Post on 04-Mar-2023
Banjarmasin 2-3 Nopember 2013
PROSIDING PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) XVI
MEMPERKOKOH KESADARAN SPASIALKEPEMIMPINAN NKRI MENGHADAPI
TANTANGAN GLOBAL
IKATAN GEOGRAF INDONESIA (IGI)
20132013Penyelenggara Kegiatan
Ikatan Geograf Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Program Studi Pendidikan Geografi-FKIP Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjen H. Hassan Basry Kotak Pos 87 Banjarmasin 70123
KONTRIBUTOR• PT.SEBUKUIRONLATERITICORES• PT.INDOCEMENTTUNGGALPRAKARSATbk.• PT.BANKBTN• PDBANGUNBANUAKALIMANTANSELATAN• IKATANGEOGRAFINDONESIA• PT.PROFAJARKOMUNIKA
Tim Penyusun
Tim Editor:1. Prof.Dr.Suratman,M.Sc.
(KetuaUmumIGIPusat)2. Nasruddin,M.Sc.
(KetuaUmumIGIProvinsiKalimantanSelatan)3. Dr.AsepKarsidi,M.Sc.
(DewanPembinaIGIPusat)4. Prof.Dr.ArisPoniman
(DewanPembinaIGIPusat)5. Drs.WahyuUtomo,M.Si.
(DewanPembinaIGIProvinsiKalimantanSelatan)
Komunikasi dan Sponsor:NasrudinDeasyArisatyRifkaRamadhaniAtangAtmajaFeryGusrianto
Desain GrafisPT.ProFajar
PenerbitPT.ProFajar
ISBN978-602-1322-00-0
KONTRIBUTOR• PT.SEBUKUIRONLATERITICORES• PT.INDOCEMENTTUNGGALPRAKARSATbk.• PT.BANKBTN• PDBANGUNBANUAKALIMANTANSELATAN• IKATANGEOGRAFINDONESIA• PT.PROFAJARKOMUNIKA
Tim Penyusun
Tim Editor:1. Prof.Dr.Suratman,M.Sc.
(KetuaUmumIGIPusat)2. Nasruddin,M.Sc.
(KetuaUmumIGIProvinsiKalimantanSelatan)3. Dr.AsepKarsidi,M.Sc.
(DewanPembinaIGIPusat)4. Prof.Dr.ArisPoniman
(DewanPembinaIGIPusat)5. Drs.WahyuUtomo,M.Si.
(DewanPembinaIGIProvinsiKalimantanSelatan)
Komunikasi dan Sponsor:NasrudinDeasyArisatyRifkaRamadhaniAtangAtmajaFeryGusrianto
Desain GrafisPT.ProFajar
PenerbitPT.ProFajar
ISBN978-602-1322-00-0
Geograf Berkarya Membangun Bangsaii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Katalog Dalam Terbitan; Perpustakaan nasional Indonesia; Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepemimpinan NKRI Untuk Menghadapi Tantangan Global ISBN 978-602-1322-00-0 Judul Buku : Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepemimpinan NKRI Untuk Menghadapi Tantangan Global Penyusun : IKATAN GEOGRAF INDONESIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Perancang Sampul: Hasa Noor Hasadi Muhammad Zainuddin Muhammad Muhaimin Editor: Prof. Dr. Suratman., M.Sc. (Ketua Umum IGI Pusat) Nasruddin, M.Sc. (Ketua Umum IGI Kalimantan Selatan) Dr. Asep Karsidi, M.Sc. (Dewan Pembina IGI Pusat) Prof. Dr. Aris Poniman (Dewan Pembina IGI Pusat) Drs. Wahyu Utomo, M.Si. (Dewan Pembina IGI Provinsi Kalimantan Selatan) Penerbit : PT. Pro Fajar Jakarta Hak cipta ada pada penulis dan dilindungi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002, pasal 72 tentang HAK CIPTA. Dilarang memperbanyak buku ini, tanpa ijin dari Penulis dan Penerbit
Geograf Berkarya Membangun Bangsa iii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
PENGURUS IGI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KOMISARIAT UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
SAMBUTAN DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PANITIA PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN XVI IKATAN GEOGRAF INDONESIA
Hari Sabtu, Tanggal 2 November 2013, Pukul 08.00 Wita.
Gedung Mahligai Pancasila - BANJARMASIN
Assalamu Alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera Yth.
1. Ketua Umum IGI Pusat 2. Kementerian Riset dan Teknologi RI 3. Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan 4. Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) 5. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia 6. Bupati/Walikota se-Provinsi Kalimantan Selatan 7. DPR-MPR Provinsi Kalimantan Selatan 8. Rektor/Dekan/IKA Universitas Lambung Mangkurat 9. LSM, Pers, dan Sponsor 10. Para Narasumber Utama dan Ahli, Tokoh Nasional 11. Tamu Undangan dan Geograf se-Indonesia
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa penyelenggaraan Seminar dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Geograf Indonesia ke XVI dapat terselenggara. Izinkan saya selaku Panitia/Pengurus Wilayah IGI Provinsi Kalimantan Selatan Komisariat Universitas Lambung Mangkurat memberikan gambaran secara umum pertangungjawaban kegiatan PIT IGI XVI Banjarmasin, sebagai berikut:
1) Kegiatan PIT IGI XVI telah disosialisasikan secara internal dalam kepengurusan IGI Pusat pada saat IGI XIV di Undiksha Bali dan IGI XV di UNS Solo.
2) Pengurus IGI Provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 2012 telah melakukan serangkaian kerjasama melalui Pembantu Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama dan Dekan FKIP Universitas Lambung Mangkurat untuk membantu proses administrasi dalam menjaring kegiatan pendanaan/sponsor.
3) Panitia juga bekerjasama pada jaringan media lokal dan nasional untuk mewartakan pada masyarakat terkait acara hari ini.
Undangan, Geograf Indonesia yang saya hormati. Tema yang diusung pada PIT IGI XVI yakni “Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepemimpinan NKRI Menghadapi Tantangan Global” Tema ini lahir dari dari berbagai pemikiran yang berkembang diseluruh geograf perwakilan Indonesia. Tema utama tersebut melahirkan tiga sub tema sebagai berikut:
Geograf Berkarya Membangun Bangsaiv
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
1) Peran Informasi Geospasial untuk Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Strategis di Indonesia
2) Geostrategis NKRI dalam Menghadapi Tantangan Global 3) Pendidikan Geografi Inovatif untuk Membangun Karakter Bangsa
Tema PIT IGI XVI yang diuraikan di atas sangatlah fundamental bagi kepentingan pemasyarakatan (sosialisasi) dan penyadaran masyarakat bangsa Indonesia akan pentingnya informasi geospasial dalam menghadapi tantangan global dengan kembali pada jati diri bangsa Indonesia yakni 4 pilar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika) yang menjadi panutan, pedoman, dan ideologi nasional bangsa Indonesia. Problematika saat ini adalah konflik ruang, primordialisme yang melahirkan gerakan-gerakan masif dimana-mana yang dapat berakibat pada kerapuhan keutuhan bangsa dan negara. Berdasarkan hal tersebut maka dalam agenda pertemuan ilmiah tahunan XVI tema yang diusung adalah sebuah tema yang sarat akan makna yang terkandung didalamnya, hal itu ditandai dengan semakin rapuhnya jiwa nasionalisme yang berujung pada ancaman keutuhan NKRI. Tema tersebut merupakan proses untuk memacu gerakan cinta wilayah dan sadar spasial akan berbagai potensi dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar (global). Oleh karena itu Panitia Ikatan Geograf Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan berharap semoga dokumen seminar dan PIT IGI XVI sebagai naskah akademik dalam bentuk naskah prosiding, mampu mendorong bagi para pemimpin bangsa dalam memperkokoh kesadaran spasial-Nya pada seluruh wilayah NKRI. Tamu Undangan, Geograf Indonesia yang saya hormati. Diakhir sambutan ini saya selaku panitia/pengurus IGI Provinsi Kalimantan Selatan memohon maaf yang sedalam-dalamnya jika dalam proses hingga akhir acara terdapat berbagai kekeliruan, kesalahan dan kekhilafan “Tiada Gading yang Tak Retak” Semoga PIT IGI XVI yang terdokumentasi dalam naskah buku prosiding ini menjadi inspirasi dan spirit pemimpin dan pelaku pembangunan di Indonesia. Wassalamu Alaikum Wr.Wb.
