Post on 12-Mar-2023
STUDI KASUS : “A DEPRESSION SCHOLAR KNOWS WHAT ITTAKES”
TEORI AKUNTANSI
Kelas A
Oleh
Kelompok 1Cici Megananda (120810301086)
Pramitha Arinda Hartono Putri (120810301100)
Pulungsari Adi Widiastuty
(120810301147)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2013Statement of Authorship
“Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakanbahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasilpekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada peerjaan oranglain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakansebagai bahan untuk maalah/tugas pada mata ajaran lainkecuali kami menyataan dengan jelas bahwa kamimenggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapatdiperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuanmendeteksi adanya plagiarisme”
Nama : 1. Cici Megananda
2. Pramitha Arinda Hartono Putri
3. Pulungsari Adi Widiastuty
NIM : 1. 120810301086
2. 120810301100
3. 120810301147
Tandatangan : 1.
2.
3.
Mata kuliah : Teori Akuntansi (A)
Judul Makalah/Tugas : A Depression Scholar Knows What It Takes
Tanggal : 5 Febuari 2014
Dosen : Yosefa Sayekti
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat
dituntut untuk dapat memahami teori akuntansi terebih
dahulu sebelum mempraktikannya. Teori dapat
didefinisikan sebagai suatu konsep yang menyajikan
suatu pandangan tentang fenomena, dengan menjelaskan
hubungan antar variabel .Tujuan utama teori akuntansi
adalah menyajikan suatu dasar dalam memprediksikan dan
menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.
Dengan memahami teori akuntansi, kita akan dapat
melihat suatu permasalahan secara lebih luas dan
terperinci, dan tanpa teori yang melandasinya, praktik
akuntansi yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak
akan tercapai.
Di dalam praktik akuntansi terdapat bermacam-
macam permasalahan yang harus dipecahkan. Menyelesaikan
permasalahan tersebut tidak cukup hanya dengan
mengandalkan pengalaman semata, namun juga diperlukan
pemahaman teori yang baik pula.
Studi kasus yang kami usung adalah mengenai
masalah kemunduran ekonomi yang dihadapi Amerika
Serikat pada tahun 2008 . Selain itu mencakup perlu
atau tidaknya melakukan perubahan terhadap kebijakan
Studi Kasus
A DEPRESSION SCHOLAR KNOWS WHAT IT TAKES
Oleh: Robert Samuelson
It would have been insane for US president Barack
Obama not to nominate Ben Bernanke to a second term, as
chairman of the Federal Reserve. The economics dictated
it, as did the politics.
We will never know whether the world might have
suffered a depression if Bernanke’s Bank Sentral
Amerika Serikat Federal Reserve had not responded so
aggressively.
Early this year, the Nobel Prize-winning
economist and New York Times columnist Paul Krugman
issued depression warnings.
Bernanke admitted similar fears in interviews
with David Wessel, economics editor of The Wall Street
Journal and author of In Bank Sentral Amerika Serikat
Federal Reserve We Trust. The fact that the global
economy is no longer uncontrollably spiraling downward
(for 2010, the Economist Intelligence Unit predicts
growth of 2.7 per cent for the world and 1.8 per cent
for the United States) was no foregone conclusion. Nor
was it ordained that the panic gripping financial
markets just six months ago would subside. From recent
lows in march, the US stockmarket Is now up roughly 50
per cent.
It is not that Bernanke’s performance was
flawless. Far from it. He made two blunders. First, he
didn’t see the crisis coming. Even after the collapse
of the investment bank Bear Stearns in Marc 2008, he
didn’t foresee a widespread financial panic or a savage
recession.
In the summer of 2008, the economy was weakening
but seemed- to Bernanke and most economists- to be
suffering from inflationary overheating. Consumer
prices were rising at a 5 per cent annual rate, oil was
peaking at $147 a barrel.
Second, along with the then-treasury secretary
Henry Paulson, Bernanke allowed Lehman Brothers to go
bankrupt in September. Both have said they lacked the
legal power to rescue Lehman and that no one wanted to
buy it.
If Bernanke and Paulson had fully anticipated the
consequences of Lehman’s failure, they almost certainly
would have found a way to save it. Once Lehman
collapsed, the crisis got much worse. Banks retreated
from lending to each other, investors wouldn’t buy new
bonds, banks, consumers and businesses hoarded cash.
