Post on 16-Jan-2023
PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG
MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK
DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKAN
LATIHAN KEBUGARAN FISIK
ISLAM
Oleh :
LIZA ANDR1ANI
99 320 079
FAKULTAS I'SIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANG
MELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK
DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKAN
LATIHAN KEBUGARAN FISIK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas f*sikoiar|i IJniversitas Islam IndonesiaUntuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Oerajat Sarjana Psikologi
Oleh i
LIZA ANDRIANI
99 320 079
FAKXJLTTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISI^AFU INDONESIA
YOGYAKARTA
PERBEDAAN STABILITAS EMOSI WANITA YANGMELAKUKAN LATIHAN KEBUGARAN FISIK
DAN WANITA YANG TIDAK MELAKUKANLATIHAN KEBUGARAN FISIK
SKRIPSI
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi FakuitasPsikologi Universitas Islam Indonesia dan Diterima untukMemenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S-1 PsikologiPada Tanggal
2 $ AUG 2003
Mengesahkan
Fakuitas Psikologi
Universitas islam Indonesia
'• 1.«r
\\ DR. SukartiS*!^.
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Sri Rahayu Partosuwido, Prof, Dr. ^/>
2. Marnio Pudjono, Drs, MS.llWiiii
/
3. Yuiianti Dwi Astuti, S. Psi
3. Ibu Yulianti Dwi Astuti S.Psi, selaku Dosen Pembimbing Pendamping,
atas segala bimbingan, perhatian, dan kejelian, serta kesabaran beliau
sangat membantu untuk keluar dari segala masalah dan hambatan dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Sus Budiharto S.Psi Psikolog, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, atas segala perhatian, bimbingan, dan dukungan yang
diberikan kepada penulis selama masa studi di Fakuitas PsikologiUniversitas Islam Indonesia.
5. Ibu Endang Herbeno, selaku pemilik pusat kebugaran Cahya
Kumala...terima kasih atas izin tempat dan kemudahan-kemudahan yang
telah diberikan selama penulis melakukan penelitian
6. Ibu Joko Tri Hartanto, selaku pemilik kost putri Orange..Terima kasih atas
izin dan kebaikan yang telah diberikan selama penulis melakukan
penelitian
7. Segenap dosen Fakuitas Psikologi Universitas Islam Indonesia..Bu
Ratna, Bu Uyun, Bu UN, Bu Heppy, Bu Mira, Bu Miftah, Pak Fuad.Pak
Bakhtiar, Pak Sus, Pak Irwan, Pak Soni, Pak Arif dan seluruh dosen
lainnya yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu... Terima kasih
untuk ilmu-ilmu bermanfaat yang telah diberikan pada penulis selama
masa studi, semoga bisa menjadi bekal untuk melangkah ke kehidupan
penulis selanjutnya kelak.
8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakuitas Psikologi Universitas Islam
Indonesia.Terimakasih untuk segala kebaikan dan kemudahan yang
telah diberikan pada penulis selama ini.
VI
9. Ayahku (Aim), dan lbuku...lbuku...lbuku yang sangat kucintai.
Untuk seluruh cinta dan sayangnya, pengorbanannya, airmatanya, doa-
doanya, dan kasihnya yang diperlihatkan terus menerus, juga untuk
semua yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata dan tidak dapat
terbalaskan dengan apapun. Semoga Allah membalas keduanya dengan
kebaikan yang besar, memudahkan segala urusannya, melapangkan
hatinya, dan menyelamatkan keduanya dari fitnah dunia dan akhirat,
Allahumma Arnien...
10. My Dearest Brothers and Sisters... (Kakak, Abang, Kak Ana, Bang Sul,
Bang Dhie,& Kak Nin), My Bro &sist in law... (Bang Narno, Kak Titik,
Bang Udin, dan Kak Neng, juga Mas Doni dan Mbak Nana (meski masih
calon), and also... Pendi, Fitri, Linda, & Diana. Terima kasih untuk seluruh
cinta, perhatian, dan bantuan baik moral maupun materiil selama in, I'm
so Proud to be a partof this Big Happy Families.
11. My Magnificent Nieces and Nephews ...Wida, Galih, Anisah, Roshid,
Tyaz, Aldo, Haikal, Ifa, dan Mila... You're always make me laugh!!
12.Bapak, Ibu, dan keluarga besar Pandega Siwi...Terima kasih untuk
segala perhatian yang tercurah pada penulis selama ini.
13. Sahabat-sahabat terbaikku diYogya...Wied, Ayie, Vida, Ika, lis, DoenGah,
Echa... yang mengenalkanku arti persahabatan, persaudaraan,
kemandirian, dan toleransi. Terimakasih atas semangat, dukungan, dan
kebersamaan dalam suka dan duka selama ini, Friends are like a star not
always seen but they are always there... Untuk Indah, bagaimanapun...
vn
makasih ya untuk mekanisme pertahanan egonya. Akhirnya semua itu
menjadikanku lebih sabar.
14. Sahabat setia bimbingan skripsi oolama ini...Ainul...Meski hanya sesaat
diakhir perkuliahan kita, terima kasih telah memberikan suntikan motivasi
dan semangat jika aku sedang malas dan bosan dalam mengerjakan
skripsi ini.
15. Sohib-sohib kostku dulu dan sekarang...Mb.Ndet, Mb.Noey, Mb.Nia,
Ka.Uchie, Mb.Mei, Mb.Evi, Mb.Wien, Rahmi, siska, Mb.Yuni, Sari, Niken,
Lia, juga Mb.Upi... Terimakasih untuk kebersamaannya selama ini.
Kenang-kenangan bersama kalian tidak akan terlupakan.
16. Seluruh teman-teman yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Terima
kasih telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu
penulis melaksanakan penelitian ini.
17. Alkautsar club...Makday, Oca, Reni, Dian, Yuli, Putri, Pipit(Where are u),
Dini, lis, Beti, Ragil, Bona, Boni, Royn, Erik, Pongge, Firman, Tendi, Ulin,
dan semuanya...Terima kasih telah mewarnai hidup penulis, kapan ya
kita bisa kumpul2 lagi?.
18.Teman-teman seperjuanganku angkatan '99... Boni, Agus (Makasih
pinjaman monitomya), Eno, Bleki, Uztam, Ratih, Gayuh, Seto, Eri, Elin,
Vicki, Herka, Nina, Nita, Evi, Ita, Yuyun, Nila, Rama, Tiwi, Robi, dan yang
tidak dapat disebutkan satu persatu...Terima kasih untuk kebersamaan
yang sangat menyenangkan selama ini.
vm
19.Terakhir namun sangat berarti bagi penulis, Sahabatku...
Kekasihku...Mas Dimas. Terima kasih atas segala cinta, kasih sayang,
kesabaran, perhatian, dorongan, dan kesetiaannya mendampingiku
selama ini dalam suka maupun duka.
20. Terima kasih pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu...Atas bantuan dalam kelancaran penulisan skripsi ini, semoga
amal baiknya mendapat balasan dari Allah SWT, Amien...
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penelitian ini, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, Amien.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Juli 2003
Penulis
IX
DAFTAR ISf
HALAMAN JUDULi
HALAMAN PENGESAHAN Tn
HALAMAN PERSEMBAHANin
HALAMAN MOTTOiv
KATA PENGANTARv
DAFTAR ISI .x
DAFTAR TABELXIII
DAFTAR GAMBARXIV
DAFTAR LAMPIRANxv
INTISARIxvi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penelitian 7
C. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Stabilitas Emosi 9
1. Pengertian Emosi g
2. Pengertian Stabilitas Emosi 14
3. Karakteristik Stabilitas Emosi 16
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Emosi 17
B. Latihan Kebugaran Fisik 22
1. Pengertian Kebugaran Fisik 22
2. Pengertian Latihan Kebugaran Fisik 23
3. Keuntungan Yang Didapatkan Dari Latihan Kebugaran Fisik 3?
C. Hubungan Antara Latihan Kebugaran Fisik Dengan Stabilitas
Emosi 07
D. Landasan Teori 41
E. Hipotesis 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian 44
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 44
C. Subyek Penelitian 45
D. Metode Pengumpulan Data 47
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 50
F. Desain Penelitian 51
G. Metode Analisis Data 52
3AB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 53
1. Orientasi Kancah Penelitian 53
2. Persiapan Penelitian 54
3. Pengurusan Izin Penelitian 56
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Uji Coba Skala Stabilitas Emosi 53
2. Pelaksanaan Penelitian 59
XI
C. Hasil Penelitian
D. Pembahasan ....
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ...
xn
.61
.65
.68
.68
.71
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Butir-Butir Skala Stabilitas Emosi 49
Tabel 2. Distribusi Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Stabilitas Emosi
Setelah Uji Coba 58
Tabel 3. Distribusi Aitem Valid dan Aitem Gugur Skala Stabilitas Emosi
Setelah Uji Coba Disesuaikan Dengan Nomor Bam 59
Tabel 4. Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Eksperimen 62
Tabel 5. Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Kontrol 63
Tabel 6. Hasil Uji Beda Skor Pre test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol 63
Tabel 7. Hasil Uji Beda Skor Post test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol 64
Tabel 8. Hasil Uji Beda Selisih Skor Pre test dan Post test Antara
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 64
xni
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan peradaban manusia yang semakin pesat,
bertambah kompleks pula gaya hidup, sehingga manusia berusaha mencapai
tingkat yang dicita-citakan. Perkembangan dan arus modemisasi yang melaju
pesat, mempengaruhi perilaku, gaya hidup, dan nilai-nilai hidup di masyarakat,
Persaingan ketat dalam mengejar cita-cita , adanya pergeseran nilai dan norma
kehidupan, semakin menuntut penyesuaian diri dengan keadaan yang serba
kompleks. Kemajuan teknologi dan pembangunan juga berpengaruh terhadap
lingkungan fisik dan tentu saja berdampak pada lingkungan sosial. Kehidupan
yang serba cepat, bising, dan penuh polusi menyebabkan manusia merasa leiah
jiwa dan raga.
Dalam menghadapi berbagai permasalahan yang begitu kompleks, ada
sebagian individu yang berhasil dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapinya, akan tetapi kemungkinan lain yang terjadi adalah individu
rnengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menghadapi masalah-
masalahnya. Kesulitan ataupun kegagalan yang dihadapi individu ini
memungkinkan timbulnya ketegangan emosi yang selanjutnya dapat
mempengaruhi stabilitas emosi seseorang.
Ciri-ciri jasmaniah antara pria dan wanita sangat berbeda. Perbedaan
anatomi dan fisiologi menyebabkan adanya perbedaan pada tingkah laku wanita
dan tingkah laku pria, Perbedaan tersebut selanjutnya diperkuat oleh struktur
to**™ van9 ada, d,mana terdapat beberapa ^^ ^maSyaraka' kePa" — - - wa„ita. Masyaraka, biasanyamemposisikan wanita sebagai spcp.,,,^ c
- ,-.0 ..w.^o uc.aiKdp sempurna,
-rasa bangga dengan kebande|an anak |akj |ak]nya ^^^ ^ ^™nunfukkan keberania„ anak tersebu, akan te|apj keska anak perempuan"aka, sa„9 ibu akan merasa ma|u ^ ^ ^^^ ^^harus selalu bersikap baik dan paluh (Gamayanli. 2003).
Ke«*a memaSuki masa pubertas ,„buh wanjta menga|ami perubatanPerubahan drama,is. karena ,ubuh mu|aj mempmduksi hormonhormon wanj(aVang mempe„8aruhi pertumbuha„, ^^^^ ^ ^^^Tanda-tanda pertama pada pubertas ^^ ter|jha| nya(a ^^^ ^^payudara. Hormon-normon „a„ita merislimulasi da„ meningkatkan
™* dewasa (matang, Seiring dengan ^ ^^ ^ ^ ^•enad, puia perubahan secara psikis yang ^^^ ^ ^ ^sensitif den ,ebin peka. Dibandingkan denga„ ^ ^ ^ ^cenderung mempergunakan emosi dan perasaannya apabj|a ^^^ ^masalah. Menu., Frederick, (daiam Setiawan Goos,e,om. 2003) da|amPerkembangannye wanila cendemng ^ MmMm^ ^ ^banyak menggunakan praduoa, peras.an dan emosi ketimbanc rasio. Kartinimasa kini adalab wanita yang berfikiran maju dan berkepnbadian. sshingga*aum wa„i,a masa kini diharapkan bisa men.adi wani.a yan9 serba blsa dansukses daiam menjeieni kerier dan kehidupan perkawinan. Adanya tuntu.an derimasyarakat agar wanita masa ,„, bjsa berperan sempuma mempengamhj
wanita yang mengakibatkan emosi wanita cenderung tidak stabil (Aura, April
2002).
Terdapatnya banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian atau
kehidupan kejiwaan seseorang terutama pada wanita, sehingga menimbulkan
perbedaan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam
menanggapi kesan-kesan yang datang dari luar dirinya atau bisa dikatakan
sebagai reaksi emosionalnya. Ada individu yang tingkat emosinya tinggi dan ada
individu yang tingkat emosinya rendah, dan ada sebagian individu dalam
mengekspresikan emosinya secara berlebihan tetapi ada juga yang bisa
menyembunyikan emosinya dan tidak ekspresif.
Keadaan emosi dalam diri individu tidak menetap, emosi yang baik
berada dalam keadaan seimbang dimana individu dapat mengendalikannya.
Sehingga tidak menimbulkan gangguan emosional yang dapat mempengaruhi
keadaan dan tingkah laku individu. Emosi memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Menurut Segal (2000) emosi merupakan sumber daya
terampuh yang dimiliki individu. Emosi merupakan penyambung hidup bagi
kesadaran diri dan kelangsungan diri yang secara mendalam menghubungkan
kita dengan diri sendiri dan dengan orang lain.
Keadaan emosi seseorang tidak dapat diobservasi secara pasti karena
bersifat abstrak, dan hanya dapat disimpulkan dari aktivitas-aktivitas dan reaksi-
reaksi fisik dan mental yang menyertai setiap kebutuhan manusia. Salah satu
contoh dari perilaku emosional yang sulit dikendalikan dan sering muncul dalam
kehidupan sehari-hari adalah kemarahan, ketika seseorang mengalami
kemarahan, maka kemarahan ini akan mengganggu ketenangan hatinya,
mempengaruhi proses fisik dan proses mentalnya, dan selanjutnya akan
mempengaruhi tingkah lakunya sehingga individu tidak dapat menyesuaikan diri
dengan realita. Perilaku emosional semacam ini merupakan gangguan kognitifyang merusdk apabila terperangkap dalam rutinitas yang sama dan akan sangatmengganggu keseimbangan emosi seseorang. (Aura, April 2002).
Stabilitas emosi antara individu yang satu berbeda dengan individu yanglain, hal ini tidak terlepas dari pengalaman individu, pertimbangan akal,pendidikan dalam keluarga, latar belakang kehidupan dari masa kanak-kanak,lingkungan bergaul, serta faktor-faktor yang lainnya.
Scheff (dalam Wahyudi, 1998) menjelaskan bahwa teori katarsis bisa
dijadikan sebagai tawaran alternatif sebagai media yang bermanfaat bagikesehatan emosi seseorang terutama wanita yang cenderung sering memendam
emosi, menurutnya mengingat-ingat saja tidak cukup dan tidak perlu. Dengan
adanya media katarsis; seseorang dapat mengakhiri suatu episode emosional
sebelum menjadi semakin memburuk. Katarsis tidak hanya sekedar
pembenaman secara sederhana keadaan emosi, tetapi juga melibatkan secara
bersamaan persepsi dari kontrol dan penguasaan perasaan negatif. Dengan
adanya media katarsis maka individu dapat melepaskan emosi-emosi negatif
dalam dirinya sehingga keadaan emosinya bisa menjadi lebih stabil.
Latihan kebugaran fisik dapat dijadikan sebagai suatu media katarsis
untuk melepaskan emosi-emosi negatif dalam diri seseorang, sehingga dapat
membuat seseorang merasa lebih baik bahkan pada saat sedang stress. Jika
dilakukan secara konsisten, latihan kebugaran fisik bisa mengurangi reaktivitas
stress seseorang, hormon penyebab stress seperti adrenalin yang di keluarkan
akan berkurang sehingga seseorang tidak akan merasa terlalu tertekan terhadap
hal-hal yang biasanya menimbulkan kemarahan (Fit, Desember 2002). Dengan
melakukan latihan kebugaran secara teratur juga mengaktifkan hormon endorfin.
yaitu sejenis morfin yang dibuat oleh tubuh sendiri, hormon inilah yang memberi
rasa nyaman dan relaks (Fit, Maret 2002). Latihan kebugaran fisik yang
dilakukan secara teratur juga dapat meningkatkan kesehatan jiwa dan raga
seseorang, serta mampu memompa semangat dan menenangkan fikiran (Fit,
Januari 2003).
Raga atau tubuh merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting
karena langsung mempengaruhi kualitas dan kuantitas perilaku seseorang dan
secara tidak langsung mempengaruhi individu dalam evaluasi diri sendiri.
Evaluasi terhadap diri sendiri dapat menimbulkan perasaan senang ataupun
tidak senang terhadap keadaan fisiknya Jersild, (dalam Indriani 2001). Raga juga
merupakan faktor yang penting bagi perasaan seseorang tentang ketertarikan,
stabilitas, keamanan, dan peran jenisnya.
Munculnya pusat-pusat kebugaran fisik seperti menjamurnya fitness
centre dan sanggar senam khususnya bagi wanita, menuniukkan makin
besarnya kebutuhan masyarakat terutama kaum wanita untuk mendapatkan
kebugaran fisik, karena dengan melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur,
baik, dan benar dapat memelihara tubuh menjadi sehat, segar, dan bugar,
sehingga dapat berpenampilan prima dan merasa lebih rileks karena latihan
kebugaran fisik juga dapat mengurangi ketegangan. Selanjutnya menurut
Sarafino (1990), terdapat tiga keuntungan melakukan latihan kebugaran fisik
secara teratur, yaitu : menghilangkan stress dan kecemasan, meningkatkan
kemampuan kerja dan sikap-sikap seseorang, meningkatkan konsep diri karena
dapat mengontrol berat badan, dan memelihara penampilan yang menarik.
