Post on 04-May-2023
KESEHATAN
NASKAH PUBLIKASI
[IES.\IN ALAT PENGERING RUMPUT LAUT YANG ERGONOMISTf \ I\GKATKAN KEI\YAMANAN KERJA DAN MUTU RUMPUT LAI]T
KERING DI DESA PED NI]SA PENIDA
I WAYAN SURATA
Program Doktor IImu Kedokteran Universitas Udayana
Dibiayai oleh :
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional,sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian
Disertasi DoktorNomor: 491ISP2HIPP/DP2M/V112010, tanggal 11 Juni 2010
PROGRAM PASCASARJANA UNlVERSITAS UDAYANADENPASAR
2010
DES^\IN ALAT PENGERING RUMPUT LAUT YANG ERGONOMIS\IE\I\GKATKAN KENYAMANAN KERJA DAN MUTU RUMPUT LAUT
KBRING DI DESA PED NUSA PENIDA
I Wayan Surata
Malrasislva Program Dol<tor llmu Kedol<teran Universitas Udayana
Abstrak
{-.rlitas rumput laLtt dipengarLrhi oleh.jeuis bibit. utt-lur panelr, dan yang anrat
r-niinq adalah proses pengeringan. Pengeringan dilakLrl<an dengan menjemur di
.,:-1s tanah beralaskan terpal plastil<, senrentara pekerja melakuhan dengan posisi
.r"kok dan membungl<Lrt<. Hasil studi pendahuluan menunjulikan bahwa petani
:::ncalarni keluharr nruskulosl<eleta[, l<elelahan, dan t.nutu rutr]put laut kering yang
:.rsih rendah. TLrjuan perrelitian ini Lrntuk nrengetahui pengaruh desain alat
::rlering )/ang ergonorlis terhadap peningkatan ltenyarrartan rnelalui indil<ator.,:lLr Iran n'rr-rskLr loslteletal, kelelahan. dan nrLrtLl rLlllpLrt laLtt melalLri indikator kadar
.,,r'dan l<aclar kotoran. Penelitian eksperimental ini dilalisarral<an menggunakan
:rn.angan ntenyi lang (two-period cross over design) dengan subjek 20 orang petani
:Lrdidaya rurnput laLrt. Hasil penelitian menunjul<kan bahwa redesain alat pengerirrg
.-Lllput laut yang ergonomis ternyata clapat menLtrltttl<an lielr-rhan nrLrsl<uloslieletal
:ebesar 56.15 o/o (p < 0,05); tnetrurunkarr lielelalran sebesar 50.84 % (p < 0'05)'
Derliliian -juga liadar air menLrrlrrr 29,24 % dan liadar kotoran 33,33 % (p < 0,05).
P:pelitian irri tnenyitrprrlkan bahrva desain alat pengering yang et'gorlorltis
lcningkatl<an keny'atranan keria, dan treningkatan mutLt rttmput laut kering.
Kata ltrnci: rumput laut. alat pengering, kelelalran, keluhan nrusl<ulosl<eletal, nrutu.
1. Pend:rhuluan
Rupput laut merupalian salah satu sunrberdaya hayati laut yarrg cul<Ltp
potensial sebagai sunrber pendapatan negara dan sut.nber pendapatan bagi
rnasyarahal. BLrdidaya rurrput [aut sarrgat rnudah, tidal< nternerlul<an pupLrl< darr
pestisida seperti pada tananran padi. Keuntungan lainnya adalah dapat ditanarr
separrjang tahun, sefta utILtr panen yang pendel<. Runrput latrt yang cocol<
dibLrclidayaharr di Nusa Penida adalah jenis Euchemaspinostmr. MutLt rumptrt laut
dipengarLrIi oleh.jenis bibit. urnLrr panen, dan proses pengeringan (Arrggadiredja
dlil<., 2006). Perrgerirrgan sangat perlu rnendapat perhatian, karena rresltipLlrr hasil
panennya bail< aharr tetapi bila penanganan pascapanennya l<urang baik maka al<arl
rnengurangi mutu rumpLrt laut tersebut (SLrjatmil<o dan Angl<asa, 2009; Anggadiredja
d[.[., 2006). Run'rpLrt laLrt dihataltan sudah liering.jika telah l<elihatan btrtiran garam
:.enempel di perrnukaan rumput laut, dengan kandungan kadar air antara 3l -35 %
:nruk Errcfierua (Anggadiredja dkk., 2006; Ildriani dan Suminarsih, 2005).
