PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IN EDUCATION (TQME) DI AKADEMI ANGKATAN LAUT: SUATU UPAYA UNTUK...

31
PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IN EDUCATION (TQME) DI AKADEMI ANGKATAN LAUT: SUATU UPAYA UNTUK MEMENUHI AKREDITASI BAN-PT Oleh: Umi Salamah Dosen Prodi Jemenlogku Matla Endang Sri Astuti Kepala Sie Mimbar Ajaran Minu Depplai ABSTRAKSI Penelitian ini dibuat sebagai upaya untuk mendukung efektifitas dan efesiensi usaha AAL dalam pempersiapkan akreditasi dari BAN-PT. Untuk mendapatkan nilai akreditasi yang baik maka AAL harus meningkatkan kualitas di segala bidang dengan melakukan perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya, untuk itu harus menerapkan konsep Total Quality Management di AAL yang dikenal dengan istilah Total Quality Management in Education (TQME). Tujuan Tulisan ini dibuat Agar dapat menjadi media dalam penyamakan persepsi personel di seluruh level manajemen di AAL sekaligus menjadi pedoman dalam menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan AAL dalam meningkatkan kualitas secara terus menerus supaya dapat mendapatkan nilai akreditasi yang terbaik.

Transcript of PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IN EDUCATION (TQME) DI AKADEMI ANGKATAN LAUT: SUATU UPAYA UNTUK...

PENERAPAN TOTAL QUALITY MANAGEMENT IN EDUCATION (TQME) DI AKADEMI ANGKATAN LAUT: SUATU UPAYA

UNTUK MEMENUHI AKREDITASI BAN-PTOleh:

Umi SalamahDosen Prodi Jemenlogku Matla

Endang Sri AstutiKepala Sie Mimbar Ajaran Minu Depplai

ABSTRAKSI

Penelitian ini dibuat sebagai upaya untukmendukung efektifitas dan efesiensi usaha AAL dalampempersiapkan akreditasi dari BAN-PT. Untukmendapatkan nilai akreditasi yang baik maka AAL harusmeningkatkan kualitas di segala bidang denganmelakukan perbaikan terus menerus atas produk, jasa,manusia, proses, dan lingkungannya, untuk itu harusmenerapkan konsep Total Quality Management di AAL yangdikenal dengan istilah Total Quality Management in Education(TQME). Tujuan Tulisan ini dibuat Agar dapat menjadimedia dalam penyamakan persepsi personel di seluruhlevel manajemen di AAL sekaligus menjadi pedomandalam menentukan langkah-langkah yang harus dilakukanAAL dalam meningkatkan kualitas secara terus menerussupaya dapat mendapatkan nilai akreditasi yangterbaik.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptifdevelopmental, yaitu metode riset/penelitian yangdigunakan untuk menemukan suatu model/prototype, danbisa digunakan untuk segala jenis bidang, biasanyaberupa pilot proyek. Dalam hal ini peneliti berusahamenemukan model pengembangan system pendidikan yangefektif dan efisien agar selalu dapat meningkatkankualitas pendidikan secara terus menerus.

Analisis penelitian yang digunakan dalam metodedeskriptif developmental adalah dengan caramembandingkan dengan suatu criteria/standart yangsudah ada atau yang sudah ditetapkan terlebih dahulupada waktu menyusun desain penelitian. Dalam hal inipeneliti menggunakan 2 standart Desain TQME di PTyang sudah ada dari hasil penelitian Vincent Gasperszyaitu model penerapan TQME di perguruan tinggi danTQME yang diterapkan di Unair. Dari model 2 desainTQME tersebut disesuaikan dengan kondisi internal daneksternal AAL sehingga didapatkan model/prototypepenerapan TQME di AAL.Kata kunci: TQME, akreditasi, BAN-PT, diskriptif developmental

I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang.

Berdasarkan Keputusan Menteri PendidikanNasional Nomor 244/D/O/2010 tanggal 29 Desember 2010tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program StudiD4 AAL, maka lulusan AAL mulai Kadet Angkatan 56sudah berhak mendapat gelar Sarjana Sains Terapan(S. ST. Han). Berkaitan dengan ini AAL harus terus

78

menerus meningkatkan kualitas minimal sesuai denganstandart yang diberikan Dikti.

Berdasar Keputusan Menteri Pendidikan NasionalNomor 244/D/O/2010, ijin tersebut berlaku 2 tahunmaka AAL perlu memperpanjang ijin tersebut, yangdilanjutkan dengan akreditasi dari BAN PT (BadanAkreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Terkait denganakreditasi ada instrument-instrumen yang harusdibuat/diisi seperti dalam EPSBED (evaluasi programstudi berdasarkan evaluasi diri) dan Borang-borang.Kegiatan pengisian secara administrasi dalam EPSBEDdan borang-borang tersebut harus diikuti dengan buktifisik di lapangan.

Pada dasarnya semua komponen-komponen pendidikanAAL tidak jauh beda dengan komponen-komponenpendidikan di perguruan tinggi (PT), hanya saja AALsebagai perguruan tinggi kedinasan militer makapenyebutan-penyebutannya menggunakan istilah-istilahdi lingkungan militer yang terkadang berbeda denganperguruan tinggi, misalnya dosen kalau di PT di AALsebutannya Gadik (tenaga Pendidik), kalau di PT adaistilah media pembelajaran di AAL istilahnya alongin(alat penolong instruksi), di PT ada istilah ProgramStudi (Prodi) di AAL istilahnya Departemen dansebagainya. Perbedaan-perbedaan ini ada yang perludisesuaikan ada pula yang tetap dipertahankanmenjadi ciri khasnya AAL. Disamping itu ada yangmemang belum pernah ada di AAL tapi di PT ada yaituNIDN (Nomor Induk Dosen Nasional), dan jabatanakademik dosen. Yang pasti seluruh komponenpendidikan yang ada di AAL harus ditingkatkan

79

kualitasnya agar dapat mendukung tercapainya tujuanpendidikan secara optimal.1.2. Rumusan Masalah. Dari kondisi di atas yangmenjadi permasalahan adalah:

a. Bagaimana strategi-strategi yang harusdilaksanakan AAL untuk peningkatan kualitas agardapat nilai akreditasi A (terbaik) dari BAN-PT?b. Bagaimana model TQME AAL yang dapatdigunakan sebagai pedoman upaya peningkatankualitas secara total di AAL?

