Post on 02-Feb-2023
M O T T O
Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang, kita harusterus
bergerak
(Albert Einstien)
Orang Islam sejati adalaha pabila orang Islam yang lain merasa
aman dariucapan dantangannya
(HadisRiwayat Muslim)
Berpikir positipa dalah cara termudah menghindari perselisihan
(Penulis)
iii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkanskripsiinikepada :
1. Istri tercinta yang telah banyak memberikan dorongan,
motivasi, serta mendampingi dengan penuhkesabaran dan
kesetiaan selama ini baik dalam suasana suka maupun
duk
2. Anak-anakku yang selalu yang selalu menjadi
penyemangatku, dan mendukungku
3. Kedua orang tuaku tercinta yang telah penuh keikhlasan
merawat dan membesarkanku.
iv
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“
Peran Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Kamtibmas) di Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo..
Skripisi ini kami susun sebagai tanggung jawab proses akademis untuk
persyaratan kelulusan guna memperoleh gelarsarjana pada Jurusan Ilmu
Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
Tahun 2018.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Habib Muhsin, S. Sos, M. Si Ketua STPMD “APMD” Yogyakarta yang telah
memberikan kesempatan untuk menimba ilmu dan mengembangkan wawaasan di
kampus ini.
2. Gregorius Sahdan, S. IP, M.A Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, selaku
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi.
3. Dra. Herawati, M.PA, dan segenap dosen Ilmu Pemerintahan yang memberikan
pengetahuan yang sangat berharga kepada kami.
4. Kepala Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo beserta jajaran
perangkat dan masyarakat yang telah memberikan izin dan fasilitasi yang luar
biasa, serta membantu demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
v
5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang memberikan
bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Kiranya Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua
yang telah membantu penulisan dan menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan dan kelemahan oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoga Skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua amin.
Yogyakarta, 17 Oktober 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….... i
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………. ii
HALAMAN MOTO .……………………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .……………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR .....………………………………………………………. v-vi
DAFTAR ISI….…………………………………………………………………. vii-ix
DAFTAR TABEL..………………………………………………………………. x
DAFTAR GAMBAR .…………………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN ..………………………………………………………… xii
SINOPSIS .………………………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ……………….…….………… 1
B. RUMUSAN MASALAH ..…………………………………………. 5
C. TUJUAN PENELITIAN ..………………………………………….. 5
D. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………… 5
E. KERANGKA TEORI ……………………………………………….
1. Peran Pemerintah Desa..................................................................... 6
2. Pengelolaan Kamtibmas................................................................... 12
F. RUANG LINGKUP PENELITIAN ..……………………………... 18
G. METODE PENELITIAN ................................................................... 20
vii
1. JenisPenelitian ………………………………………………….... 20
2. Unit Analisis ……………………………………………………... 20
3. Teknis Pengumpulan Data.............................................................. 21
4. Teknik Analisis Data ..................................................................... 22
BAB II PROFIL DESA KETOSARI ..……………………………………. 24
A. KeadaanGeografis.………………………………………………. 25
B. Demografi .………………………………………………………. 28
C. KondisiPemerintahanDesa……………………………………….. 30
D. KadaanSosial …………….………………………………………. 34
E. SaaraanaPrasaarana ………………………………………………. 40
F. AspekPelayananUmum …………………………………………... 42
BAB III ANALISIS DATA PERAN PEMERINTAH DESA DALAM
PENGELOLAAN KAMTIBMAS DI DESA KETOSARI
KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO
A. DeskripsiInforman ………………………………………………. 45
1. Informan Menurut JenisKelamin…………………………….. 45
2. Informan Menurut Pendidikan ……………………………… 45
3. Informan Menurut Jabatan ………………………………….. 45
4. Informan Menurut Pekarjaan ………………………………... 45
B. Hasil Penelitian Peran Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan
Kamtibmas di Desa Ketosari Kecmatan Bener Kabupaten
Purworejo…………
1. Peran Pemerintah Sebagai Dinamisator ……………………... 47
viii
2. Peran Pemerintah Sebagai Katalisator …………………….. 56
3. Peran Pemerintah Sebagai Pelopor …………………./……. 62
4. Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Kamtibmas ....………. 66
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………...
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 69
B. Saran …………………………………………………………… 71
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
NAMA TABEL HALAMAN
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Dusun ………………………..
Tabel 2 Mutasi Penduduk ………………………………………….
Tabel 3 Pembagian Wilayah ……………………………………….
Tabel 4 Data Gangguan Kamtibmas 2015-2016 …………………...
Tabel 5 Jumlah SDM dan Sarana Kamtibmas …………………......
Tabel 6 Jumlah LMPD, Ormas dan Pembinaan Ormas ……………
Tabel 7 Keadaan Sosial Desa Ketosari …………………………….
Tabel 8 Pelayanan Kesehatan ……………………………………...
Tabel 9 Jumlah Partisipasi Sekolah ………………………………..
Tabel 10 Jumlah Saraana dan Prasarana Desa…………….……......
Tabel 11 Daftar Informan…………………. …………………........
29
29
31
33
33
34
36
37
39
41
45
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Ijin Penelitian
2. Surat Keterangan Penelelitian
3. Daftar Pertanyaan
4. Kas Kartu kendali Bimbingan
xii
SINOPSIS
Keamanan dan ketertiban masyaraakat merupakan kebutuhan yang sangat mendasarbagi masyarakat, tak satupun wilayah yang tidak membutuhkan situasi aman, karena situasikeamanan merupakan syarat bagi seseorang dalam menjalankan kehidupannya sebagaiindividu maupun sebagai makhluk social sekaligus dalam berbangsa dan bernegara. Olehkarena itu undang-undang Negara sudah mengamanatkan kepada penyelenggara Negaradalam hal ini pemerintah untuk memelihara ketertiban umum atau keamanan dan ketertibanmasyarakat (kamtibmas). Disemua jenjang wilayah. Ditingkat Desa undang-undang Nomor 6Tahun 2014 juga mengamanatkan kepada Pemerintah Desa dalam Bab V pasal 24 dituangkan11 asas penyelenggaraan Pemerintahan Desa salahsatu diataranya adalah asas ketertibanumum. Oleh karena itu penyelenggaraan kamtibmas di desa tidak saja menjadi tanggungjawab Pemerintah Desa namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif, berdasarkan kenyataanyang ada. Unit analisis adalah masyarakat Desa Ketosari Kecamatan Bener KabupatenPurworejo. Informan diambil dengan teknik purposive warga masyarakat sejumlah 15 orang.Teknik pengumpulan data secara observasi, interview dan dokumentasi. Sedangkan teknikanalisis data menggunakan teknik interpretative, yaitu dengan menggambarkan data yangdiperoleh, dicari unsure pokok yang berkaitan dengan objek penelitian, kemudianmenganalisanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sebagai dinamisator, PeranpemerintahDesa Ketosari dalam pengelolaan kamtibmas sudah dilaksanakan denganbaik dalam rangkamewujudkan pengelolaan kamtibmas, hal itu dapat dilihat dari pelaksanaan dilapangan. (2)Sebagai Katalisator Pemerintah Desa Ketosari sudah bias dilihat dari kerja sama yang terciptaantara Pemerintah dengan stake holder dan juga dengan masyarakat, disemua tahapanpenyelenggaraan kamtibmas sejak perencanaan hingga evaluasi. Namun peran yangdilakukan oleh Pemerintah Desa Ketosari sering terkendala dengan masih banyaknyaketerbatasan sehingga belum menunjukkan hasil yang maksimal. (3) Sebagaipelopor, PeranPemerintah Desa Ketosari ini sudah berjalan baik integritas dan kebersamaan pemerintah danmasyarakat sudah terjalin dalam segala aspek pelaksanaan baik dalam konsep maupunpelaksanaan dilapangan, arahan dan petunjuk pemerintah desa direspon cukup baik olehmasyarakat. (4) Sedang peran dari sisi pengelolaan Kamtibmas yang terdiri penyusunan data,perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian, khususnya dari bidang penyusunandata masih perludi tingkatkan, karena belum memiliki data yang memadai dan valid terkaitpengelolaan kamtibmas. Mengingat data merupakan sarana penting untuk melakukanperncanaan semua program pembangunan.
