KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak...

31
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 107/KEP-BKIPM/2017 TENTANG PEDOMAN ANALISIS RISIKO SPESIES ASING INVASIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi kelestarian sumber daya ikan nasional, maka perlu dilakukan analisis risiko terhadap spesies yang berpotensi menjadi invasif dari golongan ikan; b. bahwa untuk melakukan analisis risiko spesies invasif dan menentukan kategorisasi tingkat risiko spesies invasif berkaitan diperlukan acuan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan analisis risiko spesies invasif; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan tentang Pedoman Analisis Risiko Spesies Asing Invasif;

Transcript of KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak...

Page 1: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

NOMOR 107/KEP-BKIPM/2017

TENTANG

PEDOMAN ANALISIS RISIKO SPESIES ASING INVASIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi

kelestarian sumber daya ikan nasional,

maka perlu dilakukan analisis risiko

terhadap spesies yang berpotensi menjadi

invasif dari golongan ikan;

b. bahwa untuk melakukan analisis risiko

spesies invasif dan menentukan

kategorisasi tingkat risiko spesies invasif

berkaitan diperlukan acuan teknis yang

dapat dijadikan pedoman dalam

melakukan analisis risiko spesies invasif;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf b, perlu menetapkan Keputusan

Kepala Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

Perikanan tentang Pedoman Analisis

Risiko Spesies Asing Invasif;

Page 2: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990

tentang Konservasi Sumberdaya Alam

Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1990

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3419);

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992

tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 nomor 56,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3482);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004

tentang Pengesahan Cartagena Protocol On

Biosafety To The Convention On Biological

Diversity (Protokol Cartagena Tentang

Keamanan Hayati Atas Konvensi Tentang

Keanekaragaman Hayati) (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4414);

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004

tentang Perikanan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

118, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4433)

sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5073);

Page 3: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun

2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002

Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4197);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015

tentang Organisasi Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015

tentang Kementerian Kelautan dan

Perikanan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 111)

sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2017 Nomor 5);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor PER.09/MEN/2007 tentang

Ketentuan Pemasukan Media Pembawa

Berupa Ikan Hidup Sebagai Barang

Bawaan ke Dalam Wilayah Negara

Republik Indonesia;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.20/MEN/2007

tentang Tindakan Karantina Untuk

Pemasukan Media Pembawa Hama dan

Penyakit Ikan Karantina Dari Luar Negeri

dan dari Suatu Area ke Area Lain di Dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

Page 4: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

10. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.29/MEN/2008

tentang Persyaratan Pemasukan Media

Pembawa Berupa Ikan Hidup;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.17/MEN/2009

tentang Larangan Pemasukan Beberapa

Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke

Dalam Wilayah Negara Republik

Indonesia;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.16/MEN/2011

tentang Analisis Risiko Importasi Ikan dan

Produk Perikanan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 444);

13. Peraturan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor PER.25/MEN/2011

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit

Pelaksana Teknis Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

Perikanan;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 41/PERMEN-KP/2014 tentang

Larangan Pemasukan Jenis Ikan

Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam

Wilayah Negara Republik Indonesia;

15. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

220);

Page 5: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

16. Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor KEP.08/MEN/2004

tentang Tata Cara Pemasukan Jenis atau

Varietas Baru ke dalam Wilayah Negara

Republik Indonesia;

17. Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 80/KEPMEN-KP/2015

tentang Penetapan Jenis-jenis Hama dan

Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media

Pembawa, dan Sebarannya;

18. Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 58/KEPMEN-KP/2016

tentang Status Area Tidak Bebas Penyakit

Ikan Karantina di Wilayah Negara Republik

Indonesia;

19. Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan Nomor KEP.337/BKIPM/2011

tentang Pedoman Analisis Risiko Hama

dan Penyakit Ikan Karantina;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL

PERIKANAN TENTANG PEDOMAN ANALISIS

RISIKO SPESIES ASING INVASIF.

KESATU : Menetapkan Pedoman Analisis Risiko Spesies

Asing Invasif sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Keputusan ini.

Page 6: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

KEDUA : Pedoman Analisis Risiko Spesies Asing Invasif

sebagaimana dimaksud diktum KESATU,

merupakan acuan bagi Pusat Karantina Ikan dan

Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan dalam melakukan analisis risiko

spesies ikan yang berpotensi menjadi invasif.

KETIGA : Pada saat Keputusan ini mulai berlaku,

Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

Perikanan Nomor 255/KEP-BKIPM/2014

tentang Pedoman Analisis Risiko Spesies Invasif,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 18 Desember 2017

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN

HASIL PERIKANAN,

ttd.

RINA

Page 7: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai negara kepulauan terluas yang terletak di daerah

tropis, Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang

begitu melimpah. Terdapat sekitar 25.000 spesies tanaman dan

400.000 jenis hewan di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah

tersebut diketahui sekitar 6.000 spesies adalah ikan

(www.fishbase.org), yang terdiri dari 1.300 ikan air tawar (Kottelat

dkk. 1994) dan sisanya adalah ikan laut (Allen, 2000). Kekayaan

sumberdaya hayati perikanan baik ikan asli maupun endemik

merupakan modal dasar pembangunan nasional, yang digunakan

untuk meningkatkan taraf hidup, kemakmuran serta

kesejahteraan masyarakat. Potensi perikanan perlu terus

dikembangkan melalui pembangunan dengan selalu berorientasi

pada terlaksananya pelestarian sumberdaya alam hayati yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Fakta yang berkembang sekarang adalah banyaknya spesies