1.3. Tujuan. Tulisan ini dibuat dengan tujuanagar dapat men-jadi media dalam penyamakan persepsipersonel di seluruh level manajemen di AAL sekaligusmenjadi pedoman dalam menentukan langkah-langkah yangharus dilakukan AAL dalam meningkatkan kualitassecara terus menerus supaya dapat mendapatkan nilaiakreditasi yang terbaik.1.4. Target Luaran. Penelitian ini ditulisuntuk diterbitkan pa-da jurnal AAL Prodi ManajemenLogistik dan Keuangan Matra Laut. Disamping itu jugadijadikan tambahan bahan ajar khususnya mata kuliahTQM.

II. KAJIAN PUSTAKA2.1. Total Quality Management in Education (TQME).

Pendidikan merupakan usaha “jasa” yangmemberikan pelayanan kepada pelanggannya, yaitumahasiswa yang biasa disebut pelanggan primer (primaryexternal customers). Mereka inilah yang langsung menerima

80

manfaat layanan pendidikan dari lembaga tersebut.Orang tua atau lembaga tempat mahasiswa tersebutbekerja, mereka ini kita sebut sebagai pelanggansekunder (secondary external customers). Sedangkanlapangan kerja bisa pemerintah maupun masyarakatpengguna output pendidikan disebut sebagai pelanggantersier (tertiary external customers). Selain itu, terdapatpelanggan yang berasal dari interen lembaga, merekaitu adalah para dosen dan tenaga kependidikan lembagapendidikan, serta pimpinan lembaga pendidikan (internalcustomers). mereka termasuk juga pelanggan jikadilihat dari hubungan manajemen.

Total Quality Management in Education (TQME) diartikansebagai Penerapan TQM (Total Quality Management) padasystem pendidikan (educational system). TQM ineducation, menjadi populer sejak 1990 sebagaimanadibuktikan oleh sejumlah besar buku, artikel danjurnal (Tucker 1992). Dalam Penerapan TQME, Slametmengembangkan dari 14 prinsip-prinsip pencapaian mutuEdward Deming, yang bisa diaplikasikan pada perguruantinggi. Uraian tentang penerapan prinsip-prinsiptersebut di lembaga pendidi-kan/perguruan tinggi,dapat meliputi hal-hal berikut:

a. Untuk menjadi perguruan tinggi (PT) yangbermutu perlu kesadaran, niat dan usaha yangsungguh-sungguh dari segenap unsur di dalamnya.Pengakuan pelanggan baik eksternal maupuninternal bahwa PT kita adalah bermutu harusdiraih. b. PT yang bermutu adalah yang secarakeseluruhan memberikan kepuasan kepada

81

pelanggannya. Selain itu didalam PT tersebutterjadi proses belajar-mengajar yang teratur danlancar, dosen-dosennya produktif, berperan aktifdalam memajukan bangsa dan negara, danlulusannya berperestasi cemerlang di masyarakat.c. Perhatian PT selalu ditujukan padakebutuhan dan harapan para pelanggan: mahasiswa,masyarakat, industri, pemerintahan dan lainnya,sehingga mereka puas karenanya.d. Dalam PT yang bermutu, tumbuh danberkembang kerjasama yang baik antar sesamaunsur didalamnya untuk mencapai mutu yangditetapkan. Dalam upaya menggiatkan kerjasamaantar unsur dalam PT tersebut perlu dibentuk“tim perbaikan mutu” yang diberi kewenanganuntuk mencari upaya agar mutu PT lebih baik. e. Semua karya PT (pengajaran, penelitian,pengabdian, administrasi dll.) selaludiorientasikan pada mutu, karena setiap unsuryang ada didalamnya telah berkomitmen kuat padamutu. Akibat dari orientasi ini, maka semuakarya yang tidak bermutu ditolak atau dihindari.f. Perlu ada kegiatan pertemuan antarpengajar dan mahasiswa untuk mereview prosesbelajar-mengajar dalam rangka memperbaikipendidikan/pengajaran yang bemutu. Pertemuandengan orang tua mahasiswa, pertemuan dengantokoh masyarakat, dengan alumni, pemerintahdaerah, hendaknya semua unsur yangberkepentingan dengan PT dapat berpartisipasiikut mengembangkan PT mencapai mutu yang baik.

82

Bila semua kegiatan dilakukan dengan baik, makahasil akhir layanan pendidikan tersebut akan mencapaihasil yang baik, berupa “mutu terpadu.” 2.2. Sistem Pendidikan di Akademi TNI Angkatan Laut.

