KANDUNGAN MANGAN DALAM AIR SUNGAI RIAM KANAN DAN HATI IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L)
Potensi Sisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bawang ...
Transcript of Potensi Sisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bawang ...
OPEN ACCES
Vol. 13 No. 1: 69-74 Mei 2020
Peer-Reviewed
AGRIKAN
Jurnal AgribisnisPerikanan(E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)
URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.69-74
Potensi Sisik Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) sebagai Masker Collagen
(The Potential of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) Scale and Dayakness Onion (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) as Collagen Mask )
Firlianty1, Elita1, Anang Najamuddin1 , Rario1 dan Panca Ajura Purba2
1Staf Pengajar Jurusan Perikanan FAPERTA Universitas Palangka Raya. Jl. Yos Sudarso Kampus UNPAR Palangka Raya 73112,
Kalimantan Tengah, Indonesia, Email : [email protected], [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected] 2 Mahasiswa Jurusan Perikanan FAPERTA Universitas Palangka Raya. Jl. Yos Sudarso Kampus UNPAR Palangka Raya 73112,
Kalimantan Tengah, Indonesia Info Artikel:
Diterima: 06 Juni 2020
Disetujui: 22 Juni 2020
Dipublikasi: 23 Juni 2020
Artikel Penelitian
Keyword:
Collagen mask, nile tilapia,
scale, Dayaness onion, sisik
nila, bawang dayak
Korespondensi:
Firlianty
Universitas Palangka Raya,
Palangka Raya, Indonesia
Email: [email protected]
Copyright© Mei 2020
AGRIKAN
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi yang ada pada masker kolagen sisik ikan nila
dan bawang dayak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan 3 perlakuan yaitu
B1, B2 , B3 dengan menggunakan konsentrasi Etanol yang berbeda (50%, 70%, 90%). Data yang di
kumpulkan meliputi uji fitikomia, kadar air, kadar abu dan ph. Hasil penelitian menunjukan bahwa masker
kolagen sisik ikan nila dan bawang dayak positif mengandung Alkaloid, Saponin, Tanin dan Flavonoid.
Kandungan yang didapatkan dari uji fitokimia menunjukan bahwa masker kolagen dari bawang dayak dan
sisik ikan nila memiliki potensi sebagai masker wajah yang dapat mengatasi masalah pada kulit wajah seperti
jerawat, masker kolagen tersebut memiliki pH dengan nilai 6 sehingga masih pada pH yang sesuai SNI dapat
digunakan pada produk kecantikan untuk wajah. The nile tilapia scale and dayakness onion have good potential
for mask. Etanol yang digunakan sebagai pelarut pada konsentrasi 50%, 70% dan 90% menunjukan hasil
kolagen tertinggi pada etanol 90%.
Abstract. This study aims to know the potential of collagen mask of nile tilapia scale and Dayakness onion. It
was an experimental study with 3 treatments of different ethanol concentrations (50%, 70%, 90%). Data are
presented. Data collection covered phytochemical tests, water content, ash, and pH. Results showed that the
collagen mask of nile tilapia scale and Dayakness onion positively contained alkaloid, saponin, tannin, and
flavonoid. These compounds reflect that collagen of Dayakness onion and nile tilapia scale is potential to use
as face mask that could overcome face problem, such as acne. The collagen mask has pH of 6, consistent with
that of SNI for facial beauty product. The nile tilapia scale and Dayakness onion have good potential for mask.
The ethanol used for solvent yielding the highest collagen was recorded in 90% ethanol.
I. PENDAHULUAN2
Pengolahan sumberdaya perikanan terutama
ikan belum optimal dilakukan sampai dengan
pemanfaatan limbah hasil perikanan, seperti
kepala, tulang, sisik, dan kulit. Seiring dengan
berkembangnya industri perikanan, limbah yang
dihasilkan dari produksi perusahaan juga
meningkat. Dalam usaha pengolahan ikan hampir
selalu dihasilkan limbah berupa padatan dan
cairan yang secara langsung maupun tidak akan
memberikan dampak kurang baik terhadap
lingkungan karena menimbulkan pencemaran.
Limbah padat yang berasal dari usaha industri
perikanan maupun pengolahan rumah tangga
cukup besar, salah satunya adalah sisik ikan.
