MAKALAH EKONOMI MAKRO INFLASI DAN PENGANGGURAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi...

32
MAKALAH EKONOMI MAKRO INFLASI DAN PENGANGGURAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Disusun Oleh : 1. WAHYUDIANTO MATANARI 1332153 2. JOYLI TIMBUL M. T. MALAU 1332138 3. ONEDEC SAMUEL B. SIHOTANG 1332021 4. JOEL SAGALA 1332095 5. ALPRI SAGALA 1331002 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA BANDUNG 2014 1

Transcript of MAKALAH EKONOMI MAKRO INFLASI DAN PENGANGGURAN Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi...

MAKALAH

EKONOMI MAKRO

INFLASI DAN PENGANGGURAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro

Disusun Oleh :

1. WAHYUDIANTO MATANARI 13321532. JOYLI TIMBUL M. T. MALAU 13321383. ONEDEC SAMUEL B. SIHOTANG 13320214. JOEL SAGALA 13320955. ALPRI SAGALA 1331002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA

BANDUNG

2014

1

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa karena berkat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan

makalah ini. Dalam makalah kami ini kami akan mencoba

menguraikan tentang Inflasi dan pengangguran. Inflasi dan

pengangguran adalah masalah terbesar dalam perekonomian saat

ini. Kami akan membahasnya secara rinci.

Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk

mengerti tentang inflasi dan pengangguran. Meskipun demikian,

kami menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya. Oleh sebab

itu, segala kritik dan saran yang membangun akan diterima

dengan ucapan terima kasih demi perbaikan makalah ini.

Penyusun

penulis

 

 

2

 

 

 

Daftar isi

CoverKata Pengantar………………………………………………………………………...…….iiDaftar isi……………..………………………………………………………………………iii

BAB IPENDAHULUANA.      Latar Belakang…………………………………………………………………………4B.      Rumuskan Masalah…………………………………………………………………….4C.      Tujuan………………………………………………………………………………….4

BAB IIPEMBAHASANA. INFLASI…………………………………………………………………………….……..5B. PENGANGGURAN………………………………………………………..…….…….…12

BAB IIIPENUTUPA.      Kesimpulan………………………………………………………………………….…20B.       Saran…………………………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA

3

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus

diamati adalah inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua

ukuran kinerja perekonomian ini dapat saling berkaitan? Kita

melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung pada

berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah

minimum, kekuasaan pasar serikat pekerja, peranan upah

efisiensi dan seberapa efektifnya proses pencarian kerja.

Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada

jumlah uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral,

4

oleh sebab itu, pada jangka panjang, inflasi dan pengangguran

secara garis besar bukanlah dua masalah yang saling berkaitan.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan

moneter dan kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan

agregat. Oleh sebab itu, kebijakan moneter dan fiskal dapat

memindahkan perekonomian sepanjang kurva phillips. Kenaikan

jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah

atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan

memindahkan perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips

dengan tingkat pengangguran yang lebih rendah dan inflasi yang

lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan pemahaman ini

kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara

inflasi dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw,

2006:364).

B. Rumusan MasalahDalam pembahasan materi mengenai “Inflasi dan

Pengangguran” kami mengangkat rumusan masalah yaitu:

a.       Bagaimana konsep dan pengaruh inflasi, deflasi dan

stagflasi?

b.      Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran?

C. TujuanTujuan dalam makalah ini adalah ingin mengetahui tentang

konsep dan pengaruh inflasi, deflasi dan staglasi serta

hubungan antara tingkat harga dan pengangguran.

5

BAB IIPEMBAHASAN

INFLASIPengertian Inflasi

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara

terus-menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah

deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus, akibatnya

daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal

barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap

berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin

berkurangnya daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari

inflasi adalah deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum

turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat

dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli

masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga

menurun. Jadi, misalkan besarnya inflasi pada tahun yang

bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka

itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar

5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5%

juga.

Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar

tingkat inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat

rendah. Tingkat inflasi nol persen bukanlah tujuan utama

kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk dicapai.

Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar

tingkat inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi

meningkat dengan tiba-tiba atau wujud sebagai akibat suatu

6

peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi pemerintah,

misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai

uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik.

Menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah

akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan

harga-harga dapat diwujudkan kembali.

Jenis-jenis Inflasi

A. Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama,

yaitu sebagai berikut:

• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi

yang besarnya kurang dari 10% pertahun

• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 –

30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya

harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada

kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%,

20%, 30%, dan sebagainya.

• Inflasi berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya

antara 30 – 100% pertahun. Dalam kondisi ini harga-harga

secara umum naik.

• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang

ditandai oleh naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4

digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin

7

lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam,

sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

B. Berdasarkan Sebabnya

• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya

permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak

lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh

(full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hokum

permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap,

maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara

terus-menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya

pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga

kerja baru.

• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya

produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi

dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs

mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan

harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari

serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya

produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen,

yaitu: pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan

jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena

tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan

jumlah produksi.

C. Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu

pertama inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic 8

inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam

pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran

belanja negara.

Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang

baru. Selain itu harga-harga naik dikarenakan musim paceklik

(gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan

sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar begeri.

Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara

mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-

harga dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila

terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka

harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.

Metode Pengukuran InflasiSuatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan

menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat

digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin,1987:25) antara

lain:

a) ConsumerPriceIndex (CPI)

Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran

rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan

kebuthan hidup:

CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket

in base year) x 100%

b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index

Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar

seperti harga bahan mentah (raw material), bahan baku atau

9

barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks

CPI.

c) GNP Deflator

GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan

indeks CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang

dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya

lebih banyak dibanding dengan kedua indeks diatas:

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

Definisi Inflasi Merayap dan HiperinflasiInflasi merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang

lambat jalannya. Yang digolongkan kepada inflasi ini adalah

kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau

tiga persen setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua dari

negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan

sebagai inflasi merayap

Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang

sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau

beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Di Indonseia,

sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500

persen dan pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini

10

berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pada tahun 1965

dan 6,5 kali lipat dalam tahun 1966.

Di negara-negara berkembang adakalanya tingkat inflasi

tidak mudah dikendalikan. Negara-negara tersebut tidak

menghadapi masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu

menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara

rata-rata di sebagian negara tingkat inflasi mencapai di

antara 5 hingga 10 persen. Inflasi dengan tingkat yang seperti

itu digolongkan sebagai inflasi rendah atau moderate

inflation.

Dampak dari inflasiInflasi umumnya memberikan dampak yang kurang

menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana

dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada

trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa

inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi

dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan

perekonomian Negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat

diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari

inflasi adalah sebagai berikut.

11

DAMPAK NEGATIF

1.   Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat

akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal,

karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang

memborong sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli

barang akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan

yang ditimbulkannya.

2.   Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat

cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk

barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan

dana berdampak pada tutup (bangkrut ) atau rendahnya dana

investasi yang tersedia.

3.   Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga

untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga

di pasaran.

4.   Distribusi barang relative tidak adil karena adanya

penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang

masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang

masyarakatnya memiliki banyak uang.

5.   Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut

karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada

yang mampu membeli.

6.   Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin

nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang

dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.

12

DAMPAK POSITIF

1.    Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi,

produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme

dapat ditekan.

2.    Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri

kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.

3.    Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena

masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi

dengan cara mendirikan atau membuka usaha.

Inflasi dan Perkembangan EkonomiKenaikan harga – harga menimbulkan efek yang buruk pula ke

atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang – barang

negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional. Maka

ekspor menurun. Sebaliknya, harga – harga produksi dalam

negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan

barang – barang impor menjadi relatif murah. Maka lebih banyak

impor akan di lakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula

oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam

aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan

memburuk.