Pengeringan rumput laut di Nusa Penida dilakukan dengan menjemur
rumput laut diatas tanah beralaskan terpal plastik. Pekerja melakukan penjemuran
Jengan posisi jongkol< dan membungl<uk, sanrbil bergeser-geser ke belakang, ke
Lrnan atau ke kiri urrtul< rnenggelar runrput laut supayatersebar merata. Sikap kerja
rnembungkuk adalah sikap yang tidal< alamiah (sikap paksa) menyebabkan terjadi
realisi berupa keluhan muskuloskeletal dan l<elelahan. Dilain pihak penjerruran
dengan cara sepefti ini rnenghasilkan rumput laut berkualitas rendah yaitu kadar air
-ran-e tinggi, produl< yang rnasih bercampur dengan debu, pasir, dan batu
r P.-rncomulyo dkl<., 2006).
Melihat potensi rumput laut yang begitu besar di Nusa Penida, maka harus
ada upaya untul< meningl<atkan mutu mutu rumput laut kering yang dihasilkan, agar
bisa memerruhi persyaratan ekspor. Untul< rremperbaiki kondisi kerja pada proses
pengeringau rumput laut, dilakukan desain alat pengering rumput laut yang
eroonomis, derrgan rnelibatl<an petarri budidaya rumput laut sebagai pengguna atau
prekerja. Desain alat dilakukan dengan memanfaatkan data antropometri dan l<ajian
reknologi tepat guna. Dengan atat ini dil-rarapkan dapat meningkatl<an kenyamanan
kerja dan mernperbail<i nrutu rumput laut kering yang dihasilkan, agar memenuhi
F,ers\aratan Standar Nasional Indorresia (SNI-01 -2690, 1998) untul< ekspor.
Kenr amanan berupa menurunnya kelelal-ran dan l<eluhan muskuloskeletal.
Perbaikan mutu dengan irrdikator merlurunnya l<adar air dan kadar kotoran rumput
laut kering yang dihasill<an.
2. Metode Penelitian
Penelitian irri menggunakan rancangan menyilang (two-period cross over
r/esigri) (Steven,2005). Pada rancangan ini, selang antara periode waktu perlakr;an
diberikan tt,a.shing out selama 2 hari urrtuk rnenghilangkar, ef-el< residual
tre.sidttal/carry oyer fficts) dari perlakuan yang sudah dilaksanakan terhadap
perlakuan berikutnya. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjurnlah 20 orang
petani budidaya rumput laut yang ada di desa Ped, Nusa Perrida.
Desain alat pengering yang dirancang berupa balai setinggi sil<u posisi
-:-_ - - ::hun dari kayu clan bambu, prmukaan jemur dari ltedeg (anyaman bambu),
- r:-:, .lengan kerniringan permukaan tan $ : fi utu, sekitar 0 : 3". Untult
-=- ::rin seurLra subjel< bisa menjangl<au pernrukaan jenlur rnaka tirrggi balai
- .:-:rr.rir persentil 5 tinggi sil<Lr posisi berdiri. Rerata tinngi siku subjel< l0l,lB t
: -:1. sehingga persentil 5 tinggi siltu: rerata - 1,645 SD:93 cnr. Dengan
. : .. : rsrn Q : 3o rnal<a bagian kaki yang pendek tingginya 83 cm, seperli
- .-- ,-ikka1 pada Carnbar 1. Grand.iean (1993) merekonrendasil<an Lrntul( pel<erjaan
-:--.-: \ang metlerlul<an ruang untuk alat dan bahan dengan tinggi pernrul<aan
- _::.: keria l0 - l5 crn dibawah tinggi siku posisi berdiri. Rancangan yang
-.-^':un\ai kornpatibilitas tirrggi dengan manusia yang memakainya mengurangi
--:...nr a bahaya al<ibat terjadinya kesalahan desain (Liliana dkl<., 2007; Santosa
. . . lrrr-r6).
