- 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis...

56
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 108/KEP-BKIPM/2017 TENTANG ANALISIS RISIKO PENYAKIT TILAPIA LAKE VIRUS PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa Tilapia Lake Virus (TiLV) adalah jenis penyakit baru atau “new emerging disease” yang memiliki tingkat virulensi tinggi, dapat mewabah dan dengan cepat menyebabkan kematian massal, sehingga pada akhirnya memberikan dampak yang cukup merugikan secara ekonomi pada pembudidaya ikan Nila; b. bahwa dalam rangka memberikan informasi perkembangan terkini dan pengelolaan risikonya, diperlukan analisis risiko terhadap penyakit Tilapia Lake Virus (TiLV);

Transcript of - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis...

Page 1: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

- 1 -

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

NOMOR 108/KEP-BKIPM/2017

TENTANG

ANALISIS RISIKO PENYAKIT TILAPIA LAKE VIRUS

PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

Menimbang : a. bahwa Tilapia Lake Virus (TiLV) adalah

jenis penyakit baru atau “new emerging

disease” yang memiliki tingkat virulensi

tinggi, dapat mewabah dan dengan cepat

menyebabkan kematian massal, sehingga

pada akhirnya memberikan dampak yang

cukup merugikan secara ekonomi pada

pembudidaya ikan Nila;

b. bahwa dalam rangka memberikan

informasi perkembangan terkini dan

pengelolaan risikonya, diperlukan analisis

risiko terhadap penyakit Tilapia Lake Virus

(TiLV);

Page 2: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

- 2 -

c. bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf b, perlu menetapkan Keputusan

Kepala Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

Perikanan tentang Analisis Risiko Penyakit

Tilapia Lake Virus pada Ikan Nila

(Oreochromis niloticus);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992

tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 nomor 56,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3482);

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

118, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4433)

sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5073);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun

2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4197);

Page 3: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

- 3 -

4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

tentang Organisasi Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015

tentang Kementerian Kelautan dan

Perikanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 111)

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 5);

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor: PER.05/MEN/2005 tentang

Tindakan Karantina Ikan untuk

Pengeluaran Media Pembawa Hama dan

Penyakit Ikan Karantina;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.20/MEN/2007

tentang Tindakan Karantina Untuk

Pemasukan Media Pembawa Hama dan

Penyakit Ikan Karantina Dari Luar Negeri

dan dari Suatu Area ke Area Lain di Dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.29/MEN/2008

tentang Persyaratan Pemasukan Media

Pembawa Berupa Ikan Hidup;

Page 4: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

- 4 -

9. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.16/MEN/2011

tentang Analisis Risiko Importasi Ikan dan

Produk Perikanan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 444);

10. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.25/MEN/2011

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

Perikanan;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

220);

12. Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 80/KEPMEN-KP/2015

tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan

Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media

Pembawa, dan Sebarannya;

13. Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia Nomor

64/KEPMEN-KP/2016 tentang Penetapan

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan

Karantina;

Page 5: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

- 5 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL

PERIKANAN TENTANG ANALISIS RISIKO

PENYAKIT TILAPIA LAKE VIRUS PADA IKAN NILA

(Oreochromis niloticus).

KESATU : Menetapkan Analisis Risiko Penyakit Tilapia

Lake Virus pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Keputusan ini.

KEDUA : Analisis Risiko Penyakit Tilapia Lake Virus pada

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sebagaimana

dimaksud diktum KESATU, merupakan

pedoman bagi Pusat Karantina Ikan dalam

menyusun kebijakan serta pelaksanaan

pencegahan masuk dan menyebarnya Penyakit

Tilapia Lake Virus pada Ikan Nila (Oreochromis

niloticus) ke dan antar area di dalam wilayah

Negara Republik Indonesia.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 18 Desember 2017

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN

HASIL PERIKANAN,

ttd.

RINA

Lembar Pengesahan

No. Nama Pejabat Paraf

1 Sekretaris BKIPM

2 Kepala Pusat Karantina Ikan

3 Kepala Bagian Hukum, Kerja

Sama, dan Humas

4 Kepala Subbag Hukum

Page 6: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dikenal sebagai jenis ikan

budidaya yang cepat tumbuh, teknik budidaya yang relatif mudah,

serta relatif tahan terhadap penyakit. Sehingga, jenis ikan ini

diharapkan menjadi salah satu primadona budidaya air tawar

sebagai pemasok protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Saat

ini, secara global produksi ikan Nila menempati peringkat kedua

terbesar sebagai komoditas budidaya perikanan setelah komoditas

ikan dari family cyprinidae, dengan produksi lebih dari 2 juta metrik

ton atau sekitar 5% dari produksi global perikanan budidaya.

Produsen utama ikan Nila dunia, antara lain: China, Indonesia,

Mesir, Philippines, Mexico, Thailand, Taiwan and Brazil.

Sejalan dengan perkembangan budidaya ikan Nila yang terus

meningkat dan makin intensif, masalah penyakit telah menjadi

salah satu kendala dan harus menjadi perhatian serius dalam

pengembangan budidaya ikan Nila di Indonesia. Terlebih lagi pada

budidaya ikan Nila di Indonesia yang umumnya dilakukan dengan

sistem budidaya terbuka, pemaparan terhadap patogen sangat sulit

untuk dapat dicegah. Pada dekade terakhir, telah dilaporkan adanya

kasus penyakit baru (new emerging disease) yang terjadi pada ikan

Nila, baik di perairan umum maupun yang dibudidayakan. Penyakit

tersebut disebabkan oleh infeksi virus genus baru, yang termasuk

dalam Family Orthomyxoviridae (Eyngor et al., 2014), dan penyakit

yang diakibatkannya dinamakan Penyakit Tilapia Lake Virus (TiLV).

Kasus penyakit tersebut secara resmi telah dilaporkan di Colombia,

Ecuador and Israel (Bacharach et al., 2016; Ferguson et al., 2014;

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA

IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

NOMOR 108/KEP-BKIPM/2017 TENTANG ANALISIS RISIKO PENYAKIT TILAPIA LAKE VIRUS PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Page 7: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

2

Tsofack et al., 2016), dan terbaru di Egypt (Fathi et al., 2017) dan

Thailand (Dong et al., 2017).

Indonesia, sebagai negara penghasil ikan Nila nomor dua

terbesar di dunia setelah China; perlu mewaspadai dan melakukan

langkah-langkah antisipasi terhadap kemungkinan masuk dan

tersebarnya penyakit TiLV ke dalam Wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Hal ini didasarkan pada pengalaman

masa lalu terhadap masuk dan tersebarnya beberapa penyakit

eksotik yang sangat mengganggu produksi dan perkembangan

perikanan budidaya, seperti Koi Herpesvirus (KHV) pada ikan mas

dan koi, Taura Syndrome Virus (TSV) dan Myonecrosis Virus (IMNV)

pada udang penaeid.

Office International des Epizooties (OIE), merupakan organisasi

antar pemerintah yang bertanggung jawab untuk memperbaiki

kesehatan hewan termasuk organisme akuatik di seluruh dunia.

Kegiatan utama meliputi mengumpulkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi ilmiah tentang pengendalian penyakit

hewan, dan menerbitkan standar kesehatan untuk perdagangan

internasional pada hewan dan produk hewani. OIE telah

memasukkan Tilapia lake Virus (TiLV) sebagai “emerging disease”

yang terdapat pada OIE’s Aquatic Animal Health Code. TiLV

diketahui telah menyebabkan kematian pada budidaya ikan Nila.

Sejak penemuan virus tersebut pertama kali di Israel pada tahun

2014, Bacharach et. al. 2016 melaporkan telah terjadi kematian

massal (hingga 100%) pada ikan Nila (Oreochromis sp., Sarotherodon

sp. dan Tilapia sp.) yang disebabkan oleh infeksi jenis virus tersebut

di beberapa Negara, antara lain: Mesir, Israel, Ekuador, Kolombia

dan Thailand.

Lalu lintas perdagangan ikan Nila (hidup/mati) antar

negara/area akan meningkatkan peluang masuk dan tersebarnya

penyakit TiLV yang dapat membahayakan kelangsungan budidaya

jenis ikan tersebut. Beberapa langkah antisipatif telah dilakukan

oleh pemerintah (c.q. Kementerian Kelautan dan Perikanan) dalam

rangka mencegah masuknya penyakit TiLV, antara lain melalui: (1).

Pelarangan terhadap importasi ikan Nila dari negara

terpapar/terkena wabah TiLV, 6 April 2017 (Direktorat Jenderal

Page 8: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

3

Perikanan Budidaya), (2). Surat Edaran dari Badan Karantina Ikan

dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) 21 April 2017

untuk memperkuat larangan dan memerintahkan seluruh Unit

Pelaksana Teknis Karantina Ikan untuk melakukan tindakan

penolakan terhadap impor ikan Nila (hidup/mati) yang berasal atau

transit dari negara-negara yang disebutkan telah terkena wabah.

Tingkat risiko suatu penyakit dapat diukur dengan

melakukan Analisis Risiko Hama dan Penyakit Ikan (ARHPI) yang

merupakan metode umum untuk menentukan tingkat keseluruhan

risiko dari suatu patogen penyebab penyakit, dengan dasar ilmiah

yang transparan dan di dalamnya mencakup identifikasi bahaya,

penilaian, manajemen dan komunikasi risiko yang sesuai dengan

ketentuan internasional. KEPMEN KP No. 337/BKIPM/2011

tentang Pedoman Analisis Risiko hama dan Penyakit Ikan yang

mengamatkan perlunya dilakukan proses analisis resiko terhadap

media pembawa yang berpotensi mengganggu kelestarian sumber

daya hayati perikanan.

Karantina Ikan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang

Nomor 16 Tahun 1992, salah satu tugas pokoknya adalah turut

menjamin kelestarian sumberdaya alam hayati perikanan yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perlindungan

sumberdaya alam hayati. Terkait dengan kewajiban melindungi

sumber daya alam perikanan, khususnya dalam rangka pencegahan

masuk dan tersebarnya penyakit TiLV di Wilayah NKRI, Pusat

Karantina Ikan perlu menyusun dan melaksanakan Analisis Risiko

Penyakit Tilapia Lake Virus (TiLV) pada ikan Nila (Oreochromis

niloticus)berdasarkan fakta ilmiah, konsisten, transparan, dan

fleksibel. Analisis resiko tersebut merupakan kajian objektif sebagai

bahan dan pertimbangan dalam menyusun kebijakan

perkarantinaan ikan untuk mencegah masuk dan tersebarnya

penyakit TiLV ke dalam Wilayah NKRI.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan Analisis Risiko Penyakit Tilapia Lake

Virus (TiLV) pada Ikan Nila adalah untuk:

Page 9: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

4

1. Mengetahui potensi bahaya dan tingkat risiko penyakit Tilapia

lake Virus (TiLV) pada ikan Nila;

2. Menetapkan manajemen risiko terhadap kemungkinan masuk

dan menyebarnya TiLV melalui ikan Nila (Oreochromis niloticus)

ke dalam dan antar area di wilayah Republik Indonesia;

3. Memberikan informasi perkembangan terkini (current status)

penyakit TILV, baik secara nasional maupun global; dan

4. Mengawal keberlangsungan usaha budidaya ikan Nila.

C. Dasar Hukum

Dasar hukum yang dijadikan acuan dalam penilaian analisis

risiko penyakit Tilapia Lake Virus (TiLV) adalah:

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan, dan Tumbuhan;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina

Ikan;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2007

tentang Konservasi Sumber Daya Ikan;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina untuk

Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina

dari Luar Negeri dan dari Suatu Area ke Area Lain di Dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.16/MEN/2011. Tentang Analisis Risiko Importasi Ikan dan

Produk Perikanan.