The economy contracted at an annual rate of 5 per cent
to 6 per cent.
Here is where Bernanke distinguished himself. A
student of the Great Depression, and especially of the
disastrous effects of bank failures, he went well
beyond the standard response of lowering interest rates
(the overnight Bank Sentral Amerika Serikat Federal
Reserve funds rate dropped effectively to zero by
December). The Bank Sentral Amerika Serikat Federal
Reserve created a dizzying array of liquidity
facilities to substitute more than $US1 trillion of
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve credit for
retreating private credit. It supported markets for
mortgages, money market funds, commercial paper, auto
loans and student loans. The strategy was , as Wessel
says, to do whatever it took to avoid a complete loss
of credit and confidence – a loss causing continuous
drops in spending and asset prices (for stock, bonds,
homes) and ending in depression.
Although there were other actors, the Bank
Sentral Amerika Serikat Federal Reserve’s interventions
were decisive in halting the panic. It is an open
question whether any other Bank Sentral Amerika Serikat
Federal Reserve chairman – someone without Bernanke’s
detailed knowledge of the Depression – would have been
so bold in supporting credit markets. Moreover,
Bernanke’s approach inspired similar moves abroad. But
this is also Bernanke’s burden. If the Bank Sentral
Amerika Serikat Federal Reserve doesn’t withdraw all
that extra credit quickly enough, it may spawn
inflation. If it withdraws it too quickly, it may
subvert recovery.
Question:
1. The article describes how a particular theoretical
approach has been replaced by another. Explain why
one theory replaces another , and who, or what ,
determines whether an existing theory survives.
2. Does the reintroduction of a theory mean that it
should not have been replaced in the first place?
3. Should a theory be discarded if it does not
specify the means of achieving a stated objective?
Explain your answer.
Terjemahan bahasa Indonesia
DEPRESI, SEORANG SARJANA TAHU APA YANG HARUS DILAKUKAN
Akan menjadi sesuatu yang tidak masuk akal bila
presiden US Barrack Obama tidak mencalonkan Ben
Bernanke untuk kedua kali sebagai kepala Bank Sentral
Amerika Serikat Federal Reserve. Ekonomi diatur
sebagaimana yang terjadi di politik.
Kita tidak akan pernah tau apa yang mungkin
terjadi pada dunia akbiat depresi bila Bernanke dari
Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserveeral tidak
bertindak agresif.
Awal tahun ini, pemenang penghargaan nobel ekonomi
dan kolumnis New York Times, Paul Krugman mengeluarkan
peringatan akan depresi.
Bernanke mengakui ketakutan yang sama dalam
interview dengan David Wessel, editor ekonomi The Wall
Street Journal dan penulis dari In Bank Sentral Amerika
Serikat Federal Reserve We Trust. Fakta bahwa ekonomi
global tidak lagi terkontrol (untuk 2010, unit
intelijen ekonomi memprediksi pertumbuhan 2,7 persen
untuk dunia dan 1,8 persen untuk Amerika) tak berakhir
dan tanpa kejelasan. Tidak juga bisa dipastikan bahwa
kepanikan yang dihadapi pasar keuangan hanya enam bulan
lalu akan mereda. Dan baru-baru ini di bulan maret,
pasar modal Amerika Serikat naik 50 persen.
Bukan berarti performa/kinerja Bernanke tanpa
cacat. Jauh dari itu, dia membuat 2 kesalahan besar.
Pertama, dia tidak melihat krisis ekonomi datang.
Bahkan setelah kolapsnya bank investasi Bear Stearns di
Maret 2008, dia tidak memprediksi meluasnya kepanikan
finansial atau resesi hebat.
Di musim panas 2008, ekonomi melemah tapi
sepertinya-untuk Bernanke dan kebanyakan ahli ekonomi-
akibat dari inflasi yang memanas. Harga untuk konsumen
meningkat sekitar 5 persen pertahun , harga minyak
mencapai puncaknya yaitu 147 USD per barrel.
Kedua, bersama dengan itu, menteri keuangan,
Henry Paulson, Bernanke membiarkan Lehman Brothers
bankrut di bulan september. Keduanya mengatakan bahwa
kekurangan legalitas untuk menyelamatkan Lehman dan
tidak ada yang mau membelinya.