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tujuan berdirinya negera Indodonesia sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan undang-undang dasar 1945 alenia ke-IV adalah, Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Salah satu tujuan nasional yang memiliki sifat universal adalah peran aktif
bangsa ini dalam melaksanakan ketertiban dunia. Indonesia dapat melaksanakan
ketertiban dunia manakala ketertiban di dalam negeri terpelihara dengan baik.
Oleh karena itu keamanan dan ketertiban dalam negeri menjadi kunci utama
dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara. Pembangunan akan sulit
dilaksanakan manakala situasi keamanan dan ketertiban di setiap wilayah tidak
kondusif, sehingga imbasnya kesejahteraan masyarakat akan sulit dicapai.
Oleh karena itu persoalan kamtibmas selalu menjadi persoalan yang
abadi dari waktu ke waktu sejak pemerintahan Indonesia dikuasai oleh kolonial
penjajah hingga bangsa ini telah menikmati kemerdekaan 70 tahun yang lalu.
Meskipun pemerintah telah berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan
sistim pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, melalui perubahan
regulasi, peningkatan kulaitas SDM penyelenggara keamanan, peningkatan
sarana prasaran keamanan, pendekatan-pendekatan humanis, serta perbaikan
kualitas hidup masyarakat, namun persoalan keamanan dalam negeri seakan yak
2
pernah berhenti gaungnya. Permasalahan ketertiban umum secara substansi
dipengaruhi oleh perubahan politik, pergeseran nilai budaya dan perkembangan
teknologi. Oleh karena itu membutuhkan perhatian pemerintah di semua jenjang
kepemimpinan.
Guna memelihara situasi kamtibmas, negara melalui pemerintah
mengeluarkan kebijakan atau regulasi (aturan) tentang penyelenggaraan
Kamtibmas di Indonesia. Undang-undang Dasar 1945 pasal 37 dan 30 mengatur
hubungan negara dan masyarakat dalam pemeliharaan keamanan. Demikian pula
undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 memberikan kewajiban kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten maupun Kota untuk menyelengarakan Ketertiban
umum. Selanjutnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Bab V
Pasal 24 menjelaskan 11 asas penyelenggaraan pemerintahan desa, 3 diantaranya
meliputi Kepastian hukum, Tertib Penyelenggaraan Pemerintahan, Tertib
Kepentingan Umum. Berpijak pada 3 asas tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa Pemerintahan desa wajib menyelenggarakan atau mememilihara
ketertiban Umum dalam segala aspek penyelenggaraan pemerintahan
dilingkungannya. Penyelenggaraan Ketertiban umum di desa sangat bergantung
pada 2 faktor yaitu faktor budaya atau tradisi (kearifan Lokal) dan faktor peran
pemerintah. Dalam pandangan Kapolri jendral polisi Badrodin Haiti dalam dalam
sambutannya pada uapacara HUT bhayangkara ke 70, ada 3 karakter dalam
pengelolaan kamtibmas di desa. Pertama Jika peran pemerintah Desa dalam
pengelolaan kamtibmas kurang menonjol, namun budaya dan tradisi masyarakat
(kearifan lokalnya sangat mendukung terhadap pengelolaan kamtibmas) maka
penyelenggaraan kamtibmas akan banyak di pengaruhi oleh prakarsa masyarakat.
3
Kedua desa dimana masyarakatnya pasif terhadap kamtibmas namun Peran
Pemerintah Desa sangat aktif dalam memfasilitasi kegiatan kamtibmas, maka
pengelolaan kamtibmasnya juga dapat dikelola dengan baik. Ketiga Desa dimana
Peran pemerintah desanya kurang memperhatikan terhadap pengelolaan
kamtibmas dan masyarakat pasif maka sudah pasti pengelolaan kamtibmasnya
juga akan buruk.
Menyikapi 3 aspek diatas dapat di pahami bahwa peran pemerintah
sangat penting dalam penyelenggaraan kamtibmas utamanya di desa., bukan
karena tugas dan fungsi Pemerinta Desa yang yang telah ditetapkan undang-
undang dalam pengelolaan kamtibmas, namun kedudukan dan peran Pemerintah
masih sangat dibutuhkan ketika kemandirian masyarakat belum cukup dalam
memelihara kamtibmas di lingkungannya. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa mengamanatkan kepada Pemerintah Desa untuk memelihara
ketertiban umum dilingkungannya. Dengan undang-undang tersebut Pemerintah
Desa memiliki otoritas sebagai fasilitator, penggagas, dan leader dalam
penyelenggaraan kamtibmas Desa.
Sebagai fasilitator pemerintah dapat menjadi media komunikasi antara
kepentingan Negara dan masyarakat maupun kepentingan masyarakat terhadap
Negara. Penyedia kebutuhan masyarakat dalam pengadaan sarana prasaran,
koordinasi dengan pihak yang terkait dan penengah diantara masyarakat. Sebagai
pengagas Pemerintah Desa dapat menampung dan menyerap gagasan dan ide
masyarakat menjadi sebuah rumusan atau konsep yang baik atas penyelenggaraan
keamanan di desanya, selain itu juga dapat memasukan ide-ide, menjadi
penengah atas perbedaan pendapat antar kelompok masyarakat dalam
4
pengelolaan kamtibmas. Sebagai Leader pemerintah desa dapat berada di depan
memimpin, memotivasi, sekaligus member contoh kepada masyarakat bagaimana
penyelengaraan kamtibmas tersebut dilaksanakan, baik dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan dapat berupa strategi, alokasi anggaran,
penyiapan SDM, penyiapan sarana prasarana, maupun bidang koordinasi dan
konsultasi, apakah itu bersifat koordinasi keatas maupun kepada semua
masyarakat.
Jika memperhatikan pemikiran diatas perlu kita perhatikan kondisi
umum Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo sebagai obyek
penelitian ini. Secara umum kondisi keamanan dan ketertiban Desa ketosari
cukup kondusif. Fakta dilapangan kita temui masih sering terjadi gangguan
kamtibmas, apakah itu perselisihan baik yang tampka dipermukaan maupun yang
tersmbunyi utamanya dilingkungan keluarga, serta yang lebih menonjol adalah
masih sering terjadinya gangguan bencana tanah longsor, megingat dalam data
pemetaan daerah rawan longsor di Kecamatan Bener bahwa desa Ketosari
merupakan zona merah atau memilki tingkat kerawan sangat tinggi.
Dengan keberadaan kondisi Desa Ketosari tersebut bagaimana eksitensi
masyarakat dalam penanggulangan kamtibmas. Masyarakat cukup memiliki latar
belakang yang baik sebagai modal dalam pengelolaan kamtibmas, yaitu agamis,
memiliki kegotong royongan yang tinggi, dan masih menjunjung tradisi dan adat
istiadat yang tinggi. Namun demikian modal tersebut belum teraktualisasikan
secara maksimal dalam tindakan-tindakan real dalam penanggulangan
kamtibmas. Peran Pemerintah Desa secara lembaga juga masih belum terilhat
terumata dalam merumuskan kebijakan, perencanaan, pelaksaanaan dan evaluasi
5
dalam pengelolaan kamtimas. Sehingga potensi yang ada belum dapat
diberdayakan secara maksimal.
