Post on 05-Feb-2023
i
HASIL RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN
KEWARGANEGARAAN
DI SUSUN:
RELLY MEIWATI
136211189
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BAHASA DAN SENI
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
ii
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013/2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi
..............................................................
..............................................................
... ii
Bab 1 Negara
..............................................................
.......................................................... 1
Bab 2 Identitas Nasional
..............................................................
......................................... 6
Bab 3 Hak dan Kewajiban Warga
..............................................................
........................ 15
Bab 4 Konstitusi
..............................................................
................................................... 24
iii
Bab 5 Korupsi
..............................................................
....................................................... 34
1
Bab 1 Negara
a. Pengertian Negara
Secara historis pengertian negara senantiasa
berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat
itu. Pada zaman Yunani kuno para ahli filsafat negara
merumuskan pengertian negara secara beragam.
Aristoteles yang hidup pada tahun 384-322 S.M
merumuskan negara dalam bukunya Politica, yang disebut
sebagai negara polis, yang pada saat itu masih dipahami
negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Artinya
negara disebut sebagai negara hukum, yang didalamnya
terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam
permusyawaratan (ecclesia). Menurut Aristoteles juga
keadilan merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya
negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh
warganya.
Pengertian lain dikembangkan oleh Agustinus, yang
merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua
pengertian yaitu Civitas Dei yang artiya negara Tuhan, dan
Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya negara
duniawi. Civitas Terrena ini ditolak oleh Agustinus,
2
sedangkan dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civitas
Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini
melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau
beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun
yang melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili
negara Tuhan. Meskipun demekian bukan berarti apa yang
diluar Gereja itu terasing sama sekali dari Civitas Dei
(Kusnadi, 1995)
Berbeda dengan konsep pengertian negara, menurut
Nicollo Machiavelli 91469-1527), yang merumuskan negara
sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya “II Principle” yang
merupakan buku referensi para raja. Machievelli
memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu
negara harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh
seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai
pemegang kekuasaan negara tidak mungkin hanya
mengandalkan kekuasaan hanya pada suatu moralitas atau
kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena
lemahnya kekuasaan negara. Ajaran Machievelli yang
paling terkenal ialah mengenai tujuan yang dapat
menghalalkan segala cara. Akibatnya muncullah berbagai
3
praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter,
yang jauh dari nilai-nilai moral.
Teori negara menurut Machiavelli mendapat reaksi
yang kuat dari filsuf lain seperti Thomas Hobbes (1712-
1778), John Locke (1632-1704), dan Rousseau (1712-
1778). Mereka mengartikan negara sebagai suatu badan
atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat
bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah
membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak
milik serta hak kemerdekaan. Dalam keadaan alamiah
sebelum terbentuknya negara hak-hak itu akan dapat
dilanggar. Konsenkuensinya dalam kehidupan alamiah
tersebut terjadilah pembenturan kepentingan berkaitan
dengan hak-hak masyarakat tersebut. Dalam keadaan
naturalis sebelum terbentuknya negara, menurut Hobbes
akan terjadi homo homini lupus, yaitu manusia menjadi
serigala bagi manusia lain, dan akan timbul suatu
perang semesta yang disebut sebagai belum omnium contre
omnes dan hukum yang berlaku adalah hukum rimba.
Konsep pengertian negara modern yag dikemukakan oleh
para tokoh antara lain: Roger H. Soltau, mengemukakan
4
bahwa negara adalah sebagai alat agency atau wewenang
lauthhority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas nama masyarakat (Soltau, 1961).
Sementara itu menurut Harold J. Lasky, bahwa negara
adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang
secara sah lebih agung dari pada individu atau
kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerja sama untuk tercapainya suatu tujuan bersama.
Masyarakat merupakan suatu negara manakala cara hidup
yang harus ditaati baik oleh individu maupun kelompok-
kelompok, ditentukan suatu wewenang yang bersifat
memaksa dan mengikat (Lasky, 1947: 8-9). Max Weber
mengemukakan pemikirannya bahwa negara adalah suatu
masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (Weber,
1958: 78). Mc.Iver menjelaskan bahwa negara adalah
asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam
suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah
5
yang demi maksud tersebut doberi kekuasaan memaksa
(Iver, 1955: 22). Sementara itu, Miriam Budiardjo Guru
Besar Ilmu Politik Indonesia mengemukakan bahwa negara
adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan
berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada
peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
(kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah
(Budiardjo, 1985: 40-41).
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh
berbagai filsuf serta para sarjana tentang negara, maka
dapat disimpulkan bahwa semua negara memiliki unsur-
unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur negara adalah
meliputi: Wilayah atau darah teritorial yang sah, rakyat
yaitu suatu bangsa sebagai pendukung pokok negara dan
tidak terbatas hanya pada salah satu etnis saja, serta
pemerintahan yang sah diakui dan berdaulat.
Negara Indonesia
6
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang
membentuk negara, hampir semua negara memiliki
kesamaan, namun ditinjau dan segi tumbuh dan
tterbentuknya negara serta susunan negara, setiap
negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri
khas masing-masing. Negara Inggris tumbuh dan
berkembang berdasarkan ciri khas bangsa serta wilayah
bangsa Inggris. Mereka tumbuh dan berkembang dengan
dilatarbelakangi oleh megahnya kekuasaan kerajaan,
sehingga negara Inggris tumbuh dan berkembang
senantiasa terkait dengan eksistensi kerajaan. Negara
Amerika tumbuh dan berkembang dari penduduk imigran
yang bertualang menjelajahi benua, meskipun bangsa yang
etnis di dunia seperti dari Cina dan bangsa asia
lainnya, Perancis, Spanyol, Amerika Latin dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, Negara Amerika terbentuk
melalui integrasi antar etnis di dunia. Demikian pula
negara-negara lain di dunia tumbuh dan berkembang
dengan ciri khas dan sejarahnya masing-masing.
Demikian pula bangsa dan negara Indonesia tumbuh dan
berkembang dengan dilatarbelakangi oleh kekuasaan dan
7
penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda
serta Jepang. Oleh karena itu, bangsa Indonesia tumbuh
dan berkembang dilatarbelakangi oleh adanya kesatuan
nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di bawah
penjajahan bahasa asing serta berjuang merebut
kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa
Indonesia adalah unssur-unsur etnis yang membentuk
bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latarbelakang
budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai
yang dimilikinya. Oleh karena itu, terbentuknya bangsa
dan negara Indonesia melalui suatu proses yang cukup
panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah
Indonesia, seperti masa kejayaan kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya.
Kemudian datanglah bangsa asing ke Indonesia maka
bangsa Indonesia saat itu bertekad untuk membentuk
suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa, sebagai
unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928. Isi sumpah itu merupakan suatu tekad untuk
mewujudkan unsur-unsur negara yaitu satu nusa (wilayah)
negara, satu bangsa (rakyat), dan satu bahasa, sebagai
8
bahasa pengikat dan komunikasi antar warga negara, dan
dengan sendirinya setelah kemerdekaan kemudian
dibentuklah suatu pemerintahan negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji
melalui makna yang terkandung di dalam Pembukaan UUD
1945. Alinea I, menjelaskan tentang latarbelakang
terbentuknya negara dan bangsa Indonesia, yaitu tentang
kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa di dunia,
dan penjajahan itu tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan oleh karena itu harus dihapuskan.
Alinea ke II menjelaskan tentang perjalanan perjuangan
bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan,
alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia
Indonesia sebagai bangsa yang religius yang kemudian
pernyataan kemerdekaan. Adapun alinea IV, menjelaskan
tentang terbentuknya bangsa dan negara Indonesia, yaitu
adanya rakyat Indonesia, pemerintahan negara Indonesia
yang disusun berdasarkan Undang-Undang Dasar negara,
wilayah negara serta dasar filosofis negara yaitu
Pancasila (Notonagoro, 1975). (Oleh Wina Fitria, sumber: Kaelan dan
Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)
9
Bab 2 Identitas Nasional
a. Pengertian Identitas Nasional
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi dewasa
ini mendapat tantangan yang kuat, terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional. Menurut Berger dalam
The Capitalis Revolution,era globalisasi dewasa ini
Ideologi kapitalislah yang akan menguasai dunia.
Kapitalis telah mengubah masyarakat satu persatu
menjadi sistem internasional yang menentukan nasib
ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia. Dalam
ko0ndisi seperti ini negara nasional akan di kuasai
oleh negara transnasional, yang lazimnya didasari oleh
negara-negara dengan prinsip kapitalisme. Namun
demikian dalam menghadapi proses perubahan tersebut
sangat tergantung kepada kemampuan bangsa itu sendiri.