Berdasarkan Perkasal Nomor : Perkasal/65/IX/2008tanggal 4 September 2008 tentang Pola PendidikanPrajurit TNI Angkatan Laut. Pendidikan Kadet AALterdiri dari :

a. Training Performance Standard (TPS), dilaksanakanselama 4 tahun dalam 3 tahap. Tahap I Diksarritselama 3 bulan, dilanjutkan Tahap II/Lanjutanselama 9 bulan. Tahap I dan II selama 1 tahundilaksanakan di Magelang. Tahap IIIdilaksanakan di AAL selama 3 tahun. b. On the Job Training (OJT), selama 4 bulan diSatuan/Kolat. System pendidikan di AAL berbeda dengan

perguruan tinggi umum, AAL menggunakan system boardingschool yaitu sekolah yang mengharuskan siswanya diasramakan di sekolah tersebut, sehingga systempendidikan di AAL tidak hanya meliputi pengajaransaja tetapi ada pengasuhan. Pengajaran itu kegiatanbelajar mengajar yang diberikan dosen dengan tujuanmentranfer ilmu pengetahuan yang memfokuskan padapembentukkan hard skill siswa. Pengasuhan adalahkegiatan pendidikan di luar jam belajar mengajar yangdiberikan oleh perwira pengasuh yang ada di resimenkhususnya dan seluruh pejabat dan antap yang ada diAAL pada umumnya dengan tujuan dapat membangunkarakter yang baik. pengasuhan memfokuskan pada

83

pembentukkan soft skill kadet. Di samping itu AAL programD-4 yang lulusannya akan ditempatkan langsung dikapal atau di pendirat, maka AAL juga mengutamakanpelatihan/praktek. Sehingga System pendidikan AALterintegrasi meliputi kegiatan pengajaran, pelatihandan pengasuhan yang biasa dikenal dengan istilahjarlatsuh (pengajaran, pelatihan dan pengasuhan).

Berdasarkan Tujuan Pendidikan Akademi TNIAngkatan Laut adalah mendidik Kadet AAL menjadiPerwira TNI AL yang berjiwa pejuang Pancasila danSapta Marga serta memiliki kemampuan untukmenggunakan, mengamalkan pengetahuan dan keterampilansesuai dengan tuntutan fungsi teknis yang diarahkanpada spektrum pekerjaan dalam penugasan awal di KRIdan di pendirat serta mampu mengembangkan pribadisebagai kader pemimpin TNI AL. Maka penilaiankeberhasilan belajar di AAL disamping nilai akademikada nilai jasmani dan nilai kepribadian ketiganyadengan proporsi tertentu bedasarkan juklak EvaluasiHasil Belajar terintegreted dalam menentukankeberhasilan belajar. Penilaian ini berbeda dengan PTumum, yang dalam transkrip nilainya hanya menggunakannilai akademik saja sebagai penentu kebarhasilanmahasiswa.

Implikasi dari system penilaian tersebut, kadetdi AAL walaupun akademiknya baik tetapi tesjasmaninya belum memenuhi standart penilaian maka iaakan ditunda pangkatnya sampai 3 bulan untuk mendapatpembinaan jasmani hingga memenuhi standart. Begitujuga walaupun nilai akademik dan jasmaninya baik,tetapi ia melakukan pelanggaran sehingga nilai

84

kepribadiannya jelek, hal ini akan bisa menjadikankadet tidak naik tingkat dan pangkat atau bahkan bisaturun tingkat sehingga harus mengulang semuapelajaran yang sudah diterimanya pada tingkat yangsama dan nilainya yang diambil adalah nilai yangdiperoleh saat semester ia mengulang, jadi nilai-nilai yang sudah ia punyai di tingkat yang samasemuanya tidak dapat dipakai. Pendidikan AAL menggunakan system ikatan dinas,jadi lulusan AAL langsung di tempatkan di kapal-kapalatau pendirat dengan jabatan sebagai Aspadiv-Aspadiv(Asisten Perwira Devisi) pada devisi sesuai denganKrops (jurusan) masing-masing, dengan pangkat LetnanDua (Letda) dan gelar Sarjana Sains TerapanPertahanan (S.ST.Han). Kondisi ini menjadi motivasikadet untuk menyelesaikan pendidikannya.

2.3. Konsep Sistem Pendidikan Tinggi di Indonesia.Manajemen perguruan tinggi di Indonesia

seyogyanya memandang bahwa proses pendidikan tinggiadalah suatu proses peningkatan terus menerus(continuous educational proses improvement), yang dimulaidari sederet siklus sejak adanya ide-ide untukmenghasilkan lulusan yang berkualitas, pengembangankurikulum, proses pembelajaran, sampai kepada ikutbertanggung jawab untuk memuaskan pengguna lulusanperguruan tinggi. Konsep pemikiran manajemen systempendidikan tinggi dapat dituangkan dalam Gambar 1.

85

Pemasokmaterial dan

Perencanaan Sistemkualitas, desain,

dan redesain

Risetkebutuhanpasar

Gambar 1. Manajemen Sistem Pendidikan Modern.

III. METODE 3.1. Tahapan. Penelitian ini dimulai dari menga-nalisa 8 aspek pendidikan di AAL. Kemudianmembandingkan dengan 2 model penerapan Desain TQME diPerguruan Tinggi, yang sudah ada dari hasilpenelitian Vincent Gaspersz yaitu model penerapanTQME di perguruan tinggi dan desain TQME yangditerapkan di Unair. Desain TQME tersebut dianalisadengan faktor internal dan eksternal AAL. Darianalisa tersebut akan dibuat suatu model/prototypePenerapaan TQME di AAL.

86

Pasar tenagakerja

Pengujian proses belajar mengajar, biaya, peralatan , metode dll

Menghasilkanlulusan

kompetitifdan

OperasionalPT

Penerimaandan

pengujianmahasiswa

3.2. Lokasi. Penelitian ini dilakukan di AAL,dengan didukung pengambilan data di UniversitasAirlangga pada fakultas Ekonomi yang sebagian besar jurusan-jurusan yang ada sudahterakreditasi A. 3.3. Perubah yang Diamati/Diukur. Perubah yangdiamati pa-da penelitian ini adalah :

a. Delapan Aspek Pendidikan di AAL, yaitu: 1) Pola dan struktur pendidikan.2) 10 komponen pendidikan.3) Katdaldik dan katopsdik4) Penyelenggaraan pendidikan5) Lingkungan pendidikan.6) Validasi pendidikan7) Pengembangan pendidikan8) Tataran, wewenang dan tanggung jawab.

b. Dua Model. Dua model desain TQME di PT,yaitu desain TQME di Fakultas Ekonomi Unair danmodel TQME dari Gaspersz.