asing yang masuk dan tersebar ke wilayah Indonesia. Sebaran jenis

ikan asing yang masuk tersebut awalnya adalah untuk tujuan

peningkatan produksi, atau mengendalikan gulma. Namun makin

lama jenis ikan asing tersebut sudah hampir masuk ke seluruh

perairan Indonesia, jumlahnya demikian mendominasi sehingga

karena kekurangfahaman, oleh masyarakat kebanyakan sudah

diterima sebagai ikan asli. Sebagai contoh misalnya saat ini adalah

ikan nila (Oreochromis mossambicus), ikan lele dumbo (Clarias

gariepinus), dan ikan patin (Pangasionodon hypophthalmus). Perlu

dicatat bahwa ikan-ikan pendatang yang awalnya diimpor secara

sengaja tersebut di banyak badan perairan sudah banyak

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

NOMOR 107/KEP-BKIPM/2017 TENTANG PEDOMAN ANALISIS RISIKO SPESIES

ASING INVASIF

Page 8: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

2

menyingkirkan ikan-ikan asli Indonesia. Kondisi di mana ikan

introduksi sudah mengganggu maka statusnya meningkat menjadi

invasif.

Masuknya jenis ikan asing sebagaimana fenomena tersebut

dapat menjadi cara masuknya spesies asing invasif (SAI). SAI

merupakan tumbuhan, hewan, ikan, mikroorganisme, dan

organisme lain yang bukan bagian dari suatu ekosistem asli yang

dapat menimbulkan dampak negatif terhadap keanekaragaman

hayati, kerusakan ekosistem, lingkungan, kerugian ekonomi

dan/atau kesehatan manusia. Masuk dan tersebarnya SAI

merupakan ancaman yang dapat membahayakan kelestarian

sumber daya alam hayati ikan di wilayah Negara Republik

Indonesia karena secara langsung maupun tidak langsung dapat

menggeser atau menghilangkan spesies asli atau endemik.

SAI mempunyai potensi dapat mendominasi lingkungan

perairan, merusak lingkungan, bersifat predator, kompetitor,

berhibridisasi dengan spesies asli dan menurunkan sifat

genetiknya, memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap

kondisi lingkungan, pemakan segala, pertumbuhannya cepat, dan

berdampak negatif pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, agar

introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif

terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

risiko.

Analisis risiko terhadap pemasukan ikan merupakan kegiatan

yang meliputi tindakan identifikasi, penilaian dan pengelolaan

risiko yang terkait dengan kegiatan pemasukan ikan (Gambar 1).

ALUR ANALISIS RISIKO

komunikasi risiko

Gambar 1. Alur Analisis risiko SAI

Page 9: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

3

Metode analisis risiko ini dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan kebijakan dalam rangka pemasukan ikan ke dalam

wilayah Negara Indonesia maupun ke area lain dalam wilayah

Negara Indonesia. Metode tersebut disempurnakan kembali dalam

pedoman ini untuk mempermudah implementasi dalam

melakukan analisis dan kategorisasi risiko SAI di lapangan,

sehingga diharapkan pelaksanaan selanjutnya menjadi lebih efektif

dan efisien.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan pedoman analisis risiko SAI ini adalah:

1. Sebagai acuan teknis dalam melakukan analisis risiko SAI pada

golongan ikan.

2. Menentukan kategorisasi tingkat risiko SAI.

3. Sebagai bahan rekomendasi untuk menentukan kebijakan

pengelolaan SAI di Indonesia.

C. Sasaran

1. Dengan adanya pedoman analisis risiko SAI ini, diharapkan

setiap pemasukan jenis ikan baru ke dalam wilayah Negara

Republik Indonesia telah melalui analisis dan identifikasi,

sehingga dapat dipastikan jenis ikan tersebut aman bagi

kelestarian sumber daya hayati perikanan Indonesia.

2. Sebagai dasar penetapan jenis-jenis ikan invasif yang dilarang

pemasukannya ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam melakukan analisis risiko SAI adalah

identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko dan

komunikasi risiko.

E. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina

Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

Page 10: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

4

3. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2004 tentang Pengesahan

Cartagena Protocol on Biosafety to The Convention on Biological

Diversity;

4. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan,

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45

tahun 2009;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2002 tentang Karantina

Ikan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang

Konservasi Sumber Daya Ikan;

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.20/MEN/2007 tentang Tindakan Karantina untuk

Pemasukan Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan

Karantina dari Luar Negeri & dari Suatu Area ke Area Lain di

Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.29/MEN/2008 tentang Persyaratan Pemasukan Media

Pembawa Berupa Ikan Hidup;

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.16/MEN/2011 tentang Analisis Risiko Importasi Ikan dan

Produk Perikanan;

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

41/PERMEN-KP/2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis

Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke dalam Wilayah Negara

Republik Indonesia;

11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP.08/MEN/2004 tentang Tata Cara Pemasukan Jenis atau

Varietas Baru ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia;

12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

80/KEPMEN-KP/2015 tentang Penetapan Jenis-jenis Hama

dan Penyakit Ikan Karantina, Golongan, Media Pembawa, dan

Sebarannya;

13. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

58/KEPMEN-KP/2016 tentang Status Area Tidak Bebas

Penyakit Ikan Karantina di Wilayah Negara Republik Indonesia;

Page 11: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

5

14. Keputusan Kepala BKIPM Nomor KEP.337/BKIPM/2011

tentang Pedoman Analisis Risiko Hama dan Penyakit Ikan.