7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

Nomor 80/KEPMEN-KP/2015 tentang Penetapan Jenis-jenis

Hama dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa,

dan Sebarannya;

8. Keputusan Kepala Badan Karantina, Pengendalian Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan Nomor 337 Tahun 2011 tentang

Pedoman Analisis Risiko Hama danPenyakit Ikan;

Page 10: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

5

D. Definisi/Istilah

Definisi/istilah yang digunakan dalam analisis risiko ini

adalah sebagai berikut:

1. Area adalah meliputi daerah dalam suatu pulau, atau pulau,

atau kelompok pulau di dalam wilayah Republik Indonesia yang

dikaitkan dengan pencegahan penyebaran hama dan penyakit

ikan.

2. Etiologi adalah cabang biologi tentang penyebab penyakit,

khususnya mengenai penyebab utama penyakit, kodrat, sifat,

dan ciri-ciri patogen serta hubungannya dengan inangnya.

3. Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) adalah semua hama

dan penyakit ikan yang belum terdapat dan/atau telah terdapat

hanya di area tertentu di wilayah Republik Indonesia yang

dalam waktu relative cepat dapat mewabah dan merugikan sosio

ekonomi atau yang dapat membahayakan kesehatan

masyarakat.

4. Hama dan Penyakit Ikan (HPI) adalah semua HPI selain HPIK

yang sudah terdapat dan/atau belum terdapat di wilayah

Republik Indonesia yang dapat merusak, mengganggu

kehidupan, atau menyebabkan kematian ikan.

5. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian

dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan;

6. Ikan Nila adalah ikan dari genus Seroterodon, Tilapia dan

Oreochromis;

7. Introduksi adalah usaha sadar atau tidak sadar memasukkan

suatu jenis ikan ke dalam satu habitat yang baru;

8. Identifikasi bahaya (hazard identification) adalah proses

identifikasi HPI yang berpotensi masuk bersama media

pembawa yang dilalulintaskan dari suatu negara atau tersebar

antar area di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

dapat menyebabkan bahaya terhadap kelestarian sumber daya

hayati ikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

9. Media pembawa adalah ikan dan/atau benda lain yang dapat

membawa hama dan penyakit ikan karantina.

Page 11: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

6

10. Pemasukan adalah memasukkan media pembawa dari luar

negeri ke dalam wilayah Republik Indonesia atau dari suatu

area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia.

11. Tindakan karantina ikan adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit ikan

karantina dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di

dalam negeri, atau keluarnya hama dan penyakit ikan dari

dalam wilayah Republik Indonesia.

12. Risiko (risk) adalah peluang atau peluang kejadian dan

penilaian besarnya konsekuensi dari suatu kejadian buruk

terhadap ikan;

13. Analisis risiko (risk analysis) adalah suatu pendekatan

sistematis untuk pengambilan keputusan dan mengevaluasi

peluang dan konsekuensi biologis dan ekonomis dari

pemasukan atau penyebaran HPI dari suatu negara atau antar

area di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

14. Penilaian risiko (risk assessment) adalah proses penilaian

terhadap peluang masuk dan menyebarnya HPI serta

konsekuensi yang berkaitan dengan kelestarian sumberdaya

ikan;

15. Manajemen risiko (risk management) adalah tindak lanjut dari

pelaksanaan penilaian risiko yang mencakup penetapan

mekanisme, langkah dan strategi yang tepat untuk mengatur,

mengelola dan mengendalikan risiko yang diidentifikasi dalam

penilaian risiko;

16. Komunikasi risiko (risk communication) adalah suatu proses

pengumpulan informasi dan opini mengenai bahaya dan risiko

dari pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan analisis risiko, dan

proses dimana hasil-hasil dari analisis risiko dan pengelolaan

risiko yang diusulkan dikomunikasikan kepada para pembuat

kebijakan dan pihak-pihak yang terkait.

Page 12: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tilapia Lake Virus (TiLV)

1. Nama Penyakit

Tilapia Lake Virus Disease

2. Etiologi

Hasil analisis mikroskopi elektron terhadap virion yang

dimurnikan dari kultur sel mengungkapkan partikel ekosahedral

beramplop dengan ukuran 55 sampai 75 nm (Eyngor et al.,

2014). Sementara pengamtan i sel E-11 yang terinfeksi dan

jaringan ikan mengkonfirmasi virion berukuran 60 sampai

80nm (Tattiyapong et al 2014). Del Ponzo dkk (2017) menemukan

virion ekstraselular dan intraselular (kebanyakan

intraendosomal), virion berukuran 60-100 nm dengan kapsid

trilamin yang mengandung hingga 7 agregat padat elektron. Juga

ditemukan virion beramplop atau filamen dan virion yang

mengandung lipatan membran sitoplasma (Del Ponzo et al 2017).

TiLV merupakan virus dengan genom berupa dengan

ukuran segment 456 sampai 1.641 nukleotida dan total genom

nuclotida. Dari 10 genom segmen, hanya segmen 1 diduga

mempunyai kesamaan protein (weak homology) dengan

Polymerase Sub Unit PB1 Influenza C. Daerah ujung 5’ dan 3’ dari

segmen-segement tersebut bersifat lestari/conserve dan

menunjukkan kemiripan dengan genom pada orthomyxoviruses

(Bacharach et al. 2016). Analisis filogenetik terhadap sekuen

segmen 1 dari berbagai isolat TiLV dari Thailand dan TiLV dari

Israel juga menunjukkan bahwa TiLV ini tergolong dalam

kelompok orthomyxoviridae. Perbandingan analisis nukleotida

genome TiLV dari Israel dan ekuador menunjukkan memiliki

relevansi 97.20 sampai 99% dan 98.7 sampai 100% asam amino

pada genome yang sama (Bacharach et al., 2016). TiLV asal

Thailand menunjukkan kemiripan nukleotida 96.28 – 97.52%

dan 97.35 – 98.84% asam amino (Dong et al., 2017). Diduga ada

varian lain dari TiLV di Thailand dan ini memerlukan penelitian

Page 13: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

8

lebih lanjut karena sekuen dari Ekuador, belum dipublikasi di

GenBank.

3. Kultur Virus

Virus TiLV dapat berkembang biak pada sel primer otak

nila atau dalam sel E-11, dan menghasilkan cytopathic effect

pada 5 sampai 10 hari pasca-infeksi (Eyngor et al., 2014). TiLV

diisolasi dari sampel lapangan dan dikultur pada garis sel E-11

permisif, menghasilkan CPE 3-5 hari setelah inokulasi

(Tatiyapong et al 2017).

4. Rentang Inang

Tilapia Lake Virus Diseases (TiLV) telah menjadi penyebab

kematian ikan di beberapa negara dan dapat menyerang ikan

air tawar dan payau (OIE.2017). Mortalitas yang disebabkan oleh

TiLV telah diamati pada nila liar Sarotherodon (Tilapia) galilaeus,

nila budidaya Oreochromis niloticus dan nila hibrida komersial

(O. niloticus X O. aureus) (Bacharach et al., 2016; Ferguson et al.,

2014; Eyngor et al., 2014). Sampai saat ini hanya beberapa nila

yang telah terbukti rentan. Pada budidaya polikultur dengan nila,

tidak terjadi kematian ikan belanak (Mugil cephalus) dan karper

(Cyprinus carpio) pada saat wabah penyakit TiLV di Israel (Eyngor

et al., 2014), demikian pula dengan ikan grey mullet dan thin-

lipped mullet (Liza ramada) ditemukan tidak terpengaruh saat

wabah TiLV di Mesir (Fathi et al, 2017).

Stadia yang terutama terpengaruh oleh wabah TILV

adalah pada stadia benih (Ferguson et al., 2014 dan Dong et al.,

2017). Dong et al. (2017) melaporkan sekitar 90% kematian pada

ikan nila merah dalam waktu satu bulan setelah ditebar di

karamba, sedangkan pada ikan nila berukuran menengah

sampai besar kematian hanya 9% (Fathi et al. 2017). Kohabitasi

ikan sehat (30 sampai 35 g) dengan ikan sakit menghasilkan

mortalitas (80 sampai 100%) terjadi dalam beberapa hari (Eyngor

et al., 2014). Uji in vivo menunjukkan mortalitas yang tinggi

pada nila (86%) dan nila merah (66%) terjadi pada 4 -12 hari

pasca infeksi (Tattiyapong et al., 2017). Studi di Thailand dengan

menggunakan sampel segar dan simpanan yang dikumpulkan

antara tahun 2012 dan 2017 menemukan bahwa telur yang

Page 14: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

9

telah dibuahi, benih dengan kuning telur, fries dan benih

positif terinfeksi TiLV (Dong et al. 2017b).

Ada beberapa bukti bahwa strain nila genetik tertentu

resisten. Kemungkinan terdapat kerentanan strain O. niloticus

telah diamati pada wabah di Ekuador, dengan tingkat kematian

60% - 70%. Ferguson et al., 2014 mencatat bahwa satu jenis ikan

nila (genetik nila) mengalami tingkat kematian yang jauh lebih

rendah (10-20%) dibandingkan dengan strain lainnya.

5. Gejala Klinis dan Histopatologis

Injeksi intraperitoneal virus ini pada nila, menyebabkan

gejala penyakit seperti yang ditemukan pada infeksi alami, yang

berupa ikan menunjukkan kelesuan, perubahan okular, dan

erosi kulit. Gejala luar yang terlihat berupa perubahan pada

mata, termasuk lensa keruh dan pada kasus yang lebih lanjut

lensa rusak (Gambar 1). Lesi lain termasuk erosi kulit (Gambar

2), perdarahan pada leptomeninges dan kongesti di limpa (Eyngor

et al., 2014).

Gambar 1. Nila yang terinfeksi TiLV terlihat penyusutan mata

dan kehilangan fungsi okular (phthisis bulbi). (Sumber

Eyngor et al., 2014).

Page 15: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

10

Gambar 2. Gross patologi pada kulit termasuk multifokal

penggabungan erosi dan ulkus. (Sumber Eyngor et al.,

2014).

Gejala histologis telah diamati di otak, mata dan hati

(Eyngor et al., 2014). Lesi di otak termasuk edema, perdarahan

fokal di leptomeninges, dan kongesti kapiler baik pada area putih

dan abu-abu dan degenerasi saraf. Gejala di mata berupa ruptur

kapsul lenticular dan perubahan katarak. Gejala pembengkakan

hepatoseluler juga terjadi. Limpa terlihat hiperplastik, dengan

banyaknya lymphocytes. Melanomacrophage centre (MMCs)

meningkat dalam ukuran dan jumlah baik pada hati dan limpa.

Mikroskopi elektron transmisi mengkonfirmasi adanya virus

mirip orthomyxo di dalam hepatosit dan dengan demikian

mengkonfirmasi laporan awal hepatitis syncytial (del-Pozo et al.,

2016). Histopatologi pada ikan uji tantang menunjukkan

degenerasi dan infiltrasi sel inflamasi yang hebat di hati dan otak

serta adanya inklusi intrantoplasma eosinofilik pada sel hepatosit

dan limpa (Tattiyapong et al .2017)

Kasus di Israel menunjukkan lesi sistem saraf pusat yang

paling parah (Eyngor et al., 2014) sementara kasus di Ekuador

dan Kolombia memiliki lesi hati (Ferguson et al., 2014; Tsofack et

al., 2017; del-Pozo et al., 2017; ). Lesi sistem hati dan saraf pusat

telah dilaporkan dalam kasus dari Mesir (Fathi et al, 2017). Lebih

spesifik lagi, lesi yang diamati pada ikan yang terkena dampak di

Page 16: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

11

Israel meliputi congestion pada organ dalam (ginjal dan otak),

gliosis dan pembengkakan perivaskular di korteks otak, dan lesi

okular (endophthalmitis dan perubahan lensa katarak) (Eyngor et

al., 2014).