Kegiatan masyarakat dalam merespon gangguan kamtibmas masih
bersifat tradisional dan parsial, masih mengandalkan peran unsure pimpinan
maupun pendamping, seperti Pemerintah Desa, babinsa, babinkamtibmas, linmas
desa, Tokoh masyarakat, kepala Dusun, dan Ketua RT.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang uraian di atas maka peneliti mencoba mengangkat
rumusan masalah tentang: Bagaimana Peran Pemerintah Desa Ketosari Dalam
Pengelolaan Keamanan dan Ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Desa Ketosari
Kecamatan Bener Kabupaten Purwrorejo?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan Peran Pemerintah Desa dalam Penyelenggaraan Kamtibmas di
Desa Ketosari Bener Kabupaten Purworejo. Sekaligus unutuk memenuhi tugas
akademik yang ditentukan oleh STPMD “ APMD “ Yogyakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diperoleh oleh penulis dari penelitian ini adalah
1. Dapat mendiskripsikan peran pemerintah desa dalam pengelolaan kamtibmas
di Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.
2. Publik mengetahui sejauh mana Peran pemerintah desa Ketosari dalam
pengelolaan kamtibmas desa, berdasarkan tujuan dan regulasi tentang
6
pengelolaan kamtibmas yang berlaku, maupun budaya kearifan
lokalmasyarakat yang ada.
E. KERANGKA TEORI
a. PERAN PEMERINTAH DESA
1. PERAN
Dalam pengertian umum, peran dapat diartikan sebagai perbuatan
seseorang atas sesuatu pekerjaan. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia,peran adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu peristiwa. Peran adalah suatu yang dinamis dari suatu kedudkan
(status). Peran merupakan sebuah landasan persepsi yang digunakan
setiap orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi,
untuk melakukan suatu kegiatan mengenai tugas dan kewajibannya, karna
setiap orang pasti akan memiliki peran dalam kehidupannya. Dalam
kenyataannya, mungkin jelas dan mungkin juga tidak begitu jelas. Tingkat
kejelasan ini akan menentukan pula tingkat kejelasan peranan seseorang
(Sedarmayanti, 2004:33)
Peran merupakan aspek dinamis dari status, apabila seseorang
melaksanakan hgak-hak dan kewajibannya se suai dengan status dan
peranan tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang
lain, demikian pula sebaliknya. Dimana tak ada peranan tanpa kedudukan,
atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan
maka peranan juga mempunyai arti bahwa manusia mempunyai macam-
macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal ini
7
engandung arti bahwa pernan tersebut menentukan apa yang diperbuat
oleh masyarakat atau individu dan sekaligus kesempetan-kesempatan apa
yang diberikan masyarakat kepadanya.
Menurut Soekamto (2003 : 243) peranan adalah aspek dinamis
kedudukan (Status). Apabila seseorang melaksanakan hak da
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu
peranan. Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari
pola-pola pergaulan hidup. Hal ini berarti peranan menentukan apa yang
diperbuat bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang
diberikan oleh masyarakat dalam mejalankan suatu peranan. Peranan
mencakup 3 hal yaitu:
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam mensyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan masyarakat.
2) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat dalam organisasi.
3) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Menurut undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
Desa adalah Desa dan desa adat atau yag disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
8
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui
dan dan dihormati dalam sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Sebagai Institusi modern, pemerintah desa tidak cukup hanya
memainkan legitamasi simbolik dan social, tetapi harus membangun
legitimasi yang dibangun dari dimensi kinerja politik dan ekonomi. Desa
merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai asli berdasarkan
hak asal usul yang bersifat istimewa, landasan pemikiran mengenai
pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
demokratisasi, dan pemberdayaa masyarakat. Penyelenggaraan Pemerintah
Desa merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan
sehingga desa memilki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat (Widjaja 2003 : 3)
2. PEMERINTAH DESA
Pemerintah Desa menurut undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa Bagian I Pasal 1 poin 3 menjelaskan bahwa, Pemerintah Desa
adalah kepala Desa atau disebut dengan nama lain, dibantu Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Tugas, wewenang, hak
dan kewajiban Kepala Desa diatur pada pasal 26 ayat 1 sampai dengan 4
undang-undang Nomor 6 tahun 2014. Adapun tugas kepala desa adalah
adalah, menyelennggarakan pemerintahan, menlaksanakan pembangunan
desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat
desa. Dalam melaksanakan tugas kepala desa berwenang :
9
a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintah Desa.
b. Mengangkat dan mmemberhentikan perangkat desa
c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa
d. Menetapkan peraturan desa
e. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa
f. Mebina kehidpan masyarakat desa
g. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
h. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasikan
agar mencapai perekonomian produktif yang sebesar-besarnya.
i. Mengembangkan sumber pendapatan desa
j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa
l. Memanfaatkan teknoogi tepat guna
m. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif
n. Mewakili desa didalam dan diluar pengadilan atau menunjuk kuasa
hkum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan
o. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Poin pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
dalam pasal 26 undang-undang nomor 6 tahun 2014 ini selain merupakan
wewenang juga merupakan kewajiban kepala desa. Pasal 28 ayat 1 dan 2
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa menyebutkan bahwa
10
Kepala desa tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana pasal 26 dikenai
sangsi administratif, jika sangsi administratif tidak dilaksanakan dapat
dikenai sangksi pemberhentian sementara dan pemberhentian. Perangkat
desa adalah unsur pembantu kepala desa, pasal 48 bagian kelima
menjelaskan bahwa Perangkat desa terdiri dari unsur sekretariat desa
(skretaris desa dan kepala urusan), pelaksana kewilayahan, dan pelaksana
teknis. Adapun tugas perangkat desa membantu kepala desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.Pada kontek ini yang dimaksud
peran Pemerintah Desa adalah keterlibatan Kepala Desa beserta
perangkatnya secara kolektif kelembagaan menurut fungsi yang diberikan
secara aturan yang berlaku, dalam memenuhi wewenang, hak dan
kewajibannya dalam memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas) di Desa. Sebagimana 11 asas penyelenggaraan
Pemerintahan desa yang tertuang dalam Bab V pasal 24 salah satunya
adalah memelihara ketertiban umum.
Sebagai Pemyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat dalam sistim pemerintahan negara, Pemerintah Desa memiliki
tanggung jawab terhadap segala perubahan yang terjadi, baik perubahan
yang terjadi pada masyarakat maupun perubahan sosial kemasyarakatan.
Guna mengatasinya Pemerintah Desa harus punya kemampuan untuk
berfikir atau berbuat secara rasional dalam mengambil keputusan, dan
keputusan yang diambil tidak memberatkan masyarakat. Selain itu
Pemerintah Desa juga harus memiliki peran yang cukup baik sebagai
11
dinamisator, katalisator, mapun pelopor bagi masyarakat, agar senantiasa
diikuti dan mendapatkan dukungan dari masyarakat.
2.1 Sebagai Dinamisator
Peran Pemerintah Desa sebagai Dinamisator adalah menggerakkan
partisipasi sebagai elemen masyarakat tatkala terjadi hambatan dalam
proses pembangunan (Mendorong dan memelihara dinamika
pembangunan daerah). Sebagai Dinamisator, pemerintah berperan
memalui pemberian bimbingan dan arahan yang intensif dan efektif
kepada masyarakat. Bimbingan dan arahan sangat diperlukan dalam
memelihara dinamika. Pemerintah melalui tim penyuluh maupun badan
tertentu memberikan bimbingan maupun pelatihan kepada masyarakat
2.2 Sebagai Katalisator
Peran Pemerintah Desa sebagai katalisator yaitu seorang pemimpin
yang mengkoordinir dan mengawasi secara langsung factor-faktor yang
dapat mendorong laju perkembangan pembangunan di Desa. Dengan
adanya peran dari Kepala Desa selaku Aparatur Pemerintah Desa,
maka harus mampu mengawasi bagaimana kegiatan pembangunan itu
berjalan dengan baik. Kemudain menghimbau masyarakat agar mau
berpartisipasi selama proses pembangunan berlangsung. Kepala Desa
selaku pemimpin juga menjalankan perannya dengan mendorong
semangat masyarakat terhadap laju perkembangan pembangunan di
desa. Dengan melakukan berbagai upaya dari pemerintah untuk
mengingkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi kegiatan
pembangunan di desa.