Bedeq tanQ =#= r"
Gambar I Desain alat pengering rLlmput laut
\.:l ukur ) ang digunakarr dalam penelitian ini terdiri atas: antroponreter,
:r.rnLrnretet-. sling ternrometer, dan luxmeter. Alat ukur kuesioner terdiri atas
".-::.io1er .\-orclic Body Map, dan l<uesioner 30 item l<elelahan. Di sarnping itu juga
*i:erlukan alat bantu seperti timbangan, meteran, ;lopt,atch, liarrera dll.
CM
1OO c.m ,,/r
Il
Y.;
a-0.L
ca
:cc.J
CJo_
-t- Hasil dan Pembahasan
-r-l Suhu Permukaan Pengering
Suhu permul<aan diul<ur derrgan meletakkan termometer di atas pernrul<aan
.elema proses penjemuran. Analisis rerata suhu harian ditampilkan dalam
Gembar f .
Suhu Permukaan Pengering40
35
30
25
20
15
10
)
0
^9o ^9o
(J
E)CI
*tt *tt,-f o* oo oo
TERPAL
. BEDEG
LI NGKU NGAN
oo\b
Pu kul
Carnbar 2 Profil suhu pada permul<aan pengering
Hasil uji sulru permul<aan pengering berdistribusi nornral dan homogen (p>0,05)'
Rerata suhu pada pennul<aan terpal 34,46 + 2,lJ oC, dan pada permukaan bedeg
-:1.65 + 1.71 oC. Perbedaan ini disebabl<an oleh permukaan terpal yang berwarna
ctrklat mernpunyai koefisien absorbtivitas lebih tinggi dari permukaan bedeg yang
terbuat dari bambu (Holnran, 1984). Perbedaan absorptivitas rnenyebabkan suhu
pada permukaan terpal lebih tinggi dibandingkan dengan suhu pada permukaan
hecleg. Namun demikian hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
bermakna (p > 0,05) antara suhu pada permul<aarr terpal derrgan suhu pada
permUkaan bedeg. Suhu pengeringan ini sesuai dengan penelitian yang dilakultan
.-,leh Usub dl(l(. (2010) dalam merancang solar drying urrtul< rnengeringl<an sutra,
,Jengan hasil suhu pengeringan berl<isar antara3l - 39 oC'
-3: Xetrpatan Angin pada Permukaan Pengering
Kecepatan angin diukur dengan meletakkan anemometer di atas permukaan
i(,ir:: proses penjernuran. Data hasil pengukuran rata-rata harian ditarnpilkan
fir.r:: Ganrbar 3.
Kecepatan Angin3
2.5
2
1.5
I0.5
0
"tto,tt gt"
ti
E
c'toc(!c(!(!CLG)
o
TERPAL
*,*BEDEG
*s +$ gs,,*ot v." *o'
Pukul
carrbar 3 Profil kecepatan arrgin pada pernrul<aan pengering
H=il uji .Shapiro-Wilk rrenurrjukkan bahwa kecepatan angin berdistribr'rsi normal
^->-r-r-t-i). Sementara hasiI trji Levene'.s menunjul<l<an kecepatan angin tidak
-,-.1i.rsefl (p < 0,05), oleh l<arena itu digunal<an data equal variances not as.sumed,
:.1.i uii t-indepentlenl, ternyata ada perbedaan secara bermakna (p < 0,05). Algirl
rerhembus dari arah Tenggara dengan rerata kecepatan pada permukaan terpal 0,38
-,-r.l9nr,'s.dan padapermukaanbedegl,T3+0,66m/s. Perbedaanini disebabkan
--eh karena terpal berada pada permukaan tanah, sehinga angin terhalang oleh
<nrrk-sernak dan bangunan di sekitarnaya. Sementara permukaan bedeg berada 93
;::r,liatas permul<aan tanah, sehirrgga tidal< terhalarrg oleh semal<-semak yang ada
:i:ekitarnla. Hasil penelitian irri mendel<ai laporan Balai Besar Meteorologi dan
Ceotrsika Wilayah lll Denpasar untul< periode Juni 2008 dengan kecepatan angin
:erkisar 1.94 - 8,33 rn/s dari arah Tenggara.
