82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

35
1 PROSEDUR PEMBUATAN PREPARAT HISTOLOGI JANTUNG PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) LAPORAN LENGKAP HISTOLOGI Oleh : NAMA : EDWIN JEFRI NIM : L111 06 012 KELOMPOK : II (DUA) KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA HAYATI LAUT LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR

description

rosedur-Pembuatan-Preparat-Histo

Transcript of 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

Page 1: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

1

PROSEDUR PEMBUATAN PREPARAT HISTOLOGI JANTUNG PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

LAPORAN LENGKAP HISTOLOGI

Oleh :

NAMA : EDWIN JEFRINIM : L111 06 012

KELOMPOK : II (DUA)

KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA HAYATI LAUTLABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN AIR

JURUSAN ILMU KELAUTANFAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2009

Page 2: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu histos yang berarti jaringan dan

logos yang berarti ilmu. Jadi histologi berarti suatu ilmu yang menguraikan

struktur dari hewan secara terperinci dan hubungan antara struktur

pengorganisasian sel dan jaringan serta fungsi-fungsi yang mereka lakukan.

Jaringan merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka

struktur atau matriks yang mempunyai suatu kesatuan organisasi yang mampu

mempertahankan keutuhan dan penyesuaian terhadap lingkungan diluar batas

dirinya (Bavelander, 1998).

Menurut Wikipedia I (2009), histologi adalah bidang biologi yang

mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop

pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi dapat juga disebut sebagai

ilmu anatomi mikroskopis.

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan sumber protein hewani murah

bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya mudah, harga jualnya juga rendah.

Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki pembesaran. Pada budidaya

intensif, nila tidak dianjurkan dicampur dengan ikan lain karena memiliki perilaku

agresif (Wikipedia II, 2009).

Karena ikan nila merupakan ikan budidaya maka diperlukan suatu

penelitian terhadap struktur jaringan tubuhnya dengan memperhatikan kelainan

yang mungkin terjadi agar dapat diketahui jaringan normal dan abnormalnya

serta penyebab timbulnya kelainan tersebut, sehingga dapat dikembangbiakkan

lebih baik. Hal inilah yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini.

Page 3: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

3

B. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:

1. Mengetahui prosedur/metode dalam pembuatan preparat histologi;

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan prosedur pembuatan preparat

histologi;

3. Mengetahui dan membandingkan jaringan jantung normal dan

abnormal dari sudut histologi.

Sedangkan kegunaan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui apakah

jaringan usus, hati, jantung, ginjal dan insang dalam keadaan normal atau

abnormal. Sehingga nantinya dapat dijadikan informasi yang dapat dijadikan

pembanding antara teori dan praktek.

Page 4: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Morfologi dan Sistematika Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari

Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-

kolam air tawar dan di beberapa waduk di Indonesia (Wikipedia II, 2009).

Nama ilmiah ikan nila adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa

Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia. Ikan peliharaan yang berukuran sedang,

panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip

punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan

sirip dubur (anal) dengan 3 duri dan 8-11 jari-jari (Wikipedia II, 2009).

Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap

melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis

tegak, 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip

punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika

musim berbiak (Wikipedia II, 2009).

Menurut Wikipedia II (2009), klasifikasi Ikan Nila, yaitu:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Page 5: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

5

Gambar 1. Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus)

B. Anatomi ikan nila (Oreochromis niloticus)

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani ἀνατομία anatomia, dari

anatemnein, yang berarti memotong) adalah cabang dari biologi yang

berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga

anatomi hewan atau zootomi dan anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa

cabang ilmu anatomi adalah anatomi perbandingan, histologi, dan anatomi

manusia (Wikipedia III, 2009).

Jaringan di dalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam

melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan

(jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi

(jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar

dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya

(Wikipedia III, 2009).

Lambung

Lambung adalah organ tubuh setelah kerongkongan yang berfungsi untuk

menghancurkan atau mencerna makanan yang ditelan dan menyerap sari atau

nutrisi makanan yang penting bagi tubuh. Pada hewan memamah biak, makanan

di lambung dicampur dengan enzim-enzim pencernaan, kemudian dikeluarkan

kembali ke mulut untuk dikunyah sekali lagi (Wikipedia III, 2009).

