Kajian Kebutuhan Erupsi Gunung Sinabung

19
Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung LAPORAN KAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN BENCANA ERUPSI SINABUNG - 2014 YAYASAN PUSAKA INDONESIA Jalan Kenanga Sari No. 20 Medan – 20132 Telp/Fax. 061-8223252; Email: [email protected]; Website: www.pusakaindonesia.or.id

Transcript of Kajian Kebutuhan Erupsi Gunung Sinabung

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

LAPORANKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHANBENCANA ERUPSI SINABUNG - 2014

YAYASAN PUSAKA INDONESIAJalan Kenanga Sari No. 20 Medan – 20132

Telp/Fax. 061-8223252; Email: [email protected];Website: www.pusakaindonesia.or.id

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

1. PendahuluanSetelah 400 tahun yang lalu, Gunung Api Sinabung yang terletak di Kecamatan Namanteran

Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali mengalami erupsi. Diawali pada tahun 2010 dan

disusul pada tahun 2013 dan terakhir pada tahun 2014. Untuk erupsi kali ini, kondisi Gunung

Sinabung mengalami peningkatan yang signifikan. Terlihat dari peningkatan status dan jumlah

wilayah serta masyarakat yang terpapar. Pada 15 September 2013, peningkatan status Sinabung

diawali dari Level II (Waspada), kemudian masuk Level III (Siaga) dan mulai 3 November 2013

hingga saat ini statusnya masuk ke level tertinggi yaitu Level IV (AWAS). Erupsi Gunung

Sinabung priode Desember 2013 – sampai Januari 2014 telah terjadi 365 kali erupsi dengan

memuntahkan awan panas. Meskipun pada bulan Mei 2014, Pemerintah menurunkan status

Gunung Sinabung dari AWAS menjadi Siaga, namun gunung Sinabung masih menjadi ancaman

utama bagi warga kabupaten Karo. Berikut catatannya:

Tabel 1.

Tahun Aktivitas G. Sinabung

Agustus 2010 Tanggal 27-28 Agustus 2010 letusan abu/frestik dari kawah puncak.

Tanggal 29-30 Agustus letusan abu dari puncak disertai suara

dentuman dan kolom abu berkisar 1500 – 2000 m.

September 2010 Tanggal 3 dan 7 September letusan abu dengan tinggi kolom abu

berkisar 2000 – 5000 m.

September –

November 2013

Sejak 15 September – 25 November 2013 sudah terjadi 107 kali

letusan abu yang kadang-kadang disertai lontaran pasir-kerikil

(terjauh radius 5 Km) dan aliran awan panas dengan jarak luncur

terjauh radius 1,5 km).

Desember 2013 –

17 Januari 2014

Tanggal 23 Desember teramati kubah lava di Kawah G. Sinabung,

dan tumbuh sangat intensif (kecepatan tumbuh 23 m3/detik). Mulai

tanggal 30 Desember kubah lava mulai turun ke bawah berupa lava

pijar dan berkembang menjadi awan panas yang meluncur ke arah

tenggara dengan jarak terjauh mencapai 4500 meter.

Erupsi ini telah menyebabkan sekitar 33,192 jiwa dan 10.322 KK mengungsi yang tersebar di 37

titik, 17 orang meninggak dunia, dimana 14 korban meninggal dunia ditemukan di lokasiberjarak

dalam radius 3 Km (diwilayah desa Sukameriah), sedangkan 3 orang lainnya yang sebelumnya

mengalami luka bakar, kemudian meninggal di rumah sakit. Intensitas erupsi yang tinggi juga

menyebabkan beberapa desa yang berada di radius 5 Km terpaksa harus direlokasi, mengingat

desa-desa tersebut tidak mungkin lagi untuk dihuni. Rilis BNPB meyebutkan bahwa dampak

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung mencapai lebih dari 1 Triliyun, dengan

porsi terbesar pada sector infrastruktur dan pertanian.