3.4. Model Penelitian. Model penelitian, yangdigunakan da-lam penulisan ini menggunakan metodedeskriptif developmental. Menurut Suharsimi metodedeskriptif developmental adalah metoderiset/penelitian yang digunakan untuk menemukan suatumodel/prototype, dan bisa digunakan untuk segalajenis bidang, biasanya berupa pilot proyek.

87

3.5. Rancangan Penelitian.

3.6. Teknik Pengumpulan data dan Teknik AnalisisPenelitian3.6.1. Data dan Sumber data.

a. Data. Data penelitian tentang PenerapanTQME di AAL meliputi aspek-aspek pendidikandi AAL yang tertera dalam 8 aspek pendidikanmeliputi :

1) Pola dan struktur Pendidikan di AAL.2) 10 komponen pendidikan.3) Kadaldik dan Katopsdik.4) Penyelenggaraan pendidikan.5) Lingkungan pendidikan.6) Validasi pendidikan.7) Pengembangan pendidikan.

88

8 aspekpendidik

an

ModelTQME di PT

Faktorinternal

AAL

Faktor Eksternal

AAL

ModelTQME

di AAL

8) Tataran wewenang dan tanggung jawab.b. Sumber data. Sumber data di AAL dapatdiperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di AALdan juga kondisi fisik yang real ada dilapangan. Sumber data di Unair diperoleh daritim penjamin mutu Unair dan staff akreditasidari fakultas Ekonomi disamping itu jugadokumen-dokumen akreditasi dari Unair.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data. Data-datatersebut diambil dari sumber data dengan teknik:

a. Dokumentasi. Dokumentasi dari AAL dokumenberupa surat keputusan-surat keputusan, dokumen-dokumen yang bisa dijadikan dasar dalampelaksanaan pendidikan di AAL. Dari Unairdokumen-dokumen akreditasi maupun konsep tentangpenjaminan mutu yang kami dokumentasikan.b. Observasi. Observasi dilakukan diAAL untuk mem-peroleh data tentang kondisi fisikdi lapangan, dengan memperhatikan seluruh aspekyang terkait dalam pendidikan kadet di AAL.Observasi juga dilakukan di Unair, yangmerupakan salah satu perguruan tinggi yangsudah mendapat sertifikasi ISO dan mempunyaimempunyai nilai akreditasi A.c. Wawancara. Wawancara dilakukan kepadares-ponden ataupun key person penelitian ini.Respondenya adalah kadet dan antap AAL yangterkait dalam 8 aspek pendidikan. Key pesonnyaadalah Dr. Rudi Purwanto sebagai Wakil Dekan 1

89

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair, besertaseluruh staf Unair bagian akreditasi.

3.6.3. Teknik Analisis Data.a. Pengolahan data. Pada penelitian ini datayang diperoleh berupa Data kualitatif, makapengolahan datanya menurut Suharsimi dengandipisah-pisahkan menurut kategori untukmemperoleh kesimpulan. b. Teknik Analisis penelitian. TeknikAnalisis pene-litian yang digunakan dalam metodedeskriptif developmental menurut Suharsimiadalah dengan cara membandingkan dengan suatucriteria/standar yang sudah ada atau yang sudahditetapkan terlebih dahulu pada waktu menyusundesain penelitian. Dalam hal ini penelitimenggunakan standart yang sudah ada hasilpenelitian Vincent Gaspersz yaitu modelpenerapan TQME di perguruan tinggi dan ModelTQME yang diterapkan Unair. Dari dua modeltersebut peneliti akan mengembangkan satu modelPenerapan TQME di AAL.

IV. PEMBAHASAN4.1. Delapan Aspek Pendidikan.4.1.1. Pola dan Struktur Pendidikan Di AAL.

Berdasarkan Perkasal Nomor: Perkasal/65/IX/2008tanggal 4 September 2008 tentang Pola PendidikanPrajurit TNI Angkatan Laut. Pola dan strukturpendidikan merupakan rancang bangun pendidikan yang

90

berfungsi sebagai rangkaian penataan danpenyelenggaraan pendidikan yang memperlihatkangambaran jenjang pendidikan yang tersusun secaravertical dan horizontal.

Pola dan struktur pendidikan AAL adalahpendidikan pertama Perwira TNI AL tingkat Akademiyang menurut tataran pendidikan adalah Pola danStruktur Pendidikan siap pakai, dengan rumusanpendidikan siap pakai sebagai berikut: OperationalPerformance Standard (OPS) = Training Performance Standart (TPS)+ On the Job Training (OJT). OPS adalah kemampuan yangharus dimiliki dari hasil didik agar mampumelaksanakan tugas-tugas di lapangan. TPS adalahkemampuan yang dimiliki dari hasil didik setelahmelaksanakan proses belajar dengan menggunakankurikulum tertentu. OJT adalah praktek yangdilaksanakan di luar lemdik sebagai kelanjutanpraktek yang tidak diberikan di lemdik. 4.1.2. Sepuluh Komponen Pendidikan.

a. Kurikulum. Kurikulum yang digunakandi AAL saat ini adalah Sesuai Keputusan Kasalnomor Kep/1039/VIII/2007 Kurikulum PendidikanPertama Perwira TNI Angkatan Laut TingkatAkademi (pola 1 + 3 thn). Setiap tahunpelaksanaan kurikulum selalu di evaluasi, hasilevaluasi dijadikan feed back untuk merevisikurikulum sesuai dengan permasalahan yang munculakibat perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, perkembangan strategis danperkembangan alut sista, sehingga lulusan AALselalu dikembangkan sesuai dengan tuntutan