Page 6: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

6

Lambung merupakan segmen dari pencernaan yang diameternya relatif

lebih besar bila dibandingkan dengan segmen lainnya. Besarnya ukuran

lambung ini berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan.

Kemampuan ikan untuk dapat menampung makanan (kapasitas lambung)

sangat bervariasi antara jenis ikan yang satu dengan yang lainnya. Secara umum

fungsi lambung itu sama yaitu unutk menampung dan mencerna makanan,

namun secara anatomis terdapat variasi dalam bentuk (Kusrini dkk, 2007).

Menurut Kursini (2007) Berdasarkan anatominya terdapat beberapa tipe

lambung, yaitu:

a) Lambung berbentuk memanjang biasanya ditemukan pada beberapa jenis

ikan karnivora bertulang sejati.

b) Lambung berbentuk sifon, terdapat pada ikan golongan Chondrichthyes dan

kebanyakan ikan teleostei.

c) Lambung kaeka, terdapat pada ikan Polypterus, Amia, Anguilla.

Usus

Walaupun panjangnya bergantung pada jenis makanannya, usus ikan

berupa tabung sederhana yang berukuran sama dari lambung sampai dubur.

Jadi tidak mempunyai usus besar. Bentuknya dapat lurus seperti pada betutu

dan lele atau melingkar-lingkar seperti ikan nila, mas dan gurame bergantung

pada bentuk rongga perut. Mempunyai lapisan epitel kolumnar sederhana, sel

lendir melapisi lapisan submukosa yang berisi sel eosinofilik bergranula,

berbatasan dengan mukosa muskularis lapisan usus (Kusrini dkk, 2007).

Hati

Hati adalah sebuah organ dalam vertebrata, termasuk manusia. Organ ini

memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi

dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan

penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan.

Page 7: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

7

Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau

hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar (Wikipedia III, 2009).

Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses

pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak,

berwarna merah kecoklatan. Secara umum posisi hati terletak pada rongga

bawah tubuh, di belakang jantung dan di sekitar usus depan. Di sekitar hati

terdapat organ berbentuk kantung bulat kecil, oval atau memanjang dan

berwarna hijau kebiru-biruan (Kusrini dkk, 2007).

Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip

kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran

(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk

urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut

nefrologi (Wikipedia III, 2009).

Ginjal terletak di bagian atas peritonium (retroponium), sejajar dan di

bawah tulang belakang. Berwarna coklat muda. Ginjal ikan nila ini berkembang

dengan baik, sehubungan dengan kondisi lingkungan air tawar yang hipotonik

terhadap cairan tubuh. Fungsi dari ginjal tersebut adalah suatu organ yang

berperan dalam penyaringan beberapa bahan buangan sisa metabolisme.

Bahan-bahan yang dibuang lewat ginjal, antara lain ureum, air, dan garam

mineral. Sel-sel yang bertanggung jawab pada penyaringan ini adalah

glomerulus, yamg disebut kapsul bowman. Sedangkan yang berfungsi sebagai

reapsorsi ion adalah tubuli ginjal (Kusrini dkk, 2007).

Insang

Pada insang, sel-sel yang berperan dalam osmoregulasi adalah sel-sel

chloride yang terletak pada dasar lembaranlembaran insang. Studi mengenai

Page 8: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

8

fungsi dan biokimiawi insang teleostei mengindikasikan bahwa insang teleostei

merupakan pompa ion untuk chloride (Cl-), sodium (Na+) dan potasium (K+). Ion

Na+ dibutuhkan dalam proses pemompaan NH4+ dan H+ dari dalam tubuh ikan

ke lingkungannya (Kusrini dkk, 2007).

Jantung

Peranan jantung sangat penting dalam hubungannya dengan pemompaan

darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah

sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi,

oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi, senyawa N, dari tempat asal ke

seluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin

aliran darah sampai ke bagian-bagian jaringan-jaringan tubuh (Kusrini dkk,

2007).

C. Ekologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan nila bisa hidup di perairan air tawar hampir di seluruh Indonesia.