F. Definisi

1. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian

dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.

2. Pemasukan adalah proses masuknya suatu organisme

golongan ikan dari luar negeri ke dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain

di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Penyebaran adalah proses tersebarnya suatu organisme SAI

dari suatu area ke area lainnya di wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

4. Introduksi adalah usaha sadar atau tidak sadar memasukkan

suatu jenis hewan atau tumbuhan ke dalam satu habitat yang

baru.

5. Area adalah daerah dalam suatu pulau, atau pulau, atau

kelompok pulau dalam wilayah geografis Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

6. Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan

timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya

baik biotik maupun abiotik.

7. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antar

makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan

lingkungannya.

8. Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan.

9. Spesies asli (native species) atau disebut juga indigenous

adalah spesies-spesies yang menghuni suatu wilayah atau

ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia.

10. Spesies asing (alien species) adalah spesies, subspesies atau

pada tingkatan taksonomi lebih rendah yang diintroduksi baik

secara sengaja maupun tidak disengaja keluar habitat

alaminya pada masa lalu atau saat sekarang yang meliputi

organisme utuh, bagian-bagian tubuh, gamet, benih, telur

maupun propagul dari spesies tersebut.

Page 12: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

6

11. Spesies invasif adalah spesies, baik spesies asli maupun asing

yang secara luas mempengaruhi habitatnya, dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan, kerugian ekonomi atau

membahayakan manusia.

12. Spesies Asing Invasif (SAI) atau Invasive Alien Species (IAS)

adalah tumbuhan, hewan, ikan, mikroorganisme, dan

organisme lain yang bukan bagian dari suatu ekosistem asli

yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, lingkungan,

kerugian ekonomi, dan/atau kesehatan manusia.

13. Risiko (risk) adalah peluang atau peluang kejadian dan

penilaian besarnya konsekuensi dari suatu kejadian buruk

terhadap ikan.

14. Analisis Risiko (risk analysis) adalah suatu pendekatan

sistematis untuk pengambilan keputusan dan mengevaluasi

peluang dan konsekuensi biologis dan ekonomis dari

pemasukan atau penyebaran SAI dari suatu negara atau antar

area di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

15. Identifikasi Bahaya (hazard identification) adalah proses

identifikasi spesies asing invasif yang berpotensi masuk dari

suatu negara atau tersebar antar area di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang dapat menyebabkan

bahaya terhadap kelestarian sumber daya hayati ikan di

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

16. Penilaian Risiko (risk assessment) adalah proses penilaian

terhadap peluang masuk dan menyebarnya spesies asing

invasif serta konsekuensi yang berkaitan dengan kelestarian

sumber daya ikan.

17. Manajemen Risiko (risk management) adalah tindak lanjut dari

pelaksanaan penilaian risiko yang mencakup penetapan

mekanisme, langkah dan strategi yang tepat untuk mengatur,

mengelola dan mengendalikan risiko yang diidentifikasi dalam

penilaian risiko.

18. Komunikasi Risiko (risk communication) adalah suatu proses

pengumpulan informasi dan opini mengenai bahaya dan risiko

dari pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan analisis risiko,

Page 13: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

7

dan proses dimana hasil-hasil dari analisis risiko dan

pengelolaan risiko yang diusulkan dikomunikasikan kepada

para pembuat kebijakan dan pihak-pihak yang terkait.

19. Appropriate Level of Protection (ALOP) adalah suatu tingkat

perlindungan yang dianggap sesuai dan ditentukan oleh

masing-masing Negara untuk melindungi kehidupan manusia,

hewan dan tumbuhan.

Page 14: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

8

BAB II

ANALISIS RISIKO

Analisis risiko (risk analysis) SAI golongan ikan dapat

didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk mengevaluasi

peluang dan konsekuensi biologis dan ekonomis dari pemasukan

dan/atau penyebaran SAI golongan ikan dari suatu negara ke dalam

wilayah Negara Republik Indonesia atau antar area di dalam wilayah

Negara Republik Indonesia. Hasil analisis risiko akan menjadi

masukan bagi evaluasi risiko dan proses pengambilan keputusan

mengenai perlakuan terhadap risiko tersebut. Analisis risiko meninjau

dua aspek, yaitu dampak dan kemungkinan. Tingkat risiko akan

ditentukan oleh kombinasi dari dampak dengan kemungkinan. Skala

dan metode kombinasi yang digunakan harus konsisten dengan

kriteria risiko yang ditetapkan sebelumnya.

Proses analisis risiko seringkali dimulai dengan pendekatan

kualitatif sederhana guna memberikan pemahaman umum. Ketika

pemahaman lebih rinci dibutuhkan maka diperlukan investigasi yang

lebih terarah dan handal. Namun, kurang tepat jika berasumsi bahwa

analisis kuantitatif lebih superior daripada analisis kualitatif, karena

yang penting adalah kesesuaian penggunaan pendekatan analisis

dengan kebutuhan berdasarkan situasi yang berkembang saat ini.

Dalam melakukan analisis risiko SAI, dilakukan melalui beberapa

tahapan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan

harus dilakukan secara berurutan. Tahapan tersebut adalah

identifikasi bahaya, penilaian risiko, manajemen risiko dan

komunikasi risiko.

A. Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya merupakan proses awal dalam kegiatan

analisis risiko SAI golongan ikan. Identifikasi bahaya merupakan

langkah pertama yang esensial di dalam analisis risiko. Tujuan dari

tahap identifikasi bahaya adalah untuk mengidentifikasi dan

menentukan status potensi suatu ikan yang dilalulintaskan dari

negara/tempat asalnya ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia atau dari area asalnya ke area lain di dalam wilayah

Page 15: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

9

Negara Republik Indonesia, berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan. Unsur atau parameter penilaian identifikasi bahaya

dapat dilihat pada Lampiran 1.

Ikan dapat berpotensi sebagai SAI bila memenuhi minimal

satu kriteria sebagai berikut:

1. Predator

Predator adalah sifat ikan yang makanannya diperoleh dengan

memangsa hewan lain. Predator biasanya bersifat karnivora

(pemakan daging) atau omnivora (pemakan tanaman dan

hewan lain). Ikan predator yang khusus memakan ikan

dinamakan piscivora.

2. Kompetitor

Ikan dikatakan sebagai kompetitor apabila mampu bersaing

dengan jenis ikan lain untuk hal yang sama, misalnya

berkompetisi dalam hal makanan dan ruang hidup.

3. Dominasi

Dominasi merupakan penguasaan oleh ikan yang lebih kuat

terhadap ikan lainnya dalam satu habitat yang sama, misalnya

penguasaan ruang gerak dan area suatu populasi.

4. Siklus reproduksi yang cepat

Kemampuan ikan untuk memperbanyak jumlah populasinya

atau berkembangbiak dalam waktu yang cepat (mampu

memijah dua kali atau lebih dalam setahun).

5. Tumbuh cepat

Pertambahan panjang dan berat ikan dalam waktu yang relatif

cepat dibandingkan jenis ikan lainnya di habitat yang sama.

6. Adaptif

Kemampuan ikan untuk mentolerir kondisi lingkungan

perairan pada rentang yang lebih luas, misalnya mampu hidup

pada berbagai salinitas (euryhaline), suhu (eurythermal),

oksigen, dan sebagainya.

7. Pemakan segala (Omnivora)

Ikan yang spektrum makanannya luas (dapat memakan segala

jenis makanan baik itu tumbuhan maupun hewan lain).

Page 16: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

10

8. Berhibridisasi dan menurunkan sifat genetiknya

Kemampuan untuk bereproduksi dengan spesies lain dalam

genus/famili yang sama baik secara seksual maupun aseksual,

dan menurunkan sifat invasif terhadap keturunannya.

9. Berdampak negatif pada kesehatan ikan

Ikan dapat menjadi media pembawa (inang maupun vektor)

jenis hama dan penyakit ikan karantina (HPIK) / hama dan

penyakit ikan tertentu yang dapat menimbulkan kerugian.

10. Gangguan terhadap kesehatan manusia

Ikan dapat menimbulkan gangguan pada manusia seperti

menyebabkan luka, keracunan, dan zoonosis, maupun hal lain

yang mengganggu kesehatan manusia.

Proses identifikasi bahaya SAI golongan ikan yang berpotensi

masuk dari suatu negara ke dalam wilayah Negara Republik

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi SAI melalui pengumpulan data tentang jenis-jenis

ikan yang dilaporkan telah menimbulkan dampak merugikan

di negara lain;

2. Pengumpulan data tentang jenis-jenis ikan yang dilaporkan

telah menimbulkan dampak merugikan di negara Republik

Indonesia;

3. Sumber data yang bisa dijadikan referensi diantaranya adalah

database Invasive Species Specialist Group

(http://www.issg.org), www.fishbase.org, publikasi ilmiah, dan

berbagai referensi baik dari dalam maupun luar negeri terkait

spesies ikan yang bersifat invasif;

4. Pembuatan matriks identifikasi potensi bahaya SAI dan status

keberadaannya di Indonesia, melalui pendekatan formula

pertanyaan sebagaimana Lampiran 1.

Kesimpulan dari tahap identifikasi bahaya meliputi hasil

penilaian status bahaya dari masing-masing spesies ikan. Apabila

berhasil diidentifikasi status bahayanya, maka proses dilanjutkan

pada tahap penilaian risiko. Namun apabila identifikasi bahaya

Page 17: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

11

tidak berhasil mengidentifikasi bahaya yang akan timbul terkait

pemasukan, maka penilaian risiko diakhiri.

B. Penilaian Risiko

Penilaian risiko SAI dilakukan terhadap setiap jenis ikan yang

berpotensi sebagai spesies invasif dengan beberapa pertanyaan dan

dilakukan melalui pendekatan asumsi skoring secara kuantitatif

terhadap faktor – faktor yang berpengaruh untuk menentukan

tingkat risiko. Pertanyaan untuk golongan ikan dibagi dalam 5

(lima) kriteria penilaian yaitu potensi pemasukan dan penyebaran,

dampak ekologi, dampak ekonomi, dampak bagi kesehatan ikan

serta dampak bagi kesehatan manusia dengan jumlah pertanyaan

sebanyak 15 kelompok. Daftar pertanyaan untuk penilaian risiko

SAI golongan ikan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Berdasarkan hasil skoring penilaian secara kumulatif

(Lampiran 2), golongan ikan SAI dapat dikategorikan memiliki

risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi, dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Tingkat Risiko Rendah

Risiko SAI golongan ikan dikategorikan rendah apabila nilai

hasil skoring adalah kurang dari atau sama dengan 30.

