabel

kisi-kisi final penyusunan instrumen pengumpul data tersebut dapat

terlihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 kisi-kisi final penyusunan instrumen pengumpul data

Variabel

Penelitian

Sub Variabel Banyaknya

Butir

Nomor Butir

Pengetahuan - Mengidentifikasi

tentang definisi

osteoporosis

- Mengidentifikasi

pengetahuan

mengenai tanda-

tanda dan gejala

terkena osteoporosis

- Mengidentifikasi

pengetahuan faktor-

faktor yang berisiko

terkena osteoporosis

- Mengidentifikasi

pengetahuan

mengenai sebab-

akibat osteoporosis

- Mengidentifikasi

2

2

3

3

2

1,2

5,8

4,6,9

3,7,10

11,13

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

46

pengetahuan

mengenai makanan

dan asupan

kandungan gizi yang

baik untuk mencegah

osteoporosis

- Mengeidentifikasi

pencegahan yang

dapat dilakukan

4

12,14,15,16

TOTAL 16

Perilaku

- Mengidentifikasi

perilaku peningkatan

dan pemeliharaan

kesehatan

- Mengidentifikasi

perilaku pencegahan

penyakit osteoporosis

- Mengidentifikasi

perilaku pencegahan

dan pengobatan

4

3

3

1,2,13,7

4,5,9

14,6,3

Mengidentifikasi

makanan yang

dikonsumsi yang

dapat mencegah

osteoporosis seperti

sayur-sayuran hijau.

3 10,11,8

TOTAL 13

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

47

2. Uji Coba Kuesioner

Data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini berupa data

primer dan sekunder. Namun, sebelum mengumpulkan data primer

ini, terlebih dahul peneliti melakukan uji uji validitas dan reliabilitas

kuesioner terlebih dahulu. Adapun uji validitas dan reliabilitas ini

dilakukan pada 30 mahasiswi Fakultas Hukum Universitas

Singaprebangsa Karawang yang memiliki karakteristik mahasiswi

yang hampir sama dengan mahasiswi di Fakultas Agama Islam

Universitas Singaperbangsa Karawang.

a) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan pada 30 responden yang memiliki

karakteristik yang sama dengan sampel. Dalam melakukan uji

validitas dapat dihitung dengan menggunakan software statistik. Dari

hasil uji coba kuesioner mengenai pengetahuan pencegahan

osteoporosis terdapat dua pertanyaan yang tidak valid dari 16

pertanyaan dengan nilai t hitung<t tabel yaitu pada nomor 14 dan 16.

Pertanyaan tersebut dilakukan perbaikan kalimat namun tidak

merubah isi sedangkan untuk perilaku pencegahannya terdapat satu

pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 12.

b) Uji reliabitas

Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Apabila ralpha cronbach> r

tabel berarti reliabel dan apabila ralpha cronbach < r tabel tidak reliabel.

Hasil uji reliabitas menunjukan nilai reabilitas 0,374 sedangkan nilai

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

48

koefisien reabilitas yang baik adalah diatas 0,7. Pada hasil penelitian

ini, didapatkan bahwa pertanyaan bagian B memiliki hasil koefisien

reliabilitas 0,715 sedangkan pertanyaan bagian C memiliki hasil

koefisien 0,811.

E. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini, peneliti dibantu oleh rekan-rekan

peneliti yang lainnya, baik itu rekan dari dalam institusi maupun dari

luar institusi.

1. Jenis Data

Data Primer

Data primer ini dapat diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh

responden. Adapun kuesioner ini mencekup mengenai pertanyaan-

pertanyaan seputar osteoporosis baik itu pengetahuannya maupun

perilaku responden dalam mencegah osteoporosis tersebut.

2. Pengukuran Data

a) Pengetahuan mengenai pencegahan osteoporosis

Dalam memperoleh data mengenai tingkat pengetahuan pencegahan

osteoporosis ini responden terlebih dahulu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang tercantum pada kuesioner. Adapun pertanyaan-

pertanyaan tersebut pengembangan dari skala guttman yang nantinya

akan menghasilkan jawaban benar dan salah. Dimana untuk jawaban

salah diberi nilai 0 dan jawaban benar diberi nilai 1.

Kurang, bila jawaban benar < 60%

Sedang, bila jawaban benar 60-80%

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

49

Baik, bila jawaban benar >80%

(Khomsan, 2000)

b) Pengukuran perilaku dalam pencegahan osteoporosis

1) Skala likert merupakan skala kuesioner yang tepat dalam mengukur

perilaku responden dalam mencegah osteoporosis. setelah data

terkumpul, kemudian dilakukan penilaian dengan skor dimana setiap

jawaban dari pertanyaan diberi bobot 3 jika menjawab selalu, 2 jika

menjawab sering, 1 jika menjawab kadang-kadang, 0 jika menjawab

tidak pernah untuk jenis pertanyaan positif. Sebaliknya untuk jenis

pertanyaan negatif penilaian dengan skor 0 jika menjawab selalu, 1

jika menjawab sering, 2 jika menjawab kadang-kadang, dan 3 jika

menjawab tidak pernah.

2) Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor

jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan

100% dan hasilnya berupa prosentase dengan rumus yang digunakan

sebagai berikut (Arikunto 1998 dalam Rizka 2010):

Keterangan :

N= prosentase hasil

Sm=Skor tertinggi

Sp= skor yang didapat

Kemudian hasil peengukuran perilaku dikelompokkan dengan

mengklasifikasikan menjadi 3 kategori jenjang ordinal yaitu:

N=(Sp/Sm)x100%

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

50

Baik,jika responden menjawab 76-100%

Cukup,jika responden menjawab 60-75% pertanyaan

Kurang Baik, jika responden menjawab 0-59%

(Arikunto, 1998 dalam Rizka 2010)

F. Pengolahan Data

Pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Editing

Setelah data tersebut dikumpulkan kemudian diperiksakan kembali

kelengkapannya.

2. Coding

Data yang akan dimasukkan ke dalam komputer, terlebih dahulu

diberikan kode pada setiap variabel yang telah terkumpul untuk

memudahkan pengolahan data selanjutnya.

Variabel pengetahuan terhadap pencegahan osteoporosis diberikan

kode 0=Kurang (jawaban benar <60% ) 1= sedang (jawaban benar 60-

80%) dan 2=baik(jawaban benar >80%). Variabel perilaku terhadap

penceghan osteoporosis diberikan kode 0= Kurang baik,(jika

responden menjawab <60%), 1=Cukup,(jika responden menjawab 60-

75%pertanyaan) dan 2=Baik, (jika responden menjawab >76%).

3. Entry

Setelah dilakukan penyuntingan data, kemudian memasukkan daftar

pertanyaan yang telah diberi kode dengan menggunakan software

komputer.