Menurut Toyenbee ciri khas suatu bangsa yang
merupakan local genius dalam menghadapi pengaruh budaya
asing akan menghadapi challance dan response. Jikalau
challance cukup besar sementara response kecil maka
bangsa tersebut akan punahdan hal ini sebagaimana
terjadi pada bangsa aborigin di australia dan bangsa
10
indian di amerika. Namun demikian jikalau challace
kecil sementara responce besar maka bangsa tersebut
tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif. Oleh
karena itu agar bangsa indonesia tetap eksis dalam
menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati
diri dan identitas nasional yang merupakan kepribadian
bangsa indonesia sebagai dasar pengembangan kreativitas
budaya globalisasi , sebagaimana yang terjadi di
berbagai negara di dunia, justru dalam era globalisasi
dengan penuh tantangan yang cendrung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran
nasionalisme.
Istilah Identitas nasional secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas
sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-
ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula
hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa
tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat
11
identitas nasional sebagaimana di jelaskan diatas maka
identitas nasinal suatu bangsa tidak dapat dipisahkan
dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer di
sebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian sebagai identitas sebenarnya
berasal dari para pakar psikologi yang mengatakan
“manusia sebagai individu sulit dipahami mana kala ia
terlepas dari manusia lain”, karena manusia melakukan
interaksi dengan individu lain yang memiliki sifat
kebiasaan ,tingkah laku serta karakter yang khas yang
membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya.
Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah
kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan
atau totalitas dari faktor-faktor biologis ,
psikologis, dan sosiologis yang mendasari tingkah laku
individu, oleh karena itu kepribadian adalah tercermin
pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan
dengan manusia lain ( Ismaun,1981:6). Jikalau
kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa
maka persoalannya adalah bagaimana pengertian suatu
bangsa itu.
12
Bangsa pada hakikatnya sekelompok besar manusia
yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarah,
hingga memiliki persamaan watak atau karakter yang kuat
untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu
wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional “.
Berdasarkan uraian diatas maka kepribadiansebagai suatu
identitas nasional suatu bangsa adalah keseluruhan atau
totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai
unsur yang membentuk bangsa tersebut, oleh karena itu
pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
di pisahkan dengan pengertian “ Peoples Charater”,
“Nasional Character” atau “National identity”. Dalam
hubungannya dengan identitas nasional indonesia,
kepribadian bangsa indonesia kiranya sangat sulit
jikalau hanya di deskripsikan berdasarkan ciri khas
fisik .
Hal ini mengingat bangsa indonesia itu sendiri atas
berbagai macar unsur etnis,ras,suku,kebudayaan, agama
serta karakter yang sejak asalnya memang memiliki suatu
perbedaan, oleh karena itu cara historis berkembang dan
menemukan jati dirinya setelah proklamasi kemerdekaan
13
17 agustus 1945. Namun demikiana identitas nasional
suatu bangsa tidak cukup di pahami secara statis
mengingat bangsa adalah merupakan kumpulan dari
manusia-manusia yang senantiasa berinteraksi sengan
bangsa lain di dunia dengan segala hasil budayanya.
Menurut Robert de ventos sebagaimana dikutip oleh
manuel castells dalam bukunya ,the power of identity
(dalam suryo,2002) mengemukakan selain faktor
etnisitas,teritorial,bahasa,agamaserta budaya,juga
faktor dinamika suatu bangsa tersebut dalam proses
pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh karena
itu identitas nasional bangsa indonesia juga harus di
pahami dalam arti dinamis, yaitu bagaimana bangsa itu
melakukan akselarasi dalam pembangunan termasuk peroses
interaksinya secara global dengan bangsa-bangsa lain di
dunia internasional. Dalam sejarah dunia kita ketahui
bahwa banyak anak-anakbansa inggris menemukan ilmu
pengetahuan yang yang kemudian dikembangkan melalui
teknologi. Atas karya besar tersebut bangsa inggris
mengalami suaturevolusi kehidupan yaitu “ Revolusi
industri “. Dengan revolusi industri tersebut bangsa
14
inggris mulai menjelajahi benua lain, sehingga di benua
lain bangsa inggris menanamkan karya besar yang di
kembangkan karena kreativitas dari anak bangsa
tersebut.
Bagi bangsa indonesia dimensi dinamis Identitas
nasional indonesia belom menunjukan perkembangan kearah
sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa indonesia
mengalami kemerdekaan 17 agustus 1995 indonesia
mengalami kemerosotan dari segi Identitas Nasional.
Setelah dekrit presiden 5 juli 1959 bangsa indonesia
kembali ke UUD 1945 dan pada saat itu di kenal masa
priode lama dengan penekanan kepada kepemimpinanyang
sifatnya sentralistik. Dengan adanya priode lama
tersebut perkembangan partai komunis semakin berkembang
pesat banyak terjadi permasalahan yang menimpa bangsa
indonesia seperti timbulnya gerakan G 30 S PKI,Rakyat
indonesia menjadi semakin tidak menentu dan lain-lain.
Terjatuhnya kuasa orde lama diganti dengan masa orde
baru dengan munculnya kepemimpinan yang kuat yaitu
jendral soeharto, pada masa pemerintahan Soeharto
banyak mengembangkan program Pembangunan Nasionalyang
15
sangat populer disebut dengan program Repelita,selama
kurang lebih tiga puluh dua tahun soeharto berkuasa
seakan-akan bangsa indonesia menunjukan kepada
masyarakat dunia internasional bahwa bangsa indonesia
sebagai bangsa yang demokratis.
Pada saat itu bangsa indonesia berupaya secara
dinamis akan mengembangkan ilmu pengetahuan dan ilmu
menristik bahkan juga di kembangkannya ilmu teknologi
modren di bagian pesawat terbg yang di pelopori oleh
B.J. Habibie. Namun pada kenyataannya berdirinya
industri pesawat terbang tersebut belum memberikan
peningkatan kepada kesejahteraan rakyat. Yang sangat
memperhatinkan pada saat itu adalah timbulnya
permasalahan korupsi sehinga konsekuensinya identitas
nasional indonesia otu dikenal sebagai bangsa yang
korup. Oleh karena itu akibatnya pada saat ini sebagian
rakyat bahkan banyak dikalangan elite politik memiliki
pemahaman epitomologis yang sesat yaitu pancasila
sebagai filsafat negara dan kepribadian bangsa
indonesia seakan-akan identik dengan kekuasaan orde
baru.
16
Pasca kekuasaan orde baru bangsa indonesia melakukan
suatu gerakan nasional yang populer dewasa ini disebut
dengan gerakan “Reformasi”. Pada era reformasi ini
kehidupan rakyat indonesia semakin bebas ,demokratis,
dan yang terlebih penting lagi adalah meningkat
kesejahteraannya baik lahir dan batin. Nampaknya makna
kebebasan inipun dimaknai lain oleh sebagian besar
masyarakat,bahkan kadangkala aparat dan penegak hukum
dibuat tidak berdaya.
Dalam hubungan dengan konteks identitas nasional
dinamis nampaknya bangsa indonesia tidak merasa bangga
dengan bangsa dan negaranya di dunia internasional.
Akibatnya semangat patriotisme,semangat
kekuasaan,semangat untuk mempersembahkan karya terbaik
bagi bangsa dan negara di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan
identitas nasional secara dinamis indonesia harus
memiliki visi yang jelasdalam melakukan
reformasi,melalui dasar filosofi bangsa dan negara
yaitu bhineka tunggal ika yang terkandung dalam
filosofi pancasila. Selain itu dengan kesadaran akan
17
kebersamaan dan persatuan tersebut maka insya allah
bangsa indonesia akan mampu mengukir identitas
nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.
b. Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Kelahiran Identitas Nasional suatu bangsa memiliki
sifat dan ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri
yang sangat di tentukan oleh faktor-faktor yang
mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun
faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
tersebut meliputi (1) Faktor Objektif yang meliputi
faktor geografis ekologis dan demokratis, (2) Faktor
subjektif ,yaitu faktor historis,sosial,politik dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa indonesia (Suryo 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk indonesia
sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak diperrsimpangan jalan komunikasi antarwilayah
dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi proses
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis,sosial,dan
kultural bangsa indonesia. Melalui interaksi berbagai
faktor yang ada di dalamnya hasil dari interaksi dari
berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
18
masyarakat,bangsa dan negara bangsa beserta identitas
bangsa indonesia,yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di indonesia pada awal abad XX.
Robert de ventos, sebagimana dikutip Manuel Castells
dalam bukunya, The Power of Identity (suryo,2002)
mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasionalsuatu bangsa sebagai hasil interaksi historis
antara empat faktor penting, yaitu faktor Primer,faktor
pendorong, faktor penarik dan faktor rekreatif .