Limbah perikanan yang berasal dari sisik ikan nila
sebagai salah satu contoh masih belum diolah dan
dimanfaatkan secara maksimal.
Ikan nila merupakan salah satu ikan air
tawar yang hidup di perairan tropis dan tersebar
hampir di seluruh perairan umum di Indonesia,
salah satu nya di periran Kalimantan Tengah.
Pemanfaatan ikan nila banyak meninggalkan
limbah seperti sisik 30-40 dari ikan utuh, sisikan
ikan nila dapat di manfaatkan sebagai sumber
bahan baku untuk ekstraksi kolagen.
Kolagen adalah protein serabut yang
memberikan kekuatan dan fleksibilitas pada
jaringan tulang dan jaringan tubuh lainnya seperti
kulit maupun tandon serta merupakan penyusun
utama matriks ekstraseluler tubuh (fratzl, 2008;
Muyonga dkk., 2004). Manfaat kolagen ialah
ekstranya dapat dapat berperan sebagai kosmetik
dan obat serta residunya (hydrolysate) dapat
dimanfaatkan dalam industri makanan sebagai
pelembut makanan (Arvanitoyannis dan
Kassaveti, 2008). Kalimantan tengah memiliki
JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)
70
banyak tanaman lokal yang berpotensi sebagai
bahan obat dan jamu salah satunya adalah bawang
dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr.) nenek
moyang sudah memanfaatkan bawang dayak
dengan merebus bawang tersebut yang dipercaya
untuk memberikan kesehatan tubuh
(meningkatkan stamina). Umbi bawang dayak
merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah
yang berasal dari Amerika tropis. Potensi bawang
dayak sebagai tanaman obat multi fungsi sangat
besar sehingga perlu dioptimalkan
penggunaannya sebagai bahan obat modern.
Senyawa bioaktif dan antioksidan seperti fenol,
flavonoid, tanin, steroid, alkaloid banyak terdapat
pada bawang dayak. Senyawa–senyawa tersebut
memiliki kemampuan antioksi dan yang dapat
menghambat dan mereduksi radikal bebas.
Senyawa bioaktif seperti fenol, flavonoid, tanin,
glikosida, steroid, alkaloid terdapat pada bawang
dayak (Mustika, 2011). Senyawa–senyawa aktif
tersebut dapat dipisahkan dari tanamannya
dengan menggunakan proses ekstraksi. Salah satu
faktor yang menentukan kualitas hasil ekstraksi
adalah jenis pelarut dan lama waktu ekstraksi
(Thoo et al., 2009).
Pemanfaatan sisik ikan nila dan bawang
dayak sebagai masker wajah diharapkan sebagai
diversifikasi bahan dari herbal dan limbah hasil
perikanan yang memiliki manfaat untuk
kesehatan dan sebagai kosmetik alami.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
dasar Analitik Universitas Palangka Raya dan
Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lambung
Mangkurat.
Tabel 1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Beaker Glass, Gelas Ukur,
Tabung Erlenmeyer,
Spatula Kaca, Timbangan
Analitik, shaker/vortex,
pipet tetes, pipet volume
1 ml, cawan petri
Kolagen sisik ikan nila,
Ekstrak bawang dayak,
Carboxymethyl cellulose,
Polyvinil alcohol,
Glicerol, Nipagin, Rose
oil, Aquades
Tabel 2. Formulasi gel untuk masker cosmeceutical
sisik ikan nila dan ekstraksi bawang dayak.
Nama Bahan Fungsi Perlakuan
B1 B2 B3
Kolagen Sisik
Ikan Nila
Bahan Aktif 20gr 20gr 20gr
Estrak Bawang
Dayak
Bahan Aktif 20gr 20gr 20gr
Carboxymethylce
llulose (CMC)
Gelling
agent
1 1 1
Polyvinil
Alcohol (PVA)
Gelling
agent
10 10 10
Glycerol Humektan 5 5 5
Nipagin Pengawet 0,2 0,2 0,2
Rose Oil Pengaroma Qs Qs Qs
Aquades Pelarut 100 100 100
Etanol Pelarut 50% 70% 90%
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental yang menggunakan 3 perlakuan
yaitu B1, B2 , B3. Data yang diperoleh disajikan
dalam bentuk data kuantatif dalam bentuk analisis
statistika deskripsi (analisis non-statistik) atau
analisis konten.