Panitia Penyelenggara PIT IGI XVI Nasruddin, M.Sc. Ketua Umum IGI Provinsi Kalimantan Selatan
Geograf Berkarya Membangun Bangsa v
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Jalan Brigjen H. Hassan Basry Kotak Pos 219 Banjarmasin-70123
Telp/Fax. (0511) 3304177 - (0511) 3305195 Laman: http://www.unlam.ac.id
Assalamu Alaikum Wr.Wb. Salam Sejahtera
Alhamdulillah, izinkan saya selaku Rektor Universitas Lambung Mangkurat mengucapkan “SELAMAT” atas diterbitkannya naskah buku prosiding hasil Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Geograf Indonesia XVI. Tentunya terbitnya buku ini diharapkan membawa dampak secara positif pada sebuah refleksi pencerahan dan cara pandang terhadap dinamika berbangsa dan bernegara. Indonesia sebagai negara dengan berbagai potensi SDA dan SDM sangat penting untuk dipikirkan secara kewilayahan dalam bingkai secara komprehensif.
Naskah buku prosiding ini adalah lahir dari pemikir-pemikir dari seluruh Geograf Indonesia yakni pemikir-pemikir yang berwawasan kewilayahan (spasial) dan kelingkungan yang tentunya akan sangat bermakna bagi pembelajaran insan-insan muda Indonesia. Segenap civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat menyambut positif tentang gagasan akan pelaksanaan dan dokumentasi akademik dari PIT Ikatan Geograf Indonesia ke XVI dengan tema “Memperkokoh Kesadaran Spasial Kepemimpinan NKRI untuk Menghadapi Tantangan Global”. Tema tersebut mengandung makna yang sangat fundamental dalam menatap kehidupan berbangsa dan bernegara demi kedamaian pada seluruh sendi-sendi kehidupan. Semoga naskah buku prosiding ini memberikan manfaat bagi kita semua, amiin.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb. Banjarmasin, 2 Nopember 2013
Geograf Berkarya Membangun Bangsavi
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
KETUA UMUM IKATAN GEOGRAF INDONESIA (IGI)
SAMBUTAN PADA PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN XVI IKATAN GEOGRAF INDONESIA
Hari Sabtu, Tanggal 2 November 2013, Pukul 08.00 Wita.
Gedung Mahligai Pancasila - BANJARMASIN Asallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkanlah saya memohon seluruh hadirin untuk memananjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, untuk hadir pada Seminar Nasional dan PIT IGI XVI di UNLAM BANJARMASIN. Seminar Nasional ini kegiatan ilmiah rutin tahunan yang diikuti para geograf indonesia bahkan dari luarnegri,. Pada tahun ini IGI Pusat bekerjasanadengan UNLAM untuk penyelengaaraan PIT IGI dan seminar selama dua hari tanggal 2 s.d. 3 november 2013.Tema Seminar Nasional adalah MEMPERKOKOH KESADARAN SPASIAL KEPEMIMPINAN NKRI UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL. NKRI memiliki potensi geografis yang beraneka ragam untuk dimanfaatkan bagi kemakmuran dan kesejahteraan. Perkembangan ilmu geografi dalam penerapannya bagi pembangunan NKRI semakin nyata keberhasilannya diberbagi sektor seperti lingkungan dan bencana, pembangunan wilayah, tataruang, kependudukan, dan pemanfaatan teknologi GIS/RS. Indonesia menghadapi era kebangkitan abad 21 Asia. Pengetahuan dan pemahaman Intelegensi Geografi perlu dimaknai sebagai penguat nasionalisme dan memperkokoh kepemimpinan NKRI.Tiga pilar inteligensi geografi mencakup Intelegensi spasial, natural ekologis dan regional sebagai modal dasar mengelola program pembangunan wilayah. Tantangan di abad Asia bagi Indonesia perlu dipersiapkan karena perubahan global bahwa dunia bergerak ke Multicenter. Kebangkitan negara di abad Asia ditandai munculnya pusat baru perekonomian global. Negara Brasil, Rusia, India, China, Indonesia (BRICI), Meksiko, Afrika Selatan akan menjadi kekuatan multicenter diera peradaban modern, dalam konteks global kekuatan Indonesia dalam konteks global memiliki peran geopolitik dan geogafi ekonomi yang sangat strategis. Sebagai negara berpenduduk banyak, negara maritim tropis dan memiliki kebhinekaan yang tinggi, memiliki kekuatan besar menjadi negara berpengaruh di Asia dan Afrika, dan dapat dikelola menuju kemajuan sejajar dengan negara negara di belahan Eropa.
Sumbangan ilmu Geografi untuk kemajuan dan kesejahteraan kehidupan di dunia sangat relevan dengan permasalahan global yang tersirat di program MDG’s, seperti masalah lingkungan, kependudukan, dan sumbardaya alam. Isue penting masalah global bagi keberlanjutan kehidupan dibumi adalah climate change, krisis air, energi, sampah, dan biodiversitas serta bencana alam. Pendidikan Geografi memberikan pengetahuan tentang ruang, wilayah, lingkungan dan alam beserta kehidupannya yang merupakan modal dasar membentuk manusia NKRI yang memiliki jiwa nasionalisme yyang berorientasi global. Selain itu pengetahuan geografi didukung oleh teknologi GIS dan remote sensing menjadikan keunggulan utama dalam
Geograf Berkarya Membangun Bangsa vii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
pembangunan spasial dan sektoral. Para geograf secara profesional harus dapat menerapkan keilmuannya dalam rangka mengimplementasikan UUPR, UUPLH, dan UU Informasi Geospasial UU tentang bencana dan peraturan lain yang terkait dengan bidang geografi.
Semoga naskah prosiding Seminar Nasional dan PIT IGI XVI yang telah dihasilkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan NKRI masa depan dan pendidikan Geografi untuk membangun karakter bangsa, Amin. Wassallamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ketua Umum IGI Prof.Dr Suratman M,Sc.
Geograf Berkarya Membangun Bangsaviii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN
SAMBUTAN PADA PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN XVI
IKATAN GEOGRAF INDONESIA
Hari Sabtu, Tanggal 2 November 2013, Pukul 08.00 Wita. Gedung Mahligai Pancasila - BANJARMASIN
Assalamu’alaikum wr.wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,
Pada suasana yang khitmad dan penuh kebahagiaan ini, marilah tiada henti-hentinya kita panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT-Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat, karunia dan ridho-Nya, kita masih mendapat kesempatan dan kesehatan, untuk berhadir pada acara Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ke-16 Ikatan Geograf Indonesia Tahun 2013. Shalawat dan salam, tidak lupa kita sampaikan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabat-sahabat-Nya, dan kita semua yang setia mengikuti jejak langkah beliau dari masa ke masa, hingga akhir zaman nanti.
Pada kesempatan ini, atas nama pribadi dan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ikatan Geograf Indonesia Komisariat Universitas Lambung Mangkurat, atas terselenggaranya Pertemuan Ilmiah Tahunan ini. Kegiatan ini menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi Provinsi Kalimantan Selatan, karena dengan adanya tangkaian kegiatan seperti seminar nasional, pertemuan ilmiah tahunan, fieldtrip dan paparan makalah dari perwakilan daerah-daerah di Indonesia, tentu akan menambah khazanah ilmu pengetahuan, bagi masyarakat banua, khususnya para peserta kegiatan ini.
Secara khusus saya mengucapkan selamat datang kepada Menteri Riset dan Teknologi, Bapak Prof. Dr. H. Gusti Muhammad Hatta, MS (yang diwakilkan pada Staf Ahli Bidang Sumberdaya dan Material Maju Bapak Ir. Idham Suhardi, Ph.D), yang pada hari ini akan menyampaikan Keynote Speech, dan juga Ketua Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Bapak H. Prabowo Soebianto (diwakilkan pada sekjen HKTI Bapak Fadli Zon), yang akan menyampaikan orasi ilmiah. Terimakasih atas kesediaannya untuk berhadir di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Semoga kegiatan ini, akan semakin mempererat tali silahturahmi diantara kita semua.
Tidak lupa pula saya ucapkan selamat datang, kepada para narasumber seminar nasional dari berbagai daerah di Indonesia. Selamat datang di kota kami yang sederhana ini, terimakasih, semoga Anda sekalian merasa nyaman dalam penyambutan kami yang sangat sederhana pula. Inilah kota yang kami banggakan, semoga Anda sekalian, akan merasakan pula kecintaan dan kebanggaan kami kepada kota ini.
Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Peserta Seminar dan Hadirin yang saya hormati,
Secara historis, pendidikan di Indonesia telah mengalami proses semenjak era dimulainya peradaban Nusantara. Demikian pula era kolonial, walaupun ketika itu pendidikan formal di masa kolonial bisa dibilang cukup terlambat atau tertinggal dibanding dengan negara lain. Keberadaan pemerintah kolonial Belanda, membuat pendidikan bagi segenap rakyat Indonesia menjadi tidak merata. Namun bukan pula berarti bahwa pendidikan di Indonesia ketika itu, sangat bergantung pada pemerintah kolonial Belanda.
Kenyataannya, banyak lembaga pendidikan formal maupun non formal yang pada akhirnya secara swadaya diusahakan oleh pribumi. Kita dapat melihat keberadaan Taman Siswa,
Geograf Berkarya Membangun Bangsa ix
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Muhammadiyah, Al-Irsyad, maupun Nahdlatul Ulama. Ini membuktikan, bahwa sesungguhnya semangat bangsa Indonesia untuk menjadi warga Negara, dan bagian dari dunia yang terpelajar dan berpengetahuan sungguh sangat besar. Amat disadari pula, bahwa dengan hanya pendidikanlah bangsa Indonesia diharapkan dapat merebut kemerdekaan, menata negara dan mewujudkan cita-cita bersama. Kebodohan dan keterbelakangan sudah terbukti merupakan sasaran empuk bagi munculnya penjajahan, penindasan dan perilaku yang tidak berprikemanusiaan.
Sampai saat ini, isu pendidikan masih mendapat porsi wacana yang cukup besar diperbincangkan oleh segenap elemen bangsa. Hal ini tentu adalah merupakan implikasi, dari keinginan yang dinamis bangsa Indonesia, untuk senantiasa menginginkan pelaksanaan pendidikan dapat mewujud dalam cita-cita bangsa, sebagaimana termuat dalam mukaddimah UUD 1945. Isu-isu pendidikan yang terkait dengan: pengajaran agama, akses untuk mendapatkan pendidikan, tiadanya diskriminasi, pembiayaan pendidikan, kurikulum, layanan pendidikan, manajemen satuan pendidikan, infrastruktur pendidikan, prestasi atas profesional pendidikan, maupun luaran pendidikan senantiasa menjadi perbincangan yang hangat. Semua terkemas dalam isu nasional maupun isu lokal. Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Peserta Seminar dan Hadirin yang saya hormati,
Secara yuridis, sistem pendidikan nasional telah diatur dalam berbagai ketentuan konstitusional. Baik dalam UUD 1945 maupun dalam berbagai produk peraturan perundang-undangan. Di dalam mukaddimah UUD 1945, di sana telah disebutkan mengenai cita negara dibidang pendidikan yakni, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Demikian pula, di dalam batang tubuh UUD 1945 akan dapat ditemukan mengenai kewajiban pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan nasional di satu sisi dan pada sisi lain pendidikan merupakan hak warga negara.
Landasan konstitusi tersebut masih dijabarkan lagi dalam UU No 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional, UU No 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta berbagai peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan peraturan daerah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah dan segenap elemen bangsa telah secara seksama, untuk memberikan pendidikan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Memang implementasi dari semua peraturan tersebut masih penuh tantangan. Kita semua masih harus berdaya upaya, agar tercipta pendidikan yang berkarakter dan memiliki daya saing di tengah percaturan dunia global.
Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Peserta Seminar dan Hadirin yang saya hormati,
Dalam kerangka tersebut, saya berharap Pertemuan Ilmiah Tahunan Ke-16 Ikatan
Geograf Indonesia ini, dapat memberikan dampak yang positif bagi penyelenggaraan pendidikan di bumi Lambung Mangkurat, baik pendidikan formal maupun non-formal. Para peserta seminar, saya harapkan dapat mengaplikasikan ilmu, wawasan, dan pengetahuan yang didapat dalam seminar ini. Agar dapat berguna bagi masyarakat Kalimantan Selatan khususnya, dan Indonesia secara universal. Karena sebuah seminar, juga merupakan sarana pendidikan yang efektif, tidak hanya bagi kalangan akademisi maupun praktisi, tetapi juga segenap lapisan masyarakat. Terlebih dalam kegiatan ini, tema-tema yang diangkat berkaitan erat dengan masalah dan pengetahuan geografi di Nusantara. Sehingga penggunaannya diharapkan mampu membangun karakter bangsa, mengelola sumber daya wilayah strategis di Indonesia, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan global.
Geograf Berkarya Membangun Bangsax
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Selain itu, paparan makalah dari perwakilan kawasan barat, tengah, dan timur Indonesia akan semakin memperkaya pengetahuan dan wawasan kebangsaan di negeri yang kita cintai ini. Kita bersama akan mengerti dan pada gilirannya akan memahami kondisi geografis Nusantara. Dan perlahan-lahan, dengan pemahaman tersebut secara bersama kita akan bahu membahu, untuk menciptakan kenyamanan dan stabilitas keamanan di Indonesia.
Demikian sambutan saya pada kesempatan ini, kepada semua peserta seminar, saya ucapkan selamat mengikuti dan melaksanakan kegiatan ini. Semoga tujuan dilaksanakannya kegiatan pada hari ini dapat tercapai, dan memberikan hasil yang maksimal bagi Kalimantan Selatan.
Akhirnya, saya ucapkan selamat atas terselenggaranya kegiatan ini, dan dengan mengucapkan “Bismillahirrah-manirrahim”, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XVI Ikatan Geograf Indonesia Tahun 2013, saya nyatakan resmi dibuka. Semoga ALLAH SWT selalu memberikan bimbingan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Sekian dan Terima kasih, Wassalamu'alaikum wr. wb.
Geograf Berkarya Membangun Bangsa xi
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
NASKAH DEKLARASI BANJARMASIN IKATAN GEOGRAF INDONESIA (IGI)
Bahwa kemerdekaan yang telah dicapai bangsa Indonesia adalah berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Konsekuensi logis kemerdekaan adalah usaha mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita bangsa dari seluruh komponen bangsa dengan tujuan memperkokoh kesadaran spasial wilayah NKRI. Dalam rangka tersebut, SDM Indonesia harus dapat ditopang oleh ketangguhan seluruh komponen bangsa melalui peningkatan pemahaman akan pentingnya Kurikulum Pendidikan Geografi di Indonesia. Peran jati diri geografi adalah perekat yang dapat menyatukan bangsa dengan mengembangkan wilayah-wilayah strategis di Indonesia. Bangsa Indonesia harus mampu merajut masa lalu dan menapak masa depan melalui kebijakan dan strategi sistem penguatan pendidikan nasional Indonesia, dan kemudian mampu mencetak “manusia mandiri” yang cerdas, visioner, dinamis, dan adaptif, serta mampu mewujudkan masa depan dan mempertahankan keutuhan Bangsa dan Negara Indonesia. Perkembangan teknologi di era globalisasi ini diharuskan mampu diimbangi oleh peningkatan kapasitas seluruh elemen Bangsa dan Negara. Oleh sebab itu pengembangan teknologi informasi geografi dengan meningkatkan peran dan kapasitas guru geografi sangat diperlukan, karena melalui pendidikan geografi di tingkat dasar dan menengah, akan mampu menjadi bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan berbagai ilmu berbasis pemanfaatan informasi spasial. Selain itu mengingat adanya wilayah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) yang banyak terdampak oleh disparitas wilayah akibat dari dinamika pembangunan saat ini, maka selayaknya diperlukan spesifikasi ahli di bidang kewilayahan yang mampu meningkatkan pembangunan wilayah di seluruh penjuru tanah air. Dilain sisi, Negara Indonesia yang terletak di sepanjang Garis Katulistiwa dan juga dilalui oleh garis pertemuan lempeng antar benua, menjadikan berbagai macam potensi mineral dan lingkungan berada di negara ini. Akan tetapi pengelolaan yang tidak tepat dapat menjadikan kerusakan lingkungan dan bencana mengancam kehidupan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu adanya sumberdaya manusia yang dapat memiliki kapasitas pengelolaan lingkungan dan bencana sangat diperlukan didalam menopang keberlanjutan pembangunan di Indonesia. Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, kami segenap Geograf Indonesia yang tergabung didalam “IKATAN GEOGRAF INDONESIA” mengajak seluruh unsur dengan mengambil langkah-langkah visioner melalui kebijakan sebagai berikut: PERTAMA, Mendorong pemerintah untuk membangkitkan peran Geografi dalam
Kurikulum Pendidikan Nasional, sebagai mata pelajaran yang WAJIB diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam rangka memperkuat keutuhan NKRI.