Jenis ikan ini sebenarnya bukan satwa asli Indonesia. Habitat aslinya adalah

Sungai Nil di Mesir. Ikan ini kemudian didatangkan oleh Pemerintah Indonesia

sejak tahun 1969 dari Taiwan. Jenis ikan ini tergolong hewan omnivora

(pemakan segala), jadi bisa diberi pakan apa saja asalkan sesuai dengan besar

mulutnya, misalnya udang, kerang kecil, atau pelet. Selain itu, karena ikan ini

juga memiliki toleransi lingkungan yang cukup besar, sehingga

pembudidayaannya sangat mudah (Caroko dkk, 2009).

Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di

banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di

Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila

juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan

segar, daging ikan nila sering pula dijadikan fillet (Wikipedia II, 2009).

Page 9: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

9

Ikan nila cenderung senang hidup di air hangat bersuhu sekitar 28 derajat

celsius. Ikan ini juga menyenangi kondisi air yang sedikit mengandung basa

dengan kisaran pH antara 7,0 dan 8,0. Seyogianya, air tidak boleh tercemar

bahan kimia beracun, kandungan oksigen di dalam air minimal 4 mg/liter, serta

kandungan karbon dioksida maksimal 5 mg/liter. Ikan ini biasanya dipelihara di

kolam air tenang (Caroko dkk, 2009).

D. Kelainan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan merupakan salah satu hewan air yang senantiasa bersentuhan

dengan lingkungan perairan sehingga sangat memungkinkan untuk terinfeksi

pathogen melalui air. Terjadinya serangan penyakit pada ikan dapat disebabkan

oleh terjadinya ketidakseimbangan lingkungan, pathogen dan ikan. Pada kondisi

normal pun, organisme pathogen akan ada dalam media hidup ikan. Organisme

ini akan menyerang ikan tatkala kondisi ikan melemah. Kondisi ikan melemah

dapat disebabkan oleh lingkungan. Dengan kata lain, serangan penyakit dapat

dicegah dengan cara memberikan kondisi lingkungan yang ideal bagi ikan.

(Sucipto, 2008).

Sakit didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi suatu organisme pada

kondisi fisik, morfologi, fisiologis dan atau fungsinya. Penyebab terjadinya

keadaan sakit disebut penyakit. Berdasarkan jenisnya, kita mengenal istilah

penyakit infektif dan non infektif. Sesuai dengan sifatnya penyakit maka dapat

digolongkan menjadi dua yaitu penyakit infektif dan penyakit non-infektif.

Penyakit infektif adalah suatu penyakit yang disebabkan ikan terinfeksi oleh

organisme pathogen yang berasal dari virus, bakteri, jamur ataupun parasit.

Sedangkan penyakit nono infektif adalah penyakit yang disebabkan oleh

gangguan non pathogen seperti nutrisi (makanan), kualitas air, bahan toxic, dan

genetic (Sucipto, 2008).

Page 10: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

10

E. Proses Histologi

Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan

sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi.

Jaringan yang iambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar

sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif

yang paling umum digunakan adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan

dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif

meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas

warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada

jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk

karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan (Wikipedia I, 2009).

Affuwa (2007), menyatakan bahwa membuat histologi jaringan hewan

mula-mula dengan menyiapkan jaringan segar dalam pengamatan mikroskopis

yaitu dengan cara fiksasi. Tujuan dilakukannya fiksasi adalah mencegah terjadi

kerusakan pada jaringan, menghentikan proses metabolisme secara cepat,

mengawetkan komponen sitologis dan histologis, mengawetkan keadaan

sebenarnya, mengeraskan materi yang lembek, dan jaringan-jaringan dapat

diwarnai sehingga bisa diketahui bagian-bagian jaringan.

Faktor-faktor yang berperan dalam fiksatif adalah buffer (pH), suhu yang

rendah mencegah autolisis,untuk mendapatkan daya penetrasi yang tinggi

digunakan irisan setipis mungkin, perubahan volume, osmolaliitas pada larutan

fiksatif, penambahan deterjen sehingga fiksatif cepat masuk, konsentrasi, dan

waktu fiksatif. Dehidrasi memiliki fungsi menghilangkan air dalam jaringan. Bahan

yang digunakan untuk dehidrasi harus mampu menggantikan fungsi air.