Selain itu juga dengan melakukan Latihan kebugaran fisik secara teratur dapat
memperbaiki suasana hati, konsep diri, dan perilaku kerja. Latihan kebugaran
fisik mampu menghasilkan proses coping (self regulation) yang dapat
membangun interaksi adaptif dengan individu didalam lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk membuktikan
secara empiris apakah latihan kebugaran fisik dapat meningkatkan stabilitas
emosi seseorang terutama pada wanita, sehingga peneliti mengangkat judul
" Perbedaan Stabilitas Emosi Wanita Yang Melakukan Latihan Kebugaran Fisik
Dan Wanita Yang Tidak Melakukan Latihan Kebugaran Fisik ". Subyek dalam
penelitian ini dikhususkan pada wanita karena menurut Kartono (dalam Wahyudi
1998) wanita dalam perilakunya cenderung dipengaruhi oleh perasaan dan
suasana hatinya sehingga wanita lebih sering mengambil tindakan atas dasar
emosi, sedangkan pria menunjukkan adanya pembatasan antara pikiran dan
emosinya. Hal ini mengakibatkan dalam menghadapi suatu permasalahan yang
berat wanita lebih cenderung emosional sehingga mempengaruhi stabilitas
emosinya.
Penelitian mengenai latihan kebugaran fisik itu sendiri pernah diteliti oleh
Uyun (1993) dengan judul : Latihan Kebugaran Fisik Salah Satu Cara Untuk
Menurunkan Stress dan Kecemasan, Dan Indriyani (2001) dengan judul :
Pengaruh Latihan Kebugaran Fisik Terhadap Kepercayaan Diri Pada Wanita.,
kedua penelitian ini melihat hubungan antara variabel latihan kebugaran fisik
sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung yaitu kecemasan dan
kepercayaan diri. Penelitian-penelitian Iain yang menggunakan variabel stabilitas
emosi adalah : Perbedaan Kestabilan Emosi Mahasiwa Yang Mengikuti Teater
dan Mahasiswa Yang Tidak Mengikuti Teater oleh Wahyudi (1998), Motif
Berprestasi Ditinjau Dari Stabilitas Emosi oleh Rahmalina (2001), dan. Pengaruh
Indonesia oleh Instyari (1995). Penelitian-penelitian sebelumnya yang
menggunakan variabel-variabel stabilitas emosi ini menghubungkan dengan
berbagai variabel lain yaitu keikutsertaan teater, motif berprestasi, dan
produktivitas karyawan. Penelitian-penelitian sebelumnya tidak mengontrol jeniskelamin subyek.
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berbeda dari penelitian-
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, karena pada penelitian ini
menggabungkan antara variabel stabilitas emosi sebagai variabel tergantung dan
variabel latihan kebugaran fisik sebagai variabel bebas, dan subyek dalam
penelitian ini adalah mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun.
Sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai Perbedaan Stabilitas Emosi Wanita
yang Melakukan Latihan Kebugaran Fisik dan Wanita yang Tidak Melakukan
Latihan Kebugaran Fisik belum pernah diteliti oleh peneliti lain sebelumnya,
sehingga penelitian ini dapat dikatakan asli atau orisinal.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah latihan kebugaran fisik
dapat meningkatkan kesehatan dan stabilitas emosi pada wanita, sehingga
terdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaran
fisik dan wanitayang tidak melakukan latihan kebugaran fisik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stabilitas EmosS
1. Pengertian Emosi
Definisi mengenai emosi secara sederhana dikemukakan oleh Albin
(1993), menurutnya emosi merupakan perasaan yang kita alami, misalnya rasa
senang, sedih, marah, cemas, cinta, takut, dan sebagainya. Selanjutnya konsep
emosi diperluas oleh Goleman (1999), menurutnya emosi merupakan suatu
perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis, dan serangkaiankecenderungan untuk bertindak.
Menurut Prawitasari (dalam Hardjono,1987), emosi adalah suatu keadaan
perasaan yang banyak berpengaruh pada perilaku. Emosi merupakan reaksi
terhadap rangsang dari dalam dan dari luar individu yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia khususnya dalam hubungan dengan orang lain.
Kamus bahasa Inggris Oxford (dalam Goleman,1999) mendefinisikan
emosi sebagai kegiatan atau pergolakan fikiran, perasaan, nafsu, dan juga
menggambarkan setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.
Sedangkan Chaplin (2000) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang
terangsang dari individu, mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang
sifatnya mendalam, dan perubahan perilaku. Chaplin juga menjelaskan bahwa
emosional berkaitan erat dengan ekspresi emosi atau dengan perubahan-
perubahan yang mendalam yang menyertai emosi. Menurut Chaplin terdapat tigateori dalam emosi, yaitu :
1. Emeigency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Canon yang menyatakan bahwa emosi-emosi
dan aktivitas simpatetis yang berasosiasi dengannya terdapat didalam sistem
syaraf otonomik yang berfungsi mempersiapkan individu untuk menghadapikeadaan darurat.
2. James-Lange Theory
Teori ini dikemukakan oleh James Lange, yaitu satu perumusan yangberusaha mengintegrasikan kesadaran dan aspek-aspek tingkah laku emosi.3. Thalamic Theory
Teori ini dikemukakan oleh Canon dan Bard yang menekankan perasaanhipotalamus sebagai pusat dari emosi.
Teori emosi yang berkembang saat ini lebih menekankan pada sifat
dasar, asal mula perkembangan, serta perbedaan antara emosi dan bukan
emosi. Menurut Strongman (dalam Wahyudi, 1998) Emosi merupakan respon
fisiologis yang kompleks dan terpola, serta kecenderungan untuk bertindak yang
ditimbulkan oleh penilaian seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadidilingkungannya.
Emosi adalah gejolak yang ada pada organisme yang disertai oleh respon
terhadap suatu rangsang, yang didalamnya mengandung suatu kebutuhan
dasar. Jika kebutuhan itu terpenuhi individu mengalami gembira, bahagia, dan
dicintai, akan tetapi apabila tidak terpenuhi akan marah, takut, khawatir,
cemburu, cemas, dan sedih. Walgito (1994).
Meichati (dalam Wahyudi, 1998) mengemukakan emosi merupakan
pengalaman batin yang timbul untuk melengkapi arti pengalaman itu bagi
seseorang disertai oleh kegiatan fisik lainnya, sehingga mempengaruhi seluruh
pribadinya. Didalam perkembangannya emosi dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman baik bersifat memupuk maupun menghambat.
Menurut Schneider (1964) bahwa reaksi emosi mempunyai sifat psikofisik
dan sosial. Misalnya seseorang mengalami kemarahan, maka kemarahan itu
akan mengganggu ketenangan hatinya, mempengaruhi proses fisik dan proses
mentalnya. Selanjutnya akan mempengaruhi tingkah iakunya sehingga ia tidak
dapat menyesuaikan diri dengan realitas. Seperti juga diungkap oleh Albin (1993)
bahwa emosi yang kuat akan menghambat rasio dan bersifat tidak rasional.
Kartono dan Andari (1989) mengemukakan bahwa emosi adalah tergugahnya
perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya
otot yang menegang, debaran jantung yang cepat, dan sebagainya.
. Dalam ilmu faal emosi dibedakan menjadi dua yaitu perasaan emosional
dan ekspresi emosional. Perasaan emosional adalah perasaan senang, tidak
senang, marah, takut, jijik, dan sebagainya, sedangkan ekspresi emosional
adalah tingkah laku yang diakibatkan adanya perasaan emosional.
Emosi berkembang sejak seorang anak lahir dan kemudian berkembang
selaras dengan pertumbuhan fisiknya, semakin bertambah usia seseorang
diharapkan individu semakin mampu untuk memberikan reaksi yang sesuai
dengan stimulus yang diterimanya, kemudian dengan bertambahnya usia maka
reaksi emosi seseorang menjadi bervariasi. Makin dewasa seseorang, maka ia
akan makin mampu menyatakan emosinya secara berbeda. Kemampuan ini
karena adanya proses sosialisasi yang memberikan pelajaran bahwa lingkungan
12
dapat memberikan rasa senang dan tidak senang. Tercapainya kemasakanemosi dan kontrol emosi dalam hubungan oenyesuaian diri individu terhadapdunia luarnya tergantung lingkungan sosial dan kemasakan yang dicapai olehindividu. Demikian pula emosi yang mewarnai kehidupan individu juga tergantungpada lingkungannya (Wahyudi, 1998).
Prawitasari (dalam Hardjono,1987), menjelaskan bahwa seseorangmengungkapkan berbagai macam emosi, seperti bahagia, takut, marah, malu,sedih, dan banyak lagi melalui kata-katanya atau ekspresi wajah berikut gerakantangan, tubuh dan nada suaranya. Sering tejadi bahwa secara verbal seseorangmenyangkal adanya emosi tertentu, tetapi tangannya gemetar, wajahnyacemberut, dan suaranya tersekat. Ekspresi non verbal ini disertai pula perubahan
fisiologis yang banyak mempengaruhi kesehatan seseorang. Kaitan erat denganproses fisiologis inilah yang membuat emosi sebagai salah satu indikatorkesehatan seseorang.
Webster (dalam Instyari, 1995) mengemukakan bahwa emosi merupakan
suatu gerak atau perubahan dari kondisi tenang dan normal pada individu
kepada suatu perasaan yang kuat. Dorongan terhadap timbulnya gerakan yangsifatnya lebih terbuka, yang beberapa diantaranya digambarkan sebagai
ketakutan, kemarahan, dukacita, kengerian, terkejut, dan belas kasihan. Ekspresiemosi ini melibatkan seluruh kepribadian individu, misalnya dengan adanya
perubahan jasmani, tingkah laku motorik, dan tingkah laku psikis.
Reaksi emosional berhubungan dengan reaksi fisiologis dalam tubuh
seseorang. Reaksi emosional dapat mengakibatkan terjadinya perubahan-
perubahan dalam sistem ketegangan otot kerangka, endokrin. Menurut Guilford
(1959) emosi adalah suatu keadaan yang timbul dari perasaan individu serta
13
mempengaruhi ke,enjar Co,, sehingga orang yang me„galami emosi dapatterliha, dari gerakan-gerakannya antara lain memukul orang ,ai„ alaumembanling harann kalau oodnng ,„alal,, menang.s karena sedih. tettawaKarena gembira. dan sebagainya. Reaksi-reaksi tersebut dipenganjhi oleh'ingkungen dan dipelajari selama masa perkembangan individu.
El-Qussy (dalam Rahmalina, 2001) menyatakan bahwa istiiah emosidigunakan un.uk keadaa„.keadaan perasaan yang mendaiam. Ha, ini sesuaidengan pendapa, Hadi,ono (dalam ,nSt,ary.,995>, yang menyatakan bahwaemosi adalah keadaan perasaan yang mendaiam dan biasanya menimbulkanperbuatan-perbuatan.
Davidoff (1991) menyatakan bahwa emosi merupakan suatu keadaanperasaan yang kompleks yang melibatkan pengalaman yang disadari, respon-respon fisik yang tampak dan tidak tampak, serta kekuatan yang memotivasiorganisme untuk bertindak.
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh, emosi individuyng satu akan berbeda dengan emosi individu yang lain, dan rangsang yangdapat membangkitkan reaksi individu pada individu yang satu, belum tentu dapatmembangkitkan reaksi emosi pada individu yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari tindakan seseorang akan selalu medapat pengaruh dari emosinya, keadaanfikiran dan pertimbangan akalnya. Akan tetapi tidak jarang pula dalam situasitertentu emosi lebih berpengaruh daripada fungsi-fungsi jiwa lain. Emosi kadang-kadang menghambat tingkah laku dan kadang-kadang mendorong dan memberisemangat tingkah laku. Seseorang yang telah beberapa kali mengalamikegagalan dapat menjadi murung, sedih, apatis, tetapi ada juga dengan
14
kegagalan-kegagalan tersebut lebih mendorong individu dalam mencapai cita-citan^a.
Beberapa pendapat dari para ahli tersebut di atas ternyata pada dasarnyamemiliki kesamaan. Dari uraian di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian emosi adalah suatu pengalaman batin maupun gejolak
perasaan yang dapat diamati dan tampak dalam tingkah laku serta
mempengaruhi bekerjanya alat-alat tubuh dan antara individu yang satu dengan
individu yang lainnya berbeda. Dapat dikatakan bahwa emosi merupakan suatu
perasaan manusia yang mendaiam dan kompleks. Ungkapan atau pernyataan ini
mempunyai sifat fisik, psikis, pribadi, dan sosial.
Bersifat fisik artinya dengan adanya emosi maka timbul kesiapan motorik
untuk bertindak, terjadi perubahan pada kelenjar, antara lain air luir, keringat
bertambah, terjadi konstraksi otot, aliran darah meningkat, dan sebagainya.
Bersifat psikis artinya emosi akan dapat mempengaruhi proses mental baik
menghambat maupun memperlancar. Adapun yang dimaksud bersifat pribadi
adalah timbulnya perasaan sedih, gembira, bahagia, iri hati yang hanya dapat
dirasakan oleh pribadi yang bersangkutan. Emosi itu sendiri dapat menjadi
sumber penilaian diri serta memberi pandangan hidup individu. Bersifat sosial
artinya semua emosi baik menyenangkan atau tidak menyenangkan akan
meningkatkan interaksi sosial dan mempengaruhi penerimaan sosial.
2. Pengertian Stabilitas Emosi
Keadaan emosi dalam diri individu tidak menetap, emosi yang baik
berada dalam keadaan seimbang dimana individu dapat mengendalikannya
15
dengan baik, sehingga tidak menimbulkan gangguan emosi yang dapatmempengaruhi keadaan dan tingkah laku individu. Kondisi emosi da.am keadaanbaik ini yang dikenal dengan stabilitas emosi.
Morgan (1986) mengemukakan bahwa stabilitas emosi merupakankeadaan emosi seseorang manakala mendapat rangsang-rangsang emosionaldari luar tidak menimbulkan gangguan emosional, seperti depresi dankecemasan. Dengan kata lain individu tersebut tetap dapat mengendalikandirinya dengan baik. Stabilitas emosi individu dapat dilihat dari perilakukesehariannya yang tampak pada proses interaksi sosial antar individu.
Menurut Hardjono (1987), stabilitas emosi adalah emosi seseorang yangmudah bergerak didalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehinggaapabila orang tersebut mendapat rangsang emosional maka ia dapatmenyesuaikan diri dan tidak menunjukkan gejala ketegangan atau gangguanemosional.
Witherington (dalam Rahmalina, 2001), menjelaskan bahwa emosi timbul
dari situasi-situasi yang memandang semacam keadaan bahaya, stabulitas
emosi dapat tercapai oleh individu didalam menghadapi situasi tersebut denganmenemukan suatu cara untuk mengatasinya.
Kartono dan Andari (1989) menjelaskan bahwa stabilitas emosi yang baik
membawa pada tingkah laku yang serasi dan tepat yang bisa diterima oleh
niasyarakat pada umumnya sehingga terbentuk hubungan interpersonal dan
intersosial yang memuaskan.
Saparinah dan Markam (dalam Hardjono1987) memberi suatu uraian
bahwa orang yang memiliki stabilitas emosi adalah orang yang tidak mudah
16
terganggu oleh rangsang-rangsang yang bersifat emosional baik dari dalam
maupun dari luar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi stabilitas emosi individu secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam individu, misalnya kondisi
fisik, kepribadian, serta faktor dari luar individu yaitu lingkungan sosialnya, seperti
lingkungan keluarga, pergaulan, dan sebagainya.
3. Karakteristik Stabilitas Emosi
Perkembangan individu dan lingkungan yang berbeda-beda
menyebabkan adanya perbedaan pada stabilitas emosinya. Ada individu yang
mempunyai emosi yang relatif stabil, tetapi ada juga individu yang emosinya tidak
stabil. Untuk mengetahui stabilitas emosi seseorang secara cermat, tentu
diperlukan suatu alat ukur atau alat tes. Tetapi secara kasar sebenarnya
stabilitas emosi seseorang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan sehari-
hari. Oleh sebab itu para ahli diantaranya, Morgan dan King (1975), Smith (dalam
Rahmalina, 2001), dan Mc Keachie&Doyle (1967) mengemukakan adanya
perbedaan karakteristik psikologis antara individu yang mempunyai emosi stabil
dan individu yang mempunyai emosi tidak stabil, dapat dijabarkan sebagai
berikut :
a. Individu yang mempunyai emosi stabil mempunyai ciri-ciri kreatif, produktif
Smith (dalam Rahmalina, 2001), sedangkan Mc Keachie, Doyle, dan Moffat
(1976) menyatakan tidak mudah cemas, tegang, serta frustasi. Mandiri,
semangat tinggi, dan efisien merupakan pendapat yang dikemukakan oleh
17
Morgan dan King (1975). Mc Keachie, Doyle, dan Moffat (1976) jugamengemukakan bahwa individu yang mempunyai emosi yang stabil memiliki
KOnsentrasi bekerja yang lebih baik daripada individu yang mempunyai emositidak stabil. Emosi yang stabil membuat individu tidak mudah terganggu olehsuasana bising, gaduh, bahkan situasi yang bersifat emosional sekalipun.
b. Individu yang memiliki emosi tidak stabil menunjukkan sifat-sifat antara laintidak produktif. Smith (dalam Rahmalina, 2001) menyatakan mudah cemas,tegang, frustasi, serta kurang hati-hati. Mc Keachie, Doyle, dan Moffat (1976)menyatakan tidak mandiri, kurang bersemangat, dan tidak efisien. Sifat-sifat
tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja individu.
