Post on 27-Feb-2023
BAB IPENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang pasang surut sangat diperlukan
dalam transportasi laut, kegiatan di pelabuhan,
pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-
lain.Mengingat pentingnya pengetahuan tentang pasang
surut terutama bagi yang yang mempelajari mengenai
Perencanaan Pelabuhan.Maka demi memahami ilmu
Perencanaan Pelabuhan, Penulis menyusunmakalah yang
berjudul Pasang Surut Air Laut ini.
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena
pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara
berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi
dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi
terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda
angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih
jauh atau ukurannya lebih kecil. Faktor non astronomi
yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi
tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan
topografi dasar perairan.
Data elevasi muka air tertinggi (pasang) dan
terendah (surut) sangat penting untuk merencanakan
Page 1
bangunan-bangunan pelabuhan. Sebagai contoh, elevasi
puncak bangunan pemecah gelombang, dermaga, dan
sebagainya. Ditentukan oleh elevasi muka air pasang,
sementara kedalaman alur pelayaran/pelabuhan ditentukan
oleh muka air surut.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Makalah ini mencakup pembahasan Definisi
Pasang Surut, Proses Terjadinya Pasang Surut,
Jenis dan Tipe Pasang Surut, serta Penerapan
Pengetahuan Pasang Surut Air Laut terhadap
Perencanaan Pelabuhan.
I.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Berikut beberapa Tujuan & Manfaat yang diharapkan
Penulis dari disusunya Makalah ini :
1. Memahami Pengertian Dasar Terjadinya Pasang Surut
Air Laut
2. 2 Jenis Pasang Surut Berdasarkan Posisi Matahari,
Bulan, dan Bumi (Pasang Purnama & Pasang Perbani)
3. 4 Tipe Pasang Surut Berdasarkan Frekuensi
Terjadinya Pasang& Surut Dalam Periode Tertentu,
yaitu Pasang Surut Harian Tunggal (diurnal tide),
Harian Ganda (semidiurnal tide) dan Dua Jenis
Campuran.
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Pasang Surut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut
diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara
berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa
terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi.
Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut laut
merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh
kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan
bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan
karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis
yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric tide), pasang
surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat
(tide of the solid earth).Pasang surut laut merupakan
hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat
rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan
massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.
Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya
tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada
Page 4
gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut
laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi.
Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah
bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)
pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut
antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari.
Page 5
Gambar 2.1.Pengaruh posisi Bulan dan Matahari terhadap
pasang surut di Bumi.Keterangan Gambar : Posisi Bumi,
Bulan dan Matahari yang berbeda menyebabkan perbedaan
ketinggian pasang surut pada saat posisi konfigurasi
tertentu. Sumber: Duxbury et al. (2002).
Gambar 2.2.Distribusi gaya penyebab terjadinya fenomena
pasang surut. Keterangan Gambar :Pada separuh bagian
Bumi yang menghadap ke arah Bulan terbentuk gaya yang
mengarah ke Bulan karena gaya gravitasi
Bulan.Sebaliknya, pada arah yang berlawanan terbentuk
gaya yang berlawanan arah karena gaya sentrifugal.
Sumber: Duxbury et al. (2002).
II.2. Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama.
Disuatu daerah pada dalam satu hari dapat terjadi satu
kali atau dua kali pasang surut.Menurut Wyrtki (1961),
pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :
Page 6
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide).
Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut secara berurutan. Periode pasang surut rata-
rata 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini
terdapat di selat malaka sampai laut andaman.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide).
Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50
menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan
selat karimata.
3. Pasang surut campuran condong keharian ganda.
(mixed tide prevailing semidiurnal).
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan
dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya
berbeda. Pasang surut jenis ini banyak terdapat
perairan indonesia timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal
(mixed tide prevailing diurnal).
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali
air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang
–kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan
periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis in
Page 7
biasa terdapat di daerah selat kalimantan dan
pantai utara jawa barat.
II.3. Pasang Surut Purnama Dan Perbani
Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi,
bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus.
Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang
sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat
rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama.
Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan
dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada
saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah
dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut
perbani ini terjadi pasa saat bulan 1/4 dan ¾
revolusi bulan terhadap bumi.
Page 8
.
Gambar 2.3. Posisi Bumi, Bulan dan Matahari Saat
Terjadi Pasang Purnama (Spring Tide) dan Pasang Perbani
(Neap Tide).
II.4. Beberapa Istilah Elevasi Muka Air
1.Muka air tinggi (high water level), muka airtertinggi yang dicapai pada saat pasang dalam satu
siklus pasang surut.