Dehidrasi yang baik dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari konsentrasi 70%

sesuai dengan pelarut Bouin formol kemudian berturut-turut ke dalam alkohol

Page 11: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

11

80%, 90%, 96% dan alkohol absolut. Pada setiap konsentrasi dilakukan

pengulangan 3 kali (Botanika, 2008).

Selanjutnya tahap dehidrasi, dehidrasi dilakukan setelah fiksasi dengan

tujuan untuk mengeluarkan air dari jaringan, ini merupakan prinsip dari teknik

parafin yaitu air dikeluarkan dan diganti dengan parafin sehingga blok jaringan

mudah dipotong, ini dilakukan 2 tahap yakni dehidrasi dan penjernihan. Proses

dehidrasi dilakukan dengan memasukkan jaringan yang sudah difiksasi kedalam

larutan alkohol berturut-turut dari kadar 70% sampai 100% (Robby , 2000)

Selanjutnya dengan proses clearing, untuk memungkinkan paraffin dapat

masuk ke dalam sel, haruslah alkohol di dalam organ diganti dengan zat yang

mudah mengusir alkohol tetapi kemudian harus bisa diusir oleh paraffin. Clearing

atau dealkoholisasi ini dapat menggunakan aceton, benzol,toluol, dan xilol.

Proses clearing dapat dilakukan selama 24 jam (Jvetunud, 2008).

Embedding dilakukan dengan membuat kotak kertas. Beberapa

keuntungan menggunakan kotak kertas yaitu bisa membuat arah sayatan dan

menandai jaringan. Sebelum jaringan atau sampel ditanam maka terlebih dahulu

paraffin dalam kotak harus membeku pada bagian dasarnya sehingga

memungkinkan objek tidak langsung menempel pada dasar kertas. Blok paraffin

yang akan disayat dulu maka dibentuk dulu (trimming). Bentuk blok disesuaikan

dengan bentuk pitanya yang diinginkan. Hal in dikarenakan penampang blok

paraffin menggambarkan blok pita yang akan diiris. Letak mata pisau pada

mikrotom sangat menentukan hasil yang diperoleh. Pisau dibersihan dengan

xylol dari sisa-sisa paraffin yang menempel. Hasil sayatan diambill dengan

menggunakan kuas secara hati-hati. Hasil sayatan diletakkan dalam bak

khhusuus dann diperhatikan urutannya. Pita hasil sayatan ditempel pada kaca

objek dengan menggunakan meyer albumin. Kaca objek selanjutnya diletakkan

di atas meja penangas (heating plate) (Botanika, 2008).

Page 12: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

12

Selanjutnya tahap dehidrasi, tahap rehidrasi atau dehidrasi sangatlah

penting dilakukan sebelum dilakukan pewarnaan. Hal itu baru dilakukan bila

paraffin dalam sayatan sudah larut dan biasanya dilarutkan dalam xylol

(Botanika, 2008).

Proses sectioning diawali dengan pengirisan blok parafin dengan scalpel,

sehingga permukaan blok parafin yang akan diiris dengan mikrotom berbentuk

segi empat. Irislah sedemikian rupa, sehingga preparat akan terletak tepat

berada di tengah blok. Proses pewarnaan dilakukan setelah preparat

dideparafinasindengan merendam preparat pada xylol. Salah satu pewarna

metode parafin pada jaringan hewan adalah hematoxylin dan Eosin. Zat warna

hematoxilin ini bersifat aquaosa (Botanika, 2008).

Page 13: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

13

III. METODE PRAKTEK

A. Waktu dan Tempat

Praktikum histologi dilaksanakan sebanyak 4 kali pada hari Kamis,

Jum’at, Sabtu dan Kamis, yaitu tanggal 5, 6, 7 dan 12 Maret 2009. Bertempat di

Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Fakultas Ilmu kelautan dan Perikanan,

Universitas Hasanuddin, Makassar.