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

51

4. Cleaning

Tahap terakhir yaitu pengecekan kembali data yang telah dimasukkan

untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan

demikian data tersebut telah siap untuk dianalisis.(Pratiwi, 2011)

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan presentase

dari setiap variabel independen dan dependen. Variabel tersebut adalah

tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku pencegahan

osteoporosis.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

antara variabel independen (tingkat pengetahuan dan perilaku) dengan

variabel dependen ( pencegahan osteoporosis). dalam analisis data ini

menggunakan uji Spearman dengan signifikansi 5%. Jika P value ≤ 0,05,

maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa adanya hubungan

bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika P

value >0,05, maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa tidak

adanya hubungan bermakna antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Tabel 4.4 Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan

kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

52

Sd : sampai dengan (Dahlan, 2012)

H. ETIKA PENELITIAN

Etika penelitian kesehatan merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

lngsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etik yang harus diperhatikan menurut Nursalam (2008) yaitu:

1. Prinsip manfaat

a) Bebas dari penderitaan

No. Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi (r) 0,0 sd <0,2 Sangat Lemah

0,2 sd <0,4 Lemah

0,4 sd <0,6 Sedang

0,6 sd <0,8 Kuat

0,8 sd 1 Sangat kuat

2. Nilai p P <0,05 Terdapat

korelasi yang

bermakna

P >0,005 Tidak terdapat

korelasi yang

bermakna

antara dua

variabel yang

diuji

3. Arah korelasi + (positif) Searah,

semakin besar

nilai satu

variabel

semakin besar

pula nilai

variabel yang

lainnya.

Berlawanan

arah. Semakin

besar nilai satu

variabel,

semakin kecil

nilai variabel

lainnya.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

53

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek khususnya jika menggunakan tindakan khusus

b) Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya

dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan tidak akan

dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk

apapun.

c) Risiko (Benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan menguntungkan

yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect human dignity)

a) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (Right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek maupun tidak, tanpa

adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika

mereka seorang klien.

b) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (Right to

full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c) Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

54

consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui

dampaknya. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent

tersebut antara lain partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis

data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, manfaat,

kerahasiaan dan lain-lain.

3. Prinsip keadilan (Right to justice)

a) Hak untuk mendapatkaan perlakuan yang adil (Right in fair treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b) Hak dijaga kerahasiaannya (Right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan untuk itu perlu adanya 2 hal : 1) tanpa nama (anonymity)

yaitu memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan, 2) rahasia (confidentiality) yaitu

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

55

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Singaperbangsa Karawang yang

berlokasi di Jalan H.S Ronggowaluyo. Universitas Singaperbangsa

Karawang merupakan universitas swasta satu-satunya yang berada di

wilayah Karawang. Adapun universitas ini berlokasi di Jalan H.S

Ronggowaluyo Kabupaten Karawang. Universitas tersebut berdiri pada

tangal 5 September 1965. Adapun universitas tersebut memiliki delapan

fakultas, diantaranya: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, Fakultas Agama

Islam, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Komputer serta Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

B. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat adanya gambaran disribusi

frekuensi dan persentase dari setiap variabel independen (tingkat

pengetahuan mahasiswi) dan dependen (perilaku pencegahan

osteoporosis).

1. Karakteristik responden

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswi Fakultas Agama Islam

Universitas Singaperbangsa. Namun, tidak semua mahasiswi yang

mengikuti perkuliahan di Fakultas Agama Islam tersebut dijadikan

responden. Pada penelitian ini, mahasiswi yang dijadikan responden yakni

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

56

semester 2 dan 4 yang usianya berkisar 18 hingga 25 tahun. Adapun

gambaran karakteristik responden berdasarkan usia dan semester tersebut

dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Usia responden Berdasarkan

Semester

Semester N

Usia

Mean± SD

Min Max

II 50 18 19 19.47 ±1.17

IV 50 20 21

Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa frekuensi

responden dari semester II dengan rentang umur 18-19 tahun memiliki

jumlah responden 50 orang dan semester IV dengan rentang umur 20-

21 memiliki jumlah 50 orang.

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Responden

Berdasarkan Item Pertanyaan

a) Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Definisi

Osteoporosis

Distribusi Frekuensi Responden mengenai Definisi Osteoporosis

Tabel 5.2

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 6 6.0

Sedang 0 0.0

Baik 94 94.0

Total 100 100.0

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

57

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.2

menyebutkan bahwa sebagian besar (94%) responden memilik

tingkat pengetahuan yang baik mengenai definisi osteoporosis.

Sebagian kecil lainnya responden dengan tingkat pengetahuan

kurang (6%) dan responden dengan tingkat pengetahuan sedang

(0%).

b) Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Tanda-

Tanda dan Gejala Terkena Osteoporosis

Distribusi Frekuensi Responden mengenai Tanda-Tanda dan

Gejala Terkena Osteoporosis

Tabel 5.3

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 45 45.0

Sedang 2 2.0

Baik 53 53.0

Total 100 100.0 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.3

menyebutkan bahwa sebagian besar (53%) responden memilik tingkat

pengetahuan yang baik mengenai tanda dan gejala terkena osteoporosis.

Sebagian kecil lainnya responden dengan tingkat pengetahuan

kurang (6%) dan responden dengan tingkat pengetahuan sedang

(0%).

c) Gambaran Tingkat Pengetahuan Distribusi Frekuensi Responden

mengenai Faktor-Faktor yang Berisiko terkena Osteoporosis

Distribusi Frekuensi Responden mengenai Faktor-Faktor yang

Berisiko terkena Osteoporosis

Tabel 5.4

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

58

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 11 11.0

Sedang 66 66.0

Baik 23 23.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.4

menyebutkan bahwa sebagian besar (66%) responden memilik

tingkat pengetahuan sedang mengenai faktor resiko terkena

osteoporosis. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya yakni

responden dengan tingkat pengetahuan baik mengenai faktor-faktor

yang berisiko terhadap osteoporosis sebesar 23% dan responden

dengan tingkat pengetahuan kurang sebesar 11%.

d) Gambaran Tingkat Pengetahuan Distribusi Frekuensi Responden

mengenai Sebab-Akibat Osteoporosis

Distribusi Frekuensi Responden mengenai Sebab-Akibat

Osteoporosis

Tabel 5.5

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Prosentase (%)

Kurang 28 28.0

Sedang 43 43.0

Baik 29 29.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.6

menyebutkan bahwa sebagian besar (43%) responden memilik

tingkat pengetahuan sedang mengenai sebab-akibat terkena

osteoporosis. Sebagian kecil lainnya, responden dengan tingkat

pengetahuan baik (29%) dan responden dengan tingkat

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

59

pengetahuan kurang dalam mengetahui sebab-akibat osteoporosis

yakni 28%.