Pada ikan yang terkena dampak dari Mesir, temuan

histopatologis meliputi gliosis, ensefalitis dan pembengkakan

perivaskular ringan di otak, hepatitis kronik multifokal dan

perdarahan interstisial multifokal di ginjal (Fathi et al., 2017).

Kasus di Ekuador menunjukkan nekrosis hepatosit dan

pembentukan sel syncytial, nekrosis kelenjar lambung dan

congestion yang menyebar di beberapa jaringan (Ferguson et al.,

2014). Hepatitis Syncytial juga dilaporkan pada sampel dari

Kolombia (Tsofack et al., 2017) dan Thailand (Dong et al., 2017a),

dan agregasi limfosit dan perivaskular cuffing pada jaringan otak

(Surachetpong et al., 2017).

6. Epizootiologi

Di Israel, outbreak telah dilaporkan selama musim panas,

yaitu Mei sampai Oktober (pada suhu air 22ᵒC sampai 32ᵒC)

(Eyngor et al., 2014), Juni sampai Oktober (≥ 25ᵒC) di Mesir (Fathi

et al., 2017) dan mungkin sampai November (25ᵒC sampai 27ᵒC)

di Ekuador (Ferguson dkk., 2014). Beberapa pengujian sampel

yang menghasilkan TiLV positif di Thailand dikumpulkan antara

bulan Oktober dan Mei (Surachetpong et al., 2017). Di Mesir,

budidaya ikan yang besar, kepadatan tebar yang tinggi dan

polikultur Nila dengan mullet telah diidentifikasi sebagai faktor

risiko terjadinya wabah TiLV (Fathi et al., 2017).

Fingerlings yang terkena dampak di Ekuador biasanya

terdeteksi dalam waktu empat sampai tujuh hari setelah

dipindahkan ke kolam pembesaran, dengan tingkat kematian

berkisar antara 10-20% sampai dengan paling tinggi 80%

tergantung pada strain ikan (Ferguson et al., 2014). Sistem

pemeliharaan spertinya berpengaruh pada tingkat kematian ikan.

Variasi mortalitas telah dilaporkan dari farm di Thailand dengan

kombinasi spesies dan produksi yang berbeda, budidaya ikan

nila merah dan ikan nila di kolam tanah di provinsi Phetchaburi

terjadi kematian 20%, sedangkan budidaya nila merah di

Page 17: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

12

Keramba jaring apung di provinsi Chai Nat dan di Provinsi

Pathum Thani terjadi kematian sekitar 90% (Dong et al, 2017a).

Pada uji kohabitasi telah menunjukkan bahwa transmisi

horizontal dapat menjadi penyebab penyebaran TiLV, tetapi tidak

ada bukti bahwa TiLV dapat menyebar secara vertikal (OIE.2017).

Perpindahan ikan antar kolam atau karena perdagangan dapat

menjadi penyebab penyebaran TiLV, hal ini diduga karena faktor

stress sebagai pemicunya (Ferguson et al., 2014, Dong et al,

2017).

Wabah yang terjadi di Ekuador terjadi sepanjang tahun

dimana suhu air berkisar antara 25-270C, akan tetapi wabah

yang terjadi di Israel terjadi pada musim panas (Mei sampai

Oktober; suhu 22-320C), Faktor pemicu timbulnya wabah

penyakit TiLV adalah suhu air dan kepadatan tinggi. Suhu air

yang menyebabkan wabah terjadi di atas 25OC, suhu yang tidak

menyebabkan kematian adalah dibawah 20OC, dan puncak

kematian masal terjadi pada suhu 30OC (Tsofack et al., 2016).

7. Penyebaran Penyakit

Uji kohabitasi telah menunjukkan bahwa transmisi

horizontal langsung merupakan jalur transmisi yang penting.

Sehingga penularan penyakit kemungkinan dengan pergerakan

hewan air hidup. Informasi tentang adanya TiLV dan risiko

pada produk hewan air masih terbatas. Namun, dapat

diasumsikan dengan mengambil analogi dari berbagi sifat

orthomyxovirus air lainnya. Terdapat bukti bahwa mata, otak

dan hati cenderung mengandung konsentrasi TiLV tertinggi dan

dengan demikian limbah padat dan cair ada kemungkinan

terkontaminasi. Dimungkinkan juga agen patogen ini juga

ditemukan pada otot ikan yang terinfeksi.

Populasi ikan yang terinfeksi, baik ikan budidaya dan liar,

merupakan sumber infeksi yang mapan. Kejadian penyakit telah

dilaporkan berkaitan dengan pemindahan ikan antar kolam dan

karenanya dapat dikaitkan dengan stres (Ferguson et al., 2014,

Dong et al, 2017). Sementara, tidak ada faktor risiko lainnya

(suhu, salinitas, dan lain-lain) telah diidentifikasi sebagai faktor

risiko potensial.

Page 18: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

13

a. Negara Wabah TiLV

TiLV telah dilaporkan di Kolombia, Ekuador dan Israel

(Bacharach et al., 2016; Ferguson et al., 2014; Tsofack et al.,

2016), Mesir (Fathi et al., 2017) dan Thailand (Dong et al.,

2017). Fokus saluran Berita Taiwan pada 17 Juni 2017

berdasarkan pernyataan Dewan Pertanian melaporkan tiga

perusahaan pembudidaya ikan di Taoyuan dikonfirmasi telah

terinfeksi TiLV, sehingga jumlah keseluruhan menjadi enam

perusahaan sejak virus tersebut pertama kali dilaporkan.

Namun, karena kurangnya penyelidikan menyeluruh terhadap

semua insiden kematian, mungkian distribusi geografis TiLV

lebih lebar daripada saat ini. Misalnya, laporan kematian Nila

di Ghana dan Zambia pada tahun 2016 belum dikaitkan

dengan TiLV namun informasi yang ada tidak menunjukkan

bahwa keberadaan virus telah diteliti.

1) Israel

Di Israel antara bulan Mei 2011 dan Juli 2013, isolat TiLV

diperoleh dari sampel ikan liar di Laut dari Galilea, dan

juga dari budidaya di daerah pusat budidaya perairan

utama (pantai pesisir, Lembah Yordan dan Galilea) (Eyngor

et al., 2014).

2) Mesir

Di Mesir, 37% budidaya ikan yang dipilih secara acak di

daerah pusat budidaya utama (Kafr el Sheikh, Behera,

Sharkia) terpengaruh oleh kematian musim panas pada

tahun 2015 (Fathi et al., 2017).

3) Ekuador

TiLV telah terdeteksi di salah satu budidaya Ekuador

dimana ikan ukuran fingerlings dijadikan sampel pada

tahun 2011 dan 2012 (Ferguson et al., 2014; Bacharach et

al., 2016), sementara tidak ada penjelasan kasus yang

diberikan untuk sampel positif TiLV dari Kolombia (Tsofack

et al., 2017).

4) Thailand

Tiga budidaya ikan Nila di tiga provinsi Thailand

(Phetchaburi dan Chai Nat sampel pada tahun 2016 dan

Page 19: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

14

Pathum Thani yang diambil sampelnya pada tahun 2017)

dilaporkan positif TiLV oleh Dong et al. (2017a).

Surachetpong et al., (2017) melaporkan 22 dari 32

budidaya, sampel antara bulan Oktober 2015 dan Mei

2016, TiLV positif (Provinsi Ang Thong, Chai Nat,

Chachoengsao, Kanchanaburi, Khon Kaen, Nakhon

Ratchasima, Pathum Thani, Phitsanulok dan Ratchbuni),

sedangkan 10 budidaya TiLV menunjukan negatif terletak

di tiga provinsi lainnya (Samut Songkhram, Prachin Buri

dan Nong Khai) (Surachetpong et al. 2017). TiLV telah

ditemukan pada sampel di Thailand yang berasal dari

tahun 2012 (Dong et al., 2017).

5) Taiwan

Mengacu dari pernyataan Council of Agriculture (COA,

Focus Taiwan News Channel pada tangal 17 Juni 2017,

melaporkan adanya Tilapia lake virus yang melanda enam

pembididaya ikan di Guangyin District, Taoyuan. Sebelas

sampel yang diambil dari Taiwan selatan masih negatif

TiLV.

(http://focustaiwan.tw/news/asoc/201706170013.aspx).

b. Negara Beresiko Tinggi TiLV

Menurut Dong et al. (2017b), negara-negara yang beresiko

dan memiliki potensi penyebaran TiLV antara lain : Algeria,

Bahrain, Bangladesh, Belgium, Burundi, Canada, China,

Congo, El-Salvador, Germany, Guatemala, India, Indonesia,

Japan, Jordan, Laos, Malaysia, Mexico, Mozambique,

Myanmar, Nepal, Nigeria, Pakistan, Philippines, Romania,

Rwanda, Saudi Arabia, Singapore, South Africa, Sri Lanka,

Switzerland, Tanzania, Togo, Tunisia, Turkey, Turkmenistan,

Uganda, Ukraine, United Arab Emirate, United Kingdom,

United States, Vietnam and Zambia (lihat gambar 3 dibawah).

Namun distribusi geografis penyakit TiLV pada saat ini

memiliki kemungkinan lebih luas karena kurangnya

penyelidikan menyeluruh terhadap semua insiden kematian

akibat TiLV. Misalnya, laporan kematian Nila di Ghana dan

Zambia pada 2016 belum dikaitkan dengan TiLV dan

Page 20: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

15

informasi yang tersedia tidak menunjukkan bahwa penyebab

kematian telah diteliti.

Gambar 3. Peta distribusi dari TiLV. Negara dengan konfirmasi

terdapat TiLV ( warna merah). Warna biru

menunjukkan 43 negara yang melakukan impor yang

memiliki kemungkinan terinfeksi TiLV (Sumber : Dong

et al. (2017b).

8. Metode Diagnostik

Penyakit TILV didefinikan sebagai kondisi tingkat

kematian yang tinggi pada spesies nila, terkait dengan perubahan

okular (opasitas lensa atau patologi yang lebih parah). Erosi kulit,

perdarahan pada leptomeninges dan kongesti limpa dan ginjal

moderat dapat diamati pada post-mortem.

a. Gejala Klinis

Tanda klinis yang dilaporkan meliputi lethargy (kelesuan),

perubahan okular, erosi kulit dan perubahan warna

(penggelapan) di Israel (Eyngor et al., 2014) dan exophthalmia,

perubahan warna (penggelapan), distensi abdomen, scale

protrusion dan insang pucat di Ekuador (Ferguson et al. 2014).

Ikan yang terkena dampak TiLV yang berasal dari Thailand

menunjukkan warna yang pucat (Dong et al., 2017a), anemia,

exophthalmia, pembengkakan perut, skin congestion pada

kulit , erosi, congestion pada otak dan insang dan hati yang

pucat (Surachetpong et al., 2017).

Page 21: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

16

b. Tingkah Laku

Di Thailand, ikan yang terinfeksi TiLV kehilangan nafsu

makan, lesu, berperilaku tidak normal (misalnya berenang di

permukaan), pucat, anemia, exophthalmia, pembengkakan

perut, dan congestian kulit dan erosi telah dilaporkan (Dong et

al., 2017a; Surachetpong et al., 2017).

c. Histopatologi

Pengujian histologi untuk ikan Nila yang terinfeksi TiLV

menunjukkan hasil antara lain :

1) Perubahan patologi otak

a) Pada otak, perubahan histopatologi yang terjadi berupa

edema, hemoragi pada lepromeninges, dan kongesti

kapiler pada white dan gray matter.

b) Foki gliosis dan perivascular cuffing limfosit.

c) Beberapa neuron pada telencephalon dan sebagian lobus

opticus menunjukkan berbagai tingkatan degenerasi

neuron, termasuk vakuolisasi dan rarefaction

sitoplasmik serta pergeseran inti ke tepi (central

chromatolysis) (Eyngor et al., 2014).

d) Selain encephalitis, meningitis kronis ringan juga terjadi

(Fathi et al., 2016).

