PENGEMBANGAN EKONOMI PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KECAMATAN DULLAH UTARA, KOTA TUAL (SUATU PENDEKATAN...

12
PENGEMBANGAN EKONOMI PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KECAMATAN DULLAH UTARA, KOTA TUAL (SUATU PENDEKATAN SISTEM) M. R. S. Rahawarin, J. Abrahamsz dan Y. Lopulalan Program Studi Ilmu Kelautan Program Pascasarjana, Universitas Pattimura ABSTRAK Rumput laut merupakan sumberdaya yang dianggap memiliki nilai ekonomi yang tinggi (high value commodity). Persoalan yang muncul adalah ketika semakin meningkatnya produksi rumput laut yang dihasilkan, namun hal ini belum memberikan dampak positif terhadap kondisi ekonomi pembudidaya rumput laut di Kecamatan Dullah Utara Kota Tual. Tingkat ekonomi pembudidaya rumput laut dinilai belum merata meskipun dari sisi pemanfaatannya mampu memproduksi rumput laut dalam jumlah yang besar dan mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April 2014 dan dilakukan di Kecamatan Dullah Utara, Kota Tual, Provinsi Maluku. metode analisis data dalam membuat perencanaan pengembangan ekonomi pembudidaya rumput laut yang berbasis sistem terdiri atas analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi kerangka permasalahan sistem melalui diagram input-output. Berdasarkan pengidentifikasian, maka diambil tiga variabel yang dijadikan sebagai konstruk utama pembentuk sistem yang dijadikan sebagai model. Ketiga variabel utama tersebut meliputi faktor internal pembudidaya, valuasi ekonomi sumberdaya rumput laut dan daya saing pembudidaya rumput laut. Secara keseluruhan, rumusan perencanaan yang dilakukan berdasarkan model sistem yang bertujuan untuk mengembangkan ekonomi pembudidaya rumput laut di Kecamatan Dullah Utara antara lain: 1) Fokus penguatan akses permodalan dan manajemen finansial pembudidaya. 2) Evaluasi kebijakan pemberdayaan pelaku usaha budidaya rumput laut. 3) Pengembangan struktur pemasaran sumberdaya rumput laut. 4) Pengupayaan pelaksanaan kajian spesifik kuantifikasi nilai ekonomi total sumberdaya rumput laut di Kota Tual. 5) Optimalisasi kebijakan pengelolaan sumberdaya rumput laut. 6) Pengembangan model cluster terpadu industri rumput laut berbasis spesifikasi wilayah lokal. Kata Kunci: Sistem, Ekonomi Pembudidaya, Budidaya Rumput Laut

Transcript of PENGEMBANGAN EKONOMI PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KECAMATAN DULLAH UTARA, KOTA TUAL (SUATU PENDEKATAN...

PENGEMBANGAN EKONOMI PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI KECAMATAN DULLAHUTARA, KOTA TUAL (SUATU PENDEKATAN SISTEM)

M. R. S. Rahawarin, J. Abrahamsz dan Y. Lopulalan

Program Studi Ilmu KelautanProgram Pascasarjana, Universitas Pattimura

ABSTRAK

Rumput laut merupakan sumberdaya yang dianggap memiliki nilaiekonomi yang tinggi (high value commodity). Persoalan yang muncul adalahketika semakin meningkatnya produksi rumput laut yang dihasilkan, namunhal ini belum memberikan dampak positif terhadap kondisi ekonomipembudidaya rumput laut di Kecamatan Dullah Utara Kota Tual. Tingkatekonomi pembudidaya rumput laut dinilai belum merata meskipun dari sisipemanfaatannya mampu memproduksi rumput laut dalam jumlah yang besar danmengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Maret – April 2014 dan dilakukan di KecamatanDullah Utara, Kota Tual, Provinsi Maluku. metode analisis data dalammembuat perencanaan pengembangan ekonomi pembudidaya rumput laut yangberbasis sistem terdiri atas analisis kebutuhan, formulasi masalah,identifikasi kerangka permasalahan sistem melalui diagram input-output.Berdasarkan pengidentifikasian, maka diambil tiga variabel yangdijadikan sebagai konstruk utama pembentuk sistem yang dijadikan sebagaimodel. Ketiga variabel utama tersebut meliputi faktor internalpembudidaya, valuasi ekonomi sumberdaya rumput laut dan daya saingpembudidaya rumput laut. Secara keseluruhan, rumusan perencanaan yangdilakukan berdasarkan model sistem yang bertujuan untuk mengembangkanekonomi pembudidaya rumput laut di Kecamatan Dullah Utara antara lain:1) Fokus penguatan akses permodalan dan manajemen finansial pembudidaya.2) Evaluasi kebijakan pemberdayaan pelaku usaha budidaya rumput laut. 3)Pengembangan struktur pemasaran sumberdaya rumput laut. 4) Pengupayaanpelaksanaan kajian spesifik kuantifikasi nilai ekonomi total sumberdayarumput laut di Kota Tual. 5) Optimalisasi kebijakan pengelolaansumberdaya rumput laut. 6) Pengembangan model cluster terpadu industrirumput laut berbasis spesifikasi wilayah lokal.