12
2.3 Sebagai Pelopor
Peran Pemerintah Desa sebagai pelopor dengan menunjukkan wibawa
pemerintah yang tinggi terhadap masyarakat dalam proses
pembangunan. Pemrintah Desa harus bisa mengayomi masyarakat
dalam memberikan contoh teladan yang baik, memiliki dedikasi
(Loyalitas) yang tinggi serta dapat memberikan penampilan yang
terbaik kepada masyarakat. Maka masyarakat sensntiasa akan
menghargai dan menghormati pemimpinya. Mengingat penting
pembangunan di desa, Pemerintah Desa harus bisa membimbing
masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam pembangunan. di desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, memiliki makna bahwa
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa
ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan
esensi dan prioritas kebutuhan masyarakat.
3. PENGELOLAAN KAMTIBMAS
3.1 PENGELOLAAN
Pengelolaan berakar dari kata “ kelola “ dan istilah lainnya adalah
“manajemen” yang artinya ketatalaksanaan, tata pimpinan, Menurut Bahri
dan Zain (1996), bahwa pengelolaan itu adalah pengadministrasian,
pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Pengelolaan merupakan
terjemahan dari kata “management”. Terbawa oleh derasnya arus
13
penambahan kata kedalam bahasa Indonesia, Istilah inggris tersebut lalu
di Indonesiakan menjadi “manajemen” atau “ menejemen”.
Seiring pendapat diatas menrut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) (1958, halaman 412) disebutkan bahwa pengelolaan berarti
penyelenggaraan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan adalah penyelenggaraan/pengurusan agar suatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efesien. Menurut Drs. Winarno
Hamiseno (1978, halaman 1) pengelolaan adalah substansi dari
mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari
penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan
sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan adalah proses mengatur agar seluruh potensi secara
optimal dalam mendukung tercapainya tujuan yaitu perencanaan
(planing), Pengorganisasian (organizing), pengerahan (aktualing),
pengawasan (controling).
Berdasarkan teori diatas menurut penulis teori yang dikemukan
oleh Drs. Winarno Hamiseno (1978, halaman 1) pengelolaan adalah
substansi dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan
yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sangat tepat
untuk dijadikan landasan penilitian ini. Yaitu mengelola berati
penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan,
mengawasi dan menilai.
14
3.2 KAMTIBMAS
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamtibmas
merupakan akronim arti keamanan dan ketertiban masyarakat.Kamtibmas
dapat dipahami dalam dua dimensi yaitu dimensi substansi normatif
(Nilai, Norma, Aturan, atau sistim) dan dimensi empirik/aktualisasi
(Perilaku, Budaya, Kebiasaan).Kata keamanan berasal dari kata aman,
secara sederhana istilah keamanan dapat diartikan sebagai suasana bebas
dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan. Walter
Lippmann seorang ahli hubungan internasional merangkum
kecenderungan ini dengan pernyataan yang terkenal : “ Suatu bangsa
berada dalam keadaan aman selama bangsa itu tidak dapat dipaksa
untuk mengorbankan nilai-nilai yang dianggap penting (vital)....,dan jika
dapat menghindari perang atau jika terpaksa melakukannya, dapat
keluar sebagai pemenang. Menurut Barry Buzan seorang pakar
keamanan, bahwa persoalan keamanan mustahil hanya menjadi urusan
suatu negara saja, manun lebih membutuhkan sebuah koordinasi regional
maupun internasional. Buzan dikenal sebagai pakar keamanan yang
menggunakan istilah “ Securitization “ bermakna sebagai upaya untuk
menjadikan persoalan non militer sebagai isu keamanan. Keamanan
adalah hal utama yang berkaitan dengan nasib sekumpulan manusia, juga
berkaitan dengan keyakinan bebas dari ancaman. Adalah tentang
kelangsungan hal hidup, tetapi juga banyak mencakup banyak hal atau
urusan tentang sebuah kondisi kelangsungan hidup. Keamanan
15
dipengaruhi oleh 5 faktor utama yaitu : Militer, Politik, Sosial, ekonomi
dan lingkungan.
a. Dimensi Normatif
Dalam rumusan Kepolisian Republik Indonesia, Keamanan
berasal dari kata aman yang berarti suatu kondisi yang bebas dari
segala macam bentuk dari gangguan dan hambata.Sedangkan
pengertian ketertiban adalah suatu keadaan dimana segala kegiatan
dapat berfungsi dan berperan sesuai fungsi yang ada. Sedangkan
masyarakat adalah sekolompok orang-orang yang hidup dalam
lingkungan/wilayah tertentu, yang telah membentuk suatua kesatuan
budaya dan cara pandang yang sama.
Menurut Undang-undang Kepolisian Republik Indonesia
Nomor 2 tahun 2002 pasal 1, kamtibmas mengandung pengertian
sebagai suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu
prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam
rangka tercapainya tujuan nasional, yang ditandai oleh terjaminnya
keamanan dan ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya
ketentraman yang mengandung kemampuan membina serta
mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam
menangkal, mencegah dan menanggulangi, segala bentuk
pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk ganguan lainnya yang dapat
meresahkan masyarakat.
Pemahaman aman mengandung 4 pengertian dasar, Pertama
Security yaitu perasaan bebas dari gangguan fisik dan psikis.Kedua
16
Surety yaitu perasaan bebas dari kekhawatiran, Ketiga Safety Yaitu
perasaan Terlindungi dari segala bahaya dan Keempat Peace Yaitu
perasaan damai lahiriah dan batiniah.
1) Dimensi Empirik
Dimensi Empirik mengandung pengertian pelaksanaan,
aktualisasi, dari sebuah nilai nilai, norma dan kesepakatan di suatu
daerah/kelompok masyarakat. Empirik memberikan bentuk
pengetian, kemamuan, keikutsertaan secara aktif dalam mewujudkan
nilai-nilai tadi, selain itu dimensi empiric juga, meliputi, sistim
pengoganisasian, administrasi, pengawasan dan evaluasi, serta
diterapkannya bentuk sangsi baik secara yuridis, maupun social.Arti
kata Terhadap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah memberikan arah, kepada atau lawan.Sehingga makna
terhadap kontek penelitian ini adalah bentuk arahan secara focus
yang ditujukan kepda mayarakat desa ketosari untuk bidang
kamtibmas yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa.
Pada tahun 2010 Kaporli memprediksi bahwa tahun 2016 ada
7 (tujuh) kejahatan Kamtibmas yaitu : Pencurian dengan kekerasan
(Curas), Pemcurian dengan Pemberatan (Curat), dan penganiyaan
kejahatan dijalanan (Street crime), Pencurian kendaraan bermotor
(Curanmor), pemerasan dan premanisme. Selajujtnya kaporlri juga
memprediksi kejahatan narkoba baik nasional, regional dan
ingternasional akan terus mewarnai kejahatan di indonesia.
17
Kebutuhan akan stabilitas kematibmas yang kondusif tidak hanya
menjadi keinginan aparat penegak hukum saja, tapi juga bagi
masyarakat itu sendiri, karena itu yang dibutuhkan sekarang adalah
bagaimana antara masyarakat dan Polri terjalin suatu hubungan yang
sinergis dalam mengupayakan terwujudnya kamtibmas yang stabil.
Lebih dalam lagi Kapolri menjelaskan ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab timbulnya masalah kemtibmas, diantaranya :
1. Kondisi perekonomian yang belum stabil baik secara mikro
maupun makro.
2. Tidak maksimalnya perangkat institusi dan hukum untuk
menjaga dan mengendalikan kamtibmas di masyarakat.
3. Ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi sosial
dilingkungannya turut mendorong terjadinya instabilitas sosial.
4. Hilangnya sikap keteladanan yang seharuusnya diberikan oleh
pihak-pihak yang memegang kekuasaan (dalam arti luas).