Gambaran patologi otak untuk ikan yang terinfeksi TiLV dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

a b

Page 22: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

17

Gambar 4. (a) Histologi pada otak dan cortex. Terlihat

pembuluh darah melebar dengan sejumlah besar sel

darah merah di dalam leptomeninges dan dengan

materi berwarna abu-abu dan putih. Pewarnaan H&E

× 10. (Sumber : Eyngor et al., 2014). (b)

Perivascular cuffing limfosit pada Otak dan Cortex

(dilingkari) (Sumber : Eyngor et al., 2014).

2) Perubahan patologi ginjal dan hati

a) Pada hati terdapat foki pembengkakan dan vacuolisasi

sel-sel hati. Sitoplasma hati terakumulasi pigmen

bergranula berwarna kuning hingga coklat (Eyngor et

al., 2014).

b) Pada hati ditemukan adanya multinucleated giant cell

(Bacharach et al., 2016).

c) Limpa mengalami hyperplasia dengan proliferasi limfosit

mengelilingi bentukan ellipsoid.

d) MMC baik di hati maupun limpa meningkat, ukuran

dan jumlahnya (Bacharach et al., 2016).

e) Kongesti dan atau hemoragi sering ditemukan juga pada

limpa. Epidermis secara moderat mengalami hemoragi

superficial, peradangan dan oedema (Fathi et al., 2016).

Gambaran patologi ginjal dan hati untuk ikan yang

terinfeksi TiLV dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

a b

Page 23: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

18

Gambar 5. (a) Ginjal dan interstitium. Kepala panah

menandai pembuluh darah melebar yang

dikemas dengan sejumlah besar sel darah

merah (Kongesti). Pewarnaan hematoxylin dan

eosin (H & E) × 10. (Sumber : Eyngor et

al.,2014). (b) Histologi pada hati dari ikan

tilapia yang menunjukkan giant cells (tanda

panah) (H&E, x 400). (Sumber : H.W Ferguson

et al. 2014).

3) Perubahan Patologi Mata

Gambaran patologi mata pada ikan Nila yang terinfeksi

TiLV dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6. Histologi pada mata. Katarak yang ditandai

dengan pembentukan struktur bola eosinofilik

serat kristal pada lensa mata

(dilingkari).(Sumber : Eyngor et al.,2014)

d. Reverse Transkripsi Polimerase Chain Reaction (RT-PCR)

Set primer PCR telah dirancang dan PCR reverse transcriptase

(RT) telah dikembangkan (Eyngor et al., 2014). RT-PCR yang

lebih sensitif dan nested telah dipublikasikan dan cocok untuk

mendeteksi TiLV dalam kasus klinis (Tsofack et al., 2017). RT-

PCR semi-nested dengan sensitivitas deteksi yang ditingkatkan

(7,5 copy virus per reaksi) telah berhasil dikembangkan

Page 24: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

19

(Dong et al., 2017). Selain itu, uji RT-PCR nested

memungkinkan deteksi cepat TiLV pada organ ikan. PCR

nested dengan sensitifitas deteksi sekurang-kurangnya 7 copy

TiLV (Tsofack et al., 2017). Selengkapnya mengenai primer

spesifik TiLV dapat dilihat pada table dibawah.

Tabel 1. Primer Spesifik TiLV (Eyngor, M. et al., 2014)

Tahap Primer Urutan Sekuens Ukuran

Produk

First

step

Ext-1 (5’-TATGCAGTACTTTCCCTGCC-3’) 415 bp

ME 1 (5’- GTTGGGCACAAGGCATCCTA-3’)

Semi

nested

7450/150R

/ME 2

5’-TATCACGTGCGTACTCGTTCAGT-3’) 250 bp

ME 1 5’- GTTGGGCACAAGGCATCCTA-3’)

9. Pengendalian

Saat ini, tidak ada metode yang dipublikasikan yang

terbukti efektif untuk meminimalisir dampak ketika sudah

terjadi wabah pada budidaya. Pembatasan pergerakan ikan nila

hidup dari budidaya dan perikanan dimana virus terdeteksi akan

membatasi penyebaran penyakit. Langkah-langkah biosecurity

umum untuk meminimalkan penyebaran melalui peralatan,

kendaraan atau personil (yaitu pembersihan dan desinfeksi) juga

harus dilaksanakan. Program pemuliaan dilakukan melalui

pemilihan dan pengujian strain ikan Nila yang lebih resisten

(OIE, 2017).

Ikan yang bertahan hidup pada saat terjadi wabah

(survivor) diduga memiliki kekebalan atau menunjukkan adanya

peningkatan respon imun protektif terhadap infeksi TiLV.

Pengembangan vaksin menjadi solusi jangka panjang untuk

mengelola penyakit ini (Ferguson et al., 2014).

10. Dampak Tilapia lake Virus (TiLV)

Budidaya ikan yang terkena dampak TiLV melaporkan

tingkat kematian yang dapat mencapai di atas 80% (Eyngor et al.,

2014; Dong et al., 2017a; Surachetpong et al., 2017). Mesir

Page 25: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

20

diperkiraan kehilangan produksi ikan mencapai 98.000 metrik

ton, dengan nilai sekitar USD 100 juta, karena summer

mortality syndrome pada tahun 2015 (Fathi et al., 2017).

Di Laut Galilea di Israel, jumlah tangkapan liar tahunan

untuk ikan yang dapat dikonsumsi di danau, S. galilaeus,

menurun dari 316 metrik ton pada tahun 2005 menjadi 8 metrik

ton pada tahun 2009, dengan peningkatan selanjutnya menjadi

160 metrik ton pada tahun 2013 dan 140 metrik ton pada tahun

2014 (Eyngor et al., 2014). Kontribusi infeksi TiLV terhadap

penurunan ini belum ditentukan; namun TiLV telah diidentifikasi

terdapat dalam sampel dari beberapa Nila liar, termasuk yang

berasal dari S. Galilaeus (Eyngor et al., 2014).

B. Ikan Nila

Ikan Nila, Oreochromis niloticus, adalah cichlid air tawar Afrika

dan salah satu ikan makanan terpenting di dunia. Karena sifatnya

yang kuat terhadap berbagai adaptasi trofik dan ekologisnya, telah

diperkenalkan secara luas pada perikanan budidaya, dan

penangkapan ikan (Trewavas, 1983; Welcomme, 1988), Saat ini ikan

nila hampir ditemukan di setiap negara tropis di dunia, dan sering

digambarkan sebagai spesies 'pioneer' yang berarti dapat hidup dan

berkembang di habitat yang tidak optimum, secara oportunis

bermigrasi dan bereproduksi. Ikan nila dapat dibudidayakan di

berbagai tempat seperti kolam, waduk, sawah, tambak, sungai

bahkan di perairan yang memiliki kadar garam lebih tinggi dari air

tawar (payau). Karakteristik eko-biologi ini sering dianggap bahwa

ikan nila merupakan salah satu Invasive Alien Species (IAS) akuatik

yang sering menggeser populasi spesies asli (indigenous species) di

daerah atau habitat yang telah ada.

Ikan nila terdiri dari puluhan jenis (species), dan merupakan

kelompok terbesar ke-2 di dunia sebagai ikan budidaya setelah ikan

dari family Cyprinidae. Produksi nila global diperkirakan mencapai

5,67 juta metrik ton (MMT). Pada 2015, tiga produsen teratas adalah

Republik Rakyat Cina (1,78 MMT), Indonesia (1,12 MMT) dan Mesir

(0,88 MMT). Produsen utama lainnya termasuk Bangladesh,

Vietnam dan Filipina (FAO, 2017). Di beberapa negara, jenis-jenis

Page 26: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

21

ikan ini memiliki nilai ekologis yang sangat penting (pengendalian

ganggang dan nyamuk, serta memelihara habitat dalam proses

purifikasi alami pada budidaya udang penaeid), serta sebagai jenis

ikan tangkapan di perairan umum.

Ikan nila juga dikenal sebagai jenis ikan budidaya yang cepat

tumbuh, teknik budidaya yang relatif mudah, serta relatif tahan

terhadap penyakit. Sehingga, jenis ikan ini diharapkan menjadi

salah satu primadona budidaya air tawar sebagai pemasok protein

hewani bagi masyarakat Indonesia; dan kecenderungan tersebut

terlihat dari peningkatan produksi rata-rata diatas 20% per tahun

sejak 2007 (Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, 2014). Saat ini,

ikan nila menempati peringkat kedua terbesar sebagai komoditas

budidaya perikanan setelah komoditas dari family cyprinidae,

dengan produksi lebih dari 2 juta metrik ton atau sekitar 5% dari

produksi global perikanan budidaya.

1. Taksonomi

Oreochromis adalah genus besar dari ciclids, ikan yang

endemik ke Afrika dan Timur Tengah. Beberapa spesies dari

genus ini telah ada sebelum menjadi terkenal, dan penting dalam

akuakultur. Anggota genus ini, terdapat genera Tilapia dan

Sarotherodon, dengan nama yang dikenal umum "Nila". Genus

Oreochromis diperkirakan lebih dari 30 spesies. Tingkat

hibridisasi yang tinggi dari ikan Nila ini meyebabkan kesulitan

memastikan urutan DNA yang tepat. Menurut Froese et al. 2013,

ikan Nila dalam klasifikasi biologi (taksonomi) termasuk ke

dalam:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Family : Cichlidae

Sub family : Pseudocrenilabrinae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758)

Nama umum : Nile tilapia

Page 27: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

22

Nama ilmiah :

- Chromis guentheri Steindachner, 1864

- Chromis nilotica (Linnaeus, 1758)

- Chromis niloticus (Linnaeus, 1758)

- Oreochromis nilotica Linnaeus, 1758

- Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758)

- Perca nilotica Linnaeus, 1758

- Sarotherodon niloticus (Linnaeus, 1758)

- Tilapia calciati Gianferrari, 1924

- Tilapia nilotica Linnaeus, 1758

- Tilapia nilotica nilotica (Linnaeus, 1758)

- Tilapia nilotious (Linnaeus, 1758)

Di beberapa negara di dunia, ikan nila memiliki nama

khusus, antara lain: Inggris (cichlid; edward tilapia; mango fish;

mozambique tilapia; nilotica; tilapia, Nile), Spanyol (mojarra;

tilapia del Nilo; tilapia nilótica), Perancis (tilapia de Nil; tilapia du

Nil), Saudi Arabia (Boulti), dan China (lou fei). Dalam skema

reklasifikasi yang dikembangkan oleh Trewavas (1983), beberapa

ratus spesies ikan nila terbagi menjadi tiga genera, yaitu:

Oreochromis, Sarotherodon dan beberapa lainnya masih

merupakan Nila. Fishbase (Froese dan Pauly, 2011) menyediakan

data tentang nila sebagai O. niloticus niloticus, dibedakan dari 7

subspesies lainnya: O. niloticus filoa, O. baringoensis, O.

cancellatus, O. eduardianus, O. sugutae, O. tana dan O. vulcani.