KEDUA, Mendorong pemerintah untuk melakukan inisiasi untuk mendukung
diadakannya RISET DAN PELATIHAN guru geografi se Indonesia di bidang Sistem Informasi Geografi (SIG), Penginderaan Jauh, Pengelolaan Lingkungan dan Mitigasi Bencana.
KETIGA, Mendorong pemerintah untuk mengembangkan bidang keahlian geograf
sebagai ANALIS SUMBERDAYA WILAYAH DAN LINGKUNGAN didalam mendukung pembangunan di Indonesia.
Banjarmasin, 3 Nopember 2013
ATAS NAMA IKATAN GEOGRAF INDONESIA
PROF. DR. SURATMAN, M.SC
Geograf Berkarya Membangun Bangsaxii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DAN DEKLARASI BANJARMASINSambutan Penyelenggara Kegiatan PIT IGI XVI Sambutan Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sambutan Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia Sambutan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan Deklarasi Banjarmasin Ikatan Geograf Indonesia 1.1. MEMPERKOKOH KESADARAN SPASIAL KEPEMIMPINAN NKRI MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL
Kesadaran Spasial untuk Memperkokoh Kepemimpinan NKRI dalam Menghadapi Tantangan Global Suratman
Pemanfaatan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi, dan Geospasial Sebagai Daya Saing Bangsa Idwan Suhardi
KebijakandanStrategiPenyediaanInformasiGeospasialDalamPerspektifMembangun Kecerdasan Spasial Nasional Asep Karsidi
GeopolitikIndonesia:PerspektifMaritimDalamMenghadapiTantanganGlobalisasi Fadli Zon
1.2. PENDIDIKAN GEOGRAFI INOVATIF UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
PendidikanGeografiInovatifUntukMembangunKarakterBangsa H. Amka
KeunggulanPembelajaranScientificIndoordanOutdoorStudyuntukMeningkatkan Aktivitas,HasilBelajar,danKemampuanMenulisKaryaIlmiahPesertaDidikdiBidang Geografi Achmad Fatchan
PendidikanInovatifUntukDayaSaingBangsa Sutarto Hadi PembelajaranGeografiModelLearningCycle7ESebagaiUpayaPenanamanKarakter Siswa Iya’ Setyasih
PendidikanKarakterBangsa:SumbanganPengajarGeografi Gunardo R. B
PembelajaranGeografiDalamPandanganFilsafatRekontruksionisme Wiwik Sri Utami
iiiv
viviii
xi
1
7
16
24
33
39
41
47
73
80
86
93
Geograf Berkarya Membangun Bangsa xiii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
PembelajaranInteraktifMultikulturUntukMembangunKesadaranGeospasialPebelajar (SuatuUpayaMeminimalisirPotensiKonflikKedaerahanDiNusaTenggaraBarat) Syafril
Kontribusi Geoliteracy terhadap Bencana pada Pembentukan Peserta Didik yang Berkarakter di Sekolah Menengah Siti Azizah Susilawati, Miftahul Arozaq
UpayaMeningkatkanSemangatKebangsaan&RasaCintaTanahAirBagiMahasiswa MelaluiKajianGeografiPolitik Parida Angriani
Tingkat Pengetahuan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Generasi Muda(StudiKasusPadaMahasiswaPendidikanGeografi-FISUnesaTahun2012) Ketut Prasetyo
SistemInformasiGeografis(SIG)SebagaiMediaPengajaranGeografiSuatuKasus ManfaatMediaPengajaranGeografiPadaPendidikanTinggi Made Suryadi
FieldStudy:PembelajaranInovatifMateri-MateriFisiografisMataPelajaranGeografi SMA Muhammad Nursa’ban
PembelajaranEdutainmentDalamGeografiDenganMemanfaatkanLingkunganSebagai Media Pembelajaran Apik Budi Santoso
GeographyLiteracyAnakPerbatasan(KajianTerhadapSikapCintaTanahAirSiswaSD, SMP,SMKdiKecamatanEntikongKabupatenSanggauKalimantanBarat) Muhammad Zid., Asma Irma Setianingsih.
PenerapanSIG(SistemInformasiGeografi)SebagaiModelPembelajaranuntuk PengembanganKecakapanBerfikirKeruangandiSMU(SekolahMenengahUmum) Sugiyanto
Menumbuhkan Sikap Peduli Pada Lingkungan Melalui Pemahaman Informasi Geospasial Kris Sunarto., Niendyawati
Pembelajaran Kebencanaan Sebagai Upaya Penanaman Karakter Pada Masyarakat Rawan Bahaya Banjir Kali Beringin Kota Semarang Erni Suharini
MengintegrasikanKompetensiBerpikirSpasialdalamPembelajaranGeografiMelalui PemanfaatanTeknologiGeospasial(BelajardariPengalamanNegaraLain) Bambang Syaeful Hadi
99
106
112
117
121
127
133
138
146
154
165
174
Geograf Berkarya Membangun Bangsaxiv
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Peran Simulasi Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII dalam Menghadapi BencanaBanjirdiSMPNegeri1GrogolKecamatanGrogolKabupatenSukoharjo R. Muh. Amin Sunarhadi., Susanti Budi Pratiwi
PeranPendidikanGeografidiEraGlobalisasidanPengembanganKarakterBangsa Karunia Puji Hastuti
Peran Pendidikan Karakter dalam Membentuk SDM Berkualitas di Indonesia Nasruddin., Norhayah Kamali., Magfirah., Siti Khadijah., DS. Roshadi Noor
EfisiensiWajibBelajarPendidikanDasardiIndonesia Arif Rahman N., Syarifah Triana, Norma Yuni K., Noor Liana W., Farina Amelia
Pemerataan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Di Indonesia (Analisis Data Survei Aspek KehidupanRumahTanggaIndonesiaTahun2000dan2007) Norma Yuni Kartika
1.3. PERAN INFORMASI GEOSPASIAL UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH STRATEGIS DI INDONESIA
Informasi Geospasial dan Pemanfaatannya Dalam Penataan Ruang Di Kalimantan Selatan M. Djaseran
LiterasiGeografidanKecerdasanSpasialDalamPembuatanKeputusanRasional R. Rijanta
PeranGeografidalamPengelolaanSumberdayaWilayahStrategisdiIndonesia Totok Gunawan
FenomenaOseanografiDiLautSawuUntukPenentuanPotensiSumberdayaIkan PelagisEkonomiTinggi Adi Wijaya Penggunaan Data Penginderaan Jauh untuk Pendugaan Upwelling di Laut Selatan Pulau Jawa Nurul Khakhim
PemanfaatanCitraLandsatUntukMendeteksiKarakteristikMaterialFluvioMarine Dyah Respati Suryo Sumunar., Nurul Khotimah., Sugiharyanto
PemanfaatanInformasiGeospasialuntukIdentifikasiPerubahanGarisPantaidiKawasan Kepesisiran Kuwaru, Yogyakarta Bachtiar Wahyu Mutaqin., Djati Mardiatno., Langgeng Wahyu Santosa., Muh Aris Marfai., Sunarto
Wilayah Terdampak Tsunami Pesisir Prov. Banten Berdasar Temuan Material di Darat dan Simulasi Run Up Gelombang Jaka Suryanta., Niendyawati
183
190
194
198
207
217
220
229
238
253
260
265
275
280
Geograf Berkarya Membangun Bangsa xv
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Konteks Kerentanan dan Strategi Penghidupan Pada Tingkatan yang Berbeda (Kajian TerhadapFenomenaRobDiBwkIIIKotaSemarang) Rahma Hayati
Analisa Digital Dalam Penentuan Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Rumput Laut Pada Pantai Buleleng Bagian Barat I Wayan Treman
Analisis Spasial Tingkat Potensi dan Model Pengendalian Tanah Longsor di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Agus Anggoro Sigit., Rudiyanto., Nugroho Purwono
Tipe dan Sebaran Longsoran di DAS Alo Provinsi Gorontalo Fitryane Lihawa., Indriati Martha Patuti., Nurfaika
KonservasiTanahdanKesesuaianAspekFisikLahandiDASGarangProvinsiJawa Tengah La Ode Restele., Junun Sartohadi., Totok Gunawan., Hadi Sabari Yunus.