13

Inflasi dan Kemakmuran MasyarakatDi samping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi

negara, inflasi juga akan menimbulkan efek – efek yang berikut

kepada individu masyarakat :

Inflasi akan menurunkan pendapatan rill orang – orang yang

berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah

secepat kenaikan harga – harga. Maka inflasi akan menurunkan

upah rill individu – individu yang berpendapatan tetap.

Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.

Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi

– istitusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai

rillnya akan menurun apabila inflasi berlaku.

Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukan bahwa

penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam

nilai rill pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat

keuangan mengalami penurunan dalam nilai rill kekayaannya.

Akan tetapi pemilik harta – harta tetap (tanah), bangunan dan

(rumah) dapat mempertahankan atau menambah nilai rill

kekayaannya. Ajuga sebagai penjual/pedagang dapat

mempertahankan nilai rill pendapatannya. Dengan demikian

inflasi menyebabkan pembagian pendapatan di antara golongan

berpendapatan tetap dengan pemilik – pemilik harta tetap dan

penjual/pedagang akan menjai semakin tidak merata.

14

Cara mencegah inflasia)      Kebijakan Moneter

Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan

jumlah uang beredar. Bank Sentral dapat mengatur uang giral

melalui peralatan moneter yaitu : (1) Pelaksanaan Operasi

Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian jumlah

uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau

membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang

beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan

untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli

surat-surat berharga ; (2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount

Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank

Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum;

(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement)

yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang  Bank umum

atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju

inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang

menjadi lebih kecil.

b)      Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang

pengeluaran pemerintah serta perpajakan yang secara langsung

dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian akan

mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan

permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan

pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat

mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.

c)      Kebijakan yang Berkaitan dengan Output

15

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan

jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan

penurunan bea masuk sehingga impor cenderung meningkat.

Bertambahnya jumlah barang dalam negeri cenderung menurunkan

harga.

d)     Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing

Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada

indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah

secara riil tetap). Kalau indeks harga naik,gaji atu upah juga

dinaikkan.

PENGANGGURANPengertian Pengangguran

Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka

yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari

pekerjaan. Kategori orang yang menganggur biasanya adalah

mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia kerja dan

masanya kerja. Usia kerja biasanya adalha usia yang tidak

dalam masa sekolah tetapi di atas usia anak-anak (relatif di

atas 6 – 18 tahun, yaitu masa pendidikan dari SD – tamat SMU).

Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah dapatlah

dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih

banyak yang memperdebatkannya.

16

Pengangguran pada dasarnya tidak bisa dihilangkan

sepenuhnya, karena bagaimanapun baik dan hebatnya kemampuan

suatu bangsa dalam menangani perekonomiannya, tetap saja

pengangguran itu ada. Akan tetapi mashab klasik dengan salah

satu teorinya yang terkenal sebagai hukum “Say” dari Jean

Baptiste Say yang mengatakan bahwa “Supply creats its own

demand” atau penawaran menciptakan permintaannya sendiri

menjelaskan bahwa bila ini benar terjadi, maka pengangguran

tidak aka nada, dan bila pun ada tidak akan berlangsung lama,

karena akan pulih kembali. Cara kerjanya sederhana, bahwa

apabila produsen menghasilkan barang dalam jumlah tertentu

maka akan segera habis dikonsumsi masyarakat. Pada saat yang

sama misalkan terdapat para pencari kerja, oleh karena

produsen akan lebih baik menghasilkan barang dalam jumlah

banyak untuk memperbesar keuntungan tanpa takut risiko gagal

dalam penjualan, maka semua pencari kerja itu akan terserap

untuk mengisi lowongan baru yang disediakan oleh produsen /

perusahaan, dan ini berlangsung terus. Akan tetapi pada

kenyataannya tidak satu negara pun di dunia ini yang bisa

menerapkan teori ini, alasannya salah satu asumsi yaitu pasar

persaingan sempurna tidak akan bisa dan tidak akan pernah

terjadi, dikarenakan syaratnya yang tidak mungkin bisa

dipenuhi.