Albin (1993) memberikan pengertian kematangan emosi adalah individu
yang dapat mengontrol dan mengendalikan emosinya. Oleh karena itu
Kinney (dalam Hardjono, 1987) memberikan ciri-ciri kematangan emosi, yaitu :a. Dapat berdiri sendiri
b. Mempunyai perasaan yang sama dengan keluarga
c. Kematangan seksual
d. Tidak egosentris
e. Dapat mengontrol emosinya
f. Tegas, sabar, hati-hati dan penuh pertimbangan
g. Ulet dalam menghadapi persoalan hidup.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Emosi
Setiap individu dalam menjalani kehidupannya akan selalu dihadapkan
pada masalah-masalah kehidupan. Dalam menghadapi berbagai permasalahan
yang begitu kompleks, ada sebagian individu yang berhasil dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapinya, akan tetapi kemungkinan lain yang terjadiadalah individu mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menghadapimasa'ah-masalahnya. Kesulitan ataupun kegagalan yang dihadapi individu inimemungkinkan timbu.nya ketegangan emosi yang se.anjutnya dapatmempengaruhi stabilitas emosi seseorang.
Young (dalam Instiary, 1995) mengemukakan faktor-faktor yangmempengaruhi stabilitas emosi adalah sebagai berikut:
a. Faktor lingkungan
faktor lingkungan adalah lingkungan dimana individu hidup dan tinggal,termasuk didalamnya yakni lingkungan keluarga dan lingkungan sosial
masyarakat, keadaan keluarga yang tidak harmonis, hubungan yang tidak baik
antar anggota keluarga dan tidak adanya ketentraman dapat mempengaruhistabilitas emosi anggota keluarganya, begitu pula lingkungan sosial yang tidakmemberikan rasa aman akan dapat mengganggu stabilitas emosi individu.
b. Faktor individu
faktor individu sangat berpengaruh terhadap stabilitas emosi seseorang,
yaitu kepribadian dari individu itu sendiri. Seseorang yang memiliki ketahanan
mental yang kuat, apabila menghadapi masalah akan tetap tegar dan dapat
menyesuaikan diri dengan baik dan stabilitas emosinya tidak akan terganggu,
tetapi individu yang memiliki mental yang lemah akan mudah putus asa dan hal
ini akan mempengaruhi stabilitas emosinya.
c. Faktor pengalaman.
Pengalaman individu yang diperoleh dari kehidupannya juga mempunyai
pengaruh kepada stabilitas emosinya. Pengalaman yang menyenangkan akan
memberikan pengaruh yang positif pada individu, akan tetapi pengalaman yang
tidak menyenangkan apabila selalu berulang akan memberikan pengaruh negatifterhadap stabilitas emosinya .
K°ndisi fisik yan9 se9ar< bu9ar, dan prima merupakan salah satu faktoryang berhubungan erat dengan kesehatan mental seseorang, karena latihankebugaran fisik dapat menyehatkan jiwa dan raga sehingga kesehatan mentalterjaga. Latihan kebugaran fisik akan mengolah reaksi kimia dalam tubuh yangakan membantu memperbaiki stabilitas emosi seseorang, Getchel (dalam Uyun,1993).
Menurut Tice (dalam Goleman, 1999) Latihan aerobik merupakan salahsatu faktor yang dapat memperbaiki suasana hati yang buruk dan jugamengurangi perasaan cemas sehingga akan membuat kondisi emosi seseorangmenjadi lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Wilcox (dalam Sirait, 1997)menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur
memiliki menfaat yang lebih baik untuk melawan aspek-aspek penyebabmenurunnya tingkat kesehatan dan perasaan yang tidak nyaman pada wanita.
Selaras dengan teori stabilitas emosi Goleman (1999) dalam bukunyakecerdasan emosi menempatkan emosi sebagai inti daya hidup. Stabilitas emosi
adalah keadaan emosi yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya,sehingga apabila orang tersebut mendapat rangsang emosional tetap dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan baik dan tidak menunjukkan
gejala ketegangan atau gangguan emosional. Stabilitas emosi itu sendiri
didukung oleh kesehatan emosi dan penyesuaian emosi, yang dinyatakan oleh
Schneider (1964) terdapat tiga faktor, yaitu :
20
a. Adekuasi emosi
Adalah reaksi emosi yang sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Faktor**" °ernubungan dengan isi dan bentuk respon emosi, jika kedua aspektersebut tidak adekuat, akan menyebabkan ketidakmampuan dalampenyesuaian emosi karena sebagian respon emos, mempunyai sifat baik dan
sehat, maka cara untuk memperoleh kesehatan emosi tidak denganmenahan atau menghilangkan reaksi yang timbul.
b. Kematangan Emosi
Merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan reaksi emosi sesuaidengan tingkat perkembangan kepribadian individu. Gilmer (1971)mengemukakan bahwa kematangan emosi tidak mempunyai batasan umur,artinya kematangan emosi dapat dilihat dari kemampuannya untukmenyesuaikan diri terhadap stress, tidak mudah khawatir atau cemas, dan
tidak mudah marah. Definisi tentang kematangan emosi juga dikemukakan
oleh Chaplin (2000) yaitu bahwa kematangan emosi merupakan suatu
keadaan tercapainya tingkat kedewasaan dalam perkembangan emosi.c Kontrol emosi
Merupakan fase khusus dari kontrol diri yang sangat penting bagi tercapainya
kematangan emosi, penyesuaian dan kesehatan mental. Kontrol emosi ini
meliputi pengaturan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan lingkungan
atau situasi dan standar dalam diri individu, yang berhubungan dengan nilai-
nilai, cita-cita, serta prinsip. Indikasi kontrol yang kurang baik dapat dilihat
dari timbulnya kegagalan pada hal-hal sebagai berikut: pengaturan perasaan
seksual, pembatasan kesenangan pada materi, penempatan moraiitas diatas
keienangan sementara serta penghindaran diri sedikit demi sedikit serta
21
stimulus yang menyulitkan. Individu yang mampu mengekspresikan emosi
secara tepal akan memperoleh kepuasan serta kemampuan untuk
mengarahkan energi emosi kedalam aktivitas yang kreatif dan produktif
(Smith, dalam Rahmalina, 2001). Hurlock (1974) menambahkan bahwa
kontrol emosi ini merupakan cara pengekspresian emosi yang dapat diterima
oleh kelompok dan pada saat yang sama memberikan kepuasan yang
maksimal serta gangguan keseimbangan yang minimal pada individu yangbersangkutan.
Menurut Schneider (1964) tercapainya stabilitas emosi juga didukung
oleh kesehatan fisik yang berhubungan dengan kesehatan emosi dan
penyesuaian emosi. Untuk mendapatkan fisik yang sehat, maka perlu
diperhatikan adalah hal-hal seperti istirahat yang cukup, mempunyai kebiasaan
hidup yang teratur, dan juga melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur.
Penyakit-penyakit organik, gangguan kelenjar, dan gangguan fisik yang lemah
dapat menyebabkan gangguan emosi dan penyesuaian emosi, yang selanjutnya
akan menyebabkan emosi individu tidak stabil. Pendapat ini sesuai dengan
pandangan Priest (dalam Uyun,1993), yang menyatakan bahwa aktivitas fisik
merupakan jalan utama dalam mengatasi kecemasan yang menjadi salah satu
penyebab emosi seseorang tidak stabil, Disamping itu latihan kebugaran fisik
merupakan salah satu cara untuk membantu membersihkan fikiran dan membuat
perasaan menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat individu
yang tenang dan dingin bukan merupakan penyesuaian emosi yang baik,
tuntutan kehidupan membutuhkan bentuk reaksi emosi yang memadai atau
adekuat yang isinya tidak menyulitkan ataupun merusak penyesuaian personal,
22
sosial, dan mora, individu tersebut. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhistabilitas emosi, yaitu faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor pengalaman.Stabi.itas emosi itu sendiri didukung oleh kesehatan dan penyesuaian emosiyang me.iputi tiga faktor, yaitu kematangan emosi, kontrol emosi, dan adekuasiemosi.
B. Latihan Kebugaran Fisik
1. Pengertian Kebugaran Fisik
Definisi kebugaran fisik menurut Irianto (2000) adalah kemampuanseseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpamenimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga dapat menikmati waktuluangnya.
Menurut Sorochan (dalam Indriani, 2001), kebugaran fisik adalahkemampuan untuk melaksanakan kegiatan setiap hari tanpa mengalamikelelahan yang berlebihan dan masih banyak mempunyai waktu cadangantenaga untuk menghadapi kejadian yang tidak disangka atau keadaan darurat.
Menurut Hardinge dan Shroyck (2001), bahwa orang-orang yang bugaradalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugassehari-hari dengan giat dan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami kelelahan
yang berarti, dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu
senggangnya, dan menghadapi hal-hal yang terduga. Kebugaran fisik tidak
hanya menentukan kesanggupan seseorang untuk melaksanakan kerja, tapimempunyai hubungan langsung dengan kemampuannya untuk mengatasi bebandari lingkungannya.
23
Menurut Soemarjono (1987), kebugaran fisik merupakan aspek fisikkesehatan yang meyeluruh (total Fitness) yang memberi kesanggupan kepada-aCu,aiiy uniuK menjalani hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri
pada tiap-tiap stres fisik yang layak. Kebugaran terbagi menjadi tiga kelompok,yaitu :
a. Kebugaran Statis : Keadaan seseorang yang bebas dari penyakit dan cacatatau disebut sehat.
b. Kebugaran Dinamis : Kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisien
yang tidak memerlukan keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari,melompat, dan mengangkat.
c Kebugaran Motoris : Kemampuan seseorang untuk bekerja secara efisienyang menuntut keterampilan khusus.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran fisik
berhubungan erat dengan kesehatan, akan tetapi seseorang yang merasa dirinyasehat belum tentu bugar, karena pengertian kebugaran fisik bukan hanya bebasdari penyakit saja, tetapi kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerjasehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehinggadapat menikmati waktu luangnya.
2. Pengertian Latihan Kebugaran Fisik
Latihan kebugaran fisik diartikan sebagai proses sistematika
menggunakan rangsang gerak, bertujuan untuk meningkatkan atau
mempertahankan kualitas fungsional tubuh, yang meliputi kualitas daya tahan
paru, jantung, kekuatan dan daya tahan otot, kekuatan dan komposisi tubuh
(lrianto,2000).
24
Olahraga senam aerobik merupakan salah satu dari latihan kebugaranfisik. Olahraga senam aerobik mempunyai ciri membutuhkan oksigen untukmembantu oksidasi gula darah (glikogen) guna penyediaan energi didalampelaksanaannya. Bentuk-bentuk latihan yang termasuk jenis latihan aerobik
adalah jalan, lari, joging, bersepeda, renang, dan senam aerobik (lrianto,2000).Dalam penelitian ini bentuk latihan kebugaran fisik dengan menggunakan latihansenam aerobik. Senam aerobik adalah rangkaian senam yang teratur dan lancar
dengan mengikuti irama lagu dan diikuti dalam waktu lama, sekitar 60 menit
(Soemarjono, 1987). Senam aerobik terdiri dari pemanasan dan peregangan, lowimpact aerobik, pembentukan, dan pendinginan.
Pemanasan adalah bagian yang sangat penting bagi yang akan
melakukan latihan olahraga termasuk senam aerobik. Gerakan yang dilakukan
dari badan bagian atas sampai bawah pada senam aerobik memeriukan otot
yang lentur dan dapat bergerak maksimal dengan mudah, dan hal ini bisa
tercapai apabila diawali dengan melakukan pemanasan dan peregangan yang
baik dan benar. Fungsi pemanasan (pemanasan selama sepuluh sampai duabelas menit) :
a. Meningkatkan suhu badan dan jumlah aliran darah keotot-otot. Secara
harfiah akan memanaskan otot-otot dan membuatnya lentur. Otot-otot yanglentur dapat bergerak lebih bebas daripada otot-otot yang kaku.
b. Meningkatkan cairan pelumas dan sendi-sendi, kelenturan ligmen dan
panjangnya tendo dan otot. Hal ini akan meningkatkan daerah gerak yang
penuh dari anggota gerak
c Meningkatkan pacuan syaraf, sehingga dapat membantu untuk bergerak
lebih efisien
25
d. Mempersiapkan system kardiorespirasi, sehingga tidak mendapatkan bebansecara mendadak karena latihan-latihan aerobik yang dilakukan.
Pemanasan yang baik merupakan jaminan bahwa tubuh betul-betul siapmelakukan latihan inti, selain itu akan terhindar dari kemungkinan cedera ototpada saat melakukan gerakan yang lebih berat.dalam penerapannya pemanasandilakukan dengan dua teknik, yaitu :
a. Dinamis/ritmik, adalah pemanasan yang dilakukan dalam keadaan bergerakterus dan diikuti dengan gerakan tangan.
b. Statis, adalah pemanasan dilakukan dimana kedua kaki dalam satu posisitetap, hal ini untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat melakukanpemanasan untuk bagian otot tubuh lainnya.
Langkah selanjutnya setelah melakukan pemanasan adalah melakukan
peregangan. Tanpa latihan peregangan yang teratur otot-otot cenderungberkurang kelenturannya, sehingga apabila akan melakukan latihan yang lebihberat, otot-otot tersebut akan berkurang kelenturannya, dan hal ini akanmengakibatkan cidera. Manfaat peregangan adalah :
a. mencegah cidera, karena akan memperbaiki daerah gerak dari otot, oleh
karena itu bila suatu persendian diregangkan sampai batas kemampuannya,maka otot-otot yang teregang dapat membentu daerah gerakannya lebih luas
b. Memperbaiki efisiensi boimekanis, misalnya tendo achilles menjadi efisien
karena tidak dapat membantu mendorong gerakan pada setiap langkah yanh
dilakukan pada saat lari. Hal ini dapat dihindari dengan melakukanperegangan yang teratur.
26
c Menaikkan kemampuan otot yang memanjang, dapat memperiuas daerahgerakan sehingga dapat memperbaiki kecepatan dan tenaga pada waktudiperlukan.
d. Memperbaiki koordinasi antar gotongan otot, mengurangi kelemahan-kelemahan pada otot-otot yang bekerja berlawanan (antagonis) denganmenguatkan hubungan antar otot dan tendo.
e. Memperbaiki relaksasi otot setelah bergerak
f. Mengurangi kekakuan otot setelah bergerak, melakukan peregangan setelahlatihan dapat menghiiangkan kekakuan pada otot dan mencegah rasa ngilupada otot.
Ketentuan melakukan peregangan :
a. Dilakukan setelah melakukan pemanasan dan setelah melakukan latihan intib. Gerakannya ditahan
c. Dilakukan secara menyeluruh
d. Waktu 2-5 menit.
Low impact aerobik (aerobik benturan ringan), pada gerakan senam ini
kaki masih menempel pada lantai (tanpa iompatan). Latihan ini dilakukan
berurutan setelah pemanasan dan peregangan dengan durasi 20-30 menit. Pada
fase ini intensitas latihan sudah muiai naik menuju puncak latihan (training zone)dimana kerja jantung, paru-paru, dan seluruh faal tubuh dan otot diharapkan
sudah mulai menuju titik optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Yang dimaksud dengan intensitas ringannya latihan dan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. Untuk lebih cepat
tercapainya training zone, low impact aerobik harus dilakukan secara variatif
antar kaki dan tangan tentu tanpa lepas dari fungsinya. Karena kedua kaki tidak
27
boleh melayang maka harus dikombinasikan dengan gerakan tangan yangmendukung gerakan kaki. Low impact aerobik terbagi menjadi tiga bagian :a. Low impact aerobik intensitas sedang
b. Low impact aerobik intensitas tinggi
c Low impact aerobik intensitas sangat tinggi (mix impact), mix impact adalahkombinasi low impact dan high impact aerobik.
High impact aerobik atau disebut juga aerobik benturan keras, dimana
pada bagian ini salah satu kaki atau kedua kaki mulai terlepas dari lantai atau
melayang. Semua gerakan bersifat lompatan dengan durasi 5-10 menit.
Senam untuk pembentukan berfungsi untuk membentuk tubuh khususnya
tubuh yang kurang ideal. Dalam senam pembentukan ditujukan pada bagian-
bagian tubuh tertentu yang pada aktivitas sehari-hari bagian-bagian tubuhtersebut jarang digerakkan sehingga bagian tersebut:
a. Ototnya lemah dan kendur
b. Kekuatan antara yang kanan dan kiri tidak sama karena kiri jarang digunakan
c. Pada bagian-bagian tersebut biasa terjadi penumpukan lemak
d. Bentuk antara kiri dan kanan tidak sama, misalnya paha kanan lebih besar
dari paha kiri.
Pendinginan (cooling down) merupakan tahap akhir dari rangkaian senam
aerobik. Durasinya 6-10 menit. Tujuan pendinginan adalah :
a. mencegah penggumpalan darah
b. mengembalikan tubuh dalam kondisi tenang
c. meregangkan otot
d. memberi kesempatan otot untuk relaks karena beban latihan vana berat.
28
Perencanaan latihan kebugaran periu mempertimbangkan potensi yangdimiliki o,eh masing-masing individu untuk mendapatkan tingka, kebugaranP " ""enCanaa" 'a,ihan K**™ tersusun menjadi 4periode, yaitu :a. Periode Diagnosa (Diagnose Period)
Periode ini memiiki sasaran untuk menghimpun data potensi peserta yang-„pu,i : dwayat kesehatan dan gaya h,duP. Pengukuran kesehatan dankomponen kehugaran. pemilihan program dasar latihan.b- Periode Pendasaran (Foundation Period,
Periode ini bensi iatihan kebugaran de„ga„ ,UJUan memberikankesempatan tubuh heradaptasi dengan pembebanan latihan, sehelum mengikutiProgram iatihan yang sebenarnya. Latihan kebugaran ditekankan padakemampuan dasar aerobik (AeroM Foundation) dengan latihan gerak dinamispada intensitas 60% -65%, detak jantung maksimal. serta pendasaran kekuatancot (Strength Foundation) dengan beban 40% -60% kemampuan maksimal.c. Periode Peningkatan (Promoting Period)
Periode ini herisi latihan lanjutan dengan tekanan sesuai dengan tujuanyang hendak dioapai guna menoapai status kebugaran yang meliputi daya tahanotot, kelenturan. serta menurunkan lemak tubuh.d. Periode Pemeliharan
Periode ini daiakukan dengan serangkaian latihan untukmempertahankan status kebugaran yang telah dicapai pada periodesebelumnya.