2. Tingkat Risiko Sedang

Risiko SAI golongan ikan dikategorikan sedang apabila nilai

hasil skoring antara 31 – 60.

3. Tingkat Risiko Tinggi

Risiko SAI golongan ikan dikategorikan tinggi apabila nilai hasil

skoring antara 61 – 100.

Berdasarkan hasil penilaian risiko di atas perlu dilakukan

upaya mitigasi melalui manajemen risiko.

C. Manajemen Risiko

Hasil penilaian risiko dilanjutkan dengan tahap manajemen

risiko, yaitu menentukan persyaratan teknis atau tindakan yang

dapat dilaksanakan terhadap lalu lintas suatu spesies ikan dan

mikroorganisme akuatik sesuai dengan kebijakan dan peraturan

yang berlaku. Manajemen risiko SAI merupakan proses

Page 18: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

12

pengambilan keputusan dan pelaksanaan langkah-langkah untuk

mencapai tingkat perlindungan yang sesuai dari suatu negara serta

memastikan dampak negatif terhadap perdagangan dapat

diminimalkan. Tujuannya adalah untuk mengelola risiko secara

tepat dan memastikan bahwa keseimbangan tercapai antara

keinginan masing-masing negara untuk meminimalkan

kemungkinan atau frekuensi serangan SAI dan konsekuensinya.

Manajemen risiko merupakan proses identifikasi dan evaluasi

efektivitas cara untuk memperkecil hingga menghilangkan risiko,

berupa pilihan yang paling tepat untuk mencapai tingkat aman

yang diperlukan sesuai dengan batasan yang ditetapkan.

Komponen manajemen risiko adalah:

1. Evaluasi Risiko (risk evaluation)

Evaluasi risiko adalah proses membandingkan estimasi risiko

(dari penilaian risiko) dengan ALOP. Apabila dipilih

pengamanan yang maksimum, maka pemasukan

ikan/organisme yang termasuk golongan SAI harus dilarang.

Namun bila dipilih pengamanan yang tidak maksimum

(moderat), maka pemasukan ikan/organisme yang termasuk

golongan SAI diusahakan melalui penerapan berbagai strategi

untuk meminimalkan hingga tidak ada risiko.

2. Penilaian pilihan (option assessment)

Penilaian pilihan untuk menentukan tindakan-tindakan dalam

rangka memitigasi risiko, termasuk menerapkan yang

memungkinkan dalam rekomendasi Office International des

Epizooties’ (OIE), serta mengevaluasi kembali tindakan yang

telah dilaksanakan selama ini terhadap masuk dan tersebarnya

SAI. Dengan demikian, dapat dilakukan seleksi terhadap

pilihan yang terbaik untuk memenuhi ALOP.

3. Implementasi (implementation)

Implementasi adalah proses selanjutnya setelah memutuskan

tindakan-tindakan manajemen risiko yang diambil dan

memastikan bahwa tindakan-tindakan tersebut dilaksanakan.

Dalam pelaksanaan mitigasi risiko terhadap satu jenis SAI

Page 19: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

13

dapat merujuk pada pengalaman negara lain dalam melakukan

mitigasi risiko.

4. Pemantauan dan kaji ulang (monitoring and review)

Pemantauan dan kaji ulang merupakan suatu proses yang

sedang berjalan dimana pelaksanaan manajemen risiko diaudit

secara terus menerus/berkelanjutan untuk menjamin

tercapainya hasil yang diinginkan. Pelaksanaan pemantauan

dan kaji ulang dari pengelolaan sebagaimana tersebut pada

dokumen analisis risiko SAI suatu spesies ikan introduksi

dimaksudkan untuk memantau implementasi dari

keseluruhan proses pemasukan, termasuk semua upaya untuk

memitigasi risiko. Apabila terdapat informasi dan situasi yang

berubah terhadap status bahaya SAI di negara asal, maka

manajemen risiko harus mengkaji ulang dari hasil penilaian

risiko (risk assessment) tersebut.

D. Komunikasi Risiko

Komunikasi risiko merupakan suatu proses pengumpulan

informasi dan opini mengenai bahaya dan risiko dari semua pihak

yang terkait dalam kegiatan analisis risiko SAI dan juga merupakan

suatu proses dimana hasil-hasil analisis dan pengelolaan risiko

tersebut dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait di

negara pengimpor maupun pengekspor. Tujuan utama

pengkomunikasian risiko adalah untuk memberitahukan dan

mengikutsertakan semua pihak yang terkait mengenai

pelaksanaan analisis risiko SAI golongan ikan, baik pada tahapan

identifikasi bahaya, penilaian risiko maupun pengelolaan risiko.

Komunikasi risiko dalam analisis risiko SAI golongan ikan

harus bersifat terbuka, interaktif dan transparan. Sebelum analisis

risiko SAI golongan ikan diaplikasikan bagi pemasukan (impor) ke

Indonesia, maka draft analisis risiko SAI golongan ikan agar

disampaikan kepada otoritas kompeten di negara asal ikan

tersebut sebelum kegiatan pemasukan dilakukan untuk dipahami

dan dapat dilaksanakan oleh kedua negara. Hal tersebut

dipandang perlu untuk memberi kesempatan kepada negara

pengekspor khususnya lembaga kompeten di negara pengekspor

Page 20: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

14

untuk melakukan kajian terhadap draft Analisis risiko SAI,

sekaligus untuk mendapat masukan atau persetujuan mengenai

persyaratan teknis atau tindakan yang harus dipenuhi. Dengan

demikian manajemen risiko terhadap pemasukan SAI dapat

dimulai dari tempat asal hingga tempat pemasukan. Setelah

tindakan pelepasan, risiko introduksi SAI golongan ikan dapat

diminimalkan.