-:-: Neluhan Otot Skeletal
Ha.il Lrji Shapiro Wilk urrtul< l<.elr,rhan otot sl<eletal menr-rnjukl<an bahwa
r =r-; kelr-rrnpok data berdistribusi nonnal (p > 0,05). Untuk rnengetahui perbedaan
: :\j\an nji t-paired, dan hasilnya disajikan dalam Tabel I'
f:bel I t:ji t-paired rerata perbedaan l<eluhan otot skeletal sesudah bekerja
Perlakuan
l? t5 35.86 0,00
38.62 1.21
r--: lsis kernaknaan rnerrunjukkan hasit berbeda bermakna (p < 0,05) dengan t :
:: !l .lan p : 0.00. Ini berarli alat jemur berupa balai setinggi siku berdiri dengan
-=:-kaan bedeg dapat menurunkan keluhan otot sl<eletal pekerja, karena faktor
ri-:;: kerja telah diperbaiki (Marras dl(l(., 2009). Selanjutnya dianalisis beda
r. -:..]n rrtot skeletal sebelurn dan sesudah bekerja pada l<edua perlakuan' Hasil uji
r--.rri.' -<r/ di saj ikan dalarn T abel 2.
Tebel 2 Uji rerata bedakeluhan otot sl<eletal sebelurn dan sesudah bel<erja
n Rerata keluhanotot skeletal
Simpangbaku
Bedarerata
20
FerlakuanRerata bedakeluhan otot
skeletal
Beda t prerata
Simpangbaku
l:=rl
: .- o
20
20
21,60
9.47
1.12
1,29
12,12 37,63 0,00
i::,isis kernaknaan rnerrunjukkan lrasil berbeda bernrakna (p < 0,05) dengan t:
-:--r-: Jtn p:0.00. Terjadi penurunan keluhan otot skeletal dari skor 21'60 meniadi
-,a-- 9.J7 arau tLrrun 56,15 %. Alat pengering setinggi siku dapat nrenurunkan
,.:.-rhan orot skeletal, karena faktor tempat kerja telah diperbaiki. Untul<
-:np,er-ielas perbedaan sl<or lteluhan otot skeletal antar perlakuan disajikan dalam
:e:ruk grafik pada Carnbar 4.
Keluhan Otot Skeletal
29.38 29.L5
60
50c.c4U=0J 30
-:z
o20th
10
0
Terpa I
tr Bedeg
Sebelumb e l<e rja
Sesudah Beda
be ke rja kelu ha n
Cambar 4 Perbandingan sl<or keluhan otot skeletal
Kogi 12006) rnengatal<an metode ergonomi partisipasi sangat efektif untuk
nr-r,:-:erieiki tempat kerja. Sementara Pehkonen dl<k. (2009) rnenyatakan dengan
r:L: -,:'ni pengetahuan dan l<esadaran akan meningkat, yang mana dapat
nr,:- ::iatkan kemarnpuan untuk mengatasi rnasalah dan menurunkan beban kerja
--= +- !:.rnjLrrnra Limerick dkk. (2001) mengatakan inrplementasi ergonomi dapat
rr.i:,----:kan resiko kecelakaan. Jadi perbaikan alat kerja, stasiul'l kerja, dan cara
i1,-: Jrpat menurunkan bebarr l<erja, keluhan otot skeletal dan risil<o kecelal<aan.