Anatomi ikan nila secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 28: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

23

Gambar 7. Anatomi Ikan Nila Merah (Sumber: Anonim 1998)

Keterangan Bagian ikan nila merah : a. celah mulut

(rima oris) b. mata (organon visus) c. tutup insang

(apparatus opercularis) d. sirip punggung (pinna

dorsalis) e. sirip dada (pinna pectoralis) f. sirip perut

(pinna abdominales) g. sirip belakang (pinna analis) h.

sirip ekor (pinna caudalis).

2. Morfologi

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar

yang memiliki bentuk tubuh pipih dan berwarna kehitaman.

Spesies tersebut mempunyai garis vertical berwarna hijau

kebiruan. Pada sirip ekor terdapat garis melintang yang ujungnya

berwarna kemerah-merahan (Ghufran, 2009). Warna tubuh yang

dimiliki ikan nila adalah hitam keabu-abuan pada bagian

punggungnya dan semakin terang pada bagian perut ke bawah

(Cholik, 2005). Ikan nila juga memiliki mata yang besarndan

menonjol (Wiryanta et al, 2010). Spesies tersebut memiliki linea

lateralis (gurat sisi) yang terputus menjadi dua bagian. Bagian

pertama terletak dari atas sirip dada hingga hingga tubuh, dan

bagian kedua terletak dari tubuh hingga ekor. Jenis sisik yang

dimiliki spesies tersebut adalah ctenoid (Cholik, 2005).

Ikan nila mempunyai 5 (lima) buah sirip yang berada di

punggung, dada, perut, anus, dan ekor (Wiryanta et al, 2010).

Sirip punggung (dorsal fin) memiliki 17 jari-jari keras dan 13 jari-

jari lemah (D.XVII.13); sirip perut (ventral fin) memiliki 1 jari jari

keras dan 5 jari-jari lemah (V.I.5); sirip dada (pectoral fin)

memiliki 15 jarijari lemah (P.15); sirip anal (anal fin) memiliki 3

jari-jari keras dan 10 jari-jari lemah (A.III.10); dan sirip ekornya

(caudal fin) memiliki 2 jari-jari lemah mengeras dan 16 jari-jari

lemah (C.2.16) (Ghufran, 2009). Secara umum, morfologi ikan

nila dapat dilihat pada gambar 8.

Page 29: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

24

Gambar 8. Morfologi ikan Nila (Oreochromis sp.)

Ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan lebih cepat

dibandingkan dengan ikan nila betina. Laju pertumbuhan ikan

nila jantan rata-rata 2,1 gram/hari, sedangkan laju

pertumbuhan ikan nila betina rata-rata 1,8 gram/hari (Ghufran,

2009). Pada waktu pemeliharaan 3 - 4 bulan, dapat diperoleh

ikan nila berukuran rata-rata 250 gram dari berat awal ikan Nila

30 -50 gram (Cholik, 2005). Selain pertumbuhannya yang cepat,

ikan nila juga memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi

pada masa pemeliharaan. Wiryanta et al (2010) menjelaskan

bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan nila dalam kegiatan

pembenihan adalah 80%, kemudian untuk kegiatan pembesaran

adalah 65-75%. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila adalah faktor

genetik, kualitas air, pakan, serta hama dan penyakit (Ghufran,

2009).

3. Daur Hidup

Ikan nila adalah spesies tropis yang lebih suka tinggal di

perairan dangkal. Suhu mematikan untuk ikan nila adalah 11-12

°C dan 42 °C, sedangkan suhu yang disukai berkisar antara 31

°C - 36 °C. Kebiasaan makannya adalah omnivora yang memakan

fitoplankton, perifiton, tanaman air, invertebrata kecil, fauna

bentik, detritus dan bakteri yang berhubungan dengan detritus.

Ikan nila dapat menyaring pakan dengan menyaring partikel

Page 30: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

25

tersuspensi, termasuk fitoplankton dan bakteri. Kematangan

seksual untuk ikan nila di kolam dicapai pada usia 5- 6 bulan,

dan pemijahan umumnya dimulai saat suhu air mencapai 24 ° C.

Proses pemijahan dimulai saat ikan nila jantan mencari

sebuah tempat dengan menggali lubang untuk memijah dan

melindungi wilayahnya. Ikan betina akan bertelur yang

selanjutnya akan dilanjutkan dengan pembuahan oleh ikan nila

jantan, mengumpulkan telur di dalam mulutnya dan bergerak

menjauh. Jumlah telur sebanding dengan berat badan ikan

betina. Ikan nila betina akan mengeram telurnya hingga telur

menetas dan kantong kuning telur diserap oleh anak ikan. Masa

inkubasi dan menetas biasanya dalam 1 sampai 2 minggu,

tergantung suhu. Setelah anak ikan dilepaskan, mereka mungkin

akan berenang kembali ke mulut induknya jika bahaya

mengancam (Froese et al. 2013).

Seekor induk nila betina dengan berat 100 akan

menghasilkan sekitar 100 telur, sementara induk betina seberat

600 – 1.000 g bisa menghasilkan 1.000 sampai 1.500 butir telur.

Ikan nila jantan akan tetap berada di wilayahnya, menjaga

sarangnya, dan membuahi telur dari ikan betina. Jika tidak ada

musim dingin dan pada saat pemijahan betina bisa bertelur terus

menerus. Sementara ikan bertelur, ikan akan makan sedikit atau

tidak sama sekali. Ikan nila bisa hidup lebih dari 10 tahun dan

mencapai berat melebihi 5 kg. Di alam liar, O. niloticus mulai

bereproduksi dengan panjang total 20 - 30 cm (150 - 250 g)

(Lowe-McConnell 1958; Gwahaba 1973). Namun, O. niloticus

yang berada pada kolam budidaya mencapai kematangan seksual

pada ukuran yang relatif lebih kecil yaitu 8 -13 cm (Siraj et al,

983; de Silva dan Radampola 1990; Suresh dan Bhujel 2012).

Page 31: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

26

Gambar 11. Siklus Reproduksi Ikan Nila (Sumber : FAO.2007)

4. Tingkah Laku

Ikan nila merupakan ikan nokturnal yang aktif pada

malam hari (Boujard 1999). Ikan nila mampu beradaptasi

terhadap perubahan cahaya lingkungan karena memiliki jumlah

sel kon yang banyak pada retinanya. Jika intensitas cahaya

lingkungannya rendah ikan nila memiliki sensitivitas tinggi

terhadap cahaya biru dan hijau (Matsumoto dan Kawamura

2005). Fisologi dan tingkah laku ikan nila yang demikian dapat

Page 32: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

27

dimanfaatkan sebagai dasar dalam pengembangan teknik

penangkapan di habitat alamnya.

Perbedaan intensitas cahaya dan warna lampu

menyebabkan respons yang berbeda pada ikan nila. Sebuah

penelitian menunjukkan bahwa respons ikan nila sangat

dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk hingga ke dasar

akuarium. Semakin kuat intensitasnya akan menyebabkan

respons ikan semakin tinggi yang ditunjukkan oleh banyaknya

jumlah ikan yang berkumpul di bawah lampu yang dinyalakan.

Hal ini senada dengan hasil penelitian Ridha dan Cruz (2000)

dimana semakin tinggi intensitas cahaya pada proses

pembibitan/ pemijahan akan menghasilkan jumlah bibit ikan

yang lebih banyak. Perbedaan warna lampu juga memberikan

respons yang berbeda pada ikan nila. Pada lampu 5 watt, warna

biru lebih disukai karena memiliki jumlah ikan yang merespons

lebih tinggi dibandingkan dengan warna yang lain. Respons

berbeda ditunjukkan pada lampu 15 watt dimana warna merah

lebih disukai.

Page 33: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

28

BAB III

IDENTIFIKASI BAHAYA

A. Etiologi

Penyakit Tilapia lake virus (TiLV) diebabkan oleh virus yang

termasuk family orthomyxoviruses dengan virion berupa partikel

ekosahedral beramplop berukuran 55 sampai 100 nm, dengan

bahan genetic berupa negatif sense RNA yang tersusun atas 10

segmen (Eyngor et al., 2014, Tatiyapong et al., 2014, DelPonzo et al.,

2017)

B. Tingkat Virulensi

Stadia yang terutama terpengaruh oleh wabah TILV adalah

pada stadia benih. Dong et al., (2017) melaporkan sekitar 90%

kematian pada ikan nila merah dalam waktu satu bulan setelah

ditebar di karamba, sedangkan pada ikan nila berukuran menengah

sampai besar kematian hanya 9% (Fathi et al., (2017). Melalui uji

kohabitasi, TILV menyebabkan kematian 80-100% pada ikannila

berukuran 30 sampai 35 dalam beberapa hari (Eyngor et al., 2014).

Uji in vivo menunjukkan mortalitas yang tinggi pada nila (86%) dan

nila merah (66%) terjadi pada 4-12 hari pasca infeksi (Tattiyapong et

al., 2017)

C. Kemampuan HPI bertahan hidup

Uji kohabitasi telah menunjukkan bahwa transmisi horizontal

langsung merupakan jalur transmisi yang penting. Sehingga

penularan penyakit kemungkinan dengan pergerakan hewan air

hidup. Informasi tentang adanya TiLV dan risiko pada produk

hewan air masih terbatas. Namun, dapat diasumsikan dengan

mengambil analogi dari berbagi sifat orthomyxovirus air lainnya.

Terdapat bukti bahwa mata, otak dan hati cenderung mengandung

konsentrasi TiLV tertinggi dan dengan demikian limbah padat dan

cair ada kemungkinan terkontaminasi. Dimungkinkan juga agen

patogen ini juga ditemukan pada otot ikan yang terinfeksi.

D. Deteksi TiLV

Gejala klinis ikan yang terinfeksi TiLV berupa kehilangan

nafsu makan, lesu, berperilaku tidak normal (misalnya berenang di

permukaan), pucat, anemia, exophthalmia, pembengkakan perut,

Page 34: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

29

dan congestian kulit dan erosi telah dilaporkan (Dong et al., 2017a;

Surachetpong et al., 2017). Gejala histologi pada otak menunjukkan

adanya lesi di otak termasuk edema, perdarahan fokal di

leptomeninges, dan kongesti kapiler baik pada area putih dan abu-

abu serta terjadi degenerasi saraf. Eyngor et al., (2014) juga

menyebutkan terjadi congestion pada organ dalam (ginjal dan

otak), gliosis dan pembengkakan perivaskular di korteks otak dan

lesi okular (endophthalmitis dan perubahan lensa katarak).

Reverse transcriptase PCR (RT-PCR) telah dikembangkan oleh

peneliti, dan diawali oleh (Eyngor et al., 2014). RT-PCR yang lebih

sensitif dan nested telah dipublikasikan dan cocok untuk

mendeteksi TiLV dalam kasus klinis (Tsofack et al., 2016). RT-PCR

semi-nested dengan sensitivitas deteksi yang ditingkatkan (7,5 copy

virus per reaksi) telah berhasil dikembangkan (Dong et al., 2017).

Selain itu, uji RT-PCR nested memungkinkan deteksi cepat TiLV

pada organ ikan. PCR nested memungkinkan deteksi sekurang-

kurangnya 7 copy urutan TiLV (Tsofack et al., 2017).

E. Pengendalian TiLV

Saat ini, tidak ada metode yang dipublikasikan yang terbukti

efektif untuk meminimalisir dampak ketika sudah terjadi wabah

pada budidaya. Pembatasan pergerakan ikan nila hidup dari

budidaya dan perikanan dimana virus. terdeteksii merupakan harus

dilaksanakan. Program pemuliaan perlu dilakukan untuk

menemukan yang paling tidak rentan (OIE, 2017). Pengembangan

vaksin dapat menawarkan prospek jangka panjang untuk mengelola

penyakit ini (Ferguson et al., 2014).