e) Gambaran Tingkat Pengetahuan Distribusi Frekuensi Responden

mengenai Makanan dan Asupan Kandungan Gizi untuk

Mencegah Osteoporosis

Distribusi Frekuensi Responden mengenai Makanan dan

Asupan Kandungan Gizi untuk Mencegah Osteoporosis

Tabel 5.6

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 32 32.0

Sedang 0 0.0

Baik 68 68.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.7

menyebutkan bahwa sebagian besar (68%) responden memilik

tingkat pengetahuan baik mengenai makanan dan asupan

kandungan gizi untuk mencegah osteoporosis. Hasil penelitian

sebagian kecil lainnya yakni responden dengan tingkat

pengetahuan kurang (32%) dan responden dengan tingkat

pengetahuan sedang (0%).

f) Gambaran Tingkat Pengetahuan Distribusi Frekuensi Responden

Terapi Pencegahan Osteoporosis

Distribusi Frekuensi Responden Terapi Pencegahan Osteoporosis

Tabel 5.7

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

60

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 7 7.0

Sedang 20 20.0

Baik 73 73.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.8

menyebutkan bahwa sebagian besar (73%) responden memilik

tingkat pengetahuan baik mengenai terapi pencegahan

osteoporosis, sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan

sedang sebesar 20% dan responden dengan tingkat pengetahuan

kurang yakni 7%

3. Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Osteoporosis Secara Umum

Gambaran tingkat pengetahuan responden mengenai osteoporosis

tersebut dapat dilihat pada tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.8

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 7 7.0

Sedang 21 21.0

Baik 72 72.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.8

menyebutkan bahwa sebagian besar (72%) responden memilik tingkat

pengetahuan yang baik mengenai osteoporosis dan pencegahannya

secara umum, sedangkan hasil penelitian lainnya responden dengan

tingkat pengetahuan sedang sebesar 21% dan responden dengan

tingkat pengetahuan kurang sebesar 7%.

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

61

4. Gambaran Perilaku Responden mengenai Pencegahan

Osteoporosis Berdasarkan Item Pertanyaan

Perilaku responden dalam mencegah osteoporosis dapat dilihat melalui

pernyataan-pernyataan responden pada kuesioner penelitian. Adapun

pernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.9-5.21

a) Pernyataan mengenai Berjalan 1000 langkah setiap hari

Distribusi Frekuensi Responden dalam Berjalan 1000 Langkah

Setiap Hari

Tabel 5.9

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 48 48.0

Cukup 24 24.0

Baik 28 28.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.9

mengenai perilaku berjalan 1000 langkah setiap hari menyebutkan

bahwa sebagian besar (48%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Hasil penelitian lainnya

responden yang melakukan pencegahan dengan berjalan 1000 langkah

setiap hari dengan baik sebesar 28% dan responden dengan perilaku

cukup baik sebesar 24%.

b) Pernyataan mengenai Terpaparnya Sinar Matahari pada Pagi

Hari (jam 7-9)

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku

Pencegahan Osteoporosis dalam Terpaparnya Sinar Matahari

pada Pagi Hari (jam 7-9)

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

62

Tabel 5.10

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 50 50.0

Cukup 27 27.0

Baik 23 23.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.10

mengenai perilaku terpaparnya sinar matahari pada pagi hari (jam 7-9)

menyebutkan bahwa perilaku pencegahan responden dengan

terpaparnya sinar matahari tergolong dalam kategori kurang baik

(50%). Sebagian kecil lainnya responden dengan perilaku cukup baik

sebesar 27% dan responden dengan perilaku baik sebesar 23%.

c) Pernyataan mengenai Pemeriksaan Densitas Tulang

Distribusi Frekuensi Responden dalam Pemeriksaan Densitas Tulang

Tabel 5.11

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 46 46.0

Cukup 35 35.0

Baik 19 19.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.11

mengenai perilaku pemeriksaan densitas tulang menyebutkan

bahwa sebagian besar (46%) responden kurang dapat melakukan

perilaku pencegahan osteoporosis. Hasil penelitian sebagian kecil

lainnya yakni responden dengan perilaku cukup baik sebesar 35%

dan responden dengan perilaku baik (19%).

d) Pernyataan mengenai Meminum-Minuman Keras

Distribusi Frekuensi Responden dalam Meminum-Minuman Keras

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

63

Tabel 5.12

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 1 1.0

Cukup 0 0.0

Baik 99 99.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.12

mengenai perilaku meminum-minuman keras menyebutkan bahwa

sebagian besar (99%) responden menjawab tidak pernah

meminum-minuman keras. Dengan begitu, responden dapat

melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hasil

penelitian sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku

kurang baik (1%) dan responden dengan perilaku cukup baik (0%).

e) Pernyataan mengenai Perilaku Merokok

Distribusi Frekuensi Responden dalam Perilaku Merokok

Tabel 5.13

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 1 1.0

Cukup 0 0.0

Baik 99 99.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.13

mengenai perilaku merokok menyebutkan bahwa sebagian besar

(99%) responden menjawab tidak pernah merokok. Dengan begitu

responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan

baik. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya, responden yang

melakukan pencegahan osteoporosis kurang baik dengan tidak

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

64

merokok sebesar 1 % dan responden dengan perilaku cukup baik

sebesar 0%.

f) Pernyataan mengenai Konsumsi Soft-Drink

Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Soft-Drink

Tabel 5.14

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 23 23.0

Cukup 50 50.0

Baik 27 27.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.14

mengenai perilaku mengonsumsi soft-drink menyebutkan bahwa

sebagian besar (50%) responden dapat melakukan perilaku pencegahan

osteoporosis dengan cukup baik, sedangkan responden dengan perilaku

baik dalam pencegahan osteoporosis yakni sebesar 27% dan responden

dengan perilaku kurang baik sebesar 23%.

g) Pernyataan mengenai Kerutinan Olahraga

Distribusi Frekuensi Responden dalam Kerutinan Olahraga

Tabel 5.15

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 44 44.0

Cukup 37 37.0

Baik 19 19.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.15

mengenai perilaku rutinitas olahraga menyebutkan bahwa sebagian

besar (44%) responden kurang dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis. Hasil penelitian sebagian kecil lainnya

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

65

yakni responden dengan cukup baik (37%) dan responden dengan

baik (19%).