Pengangguran selalu menjadi masalah, bukan saja karena

pengangguran berarti pemborosan dana. Akan tetapi, juga

memberikan dampak social yang tidak baik misalkan akan semakin

meningkatnya tindakan kriminal dan pelanggaran moral. Akan

tetapi, di sisi lain pengangguran atau menganggur umumnya

17

dilakukan dengan suka rela, baik karena memilih pekerjaan,

menunggur pekerjaan yang sesuai, keluar dari pekerjaan lama

untuk mencari pekerjaan baru karena alasan jenuh, bosan atau

tidak cocok dengan pekerjaan dan perusahaan, dan berbagai

macam alasan lainnya.

Jenis-Jenis Pengangguran

Bedasarkan penyebab terjadinya :

Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh

kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara

pelamar dengan pembuka lamaran pekerjaan. Ini terjadi

karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat yang

dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.

Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh

naik turunnya siklus ekonomi.

Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh

perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka

panjang.

Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan

oleh fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan

tenaga kerja untuk menganggur.

Pengangguran siklikal :  pengangguran yang menganggur akibat

imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan

tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya

perubahan tenaga manusia menjadi tenaga mesin.

18

Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh

menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi

Berdasarkan Cirinya :

Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai

akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah

dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam

perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang

tidak dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini

di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka

tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur

secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh karenanya

dinamakan pengangguran terbuka.

Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang,

seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu

kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya

diperlukan supaya ia dapat menjalankan kegiatannya dengan

efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan

digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh –

contohnya ialah, pelayan restoran yang lebih banyak dari

yang diperlukan dan kluarga petani dengan anggota kluarga

yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat

di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan

penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan

pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim

19

kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan

tanahnya. Di samping itu, pada umumnya para pesawah tidak

begitu aktif di antara waktu sesudah menanam dan sudah

menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet,

nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka

mereka terpaksa menganggur. Pengnggur seperti ini

digolongkan sebagai pengangguran bermusim.

Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang

penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota adalah sangat

pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang pindah ke

kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagiannya

menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula

yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh

waktu, dan jam kerja mereka adalah jauh lebihrendah dari

yang normal. Mereka mungkin hnya bekerja satu hingga dua

hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja

– pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang

dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur

atau dalam bahasa Inggris : underemployed. Dan jenis

penganggurannya dinamakan underemplayment.

20

Akibat Pengangguran

Bagi perekonomian Indonesia :

1. Penurunan pendapatan perkapita.

2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.

3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan

pemerintah.

Bagi masyarakat :

1. Menjadi beban psikologis dan psikis.

2. Dapat menghilangkan keterampilan karena tidak pernah

dipakai untuk bekerja.

3. Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik, sperti

meningkatnya tindak kriminalitas.

 Hubungan Antara Inflasi dan PengangguranArti inflasi dan pengangguran telah dijelaskan secara

singkat di atas, sebagaimana diketahui bahwa manakala inflasi

terlalu tinggi, maka masyarakat cenderung tidak ingin

menyimpan uangnya lagi, tetapi akan diubah dalam bentuk

barang, baik barang yang siap dipakai atau harus melalui

proses produksi (membuat rumah misalnya). Sementara

pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang

mencari pekerjaan.

Dalam kondisi tingkat inflasi yang relatif tinggi, maka secara

teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan,

21

bukan saja karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya,

tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan

momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya

yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru dan ini

tentu memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full

employment.

Sampai sebegitu jauh agaknya inflasi yang tinggi banyak

memberikan dampak yang negatif daripada positif bagi suatu

bangsa dalam perekonomiannya. Alasannya, sederhana saja karena

banyak negara yang mengelola ekonominya tidak efisien,

hambatan investasi, dan masih tergantung sangat besar (baik

dari segi kualitas maupun kuantitas) pada bahan baku impor.