ModelPrediksiErosiBerbasisSpasial(Wepp) Didik Taryana
PenataanRuangBerbasisMitigasiLongsordiKecamatanMatesihKabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah Kuswaji Dwi Priyono., Muhammad Yusuf
AnalisisSpasialTipologiKerusakanLahanBerbasisSistemInformasiGeografis Juhadi
Informasi Geospasial Kebencanaan Dalam Pengelolaan Kawasan Rawan Bencana Longsor Lahan Di Sulawesi Selatan Sulaiman Zhiddiq., Muhammad Yusuf
KeseimbanganLingkunganLahanRawadanEksploitasinyadiProvinsiKalimantan Selatan Sidharta Adyatma
AnalisisDayaDukungLingkunganHidupDaerahAliranSungaiDAS)Jlantah,Kabupaten KaranganyarTahun2013 Rahning Utomowati
PerubahanMorfologiSungaiPabelanAkibatLaharPascaErupsiGunungapiMerapi 2010 Danang Sri Hadmoko., Henkynugraha., Muh. Aris Marfai., Bachtiar Wahyu Mutaqin., Fajar Yulianto., I Made Susmayadi
KajianAkurasiMetodeKlasifikasiSuperviseduntukMendeteksiJalurLaharGunungapi Merapi Rosalina Kumalawati., R. Rijanta., Junun Sartohadi., Rimawan Pradiptyo., Seftiawan Samsu Rijal., Ahmad Syukron Prasaja
292
301
311
319
326
332
342
350
359
364
370
384
392
Geograf Berkarya Membangun Bangsaxvi
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
MergedRainGauge-SatellitePrecipitationDatauntukAnalisisDistribusiSpasialCurah Hujan Andung Bayu Sekaranom., Pramono Hadi., Muh Aris Marfai
Pengelolaan Terpadu DAS Mahakam Deasy Arisanty., Ellyn Normelani
PerkembanganTemaRisetGeomorfologiKarstDalamPerspektifIklim Eko Haryono
Kualitas Air Tetesan Atap Mulut Gua Karst di Gua Gilap Kenteng Ponjong Gunungkidul Nugroho Hari Purnomo
VariasiTemporalCurahHujanBulanandanDampaknyaTerhadapPenyerapan Karbondioksida Atmosfer Pada Proses Pelarutan Batuan Gamping di Kawasan Karst Gunungsewu, Gunungkidul Ahmad Cahyadi., Bayu Argadyanto Prabawa
ModelJejaringPengukurHujan(Rain-Gauge)SebagaiBasisSistemPendugaAwal Musim Tanam Dalam Mengatasi Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus Di Kecamatan MaosKabupatenCilacap) Djoko Harmantyo., Eko Kusratmoko., Sobirin
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Imbangan Air Secara Meteorologis Dengan Menggunakan Metode Thornthwaite Mather Di Karst Wonogiri Pipit Wijayanti, Rita Noviani, Gentur Adi Tjahjono
Analisis Kualitas Mata Air Sebagai Sumber Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura Kuspriyanto
Zonasi dan Pemanfaatan Bukit Sepuluh Ribu Kota Tasikmalaya Siti Fadjarajani
Proses Perubahan Spasial Kota Gorontalo (Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Terbangun) M. Yusuf Tuloli., Hadi Sabari Yunus., Sri Rum Giyarsih
Pemetaan Kawasan Wisata Bahari Pulau Pasoso Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala Widyastuti., Julham., Nurvita
StudiGeografiPolitikdalamMengidentifikasiBatasWilayahPengelolaanKawasan StrategisNasionalPrambananantaraProvinsiDIY-JawaTengah Agung Satryo Nugroho
399
406
413
420
426
434
450
458
466
478
485
491
Geograf Berkarya Membangun Bangsa xvii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
KajianPerluasanSifatFisikKekotaanKotaYogyakartaDiKawasanHinterland(Studi Kasus Kawasan Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kecamatan Kasihan,KabupatenBantul) Ahmad Sarwadi., Sri Rum Giyarsih., Retno Widodo Dwi Pramono
InformasiSpasialRuangHijauKotaMeredamCo2danMenghasilkanO2KotaSemarang Dewi Liesnoor Setyowati
AktivitasdanPolaKegiatanPenambanganBatubaradiKabupatenKutaiKartanegara Nasruddin., Doni Stiadi
PengelolaanWilayahPenambanganSirtuBerbasisPadaAnalisisErosi-Sedimentasi Tanah(SoilRedistribution)KasusdiDASLoanoKabupatenPurworejoProvinsiJawa Tengah Aries Dwi Wahyu Rahmadana., Junun Sartohadi., Danang Sri Hadmoko., Nur Ainun Harlin Pulungan
PemetaanWilayahStrategisRawanKonflikSosial Risma Fadhilla Arsy
EvaluasiPendapatanMasyarakatPascaBencanaBanjirLahardiSubDasPutih Kabupaten Magelang Rosalina Kumalawati., Junun Sartohadi., Rijanta, Rimawan Pradiptyo
Pemberdayaan Keluarga Miskin di Kabupaten Lebak Provinsi Banten M.H. Dewi Susilowati., Tuty Handayani., Ratna Saraswati
PengaruhAspekDemografisTerhadapKondisiLingkunganPermukimanDiKecamatan Wonokromo Kota Surabaya Sulistinah
AnalisisAgihanPermukimanDenganMenggunakanSistemInformasiGeografisDi Daerah Sekitar Situs Sangiran Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Dahroni., Baharudin., Syaiful Anwar
OptimasiKelembagaanPadaPengelolaanMangrovediPesisirKabupatenTangerang, Provinsi Banten Muzani
Meminimalisir Bahaya Banjir di Kota Banjarmasin dengan Peraturan Daerah Rumah Panggung Sulis
AlihFungsiLahandanKetahananPanganDiKawasanPertambanganBatubara Kabupaten Kutai Kartanegara Nasruddin., Lutfi Muta’ali., Su Ritohardoyo., R. Suharyadi
1.4. GEOSTRATEGIS NKRI DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL
503
515
523
530
542
552
558
565
570
574
586
589
599
Geograf Berkarya Membangun Bangsaxviii
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
DinamikadanIntegrasiMakroEkonomiGlobalNasionalsertaPotretEkonomiRegional Kalimantan Ahmad Alim Bachri
KinerjaPembangunanEkonomidanIndekPembangunanManusiauntukPenyusunan Strategi Pengembangan Wilayah Kalimantan Lutfi Muta’ali
Masyarakat Tangguh Bencana dalam Geostrategis Indonesia Djati Mardiatno
DicariPresidenRIyangBervisiGeografis Al. Susanto
PemindahanIbukotaRIkePulauKalimantan(AnalisaGeostrategisNKRI) Nasruddin
Pembekalan‘Map’ReadingGunaPeningkatanKesadaranGeografisPesertaPendidikan Kepemimpinan Tingkat Nasional Lemhannas RI Dalam Rangka Ketahanan Nasional Sukendra Martha
PembangunanPulau-PulauKecilTerluarSebagaiBerandaDepanNKRI Nasruddin., Wahyu Utomo., Lutfi Muta’ali., Su Ritohardoyo., R. Suharyadi., Aris Poniman
IndonesiaSebagaiPeristiwa,FaktadanNilaiGeosfera Momon Sudarma
Pembakuan Nama Rupabumi Sebagai Bagian Geostrategis NKRI Aji Putra Perdana
Pemahaman Keruangan Dalam Konteks Memperkokoh Wawasan Nusantara Rudiono
KajianGeografisSatuan-SatuanTanahSuperTebaldiIndonesia Junun Sartohadi
Menghadapi Tantangan Global Melalui Pembangunan Pedesaan Eva Alviawati Falsafah“MemayuHayuningBawana”SebagaiPotensiGeostrategisdalamUndang- UndangNo.13Tahun2012TentangKeistimewaanDaerahIstimewaYogyakarta Terhadap Pengelolaan Sumber Daya Alam Nurul Khotimah
Delta Barito Sebagai Sumberdaya Kepesisiran di Kalimantan Deasy Arisanty., Junun Sartohadi., Muh. Aris Marfai., Danang Sri Hadmoko
PengaruhStatusMigrantTenagaKerjaIndonesia(TKI)TerhadapRemitansidanDaerahAsal Budijanto
601
606
621
628
636
645
652
666
675
686
694
703
709
717
721
Geograf Berkarya Membangun Bangsa xix
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
PolaMigrasidanVariasiTangkapMusimanPadaAktivitasNelayanMigrant(Andon)di PesisirParangtritisYogyakarta Dewi Susiloningtyas., Tuty Handayani., Nurul Sri Rahatiningtyas
KajianGeofisik-KimiadalamRonaLingkunganAwalPembangunanKoridorJalan Nasional Kawasan Perbatasan Trans Kalimantan Tivianton, T.A., Werdiningsih., Cahyadi, A.