-:-{ Kelelahan
Hrsil Lrli Shopiro Wilk vr.ful< l<elelaharr menunjLrkl<an bahrva l<edua l<elornpok
:*.-. :c:JistribLrsi nornral (p > 0,05). Selarrjutrrya untuk mengetahui perbedaan
j 1t-.r..]tr.r trii t-paired, dan hasilnya disaji[<an dalanr Tabel 3'
Tabel 3 \J\i t-paired rerata skor kelelahan sesudah bekerja
50.98
2t.6
Perlakuan nRerata skorkelelahan
sesudah keri
l0 51,15
Sim pang Beda t pbaku rerata
1,87
1,26
10.47 44,84 0,00
t0 40.67
i-=...is kemaknaan rnenunjukkarr hasil berbeda bermal<na (p < 0,05) dengan
= - i j:n n:0.00. lni berarti alat perrgering berupa balai setinggi sil<u dengan
-.,. r
,,w."rirs,--r. iaiies dapat menurunkan kelelahan. Selanjutnya dianalisis beda skor
,r,,,.r tr,irr-E-- :sbelurn dan sesudah bekerja. Hasil Lrji shapiro wilk menunjul<kan bahwa
$c.*-jr $.3 -ftpr.-rk data berdistribusi normal (p > 0,05). Untuk rnengetahr"ri perbedaan
rr J1, _...- j.isisdenganuii t-pairecl, dan hasilnya disajil<an dalanr Tabel 4.
-=:<- -l Lii t-poirerl rerata beda skor kelelahan sebelunr dan sesudah bekeja
PertrkuanRerata beda
kelelahanSimpang
bakuBedarerata
l0
20
20,r0
9.87
1,63
r,36t0.22 35,66 0,00
+:.:lisis kemaknaan rnenurrjul<kan lrasil berbeda bermal<na (p < 0,05) dengan
= _-:-:r jjnp:0.00.Terjadi penurunankelelahandari skor20.l menjadi skor9,8B
mriitri- :-: n 50.81%. Berarti alat pengering berupa balai setinggi siku berdiri, dapat
rn,:.----r.kJn skor kelelahan. Perbandingan sl<or kelelahan sebelum kerja dan setelah
,r,:'- - -':.lt dilihat pada Carrnar 5'
Kelelahan
N TerPal
tr Bedeg
60
c J'o
840o,OJ.Y, )no--Ivt 10
0
Sebelumbekerja
Setela h
bekerja
Beda
kelelahan
Ganrbar 5 Perbandingan skor kelelahan
51. 15
31.05 30.8
Nadar air
_:i
Iltlii :il- l
Tru": ;i- l
I L t-_-
- =:<
, li Shapiro wilk menunjul(kan bahwa data dengan pengeringan terpal
->, nt-rrmal (p > 0,05), sedangkan data dengan pengeringan bedeg tidak
- perbedaan kadar air, dan hasilrrya disajikan dalam Tabel 5'
. r L ii U'ilcoxon rerata l<andungan l<adar air
Frrtrkuen
-l
Rerata kadarair lnh
41,82
)q 5q
Simpanghaku
4,86
8,10
Redarerata
12,23 -3,92 0,00
t0
r,,rr-L - : \3nrakuaan rnenunjultkan hasil berbeda bermakna (p < 0'05) denganZ: -
: -l -.- i - lJ-00. Terjadi penurunan dari 41,82'yo rnerrjadi 29,59o atauturun29'24
,,* :;- ierdaan semula. Menurut Whitfield (2000) keberhasilan pengeringan
]j-r-h-:-i= .lari sirkLrlasi udara yang cul<up untuk menrbawa uap air. Alat pengering
."i, --- .-r Jn.r nrendapat tiupan angin lebih tinggi daripada yang dijernur dengan
xr:-T-: - : .:rnping itu pernrukaan becleg nrerniliki lubang-lubang sehingga sirkulasi
ur;LlL-. -::'f,ii baik dari atas maupun dari bawah permul<aan pengering.