Implementasi latihan dijabarkan dalam a.ur layanan kebugaran sebagaiberikut:
yang
29
a- Penjan-noan riwayat kesehatan dan gaya hidup, sebelum mengikuti suatuProgram .atihan sebaiknya setiap peserta mengisi blangko tentang catatannwayat kesehatan dan kebiasaan sehari-hari, antara lain tentang penyakitdan gangguan fisik yang pernah dalami, kebiasaan sehari-hari, meliputiPenanyaan apakah anda berolahraga secara teratur, merokok, minimalkohol, makan camilan sepanjang hari, sedang diet, vegetarian, dan riwayatkesehatan meliputi pertanyaan : adakah keluarga anda yang pernahmenderita tekanan darah tinggi, kolestrol ?.
b. Pemeriksaan kesehatan dan kebugaran, meliputi pemeriksaan tinggi badan,detak jantung istirahat, tekanan darah dan jika diperlukan dilengkapi dengantes darah, pengukuran status kebugaran, meliputi :daya tahan paru, jantung,kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan dan lemak tubuh.
c Penyusunan program latihan, berdasarkan catatan kesehatan dan gayahidup, pemeriksaan kesehatan serta pengukuran komponen kebugaran,selanjutnya disusun program latihan dengan mempertimbangkan berbagaiaspek antara lain tujuan latihan ditetapkan berdasarkan keinginan pesertadengan menunjukkan hasil pemeriksaan kesehatan dan pengukurankesehatan dan pengukuran kebugaran. Misalnya dari pengukuran kebugarandiperoleh lemak tubuh yang beriebih maka program latihan ditujukan untukpembakaran lemak, orioritas program dimana program latihan tidak dapatdikerjakan sekaligus, harus ditentukan prioritas program terlebih dahulu,memilih model latihan harus disesuaikan dengan keadaan peserta.
d. Proses Latihan, tahapan ini merupakan pelaksanaan program latihan yangdilakukan secara individual dengan memperhatikan berbagai hal antara lainmengikuti tahapan latihan, Pada tahap ini takaran latihan khususnya
30
imensitas dipertahankan dalam jangka waktu tertentu, mempertahankan caraberlatih yang benar. Cara berlatih yang salah selain tidak efisien jugaberesiko terjadinya cidera.
e. Evaluasi hasil latihan, untuk mendapatkan hasil latihan yang optima,, perludiadakan evaluasi latihan secara periodik, m.salnya satu bulanan dan tigabulanan dengan cara mengukur komponen kebugaran.
Dengan evaluasi akan dapat diketahu, hasil latihan, misalnya adakecenderungan terjadi peningkatan status kebugaran, maka program latihanterus dilanjutkan Namun jika terjadi perubahan atau justru status kebugaranmenurun, perlu dicari penyebabnya, misal latihan pembebanan terla.u berat,latihan tidak teratur atau peserta tidak menyukai model latihan yang dipilihsehingga menimbulkan kebosanan
Menurut Soemarjono (1987) agar latihan dapat dilakukan secara efektifdan aman sehingga mampu meningkatkan kebugaran secara optimal perlumemperhatikan prinsip-prinsip latihan kebugaran, yang meliputi :
a. Overload (beban lebih), pembebanan dakam latihan harus lebih beratdibanding aktivitas fisik sehari-hari. Pembebanan terus ditingkatkan secarabertahap sehingga memberikan pembebanan terhadap fungsi tubuh.
b. Specificity (kekhususan), model latihan yang dipilih harus disesuaikandengan tujuan yang hendak dicapai.
c Riversible (kembali asal), kebugaran yang telah dicapai akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali jika latihan tidak dikerjakan
dengan takaran yang tepat. Kebugaran akan menurun 50% setelah berhenti
latihan 10-30 minggu. Untuk itu latihan kebugaran perlu dikerjakan terus-menerus sepanjang waktu.
31
Menurut Irianto (2000) keberhasilan mencapai kebugaran sangat
ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi : tujuan latihan, model latihan,
penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting adalah takaran atau dosis
latihan yang dijabarkan dalam kosep FIT (Frekuensi, Intensity, and Time).
a. Frequency : Banyaknya unit latihan persatuan waktu. Untuk meningkatkan
kebugaran memeriukan latihan 3-5 kali perminggu, sebaiknya dilakukan
berselang, misalnya senin-rabu-jumat. Sedangkan hari yang lain
dipergunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan untuk
pemulihan tenaga.
b. Intensity : Kualitas yang menunjukKan berat-ringannya latihan. Besarnya
intensitas latihan tergantung jenis dan tujuan latihan.
c. Time : Waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Untuk
meningkatkan kebugaran paru dan jantung dan penurunan berat badan
diperlukan waktu berlatih 20-60 menit.
Kebugaran yang prima dapat dimiliki oleh setiap manusia dengan
memperhatikan perencanaan sistematis melalui pola hidup sehat. Yang meliputi
tiga upaya bugar, yaitu :
a. Makan
Untuk mempertahankan hidup secara layak setiap manusia memeriukan
makan yang cukup, baik kuantitas maupun kualitas, yakni memenuhi syarat
makanan berimbang cukup energi dan nutrisis meliputi : karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan air. Kebutuhan energi untuk kerja sehari-hari
diperoleh dari makanan sumber energi dengan proporsi karbohidrat 60 %, lemak
25%.
32
b. Istirahat
Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memiliki
kemampuan teroatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus-menerus
sepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator
keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar
tubuh memiliki kesempatan melakukan pemulihan, sehingga dapat melakukan
kerja atau aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Dalam sehari semalam
umumnya seseorang memeriukan istirahat 7 hingga 8 jam.
c. Melakukan Latihan Kebugaran Fisik
Banyak cara dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebugaran,
misalnya dengan melakukan massage (pemijatan), mandi uap (sauna, steam),
berendam dipancaran air hangat (whirpool), dan melakukan latihan kebugaran
fisik. Melakukan latihan kebugaran fisik merupakan altematif yang paling efektif
dan aman untuk memperoleh kebugaran.
Semakin tinggi tingkat kemampuan fisik seseorang, semakin besar
kemungkinan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar
pula kemungkinannya untuk dapat menikmati kehidupan. Dengan pengertian
tersebut, Soemarjono (1987) menyatakan bahwa suatu kualitas fisik
berhubungan dengan kualitas hidup yang tidak lepas dari kebugaran fisik. Dalam
hal ini kebugaran fisik akan berbeda tergantung pada beberapa hal, antara lain :
a. Jenis pekerjaan
b. Keadaan kesehatan
c. Jenis kelamin
d. Usia
e. Tingkat keterlatihan seseorang
33
Kebugaran fisik tergantung pada dua komponen, yaitu kesegaran organik
dan kesegaran dinamik (lrianto,2000V Kesegaran organik adalah sifat-sifat
khusus yang berhubungan dengan keturunan yany diwaiisi dari kedua orangtua
dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Kesegaran dinamik variabelnya lebih
banyak dan istilah ini biasanya digunakan untuk hal-hal yang mengarah pada
kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak dalam tindakan
tertentu sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebugaran yang prima
dapat dimiliki oleh setiap manusia dengan memperhatikan perencanaan
sistematis melalui pola hidup sehat, untuk mempunyai kebugaran jasmani yang
tinggi, maka perlu memperhatikan :
a. Aktivitas fisik, Disesuaikan dengan usia, kondisi tubuh, dan jenis kelamin.
b. Kesehatan, yang perlu diperhatikan : masalah gizi (makanan yang dipilih
harus mengandung nilai gizi yang baik dan jumlah yang cukup), selalu
memeriksa kesehatan secara berkala, perlu adanya relaksasi atau istirahat,
untuk menghilangkan kejenuhan perlu rekreasi.
c. Pekerjaan : Pekerjaan yang cocok dengan minat dan kemampuan serta
dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Hal ini penting bagi kebugaran
jasmani.
3. Keuntungan Yang Didapatkan Dari Latihan Kebugaran Fisik
Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh setelah berolahraga
secara baik dan benar menurut Soemarjono (1987) adalah :
a. Otot menjadi lebih kencang dan kekuatannya bertambah
b. Lebih tahan terhadap stress, baik fisik maupun psikologis
34
c. Mampu mengendalikan emosi
d Tekanan darah tidak mudah naik, tidak mudah mengalami sakit pinggang dan
gangguan pcncernaan
e. Dapat tidur lebih nyenyak dengan mengendorkan otot yang lebih sempuma
f. Merasa segar, percaya diri, dan merasa gembira
g. Lebih kreatif
h. Akan mengalami perbaikan dalam hal berat badan, postur (sikap badan), dan
penampilan
i. Waktu pemulihan setelah sakitmenjadi lebih cepat
j. Akan lebih jarang mengalami cidera dipersendian maupun diotot
k. Kapasitas kerja fisik akan bertambah
I. Efisilusi kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah) akan baik
m. Toleransi terhadap glukosa menjadi lebih baik
n. Resiko untuk mendapatkan serangan penyakit jantung akan berkurang,
terutama bila mengikuti aturan makan yang baik, tidak merokok, tidak minum
alkohol, dan obat-obatan beriebih.
Sedangkan menurut Hardinge (1990) manfaat-manfaat yang dapat
diperoleh dengan melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur adalah :
a. Mengatur tonus dan menguatkan setiap organ tubuh dan sistem dalam tubuh
b. Membantu menenangkan ketegangan sehingga bisa membuat tidur lebih
nyenyak
c. Menguatkan pengendalian diri, meningkatkan mutu kerja pikiran dan
meningkatkan rasa segar
d. Mengurangi rasa tertekan dan cemas
e. Menurunkan stress emosional
f. Mengurang resiko berbagai penyakit sehingga dapat memperpanjang usia
harapan hidup.
Apabila seseorang tolah mcncapai tingkat kebuyaian yang optimal berarti
tubuh dalam keadaan sehat dan segar. Selain itu juga tidak mudah terserang
penyakit, karena apabila keadaan tubuh sehat maka daya tahan tubuh pun juga
akan meningkat. Orang yang telah mencapai tingkat kebugaran fisik secara baik
akan merasa santai dan tidur lebih nyenyak, lebih produktif dalam pekerjaan,
mampu meminimalisasi stress, dan mampu berpenampilan lebih baik
(lrianto,2000).
Soemarjono (1987), menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik secara
teratur merupakan cara yang paling cocok untuk mencegah atau mengendalikan
r\ecemasan dan depresi.
Pendapat ini sesuai dengan pandangan Priest (dalam Uyun, 1993), yang
menyatakan bahwa aktivitas fisik merupakan jalan utama dalam mengatasi
kecemasan. Disamping itu latihan kebugaran fisik merupakan salah satu cara
untuk membantu membersihkan fikiran dan membuat perasaan menjadi lebih
baik, serta dapat membantu seseorang tidur lebih nyaman, sehingga dapat
bangun dengan kondisi yang lebih nyaman dan segar dan ketegangan
berkurang. Kondisi tersebut marn^u membantu msm"9rtah':i"l'':>r' -'♦'»'
memelihara kepercayaan diri dan harga diri seseorang, sehingga dapat
dikatakan bahwa latihan kebugaran yang dilakukan secara teratur merupakan
dasar yang penting untuk membantu mental yang sehat.
Latihan kebugaran fisik sebagai salah satu aspek untuk mengembangkan
dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikis, saat ini digemari oleh banyak
crang karena memiliki daya tarik untuk meningkatkan kesehatan jasmani dan
36
menjaga penampilan diri. Kenyataan diatas didukung oleh teori yang menyatakan
bahwa latihan kebugaran fisik berhubungan dengan sejumlah keuntungan
psikologis, yaitu latihan kebugaran fisik dapat memperbaiki suasana hati, konsep
diri, dan perilaku kerja Foikins dan Sime (dalam Indriani, 2001). Getchel (dalam
uyun, 1993) menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik dapat menyehatkan jiwa
dan meningkatkan kesadaran mental, sehingga individu yang melakukan latihan
secara teratur merasa bergairah dalam hidupnya. Selain itu latihan kebugaran
fisik dapat menjadikan reaksi kimia dalam tubuh yang membantu memperbaiki
stabilitas emosinya.
Salah satu faktor yang sangat penting dalam latihan kebugaran fisik
adalah faktor relaksasi yang didefinisikan sebagai hilangnya atau berkurangnya
ketegangan atau tension (Fox, dalam Uyun,1993). Pendapat ini didukung oleh
Sirait,1997 yang mengatakan bahwa relaksasi adalah salah satu teknik didalam
terapi perilaku yang dapat dipergunakan untuk mengurangi ketegangan dan
kecemasan. Menurut Getchel (dalam Uyun 1993), latihan kebugaran fisik yang
teratur seperti dapat meningkatkan kesehatan seseorang secara menyeluruh,
sehingga orang dapat tidur dan beristirahat dengan nyaman meskipun hanya
sebentar, dapat memperbaiki produktivitas kerja, serta menjadi lebih baik dalam
menghadapi stress.
Semakin tinggi tingkat kemampuan fisik seseorang semakin besar
kernungkinannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar pula
kemungkinannya untuk dapat menikmati kehidupan dan mampu mengatasi
beban yang timbul dalam lingkungannya (Soemarjono,1987).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latihan kebugaran
noirv 11 ici u}jcir\Gii i ooicm oqiu ao^crv uiuurx 11 ici lycll ibdi lyrvciFt uaii ii lcninyK.aiKai i
kesehatan fisik maupun psikis, saat ini latihan kebugaran fisik digemari oleh
banyak orang karena memiliki daya tarik untuk meningkatkan kesehatan jasmani
dan menjaga pcnampilan diri. Apabila seseorang telah mencapai tingkat
kebugaran yang optimal berarti tubuh dalam keadaan sehat dan segar. Selain itu
juga tidak mudah terserang penyakit, karena apabila keadaan tubuh sehat maka
daya tahan tubuh pun juga akan meningkat.
C. Hubungan antara Latihan Kebugaran Fisik dengan Stabilitas Emosi
Setiap individu dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari
permasalahan yang harus dihadapi termasuk kaum wanita. Sehubungan dengan
itu kemungkinan yang terjadi adalah individu sukses dalam mengatasi
masalahnya, akan tetapi kemungkinan lain yang terjadi adalah individu
mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam menghadapinya. Kesulitan
ataupun kegagalan yang dihadapi individu ini memungkinkan timbulnya
ketegangan emosi yang selanjutnya dapat rnempengaruhi stabilitas emosi
seseorang.
Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur selain bertujuan
untuk menjaga kesehatan dan menjadikan tubuh dalam kondisi segar, bugar, dan
prima juga dapat menyegarkan jiwa sehingga kesehatan mental pun terjaga dan
vitalitas hidup meningkat. Latihan kebugaran fisik akan mengolah reaksi kimia
dalam tubuh yang akan membantu memperbaiki stabilitas emosi Getchel (dalam
Uyun, 1993).
Menurut Sirait (1997) latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara
teratur dan disiplin akan memperbaiki kekuatan dan kesehatan seseorang secara
menyeluruh, latihan kebugaran fisik juga akan merangsang produksi hormon
38
Menurut Sirait (1997) latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara
teratur dan disiplin akan memperbaiki kekuatan dan kesehatan seseorang secara
menyeluruh, latihan kebugaran fisik juga akan merangsang produksi hoimon
endorphin yaitu senyawa kimia yang berfungsi untuk memperbaiki suasana hati
seseorang, dengan melakukan latihan kebugaran fisik secara berkelanjutan
selama tiga atau empat kali dalam seminggu akan meregangkan otot-otot, dan
memperkuattulang.
Latihan kebugaran fisik selain bertujuan untuk menjaga kesehatan juga
untuk menjaga kebugaran sehingga badan selalu dalan kondisi segar, bugar,
dan prima. Latihan kebugaran fisik secara teratur dengan baik dan benar pada
penderita obesitas mampu mengurangi timbunan lemak yang dibakar melalui
proses metabolisme tubuh, selain itu latihan kebugaran fisik juga mampu
mengurangi rasa stress dan cemas seseorang, Sarafino (1990).
Latihan kebugaran fisik dapat memperbaiki suasana hati, konsep diri, dan
perilaku kerja. Latihan kebugaran fisik mampu menghasilkan proses coping (self
regulation) yang dapat membancfun interaksi adaptif dengan individu didalam
lingkungannya. Scott dan Layman telah membuktikan tinjauan yang menyeluruh
dari huoungan antara aktivitas fisik dengan variabel psikologis, seperti persepsi,
body image, konsep diri, suasana hati, penyesuaian diri, dan kepercayaan diri
Folkins dan Sime, (dalam Indriani, 2001). Asumsi dalam penelitian ini adalah
latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan
kesehatan secara menyeluruh baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Scheff (dalam Wahyudi, 1998) menjelaskan bahwa teori katarsis bisa
dijadikan sebagai tawaran alternatif sebagai media yang bermanfaat bagi
kesehatan emosi seseorang, menurutnya mengingat-ingat saja tidak cukup dan
39
tidak perlu. Dengan adanya media katarsis seseorang dapat mengakhiri suatu
episode emosional sebelum menjadi semakin memburuk. Katarsis tidak hanya
sekedar pembenaman secara sederhana keadaan emosi, totapi juga molibatkan
secara bersamaan persepsi dari kontrol dan penguasaan perasaan negatif.
Dengan adanya media katarsis maka individu dapat melepaskan emosi-emosi
negatif dalam dirinya sehingga keadaan emosinya bisa menjadi lebih stabil.
Latihan kebugaran fisik dapat dijadikan sebagai suatu media katarsis untuk
melepaskan emosi-emosi negatif dalam diri seseorang, sehingga dapat membuat
seseorang merasa lebih baik bahkan pada saat sedang stress. Jika dilakukan
secara konsisten, latihan kebugaran fisik bisa mengurangi reaktivitas stress
seseorang, hormon penyebab stress seperti adrenalin yang di keluarkan akan
berkurang sehingga seseorang tidak akan merasa terlalu tertekan terhadap hal-
hal yang biasanya menimbulkan kemarahan (Fit, Desember 2002).