StrategiPengembanganKotauntukMemicuPerkembanganDaerahTertinggaldan Transmigrasi Rini Rachmawati
AnalisisKeruanganBasisPemilihPartaiPolitikKabupatenMagelangPadaPemilihan UmumTahun2004dan2009 Muhammad Musiyam., Afif Bagus Wicaksono., dan Jumadi
KajianPerluasanSifatFisikKekotaanKotaYogyakartaDiKawasanHinterland(Studi Kasus Kawasan Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kecamatan Kasihan,KabupatenBantul) Ahmad Sarwadi., Sri Rum Giyarsih., Retno Widodo Dwi Pramono
ProspekdanMasalahEkologisdalamPertambanganBatubaraIndonesia Nasruddin
Penyusunan Model Peta Kerawanan Kerusakan Lingkungan Pulau Kalimantan Sigit Heru Murti., Projo Danoedoro., Tuti Hendrawati., Kusdarwanto., Heri Susanto., Eko Budiharto
Penyusunan Model Pengembangan Kawasaan Pasca Tambang Batubara Untuk MendukungKetahananEkonomiWilayahdiKabupatenKutaiKartanegara Nasruddin., Lutfi Muta’ali., Su Ritohardoyo., R. Suharyadi AnalisisPrioritasPenataanRuangTerbukaHijau(RTH)DaerahPermukimanKotaGede Yogyakarta Yuli Priyana., Muhammad Ali Majidhi Romadhoni., Jumadi
ModelPengelolaanRTHMenujuPembangunanKotaHijau(StudiKasusDiKotaMedan) Darwin P Lubis., Retno Widhiastuti., Alvi Syahrin., Sengli Damanik
ModelPenataanRuangTerbukaHijau(RTH)Perkotaan(KasusSoloGreenCity) Inna Prihartini., Rita Noviani., Pipit Wijayanti
TataRuangAirTanahKotaSurakartaTahun2013 Setya Nugraha., Sumani., Rahning Utomowati.
Analisis Dinamika Sistem Perkotaan dan Transformasi Wilayah untuk Penentuan Model Pembangunan Wilayah Solo Raya Rita Noviani., Pipit Wijayanti., Yasin Yusuf
1.5. PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) IGI XVI
726
732
749
755
761
771
777
790
804
810
815
826
838
849
Geograf Berkarya Membangun Bangsa384
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI PABELAN AKIBAT LAHAR PASCA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI 2010
Danang Sri Hadmoko1), HenkyNugraha2), Muh. Aris Marfai1), Bachtiar Wahyu Mutaqin1), Fajar
Yulianto3), I Made Susmayadi4),
1)JurusanGeografiLingkungan, FakultasGeografi, UniversitasGadjahMada; 2) Master Program on Planning and Management of Coastal Area and Watershed, FakultasGeografi,
UniversitasGadjahMada, Yogyakarta, Indonesia; 3) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN); 4) Pusat Studi Bencana UGM (PSBA UGM).
Email:danang@gadjahmada.edu;arismarfai@yahoo.com; nugrahahenky@gmail.com;
bachtiarwahyumutaqin@gmail.com; fajar.lapan.rs@gmail.com; susmageo@yahoo.co.id
ABSTRAK Gunungapi Merapi merupakan salah satu gunungapi yang paling aktif didunia. Erupsi
Gunungapi Merapi tahun mengakibatkan berbagai macam perubahan kondisi lingkungan disekitar gunungapi yang salah satunya adalah perubahan akibat aliran lahar. Salah satu perubahan yang disebabkan oleh aliran lahar adalah perubahan morfologi sungai. Salah satu sungai yang bermuara di Gunungapi Merapi dan mengalami banyak kejadian lahar adalah sungai Pabelan. Tujuan dari penelitianiniadalahmenentukanperubahan morfologisungai pasca kejadian lahar di Kali Pabelan tahun 2010 dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM).
Metode yang digunakan untuk mengkaji perubahan morfologi sungai adalah analisis citra penginderaan jauh dan analisis digital elevation model. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Citra IKONOSTahun 2010; dan Orthophoto LIDAR perekamanbulan Mei 2012. Data ketinggian yang digunakan diperoleh dari data Kontur Digital denganCi1 meter dan LiDAR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Sungai Pabelan mengalami pelebaran sungai akibat aliran lahar dengan rentang antara 5-200 meter. Pelebaran sungai terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu erosi tebing sungai (riverbank erosion), dan luapan lahar (overflow). Kata Kunci: Morfologi Sungai, LIDAR, OBIA, Pengelolaan Sungai 1. Pendahuluan
Gunungapi Merapi merupakan gunungapi paling aktif di Indonesia dan juga salah satu gunung paling aktif di dunia (Andreastuti et al. 2000; Thouret et.al., 2000; Lavigne et.al, 2000; Surono et al. 2012; Pallister et.al, 2013). Sejak tahun 1822 tercatat telah terjadi letusan sebanyak 33 kali (Thouret et.al., 2000). Interval kejadian letusan Merapi sekitar 1-6 tahun (Hidayat dkk.,2000) dan masa istirahat yang pendek sekitar 4-6 tahun (Thouret et.al., 2000; Andreastuti et al. 2000; Camus, et.al, 2000; Newhall, et.al, 2000; Voight et.al, 2000).Bahaya gunungapi yang dapat terjadi adalah awan panas (pyroclastic density currents/PDC) baik berupa aliran piroklastik (pyroclastic flow) maupun hembusan piroklastik (pyroclastic surge), hujan abu (ash fall) dan lahar.Selain sebagai gunungapi yang sangat aktif, di sekitar Gunungapi Merapi terdapat sekitar 200.000 jiwa tinggal di lokasi terkena awan panas dan lebih dari 120.000 jiwa tinggal daerah bahaya lahar (Lavigne et.al, 2000).
Erupsi Gunungapi Merapi tahun 2010 merupakan erupsi dengan skala VEI 4 terbesar selama abad 20 hingga 21 (Surono et al. 2012; Pallister et.al, 2013; Jenkins, et.al, 2013). Letusan dengan VEI 4 terakhir terjadi pada tahun 1872 (Surono et al. 2012; Pallister et.al, 2013; Jenkins, et.al, 2013). Fase erupsi pada tahun 2010 dapat dibagi menjadi 4 fase kejadian yaitu: 1) Intrusion Phase (31 Oktober 2009 – 26 Oktober 2010) yang ditandai dengan peningkatan aktivitas seismik, temperatur dan emisi gas (CO2, and H2S) ; (2) Initial explosion phase (26 Oktober – 1 November
Geograf Berkarya Membangun Bangsa 385
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
2010) ditandai dengan pembentukan kolom letusan dan pelepasan gas sulfat; Magmatic Phase (1 – 7 November 2010) ditandai dengan pembentukan kubah lava yang cepat mencapai 25 m3/s; dan Fase Penurunan (8 – 23 November 2010) ditandai dengan penurunan intensitas aktivitas seismik (Surono et al. 2012; Pallister et.al, 2013). Volume letusan yang dikeluarkan melalui mekanisme PDC adalah antara 30-60 x 106 m3 (Surono etal., 2012; Komorowski et al., 2013; Charbonnier et al., 2013; De Belizal et.al, 2013).Selama kejadian ini tercatat sekitar 400.000 orang dievakuasi dalam rentang waktu antara 25 Oktober 2010 hingga 3 Desember 2010 (Mei et.al, 2013; Jenkins et.al, 2013).