Lebih jelas lagi Kapolri menjelaskan, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan oleh masyarakat guna mendukung terwujudnya kamtibmas
yang kondusif, diantaranya :
1. Tokoh agama dan tokoh masyarakat secara ktif memberikan
informasi kepada aparat penegak hukum terkait kondisi
kamtibmas yang terjadi diwilayahnya.
2. Mengaktifkan kembali sistim keamanan lingkungan (siskamling).
3. Mengaktifkan kembali gerakan sadarkum pada semua tingkat
kehidupan amsyarakat.
18
4. Komponen masyarakat secara rutin menjalin komunikasi dan
kedrja sama dengan aparat kepulosian dengan
menginterventarisir berbagai poteni gangguan yang dapat muncul
sekaligus mencari solusi.
5. Apabila muncul ketidak sepahaman terhadap msuatu kebijakan
agar disalurkan melalui sarana yang tepat tidak dilakuakan secara
narkis.
6. Tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya, tapi berupaya mderedam
agar issu tersebut tidak meluas.
F. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup adalah batasan sebagai titik fokus penelitian.Ruang
lingkup penelitian sebagai batasan dalam penelitian ini yaitu melihat dan
mendiskripsikan peran Pemerintah Desa Ketosari Kecamatan Bener Kabupaten
Purworejo dalam Penyelenggaraan Kamtibmas. Menurut pandangan penulis
ruang lingkup penelitian disarkan pada 2 subtansi pokok penelitian ini yaitu peran
Pemerintah Desa Ketosari dalam pengelolaan kamtibmas, mengacu pada
kerangka pikir yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014, yaitu
sebagai dinamisator, katalisator dan sebagai pelopor, serta substansi pengelolaan
kamtibmas itu sendiri.
a. Peran Pemerintah Desa
a.1 Sebagai dinamisator, Peran Pemerintah Desa Ketosari sebagai
Dinamisator yaitu peran yang dilakukan dalam membimbing,
19
mengarahkan, memotivasi, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam
pengeloaan kamtibmas.
a.2 Sebagai Katalisator, peran Pemerintah Desa Ketosari sebagai
Katalisator yaitu peran yang dilakukan dalam melakukan koordinasi,
pengawasan, menghimbau, mendorong semangat warga, dalam
pengelolaan kamtibmas
a.3 Sebagai Pelopor, peran Pemerintah Desa Ketosari sebagai pelopor
yaitu peran yang dilakukan dalam menunjukkan kewibawaan yang
tinggi terhadap masyarakat, dalam pengelolaan kamtibmas.
b. Pengelolaan Kamtibmas
Berdasarkan teori diatas menurut penulis teori yang dikemukan oleh
Drs. Winarno Hamiseno (1978, halaman 1) pengelolaan adalah substansi
dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai
dari upaya Pemerintah Desa Ketosari dalam Pengelolaan Kamtibmas
b.1 Penyusunan data, sejauh mana Pemerintah Desa Ketosari telah
melakukan penyusunan data permasalahan kamtibmas.
b.2 Merencanakan, sejauhmana Pemerintah Desa mengorganisasikan
pengelolaan kamtibmas ini di desa ketosari.
b.3. Melaksanakan, Apa saja yang telah dilakukan oleh Pemerintah Desa
Ketosari dalam pengelolaan kamtibmas.
b.4 Pengawasan dan penilaian, tindakan apa saja yang dilakukan
Pemerintah Desa ketosari dalam memonitor dan mengawasi
pengelolaan kamtibmas di desa.
20
G. METODE PENELITIAN
1. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif
yaitusuatu tehnik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data
yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak
mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh
gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.Tujuan
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki.
2. UNIT ANALISIS
Unit analisis dalam penelitian ini adalah obyek dan sekaligus subyek
penelitian atau kesatuan unit yang akan diteliti. Obyek penelitian ini adalah
bagaimana upaya Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Kamtibmas yang tekait
dengan sistim dan kegiatan kamtibmas, dan. Subyek penelitian yaitu
keseluruhan komponen yang terlibat dalam pelaksanaan pengelolaan
Kamtibmas Di Desa Ketosari kecamatan Bener Kabupaten Purworejo.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif ini penulis
menentukan informan yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan
tujuan peneltian, dengan jumlah informan sebanyak 24 orang, yang yang
terdiri dari:
1. Kepala Desa : 1
2. Ketua dan anggota BPD : 1
21
3. Kepala dusun : 3
4. Ketua RT : 1
5. Anggota Linmas : 3
6. Anggota FKPM : 2
7. Tokoh Masyarakat : 4
Jumlah : 15
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang
relevan dan akurat.
3. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, teknik yang dilakukan
adalah:
a. Observasi(pengamatan)
Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara turun langsung ke
lapangan penelitian untuk mengamati dan mencatat berbagai hal yang
berkaitan dengan penelitian.
b. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap
informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara
yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
22
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah merupakan salah satu pola untuk mengumpulkan
data dari berbagai literatur baik berupa dokumentasi kegiatan, data,
table, gambar, serta sumber-sumber lain yang relevan dan terkait dengan
permasalahan dalam penelitian. Data tersebut meliputi semua data yang
berkaitan dengan pengelolaan administrasi desa di Desa Ketosari,
Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
4. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.
Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa analisis data
bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data.Data yang terkumpul
banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar,
foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode
pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis
data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa
menggunakan teknik kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisis data
berdasarkan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan
23
Huberman. Menurut Sugiyono analisis interaktif adalah : “ Analisis pada
model ini terdiri dari empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
dan verifikasi ( Sugioyono, 2007:246) “ Langkah-langkah dalam analisis
penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti mencari data-data yang diperlukan untuk
kepentingan penelitian diambil di lapangan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
b. Reduksi data
Tahap reduksi data merupakan tahap pemilihan data, dalam hal ini peneliti
melakukan pemilihan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan pokok
permasalahan yang diteliti.
c. Penyajian data
Pada tahapan penyajian data, peneliti melakukan analisis terhadap data
yang telah direduksi, menginventarisir data secara kelompok yang telah
dikumpulkan secara deskriptif sesuai dengan fenomena yang terjadi di
lapangan berdasarkan teknik pengumpulan data yang diambil.
d. Penarikan kesimpulan
Pada tahap ini peneliti memberikan jawaban atas rumusan masalah yang
diajukan. Penulis juga memberikan saran atau rekomendasi penelitian.
25
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DESA KETOSARI
4. DESA KETOSARI
Menurut Koentjaraningrat mendefinisikan desa itu sebagai komunitas
kecil yang menetap disuatu tempat (Raharjido, 2010:29), sedang menurut P.H
Landis terdapat 3 definis tentang desa. Pertama desa itu lingkungan yang
penduduknya kurang 2.500 orang, kedua desa adalah suatu lingkungan yang
penduduknya mempunyai hubungan yang saling akrab serba informal satu
sama lain, dan yang ketiga desa adalah suatu lingkungan yang penduduknya
hidup dari pertanian. Pasal 1 angka 1 undang-undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang desa menyebutkan bahwa Desa adalah “ desa dan desa adat tau yang
disebut dengan nama lainnya, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistim pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia “.
Desa Ketosari merupakan salah satu dari 28 desa yang terletak di
Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo, merupakan wilayah administrative,
dan memiliki otonomi untuk mengatur pemerintahan, berdasarkan Undang-
undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa. Terletak berbatasan dengan
disebelah utara desa Kalijambe dan Sukowowuh, Sebelah Selatan desa Bener,
sebelah Barat desa Legetan dan Karangsari, dan sebelah timur Desa Kamijoro.
Berdasarkan data statistik Tahun 2014 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik
26
Kabupaten Purworejo, menyebutkan desa ketosari memiliki jara 4 km dari ibu
kota kecamatan Bener, dengan luas wilayah 307.055 Ha, memiliki ketinggian
terendah 299 m dan tertinggi 416 m dari permukaan laut. Terdiri dari 5 dusun
dan 3 RW, dengan jumlah penduduk 1.747 orang.