Jika bernanke dan paulson mengantisipasi penuh
konsekuensi kegagalan Lehman, mereka hampir dipastikan
bisa menemukan cara untuk menyelamatkannya. Ketika
Lehman kolaps, krisis semakin memburuk. Bank tidak
berani saling meminjam satu sama lain, investor tidak
akan membeli obligasi baru, bank, konsumen dan bisnis
‘ditimbun’ uang. perekonomian mengalami kontraksi pada
tingkat bunga tahunan sebesar 5 % sampai 6%
Disinilah Bernanke membedakan dirinya. Belajar
dari depresi hebat, terutama dampak buruk dari
kegagalan bank, dia melakukan respon dengan menurunkan
suku bunga bank (dana Bank Sentral Amerika Serikat
Federal Reserve Overnight turun secara efektif hingga
menjadi 0 pada bulan desember). Bank Sentral Amerika
Serikat Federal Reserve menciptakan liquiditas
fasilitas yang rumit untuk pengganti lebih dari 1
triliun USD credit Bank Sentral Amerika Serikat Federal
Reserve untuk mengatasi kredit swasta. Ini didukung
pasar hipotik, reksa dana pasar uang, surat berharga,
kredit mobil, dan pinjaman mahasiswa. Strateginya
adalah, seperti yang Wessel sampaikan, untuk melakukan
apapun yang diperlukan untuk menghindari kehilangan
penuh kredit dan kepercayaan- kehilangan disebabkan
penurunan terus menerus dalam pembelanjaan dan nilai
aset (untuk persediaan, obligasi, rumah) dan mengakhiri
depresi.
Walaupun ada “aktor lain”, intervensi Bank
Sentral Amerika Serikat Federal Reserve sangat penting
dalam menhentikan kepanikan. Itu menjadi pertanyaan
terbuka apakah Ketua Bank Sentral Amerika Serikat
Federal Reserve lainnya - seseorang tanpa pengetahuan
detail tentang depresi seperti Bernanke- akan begitu
jelas mendukung pasar kredit. Terlebih, pendekatan
Bernanke menginspirasi cara yang sama di luar negeri.
Tapi ini juga beban bagi Bernanke. Jika Bank Sentral
Amerika Serikat Federal Reserve tidak menarik semua
ekstra kredit secepatnya, itu mungkin akan memicu
inflasi ditarik terlalu cepat, mungkin akan mengagalkan
pemulihan.
Pertanyaan :
1. Artikel ini menjelaskan bagaimana pendekatan
teoritis tertentu digantikan dengan yang lain.
Jelaskan mengapa satu teori menggantikan teori
lain, serta siapa,atau apa yang menentukan suatu
teori yang ada dapat bertahan.
2. Apakah mengemukakan kembali dari sebuah teori itu
berarti teori tersebut tidak mengganti teori yang
sebelumnya ?
3. Haruskah sebuah teori disingkirkan jika tidak
dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan yang
diinginkan? Jelaskan jawaban Anda
Penjelasan:
Studi kasus tersebut berkaitan dengan krisis
ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun
2008. Penyebab yang melatarbelakangi krisis tersebut
adalah kekeliruan kebijakan yang dibuat oleh Bank
Sentral Amerika Serikat, yakni suku bunga yang terlalu
rendah ditetapkan sepanjang 2002-2006, serta invasi
yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke Negara Irak yang
memakan biaya sekitar $ 3 triliun. Jumlah $3 triliun
itu masih belum mencakup segala pembiayaan pasca-
perang, seperti biaya untuk mendiagnosa, mengobati dan
kompensasi veteran cacat, yang telah terbukti lebih
tinggi dari yang diperkirakan. Dana yang dikeluarkan
merupakan dana hasil pinjaman (utang). Secara tidak
langsung tindakan tersebut berdampak pada kondisi
sosial ekonomi masyarakat Amerika Serikat, sehingga
menyebabkan timbulnya masalah kredit macet, dimana
masyarakat tidak mampu untuk membayar kredit atau
pinjaman mereka, terutama di sektor properti. Sektor
property termasuk sektor terbesar di Amerika Serikat
dan berkontribusi besar terhadap pendapatan Negara
Amerika Serikat. Akibat dari kredit macet tersebut,
banyak orang yang menjual rumah, harga property menjadi
turun sehingga nilai jaminan rumah tidak sesuai lagi
dengan nilai pinjaman. Satu per satu lembaga bank
investasi berguguran seperti yang terjadi pada bank
investasi Bear Stearns. Bear Stearns merupakan salah
satu dari lima bank investasi terbesar di Wall Street.