F. Epizootiologi

Wabah TiLV telah dilaporkan terutama pada musim panas. Di

Israel wabah terjadi pada bulan Mei sampai Oktober, yaitu pada

suhu air 22 0C sampai 320C (Eyngor et al., 2014), sedangkan di

Mesir terjadi antara bulan Juni sampai Oktober pada suhu ≥ 250C

(Fathi et al., 2017). Di Ekuador mungkin sampai November, yaitu

pada suhu antara 250C sampai 270C (Ferguson et al., 2014).

Sementara itu, di Thailand dikumpulkan antara bulan Oktober dan

Mei (Surachetpong et al., 2017).

Page 35: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

30

Wabah juga terkait dengan kemungkinan stress pada ikan.

Fingerlings yang terkena dampak di Ekuador biasanya terdeteksi

dalam waktu empat sampai tujuh hari setelah dipindahkan ke

kolam pembesaran. Perpindahan ikan antar kolam atau karena

perdagangan dapat menjadi penyebab penyebaran TiLV, hal ini

diduga karena faktor stress sebagai pemicunya (Ferguson et al.,

2014, Dong et al.,2017).

G. Epidemiologi

Uji kohabitasi telah menunjukkan bahwa transmisi horizontal

langsung merupakan jalur transmisi yang penting. Populasi ikan

yang terinfeksi, baik ikan budidaya dan liar, merupakan sumber

infeksi yang mapan. Terdapat bukti bahwa mata, otak dan hati

cenderung mengandung konsentrasi TiLV tertinggi dan dengan

demikian limbah padat dan cair ada kemungkinan terkontaminasi.

Dimungkinkan juga agen patogen ini juga ditemukan pada otot ikan

yang terinfeksi.

H. Spesifikasi Inang

TiLV telah menjadi penyebab kematian ikan di beberapa

negara dan dapat menyerang ikan air tawar dan payau (OIE. 2017).

Mortalitas yang disebabkan oleh TiLV telah diamati pada nila liar

Sarotherodon (Tilapia) galilaeus, nila budidaya Oreochromis niloticus

dan nila hibrida komersial (O. niloticus X O. aureus) (Bacharach et

al., 2016; Ferguson et al., 2014; Eyngor et al., 2014).

I. Kerugian TiLV

Budidaya ikan yang terkena dampak TiLV melaporkan tingkat

kematian yang dapat mencapai di atas 80% (Eyngor et al., 2014;

Dong et al., 2017a; Surachetpong et al., 2017). Kerugian di Laut

Galilea di Israel, jumlah tangkapan liar tahunan untuk ikan yang

dapat dikonsumsi di danau, S. galilaeus, menurun dari 316 metrik

ton pada tahun 2005 menjadi 8 metrik ton pada tahun 2009,

dengan peningkatan selanjutnya menjadi 160 metrik ton pada tahun

2013 dan 140 metrik ton pada tahun 2014 (Eyngor et al., 2014).

Mesir diperkiraan kehilangan produksi ikan mencapai 98.000 metrik

ton, dengan nilai sekitar USD 100 juta, karena summer mortality

syndrome pada tahun 2015 (Fathi et al., 2017).

Page 36: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

31

BAB IV

PENILAIAN RISIKO

A. Proses Penilaian Risiko

Penilaian risiko dilakukan berdasarkan hasil dari identifikasi

risiko dari Tilapia Lake Virus (TiLV) dengan pendekatan skoring

secara kuantitatif. Pendekatan asumsi berdasarkan skoring ini

bertujuan untuk menentukan status TiLV. Factor-faktor yang dinilai

dalam proses penilaian risiko, yaitu : Asal media pembawa, Tingkat

resiko media pembawa terhadap potensi penyebaran HPI,

Kemampuan HPI bertahan hidup, Tingkat virulensi HPI, Lingkungan

yang mempengaruhi perkembangan HPI, Ketersediaan inang

potensial, Tingkat kesulitan memusnahkan HPI (Eradikasi), Tingkat

Kesulitan deteksi HPI, dan dampak ekonomi.

Dari 11 (sebelas) parameter penilaian diatas, hasil penilaian

akan dapat diambil suatu kesimpulan yang berkaitan dengan status

dari potensi HPIK/HPI tertentu terhadap media pembawa. Status

pemasukan dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

1. Risiko rendah, apabila mendapatkan skor antara 11 – 18

2. Risiko sedang, apabila mendapatkan skor antara 19 – 25

3. Risiko tinggi, apabila mendapatkan skor antara 26 - 33

B. Penilaian Risiko TiLV

1. Asal Media Pembawa

Spesies yang rentan/media pembawa dari TiLV adalah Nila

hibrida (Oreochromis niloticus x O. aureus), Nila Merah

(Oreochromis sp.), Sarotherodon galilaeus, Tilapia zilli, dan

Oreochromis aureus yang berasal dari daerah wabah TiLV belum

ada di wilayah Negara Republik Indonesia dan belum masuk

dalam HPIK Golongan I sehingga diberikan diberi skoring 3.

2. Tingkat Virulensi

Tingkat virulensi TILV dikaitkan dengan presentasi tingkat

kematian dan periode kematian Ikan Nila, hasil penilaian

terhadap kematian lebih besar dari 60% dalam waktu kurang

dari 72 jam diberikan skoring 3.

Page 37: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

32

3. Kemampuan TiLV Bertahan Hidup

Melihat dampak yang diakibatkan oleh TiLV, TiLV

merupakan virus penyakit ikan yang memiliki patogenitas yang

cukup tinggi dengan asumsi referensi ilmiah bahwa produk ikan

beku masih bisa terdapat virus maka TiLV mampu hidup di

dalam tubuh inang yang hidup maupun mati, sehingga untuk

Negara Israel, Mesir, Ekuator dan Thailand serta negara lainnya

diberikan skoring 2.

4. Tingkat Kesulitan Deteksi

Dalam mendeteksi TILV dapat menggunakan metode uji

Histopatologi dan Molekuler (RT-PCR), karena sudah dapat

dideteksi maka mendapatkan skoring 1.

5. Tingkat Kesulitan Pengendalian

Pengendalian dari wabah TiLV termasuk dalam kategori

tidak bisa dikendalikan karena virus termasuk golongan I pada

Hama Dan Penyakit Ikan Karantina, sehingga pada tingkat

kesulitan pengendalian, TiLV mendapat skoring 3.

6. Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan HPIK/HPI

Tertentu

Perkembangan TiLV sangat dipengaruhi oleh lingkungan,

dimana Indonesia yang memiliki iklim tropis yang sangat

kondusif bagi perkembangan TiLV. Wabah yang terjadi di

Ekuador terjadi sepanjang tahun dimana suhu air berkisar

antara 25-270C, akan tetapi wabah yang terjadi di Israel terjadi

pada musim panas (Mei sampai Oktober; suhu 22-320C), hal

tersebut menunjukan bahwa penyakit ini musiman dan faktor

suhu berperan penting dalam terjadinya wabah (Sunarto dan

Mc.Coll, 2016).

Faktor pemicu timbulnya wabah penyakit TiLV adalah

suhu air dan kepadatan tinggi. Suhu air yang menyebabkan

wabah terjadi di atas 25OC, suhu yang tidak menyebabkan

kematian adalah dibawah 20OC, dan puncak kematian masal

terjadi pada suhu 30OC (Tsofack et al., 2016). Sehingga untuk

lingkungan yang mempengaruhi perkembangan HPIK/HPI

tertentu, TiLV mendapat skoring 3.

Page 38: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

33

7. Tingkat Risiko Media Pembawa Terhadap Potensi Penyebaran

HPIK/HPI Tertentu

Nila hibrida (Oreochromis niloticus x O. aureus hibrida),

Nila merah (Oreochromis sp.), Sarotherodon galilaeus, Tilapia

zilli, dan Oreochromis aureus merupakan media pembawa

berpotensi tinggi terhadap penyebaran penyakit dan merupakan

Susceptible host yang dibudidayakan secara luas. Sehingga TiLV

untuk kategori tingkat risiko media pembawa terhadap potensi

penyebaran HPIK/HPI tertentu mendapat skoring 3.

8. Epidemiologi

Epidemiologi TiLV dari negara-negara wabah telah

diketahui tetapi dikhawatirkan masih terdapat sebagian Negara

yang belum melaporkan/mempublikasi wabah TiLV yang ada di

negaranya. Sehingga jika dilihat secara epidemiologi, TiLV

mendapatkan skoring 2.

9. Spesifikasi Inang

Spesifikasi inang untuk TiLV sudah cukup jelas, TiLV

menyerang Nila hibrida (Oreochromis niloticus x O. aureus

hibrida) di Israel (Eyngor et al., 2014); Nile Tilapia (O. niloticus)

di Mesir (Fathi et al, 2017), Ekuador (Ferguson et al., 2014) dan

Thailand (Dong et al., 2017a; Surachetpong et al., 2017); dan

Nila merah (Oreochromis sp.) di Thailand (Dong et al. 2017a;

Surachetpong dkk. 2017). Di Israel, TiLV juga telah

diidentifikasi dari berbagai spesies ikan Nila liar (termasuk

Sarotherodon galilaeus, Tilapia zilli, Oreochromis aureus, dan

Tristamellasimonis intermedia) di Laut Galilea (Eyngor et al.,

2014) merupakan media pembawa yang rentan/susceptible,

sehingga untuk spesifikasi inang mendapatkan skoring 3.

10. Dampak ekonomi

Wabah TiLV memberikan dampak yang cukup merugikan

secara ekonomi, Perusahaan budidaya ikan yang terkena dampak

TiLV telah melaporkan tingkat kematian yang dapat mencapai di

atas 80% (Eyngor et al., 2014; Dong et al., 2017a; Surachetpong

et al., 2017). Mesir memperkirakan telah kehilangan produksi

sekitar 98.000 metrik ton, dengan nilai sekitar USD 100 juta,

karena summer mortality syndrome pada tahun 2015 (Fathi et

Page 39: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

34

al., 2017). Di Laut Galilea di Israel, jumlah tangkapan liar

tahunan untuk ikan konsumsi di danau, S. galilaeus, menurun

dari 316 metrik ton pada tahun 2005 menjadi 8 metrik ton pada

tahun 2009, dengan peningkatan selanjutnya menjadi 160 metrik

ton pada tahun 2013 dan 140 metrik ton pada tahun 2014

(Eyngor et al., 2014). Dari beberapa ikan Nila liar di danau S.

galilaeus telah diidentifikasi positif TiLV (Eyngor et al., 2014).

Berdasarkan data yang ada, TiLV memberikan dampak

ekonomi dengan menurunnya kuantitas produksi media

pembawa, menurunnya kualitas media pembawa dan

menurunnya keragaman hayati komoditas perikanan, sehingga

mendapatkan skoring 3.

11. Dampak Biologi

Penyebaran TiLV tidak hanya memberikan dampak pada

ekonomi tapi juga memberikan dampak secara biologi, karena

media pembawa/ inang TiLV yaitu: Nila hibrida (Oreochromis

niloticus x O. aureus hibrida), Nila merah (Oreochromis sp.),

Sarotherodon galilaeus, Tilapia zilli dan Oreochromis aureus

dapat mengancam spesies asli ikan asli Indonesia, sehingga

diberikan skoring 3.