i-.o hendungan kotoran
:-j,.:l Lrii .Shcrpiro l4rilk menunjukl<an bahwa kedua kelompok data tidal<
llc.l:---:rli.ri perbedaan kandungarr kotoran, dan lrasilnya disajikan dalam Tabet 6'
Tabel 6 U1i Wilcoxon rerata l<andungan l<otoran
Prr[:rkuan nRerata kadar SimPang Beda L p
kotoran baku rerata
5,25
3.50
0,78
0,68
1,75 -3.1'7 0,00
Irl
\nrlisis kemaknaan dengan uj i Wilcoxon nrenunjukl<an hasil berbeda
iqr:'-:\:.} rp < 0,05) dengan Z: -3,77 dan p : 0,00' Terjadi penurunan kadar
I i ,-:i Jari -..25% rnenjadi 3,50 yo atau turun 33,33 oh. Dengan demikian alat
xl(5-::-:,- berLrpa balai setinggi sil<Lr berdiri dengan permuhaan bedeg dapat
r,:,---:lnSi kadar kotoran yang terkandung dalarn rumput laut l<ering. Hal ini terjadi
'lJ,-.-:.elanta proses pengeringan berlangsung, l<otoran berupa pasir yang
r:,-:-rcl pada rumput laut jatuh karena gesekan dengan permukaan bedegyang
:i.- -::: rbergelombang), dan berlubang. Perbandingan kadar air dan kadar
{ r -:- i'-ulrpttt latrt kering disajikan dalarn Garnbar 6'
Rumput laut kering
tr Terpal
tr Bedeg
5.25 3.s
l(adar air Kadar kotoran
Cambar 6 Karal<teristik fisik runrput laut kering
\o530roE(a lu
10
rr--]r-r --rr-:n kadar air 29.59 o/o dan kadar kotoran
r-Tr,-.lr - ---: -i j'' , dan kandLrngan kotoran maksimunr
3,5 % telah memenuhi Standar
mempersyaratkan kadar air
5 o% untuk L'ttchcnta '::pinosttttr.
4
{:rmpulen dan Saran
n :rmpulen
3::::>:ik.rn analisis dan Pembahasan
iiiL,:i:: : . .-.:-lL.en hesiI seba.sai berikut.
yang diperoleh dalanr penelitian ini
4L 82
10
iirt pengering rumput laut yang ergonomis menurunkan keluhan
.keletal petani budidaya rumput laut di Desa Ped Nusa Penida sebesar
:i:t pengering rurnput laut yang ergonomis menurunkan l<elelahan
::Jidar a rumput laut di Desa Ped Nusa Penida sebesar 50,84 oh'
.1at pengering rumput laut yang ergonomis meningl<atkan mutu rumput
,:rLr rrenurunnya l<adar air sebesar 29,24 oh dan berl<urangnya kotoran
:.rnrpLrt laut kering sebesar 33.33 %.
{j:lren..: . penelitian ini dapat digunal<an sebagai dasar dalam rnenyampail<an
ulrr '' -<t:-:i be rikLrt.
l=.:in alat pengering rumput laut yang ergonomis hendahnya mulai
_ -:::pkan rnengingat alat ini sederhana dan telah terbul<ti dapat
--::luransi keluhan musl<uloskeletal, dan kelelahan ul'l1um bail< dalatn
.:.j-rrr-i aktivitas meletnah, motivasi rlenurun, maupun kelelahan fisik.
- l;.:in alat pengerirrg rumput laut rrelalui pendel<atan ergononris dan
::".:...lrrqi tepat guna hendal<nya menjadi pilihan untuk diterapkan mengingat
: :: \ 3ns berupa balai dengan permukaan bedeg sangat sederhana, rnudah
-]...ll.danmrtralrbiayarrya,namLlndapatnlening|<atkanmuturunrput-.:: :li berLrpa txenurunllya kadar air dan kadar l<otoran, sefia proses
:<--:e ringan lebih cePat.
! Daft:rr Pustaka
L.r,-'- ::;ia. -1.T.. Zarnika. A', Purwoto, H., Istini, S' 2006' Rumpttt Lattt' Jakarlta
?:-::.1r Siradara.
,r-r-r-- =,-. E. 1993. Fitting the Ta,sk to the Man, a Textbook of occupational
: --- ;-, ,,i,';1 r. 1''' ed. London: Taylor & Francis.