Kata Kunci: Sistem, Ekonomi Pembudidaya, Budidaya Rumput Laut

PENDAHULUAN

Salah satu wilayah diprovinsi Maluku yang sedanggencar-gencarnya diupayakan untukmenjadi daerah penghasil rumputlaut yang potensial yaitu di KotaTual. Hal ini dilakukan olehpemerintah Kota yang bertujuanguna meningkatkan tarafperekonomian masyarakat setempat.Mengingat rumput laut merupakansalah satu sumberdaya kelautan danperikanan yang mempunyai potensiuntuk memberikan kontribusi disektor perekonomian daerah. KotaTual sebagai Kota Kepulauan,sesuai kondisi geografis dankarakteristik wilayahnya, sangatcocok dikembangkan semua jenisusaha budidaya ikan termasukkomoditi rumput laut. Hal inididukung oleh dasar perairan yangsesuai untuk dikembangkan usahaini, sehingga prospekpengembangannya kedepan cukupcerah dan menjanjikan.

Luas lahan budidaya laut diKota Tual saat ini mencapai 5.548Ha dimana potensi lahan budidayarumput laut sebesar ± 3.329 Ha,

namun pemanfaatannya baru mencapai± 800 Ha. Daerah penyebaranbudidaya rumput laut saat initersebar pada seluruh kecamatan,namun kedepan sesuai denganrencana tata ruang pesisir danpulau-pulau kecil maka clusterpengembangan rumput laut ada diwilayah Kota Tual akan terpusat dikembangkan di kecamatan DullahUtara dan Kec. Tayando Tam (DKPKota Tual, 2013).

Rumput laut merupakansumberdaya yang memiliki nilaiekonomi yang tinggi (high valuecommodity), mempunyai daya seraptenaga kerja yang tinggi,teknologi budidaya yang mudahdipergunakan, masa tanam yangpendek (hanya 45 hari) serta biaya

unit  per produksi jugaterjangkau. Persoalan yang munculadalah ketika semakin meningkatnyaproduksi rumput laut yangdihasilkan, namun hal ini belummemberikan dampak positif terhadapkondisi ekonomi pembudidaya rumputlaut di Kecamatan Dullah Utara Kota Tual. Tingkatekonomi pembudidaya rumput lautdinilai belum merata meskipun darisisi pemanfaatannya mampumemproduksi rumput laut dalamjumlah yang besar. Oleh karenaitu, dalam memecahkan persoalantersebut, maka dilakukan denganmenggunakan pendekatan sistemuntuk menghasilkan suatu modeldengan sasaran untuk pengembanganekonomi pembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara Kota Tual.

Suatu sistem dapat dipandangsebagai gugus elemen-elemen yangsaling berhubungan sertaterorganisir ke arah suatusasaran. Dalam problem-probleminterdisipliner yang dianggap

kompleks, "pendekatan sistem"merupakan suatu instrumen dalampenyelesaian masalah dengan metodedan peralatan logis yangmemungkinkannya untukmengidentifikasikan komponen-komponen (subsistem) yang salingberinteraksi untuk mencapai

beberapa sasaran tertentu(Soemarno, 2011).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakanpada bulan Maret – April 2014 dandilakukan di Kecamatan DullahUtara, Kota Tual, Provinsi Maluku(Gambar 1). Lokasi penelitiandilakukan pada tiga desa dan satudusun, yang meliputi Desa Fidatan,Leebetawi, Tamedan dan DusunWatran (Desa Ohoitell). Di KotaTual, Kecamatan Dullah Utaramerupakan daerah yang dianggapsebagai sentra penghasil rumputlaut, dimana kedepannya PemerintahKota Tual berencana menjadikanwilayah ini sebagai pusatpengembangan usaha budidaya rumputlaut. Oleh karena itu, dipilihempat lokasi penelitian yangmerupakan desa maupun dusunpenghasil rumput laut yangdianggap dapat merepresentasikankeseluruhan kondisi usaha budidaya

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Di KecamatanDullah Utara Kota Tual.

rumput laut di Kecamatan DullahUtara.