Meski saat ini tanggap darurat masih diberlakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo terkait

dengan Erupsi Sinabung, namuan pemerintah sudah mulai mengambil sikap untuk melakukan

penanganan-penanganan terkait dengan pemulihan bagi warga terdampak yang telah dinyatakan

pulang. Dana sekitar 28 Milyar telah digulirkan oleh BNPB melalui BPBD Kabupaten Karo yang

dicanangkan untuk segera mengatasi kebutuhan-kebutuhan warga untuk pemulihan mulai dari

hunian, pangan, pertanian dan sebagainya. Pada bulan Mei 2014, Pemerintah melalui

rekomendasi Badan Vulkanologi telah mengeluarkan instruksi kepada warga terdampak erupsi

Gunung Sinabung, khususnya 17 desa yang masih berada dipengungsian. Berikut cuplikan

instruksi tersebut;

Tabel 2.

Disamping itu, pemerintah melalui BPBD Kabupaten Karo telah mulai memberikan bantuan

kepada warga terdampak. Bantuan-bantuan tersebut merupakan bantuan pemulihan yang

diarahkan secara khusus kepada desa-desa yang telah disebutkan pada table diatas. Berikut jenis

bantuan yang diberikan :

No Relocated Villages Number ofPopulation

Villages that notallowed to return

Number ofPopulation

Villages thatallowed to return

Number ofPopulation

1 Desa Sukameriah 436people/136Household

Desa Guru Kinayan 2265people/778Household

Desa Selandi 650people/204Household

2 Desa Bekerah 331people/103Household

Desa Berastepu 1752people/611Household

Desa Kebayaken 479people/131Household

3 Desa Simacem 445people/131Household

Desa Kuta Tonggal 361people/109Household

Desa Kuta Rayat 2027people/489Household

4 Desa Gamber 589people/185Household

Desa Sigarang-garang

1503people/383Household

5 Desa Suka Nalu 966people/249Household

6 Desa Kuta Gugung 1281people/298Household

7 Desa Mardinding 933people/296Household

8 Desa Kuta Tengah 580people/165Household

9 Desa Perbaji 552people/204Household

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Tabel 3.

Meski demikian, realisasi program tersebut masih mengalami kendala, dan tentunya masih

memiliki kesenjangan yang cukup luas dalam pemenuhan kebutuhan dasar karena alokasi yang

ada dinilai masih sangat minim dan belum mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga

terdampak.

Laporan kajian ini merupakan representasi dari kajian singkat yang telah dilakukan oleh Yayasan

Pusaka Indonesia selama beberapa bulan terkahir. Dalam hal ini akan menuangkan secara ringkas

tentang temuan-temuan mendasar terkait dengan kebutuhan untuk pemulihan warga terdampak

pasca tanggap darurat erupsi gunung Sinabung. Diharapkan representasi dari temuan ini

merupakan hal yang objective atau setidaknya mendekati kebenaran terhadap kondisi, kebutuhan

jangka pendek dan menengah yang semestinya harus segera direspon.

2. TujuanTujuan dari kajian ini antara lain telah melihat/memotret tentang situasi terkini dari rencana

pemulihan yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Selain itu dalam kajian ini

akan mengidentifikasi kebutuhan dan kesenjangan yang muncul untuk pemulihan warga

terdampak di 9 desa yang telah diperbolehkan pulang.

3. MetodologiKajian ini akan dilakukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain obeservasi, dan

interview individu dan kelompok dengan stakeholder kunci (pemerintah local, militer, masyarakat

terdampak, LSM).

No. Desa Jenis bantuan Jumlah1. Desa relokasi - Sewa rumah

- Sewa lahan- Jadup- Bantuan bibit pertanian

- 6 bulan- 1 tahun- 6 bulan

2. Desa yang belumdijinkan kembali

- Sewa rumah- Sewa lahan- Jadup- Bantuan bibit pertanian

- 6 bulan- 1 tahun- 6 bulan

3. Desa yang sudahdijinkan kembali

- Jadup

- Perbaikan atap/sengrumah

- Rp.6.000/org/hr selama 1bulan

- 400gr beras/org/hr/selama1 bulan

- Sesuai dengan kebutuhan

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

4. Lokasi KajianWilayah sasaran kajian ini dipusatkan ke 9 desa yang berada di radius 5 KM dan telah dibolehkan

untuk kembali ke pemukiman mereka. Kesembilan desa tersebut antara lain Desa Sigarang-

garang, Desa Kuta Gugung, Desa Kebayaken, Desa Perbaji, Desa Selandi, Desa Mardinding,

Desa Sukanalu, Desa Kuta Rakyat, Desa Kuta Tengah.