I. GEOGRAFI
1. Kondisi Umum Desa dan Topografi
Desa Ketosari, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa
Tengah merupakan satu dari 28 desa di Kecamatan Bener yang mempunyai jarak
18 km dari kota kabupaten. Secara geografis Desa Ketosari dengan luas wilayah
552,092 Ha terletak di perbatasan dengan:
Batas Wilayah
Sebelah Utara : Desa Sukowuwuh
Sebelah Timur : Desa .Kamijoro
Sebelah Selatan : Desa Bener
Sebelah Barat : Desa Legetan
Letak topografis tanahnya datar, dengan lahan sebagian besar
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian, perkebunan dan
persawahan sehingga sebagian besar masyarakat desa adalah petani dan
petani penggarap.
2. Sejarah Desa Ketosari
Desa KETOSARI berasal dari dua kata yaitu Ketos dan Sari. Ketos
dalam bahasa jawa merupakan jenis beras yaitu beras ketan yang
mempunyai sifat lengket. Hal ini mengandung makna atau arti bahwa pada
27
masyarakat ketosari terjalin persaudaraan yang erat dalam bermasyarakat,
dan hidup rukun dalam kesehariannya seperti sifat dari beras ketan.
Sedangkan Sari dalam bahasa jawa mengandung maksud ramai dalam hal
bekerja, bisa juga dagangannya laku (laris) jika dalam istilah pedagang.
Dari dua kata tersebut jika digabung mengandung maksud bahwa desa
Ketosari merupakan Desa dengan penduduk yang erat persaudaraannya,
guyub rukun satu dengan yang lainnya serta sifat penduduknya rajin bekerja
keras untuk mewujudkan sebuah desa yang makmur.
Menurut sejarah dulunya desa ketosari terdiri dari 3 desa yaitu
Kedung Agung, Ketosari dan Puguh yang masing - masing mempunyai
pemimpin atau Kepala Desa tersendiri, karena adanya suatu hal untuk
Kedung Agung bergabung dengan Desa Kaliabu Kabupaten Magelang dan
Puguh bergabung dengan Desa Legetan. Untuk Ketosari dipimpin oleh
kepala desa karto Sentono ( Lurah Cempluk ) dan Kedung agung dipimpin
oleh kepala desa Darmo dari Wirosaran Loano. Maka atas kesepakatan
bersama antara kepala desa Karto Sentono ( Lurah Cempluk ) dan kepala
desa Kedung Agung dan Puguh digabung menjadi Desa Ketosari sampai
sekarang.
Adapun kepala Desa yang memimpin Desa Ketosari adalah sebagai
berikut :
Kepala Desa I : Bp. Karto Sentono ( Lurah Cempluk) tahun
1940 -1949
Kepala Desa II : Bp. Bunar tahun 1949 - 1955
Kepala Desa III : Bp. Pawiro Yitno tahun 1955 - 1975
28
Kepala Desa IV : Bp. Sumpono tahun 1975 - 1978
Kepala Desa V : Bp. Darjo tahun 1978 - 1983
Kepala Desa VI : Bp. Ja’par Shodik tahun 1983 – 1991
Kepala Desa VII : Bp. Muhibin tahun 1991 – 1999
Kepala Desa VIII : Bp. Romadhon tahun 1999 – 2007
Kepala Desa IX : Bp. Pri Haryadi tahun 2007 – 2013
Kepala Desa X : Bp. Amat Ikhsan tahun 2013- sekarang
Di Desa Ketosari juga terdapat pahlawan yang ikut berjuang melawan
penjajah yaitu : Bapak Sastro Muslim dan Bapak Parto yang pada zaman
penjajahan Jepang bergabung dengan PETA. Adapun Bapak Satro Muslim
dimakamkan di makam Sigandul Ketosari sedangkan Bapak Parto
dimakamkan di Lampung Sumatera.
3. Luas Wilayah
LUAS DAERAH / WILAYAH
Tanah sawah :
a. Irigasi teknis : 57,925 Ha
b. irigasi setengan teknis : 46,130 Ha
c. Irigasi sederhana : 40,230 Ha
d. Tadah hujan / sawah rendengan : 103,251 Ha
e. Sawah pasang surut : 46,701 Ha
Tanah kering
29
a. Pekarangan/bangunan/emplasement : 16,4 Ha
b. Tegal / kebun : 241,455 Ha
c. Ladang / tanah huma : - Ha
d. Ladang penggembalaan/pangonan : - Ha
II. KONDISI DEMOGRAFI
Jumlah penduduk desa Ketosari terdiri dari 602 kepala keluarga (KK) yang
terdiri dari 1049 laki-laki dan 938 perempuan dengan jumlah Rumah Tangga Miskin
(RTM) sebanyak 354 RTM
(Tabel 1)
Adapun jumlah penduduk menurut dukuh/dusun :
No Dusun Laki-laki Perempuan
1 Dusun I Keposong 242 188
2 Dusun II Simpu 197 129
3 Dusun III Kedung Agung 239 214
4 Dusun IV Santren 242 289
5 Dusun V Puguh 129 118
JUMLAH 1049 938
Data Secunder Pemdes Ketosari 2016
(Tabel 2)
Mutasi Penduduk
No Jenis Mutasi Laki-laki Perempuan
1 Pindah antar Kecamatan 1 1
2 Datang
3 Lahir 2 3
4 Mati 2 4
30
5 Mati < 5 tahun
6 Mati > 5 tahun 1 4
Data Secunder Pemdes Ketosari 2016
Kepadatan penduduk : 0,0015 jiwa/km2
Penyebaran Penduduk : merata
Angka NTCR
20 Nikah : - Kejadian
- Talak : - Kejadian
3 Cerai : - Kejadian
- Rujuk : - Kejadian
Penduduk Menurut Mata Pencaharian
1 Petani
- Petani Pemilik Tanah : 420 Orang
- Petani Penggarap Tanah : 50 Orang
- Petani Penggarap/Penyekap : 60 Orang
- Buruh Tani : 22 Orang
2 Nelayan : - Orang
3 Pengusaha Sedang/Besar : - Orang
4 Pengrajin/Industri Kecil : 411 Orang
5 Buruh Industri : 5 Orang
6 Buruh Bangunan : 52 Orang
7 Buruh Pertambangan : - Orang
8 Buruh Perkebunan : - Orang
9 Pedagang : 62 Orang
10 Pengangkutan : 10 Orang
11 Pegawai Negeri Sipil : 2 Orang
12 ABRI : 1 Orang
13 Pensiunan (ABRI/PNS) : 5 Orang
14 Peternak
a. Sapi Perah : - Orang :
31
b. Sapi biasa : 3 Orang :
c. Kerbau : 1 Orang :
d. Kambing : 340 Orang :
e. Domba : - Orang
f. Kuda, Babi : - Orang
g. Ayam : 51 Orang :
h. Itik : 1 Orang
i. Peternak lainnya : - Orang :
15 Lain – lain 912
III. KONDISI PEMERINTAHAN DESA
1. Pembagian Wilayah Desa
Wilayah desa Ketosari terbagi menjadi 5 Dusun dengan jumlah 3 RW
dan 8 RT seperti tabel dibawah ini :
Tabel Pembagian Wilayah Tabel ( 3 )