-, -,-. -.P t.')54. Perpindahan Kalor. Jal<ar1a: Penerbit E'rlarrgga'
.rTrr-,- - I:-. SLrrrinarsih. E. 2005. Rtuttpti Laut, Bttdidaya, Pengolahan dan
-rr '-'-i'.i7-cvi. Jakarta: Penebar Swadaya.
L1.
,{,,,r,eL- \ 1u06. Parlicipatory methods effective for ergonomic worl<place
-ri'-r\ement. Jotn'nal Applied Ergonomics' Vol 37' pp:547-554'
-.lir.unr,-t- \ P.. \\'idagdo, S., Abtokhi, A' 2OO7 ' Pertimbangan Antropometri pada
r::J:s:inan . seminar l,lasional III SDM Teknologi Nuktir. Yogyakarta 21-22
\. -,.r'r'rber. PP. I 83-l9l'
- nlmc-:*.- R..8.. Straker, L., Pollock, C., Dennis, C', Leveritt, S'' Johnson' S' 2007'
,::-=nrentation of the Participative Ergononlics for Manr'ral Tasks (PErforM)
rrr. l:fntnte at four Australian underground coal mines. International 'lournal- -,:.i:,'trictl Ergonoruic.l. Vol. 37, No' 2, February: 145-155'
$rtllu.rr'. 'I .- Cutlip. R. C., Bu11, S. E'., Waters, T' R' 2009' National Occupational
-::iui-rh agenda Ntrnn) future direction in occupational musculoskeletal
: \-i-ler health research. Journal of Applied Ergonom.ics vol. 40: 15-22.
rB-+6 rr(-.- 1.. Takala, E.P., Ketola, R., Juntura, E'V', Arjas, P'L'' Hopsu' L"
i---rnen.T..Hauka,E,.,Leino,M'H',Nyl<yri,E',Riihirnaki'H'2009':,: -.i.trit-rn of parlicipatory ergonomic intervention process in kitchen work'
,' - '':-.'.r 'tl -1pl:lied Ergonomics Vol' 40' ll5-123'
:il*,61g r--:,r- T.. Maryani, H., dan Kristiani, L.2006. Btrdi Daya dan Pengolahart
-i.i';:'lrl Lcurr. Jakarta Agro Media Pustaka'
Dr}r -r:r Bsli. 1008. Prakiraan Cuaca untul< Daerah Bali, Nusa Tenggara dan
;5cq:--f,rnr a Tanggal I 8 20 Juni 2008. Available at h{pl|ryyy':L ::,r\.go.id/iniJx.php?action:news&task:detail&id:659. Accessed Oct 16,
*our'.i*- \zrifirr'an, Putra, K. 2006. Identifikasi Antropometri Tenaga Keria
?:i.-:nskul Sawah di Kabupaten Pasanran Barat Propinsi Sumatra Barat'
,,--, -,:..'. SL'tins dan Teknologi. Juni, Vol. 5', No' 1, pp: 14-24'
sl\ - ---i{1. 1998. Standctr Nasion.al Indonesia - s1// 01-2690-1998 un'tuk Rumput
--.: . t "ritrg. Jakarta: Badan StandardisasiNasional-BSN'
filrf,i-- F. lr,r05. Crossover Design. In Clinical Trials: A Methodologic Perspective'
l'' :i. H.rbaken, NJ: John Wiley and Sons, lnc'
:lL l.tri.- r-'- \\'. dan Angl<asa, W. I. 2009' Teltnil< Budidaya Rurnput Laut dengart
1"1::-.Jr Tali Panja-ng. Direl<torat Pengkajian Ilrnu Kehidupan-BPPT: Jal<arta'
-;u:- I.- PtltrrllS?-&d. N., Wiset,
) -rr.\rrtrITIl Chrl'salis Using a
L., Lertsatitthankorn,Triangle Solar Tunnel
C. 2010. Solar DrYing ofDryer. Available at httP:ll/A rticle...'.r,'.r rhai sc ience.info/A11ic forYo2
l-l'- lr'r n t-t-
12