5. Temuan Utama5.1. Hunian/Shelter

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BPBD dan Dinas PU Kabupaten Karo

serta dari proses observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa pasca erupsi banyak

hunian warga yang rusak akibat dari timbunan material vulkanik. Bagian utama yang

paling banyak mengalami kerusakan adalah pada atap rumah. BPBD Kabupaten Karo

menyebutkan bahwa Pemerintah local bekerjasama dengan warga telah melakukan

perbaikan rumah terutama pada bagian atap yang dimulai pada bulan Mei-Juni 2014.

Sehingga warga dari 9 desa yang telah dinyatakan boleh kembali ke desa, akan bisa

kembali ke rumah mereka masing-masing pada bulan Juli 2014. Inisiasi ini dilakukan

untuk memastikan warga mendapatkan hunian yang layak dan tidak lagi harus berada

dipengungsian. Meski demikian, sebagian warga masih berada dipengungsian

menunggu rumah mereka selesai diperbaiki.

Pemerintah melalui BPBD telah merealiasasikan bantuan atap rumah sebanyak 43%

atau sekitar 100.000 lembar dari 230.000 lembar seng yang dibutuhkan. Sisa 130.000

seng tersebut telah diakomodir melalui APBD 2014-2015 yang akan direalisasikan pada

awal September 2014. Berikut gambaran kebutuhan atap/seng rumah warga yang telah

dan akan diperbaiki:

Tabel 4.

No. Desa kebutuhan Realisasi kekurangan Keterangan1 Desa Selandi lama 32.254 100 % 0 Sudah Pulang2 Desa Kebayaken 5.958 3.950 2008 Belum Pulang3 Desa Kuta Rakyat 64.725 14.540 50.185 Belum Pulang4 Desa Sigarang-garang 38.646 20.250 18.396 Sudah Pulang5 Desa Suka Nalu 21.180 100 % 0 Belum Pulang6 Desa Kuta Gugung 26.180 0 26.180 Belum Pulang7 Desa Mardinding 17.494 100 % 0 Sudah Pulang8 Desa Kuta Tengah 21.120 0 21.120 Belum Pulang9 Desa Perbaji 16.000 100 % 0 Sudah Pulang

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Sementara dari hasil rekapitulasi kebutuhan dan bahan per desa yang dikeluarkan oleh

Dinas PU Kabupaten Karo untuk perbaikan rumah, ada beberapa kebutuhan lagi yang

setelah dikonfirmasi oleh pihak BPBD Kabupaten Karo tidak mampu difasilitasi oleh

mereka, mengingat anggaran yang terbatas. Berikut kebutuhan yang telah diperkirakan

oleh Dinas PU:

Tabel 5.

No. Desa KebutuhanRabung/lbr Paku/kg Martil

1. Desa Kebayaken 520 26 52. Desa Kuta Rakyat 12.546 627 1253. Desa Sigarang-

garang4599 229 45

4. Desa Kuta Gugung 6545 327 655. Desa Kuta Tengah 5280 264 52

5.2. Mata Pencaharian

Sebelumnya pemerintah telah mengeluarkan dana sebesar 13 Milyar untuk kebutuhan

pemulihan pertanian bagi 16 desa yang telah dipulangkan pada tahap pertama. Bantuan

dana ini diperoleh dari BNPB. Dana tersebut menurut Dinas Pertanian telah

dibelanjakan untuk pembelian bibit yang dianggap cepat panen antara lain cabe, tomat,

sayuran dan lain-lain. Selanjutnya untuk 9 desa yang baru saja dipulangkan belum ada

alokasi secara khusus untuk pemulihan pertanian. Ketersediaan dana yang ada akan

dialokasikan untuk penanganan warga terdampak yang masih di pengungsian.

Mengingat Pemerintah Kabupaten Karo masih menyatakan situasi tanggap darurat dan

sebagian penanganan masih difokuskan pada fase tersebut.