Penilaian risiko dibedakan berdasarkan status Negara asal

terkait keberadaan TiLV, yaitu: Negara wabah dan Negara

beresiko. Negara wabah adalah Negara yang telah terpublikasi

terpapar TiLV yaitu: Israel, Mesir, Ekuador, Thailand, dan

Taiwan. Negara berisiko adalah Negara yang berpeluang terpapar

TiLV dengan kriteria:

a. Memiliki potensi karena melakukan impor ikan Nila (Dong et

al., 2017)

b. Memiliki kedekatan geografis dengan negara wabah TiLV

c. Memiliki hubungan perdagangan media pembawa TiLV

C. Hasil Penilaian Risiko

Hasil penilaian risiko penyakit TiLV berdasarkan status

Negara dibedakan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu terhadap Negara

wabah (terpapar) dan terhadap Negara yang berpotensi tinggi

Page 40: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

35

penyebaran penyakit TiLV. Adapun hasil penilaian selengkapnya

dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2. Penilaian Risiko Terhadap Negara Wabah TiLV

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

1 Asal Media

Pembawa

a Berasal dari negara

yang terdapat

patogen yang belum

ada di wilayah atau

sebagian wilayah RI

/ Gol I

3 Bila kategori

a dan/atau

b terpenuhi

3

b Berasal dari

kawasan yang

sedang terdapat

wabah penyakit atau

berasal dari negara

yang bukan negara

anggota OIE

2 Bila kategori

a dan b

tidak

terpenuhi

dan

sekurang-

kurangnya

2 kategori

lainnya

c Berasal dari negara

yang belum

menerapkan sistem

perkarantinaan ikan

(good quarantine

system)

1 Bila kategori

a dan b

tidak

terpenuhi

tetapi satu

kategori

lainnya

terpenuhi

d Berasal dari

kawasan budidaya

yang belum

menerapkan good

aquaculture system

2 Tingkat

Virulensi HPI

a Kematian lebih besar

dari 60 % dalam

waktu kurang dari

72 jam

3

3

Page 41: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

36

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

b Kematian antara 30-

60 % dalam waktu

3-14 hari

2

c Kematian di bawah

30% dalam waktu

lebih dari 14 hari

1

3 Kemampuan

HPI Bertahan

Hidup

a Mampu hidup di

dalam tubuh inang

yang hidup maupun

inang mati dan

berasosiasi dengan

aquatic plant,

crustacean lainnya.

3 Bila

memenuhi

kategori a

2 b Mampu hidup di

dalam tubuh inang

yang hidup maupun

mati

2 Bila

memenuhi

kategori b

c Hanya mampu hidup

di dalam tubuh di

inang hidup

1 Bila

memenuhi

kategori c

4 Tingkat

Kesulitan

Deteksi HPIK

a Belum ada metoda

deteksi standar

3 Bila kategori

a terpenuhi 1

b Sudah ada metode

deteksi standar

1 Bila kategori

b terpenuhi

5 Tingkat

kesulitan

Pengendalian

HPIK

a Tidak bisa dilakukan

pengendalian

3 Bila kategori

a terpenuhi 3

b Bisa dilakukan

pengendalian

1 Bila kategori

b terpenuhi

6 Lingkungan

yang

mempengaru

hi

perkembanga

n HPI

a Kondisi lingkungan

perairan sangat

mendukung untuk

perkembangan

HPI

3 Bila kategori

a terpenuhi

3

Page 42: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

37

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

b Kondisi lingkungan

perairan kurang

mendukung

perkembangan HPI

2 Bila kategori

b terpenuhi

c Kondisi lingkungan

perairan tidak

mendukung/tidak

sesuai untuk

perkembangan HPI

1 Bila kategori

c

terpenuhi

7 Tingkat

resiko media

pembawa

terhadap

potensi

penyebaran

HPI

a Media Pembawa

berpotensi tinggi

terhadap

penyebaran

penyakit

3 Susceptible

host yang

dibudidayak

an secara

luas

3

b Media pembawa

berpotensi sedang

terhadap penyebaran

penyakit

2 Susceptible

host

dibudidayak

an secara

terbatas

c Media pembawa

berpotensi rendah

terhadap penyebaran

penyakit

1 Host yang

tidak ada

kaitannya

dengan

Penyakit

untuk

konsumsi

8 Epidemiologi a Epidemiologi HPI

Negara asal sama

sekali tidak

diketahui

3 Bila kategori

a terpenuhi

2

b Epidemiologi HPI

Negara asal baru

sebagian diketahui

2 Bila kategori

b terpenuhi

Page 43: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

38

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

c Epidemiologi HPI

Negara asal telah

diketahui secara

lengkap

1 Bila kategori

c terpenuhi

9 Spesifikasi

inang

a Media pembawa

yang

rentan/susceptible

3 Bila kategori

a terpenuhi

3 b Media pembawa

yang tidak rentan

dan bukan carrier/

non susceptible

1 Bila kategori

b terpenuhi

10 Dampak

ekonomi

a Menurunnya

kuantitas

produksi media

pembawa

3 Bila ketiga

kategori

terpenuhi

3

b Menurunnya

kualitas media

pembawa

2 Bila dua

kategori

terpenuhi

c Menurunnya

keragaman

Hayati komoditas

perikanan

1 Bila satu

kategori

terpenuhi

11 Dampak

Biologi

a Mengancam spesies

asli

3 Bila kategori

a terpenuhi

3

b Belum diketahui

spesies asli

2 Bila kategori

b terpenuhi

c Tidak mengancam

spesies asli

1 Bila kategori

c terpenuhi

Total Nilai 29

Hasil Penilaian Risiko Terhadap Negara Wabah TiLV : Risiko Tinggi

Page 44: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

39

Tabel 3. Penilaian Risiko Terhadap Negara Berisiko Tinggi Terhadap

Penyebaran Penyakit TiLV

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

1 Asal Media

Pembawa

a. Berasal dari negara

yang terdapat

patogen yang belum

ada di wilayah atau

sebagian wilayah

RI/Gol I

3 Bila

kategori a

dan/atau b

terpenuhi

2

b. Berasal dari kawasan

yang sedang terdapat

wabah penyakit atau

berasal dari negara

yang bukan negara

anggota OIE

2 Bila

kategori a

dan b tidak

terpenuhi

dan

sekurang-

kurangnya

2 kategori

lainnya

c. Berasal dari negara

yang belum

menerapkan sistem

perkarantinaan ikan

(good quarantine

system)

1 Bila

kategori a

dan b tidak

terpenuhi

tetapi satu

kategori

lainnya

terpenuhi

d. Berasal dari kawasan

budidaya yang belum

menerapkan good

aquaculture system

2 Tingkat

Virulensi HPI

a Kematian lebih

besar dari 60 %

dalam waktu kurang

dari 72 jam

3

3

Page 45: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

40

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

b Kematian antara

30 - 60 % dalam

waktu 3-14 hari

2

c Kematian di bawah

30% dalam waktu

lebih dari 14 hari

1

3 Kemampuan

HPI Bertahan

Hidup

a Mampu hidup di

dalam tubuh inang

yang hidup maupun

inang mati dan

berasosiasi dengan

aquatic plant,

crustacean lainnya.

3 Bila

memenuhi

a

2 b Mampu hidup di

dalam tubuh inang

yang hidup maupun

mati

2 Bila

memenuhi

b

c Hanya mampu hidup

di dalam tubuh di

inang hidup

1 Bila

memenuhi

c

4 Tingkat

Kesulitan

Deteksi HPIK

a Belum ada metoda

deteksi standar

3 Bila a

terpenuhi 1

b Sudah ada metode

deteksi standar

1 Bila b

terpenuhi

5. Tingkat

Kesulitan

Pengendalian

HPIK

a Tidak bisa dilakukan

pengendalian

3 Bila a

terpenuhi 3

b Bisa dilakukan

pengendalian

1 Bila b

terpenuhi

6 Lingkungan

yang

Mempengaru

hi

Perkembanga

a Kondisi lingkungan

perairan sangat

mendukung untuk

perkembangan

HPI

3 Bila

kategori a

terpenuhi 3

Page 46: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

41

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

n HPI b Kondisi lingkungan

perairan kurang

mendukung

perkembangan HPI

2 Bila

kategori b

terpenuhi

c Kondisi lingkungan

perairan tidak

mendukung/tidak

sesuai untuk

perkembangan HPI

1 Bila

kategori c

terpenuhi

7 Tingkat

Resiko Media

Pembawa

Terhadap

Potensi

Penyebaran

HPI

a Media Pembawa

berpotensi tinggi

terhadap penyebaran

penyakit

3 Susceptible

host yang

dibudidaya

kan secara

luas

3

b Media pembawa

berpotensi sedang

terhadap penyebaran

penyakit

2 Susceptible

host

dibudidaya

kan secara

terbatas

c Media pembawa

berpotensi rendah

terhadap penyebaran

penyakit

1 Host yang

tidak ada

kaitannya

dengan

Penyakit

untuk

konsumsi

8 Epidemiologi a Epidemiologi HPI

Negara asal sama

sekali tidak diketahui

3 Bila

kategori a

terpenuhi 3

b Epidemiologi HPI

Negara asal baru

sebagian diketahui

2 Bila

kategori b

terpenuhi

Page 47: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

42

No Faktor

Berpengaruh Kategori Penilaian

Nilai

Asumsi Uraian Penilaian

c Epidemiologi HPI

Negara asal telah

diketahui secara

lengkap

1 Bila

kategori c

terpenuhi

9 Spesifikasi

Inang

a Media pembawa yang

rentan/susceptible

3 Bila

kategori a

terpenuhi

3 b Media pembawa yang

tidak rentan dan

bukan carrier/ non

susceptible

1 Bila

kategori b

terpenuhi

10 Dampak

Ekonomi

a Menurunnya

kuantitas

produksi media

pembawa

3 Bila ketiga

kategori

terpenuhi

3

b Menurunnya kualitas

media pembawa

2 Bila dua

kategori

terpenuhi

c Menurunnya

keragaman

Hayati komoditas

perikanan

1 Bila satu

kategori

terpenuhi

11 Dampak

Biologi

a Mengancam spesies

asli

3 Bila

kategori a

terpenuhi

3

b Belum diketahui

spesies asli

2 Bila

kategori b

terpenuhi

c Tidak mengancam

spesies asli

1 Bila

kategori c

terpenuhi

Total Nilai 29

Hasil Penilaian Risiko Terhadap Negara Berpotensi Tinggi Terhadap

Penyebaran TiLV : Risiko Tinggi

Page 48: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

43

D. Kesimpulan Penilaian Risiko

Keputusan Kepala BKIPM No. 337/BKIPM/2011 tentang

Pedoman Analisis Risiko hama dan Penyakit Ikan, berdasarkan

tingkat risiko, analisa risiko Hama dan Penyakit Ikan

dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: risiko rendah

(apabila nilai skoring antara 11 – 18), risiko sedang (apabila skoring

dengan kisaran 19 – 25), risiko tinggi (apabila skoring dengan

kisaran skoring 26 – 33).

Dari hasil penilaian risiko yang telah dilakukan pada negara –

negara yang terjadi wabah TiLV dan negara yang berisiko TiLV

terhadap 11 kategori, didapatkan hasil dengan kategorisasi risiko

tinggi dengan total skoring 29. Oleh karena itu perlu diwaspadai

ikan Nila dari Negara wabah TiLV dan negara yang berisiko. Untuk

mengantisipasi hal tersebut diperlukan pengelolaan risiko

terhadap TiLV untuk mengurangi masuk dan menyebarnya ke

suatu area baru dengan tindakan karantina sebelum pemasukan

(pre-quarantine), pada saat pemasukan (in-quarantine) dan setelah

pemasukan (post-quarantine).

Page 49: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

44

BAB V

MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko yang tepat perlu dilakukan untuk

meminimalisir dan menghilangkan dampak merugikan dari introduksi

TiLV ke dalam wilayah RI. Apabila TiLV telah terinduksi, maka tidak

ada tindakan manajemen risiko yang dapat dilakukan untuk mencegah

penyebaran HPI ini ke area yang lebih luas. Hal ini dikarenakan potensi

penyebarannya cukup tinggi melalui ikan Nila yang dibudidayakan

secara luas dan kondisi lingkungan perairan di Indonesia sangat

mendukung untuk perkembangan TiLV.