Apabila seseorang telah mencapat kebugaran yang optimal berarti tubuh
dalam keadaan sehat dan bugar. Selain itu tidak mudah terserang penyakit
karena apabila keadaan tubuh sehat maka daya tahan tubuh pun juga
meningkat. Orang yang telah mencapai tingkat kebugaran fisik secara baik akan
merasa santai, tidur lebih nyenyak, lebih produktif dalam bekerja,
meminimalisasikan stress, dan mampu berpenampilan lebih baik (lrianto,2000).
Menurut Sarafino (1990), keuntungan-keuntungan dari latihan kebugaran
fisik dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Latihan yang menarik mampu mengurangi rasa stress dan cemas seseorang
b. Bagi perilaku kerja dan meningkatkan sikap. Hal ini karena dalam otak
seseorang akan terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan seseorang
menjadi gembira atau menjadi baik suasana hatinya.
40
c. Mempertinggi konsep diri seseorang, karena dapat mengontrol maupun
mengatasi kegemukan ESrown dan memelihara penampilan yang menarik.
Emosi berperan penting dalam kehidupan. Menurut Segal (2000) emosi
yang umum dikenal dengan perasaan adalah sumber daya terampuh yang
dimiliki individu. Emosi adalah penyambung hidup bagi kesadaran diri dan
kelangsungan diri yang secara mendaiam menghubungkan kita dengan diri kita
sendiri dan dengan orang lain.
Individu yang stabilitas emosinya baik, berarti juga memiliki kecerdasan
emosi yang baik, karena mampu mengontrol, mengendalikan, dan mengarahkan
emosi yang dimiliki menjadi positif. Emosi yang positif akan menimbulkan
perwujudan perilaku yang positif serta terarah.
Menurut Schneider (1964) tercapainya stabilitas emosi didukung oleh
kesehatan fisik yang berhubungan dengan kesehatan emosi dan penyesuaian
emosi. Untuk mendapatkan fisik yang sehat, maka perlu diperhatikan adalah hal-
hal seperti istirahat yang cukup, mempunyai kebiasaan yang teratur antara lain
makan, tidur, cukup rekreasi dan juga melakukan latihan kebugaran fisik secara
teratur. Penyakit-penyakit organik, gangguan kelenjar, dan gangguan fisik yang
lemah dapat menyebabkan gangguan emosi dan penyesuaian emosi, yang
selanjutnya akan menyebabkan emosi individu tidak stabil.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan reaksi
terhadap rangsang dari dalam dan dari luar individu yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Seseorang yang memiliki stabilitas emosi yang baik adalah
orang yang tidak mudah terganggu oleh rangsang-rangsang yang bersifat
emosional baik dari dalam maupun dari luar. Latihan kebugaran fisik merupakan
salah satu aspek untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan fisik dan
41
Psikis seseorang. Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur jugadapat menyehatkan jiwa dan meningkatkan kesehatan mental seseorang serta
- dapat m^ang, reaktiVltas seseorang {erhadap stpesS| seh.ngga |nd|vjdu ^melakukan latihan kebugaran fisik secara teratur akan merasa lebih tenang danbersemangat dalam menjalani kehidi,pannya.
D. Landasan Teori
Teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori-teori mengenaistabilitas emosi dan teori-teori yang berkaitan dengan latihan kebugaran fisikyang dikemukakan oleh para ahli dibidangnya masing-masing.
Teori mengenai stabilitas emosi sebagai variabel tergantung dalampenelitian ini yang dipakai untuk menyusun Skala Stabilitas Emosi adalah teoriyang dikemukakan oleh Schneider (1964) yang mengemukakan bahwa stabilitasemosi didukung oleh tiga aspek, yaitu 1. adekuasi emosi, 2. Kematangan emosi,3. Kontrol emosi.
1• Adekuasi emosi adalah reaksi emosi sesuai dengan yang diterimanya, reaksiini menyangkut isi emosi atau semacamnya dan arah emosi atau kepadasiapa emosi tertuju.
2. Kematangan emosi adalah reaksi emosi yang sesuai dengan tingkatkematangan kepribadian individu.
3. Kontrol emosi adalah pengaturan emosi yang sesuai dengan tuntutanlingkungan, nilai-nilai, cita-cita, dan prinsip-prinsip dalam kehidupan individu.Teori-teori yang mendukung variabel latihan kebugaran fisik sebagai variabel
bebas banyak dikemukakan oleh Irianto (2000) dan Soemarjono (1987), yangmengemukakan mengenai pengertian latihan kebugaran fisik, perencanaan
42
latihan kebugaran fisik, cara melakukan latihan kebugaran fisik secara baik danbenar, serta keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan
—«- Keougaran fisik secara teratur. Menurut Irianto (2000) pengertian latihankebugaran fisik ada.ah proses sistematika menggunakan rangsang gerakbertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsional tubuhVang meliputi kualitas daya tahan paru, jantung, kekuatan dan daya tahan otot,kekuatan dan komposisi tubuh, sedangkan menurut Soemarjono (1987) salahsatu keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan latihan kebugaran fisiksecara teratur dengan baik dan benar ada.ah bertambahnya kemampuanseseorang untuk mengelola dan mengenCalikan emosinya.
Seseorang yang memiliki stabilitas emosi yang baik adalah orang yangtidak mudah terganggu oleh rangsang-rangsang yang bersifat emosional baikdari dalam maupun dari luar. Latihan kebugaran fisik merupakan salah satuaspek untuk mengembangkan dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikisseseorang. Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur juga dapat
Latihan kebugaran fisik dapat dijadikan sebagai suatu media katarsisuntuk melepaskan emosi-emosi negatif dalam diri seseorang, sehingga dapatmembuat seseorang merasa lebih baik bahkan pada saat sedang stress. Jikadilakukan secara konsisten, latihan kebugaran fisik bisa mengurangi reaktivitassxess seseorang, hormon penyebab stress seperti adrenalin yang di ke.uarkanakan berkurang sehingga seseorang tidak akan merasa terlalu tertekan terhadaphal-hal yang biasanya menimbulkan kemarahan.
43
E. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori serta penelitian para ahli yang telah diu.aikan diatas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : "Ada perbedaan stabilitasemosi antara wanita yang melakukan latihan kebugaran fisik dengan wanita yangtidak melakukan latihan kebugaran fisik". Stabilitas emosi wanita yang melakukanlatihan kebugaran fisik lebih baik daripada wanita yang tidak melakukan latihankebugaran fisik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas : Latihan Kebugaran Fisik
2. Variabel Tergantung : Stabilitas Emosi
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Latihan Kebugaran Fisik
Merupakan suatu proses sistematik yang menggunakan rangsang gerak,bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas fungsional tubuh,yang meliputi daya tahan paru-paru, jantung, keki-atan dan daya tahan otot,kelenturan dan komposisi tubuh. Pada awal penelitian kelompok eksperimen dankelompok kontrol diberikan Skala Stabilitas emosi sebagai pengukuran pre test.Bentuk latihan kebugaran fisik yang dilakukan kelompok eksperimen berupalatihan kebugaran fisik yang bersifat aerobik yaitu senam aerobik dengan durasisatu jam setiap kali pertemuan, dilakukan dengan frekuensi tiga kali dalam
seminggu. Latihan kebugaran fisik dalam penelitian ini dilakukan selama satu
bulan. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini melakukan pelatihan latihan
kebugaran fisik dipusat kebugaran khusus wanita Cahya Kumala, sedangkan
pada kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan latihan kebugaran fisik senam
44
45
aerobik dan diminta untuk tidak melakukan latihan kebugaran fisik dalam bentukapapun. Setelah satu bulan, diberikan kembali skala stabilitas emosi pada duaKe,ompok penelitian sebagai pengukuran post test untuk mengetahui apakahterdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaranfisik dan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik.
2. Stabilitas emosi
adalah suatu keadaan emosi seseorang yang mudah menyesuaikan gunamenyesuiakan din dengan lingkungan sekitarnya, sehingga orang tersebutmendapat rangsang emosi dari luar dirinya atau tekanan hidup baik yang ringanmaupun yang berat, maka tidak mengalami ketegangan atau gangguan emosi
dan dirinya tetap dalam keadaan baik. Tingkat stabilitas emosi seseorang diukurberdasarkan skor yang diperoleh dari skala stabilitas emosi yang akandimodifikasi peneliti dari Skala Stabilitas Emosi yang dibuat oleh Rahmalina(2001). Semakin tinggi nilai yang diperoleh dalam Skala Stabilitas Emosi
seseorang menunjukkan bahwa stabilitas emosi orang tersebut semakin baik,
dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakinrendahnya kualitas stabilitas emosi orang tersebut.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah mahasiswi dengan rentang usia 18-25 tahun.
Usia ini menurut Hurlock merupakan masa transisi dari tahap remaja akhir
menuju dewasa awal, dimana seseorang mengalami banyak perubahan fisiologismaupun psikologis, wanita dengan rentang usia tersebut masih memiliki
46
semangat yang tinggi melakukan berbagai macam aktivitas yang banyakmenimbulkan tekanan sehingga dapat mempengaruhi stabilitas emosinya.
*UbyQk dalam PVnelitian ini terbag, menjad, dua kelompok, yaitukelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel padakelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakanteknik purposive sampling. Yaitu metode pengambilan sampel yang disesuaikandengan tujuan penelitian dan didasarkan atas ciri-ciri yang sudah diketahuisebelumnya. Pengambilan sampel pada kelompok eksperimen dilakukan dipusatkebugaran khusus wanita Cahya Kumala, subyek dalam kelompok eksperimenini adalah anggota yang bam mendaftar dan mengikuti pelatihan kebugaran fisikdipusat kebugaran tersebut. Sedangkan pengambilan sampel pada kelompokkontrol dilakukan pada kost putri "Orange"
Masing-masing kelompok dalam penelitian ini berjumlah 25 orang.Karakteristik kelompok eksperimen adalah :
1. Usia berkisar 18-25 Tahun
2. Pendidikan perguruan tinggi
3. Tidak bekerja
4. Jenis kelamin wanita
5. Wanita yang bam mendaftar sebagai anggota pada pusat kebugaran CahyaKumala.
Karakteristik kelompok kontrol adalah :
1. Usia berkisar 18-25 Tahun
2. Pendidikan perguruan tinggi
3. Tidak bekerja
4. Jenis kelamin wanita
48
seseorang. Skala Stabilitas Emosi ini telah dimodifikasi dan diadaptasi dari SkalaStabilitas Emosi yang disusun oleh Hartantie dan Agustini yang telah digunakano-eh Rahmalina (2001). Penulis juga melakukan modifikasi dan penambahanbeberapa nomor dan aitem, ha, ini dilakukan karena bahasa yang digunakankurang tepat untuk subyek penelitian ini Perubahan aitem yang dilakukan olehpenulis adalah pada nomor 4, 11, 13, 16, 18, 24, 27, 30, 31, 32, 45, 46, 47, 48,49,50,51,52,53,54,55.
Aitem skala stabilitas emosi ini didasarkan pada pendapat Schneider(1964) yang mengemukakan bahwa stabilitas emosi didukung oleh tiga aspek,yaitu 1. adekuasi emosi, 2. Kematangan emosi, 3. Kontrol emosi.
1• Adekuasi emosi adalah reaksi emosi sesuai oengan yang diterimanya, reaksiini menyangkut isi emosi atau semacamnya dan arah emosi atau kepadasiapa emosi tertuju.
2. Kematangan emosi adalah reaksi emosi yang sesuai dengan tingkatkematangan kepribadian individu.
3. Kontrol emosi adalah pengaturan emosi yang sesuai dengan tuntutanlingkungan, nilai-nilai, cita-cita, dan prinsip-prinsip dalam kehidupan individu.
Bentuk-bentuk pemyataan dalam Skala Stabilitas Emosi ini ada yangbersifat favourable dan unfavourable. Untuk masing-masing pemyataandisediakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), TidakSesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS), alternatif jawaban ragu-ragusengaja dihilangkan untuk menghindari pemusatan jawaban pada salah satualternatif jawaban.
49
Rincian butir-butir skala stabilitas emosi sebelum diuji cobakan, disajikanpada tabel 1.
Tabel 1.
Rincian butir-butir skala stabilitas emosi
Aipek^aspeiT^Stabilitas Emosi
Ad^kTja^TEmosT
Kontrol Emosi
2, 12, 15, 20, 28
34,41,47,52,55.
KernaTangarrE7no^rT4T^7^3Tl7rT9~30, 42, 45, 46, 48,
50.
5, 6, 7, 9, 10, 14,
16,22,33.
Jumlah
11, 18,23,29, 32,
39, 43, 44.
25T^6736738T^a51,54.
1, 3, 21, 24, 27,
31,35,37,49,53.
Pengukuran frekuensi, intensitas, dan waktu pelaksanaan latihankebugaran fisik pada kelompok eksperimen dilakukan oleh peneliti denganmembuat lembar presensi kehadiran pada kelompok eksperimen. Selamamelakukan penelitian, peneliti terjun langsung untuk memantau dan ikut sertamengikuti proses latihan kebugaran fisik yang dilakukan oleh kelompokeksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi periakuan samasekali dan mereka juga diminta untuk tidak melakukan latihan kebugaran fisikdalam bentuk apapun.
50
E. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur
_Alat ukur yanq digunakan dalam penolitian haruslali iiieinenuh. kntenasahih dan andal (Valid dan Reliabel). Validitas dan reliabilitas suatu alat ukurmerupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian ilmiah, sehinggasebelum alat ukur dipergunakan perlu diuji terlebih dahulu validitas danreliabilitasnya (Azwar, 1997). Hal ,n. dilakukan dengan maksud bahwa suatu alatyang valid dan reliabe, akan menghasilkan informasi yang akurat dan dapatdipertanggungjawabkan.
Validitas suatu alat ukur memilik, art, sejauh mana ketepatan dankecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya. Alat ukurdikatakan valid apabila alat tersebut mampu memberikan data atau hasil ukurdengan tepat dan gambaran yang cermat sesuai dengan maksud dilakukannyapengukuran, (,W,1999). Validitas alat ukur skala perbedaan stabilitas emosiwanita yang melakukan latihan kebugaran fisik dan wanita yang tidak melakukanlatihan kebugaran fisik diperoleh melalui pengujian validitas isi. Validitas isimerupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengananalisis rasional. Pertanyaan yang ingin dicari jawabnya dalam validitas ini
adalah sejauh mana aitem-aitem dalam suatu tes dan alat ukur mencakupkeseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur oleh tes atau alat ukur yangbersangkutan. Hal ini berarti selain komprehensif, isinya pun harus tetap relevandan tidak keluar dari batas-batas tujuan ukur. Salah satu cara praktis yang dapatdilakukan untuk melihat validitas isi apakah telah terpenuhi adalah denganmelihat apakah aitem-aitem dalam alat ukur telah ditulis sesuai dengan blue printyang telah ditetapkan (Azwar, 1999).
51
Reliabilitas atau suatu keandalan adalah keajegan alat ukur dalammengukur suatu gejala, artinya suatu aht ukur dikatakan reliabel (ajeg) apabilahasil pengukuran tetap atau nilai-nilai yang didapat bersifat stabil (Hadi.1994).Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan program statistik SPSS for
windows release. 10.01. untuk menyeleksi aitem-aitem dam menguji reliabilitasskala. Parameter yang digunakan dalam seleksi aitem adalah daya beda ataudaya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan
yang tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi aitem
menghendaki dilakukannya komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor
aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri.
Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total (Azwar,1999).
F. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan menggunakan rancangan eksperimen Pre test - Post test
control group design, rancangan ini dipakai untuk melihat perbedaan pencapaian
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, Arikunto (1997). Rancanganeksperimen tersebut adalah sebagai berikut:
P1 X
P1
Keterangan :
E = Kelompok Eksperimen
K = Kelompok Kontrol
P1 = Pengukuran sebelum diberi perlakuan
X = Perlakuan yang diberikan
= Tanpa perlakuan
P2 = Pengukuran setelah diberi perlakuan
P2
P2
Gambar 1Control Group Pre test- Post test design
(dalam Arikunto.1997)
52
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengolah data, menganalisis hasil penelitian untuk menguji kebenarannya.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik, dengan pertimbangan bahwa statistik bekerja dengan angka, bersifat
objektif dan universal, dalam artian dapat digunakan hampir pada semua bidang
penelitian (Hadi, 1994). Teknik analisis yang digunakan adalah t-test ( uji t) untuk
melihat perbedaan variabel tergantung dari dua kelompok subyek pada penelitian
ini.
BAB 1V
HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah Penelitian
Ada dua kancah penelitian yang dipakai disini, yaitu pusat kebugaranCahya Kumala (sebagai kelompok eksperimen) dan kost putri Orange (sebagaikelompok kontrol). Dipilihnya kedua kancah penelitian ini dengan pertimbanganantara lain :
a. Sampel penelitian relatif mudah didapat
b. Aktivitas sehari-hari subyek penelitian mudah diamati
c. Subyek penelitian sangat kooperatif
Pusat kebugaran Cahya Kumala yang dipakai sebagai tempat pelatihan
kebugaran fisik pada kelompok eksperimen merupakan pusat kebugaran dan
kesehatan jasmani khusus untuk wanita yang dikelola secara profesional
berdasarkan hasil pengamatan dan penerapan terpadu oleh ahli kebugaran dan
instruktur kebugaran. Konsultasi kesehatan dan penentuan program latihan
dilakukan sebelum anggota melakukan latihan kebugaran fisik untuk yang
pertama kalinya, selanjutnya akan dilakukan pengontrolan setiap satu bulan
sekali untuk mengetahui perkembangan kondisi masing-masing anggota.