h) Pernyataan mengenai Konsumsi Sayuran Hijau

Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Sayuran Hijau

Tabel 5.16

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 34 34.0

Cukup 42 42.0

Baik 24 24.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.16

mengenai perilaku mengonsumsi sayuran hijau menyebutkan bahwa

sebagian besar (42%) responden dapat melakukan perilaku pencegahan

osteoporosis dengan cukup baik, sedangkan sebagian kecil lainnya

reponden dengan perilaku kurang baik dalam mencegah osteoporosis

dengan mengonsumsi sayuran hijau sebesar 34% dan responden

dengan perilaku yang baik dalam mencegah osteoporosis sebesar 24%.

i) Pernyataan mengenai Konsumsi Susu

Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Susu

Tabel 5.17

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 36 36.0

Cukup 39 39.0

Baik 25 25.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.17

mengenai perilaku mengonsumsi susu menyebutkan bahwa

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

66

sebagian besar (39%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Hasil penelitian

lainnya yakni responden dengan perilaku kurang baik (36%) dan

responden dengan baik (25%).

j) Pernyataan mengenai Mengonsumsi Wortel

Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengonsumsi Wortel

Tabel 5.18

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 33 33.0

Cukup 33 33.0

Baik 34 34.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.18

mengenai perilaku mengonsumsi wortel menyebutkan bahwa

sebagian besar (34%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan baik. Hasil penelitian sebagian

kecil lainnya yakni responden dengan perilaku cukup baik (33%)

dan responden dengan kurang baik (33%).

k) Pernyataan mengenai Kegemaran Mengkonsumsi Brokoli

Distribusi Frekuensi Responden dalam Mengkonsumsi Brokoli

Tabel 5.19

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 31 31.0

Cukup 28 28.0

Baik 41 41.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.19

mengenai perilaku mengonsumsi brokoli menyebutkan bahwa

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

67

sebagian besar (41%) responden dapat melakukan perilaku pencegahan

osteoporosis dengan baik, sedangkan sebagian kecil lainnya responden

dengan perilaku kurang baik sebesar 31% dan perilaku dengan cukup

baik dalam mengonsumsi brokoli sebesar 28%.

l) Pernyataan mengenai Kegemaran melakukan Jogging

Distribusi Frekuensi Responden dalam Kegemaran melakukan Jogging

Tabel 5.20

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 51 51.0

Cukup 22 22.0

Baik 27 27.0

Total 100 100.0

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.20

mengenai perilaku melakukan jogging menyebutkan bahwa

sebagian besar (51%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Hasil penelitian

sebagian kecil lainnya yakni responden dengan perilaku baik

(27%) dan responden dengan perilaku cukup baik (22%).

m) Pernyataan mengenai Rutinitas Mengonsumsi Suplemen Kalsium

Distribusi Frekuensi Responden dalam Rutinitas Mengonsumsi

Suplemen Kalsium

Tabel 5.21

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 54 54.0

Cukup 30 30.0

Baik 16 16.0

Total 100 100.0

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

68

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.21

mengenai perilaku mengonsumsi suplemen kalsium menyebutkan

bahwa sebagian besar (54%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Hasil penelitian lainnya,

responden dengan perilaku cukup baik dalam mengonsumsi suplemen

kalsium yakni 30% dan perilaku baik dalam mecegah osteoporosis

sebesar 16%.

5. Gambaran Perilaku mengenai Pencegahan Osteoporosis Secara

Umum

Gambaran perilaku responden dalam melakukan pencegahan

osteoporosis dapat dilihat pada tabel 5.22

Tabel 5.22

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Pencegahan Osteoporosis

Perilaku Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang baik 23 23.0

Cukup 53 53.0

Baik 24 24.0

Total 100 100.0

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai

perilaku pencegahan osteoporosis didapatkan bahwa hampir

sebagian besar responden memiliki perilaku pencegahan

osteoporosis yang cukup (53%). Hasil penelitian sebagian kecil

lainnya yakni responden dengan perilaku baik (24%) dan

responden dengan perilaku kurang baik (23%).

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

69

C. Analisis Bivariat

Korelasi antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan

osteoporosis dapat dilihat pada tabel 5.23

Pengetahuan

Perilaku Total

P

value

r

value Cukup Baik Kurang

N % N % N % N %

0,041 0,204

Sedang 5 71,4 2 28,6 0 0 7 100

Baik 2 9,5 17 81 2 9,5 21 100

Kurang baik 16 22,2 34 47,2 22 30,6 72 100

Total 23 23 53 53 24 24 100 100

Berdasarkan data penelitian pada tabel 5.23 didapatkan hasil

koefisien korelasi sebesar 0.204 dengan taraf signifikansi untuk hipotesis

umum sebesar 0.041. Dari penjabaran tabel 5.2 didapatkan bahwa nilai

signifikansi sebesar 0.041 < α (0.05) maka hipotesis kerja Hi diterima.

Dimana, antara variabel perilaku pencegahan osteoporosis dengan tingkat

pengetahuan mahasiswi terdapat hubungan yang signifikan. Hubungan ini

ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0.204 yang termasuk kedalam

kategori lemah (0,2 sd <0,4) (Dahlan, 2012).

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

70

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Hasil Analisi Data

1. Gambaran Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis. Adapun sasaran yang

dijadikan responden penelitian ini adalah mahasiswi semester 2 dan 4 yang

sedang menempuh masa perkuliahan di Fakultas Agama Islam Universitas

Singaperbangsa Karawang. Selain itu, responden penelitian ini pun diberikan

batasan umur sekitar 18 hingga 25 tahun. Hal ini dilakukan agar ruang

lingkup penelitian ini tidak terlampau luas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa frekuensi umur

mahasiswi yang dijadikan responden penelitian ini yakni:

a. Mahasiswi dengan umur 18 tahun sebesar 29%

b. Mahasiswi berumur 19 tahun memiliki persentase 21 %

c. Persentase lainnya berada pada mahasiswi dengan umur 21 tahun

(26%) dan 20 tahun (21%).

Selain dilihat berdasarkan umurnya, karakteristik responden ini pun dilihat

berdasarkan semester. Pada semester 4 memiliki persentase yang seimbang

dengan semester 2 yakni 50% dan 50%.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

71

2. Gambaran Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Pencegahan

Osteoporosis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden

mengenai osteoporosis. Adapun hasil tingkat pengetahuan berdasarkan item

pertanyaan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian mengenai definisi osteoporosis

menyebutkan bahwa sebagian besar (94%) responden memilik tingkat

pengetahuan yang baik. Dengan begitu, hampir sebagian responden telah

mengetahui informasi mengenai osteoporosis. Hal ini senada dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Larkey, dkk (2003), dimana sebanyak 77%

(117 responden dari 154 responden) mengetahui tentang definisi

osteoporosis. Dengan demikian, hampir seluruh individu telah mengetahui

definis osteoporosis.