Faktor pertama mencangkup
etnisitas ,teritorial,bahasa,agama dan
sejenisnya,unsur-unsur yang beraneka ragam yang
masing-masing memiliki criri khas sendiri-sendiri
menyatukandiri dalam persekutuanhidup bersama
yaitu bangsa indonesia.
Faktor kedua meliputipembangunan komunikasi dan
teknologi,lahirnya angkat bersenjata modren dan
pembangunan lainnya dalam kehidupan negara. Dalam
hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pembnagunan
merupakan suatu identtas nasional yang bersifat
19
dinamis. Oleh sebab itu peroses pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat di
tentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi
bangsa Indonesia.
Faktor ketiga Mencangkup kodifikasi bahasa dalam
gramatika yang resmi,tumbuhnya birokrasi dan
pemantapan sistem pendidikan nasional, sehingga
bahasa indonesia merupakan bahasa resmi negara dan
bangsa indonesia.
Faktor keempat meliputi penindasan,dominasi ,dan
pencarian identitas alternatif melalui memori
kolektif rakyat.bangsa indonesia yang hampir tiga
setengah abad di kuasai oleh bangsa lain sangat
dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui
memori kolektif rakyat indonesia.
Keempat faktor tersebutlah pada dasarnya tercangkup
dalam proses pembentukan Identitas Nasional bangsa
indonesia yang telah berkembang dari masa sebelum
bangsa indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan
bangsa lain. Dan pembentukan Identitas Nasional melekat
erat dengan unsur-unsur lainnya seperti Sosial,
20
ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis yang
saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses
yang cukup panjang.
c. Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional.
Bangsa indonesia sebagai salah satu bangsa dari
masyarakat internasional memiliki sejarah serta
perinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-
bangsa lain di dunia. Tatkala bangsa indonesia
berkembang menuju fase nasionalisme modren,diletakanlah
prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam
hidup berbangsa dan bernegara. Filsafat bangsa dan
negara yaitu BPUPKI. Prinsip-prinsip dasar itu di
temukan oleh para pendiri bangsa tersebut yang diangkat
dari filsafat hidup dan pandangan hidup bangsa
indonesia, yang kemudian diabsraksikan menjadi suatu
prinsip dasar filsafat negara yaitu pancasila. Jadi
filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan
hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Hal
ini menurut titus dikemukakan bahwa salah satu fungsi
filsafat adalah kedudukannya sebagai suatu pandangan
hidup masyarakat (Titus,1984).
21
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar
filsafat bangsa dan negara indonesia pada hakikatnya
bersumber kepada nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan
yang di miliki oleh bangsa indonesia, jadi Filsafat
pancasila itu bukan muncul secara tiba-tiba dan
dipaksakan oleh suatu rezim atau penguasa melainkan
melalui suatu fase historis yang cukup panjang.
Pancasila meripakan nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa indonesia sendiri. Dalam pengertian
seperti ini menurut Notonagoro bangsa indonesia adalah
sebagai Kausa Materialis pancasila. Proses perumusan
materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama,sidang “Panitia9”, sidang
BPUPKI kedua,serta akhirnya disyahkan secara formal
yuridis sebaai dasar filsafat negara republik
indonesia.
SECARA BUDAYA BANGSA SEBAGAI AKAR IDENTITAS NASIONAL
Bangsa indonesia terbentuk melalui proses sejarah
yang cukup panjang. Berdasarkan kenyataan objektif
tersebut maka untuk memahami jati diri bangsa indonesia
serta identitas nasional Indonesia maka tidak dapat
22
dilepaskan dengan akar-akar budaya yang mendasari
identitas nasional indonesia. Kepribadian, jati diri,
serta identitas nasional yang terumus dalam filsafat
pancasila harus dilacak dan dipahami melalui sejarah
terbentuknya bangsa indonesia sejak zaman kutai,
sriwijaya, maja pahit serta kerajaan lainnya sebelum
panjajahan bangsa asing di indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila
yaitu: Ketuhanan, kemanuasiaan, persatuan, kerakyatan
serta keadialan dalam kenyataan secara objektif telah
dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirikan negara. Proses terbentuknya bangsa
dan negara indonesia melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada
abad ke-IV, ke-V, kemudian dasar-dasar kebangsaan
Indonesia telah mulai nampak pada abad ke-VII, yaitu
ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya dibawah wangsa
Syailendra di Palembang kemudian kerajaan airlangga dan
majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan
lainnya.
23
Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modren menurut
yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa,
antara lain rintisan yang dilakukan para tokoh pejuang
kebangkitan nasional pada tahun 1908 kemudian di cetus
pada sumpah pemuda pada tahun 1928, akhirnya titik
kulminasi sejarah perjuangan bangsa indonesia untuk
menemukan identitas nasionalnya sendiri.
Oleh karena itu akar-akar nasionalise indonesia yang
berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga
merupakan unsur-unsur identitas nasinal. Yaitu nilai-
nilai yang tumbuh berkembang dalam sejarah terbentuknya
bangsa indonesia. (Oleh nurul Rahmadhani, sumber: Kaelan dan Achmad
Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)
Bab 3 Hak dan Kewajiban Warga Negara
a. Pengertian Warga Negara dan Pendudukan
Syarat syarat utama berdirinya suatu negara merdeka
adalah harus ada wilayah tertentu, ada rakyat yang
tetap dan ada pemerintahan yang berdaulat. Ketiga
syarat ini merupakan ke-satuan yang tak dapat
dipisahkan. Tidak mungkin suatu negara berdiri tanpa
wilayah dan rakyat yang tetap, namun bila negara itu
24
tidak memiliki pemerintahan yang berdaulat secara
nasional, maka negara itu belum dapat disebut sebagai
negara merdeka.
Warga negara adalah rakyat yang menetap di suatu
wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan
negara. Dalam hubungan antara warganegara dan negara,
warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap
negara dan sebaliknya warganegara juga mempunyai hak-
hak yang harus diberikan dan dilindungin oleh negara.
Dalam hubungan internasional di setiap wilayah
negara selalu ada warga negara dan orang asing yang
semuanya disebut penduduk. Setiap warganegara adalah
penduduk seatu negara, sedangkan setiap penduduk belum
tentu warganegara, karena mungkin seorang warga asing.
Penduduk suatu negara mencakup warga negara dan orang
asing, yang memiliki hubungan berbeda ganegara dan
orang asing, yang memiliki hubungan berbeda dengan
negara. Setiap warganegara mempunyai hubungan yang tak
terputus meskipun dia beetempat tinggal di luar negeri.
Sedangkan seorang asing hanya mempunyai hubungan selama
dia bertempat tinggal di wilayah negara tersebut.
25
Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap
penduduk. Misalnya dalam pasal 29 (2) disebut “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaan itu”. Di bagian lain UUD 1945
menyebutkan hak-hak khusus untuk warganegara, ,isalnya
dalam pasal 27 (2) yang menyebutkan “tiap-tiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanisiaan” dan dalam pasal 31 (1) yang
menebutnkan “tiap-tiap warganegara berhak mendapatkan
pengajaran”.
b. Asas-asas Kewarganegaraan
1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
Setiap negara yang berdaulat berhak untuk
menentukan sendiri syarat-syarat untuk menjadi
warganegara. Terkait dengan syarat-syarat menjadi
warga negara dalam ilmu tata negara dikenal adanya
dua asas. Kewargenaraan, yaitu asa ius-sanguinis dan
ius-soli. Asas ius-soli adalah asas daerah
kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan
seseorang ditentukan oleh tempat kelahiran di negara
26
a tersebut. Sedangkan asas ius-sanguinin adalah asas
kenegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya.
Seorang adalah warga negara B karena orangtuanya
adalah warga negara B.
2. Bipatride dn Apatride
Dalam hubungan antara negara seseorang dapat
pindah tempat dan berdomisili dinegara lain. Apabia
seseorang atau keluarga yang bertempat tinggal
dinegeri lain melahirkan anak, maka status
kewarganegaraan anak ini tergantung pada asas yang
berlaku di negara tempat kelahirannya dan yang
berlaku di negara tempat kelahirannya dan yang
berlaku di negara orangtuanya. Perbedaan asas yang
dianut oleh negara yanglain, misalnya negara a
menganut asas ius-sanguinin sedangkan negara b
menganut asas ius-soli, hal ini dapat menimbulkan
status bipatrid dan apatrid pada anak dari orang tua
yang bermigrasi diantara kedua negara tersebut.
Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila
menurut peraturan dari dua negara itu. Misalnya,
adi dan ani adalah suami istri yang berstatus
27
warganegara A namun mereka berdomisili di negara b.
Negara A mengnut asa ius-sanguinin dan negara B
menganut asas ius-soli. Kemudian lahirlah anak
mereka , dani. Menurut nefara A yang menganut asa
ius-sanguinis, dani adalah warganegaranya karena
mengikuti kewarganegaraan orang tuanya. Menurut
negara b yang menganut ius-soli, dani juga
warganegaranya, kerena tempat kelahirannya adalah di
negara B. Dengan demikian dani mempunya staus dia
kewarganegaraan atau bipatride.
Sedangkan apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul
apabila menurut peraturan kewarganegaraan,seseorang
tidak diakui sebagai warganegara dari negara
manapun. Misalnya, agus dan ira adalah suami istri
yang berstatus warga negara B yang berasas ius-soli.
Mereka berdomisili di negara A yang berasas ius-
sanguinis. Kemudian lahirlah anak mereka, budi,
menurut negara A, budi tidak di akui sebagai
warganegara. Karna orang tuanya bukan
warganegaranya. Begitu pula menurut negara B, budi
tidak diakui sebagai warganegaranya, karena lahir di
28
wilayah negara lain. Dengan demikian tidak mempunyai
kewarganegaraan atau apatride. (Oleh Relly Meiwati, sumber:
Kaelan dkk. 2002. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta: Paradigma)
c. Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pemahaman tentang hak dan kewajiban, terlebih dahulu
harus dipahami pengertian tentang hak asasi manusi. Hak
asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang
melekat pada diri seseorang sebagai ciptaan tuhan agar
mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisannya
lingkungan. Hak asasi merupakan hak dasar yang melekat
secara kodrat pada diri manusia dengan sifatnya yang
universal dan abadi. Oleh karena itu harus dilindungi,
dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak
boleh dikurangin dan di rampas oleh siapa pun.
Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas
perlindungan oleh negara melalui pernyataan tertulis
yang harus dimuat dalam UUD negara. Peranan negara
sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39 / 1999 tentang
HAM menyatakan. Menunjukan tinggih dan melindingi hak
asasi manusia.
A. Hak Warga Negara
29
Dalam UUD 1945 telah dinyatakan, bahwa hak warga
negara adalah sebagai berikut.
1) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
2) Berhak berserikat, berkumpul serta mengeluarkan
pikiran.
3) Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
4) Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan.
5) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup. Tumbuh
dan berkembang serta perlingungan kekerasan dan
doskriminasi.
6) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
7) Berhak mendapatkan pendidikan. Ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejehteraan hidup
manusia.
8) Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
mebangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
30
9) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlingungan dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.
10) Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapatkan imbalan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja.
11) Setiap warga negara berhak meperoleh kesempatan
yang sama dalam pemerintah.
12) Setiap orang berhak atas status
kewarganegaraan.
13) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah
menurut agamnya, memilih pendidikan dan
pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraa, memilih tempat tinggal di wilayah
negara dan meninggalkan serta berhak kembali.
14) Setiap orang berhak atas kebebasan dan
menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikapa, sesuai dengan nuraninya.
15) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat,
berkumpul, dan mngeluarkan pendapat.
31
16) Setiap orang berhaj untuk berkomunikasi dan
memperoleh infosrmasi untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyamikan
informasi dengan menggunakan segala jenis saluran
yang tersedia.
17) Setiap orang berhak atas perlindungan diri
pribadi,keluarga, kehormatan, mertabat, dan harta
benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas
rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
dan berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.
18) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan
atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia dan berhak memperoleh suaka politik negara
lain.
19) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat berhak
memperoloeh pelayanan kesehatan.
32
20) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.
21) Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna mencapai persamaan
keadailan.
22) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi
dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
secara sewenang sewenang oleh siapapun.
23) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat di
kurangin dalam keadaan apapun.
24) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang
bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan
yang bersifat dikriminatif itu.
33
25) Identitas budaya dan hak msyarakat tradisional
di hormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban.
B. Kewajiban Warga Negara
1) Wajib menjujung hukum dam pemerintahan.
2) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
3) Wajib ikut serta dalam pembelaan negara
4) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
5) Wajib tunduk kepada pembatasan yang di tetapkan
dengan undang-undang untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebeasan orang lain.
6) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
7) Wajib mengikuti pendidikan dasar. (Oleh Relly Meiwati, sumber:
Syarbaini, Syahrial.Dr.MA. 2011. “Pendidikan Pancasila, Implementasi Nilai-Nilai
Karakter Bangsa”. Bogor: Ghalia Indonesia)
d. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD 1945
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan
kewajiban warganegara mencakup pasal pasal 27, 28, 29,
30, 31, 33 dan 34.
34
1. Pasal 27 ayat (1) menetapkan hak warga negara yang
sama dalam hukum pemerintahan, serta kewajiban untuk
menjujung hukum dan pemerintah.
2. Pasal 27 ayat (2) menetapkan hak warga negara atas
pekejaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
3. Pasal 27 ayat (3) dalam perubahan kedua UUD 1945
menetapkan hak dan kewajiban warganegara untuk ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
4. Pasal 28 menetapkan hak kemerdekaan warganegara
untuk berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan.
5. Pasal 29 ayat (2) menyebutkan adanya hak kemerdekaan
untuk memeluk agamnya masing-masing dan beribadat
menurut agamanya.
6. Pasal 30 ayat (1) dalam perubahan kedua UUD 1945
menyebutkan hak dan kewajiban warga negara untuk
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
7. Pasal 31 ayat (1) menebutkan bahwa tiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran.
35
e. Hak dan Kewajiban Bela Negara
1) Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad,
sikap dan tindakan warganegara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang di landasin
oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara)
dan kesadran berbangsa dan bernegara indonesia
dengan keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara
serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan
kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demki
mempertahankan kemerdekaan. Kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangasa indonesia. Keutuhan
wilayah nusantara dan yuridiksi nasional serta
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
2) Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) dalam perubahan
kedua UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan
hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini
menunjukan adanya asas demokrasi dalam pembelaan
negara yang mencakup dua arti. Pertama, bahwa setiap
36
warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan
tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga
perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan undang-undang
yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warganegara harus
turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara,
sesuai dengan kemampuan dam profesinya masing
masing.
3) Motivasi dalam pembelaan negara
Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran
setiap warganegara akan hak dan kewajibannya.
Kesadaranya demikian perlu ditumbuhkan melaui proses
motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut
serta dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk
mencibtai tanah air dan untuk ikut serta dalam
pembelaan negara. Proses motivasi untuk untuk
membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap
warga mehami keunggulan dan kelebihan negara dan
bangsanya. Sisamping itu setiap warga negara
hendaknya juga meahami kemungkinan segala macam
ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara
indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar
37
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan
motivasi setiap warga negara untuk ikut serta
membela negara indonesia.
a. Pengalaman sejarah perjuangan RI.
b. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang
strategi
c. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
d. Kekayaan sumber daya alam
e. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang
persenjataan.
f. Kemungkinan timbulnya bencana perang. (Oleh Relly Meiwati,
sumber: Kaelan dkk. 2002. “Pendidikan Kewarganegaraan”. Yogyakarta:
Paradigma)
Bab 4 Konstitusi
a. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme setiap warga negara modren
dewasa ini senantiasa memerlukan sesuatu sistem
pengaturan yang dijabarkan dalam suatu konstitusi.
Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu kepada
pengertian sistem institusionalisme mengacu kepada
pengertian sistem institusionallisasi secara
38
efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan
pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk
menciptakan suatu tertib pemerintehan di perlukan
pengaturan sedemikian rupa, senhingga dinamika
kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat di
batasi dan di kendalikan (hamilton, 1931.2 255).
Gagasan mengatur dan membatasi kekuasaan ini
secara alamiah muncul karena adanya kebutuhan
untuk merespon perkembangan peran relatif
kekuasaan dalam suatu kehidupan umat manusia.
Ketika negara negara bangsa (nationstates)
mendapatkan bentuknya yang sangan kuat,
sentralistis dan sangat berkuasa selam abat ke-16
dan ke-17, berbagai teori polotik berkembang untuk
memberikan penjelasan menganai perkebangan sistim
yang kuat tersebut.