Kegiatan latihan kebugaran dipusat kebugaran Cahya Kumala dibuka setiap hari
dan pelaksanaan latihan kebugaran fisik senam aerobik dilaksanakan dua kali
dalam sehari, yaitu pada pagi hari dimulai pada pukul 07.00 - 10.00, dan pada
54
sore hari pada pukul 15.00 - 17.30, sehingga setiap anggota bebas menentukan
waktu latihan sesuai dengan kegiatan mereka masing-masing.
Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian pada kelompok kontrol
adalah kost putri Orange dengan jumlah kamar 40 kamar berlantai dua dan
jumlah penghuni 40 orang, Kost putri Orange merupakan kost putri yang seluruh
penghuninya adalah mahasiswi.
Tidak seluruh penghuni kost putri Orange dijadikan sampel penelitian,
karena dalam penelitian ini dipilih subyek yang tidak pernah melakukan latihan
kebugaran fisik senam aerobik, atau bagi subyek yang pernah melakukan latihan
kebugaran fisik, khususnya senam aerobik sudah tidak aktif lagi minimal satu
tahun terakhir. Dipilihnya sampel penelitian untuk kelompok kontrol pada satu
kost dengan pertimbangan untuk memudahkan jalannya penelitian. Subyek
dalam kelompok kontrol diminta untuk tidak melakukan latihan kebugaran fisik
dalam bentuk apapun selama satu bulan.
Pengambilan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Yaitu metode
pengambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dan didasarkan
atas ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya
.2. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa langkah, yaitu
penyusunan skala stabilitas emosi, uji coba skala stabilitas emosi, penentuan
pusat kebugaran yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel penelitian
untuk kelompok eksperimen, dan juga kost putri yang akan dijadikan tempat
untuk pengambilan sampel pada kelompok kontrol.
55
Penyusunan skala stabilitas emosi dimaksudkan untuk mengungkap
stabilitas emosi subyek penelitian sebelum dan sesudah perlakuan, skala ini
dimodifikasi dan diadaptasi dari Skala Stabilitas Emosi yang disusun oleh
Hartantie dan Agustini yang telah digunakan oleh Rahmalina (2001). Skala
Stabilitas Emosi ini didasarkan pada pendapat Schneider (1964) yang
mengemukakan bahwa stabilitas emosi didukung oleh tiga aspek, yaitu adekuasi
emosi, Kematangan emosi, dan Kontrol emosi. Peneliti melakukan uji coba Skala
Stabilitas Emosi kepada mahasiswi Fakuitas Teknik Industri dan Fakuitas
Psikologi Universitas Islam Indonesia yang memiliki karakteristik yang samadengan subyek penelitian.
Setelah melakukan penyusunan dan uji coba Skala Stabilitas Emosi,,
peneliti menentukan pusat kebugaran yang akan dijadikan tempat untuk
pengambilan sampel pada kelompok eksperimen, dan juga kost putri yang akan
dijadikan tempat untuk pengambilan sampel pada kelompok kontrol.
Pusat kebugaran Cahya Kumala dipilih sebagai tempat penelitian karena
pusat kebugaran Cahya Kumala merupakan pusat kebugaran khusus untuk
wanita dengan lokasi yang strategis dan tempat yang nyaman, pusat kebugaran
Cahya Kumala ini juga memakai sistem keanggotaan yang berlaku minimal
selama satu bulan. Sehingga setiap anggota yang mendaftar dipusat kebugaran
ini akan terus aktif selama satu bulan kedepan.
Setelah diperoleh tempat yang sesuai untuk pengambilan sampel
penelitian pada kelompok eksperimen , maka peneliti melakukan kerjasama
dengan pemilik pusat kebugaran Cahya Kumala dengan cara ikut membantu
promosi pusat kebugaran tersebut dengan cara menyebarkan pamflet-pamfiet
tentang pusat kebugaran Cahya Kumala dikampus-kampus dan tempat-tempat
56
strategis lainnya, dengan cara promosi diharapkan semakin banyak orang yang
mengetahui dan tertarik untuk bergabung dalam pusat kebugaran Cahya
Kumala. Sebelum dilakukan penelitian pada kelompok kontrol, selain meminta
izin kepada pemiiik kost putri Orange tersebut, peneliti terlebih dahulu melakukan
pendekatan pada penghuni kost putri Orange agar mereka bersedia bekerjasama
untuk menjadi subyek dalam penelitian ini.
3. Pengurusan Izin Penelitian
Setelah mendapatkan dua tempat yang direncanakan sebagai tempat
penelitian, kemudian peneliti meminta izin secara informal kepada pemilik pusat
kebugaran Cahya Kumala dan pemilik kost putri Orange, kemudian setelah
meminta izin secara informal dilakukan pula permohonan izin penelitian secara
formal dengan memberikan surat izin penelitian dari fakuitas Psikologi
Universitas Islam Indonesia dengan nomor surat 271/Dek/70/FPA//2003.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Uji Coba Skala Stabilitas Emosi
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba Skala
Stabilitas Emosi. Penyebaran Skala Stabilitas Emosi dilakukan pada tanggal 9
dan 10 Mei 2003. Subyek uji coba Skala Stabilitas Emosi adalah mahasiswi
Fakuitas Teknik Industri dan Fakuitas Psikologi Universitas Islam Indonesia
57
dengan karakteristik yang sama dengan subyek dalam penelitian. Data yangterkumpul pada uji coba Skala Stabilitas Emosi ini adalah 53 subyek.
Seldah ditaKUKan uji coba Skala Stabilitas Emosi. Data yang terkumpuldianalisis dengan menggunakan program statistik SPSS for windows release
10.01 untuk menguji validitas dan reliabilitas skala. Parameter yang digunakan
dalam seleksi aitem adalah daya beda atau daya diskriminasi aitem. Dayadiskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara
individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yangdiukur. Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan,
yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien
koreksi aitem total (Azwar,1999).
1. Uji Validitas Alat Ukur
Seleksi aitem dalam penelitian ini menggunakan indeks daya beda aitem
aitem berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan koefisien
korelasi > 0,30. semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30
daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki koefisien korelasi
kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya
diskriminasi rendah, Azwar (1999).
.Dari hasil analisis aitem Skala Stabilitas Emosi diketahui ada 9 aitem
yang gugur, yaitu 2, 3, 24, 31, 34, 35, 45, 46, 48. perincian nomor aitem sebelum
uji coba dan nomor aitem yang sahih dan disesuaikan dengan nomor aitem bam
Skala Stabilitas Emosi dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel3.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Uji Reliabilitas ini menggunakan teknik korelasi Alpha Cronbach pad
58
a sen
SPSS 10.01 for windows release. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwakoefisien reliabilitas untuk Skala Stabilitas Emosi ini adalah sebesar 0,9246.
Angka reliabilitas ini cukup reliabel, karena menurut Azwar (1999) reliabilitasdianggap memuaskan bila mencapai 0,900.
Tabel 2.
Distribusi Aitem Valid dan aitem Gugur Skala Stabilitas Emosi Setelah UiiCoba '
NOMOR AITEMAitem Valid
Favorable
12, 15,20,28,
41,47,52,55.
4, 8, 13, 17,
19, 30,42,50.
5, 6, 7, 9, 10,
14, 16,22,33.
25
Unfavorable
11,18, 23, 29,
32, 39, 43, 44.
25, 26, 36, 38,
40, 51,54.
1, 21, 27, 37,
49, 53.
21
46
Aitem GugurFavorable Unfavorable
2,34
45, 46, 48
3,24,31,35
59
Tabel 3.
Distribusi Aitem Skala Stabilitas Emosi Setelah Uji Coba Disesuaikan DenganNomor Aitem Baru
No Aspek-aspekStabilitas Emosi
Adekuasi Emosi
Kematangan Emosi
Kontrol Emosi
Keterangan :
Favourable
10(12),13(15),18(2
0),25(23),35(41),39
(47),43(52),46(55).
2(4),6(8),11(13),
15(17),17(19),
27(30),36(42),
41(50).
3(5),4(6), 5(7), 7(9),
8(10),12(14),14(16)
,20(22), 29(33).
Jumlah
Unfavourable
9(11),16(18),
21(23),26(29),
28(32),33(39),
37(43), 38(44).
22(25),23(26),
30(36),32(38),
34(40),42(51),
45(54).
1(1),19(21),
24(27),31(37),
40(49), 44(53).
Angka cetak tebal =Nomor Aitem Baru Setelah Uji Coba
Angka Dalam Kurung =Nomor Aitem Lama Sebelum Uji Coba
Jumlah
16
15
15
46
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah memperoleh izin dari dua temDat yang akan dijadikan lokasi
penelitian, peneliti mulai melakukan pengambilan data pre-test untuk kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Pengambilan data pre-test untuk kelompok
kontrol dilakukan pada tanggal 14 Mei 2003 pukul 18.30 WIB yang berjumlah 25
orang, kemudian pengambilan data post-test untuk kelompok kontrol dilakukan
sebulan kemudian yaitu pada tanggal 14 Juni 2003 pukul 20.15 WIB. Sedangkan
pengambilan data pre-test untuk kelompok eksperimen dilakukan secara
60
bertahap pada setiap anggota baru yang akan melakukan latihan untuk yangpertama kali mulai tanggal 12 Mei 2003 sampai dengan tanggal 17 Mei 2003, halini dilakukan kcrena juiulah anggota baru yang masuk setiap harinya tidakmenentu. Jumlah kelompok eksperimen dalam penelitian ini juga terdiri dari 25
orang. Pengambilan data post-test untuk kelompok eksperimen dilakukan padatanggal 12 Juni 2003 sampai dengan 17 Juni 2003 sesuai dengan tanggal masuksubyek penelitian.
Sebelum penyampaian skala pre-test pada kelompok eksperimen dimulai
dengan penjelasan oleh ahli kebugaran kepada anggota baru bahwa seusai
melakukan konsultasi kesehatan dan penentuan program latihan untuk pemuladengan frekuensi tiga kali dalam seminggu akan diadakan penelitian darimahasiswi Fakuitas Psikologi Universitas Islam Indonesia. Setelah itu penelitimenyampaikan beberapa ucapan permohonan kesediaan subyek untuk
mengikuti penelitian sampai selesai dan bersama dengan subyek merencanakan
jadwal pelatihan senam aerobik yang dapat dilakukan subyek secara
berkesinambungan dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu selama satu
bulan. Kemudian para anggota yang menjadi kelompok eksperimen dalam
penelitian ini dijelaskan oleh peneliti tentang pentingnya subyek bersungguh-
sungguh dalam melakukan latihan kebugaran fisik senam aerobik dan juga jujur
dalam mengisi skala, Subyek penelitian juga diyakinkan bahwa kerahasiaan
jawaban dijamin sepenuhnya oleh etika akademik peneliti, selanjutnya tidak lupapeneliti mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota baru pusat
kebugaran Cahya Kumala untuk menjadi subyek penelitian dalam kelompokeksperimen.
61
Bentuk latihan kebugaran fisik yang dilakukan oleh kelompok eksperimendalam penelitian ini adalah senam aerobik yang dilakukan selama satu jam
"^n^-Trekuen-si 3kali dalam seminggu selama satu bulan, sedangkan padakelompok kontro, tidak diberi periakuan sama sekali dan mereka juga dimintauntuk tidak melakukan latihan kebugaran fisik dalam bentuk apapun. Setelahsatu bulan, peneliti memberikan kembali skala stabilitas emosi pada duakelompok penelitian sebagai pengukuran post test untuk mengetahui apakahOrdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaranfisik dan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik. Setelahpengambilan data post test pada kelompok eksperimen peneliti juga tetapmenganjurkan pada kelompok eksperimen untuk tetap melakukan latihankebugaran fisik senam aerobik meskipun sudah tidak menjadi subyek penelitian.
C Hasil Penelitian
Uji asumsi homogenitas dan uji asumsi normalitas dilakukan terlebihdahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian. Uji asumsihomogenitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontro, dilakukandengan menggunakan test of homogeneity vanances-levene statistics,,perhitungannya menunjukkan F = 2,231 dan (p = 0,142 > 0,05). Hal inimenunjukkan bahwa penelitian dapat dilanjutkan karena subyek dalam kelompokeksperimen maupun kelompok kontrol berada dalam kondisi yang sama(homogen). Uji asumsi normalitas data dilakukan dengan menggunakan OneSample Kolmogorov-Smimov Test, perhitungannya menunjukkan p=0,927 >0,05, hal ini menunjukkan bahwa distribusi data penelitian normal.
62
Setelah dilakukan uji prasarat selanjutnya dilakukan pengujian hipotesisuntuk melihat perbedaan yang terjadi antar kelompok yaitu kelompok eksperimendan kelompok kontrol. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakananalisis uji t. Penelitian ini menghasilkan deskripsi data stabilitas emosi untukkelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil rangkuman data penelitianuntuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4dantabel 5.
Tabel 4
Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Eksperimen
Statistik Pre test Post test
Jumlah Subyek 25 25 IMean 127,80 137,96
Deviasi Standar 11,328 9,944
Skor minimum 111 122
Skor Maksimum 153 159
I
Tabel 5
Deskripsi Data Stabilitas Emosi Kelompok Kontrol
1 Statistik 1 Prelest T PostlesT |1 J^rnlaTTSubyek 1 2lT~ i 25
J Mean 1 125,04 | i; 127,36 !
| Deviasi Standar J 7,823 i ;
J 9,128
Skor minimum 111 112
Skor Maksimum 137
J
I
142
63
Adapun hasil uji beda untuk skor pre test antara kelompok eksperimendan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6
Hasil Uji Beda Skor Pre test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
N
25
25
Mean SD
127,80 | 11,328
125,04 i 7,823
1,002 P = 0,321
P > 0,05
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada saat pre test, menunjukkantidak ada perbedaan skor antara kelompok eksperimen dan kelompok kontroldengan t =1,002 (p =0,321 >0,05), mean kelompok eksperimen 127,80 danmean kelompok kontro. 125,04. dengan demikian kondisi subyek pada saat pretest adalah sama.
64
Hasil uji beda untuk skor post test antara kelompok eksperimen dankelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 7
Tabel 7
Hasil Uji Beda Skor Post test Kelompok Eksperimen dan KelompokKontrol
Kelompok j n ~ , " MearT SD~
Eksperimeni ~^ T^37^ 9MT~r-^fr-lpTomKOntr°' I 25 \ 127'36 9.128 | I p<0,05
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa skor post test stabilitas emosikelompok eksperimen lebih tinggi dari skor post test pada kelompok kontrol,dengan t=3,927 (P =0,000 <0,05). Mean kelompok eksperimen =137,96 ,danmean untuk kelompok kontrol = 127,36. Berdasarkan hasil post test tersebutdapat dilihat bahwa pelatihan kebugaran fisik senam aerobik efektif untukmeningkatkan stabilitas emosi pada kelompok eksperimen.
Pengaruh pelatihan kebugaran fisik senam aerobik pada kelompokeksperimen dapat d<l,hat dengan menggunakan uji beda selisih skor pre test danpost test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil uji beda untukselisih skor pre test dan post test antara kelompok eksperimen dan kelompokkontrol dapat dilihat pada tabel 8.
65
Tabel 8
Hasil Uji Beda Selisih Skor Pre test Dan Post test Antara KelompokEksperimen Dan Kelompok Kontrol
Kelompok i N
Eksperimen [ 25I
Kontrol 25
Mean
137,96
127,36
SD
9,384
4,507
3,766 P = 0,001
P < 0,05
Hasil uji beda untuk selisih skor pre test dan post test antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang tampak pada tabel 7 menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang bermakna (p <0,05) dalam Stabilitas Emosi untuk
kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah pelatihan kebugaran fisik
senam aerobik. Berdasarkan uji beda tersebut, maka hipotesis dalam penelitianini dapat diterima.
Sumbangan efektif pelatihan kebugaran fisik senam aerobik terhadap
peningkatan stabilitas emosi pada kelompok eksperimen dapat dilihat dari
peningkatan yang terjadi antara skor pre-test dan skor post test pada kelompok
eksperimen. Rerata pre test pada kelompok eksperimen sebesar 127, 80 dan
rerata post test pada kelompok eksperimen sebesar 137,96. Berdasarkan hasil
rerata pre test dan post test pada kelompok eksperimen tersebut maka dapat
dilihat bahwa pelatihan kebugaran fisik senam aerobik yang dilakukan pada
kelompok ekperimen efektif dalam meningkatkan stabilitas emosi. Pada
kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan stabilitas emosi yang signifikan,dapat dilihat dari rerata pre test yang diperoleh pada kelompok kontrol sebesar
125,04 dan rerata post test yang diperoleh padakelompok kontrol hanya sebesar
127,36. Berdasarkan hasil tersebut ehingga terdapat perbedaan stabilitas emosi
66
wanita yang melakukan latihan kebugaran fisik dan wanita yang tidak melakukanlatihan kebugaran fisik.
D. Pembahasan
Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatanstabilitas emosi yang lebih besar pada kelompok eksperimen yang mengikutilatihan kebugaran fisik senam aerobik di pusat kebugaran Cahya Kumaladibandingkan dengan peningkatan stabilitas emosi kelompok kontrol yang tidakdiberi pelatihan kebugaran senam aerobik. Hasi, penelitian ini sejalan denganhipotesis yang diajukan yaitu terdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yangmelakukan latihan kebugaran fisik dan wanita yang tidak meiakukan latihankebugaran fisik, stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaran fisiklebih baik dibandingkan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik.
Perbedaan skor stabilitas emosi pada post test untuk ke.ompokeksperimen dan kelompok kontrol ini terjadi karena pada kelompok eksperimenmeiakukan latihan kebugaran fisik sedangkan kelompok kontrol tidak melakukanlatihan kebugaran fisik, dalam penelitian in, subyek dalam kelompok eksperimenmelakukan latihan kebugaran fisik senam aerobik.