Hingga saat ini, seluruh warga terdampak yang sudah diijinkan kembali ke pemukiman

mereka belum mendapatkan bantuan untuk pemulihan mata pencaharian dari

Pemerintah Kabupaten Karo. Di beberapa desa seperti Desa Mardinding dan Desa

Perbaji misalnya, banyak warga yang telah memiliki hutang untuk memenuhi kebutuhan

dasar mereka. Sejak mengungsi hingga saat ini pendapatan yang mereka peroleh hanya

dari jadup (pada masa tanggap darurat yang lalu) yang telah diberikan oleh pemerintah

yang jumlahnya sangat terbatas. Kepala Desa Perbaji, Bapak Martin Ginting

mengutarakan bahwa sudah banyak masyarakat yang telah menjual asset seperti emas

serta berhutang demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk keperluan

sekolah anak, makan dan kebutuhan lainnya.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Sebagian masyarakat telah berinisiatif untuk bekerja di lahan pertanian orang lain,

namun banyak yang ditolak karena tidak membutuhkan tenaga kerja. Sebagian lagi

menyewa lahan orang lain dengan besaran 6 juta untuk ½ Ha/tahun. Namun lahan

yang telah digarap hingga saat ini belum ditanami karena keterbatasan modal untuk

membeli bibit dan pupuk. Janji pemerintah untuk memberikan bantuan bibit tidak

kunjung datang. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan bersama

masyarakat, menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat di 9 desa tersebut tidak

memiliki kemampuan apa-apa kecuali bertani. Mengingat hal ini telah mereka lakukan

secara turun menurun. Sehingga sangat sulit untuk melakukan adaptasi baru terhadap

kegiatan ekonomi lainnya. Dari hasil wawancara dengan kelompok masyarakat yang

memiliki pekerjaan bertani, mereka berharap adanya bantuan yang mampu memerikan

bibit dengan masa panen yang tidak terlalu lama (sekitar 3-4 bulan) dan memiliki nilai

ekonomi yang cukup baik. Sehingga dengan ini mereka bisa bergerak maju untuk

memerbaiki kondisi ekonomi mereka sendiri. Berikut bantuan untuk perbaikan

pertanian (sebagai mata pencaharian utama) yang diharapkan oleh masyarakat:

Tabel 6.

KebutuhanBibit Pupuk Obat

Holtikultura- Cabe- Tomat- Buncis- Kacang

Panjang- Sawi- Bayam

- NPK- TSP- Urea

Obat hama

5.3. Air Bersih, Sanitasi dan Kebersihan

Para warga terdampak yang sudah diijinkan untuk kembali diharapakan memanfaatkan

sumber air yang masih berfungsi di desa dengan memperbaiki saluran dan bak-bak

penampungan air peninggalan pada saat sebelum erupsi. Untuk desa-desa yang

berposisi di sebelah tenggara gunung sinabung harus memperbaiki saluran air yang

tertimbun debu vulkanik.

Sebagian desa yang telah dijinkan kembali, mengalami kesulitan fasilitas sarana air

bersih dan sanitasi. Hal ini dikarenakan banyak fasilitas dan sumber air bersih rusak dan

tercemar akibat erupsi dan banjir lahar dingin. Seperti di desa Mardinding, sumber air

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

yang biasa digunakan oleh masyarakat sering tercemar oleh belerang dan material

vulkanik ketika musim hujan terjadi. Sementara di desa sigarang-garang, banyak pipa

penyaluran air bersih rusak akibat diterjang oleh banjir lahar dingin dan material

vulkanik lainnya. Berikut daftar kebutuhan desa yang membutuhkan fasilitas sarana air

bersih dan sanitasi, antara lain :

Tabel 7.

No. DesaKebutuhan

Pemipaan Sumur bor MCK1 Desa Selandi lama 1 unit 2 unit

2 Desa Kebayaken - 2 unit3 Desa Kuta Rakyat - - -4 Desa Sigarang-garang 500 mtr - 2 unit5 Desa Suka Nalu 400 mtr - 2 unit6 Desa Kuta Gugung7 Desa Mardinding 1000 mtr - 2 unit8 Desa Kuta Tengah 1 unit9 Desa Perbaji - - -

5.4. Pelayanan Sosial (Pendidikan dan Kesehatan)

Pendidikan

Hingga saat ini seluruh bangunan sekolah yang mengalami kerusakan belum dapat

dimanfaatkan. Mayoritas sekolah mengalami kerusakan pada bagian atap/seng, dan

sebagian ada yang berdampak sampai pada fasilitas mobiler. Sejak tanggap darurat

lalu, proses belajar mengajar kepada anak-anak yang mengalami dampak erupsi

dialihkan ke sekolah-sekolah yang terdekat dengan penyesuaian waktu belajar

dilokasi pengungsian mereka, begitupun hingga saat ini. Tenaga guru masih

memanfaatkan guru-guru yang berasal dan mengajar dari sekolah asal mereka.

Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan (Bapak Saroha Ginting)

menyebutkan bahwa untuk perbaikan sekolah yang mengalami kerusakan telah

disediakan dana dari BPBD untuk perbaikan pada atap dan plafon. Namun hingga

saat ini belum ada tindak lanjut dari BPBD sehingga dinas pendidikan masih

menunggu pencairan dananya. Sementara untuk pengadaan mobiler dan gedung

yang rusak telah dianggarkan di APBD Dinas pendidikan, dan telah disahkan oleh

DPRD Kabupaten Karo, tinggal menunggu diseminasi dari Provinsi.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Hal yang harus segera diatasi menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo

adalah terkait dengan pemulihan mental anak-anak yang saat ini masih mengalami

trauma. Menurut beliau, pendidikan penyadaran tentang membangun kesiapsiagaan

mengingat kehidupan yang tinggal dekat dengan sumber ancaman (erupsi) adalah

sesuatu hal mungkin bisa dilakukan sebagai bagian dari upaya menormalkan mental

mereka.

Kesehatan

Gedung / bangunan puskesmas di setiap kecamatan juga mengalami kerusakan,

sehingga optimalisasi pelayanan kesehatan masih harus merujuk pada rumah sakit

kabupaten. Tenaga kesehatan di setiap desa tersedia, akan tetapi disebabkan oleh

belum pulihnya kondisi perumahan dan belum kembalinya seluruh masyarakat ke

desa masing-masing, tenaga kesehatan belum dapat melaksanakan tugasnya.

5.5. Cross Cutting Issues (Gender, Lingkungan, Perlindungan Anak, Pengurangan Risiko

Bencana)

Gender

Pada konteks gender, kebudayaan suku Karo umumnya masih memperlihatkan

suatu keadaan dimana perempuan masih menduduki posisi yang termarjinalkan,

bahkan pada situasi bencana sekalipun. Pantauan yang dilakukan oleh Pusaka

Indonesia menunjukkan bahwa perempuan dihadapkan pada persoalan yang sulit.

Tugas-tugas rumah tangga yang sifatnya konvensional seperti mencuci, memasak,

mengambil air, menjaga anak masih merupakan tugas-tugas utama yang dilakukan

Selama berada di pengungsian. Bahkan setelah bencana, perempuan juga terlibat

aktif untuk turun ke ladang dalam melakukan pembersihan lahan pertanian.

Berdasarkan beban ganda tersebut perempuan akhirnya dibatasi terhadap akses

untuk mendapatkan informasi, bantuan, perlindungan dan pemulihan. Padahal

semestinya kelompok perempuan merupakan elemen terpenting terutama untuk

masa pemulihan paca bencana. Sehingga sangat disarankan untuk pengembangan

program-program pemulihan, perlu untuk dipertimbangkan secara serius

ketelribatan kelompok perempuan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan

serta pengawasan program.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Lingkungan

Erupsi telah menghancurkan hutan terutama pada di kaki gunung sinabung arah

tenggara, hal tersebut disebabkan arah angin yang membawa abu vulkanik dan

bebatuan selalu mengarah ke tenggara, sehingga kehancuran kawasan sebelah

tenggara lebih serius bila dibandingkan arah alinnya.

Saat ini potensi banjir lahan dingin masih mengancama kesematan masyarakat

terutama masyarakat yang selalu mengakses sungai sebagai sumber kehidupan,

karena material lahar dingin masih tertumpuk di lereng dan kaki gunung sinabung

yang apabila terjadi hujan di gunung sinabung akan menyebabkan longsornya

tumpukan lahan dingin.

Perlindungan Anak

Selama dalam situasi pengungsian, anak dan perempuan sangat terbatas

perlindungannya, terutama pada sisi kesehatan dan pendidikan serta tempat

bermain, akan tetapi kondisi tersebut tidam mendapat perhatian yang serius dari

pemerintah maupun pihak-pihak lain yang konsern terhadap upaya perlindungan

bagi anak-anak terpapar. Secara umum tidak ditemukan kasus terhadap

eksploitasi anak, baik secara fisik maupun psikologis, akan tetapi dengan

tersebarnya warga terdampak pasca pengosongan posko, kondisi anak-an ak

sulit untuk dikoordinir karena seluruh warga terdampak telah mencari

perumahannya masing-masing.