Pendekatan sistem dilakukandengan membuat pengkajian terhadapberbagai variabel-variabel yangmemiliki pengaruh dalampermasalahan ini. Pendekatansistem sendiri merupakan suatumetodologi pemecahan masalah yangdimulai dengan mengidentifikasiserangkaian kebutuhan sehinggadapat menghasilkan suatu operasidari sistem yang dianggap efektif(Winardi, 1989; Zhu, 1998 dalamMarganof, 2007). Menurut Eriyatno(2007), pada pendekatan kesistemandalam penyelesaian suatupermasalahan selalu ditandaidengan beberapa hal yaitu: (1)pengkajian terhadap semua faktorpenting yang berpengaruh dalamrangka mendapatkan solusi untukpencapaian tujuan, dan (2) adanyamodel-model untuk membantupengambilan keputusan lintasdisiplin, sehingga permasalahanyang kompleks dapat diselesaikansecara komprehensif. Dalam halini, metode analisis data dalammembuat perencanaan pengembanganekonomi pembudidaya rumput lautyang berbasis sistem terdiri atasanalisis kebutuhan, formulasimasalah, identifikasi kerangkapermasalahan sistem melaluidiagram input-output.a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan padadasarnya merupakan tahap awalpengkajian dalam pendekatansistem, dan sangat menentukankelayakan sistem yang dibangun.Analisis kebutuhan juga merupakankajian terhadap faktor-faktoryang berkaitan dengan sistem yangdianalisis (Pramudya, 1989 dalamMarganof, 2007). Oleh karena itu,analisis kebutuhan dalam

penelitian ini lebih diarahkankepada pihak-pihak yang mempunyaikepentingan maupun keterkaitanbaik secara langsung atau tidaklangsung terhadap kondisi ekonomiPembudidaya Rumput Laut. Analisiskebutuhan bertujuan untukmengidentifikasi kebutuhan setiappelaku (stakeholders) yang terlibatdalam pemanfataan rumput laut.Berdasarkan observasi dilapangan,stakeholders yang terlibatseperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Kebutuhan Stakeholder (Pelaku).No Stakeholder

sKebutuhan

1 Pembudidaya

Pendapatanmeningkat

Kegiatan usahabudidaya rumputlaut tetap jalan

Penyediaanlapangan kerja

Pemerataantingkat ekonomidi kalangansesamapembudidaya

Stabilitas hargajual

Bantuanpemerintah yangtepat sasaran

b. Formulasi Permasalahan SistemFormulasi masalah merupakan

identifikasi dari kebutuhanstakeholders yang kontradiktif,yang dapat menyebabkan konflikpada pencapaian tujuan(Hartrisari, 2007). Dalam hal ini,permasalahan sistem ditunjukanoleh adanya isu yang berkembangsehubungan dengan kondisi ekonomipembudidaya rumput laut yang tidakmerata. Berdasarkan pada analisiskebutuhan para pelaku yangterlibat, maka permasalahankebutuhan stakeholders yangkontradiktif yang dapatmenimbulkan konflik dalam upayapengembangan ekonomi PembudidayaRumput Laut dapat diformulasikansebagai berikut : Masalah harga komoditas rumput

laut. Pembudidaya rumput lautmenginginkan harga yang tinggisementara disisi lain, pedagangpengumpul/pengusahamenginginkan harga yang rendah.

Belum adanya intervensi yangkuat dari pemerintah terhadappedagang pengumpul terkaitdengan masalah harga jualrumput laut yang fluktuatif danbahkan dapat merugikanpembudidaya.

Produksi rumput laut yangmeningkat dalam beberapa tahunterakhir, namun kondisi ekonomisebagian besar pembudidaya daritahun ke tahun juga tidakmengalami perubahan yangsignifikan.