Mekanisme PDC sebagai sumber material pembentuk lahar telah mengakibatkan beberapa sungai yang berhulu di Gunungapi Merapi terjadi aliran lahar. Material PDC yang dikeluarkan dari tubuh gunungapi diendapkan pada lembah-lembah sungai yang kemudian mengalami remobilisasi dari fasies proksimal hingga fasies distal. Kondisi sungai-sungai yang berhulu di Gunungapi Merapi disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Gunungapi Merapi beserta sungai-sungai utama yang berhulu di Merapi. Pada gambar juga
tampak pos pengamatan gunungapi seperti pos pengamatan (Kaliurang, Ngepos, Babadan,Jrakah dan Selo), stasiun seismik (PLA, DEL, PUS dan KLA), temporary broadband stations (LBH, GMR, GRW, PAS, L56=WOR). Garis merah menunjukkan radius dari puncak gunungapi (Surono, et.al, 2012)
Material PDC yang tersebar dibagian lereng gunungapi terutama disisi selatan dan barat
daya telah mengisi lembah-lembah sungai. Material PDC dari erupsi Merapi 2010 diendapkan pada areal seluas ± 22,3 km2 dengan distribusi sebaran 6,9% bagian mengisi lembah sungai, meluap (overbank) sebesar 22,4%, surge dan fallout deposit (71,7%) (Charbonnier et al., 2013).
Geograf Berkarya Membangun Bangsa386
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Material ini yang kemudian dipicu oleh hujan dan mengalami transformasi menjadi aliran lahar (Lavigne et.al, 2000;Lavigne&Thouret 2002; De Belizal et.al, 2013).
Aliran lahar dapat menyebabkan perubahan lingkungan dengan usikan stabilitas morfologi sungai akibat besarnya jumlah sedimen yang terangkut selama mekanisme aliran (Major et al.,2000;Lavigne&Thouret 2002; Tannaro et al, 2010). Perubahan ini dapat terjadi dalam waktu yang cepat.
Sungai Pabelan merupakan salah satu sungai yang berhulu di Gunungapi Merapi.Sungai ini dibentuk oleh kumpulan tiga sungai utama yang berhulu di Merapi yaitu sungai Apu, Trising dan Senowo. Berdasarkan data kejadian lahar, sungai-sungai tersebut mengalami kejadian lahar yang cukupsering yang mencapai lebih dari 15 kejadian pada kurun waktu 2010-2011 dengan kejadian lahar paling sering pada bulan Januari hingga Maret (Hadmoko, 2011; De Belizal et.al, 2013). Frekuensi kejadian lahar pada sungai-sungai yang berhulu di Gunungapi Merapi disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Sebaran frekuensi kejadian lahar pada sungai yang berhulu di Merapi dan kejadian lahar per bulan
(Hadmokodkk, 2011).
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan perubahan morfologi sungai pasca kejadian lahar di Kali Pabelan tahun 2010 dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM).Hal ini dilakukan agar kondisi perubahan morfologi sungai dapat terpantau sehingga pada kejadian yang akan datang risiko bencana yang harus ditanggung dapat dikurangi.
2. Metode Penelitian
Perubahan morfologi sungai di Kali Pabelan dilakukan dengan membandingkan kondisi sebelum kejadian lahar dan setelah kejadian lahar pasca erupsi tahun 2010. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka diperlukan beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan antara lain pengumpulan data, survei lapangan, pengolahan data,
Geograf Berkarya Membangun Bangsa 387
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
dan analisis hasil. Data yang dikumpulkan dalam kajian perubahan morfologi sungai di Kali Pabelan adalah sebagai berikut:
a. Data sekunder yang dikumpulkanmeliputi data penginderaanjauhdan data elevasi baik kondisi sebelum dan setelah kejadian lahar. Data penginderaan jauh yang dikumpulkan adalah(i) Kondisi sebelum: Citra IKONOSTahun 2010; dan (ii) Kondisi setelah: Data Orthophoto LIDAR perekaman bulan Mei 2012. Data ketinggaan sebelum kejadian lahar yang digunakan adalah data Kontur Digital dengan Ci1 meter dari Dinas PU Tahun 2006, sedangkan data pasca erupsi menggunakan ekstraksi data ketinggian dari data LIDAR (Light Detection and Ranging) perekaman bulan Mei 2012.
b. Perubahan morfologi sungai meliputi perubahan alur sungai dilakukan dengan membandingkan dua seri data penginderaan jauh.
Data morfologi lembah sungai diperoleh melalui perhitungan perbedaan antara data sebelum kejadian lahar (2006) dan setelah kejadian lahar (2012). Karakteristik fisik berupa morfologi lembah sungai didekripsikan dengan pengukuran secara digitalmenggunakan ArcGIS 10. 3. Hasil dan Pembahasan Analisis citra penginderaan jauh resolusi tinggi untuk analisis sebaran aliran lahar
Interpretasi sebaran aliran lahar dianalisis berdasarkan citra IKONOS ttahun 2010 dan orthophoto tahun 2012. Citra IKONOS yang digunakan adalah citra multispektral dengan resolusi spasial sebesar 4 m. Interpretasi sebaran aliran lahar juga dilakukan dengan menggunakan orthophoto dari LiDAR tahun 2012. Orthophoto yang diperoleh pada saat perekaman bersama LiDAR memiliki resolusi spasial sebesar 0,03 m.Analisis kondisi sungai dilakukan dengan melakukan digitasi on-screen untuk memperoleh data aktual sungai sebelum dan setelah kejadian lahar (Gambar 3).
Gambar 3. Interpretasikondisi sungai sebelum kejadian lahar (IKONOS 2010)
dan setelah kejadian lahar (Orthophoto 2012).
Geograf Berkarya Membangun Bangsa388
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Secara umum, kondisi Sungai Pabelan mengalami perubahan lebar sungai yang
bervariasi mulai dari 5 hingga 200 m (Gambar 4). Peristiwa ini disebabkan oleh adanya gerusan pada bagian bawah tebing sungai yang mengakibatkan tebing sungai kehilangan kestabilannya dan kemudian runtuh. Material runtuhan ini kemudian ikut terbawa bersama aliran lahar. Kondisi ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meyer and Martinson, (1989) bahwa aliran lahar dapat menyebabkan terjadinya pengikisan tebing sungai. Kondisi aktual penggerusan pada tebing sungai pada Sungai Pabelan disajikan pada Gambar 5.
Gambar 4. Kondisi sungai yang mengalami pelebaran akibat aliran lahar
Gambar 5. Kenampakan tebing sungai yang tergerus oleh aliran lahar dan bagian tebing yang tersisa dari
gerusan setelah aliran lahar. Kejadian lahar paling besar di Sungai Pabelan setelah erupsi tahun 2010 terjadi pada
bulan Maret 2011 tepatnya tanggal 30. Pada saat itu, debit lahar dapat mencapai 1800 m3/s dengan kedalaman lahar mencapai 7 meter (Surono et.al, 2012; De Belizal et.al, 2013). Kejadian ini mengakibatkan tertimbunnya permukiman di Desa Tamanagung. Kejadian ini terjadi dalam dua fase, yang pertama lahar datang pada pukul 17:55 yang menimbun permukiman setinggi 4,5 meter. Kemudian, lahar kedua datang 45 menit setelah lahar pertama yang berakibat tertimbunnya permukiman setinggi 7 meter (De Belizal et.al, 2013). Lahar yang mengalir pada badan sungai sudah melampaui kapasitas tampungan sungai sehingga pada saaat kejadian lahar, aliran lahar dapat meluap ke arah permukiman. Kenampakan kondisi Tamanagung setelah aliran lahar disajikan pada Gambar 5.
Geograf Berkarya Membangun Bangsa 389
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Gambar 5. Kenampakn desa Tamanagung akibat luapan (overflow) aliran lahar ketebalan endapan setelah aliran lahar.
Analisis perubahan morfologi pada tiap fasies dengan citra penginderaan jauh resolusi tinggi
Perubahan morfologi sungai di Kali Pabelan dilakukan dengan analisis data Digital Elevation Model (DEM) yang diturunkan dari dua sumber yaitu data LiDAR dan data kontur interval 1 m. Perubahan morfologi yang dikaji dilakukan pada karakteristik fasies yang berbeda meliputi fasies proksimal, medial dan distal. Analisis keseluruhan kondisi morfologi sungai dilakukan dengan pembuatan penampang memanjang sungai. Selanjutnya pada masing-masing fasies dilakukan pembuatan penampang melintang untuk mengetahui perbandingan kondisi sungai sebelum dan setelah kejadian lahar.Kondisi perubahan morfologi sungai disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Interpretasi kondisi sungai sebelum kejadian lahar (IKONOS 2010) dan setelah kejadian lahar (Orthophoto 2012).