Pembagian Wilayah
No Dukuh/Dusun RW RT KETERANGAN
1 Keposong 1 01,03 Dusun 1
2 Simpu 1 02 Dusun II
3 Kedung Agung II 01,02 Dusun III
4 Santren III 01,02 Dusun IV
5 Puguh II 03 Dusun V
Data Secunder Pemdes Ketosari 2016
2. Struktur Organisasi Pem......
32
2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Potensi perangkatnya terdiri dari Seorang Kepala Desa (Kades), satu
orang Sekretaris Desa (Sekdes), 5 orang kaur, 5 Kepala Dusun (Kadus), seperti
bagan dibawah ini :
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA KETOSARI (gambar 1)
3. PemerintahanUmum
(deskripsi dan statistik pemerintahan umum desa mencakup pelayanan catatan sipil,
pemakaman, perijinan, keimigrasian, pasar tradisional, ketentraman dan ketertiban
umum, pelayanan dari kecamatan dan kelurahan/desa, serta pelayanan umum
pemerintahan lainnya kepada masyarakat setempat, dan indikator pembangunan
desa);
Pemerintahan umum desa mencakup :
a. pelayanan catatan sipil,
b. pemakaman,
c. perijinan,
d. keimigrasian,
e. pasar tradisional,
f. ketentraman dan ketertiban umum
KadesAMAT
IKHSANSekdes
K. Pem K. Pemb K. Keu K. Kesra K. UmumM SULTON ABDUL DJAELANI AMAT
ZAINUDIN MUZAZIN
Kadus 1 Kadus 2 Kadus 3 Kadus 4 Kadus 5MUJIB NURHAYATI PURWADI SURAHMAT
BPD
33
4. Kejadian Gangguan Kamtibmas
(Tabel 4)
Tabel Data Gangguan Kamtibmas 2015-2016
No Jenis Kejadian
Banyaknya
KerugianKejadian
1 2 3 4
1.1 Pencurian 1 Rp. 400 rb
1.2 Curanmor 1 Rp. 10. jt
1.3 Pembunuhan - Rp
1.4 Pemerkosaan - Rp
1.5 Pelanggaran Narkotika/ - Rp
1.6 Perkelahian
1.7
Bencana Alam
Tanah Longsor
Kebakaran
18 Rp. 200 jt
1.7 Lain-Lain
Data Secunder Pemdes Ketosari 2016
(Tabel 5)Jumlah SDM dan Sarana Kamtimbas
1
Jumlah Anggota Polisi/Babin
Kamtibmas : 2 Orang
2 Jumlah Anggota Babinsa : 1 Orang
3 Jumlah Hansip : 10 Orang
4 Jumlah FKPM : 5 Orang
34
5 Kader Siaga Trantib : 2 Orang
6 FKDM : 1 kelompok
7 Pos ron : 3 Buah
Data Secunder Pendes Ketosari 2016
(Tabel 6)Jumlah LPMD, Ormas dan Pembinaan Ormas
No Nama Ormas Jumlah Ket
1 BPD 1 Kelompok
2 LKMD 1 Kelompok
3 TP PKK 1 Kelompok
4 Karang Taruna 1 Kelompok
5 RW 3
6 RT 8
7 Kelompok Tani 4 Kelompok
8 Kelompok Wanita Tani 4 Kelompok
9 Fatayat 1 Kelompok
10 Muslimat 1 Kelompok
11 GP Anshor 1 Kelompok
12 Group Kesenian 4 Kelompok
13 Linmas Desa 1 Regu
No Ormas yang dibina Jumlah Ket
1 LKMD 1 Kali
2 TP PKK 1 Kali
3 Karang Taruna 1 Kali
35
4 RW 2 Kali
5 RT 2 Kali
6 Kelompok Tani 4 Kali
7 Kelompok Wanita Tani 4 Kali
8 Group Kesenian 4 Kali
9 Linmas 1 Kali
Data Secunder Pemdes ketosari 2016
4. Jenis Pekerjaan
Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa adalah sebagai petani, buruh
tani, ada yang merantau dikota, dan dijelaskan keadaan perekonomian masyarakat
desa, misal prasarana ekonomi yang ada didesa, pasar, industri rumah tangga.Jumlah
penduduk menurut mata pencaharian adalah 1987 orang, terdiri dari petani pemilik
lahan 21 %, penggarap tanah 6 %, buruh (tani, bangunan, industri) 2 %, pedagang 3
%, PNS 0,001 %, TNI/POLRI 0,005 %, pensiunan 0,0025 %, peternak 19 %, dan
sisanya 45 % adalah orang-orang yang bekerja dibidang lainnya.Tabel Keadaan
Ekonomi Masyarakat Desa Ketosari.
IV. KEADAAN SOSIAL
a. Keadaan Kemiskinan
Penduduk Desa Ketosari yang berjumlah 1987 orang, terdiri dari 1049 laki-
laki dan 938 perempuan, sedangkan keseluruhan KK berjumlah 602 KK.
Keadaan sosial warga masyarakat Desa Ketosari yang sebagian besar
bermata pencaharian petani, petani penggarap dan buruh, sebagian merupakan rumah
36
tangga miskin adalah sekitar 8,3 % sangat miskin, 52 % miskin, 32,4 % menengah,
dan 7 % kaya.
(Tabel 7)
Tabel keadaan sosial Desa Ketosari
No. DusunSangat
MiskinMiskin Menengah Kaya
1 Dusun I Keposong 17 216 156 32
2 Dusun II simpu 68 219 100 36
3Dusun III Kedung
Agung20 154 228 52
4 Dusun IV Santren 25 260 138 10
5 Dusun V Puguh 32 189 21 14
JUMLAH 162 1038 643 144
Data Secunder Pemerintah Desa Ketosari 2016
Keterangan :
Peta Sosial dibuat oleh masyarakat karena masyarakatlah yang banyak mengetahuikondisi dimasing-masing daerahnya. Sehingga dalam peta sekaligus disepakatitanda-tanda agenda untuk peta sosial, misalnya tentang tanda/ simbol batas dusunatau desa, tanda jalan, perumahan, pertanian, ladang, tempat industri, kelompok-kelompok pengrajin, letak potensi desa dan lain sebagainya. Masyarakat perlumenyepakati bila rumah masyarakat Sangat Miskin diberi simbol misal : (●)lingkaran diblok, Miskin diberi simbol (□) kotak , Masyarakat Menengah diberisimbol ( ∆ ) segitiga, dan untuk Masyarakat Kaya diberi simbol ( ♦ ) trapesiumdiblok. Peta sosial ini memudahkan setiap orang/masyarakat sebagai media untukmelihat kondisi dan menganalisis keBeneran dari masing-masing dusun/ kelompokmasyarakat
b. Kondisi kesehatan
Di Desa Ketosari.. terdapat hanya ada 1 pelayanan kesehatan yaitu PKD
dikelola oleh seorang bidan. Poliklinik tersebut melayani pemeriksaan warga yang
37
menginginkan pengobatan penyakit.Kesadaran warga akan kesehatan lebih
menunjukkan kemajuan, ini ditandai dengan adanya pemeriksaan lansia dan balita
yang dikelola oleh posyandu.Posyandu melayani penimbangan dan pemeriksaan
kesehatan serta pemberian vitamin secara gratis, tambahan makanan bergizi.
Tabel (8)
Berikut Table Pelayanan Kesehatan :
No.Jenis Pelayanan
KesehatanPengelola Jumlah Pengelola
1. Puskesmas Pembantu - -
2. PKD Bidan 1
3. Posyandu Lansia Kader Posyandu 20
4. Posyandu Balita Kader Posyandu 4
a. Dokter Praktek
- Dokter Umum : - Orang
- Dokter Anak : - Orang
- Dokter Kandungan : - Orang
-Dokter Kulit / Ahlilainnya : - orang
b. Dokter Khitan / Sunat : - Orang
c. Dukun Bayi : - Orang
d. Sanatorium : - Buah
e. Apotek / Depot Obat : - Buah
f. Panti Pijat : - Buah
c. Penderita Cacat
a. Cacat Fisik / Fatal : 10 orang
b. Cacat Mental (gila) : 4 orang
38
d. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
d.1 Angka Partisipasi Sekolah
Peningkatan kualitas hidup manusia di bidang pendidikansebagai salah satu
indikator pertama IPM. Berdasarkan data tingkatpendidikan di Desa Ketosari..
tahun 2008-2012, terbanyak pada tamatan SDatau sederajat kemudian secara
berurutan tidak atau belum pernahsekolah serta tidak atau belum tamat SD,
SLTP atau sederajat, tamatanSLTA atau sederajat, dan terakhir
Akademi/diploma, S1 dan S2.
d.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
APK (Angka Partisipasi Kasar) SD merupakan angka hasil pembagian antara
jumlah siswa usia 7-12 tahun di jenjang SD atau sederajat dengan jumlah
penduduk kelompok usia sekolah.APM (Angka Partisipasi Murni) SD
merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 7-12 tahun di
jenjang SD atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun.