Basis konstitusionalisme adalah kesepakatan umum
atau persetujuan (consensus) diatara mayoritas
rakyat mengenai bangunan yang di idealkan
berkaitan dengan negara. Organisasi negara itu di
perlukan oleh warga masyarakat politik agar
39
kepentingan mereka bersama dapat di lindungi atau
di promosikan memalui pembentukan dan penggunaan
mekanisme yang disebut negara (adrews, 1968.29)
oleh karena itu kata kuncinya adalah konsensus
general agreement. Jika kesepakat itu itu runtuh,
maka runtuh ula legitimasi kekuasaan negara yang
bersangkutan dan pada gilirannya dapat terjadi
civil war atau perang sipil,atau dapat pula suatu
revolusi. Dalam sejarah perkembangan negara di
dunia peristiwa tersebut terjadi di prancis tahun
1789, di amerika tahun 1776, di rusia tahun 1917
bahkan di indonesia terjadi pada tahun 1945, 1965
dan 1998.
Konsensus yang menjaminj tegaknya
konstitusinalisme dewasa ini pada umumnya di
pahami berdasarkan pada tiga elemen kesepakatan
atau konsensus, sebagai berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita cita
bersama (the general goals of society or
general acceptance of the same philosopy of
govarrument).
40
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai
landasan pemerintahan atau penyelengaraan
negara (the basis og govarment)
3. Kesepakatan bentuk institusi-institusi dan
prosedur-prosedur ketatanegaraan( the from of
institusions and prosedures). ( adrews
1968:12).
Kesepakatan pertama yaitu berkenaan dengan cita
cita bersama yang sangat menentukan tegaknya
konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu
negara. Karna cita cita bersama itulah yang pada
puncak abstraksinya paling mungkin mencermikan
bahkan melahirkan kesaman kesamaan kepentingan
sesama warga masyarakat yang dalam kenytaannya
harus hidup di tengah tengah plurahlisme atau
kemejukan. Oleh karena itu, pada suatu masyarakat
untuk menjaminkan kebersaam dalam keranhgka
kehidupan negara. Di perlukan perumusan tentang
tujuan atau cita cita bersama yang biasa juga di
sebut sebagai falsafah kenegaraan atau staatsidde
(cita negara) yang berfungsi sebagai
41
fhilosofhiscegronslaag dan comenplatforms,
diantara sesama warga masyarakat dalam kontes
kehidupan bernegara.
Bagi bangsa indonesia dasar filosis yang
dimaksut adalah bahasa filsafat negara pancasila.
Limas perinsip dasar yang merupakan filosofis
bangsa indonesia tersebut adalah: 1.Ketuhanan yang
maha esa, 2.Kemanusiaan yang adil dan beradap,
3.Persatuan indonesia, 4.Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan bagi
seluruh rakyat indonesia.
Kesepkatan kedua, adalah kesepakatan bahwa basis
pemerintahandi dasarkan atas aturan hukum dan
konstitusi. Kesepakatan kedua ini juga sangat
prinsipial, karena dalam setiap negara harus ada
keyakinan bersama bahwa dalam segala hal daloam
penyelenggaraan negara harus didasarkan atas rule
of law.
Kesepakatan tiga, adalah berkenaan dengan a.
Bangunan organ negara dan prosedur prosedur yang
42
mengatur kekuasaan, b. Hubungan hubungan antara
organ negara itu satu sam lain, c. Hubungan antara
organ organ negara itu dengan warga negara.
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyakut
prinsip dan pembatasan. Atas dasar pengertian
tersebut maka sebenarnya prinsip kostitusinalisme
modren adalah mneyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lain disebut sebagai prinsip
limited goverment. Dalam pengertian inilah maka
konstitutisonalisme mengatur2 hubungan yang saling
berkaitan satu sama lain, yaitu : pertama,
hubungan antara pemerintahan dengan warga negara,
kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang
satu dengan yang lainnya
b. Konstitusi indonesia
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai
kajian ilmiah tentang undang undang 1945, banyak
yang melontarkan ide untuk melakukan amendemen
terhadap uud 145 memang amandemen tidak di
maksutkan untuk mengati sam sekali UUD 1945, akam
tetapi ,merupakan prosedur penyempurnaan terhadap
43
UUD1945 tanpa harus mengubah UUD nya itu sendiri,
amandemen lebih merupakan perlengkapan dan
perincian yang di jadikan lampiran ontektik
terhadap UUD tersebut(mahfud,1999:64). Dengan
sendirinya amandemen dilakukan dengan melakukan
perubahan pada pasla pasal maupun tambahan
tambahan.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut
di dasarkan terhadap pada kenyataan sejarah pada
masla lama dan orde baru bahwa penerapan pada
pasal pasal uud dasar memiliki sifat “multi
interpretabel” atau dengan kata lain berwayu arti,
sehingga ,mengakibatkan adanya sentralisasi
kekuasaan terutama pada presiden.
Satu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya
amandemen UUD 1945 adalah adanya sistem kekuasaan
“checksnbalances” terutama pada kukuasaan
eksekutif. Oleh kare itu bagi bangsa indonesia
proses reformasi terhadap UUD 1945 adalah
merupakan suati keharusan, karena hal itu akan
mengantarkan bangsa indonesia kearah tahapan baru
44
melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.
Demikianlah bangsa indonesia memasuki gagasan batu
dalam kehidupan ketatanegaraan yang diharapkan
membawa perbaikan tingkat kehidupan rakyat.
Hukum Dasar Tertulis ( Undang-Undang Dasar)
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengerytian
hukum dasar meliputi dua macam yaitu,hukum dasar
tertulis (convensi) oleh karena itu sifatnya yang
tertulis ,maka undang undang dasar itu rumusnya
tertulis dan tidak mudah berubah. Jadi prinsipnya
mekanisme dan dasar dari setiap sistem
pemerintahan diatur dalam undang undang dasar.bagi
mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan
dan menggangapnuya sebagai sesuatu organisasi
kekuasaan. Dalam penjesan undang undang dasar 1945
disebutkan bahwaundang undang dasar 1945 bersifat
singkat dan supel.undang undang dasar 1945 hanya
memiliki 37 pasal,
Hukum dasar yang tidak tertulis (convensi)
Convensi adalah hukum dasar yang tidak
tertulis yaitu aturan aturan dasar yang timbul dan
45
terpilihara dalam praktek penyelenggaraan negara
meskipun siafatnya tidak tertulis.convensi
mempunyai siafat sifat sebegai berikut:
1. merupakan kebiasaanyang berulang kali dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara.
2. tidak bertentangan dengan undang undang dasar dan
berjalan sejajar.
3. diterima oleh seliruh rakyat.
4. bersifat sebagai pelengkap
Konstitusi
Disamping pengertian undand undang
dasar,dipergunakan juga istilah lain yaitu
“konstitusi”.istilah berdasar dari bahasa inggris
“constitusion” atau bahasa belanda “constitue”.
Terjemahan dari istilah tersebut dalah undang-
undang dasar dan hal ini memang sesuai dengan
kebiasaan orang belanda dan jerman yang dalam
percakapan sehari hari memakai kata “grondwet”
46
(grond=dasar,wet=undang-undang ) yang keduanya
menunjukan naskah tertulis.
Namun pengertian konstitusi dalam praktek
ketatanegaraan umumnya mempunya arti:
1. Lebih luas dari undang0undang dasar atau
2. Sama dengan pengertian undang undang dasar.
Kata kosntitusi dapat mempunyai arti lebih luas
dari pada pengertian undang- undang dasar, karena
pengertian undang undang dasar hanya meliputi
konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih
terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam undang-undang dasar.
Sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 hasil
amandemen 2002
Sistem pemerintahan negara indonesia sebelum
dilakukan amandemen dijelaskan secara terinci dan
sistematis dalam penjelasan undang undang dasar
1945.sistem pemerintahan negara indonesia dibagi
atas tujuh yang secara sistematis merupakan
pengejawantahan kedaulatan rakyat oleh karna itu
47
sistem pemeritahan negara ini dikenal dengan tujuh
kunci pokok sistem pemerintah negara.
1) indonesia ialah negara yang berdasarkan atas
hukum (rechtstaat)
Negara indonesia berdasarkan atas hukum
(rechsstaat) tidk berdasarkan atas kekuasaan
belaka(machtsstaat) hal ini mengandung arti
bahwa negara,termasuk dalamnya pemerintahan
dan lembga lembaga negara lainya dalam
melaksanakan tindakan tindakan apapun.dengan
landasan dan semangat negara hukum dalam arti
material itu,setiap tindakan negara haruslah
mempertimbang dua kepentingan atau
landasan,ialah kegunaannya dan landasn\an
hukumnya.
2) sistem konstitusional
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi
(hukum dasar),tidak bersifat absolut
(kekuasaan yang tidak terbatas).sistem ini
memberikan pengawasan bahwa cara pengendalian
48
pemerintahan dibatasi oleh ketentuan ketentu
konstitusi.