Kenyataannya inflasi yang relatif tinggi membuat

masyarakat hidup berhemat, banyak PHK dan penurunan jumlah

produksi sehingga terjadi kelangkaan barang di pasar, dan ini

justru akan menjadi inflasi yang sudah tinggi menjadi lebih

tinggi.

Prof. A. W Phillips daro London School of Economic,

inggris meneliti data dari berbagai negara mengenai tingkat

pengangguran dan inflasi. Secara empiris tanpa didasari teori

yang kuat ditemukan suatu bukti bahwa ada hubungan yang

terbalik antara tingkat inflasi dan pengangguran, dalam arti

apabila inflasi naik, maka pengangguran turun, sebaliknya

apabila inflasi turun, maka pengangguran naik.

Secara teori, Lipsey menerangkan hubungan antara tingkat

inflasi dengan pengangguran melalui teori pasar tenaga kerja.

Menurutnya, upah tenaga kerja akan cenderung turun bila

pengangguran relatif banyak, karena banyaknya tingkat 22

pengangguran mencerminkan adanya kelebihan penawaran tenaga

kerja. Sebaliknya upah tenaga kerja naik bila tingkat

pengangguran relatif rendah, karena adanya kelebihan

permintaan tenaga kerja. Namun, meskipun pada suatu kondisi

terdapat keseimbangan anatara permintaan dan penawaran tenaga

kerja yang memberikan tingkat upah tertentu, pengangguran

masih saja tetap ada, hal ini dikarenakan informasi yang

kurang keahlian yang tidak sesuai dengan lowongan dan

sebagainya. Jadi menurut Lipsey, sehubungan dengan teori

Phillips, penawaran dan permintaan itu menentukan tingkat upah

dan perubahan tingkat upah tergantung dari adanya kelebihan

permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, makin besar

kelebihan permintaan tenaga kerja, maka tingkat upah akan

semakin besar, ini berarti tingkat pengangguran akan semakin

kecil/rendah. Karena hubungan antara kelebihan permintaan

tenaga kerja sebanding dengan kenaikan upah, maka berarti bila

tingkat upah tinggi maka pengangguran rendah, sebaliknya bila

tingkat upah rendah, maka pengangguran tinggi. Namun, bila

dibalik pernyataannya menjadi bila tingkat pengangguran

tinggi, maka upah rendah dan bila pengangguran rendah, maka

upah tinggi. Perlu diingat bahwa asumsi dasar dari teori ini

adalah bahwa bila upah riil sama dengan upah nominal, dimana

upah riil adalah upah nominal dibagi dengan harga yang

berlaku.

Yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah hubungan antara

tingkat upah dengan inflasi sehubungan dengan penjelasan

teoritis. Lihatlah kembali salah satu penyebab inflasi yang

dijelaskan di atas, yaitu cost push inflation, dimana salah

23

satu penyebab naiknya harga barang adalah adanya tuntutan

kenaikan upah, sehingga untuk mengatasi biaya produksi dan

operasi, maka harga produk dijual dengan harga relatif mahal

dari sebelumnya (artinya manakala upah tinggi, maka tingkat

inflasi tinggi, dan sebaliknya)

TUJUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Tujuan Bersifat Ekonomi

Tujuan untuk mengatasi pengangguran didasarkan kepada

pertimbangan – pertimbangan yang bersifat ekonomi. Dalam hal

ini ada tiga hal pertimbangan utama : untuk menyediakan

lowongan pekerjaan baru, untuk meningkatkan taraf kemakmuran

masyarakat dan memperbaiki kesamarataan pembagian pendapatan.

Menyediakan Lowongan Pekerjaan

Dalam jangka panjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan

karena jumlah penduduk yang selalu bertambah akan menyebabkan

pertambahan tenaga kerja yang terus menerus. Maka, untuk

menghindari masalah pengangguran yang semakin serius, tambahan

lowongwn pwkwrjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun ke

tahun.