APK (Angka Partisipasi Kasar) SLTP merupakan angka hasil pembagian antara
jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SLTP atau sederajat dengan jumlah
penduduk kelompok usia sekolah.APM (Angka Partisipasi Murni) SLTP
merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 13-15 tahun di
jenjang SLTP atau sederajat dengan jumlah penduduk kelompok usia 13-15
tahun. APM SLTP mengalami peningkatan. Gejala ini menunjukkan bahwa
pelajar lulusan SD banyak yang melanjutkan ke tingkat SLTP.APK (Angka
Partisipasi Kasar) SMA merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa
usia 16-18 tahun di jenjang SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan
jumlah penduduk kelompok usia sekolah.APM (Angka Partisipasi Murni) SMA
39
merupakan angka hasil pembagian antara jumlah siswa usia 16-18 tahun di
jenjang SMA/MA/SMK/Paket C atau sederajat dengan jumlah penduduk
kelompok usia 16-18 tahun. APM SMA juga mengalami peningkatan.Gejala ini
menunjukkan bahwa pelajar lulusan SLTP banyak yang melanjutkan ke tingkat
SMA/MA/SMK/Paket C.
( Tebel 9 )
Berikut Tabel Pendidikan ( anak usia sekolah ) di Desa Ketosari.. :
TK SD SMP SMA MAHASISWATIDAK
SEKOLAH
32 117 306 149 18 -
e. Kesejahteraan sosial1 Banyaknya Rumah Penduduk : 500 Buah
a. Rumah menurut sifat dan bahannya
a.1 Dinding terbuat dari batu/gedung
Permanen 300
a.2 Dinding terbuat dari kayu/sebagian
batu/gedung/semi permanen : Buah
a.3 Dinding terbuat dari kayu/papan : 150 Buah
a.4 Dinding terbuat dari bambu/lainnya : 50 Buah
a.5 Rumah panggung : Buah
a.6 Rumah diatas air (mengapung) : Buah
b. Rumah Menurut Tipenya
b.1 Tipe A : 30 Buah
b.2 Tipe B : 320 Buah
b.3 Tipe C : 150 Buah
f. Kebudayaan/Kesenian
40
- Jumlah Perkumpulan Kebudayaan
Sanggar Kesenian : 4 buah
- Jumlah Anggota Budayawan : - buah
- Jumlah Anggota Seniman : 100 buah
g. AgamaJumlah Tempat Ibadah
a. Masjid : 4 buah
b. Surau/Mushola : 18 buah
c. Gereja : - buah
d. Kuil : buah
e. Pura : - buah
h. Pemuda dan olahraga
Fasilitas olah raga & perkumpulan pemuda/karangtaruna dan kegiatan-kegiatan
yang melibatkan unsur pemuda
1) Karang Taruna
Karang Taruna Manunggal Desa Ketosari beranggotakan 60 anggota.
2) Olah Raga
Sarana olah raga yang tersedia adalah
a) Lapangan volley sebanyak 2 buah.
b) Lapangan tenis mejasebanyak - buah.
b. Kebudayaan, termasuk tingkat pelayanan Pemerintah Desa bidang sosial
budaya berikut kebijakan pengembangannya, dan indikator
pembangunan Desa bidang sosial budaya);
41
Kelompok/organisasi kebudayaan yang hidup dan berkembang dalam
kehidupan bermasyarakat
Terdapat grup Rebana putra dan putri, : 2 grup .
Terdapat kesenian kubro siswo : 1 grup
Terdapat kesenian Jatilan : 1 grup
Angklung : 1 grup
V. SARANA DAN PRASARANA
Tabel (10)
Prasarana dan sarana desa mencakup :
a. Masjid : 4
b. Mushola : 25
c. Langgar : 15
d. Gereja : -
E Pasar : -
F TK/PAUD/RA : 2 Unit
G SD : 1 Unit
h. MI : 1 Unit
i Kios/Warung : 19 Unit
Data sekunder Pemdes Ketosari 2016
a. prasarana dan sarana sosial ekonomi1) Koperasi : 2 Buah
42
2) Jumlah Toko/Kios/Warung : 20 buah
b. Prasarana dan sarana transportasi dan perhubungan
1) Lalu lintas melalui darat di Kecamatan : 100 %
2) Lalu lintas melalui air
(Sungai/Danau/Laut) : - %
3) Jalan Aspal/Beton : - Km
a.1 Kondisi baik : 7,5 Km
a.2 Kondisi sedang : 2,6 Km
a.3 Kondisi rusak : 1,5 Km
4) Jalan diperkeras : Km
a.1 Kondisi baik : 1,5 Km
a.2 Kondisi sedang : 1 Km
a.3 Kondisi rusak : 0,5 Km
5) Sarana umum yang dapat digunakan oleh penduduk kecamatan
a) Mobil / motor : 171 buah
b) Motor air : - buah
c) Sepeda / ojek : 45 buah
d) Delman : - buah
e) Dan lain – lain : - buah
Jumlah : 216 buah
c. Aspek Pelayanan Umum
Anggaran yang dipergunakan dalam rangka Pelayanan kepada Masyarakat pada
tahun 2008-2012 adalah sebagai berikut :
43
1. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Pelaksanaan kegiatan peningkatan disiplin aparatur ini diarahkan untu
meningkatkan disiplin pegawai untuk kelancaran pelaksanaan tugas sehari-
hari sehingga diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat.
Program ini dialokasikan anggaran dengan realisasi peningkatan
kedisiplinan Aparatur Pemerintahan Desa.
2. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana
perhubungan meliputi jalan dan jembatan kearah yang lebih baik.Program
ini dialokasikan anggaran dengan realisasi kegiatan betonisasi jalan di RT
dan sarana prasarana perhubungan lainnya yang dinilai memperlancar arus
transportasi dan kenyamanan perhubungan.
3. Program Pembangunan Prasarana Sosial
Program ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi sarana dan prasarana
sosial kearah yang lebih baik.Program ini dialokasikan anggaran dengan
realisasi kegiatan pembangunan di bidang Prasarana Sosial.
4. Program Belanja Bantuan Sosial
Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam
bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pencapaian program ini ditempuh
melalui :
a. Bantuan Operasional Lembaga Pendidikan Keagamaan TPQ Al-
Ikhlas.
b. Bantuan Kegiatan RA Al muttaqin Ketosari.
44
c. Bantuan Kegiatan TK Siwi Asih Ketosari
d. Bantuan Anak Yatim .
e. Bantuan Peringatan Hari Besar Islam
5. Program Belanja Bantuan Keuangan
Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan
kepada lembaga-lembaga masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Pencapaian dari program ini ditempuh melalui:
a. Bantuan Keuangan Penunjang Kegiatan LPMD.
b. Bantuan Keuangan Penunjang TP-PKK Desa.
c. Bantuan Keuangan kegiatan RT/RW.
d. Bantuan Keuangan Penunjang kegiatan Karang Taruna.
e. Bantuan Keuangan Operasional RT/RW.
f. Bantuan Operasional PKK Desa.
g. Bantuan Operasional LPMD.
h. Bantuan Operasional Kelompok Tani.
i. Bantuan Operasional Gapoktan.
j. Bantuan Keuangan kelompok kesenian
6. Program Belanja Tidak Terduga
Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan bencana alam
dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk
pengembalian atas kelebihan penerimaan desa tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup.