Post on 16-Mar-2023
PERLAKUAN AKUNTANSI DANA PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN
PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN
SKRIPSI
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK
MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA SAINS TERAPAN
(DIPLOMA IV)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
BARKAH HAYATI A04140008
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2018
iv
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Barkah Hayati
NIM : A04140008
Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 27 Februari 1996
Agama : Islam
Alamat : Jalan AMD Komplek Buana Permai Blok D No 7
Rt 24, 70126, Banjarmasin Utara
Nama Orang Tua (Ayah) : Asmuni
(Ibu) : Alm Kartasiah
Email : barkahhayati227@gmail.con
Riwayat pendidikan : TK Puspa Kencana (2002)
SDN Alalak Tengah 4 (2008)
SMPN 13 Banjarmasin (2011)
SMA Korpri Banjarmasin (2014)
v
MOTTO
“No Action Nothing Happen
When You Take Action
Miracle Happen”
Family Is Everything
My Happy Family
My Father Is The Best Hero
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta tidak lupa shalawat dan salam atas
junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman. Alhamdulillah atas anugerah dan izin-Nya skripsi ini dapat
selesai tepat waktu.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini banyak sekali mendapat
masukan baik berupa dukungan moril dan pikiran maupun bimbingan yang
bersifat menunjang. Untuk itu pada kesempatan kali ini, dengan segala
kerendahan hati dan tulus ikhlas penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT dan Rasul-Nya yang telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya
dalam kedamaian Islam serta kesehatan untuk kelancaran penyelesaian tugas
skripsi ini.
2. Orang tua Ayah serta seluruh anggota keluarga penulis yang senantiasa
mendidik dengan penuh kesabaran, tulus dalam mendo’akan serta kasih
sayang yang tak pernah henti diberikan kepada saya, dan memberikan
dukungan moril maupun material dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak H. Edi Yohanes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin,
4. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin,
ix
5. Bapak H. Mairijani, M.Ag selaku Ketua Program Studi Akuntansi Lembaga
Keuangan Syariah (ALKS),
6. Ibu Manik Mutiara Sadewa, M.Buss(Acc), CA, SAS sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan saran, masukan dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen/Staf Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin,
8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
(ALKS),
9. Ibu Rita Hariati selaku ketua pimpinan PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk melakukan
penelitian di PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
10. Teman-teman D4 Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) angkatan
tahun 2014.
11. Serta semua pihak yang selaku memberikan motivasi, bantuan dan saran
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki,
sehingga skripsi ini terdapat kekurangan, oleh sebab itu kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan, sangat penulis harapkan.
Demikianlah skripsi ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi penulis,
maupun bagi pembaca ataupun pihak yang memerlukannya.
Banjarmasin, Juli 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………….. .. iv
MOTTO……………………………………………………………………. v
SURAT PERNYATAAN……………………………………………….…. vii
KATA PENGANTAR….…………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiii
DAFTAR BAGAN......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv
ABSTRAK..................................................................................................... xvi
ABSTRACT................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Batasan Masalah........................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6
A. Landasan Teori ............................................................................ . 6
1. Pengertian Akuntansi Syariah................................................. 6
xi
2. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah.......................................... 7
3. Konsep Umum Asuransi Syariah............................................ 8
4. Sistem Operasional Asuransi Syariah...................................... 13
5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah 108............ 22
6. Dana Peserta Dalam Asuransi Syariah.................................. . 28
7. Akuntansi Dana Peserta......................................................... 30
8. Perlakuan Akuntansi Asuransi Pendidikan............................. 39
B. Hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 44
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel……… 44
B. Jenis Penelitian…………………………………………………… 45
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 46
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 47
E. Teknik Analisis Data.................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN..................................................................................... 50
A. Hasil Penelitian.................................................................................... 50
B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 63
BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................... 132
B. Saran...................................................................................................... 134
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kebijakan Premi produk Takaful Pendidikan Fulnadi............................ 64
Tabel 2 Kebijakan Bagi Hasil produk Takaful Pendidikan Fulnadi..................... 66
Tabel 3 Kebijakan Klaim produk Takaful Pendidikan Fulnadi............................ 68
Tabel 4 Kebijakan Dana Tabarru’ produk Takaful Pendidikan Fulnadi............. 71
Tabel 5 Kebijakan Premi produk Takafulink Salam Cendekia.............................73
Tabel 6 Kebijakan Bagi Hasil produk Takafulink Salam Cendekia..................... 75
Tabel 7 Kebijakan Klaim produk Takafulink Salam Cendekia............................ 77
Tabel 8 Kebijakan Dana Tabarru’ produk Takafulink Salam Cendekia............. 79
Tabel 9 Neraca Saldo Tahun Pertama Takaful Pendidikan Fulnadi……............117
Tabel 10 Neraca Saldo Tahun Kedua Takaful Pendidikan Fulnadi...…..............118
Tabel 11 Neraca Saldo Tahun Pertama Takafulink Salam Cendekia……..........119
Tabel 12 Analisis kedua jenis produk Takaful Pendidikan.................................131
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ilustrasi produk Takaful Pendidikan Fulnadi...................................... 81
Gambar 2 Ilustrasi produk Takafulink Salam Cendekia......................................105
xiv
DAFTAR BAGAN
Kerangka Pemikir Penelitian……………………………………………………. 49
Struktur Organisasi PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.......... 54
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Balasan Keterangan Ijin Penelitian PT. Asuransi Takaful Kelaurga
Cabang Banjarmasin
2. Denah dan Gambar PT. Asuransi Takaful Kelaurga Cabang Banjarmasin
3. Laporan Keuangan PT. Asuransi Takaful Keluarga Tahun 2016/2017
4. Lembar Bimbingan Skripsi
5. Lembar Saran Penguji Seminar Skripsi
xvi
ABSTRAK
Barkah Hayati / A04140008 / 2018 / PERLAKUAN AKUNTANSI DANA
PESERTA PRODUK TAKAFUL PENDIDIKAN PADA PT ASURANSI
TAKAFUL KELUARGA CABANG BANJARMASIN / Akuntansi LKS Non
Bank / Asuransi Syariah / PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan dan perlakuan
akuntansi dana peserta produk Takaful Pendidikan.
Takaful Pendidikan merupakan salah satu produk dari Takaful Keluarga yang
mengandung unsur saving sehingga akad yang digunakan adalah akad wakalah bil
ujrah, mudharbah musyarakah, dan tabarru’. Selain itu kebijakan unsur preminya
terdiri dari rekening tabungan peserta dan rekening dana tabarru’, kebijakan bagi
hasilnya dilakukan sesuai skim bagi hasil, kebijakan klaim yang dapat diajukan
oleh peserta pada produk Takaful Pendidikan terdiri dari klaim nilai tunai, klaim
meninggal dunia, klaim habis kontrak, dan klaim tahpan manfaat, dan kebijakan
pengelolaan dana tabarru’ bertujuan untuk saling membantu dan saling tolong-
menolong antar peserta asuransi serta dibayarkan bila terjadi hal.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa produk Takaful Pendidiksn
merupakan produk yang menawarkan tahapan manfaat pendidikan bagi penerima
hibah (anak) mulai saat masuk TK, SD, SMP, SMA sampai dengan Perguruan
Tinggi. Perlakuan akuntansi pada produk Takaful Pendidikan untuk premi dana
peserta dialokasikan pada rekening dana pemegang polis unit link (tabungan
peserta) dan rekening kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’), untuk
bagi hasil dibagikan sesuai dengan skim bagi hasil dan dicatat dalam rekening
dana pemegang polis unit link (bagi hasil), untuk klaim pengakuan dua tahun
hanya terdiri dari klaim nilai tunai dan klaim meninggal dunia, dimana masing-
masing jenis klaim tersebut akan mempengaruhi tahapan manfaat yang akan
diterima peserta, dan untuk pengelolaan dana tabarru’ dialokasikan pada rekening
kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’).
Kata Kunci : Takaful Pendidikan, Premi, Bagi hasil, Klaim, Dana Tabarru
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi dan tolong-
menolong diantara sejumlah pihak melalui dana investasi dalam bentuk aset atau
tabarru’, menjalankan aktivitas usahanya berdasarkan pada prinsip syariah.
Dalam memberikan perlindungan tersebut asuransi syariah melarang adanya riba,
gharar, dan maysir.
Asuransi syariah merupakan alternatif dalam memberikan perlindungan
kepada masyarakat sebagai pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan
timbulnya kerugian atas suatu peristiwa yang tidak dapat diketahui datangnya,
seperti kecalakaan atau meninggal dunia.
PT Asuransi Takaful Keluarga merupakan perusahaan operasional PT
Syarikat Takaful Indonesia yang didirikan pada tahun 1994 yang menjalankan
aktivitas usahanya berdasarkan prinsip syariah.
Asuransi pendidikan adalah salah satu produk utama dari PT Asuransi
Takaful Keluarga. Asuransi pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga
disebut juga dengan Takaful Pendidikan. Takaful Pendidikan merupakan salah
satu produk individual yang mengandung unsur saving (tabungan) dan merupakan
produk yang menawarkan tahapan manfaat pendidikan bagi penerima hibah
(anak) mulai dini hinga dewasa (perguruan tinggi). PT Asuransi Takaful Keluarga
memiliki 2 jenis produk Takaful Pendidikan yaitu takafulink salam cendekia dan
takaful pendidikan fulnandi. Takafulink salam cendekia merupakan produk
1
2
modern dana pendidikan yang fleksibel melalui program investasi, dan takaful
pendidikan fulnandi merupakan dana pendidikan yang terjadwal tidak melalui
program investasi. (www.takaful.co.id)
Dana peserta dalam produk takaful pendidikan akan kedalam dua
rekening, yaitu rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan
rekening kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru). Dana peserta
diinvestasikan ke lembaga-lembaga syariah dan hasil investasinya akan dibagi
sesuai dengan skim bagi hasil (mudharabah) antara peserta dan pihak asuransi
sesuai dengan kesepakatan bersama. Dana ysng terkumpul dari peserta merupakan
milik peserta, pihak asuransi hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam
mengelola dana tersebut sedangkan untuk rekening kewajiban manfaat polis masa
depan (dana tabarru’) akan digunakan sebagai sumber untuk pembayaran klaim
apabila diantara peserta ada yang mengalami musibah, dan dari dana peserta juga
akan digunakan untuk membayar biaya pengelolaan kepada pihak asuransi.
Berdasarkan PSAK No. 108 tentang asuransi syariah dana peserta adalah
semua dana milik peserta secara individual dan kolektif berupa dana tabarru’ dan
dana investasi. Dana Peserta dalam Asuransi Syariah merupakan kumpulan dana
dari setiap premi yang dibayarkan oleh para peserta. Dana ini diperuntukkan
untuk dana tolong-menolong dan juga diinvestasikan untuk pengembangan
kumpulan dana peserta. (Abdul Ghoni:2007).
Akuntansi dana peserta sangat dibutuhkan terutama dalam
menginformasikan setiap transaksi yang berkaitan dengan dana peserta, informasi
tersebut dibutuhkan oleh pihak intern, seperti manajemen untuk pengambilan
3
keputusan. Guna untuk memenuhi tujuan tersebut maka pencatatan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan harus disusun dan disajikan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum.
Sejak tahun 2015 terjadi perubahan kebijakan transaksi dana peserta
terkait biaya administrasi yang pada sebelumnya tidak terdapat pembayaran
administrasi bulanan pada produk Takaful Pendidikan Fulnadi, sehingga sekarang
terkait regulasi OJK tentang Asuransi Syariah kebijakan baru yang ditetapkan
pada tahun 2015 oleh pihak Takaful Keluarga sehingga terdapat biaya
administrasi bulanan polis yang berpengaruh mengurangi pada premi/kontribusi
peserta bayarkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk
melakukan penelaahan lebih lanjut melalui penelitian dengan judul “Perlakuan
Akuntansi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Pada PT Asuransi Takaful
Keluarga Cabang Banjarmasin”.
4
B. Permasalahan
Berdasarkan Uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
permasalahan yang ingin diteliti adalah :
1. Bagaimana Kebijakan Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan pada PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
2. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan
pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas, maka penulis membatasi masalah hanya
pada regulasi OJK tentang asuransi syariah terkait kebijakan premi, kebijakan
bagi hasil, kebijakan klaim, dan kebijakan pengelolaan dana tabarru’ dan
akuntansi dana peserta yang meliputi pengakuan, pengukuran, penyajiannya
dalam laporan keuangan tahun 2016 dan 2017.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kebijakan tranksaksi dana peserta produk Takaful
Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi dana peserta produk Takaful
Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
5
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis mengenai
perlakuan akuntansi transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan, dapat
menambah pengetahuan-pengetahuan istilah-istilah dalam asuransi syariah
serta mempraktekkan ilmu yang diperoleh selama kuliah..
2. Dapat menjadi referensi dan informasi tambahan tentang transaksi dana
peserta produk Takaful Pendidikan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Akuntansi Syariah
Sofniyah Ghufron (2005: 53) dalam buku Konsep Implementasi
Bank Syariah menjelaskan :
“Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi,
pendataan, dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait
dengan tranksaksi keuangan sebagai bahan informasi dalam
mengambil keputusan ekonomi berdasarkan prinsip akad-akad syariah,
yaitu tidak mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir, gharar,
barang yang diharamkan dan membahayakan”.
Muhammad (2005: 268) dalam buku Pengantar Akuntansi Syariah
menjelaskan bahwa :
“Akuntansi Syariah adalah akuntansi yang dikembangkan bukan hanya
dengan cara menambahkan apa yang kurang dalam akuntansi
konvensional, akan tetapi merupakan pengembangan filosofis terhadap
nilai-nilai Al-Qu’an yang diturunkan ke dalam pemikiran teoritis dan
teknis akuntansi”.
Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theori (AICPA)
menjelakan bahwa:
“Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan
menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal
6
7
pertimbingan untuk mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.
Muhammad Syakir Sula (2004: 385)
Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theori (AICPA)
menjelakan bahwa:
“Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi, dan meringkas
dengan cara-cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan
kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk
penafsiran hasil-hasilnya”. Muhammad Syakir Sula (2004: 385)
2. Prinsip-prinsip Akuntansi Syariah
Konsep Sistem Operasional menjelaskan bahwa prinsip dasar dan
utama yang menjadi pegangan dalam akuntansi syariah adalah prinsip
adil, transparan, dan jujur. Prinsip-prinsip ini dapat mencegah
terjadinya rekayasa dan kecurangan serta penzaliman terhadap hak-hak
peserta. (Muhammad Syakir Sula, 2004:30)
Selain itu ada beberapa prinsip dasar yang harus menjadi pegangan
bagi seorang akuntan terutama dalam menyusun laporan keuangan.
Prinsip-prinsip tersebut yaitu :
a. Amanah, yaitu dalam menyiapkan laporan hitungan akhir dan
neraca keuangan sesorang harus bersifat amanah dalam semua
informasi dan keterangan yang diungkapkannya.
b. Mishdaqiah, yaitu sesuai dengan realitas.
c. Diqqah, yaitu cermat dan sempurna.
d. Tauqit, yaitu penjadwalan yang tepat.
8
e. Adil dan netral, yaitu dalam meyiapkan laporan keuangan haruslah
bersikap adil atas prinsip kebenaran, kejujuran, dan kemaslahatan.
f. Tibyan, yaitu transparansi dalam penyajian data-data yang jelas
dan akurat.
Muhammad (2005: 268) dalam buku Pengantar Akuntansi Syariah
menjelaskan bahwa akuntansi syariah juga memiliki tiga prinsip dasar
yang universal dalam operasionalnya, yaitu ; prinsip
pertanggungjawaban, prinsip keadilan, dan prinsip kebenaran.
3. Konsep Umum Asuransi Syariah
a) Praktik Awal Asuransi Syariah
Menurut Billah (2010) praktik asuransi sudah dikenal
sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW. Banyak aspek dalam
syariah Islam yang sesungguhnya menunjukan kebutuhan umat
terhadap adanya asuransi, bahkan hal ini secara lebih jelas
tergambar pula konstitusi pertama Madinah yang disusun oleh
Nabi Muhammad SAW. Tidak lama setelah hijrah pada tahun 622
Masehi. Konstitusi yag dikenal sebagai Piagam Madinah ini
diperuntukan bagi seluruh penduduk Madinah, baik Muslim
Muhajirin, Ansar, yang mana Nabi Muhhamad SAW,
memperkenalkan konsep asuransi sosial yang tercermin dalam
beberapa pasal berikut:
Praktik al-diyah sebagaimana terdapat pada Pasal 3 Piagam
Madinah yang menyatakan bahwa: “Kaum Muhajirin dari Suku
9
Quraisy akan bertanggung jawab atas perkataan mereka dan akan
membayar uang darah dalam bentuk kerjasama mereka”.
Demikian pula kelompok Bani Auf, Bani Harits, dan beberapa
suku lainnya yang hidup di Madinah memiliki kewajiban yang
sama.
Pelaksanaan asuransi sosial seperti yang tercantum pada Pasal 4-
20a bahwa: “Masyarakat bertanggung jawab untuk membentuk
sebuah usaha bersama melalui prinsip saling kesepahaman dalam
menyediakan bantuan dan pertolongan yang diperlukan bagi
orang-orang yang membutuhkan, sakit, dan miskin.” Khalifah
Umar bin Khattab pada periode kepemimipinannya juga
mendorong konsep aqilah secara nasional.
Banyak berpendapat bahwa konsep awal asuransi pada
jaman Rasulullah SAW ditandai dengan adanya sistem aqialah.
Sistem aqilah merupakan sistem menghimpun anggota untuk
menyumbang dalam suatu tabungan bersama yang dikenal sebagai
“kunz”, tabungan ini bertujuan untuk memberikan pertolongan
kepada keluarga korban yang terbunuh secara tidak sengaja dan
juga untuk membebaskan hamba sahaya. (Sulaeman Faruk, S.Hi,
Sejarah, Hukum, dan Perkembangan Lembaga Asuransi)
Pada abad ke-19, Ibn Abidin mendiskusikan ide asuransi
dan dasar hukumnya. Beliau melihat asuransi sebagai lembaga
resmi yang kemudian idenya ini menginspirasi lebih banyak
10
muslim untuk mendirikan perusahaan asuransi sendiri dan tidak
hanya membelinya dari perusahaan asing. Pada abad ke-20,
Muhammad Abduh mengeluarkan dua fatwa di antara tahun 1900-
1901 M yang melegalkan praktik asuransi. Beliau menggunakan
akad mudharbah sebagai landasannya dan melegitimasi model
transaksi yang sama dengan wakaf asuransi jiwa. Ai Nur Bayinah
et.al (2017:21)
b) Pengertian Asuransi Syariah
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) menjelaskan bahwa :
Asuransi syariah sebagai ta’min, takaful, dan tadhamun, yaitu
usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menhadapi risiko
tertentu melalui akad (perikatan) yang seseuai dengan syariah.
Muhammad Syakir Sula (2004: 30)
Pengertian asuransi dalam konteks perusahaan asuransi
menurut syariah atau asuransi Islam secara umum sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan asuransi konvensional, karena mempunyai
persamaan yaitu perusahaan asuransi hanya berfungsi sebagai
fasilitator hubungan struktural antara peserta penyetor premi
(penanggung) dengan peserta penerima pembayaran klaim
(tertanggung). Secara umum asuransi Islam atau sering disebut
11
dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip
operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu
kepada Al-Qur’an dan As-Sunah. (Gemala Dewi, 2007:137)
c) Aktivitas Utama Asuransi Syariah
Suatu akad dalam berasuransi syariah harus memenuhi
ketentuan terkait hak dan kewajiban antara peserta dan perusahaan,
cara dan waktu pembayaran kontribusi, jenis akad, serta kerjasama
antara pengelolaan akad yang bersifat hibah (tabarru’) sdan
komersial (tijari). Dalam hal mekanisme asuransi syariah
mencakup underwriting, polis asuransi, premi (kontribusi) yang
terdiri dari tabungan, tabarru’, dan biaya, pengelolaan dana
asuransi dan investasinya, klaim, dan penutupan asuransi. Ai Nur
Bayinah et.al (2017:23)
Semenetara secra teknis menurut Billah (2010) dalam
model asuransi jiwa dalam Islam, pihak tertanggung tidaklah
dianggap sebgai penerimana mutlak melainkan sebagai pihak yang
diserahi amanat sesuai ketentuan dalam polis dan menyerahkannya
kepada ahli waris resmi sesuai dengan prinsip waris dalam Islam
an wasiat sebelumnya.
Takaful beroperasional bukan hanya untuk memastikan
kemungkinan keuntungan dari risiko dari kumpulan dana yang
diinvestasikan. Tugasnya adalah memastikan untuk membayar
kerugian yang timbul karena kejadian yang dijaminkan, baik
12
karena kematian atau musibah lainnya. Komponen inti dari takaful
adalah kontrak penggantian kerugian. Ai Nur Bayinah et.al
(2017:24)
Berdasarkan PMK No. 18/PMK.010/2010 prinsip dasar
penyelenggaraan usaha asuransi diantaranya; adanya kesepakatan
tolong-menolong (ta’awun) dan saling menanggung (takaful)
diantara para peserta, perusahaan bertindak sebagai pengelolaan
dana tabarru’, dan dipenuhi prinsip keadilam, dapat dipercaya,
keseimbangan, kemaslahatan, dan keuniversalan.
d) Fungsi dan Tujuan Asuransi Syariah
Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku
Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional menjelaskan bahwa perkembangan ekonomi dan
asuransi syariah mengemban visi dan misi antara lain :
1) Misi Aqidah
Kegiatan yang berhubungan dengan asuransi seperti cara
memperoleh dana bahkan memanfaatkannya harus dilakukan
dengan prinsip dan tujuan ilahi.
2) Misi Ibadah (Ta’awun)
Merupakan asuransi yang bertumpu pada konsep tolong
menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan dan perlindungan
13
(at-ta’min), juga menjadikan semua peserta sebagai keluarga
besar yang saling menanggung.
3) Misi Iqhtishodi (Ekonomi)
Merupakan konsep ekonomi syari’ah umumnya dan konsep
asuransi syari’ah secara khususnya adalah konsep ekonomi
yang berkeadilan dan tidak menzalimi satu terhadap yang
lainnya.
4) Misi Pemberdayaan Umat (Sosial)
Sebagaimana misi yang diemban asuransi umumnya, pada
asuransi syari’ah misi mengemban beban sosial terasa lebih
melekat pada dirinya, melalui produk-produk yang khusus
dirancang untuk lebih mengarah kepada kepentingan sosial dan
pemberdayaan umat dari pada kepentingan komersial.
4. Sistem Operasional Asuransi Syariah
a) Akad
Akad dalam bahasa Arab yang disebut al’aqd yang berarti
perikatan, perjanjian, dan pemufakatan al-ittifaq. Akad yang sesuai
dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar
(ketidakjelasan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan masksiat. Muhammad Syakir
Sula (2004: 38)
14
Abdul Ghoni (2007: 5-6) dalam buku Akuntansi Asuransi
Syariah Antara Teori dan Praktik menjelaskan bahwa akad yang
bisa digunakan dalam asuransi syariah ada dua, yaitu :
1) Akad Tabarru’
Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan
dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong, bukan semata
untuk tujuan komersial, berarti peserta asuransi telah
melakukan persetujuan dan perjanjian dengan perusahaan
asuransi (sebagai lembaga pengelola) dimana peserta
menyerahkan sejumlah dana premi ke perusahaan agar dikelola
dan manfaatkan untuk membantu peserta lain yang mengalami
musibah.
Berdasarkan PMK No. 18/PMK.010/2010 yaitu, akad
tabarru’ tidak dapat diubah menjadi akad tijarah. Akad ini
wajib memuat sekurang-kurangnya; hak dan kewajiban peserta
secara kolektif dalam kelompok, cara dan waktu pembayaran
kontribusi dan santunan/klaim, ketentuan terkait boleh atau
tidaknya kontribusi ditarik kembali oleh peserta apabila terjadi
pembatalan oleh peserta, ketentuan terkait alternatif dan
persentase pembagian surplus underwriting, dan ketentua-
ketentuan lain yang disepakati.
15
2) Akad Tijarah
Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan
untuk tujuan komersial. Yang dimaksud dengan akad tijarah
disini adalah akad mudharabah. Akad mudharabah dalam
asuransi syariah adalah akad kerjasama antara dua pihak
dimana pihak pertama, yaitu peserta bertindak sebagai shahibul
maal (pemilik dana) sedangkan pihak kedua, yaitu pihak
asuransi bertindak sebagai mudharib (pengelola).
b) Konsep Tabarru’ Dalam Asuransi Syariah
Tabarru’ berasal dari kata tabarra`a, yatabarra`u,
tabarru`an, artinya sumbangan, hibah, dana kebajikan atau derma.
Orang yang memberi sumbangan disebut mutabarri` (dermawan).
Tabarru` (hibah) merupakan pemberian sukarela seseorang kepada
orang lain, tanpa ganti rugi, yang mengakibatkan berpindahnya
pemilikan harta itu dari pemberi kepada orang yang diberi. Jumhur
ulama mendefinisikan tabarru` (hibah/pemberian) dengan: “Akad
yang mengakibatkan pemilikan harta, tanpa ganti rugi, yang
dilakukan seseorang dalam keadaan hidup kepada orang lain secara
sukarela. (Nurul Huda, 2010:64)
Nilai tabarru’ (dana kebajikan) dalam akad asuransi
syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara`
dalam melepaskan diri dari praktek gharar yang diharamkan oleh
Allah SWT. Asuransi berdasarkan prinsip syariah adalah usaha
16
saling tolong menolong (ta’awuni) dan melindungi (takaful) di
antara para peserta melalui pembentukan kumpulan dana (Dana
Tabarru’) yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk menghadapi
resiko tertentu. (Nurul Huda, 2010:64)
Beberapa hal yang dapat digaris bawahi berkaitan dengan
definisi takaful di atas adalah : a) Usaha saling tolong menolong
dan saling melindungi di antara para peserta takaful, b) Para
peserta takaful melakukan pembentukan kumpulan dana yang
disebut dengan dana tabarru’, c) dana tabarru dikelola sesuai
dengan prinsip syariah, d) Pengelolaan dana tabarru dimaksudkan
untuk persiapan apabila terjadi risiko diantara para peserta takaful.
Ai Nur Bayinah et.al (2017:32) dalam buku Akuntansi
Asuransi Syariah menjelaskan: Tabarru’ secara bahasa berarti
bersedekah, dalam arti yang lebih luas yaitu melakukan kebaikan
berupa syarat. Adapun secara istilah, tabarru’ diartikan
mengerahkan segala upaya untuk memberikan harta atau manfaat
kepada orang lain, baik secara langsung maupun nanti dimasa
depan yang akan datang tanpa adanya kompensasi dengan tujuan
kebaikan dan perbuatan ihsan (Fiqh al Muamalah, Al-Shakhr).
Tujuan tolong menolong dalam akad tabarru’ ini sangat
dianjurkan dalam syariat Islam sebagaimana firman Allah SWT.
Yang artinya. “ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
17
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada
tiap tiap butir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah ayat 261)
Ketinggian martabat orang yang membantu saudara-
saudaranya digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW yang
artinya “Barangsiapa yang memenuhi hajat saudaranya, Allah akan
memeuhi hajatnya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
Dalam akad tabarru’ yang merupakan akad hibah berlaku
ketentuan sebagai berikut. Ai Nur Bayinah et.al (2017:32)
1) Akad tabarru’ tidak mensyaratkan adanya “kepastian” dalam
waktu pembayaran, jumlah pembayaran, dan objek yang
ditransaksikan.
2) Akad tabarru’ tidak mensyaratkan kepastian mendapatkan
manfaat, ketidakpastian tentang terjadi atau tidak terjadi
musibah yang menjadi risiko peserta asuransi, tidak
menjadikan akad tabarru’ mengandung ghara,, sebagaimana
jika terjadi di akad tabaduli.
Dengan akad tabarru’ maka kondisi ketidakpastian yang
sifatnya melekat dalam asuransi tidak dibenturkan dengan syarat
dari akadnya yang menyebabkan rusak atau batalnya akad itu
sendiri secara hukum. Oleh karena tabarru’ menjadi alternatif dari
gharar, maka Fatwa DSN MUI No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang
18
tabarru’ telah mengatur hal tersebut sedemikian rupa, sehingga
akad tabarru’ merupakan akad yang harus melekat pada semua
produk asuransi, yaitu asuransi jiwa, asuransi kerugian, dan
reasuransi. Akad tabarru’ pada asuransi adalah semua bentuk akad
yang dilakukan antarpeserta atau pemegang polis dan dilakukan
dalam bentuk hibah dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong
antarpeserta, bukan untuk tujuan komersial. (Ai Nur Bayinah et.al,
2017:32)
c) Mekanisme Pengelola Risiko
Sebagaimana dijelaskan bahwa asuransi merupakan cara
mengelola risiko yaitu segala bentuk kerugian yang tidak
diharapkan, yang bertujuan untuk mengendalikan kemungkinan
kejadian buruk di masa depan.
Dalam sistem operasional asuransi syariah yang berpijak
pada akad tabarru’, premi asuransi tetap menjadi milik peserta
asuransi bukan milik perusahaan asuransi, sehingga tidak ada
perpindahan risiko dari peserta ke perusahaan asuransi (transfer of
risk) sebagaimana yang berlaku dalam sistem operasional asuransi
konvensional. Dalam asuransi syariah, peserta asuransi secara
perseorangan mengikatkan diri dengan peserta lainnya untuk saling
menanggung risiko kerugian (sharing of risk) dan para peserta
asuransi sebagai satu kesatuan memberikan wewenang kepada
19
perusahaan asuransi syariah untuk mengelola dana premi milik
peserta. Ai Nur Bayinah et.al (2017:33)
Untuk memperoleh kejelasan dalam pengelolaan dana
premi asuransi, maka premi peserta asuransi syariah
diklasifikasikan berdasarkan peruntukannya, yaitu dana tabarru’
dan dana tijari (komersial). Dana tabarru’ yang merupakan dana
untuk tolong-menolong di antara peserta asuransi dibukukan dalam
rekening khusus dana tabarru’ dan hanya boleh dugunakan untuk
hal-hal yang berkaitan dengan kepantingan nasabah, seperti klaim,
cadangan dana tabarru’, dan reasuransi syariah. Sementara dana
tijari digunakan untuk membiayai operasional perusahaan asuransi
syariah. Ai Nur Bayinah et.al (2017:33)
Konsep tabarru’ dalam asuransi syariah mengatur bahwa
dana tabarru’ tidak dapat diubah menjadi dana tijari, misalnya
untuk biaya operasional perusahaan atau diakui sebagai
keuntungan perusahaan. Kedua jenis dana ini harus dikelola secara
terpisah karena ketidakjelasan dalam pengelolaan dana akan
berdampak pada rusak dan batalnya akad dalam berasuransi.
Pengelolaan risiko dengan dana tabarru’ dapat diperluas
terkait risiko yang dikelola perusahaan asuransi yang melebihi
kapasitasnya, yaitu dengan membagi risiko kepada perusahaan
reasuransi syariah atau retakaful, sehingga risiko yang dikelola
menjadi lebih terdiversifikasi. Oleh karena itu, sebagai dana
20
tabarru’ yang dikelola perusahaan asuransi dapat juga dialokasikan
keperusahaan reasuransi syariah. Dengan penerapan sharing of risk
dan pembagian dana premi asuransi kedalam dana tabarru’ dan
dana tijari, maka transaksi asuransi syariah terhindar dari unsur
maisir atau perjudian karena tidak ada satu pihak yang
diuntungkan dengan merugikan pihak lain. (Ai Nur Bayinah et.al,
2017:34)
d) Mekanisme Pengelola Dana
Ai Nur Bayinah et.al (2017:35) dalam buku Akuntansi
Asuransi Syariah menjelaskan bahwa:
Mekanisme pengelolaan dana pada asuransi syariah, yaitu
dalam asuransi syariah para peserta asurasnsi merupakan kelompok
yang menjadi pemilik sepenuhnya dana premi (shohibul mal),
sementara perusahaan asuransi berperan sebagai pemegang amanah
(mudharib) yang mengelola dana peserta asuransi dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah bagi hasil yang
disepakati.mekanisme seperti ini lebih dekat kepada unsur keadilan
yang sangat dianjurkan dalam sistem syariah. Mekanisme
pengelolaan dana pada asuransi syariah terbagi menjadi dua yaitu
sistem pada produk yang mengandur unsur tabungan dan sistem
pada produk yang tidak mengandung unsur tabungan.
1) Sistem pada Produk Saving (terdapat unsur tabungan)
21
Dalam asuransi syariah, premi yang dibayarkan oleh peserta
asuransi untuk produk asuransi yang memiliki unsur tabungan
dikelompokan ke dalam 2 rekening yang berbeda, yaitu :
a) Rekening tabungan yang merupakan milik peserta dan
dibayarkan apabila perjanjian berakhir, peserta
mengundurkan diri atau peserta meninggal dunia.
b) Rekening tabarru’, yaitu kumpulan dana yang dimaksudkan
untuk saling membantu dan saling menanggung di antara
peserta dan dibayarkan apabila peserta meninggal dunia
atau perjanjian telah berakhir (yaitu bila terdapat surplus
dana tabarru’).
Sistem ini merupakan implementasi dari akad takaful dan
akad mudharabah yang menghindarkan asuransi syariah dari
unsur gharar dan maisir. Dana milik peserta ini selanjutnya
diinvestasikan ke dalam instrumen investasi yang sesuai
dengan syariah dan hasil investasi setelah dikurangi beban
klaim asuransi dan premi reasuransi akan dibagi menurut
prinsip mudharabah antara peserta dan perusahaan asuransi.
2) Sistem pada Produk Non Saving (tidak terdapat unsur tabungan)
Pada produk yang tidak memiliki unsur tabungan, premi
yang diterima dari peserta asuransi dimasukkan kedalam
rekening tabarru’ dan dibayarkan apabila peserta meninggal
dunia atau saat perjanjian telah berakhir, apabila terdapat
22
surplus dana. Perusahaan asurasi dapat mengelola dana
tabarru’ dan dana tabungan milik peserta berdasarkan konsep
bagi hasil dengan menempatkan dana-dana tersebut pada
instrumen investasi berbasis syariah. Beberapa pilihan investasi
syariah diantaranya ada di Bank Syariah, Obligasi Syariah,
Pasar Modal Syariah, Leasing Syariah, dan instrumen bisnis
syariah lainnya yang sesuai dengan akad-akad syariah. Dengan
demikian diharapkan dana tabarru’ dan dana tabungan peserta
bertambah dan mencukupi untuk pembayaran klaim dari
peserta. Selain itu dana peserta juga diharapkan berkembang
sesuai dengan perencanaan investasinya.
5. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) 108
a. Ruang lingkup dalam PSAK 108 ini mencakup :
1) Diterapkan untuk transaksi asuransi syariah, yaitu transaksi
yang terkait dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau
defisit underwriting, penyisihan teknis, dan cadangan dana
tabarru’.
2) Diterapkan untuk entitas asuransi syariah sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari asuransi umum
syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, dan unit
usaha syariah dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional.
b. Berikut hal-hal yang berlaku terkait pengakuan awal berdasarkan
PSAK 108
23
1) Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian dana tabarru’
dalam dana peserta.
2) Bagian pembayaran dari peserta untuk investasi diakui sebagai:
(1) Dana syirkah temporer jika menggunakan aka mudharabah
atau mudharabah musytarakah dan (2) Kewajiban jika
menggunakan akad wakalah.
3) Pada saat entitas pengelolaan menyalurkan dana investasi yang
menggunakan akad wakalah bil ujrah.
4) Bagian kontribusi untuk fee (ujrah) diakui sebagai pendapatan
dalam laporan laba rugi dan menjadi beban dalam laporan
surplus defisit underwriting dana tabarru’
c. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
1) Surplus defisit underwriting dana tabarru’
Penetapan besarnya pembagian suplus underwriting dana
tabarru’ dalam PSAK 108 sama dengan yang tertera dalam
PMK No. 18/PMK.010/2010, yakni: (a) seluruh surplus sebagai
cadangan dana tabarru’, (b) sebagian sebagai cadangan dana
tabarru’, dan sebaian lainnya didistribusikan ke peserta, (c)
sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, sebagian
didistribusikan ke peserta, sementara sebagian laiinya
didistribusikan ke entitas pengelola.
Bagian suplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan ke peserta dan bagian surplus underwriting
24
dana tabarru’ yang didistribusikan ke entitas pengelola diakui
sebagai pengurang surplus dalam laporan perubahan dana
tabarru’. Surplus underwriting dana tabarru’ yang diterima
entitas pengelola diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba
rugi dan surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepeserta diakui sebagai liabilitas dalam
laporan posisi keuangan.
Apabila terjadi defisit underwriting dana tabarru’, maka
entitas pengelola wajib menutupi kekurangan tersebut dalam
bentuk pinjaman (qardh). Pengembalian qardh tersebut ke
entitas pengelola berasal dari surpkus dana tabarru’ periode
yang akan datang. Pinjaman qardh dalam laporan posisi
keuangan dan pendapatan dalam laporan surplus underwriting
dana tabarru’ diakui pada saat entitas pengelola menyalurkan
dana talangan sebesar jumlah yang disalurkan.
2) Penyisihan teknis (technical provision)
Penyisahan teknis diakui pada saat akhir periode pelaporan
sebagai beban dalam laporan surplus underwriting dana
tabarru’. Penyisihan teknis diukur dengan: (a) penyisihan
kontribusi yang belum menjadi hak, yang dihitung
menggunakan metode yang berlaku dalam industri
perasuransian, (b) klaim yang masih dalam proses diukur
sebesar jumlah estimasi klaim yang masih dalam proses oleh
25
entitas pengelola. Jumlah estimasi tersebut harus memadai agar
mampu memenuhi klaim yang terjadi dan dilaporkan sampai
dengan akhir periode pelaporan, setelah mengurangkan bagian
reasuransi dan klaim yang telah dibayarkan, (c) klaim yang
terjadi tetapi belum dilaporkan diukur sebesar jumlah estimasi
klaim yang diekspektasikan akan dibayarkan pada tanggal
neraca berdasarkan pengalaman masa lalu yang terkait dengan
klaim paling kini yang dilaporkan dan metode statistik.
3) Cadangan dana tabarru’
Cadangan dana tabarru’ digunakan untuk menutup defisit yang
mungkin akan terjadi di periode mendatang.
Cadangan dana tabarru’ diakui pada saat dibentuk sebesar
jumlah yang dianggap mencerminkan kehati-hatian agar
mencapai tujuan pembentukannya yang mana bersumber dari
surplus underwriting dana tabarru’. Pada akhir periode
pelaporan, jumlah yang diperlukan untuk mencapai saldo
cadangan dana tabarru’ diperlukan sebagai penyesuaian atas
surplus underwriting dana tabarru’.
d. Penyajian
Dalam penyajiannya, PSAK 108 mengatur:
1) Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan kepeserta disajikan secara terpisah pada pos-pos
bagian surplus underwriting dana tabarru’ yang didistribusikan
26
ke peserta dan bagian surplus yang didistribusikan ke entitas
pengelola disajikan secara terpisah pada pos “bagian surpuls
underwriting dan dana tabarru’ yang didistribusikan ke
pengelola” dalam laporan perubahan dana tabarru’.
2) Penyisihan teknis disajikan secara terpisah pada liabilitas
dalam laporan posisi keuangan.
3) Dana tabarru’ disajikan sebagai dana peserta yang terpisah dari
liabilitas dan ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
4) Cadangan dana tabarru’ disajikan secara terpisah pada laporan
perubahan dana tabarru’.
e. Pengungkapan
Dalam pengungkapannya, PSAK 108 mengatur:
1) Entitas pengelola mengungkapkan terkait kontribusi, mencakup
tetapi tidak terbatas pada :
a) Kebijakan akuntansi : kontribusi yang diterima dan
perubahannya dan pembatalan polis asuransi dan
konsekuensinya.
b) Piutang kontribusi dari peserta, entitas asuransi, dan
reasuransi.
c) Rincian kontribusi berdasarkan jenis asuransi.
d) Jumlah dana persentase komponen kontribusi untuk bagian
risiko dan ujrah dari total kontribusi per jenis asuransi.
27
e) Kebijakan perlakuan surplus atau defisit underwriting dana
tabarru’.
f) Jumlah pinjaman (qardh) untuk menutup defisit
underwriting (jika ada).
2) Entitas pengelola mengungkapkan terkait dengan dana
investasi, mencakup tetapi tidak terbatas pada:
a) Kebijakan akuntansi untuk pengelolaan dana investasi yang
berasal dari peserta.
b) Rincian jumlah dana investasi berdasarkan akad yang
digunakan dalam pengumpulan dan pengelolaan dana
investasi.
3) Entitas pengelola mengungkapkan terkait penyisihan teknis
mencakup tetapi tidak terbatas pada : Jenis penyisihan teknis
(saldo awal, jumlah yang ditambahkan, dan digunakan selama
periode berjalan, dan saldo akhir).
4) Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkait cadangan dana
tabarru’, mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a) Dasar yag digunakan dalam penentuan dan pengukuran
cadangan dana tabarru’.
b) Perubahan cadangan dana tabarru’ per jenis tujuan
pencadangannya (saldo awal, jumlah yang ditambahkan,
dan digunakan selama periode berjalan, dan saldo akhir)
28
c) Pihak yang menerima pengalihan saldo cadangan dana
tabarru’ jika terjadi likuidasi atas produk atau entitas.
d) Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuan distribusi
surplus underwriting.
5) Entitas pengelola mengungkapkan aset dan liabilitas terkait
dana tabarru’.
6. Pengertian Dana Peserta Dalam Asuransi Syariah
Dana peserta dalam asuransi syariah merupakan kumpulan
dana dari setiap premi yang dibayarkan oleh para peserta asuransi
syariah. Dana ini diperuntukan untuk dana tolong-menolong dan
juga diinvestasikan untuk pengembangan kumpulan dana peserta.
Dan dari bagian dana peserta tersebut juga akan digunakan untuk
membayar biaya pengelolaan kepada pihak asuransi. Secara umum
transaksi yang berkaitan dengan dana peserta terdiri dari saat
penerimaan premi dari peserta, bagi hasil kepada peserta, dan
pembayaran klaim kepada peserta. Abdul Ghoni (2007: 79-98)
Berdasarkan PSAK No. 108 dana peserta adalah semua
dana milik peserta secara individual dan kolektif berupa dana
tabarru’ dan dana investasi. Dana peserta dalam asuransi syariah
terdiri dari rekening dana tabarru’ dan rekening tabungan peserta
untuk produk yang mengandung unsur saving serta hanya terdiri
dari rekening dana tabarru’ saja untuk produk yang mengandung
unsur non-saving. Kemudian dana peserta tersebut akan dikelola
29
oleh pihak asuransi untuk diinvestasikan ke lembaga-lembaga
syariah, hasil investasi yang diperoleh tersebut akan dibagi sesuai
dengan skim bagi hasil (mudharabah) yang telah disepakati diawal
perjanjian, yaitu antara pihak asuransi dengan peserta. Dana
peserta adalah semua dana milik peserta secara individual dan
kolektif berupa dana tabarru’ dan dana investasi.
Bedasarkan Fatwa No. 21/DSN-MUI/X/2001, dana peserta
adalah kumpulan dana kontribusi dari para peserta yang
diperuntukkan sebagai dana tolong-menolong sesama peserta.
Kontribusi adalah istilah untuk premi yang dibayarkan oleh
peserta/nasabah ke perusahaan asuransi syariah sebagai pengelola.
Kontribusi yang dibayarkan mencakup dana tabarru’ (dana sosial)
dan dana fee (ujrah) yang diberikan ke perusahaan untuk
mengelola dana dan risiko dari kumpulan dana nasbah. Dalam
produk asuransi jiw syariah dengan produk tabungan (saving),
selain dana tabarru’ dan dana fee (ujrah), dana kontribusi tersebut
juga dapat mencakup dana tabungan atau dana investasi. Dana
tabarru’ merupakan komponen utama kontribusi yang dibayarkan
nasabah, yang selanjutnya akan dikelola perusahaan sebagai dana
tolong-menolong antarsesama nasabah. Pembayarannya ke nasabah
yang tertimpa musibah diwakilkan oleh perusahaan. Dana peserta
tersebut secara teknis digunakan untuk klaim, premi/kontribusi
30
reasuransi, fee (ujrah) untuk pengelola, dan penyisihan teknik. (Ai
Nur Bayinah et.al, 2017:94)
7. Akuntansi Dana Peserta
Ai Nur Bayinah et.al (2017: 98-108) dalam buku Akuntansi
Asuransi Syariah menjelaskan :
a. Transaksi Dana Peserta
Transaksi dana peserta adalah seluruh transaksi yang terkait
dengan dana kontribusi yang telah dibayarkan oleh peserta dan
dianggap sebagai transaksi dana peserta karena transaksi-transaki
yang dimaksud akan memengaruhi kumpulan dana peserta dalam
satu periode. Hal yang perlu diperhatikan kalau peserta secara
kolektif bukan peserta secara individu. Dalam transaksi normal,
berikut transaksi-transaki yang dikategorikan sebagai dana peserta,
yaitu; Kontribusi, tabarru’, investasi, fee (ujrah) yang dibayarkan,
kontribusi reasuransi, fee (ujrah) reasuransi yang diterima, surplus
reasuransi, klaim, klaim reasuransi, penyisihan teknik, hasil
investasi dan bagi hasil dana peserta, surplus (defisit) dana peserta,
cadangan ekuitas dana peserta (reserves), distribusi surplus
underwriting.
b. Transaksi Kontribusi
Berdasarkan PSAK 108 dan FAS No. 19, kontribusi adalah
jumlah bruto yang menjadi kewajiban peserta untuk mendapatkan
bagian risiko dan membayarkan fee (ujrah) untuk pengelola.
31
Kontribusi adalah premi dalam istilah asuransi konvensional.
Jumlah dana yang dibayarkan diperuntukkan bagi pengelolaan
risiko dan fee (ujrah) untuk pengelola (perusahaan) sebagai
kompensasi upaya pengelolaan risiko. Bagian pengelolaan risiko
atau disebut juga dana tabarru’ (dana sosial) digunakan untuk
pembayaran klaim, pembayaran biaya reasuransi, dan
pembentukan penyisihan. Sementara fee (ujrah) akan diakui
sebagai pendapatan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas
operasional perlakuan akuntansi untuk transaksi kontribusi diatur
dalam PSAK 108, FAS No. 19, dan Fatwa DSN No 21, 52, dan 53.
1) Pengakuan dan Pengukuran
Kontribusi secara sederhana dapat berupa dana tabarru’ dan
dana fee (ujrah). Berdasarkan PSAK 108 paragraf 14
disebutkan bahwa “kontribusi dari peserta diakui sebagai
bagian dari dana tabarru’ dalam dana peserta.” Paragraf ini
menjelaskan kalau kontribusi atau premi bukanlah pendapatan
atau milik pengelola seperti dalam asuransi konvensional, akan
tetapi kontribusi adalah milik peserta secara kolektif yang mana
salah satu bagian/komponen utamanya adalah dana tabarru’.
Akumulasi dana tabarru’ milik peserta secara kolektif tersebut
juga dapat bertambah dari hasil investasi dana tabarru’ yang
dikelola pengelola sebelum pembayaran klaim dan bertambah
32
dari akumulasi cadangan surplus underwriting dana tabarru’ di
akhir periode.
2) Penyajian
Penerimaan kontribusi dana tabarru’ disajikan dalam Laporan
Surplus Defisit Underwriting, sementara dana tabarru’ dan
bagian kontribusi untuk fee (ujrah) masing-masing disajikan
dalam laporan surplus defisit underwriting dan laporan laba
rugi.
c. Transaksi Tabarru’
Dana tabarru’ merupakan dana yang menjadi bagian dari
kontribusi/premi untuk risiko. Dana tabarru’ adalah komponen
utama kontribusi yang mencerminkan karakteristik transaksi
asuransi syariah. Dana tabarru’ merupakan bagian dari dana sosial
yang dihibahkan oleh setiap peserta/nasabah untuk dana tolong-
menolong dalam aktivitas pembagian risiko (sharing of risk)
antarsesama peserta/nasabah. Akumulasi dana tabarru’ ini akan
dipergunakan sebagai sumber dana utama pembayaran klaim.
“sederhanya, dana tabarru’ adalah kontribusi setelah dikurangi fee
(ujrah).
d. Transaksi Investasi
Investasi sebagai transaksi dana peserta adalah bagian dana
investasi (tabungan) dari dana kontribusi yang dibayarkan nasabah.
Dana investasi ini merupakan dana yang akan dikembalikan
33
kepeserta ditambah dengan bagi hasil dari keuntungan investasi.
Berdasarkan PSAK 108 pargaraf 17 disebutkan bahwa bagian
pembayran dari peserta untuk investasi diakui sebagai; (a) dana
syirkah temporer, jika menggunakan akad mudharabah atau
mudhrabah musytarakah dana atau (b) kewajiban, jika
menggunakan akad wakalah. Pargaraf ini menjelaskan bahwa
bagian investasi dalam kontribusi dapat menggunakan salah satu
dari dua akad, yaitu akad bagi hasil seperti mudhrabah dan
mudharabah musytarakah, serta akad wakalah (perwakilan). Jikan
menggunakan akad bagi hasil, maka bagian investasi tersebut
diakui dalam transaksi dana peserta sebagaimana syikah temporer.
Dana syirkah temporer adalah bagian dari akumulasi dana peserta
di laporan posisi keuangan.
e. Transaksi Fee (Ujrah) Yang Dibayarkan
Fee (ujrah) yang dibayarkan dapat disebut juga sebagai beban
fee (ujrah), yaitu bagian kontribusi yang akan dibayarkan ke
pengelola dalam bentuk fee. Pembayaran ujrah ini akan menjadi
bebean ujrah bagi akun Dana Peserta dan akan mengurangi nilai
kontribusi. Dalam fatwa DSN disebutkan kalau fee (ujrah) yang
dibayarkan adalah “biaya yang dibebankan dari dana peserta
sebagai fee pengelolaan digunakan untuk biaya operesional,
komisi, dan lain sebaginya.”
34
Dalam PSAK 108 Paragraf 20 disebutkan kalau “bagian
kontribusi untuk fee (ujrah) diakui sebagai pendapatan (bagi
pengelola) dalam laporan laba rugi dan beban (bagi peserta) dalam
laporan surplus defisit underwriting.”
f. Transaksi Klaim
Klaim adalah nilai pertanggungan yang diberikan
kepeserta/nasabah atas kerugian yang dialaminya. Pembayaran
klaim dilakukan oleh pengelola berdasarkan klausul yang
disepakati dalam polis dan hasil penyelidikan yang dilakukan atas
kerugian tersebut. Klaim diakui sebagai beban sebesar jumlah yang
diputuskan untuk dibayarkan kepeserta/nasabah setelah proses
penyelidikan klaim selesai dilakukan.
g. Transaksi Hasil Investasi dan Bagi Hasil Dana Peserta
Hasil investasi adalah hasil yang diperoleh dari dana
peserta berupa dana tabarru’ dan tabungan yang dikelola oleh
perusahaan asuransi sebagai pengelola. Dalam hal ini,
peserta/nasabah adalah pemilik dana dan perusahaan asuransi
adalah mudharib (pengelola dana). Hasil investasi dana peserta ini
akan menambah saldo akun dana peserta di laporan surplus defisit
underwriting sebelum dikurangi dengan hak pengelola sebagai
mudharib.
Hasil investasi ini merupakan jumlah bruto sebelum
dikeluarkannya hak pengelola atas hasil investasi tersebut. Hak
35
pengelola atas hasil investasi diukur berdasarkan bagi hasil
(nisbah) yang telah disepakati dan diakui sebagai pengurang hasil
investasi. Hak pengelola atas hasil investasi disajikan dalam
laporan surplus defisit underwrting sebagai bagian pengelola atas
hasil investasi.
h. Transaksi Surplus (Defisit) Dana Peserta
Surplus (defisit) dana peserta disebut juga sebagai surplus
(defisit) underwriting. Surplus (defisit) diperoleh dari dana
tabarru’ diperiode berjalan dikurangi dengan beban asuransi dan
ditambah dengan hasil investasi di akhir periode berjalan.
Sederhanya, surplus (defisit) sama seperti laba bersih pada laporan
laba rugi.
i. Transaksi Distribusi Suplus Underwriting
Bagian surplus underwriting untuk peserta dan pengelola
ini akan mengurangi surplus underwriting itu sendiri dan menjadi
beban bagi akun Dana Peserta. Bagian pengelola atas surplus
underwriting merupakan beban yang mengurangi dana peserta.
Sebaliknya, transaksi ini juga diakui pada saat bersamaan sebagai
pendapatan surplu underwriting oleh pengelola di dana pengelola
dan disajikan di Laporan Laba Rugi. Transaksi ini adalah salah
satu transaksi yang melibatkan kedua belah pihak, yakni diakui
sebagai dalam dana peserta dan diakui sebagai pendapatan dalam
dana pengelola.
36
8. Asuransi Pendidikan
a. Pengertian Asuransi Pendidikan
Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku
Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional menjelaskan bahwa asuransi pendidikan merupakan
salah satu produk individual yang mengandung unsur saving
(tabungan), artinya premi yang disetorkan akan dibagi kedalam dua
rekening, yaitu rekening tabungan peserta dan rekening dana
tabarru’.
b. Sistem Operasional Dalam Asuransi Pendidikan
1) Akad
Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku
Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional menyatakan bahwa akad yang digunakan untuk
produk-produk yang mengandung unsur saving (salah satunya
asuransi pendidikan) terdiri dari 3, yaitu :
a) Akad wakalah bil ujrah
Yaitu peserta memberikan amanah kepada pihak asuransi
untuk mengelola premi yang disetorkannya menjadi
rekening tabungan peserta dan rekening dana tabarru’.
Peserta juga bersedia untuk memberikan jasa tersebut akan
mengurangi dana di rekening tabungan peserta.
b) Akad mudharabah musyarakah
37
Yaitu peserta memberikan amanah kepada pihak asuransi
untuk menempatkan dana yang dibayarkannya dalam
program investasi dab peserta juga setuju untuk membagi
hasil investasi sesuai dengan skim bagi hasil (mudharabah)
yang telah disepakati bersama.
c) Akad tabarru’
Yaitu peserta memberikan sebagian atau seluruh premi
yang disetorkannya sebagai dana tabarru’ yang besarnya
sesuai dengan ketentuan dari pihak asuransi. Dana ini untuk
tujuan tolong-menolong diantara sesama peserta apabila
ada yang mengalami musibah.
c. Mekanisme transaksi dana peserta dalam asuransi pendidikan
1. Premi
Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326) dalam buku
Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional menjelaskan bahwa asuransi pendidikan
merupakan produk asuransi yang mengandung unsur saving
(tabungan) sehingga setiap premi yang dibayarkan oleh peserta
ke dalam perusahaan asuransi syariah langsung dibagikan ke
dalam dua rekening, yaitu : rekening tabungan peserta,
rekening dana tabarru’.
a) Rekening tabungan peserta
38
Rekening tabungan peserta adalah kumpulan dana yang
merupkan milik peserta dan dibayarkan bila terjadi hal-hal
sebagai berikut; (1) perjanjian berakhir, (2) peserta
mengundurkan diri, (3) peserta meninggal dunia.
b) Rekening dana tabarru’
Adalah kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai
dan kebajikan (tabarru’) untuk tujuan saling membantu dan
dibayarkan bila terjadi hal, yaitu apabila diantara peserta
ada yang mengalami musibah. Seluruh dana premi asuransi
dari peserta baik itu rekening tabungan peserta maupun
rekening dana tabarru’ akan disatukan ke dalam kumpulan
dana peserta yang selanjutnya diinvestasikan secara
syariah, keuntungan yang diperoleh akan dibagikan sesuai
dengan perjanjian bagi hasil yang telah disepakati bersama
antara peserta dengan pihak asuransi, yaitu seperti bagi
hasil 70% dari keuntungan untuk peserta dan 30% untuk
pihak asuransi.
2. Bagi hasil
Konsep dan Sistem Operasional menjelaskan bahwa bagi
hasil pada asuransi pendidikan diperoleh dari hasil investasi
yang dilakukan melalui instrumen investasi yang dibenarkan
secara syariah. Bagi hasil (mudharabah) dilakukan sesuai
dengan skim bagi hasil yang telah disepakati bersama antara
39
peserta dengan pihak asuransi. Besarnya bagi hasil sangat
tergantung pada kondisi perusahaan. Semakin sehat dan besar
keuntungan investasi yang diperoleh perusahaan, maka
semakin besar pula bagi hasil yang diberikan kepada peserta.
Muhammad Syakir Sula (2004: 321-326)
3. Klaim
Amir (2007: 69-70) dalam jurnal Intekna Dasar Teori dan
Perlakuan Akuntansi Asuransi Syariah Mubarakah menjelaskan
bahwa klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan
oleh pihak asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
Didalam asuransi pendidikan, klaim yang dapat diajukan oleh
peserta terdiri dari, yaitu klaim nilai tunai dan klaim meninggal
dunia, klaim habis kontrak, dan klaim tahapan manfaat.
9. Perlakuan Akuntansi Asuransi Pendidikan
Muhammad Syakir Sula (2004: 316) dalam buku Asuransi Syariah
(Life and General): Konsep dan Sistem Operasional menjelaskan
bahwa pencatatan akuntansi pada asuransi syariah lebih cenderung
menganut cash basis dari pada accrual basis dengan pertimbangan-
pertimbangan syari’i. Juga menjelaskan bahwa ada tiga hal yang
mendasari asuransi syariah tidak menggunakan accrual basis, dan
menggunakan cash basis dalam pencatatannya, yaitu :
a. Mengandung unsur gharar, karena disana terjadi prinsip
ketidakadilan dan tidak transparansi.
40
b. Pengakuan terhadap pendapatan yang belum diterima. Cenderung
kepada sikap takabur. Memastikan sesuatu yang kepastiannya
masih meragukan.
c. Berpotensi mengurangi prinsip kehati-hatian yang berakibat pula
pada pelanggaran prinsip amanah dalam bermuamalah.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah, di dalam
PSAK tersebut mengatur tentang hal-hal yang berkaitan asuransi
jiwa (keluarga) syariah. Tetapi untuk beberapa ketentuan, asuransi
syariah bisa menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 28 Tahun 2010 tentang akuntansi kontrak
asuransi kerugian dan No. 36 Tahun 2010 tentang akuntansi
kontrak asuransi jiwa. Asuransi Pendidikan merupakan salah satu
produk dari asuransi jiwa (keluarga) sehingga perlakuan akuntansi
mengacu pada PSAK 108 khususnya yang berkaitan dengan
transaksi dana peserta asuransi jiwa (keluarga) syariah.
41
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat penelitian terdahulu yang berkenan dengan transaksi dana
peserta produk Takaful Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga :
Identifikasi
Peneliti/Aspek
Nama : Ines Saraswati Machfiroh
Nim : A04070124
Perguruang tinggi : Politeknik Negeri
Banjarmasin
1. Judul Perlakuan Akuntansi Tranksaksi Dana Peserta
Produk Takaful Pendidikan pada PT Asuransi
Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
2. Permasalahan 1. Bagaimana kebijakan transaksi dana peserta
produk Takaful Pendidikan pada PT Asuransi
Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
2. Bagaimana perlakuan akuntansi transaksi dana
peserta produk Takaful Pendidikan pada PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
3. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui kebijakan transaksi dana
peserta produk Takaful Pendidikan pada PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi
transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan
pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin.
4. Metode Penelitian Jenis dan sumber data : data kualitatif dan data
kuantitatif.
Sumber data : Data Primer dan Data Sekunder
Teknik Pengumpulan Data : Wawancara,
dokumentasi, dan studi pustaka.
Teknik analisis data : dianalisis dengan metode
deskriptif
Hasil Penelitian Hasil penelitian dengan metode analisis deskriptif
menunjukan bahwa dana peserta pada produk
Takaful Pendidikan Fulnadi sebaiknya
menyajikan pada laporan perubahan dana tabarru’
sebagaimana PSAK No. 101 khususnya untuk
entitas asuransi syariah hal ini dilakukan agar
transparan dan tidak menimbulkan gharar dalam
mengelola dana tabarru’. Saran untuk penelitian
selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang
pencatatan akuntansi dari setiap tahapan manfaat
serta pengelolaan dana tabarru’.
42
Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yaitu
pada penelitian terdahulu pencatatan akuntansinya meliputi saat
penerimaan premi, penentuan bagi hasil kepada peserta serta penentuan
klaim yang dibayar peserta pada produk Takaful Pendidikan Fulnadi yang
Data akuntansinya hanya didasarkan pada pengakuan tahun pertama yaitu
laporan keuangan tahun 2011.
Sedangkan penelitian sekarang pencatatan akuntansi nya meliputi
kebijakan premi, kebijakan bagi hasil, kebijakan klaim dan kebijakan
pengelolaan dana tabarru’ pada produk Takaful Pendidikan Fulnadi untuk
data akuntansi nya pengakuan dua tahun yaitu pada laporan keuangan
tahun 2016 dan 2017 dan Takafulink Salam Cendekian data akuntansi nya
untuk pengakuan tahun pertama yaitu pada laporan keuangan tahun 2017.
Perbedaan selanjutnya yaitu penelitian terdahulu pada tahun 2012
kebijakan transaksi minimal pembayaran premi peserta pada produk
Takaful Pendidikan Fulnadi sebesar Rp 100.000,00 per bulan dan tidak
ada pembayaran biaya administrasi bulanan polis.
Pada penelitian sekarang sejak tahun 2015 telah ditetapkan
kebijakan baru oleh pihak PT Takaful Keluarga produk Takaful
Pendidikan Fulnadi meliputi minimal nya pembayaran premi/kontribusi
peserta sebesar Rp 200.000,00 per bulan. Sejak tahun 2015 ditetapkan juga
kebijakan baru terkait regulasi OJK terdapat adanya biaya administrasi
bulanan polis sebesar Rp 15.000, per bulan yang dibebankan pada
premi/kontribusi peserta bayarkan.
43
Perbedaan selanjutnya pada penelitian terdahulu dalam produk
Takaful Pendidikan Fulnadi untuk bagi hasil investasi peserta berbanding
70%;30%. Sedangkan penelitian sekarang telah ditetapkan kebijakan baru
oleh pihak PT Takaful Keluarga bagi hasil investasi untuk peserta
berbanding 85%;15% dalam produk Takaful Pendidikan Fulnadi.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Adapun beberapa variabel yang terdapat dalam penelitian ini, sebagai
berikut :
1. Perlakuan Akuntansi transaksi dana peserta produk Takaful
Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga, meliputi ketentuan
tentang pengakuan, pengukuran, penysajian, dan pengungkapan
mengenai transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan pada PT
Asuransi Takaful Keluarga. Dana peserta meliputi premi, biaya polis,
biaya administrasi, biaya pengelolaan, bagi hasil investasi serta dana
tabarru’.
2. Dana peserta produk Takaful Penididikan pada PT Asuransi Takaful
Keluarga Cabang Banjarmasin merupakan kumpulan dana dari setiap
premi yang dibayarkan oleh para peserta produk Takaful Pendidikan
merupakan salah satu produk individual yang mengandung unsur
saving (tabungan) sehingga dana pesertanya akan dibagi ke dalam dua
rekening, yaitu rekening dana pemegang polis unit link (tabungan
peserta) dan rekeking kewajiban manfaat polis masa depan (dana
tabarru’) ini diperuntukan untuk dana tolong-menolong diantara
sesama peserta. Selain itu dari bagian dana peserta tersebut juga akan
digunakan untuk membayar biaya pengelolaan kepada pihak Takaful
Keluarga.
44
45
B. Studi Kasus
Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan studi kasus pada PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin, dimana lebih
menekankan pada kebijakan transaksi dana peserta berupa kebijakan
premi, kebijakan bagi hasil, kebijakan klaim, serta kebijakan pengelolaan
dana tabarru’dan pada perlakuan akuntansi. Penyajian laporana
keuangannya hanya menampilkan sebagian dari Neraca dan Laporan Laba
Rugi terutama menyajikan nama-nama akun yang berkaitan dengan
pencatatan akuntansi diatas dalam produk Takaful Pendidikan pada PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
Data akuntansi didasarkan pada ilustrasi ril data transaksi satu
peserta pada tahun pertama dan tahun kedua yaitu pada tanggal 28
Februari 2017 untuk produk Takaful Pendidikan Fulnadi sementara untuk
Takafulink Salam Cendikia hanya pengakuan tahun pertama saja yaitu
pada tanggal 30 Juni 2017
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah dekriptif kualitatif. Yang mana tujuan dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana kebijakan dana peserta
produk Takaful Pendidikan dan perlakuan akuntansi dana peserta pada PT.
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
46
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data kualitatif dan data
kuantitatif, yaitu data kualitatif merupakan informasi atau pengamatan
ilustrasi ril satu peserta dalam produk Takaful Pendidikan dan data
kuantitatif data yang berbentuk angka dari ilustrasi produk Takaful
Pendidikan dan Laporan Keuangan Takaful Keluarga.
2. Sumber Data
Pengumpulan data dapat menggunakan dua sumber yaitu, sumber
primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumupul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen. (Sugiyono. 2010: 193)
Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer yang diperoleh
dari wawancara dengan pihak PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin.
Sedangkan data sekunder berupa ilustrasi ril produk Takaful
Pendidikan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
47
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak PT Asuransi
Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin khususnya dengan pihak yang
menangani produk Takaful Pendidikan.
2. Dokumentasi
Menurut Mason dalam Efferin et.al (2004 : 147) analisis dokumen
menjadi penting saat kita hendak meneliti bagaimana sebuah dokumen
dihasilkan/dipakai. Terkadang dokumen bisa digunakan untuk
melakukan verifikasi maupun pembanding untuk data-data yang telah
diterima melalui wawancara dan observasi.
Dari penjelasan tersebut maka penulis melakukan pengumpulan data
dengan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti ilustrasi produk
Takaful Pendidikan dan laporan keuangan dana peserta.
3. Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan dan mempelajari buku-buku yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas.
48
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh baik data kuantitatif maupun kualitatif dianalis
menggunakan metode deskriptif, yaitu menggambarkan kebijakan dan
perlakuan akuntansi tranksaksi dana peserta dan perlakuan akuntansi
hanya meliputi pengakuan dalam pencatatan akuntansi dan penyajian
dalam laporan keuangan dan membuat simpulan, saran atau pemecahan
masalah dari hasil kebijakan perlakuan akuntansi dana peserta produk
Takaful Pendidikan pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin.
49
Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar Bagan kerangka pemikiran penelitian perlakuan akuntansi dana peserta
produk Takaful Pendidikan pada Takaful Keluarga
Sumber : Diolah oleh Penulis
Penerapan Perlakuan Akuntansi
Dana Peserta Pada PT Asuransi
Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin
Penelitian Awal :
Laporan dana peserta ilustrasi kontrak yang
ikut jadi peserta dan Laporan Keuangan
yang dihasilkan seperti Neraca atau
Laporan Laba Rugi
Penerapan Perlakuan Akuntansi
(Standar dan Teori)
Penerapan dengan aturan Standar
PSAK No. 108 tentang Transaksi
Asuransi Syariah
Analisis Penerapan Perlakuan Akuntansi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan
pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
Menelaah penerapan perlakuan akuntansi dana peserta produk Takaful Pendidikan
yaitu praktik kebijakan dan perlakuan akuntansi produk Takaful Pendidikan pada
PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin berdasarkan yang ditujukan
pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Syariah (PSAK) 108 tentang
Transaki Asuransi Syariah.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga
PT Syarikat Takaful Indonesia berdiri pada 24 Februari 1994 atas
prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI)
yang dimentori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT
Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, serta
beberapa pengusaha Muslim Indonesia. Selama lebih dari satu
dasawarsa, PT Syarikat Takaful Indonesia merupakan pelopor
perusahaan asuransi berbasis syariah di Indonesia.
Melalui dua perusahaan operasionalnya, yaitu PT Asuransi Takaful
Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum. Takaful Indonesia telah
melayani masyarakat dengan memberikan jasa perlindungan asuransi
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah pertama di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT
Asuransi Takaful Keluarga (Takaful Keluarga) sebagai perusahaan
asuransi jiwa syariah pertama di Indonesia. Takaful keluarga
diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar’ie Muhammad dan
mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Guna melengkapi layanan
pada sektor asuransi kerugian, PT Asuransi Takaful Umum didirikan
sebagai anak perusahaan Takaful Keluarga yang diresmikan oleh Prof .
50
51
Dr. B.J. Habibie, selaku ketua sekaligus pendiri ICMI dan oleh
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI/Ketua Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) mulai beroperasi pada 2 Juni 1995.
PT Syarikat Takaful Indonesia Cabang Banjarmasin merupakan
salah satu anak cabang dari PT Syarikat Takaful Indonesia yang
berpusat di Jakarta dan beralamat di Jalan Mampang Prapatan No. 100
Jakarta. PT Syarikat Takaful Indonesia Cabang Banjarmasin awal
bermula beroperasi di Banjarmasin, yaitu pada 16 Agustus 1996 dan
beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani km 6 No. 547 Banjarmasin.
Selama bereksistensi di Banjarmasin PT Syarikat Takaful Indonesia
Cabang Banjarmasin mengealami beberapa kali perpindahan tempat.
Tetapi pada tahun 2005 sampai sekarang PT Syarikat Takaful
Indonesia Cabang Banjarmasin tetap menempati kantor cabang yang
beralamat di Jalan Jenderal Ahmad Yani km 3 No. 126F Banjarmasin.
PT Syarikat Takaful Indonesia membawa visi dan misi dalam
menjalankan kegiatannya, dimana visinya adalah “Menjadi grup
asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan
syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh
Indonesia”, dan misi PT Syarikat Takaful Indonesia adalah “Bertekad
memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan
keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat, dengan menawarkan jasa
Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil,
tulus, dan amanah”.
52
PT Syarikat Takaful Indonesia dalam menjalankan kegiatannya
memiliki konsep dan filosofi. Konsep dan filosofinya adalah “Bahwa
segala musibah dan bencana yang menimpa manusia adalah ketentuan
Allah. Namun manusia wajib berikhtiar untuk memperkecil risiko dan
juga dampak keuangan yang mungkin timbul. Upaya tersebut
seringkali tidak memadai, sehingga timbul kebutuhan akan mekanisme
membagi risiko seperti yang ditawarkan oleh konsep Takaful”. Dalam
beroperasi PT Syarikat Takaful Indonesia menjadikan semua peserta
sebagai satu keluarga besar yang akan saling melindungi dan bersama-
sama menanggung risiko keuangan dari musibah yang mungkin terjadi
diantara mereka.
Pada tahun 2004, PT Syarikat Takaful Indonesia melakukan
restrukturisasi yang berhasil menyatakan fungsi pemasaran Asuransi
Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum sehingga lebih efisien
serta lebih efektif dalam penetrasi pasar, selain itu dilakukan pula
revitalisasi identitas korporasi termasuk penataan ruang kantor cabang
di seluruh Indonesia, untuk memperkuat citra perusahaan.
Dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan dan menjaga
konsistensinya, akhirnya PT Syarikat Takaful Indonesia berhasil
memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 dari SGS JAS-ANZ. Selandia
baru bagi Asuransi Takaful Umum serta Asuransi Takaful Keluarga
memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 dari Norske Veritas (DNV),
Belanda pada April 2004. Selain itu, atas upaya keras seluruh jajaran
53
perusahaan Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004
sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia dari Majalh Info Bank
secara berturut-turut pada tahun 2004 dan 2005.
2. Visi dan Misi PT Asuransi Takaful Keluarga Representasi Office (RO)
AZ-ZAHRA Cabang Banjarmasin
a. Visi
“Menjadikan Representasi Office ( RO ) AZ-ZAHRA dapat
mengenalkan cara berasuransi ada investasinya dengan konsep
full syariah”
b. Misi
Menyediakan Produk – Produk unggulan yang effesein, murah,
mudah dan bernilai ibadah.
54
3. Struktur Organisai PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarm
Bagan 1
STRUKTUR ORGANISASI PT ASURANSI TAKAFUL
KELUARGA REPRESENTASI OFFICE ( RO ) AZ-ZAHRA
CABANG BANJARMASIN
Sumber : PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
Takaful Agency
Direktor (TAD)
TSM TSM TSM TSM
TFC TFC
TFC
TFC
Operator
RO AZ-Zahra
TFC
Admin
RO AZ-Zahra
TFC
Kantor Pusat (Dewan
Direksi)
BAO
GS
55
Dalam struktur organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin terlihat bentuk struktur organisasi ini. Dalam organisasi
ini kekuasaan dan tanggung jawab berjalan dari atas sampai kebawah
menurut suatu garis vertikal. Selain itu penulis juga menggambarkan
secara umum tentang pembagian tugas dari setiap bagian dalam
struktur organisasi tersebut, yaitu sebagai berikut:
a. Kantor Pusat (Dewan Direksi)
Dewan Direksi Kantor Pusat PT Asuransi Takaful Keluarga
memiliki tugas yaitu, sebagai ketua atau dewan pengawas untuk
mengkoordinir kantor cabang/perwakilan.
b. Takaful Agency Direktor (TAD)
TAD memiliki tugas, yaitu menjadi pimpinan/ketua dari seluruh
agency dan bertanggung jawab sepenuhnya di kantor
cabang/perwakilan.
c. Operator
Operator RO AZ-Zahra kantor cabang PT Asuransi Takaful
Keluarga Banjarmasin, memiliki tugas yaitu menerima segala
komunikasi untuk pelayanan Takaful dan melakukan penagihan
premi ke peserta Takaful.
d. Admin
Admin RO AZ-Zahra, memiliki tugas yaitu melayani calon peserta
Takaful dalam bagian administrasi di kantor sekretariat PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin.
56
e. Takaful Agency Supervisor Manager (TSM)
TSM dibawahi oleh TAD dan membawahi TFC, memiliki tugas
yaitu menjadi ketua dari agen-agen (financial Consultan) yang ada
di kantor cabang/perwakilan dan melakukan training-training untuk
agen yang baru bergabung.
f. Takaful Financial Consultan (TFC)
TFC memiliki tugas, yaitu mencari peserta asuransi dan melakukan
promosi-promosi ke berbagai instansi serta baik yang syariah
maupun konvensional.
g. Bancassurance Officer (BAO)
BAO memiliki tugas yaitu menangani asuransi peserta Takaful
yang ada di lembaga keuangan baik itu bank maupun koperasi.
h. General Support (GS)
GS memiliki tugas yaitu membersihkan dan memilihara kantor
agar tetap bersih.
4. Keigiatan Usaha
Keigiatan usaha yang dilakukan PT Asuransi Takaful Keluarga
Cabang Banjarmasin adalah memberikan perlindungan (jaminan)
kepada tertanggung. Usaha ini menyangkut kepentingan masyarakat
yang ingin melindungi harta benda dan keluarga mereka dari segala hal
yang tidak diinginkan dan tidak terduga akan terjadinya musibah.
PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin mempunyai
sistem ta’awun yaitu saling tolong-menolong satu sama lain dengan
57
menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan (dana tabarru’) dari
kumpulan dana ini digunakan untuk menyantunu siapapun diantara
peserta yang mengalami musibah. Dalam melakukan aktivitasnya PT
Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin tidak terlepas dari
tenaga marketing (pemasaran) yang merupakan penggerak utama
terlakasananya kegiatan operasional perusahaan.
5. Produk-produk PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
Dalam melaksnakan kegiatan usaha yang memberikan
perlindungan (jaminan) kepada tertanggung dan melindungi harta
benda mereka dari segala hal yang tidak diinginkan dan tidak terduga
akan terjadinya musibah. PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin memiliki produk-produk yang ditawarkan beserta
penjelasan dari setiap produk.
a. Produk Takaful Individu
Produk Takaful individu merupakan produk takaful yang
keanggotaan pesertanya boleh satu orang saja. Produk Takaful ini
di bagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Takafulink Salam Cendekia
Takafulink Salam Cendekia memberikan perlindungan jiwa
dan kesehatan menyeluruh serta dirancang untuk memudahkan
dan merencanakan kebutuhan pembiayaan pendidikan buah
hati mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan
Tinggi melalui program investasi.
58
Takafulink Salam Cendekia menawarkan tiga jenis
investasi yang dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan
Anda yaitu Istiqomah (pasar uang & sukuk), Mizan (balanced),
serta Ahsan (balanced agressive). Dengan perencanaan
investasi yang fleksibel, Takafulink Salam Cendekia
menawarkan kemudahan berinvestasi untuk hasil yang lebih
optimal demi buah hati dalam meraih cita-cita. Produk ini
merupakan produk modern dengan pembayaran fleksibel,
kontribusi yang terjangkau dapat dibayar secara tahunan,
semesteran, triwulanan, bulanan atau sekaligus, dan dapat
dikombinasikan dengan top up reguler serta top up unreguler
untuk meningkatkan dana investasi.
2) Takaful Pendidikan Fulnadi
Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi) merupakan program
asuransi dan tabungan yang menyediakan pola penarikan
disesuaikan dengan kebutuhan dana terkait biaya pendidikan
anak (Penerima Hibah) serta memberikan manfaat berupa
pembayaran santunan kepada ahli waris apabila peserta
mengalami musibah meninggal dunia atau cacat tetap total
dalam periode akad.
Fulnadi diprogram untuk membantu setiap orangtua dalam
merencanakan pendidikan buah hatinya. Menyediakan dana
pendidikan secara terjadwal ketika buah hati memasuki jenjang
59
pendidikan dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi.
Memberikan perlindungan optimal dengan menjamin sang
buah hati dapat terus melanjutkan pendidikan tanpa perlu
khawatir musibah datang menghampiri. Produk ini merupakan
produk tradisonal mengandung unsur saving dengan
pembayaran terjadwal rutin setiap bulan.
3) Takafulink Salam
Takafulink Salam merupakan program unggulan yang
dirancang untuk memberikan manfaat perlindungan jiwa dan
kesehatan menyeluruh sekaligus membantu untuk berinvestasi
secara optimal untuk berbagai tujuan masa depan termasuk
persiapan hari tua (pensiun). Sejak mengawali perlindungan,
Takafulink Salam memberikan nilai investasi positif sejak
tahun pertama dan selanjutnya meningkat dari tahun ke tahun.
Produk ini bisa memilih jenis investasi sesuai dengan profil
investasi yang diinginkan.
Takafulink Salam menawarkan empat jenis investasi yang
dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan
yaitu Istiqomah (pasar uang &
sukuk), Mizan (balanced), Ahsan (balanced agressive),
serta Alia (agressive). Dengan perencanaan investasi yang
fleksibel, Takafulink Salam menawarkan kemudahan
berinvestasi untuk hasil yang lebih optimal
60
b. Produk Takaful Kumpulan
Merupakan produk Takaful Keluarga yang kliennya
didaftarkan untuk lebih dari satu orang, misalnya untuk para
karyawan dalam sebuah perusahaan. Takaful Keluarga dengan
jenis kumpulan dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1) Takafulink Salam Ziarah Baitullah
Takafulink Salam Ziarah Baitullah merupakan produk
unitlink yang meberikan manfaat asuransi jiwa plus investasi
untuk melindungi rencana perjalanan ke tanah suci.
2) Takafulink Salam Wakaf
Takafulink Salam Wakaf merupakan produk yang dapat
berwakaf sekaligus berinvestasi. Lembaga Wakaf dapat
manfaat 45% dari meninggal dan 33% dari saldo dana
investasi.
3) Takaful Al Khairat
Program Takaful yang memberikan suatu bentuk
perlindungan kumpulan yang diperuntukkan kepada ahli
warisnya apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal
dalam masa perjanjian.
4) Takaful Kecelakaan Diri
Program Takaful yang memberikan suatu bentuk
perlindungan kumpulan yang ditujukan untuk perusahaan,
organisasi atau perkumpulan yang bermaksud menyediakan
61
santunan kepada karyawan/anggota apabila mengalami
musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian.
c. Takaful Kesehatan
1) Takaful Full Medicare
Program Takaful yang memberikan manfaat pelayanan
kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit karena risiko
penyakit atau kecelakaan.
2) Takaful Family Care
Program Takaful yang memberikan manfaat pelayanan
kesehatan khusus untuk keluarga. Jumlah minimal peserta
adalah 2 orang.
d. Bancassurance
Dalam memilih produk-produk asuransi tersebut, klien PT
Asuransi Takaful Keluarga juga ditawarkan empat jenis investasi
yang dapat dipilih sesuai keinginan klien. Empat jenis investasi
tersebut antara lain :
1) Istiqomah
Model investasi istiqomah disediakan bagi klien yang
menginginkan hasil investasi optimal dengan tingkat risiko
minimum. Sesuai untuk klien dengan profil investasi moderat.
Alokasi investasi pada model investasi istiqomah meliputi :
efek pendapatan tetap syariah (min. 80%) dan istrumen pasar
uang syariah (maksm. 20%)
62
2) Mizan
Model investasi mizan disediakan bagi klien yang
menginginkan hasil investasi optimal dengan tingkat risiko
medium. Sesuai untuk klien yang menginginkan hasil investasi
setingkat diatas model istiqomah.
Alokasi investasi pada model investasi mizan meliputi: efek
pendapatan tetap syariah (50% - 70%), saham syariah (20% -
40%) dan instrumen pasar uang syariah (mks. 20%)
3) Ahsan
Model investasi ahsan disediakan bagi klien yang
menginginkan hasil investasi maksimun dengan tingkat risiko
sebanding. Sesuai untuk klien dengan profil investasi balanced-
aggressive.
Alokasi investasi pada madel investasi ahsan meliputi: efek
pendapatan tetap syariah (20%-40%), saham syriah (50%-70%)
dan istrumen pasar uang syariah (maksimal 20%).
4) Alia
Model investasi alia disediakan bagi klien yang
menginginkan hasil investasi maksimun dengan tingkat risiko
relatif tinggi. Alokasi investasi pada model investai alia
meliputi: saham syariah (minimal 80%) dan instrumen pasar
uang syariah (mksimal. 20%).
63
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian tentang kebijakan dana peserta Takaful
Keluarga berikut ini meliputi kebijakan premi, kebijakan bagi hasil, kebijakan
klaim serta kebijakan pengelolaan dana tabarru’ dan perlakuan akuntansi.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut gambaran umum mengenai kebijakan
dana peserta saat penerimaan premi dari peserta, bagi hasil kepada peserta,
pembayaran klaim kepada peserta, dan serta pengelolaan dana tabarru’ peserta
untuk ke dua produk Takaful Pendidikan yaitu produk Takaful Pendidikan
Fulnadi dan Takafulink Salam Cendikia.
1. Takaful Pendidikan Fulnadi
a) Kebijakan Premi
Premi merupakan kontribusi yang akan dibayarkan oleh peserta
asuransi per bulan sampai masa perjanjian berakhir atau meninggal
dunia. Selain membayar kontribusi per bulan oleh peserta, peserta juga
harus bayar biaya polis sebagai biaya pendaftar awal menjadi peserta
atau pemegang polis, biaya administrasi bulanan dan biaya pengelolaan
tahun ke-1 dan ke-2 yang berpengaruh dibebankan dari
premi/kontribusi peserta bayarkan.
Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takaful
Pendidikan Fulnadi tahun 2015 sebagai berikut pada tabel 1
64
Table 1
Kebijakan Premi Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Fulnadi
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1. Premi/Kontribusi peserta bayarkan telah ditetapkan kebijakan
baru pada tahun 2015 minimal sebesar Rp 200.000,00 per bulan.
Sebelum ditetapkan kebijakan baru pada tahun 2015 minimal
besarnya premi peserta bayarlan sebesar Rp 100.000,00 per
bulan. Terjadinya perubahan ini dikarenakan naiknya implasi
pendidikan 10% setiap tahunnya.
Besarnya premi dan cara pembayaran yang dipilih
peserta disesuaikan dengan kemampuan financial
peserta. Premi yang dibayarkan peserta asuransi akan
dimasukan ke dalam rekening dana pemegang polis unit
link (tabungan peserta) dan ke dalam rekening
kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’).
2.
Biaya Polis yang harus dibayarkan peserta sebesar Rp 25.000,00
Peserta membayar biaya polis pada tahun pertama
sebagai biaya pendaftaran awal menjadi peserta
asuransi atau pemegang polis
3.
Biaya Administrasi bulanan sebesar Rp 15.000,00 yang
dibebankan kepada premi/kontribusi peserta selama perjanjian
kontrak peserta berakhir atau meninggal dunia
Biaya administrasi bulanan polis merupakan kebijakan
baru yang terbit atau ditetapkan dari tahun 2015 sampai
dengan saat ini, yang sebelumnya tidak terdapat biaya
administrasi bulanan polis.
4.
Biaya Pengelolaan yang dibayarkan peserta pada tahun pertama
sebesar 75% yang dibebankan dari premi/kontribui tahun
pertama dan biaya pengelolaan pada tahun kedua sebesar 30%
dari kontribui tahun kedua.
Penentuan biaya pengelolaan sudah ditetapkan oleh
pihak Takaful Keluarga, yang akan digunakan untuk
biaya akuisisi diantaranya komisi agen.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
65
b) Kebijakan Bagi Hasil
Bagi hasil peserta merupakan bagi hasil untuk keuntungan peserta
dengan pembagian perbandingan untuk antara peserta dan pihak
Takaful Keluarga yang telah disepakati antara kedua belah pihak.
Setelah pihak Takaful Keluarga menerima premi dari peserta maka
selanjutnya pihak Takaful Keluarga akan mengelola dana peserta
tersebut dengan cara menginvestasikan kolektif bagi hasil peserta ke
Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri.
Berdasarkan kebijakan bagi hasil Takaful Keluarga produk Takaful
Pendidikan Fulnadi sebagai berikut pada table 2
66
Table 2
Kebijakan Bagi Hasil Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Fulnadi
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1.
Bagi Hasil Peserta/Pemegang Polis sebesar 85%
Bagi hasil yang diterima peserta akan dimasukan kedalam rekening
dana pemegang polis unit link (bagi hasil) setiap setahun sekali. Bagi
hasi peserta diperoleh dari premi terkumpul per tahun dikurang biaya
pengelolaan dikurang jumlah tabarru’ terkumpul selama satu tahun
dikali tingkat asumsi investasi dikali pesentase bagi hasil peserta.
Nisbah bagi hasil peserta dalam suatu perbandingan antara 85%;15%
merupakan kebijakan baru yang telah ditetapkan oleh pihak Takaful
Keluarga pada tahun 2015, sebelumnya bagi hasil peserta dalam suatu
perbandingan antara 70%;30%.
2.
Bagi Hasil perusahaan sebesar 15%
Pihak Takaful Keluarga akan memperoleh bagi hasil 15% dari bagi hasil
peserta. Hal ini dikarenakan dana yang diinvestasikan oleh pihak
Takaful Keluarga berasal dari dana peserta sehingga porsi bagi hasilnya
pun lebih besar peserta dibanding perusahaan.
3.
Asumsi Tingkat Investasi 8%
Besaran asumsi tingkat investasi kolektif untuk pendapatan skim nisbah
bagi hasil peserta yang sudah ditetapkan oleh pihak Takaful Keluarga
dan peserta.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
67
c) Kebijakan Klaim
Klaim merupakan terjadinya risiko pada masa yang akan datang.
peserta dapat mengajukan klaim, kemudian pihak Takaful Keluarga
akan membayar klaim tersebut berdasarkan klaim yang diajukan oleh
peserta. Klaim yang dapat diajukan oleh peserta untuk tahun pertama
dan kedua terdiri dari klaim nilai tunai dan klaim meninggal dunia.
Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takaful
Pendidikan Fulnadi sebagai berikut pada tabel 3
68
Table 3
Kebijakan Klaim Dana Peserta Produk Takaful Pendidikan Fulnadi
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1.
Klaim Nilai Tunai
Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai maka pihak Takaful
Keluarga akan mengembalikan dana berupa nilai tunai yang berasal dari
rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening
dana pemegang plois unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta
(bagi hasil). sehingga saat mengajukan klaim nilai tunai peserta tersebut
dianggap mengundurkan diri dan memutuskan kontrak atau tidak dapat
melanjutkan kontrak perjanjiannya pada tahun selanjutnya dan hanya
mendapatkan jumlah nilai tunai pada tahun disaat peserta mengajukan
klaim tersebut.
2.
Klaim Meninggal Dunia bukan kecelakaan
sebsar 50% dari nilai MTA (Rp 40.800.000,00)
Apabila peserta/pemegang polis meninggal dunia karena bukan
kecelakaan maka akan mendapatkan dana santunan 50% dari nilai MTA
(Manfaat Takaful Awal) diserahkan kepada penerima hibah dan apabila
penerima hibah meninggal maka akan diserahkan kepada ahli waris
(saudara kandung) tetapi untuk besarnya dana santunan yang diperoleh
saudara kandung peserta lebih kecil daripada yang diperoleh penerima
hibah. Serta pihak Takaful Keluarga akan mengembalikan dana berupa
nilai tunai yang berasal dari rekening dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan rekening dana
pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi
hasil). Serta juga diberikan tahapan manfaat dan beasiswa apabila sudah
jatuh tempo.
69
3.
Klaim Meninggal Dunia karena kecelakaan
sebsar 100% dari nilai MTA (Rp 40.800.000,00)
Apabila peserta/pemegang polis meninggal dunia karena kecelakaan
maka akan mendapatkan 100% dari MTA (Manfaat Takaful Awal)
diserahkan kepada penerima hibah dan apabila penerima hibah
meninggal maka akan diserahkan kepada ahli waris (saudara kandung)
tetapi untuk besarnya dana santunan yang diperoleh saudara kandung
peserta lebih kecil daripada yang diperoleh penerima hibah., jika
peserta, penerima hibah maupun ahli waris saudara kandung meninggal
dunia maka akan disalurkan kepada saudara yang masih memiliki
hubungan keluarga dengan peserta (dengan syarat harus melampirkan
surat keluarga).
Serta pihak Takaful Keluarga akan mengembalikan dana berupa nilai
tunai yang berasal dari rekening dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan rekening dana
pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi
hasil). Serta juga diberikan tahapan manfaat dan beasiswa apabila sudah
jatuh tempo.
Hal yang menyebabkan perbedaan perolehan nilai MTA ini karena
tingkat risiko yang diakibatkan karena kecelakaan tingkat risikonya
lebih besar.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
70
d) Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’
Dana tabarru’ merupakan kumpulan dana yang diniatkan oleh
peserta sebagai dana kebajikan yang bertujan untuk saling membantu
dan saling tolong-menolong antar peserta asuransi serta dibayarkan bila
terjadi hal, yaitu apabila diantara peserta asuransi mengalami
kecelakaan.
Berdasarkan kebijakan pengelolaan dana tabarru’ Takaful
Keluarga sebagai berikut pada table 4
71
Table 4
Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’ Produk Takaful Pendidikan Fulnadi
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1.
Nilai Tabarru’ sebesar 8.79%
Dana tabarru’ yang terkumpul pada tahun
pertama sebesar Rp 210.960,00
Dana tabarru’ ini berasal dari premi/ kontribusi perbulan atau pertahun
yang dibayarkan oleh peserta asuransi dikali nilai tabarru’ yang sudah
ditetapkan nilai tabarru’ nya, sehingga akan terkumpul dana tabarru’ per
tahun yang dimasukan kedalam rekening kewajiban manfaat polis masa
depan (dana tabarru’).
Besarnya nilai tabarru’ ini dipengaruhi oleh usia peserta, semakin umur
peserta lebih tua maka nilai tabarru’ nya, dan apakan peserta termasuk
perokok dan bukan perokok. Apabila peserta merupakan seorang perokok
maka nilai tabarru’ nya lebih besar dibandingkan bukan perokok, karena
disesuaikan dengan tingkat risikonya.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
72
2. Takafulink Salam Cendekia
a) Kebijakan Premi
Premi merupakan kontribusi dasar yang akan dibayarkan oleh
peserta asuransi per bulan sampai masa perjanjian berakhir atau
meninggal dunia. Premi kontribusi Top Up Regular merupakan
kontribusi tambahan yang ingin dibayarkan peserta sewaktu-waktu
seperti 1 tahun yang akan datang, besarnya kontribusi Top Up Regular
tidak ditentukan sesuai dengan kemampuan pembayaran financial
peserta. Pada tahun pertama premi/kontribusi peserta bayarkan akan
dibebankan untuk biaya akuisisi/pengelolaan. Biaya administrasi
bulanan polis mulai berjalan dari tahun kedua dibebankan dari
premi/kontribusi peserta bayarkan.
Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takafulink Salam
Cendekia tahun 2016 sebagai berikut pada tabel 5
73
Table 5
Kebijakan Dana Peserta Produk Takafulink Salam Cendekia
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1. Premi/Kontribusi peserta sebesar Rp 250.000,00 per
bulan dan Kontribusi Top Up Regular sebesar Rp
150.000,00
Besarnya premi dan cara pembayaran yang dipilih peserta disesuaikan
dengan kemampuan financial peserta. Minimal dengan ketentuan
premi/kontribusi dasar awal peserta sebesar Rp 300.000,00.
Premi yang dibayarkan peserta asuransi akan dimasukan ke dalam
rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan ke dalam
rekening kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’).
2. Biaya Top Up Regular sebesar 5% Biaya Top Up Regular yang akan dibebankan dari kontribusi Top Up
Regular.
3. Biaya Administrasi bulanan polis sebesar Rp25.000,00
per bulan
Biaya administrasi bulanan polis mulai berjalan dari tahun kedua, yang
dibebankan kepada premi/kontribusi dasar peserta selama perjanjian
kontrak berakhir atau meninggal dunia.
4. Biaya Akuisisi pada tahun pertama sebesar 80% yang
dibebankan dari premi/kontribui dasar, tahun ke-2
sebesar 50% dari kontribui dasar, tahun ke-3 sebesar
25% dari kontribui dasar, dan tahun ke-4 sebesar 15%
dari kontribui dasar.
Biaya akuisisi disebut juga biaya pengelolaan dari perusahaan,
besarannya sudah ditetapkan oleh pihak Takaful Keluarga, yang akan
digunakan untuk biaya akuisisi diantaranya komisi agen.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmas
74
b) Kebijakan Bagi Hasil
Setelah pihak Takaful Keluarga menerima premi dari peserta maka
selanjutnya pihak Takaful Keluarga akan mengelola dana peserta
tersebut dengan cara menginvestasikan bagi hasil peserta. Bagi hasil
peserta merupakan bagi hasil untuk keuntungan peserta dengan
pembagian berdasarkan jenis investasi saham syariah yang dipilih oleh
peserta.
Berdasarkan kebijakan bagi hasil Takaful Keluarga produk
Takafulink Salam Cendekia sebagai berikut pada tabel 6
75
Table 6
Kebijakan Bagi Hasil Dana Peserta Produk Takafulink Salam Cendekia
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1.
Bagi Hasil Peserta/Pemegang Polis berdasarkan
jenis investasi ;
- Istiqomah : 40%
- Mizan : 50%
- Ahsan : 10%
Bagi hasil peserta/pemegang polis berdasarkan jenis investasi saham
syariah yang dipilih, bagi hasil tersebut akan dimasukan kedalam
rekening dana pemegang polis unit link (bagi hasil). Maka bagi hasil
peserta akan dilihat dari investasi saham syariah.
2.
Biaya pengelolaan investasi saham syariah
- Istiqomah : 1.75%
- Mizan : 2%
- Ahsan : 2,25%
Besaran tingkat biaya pengelolaan investasi saham syariah sudah
ditetapkan oleh pihak Takaful Keluarga dan peserta. Biaya pengelolaan
sebagai fee ujroh atas pengelolaan investasi saham syariah untuk
perusahaan.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
76
c) Kebijakan Klaim
Klaim merupakan terjadinya risiko pada masa yang akan datang.
peserta dapat mengajukan klaim, kemudian pihak Takaful Keluarga
akan membayar klaim tersebut berdasarkan klaim yang diajukan oleh
peserta. Klaim yang dapat diajukan oleh peserta terdiri dari klaim nilai
tunai, klaim meninggal dunia, dan klaim sakit/kecelakaan.
Berdasarkan kebijakan Takaful Keluarga produk Takafulink Salam
Cendekia sebagai berikut pada tabel 7
77
Table 7
Kebijakan Klaim Dana Peserta Produk Takafulink Salam Cendekia
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1. Klaim Nilai Tunai Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai maka pihak Takaful
Keluarga akan mengembalikan dana berupa nilai tunai yang berasal dari
rekening dana pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening
dana pemegang plois unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta
(bagi hasil). sehingga saat mengajukan klaim nilai tunai peserta tersebut
dianggap mengundurkan diri dan memutuskan kontrak.
2. Klaim Meninggal Dunia Apabila peserta meninggal dunia maka akan mendapatkan dana
santunan al-khairat dari (Manfaat Takaful Awal) sebesar Rp
57.600.000,00. Serta pihak Takaful Keluarga akan mengembalikan dana
berupa nilai tunai yang berasal dari rekening dana pemegang polis unit
link saat penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan rekening
dana pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta
(bagi hasil). Serta juga diberikan tahapan manfaat dan beasiswa apabila
sudah jatuh tempo.
3. Klaim Sakit/Kecelakaan Apabila peserta/pemegang polis mengalami sakitkecelakaan maka akan
mendapatkan dana santunan harian rawat inap sebesar Rp 100.000,00.
Apabila peserta menjalani rawat inap di rumah sakit sebelum mencapai
usia 60 tahun, maka akan menerima dana santunan harian rawat inap.
Apabila peserta mempunyai lebih dari satu polis, maka manfaat
santunan harian rawat inap yang didapat setinggi-tingginya sebesar Rp
1.800.000,00 per hari.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
78
d) Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’
Dana tabarru’ merupakan kumpulan dana yang diniatkan oleh
peserta sebagai dana kebajikan yang bertujan untuk saling membantu
dan saling tolong-menolong antar peserta asuransi serta dibayarkan bila
terjadi hal, yaitu apabila diantara peserta asuransi mengalami
kecelakaan.
Berdasarkan kebijakan pengelolaan dana tabarru’ Takaful
Keluarga produk Takafulink Salam Cendekia sebagai berikut pada tabel
8
79
Table 8
Kebijakan Pengelolaan Dana Tabarru’ Produk Takafulink Salam Cendekia
No Kebijakan Transaksi Keterangan
1. Nilai tabarru’ sebesar Rp 18.811,00 per bulan
Pembagian nilai tabarru’ yang sudah ditentukan yaitu untuk dana santunan
al-khairat sebesar Rp 6.864,00, dana santunan harian rawat inap sebesar Rp
4.467,00, payor term sebesar Rp 6.320,00, dan payor tpd sebesar Rp
1.160.00. Dana tabarru’ berasal dari premi/kontribusi dasar yang
dibayarkan oleh peserta, 75% yang akan dimasukan kedalam rekening
kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’). .
2. Biaya pengelolaan dana tabarru’ sebesar 25% Biaya pengelolaan dana tabarru’ sebagai fee ujroh oleh perusahaan atas
pengelolaan dana tabarru’ dari premi/kontribusi dasar yang dibayarkan
oleh peserta.
Sumber: PT. Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
80
3. Perlakuan akuntansi transaksi dana peserta produk Takaful Pendidikan
Fulnadi pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian, berikut perlakuan akuntansi transaksi
dana peserta yang meliputi pengakuan dalam pencatatan akuntansi dan
penyajiannya dalam laporan keuangan berupa; a) Kebijakan Premi, b)
Kebijakan Bagi Hasil, c) Kebijakan Klaim, dan d) Kebijakan Pengelolaan
Dana Tabarru’. Pada pengakuan tahun pertama sampai tahun kedua dalam
produk Takaful Pendidikan Fulnadi. Untuk dapat memahami perlakuan
akuntansi produk Takaful Pendidikan Fulnadi, penulis memberikan
ilustrasi dan penjelasannya untuk satu peserta, sebagaimana gambar
berikut.
82
Berikut perlakuan akuntansi atas ilustrasi produk Takaful
Pendidikan Fulnadi kasus di atas :
a. Pengakuan pada tahun pertama
Pengakuan dalam pencatatan akuntansi untuk tahun pertama
dilakukan pada tanggal 29 Februari 2016 setahun setelah Ibu
Isnawati mengikuti produk ini, yaitu tanggal 17 Februari 2015.
Pada tahun pertama, Ibu Isnawati hanya bisa mengajukan klaim
meninggal dunia baik karena kecelakaan maupun bukan
kecelakaan dan klaim nilai tunai. Selain itu pada tahun pertama Ibu
Isnawati tidak bisa mengajukan klaim tahapan manfaat karena
tahapan manfaatnya belum jatuh tempo yaitu pada tahun ke lima.
Berikut pengakuan transaksi dana peserta yang terjadi pada
tahun pertama.
1) Kebijakan Premi
a) Saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan
(Dr) Kas dan Bank Rp 614.186,00
(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00
(Kr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00
b) Saat mencatat biaya polis dan biaya pengelolaan yang
diterima pihak Takaful Keluarga dari peserta
(Dr) Kas dan Bank Rp 2.005.000,00
(Kr) Pendapatan premi bruto Rp 1.800.000,00
(Kr) Pendapatan lain-lain Rp 205.000,00
83
Khusus untuk tahun pertama, selain membayar premi
sebesar Rp 2.400.000,00 per tahun, peserta juga harus
membayar biaya polis sebesar Rp 25.000,00 dan biaya
administrasi perbulan Rp 15.000,00 atau Rp 180.000,00 per
tahun yang dibebankan pada premi/kontribusi perbulan peserta
bayarkan, sehingga jumlah yang harus dibayarkan peserta pada
tahun pertama sebesar Rp 2.425.000,00.
Saat penerimaan premi dan biaya pengelolaan maka pihak
Takaful Keluarga mencatatnya dalam dua jurnal. Pertama,
jurnal saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan
oleh peserta sebesar Rp 2.400.000,00 maka pihak Takaful
Keluarga langsung mengalokasikan premi tersebut menjadi
dua, yaitu kerekening kewajiban manfaat polis masa depan
(dana tabarru’) sebesar Rp 210.960,00 dari nilai tabarru’
sebesar 8,79% dikali premi pembayaran setahun peserta
sebesar Rp 2.400.000,00. Dan rekening ke dana pemegang
polis unit link (tabungan pseserta) sebesar Rp 403.226,00 ( Rp
2.400.000,00 – 75% - Rp 210.960,00 + Rp 14.186,00). Dan
untuk biaya pengelolaan yang dibebankan pada tahun pertama
sebesar Rp 1.800.000,00 (75% x Rp 2.400.000,00).
Kedua jurnal saat mencatat biaya polis maupun biaya
administrasi diterima sebagai pendapatan lain-lain sebesar Rp
205.000,00 (biaya polis sebesar Rp 25.000 + Rp 180.000,00
84
untuk biaya administrasi per tahun) dan serta biaya
pengelolaan sebagai pendpatan premi bruto sebesar Rp
1.800.000,00.
Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas
mana dana yang sepenuhnya menjadi milik pihak Takaful
Keluarga (rekening pendapatan premi bruto dan rekening
pendapatan lain-lain) dan mana dana yang merupakan tititipan
peserta untuk dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa
depan dan rekening dana pemegang polis unit link).
2) Kebijaka Bagi Hasil
a) Saat mendapatkan keuntungan dari hasil investasi, tetapi
keuntungan tersebut belum dibagikan kepada peserta dan
pihak Takaful Keluarga
(Dr) Kas dan Bank Rp 31.123,00
(Kr) Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 31.123,00
Dari informasi pihak Takaful Keluarga asumsi
tingkat investasi yang sudah ditentukan sebesar 8% per
tahun. Saat pendapatan hasil investasi kolektif belum
dibagikan kepada peserta dan pihak Takaful Keluarga
sebesar Rp 31.123,00 (Rp 389.040,00 x 8%)
b) Saat keuntungan dari hasil investasi dibagikan kepada
peserta sesuai dengan skim nisbah bagi hasil yaitu sebesar
85%
85
(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp Rp 415.494,00
(Kr) Pendapatan hasil investasi Rp 415.494,00
Hasil investasi dibagikan kepada peserta sesuai
dengan skim bagi hasil peserta, yaitu sebesar 85%. Maka
pihak Takaful Keluarga mencatatnya sebagai pengurang
dari pendapatan hasil investasi pihak Takaful Keluarga.
Bagi hasil tersebut akan dimasukan ke dana pemegang polis
peserta sebesar Rp Rp 415.494,00. Yaitu sebagai berikut
perhitungan skim bagi hasil investasi pesserta :
Premi terkumpul per tahun dikurang biaya pengelolaan
tahun pertama dikurang dana tabarru’ per tahun dikali
asumsi tingkat investasi dikali persentase bagi hasil peserta
= Rp 2.400.000,00 – Rp 75% = Rp 600.000,00
= Rp 600.000,00 – 210.960,00 = Rp 389.040,00
= Rp 389.040,00 x 8 % = Rp 31.123,00
= Rp 31.123,00 x 85% = Rp 26.454,00
= Rp 389.040,00 + Rp 26.454,00 = Rp 415.494,00
3) Kebijakan klaim
a) Apabila mengajukan klaim meninggal dunia karena bukan
kecelakaan
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 20.400.000,00
(Kr) Hutang Klaim Rp 20.400.000,00
86
Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim
meninggal dunia karena bukan kecelakaan maka pihak
Takaful Keluarga akan mencatatnya sebagai hutang klaim
yang harus dibayarkan pada saat pembayaran klaim
tersebut. Besarnya hutang klaim yang dicatat oleh pihak
Takaful Keluarga sebesar Rp 20.400.000,00 (50% x MTA
sebesar Rp 40.800.000,00).
Apabila peserta meninggal dunia karena bukan
kecelakaan maka besarnya mendapatkan klaim manfaat
awal yang didapat akan lebih kecil dibandingkan karena
kecelakaan, hal tersebut disesuaikan dengan tingkat risiko
yag diakibatkan.
b) Apabila mengajukan klaim meninggal dunia karena
kecelakaan
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 40.800.000,00
(Kr) Hutang klaim Rp 40.800.000,00
Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim
meninggal dunia karena kecelakaan maka pihak Takaful
Keluarga akan mencatatnya sebagai hutang klaim yang
harus dibayarkan pada saat pembayaran klaim tersebut.
Besarnya hutang klaim yang dicatat oleh pihak Takaful
Keluarga sebesar Rp 40.800.000,00 (100% x MTA).
87
Apabila peserta meninggal dunia karena kecelakaan
maka besarnya klaim manfaat awal yang didapat akan lebih
besar dibandingkan karena bukan kecelakaan. Hal tersebut
disesuaikan dengan tingkat risiko yang diakibatkan.
c) Apabila mengajukan klaim nilai tunai
(Dr) Beban Klaim dan manfaat Rp 403.226,00.
(Kr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00.
Klaim nilai tunai adalah klaim yang diajukan oleh
peserta untuk menerik kembali sejumlah uang mereka yang
dititipkan kepada pihak Takaful Keluarga dan bagi hasil
yang diperoleh peserta dari hasil investasi kolektif. Dana
klai ini berasal dari dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi dari pseserta (tabungan peserta) dan dana
pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada
peserta (bagi hasil).
Apabila pada tahun pertama peserta mengajukan
kliam nilai tunai maka pihak Takaful Keluarga akan
mencatatnya sebagai hutang dana pemegang polis unit link
yang mana pada saat pembayaran pihak Takaful Keluarga
akan mengembalikan dana pemegang polis unit link pada
tahun pertama yang merupakan dana milik peserta.
Besarnya kalim nilai tunai yang akan didapat peserta pada
tahun pertama sebesar Rp 403.226,00.
88
Dana pemegang polis pada tahun pertama terdiri
dari jumlah dana pemegang polis saat penerimaan premi
dari peserta (tabungan peserta) dan jumlah dana pemegang
polis saat pembagian bagi hasil kepada pesesrta (bagi
hasil).
Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai pada
tahum pertama maka pihak Takaful Keluarga akan
menganggap peserta tersebut mengundurkan diri dan
memutuskan kontrak dengan pihak Takaful Keluarga
sehingga peserta tidak dapat melanjutkan kontrak
perjanjiannya pada tahun ke-2 sampai selesainya masa
perjanjian dan hanya akan mendapatkan jumlah dana
pemegang polis pada tahun pertama saja.
d) Saat pembayaran klaim
Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim
meninggal dunia karena bukan kecelakaan
(Dr) Hutang klaim Rp 20.400.000,00
(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp 403.226,00
(Kr) Kas dan bank Rp 20.803.226,00
Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim
meninggal dunia karena bukan kecelakaan bukan
kecelakaan maka pada saat pembayarannya pihak Takaful
Keluarga membayar hutang klaim sebesar Rp
89
20.400.000,00 (50% x Rp 40.800.000,00) dan juga
mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun
pertama yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp
403.226,00.
Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama
terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi (tabungan peserta) dan jumlah dana
pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada
peserta (bagi hasil) serta pihak Takaful Keluarga
mencatatnya sebagi pengurang dari hutang-hutang tersebut.
Apabila pada tahun pertama peserta meninggal
dunia, maka pihak Takaful Keluarga juga akan tetap
memberikan santunan berupa dana tahapan dan beasiswa
kepada anak sebagai penerima hibah, apabila tahapan
manfaat dan beasiswanya jatuh tempo. Tahapan
manfaatnya akan diberikan dan akan dicatat setiap jatuh
tempo, yaitu pada tahun ke-5 saat TK, tahun ke-6 saat SD,
tahun ke-12 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMP,
tahun ke-15 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMA,
dan tahun ke-18 saat PT.
Maka pencatatan akuntansi saat penerima hibah
mendapatkan tahapan manfaat, misalnya tahapan manfaat
pada tahun ke-5 (saat masuk TK) adalah :
90
1) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.080.000,00
(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00
2) Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh
tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 4.080.000,00
Sedangkan untuk tahpan manfaat selanjutnya
pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan
hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh
penerima hibah pada tahun ke-12 persentasenya sebesar
15%, tahun ke-15 persentasenya sebesar 20% dan tahun
ke-18 persentasenya sebesar 40% dan untuk tahun ke-5
serta tahun ke-6 besaran tahapan manfaat yang diterima
sama, yaitu Rp 4.080.000,00 (10% x Rp
40.800.000,00). Dan pencatatan akuntansi saat
penerima hibah mendapatkan beasiswa, misalnya
beasiswa pada tahun ke-5 saat masuk TK adalah:
1) Saat akan jatuh tempo beasiswa
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 2.040.000,00
(Kr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00
2) Saat dibayarkan beasiswa yang jatuh tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00
91
(Kr) Kas dan Bank Rp 2.040.000,00
Sedangkan untuk beasiswa selanjutnya pencatatan
akuntansinya sama saja yang membedakan hanya
besaran beasiswa yang diterima setiap tahun oleh
penerima hibah pada tahun ke-12 Selama 3 tahun saat
SMP, tahun ke-15 selama 2 tahun saat SMA, tahun ke-
18 selama 5 tahun saat PT. Dan untuk tahun ke-5 selama
1 tahun serta tahun ke-6 selama 6 tahun besaran
beasiswa yang diterima sama, yaitu Rp 2.040.000,00
(50% x Rp 4.080.000,00).
Jumlah beasiswa yang diterima oleh penerima hibah
50% lebih kecil dari jumlah tahapan manfaat yang
diterima, hal ini disebabkan karena jumlah beasiswa
yang diterima penerima hibah akan diberikan
berdasarkan lama masa pendidikan.
e) Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim meninggal
dunia karena kecelakaan
(Dr) Hutang klaim Rp 40.800.000,00
(Dr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 41.203.226,00
Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim
meninggal dunia karena kecelakaan maka pada saat
pembayarannya pihak Takaful Keluarga membayar hutang
92
klaim sebesar Rp 40.800.000,00 (100% x MTA) dan
mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun
pertama yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp
403.226,00.
Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama
terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi (tabungan peserta) dan jumlah dana
pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada
peserta (bagi hasil) serta pihak Takaful Keluarga
mencatatnya sebagai pengurang dari hutang-hutang
tersebut.
Apabila pada tahun pertama peserta meninggal
dunia, maka pihak Takaful Keluarga juga akan tetap
memberikan santunan berupa dana tahapan dan beasiswa
kepada penerima hibah, apabila tahapan manfaat dan
beasiswanya jatuh tempo. Tahapan manfaatnya akan
diberikan dan akan dicatat setiap jatuh tempo, yaitu pada
tahun ke-5 saat TK, ke-6 saat SD, ke-12 saat SMP, ke-15
saat SMA, dan ke-18 saat PT sedangkan beasiswanya akan
diberikan dan dicatat setiap jatuh tempo, yaitu pada tahun
ke-5 selama satu tahun saat TK, ke-6 setiap setahun sekali
selam 6 tahun saat SD, ke-12 setiap setahun sekali selama 3
tahun saat SMP, ke-15 setiap setahun sekali selama 2 tahun
93
saat SMA dan ke-18 setiap setahun sekali selama 5 tahun
saat PT.
Maka pencatatan akuntansi saat penerimaan hibah
mendapatkan tahapan manfaat, miasalnya tahapan manfaat
pada tahun ke-5 saat masuk TK adalah :
1) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.080.000,00
(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00
2) Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh
tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00
(Kr) Kas Rp 4.080.000,00
Sedangkan untuk tahapan manfaat selanjutnya
pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan
hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh
penerima hibah pada tahu ke-12, ke-15, ke-18 dan
untuk tahun ke-5 serta tahun ke-6 besaran tahapan
manfaat yang diterima sama yaitu Rp 4.080.000,00
(10% x Rp 40.800.000,00).
Dan pencatatan akuntansi saat penerima hibah (anak
mendapatkan beasiswa, misalnya beasiswa pada tahun
ke-5 saat masuk TK adalah:
1) Saat akan jatuh tempo beasiswa
94
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 2.040.000,00
(Kr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00
2) Saat dibayarkan beasiswa yang jatuh tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 2.040.000,00
Sedangkan untuk beasiswa selanjutnya
pencatatan akuntansinya sama saja yang
membedakan hanya besaran beasiswa yang diterima
oleh penerima hibah pada tahun ke-12 saat SMP,
ke-15 saat SMA, ke-18 saat PT dan untuk tahun ke-
5 selama 1 tahun saat TK, serta tahun ke-6 setiap
setahun sekali selama 6 tahun saat SD besaran
beasiswa yang diterima sama, yaitu Rp
2.040.000,00 (50% x Rp 4.080.000,00).
Jumlah beasiswa yang diterima oleh
penerima hibah 50% lebih kecil dari jumlah tahapan
yang diterima, hal ini disebabkan karena jumlah
beasiswa yang diterima penerima hibah akan
diberikan berdasarkan lama masa pendidikan.
f) Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim nilai tunai
(Dr) Dana pemegang polis Rp 403.226,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 403.226,00
95
Apabila pada tahun pertama peserta mengajukan
klaim nilai tunai, maka pada saat pembayarannya pihak
Takaful Keluarga mengembalikan nilai tunai pada tahun
pertama. Dana klaim nilai tunai ini diperoleh dari dana
pemegang polis (tabungan peserta) pada tahun pertama
yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp 403.226,00.
Dana klaim nilai tunai diperoleh dari dana
pemegang polis unit link tahun pertama yang terdiri dari
jumlah dana pemegang polis unit link saat penerimaan
premi (tabungan peserta) dan jumlah dana pemegang polis
unit link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi
hasil) serta pihak Takaul Keluarga mencatatnya sebagai
pengurang dari hutang tersebut.
Apabila peserta mengajukan klaim nilai tunai pada
tahun pertama maka pihak Takaful Keluarga menganggap
peserta tersebut mengundurkan diri sehingga peserta tidak
dapat melanjutkan kontrak perjanjiannya pada tahun ke-2
sampai selesainya masa perjanjian dan hanya mendapatkan
jumlah nilai tunai pada tahun pertama yang mana dana ini
merupakan milik peserta.
4) Kebijakan dana tabarru’ pada tahun pertama
a) Saat penerimaan dana tabarru’dari peserta
(Dr) Kas dan Bank Rp 210.960,00
96
(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00
b) Saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta, apabila
mengalami kecelakaan
(Dr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 210.960,00
Untuk tahun pertama, saat penerimaan dana tabarru’ dari
peserta maka pihak Takaful Keluarga mencatatnya dalam
jurnal saat penerimaan dana tabarru’ dari peserta, maka pihak
Takaful Keluarga mencatatnya kewajiban manfaat polis masa
depan peserta yang akan dialokasikan kedalam rekening kas
kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabarru’). Yang
diperoleh dari pembayaran premi peserta perbulan dikali nilai
tabarru’ yang telah ditentukan oleh pihak Takaful Keluarga
sebesar Rp 210.960,00 per tahun (8,79% x 2.400.000,00).
Dan pada saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta,
apabila mengalami kecelakaan maka pihak Takaful Keluarga
mencatat sebagai pengurang rekening kas kewajiban manfaat
polis masa depan peserta.
Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas mana
dana yang merupakan titipan peserta untuk dikelola (rekening
kewajiban manfaat polis masa depan).
97
b. Pengakuan pada tahun ke dua
Pengakuan dalam pencatatan akuntansi untuk tahun kedua
dilakukan pada tanggal 28 Februari 2017 dua tahun setelah Ibu
Isnawati mengikuti produk Takaful Pendidikan Fulnadi ini. Pada
tahun ke dua Ibu Isnawati masih tidak bisa mengajukan klaim
tahapan manfaat karena tahapan manfaat nya belum jatuh tempo.
Berikut pengakuan transaksi dana peserta yang terjadi pada tahun
kedua.
1) Kebijakan Premi
a) Saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan
(Dr) Kas dan Bank Rp 2.188.607,00
(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00
(Kr) Dana pemegang polis unit link Rp 1.766.687,00
b) Saat mencatat biaya polis dan biaya pengelolaan yang
diterima pihak Takaful Keluarga dari peserta
(Dr) Kas dan Bank Rp 1.800.000,00
(Kr) Pendapatan premi bruto Rp 1.440.000,00
(Kr) Pendapatan lain-lain Rp 360.000,00
Pengakuan pada tahun kedua, peserta membayar premi
sebesar Rp 200.000,00 per bulan atau sebesar Rp
4.800.000,00 selama dua tahun, peserta juga harus membayar
administrasi bulanan Rp 15.000,00 per bulan atau Rp
98
360.000,00 selama dua tahun yang mengurangi
premi/kontribusi perbulan peserta bayarkan sehingga jumlah
premi/kontribusi per bulan peserta pada tahun kedua sebesar
Rp 4.440.000,00.
Saat penerimaan premi dan biaya pengelolaan maka pihak
Takaful Keluarga mencatatnya dalam dua jurnal. Pertama,
jurnal saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan
oleh peserta sebesar Rp 4.800.000,00 maka pihak Takaful
Keluarga langsung mengalokasikan premi tersebut menjadi
dua, yaitu kerekening kewajiban manfaat polis masa depan
(dana tabarru’) sebesar Rp 421.920,00 dari nilai tabarru’
sebesar 8,79% dikali premi pembayaran peserta sebesar Rp
4.800.000,00 selama dua tahun. Dan rekening ke dana
pemegang polis unit link (tabungan pseserta) sebesar Rp
1.766.687,00 ( Rp 2.188.607,00 – Rp 421.920,00) selama dua
tahun. Dan untuk biaya pengelolaan yang dibebankan pada
tahun kedua sebesar Rp 1.440.000,00 (30% x Rp
4.800.000,00).
Jurnal saat mencatat biaya administrasi diterima sebagai
pendapatan lain-lain sebesar Rp 360.000,00 selama dua
tahun, dan serta biaya pengelolaan sebagai pendpatan premi
bruto (biaya pengelolaan tahun kedua sebesar Rp
1.440.000,00).
99
Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas
mana dana yang milik pihak Takaful Keluarga (rekening
pendapatan premi bruto dan rekening pendapatan lain-lain)
dan mana dana yang merupakan tititipan peserta untuk
dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa depan dan
rekening dana pemegang polis unit link tabungan peserta).
2) Kebijakn Bagi Hasil
a) Saat mendapatkan keuntungan dari hasil investasi, tetapi
keuntungan tersebut belum dibagikan kepada peserta dan
pihak Takaful Keluarga
(Dr) Kas dan Bank Rp 81.446,4
(Kr) Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 81.446,4
Pada tahun ke dua mendapatkan keuntungan dari
hasil investasi, tetapi keuntungan tersebut belum dibagikan
kepada peserta dan pihak Takaful Keluarga sebesar Rp
81.446,4 (Rp 1.018.080,00 x 8%). Dari informasi pihak
Takaful Keluarga asumsi tingkat investasi sebesar 8%.
b) Pada tahun ke dua saat keuntungan dari hasil investasi
kolektif dibagikan kepada peserta sesuai dengan skim
nisbah bagi hasil yaitu sebesar 85%
(Dr) Dana pemegang polis Rp 1.087.309,44
(Kr) Pendapatan hasil investasi Rp 1.087.309,44
100
Hasil investasi dibagikan kepada peserta sesuai dengan
skim bagi hasil peserta, yaitu sebesar 85%. Maka pihak
Takaful Keluarga mencatatnya sebagai pengurang dari
pendapatan hasil investasi pihak Takaful Keluarga. Bagi
hasil tersebut akan dimasukan ke rekening dana pemegang
polis (tabungan peserta) sebesar Rp 1.087.309,44. Yaitu
sebagai berikut perhitungan skim bagi hasil investasi
pesserta :
Premi terkumpul selama dua tahun – biaya pengelolaan
tahun kedua
= Rp 4.800.000,00 – Rp 30% = Rp 1.440.000,00
= Rp 1.440.000,00 – Rp 421.920,00 = Rp 1.018.080,00
= Rp 1.018.080,00 x 8 % = Rp 81.446,4
= Rp 81.446,4 x 85% = Rp 69.229,44
= Rp 1.018.080,00 + 69.229,44 = Rp 1.087.309,44
3) Kebijakan Klaim
Pengakuan pencatatan akuntansi pada tahun kedua sama
seperti pengakuan pada tahun pertama yaitu saat penerima
hibah mendapatkan tahapan manfaat, misalnya tahapan
manfaat pada tahun ke-5 (saat masuk TK) adalah :
1) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.080.000,00
(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00
101
2) Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh
tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.080.000,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 4.080.000,00
Sedangkan untuk tahpan manfaat selanjutnya
pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan
hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh
penerima hibah pada tahun ke-12 persentase sebesar
15%, tahun ke-15 persentase sebesar 20% dan tahun ke-
18 persentase sebesar 20%, jadi semakin lama tahapan
manfaat yang diterima oleh penerima hibah maka
semakin besar perkalian persentasenya. Dan untuk
tahun ke-5 serta tahun ke-6 besaran tahapan manfaat
yang diterima sama, yaitu Rp 4.080.000,00 (10% x Rp
40.800.000,00).
Dan pencatatan akuntansi saat penerima hibah
mendapatkan beasiswa, misalnya beasiswa pada tahun
ke-5 saat masuk TK adalah:
1) Saat akan jatuh tempo beasiswa
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 2.040.000,00
(Kr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00
2) Saat dibayarkan beasiswa yang jatuh tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim beasiswa Rp 2.040.000,00
102
(Kr) Kas dan Bank Rp 2.040.000,00
Sedangkan untuk beasiswa selanjutnya
pencatatan akuntansinya sama saja yang
membedakan hanya besaran beasiswa yang diterima
setiap tahun oleh penerima hibah pada tahun ke-12,
ke-15, ke-18, dan untuk tahun ke-5 selama 1 tahun
serta tahun ke-6 selama 6 tahun besaran beasiswa
yang diterima sama, yaitu Rp 2.040.000,00 (50% x
Rp 4.080.000,00).
Jumlah beasiswa yang diterima oleh penerima
hibah 50% lebih kecil dari jumlah tahapan manfaat
yang diterima, hal ini disebabkan karena jumlah
beasiswa yang diterima penerima hibah akan
diberikan berdasarkan lama masa pendidikan.
4) Kebikan pengelolaan dana tabarru’ pada tahun kedua
a) Saat penerimaan dana tabarru’dari peserta
(Dr) Kas dan Bank Rp 421.920,00
(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00
b) Saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta, apabila
mengalami kecelakaan
(Dr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 421.920,00
103
Pada tahun kedua saat penerimaan dana tabarru’ dari
peserta maka pihak Takaful Keluarga mencatatnya sebagai
kewajiban manfaat polis masa depan peserta yang akan
dialokasikan kedalam rekening kas kewajiban manfaat polis
masa depan (dana tabarru’). Yang diperoleh dari pembayaran
premi peserta selama dua tahun dikali nilai tabarru’ yang telah
ditentukan oleh pihak Takaful Keluarga sebesar Rp 421.920,00
(8,79% x Rp 4.800.000,00).
Dan pada saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta,
apabila mengalami kecelakaan maka pihak Takaful Keluarga
mencatat sebagai pengurang rekening kas kewajiban manfaat
polis masa depan peserta. Sehingga dari pencatatan di atas
akan terlihat secara jelas mana dana yang merupakan titipan
peserta untuk dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa
depan).
104
4. Perlakuan akuntansi transaksi dana peserta produk Takafulink Salam
Cendekia pada PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian, berikut perlakuan akuntansi transaksi
dana peserta yang meliputi pengakuan dalam pencatatan akuntansi dan
penyajiannya dalam laporan keuangan berupa ; a) Kebijakan Premi, b)
Kebijakan Bagi Hasil, c) Kebijakan Klaim, dan d) Kebijakan pengelolaan
Dana Tabarru’, pada pengakuan tahun pertama dalam produk Takafulink
Salam Cendekia. Untuk dapat memahami perlakuan akuntansi produk
Takafulink Salam Cendekia, penulis memberikan ilustrasi dan
penjelasannya untuk satu peserta, sebagaimana gambar berikut.
109
Berikut perlakuan akuntansi atas ilustrasi produk Takafulink Salam
Cendekia kasus di atas :
Pengakuan dalam pencatatan akuntansi untuk tahun pertama
dilakukan pada tanggal 30 Juli 2017 setahun setelah Ibu Isnawati
mengikuti produk ini, yaitu tanggal 22 Juli 2016.
Berikut pengakuan transaksi dana peserta yang terjadi pada tahun
pertama.
a) Kebijakan Premi
1) Saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan
(Dr) Kas dan Bank Rp 968.232,00
(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225,732,00
(Kr) Dana pemegang polis unit link Rp 734.338,00
2) Saat mencatat biaya polis dan biaya pengelolaan yang
diterima pihak Takaful Keluarga dari peserta
(Dr) Kas dan Bank Rp 3.840.000,00
(Kr) Pendapatan premi bruto Rp 3.840.000,00
Saat penerimaan premi dan biaya pengelolaan maka pihak
Takaful Keluarga mencatatnya dalam dua jurnal. Pertama,
jurnal saat ada pembagian atas unsur premi yang dibayarkan
oleh peserta sebesar Rp 4.800.000,00 per tahun. maka pihak
Takaful Keluarga langsung mengalokasikan premi tersebut
menjadi dua, yaitu kerekening kewajiban manfaat polis masa
depan (dana tabarru’) sebesar sebesar Rp 18.811,00 per bulan
110
atau Rp 225.732,00 per tahun. rekening ke dana pemegang
polis unit link (tabungan pseserta) sebesar Rp 734.388,00 ( Rp
4.800.000,00 - 80% - Rp 225.612,00). Dan untuk biaya
pengelolaan yang dibebankan pada tahun pertama sebesar Rp
3.840.000,00 (80% x 4.800.000,00). Pada pengakuan tahun
pertama tidak terdapat biaya administrasi bulanan polis, mulai
berjalan biaya administrasi bulanan polis pada tahun kedua
sebesar Rp 25.000,00 sampai akhir masa perjanjian kontrak.
Sehingga dari pencatatan di atas akan terlihat secara jelas
mana dana yang sepenuhnya menjadi milik pihak Takaful
Keluarga (rekening pendapatan premi bruto dan rekening
pendapatan lain-lain) dan mana dana yang merupakan tititipan
peserta untuk dikelola (rekening kewajiban manfaat polis masa
depan dan rekening dana pemegang polis unit link).
b) Kebijakan Bagi Hasil
1) Saat menyalurkan dana investasi dalam bentuk deposito
reksadana syariah atau saham syariah
(Dr) Deposito/Reksadana Rp 734.388,00
(Kr) Kas/Bank Rp 734.388,00
Hasil investasi sebelum digabung diinvestasikan ke
dalam saham syariah. nilai tunai premi/kontribusi peserta
pertahun sebesar Rp 734.388,00 yang akan disalurkan dan
111
diakui sebagai pendapatan deposito/reksadana saham
syariah oleh pihak Takaful Keluarga.
2) Saat mendapatkan keuntungan dari hasil investasi saham
syariah
(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.000,00
(Kr) Pendapatan hasil investasi Rp 2.195.000,00
Dari informasi pihak Takaful Keluarga pendapatan
bagi hasil berdasarkan investasi saham syariah ditentukan
dari tingkat turun naiknya investasi saham tersebut
sehingga bagi hasil dalam setahun tidek menentu karena
bedasarkan tingkat investasi saham syariah dilihat dari
ANB (Aktiva Nilai Bersih). Dari ilustrasi diatas bagi hasil
peserta dari perhitungan gabungan investasi saham pada
tahun pertama sebesar Rp 2.195.000,00 dalam ketegori
sedang dari informasi yang didapat oleh pihak Takaful
Keluarga.
c) Kebijakan klaim
1) Apabila mengajukan klaim meninggal dunia
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 59.795.000,00
(Kr) Hutang Klaim Rp 57.600.000,00
Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim
meninggal dunia maka pihak Takaful Keluarga akan
mencatatnya sebagai hutang klaim yang harus dibayarkan
112
pada saat pembayaran klaim tersebut. Besarnya hutang
klaim yang dicatat oleh pihak Takaful Keluarga sebesar Rp
57.600.000,00 (100% x MTA dana santunan al-khairat).
g) Apabila mengajukan klaim sakit/kecelakaan
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 1.200.000,00
(Kr) Hutang Klaim Rp 1.200.000,00
Apabila mengajukan sakit/kecelakaan maka pihak Takaful
Keluarga akan mencatatnya sebagai hutang klaim yang
harus dibayarkan pada saat pembayaran klaim tersebut.
Besarnya hutang klaim yang dicatat oleh pihak Takaful
Keluarga sebesar Rp 1.200.000,00 per tahun.
1) Apabila mengajukan klaim nilai tunai
(Dr) Beban Klaim dan manfaat Rp 2.195.500,00
(Kr) Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.500,00
Klaim nilai tunai adalah klaim yang diajukan oleh
peserta untuk menerik kembali sejumlah uang mereka yang
dititipkan kepada pihak Takaful Keluarga dan bagi hasil
yang diperoleh peserta dari hasil investasi saham syariah
tersebut pada tahun pertama. Dana klaim ini berasal dari
dana pemegang polis unit link saat penerimaan premi dari
pseserta (tabungan peserta) dan dana pemegang polis unit
link saat pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi hasil).
113
Apabila pada tahun pertama peserta mengajukan kliam nilai
tunai maka pihak Takaful Keluarga akan mencatatnya
sebagai hutang dana pemegang polis unit link yang mana
pada saat pembayaran pihak Takaful Keluarga akan
mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun
pertama yang merupakan dana milik peserta. Besarnya
kalim nilai tunai yang akan didapat peserta pada tahun
pertama sebesar Rp 2.195.000,00.
Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama
terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi dari peserta (tabungan peserta) dan
jumlah dana pemegang polis unit link saat pembagian bagi
hasil investasi kepada pesesrta (bagi hasil). Apabila peserta
mengajukan klaim nilai tunai pada tahum pertama maka
pihak Takaful Keluarga akan menganggap peserta tersebut
mengundurkan diri dan memutuskan kontrak dengan pihak
Takaful Keluarga
2) Saat pembayaran klaim
Pembayaran klaim apabila mengajukan klaim
meninggal dunia
(Dr) Hutang klaim Rp 57.600.000,00
(Dr) Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.000,00
(Kr) Kas dan bank Rp 59.795.500,00
114
Apabila pada tahun pertama mengajukan klaim
meninggal dunia maka pada saat pembayarannya pihak
Takaful Keluarga membayar hutang klaim sebesar Rp
57.600.000,00 (100% x Rp 57.600.000,00) dan juga
mengembalikan dana pemegang polis unit link pada tahun
pertama yang merupakan dana milik peserta sebesar Rp
2.195.000,00.
Dana pemegang polis unit link pada tahun pertama
terdiri dari jumlah dana pemegang polis unit link saat
penerimaan premi (tabungan peserta) dan jumlah dana
pemegang polis unit link saat pembagian bagi hasil kepada
peserta (bagi hasil) serta pihak Takaful Keluarga
mencatatnya sebagi pengurang dari hutang-hutang tersebut.
Apabila pada tahun pertama peserta meninggal
dunia, maka pihak Takaful Keluarga juga akan tetap
memberikan santunan berupa dana tahapan dan beasiswa
kepada anak sebagai penerima hibah, apabila tahapan
manfaat dan beasiswanya jatuh tempo. Tahapan
manfaatnya akan diberikan dan akan dicatat setiap jatuh
tempo, yaitu pada tahun ke-5 saat TK, tahun ke-6 saat SD,
tahun ke-12 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMP,
tahun ke-15 setiap setahun sekali selama 3 tahun saat SMA,
dan tahun ke-18 saat PT.
115
Maka pencatatan akuntansi saat penerima hibah
mendapatkan tahapan manfaat, misalnya tahapan manfaat
pada tahun ke-5 (saat masuk TK) adalah :
3) Saat akan jatuh tempo dana tahapan manfaat
(Dr) Beban klaim dan manfaat Rp 4.320.000,00
(Kr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.320.000,00
Saat dibayarkan dana tahapan manfaat yang jatuh
tempo tersebut
(Dr) Hutang klaim tahapan manfaat Rp 4.320.000,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 4.320.000,00
Sedangkan untuk tahpan manfaat selanjutnya
pencatatan akuntansinya sama saja yang membedakan
hanya besaran tahapan manfaat yang diterima oleh
penerima hibah pada tahun ke-12 persentasenya sebesar
25%, tahun ke-15 persentasenya sebesar 40% dan tahun ke-
18 persentasenya sebesar 50% dan untuk tahun ke-5 serta
tahun ke-6 besaran tahapan manfaat yang diterima sama,
yaitu Rp 4.320.000,00 (7,5% x Rp 57.600.000,00).
116
d) Kebijakan dana tabarru’ pada tahun pertama
1) Saat penerimaan dana tabarru’dari peserta
(Dr) Kas dan Bank Rp 225.732,00
(Kr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00
2) Saat penerimaan dana tabarru’ oleh peserta, apabila
mengalami kecelakaan
(Dr) Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00
(Kr) Kas dan Bank Rp 225.732,00
Untuk tahun pertama, saat penerimaan dana
tabarru’ dari peserta maka pihak Takaful Keluarga
mencatatnya dalam jurnal saat penerimaan dana tabarru’
dari peserta, maka pihak Takaful Keluarga mencatatnya
kewajiban manfaat polis masa depan peserta yang akan
dialokasikan kedalam rekening kas kewajiban manfaat polis
masa depan (dana tabarru’).
Dan pada saat penerimaan dana tabarru’ oleh
peserta, apabila mengalami kecelakaan maka pihak Takaful
Keluarga mencatat sebagai pengurang rekening kas
kewajiban manfaat polis masa depan peserta. Sehingga dari
pencatatan di atas akan terlihat secara jelas mana dana yang
merupakan titipan peserta untuk dikelola (rekening
kewajiban manfaat polis masa depan).
117
PT Asuransi Takaful Keluarga
Neraca Saldo
Per 29 Februari 2016
No. Nama Akun
Saldo
Debit Kredit
101 Kas/Bank Rp 2.248.083,00
102 Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 210.960,00
103 Dana pemegang polis Rp 403.226,00
211 Pendapatan premi bruto Rp 1.800.000,00
212 Pendapatan lain-lain Rp 205.000,00
213 Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 122.169,66
301 Utang klaim Rp 40.800.000,00
302 Utang klaim beasiswa -
511 Beban Klaim dan manfaat
Rp 20.400.000,00
Jumlah Rp 4.989.438,66 Rp 61.200.000,00
118
PT Asuransi Takaful Keluarga
Neraca Saldo
Per 28 Februari 2017
No. Nama Akun
Saldo
Debit Kredit
101 Kas/Bank Rp 4.070.050,00
102 Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00
103 Dana pemegang polis unit link Rp 1.766.687,00
211 Pendapatan premi bruto Rp 3.240.000,00
212 Pendapatan lain-lain Rp 360.000,00
213 Pendapatan hasil investasi kolektif Rp 16.885,01
301 Hutang klaim Rp 20.400.000,00
302 Hutang klaim beasiswa -
511 Beban klaim dan manfaat -
Jumlah Rp 9.875.542,01 Rp 20.400.000,00
119
PT Asuransi Takaful Keluarga
Neraca Saldo
Per 30 Juni 2017
No. Nama Akun
Saldo
Debit Kredit
101 Kas/Bank Rp 4.073.844,00
102 Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00
103 Dana pemegang polis unit link Rp 734.338,00
201 Deposito/Rekasadana Rp 2.195.000,00
211 Pendapatan premi bruto Rp 3.840.000,00
212 Pendapatan lain-lain Rp -
213 Pendapatan hasil investasi Rp 100.000,00
301 Hutang klaim Rp 57.600.000,00
302 Hutang klaim beasiswa -
511 Beban klaim dan manfaat
-
Jumlah Rp 11.168.914,00 Rp 57.600.000,00
120
5. Penyajian Laporan Keuangan
A. Takaful Pendidikan Fulanadi
Berikut penyajian laporan keuangan mengenai kebijakan transaksi
dana peserta pengakuan dua tahun pada ilustrasi produk Takaful
Pendidikan Fulnadi yaitu tanggal 28 Februari 2017.
Penulis hanya menampilkan sebagian dari Neraca dan laporan
Laba Rugi terutama menyajikan nama-nama akun yang berkaitan
dengan pencatatan akuntansi diatas, seperti kewajiban manfaat polis
masa depan, dana pemegang unit link dan hutang klaim di Neraca serta
pendapatan premi bruto, pendapatan hasil investasi, pendapatan lain-
lain, dan beban klaim dan manfaat di Laporan Laba Rugi. Sedangkan
untuk besarnya angka yang ada di nama-nama akun tersebut hanya
yang berasal dari transaksi satu peserta . Dan khusus untuk tahapan
manfaat dan beasiswa yang jatuh tempo tidak disajjikan dalam laporan
keuangan pada tahun pertama dan kedua tetapi akan disajikan dalam
laporan keuangan pada tanggal disaat tahapan manfaat dan
beasiswanya jatuh tempo pada tahun ke-5.
Sebagian penyajian laporan keuangan yang terjadi pada pengakuan
dua tahun dengan asumsi apabila saat mengajukan klaim meninggal
dunia karena bukan kecelakaan.
121
PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Sebagian NERACA
Per 28 Februrai 2017
KEWAJIBAN
Kewajiban kepada pemegang polis
Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 421.920,00
Hutang klaim Rp -
Dana pemegang polis unit link Rp 1.766.687,00
Jumlah Kewajiban kepada pemegang polis Rp 2.188.607,00
Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
122
PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Sebagian LAPORAN LABA RUGI
Per 28 Februrai 2017
PENDAPATAN
Pendapatn premi
Premi kontribusi bruto Rp 3.240.000,00
Pendapatn premi – bersih Rp 3.240.000,00
Hasil Investasi Rp 16.885,01
Pendapatan lain-lain Rp 385.000,00
Jumlah Pendapatan Rp 3.641.885,01
BEBAN
Kliam dan manfaat Rp 20.400.000,00
Beban Klaim dan manfaat polis Rp 20.400.000,00
Jumlah Beban Rp 20.400.000,00
Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
123
B. Takafulink Salam Cendekia
Berikut penyajian laporan keuangan mengenai transaksi dana
peserta pengakuan tahun pertama pada ilustrasi produk Takafulink
Salam Cendekia yaitu tanggal 30 Juni 2017. Sedangkan untuk
besarnya angka yang ada di nama-nama akun tersebut hanya yang
berasal dari transaksi satu peserta . Dan khusus untuk tahapan manfaat
dan beasiswa yang jatuh tempo tidak disajjikan dalam laporan
keuangan pada tahun pertama dan kedua tetapi akan disajikan dalam
laporan keuangan pada tanggal disaat tahapan manfaat dan
beasiswanya jatuh tempo pada tahun ke-5.
124
PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Sebagian NERACA
Per 30 Juni 2017
KEWAJIBAN
Kewajiban kepada pemegang polis
Kewajiban manfaat polis masa depan Rp 225.732,00
Hutang klaim Rp -
Dana pemegang polis unit link Rp 2.195.000,00
Jumlah Kewajiban kepada pemegang polis Rp 2.420.732,00
Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
125
PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA
Sebagian LAPORAN LABA RUGI
Per 30 Juni 2017
PENDAPATAN
Pendapatn premi
Premi kontribusi bruto Rp 3.840.000,00
Pendapatn premi – bersih Rp 3.840.000,00
Hasil Investasi Rp 100.000,00
Pendapatan lain-lain -
Jumlah Pendapatan Rp 3.850.000,00
BEBAN
Kliam dan manfaat Rp 57.600.000,00
Beban Klaim dan manfaat polis Rp 57.600.000,00
Jumlah Beban Rp 57.600.000,00
Sumber: PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
126
C. Penjelasan Nama-nama Akun
Berikut penjelasan dari setiap nama-nama akun yang ada kaitannya
dengan pencatatan akuntansi di atas, yaitu :
1) Kewajiban manfaat polis masa depan atau dana tabarru’ adalah
kewajiban pihak Takaful Keluarga kepada pemegang polis atas
musibah yang dialaminya. Dana dari kewajiban manfaat polis
masa depan ini kan diberikan apabila diantara pemegang polis
(peserta) adaa yang mengalami musibah.
2) Dana pemegang polis unit link adalah dana miliki peserta
(pemegang polis). Dana ini diperoleh dari setiap penerimaan
premi dari peserta (tabungan peserta) dan dari setiap
pembagian bagi hasil kepada peserta (bagi hasil). Dana ini akan
dikembalikan pihak asuransi, apabila peserta mengajukan
klaim baik itu klaim meninggal dunia, klaim nila tunai maupun
klaim jatuh tempo. Sehingga dana ini merupakan kewajiban
dari pihak Takaful Keluarga kepada peserta sebagai pemegang
polis.
3) Pendapatan premi kontribusi bruto adalah pendapatan yang
diperoleh pihak Takaful Keluarga dari biaya pengelolaan.
4) Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh pihak
Takaful Keluarga dari biaya polis maupun biaya administrasi
bulanan.
127
5) Pendapatan hasil investasi adalah pendapatan yang diperoleh
pihak Takaful Keluarga dari keuntungan hasil investasi dana
peserta. Besarnya pendapatan hasil investasi yang diperoleh
sesuai dengan skim bagi hasil untuk pihak Takaful Keluarga.
6) Beban klaim dan manfaat adalah beban yang terdiri atas klaim
dan manfaat asuransi yang pembayarannya didasarkan pada
terjadinya peristiwa yang diasuransikan, yaitu klaim meninggal
dunia baik karena bukan kecelakaan maupun karena
kecelakaan, klaim nilai tunai, dan klaim jatuh tempo serta
klaim tahapan manfaat dan klaim beasiswa (untuk produk
Takaful Pendidikan)
7) Hutang klaim adalah kewajiban yang timbul sehubungan
dengan adanya persetujuan atas klaim yang diajukan oleh
peserta kepada pihak asuransi. Pihak Takaful Keluarga
menggabungkan semua hutang klaim menjadi satu nama akun
saja, yaitu hutang klaim. Baik itu dari hutang klaim meninggal
dunia, hutang klaim nilai tunai, dan hutang klaim jatuh tempo
serta hutang klaim tahapan manfaat maupun hutang klaim
beasiswa untuk produk Takaful Pendidikan.
128
6. Analisis kuantitatif produk Takaful Pendidikan
Dalam mengelola dana peserta atau dana kontribusi (premi) pada
produk Takaful Pendidikan akan dicatat dialokasikan dalam rekening dana
pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening kewajiban
manfaat polis masa depan (dana tabrru’). Rekening tabungan merupakan
kumpulan dana yang menjadi hak milik peserta yang akan dibayarkan bila
perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri atau meninggal dunia.
Dana yang dikelola oleh PT. Asuransi Takaful Keluarga dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu dana perusahaan, dana tabarru’ dan dana investasi
peserta.Dana perusahaan merupakan dana yang seluruhnya bersumber dari
pemegang saham atau kekayaan perusahaan. Dana tabarru’ merupakan
dana milik peserta yang tujuannya untuk saling tolong menolong antar
sesame peserta asuransi. Dana investasi peserta merupakan dana yang
bersumber dari premi peserta dengan unsur tabungan yang dikelola sesuai
dengan akad yang disepakati, yaitu akad wakalah bil ujrah dan akad
mudharabah. Dalam akad akad wakalah bil ujrah perusahaan akan
mendapat ujrah atau fee dari dana peserta yang dikelola. Sedangkan dalam
akad mudharabah perusahaan akan mendapat bagi hasil sesuai dengan
kesepakatan perusahaan asuransi dan peserta.
PT. Asuransi Takaful Keluarga memisahkan pelaporan untuk
masing-masing dana yang dikelola, yaitu laporan posisi keuangan dana
perusahaan, laporan posisi keuangan dana tabarru’ dan laporan posisi
keuangan dana investasi peserta.
129
Berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian pencatatan akuntansi
dana peserta pada produk Takaful Pendidikan yang mana sudah sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Syariah (PSAK) 108
tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah.
Berdasarkan PSAK 108 pengukuran setelah pengakuan awal
terkait laporan surplus underwriting yang didistribusikan ke entitas
pengelola diakui sebagai pengurang surplus dalam perubahan dana
tabarru’. Surplus underwriting dana tabarru’ yang diterima entitas
pengelola diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dan yang
didistribusikan ke peserta diakui sebagai liabilitas dalam laporan posisi
keuangan. Yang mana pihak PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin tidak menyajikan laporan surplus underwriting dalam produk
Takaful Pendidikan.
130
7. Perbandingan analisis produk Takaful Pendidikan
Berdasarkan dari hasil pembahasan penelitian kebijakan dana
peserta pada ke dua jenis produk Takaful Pendidikan yaitu Takaful
Pendidikan Fulnadi dan Takafulink Salam Cendekia sebagaimana pada
tabel 12 berikut.
131
Table 12
No Produk
Ketentuan Kebijakan Dana Peserta
1. Takaful Pendidikan
Fulnadi
Takaful Pendidikan Fulnadi merupakan produk dengan cara pembayaran bertahap yang bukan program
investasi saham, sehingga pendapatan bagi hasil dana peserta berdasarkan bagi hasil investasi kolektif
murni dari premi/kontribusi peserta bayarkan. Takaful Pendidikan Fulanadi lebih aman dan terjaga
karena merupakan pembayaran premi/kontribusi bertahap per bulan sehingga untuk pendapatan bagi
hasil peserta produk Takaful Pendidikan Fulanadi untuk pendapatan bagi hasil peserta lebih pasti dengan
ketentuan bagi hasil yang sudah ditentukan oleh kedua belah pihak antara peserta/pemegang polis dan
pihak Takaful Keluarga.
2. Takafulink Salam
Cendekia
Takafulink Salam Cendekia merupakan produk dengan cara pembayaran tidak menetap, bisa berupa
melewati kontribusi Top Up Un Regular sewaktu-waktu peserta bayarkan seperti setahun kemudian,
yang merupakan program investasi saham syariah, sehingga pendapatan bagi hasil dana peserta
berdasarkan bagi hasil jenis investasi saham yang dipilih, sehingga harus melihat tingkat investasi saham
syariah tersebut setiap per bulan. Semakin tinggi tingkat investasi saham syariah yang diperoleh maka
pendapatan bagi hasil peserta yang diperoleh besar. Jika tingkat investasi saham syariah menurun dari
premi/kontribusi peserta bayarkan saat bagi hasil investasi kepada peseta kurang dari Rp 1.500.000,00
per tahun maka tidak bisa mengajukan tahapan manfaat klaim nilai tunai maupun meninggal dunia, dan
apabila jika jatuh tempo tahapan manfaat beasiswa seperti saat masuk TK saat premi/kontribusi peserta
kurang dari Rp 1.500.000,00 per tahun dari tingkat investasi saham syariah, maka tidak dapat
mengajukan tahapan manfaat jatuh tempo beasiswa penerima hibah.
Jadi, Takafulink Salam Cendekia lebih tinggi tingkat risiko nya untuk pendapatan bagi hasil peserta
tergantung dilihat dari tingkat investasi saham syariah pertahun.
132
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Kebijakan dana peserta (kontribusi) pada produk Takaful Pendidikan
dalam mengelola dana peserta terdapat kebijakan premi, kebijakan
bagi hasil, kebijakan klaim, dan kebijkan pengelolaan dana tabarru’.
a. Premi peserta akan dicatat dialokasikan dalam rekening dana
pemegang polis unit link (tabungan peserta) dan rekening
kewajiban manfaat polis masa depan (dana tabrru’). kebijakan baru
pada tahun 2015 ditetapkan premi dana peserta bayarkan minimal
sebesar Rp 200.000,00 per bulan serta terdapat biaya administrasi
bulanan polis yang dibebankan pada premi peserta.
b. Bagi hasil untuk peserta dibagikan sesuai dengan skim nisbah bagi
hasil (mudharabah) dan dicatat dalam rekening dana pemegang
polis unit link (bagi hasil).
c. Klaim terdiri dari klaim nilai tunai, klaim meninggal dunia bukan
kecelakaan maupun klaim meninggal dunia karena kecelakaan, dan
klaim sakit/kecelakaan.
d. Pengelolaan dana tabarru’ dicatat dalam rekening kewajiban
manfaat polis masa depan (dana tabarru’), yang diniatkan oleh
peserta sebagai kumpulan dana kebajikan yang bertujan untuk
132
133
saling membantu dan saling tolong-menolong antar peserta
asuransi apabila mengalami terjadi hal.
e. Perbedaan kebijakan dari 2 jenis produk Takaful Pendidikan yaitu
Takaful Pendidikan Fulnadi merupakan produk dengan cara
pembayaran premi bertahap rutin per bulan, dengan pendapatan
bagi hasil berdasarkan investasi kolektif. Sedangkan Takafulink
Salam Cendekia merupakan dengan cara pembayaran premi tidak
menetap, melewati kontribusi Top Up Un Regular, termasuk
program investasi saham syariah untuk pendapatan bagi hasil dana
peserta berdasarkan bagi hasil jenis investasi saham tersebut. Jadi,
Takafulink Salam Cendekia lebih tinggi tingkat risiko untuk
pendapatan bagi hasil peserta.
2. Pencatatan akuntansi dana peserta produk Takaful Pendidikan sudah
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Syariah (PSAK)
108 tentang Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah Berdasarkan PSAK
108 terkait laporan surplus underwriting yang didistribusikan ke
entitas pengelola diakui sebagai pengurang surplus dalam perubahan
dana tabarru’ yang mana pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang
Banjarmasin tidak menyajikan laporan surplus underwriting.
134
B. Saran
1. Sebaiknya PT Asuransi Takaful Keluarga Cabang Banjarmasin
menyajikan laporan surplus underwriting dan laporan perubahan dana
tabarru’ sebagaimana PSAK 108 tentang transaksi dana peserta
asuransi syariah. Hal ini dilakukan agar transparan dan tidak menimbul
gharar dalam mengelola dana peserta asuransi syariah.
2. Penelitian ini belum sepenuhnya melakukan pencatatan akuntansi
tahapan manfaat kebijakan klaim khususnya klaim dana peserta jatuh
tempo beasiswa. Karena itu penulis berharap bagi peneliti selanjutnya
dapat meneliti semua tahapan manfaat khususnya klaim dana peserta
dan kebijakan baru selanjutnya nya terkait transaksi dana peserta
produk Takaful Pendidikan.
135
DAFTAR PUSTAKA
Amir. Dasar Teori dan Perlakuan Akuntansi Pada Asuransi Syariah Mubarakah.
2007. Jurnal Intekna. No. 1.
Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah. Edisi 1. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Bayinah, Ai Nur, Sri Mulyati, Dkk. 2017. Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta:
Salemba Empat.
Dewi, Gemala. 2004. Aspek-aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah Di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indinesia. 2009. Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 108 tentang Akuntansi
Transaksi Asuransi Syariah, per efektif 1 Januari 2010. Jakarta: Ikatan
Akuntan Indonesia.
Dewan Syariah Nasional MUI. 2001. Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001
tentang Pedoman Asuransi Syariah. Jakarta: DSN MUI.
Ghoni, Abdul dan Emy Arianty. 2007. Akuntansi Asuransi Syariah Antara Teori
dan Praktik. Edisi 1. Jakarta: INSCO Consulting.
Huda, Nurul. 2010. Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis Dan Praktis.
Jakarta: Kencana.
Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi Syariah. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat.
Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 tentang Prinsip Dasar
Penyelenggaraan Usaha Asuransi Syariah.
Sula, Muhammad Syakir. 2014. Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan
Sistem Operasional. Cetakan Pertama. Jakarta: Gema Insani.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Cetakan Kesebelas. Bandung: Alfabeta. Jakarta: Kencana.
Nama Instansi / Perusahaan : Takaful Keluarga RO Az-Zahra
Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 4 Samping
Acer, Banjarmasin
Telpon : 0821-7991-234
Email : agency.helpline@takful.com
Website : www.takaful.co.id
Kordinat : -3.327844, 114.616627
A. Denah / Peta Perusahaan