B. Prosedur Kerja

1. Pengenceran

Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengenceran

yaitu gelas ukur 500ml berfungsi sebagai wadah sekaligus alat untuk

mengukur banyaknya alkohol yang akan diencerkan. Mengambil alkohol

96% sebanyak 416.66 ml, menempatkan alkohol pada gelas ukur sesuai

ukuran pengenceran. Menambahkan aquades ke dalam gelas ukur

sebanyak 83.33ml untuk mengencerkan alkohol 96% sehingga menjadi

alkohol 80%. Volume alkohol maupun aquades didapatkan dari rumus

M1.V1 = M2.V2

Dimana : M1 = Konsentrasi awal alkohol

V2 = Volume awal

M2 = Konsentrasi akhir alkohol

V2 = Volume akhir

2. Proses histologi

a. Pembedahan ikan

Mematikan ikan, kemudian membedah ikan dengan menggunakan

scalpel. Kemudian mengambil organ jantung dari ikan.

Page 14: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

14

b. Fiksasi

Membersihkan botol kaca kecil untuk wadah sampel dengan

menggunakan pembersih botol dan aquades. Meletakkan preparat

(jantung) yang telah dipotong tipis/ kecil, kedalam botol kaca kecil.

Masukkan larutan Bouins dengan menggunakan pipet tetes untuk

mengfiksasi jaringan kedalam botol kaca yang sudah berisi preparat.

Merendam preparat selama 24 jam.

c. Washing

Mengeluarkan larutan Bouins dengan pipet tetes yang dipakai

pada proses fiksasi. Merendam preparat selama 2 x 15 menit dengan

menggunakan alkohol 70%, untuk hasil maksimal botol sampel

digoyangkan.

d. Dehidrasi

Mengeluarkan alkohol 70% dengan pipet tetes yang berbeda

untuk tiap larutan pada proses washing. Masukkan larutan alkohol

70% ke dalam botol kaca menggunakan pipet tetes hingga sampel

terendam. Setelah 15 menit pertama keluarkan alkohol 70% dan

mengganti dengan alkohol 70% yang kedua, kemudian sampel

kembali direndam selama 15 menit. Mengganti alkohol 70% dengan

memasukkan larutan alkohol 80% selama 2 x 15 menit dengan

menggunakan pipet tetes yang baru. Mengganti alkohol 80% dengan

memasukkan larutan alkohol 96%, selama 2 x 15 menit dengan

mengunakan pipet yang baru.

e. Clearing

Mengeluarkan alkohol 96% dari botol sampel, yang dipakai pada

proses dehidrasi dengan pipet tetes. Memasukkan larutan Xylene

Page 15: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

15

kedalam botol sampel sehingga sampel terendam selama 2 x 15

menit.

f. Impregnasi

Mengeluarkan sampel yang telah direndam didalam larutan

Xylene, dan memasukkan sampel kedalam cassette dan dekkel.

Sampel dipindahkan dalam moldtray secara bergiliran kedalam 3

wadah yang terdapat dalam moldtray. Memasukkan sampel kedalam

wadah I yang mengandung xylene dan paraffin murni dengan

perbandingan 1 : 1 selama 30 menit, setelah 30 menit preparat di

pindahkan lagi kedalam wadah II yang mengandung paraffin cair

selama 30 menit, dan selanjutnya dimasukkan lagi kedalam wadah III

yang berisi paraffin cair.

g. Embedding

Sampel yang sudah diimpregnasi diletakkan secukupnya dalam

lempengan blok (dibagian worksurf dari Histoembedder) dengan

posisi yang sudah diatur sedemikian rupa. Kemudian lempengan blok

ini diisi dengan parafin cair dan ditutup dengan cassete & deckel dan

diberi tanda. Kemudian didinginkan di cold plate selama 5 -10 menit

atau sampai parafin mengeras.

h. Cutting

Proses pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mikrotom

berfungsi sebagai alat pemotong jaringan, sampel dipotong dengan

ketebalan 5-7 mikrometer. Kemudian potongan sampel ini diletakkan

di objek glass. Dan ditetesi aquades. Lalu diletakkan di penangas air

selama + 24 jam.