Pada hasil penelitian mengenai tanda dan gejala terkena osteoporosis

menyebutkan bahwa sebagian besar (53%) responden memilik tingkat

pengetahuan yang baik. Penelitian lainnya 73,7% meyatakan bahwa gejala

awal timbulnya osteoporosis adalah pegal-pegal dan nyeri di bagian

punggung sedangkan 22,1% lainnya menyatakan bahwa pengurangan masa

tulang dapat menjadi tanda terkena osteoporosis (Pratami, 2010). Dengan

demikian, individu telah banyak mengetahui tanda-gejala apa saja yang dapat

berpengaruh terhadap osteoporosis.

Lain halnya pada penelitian mengenai faktor resiko terkena osteoporosis

yang menyebutkan bahwa sebagian besar (66%) responden memilik tingkat

pengetahuan sedang. Walaupun begitu, hasil penelitian tersebut sudah

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

72

membuktikan bahwa wawasan pengetahuan responden mengenai

osteoporosis sudah cukup baik. Menurut penelitian lainnya yang dilakukan

oleh Pratami tahun 2010 menyatakan bahwa 66,3% menjawab wanita yang

telah berhenti menstruasinya dan kurang berolahraga merupakan orang yang

berisiko terkena osteoporosis.

Penelitian mengenai sebab-akibat terkena osteoporosis menyebutkan

bahwa sebagian besar (43%) responden memilik tingkat pengetahuan sedang.

Hasil penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Larkey, dkk (2003) yang menyebutkan bahwa 73 % respondennya

berpendapat apabila individu yang kehilangan berat badan dapat

menyebabkan terkena osteoporosis.

Pada hasil penelitian mengenai makanan dan asupan kandungan gizi

untuk mencegah osteoporosis menyebutkan bahwa sebagian besar (68%)

responden memilik tingkat pengetahuan baik. Penelitian lainnya yang

membahas mengenai makanan dan kandungan gizi untuk pencegahan

osteoporosis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Larkey, dkk (2003) yang

menyebutkan bahwa 83% respondennya mengetahui tentang asupan kalsium

yang dapat mencegah osteoporosis sedangkan 95% dan 82% respondennya

mengetahui tentang konsumsi susu dan sayuran hijau dapat mencegah

osteoporosis. Terakhir, pada hasil penelitian mengenai terapi pencegahan

osteoporosis. menyebutkan bahwa sebagian besar (73%) responden memilik

tingkat pengetahuan yang baik. Teknologi informasi yang semakin meningkat

berdampak pada meningkatnya wawasan ilmu pengetahuan individu. Dengan

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

73

demikian telah banyak masyarakat yang mengetahui tentang osteoporosis dan

penceghannya.

Penelitian yang telah dilakukan ini menunjukan bahwa masyarakat telah

banyak mengetahui tentang pencegahan osteoporosis. Lain halnya penelitian

yang telah dilakukan oleh Gammage and Klentrou (2011) yang menyebutkan

bahwa 48 % responden yang mengetahui tentang pencegahan osteoporosis

dan hanya 2 % saja yang benar-benar mengetahui tentang pencegahan

osteoporosis, baik mengenai konsumsi kalsium maupun mengenai aktifitas

fisik yang dapat mencegah timbulnya osteoporosis. Hasil penelitian lainnya

menyebutkan bahwa 9% beranggapan bila dengan berjalan santai saja dapat

mencegah osteoporosis (Larkey, dkk.2003).

Setelah peneliti menjelaskan hasil penelitian mengenai tingkat

pengetahuan responden terhadap pencegahan osteoporosis berdasarkan item-

item pertanyaan, dapat diketahui bahwa responden telah memiliki informasi

yang sangat baik mengenai osteoporosis. Peneliti berharap informasi yang

telah didapat oleh responden ini dapat dipertahankan sehingga, dengan

adanya pengetahuan yang baik responden dapat mengaplikasikan perilaku

pencegahan osteoporosis tersebut dengan baik pula.

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Osteoporosis Secara Umum

Perilaku yang baik akan terbentuk melalui hubungan yang

berkesinambungan antara faktor eksternal (pengalaman, fasilitas, sosial-

budaya) dengan faktor internal (persepsi, pengetahuan, keyakinan,

keinginan, motivasi, niat dan sikap) (Notoatmodjo, 2010).

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

74

Pada pokok pembahasan sebelumnya, peneliti sudah menjelaskan dengan

rinci hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan osteoporosis responden

berdasarkan item-item pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

dapat diketahui bahwa responden telah memiliki tingkat pengetahuan yang

begitu baik, mulai dari informasi mengenai definisi osteoporosis hingga

informasi mengenai terapi pencegahan osteoporosis.

Pada pokok bahasan selanjutnya yakni untuk mengetahui hasil penelitian

terhadap tingkat pengetahua responden mengenai osteoporosis secara umum.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa tingkat pengetahuan

mahasiswi memiliki persentase sebagai berikut

a) Responden dengan pengetahuan kategori baik 72%

b) Sebagian kecil masih ada yang memiliki tingkat pengetahuan sedang

(21%)

c) Responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik (7%).

Hal ini seiring dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rizka (2012)

pada wanita pre-menopause yang dilakukan di Surakarta menyebutkan

bahwa:

a) Tingkat pengetahuan wanita pre-menopause tersebut dalam mencegah

osteoporosis sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik (81.6%)

b) Sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup baik (16.7%) dan sisanya

1.7% responden memiliki pengetahuan yang kurang biak dalam mencegah

osteoporosis.

Berdasarkan uji analisa data statistik yang dilakukan dengan α = 5%

didapatkan nilai korelasi 0.04, dimana terdapat hubungan antara tingkat

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

75

pengetahuan dengan perilaku osteoporosis dengan kekuatan korelasi yang

lemah. Hal ini sejalan dengan penelitian yangn dilakukan oleh Rizka (2012),

dimana terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan

perilaku pencegahan osteoporosis.

4. Gambaran Perilaku Pencegahan Osteoporosis Berdasarkan Item

Pernyataan

Perilaku dapat dilihat melalui berbagai aspek, yakni aspek biologis,

psikologis maupun sosio-psikologis. Berdasarkan aspek biologis perilaku

merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang

bersangkutan. Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2010) perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

luar).