Upaya pemberdayaan yangdilakukan oleh pemerintahdaerah ditujukan kepada seluruhpembudidaya rumput laut gunamenunjang pengembanganperikanan budidaya di KotaTual, namun kenyataan di

lapangan masih banyakmasyarakat yang mengeluhterkait impelamentasi programpemberdayaan yang dilakukanoleh pemerintah setempat. Olehkarena itu mengakibatkanmenurunnya trust olehpembudidaya rumput lautterhadap pemerintah setempat.

Belum diperhatikannya aspirasiseluruh masyarakat pembudidayarumput laut oleh pelakukebijakan terkait dengankebutuhan dalam upaya kegiatanproduksi rumput laut.

Belum adanya data yang aktualmengenai potensi sumberdayarumput laut di tiap musim panensehingga hal ini mengakibatkanadanya “unsur permainan” yang

Menurut Manetsch dan Park(1977) pada umumnya terdapat 6variabel yang mempengaruhikinerja sistem yakni: (1)variabel ditentukan berdasarkan hasilanalisis kebutuhan, (2)variabel variabel yang dapat dikelolauntuk menghasilkan perilakusistem sesuai dengan yangdiharapkan, (3) variabel yang tidak dibutuhkan;merupakan hasil sampingan ataudampak yang ditimbulkanbersama-sama dengan diharapkan, (4) variabel tak terkontrol, (5) variabelinput lingkungan; variabel yangberasal dari luar sistem yangmempengaruhi sistem tetapi

No Stakeholders

Kebutuhan

2 Pemerintah

Penyediaanlapangan kerja

Peningkatan PAD Pemberdayaan

pembudidayarumput laut

Pengelolaanpotensisumberdayarumput laut yangberkelanjutan

3 Pedagangpengumpul

Bobot beratrumput laut

Harga jual yangterjangkau

4 PNPM Mandiri Perkotaan

Sarana danprasaranapedesaan yangmenunjang

Tingkatperekonomianmasyarakat yangmerata

Masyarakat yangberdaya

dapat mempengaruhi PAD di KotaTual.

c. Identifikasi KerangkaPermasalahan Dalam Sistem

Identifikasi sistemmerupakan suatu rantai hubunganantara pernyataan dari kebutuhandengan pernyataan khusus darimasalah yang harus dipecahkanuntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhantersebut (Eriyatno, 2003). Hal inisering digambarkan dalam bentukkonsep diagram input-output (Gambar2). Dalam penyusunan diagram input-output, jenis informasidikategorikan kedalam tigagolongan yaitu peubah input, peubahoutput dan parameter-parameter yangmembatasi struktur sistem.

Input Tak Terkontrol

1. Flukstuasi hargarumput laut

2. Musim

Input Terkontrol

1. Jumlah RT Pembudidaya RL

2. Produksi rumput laut3. Perilaku masyarakat

Model PerencanaanPengembangan Ekonomi

Pembudidaya RL

Skenario Pengembangan EkonomiPembudidaya RL Di Kecamatan Dullah

Output Yang Tidak

Dibutuhkan

1. Kegiatan budidaya RL yang tidak kontinyu

2. Penurunan tingkat ekonomi lokal pembudidaya RL

3. Konflik antar

Gambar 2. Diagram Input-Output dimodifikasi dari

Hartisari, 2007.

Input Lingkungan

1. Kearifan lokal

2. UU No. 27/2007

Output Yang Dibutuhkan

1. Produksi RL yang kontinyu2. Peningkatan ekonomi lokal

pembudidaya RL 3. Program pemberdayaan

pembudidaya RL yang tepatsasaran

4. Peningkatan daya saing

Menurut Manetsch dan Park(1977) pada umumnya terdapat 6variabel yang mempengaruhikinerja sistem yakni: (1)variabel ditentukan berdasarkan hasilanalisis kebutuhan, (2)variabel variabel yang dapat dikelolauntuk menghasilkan perilakusistem sesuai dengan yangdiharapkan, (3) variabel yang tidak dibutuhkan;merupakan hasil sampingan ataudampak yang ditimbulkanbersama-sama dengan diharapkan, (4) variabel tak terkontrol, (5) variabelinput lingkungan; variabel yangberasal dari luar sistem yangmempengaruhi sistem tetapi

sumberdaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara sehinggakeseluruhannya perlu dianalisisuntuk menunjang model yangdibentuk secara sistem.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konstruk Variabel Di Dalam SistemDalam pembentukan sistem,

substansi dasar dari model yangdibangun terdiri atas variabel-variabel berikut :1. Variabel Faktor Internal