Pengurangan Risiko Bencana

Seluruh warga terdampak dari 19 desa tidak memiliki pemahaman tentang

bagaimana mengurangi tikngkat kerentanan mereka terhadap ancaman erupsi.

Mengingat Gunung Sinabung tidak aktif selama 400 tahun dan tidak adanya

kearifan local yang mampu menyadarkan masyarakat untuk bisa sadar dan siaga

ketika hidup dekat dengan ancaman. Kekhawatiran masyarakat terus terjadi ketika

informasi-informasi yang datang menunjukkan bahwa Gunung Sinabung masih

terus aktif hingga masa waktu yang belum bisa ditentukan. Ironisnya, masyarakat

seakan-akan menjadi paranoid ketika tim Pusaka Indonesia datang untuk

melakukan observasi di desa tentang hunian, dianggap sebagai orang yang ahli

dan mampu memprediksi situasi gunung. Itulah salah satu alasan besar mengapa

masyarakat yang telah dinyatakan boleh kembali ke desanya merasa enggan

kemudian untuk kembali karena rasa kekhawatiran yang besar. Kepulangan

sebagian masyarakat ke desa asal mereka yang dekat dengan Gunung Sinabung

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

tidak dibarengi dengan rasa keamanan mereka untuk tinggal. Meski dibeberapa

lokasi terlihat adanya tanda arah evakuasi, namun seperti tidak membantu

memulihkan rasa trauma dan kekhawatiran mereka.

Dari sisi mata pencaharian, masyarakat juga menginginkan adanya perlindungan

terhadap mata pencaharian dan asset-aset yang mereka miliki.

5.6. Pemerintah

Kabupaten Karo telah mengalami peralihan kepala daerah sejak 11 Juli 2014,

dikarenakan pemakzulan yang dilakukan oleh parlemen kepada kepala daerah

sebelumnya. Meski demikian, pemerintahan tetap berjalan. Terkait dengan penanganan

bencana, pemerintah Kabupaten Karo telah membentuk BPBD pada Januari 2014.

Sehingga penanganan terpusat melalui BPBD dibantu dengan militer dan BNPB Pusat.

Saat ini, tugas BPBD semakin luas mengarah ke penanganan pemulihan awal.

Meskipun penanganan tanggap darurat untuk 1.500 pengungsi masih terus dilakukan,

mengingat masih terbatasnya sumber daya untuk mempercepat pemulihan seluruh

warga terdampak yang berasal dari 16 desa. Pemerintah daerah terus berupaya untuk

memenuhi kebutuhan dasar seluruh warga terdampak termasuk makanan, kesehatan,

perbaikan rumah, jatah hidup dan lainnya.

Terkait dengan fungsi administrasi, pemerintah daerah telah melakukan identifikasi

tugas-tugas penting untuk memimpin proses pemulihan awal. Perbaikan mata

pencaharian, perbaikan infrastruktu dan pengurangan risiko bencana merupakan tugas

utama yang akan dilakukan melalui proses koordinasi dan mobilisasi serta melibatkan

dari berbagai elemen.

5.7. Ketahanan Pangan

Bagi warga terdampak yang akan kembali ke desa diberikan beras sebanyak 0,4 kg/

hari /bulan untuk setiap orang. Selain bantuan beras warga terdampak diberikan

bantuan jadup sebanyak Rp.6.000.-/hari. Bantuan beras dan jadup bagi warga

terdampak yang sudah diijinkan kembali ke desa diberikan hanya untuk 1 (satu) bulan

dihitung sejak mereka kembali ke desa. Bagi warga terdampak yang belum mendapat

ijin kembali ke desa diberikan bantuan beras selama 6 bulan.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

5.8. Pasar

Masyarakat dari 9 desa terdampak biasanya mengakses pasar di Kota Berastagi dan

Kota Kabanjahe dengan jarak sekitar 24 Km. Kedua pasar ini masih beroperasi secara

normal dan tidak mengalami gangguan. Sarana transportasi umum juga tersedia yang

terpusat di beberapa titik untuk menyambungkan antara desa dan pasar. Sebelum

bencana, sebagian masyarakat biasanya menggunakan transportasi pribadi untuk pergi

ke pasar. Ketersediaan kebutuhan primer dan sekunder masyarakat di pasar juga baik.