Perilaku kesehatan adalah respons seseorang terhadap terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor

yang mempengaruhi sehat-sakit. Perilaku pencegahan osteoporosis

merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan. Penelitian yang telah

dilakukan menunjukan bahwa responden telah dapat melakukan pencegahan

osteoporosis dengan cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perilaku berjalan 1000 langkah

setiap hari menyebutkan bahwa sebagian besar (52%) responden dapat

melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hal ini

dikarenakan masih banyak reponden yang jika berpergian dengan

menggunakan kendaraan. Penelitian lainnya yang membahas tentang perilaku

berjalan adalah penelitian Larkey, dkk (2003) yang menyatakan bahwa hanya

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

76

9 % responden yang rutin melakukan olahraga dengan berjalan kaki. Kedua

hasil penelitian tersebut dapat menunjukan bahwa masih banyak individu

yang kurang memperhatikan pentingnya olahraga dengan berkalan kaki.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai perilaku terpaparnya sinar

matahari pada pagi hari (jam 7-9) menyebutkan bahwa perilaku pencegahan

responden dengan terpaparnya sinar matahari tergolong dalam kategori

kurang baik (50%). Penelitian lain yang membahas mengenai perilaku

paparan sinar matahari yang dapat mencegah osteoporosis yakni dilakukan

oleh Larkey, dkk (2003) yang menyebutkan 46% responden yang melakukan

perilaku terpapar sinar matahari sebagai pencegahan osteoporosis.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.11 mengenai

perilaku pemeriksaan densitas tulang menyebutkan bahwa sebagian besar

(46%) responden kurang dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis

sedangkan hasil penelitian mengenai perilaku meminum-minuman keras

menyebutkan bahwa sebagian besar (99%) responden dapat melakukan

perilaku pencegahan osteoporosis dengan baik. Hal ini telah menunjukan

bahwa masyarakat peduli akan kesehatan tubuhnya terutama pada tulang.

Penelitian lainnya yang membahas mengenai perilaku konsumsi alkohol

dilakukan oleh Chang et al (2011), dimana dalam penelitiannya terdapat 96%

responden tidak mengkonsumsi alkohol. Penelitan-penelitian tersebut

menunjukan bahwa masyarakat sadar akan bahaya yang ditimbulkan dari

konsumsi alkohol terhadap pertumbuhan tulang.

Rokok memiliki banyak dampak negatif termasuk dampak pada tulang.

Hasil penelitian mengenai perilaku merokok menyebutkan bahwa sebagian

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

77

besar (99%) responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis

dengan baik. Hasil penelitian diatas sangat berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Larkey. Larkey,dkk (2003) menyatakan bahwa 28% rata-rata

responden penelitiannya pernah merokok sedangkan pada wanita pre dan post

menopause terdapat 40% dan 27% pernah merokok.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.14 mengenai

perilaku mengonsumsi soft-drink menyebutkan bahwa sebagian besar (50%)

responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup

baik. Lain halnya dengan penelitisn mengenai perilaku rutinitas olahraga

yang menyebutkan bahwa sebagian besar (44%) responden kurang dapat

melakukan perilaku pencegahan osteoporosis. Larkey, dkk (2003)

berpendapat bahwa 50% wanita post-menopause kurang melakukan aktivitas

fisik (olahraga). Larkey pun melakukan penelitian pada wanita dengan ras

hispanic dan non-hispanic. Dimana penelitian tersebut menghasilkan 51%

wanita hispanic senang melakukan aktivitas fisik (olahraga) kurang dari 150

menit dan 40% wanita non-hispanic melakukan aktivitas fisik kurang dari 150

menit. Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

masyarakat telah sadar akan pentingnya melakukan aktivitas fisik untuk

kesehatan tulang.

Begitu banyak manfaat yang terkandung dalam sayuran hijau termasuk

untuk kesehatan tulang. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada

tabel 5.16 mengenai perilaku mengonsumsi sayuran hijau menyebutkan

bahwa sebagian besar (42%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan cukup baik. Larkey, dkk (2003) menyatakan

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

78

bahwa 82% responden mengkonsumsi sayuran hijau. Hal tersebut

menunjukan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya mengkonsumsi

sayuran hijau untuk kesehatan mereka, terutama untuk kesehatan tulang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian pada tabel 5.17 mengenai

perilaku mengonsumsi susu menyebutkan bahwa sebagian besar (39%)

responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan cukup

baik. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Karolina (2009)

menyatakan bahwa 27,3% responden sering mengkonsumsi susu yang

mengandung kalsium dan 33% kadang-kadang mengkonsumsi susu.

Selain dapat membantu menyehatkan mata karena kandungan vitamin A

di dalamnya, wortel pun dapat mengurangi resiko terkena osteoporosis. Hasil

penelitian mengenai perilaku mengonsumsi wortel menyebutkan bahwa

sebagian besar sebagian besar (34%) responden dapat melakukan perilaku

pencegahan osteoporosis dengan baik. Selain wortel, tumbuhan lainnya pun

dapat mencegah osteoporosis. Brokoli merupakan salah satu sayuran hijau

yang dapat membantu mengurangi resiko terkena osteoporosis. Hasil

penelitian mengenai perilaku mengonsumsi brokoli menyebutkan bahwa

sebagian besar (41%) responden dapat melakukan perilaku pencegahan

osteoporosis dengan baik, sedangkan sebagian kecil lainnya responden

dengan perilaku kurang baik sebesar 31% dan perilaku dengan cukup baik

dalam mengonsumsi brokoli sebesar 28%.

Osteoporosis dapat dicegah dengan latihan fisik. Latihan fisik yang teratur

dapat membantu dalam pencegahan terjangkitnya penyakit kronis seperti

diabetes, jantung maupun osteoporosis. Hasil penelitian mengenai perilaku

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

79

melakukan jogging menyebutkan bahwa Berdasarkan data yang diperoleh

dari penelitian pada tabel 5.20 mengenai perilaku melakukan jogging

menyebutkan bahwa sebagian besar (51%) responden dapat melakukan

perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang baik. Walaupun perilaku

dalam melakukan jogging masih kurang diperhatikan oleh responden, namun

masih ada perilaku pencegahan yang lain, yang menunjukkan perilaku yang

baik dalam mencegah osteoporosis.

Hasil penelitian mengenai rutinitas mengonsumsi suplemen kalsium

menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dimana sebagian besar (54%)

responden dapat melakukan perilaku pencegahan osteoporosis dengan kurang

baik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Gammage dan Klentrou (2011)

menghasilkan bahwa 8% wanita post-menopause dan 16 % remaja wanita

melakukan pencegahan osteoporosis dengan mengkonsumsi kalsium. Dengan

begitu, masih banyak wanita yang kurang memperhatikan pentingnya

konsumsi kalsium dalam pencegahan osteoporosis. Data Internasional

Osteoporosis Foundation (2009) menyebutkan, hasil penelitian di 14 negara

Asia mencerminkan rendahnya asupan kalsium orang Asia, yaitu rata-rata

hanya 450 mg dari 1300 mg yang dibutuhkan per hari.