Sub-variabel dari faktorinternal meliputi; jumlah rumahtangga pembudidaya rumput laut,pendidikan, pendapatan secaraumum, konsumsi, perilakumasyarakat, dan tingkatpemberdayaan masyarakat,eksistensi pelaku usaha (tenagakerja), permodalan, teknikbudidaya, pemasaran, alternatifpekerjaan dan nilai tambah. 2. Sub-Model Valuasi Ekonomi

Sumberdaya Rumput Laut

Sub-variabel dari valuasiekonomi sumberdaya rumput lautmeliputi; nilai manfaat yaitunilai manfaat langsung, nilaimanfaat tidak langsung, nilaipilihan, nilai eksistensi dannilai warisan. 3. Sub-Model Daya Saing

Pembudidaya Rumput LautSub-variabel dari daya saing

pembudidaya rumput laut meliputi;harga input (harga barang yangdipergunakan untuk melakukankegiatan produksi rumput laut) danoutput (harga jual rumput laut),faktor penerimaan, biaya inputasing (pasar ekspor/tradable),biaya input domestik (non tradable),keuntungan, dampak kebijakanpemerintah, kegagalan pasar dampakinisiatif pengembangan usaha olehpembudidaya, serta keunggulankompetitif (Private Cost Ratio) dankomparatif (Domestic Resource CostRatio).

Sub-Model Intuitive PengembanganEkonomi Pembudidaya Rumput Laut

Konstruksi sub-sub modelintuitive pengembangan ekonomipembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara dibentukoleh ketiga variabel utamasehingga masing-masing variabeltersebut akan memiliki modeltersendiri. Dalam hal ini, ketiga

Gambar 3. Sub-Model Intuitive Faktor Internal Pembudidaya Rumput Laut

variabel utama yaitu tersebutmeliputi faktor internalpembudidaya, valuasi ekonomisumberdaya rumput laut dan dayasaing pembudidaya rumput laut,yang mana ketiga variabel inimasing-masing memiliki sub-subvariabel sehingga akan membentuksub-sub-model yang dibuat denganmenggunakan Powersim 2.5 c. Berikutadalah sub-sub model dari ketigavariabel tersebut antara lain:1. Sub-model intuitive faktor

internal pembudidaya rumputlaut

Sub-model intuitive faktorinternal pembudidaya rumput lautmenggambarkan dinamika sistempemanfaatan sumberdaya rumput lautyang dilakukan oleh pembudidaya diKecamatan Dullah Utara dari aspekkondisi sosial dan perspektifproduksi. Semua sub-variabelberhubungan baik secara positifmaupun negatif yang disusun dalambentuk diagram alir sub-modelfaktor internal pembudidaya rumputlaut (Gambar 3). BerdasarkanGambar 24 menunjukkan bahwaparameter-parameter yang termasukdi dalam variabel kondisi sosialdan sub-variabel perspektifproduksi memiliki hubunganketerkaitan postif dan negatif.Sub-model yang dibuat ini dibentukberdasarkan hasil analisis yangdilakukan dalam analisis faktorinternal pembudidaya rumput laut.

2. Sub-Model Intuitive ValuasiEkonomi Sumberdaya Rumput Laut.

Sub-model intuitive valuasiekonomi sumberdaya rumput lautyang dibuat untuk menggambarkankonstruksi yang membentuk sistemdalam penilaian sumberdaya rumputlaut di Kecamatan Dullah Utara

baik secara langsung maupun tidaklangsung. Dalam kuantifikasi iniparameter yang dilihat meliputinilai manfaat manfaat dan nilaibukan manfaat. Keseluruhan sub-variabel berhubungan baik secarapositif maupun negatif yangdisusun dalam bentuk diagram alir(Gambar 4). Parameter-parameteryang termasuk di dalam variabelnilai manfaat dan sub-variabelnilai bukan manfaat umumnyamemiliki hubungan yang postif.Konstruksi sub-model yang dibuatini dibentuk berdasarkan hasilkuantifikasi valuasi ekonomisumberdaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara.

Gambar 4. Sub-Model IntuitiveValuasi Ekonomi SumberdayaRumput Laut Di KecamatanDullah Utara.