Peningkatan skor stabilitas emosi pada kelompok eksperimen dalampenelitian ini selain dikarenakan efek pelatihan latihan kebugaran fisik senamaerobik periu juga diperhatikan faktor-faktor yang menjadi ancaman terhadapvaliditas interna,. Suatu penelitian eksperimen d.katakan memiliki validitasinternal yang tinggi apabila perubahan yang terjadi pada variabel dependen yangdiamati benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan dalameksperimen, bukan dikarenakan faktor kebetulan maupun faktor-faktor lain yang
67
tidak relevan. Faktor yang menjadi ancaman terhadap validitas interna, dalam
penelitian ini adalah familiaritas subyek terhadap skala penelitian, karena skala
penelitian yang digunakan pada saat pre test dan pos test sama dan diberikan
dalam jangka waktu yang relatif singkat maka terdapat kemungkinan subyekpenelitian masih mengingat aitem-aitem dalam skala penelitian ini.
Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan
kesehatan secara menyeluruh, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental
terutama stabilitas emosi seserorang. Secara umum penelitian ini mendukunghasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian Uyun(1993) yang menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara
teratur dapat menurunkan tingkat stress dan kecemasan seseorang.
Tujuan utama latihan kebugaran fisik adalah untuk memperolehkebugaran fisik yang dapat menimbulkan rasa nyaman, segar, dan bersemangat,sehingga dapat memperbaiki suasana hati dan konsep diri (Indriani, 2001).Latihan kebugaran fisik senam aerobik yang dilakukan oleh kelompokeksperimen dalam penelitian ini disertai dengan konsultasi gizi dan latihan
terprogram, sehingga diperoleh kesehatan dan keseimbangan tubuh dalam
melakukan aktivitasnya. Hal lain yang menyebabkan peningkatan stabilitas emosi
kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol adalahkarena dalam latihan kebugaran fisik, individu akan melakukan gerakan-gerakanyang dapat menimbulkan perubahan biokimiawi pada otak, yaitu peredarandarah keotak menjad, lebih lancar, serta jaringan otak mendapat lebih banyakoksigen, sehingga dapat menimbulkan perasaan senang nyaman, dan bahagia(Hardinge dan Shryock, 2001).
68
Latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur dapat memberikankegairahan dan energi kembal, setelah mengalami kelesuan danketidakseimbangan mental akibat tekanan pekerjaan rutin yang melelahkan.Pada saat individu melakukan latihan kebugaran fisik akan timbu, perasaanrileks. terlepas dari stress, dan merasa terbebas dari rutinitas kegiatan sehari-hari.
Kenyataan diatas didukung oleh teori yang menyatakan bahwa latihankebugaran fisik yang dilakukan secara teratur berhubungan dengan sejumlahkeuntungan psikologis. Getchel (dalam Uyun, 1993) menyatakan bahwa latihankebugaran fisik dapat menyehatkan jiwa dan meningkatkan kesadaran mental,sehingga individu yang melakukan latihan secara teratur merasa bergairah dalamhidupnya. Selain itu latihan kebugaran fisik dapat menjadikan reaksi kimia dalamtubuh yang membantu memperbaiki stabilitas emosinya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan,
yaitu terdapat perbedaan stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan
kebugaran fisik dan waiita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik,stabilitas emosi wanita yang melakukan latihan kebugaran fisik lebih baik
dibandingkan wanita yang tidak melakukan latihan kebugaran fisik. Hasilnyamenunjukkan t = 3,927 (p =0,000 <0,05), maka dapatlah ditarik kesimpulan
bahwa sistem latihan kebugaran fisik berpengaruh dalam meningkatkan stabilitasemosi pada wanita.
Pengaruh sistem latihan kebugaran fisik khususnya senam aerobik jugamemperlihatkan efektivitasnya dalam meningkatkan stabilitas emosi yang lebih
unggi dibandingkan dengan peningkatan stabilitas emosi yang tidak melakukan
latihan kebugaran fisik senam aerobik. Dengan demikian dapat diuraikan bahwa
melalui proses latihan kebugaran fisik yang dilakukan secara teratur dengan cara
yang baik dan benar seseorang akan mendapatkan manfaat-manfaat baik tidak
hanya dari segi kesehatan fisik akan tetap, juga dari segi kesehatan mentalterutama stabilitas emosi.
B. Saran-saran
Penelitian terhadap kegiatan olahraga pada umumnya dan khususnyaolahraga kebugaran fisik melalui tinjauan psikologis belum banyak dilakukan
69
70
dibandingkan dengan tinjauan sosiologis dan medis. Lebih khusus lagi latihankebugaran fisik yang di,akukan semata-mata bukan untuk tujuan pencapaianprestasi ataupun penciptaan rekor di arena oiahraga. Akan tetapi jenis latihanKebugaran fisik yang dilakukan sekedar untuk kesenangan dan kenyamanan,pembentukan fisik agar lebih bagus, pembentukan kepribadian, atau yang seringdisebut dengan sport for all. Penelitian mengenai Perbedaan Stabilitas EmosiWan,ta Yang Melakukan Latihan Kebugaran Fisik dan Wanita Yang TidakMeiakukan Latihan Kebugaran Fisik ini diharapkan dapat merangsang minatpeneliti lain untuk melakukan penelitian-penelitian sejenis selanjutnya yang lebihberkualitas dan menank untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan „miahkhususnya di bidang ilmu psikologi.
Saran-saran yang dapat disampaikan dari penelitian ini adafah :1. Hasi, penelitian ini menyatakan bahwa latihan kebugaran fisik dapat
meningkatkan stabilitas emosi pada wanita menjadi lebih baik, sehinggalatihan kebugaran fisik khususnya senam aerobik dapat dipakai sebagaisalah satu alternatif yang efektif dan aman untuk meningkatkan stabilitasemosi seseorang khususnya kaum wanita.
2. Bagi subyek penelitian khususnya pada kelompok eksperimen, karenapelatihan ini cukup efektif untuk peningkatan stabilitas emosi makadisarankan agar subyek untuk tetap me,akukan ,at,han kebugaran fisikkhususnya senam aerobik secara teratur dan berkeianjutan untukmempertahankan bahkan meningkatkan kondisi yang telah dicapai padasaat ini.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutanyang lebih baik dari penelitian ini, peneliti yang menggunakan rancangan
71
eksperimen selanjutnya disarankan untuk menggunakan skala paralel yangberbeda pada saat pre test dan post test untuk menghindari familiaritas
subyek terhadap skala penelitian yang dapat menjadi anraman terhadapvaliditas internal penelitian.
LAM PI RAN A
* ALAT UKUR PENELITIAN *
Skala Stabilitas Emosi Sebelum Uji Coba
Skala Stabilitas Emosi Setelah Uji Coba
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
PETUNIUK PENGISIAN SKALA
vann ZTTAe!Pan' berikUt ini terdaPat sejumlah pemyataanXfm?nt» ^ 6ngan 8ktiVitaS sehari-han saudara. Saudaradiminta untuk memberikan jawaban yang sesuai denqankeadaan ataupun pengalaman saudara sendiri. Untuk memberiy^fbaenrtaandaSkala ™' berikanlah tanda si,an9 WP^ kolom- SS ( Sangat sesuai)
Jika penyataan sangat sesuai dengan anda- S ( Sesuai)
Jika pemyataan sesuai dengan anda- TS ( Tidak Sesuai)
Jika pemyataan tidak sesuai dengan anda- STS ( Sangat Tidak Sesuai)
Jika pemyataan sangat tidak sesuai dengan andaSebelum saudara menjawab, bacalah setiap pertanyaan
dengan baik. Semua jawaban saudara adalah benar asalkansesuai dengan keadaan atau pengalaman diri saudaraKejujuran dan kesungguhan saudara sangat kami hargai
Penksalah kembali jawaban saudara. Usahakan janqansampai ada nomor yang terlewati. Kerahasiaan identitas danjawaban saudara dijamin penuh oleh etika akademik peneliti
Selamat mengerjakan, terimakasih atas kesediaan dankesungguhan teman-teman dalam mengerjakan skala ini
Liza Andriani
IPENTITASNama
Usia
Pendidikan
Tanggal pengisian skala
9.
10.
11.
"pernyataanT
Bagi saya melamun hanya akan Tnelnbulng"waktu saja
Saya akan berusaha mawas diri jika orangtuama rah pada saya
Bi|a~secialig~7Se7^^punya masalah saya merasa cemas
Saya berusaha memaafkan orang y~a7ig~leTahbersalah, meskipun ia tidak minta maafBersama l^aTi^SaTTla^"^bekerjasama dengan baik
Apabila ditunjuk sebagai p"e7rii^ipln^ala^r^ulkeg,atan, maka saya akan melaksanakannyadengan sungguh-sungguh
kalau melihat pencurilipukui^^saya tidak ikutmemukuli karena kasihan
Saya tidak mudahlersTngcjung dengan lingkungin"saya
Bila lawan main memp^iihl^eTn^angalvdalamsuatu pertandingan, maka saya akan mergakuibahwa permainannya memang bagusBila saya datang terlambat, maka sa^Takanmeminta maaf dan memberikan penjelasantentang sebab-sebab keterlambatan sayaSaya merasa tidak mampVTnernbahagiakanorangtua saya
No.PERNYATAAN
12. Bila terlambatliTelTjeTT^uTleTn^r^^^keperluan tapi ternyata dia sudah berangkat lebihdulu maka saya segera menyusul dan memintamaaf
T3: saya tidak curiga apabila adaleman berbisi^bisfkdidepan saya
Sc^ya tidak mudah terpancing untuk marah14.
15.
16?
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Saya merasa bahw^ma^dep^n^a^cerahSaya berusaha tidak marah padTlemaTv^SaTTyang telah berjanjf tetapi tidak menepatiApabila dituduhl^elal^kaT^eTbT^baik, maka saya akan berusaha tenang dalammenyelesaikan masalah itu
Saya merasa kesulitan dalampersoalan-persoalan saya
Saya selalu akan memberi semampu saya jikaada pengemis yang datang kerumah
mengatasi
Saya aka^~berus^h¥lu7mjirmen^buruk saya
Apabila a^a^seoTang"yaTiglrTelTyaWpirasaansaya maka saya akan membalas denganmenyakiti perasaannya
Saya berusaha untUiTnrmnl^Telngl^^membeli barang yang saya anggap kurangphoritas
Jika menghadapi persoalan saya merasa tidakada yang mau menolong
Dalam perdebatan,~sayaaterrme^^pendapat yang saya anggap benar sampaimenang
Saya mudah tersinggung~a^il¥^ima7airoleForangtua
26.
"PERNYATAANSaya merasa gelisahlil^^gl^da^rna^aTahyang sulit
^ka^adajang mengganggu biasanya saya marahSaya tidak pernah merasa~c^^tenp^ebabf-~yang jelas
29. Saya tidak bisa" memaafkan o7allg^g~telahmenyakiti hati saya
Jika temaTTVar^ftiddT^^maka saya akan menemui agar tidak kecewa
30.
35.
Apabila merlo7iton~fiim^nTS^^saya ikut merasa sedih
Jika sedang ^dlh^a^rn^ra^id^^teman
SaVa merasTtJdak~mTjdahlTwahJika teman sedang sedih, sa^TbeTuiihTUrrtukmemahami perasaannya
Bila cenlTnin^ln^m^mejamkan mata clan menjerit ketakutan*iia~^^r^r^^teman, maka saya akan marah pada orangtuasaya
Saya^¥9^dlFd^rTgeli^^kecii
Saya sering berubah pendiriarTleTha^aTa^ya^cj[saya lakukan
rsaya~7^elaia~ialdtl^^^orang lain
Saya sering beTte^r^eTig^nl^kal^^| Berada ditengah-4engah oranging tidak dikenal| saya mudah mendapatkan kenalanSaya dapaTTell^s^rit^sT^iRia^lia^ng"melakukan sesuatu
No.
437"PERNYATAAN
Saya tidaklnalripirmengei^^saya dengan baik
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54
55
Saya tidak dapat tidur nyenyalTjikTida' masalah"yang mengganggu
Saya berterima kasih"^ada_te7Tia7ryang~lelahmemberitahukan kekurangan saya.
Saya berusaha~untuFtetep~tenang jika sedangmenghadapi persoalan yang sulit
Jika melihat kecelakaan lalu llntasTdan ada yangterluka, maka saya akan ikut menolong
Saya selalu menghormati daTmemaluhfoTaTigtuasaya
Saya sering merasa- takuT Tanpa"sebab-sebabyangjelas
Saya akan selalu meminta maaf apabila sayamelakukan kesalahan.
Apabila saya tidak bisa mendapatkan apa yangsaya inginkan, saya merasa sangat kecewa
Saya merasa tidak memiliki kelebihan yang bisadibanggakan
Jika sedang marah "saya sering melampiaskankemarahan pada orang-orang disekitar sayaSaya merasa orangtua saya tidak memperhatikansaya
Saya dapat memahami perasaan saya
SS TS STS
. L.
/SI A
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
PETUNJUK PENCISIAN SKALA
Teman-teman, berikut ini terdapat sejumlah pemyataanyang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari saudara Saudaradiminta untuk memberikan jawaban yang sesuai dengankeadaan ataupun pengalaman saudara sendiri. Untuk memberijawaban pada skala ini, berikanlah tanda silang (X) pada kolomyang bertanda :- SS ( Sangat sesuai)
Jika penyataan sangatsesuai dengan anda- S ( Sesuai)
Jika pemyataan sesuai dengan anda- TS ( Tidak Sesuai)
Jika pemyataan tidak sesuai dengan anda- STS ( Sangat Tidak Sesuai)
Jika pemyataan sangat tidak sesuai dengan andaSebelum saudara menjawab, bacalah setiap pertanyaan
dengan baik. Semua jawaban saudara adalah benar asalkansesuai dengan keadaan atau pengalaman diri saudaraKejujuran dan kesungguhan saudara sangat kami hargai
Periksalah kembali jawaban saudara. Usahakan jangansampai ada nomor yang terlewati. Kerahasiaan identitas danjawaban saudara dijamin penuh oleh etika akademik peneliti.
Selamat mengerjakan, terimakasin atas kesediaan dankesungguhan teman-teman dalam mengerjakan skala ini.
Liza Andriani
2.
3.
~4~
11.
14.
16.
Nama
Usia
Pendidikan
IDENTITAS
Tanggal pengisian skala
Bagi saya_Uvaktu_saja
^PERNYATAANmelalriuTTlTariya
|ersalah,_meskipun ia tidak minta maafSaya mampu melakukan kerjasama yang baikbersama teman-temanApabila ditunjuk sebagai pemimpin~dalim~iuauiKegiatan, maka saya akan melaksanakannya^Tg^nsujTg^uh-sj^g^kalau melihat pencT^rTdipuk^
JlZeOlMkylLlSaiHiakasihansaya tidak i
Saya tidak mudah tersinggung din^li^kullgi^saya
Bila lawan mairTr^el^rdelTTeTr^^suatu pertandingan, maka saya akan mengakuiMnwa_p^rmamannyjj^Bila saya datang terlaHltat^al^a^l^meminta maaf dan memberikan penjelasanlejTtangjeb^bj^e^bj^ejeda^^Saya merasa tidak mampu memballagialcanorangtua saya_Bila terlambat menjemput teman untuk suatukeperluan tapi ternyata dia sudah berangkat lebihdulu maka saya segera menyusul dan memintamaaf
Saya tidak curi^a^a^ila^d^lel^all^eTbliik^]^jidepan sayaJ^yald^k muda^Sa7ajTn_erasa_b^hwa masa depan saya cerahTSaya berusaha tidak l^laTalTrSa^terrlaTi^el^^S^JL^flanJije^apij^Apabila dituduh melal^aTp^rK^te^^^
jbaik, maka saya akan tetap tenang dalammenyelesaikan masjjjah_itn^Saya "merasa kesulitanpersoalan-persoalan saya
dalam mengatas
20.
JDEjRNYAfAANTSaya selalu akan memberi seTrTal^siyallka"ada pengem.s yang datang kerumahbumksaya ******* untuk men9ubah sifat-sifatApabila ada seseoTaTig^nTSel^^saya maka saya akan membalas denganmenygkjtj perasaannya y
me^bSrS9^^ m6nallan ^nginan untukmembej, barang yang saya anggap kurang
ada yang mau menolong
oraanaqtuaUdah terSin"Ung aP^a^^aTalTolell
Saya tidak pernah^e7a^a~cirrla¥lal1pXiibibyang jelas K
hatisa^^7^33^^IJika teman yan9 tidak^iieT^gTdalal^gn^rl^a^IkerpLSaya akan t6tap menemui a9ar «dakJika~^edang"teman
^^eras¥lldal7rmjda¥rria^Bila di^aTalir^h^rirlglu^di^al^^teman, maka saya akan marah pada oranatuasaya w
sedih saya meTa^lld^k^punya
saya lakukan y a
i+S^"^erasasaldThal^teguranLdarioransMain
_Saya^sering bertengkardengaFkakal<7adrksa7aAf^'^eradatftengih^^enaj^aiajTTudaJxme^Saya dapat be7k^ie7^sr^aWa~~ieda7iq"melakukan sesuatu
Saya }jtek mampTrn^^ks'pTesik^^saya dengan baik
Saya tidaYdapaTlidllrTyeriya^^yajigjtiengganggu
Jika melihat kecelal^aanlalulntaT^nada^^Muka..mjkajsa^akanjkutjrjenplon5
No.
40.
41.
42.
Saya selalukesalahan
Apabila saya tidak bisa mendapatkan ana vannsaya mginkan, saya merasa sanoat • P V 9
rPERNYATAAN^ya^enng merasa takut tanpa sebab-sebab
meminta maaf jika melakukan
43. Sava kecewa^^^merniliki-kelebihan yang bisa
Kemarahan^adaorang-orang disekitarsaya45.
"46?
Saya merasa orarlgtua-i!leJIlJieiJ]aiykan_saya_ saya kurang
Saya dapat memahami perasaan^iyi"
CO
O
LO
iolo
iinio
toIO
ito
inrs
^1
"im
!ro
|tvi
roIro
j-*•U
f|ro
ro;ro
jrom
;ro
ro|ro
roj•*
|ro!