91

stakeholder. Pada tahun 2012 ini sudah muncul konseprevisi kurikulum sebagai akumulasi hasilevaluasi kurikulum tiap tahun. Konsep kurikulumtahun 2012 sudah dibahas bersama dalam satu Timmenyusun kurikulum yang diketuai olehKadiskurdik Disdikal. Anggota tim berasal dariDisdikal, AAL, dan dari pengguna di Satuan-satuan Pelaut, Teknik, Elektronika, Suplai danMarinir. Proses Kerja tim dilanjutkan dengansatu rapat pembahasan konsep kurdik yangdilakukan tanggal 19 – 20 Juli 2012 di AAL.Hasilnya sudah menghasilkan naskah kurikulumyang siap di sahkan.b. Paket Instruksi. Paket Instruksi / PImerupakan buku materi pelajaran yang dipegangoleh Dosen dan Kadet. Paket Intruksi diberikankepada kadet dilengkapi dengan CD. MateriPelajaran yang ada pada Paket instruksi itu jugatersedia di E-learning AAL. Dengan demikiankadet bisa mempelajari materi pelajaran denganbermacam-macam pilihan media, dalam bentuk hardcopy, soft copy maupun on line. Semua inidikembangkan AAL untuk memfasilitasi kadet dalambelajar, dengan diharapkan kualitas pengetahuankadet meningkat terus. Saat ini paket instruksiyang ada terus ditingkatkan kualitasnya, baikdari sisi bentuk fisiknya, yaitu covernya dibuatbergambar dengan tujuan dapat lebih menarikkadet untuk membacanya. Dari sisi isinya,beberapa PI yang harus disesuaikan denganperkembangan teknologi mulai direvisi.

92

c. Tenaga Pendidik. Tenaga pendidik (Gadik)adalah sebutan yang digunakan untuk seorangDosen yang mengajar di AAL. Dosen di AAL selamaini belum mempunyai jabatan lektorat maupun NIDNseperti dosen-dosen yang ada di lingkunganDikti. Saat ini AAL sudah mengurus NIDN paradosen dan mengajukan ke Dikti. Informasi dariDikti diperkirakan medio September 2012 NIDNakan turun.d. Tenaga Kependidikan. Tenaga pendidikanadalah tenaga yang mendukung kegiatankependidikan termasuk bagian administrasipendidikan, pengatur jadwal pengajaran, tenagalaboran, perpustakaan dan sebagainya. Dalamakreditasi ini AAL menyiapkan tenagakependidikan yang khusus menangani pengisianEPSBED dan Borang-borang, seperti yangdisarankan Dikti bahwa untuk menangani EPSBEDdan Borang-borang harus ada petugasnya khusus. e. Siswa. Siswa AAL sebutannya kadet.Kadet pada awalnya dikelompokkan dalam 5 Korpsyaitu Pelaut, Teknik, Elektronika, Suplai danMarinir. Sekarang berdasarkan Kepmendiknas Nomor244/D/O/2010 tanggal 29 Desember 2010 berubahmenjadi 5 program studi yaitu :

1) Manajemen Pertahanan Matra Laut.2) Manajemen Pertahanan Matra Laut Aspekdarat.3) Manajemen Logistik dan Keuangan MatraLaut.

93

4) Teknik Mesin Kapal Perang.5) Teknik Elektronika Kapal Perang.Jumlah penerimaan kadet sejak angkatan ke

58 hanya sekitar 100 orang, sedangkan angkatanke 57, 56 dan seterusnya lebih dari 200 orang,Kadet yang sekarang belajar di AAL Tingkat IVadalah angkatan 58, tingkat III adalah angkatan59, dan tingkat II adalah angkatan 60. Kondisiini bila dilihat dari segi anggaran kurangefisien, karena untuk menghasilkan lulusan 200orang dibandingkan 100 orang per tahun, biayapendidikan yang dikeluarkan lembaga hampir sama,yaitu selisih turunnya anggaran pendidikan hanyasekitar 20 persen, sedangkan selisih turunnyajumlah lulusan yang dihasikan 100 persen.f. Alins/Alongins.

Tidak semua alins/alongins yang dibutuhkankadet tersedia di Akademi Angkatan Laut, untukitu AAL juga bekerja sama dengan kotama,Instansi ataupun Universitas lain untukmeningkatkan kemampuan Kadet. Alins (alatinstruksi)/Alongin (alat penlong instruksi) yangada di AAL : Brige Engine Simulator, ComputerBased Training (CBT), Laboratorium Bahasa,Laboratorium Fisika dan Kimia, LaboratoriumKomputer, Fasilitas Peraga, Kolam Renang JalaKrida Tirta, Halang Rintang, Perpustakaan

Alins (alat instruksi)/Alongin (alatpenlong instruksi) yang ada di luar AAL:Labinsen / Arsenal, Puslatlekdalsen Kodikal,

94

Puslatpur Marinir Purboyo, LaboratoriumElektronika VEDC Malang, KRI Armatim danKolinlamil. Alins/alongins yang ada di AAL,sebagian ada yang sudah out of date bila dihadapkandengan alut sista dan perkembangan iptek,sehingga perlu perbaikan, atau peningkatan mutuatau bahkan pengadaan baru.Saat ini AAL sudahmendapat alokasi dana untuk memperbaiki CBT, dandirencanakan akan membuat 4 CBT.g. Metode Pengajaran. Metode pengajaran yangdigunakan di AAL tidak berbeda dengan yangdigunakan di PT, yaitu metode yang menjadikanmahasiswa/kadet lebih aktif dalam proses belajarmengajar (Student centre), tetapi karena perbedaankondisi antara mahasiswa di PT dan kadet AAL,kadet tidak hanya belajar dari aspek akademissaja tetapi juga aspek jasmani dan kepribadian,yang masing-masing juga terjadwal setiap haridalam kegiatan kadet. Hal ini menjadikan metodepengajaran yang efektif dan efisien diberikanpada mahasiswa tidak selalu efektif dan efisiendigunakan pada pengajaran pada kadet.h. Evaluasi Pendidikan.