Data dikumpulkan berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan secara in vitro
meliputi uji fitokimia,kadar air, kadar abu dan pH.
Gambar 1. Diagram Alir Proses Ekstraksi Kolagen Sisik
Ikan Nila
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Ekstraksi Bawang Dayak dengan
Konsentrasi Etanol Yang Berbeda.
Ekstraksi metode maserasi dengan konsentrasi
etanol 50%, 70% dan 90% bawang dayak dapat
dilihat pada gambar berikut:
JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)
71
Gambar 2. Ekstraksi bawang dayak
hasil ekstraksi setiap perlakuan memiliki hasil
yang berbeda dan mempunyai warna yang
berbeda :
B1 dengan konsentrasi etanol 50% memiliki
volume 51ml mempunyai warna merah pekat
atau gelap.
B2 dengan konsentrasi etanol 70% memiliki
volume 48ml mempunyai warna merah.
B3 dengan konsentrasi etanol 90% memiliki
volume 26ml berwarna merah mudah.
Semakin tinggi konsentrasi etanol yang
digunakan maka warna yang terlihat semakin
mudah atau terang dan memiliki hasil ekstraksi
yang semakin sedikit hal tersebut disebabkan
tingginya konsentrasi etanol sehingga penguapan
menjadi lebih cepat.
3.2. Uji Fitikomia
Bahan aktif yang terdapat pada masker
kolagen sisik ikan nila dan ekstraksi bawang
dayak dengan konsentrasi etanol yang berbeda
yaitu 50%, 70% dan 90% mengandung :
Alkaloid : Kandungan Alkaloid dapat di lihat
adanya endapan coklat, senyawa alkaloid yang
terkandung dalam masker kolagen sisik ikan
nila dan ekstraksi bawang dayak menandakan
bahwa masker kolagen sisik ikan nila dan
ekstraksi bawang dayak mempunyai potensi
sebagai antibakteri.
Saponin : Adanya kandungan saponin di tandai
dengan terbentuknya busa yang stabil dalam
tabung menunjukan adanya senyawa golongan
saponan.
Tanin : Mengandung tannin yang mempunyai
aktivitas sebagai antibakteri ditandai dengan
hasil yang positif dengan warna hijau
kehitaman dan terbentuknya endapan putih.
Flavonoid : Adanya flavonoid ditandai dengan
adanya hijau kehitaman, endapan kuning dan
terbentuknya warna jingga. Senyawa flavonoid
terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan
pada tumbuhan. Flavonoid adalah polyphenol
yang nyata berpengaruh untuk sifat antibakteri
(Bin Shan et.al., 2007).
3.3. Kadar air.
Kadar air pada masker kolagen sisik ikan
nila dan ekstraksi bawang dayak dapat di lihat
pada tabel 3 di bawah.
Tabel 3. Kadar Air Masker No Kode Cawan Kadar Air
1 B1 27,4923 %
2 B2 76,3615%
3 B3 67,9303%
Kadar air yang terendah pada perlakuan B1
dan kadar air tertinggi pada perlakuan B2, kadar
air merupakan parameter penting untuk
menentukan daya tahan suatu produk, semakin
sedikit kandungan air yang terdapat pada masker
maka akan semakin baik masker bekerja dan daya
simpan semakin bagus. Kadar air yang besar juga
dapat menyebabkan daya simpan menjadi rendah.
Produk dengan kadar air relatif rendah lebih stabil
dalam penyimpan jangka panjang dari pada
produk yang kadar air tinggi (Pardede et. al., 2013).
3.4. Kadar Abu.
Pengujian yang dilakukan untuk kadar
abu masker dapat di lihat pada tabel 4 di bawah
ini :
Tabel 4. Kadar Abu Masker
No Kode Cawan Kadar Abu
1 B1 0,9059%
2 B2 0,8502%
3 B3 0,9845%
Penetapan kadar abu berguna untuk
mengontrol jumlah cemaran benda-benda
anorganik yang sering terbawa pada sediaan
nabati, seperti tanah (Helmi et al, 2006). Kadar abu
menunjukan tingginya mineral yang dalam bahan
tersebut. Abu yang terbentuk merupakan oksidasi
logam yang terbakar (Lesbani et. al, 2011).