Dalam jangka pendek pengangguran dapat menjadi bertambah

serius, yaitu ketika berlaku kemunduran atau pertumbuhan

ekonomi yang lambat. Dalam masa seperti itu kesempatan kerja

bertambah dengan lambat dan pengangguran meningkat. Menghadapi

keadaan yang seperti ini usaha – usaha pemerintah untuk

mengatasi pengangguran perlu ditingkatkan.

24

Meningkatkan Taraf Kemakmuran Masyarakat

Kenaikan kesempatan kerja dan penganguran sangat berhubungan

dengan pendapatn nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat.

Kenaikan kesempatan kerja menambah produksi nasional dan

pendapatan nasional. Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakat

adalah pendapatan per kapita yang diperoleh dengan cara

membagikan pendapatan nasional dengan jumlah penduduk. Dengan

demikian kesempatan kerja yang semakin meningkat dan

pengangguran yang semakin berkuran bukan saja menambah

pendapatan nasional tetapi juga meningkatkan pendapatan per

kapita. Melalui perubahan ini kemakmuran masyarakat akan

bertambah.

Memperbaiki Pembagian Pendapatan

Pengangguran yang semakin tinggi manimbulkan efek yang buruk

kepada kesamarataan pembagian pendapatan. Pekerja yang

menganggur tidak memperoleh pendapatan. Maka semakin besar

pengangguran, semakin banyak golongan tenaga kerja yang tidak

mempunyai pendapatan. Seterusnya penganggran yang terlalu

besar cenderung untuk mengekalkan atau menurunkan upah

golongan berpendapatan rendah. Sebaliknya, pada kesempatan

25

kerja yang tinggi tuntutan kenaikan upah akan semakin mudah

diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulakn bahwa

usaha menaikkan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai

alat untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.

Tujuan Bersifat Sosial dan Politik

Tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan politik tidak kalah

pentingnya dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa

kestabilan sosial dan politik, usaha – usaha untuk mengatasi

masalah ekonomi tidak dapat di capai dengan mudah. Berikut ini

diterangkan masalah sosial dan politik utama yang ingin

diatasi melalui kebijakan pemerintah mengurangi pengangguran.

Meningkatkan  Kemakmuran Keluarga dan kestabilan Keluarga

Ditinjau dari segi mikro, tujuan ini merupakan hal yang

sangat penting. Apabila kebanyakan anggota dalam suatu rumah

tangga tidak mempunyai pekerjaan, berbagai masalah akan

timbul. Pertama, keluarga tersebut mempunyai kemampuan yang

terbatas untuk melakukan perbelanjaan. Maka secara lansung

pengangguran mengurangi taraf kemakmuran kluarga. Seterusnya,

pengangguran mengurangi kemampuan keluarga untuk membiayai

pendidikan anak – anaknya. “Drop-out” di sekolah – sekolah

angat berhubungan erat dengan masalah kemiskinan. Efek

psikologi ke atas rumah tangga seperti merasa rendah diri,

khilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam kluarga,

merupakn masalah lain yang ditimbulakn oleh pengangguran.

26

Menghindari Masalah Kejahatan

Di satu pihak pengangguran menyebabkan para pekerja

kehilangan pekerjaannya. Akan tetapi di lain pihak, ketiadaan

pekerjaan tidak akan mengurangi kebutuhan untuk berbelanja.

Seringkali yaitu apabila tidak ada tabungan dan sumber

pendapatan lain, pengangguran manggalakkan kegiatan kejahatan.

Terdapat perkaitan yang erat di antar masalah kejahatan dan

masalah pengangguran, yaitu semakin tinggi pengangguran,

semakin tinggi kasus kejahatan. Dengan demikian usaha

mengatasi pangangguran secara tak langsung menyebabkan

pengurangan dalm kejahatan.