Evaluasi Pandidikan di AAL dilakukan dalamdua arah yaitu evaluasi intern dan evaluasiekstern. Evaluasi intern dilakukan oleh lemdikAAL yang dilaksanakan setiap semester dan setiaptahapan pendidikan yang meliputi evaluasi hasilbelajar dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan.Evaluasi ekstern/validasi dilakukan oleh pembinapendidikan tingkat pusat, pengguna hasil didik

95

dan lembaga pendidikan yang memberikan penilaiandan validasi terhadap hasil didik diukur dandibandingkan antara sasaran/kualifikasi yangdituntut dengan penilaian pencapaian hasil didikpada saat penugasan/produktifitas awal dalamdinas.

Untuk evaluasi hasil belajar kadetdigunakan juklak evaluasi Hasil belajar.Evaluasinya meliputi tiga komponen yaituakademik, Jasmani dan Pengasuhan (kepribadian).Evaluasi akademik melalui nilai tugas, ujiantengah semester dan ujian akhir semester.Evaluasi jasmani melalui nilai tes kesamaptaanjasmani. Sedangkan evaluasi kepribadian melaluipengamatan kepribadian kadet, yang dilakukanoleh resimen beserta staffnya.i. Fasilitas Pendidikan. Fasilitaspendidikan di AAL, terdiri dari:

1) Ruang kelas dilengkapi denganwhiteboard, LCD dan laptop.2) Laboratorium terdiri dari : BahasaMulti Media, Siskomlapku, CBT Eka Dasar,Computer, Engine Room Simulator, CBT BrigeSimulator.3) Perpustakaan dilengkapi denganinternet room.4) Sarana olah raga dan rekreasi.5) Messing kadet yang dilengkapi denganCCTV

96

j. Anggaran Pendidikan. Anggaran pendidikanAAL sepenuhnya didukung dari Mabesal.

4.1.3. Katdaldik dan Katopsdik. Katdaldik(perangkat pengendali pendidikan) adalah seperangkatdokumen pendidikan yang merupakan alat kendali dalamoperasi pendidikan. Katdaldik terdiri dari :

a) Buku I : Kurikulum pendidikan.b) Buku II : Acara pendidikan dan Harganilai.c) Buku III:

1) Kalender pendidikan.2) Rangka pelajaran terurai.

d) Buku IV:1) Program pengajaran.2) Persiapan mengajar.

Katopsdik (Perangkat Operasi Pendidikan) adalahsejumlah perangkat yang diperlukan untuk menjaminterlaksananya opsdik. Katopsdik terdiri dari infodik(informasi pendidikan), sprintlak (surat perintahpelaksanaan), skep bukadik (surat keputusan pembukaanpendidikan), laptupdik (laporan penutupanpendidikan), prolakdik (program pelaksanaanpendidikan), lapming dik (laporan mingguanpendidikan), lapbul dik (laporan bulanan pendidikan).4.1.4. Penyelenggaraan Pendidikan. SesuaiPetunjuk Kerja AAL Nomor skep 96/XII/1998 tanggal 10Desember 1998:

a. Prosedur Penyelenggaraan Pengajaran:

97

1) Atas dasar program pendidikan, Ditdikmenyusun Prolakdik yang berisi tentang kegiatanpengajaran, pelatihan dan pengasuhan,rangka perkuliahan terurai dan kalenderpendidikan, disampaikan kepada opsjar,departemen-departemen, resimen, dandistribusi A1 dan A2.2) Opsjar menjabarkan dalam bentuk jadwalpelajaran serta penyiapan sarana penunjangberikut laporan pelaksanaan3) Departemen mengawasi, mengendalikanpengajaran serta melaksanakan evaluasiterhadap keberhasilan kadet, gadik danmateri ajaran

b. Prosedur Penyelenggaraan Latihan:1) Atas dasar prolakdik yang disusunDirdik.2) Departemen menjabarkan dalam bentukjadwal latihan serta penyiapan saranapenunjang berikut laporan pelaksanaan3) Departemen mengawasi, mengendalikanlatihan, melaporkan pelaksanaan latihanserta evaluasi terhadap keberhasilan kadet,gadik dan materi latihan.

c. Prosedur Penyelenggaraan Pengasuhan:1) Atas dasar prolakdik yang disusunDirdik.

98

2) Resimen melaksanakan pengasuhan sesuaimateri, jadwal dan metoda yang telahditentukan serta melaksanakan kegiatan lainyang terprogram maupun yang non program.3) Resimen melaksanakan giat pengasuhan,melaporkan pelaksanaan pengasuhan sertametoda pengasuhan.

d. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pendidikan:1) Bagian-bagian melaksanakan evaluasibagian masing-masing dan melaporkanhasilnya kepada gubernur dhi ditrenbang.2) Evaluasi hasil belajardiselenggarakan oleh sebuah panitia yangberanggotakan pengemban fungsi yangberkaitan dengan bidang fungsinya.

4.1.5. Lingkungan Pendidikan. AAL adalahlembaga pendidikan yang berada di lingkungan militer,yang terdiri dari lingkungan :

a. Internal: Melaksanakan pendidikan denganfasilitas dan perangkat pendidikan intern AALb. Eksternal:

1) Kerjasama dan menggunakan fasilitas dikotama TNI AL lainnya.2) Kerjasama dengan instansi luar terkait(Unair, ITS, VEDC, PIP, dll).