Geograf Berkarya Membangun Bangsa390
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh informasi bahwa pada bagian proksimal memiliki karakteristik morfologi sungai dengan bentuk lembah V yang dalam. Perubahan morfologi sungai akibat lahar signifikan. Hal ini terlihat dari kenampakan profil sebelum dan setelah aliran lahar yang tidak jauh berbeda. Pada bagian medial telah terjadi proses erosi tebing yang cukup intenssif sehingga lembah sungai menjadi lebih lebar. Bentuk lembah pada fasies ini adalah bentuk U yang dalam. Pada bagian distal, pergerakan lahar semakin agresif. Hal ini tampak pada penampang melintang yang membandingkan kondisi sebelum dan sesudah kejadian lahar. Aliran lahar mengakibatkan terjadinya pelebaran lembah oleh pengikisan tebing sungai serta banyaknya terjadi luapan (overflow) di kanan- kiri sungai. Luapan yang terjadi pada fasies distal terjadi di Desa Tamanagung, Gondosuli, Ngrajek dan Adikarto.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang dihasilkandaripenelitianiniadalahsecara umum, kondisi Sungai Pabelan mengalami perubahan lebar sungai yang bervariasi mulai dari 5 hingga 200 m. Pada bagian proksimal memiliki karakteristik morfologi sungai dengan bentuk lembah V yang dalam. bagian medial telah terjadi proses erosi tebing yang cukup intenssif sehingga lembah sungai menjadi lebih lebar. Bentuk lembah pada fasies ini adalah bentuk U yang dalam. Pada bagian distal, aliran lahar mengakibatkan terjadinya pelebaran lembah oleh pengikisan tebing sungai serta banyaknya terjadi luapan (overflow) di kanan- kiri sungai. Luapan yang terjadi pada fasies distal terjadi di Desa Tamanagung, Gondosuli, Ngrajek dan Adikarto.
DAFTAR PUSTAKA
Andreastuti, S.D., Alloway, B.V., Smith, I.E.M., 2000. A detailed tephrostratigraphic framework at
Merapi Volcano, Central Java, Indonesia: implications for eruption predictions and hazard assessment. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100, 51–67.
Camus,G., Gourgaud,A.,Mossand-Berthommier, P.-C., Vincent, P.-M., 2000.Merapi (Central Java, Indonesia). An outline of the structural and magmatological evolution, with a special emphasis to the major pyroclastic events. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100, 139–163.
Charbonnier, S., Germa, A., Connor, C.B., Gertisser, R., Preece, K., Komorowski, J.C., Lavigne, F., Dixon, T., Connor, L., 2013. Evaluation of the impacts of the 2010 pyroclastic density currents at Merapi volcano from high-resolution satellite imagery, field investigations and numerical simulations. Journal of Volcanology and Geothermal Research 261, 295–315.
De Bélizal, E., Lavigne, F. Hadmoko, DS., Degeai, JP., Dipayana, G.A., Mutaqin, BW., Marfai., MA., Cooquet, M. Le Mauff, B., Robin, AK., Vidal, C., ChoelikNoerdanAisyah, N. 2013. Rain-triggered lahars following the 2010 eruption of Merapi volcano, Indonesia: A major risk, Journal of Volcanology and Geothermal Research (2013), http://dx.doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2013.01.010.
Hadmoko, D. S., Santosa, L. W., Suratman, Marfai, M. A., Widiyanto. 2011. PerananGeomorfologidalamPenguranganRisikoBahaya Lahar.Prosiding.MitigasiBencana Lahar GunungapiMerapiPascaErupsi 2010.
Hidayat, D., Voight, B., Langston, C., Ratdomopurbo, A., Ebeling, C. (2000). Broadband seismic experiment at Merapi Volcano, Java, Indonesia: very-long-period pulses embedded in multiphase earthquakes. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100 (2000) 215–231.
Jenkins, S., Komorowski, J.-C., Baxter, P., Spence, R., Picquout, A., Lavigne, F., Surono, 2013. The Merapi 2010 eruption: a new multi-disciplinary impact assessment methodology for studying pyroclastic density currents dynamics for the purposes of volcanic risk mitigation. Merapi eruption, 2010 eruption. Journal of Volcanology and Geothermal Research. Special Volume.
Geograf Berkarya Membangun Bangsa 391
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XVI 2013
Banjarmasin 2-3 NopemberIKATAN GEOGRAF INDONESIA
Komorowski, J.C., Jenkins, S., Baxter, P., Picquout, A., Lavigne, F., Charbonnier, S., Gertisser, R., Preece, K., Cholik, N., Budi-Santoso, A., Surono, 2013. Paroxysmal dome explosion during the Merapi 2010 eruption: processes and facies relationships of associated high-energy pyroclastic density currents. Journal of Volcanology and Geothermal Research 261, 260–294.
Lavigne, F., Thouret, J.-C., 2002. Sediment transportation and deposition by rain-triggered lahars at Merapi volcano, Central Java, Indonesia. Geomorphology 49, 45–69.
Lavigne, F., Thouret, J.C., Voight, B., Suwa, H., Sumaryono, A., 2000. Lahars at Merapi volcano: an overview. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100, 423–456.
Major, J.J., Pierson, T.C., Dinehart, R.L., Costa, J.,E., 2000. Sediment yield following severe volcanic disturbance - A two decade perspective from Mount St. Helens. Geology 28, 819-806.
Mei, E.T.W., Lavigne, F., Picquot, A., De Beleizal, E., Brunstein, D., Grancher, D., Sartohadi, J., ChoelikNoer., dan Vidal, C. 2013. Lessons learned fromthe 2010 evacuations at Merapi volcano, Journal of Volcanology and Geothermal Research (2013), http://dx.doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2013.03.010.
Newhall, C., Bronto, S., Alloway, B., Banks,N.G., Bahar, I., delMarmol,M.A.,Hadisantono, R.D., Holcomb,R.T.,MCGeehin, J.,Miksic, J.N.,Rubin,M., Sayudi, S.D., Sukhyar, R.,Andreastuti, S., Tilling, R.I., Torley, R., Trimble, D.,Wirakusumah, A.D., 2000. 10000 years of explosive eruptions of Merapi Volcano, Central Java: archaeological and modern implications. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100, 9–50.
Pallister, J.S., Schneider, D.J., Griswold, J.P., Keeler, R.H., Burton, W.C., Noyles, C., Newhall, C.G., Ratdomopurbo, A., in press. Merapi 2010 eruption — Chronology and extrusion rates monitored with satellite radar and used in eruption forecasting. Journal of Volcanology and Geothermal Research.http://dx.doi.org/10.1016/j.jvolgeores.2012.07.012.
Surono, Jousset, P., Pallister, J., Boichu, M., Buongiorno, M.F., Budisantoso, A., Costa, F., Andreastuti, S., Prata, F., Schneider, D., Clarisse, L., Humaida, H., Sumarti, S., Bignami, C., Griswold, J., Carn, S., Oppenheimer, C., Lavigne, F., 2012. The 2010 explosive eruption of Java's Merapi volcano — a ‘100-year’ event. Journal of Volcanology and Geothermal Research 241–242, 121–135.
Tanarro ,L.M., Andrés, N, Zamorano, J.J. Palacios D. , Renschler, C.S. 2010. Geomorphological evolution of a fluvial channel after primary lahar deposition: Huiloac Gorge, Popocatépetl volcano (Mexico).Geomorphology 122 (2010) 178–190
Thouret J.-C., Lavigne F., Kelfoun K. and Bronto S., 2000.Toward a revised hazard assessment at Merapi volcano, Central Java. Journal of Volcanology and Geothermal Research, 100: 479-502.
Voight, B., Constantine, E.K., Sismowidjoyo, S., Torley, R., 2000. Historical eruptions of Merapi Volcano, Central Java, Indonesia, 1768–1998. Journal of Volcanology and Geothermal Research 100, 69–138.
Meyer, D.F., Martinson, H.A., 1989. Rates and processes of channel development and recovery following the 1980 eruption of Mount St. Helens, Washington. Hydrological Sciences–Journal–des Sciences Hydrologiques 34, 115–127.