Hasil penilaian risiko yang telah dilakukan pada Negara wabah

dan Negara berisiko TiLV didapatkan hasil bahwa pemasukan ikan Nila

ke wilayah Republik Indonesia memiliki risiko tinggi. Oleh karena itu

manajemen risiko harus diterapkan untuk mencegah masuknya

penyakit TiLV dengan melakukan pelarangan pemasukan ikan Nila ke

dalam wilayah NKRI sampai batas waktu tertentu.

Dalam kondisi importasi ikan Nila harus dilakukan, maka

persetujuan pemasukan ikan Nila harus memenuhi proses manajemen

risiko, dengan persyaratan sebagai berikut:

A. Negara Bebas TiLV

1. Karantina Sebelum Pemasukan (Pre-Quarantine)

Tindakan pre-quarantine bertujuan meniadakan risiko

masuk dan tersebarnya TiLV. Persyaratan yang harus dipenuhi

oleh Negara asal:

a. Negara tersebut telah melakukan program survailan dan

dilengkapi laporan hasil screening bebas TiLV minimal 2

(dua) tahun yang dilampirkan bersama dengan Health

Certificate (HC) yang diterbitkan oleh otoritas kompeten di

Negara asal dengan metode standar.

b. Eksportir telah menerapkan prinsip Good Aquaculture

Practices (GAP) dengan Grade A;

c. Larangan menurunkan atau transit media pembawa di

Negara yang tidak bebas TiLV (wabah) yang dibuktikan

dengan Surat Muat Udara atau Bill of Loading .

Page 50: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

45

2. Karantina Pada Saat Pemasukan (In-Quarantine)

Pelaksanaan tindakan karantina pada saat pemasukan

(in-quarantine) merupakan pelaksanaan tindakan karantina

mulai dari pemeriksaan hingga tindakan pelepasan yang

dilakukan petugas karantina di tempat-tempat pemasukan.

Persyaratan karantina pada saat pemasukan:

a. harus melalui 5 (lima) bandar udara yang ditetapkan yaitu:

Balai Besar KIPM Jakarta I, Balai KIPM Kelas I Medan I,

Balai KIPM Kelas I Denpasar, dan: Balai Besar KIPM

Makassar;

b. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina;

c. melampirkan sertifikat Cara Karantina Ikan Yang Baik

(CKIB) dengan Grade A dan Cara Budidaya ikan yang baik

(CBIB) /Good Aquaculture Practices (GAP) dengan Grade A;

d. harus dilengkapi Health Certificate dan/atau Certificate of

Origin (CoO) yang diterbitkan instansi berwenang dari negara

asal;

e. melampirkan Surat Izin Pemasukan Ikan Hidup yang

diterbitkan oleh Direktorat Jendral Perikanan Budidaya;

f. melampirkan Surat Ijin Pemasukan Hasil Perikanan yang

diterbitkan oleh Ditjend PDSPKP;

g. melampirkan Laporan Hasil Uji (LHU) dengan metoda uji

sesuai dengan metode standar dan Surat Muat Udara atau

Bill of Loading.

3. Karantina Pada Setelah Pemasukan (Post-Quarantine).

Kegiatan pemantauan dilakukan terhadap Ikan Nila

impor selama 14 hari sejak diterbitkan sertifikat pelepasan.

B. Negara Beresiko TiLV

Negara beresiko harus memenuhi persyaratan seperti negara

bebas namun persyaratan diberlakukan untuk compartement/unit

usaha budidaya.

1. Karantina Sebelum Pemasukan ( pre-quarantine )

Tindakan pre-quarantine bertujuan meniadakan risiko

masuk dan tersebarnya TiLV. Persyaratan yang harus dipenuhi

oleh Negara asal:

Page 51: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

46

a. Ikan Nila berasal dari compartement/unit usaha budidaya

yang selama 2 tahun telah dilakukan survailan, dilengkapi

laporan hasil screening bebas TiLV minimal 2 (dua) tahun

yang dilampirkan bersama dengan Health Certificate (HC)

yang diterbitkan oleh otoritas kompeten di Negara asal

dengan metode standar;Eksportir telah menerapkan prinsip

Good Aquaculture Practices (GAP) dengan Grade A;

b. Larangan menurunkan atau transit media pembawa di

Negara yang tidak bebas TiLV (wabah) yang dibuktikan

dengan Surat Muat Udara atau Bill of Loading.

2. Karantina Pada Saat Pemasukan (In-Quarantine)

Tindakan Karantina pada saat Pemasukan mengikuti ketentuan

Pemasukan dari Negara bebas.

3. Karantina pada setelah pemasukan (post-quarantine).

Kegiatan pemantauan mengikutin ketentuan pemasukan dari

Negara bebas.

C. Domestik (Antar Area)

Manajemen risiko yang diterapkan pada kegiatan lalu lintas

domestik (pengeluaran antar area) terhadap media pembawa yang

berpotensi sebagai inang penyakit TiLV, diantaranya:

1. Melakukan survailan aktif dan pasif dengan hasil uji TiLV

negatif.

2. Harus dilengkapi dengan sertifikat kesehatan ikan Health

Certificate (HC) dan Laporan Hasil Uji (LHU) bebas TiLV dengan

metoda uji sesuai standar.

3. Penetapan kawasan karantina terhadap area teridentifikasi

positif TiLV.

4. Pelaku usaha yang akan melalulintaskan ikan Nila telah

konsisten menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB),

Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) dan Cara Karantina

Ikan yang Baik (CKIB) dengan Grade minimal B.

Page 52: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

47

BAB VI

KOMUNIKASI RISIKO

Komunikasi risiko merupakan suatu proses pengumpulan

informasi dan opini mengenai bahaya dan risiko dari semua pihak yang

terkait dalam kegiatan analisis risiko impor, juga merupakan suatu

proses dimana hasil-hasil analisis dan pengelolaan risiko tersebut

dikomunikasikan pada semua pihak yang terkait di Negara-negara

pengimpor atau pengekspor. Komunikasi risiko dilakukan mulai dari

tahap identifikasi bahaya, penilaian risiko hingga manajemen risiko

Tilapia Lake Virus (TiLV) pada Ikan Nila sebelum ditetapkan menjadi

suatu kebijakan importasi dan lalu lintas domestik ke dalam wilayah

Negara RI.

Proses penilaian analisis risiko HPI dilakukan melalui

pembahasan bersama yang melibatkan pihak-pihak yang berkompeten,

seperti: pakar ahli di bidang kesehatan ikan yang tergabung di dalam

tim, pembuat kebijakan, pembudidaya, pelaku usaha dan tenaga

fungsional PHPI Karantina Ikan. Hasil Analisis risiko penyakit Tilapia

Lake Virus (TiLV) pada Ikan Nila, perlu di sosialisasikan kepada pihak-

pihak terkait, seperti: Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB)

sebagai instansi yang berwenang memberikan izin impor; Pusat Riset

Perikanan, Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan

Perikanan; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI); akademisi dan

para pelaku usaha perikanan (importir dan eksportir).

Hal ini perlu dilakukan, untuk memberikan informasi serta

pemahaman yang lebih baik kepada pihak-pihak terkait mengenai

proses analisis risiko TiLV pada ikan Nila, serta dasar pemikiran dari

kebijakan manajemen risiko yang diambil. Diharapkan dengan

dilakukannya komunikasi risiko ini pelaksanaan manajemen risiko

terhadap TiLV dapat berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan.

Informasi teknis ini dapat diubah bila ada informasi teknis yang

berpengaruh kepada kebijakan teknis sepanjang didukung justifikasi

ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Apabila terdapat

ketidaksesuaian identifikasi bahaya, penilaian risiko dan manajemen

Page 53: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

48

Risiko dapat dikomunikasikan melalui Kepala Pusat Karantina Ikan,

dengan alamat: Jl. Medan Merdeka Timur No.16. Gedung Mina Bahari

II Lantai 7, Jakarta Pusat 10110, Telepon (021) 3513277, Fax (021)

3513275.

Page 54: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

49

Lampiran 1. Tabel Kajian Identifikasi Bahaya

NO URAIAN PENJELASAN

1 Jenis Penyakit : Tilapia Lake Virus (TiLV)

Daftar OIE : Belum masuk daftar penyakit OIE

2 Inang :

Spesies rentan : 1. Nila hibrida (Oreochromis

niloticus x O. aureus hibrida)

2. Nila merah (Oreochromis sp.)

3. Sarotherodon galilaeus,

4. Tilapia zilli,

5. Oreochromis aureus,

Stadia rentan : Semua stadia

Organ target yang

terinfeksi

: Otak, kulit, mata, hati, limpa dan

ginjal.

3 Patogen :

Stabilitas patogen : -

Siklus hidup : Yolk sac larvae, fries dan

fingerlings positif terinfeksi TiLV

(Dong et al. 2017b). Di Mesir, ikan

ukuran sedang (> 100 g) dan

berukuran besar terinfeksi TiLV.

Kemampuan hidup di

luar inang

: Kemampuan bertahan hidup di luar

inangnya belum diketahui

(OIE.2017).

4 Pola penyakit :

Tingkat virulensi : Tinggi

Mekanisme transmisi : Horisontal

Prevalensi : Prevalensi mencapai > 80 %,

Distribusi geografis : Israel, Mesir, Kolumbia, Ekuador,

Thailand

Mortalitas : > 80 %

5 Metode uji :

Gejala klinis : Katarak, exopthalmia, erosi kulit,

Page 55: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

50

NO URAIAN PENJELASAN

pembesaran perut, pembengkakan

liver

Histopatologi : Sudah ada

PCR : Sudah ada

6 Metode pengendalian : Belum ada

7 Sebaran :

Luar negeri : Israel, Mesir, Kolumbia, Ekuador,

Thailand

Dalam negeri : Belum ditemukan

8 Rekomendasi : Melakukan penolakan pemasukan

ikan nila dari negara wabah dan

meningkatkan pengawasan

pemasukan ikan nila dari negara

lainnya

Lampiran 2. Tabel Potensi dari Penyakit TiLV

No. Kriteria Terpenuhi

1 Belum pernah dilakukan Analisis risiko hama dan

penyakit ikan (ARHPI) terhadap media pembawa yang

akan dimasukkan (pemasukan pertama kali);

2 Sudah pernah dilakukan ARHPI namun adanya

perubahan status HPI dari perkembangan teknologi

untuk tindakan pemeriksaan dan perlakuan.

3 Pemasukan media pembawa yang sama namun

berasal dari negara yang berbeda;

4 Adanya perubahan kebijakan pemerintah;

5 Terjadi wabah HPI baru di negara asal; Adanya

intersepsi HPI baru pada komoditi impor di tempat

pemasukan;

6 Diketahui adanya risiko HPI baru dari hasil penelitian; √

7 Suatu HPI terintroduksi ke suatu negara lain dari

negara pengekspor;

Page 56: - 1 - KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA . ... dengan dasar ilmiah yang transparan

51

No. Kriteria Terpenuhi

8 Suatu HPI dilaporkan menjadi lebih merusak di suatu

area di luar daerah asalnya;

9 HPI tertentu sering ditemukan pada suatu komoditi;

10 Permintaan impor terhadap suatu organisme, yang

berpotensi menjadi media pembawa HPI;

11 Suatu organisme teridentifikasi sebagai vektor dari

HPI lainnya, yang tidak diketahui sebelumnya.

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN

HASIL PERIKANAN,

ttd.

RINA