Page 16: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

16

i. Staining

Memasukkan preparat ke dalam xylene selama 2 x 15 menit

Kemudian di rehidrasi dengan alkohol berkonsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah yaitu alkohol 96%, alkohol 80% dan alkohol 70%

masing-masing selama 10 menit. Kemudian jaringan direndam dalam

aquades selama 10 menit. Setelah itu memasukkan jaringan kedalam

pewarna Haematoksilin selama 20 menit. Kemudian memasukkan

jaringan kedalam eosin selama 1 menit . Lalu di dehidrasi dari alkohol

konsentrasi rendah ke tinggi 70%, 80%, dan 96% masing-masing

selama 10 menit. Proses terakhir yakni jaringan ini dicelupkan ke

dalam xylene dan ditiriskan.

j. Mounting

Proses mounting yaitu memberikan entelan diatas object glass

kemudian merekatkannya dengan deg glass. Entelan ini berfungsi

sebagai perekat.

k. Pengamatan

Objek glass diberi entelan dan ditutup dengan deglass. Kemudian

mengamati jaringan jantung ikan nila (Oreochromis niloticus)

dibawah mikroskop.

Page 17: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Histologi Jantung Ikan Nila Normal dan Abnormal

1

2

3

Gambar 2. Histologi Jantung Ikan nila (Oreochromis niloticus) (sampel praktikum)

1

2

3

Gambar 3. Histologi Jantung Normal Ikan nila (Oreochromis niloticus)

1

2

3

Gambar 4. Histologi Jantung Abnormal Ikan nila (Oreochromis niloticus)

Keterangan:

1. Melanophore

2. Nerve Cell

3. Cardiac Muscle

Page 18: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

18

B. Prosedur Histologi

Pada gambar di atas dapat di lihat bahwa gambar 2 adalah jaringan

jantung yang normal, dimana pada jaringan jantung normal terlihat cardiac

muscle dan nerve cell yang masih utuh dan terlihat tersusun rapi . Sedangkan

gambar 3 adalah jaringan jantung abnormal, pada jaringan jantung abnormal

terlihat kondisi cardiac muscle dan nerve cellnya tidak utuh dan terlihat tidak rapi.

Hal ini terjadi pada jaringan jantung ikan yang kebanyakan terserang oleh

adanya bakteri maupun virus. Jaringan jantung yang abnormal berdampak pada

kinerja sistem peredaran darah pada ikan. Sehingga membuat ikan akan mati

secara perlahan-lahan.

Dalam pembuatan preparat histologis, dilakukan berbagai tahapan

prosedur diantaranya fiksasi, washing, dehidrasi, clearing, impregnasi,

embedding, cutting, dan staining.

Proses fiksasi adalah proses perendaman preparat organ ke dalam

larutan fiksatif dalam hal ini bouins yang dilakukan selama 24 jam. Tujuan

dilakukannya fiksasi adalah mencegah terjadi kerusakan pada jaringan,

menghentikan proses metabolisme secara cepat, mengawetkan komponen

sitologis dan histologis, mengawetkan keadaan sebenarnya, mengeraskan materi

yang lembek, dan jaringan-jaringan dapat di warnai sehingga bisa diketahui

bagian-bagian jaringan. Proses fiksasi dilakukan selama 24 jam agar larutan

bouins dapat terserap secara maksimal di dalam preparat histologis jaringan,

fiksasi yang terlalu lama juga dapat menyebabkan kerusakan pada preparat

jaringan.

Setelah melakukan proses fiksasi selama 24 jam, kemudian dilakukan

prosedur lanjutan untuk menghilangkan larutan bouins yang ada pada preparat.

Prosedur tersebut adalah washing dengan menggunakan alkohol 70%. Alkohol

digunakan agar larutan bouins dapat keluar dari preparat jaringan.

Page 19: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

19

Selanjutnya tahap dehidrasi, dehidrasi digunakan untuk menghilangkan

air dalam jaringan. Bahan yang digunakan untuk dehidrasi harus mampu

menggantikan fungsi air. Dehidrasi yang baik menurut Botanika (2008) dilakukan

secara bertahap yaitu mulai dari konsentrasi 70% sesuai dengan pelarut Bouin

formol kemudian berturut-turut ke dalam alkohol 80%, 90%, 96% dan alkohol

absolut. Pada setiap konsentrasi dilakukan pengulangan 3 kali. Tetapi yang

digunakan dalam praktek adalah alkohol 70%-96% agar jaringan benar-benar

bersih dari larutan bouins.