; ^*"jrr,jroro
jro
jr\Jj<NJ<M
jr\Jjroiro
|roro
Jr\ijroi
[ui|w
UU
-
-r_
r
r\J
ro
CT
)IC
O1M
NlfN
'oi
CO
O;
co
o""
ftJl^
-lM
~~
T
r^lo
-^lo
iLD
rxjro
U-
^io
>-io
»L
i^
Lr\l
^<\j
t\j^
-rsi
_KJ
ro\
^~
ICM
I*—
ioco
imU
j-«-0
Oj
r\jo
jro
ro
io
lrg
f\jr\l
I<
\j,-\j
--._i"i"!Vlm
n*K
m:-1
-'-!^-
>--fciVTm
^H
mi*j*>
imIm
1~i*i*
i-1-"!-;-I~T*
4
<*o!"^
jro,r\j
!ro
r\J;CM
|r\jjro„i'ro
|<\jj
^!"
|*-|roj^o|roUJroj^-j~\^|7
^'
f\l!
roI
f\j•
r\jI
^
rojro
;co|ro
jrojro
<^J!ro!^d-
jm|rv-i!rsg
roIjroj^>jro|r^|o,jro~[ro]"^]~
j^,"]"~"^
jrojro|rxj|ro].-T
^jroPro")"^!~
i"_T^"-t
,,
,.
roIro
roi
^It*
Ir\j
,","
-J-lmN
fm
rojT
j-|ro
!ro
TlrO
irolo
jU-irM
lroirO
roro,^.rN
jjro>!-=
rUt-J
rojro|^
l~'
!^
.cnj
roi
Tt-
I^
-,.
~i
'~I
A"
-:
rOC
M;
r\l'
rr,I
rvi
I~
rNJ|r\jiro
lrO|^
r'roN
frM
j<\j;ro
|r\iroiro
|ro|ro
*I*i_^j^JjroIM-jro|^fjroJTTj^
^-
™|"-I
<\iI—j^-|rsiITf
rO|^-j^-roJrO
vj-jro|^-rM
|ro|rojrojrojro
jrofro,'
fNJ
ir\j
|en
•^;
'.-DI
rf-r\J
:r\j
Ir\j
CO
iro
r\j[
—i
c\j
r\jl
Ir\j
:L
fl|
roM
-in
im
rvi
:rs
j|
r\j
'—.ro
roi-rt-
j^tj-
:ro
'—ro
ro.
roi
ro
•»-.
•*}•I
(
r^-'•r-*.in
IrfIf\j
<M
f\jr\j
If\j
oj
ro:ro
i^f-jr\j!ro
j^-:
^;
rojro
I^-
!r\j
^•i
mi-t
roi
roI
-3-
r\ljro
N^-
Iro
Jj
(\jI
|ro
)ro
(-
<*>|ro|^jojjrojroTroTTTrTj'ro1~
_^_Mm
|^i•*•Jrojro!rTTTTj^TrTJro"
^IroJrMJ^-l^jrM
l^"7Tr7"Ui"^7^
U~
-Jj
ro
ro
ro
^lrO|^-|M
-|ro[ro!roiro|ror\I^|^
j~[ro!ro|rjrojrxjj'o7ppT|77-
jrojcmJrsjjroTro|r7jrTfmrTTlToT^
ro
^;M|<V
<roi^-lrM
lrxjI^-JojiVj^l"^
H^
Jroj^,ro|m|«v,U
!"^j^i'^
iT,;^
iTo
".TZ
Jrcfm
|N]m
|MM
jrjm
|*ro
^>
!^j<V
jro]ro
|mro
jroiro
Icm";^\
j^ro|ro,roi^,|^|„
|m,m
,„T^T
^|roT7[7oT7,'
I
!"1|<M
|-|ro
jrs,ro
jro|roIr7Uo"
rMjro
rojro
joj|roIro
Uj-
roro
iro
]ro
Ir\j
^C
O!
CD
ri=!,=:i=:,si-:=!=|sj~:aiS|a|sli»ftis|18|sis!aiaiaiSi,!lill:!C
O,
rjiJ
oi
—r\j
roro
.ro
jvj-
;*j-
^j-•
^_
•^I
ro;
roro
!^
fI•*
r\ir\j
Jro
r\j
(NJI
f\JI
<NJI
ooctiIo
j-~I<xjJro
i^
i^-in
!L
njL
niL
n|
w<oCOI
CO
HCO
<<:
EH
.
H^Hffl~
<H
ft
W
0)oH4JCO
HVItV03rd04-1IB4J
ill0>
01
0,
MJ)
+J
1r-i
IJ
uh:
roro
(IJQ
)J-i
hH
1i
0,u
MM
Fj
H<
)M
uo
[J0)
-I
cIJ
ffl(1)
hO
-,(C
OM
<4M
ro-H
OJ
01E0)
rdco
MU
0)
r^
s:
^<
7''•"
n?^
f;^
°^
°r-
^r-
-*.m
r-o
^,N
^.,
'^v^'
l"J-^
(1ro
.^ico
<o
cmcm
cmo
co,*,
-,->(X,
~t
:?7!c'
?™
™?
™J
~^
^.-m
<n^
3£
Si-
••>,o,
onj,
oicn
jjai
ojon
ojon
Ci)t-n
lTlT
,lTl
j,CO
Hjdajco^r
>jt.co
e-jroen^rcoen
a-.h
r-cmrorococmcmlo-hcoco^rco
M<MCMCMCMCMCMCMCMCMCMCMCMCMN
T,
(Tion
cno
jen
enen
<:j,en
enen
cnen
en
^C—
CNCM
^-CO
cn.o
tot,
^ico
coo
to^
,-^
*-,_
^.'...^
.l!^
°^
r"ic
o'T
''^|n
OiM
OD
iin2
,Mco
^cn
r~clj£
£§
ro?
g?
£-
™£
PS
gg
££
2£
95;?°
^°
2ioco'co'
'co'oo
oon'co'on'cm'co'J
^,M
OJOJ
CMCM
CMCM
CMCM
CMCMCM
CMCM
ejCM
CMSS£»£-£-£»£--£---££^
03^
CO
'^
ui
Uvy
hH
Ol
^J"O
C\!rO
CO
Ji
(Ti
ssSaS
ssasa
SaS
SS
Sss'sss-ss
ci
mi
ji
'.Dr~
no
cn
HCM
CO
Mi
LO
'Xi~-
rH
,-ivH
,_)r-l
,-jM
"rin
in
uiv
in
in
in
in
^m
io
."
utid
lolit
mcn
coin
mm
lduj
on^H
r-lrH
rH
rH
,H
rH
,-MrM
--J^-J
__ji
JrH
CM
:n
M"
lo
io
r~
CO
1C
MC
Mn
jC
-JC
MC
JC
M,•
•<<
<;
<<
<<
JH
11
nV
Kl
m^
un
-^r
^^ji
inu
iu
ilo
CO
OJ
•"0
ro
RELIABILITY ANALYSIS-SCALE(ALPHA)
Item-total Statistics
Scale
Mean
if Item
Deleted
A4 2 154.9434A43 155.2075A4 4 155.7170A45 154.4717A4 6 154.6604
"47 154.9057A48 154.4151A49 155.0000ASG 154.4906
A"j' 155.6415A52 154.6981A°3 155.1132A5 4 lc>4 . o84y
A=> => 15 4.6981
Scale Corrected
Variance Item-
if Item Total
Deleted Correlation
278.0929 .3372
278.5522 .4513
280.7068 .32 00
286.0232 .1932
283.8440 .2793
282.0102 .3879
285.5936 .1978
274.5000 .5378
281.6778 .4446
275.4267 .5 03 4
273.8302 .6483
277.4100 .4798
274 .4782 .5608
273.2533 .6733
hipna
if Item
ueiecea
O O 'J /!
. 9229
.9241
. 9247
.9242
.9235
.9247
.9221
.9232
.9225
. 9213
.9227
.9220
Reliability Coefficients
N of Cases = 53.0 N cf Items = 55
Alpha = .9246
LAM PI RAN C
ANALIJIf PENELITIAN *
- Distribusi JawabanSubyek
• Uji Asumsi Homogenitas
• Uji Asumsi Normalitas
- Ujit
Data Stabilitas Emosi Pre Test Kelompok Eksperimen
No.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
2
3 3
41 42 43 44 45 46 Total
121
122
124
114
120
125
111
107
123
121
153
146
149
139
136
124
130
134
126
129
121
137
118
136
131
Data Stabilitas Emosi Pre Test Kelompok Kontrol
No. 26 I27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Total1 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 i 3 1192•>
4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 133—3-—3-—1——*!--—3-—t- -4-•—2- •I—4~T~A~ 2 1 1 2 2 3 2 1 3 4 4 118
4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 1 2 2 2 1 3 1 3 ? 1125 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1186 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 1147 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 1358 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 ? 1119 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 133
10 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 1 4 1 4 3 1 3 3 3 13011 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 ? 12612 3 3 3 3 2 3 1 2 3 2 3 1 2 2 4 3 2 2 3 ? ? 11613 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 ? 2 3 11714 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13015 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 4 1 4 1 1 3 3 3 13016 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 13417 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 12418 1 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 12319 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 13320 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 4 3 12621 2 3 3 1 3 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 1 ? 2 3 3 12522 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 13323 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 12924 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 13725 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 120
Data Stabilitas Emosi Post Test Kelompok Eksperimen
No.
7_8
10
11
~1213
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
8 9
3
3 4
10 11 121 13 14 15 16
3
2 3
17 18 19 20I21 22 23 24 25 I
-3-
CooCL
EoCD
CD
(/)OQ.
WOELUwro
S3ro
+j
COro
ro
Q
CM
CM
00
CM
CM
CM
CM
OCM
o>
T-
oo
CO
ro
00
CO
CO
CO
CM
lOC
OC
J5
(Nro
ro
CM
CM
CM
Data Stabilitas Emosi Post Test Kelompok Kontrol
No. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Total1 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 ? 3 3 3 3 125
2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 ? 4 3 1303 3 3 1 2 3 2 4 2 4 -—4--—3- —4--—4--—3--—+- —3- —2- —f-
4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 1 3 3 2 1 3 1 3 ? 106I 5 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 I 2 3 2 2 2 2 3 3 123I 6
I""7"2 I 3 I 2 3 3 2 2 3 | 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1193 3 2 3 | 3 | 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 4 3 135
I 8 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 2 3 2 3 2 3 1 2 3 2 ? 112| 910
11
3
3
3
4
3 | 33 j 3
3
3
3
3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1331 3 4 3 3 3 2 4 2 4 2 3 4 4 3 142
3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 12712 3 3 3 2 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 3 ? 3 12113 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 ? 11714 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13615 |16
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
4
3
2 3 3 1 4 2 4 3 2 3 4 2 131
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 13917 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 4 2 2 3 4 4 12418 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 13519 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 4 13920 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 4 1 4 3 13221 2 3 2 4 3 1 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 2 2 2 3 3 12522 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 13323 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 12624 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 13625 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3! 3 2 124 j
DESKRIPSI DATA HIPOTETIK
Variabel Minimum Maksimum [ Mean SD iI
StabilitasEmosi
46 184 Il 11-5 23.00
. - _.i
Deskripsi Kategori Data Hipotetik teoritik
Nama Variabel
Jumlah Aitem
Skor Aitem Terendah
Skor Aitem Tertinggi
Skor Minimal Hipotetik
Skor Maksimal Hipotetik
Mean Hipotetik
Stabilitas Emosi
46 (Jumlah Jawaban Aitem Sahih)
(Skor Jawaban Aitem Terendah)
(Skor Jawaban Aitem Tertinggi)
(Jumlah Aitem x SkorTerendah Aitem)
(Jumlah Aitem x Skor Tertinggi Aitem)
(Skor Max + Skor Min) / 2
(1/6 x (Skor Max - Skor Min))
1
4
46
184
115
Standar Deviasi (SD) Hipotetik 23.00
PERHITUNGAN
Skor Tinggi (Batas Atas) 138.0
Skor Rendah (Batas Bawah) 92.0
Tabel Kategori Skor Variabel
Kateqori
Ti nggj
(Mean + (1,0 SD)
(Mean-(1,0 SD)
Skor
X > 138
Sedang 92 < X < 138
Rendah X < 92
Uji asumsi homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.Stabilitas emosi (pre test)Stabilitas emosi (post test)
2.231
.036
1
1
48
48
.142
.850
Uji asumsi normalitas
One-Siample Kolmogorov-Smimov Test
Stabilitas Stabilitasemosi (pre emosi (post
test) test)N
50 50Normal Parameters3.b Mean 126.42 132.66
Std. Deviation 9.735 10.858Most Extreme Absolute .077 110Differences Positive .077 .110
Negative -.050 -.054Kolmogorov-Smimov Z .546 774Asymp. Sig. (2-tailed) .927 .586
a. Tes. distribution is Normal.
b. Calculated from data
T~TestStabilitas emosi
Kelompok eksperimen
Test
Stabilitas emosi (kip Pre testeksperimen) Post test
Group Statistics
25
25
Mean
127.80
137.96
Std. Deviation
11.328
9.944
Independent Samples Test
Std. Error
Mean
2.266
1.989
Levene's Test forEquality of Variances t-test for Equality of Means
Stabilitas emosi (kipeksperimen)
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
.489
Sig.
.488
t
-3.370
-3.370
df
48
47.206
Sig.(2-tailed)
.001
.002
T-TestStabilitas emosiKelompok kontrol
Stabilitas emosi (kipkontrol)
Stabilitas emosi (kipkontrol)
Group Statistics
Test
Pre test
Post test
Mean Std. DeviationStd. Error
Mean25
25
125.04
127.36
Independent Samples Test
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Levene's Test forEquality of Variances
Sig.
.332 .567
7.823
9.128
1.565
1.826
t-test for Equality of Means
t
-.965
.965
df
48
46.902
Sig.(2-tailed)
.339
.340
T-TestStabilitas emosiPre test
Group Statistics
KelompokStabilitas emwsi (pre test) Eksperimen
Kontrol
Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
Stabilitas emosi (pre test)
25
25
127.80
125.04
Independent Samples Test
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
Sig.
2.231 .142
11.328
7.823
2.266
1.565
t-test for Equality of Means
t
1.002
1.002
df
48
42.651
Sig.(2-tailed)
.321
.322
T-TestStabilitas emosiPost test
Group Statistics
KelompokStabilitas emosi (post test) Eksperimen
Kontrol
lean Std. DeviationStd. Error
Mean
Stabilitas emosi (post test)
25
25
137.96
127.36
Independent Samples Test
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Levene's Test forEquality of Variances
Sig.
.036 .850
9.944
9.128
1.989
1.826
t-test for Equality of Means
t
3.927
3.927
df
48
47.653
Sig.(2-tailed)
.000
.000
T-TestPerubahan stabilitas emosi
Sebelum dan setelah perlakuan
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. DeviationStd. Error
MeanPerubahan stabilitasemosi
Eksperimen
Kontrol
25
25
10.16
2.32
9.384
4.507
1.877
.901
Stabilitas emosi
Independent Samples Test
Equal variancesassumed
Equal variancesnot assumed
Levene's Test for
Equality of Variances
Sig.
5.840 .020
t-test for Equality of Means
t
3.766
3.766
df
48
34.512
Sig.(2-tailed)
.000
.001
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS PSIKOLOGI
Kampus Terpadu, Jalnn Kaliurang Kin.. 14,5 TcJp. (0274) 896146, Fax. 896147 Yogyakarta 55584
Nomor • g^L/Dgk/70/FP/1// zoQz,Lamp. :
Hal ; Ponnohonanljin Penelitian untuk Skripsi
Yogyakarta, lu MeT Zc03
Kepada Yth.BapaMbu PeM|L|K P^ b&to™ CAH^A kUMA^di
Tempat
Assalamu 'alalkum wr.wb.
Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk memberi ijinpada rnahasiswa kami ;
Naina
No. Mhs.
LiQo ArNDRiani
99 i'lu O'f)
Agar dapat melakukan penolitian/survey/try-out angket/studi kasus *) diInstanai Bapak/Ibu/Sdr.Kegiatan ini dilakukan oleh rnahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan Skripsi sebagai ayarat kelulusan study di Fakuitas kami.Adapun judul BkripEinya adalah :
Dengan Dosen Pembimbing : Prof • Of Sn R<7.hcw<J Pcr-tWywiDo
Demikian pmnohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Sdrkami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu 'alaikum wr, wb.
Mengefahui,Dosen Pembimbing
•i iU[
Prof . D(Y /n jWvo faKfa&oJjjiI!,
Dekan,V
Dr. Sukarti
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAFAKULTAS PSIKOLOGI
Kampus Terpadu. Ma„ KallurungKm. 14,5 Tclp. (0274; 836,46, Fax. 896147Yogyakma53584
Nomor
Lamp.Hal
^/Dek/7U/HV V/ zoo??
Permohonan Ijin Penelitian untuk Skripsi
Yogyakarta, <o r/e? icx-i
Kepada Yth.Bapak/Ibu PcmiLiK *&i putr? 'ibu oko' oRa^edi
Tempat
Assalamu 'alalhun wr. wb,
Dengan ini kami memohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk memberi ijinpada rnahasiswa kami ;
Naina
No. Mils.
Ll2A AKlPMAVil
99 i20 0*79
Agar dapat melakukan penelitian/survey/try-out angkei/studi kasus *) diInstnnai Bapak/Ibu/Sdr.
Kegiatan ini dilakukan oleh rnahasiswa yang bersangkutan dalam rangkapenyusunan Skripsi sebagai syarat keluluaan study di Fakuitas kamiAdapunjudul skripBinya adalah :
Pcrtk'-'W-ir, UaLiMai CMCi r.JAAitf.X '-r^ny MeUikuKv.in UtiS^n
fisiK. ~ ' ~~~ ~ :
Dengan Dosen Pembimbing j Prof . Pr in RftSavu PnrtosvwiDo
Demikian permohonan kami, atas perhatian dan bantuan Bapak/Jbu/Sdrkami ucapkan banyak terimakasih.
Wassa!amu'a!aikumwr,wb,
Mengefahui,Dosen Pembimbing
*f,' \\ '/; -: : ,
/ VvDr. Sukarti