3. Sub-model intuitive daya saingpembudidya rumput laut

Sub-model intuitive dayasaing pembudidya rumput lautdibentuk untuk menggambarkankonstruksi yang membentuk sistempersaingan pembudidaya dalam aspekpemasaran rumput laut di KecamatanDullah Utara. Dalam analisis ini,parameter yang dilihat meliputikeuntungan privat dan sosial, efekdivergensi serta keunggulankompetitif dan komparatif.Keseluruhan sub-variabel tersebutdisusun dalam bentuk diagram alir(Gambar 5). parameter-parameteryang termasuk di dalam variabelkeuntungan privat-sosial,divergensi dan keunggulankomparatif-kompetitif umumnyamemiliki hubungan yang postif dannegatif. Konstruksi sub-model yangdibuat ini dibentuk berdasarkanhasil analisis PAM (Policy AnalysisMatrix) pembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara.

Model Intuitive PengembanganEkonomi Pembudidaya Rumput Laut

Model intuitive yang dibuatberdasarkan hasil analisis darikeseluruhan variabel yangdiasumsikan. Model intuitive inimerupakan hasil identifikasipengaruh dari model strukturalyang telah dikonstruksi sehinggamodel ini terdiri dari keseluruhanparameter yang diamati dalampengembangan ekonomi pembudidayarumput laut. Oleh karena itu,

interpretasi dari model intuitiveini merupakan skenario perencanaanyang mempertimbangkan pengaruhyang terbentuk pada model ini,bagaimana keseluruhan parametersaling mendukung satu sama lainnyasehingga mampu menjadi acuan gunamenghasilkan perencanaan yangefektif.

Pada dasarnya, modelstruktural perencanaanpengembangan ekonomi pembudidayarumput laut yang dibangun untukmembentuk perencanaan denganmelihat pada parameter-parameteryang memiliki pengaruh secarasignifikan untuk dijadikan sebagairencana prioritas. Sementara modelintuitive perencanaan pengembanganekonomi pembudidaya rumput lautmerupakan model perencanaan denganmempertimbangkan pengaruh positifdan negatif keseluruhan parameteryang telah dianalisis. Berikutadalah model intuitive perencanaanpengembangan ekonomi pembudidayarumput laut di Kecamatan DullahUtara (Gambar 6).

Gambar 5. Sub-Model Intuitive Sub-Model Intuitive Daya SaingPembudidaya Rumput Laut Di Kecamatan Dullah Utara.

Ket : Pembudidaya

Biru

Berdasarkan model intuitiveyang dibangun menunjukkan bahwasebagian besar sub-variabel yangdibentuk dalam sistem pengembanganekonomi pembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara memilikipengaruh yang bersifat positifsehingga dapat dikatakan mendukungparameter lainnya, sedangkan hanyasebagian kecil parameter yangmemiliki pengaruh negatif terhadapparameter lainnya.

Beberapa sub-variabel yangmemiliki pengaruh negatif sepertisub-variabel perilaku masyarakatterhadap sub-variabel nilaitambah sehingga mengakibatkan peningkatanunsur disparitas sosial secaravertikal antara

pembudidaya danpemerintah. Unsur disparitasakan semakin meningkat jika belumada upaya perhatian dan evaluasiprogram yang dilakukan olehpemerintah setempat. Sementaraitu, parameter kegagalan pasarmemiliki pengaruh negatif terhadapsub-variabel pemasaran. Dalam hal

ini ketika terjadi kegagalan pasaratau distorsi dalam proses rantaipemasaran rumput laut, maka halini akan juga memberi dampakterhadap penurunan penerimaanpembudidaya dan juga keuntunganberkurang sehingga jelas kondisiini akan merugikan pembudidaya.Oleh karena itu berdasarkan modelintuitive terlihat bahwa parameterkegagalan pasar juga memilikipengaruh negatif terhadap sub-variabel penerimaan dan jugakeuntungan.

Sementara itu berdasarkanmodel intuitive juga menunjukkanbahwa sub-variabel efek kebijakanpemerintah berpengaruh negatifterhadap penerimaan dan keuntungan

pembudidaya.Hal ini dapat

terlihat padakondisi eksisting

pemasaran rumput laut, dimanakebijakan pemerintah yang selamaini dilakukan belum dapatmensiasati kondisi fluktuasi hargajual rumput laut sehinggaberpengaruh terhadap penerimaan

Gambar 6. Model Intuitive Perencanaan Pengembangan Ekonomi Pembudidaya RumputLaut Di Kecamatan Dullah Utara.

dan keuntungan pembudidaya rumputlaut.