4.1.6. Validasi Pendidikan. Validasi pendidikanadalah suatu kegiatan untuk mengukur tingkatketepatan antara rumusan perencanaan dengan tuntutan

99

tugas. Giat yang dilaksanakan antara lainmelaksanakan mengevaluasi kurikulum pendidikanberdasarkan masukan dari stakeholder (mahasiswa, orangtua, dunia kerja, dosen, tenaga penunjang). 4.1.7. Pengembangan Pendidikan. Pengembangkanpendidikan di AAL dilakukan dalam menyesuaikanperkembangan ilmu dan teknologi terutama perkembanganteknologi kapal dan alut sista.4.1.8. Tataran Wewenang dan Tanggung Jawab.

a. Pengajaran. Berdasarkan struktur kurikulumdari mabesal:

1) Ditdik menyusun program pelaksanaanpendidikan (prolakdik) dengan berkoordinasidengan departemen-departemen.2) Opsjar mengoperasikan programpelaksanaan pendidikan.3) Departemen dan kadepgadik menyiapkangadik.4) Ditpers, Ditlog, Denma, Departemen danResimen mendukung pelaksanaan pengajaran.

b. Pelatihan.1) Berdasarkan prolakdik Departemenmenjabarkan ke dalam perangkat pengendalianlatihan.2) Ditdik mengkompilasi kegiatan latihanhasil penjabaran prolakdik oleh departemen.3) Departemen mengajukan RGB (RencanaGaris Besar) tiap-tiap latihan.

100

4) Departemen melaksanakan programlatihan. 5) Ditpers, Ditlog, Denma, Departemen danResimen mendukung pelaksanaan latihan.6) Untuk latihan integrasi dilaksanakanoleh satgas.

c. Pengasuhan.1) Berdasarkan prolakdik Resimenmelaksanakan program pengasuhan untukkadet. 2) Komandan Resimen dibantu para perwirapengasuh dalam mengasuh dan membimbingkadet setiap hari. 3) Seluruh perwira AAL juga wajib danberhak membantu resimen dalam halpembimbingan kadet.

4.2. Evaluasi Pendidikan. Ditrenbang atas dasarvalidasi dan evaluasi dari bagian-bagian, mengolah,menyiapkan serta meru-muskan rekomendasi untukpenyempurnaan sistem pendidikan dan sistem pembinaanumum4.3. Desain TQME di Perguruan Tinggi. Desain TQMEme-nurut Vincent Gespersz, digambarkan pada Gambar 3.Desain TQME di Perguruan Tinggi, PT harus membentukdewan kualitas PT, berdasarkan pernyataan visi danmisi kualitas PT (yang disusun berdasarkan surveykebutuhan mahasiswa, dosen, staf dan manajemen,survey kebutuhan pengguna lulusan PT, benchmarking)menetapkan rencana kualitas strategic PT. Rencana

101

kualitas strategic PT meliputi : menumbuhkembangkankultur kualitas PT, membangun system kualitasoperasional PT, penerapan alat-alat TQM untuk mencarisolusi pemecahan masalah, selanjutnya mengevaluasiuntuk meningkatkan kualitas PT terus menerus.Berdasarkan hasil study banding tim akreditasi AALdan disambut dengan tim akreditasi Unair pada 6 Juni2012, diperoleh informasi-informasi yang bisa sayabandingkan dan diinput untuk AAL. Unair mendapatkanakreditasi Institusi A sejak tahun 2008. 4.4. Analisis SWOT. Sebelum membuat desain TQMEdi AAL, akan dianalisis factor positif (peluang) dannegative (ancaman) di lingkungan eksternal AAL, jugafactor positif (kekuatan) dan negative (kelemahan) dilingkungan internal AAL, berdasarkan 8 aspekpendidikan di AAL, dengan menggunakan analisis SWOT.Dari analisis SWOT ada beberapa strategi yang harusdilaksanakan di AAL. Strategi SO ada 10 strategi yangharus dilaksanakan, strategi WO ada 6, Strategi STada 4 dan Strategi WT ada 7 strategi. Dari 27strategi tersebut, ada beberapa yang sudahdilaksanakan dan ada yang belum. Strategi-strategiyang belum dilaksanakan harus segera diupayakan untukdapat dilaksanakan di AAL. Analisis SWOT masihdianalisis bedasarkan kacamata penulis, idealnyasemua unsur pimpinan dan unsur bagian-bagian yangterkait di AAL, ikut memberi masukan data maupundalam kegiatan analisis, sehingga analisa bisadilihat dari berbagai sudut pandang yang salingmenyempurnakan dan akan menghasilkan strategi yanglebih tepat.

102

4.5. Model TQME di AAL.Dengan memperhatikan model TQME di Unair dan

konsep TQME dari Vincent, dengan mempertimbangkanhasil analisis SWOT dari delapan aspek pendidikan diAAL, maka penulis membuat satu model TQME di AAL.Dari model TQME di AAL tersebut langkah yangdilakukan AAL pertama kali adalah membentuk Dewankualitas/ lembaga penjamin mutu, di tingkat prodi adaGPM (Gugus Penjamin Mutu) di Direktorat Pendidikanada SPM (Satuan Penjamin Mutu) sedangkan di tingkatPusat ada PPM (Pusat Penjamin Mutu) yang Seklem(Sekretariat Lembaga) yang langsung memberi laporanke Gubernur AAL.

GPM berdasarkan visi dan misi prodi menetapkanrencana strategis prodi. Dari rencana strategi yangada prodi, semua unsur dari pimpinan sampi pelaksanaoperasianal melaksanakan rencana strategi denganmemfokuskan pada peningkatan kualitas di semua factoryang ada di prodi, melaksanakan evaluasi hasil semuakegiatan peningkatan kualitas secara terus menerus.Ketua Prodi membuat laporan monitor dan evaluasijarlatsuh tiap semester yang dikirimkan ke SPM diDitdik AAL. SPM yang ada di Direktorat Pendidikanmengaudit prodi dengan memperhatikan laporan yang adadan kunjungan/pemeriksaan lapangan di prodi, hasilevaluasi (evaluate) disampaikan dan dibahas denganGPM sebagai bahan masukan untuk meningkatkan(improve) kegiatan peningkatan kualitas yang ada.