Dari tabel 4 dapat di lihat bahwa kadar abu
yang terendah pada perlakuan B2
3.5. pH masker
Hasil pengujian pH yang dilakukan pada
masker adalah sebagai berikut :
Tabel 5. pH Masker
No Kode Cawan pH
1 B1 6
2 B2 6
3 B3 6
Pada pengukuran pH dapat dilihat pada tabel
5, menunjukan bahwa ketiga pH sediaan masker
kolagen sisik ikan nila dan ekstraksi bawang
dayak memiliki rata-rata pH 6, pH masker kolagen
B1 B2 B3
JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)
72
dari sisik ikan nila dan ekstraksi bawang dayak
masih dalam rentang pH normal kulit, sehingga
pH sediaan stabil karena masih dalam kisaran pH
menurut SNI 16-4399-1996 sebesar 4,5-8,0 sehingga
dapat diterima kulit yang memiliki nilai pH
normal kulit sebesar 4,5-6,5 (Wasitaatmadja, 1997).
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
masker kolagen sisik ikan nila dan bawang dayak
memiliki potensi sebagai masker wajah.
Diharapkan penelitian ini dapat di lanjutkan dan
dikembangkan, sehingga penelitian ini dapat
menghasilkan produk masker yang dapat
diaplikasikan langsung kewajah sesuai dengan
manfaat yang diinginkan.
REFERENSI
Ali.M. 2010. Ekstraksi Kolagen Dari Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus,sp). Prosiding Seminar
Nasional Pengolahan Produk Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan II. 9 Agustus 2010.
Universitas Islam Madura. Madura.
Amic D, Beslo D dan Trinasjstic N.2003. Structure-radical scavenging activity relationship of flavonoids.
Croatia Chem Acta 76: 55-61.
Arvanitoyannis, I.S., dan Kassaveti, A., 2008, Fish Industry Waste: Treatments, Environmental Impacts,
Current and Potential Uses, International Journal of Food Science and Technology, 43: 726-745.
Babula P , Mikelova R, Patesil D, Adam V, Kizek R, Havel L dan Sladky Z.2005. Simultaneous
determination of 1,4 naphtoquinone, lawsone, juglone and plumbgin by liquid
chromathography with UV detection. Biomed Paper 149:25.
Bin Shan, Yi-Zhong Cai, John D.B and Harold Corke, 2007, Antibacterial Properties and Major Bioactive
Components of Cinnamon Stick (Cinnamomum burmannii) : Activity against Foodborne
Pathogenic Bacteria, J. Agric Food Chem., Vol 55, 5484-5490.
Cardoso, V.S., Quelemes, P.V., Amorin, A., Primo, F.L., Gobo, G.G., Tedesco, A.C., Mafud, A.C.,
Mascarenhas, Y.P., Corrêa, J.R., Kuckelhaus, S.A et al., 2014, Collagen Based Silver
Nanoparticles for Biological Applications: Synthesis and Characterization, Journal of
Nanobiotechnology, 12 (36): 1-9.
Dina Puspasari Sri Asmara. 2018. Ekstraksi Dan Karakterisasi Sifat Fisis Kolagen Dari Limbah Sisik
Ikan Kakap. Skripsi. Departemen Fisika. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Institute Pertanian Bogor.
Fratzl, P., 2008, Collagen: Structure and Mechanics, New York: Springer.
Galingging RY. 2007. Potensi plasma nutfah tanaman obat sebagai sumber biofarmaka di Kalimantan
Tengah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, 1: 76-83.
Galingging, R.Y. 2009. Bawang Dayak Sebagai Tanaman Obat Multifungsi. Warta Penelitian dan
Pengembangan. Kalimantan Tengah. Volume 15(3).
Gobo, G.G., Tedesco, A.C., Mafud, A.C., Mascarenhas, Y.P., Corrêa, J.R., Kuckelhaus, S.A et al.,
2014, Collagen Based Silver Nanoparticles for Biological Applications: Synthesis and
Characterization, Journal of Nanobiotechnology, 12 (36): 1-9.
JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)
73
Hara H, Maruyama N, Yamashita S, Hayashi Y, Lee KH, Bastow KF, Chairul, Marumoto R dan Imakura
Y.1997. Elecanacin, a novel new napthoquinon from the bulb of Eleutherine Americana . Chem
Pharm Bull 45: 1714-1716.
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Ikoma, T., Kobayashi, H., Tanaka, J., Walsh, D., dan Mannb, S., 2003, Microstructure, Mechanical, and
Biomimetic Properties of Fish Scales from Pagrus major, Journal of Structural Biology, 142: 327–
333.
Indrawati, N.L. dan Razimin. (2013). Bawang dayak Si Umbi Ajaib Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: PT
Agro Media Pustaka. Halaman 32-33, 45, 54.
Jongjareonrak, A., Benjakula, S., Visessanguanb, W., Prodpranc, T., dan Tanakad, M., 2005, Isolation
and Characterisation of Acid and Pepsin-Solubilised Collagens from The Skin of
Brownstripe Red Snapper (Lutjanus vitta), Food Chemistry, 93: 475– 484.
Karadeniz, f., Burdurlu, H.S., Koca, N., and Soyer, Y., 2005, Antioxidant Activity of Selected Fruits and
Vegetables Grown in Turkey, Turk. J. Agric. For., 29, 297-303.
Kittiphattanabawon, P., Benjakul, S., Visessanguan, W., Nagai, T., dan Tanaka, M., 2005, Characterisation
of Acid-Soluble Collagen From Skin and Bone of Bigeye Snapper (Priacanthus tayenus), Food
Chemistry, 89: 363-372.
Komura H, Mizukawa K, Minakat H, Huang H, Qin G dan Xu R. 1983. New anthraquinones from
Eleutherine Americana. Chem Pharm Bull 31:4206-4208.
Kordi, K. M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Cetakan Pertama.PT Rineka
Cipta; Jakarta. 190 hal.
Lodish, H., Berk, A., Zipursky, S.L., Matsudaira, P., Baltimore, D., dan Darnell J., 2000, Molecular Cell
Biology, 4th Edition. New York: W. H. Freeman.
Lohani, A., Verma, A., Joshi, H., Yadav, N., dan Karki, N., 2014, Nanotechnology-Based Cosmeceuticals,
Hindawi Publishing Corporation ISRN Dermatology, Article ID 843687.
Mustika N. 2011. Kapasitas Antioksidan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) dalam Bentuk Segar,
Simplisia dan Keripik, Pada Pelarut Non Polar, Semi Polar dan Polar. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Muyonga, J.H., Cole, C.G.B., dan Duodu, K.G., 2004, Characterization of Acid Soluble Collagen from
Skins of Young and Adult Nile Perch (Lates niloticus), Food Chemistry, 85: 81-89.
Nagai, T., Izumi, M., dan Ishii, M., 2004, Fish Scale Collagen: Preparation and Partial Charaterization,
International Journal of Food Science and Technology, 39 (3): 239-244.
Nawawi i, Winasih R dan Anggi A. 2007. Isolasi dan identifikasi senyawa kuinon dari simplisia umbi
bawang sabrang (Eleutherine Americana Merr.). Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. Bandung.
Robinson, T. 1991. Kandungan SenyawaOrganik Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Prof. Dr.
Kosasih Padmawinata. Penerbit: ITB. Bandung.
JurnalIlmiahagribisnisdanPerikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 1 (Mei 2020)
74
Sembiring B. 2007. Teknologi penyiapan simplisia terstandar tanaman obat. Warta Puslitbangbun Vol 13
No 12 Agutus 2007. Balitro.litbang.depta.go.id [ 7Februari 2011].
Sitrait. 2007. Penuntun Fitokimia dalam Farmasi. Bandung:ITB.
Thoo YY, Ho SK, Liang JY, Ho ChW, Tan ChP. 2010. Effects of binary solvent extraction system,
extraction time and extraction temperature on phenolic antioxidants and antioxidant capacity
from mengkudu (Morinda citrifolia). Food Chemistry. 120(1): 290-295.
Zeuthen P dan Sorensen LB. 2003. Food Preservation Techniques. CRC Press Cambridge. England.