Keseluruhan pengaruh negatifyang berada pada model intuitiveini diperoleh berdasarkan

hasil analisis untuk keseluruhansub-variabel pembentuk variabelutama sehingga pengaruh positiveyang dianggap menjadi penunjangdan pengaruh negatif yang dapatmenjadi penghambat sub-variabellainnya dijadikan sebagai suatuacuan untuk menghasilkanperencanaan pengembangan ekonomipembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara.

Rumusan Perencanaan Berbasis ModelSistem

Rumusan perencanaan yangdisusun dalam upaya pengembanganekonomi pembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara Kota Tualdidasarkan dengan pertimbanganpengaruh-pengaruh tiap-tiap sub-variabel yang dikonstruksi didalam model intuitive. Dalam halini, rumusan prioritas perencanaandisusun berdasarkan analisispengaruh dari model strukturaldengan mempertimbangkan pengaruhpositif dan negatif pada modelintuitive untuk memperolehperencanaan yang efektif. Olehkarena itu, rumusan perencanaanpengembangan ekonomi pembudidayarumput laut di Kecamatan DullahUtara yang dapat disusun antaralain:a. Fokus penguatan akses

permodalan dan manajemenfinansial pembudidaya.

b. Evaluasi kebijakan pemberdayaanpelaku usaha budidaya rumputlaut.

c. Pengembangan struktur pemasaransumberdaya rumput laut.

d. Pengupayaan pelaksanaan kajianspesifik kuantifikasi nilaiekonomi total sumberdaya rumputdi Kota Tual.

e. Optimalisasi kebijakanpengelolaan sumberdaya rumputlaut.

f. Pengembangan model cluster terpaduindustri rumput laut berbasisspesifikasi wilayah lokal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianini dapat disimpulkan bahwa 1. sebagian besar sub-sub variabel

yang terdapat di dalam modelintuitive memiliki pengaruhpositif dan hanya terdapatsebagian kecil sub variabelyang memiliki pengaruhnegative.

2. Variabel yang memiliki pengaruhnegative yaitu: Sub-variabel perilaku

masyarakat terhadap sub-variabel nilai tambahproduksi

Tingkat pemberdayaanmasyarakat terhadap perilakumasyarakat.

sub-variabel efek kebijakanpemerintah terhadappenerimaan dan keuntunganpembudidaya.

3. Rumusan perencanaanpengembangan ekonomipembudidaya rumput laut diKecamatan Dullah Utara antaralain: Fokus penguatan akses

permodalan dan manajemenfinansial pembudidaya.

Evaluasi kebijakanpemberdayaan pelaku usahabudidaya rumput laut.

Pengembangan strukturpemasaran sumberdaya rumputlaut.

Pengupayaan pelaksanaankajian spesifik kuantifikasinilai ekonomi totalsumberdaya rumput di KotaTual.

Optimalisasi kebijakanpengelolaan sumberdayarumput laut.

Pengembangan model clusterterpadu industri rumput lautberbasis spesifikasi wilayahlokal.

DAFTAR PUSTAKA

DKP Kota Tual, 2013. Data KomoditiRumput Laut di Kota Tual TA2013. Dinas Kelautan danPerikanan Kota Tual.

Eriyatno, 2003. Ilmu SistemMeningkatkan Mutu danEfektivitas Manajemen.JilidI. Edisi ke tiga. IPB Press.Bogor.

Eriyatno, 2007. Riset Kebijakan:Metode Penelitian untukPascasarjana. IPB Press.Bogor.

Hartrisari, 2007. Sistem dinamik.Konsep system dan pemodelanuntuk industri danlingkungan. SEAMEO BIOTROP.

Marganof, 2007. Model PengendalianPencemaran Perairan Di DanauManinjau Sumatera Barat.Tesis.Sekolah PascasarjanaInstitut Pertanian Bogor.

Soemarno, M. S. 2011. PendekatanSistem Dalam Kajian LingkunganDan Pembangunan. Bahan KajianMK. Metode Penelitian KajianLingkungan.