5. Gambaran Perilaku Pencegahan Osteoporosis Secara Umum

Manusia dapat hidup sehat bila dapat menerapkan perilaku hidup sehat.

Perilaku sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya mdalam

mempertahankan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Perilaku sehat tersebut

dapat dibentuk melalui berbagai cara diantaranya dengan mengonsumsim

makanan dengan menu seimbang dan juga melakukan pencegahan terhadap

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

80

penyakit. Perilaku pencegahan osteoporosis merupakan salah satu dari sekian

banyak perilaku hidup sehat. Namun banyak individu yang kurang

memperhatikan perilaku hidup sehatnya.

Berdasarkan penyajian data penelitian pada tabel 5.3, perilaku responden

dalam mencegah osteoporosis secara umum dapat dilihat pada point dibawah

ini:

a) Secara umum, mahasiswi memiliki perilaku pencegahan osteoporosis

dalam kategori cukup (53%).

b) Sedangkan sebagian kecil lainnya perilaku responden tergolong dalam

kategori baik (24%)

c) Mahasiswi yang memiliki perilaku kurang dalam mencegah osteoporosis

ini terdapat 23%.

Dengan kata lain, mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas

Singaperbangsa ini sudah cukup baik dalam melakukan pencegahan

osteoporosis. Hal ini seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizka

(2012), dimana penelitiannya ini dilakukan pada wanita pre-menopause di

Surakarta. Berdasarkan penelitiannya menyebutkan bahwa responden

memiliki perilaku cukup baik (53.3%) sebagian kecil lainnya memiliki

perilaku yang baik dalam mencegah osteoporosis (26.7%) dan sisanya

memiliki perilaku yang kurang dalam mencegah osteoporos

Berdasarkan penelitian lain, dari Chang et.al (2011) dengan judul “Global

computer-assisted appraisal of osteoporosis risk in Asian women: an

innovative study” didapatkan bahwa pasien dengan riwayat keluarga

osteoporosis terdapat 16,3%, pasien dengan pascamenopause 90%. Sementara

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

81

itu, sebagian besar peserta tidak minum alkohol (96%), minum obat endokrin

(61%). Dengan kata lain, responden penelitian yang dilakukan oleh Chang et

al sudah memiliki perilaku yang baik dalam mencegah osteoporosis.

Pada hakikatnya, pencegahan lebih efektif bila dilakukan pada usia dini

atau usia muda. Hal ini dikarenakan apabila dilakukan di usia yang lanjut atau

mendekati usia lanjut maka resiko yang ditimbulkan akan semakin lebih

berat. Oleh karena itu, peneliti mengambil responden pada wanita usia muda.

6. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan

Osteoporosis

Pengetahuan merupakan faktor internal terbentuknya perilaku kesehatan.

Dengan adanya pengalaman maka akan terbentuk pengetahuan yang baik, dan

adanya pengetahuan yang baik inilah akan membentuk perilaku yang baik

pula. Menurut teori “ PRECED-PROCEED” yang dikembangkan oleh

Lawrence Green ( 1980) menyebutkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga

faktor utama, yakni: faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor

pendorong. Dalam faktor predisposis ini terdiri dari pengetahuan,sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Dengan demikian, perilaku dapat terbentuk melalui pengetahuan.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan Spearman rank didapatkan bahwa

nilai signifikansi 0.041< 0.05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna

antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku pencegahan osteoporosis. Hal

ini sejalan dengan nilai korelasi yang dihasilkan yakni 0.204, dimana hasil

yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif (+)

antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis yang

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

82

bersifat searah (berbanding lurus). Artinya, semakin tinggi atau besar tingkat

pengetahuan akan semakin bertambah besar atau tinggi pula nilai perilaku

pencegahan osteoporosis. Namun bila dilihat dari nilai korelasi (0.204), hal

ini menunjukkan bahwa kekuatan korelasi dalam kategori lemah.

Penelitian lain yang memiliki hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan perilaku pencegahan osteoporosis yakni dilakukan oleh Rizka tahun

2012. Dalam penelitian tersebut terdapat korelasi yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan osteoporosis.

7. Keterbatasan Penelitian

Segala sesuatu pasti ada kekurangan dan kelebihan. Begitu pula dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini terdapat beberapa

kekurangan yang menjadi keterbatasan penelitian. Keterbatasan tersebut akan

dijabarkan pada point di bawah ini:

a) Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas satu faktor intern saja yang

dapat mempengaruhi perilaku. Padahal faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor

intern saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor ekstern.

b) Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dimana penelitian

dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Sehingga peneliti hanya melihat

hasil penelitian dalam satu waktu saja, tidak melihat hasil selanjutnya.

c) Alat pengukuran penelitian ini hanya sebatas menggunakan kuesioner saja

dan tidak ada respon timbal balik kepada responden sehingga responden

tidak mengetahui jawaban yang benar dari kuesioner tersebut.

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

83

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswi Fakultas

Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang dapat disimpulkan

bahwa:

1. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 72%. Hal ini

merupakan prevalensi pertama diantara tingkat pengetahuan yng lain,

yakni sedang 21% dan kurang 7%.

2. Responden yang memiliki persentase perilaku pencegahan tertinggi yakni

responden dengan perilaku yang cukup (53%) dalam mencegah

osteoporosis. Sedangkan perilaku pencegahan yag lain, yakni perilaku baik

(24%) dan kurang baik (23%).

3. Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan terhadap perilaku pencegahan osteoporosis pada mahasiswi

Universitas Singaperbangsa Karawang.

B. Saran

1. Mahasiswi

Pada penelitian ini mahasiswi sudah menunjukkan tingkat pengetahuan

yang baik mengenai pencegahan osteoporosis dan seharusnya mahasiswi

dapat mempertahankan pengetahuannya ini. Namun untuk perilaku

kesehatannya sebaiknya mahasiswi lebih meningkatkan kembali perilaku

pencegahannya. Hal ini dikarenakan perilaku pencegahan mahasiswi

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

84

masih dalam kategori cukup baik. Perilaku ini dapat dilikakukan dengan

mengkonsumsi susu atau lebih memperhatikan gerak sehat seperti jalan

kaki dan jogging.

2. Penelitian Selanjutnya

Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang. Pengeroposan

tulang ini disebabkan oleh berbagai macam factor termasuk penurunan

kadar hormone dan terjadinya menopause. Namun penurunan hormone ini

tidak hanya terjadi pada laki-laki pun dapat mengalami penurunan

hormon. Sehingga laki-laki pun memegang peranan dalam mengalami

osteoporosis. Selain itu, penelitian mengenai pencegahan osteoporosis

pada wanita sudah banyak yang mengkaji dan meneliti. Dengan demikian,

kepada peneli selanjutnya dapat meneliti dan mengkaji mengenai

pencegahan osteoporosis pada kaum pria.