3) kekuasaan negara yang tertinggi di tangan
rakyat
sistem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan
amandemen di nyatakan dala penjelsan undang
undang dasar 1994 sebagai berikut:“kedaulatan
rakyat dipegang oleh suatu badan,
bernama MPR,sebagai penjelmaan seluruh rakyat
indonesia.
4) Presiden ialah penyelengara pemerintahan
negara yang tertinggi di samping MPR dan DPR
Kekuatan presiden menurut UUD 1945 sebelum
dilakukan amandemen, dinyatakan dalam
penjelasan undang undang dasar
1945.berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
@002,presiden merupakan penyenggarakan
pemerintah tertinggi di samping MPR dan DPR.
5) presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
Sistem ini menurut UUD 1945 sebeum mandemen
dijelaskan dalam penjelasan UUD 1945,namun
49
dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 juga
memiliki isi yang sama.
6) menteri negara ialah pembantu presiden,menteri
negara tidak bertanggung jawab kepada dewan
pewakilan rakyat
Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil
amandemen 2002 maupun dalam penjelasan UUD 1945
“presiden dalam melaksanakan tugas perintahanya
dibantu oleh materi materi negara(pasal 17 ayat
(1) UUD 1945 hasil amandemen).
7) kekuasaan kepaka negara tidak tak terbatas
sistem ini dinyatakan secara tidak eksplisit dalam
UUD 1945 hasil amandemen 2002 dan masih sesuai
dengan penjelasanm UUD 1945 dijelaskan. Meskipun
kepala negara tidak bertanggung jawab kepada dewan
perwakilan rakyat, ia bukan “diktator”,artinya
kekuasaan tidak terbatas.
8) Negara indonesia adalah negara hukum
Menurut penjelasan UUD 1945,negara indonesia
adalah negra hukum, negara hukum yang
berdasarkan pancasila dan bukan berdasarkan
50
atas kekuasaan.sifat negara hukum hanya dapat
ditunjukan jikalau alat alat perlengkaannya
bertindak menurut dan terikat kepada aturean
aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat
alat perlengkapan yang dikuasai unyuk
mengadakan aturan itu.
Ciri ciri suatu negara hukum adalah:
pengakuan dan perlindungan hak hak asasi
peradilan yang bebas dari suatu pengaruh
kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak
jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan
bahwa ketentuan hukumannya dapat dipahami
dapat dilaksankan dan aman dalam
melaksanakannya.
Pancasila sebagai dasar negara yang
mencerminkan jiwa bangsa indonesia harus
menjiwai semua peraturan hukum dan
pelaksanaanya, ketentuan ini menunjukan bahwa
dinegara indonesia di jamin adanya
perlindungan hak-hak asasi manusia
51
berdasarkan ketentuan hukum. Bukan kemauan
seseorang yang menjadi dasar kekuasaan.
Menjadi suatu kewajiban dan kebenaran
berdasarkan pancasila yang selanjutnya
melakukan pedoman peraturan-peraturan
pelaksanaan. Disamping itu sifat hukum yang
berdasarkan pancasila yang berdasarkan
pancasila, hukum mempunya fungsi pengayoman
agar cita cita luhur bangsa indonesia
tercapai dan terpelihara.
Namun demikian untuk menegakan hukum demi
keadilan dan kebenaran perlu adanya badan-
badan kehakiman yang kokoh kuat yang tidak
mudah dipengaruhi oleh kembaga lembaga
lainya. Pemimpin eksekutif (presiden) wajib
bekerja sama dengan badan-badan kehakiman
untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan sehat.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa
indonesia benar-benar akan mngembalikan
peranan hukum., aparat penegak hukum beserta
52
seluruh sistem peraturan perundang-undangan
akan di kembalikan pada dasar-dasar negara
hukum yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945
hasil amndemen 2002 yang mengemban amanat
demokrasi dan perlingdungan hak hak asasi
manusia.
Adapun pengembangan hukum di indonesia
sesuai dengan tujuan negara hukum, diarahkan
pada terwujudnya sistem hukum yang mengabdi
pada kepentingan nasional terutama
rakyat,melalui penyusunan materi hukum yang
bersumberkan pada pancasila sebagai sumber
filosinya dan UUD 1945 sebagai dasar
konstitusionalnya, serta aspirasi rakyat
sebagai sumber merialnya. (Oleh Retta Aglena, sumber:
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2010. “Pendidikan Kewarganegaraan”.
Yogyakarta: Ghalia Paradigma)
Bab 5 Korupsi
a. Pengertian Korupsi
Korupsi berkaitan dengan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum (publik) atau masyarakat luas untuk
53
keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. Menurut WF
Wertheim, pemakaian umum istilah “korupsi” pejabat kita
menyebutkan dengan nama korup, apabila seorang pegawai
negeri menerima pemberian yang disodorkan oleh seorang
swasta, dengan maksud mempengaruhinya agar
memberikannya agar memberikan perhatian istimewa pada
kepentingan-kepentingan si pemberi. Terkadang perbuatan
ini dilakukan dengan menawarkan pemberian itu atau
hadiah lain yang menggoda. Pemerasan berupa permintaan
pemberian atau hadiah dalam pelaksanaan tugas publik
(umum), juga biasanya disebut sebagai korupsi. Ciri-
ciri korupsi adalah sebagai berikut.
1) Korupsi melibatkan lebih dari satu orang.
2) Kegiatannya serba rahasia.
3) Keuntungan diperoleh secara timbal balik.
4) Berlindung dibalik pembenaran hukum.
5) Mempengaruhi keputusan-keputusan pemerintah.
6) Mengandung penipuan kepada pubik/masyarakat.
7) Bentuk penghkhinatan kepercayaan rakyat.
8) Melanggar norma dan tatanan masyarakat.
54
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia yang dimaksud
dengan anti korupsi adalah sikap menentang atau gerakan
memusuhi segala bentuk penyelewengan atau
penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi
atau orang lain. Konsekuensi perilaku korupsi antara
lain:
1) negara mengalami krisis moneter dan menjadi miskin,
2) perusahaan menjadi bangkrut atau pailit,
3) perekonomian negara menjadi terseok-seok,
4) cita-cita masyarakat yang adil makmur menjadi
terlambat,
5) menimbulkan kekacuan, stabilitas ketertiban dan
keamanan terganggu, dan
6) dapat menimbulkan kerawanan sosial.
Dalam pengertian lain, korupsi adalah
penyalahgunaaan kekuasaan atau jabatan publik untuk
kepentingan pribadi (The oxford Unabridged Dictionary).
Korupsi melibatkan perilaku oleh pegawai sektorpublik,
baik politikus atau pegawai negeri, mereka dengan tidak
pantas dan melawan hukum memperkaya diri mereka sendiri
atau orang yang dekat dengan mereka, dengan
55
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan
kepada mereka.
b. Pemberantasan Korupsi
Kejahatan (tindak pidana) korupsi merupakan ancaman
terhadap prinsip-prinsip demokrasi, yang menjunjung
tinggi keterbukaan, dan keamanan serta stabilitas
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, korupsi adalah
tindakan yang merugikan pembangunan berkelanjutan.
Penggelapan uang kantor, menyalahgunakan wewenangnya
untuk menerima suap, menikmati gaji buta tanpa bekerja
secara serius adalah tindakan korupsi. Kerakusan dan
membiarkan perilaku korupsi yang dapat membawa
kehidupan seseorang tidak berarti secara kemanusiaan,
karena mereka telah diperbudak oleh harta benda dalam
kehidupan yang sangat singkat. Apabila seseorang
terindikasi dan terbukti melakukan korupsi makan orang
tersebut tidak hanya menerima hukum fisik seperti
penjara, tetapi yang berat adalah menerima malu dan
terisolasi dalam kehidupan masyarakat.
56
Penyebab utama dari perilaku korupsi adalah nafsu
untuk hidup mewah dalam kelompok yang memerintah.
Pemberantasan korupsi sangat penting bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan beberapa pertimbangan,
antara lain sebagai berikut.
1) Korupsi menghambat dan menghalangi usaha kita
berbangsa untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Maka oleh
karena itu pemerintah bersama-sama masyarakat
mengambil langkah-langkah pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi secara
sistematis dan berkesinambungan.
2) Kejahatan korupsi tidak lagi merupakan kejahatan dan
masalah lokal, akan tetapi sudah menjadi masalah
internasional, sehingga penting adanya kerja sama
internasional untuk mencegah dan pemberantasannya
termasuk pemulihan atau pengambilan aset-aset hasil
kejahatan korupsi.
3) Kemiskinan dan kebodohan serta rendahnya mutu
kehidupan rakyat kita sangat dipengaruhi oleh
kejahatan korupsi, karena dana negara yang
57
seharusnya dapat digunakan untuk mengentaskan
kemiskinan dan meningkatan pelayanan pendidikan
telah mengalir kepada tangan-tangan orang yang tidak
bertanggung jawab.