Bear Stearns menghadapi masalah karena hutang terkait
krisis mortgage (kredit kepemilikan rumah) yang macet,
sehingga tingkat pengembalian tidak sesuai dengan yang
diharapkan, selain itu bank-bank lain membekukan
pinjaman mereka kepada Bank Bear Stearns, sehingga Bank
Bear Stearns mengalami kekurangan modal. Kondisi
tersebut memicu terjadinya depresi atau kemunduran
ekonomi Amerika Serikat. Seperti yang kita ketahui,
Amerika Serikat merupakan Negara “superpower”, jadi
apabila Negara ini mengalami krisis, dampaknya tidak
hanya dapat dirasakan oleh Negara Amerika Serikat itu
sendiri, melainkan juga dirasakan atau berdampak pada
seluruh Negara di dunia.
Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat Federal
Reserveeral Reserve , Ben Bernanke, menerapkan suatu
kebijakan untuk mengatasi krisis yang dialami Amerika
Serikat dengan cara memberikan dana stimulus kepada
para Bank Investasi. Menjadi obat untuk ekonomi AS yang
sakit pada 2008, sehingga permasalahan kredit macet
dapat terselesaikan. Jika di US menjadi obat untuk
meredakan penyakit, lain halnya dengan negara lain, hal
tersebut menjadi suplemen sehat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Terlihat pada grafik
di bawah ini, pertumbuhan ekonomi di beberapa Negara
mengalami peningkatan.
Namun kenyataannya, kebijakan yang diterapkan oleh
Ben Bernanke menimbulkan masalah lain yaitu Inflasi
yang tinggi. Inflasi yang tinggi ini berimbas pada
kepailitan Lehman Brothers Holdings Inc. Lehman
adalah bank investasi terbesar keempat di Amerika
Serikat yang bergerak di bidang bank investasi,
penjualan dan perdagangan
saham dan obligasi (khususnya sekuritas keuangan
Amerika Serikat) penelitian pasar dan perbankan swasta.
Lehman mengalami eksodus massal sebagian besar
kliennya, kerugian saham drastis, dan devaluasi aset.
Kondisi tersebut menjadi suatu dilema bagi pemerintah
Amerika Serikat. Apabila dana stimulus yang sudah
terlanjur beredar tidak segera dihentikan, maka akan
membuat inflasi semakin tinggi. Sedangkan jika dana
stimulus terlalu cepat dihentikan, maka ditakutkan
pemulihan kredit macet akan mengalami kegagalan.
Kini Bank Sentral Amerika Serikat Bank Sentral
Amerika Serikat Federal Reserveeral Reserve telah
menerapkan suatu kebijakan uang ketat, sehingga masalah
inflasi dan kredit macet dapat diselesaikan secara
bersamaan. Hal itu dapat dilihat dari nilai kurs
dollar Amerika Serikat yang semakin hari semakin
meninggi hingga saat ini.
Jawaban Pertanyaan :
1. Teori adalah suatu pendapat/ide/gagasan yang
didasarkan pada penelitian dan penemuan yang
didukung dengan pengukuran statistic dan uji empiric
yang menghasilkan suatu data/hasil yang konstan.
Berdasarkan pernyataan Commite on Accounting Theory
and Verification,“Teori memberikan kepastian dalam
hal ramalan tertentu tentang suatu kondisi. Jika
kondisi yang diperkirakan terjadi, maka teori
tersebut dikatakan sesuai atau berlaku. Dan
sebaliknya jika kondisi tidak terjadi, maka
muncullah anomali, yang berarti harus dicari teori
baru atau perlunya modifikasi atas teori yang lama”.