Belum ditemukan adanya keterbatasan material yang menyebabkan terhambatnya

pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak. Pasar-pasar kecil di beberapa titik juga

masih aktif seperti di simpang empat menuju Lau Kawar. Terkait dengan harga, ada

beberapa material yang mengalami fluktuasi harga seperti bahan bangunan, makanan

dan lainnya.

6. Intervensi yang ada saat ini (Analisis Kesenjangan)Sejak masa tanggap darurat hingga memasuki masa transisi ke pemulihan saat ini, ada

beberapa elemen yang telah dan akan melakukan intervensi sesuai dengan kapasitasnya.

Kelompok/organisasi non pemerintah sangat sulit untuk diidentifikasi karena jarang yang

terdaftar atau mendaftarkan organisasinya ke pemerintah/BPBD Kabupaten Karo. Dibawah

ini merupakan list pihak-pihak (pemerintah dan non pemerintah) yang telah dan akan

melakukan operasinya di Kabuapten Karo terkait dengan bencana erupsi Sinabung:

Tabel 8.Siapa Apa Dimana Untuk Siapa waktuPemerintah/BPBD(Anggaran28 Milyar)

Memperbaikibangunan 10sekolah dasar di 9(sembilan) desayang mengalamikerusakan.

Di 9 Desa yang telahdirekomendasikan/diizinkan kembali (lihat padatable 2)

Untuk siswasekolah dasaryang di 9(sembilan) desa

3 bulan

Memberikan biayasewa rumah

Untuk lokasi rumah yangakan disewa diserahkankepada masing-masingkeluarga dandirekomendasikanlokasinya berada diluarradius 5 Km.

Masyarakat dari 8desa yang berasaldari desa akandirelokasi danbelumdiperkenankanuntuk pulang.

6 bulan1.258 kk

Memberikankebutuhan hidup (jadup) berupa uangdan beras

Di 17 desa (Lihat padatable 2)

Masyarakat 8desa yang belumdiperkenankanuntuk pulang kedesa dan 9 desamasyarakat yang

6 bulanbagi wargaterdampakyang belumdiperkenanpulang,

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

sudahdiperkenankanpulang.

dan 1bulanuntukwarga yangsudahdiperkenanpulang.

Sewa lahanpertanian

Lokasi lahan yang akandisewa ditentukan olehmasing-masing keluarga.

Masyarakat dari 8desa yang berasaldari desa akandirelokasi danbelumdiperkenankanuntuk pulang.

1 tahun

Atap rumah Di 9 Desa yang telahdirekomendasikan/diizinkan kembali (lihat padatable 2)

Untuk seluruhwarga yangberasal dari 9 desayang telahdiizinkan pulang.

1-2 bulan

DinasPertanian

Bantuan bibit,pupuk dan obat-obatan

Di 16 desa yang telahdipulangkan pada tahappertama.

Untuk warga dari16 desa yang telahdipulangkan padatahap pertama.

Sedangberjalan.

CaritasPSE

Alat-alat pertanian Desa Selandi Lama Untukpembersihanlahan bagi seluruhmasyarakat DesaSelandi Lama.

-

AliansiPemudaPeduliBencana.

Sewa lahanpertanian danbantuan bibit.

Desa Sumbul Untuk wargaterdampak desaSuka Meriah

6 bulansejak April–September2014.

HabitatForHumanitarianIndonesia

Transitional Shelter 3 Desa Relokasi (Lihatpada table 2)

Untuk seluruhwarga terdampakdari 3 desa yangakan direlokasi.

Masihdalamperencanaan

WorldFoodProgram

PeningkatanKapasitas BPBDKabupaten Karokhusus untukmanajemenlogistic.

Di Kabupaten Karo Untuk staf BPBDKab. Karokhususnya padabagian logistic.

Sedangberjalan.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

7. Rekomendasi dan Prioritas Aksi7.1. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Yayasan Pusaka Indonesia terkait

dengan masa transisi pemulihan bencana erupsi Sinabung, dapat memberikan

rekomendasi yang porsinya lebih menitik beratkan kepada pemerintah local, perbaikan

mata pencaharian masyarakat, sarana fasilitas air bersih, dan perbaikan hunian.