4) Kejahatan korupsi sudah merupakan perilaku
pengkhianatan kepada negara dan cita-cita proklamasi
kemerdekaan, tidak memiliki rasa kebanggaan dan
cinta tanah air serta merongrong kehidupan
bernegara.
5) Pada hakikatnya, kejahatan korupsi sudah menyamai
sikap anti Pancasila dan anti UUD 1945, karena
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 mengajarkan kita
untuk hidup bertakwa kepada Tuhan, punya rasa
kemanusiaan, punya rasa kebersamaan dan kekeluargaan
untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, tanpa kecuali.
Atas dasar pertimbangan di atas, pemerintah
Indonesia beserta rakyatnya telah ikut aktif dalam
upaya masyarakat internasional untuk mencegah dan
memberantas korupsi menandatangani United Nations Convention
Against Corruption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-
58
Bangsa anti korupsi, 2003) pada tanggal 18 Desember
2003 di markas besar PBB. Pemerintah Indonesia
menganggap sangat penting pemberantasan korupsi,
sehingga konvensi PBB tentang Anti Korupsi itu telah
ditetapkan UU No.7 Tahun 2006 tentang Pengesahan
Konvensi PBB Anti Korupsi 2003. Penanggulangannya
adalah cara sebagai berikut.
1) Memperdayakan komisi pemeriksaan kekayaan pejabat
dan latar belakang kehidupannya.
2) Membangun sistem pencegah dini korupsi, undang-
undang anti korupsi yang konsisten.
3) Memberi jaminan hidup layak bagi pegawai.
4) Menggubakan sistem pembuktian terbalik artinya
membuktikan asal-usul kekayaan pejabat negara.
5) Mengumumkan audit kekayaan pejabat sebelum dan
sesudah bertugas. Membuat iklan layanan masyarakat
di media massa.
Pemberantasan korupsi ternyata tidak mudah, meskipun
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengeluarkan
Intruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
59
Pemberantasan Korupsi, ternyata belum memperoleh hasil
yang menggembirakan.
Presiden telah mengungkapan delapan langkah lanjutan
pemberantasan korupsi, sebagai hasil rapat koordinasi
antara pemerintah dengan komisi ombudsman nasional.
Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
1) Dimulai dari lingkungan di sekitar Presiden sperti
sekitar sekretariat negara, kantor Presiden,,
sekretariat presiden, dan wakil presiden.
2) Melakukan pemeriksaan dalam pengadaan barang di
semua lembaga negara, termasuk departemen-
departemen, DPR dan lembaga lainnya. Pengadaan
adalah sebagai ajang korupsi yang paling mudah
dilakukan, dengan kasusnya adalah mark-up
(pembengkakan) harga barang dan juga meminta
potongan harga kepada pemasok.
3) Mencegah penyimpangan proyek rekonstruksi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD).
4) Mencegah terjadinya penyimpangan tender pada
pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan dalam
60
masa empat tahun dianggarkan senilai puluhan triliun
asa pemerintahan SBY.
5) Pemerintah akan melakukan penyelematkan terhadap
aset-aset negara yang ada di departemen, BUMN dan
swasta yang terkait dengan aset negara.
6) Mencari mereka yang sudah divonis oleh pengadilan
dan masih dalam proses hukum, namun lari keluar
negeri.
7) Meningkatkan intensitas pemberantasan penebangan
liar dan penyaluran dananya terhadap kayu di hutan.
8) Bukti nyata pelaksanaan berbagai program yang telah
dicanangkan oleh pemerintah tentang pemberantasan
korupsi.
9) Upaya pemerantasan korupsi juga membutuhkan semangat
dari pemimpin tertinggi dari setiap departemen dan
birokrasi pemerintah, khususnya para menteri harus
dapat melacak korupsi dilingkungan departemennya.
c. Partisipasi dalam Pemberantasan Korupsi
Masalah korupsi tidak bisa diselesaikan hanya melaui
penegakkan hukum. Penyelesaian masalah korupsi haruslah
dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu hukum,
61
ekonomi, dan moral. Pemberantasan korupsi haruslah
dipimpin oleh pemimpin yang berani bersih, reputasinya
baik, moralnya tinggi dan bisa menjadi teladan.
Dukungan masyarakat dalam pemberantasan korupsi sangat
penting. Tanpa peran serta masyarakat, upaya pencegahan
korupsi tidak akan berhasil. Tiga unsur pemberantasan
korupsi, yaitu pencegahan, penindakan, dan peran
masyarakat. Dengan demikian, peran serta masyarakat
sangat menentukan pemberantasan korupsi.
Dukungan masyarakat terhadap pemberantasan korupsi
dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut.
Mengasingkan dan menolak keberadaan koruptor
sertatidak memilih pejabat yang terlibat korupsi
Melakukan pengawasan dan mendukung terciptanya
lingkungan yang anti korupsi.
Melaporkan bila ada penyelewengan dan berani
memberikan kesaksian dalam pemeriksaan perkara
korupsi.
Masyarakat yang berjasa mengungkapkan korupsi berhak
mendapatkan penghargaan, berupa piagam dan premi sesuai
dengan PP No.17 Tahun 2000. Sebagai peran serta
62
masyarakat dan pemberantasan korupsi, para pelapor
telah dijamin oleh perundang-undangan, seperti larangan
menyebut nama atau identitas pelapor serta memberikan
rasa aman kepada pelapor yang dilindungi oleh alat
negara seperti polisi.
Beberapa instrumen telak dikeluarkan, baik berupa
hukum dan undang-undang, maupun berupa kelembagaan yang
menangani masalah korupsi. Instrumen hukum secara
kronologis telah dikeluarkan pada masa pemerintahan
Soekarno sampai dengan masa reformasi.
1) Masa Pemerintahan Soekarno
Gerakan anti korupsi pertama kai dipimpin oleh
Kolonel Zulkifli Lubis, wakil kepala staf angkatan
darat. Kampanye anti korupsi, memberantas pejabat
tinggi negara dan pengusaha. Untuk tugas tersebut,
dikeluarkan Peraturan Penguasa Militer
No.PRT/PM/06/1957. Dalam peraturan itulah muncul
istilah korupsi.
2) Masa Pemerintahan Soeharto (1967-1998)
Pada masa pemerintahan Soeharto telah dikeluarkan
berbagai instrumen hukum untuk pemberantasan
63
korupsi, yang dapat kita lihat secara kronologis
sebagai berikut.
Pada tahun 1967, sebagai pejabat negara, Presiden
Soeharto mengeluarkan Presiden No. 228 tahun 1967
untuk membentuk Tim Pemberantasan Korupsi.
Pada tahum 1970, dibentuk Komisi Empat berdasarkan
Keputusan Presiden No. 12 tahun 1970. Komisi ini
bertugas meneliti dan mengkaji kebijakan dan hasil
yang dicapai dalam pemberantas korupsi.
Pada tahun 1971, pertama kali Indonesia memiliki
undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
No. 3 tahun 1971.
Pada tahun 1977, Pemerintah mencanangkan Operasi
tertib (Opstib) yang dilanjutkan dengan Intruksi
Presiden No. 9 tahun 1977 tentang Pembentukan Tim
Operasi Tertib. Tim ini untuk meningkatkan daya
dan hasil guna serta meningkatkan kewibawaan
aparatur pemerintah dan mengikis habis praktik-
pratik penyelewangan dalam segala bentuk.
Tahun 1980, pemerintah mengeluarkan dua
kebijakkan, yaitu; keluarnya UU No. 11 tahun 1980
64
tentang Tindak Pidana Suap. Dalam undang-undang
ini yang memberi dan menerima suap bisa didakwa
melakukan kejahatan.
3) Masa Pemerintahan B.J. Habibie (1998-1999)
Pada tahun 1998, dikeluarkan dua kebijakan, yaitu
sebagai berikut.
Sidang Umum MPR menghasilkan melahirkan Ketatapan
MPR No. XI/MPR/1998 tentang Pemerintahan yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
UU No. 28 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan Bebas dari KKN.
Pada tahun 1999, keluarnya UU No.31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagai
penyempurnaan UU No. 3 tahun 1971.
4) Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)
Pada tahun 1999, berdasarkan Keputusan Presiden
No. 127 tahun 1999, pemerintah membentuk Komisi
Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan Negara.
Kemudian dikeluarkan lagi Keputusan Presiden pada
tanggal 13 Oktober 1999 tentang Pemeriksaan kekayaan
65
Penyelenggaraan Negara berdasarkan standar
pemeriksaan yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2000, pemerintah mengeluarkan beberapa
kebijakan, yaitu sebagai berikut.