Setelah proses dehidrasi selesai, dilanjutkan dengan proses clearing,

clearing dilakukan pada jaringan agar alkohol yang terdapat pada jaringan dapat

keluar. Clearing atau dealkoholisasi ini dapat menggunakan aceton, benzol,

toluol, dan xilol. Proses clearing dapat dilakukan selama 24 jam (Jvetunud,

2008). Dalam praktikum ini digunakan xilol pada saat proses clearing, tujuan

digunakan xilol yaitu agar nantinya jaringan dapat mudah menyatu dengan

parafin. Dan waktu yang digunakan yaitu 2 x 15 menit. Waktu 2x15 menit

digunakan agar alkohol yang terdapat pada jaringan dapat keluar secara

maksimal. Dan proses clearing tidak dilakukan selama 24 jam karena akan

menyebabkan kerusakan pada jaringan akibat pengaruh xilol yang lama.

Penentuan jangka waktu clearing juga di pengaruhi oleh jenis jaringan itu sendiri.

Selanjutnya yaitu proses penyusupan parafin ke dalam preparat organ.

Proses ini tujuannya untuk mengeraskan dan mengakukan jaringan agar jaringan

terlihat jelas bagian-bagian dan lebih mudah dilakukan proses pemotongan atau

cutting. Tahapan impregnasi dilakukan dengan memasukkan jaringan dalam

cassette dan deckle kemudian merendamnya dengan parafin cair, parafin dipilih

sebagai media penanaman karena dapat mengakukan jaringan namun masih

tetap dapat dipotong pada saat cutting serta mudah meleleh ketika di panaskan

diatas penangas air. Perendamannya dalam parafin sebanyak 3 tahapan,

Page 20: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

20

dimana tahapan pertama parafin yang digunakan tidak seluruhnya parafin murni

tapi sebagian adalah xylene (perbandingan parafin xylene (1:1) hal ini dilakukan

untuk mengadaptasikan preparat terlebih dahulu dengan parafin setelah

perendaman sebelumnya dengan xylene. Setelah 30 menit barulah dua tahapan

selanjutnya dilakukan dengan perendaman jaringan pada parafin murni (tanpa

campuran xylene sama sekali).

Selanjutnya yaitu menanam preparat jaringan atau dilakukan prosedural

embedding dengan meletakkan pada lempengan blok dan diisi lagi dengan

parafin cair yang ditutupi oleh cassette dan deckle. Setelah proses embedding

selesai, lempengan blok kemudian didinginkan diatas cold plate agar parafin

cepat mengeras.

Tahap selanjutnya yaitu pemotongan jaringan dengan menggunakan

pisau mikrotom. Proses ini disebut cutting menggunakan pisau mikrotom. Pisau

mikrotom merupakan pisau khusus yang digunakan untuk pemotongan preparat

histologis jaringan. Oleh karena itu pisau mukrotom harus benar-benar tajam.

Selain ketajaman pisau, suhu juga berpengaruh terhadap pemotongan jaringan.

Pengaruhnya yaitu bila suhu naik atau panas, maka proses cutting jaringan akan

rusak akibat mencairnya paraffin sedikit demi sedikit akibat panas.

Kemudian prosedur terakhir yang dilakukan pada jaringan jantung adalah

proses pewarnaan atau staining. Hal ini dilakukan agar memperjelas bagian-

bagian jaringan pada jantung ikan nila saat pengamatan, dalam proses

pewarnaan menggunakan haematoxilin berwarna biru yang berfungsi

memberikan warna pada inti sel, xylene yang berfungsi untuk membersihkan

parafin, eosin yang berwarna merah bersifat asam tujuannya untuk melawan

sitoplasma, dan rehidrasi dengan alkohol 96% - 70% sebagai media penghantar

untuk proses pewarnaan dengan HE. Apabila proses ini tidak dilakukan maka

akan mempersulit pada saat pengamatan di bawah mikroskop.