Pemerintah LocalBahwa saat ini telah terbentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Kabupaten Karo, yang memiliki mandate sebagai komando pelaksanaan manajemen

bencana. Penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia merupakan sebuah

keniscayaan untuk segera didukung. Sehingga kedepan pelaksanaan penanganan bencana

bisa lebih efektif, efesien dan terpadu.

Perbaikan Mata PencaharianSeperti penjelasan diatas bahwa warga terdampak erupsi gunung sinabung telah

mengalami kerusakan pada sektor mata pencaharian utama mereka (bertani) selama

hampir 1 tahun. Hal ini menyebabkan ekonomi masyarakat menjadi terguncang (shock)

dan sulit bagi mereka untuk bisa memenuhi kebutuhan dasar ketika mereka kembali ke

rumah. Tidak sedikit juga masyarakat yang sudah memiliki hutang untuk memenuhi

kebutuhan dasar mereka. Disamping itu warga juga tidak memiliki keahlian lain selain

bertani, sehingga kehidupan mereka mayoritas bergantung terhadap hasil pertanian.

Memasuki masa transisi pemulihan khususnya bagi warga 9 desa yang telah

diperbolehkan pulang, membutuhkan respon cepat untuk bisa memperbaiki kembali

kondisi ekonomi mereka. Program-program jangka pendek untuk bisa memberikan

stimulus income untuk memulai kehidupan mereka merupakan hal yang memungkinkan

untuk dilakukan. Model penyediaan financial resources melalui Cash For Work (CFW)

adalah salah satu cara yang direkomendasikan dalam pemulihan warga terdampak erupsi

Sinabung. Program CFW bisa diarahkan untuk memperbaiki atau membangun kembali

fasilitas-fasilitas umum yang rusak akibat dari erupsi Sinabung. Dengan cara ini

masyarakat telah memiliki peluang untuk bisa melanjutkan dan mengembangkan

kembali kehidupan mereka ke dalam situasi normal.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Fasilitas Air BersihErupsi Gunung Sinabung telah merusak banyak hal terutama fasilitas air bersih di setiap

desa terdampak. Sementara kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan utama bagi

warga sekembalinya mereka dari pengungsian. Pada point 5.3 telah dijelaskan tentang

kebutuhan warga terdampak akan air bersih. Sehingga ini merupakan salah satu sector

yang bisa dipertimbangkan untuk direspon.

Perbaikan HunianKerusakan hunian warga akibat erupsi sangat bervariasi. Namun yang paling krusial

adalah mayoritas atap rumah yang tidak bisa digunakan kembali. Untuk hal itu

pemerintah melalui BPBD telah menyediakan bantuan atap bagi 9 desa yang telah

diperbolehkan pulang. Hanya beberapa material seperti paku, rabung dan martil

merupakan material pendukung yang tentunya dibutuhkan bagi warga untuk bisa segera

memperbaiki rumah mereka.

7.2. Prioritas Aksi Yayasan Pusaka Indonesia1. Mendukung perbaikan rumah warga terdampak dengan penyedian material-material

pendukung seperti yang disebutkan pada table 5.

2. Mendukung perbaikan mata pencaharian masyarakat melalui penyediaan program

cash for work untuk perbaikan infrastruktur public di 9 desa.

3. Membantu perbaikan lahan pertanian melalui penyediaan peralatan untuk

pembersihan dan pengolahan lahan pertanian di 9 desa.

4. Membantu perbaikan sarana air bersih yang mengalami kerusakan di desa-desa yang

disebutkan pada table 7 (point 5.3. WASH)

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

8. Dokumentasi

Lahan Pertanian di Desa Sigarang-garang

Lahan Pertanian di Desa Kuta Tengah

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Rumah warga yang rusak di Desa Mardinding (Kiri) dan Pustu yang rusak di Desa Sigarang-garang (Kanan)

Rumah warga yang telah diperbaiki atapnya di desa Selandi Lama (Kiri) dan Desa Perbaji(Kanan)

Sarana MCK yang rusak diterjang Banjir Lahar dingindi desa Selandi Lama (Kiri) dan kondisi MCK di DesaMardinding (Kanan)

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung

Fasilitas saluran air bersih

Gambar diatas menunjukkan ketebalan abuvulkanik yang menimbun lahan pertanian warga,menyebabkan ribuan hektar tanaman mati.

Laporan Kajian Kebutuhan Pemulihan Bencana Erupsi Sinabung