Diperlukan adanya dokumentasi sebagai bukti jika pada suatu

saat dilakukan pengkajian ulang atau review dan akan sangat

berguna apabila di kemudian hari terjadi permasalahan yang

berkaitan dengan pelaksanaan analisis risiko SAI golongan ikan ini.

Dokumen yang dimaksud dapat berupa hard copy maupun soft

copy dari keseluruhan proses Analisis Risiko SAI golongan ikan

berikut data-data ilmiah/referensi yang digunakan.

Page 21: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

15

BAB III

PENUTUP

Analisis risiko SAI merupakan kegiatan yang meliputi tindakan

identifikasi, pengkajian dan pengelolaan risiko yang terkait dengan

kegiatan pemasukan (impor/antar area) spesies ikan/organisme yang

termasuk kategori spesies invasif. Sesuai dengan beberapa referensi

yang dijadikan acuan, analisis risiko SAI mengacu pada:

• Kemungkinan masuk, menetap dan menyebarnya suatu spesies

invasif di negara pengimpor dan/atau dari suatu area ke area lain

dalam suatu negara;

• Kemungkinan timbulnya bahaya/dampak negatif terhadap

keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, lingkungan,

kerugian ekonomi, kesehatan ikan dan/atau kesehatan manusia;

• Kemungkinan berkembangnya bahaya tersebut.

Metode analisis risiko SAI ini dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan kebijakan dalam rangka pemasukan (impor/antar area)

spesies ikan/organisme yang termasuk kategori invasif. Prinsip-

prinsip yang harus diterapkan dalam melaksanakan analisis risiko

SAI ini adalah:

• Dilaksanakan dalam suatu kerangka kerja yang bersifat

konsultatif;

• Merupakan proses ilmiah sehingga secara politik harus

independen;

• Bersifat transparan dan terbuka;

• Konsisten dengan kebijakan pemerintah maupun kewajiban

internasional;

• Harmonis dengan standar, panduan dan rekomendasi

internasional.

Ketersediaan pedoman ini diharapkan dapat memudahkan

dalam proses analisis risiko SAI yang standar, sehingga analisis yang

dihasilkan tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah dan

ketentuan-ketentuan internasional.

Page 22: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

16

Lampiran 1. Identifikasi Potensi Bahaya Spesies Asing Invasif

No Daftar Pertanyaan Jawaban Keterangan

1 Apakah spesies ikan /organisme bersifat

predator?

Ya/Tidak

2 Apakah spesies ikan /organisme bersifat

kompetitor?

Ya/Tidak

3 Apakah spesies ikan /organisme

mendominasi suatu habitat/populasi?

Ya/Tidak

4 Apakah spesies ikan /organisme

mempunyai siklus reproduksi yang

cepat?

Ya/Tidak

5 Apakah spesies ikan /organisme tumbuh

lebih cepat dari spesies lain dalam suatu

habitat/populasi?

Ya/Tidak

6 Apakah spesies ikan /organisme bersifat

adaptif/memiliki toleransi yang tinggi

terhadap berbagai kondisi lingkungan?

Ya/Tidak

7 Apakah spesies ikan /organisme bersifat

omnivora/dapat memakan beragam jenis

makanan?

Ya/Tidak

8 Apakah spesies ikan /organisme dapat

berhibridisasi/mampu bereproduksi

secara aseksual?

Ya/Tidak

9 Apakah spesies ikan /organisme tersebut

menyebabkan gangguan kesehatan/

membawa penyakit berbahaya yang

berdampak negatif pada ikan itu sendiri

atau spesies lainnya?

Ya/Tidak

10 Apakah spesies ikan /organisme tersebut

menyebabkan gangguan kesehatan pada

manusia?

Ya/Tidak

Page 23: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

17

Lampiran 2. Penilaian Risiko Spesies Asing Invasif

No Faktor Kategori

Nilai

Nilai Bobot

(%)

Total

Skor

Potensi Pemasukan dan Penyebaran

1 Tingkat

perkembangbiaka

n (produktivitas)

Perkembangbiakan lambat,

fekunditas rendah, dan

tidak dibudidayakan secara

massal

30 10

Perkembangbiakan lambat,

fekunditas sedang, dan

berpotensi dibudidayakan

secara massal

60

Perkembangbiakan cepat,

fekunditas tinggi dan

berpotensi dibudidayakan

secara massal

100

2 Kemampuan

menyebar di luar

habitat aslinya

(toleransi dan

adaptasi terhadap

perairan di

Indonesia)

Tidak terjadi penyebaran di

luar habitat aslinya.

Membutuhkan habitat yang

khusus

30 10

Terjadi penyebaran tetapi

dalam wilayah terbatas.

Spesies ini mampu hidup

dalam 2-3 ekotipe atau

relung/niche.

60

Terjadi penyebaran dalam

wilayah yang luas di luar

habitat aslinya. Spesies

menempati rentang ekotipe

ataupun relung/niche yang

luas.