Mewujudkan Kestabilan Politik

Kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang diperlukan

untuk menaikkan taraf kemakmuran masyarakat memerlukan

kestabilan politik. Tanpa kstabilan politik tidak mungkin

suatu negara dapat mencapai pertumbuhan yang cepat dan terus –

menerus. Pengangguran merupakan salah satu sumber / penyebab

dari ketidakstabilan politik. Pengangguran menyebabkan

masyarakat tidak merasa puas dengan pihak pemerintah. Mereka

merasa pemerintah tidak melakukan tindakan yang cukup untuk

masyarakat. Dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya

tinggi masyarakat seringkali melakukan demonstrasi dan

mengemukakan kritik ke atas pemimpin – pemimpin pemerintah.

Hal – hal seperti itu akan menimbulkan halangan untuk

melakukan investasi dan mengembangkan kegiatan ekonomi.

27

Sebagai akibatnya perkembangan ekonomi yang lambat semakin

berkepanjangan dan keadaan pengangguran semakin memburuk.

Langkah pemerintah untuk menghhindari masalh ini perlu

dilakukan.

BAB IIIPENUTUP

A.      Kesimpulan1)   Inflasi adalah suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa

meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu keadaan di

mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.

2)   Deflasi adalah suatu keadaan semakin turunnya harga barang-

barang atau semakin meningkatnya nilai uang.

3)   Stagflasi adalah kondisi dimana hubungan terbalik antara

laju inflasi dan output ini merupakan akibat dari pergeseran

kurva penawaran aggregate yang disebabkan oleh perubahan

inflasi yang diharapkan.

28

4)   Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

semakin tinggi tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan

tingkat upah dan harga; dan semakin tinggi harapan inflasi

akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.

Dalam perekonomian tertutup, dan dalam jangka pendek,

pengangguran dan inflasi merupakan masalah ekonomi yang perlu

di hadapi dan di atasi. Dalam sistem pasar bebas, kdua masalah

ini tidak dapat dengan sendirinya diatasi. Kebijakan

pemerintah perlu dijalankan apabila salah satu kedua masalah

tersebut timbul. Sesuai dengan keperluan ini dalam analisis

makro ekonomi perlu diperhatikan dengan lebih baik mengenai

kdua masalah tersebut dan bentuk – bentuk kebijakan pemerintah

yang dapat digunakan untuk mengatasi kedua masalah.

Ada dua cara yg di gunakan untuk melihat masalah pengangguran.

Yang pertama adalah dengan melihar sumber dari wujud masalah

tersebut dan yang kedua adalah berdasarkan ciri – cirinya.

Berdasarkan sumbernya pengangguran dibedakan kepada :

pengangguran normal/friksional, pengangguran siklikal

(kunjungtur), pengangguran berstruktur dan pengangguran

teknologi. Berdasarkan ciri – cirinya pengangguran dibedakan

kepada : pengangguran terbuka, pengangguran tersembunyi,

pengangguran bermusim dan setengah menganggur.

Mengapakah pengangguran perlu diatasi? Kebijakan pemerintah

untuk mengatasi pengangguran didorong oleh tujuan bersifat

ekonomi dan tujuan bersifat sosial dan politik. Dari segi

ekonomi tujuan mengatasi pengangguran adalah : Menyediakan

29

kesempatan kerja, meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat dan

memperbaiki distribusi pendapatan.

B.       Saran Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi

pengangguran yang terjadi di Indonesia yaitu dengan membuka

lapangan kerja atau menyediakan lapangan kerja. Dalam

menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha

yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu,

globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di

dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau

dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan,

skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah

standar global.

30

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta:

2001.

Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua.

Collins. Penerbit Erlangga : 1997.

Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia

Indonesia. Jakarta: 1993.

Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA.

Yogyakarta: 2000.

Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi.

Penerbit Erlangga: 1992.

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT.

RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.

Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta: 1993.

31

http://makalahku25.blogspot.com/2013/04/makalah-inflasi-dan-

pengangguran.html

32