Page 21: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

21

Selanjutnya tahap terakhir yang dilakukan pada jaringan jantung adalah

proses mounting, dalam proses ini sampel jaringan yang telah melalui tahap

staining diberikan entelan yang berfungsi sebagai perekat antara deg glass dan

object glass. Setelah deg glass dan object glass terekat dengan baik kemudian

dillakukan pengamatan dibawah mikroskop dan mengambil gambar jaringan

yang didapat dengan menggunakan kamera digital.

Page 22: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

22

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di laboratorium maka dapat

disimpulkan:

1. Teknik pembuatan preparat histologi dimulai dari proses fiksasi, washing,

dehidrasi, clearing, impregnasi, embeding, cutting, staining (pewarnaan),

Mounting (proses penutupan), dan pengamatan.

2. Kelebihan prosedur pembuatan preparat histologi yaitu dapat melihat

langsung dan jelas preparat jaringan dengan menggunakan mikroskop.

Sedangkan kekurangannya yaitu alat dan bahan yang digunakan untuk

proses pembuatan preparat jaringan hitologi sangat mahal dan sulit

diperoleh.

3. Jaringan jantung Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah jaringan normal

karena terlihat cardiac muscle dan nerve cell yang masih utuh dan

tersusun rapi, sedangkan pada jaringan jantung abnormal Ikan Nila

(Oreochromis niloticus) terdapat kerusakan pada cardiac muscle dan

nerve cell yang akan menyebabkan terhambatnya proses peredaran

darah ikan. Dan pada akhirnya menyebabkan kematian pada ikan nila

(Oreochromis niloticus)

B. Saran

Sebaiknya jurusan kelautan harus menyiapkan laboratorium tersendiri

dalam bidang fisiologi dan histologi, agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan

mencari waktu untuk melakukan praktikum, dan sebaiknya Praktikum histologi

laut menggunakan sampel berasal dari laut, yang memang berkaitan dengan

jurusan ilmu kelautan.

Page 23: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

23

DAFTAR PUSTAKA

Affuwa. 2007.Jaringan pada Hewan.http://affuwa.wordpress.com. Diakses pada tanggal 17 Maret 2009.

Bavelander G, dkk. 1998. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.

Botanika. 2008. Fixation mbedding sectioning.http//botanika.biologija.org. Diakses tanggal 17 Maret 2009.

Caroko, Edhi. dkk. 2009. Berharap Menjaring Devisa dari Si Nila http://www.majalahtrust.com/bisnis/peluang/806.php. [diakses tanggal 24 maret 2009].

Jvetunud. 2008. Parafin Hewan.http://www.jvetunud.com. [Diakses tanggal 17 Maret 2009 WITA].

Kusrini, Eni, dkk. 2007. Anatomi Organ Pencernaan Oreochromis sp. http://naksara.net/Aquaculture/Reproduction/pembenihan-ikan-nila.html [diakses tanggal 24 maret 2009].

Robby N, dkk. 2000. Histologi. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.

Sucipto, Adi . 2008. Pembenihan Ikan Nila.http://naksara.net/Aquaculture/Fish-Health/pembenihan-ikan-nila.html. [diakses tanggal 24 maret 2009].

Wikipedia I. 2009. Histologi. http://id.wikipedia.org/wiki/Histologi. [Diakses 15 Maret 2009].

------------ II. 2009. Ikan Nila. http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan nila. [Diakses 15 Maret 2009].

-------------III. 2009. Anatomi. http://id.wikipedia.org/wiki/Anatomi. [Diakses 20 April 2009].

Page 24: 82021113 23654671 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Jantung Pada Ikan Nila Oreochromis Niloticus

24

Lampiran I. Perhitungan Pengenceran Alkohol

Untuk mengencerkan alkohol 96% menjadi 80% sebanyak 500ml maka

perhitungannya adalah sebagai berikut :

Dik : M1 = 96

M2 = 80

V2 = 500 ml

Dit : V1 = .....???

Peny = M1 . V1 = M2 . V2

96 x V1 = 80 . 500 ml

V1 = 40000 96 V1 = 416,67 ml (Volume alkohol)

Volume Aquades = Volume akhir – Volume Alkohol

= 500 ml – 416,67 ml = 83,33 ml