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Lampiran 3

Analisa Univariat

a. Multiple modes exist. The smallest is

Shown

usia

Usia

Semester

N Valid

Missing

Mean

Median

Mode

Std.Deviation

Variance

Minimum

Maximum

Sum

100

0

19.4700

19.5000

18.00

1.16736

1.363

18.00

21.00

1947.00

100

0

3.0000

3.0000

2.00a

1.00504

1.010

2.00

4.00

300.00

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Usia 18

19

20

21

Total

29

21

24

26

100

29.0

21.0

24.0

26.0

100.0

29.0

21.0

24.0

26.0

100.0

29.0

50.0

74.0

100.0

Semester

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Semester

2 50 50.0 50.0 50.0

4 50 50.0 50.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Analisa Bivariat

HASIL UJI KORELASI

Correlations

pengetahuan perilaku

Spearman's rho Pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .204*

Sig. (2-tailed) . .041

N 100 100

Perilaku Correlation Coefficient .204* 1.000

Sig. (2-tailed) .041 .

N 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Pengetahuan

Pengetahuan*Perilaku Crosstabulation

Pengetahuan Perilaku

r p Cukup Baik Kurang Total

Sedang Baik Kurang

71,4 9,5

22,2 23

28,6 81

47,2 53

0 9,5

30,6 24

100 100 100 100

0,204 0,041

Total

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

DATA PENGETAHUAN DAN PERILAKU

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 7 7.0 7.0 7.0

sedang 21 21.0 21.0 28.0

baik 72 72.0 72.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 23 23.0 23.0 23.0

cukup 53 53.0 53.0 76.0

baik 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Statistics

pengetahuan perilaku

N Valid 100 100

Missing 0 0

Mean 2.6500 2.0100

Median 3.0000 2.0000

Mode 3.00 2.00

Std. Deviation .60927 .68895

Variance .371 .475

Minimum 1.00 1.00

Maximum 3.00 3.00

Sum 265.00 201.00

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

HASIL UJI KUESIONER PER-ITEM PERTANYAAN

Statistics

Definisi

osteoporosis

Tanda dan

gejala

osteo

Faktor

resiko

osteo

Sebab-

akibat

osteo

Makanan

dan

Asupan gizi

Terapi

pencegah

osteo

Jalan 1000

langkah

Terpapar

sinar

matahari

Pemeriksa

an densitas

tulang

N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.8800 1.0800 1.1200 1.0100 1.3600 1.6600 1.8000 1.7300 1.7300

Median 2.0000 2.0000 1.0000 1.0000 2.0000 2.0000 2.0000 1.5000 2.0000

Mode 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 1.00

Std. Deviation .47737 .99168 .57349 .75872 .93765 .60670 .85280 .81470 .76350

Variance .228 .983 .329 .576 .879 .368 .727 .664 .583

Minimum .00 .00 .00 .00 .00 .00 1.00 1.00 1.00

Maximum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00

Sum 188.00 108.00 112.00 101.00 136.00 166.00 180.00 173.00 173.00

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

perilaku

minum

alkohol

Perilaku

merokok

Perilaku

Konsumsi

soft-drink

Perilaku

rutinitas

olahraga

Konsumsi

sayuran

hijau

Perilaku

Konsumsi

susu

Perilaku

konsumsi

wortel

Perilaku

Konsumsi

Brokoli

Perilaku

Melakukan

Jogging

Perilaku

Konsumsi

Suplemen

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2.9800 2.9800 2.0400 1.7500 1.9000 1.8700 1.9900 2.1000 1.7600 1.6200

3.0000 3.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 2.0000 1.0000 1.0000

3.00 3.00 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00 3.00 1.00 1.00

.20000 .20000 .70953 .75712 .75879 .78695 .83479 .84686 .85422 .74914

.040 .040 .503 .573 .576 .619 .697 .717 .730 .561

1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00

298.00 298.00 204.00 175.00 190.00 187.00 199.00 210.00 176.00 162.00

Definisi Osteoporosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 6 6.0 6.0 6.0

baik 94 94.0 94.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Tanda dan gejala osteoporosis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 45 45.0 45.0 45.0

sedang 2 2.0 2.0 47.0

baik 53 53.0 53.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Faktor resiko osteo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 11 11.0 11.0 11.0

sedang 66 66.0 66.0 77.0

baik 23 23.0 23.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Sebab-akibat osteo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 28 28.0 28.0 28.0

sedang 43 43.0 43.0 71.0

baik 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Makanan dan Asupan gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 32 32.0 32.0 32.0

baik 68 68.0 68.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Terapi pencegah osteo

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 7 7.0 7.0 7.0

sedang 20 20.0 20.0 27.0

baik 73 73.0 73.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku Jalan 1000 langkah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 48 48.0 48.0 48.0

cukup 24 24.0 24.0 72.0

baik 28 28.0 28.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Terpapar sinar matahari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 50 50.0 50.0 50.0

cukup 27 27.0 27.0 77.0

baik 23 23.0 23.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pemeriksaan densitas tulang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 46 46.0 46.0 46.0

cukup 35 35.0 35.0 81.0

baik 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

perilaku minum alkohol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 1 1.0 1.0 1.0

baik 99 99.0 99.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 1 1.0 1.0 1.0

baik 99 99.0 99.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Perilaku Konsumsi soft-drink

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 23 23.0 23.0 23.0

cukup 50 50.0 50.0 73.0

baik 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku rutinitas olahraga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 44 44.0 44.0 44.0

cukup 37 37.0 37.0 81.0

baik 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Konsumsi sayuran hijau

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 34 34.0 34.0 34.0

cukup 42 42.0 42.0 76.0

baik 24 24.0 24.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku Konsumsi susu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 38 38.0 38.0 38.0

cukup 37 37.0 37.0 75.0

baik 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Perilaku konsumsi wortel

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 35 35.0 35.0 35.0

cukup 31 31.0 31.0 66.0

baik 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku Konsumsi Brokoli

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 31 31.0 31.0 31.0

cukup 28 28.0 28.0 59.0

baik 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25683/1/SKRIPSI... · A. Latar Belakang ... Wanita adalah kelompok yang paling berisiko terkena fraktur osteoporosis

Perilaku Melakukan Jogging

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 51 51.0 51.0 51.0

cukup 22 22.0 22.0 73.0

baik 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku Konsumsi Suplemen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang baik 54 54.0 54.0 54.0

cukup 30 30.0 30.0 84.0

baik 16 16.0 16.0 100.0

Total 100 100.0 100.0