Keputusan Presiden No. 44 tahun 2000 tanggal 10
Maret 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional.
Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana korupsi
berdiri yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah
No. 19 tahun 2000.
Surat Keputusan Direktorat jenderal Administrasi
Hukum Umum Departemen Kehakiman dan HAM tanggal 7
Juli 2000 untuk menetapkan Pembentukan tim
persiapan pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diamanatkan oleh UU No.
31 tahun 1999.
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang
Tata Cara pelaksanaan Peran serta Masyarakat dan
pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan
Pemberantas Tindak Pidana Korupsi.
5) Pemerintahan Megawati Soekarno Putri (2001-2004)
66
Pada tahun 2001, telah dikeluarkan dua kebijakan,
yaitu sebagai berikut.
Keluarnya UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan
atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
terpaksa dibubarkan karena adanya putusan hak uji
materiil oleh Mahkamah Agung.
Pada tahun 2002, dikeluarkan UU No. 31 tahun 2002
tentang pembentukan Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Pada tahun 2003, dikeluarkan beberapa kebijakan,
yaitu sebagai berikut.
Keputusan Pemerintah No. 73 tahun 2003 tentang
Pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tanggal 21
September 2003. Hasil panitia seleksi, diperoleh
nama dan diserahkan ke Presiden pada tanggal 6
Desember 2003. Dari 10 nama itu, DPR memilih lima
sebagai pimpinan Komisi.
67
DPR pada tanggal 19 Desember 2003 mengesahkan lima
pimpinan komisi pemberantasan korupsi hasil
pilihan anggota komisi hukum DPR.
Indonesia yang diwakili menteri kehakiman dan HAM
Yusril Mahnedra menandatangani Konvensi PBB
tentang Pemberantasan Korupsi di New York, pada
Kamis 18 Desember 2003.
6) Pada Pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (2004-
sekarang)
Pada tahun 2006, Pemerintah telah mengeluarkan UU
No. 7 tahun 2006 tentang Pengesahan Konvensi PPN
Anti Korupsi 2003. Instrumen hukum internasional
tersebut amat diperlukan untuk menjembatani sistem
hukum yang berbeda dan sekaligus memajukan upaya
pemberantasan korupsi secara efektif.
d. Instrumen Kelembagaan Anti Korupsi di Indonesia
Instrumen anti korupsi dalam bentuk alat atau
lembaga negara, memiliki kewenangn dan kekuasaan untuk
dapat melakukan tugas dalam memberantas korupsi. Alat
atau lembaga itu diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Mahkamah Agung (MA)
68
UUD 1945 meletakkan MA sebagai salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman. Badan peradilan yang berada di
bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam
lingkungan peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer dan peradilan tata usaha negara.
Kewenangan utama MA adalah memeriksa dan memutuskan
permohonan kasasi, sengketa tentang mengadili,
permohonan peninjauan kembali putusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dalam proses peradilan perkara korupsi, MA adalah
peluang terakhir bagi mereka untuk memperoleh
kebebasan atau minimal pengurangan hukuman. Posisi
ini sangat strategis dalam percepatan pemberantasan
korupsi. MA juga dapat mengawasi penerapan hukum di
Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
2) Komisi Yudisial (KY)
Pasal 24B amandemen ketiga UUD 1945 mengamanatkan
berdirinya komisi Yudisial (KY). Kewenangan KY
menurut pasal 24B ayat (1) adalah mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan menjaga perilaku hakim.
Dalam pemberantasan korupsi, KY berwenang untuk
69
mengawasi hakim, baik hakim agung maupun hakim yang
berada di kota-kota besar dan menerima dan mengawasi
laporan harta kekayaan penyelenggara negara.
3) Kejaksaan Agung
Kejaksaan Agung menurut UU No. 16 tahun 2004
tentang Kejaksaan menyatakan, bahwa dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang, kejaksaan membina
hubungan kerja sama dengan badan penegak hukum dan
keadilan seta badan negara atau instansi lainnya.
Kejaksaan Agung memiliki kewajiban untuk menerima
dan melakukan analisi atas setiap rekomendasi yang
diberikan, khususnya dari lembaga yang berwenang
dalam pemberantasan korupsi, seperti dari komisi
pemberantasan korupsi.
4) Kepolisian
Menurut UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, secara umum tugas dan
wewenang Polri adalah menegakan hukum secara
profesional dan proporsional, dengan menjunjung
tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia menuju
kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan,
70
serta memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam konteks pemberantasan korupsi, kepolisian
memiliki wewenang penyelidikan dan penyidikan. Dalam
hal ini, kepolisian memiliki korps reserse Polri
yang dalam fungsinya sebagai pelindung hak-hak asasi
warga negara sesuai aturan undang-undang. Reserse
melaksanakan praktik-praktik kepolisian represif
dari penyelidikan, pemanggilan, penangkapan,
pemeriksaan, pengeledahan, penyitaan sampai
penahanan.
5) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Tanggung jawab BPK adalah untuk turut membongkar
praktik-praktik penyimpangan dalam pengelolaan
keuangan negara. BPK adalah lembaga negara yang
mempunyai tanggung jawab kepada masyarakat umum
dalam hal pengawasan keuangan negara.
Hasil audit BPK sering mendeteksi adanya korupsi
dalam penggunaan APBN. BPK senantiasa melaporkan
71
auditnya kepada lembaga yang berwenang untuk
pemberantasan korupsi. Data BPK dapat dijadikan data
awal bagi penegak hukum untuk melakukan penyidikan
atas indikasi korupsi yang dilaporkan. Laporan BPK
yang akurat juga akan menjadi alat bukti dalam
pengadilan.
6) Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
BPKP merupakan lembaga pemerintah non-departemen
dibidang pengawasan. Tanggung jawabnya adalah
merumuskan dan menyusun rencana dan program-program
pengendalian umum atas kegiatan kementerian-
kementerian negara dan kantor-kantor proyek mereka.
Dalam pemberantasan korupsi BPKP memiliki peran
pada tingkat pencegahan, penyelidikan dan penyidikan
tindak pidana korupsi. Namun kelemahannya adalah
memiliki peran dan kewenangan yang sangat bergantung
pada kemauan baik Presiden yang berkuasa.
7) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempunyai
kewenangan lebih luas serta indenpenden (mandiri,
bebas dari kekuasaan manapun) dengan tujuan
72
meningkatkan daya guna dan hasil guna upaya
pemberantasan korupsi.
KPK memiliki visi, yaitu mewujudkan Indonesia yang
bebas korupsi, sedangkan misinya adalah penggerak
perubahan untuk mewujudkan bangsa yang anti korupsi.
Asas KPK adalah kepastian hukum, keterbukaan,
akuntabilitas, kepentingan umum, proporsionalitas.
Menurut UU No. 30 tahun 2002, KPK memiliki
kewenangan melakukan penyelidikan, penyidikan dan
penuntutan, diantaranya menyadap dan merekam
pembicaraan, memrintahkan kepada instansi yang
terkait untuk melarang seseorang berpergian ke luar
negeri, meminta keterangan kepada bank atau lembaga
keuangan lainnya tentang keadaan keuangan tersangka
atau terdakwa yang sedang diperiksa, memerintahkan
kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk
memblokir rekening yang diduga hasil dari korupsi
milik tersangka, terdakwa atau pihak yang terkait,
meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka
atau terdakwa kepada instansi yang terkait. KPK juga
mempunyai wewenang untuk memerintahkan kepada
73
pimpinan atau atasan tersangka korupsi agar
tersangka diberhentikan sementara dari jabatannya,
bahkan KPK dapat memerintah Presiden agar membuat
izin kepada pejabat negara untuk diperiksa atas
dugaan korupsi.
8) Tim Tastipikor
Tim koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Tim Tastipikor) beranggotakan 48 orang yang
diketuai oleh jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana
Khusus. Tim Tastipikor terdiri atas unsur kejaksaan,
kepolisian serta Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) bertanggung jawab kepada
Presiden. Tim Tastipikor dibentuk berdasarkan
Keputusan Presiden (Keppres) No. 11 tahun 2005
bekerja selama dua tahun dan dapat diperpanjang lagi
jika dianggap perlu. Kewenangan Tim ini adalah
penangkapan pelaku korupsi. Kasus korupsi yang
ditangani tim Tastipikor adalah pengawasan terhadap
instansi pemerintah. (Oleh Lisma Nopiyanti, sumber: Syarbaini,
Syahrial.Dr.MA. 2011. “Pendidikan Pancasila, Implementasi Nilai-Nilai Karakter
Bangsa”. Bogor: Ghalia Indonesia)