100

3 Sifat invasif dari

spesies lain dalam

genus yang sama

Seluruhnya tidak bersifat

invasif

30 8

Sebagian bersifat invasif 60

Seluruhnya bersifat invasif 100

4 Potensi masuk

melalui

transportasi,

Potensi pemasukan melalui

jalur transportasi jarang

terjadi

30 8

Page 24: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

18

No Faktor Kategori

Nilai

Nilai Bobot (%)

Total Skor

(langsung maupun

tidak langsung)

Potensi pemasukan melalui

jalur transportasi sering

terjadi

60

Potensi pemasukan melalui

jalur transportasi secara

rutin terjadi

100

5 Peraturan untuk

mencegah

pemasukan dan

transportasi

Terdapat peraturan yang

mencegah secara ketat

masuk dan beredarnya ikan

30

6

Terdapat peraturan yang

mengatur peredaran

masuknya ikan tetapi

belum efektif

60

Tidak terdapat peraturan

yang mencegah secara ketat

masuk dan beredarnya ikan

100

6 Sebaran atau

keberadaan di

suatu wilayah

Hanya terdapat di 1 (satu)

wilayah/pulau di Indonesia

30 5

Terdapat di beberapa

wilayah/pulau

60

Telah menyebar hampir di

seluruh wilayah/pulau di

Indonesia

100

Dampak Ekologi

7 Berdampak pada

proses ekosistem

Tidak ada dampak atau

berpengaruh ringan pada

proses-proses ekosistem

30 10

Menyebabkan perubahan

yang cukup berarti pada

proses-proses ekosistem

60

Menyebabkan perubahan

besar, kemungkinan

permanen pada proses-

proses ekosistem

100

Page 25: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

19

No Faktor Kategori

Nilai

Nilai Bobot (%)

Total Skor

8 Kebiasaan makan Jenis makanannya terbatas 30 7

Pemakan segala dan rakus 60

Pemakan segala, rakus, dan

predator

100

9 Dampak terhadap

komposisi,

struktur dan

interaksi dalam

komunitas.

Tidak ada dampak atau

sedikit berpengaruh

terhadap komposisi,

struktur, dan interaksi

dalam komunitas

30 8

Menyebabkan perubahan

yang signifikan terhadap

komposisi, struktur, dan

interaksi dalam komunitas

60

Menyebabkan perubahan

yang signifikan dan

permanen terhadap

komposisi, struktur, dan

interaksi dalam komunitas

100

10 Dampak terhadap

integritas genetik

dari spesies asli /

potensi hibridisasi

Tidak ada dampak pada

integritas genetik terhadap

spesies asli / tidak

berpotensi untuk

hibridisasi

30 6

Terjadi hibridisasi dengan

satu atau lebih spesies asli

dan menghasilkan

keturunan steril yang dapat

menurunkan reproduksi

spesies asli

60

Terjadi hibridisasi dengan

satu atau lebih spesies asli

dan menghasilkan

keturunan yang

subur/fertil yang dapat

bersaing dengan spesies asli

100

Page 26: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

20

No Faktor Kategori

Nilai

Nilai Bobot (%)

Total Skor

Dampak Ekonomi

11 Dampak terhadap

industri/produksi

perikanan tangkap

Tidak ada dampak atau

sedikit menyebabkan

dampak pada industri/

produksi perikanan

tangkap

30 8

Terdapat dampak yang

berpotensi menurunkan

industri/ produksi

perikanan tangkap

60

Terdapat dampak yang

menggagalkan industri/

produksi perikanan

tangkap

100

12 Dampak terhadap

infrastruk

tur

Tidak ada dampak atau

sedikit menyebabkan

kerusakan pada

infrastrukstur

30 4

Menyebabkan kerusakan

sebagian infrastrukstur

60

Menyebabkan kerusakan

serius/besar pada

infrastruktur

100

13 Dampak terhadap

sektor pariwisata

Tidak ada atau sedikit

berdampak terhadap

industri pariwisata

30 3

Menyebabkan dampak

merugikan pada industri

pariwisata

60

Berdampak signifikan atau

menyebabkan hilangnya

industri pariwisata

100

Dampak Bagi Kesehatan Ikan

14 Dampak bagi

kesehatan ikan

Tidak ada dampak bagi

kesehatan ikan

30 4

Page 27: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

21

No Faktor Kategori

Nilai

Nilai Bobot (%)

Total Skor

Ada dampak bagi kesehatan

ikan melalui agen patogenik

yang terbawa,

menyebabkan ikan sakit

dan kematian dalam jumlah

relatif rendah

60

Ada dampak bagi kesehatan

ikan melalui agen patogenik

yang terbawa,

menyebabkan ikan sakit

dan kematian dalam jumlah

yang tinggi

100

Dampak Bagi Kesehatan Manusia

15 Dampak bagi

kesehatan

manusia

Tidak ada dampak bagi

kesehatan manusia

30 3

Menyebabkan luka fisik

(capit, cangkang dari

kerang zebra, patil lele)

60

Merupakan vektor penyakit

bagi manusia atau sebagai

organisme penyakit

(Zoonosis). Mungkin juga

menyebabkan kematian

individu (beracun).

100

Total Nilai

Page 28: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

22

Lampiran 3. Format Penyusunan Analisis Risiko Spesies Asing

Invasif (SAI)

A. Sistematika Penulisan

Draft Analisis Risiko Spesies Asing Invasif sebaiknya dibuat dengan

sistematika penulisan sebagai berikut:

Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Tabel (bila ada)

Daftar Gambar (bila ada)

Daftar Lampiran (bila ada)

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Memuat hal-hal yang mendasari penyusunan Analisis

Risiko SAI Golongan Ikan, status organisme di negara

asal dan di negara tujuan, dan kemungkinan dampak

yang dapat ditimbulkan.

B. Tujuan

Menentukan status suatu organisme SAI Golongan Ikan

yang berpotensi masuk dan tersebar di Negara Republik

Indonesia dan menetapkan manajemen risiko dari

pemasukan dan/atau penyebaran organisme tersebut.

C. Sasaran

Menjelaskan pihak-pihak yang memiliki kepentingan

dalam menggunakan pedoman Analisis Risiko SAI

Golongan Ikan tersebut.

D. Dasar Hukum

Mencantumkan dasar hukum yang dijadikan acuan

dalam penyusunan Analisis Risiko SAI Golongan Ikan.

E. Definisi/Istilah

Jelaskan deskripsi atau definisi dari istilah-istilah

penting yang digunakan.

Bab II. Analisis Risiko

A. Identifikasi Bahaya

B. Penilaian Risiko

Page 29: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

23

C. Manajemen Risiko

D. Komunikasi Risiko

Bab III. Kesimpulan

Tuliskan ringkasan/kesimpulan dari setiap tahapan

analisis risiko dimulai dari identifikasi risiko, penilaian

risiko, manajemen risiko dan komunikasi risiko untuk

mendukung pentingnya analisis risiko yang dilakukan.

Bab IV. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan hasil kajian tim analisis risiko

SAI yang berkaitan dengan penentuan persyaratan teknis

maupun tindakan karantina yang harus dilakukan dalam

pemasukan suatu jenis ikan. Persyaratan dan tindakan

yang dilakukan adalah upaya memperkecil risiko akibat

kegiatan pemasukan, pengeluaran dan/atau penyebaran

ikan yang termasuk SAI. Persyaratan teknis atau tindakan

dapat berupa opsi-opsi, yaitu persyaratan maupun

tindakan yang akan dilakukan di negara asal, di negara

ketiga maupun di negara tujuan. Termasuk dalam usulan

rekomendasi adalah pembatasan jumlah pemasukan dan

pembatasan area distribusi apabila hal tersebut dipandang

perlu. Rekomendasi sebaiknya diuraikan dengan kalimat,

dan tidak berupa Tabel.

Daftar Pustaka

Semua bahan bacaan (referensi) dan sumber informasi

yang digunakan agar dicantumkan. Informasi yang

digunakan termasuk hasil wawancara (personal

communication) dari para pakar, peneliti, praktisi, teknisi

dan lain sebagainya.

Daftar Singkatan

Beberapa istilah teknik seringkali digunakan dalam

penulisan Analisis Risiko SAI Golongan Ikan dan kadang-

kadang terdiri dari jumlah kata yang cukup banyak. Untuk

mempermudah maka dapat digunakan singkatan atau

kependekan dari istilah tersebut. Namun demikian

singkatan-singkatan yang tidak umum digunakan agar

dibuat penjelasan atau keterangannya.

Page 30: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

24

B. Ketentuan Umum Penulisan

1. Draft Analisis Risiko Spesies Asing Invasif Golongan Ikan

diketik dengan format : margin (Top 4 cm, Left 4 cm, Right 3

cm, Bottom 3 cm); ukuran kertas A4; spasi 1,5; Font Arial 12;

dan nomor halaman diletakkan di pojok kanan bawah.

2. Cover depan

• Berisi judul, nama penyusun Analisis Risiko SAI Golongan

Ikan, nama institusi dan tahun penyusunan, serta logo

instansi pada cover.

• Cantumkan gambar ikan/organisme yang dilakukan

Analisis Risiko SAI (bila memungkinkan).

• Cover berwarna putih dan sebaiknya dilaminating.

3. Abstrak

• Berisi ringkasan isi Analisis Risiko SAI Golongan Ikan

dimulai dari proses identifikasi bahaya, penilaian risiko,

manajemen risiko, serta persyaratan teknis atau tindakan

yang direkomendasikan.

• Ditulis dalam 1 paragraf, jarak antar baris 1 spasi.

• Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 1 halaman.

• Ukuran huruf lebih kecil atau sama dengan 10.

• Cantumkan kata kunci maksimal lima kata dan disusun

secara alphabet.

4. Kata Pengantar (disesuaikan)

5. Daftar Isi (disesuaikan)

6. Daftar Tabel

• Tuliskan judul masing-masing Tabel secara berurutan

(apabila terdapat lebih dari satu Tabel). Judul Tabel

diletakan di atas Tabel.

• Nomor Tabel disertakan pada bagian teks sebagai

penunjukkan.

7. Daftar Gambar

• Tuliskan judul/nama gambar secara berurutan (Apabila

terdapat lebih dari satu gambar).

Page 31: KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, … kep bkipm... · introduksi spesies asing tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian sumber daya ikan asli, diperlukan analisis

25

• Gambar sebaiknya diletakkan pada bagian yang dituliskan

atau diterangkan sehingga akan memperjelas informasi

yang disampaikan.

• Judul gambar diletakan di bawah gambar. Jika gambar

bukan hasil sendiri perlu dicantumkan sumbernya.

• Nomor gambar disertakan pada bagian teks sebagai

penunjukkan.

8. Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka mengacu kepada urutan nama dan

tahun dengan sistem Harvard.

9. Daftar Lampiran

Tuliskan judul Lampiran secara berurutan.

KEPALA BADAN KARANTINA IKAN,

PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN

HASIL PERIKANAN,

ttd.

RINA