Suatu teori dapat digantikan dengan teori yang lain
jika suatu teori tidak sesuai dengan kondisi yang
dihadapi saat ini serta tidak dapat menghasilkan
data yang konstan. Oleh karena itu dibutuhkan teori
lain dalam penyesuaian dengan kondisi tersebut.
Yang dapat menentukan suatu teori dapat bertahan
adalah semua orang yang memiliki pengetahuan serta
kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap
gagasan/ide/pendapat yang ditemukannya dan hasil
dari penelitian dapat dibuktikan secara logis dan
empiris.
Hal yang menentukan suatu teori dapat bertahan
adalah ketika teori tersebut dapat menjelaskan dan
membuktikan kondisi yang ada serta menghasilkan data
yang logis dan empiris.
Contohnya pada Hukum permintaan yang berbunyi :
jumlah produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga,
artinya : jika harga barang naik maka jumlah permintaannya
akan turun dan sebaliknya jika harga barang turun maka jumlah
permintaannya akan meningkat. Namun hokum tersebut
bersifat ceteris paribus artinya semua faktor yang
mempengaruhi berlakunya hukum permintaan dianggap
tetap. Contoh dari hokum permintaan yang bersifat
cateris paribus tidak berlaku yaitu ketika musim
mudik lebaran. Kondisi tersebut menggambarkan ketika
harga naik jutsru diikuti oleh jumlah permintaan
yang meningkat pula. Ketika harga tiket melambung
tinggi, justru masyarakat tetap memiliki keinginan
yang tinggi untuk membelinya.
2. Menurut kami, pengenalan kembali dari sebuah teori
belum tentu menandakan bahwa tidak seharusnya
teori yang ada diganti. Tetapi, semua teori
tergantung dengan kondisi yang dihadapi dalam
kehidupan nyata. Jika pada kondisi yang sebenarnya
suatu teori memang perlu dilakukan perubahan, maka
sebuah teori perlu ditinjau kambali untuk
dimodifikasi atau direvisi atau bahkan digantikan
dengan teori baru yang lebih relevan atau lebih
sesuai dengan kondisi tersebut. Sehingga suatu
teori yang telah ada terdahulu atau yang telah
diubah atau digantikan pada suatu saat nanti akan
dapat diterapkan kembali. Karena tidak menutup
kemungkinan, suatu kondisi yang terdahulu ada akan
berulang kembali.
3. Menurut kami, suatu teori yang lama tidak harus
disingkirkan jika tidak dapat dijadikan sarana
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika teori
lama tidak mampu menyesuaikan dengan kondisi yang
ada dan digantikan dengan suatu teori yang baru,
suatu saat nanti teori yang lama akan dapat
digunakan kembali. Seperti yang kita ketahui, hal
yang pasti di dunia ini adalah suatu
ketidakpastian. Jadi tidak menutup kemungkinan
kondisi yang pernah terjadi di masa lalu atau saat
ini akan berulang di masa yang akan datang.
Sehingga, teori lama tidak perlu disingkarkan dan
dapat dipergunakan kembali pada kondisi yang
sesuai.
Contohnya kembali lagi pada kasus di nomer satu
mengenai Hukum permintaan yang berbunyi : jumlah
produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga, artinya
: jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun
dan sebaliknya jika harga barang turun maka jumlah
permintaannya akan meningkat. Hukum tersebut bersifat
ceteris paribus artinya semua faktor yang
mempengaruhi berlakunya hukum permintaan dianggap
tetap. Ketika musim mudik lebaran telah berlalu,
teori permintaan dapat berlaku kembali di kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane
Hamilton, Scott Holmes (2010), Accounting Theory, 7th
ed., John Wiley & Sons, Inc. (GHT)
Belkoui, Ahmed Riahi (2004), Accounting Theory: Teori
Akuntansi, edisi 4, Buku Satu,Thonson Learning,
Penerbit Salemba Empat.
Hery.2009. Teori Akuntansi.
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/
2008/03/080317_bearsternsbailout.s html
http://id.wikipedia.org/wiki/Lehman_Brothers#cite_note-
9
http://dosenkita.blogspot.com/2008/11/penyebab-krisis-
di-amerika.html
http://forddine.blogspot.com/
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=195941
http://finance.detik.com/read/2008/03/15/135908/908823/5/
bear-stearns-akan-dapat-dana-darurat-dari-the-fed