Dirdik berdasarkan laporan Prodi dan hasil auditdari SPM membuat laporan audit prodi per tahun danrencana pengembangan prodi ke PPM. Divisi Audit di

103

PPM melaksanakan audit SPM dengan memperhatikanlaporan yang ada dan kunjungan/pemeriksaan lapangandi Direktorat Pendidikan, hasil evaluasi (evaluate)disampaikan dan dibahas dengan SPM sebagai bahanmasukan untuk meningkatkan (improve) kegiatanpeningkatan kualitas yang ada, yang kemudian dibuatrencana (Plan) untuk menyempurnakan rencana strategisyang sudah ada, selanjutnya rencana strategis yangsudah disempurnakan harus dilaksanakan (do) olehDitdik secara optimal.

PPM berdasarkan laporan Dirdik dan hasil auditdari PPM membuat laporan audit Ditdik per tahun danrencana pengembangan AAL ke Gubernur AAL. GubernurAAL mendaftarkan dan mengundang ekternal audit dalamhal ini BAN PT, disamping juga ada eksternal auditdari Mabesal dalam hal ini Disdikal sebagai PembinaPusat. Eksternal audit menentukan subyek yang akan diaudit supaya AAL dapat menyiapkannya. Berdasarkanhasil audit Ekternal Audit dan rencana pengembanganAAL, Gubernur AAL dan seluruh pejabat teras AALmenyempurnakan, merevisi dan menetapkan rencanastrategis AAL, berdasarkan visi dan misi AAL.DariModel TQME di AAL di atas, aktivitas yang dilakukanoleh Prodi dan Direktorat Pendidikan menggunakandasar teori Model Siklus Deming.

V. PENUTUP.5.1. Kesimpulan. Dalam penelitian ini dapatdiambil beberapa kesimpulan diantaranya:

104

a. Dengan Keputusan Menteri PendidikanNasional tentang Pemberian Ijin PenyelenggaraanProgram Studi D4 AAL, maka lulusan AAL dapatmenyandang gelar Sarjana Sains Terapan. Banyakkonsekwensi yang harus dilakukan AAL untuk itudiantaranya yaitu memperpanjang ijin yangdiikuti dengan mendaftarkan akreditasi ke BAN-PT. Langkah ini sebenarnya sangat menguntungkanAAL, karena yang dilakukan adalah AAL harusmemperbaiki dan meningkatkan kualitas secaratotal di segala aspek.b. Berdasarkan hasil analisis SWOT, muncul 27strategi yang harus dilakukan AAL untukmeningkatkan kualitas secara total, sepertiterlihat pada Tabel SWOT.c. Model penerapan TQME di AAL digunakansebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatanpeningkatan kualitas pendidikan AAL secaraTotal. Dewan kualitas (penjamin mutu) harussegera dibentuk, di Prodi ada Gugus PenjaminMutu, di tingkat Direktorat Pendidikan adaSatuan Penjamin Mutu, dan di tingkat pusat adaPusat Penjamin Mutu (PPM).d. Dalam melaksanakan aktivitas agarmendapatkan hasil yang optimal, selaluberpedoman pada siklus Deming.

5.2. Saran.a. Strategi-strategi yang muncul dari analisisSWOT di atas, ada yang sudah dikerjakan dan adayang belum. Menyarankan untuk strategi yang

105

belum dilaksanakan agar diupayakan untukdilaksanakan.b. Analisis SWOT yang dibuat di atas hanyadari analisis penulis, menyarankan agar analisisSWOT tersebut dilakukan oleh tim yang terdiridari orang-orang yang relevan dengan bidangmasing-masing dan dari unsur pimpinan sehinggahasilnya akan lebih baik.c. Menyarankan untuk Pusat Penjamin Mutu ituada di Sekretariat Lembaga yang di dalamnya adabangian Inspektorat. Sedangkan untuk tingkatDirektorat Pendidikan dan Prodi perlu dibentukbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, N. A. dan Zairi, M. 2005. Service Quality in HigherEducation. Bradford University School ofManagement, Bradford.

Deming, W. E. 1986. Out of Crisis. CambridenganeUniversity Press, Cambridengane.

Green, D. 1994. What is quality in higher education? Concepts,policy and practice. In Green, D. (Ed.) What Is Quality in HigherEducation? 3-30. Open University Press and Societyfor Research into Higher Education, Buckingham.

Gaspersz, Vincent. 2002. Total Quality Management, PTGramedia Pustaka Utama, Jakarta.

106

Hossein Nadali Najafabadi, Sanaz Sadeghi, dan PouyaHabibzadeh, 2008. Total Quality Management in HigherEducation. Case Study: Quality in Practice at University College ofBorås. University College of Borås Institution for EngineeringSchool Thesis for Graduation in Master of Sciencein Industrial Engineering 06/2008

Juran, J. M. dan Gryna, F. M. 1980. Quality Planning andAnalysis. McGraw-Hill, New York.

Kaufman, R. 1992. The challenge of Total Quality Management ineducation. International Journal of EducationReform 1, 2, 149-65

Lagrosen, S., Hashemi, R. S. dan Leitner, M. (2004).Examination of the dimensions of quality in higher education.Quality Assurance in Education 12, 2, 61-9

Mukhopadahyay, M. 2006. Total Quality Management inEducation. Sage, New Delhi.

Slamet, Margono. 1994. Manajemen Mutu Terpadu danperguruan Tinggi Bermutu. Proyek HEDS DepartemenPendidikan dan Kebudayaan.

107