2.Muka air rendah (low water level), kedudukan airterendah yang dicapai pada saat surut dalam satu
siklus pasangan waktu.
3.Muka air tinggi merata (mean high water level,MHWL), adalah rerata dari muk air tinggi selama
periode 19 tahun.
Page 9
4.Muka air rerata rendah (mean low water level,MLWL) adalah rerata muka air rendah selama 19
tahun.
5.Muka air laut rerata (mean sea level,MSL) adalahmuka air rerata antara muka air rerata antara muka
air tinggi rerata dan muka air rendah rerata.
Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk
elevasi dataran.
6.Muka air tinggi (highest high water level, HHWL)adalah air tertinggi pada saat pasang surut bulan
purnama atau bulan mati.
7.Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL)adalah air terendah pada saat pasang surut purnama
atau bulan mati.
8.Higher high water level, adalah air tertinggi daridua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam
pasang surut tipe campuran.
9.Lower low water level, adalah air terendah daridua air rendah dalam satu hari.
Beberapa definisi muka air tersebut banyak
digunakan dalam perencanaan bangunan–bangunan
pelabuhan, misal MHWL digunakan untuk menetukan elevasi
puncak pemecahan gelombang (break
water),dermaga,panjang pantai pelampung penambat,dan
Page 10
sebagainya.Sedangkan LLWL diperlukan untuk menentukan
kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan.
II.5. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut
Berikut adalah beberapa alat pengukuran pasang
surut :
1. Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala
dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan
pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide
Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur pasut
paling sederhana yang umumnya digunakan untuk
mengamati ketinggian muka laut atau tinggi
gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya
terbuat dari kayu, alumunium atau bahan lain yang
di cat anti karat.
Syarat pemasangan papan pasut adalah :
a. Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada
surut terendah masih tergenang oleh air.
b. Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan
bias atau pada daerah aliran sungai (aliran debit
air).
c. Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar
atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak
secara tidak teratur.
Page 11
d. Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada
tempat yang mudah untuk diamati dan dipasang tegak
lurus.
e. Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya
dermaga sehingga papan mudah dikaitkan
f. Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain
yang ada sehingga data pasang surut mudah untuk
diikatkan terhadap titik referensi.
g. Tanah dan dasar laut atau sungai tempat
didirikannya papan harus stabil.
h. Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman
dari arus dan sampah
2. Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka
laut secara mekanik dan otomatis. Alat ini
memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian
permukaan air laut yang kemudian direkam ke dalam
komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis
yaitu :
Floating tide gauge (self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya
permukaan air laut yang dapat diketahui melalui
pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat
(recording unit). Pengamatan pasut dengan alat ini
banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai
adalah dengan cara rambu pasut.
Page 12
Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama
dengan floating tide gauge, namun perubahan naik-
turunnya air laut direkam melalui perubahan
tekanan pada dasar laut yang dihubungkan dengan
alat pencatat (recording unit). Alat ini dipasang
sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah
permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang
sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut.
3. Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun
1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.
Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri
mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang
yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau
volume dari lempengan es kutub, dan mengamati
perubahan muka laut rata-rata (MSL) global.
Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah satelit
altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar
(transmiter), penerima pulsa radar yang sensitif
(receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada
sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh
satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang
elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-
Page 13
pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan
laut dan diterima kembali oleh satelit.
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut
dengan teknik altimetri yaitu pada dasarnya
satelit altimetri bertugas mengukur jarak vertikal
dari satelit ke permukaan laut. Karena tinggi
satelit di atas permukaan ellipsoid referensi
diketahui maka tinggi muka laut (Sea Surface Height
atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai
selisih antara tinggi satelit dengan jarak
vertikal. Variasi muka laut periode pendek harus
dihilangkan sehingga fenomena kenaikan muka laut
dapat terlihat melalui analisis deret waktu (time
series analysis). Analisis deret waktu dilakukan
karena kita akan melihat variasi temporal periode
panjang dan fenomena sekularnya.
II.6. Korelasi Pasang Surut Air Laut denganPerencanaan Pelabuhan.
II.6.1. Perencanaan Dermaga.
Suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar
muat barang dan menaik turunkan penumpang. Dasar
pertimbangan dalam perencanaan dermaga yaitu salah
satunya adalah Elevasi dermaga ditentukan dengan
memperhatikan kondisi elevasi muka air pasang.
Page 14
Gambar 2.4.Dermaga Tepi dan Dermaga Tengah Tetap
II.6.2. Perencanaan AlurPelayaran.
Alur Pelayaran
berfungsi untuk mengarahkan
kapal yang akan masuk ke
kolam pelabuhan. Alur
pelayaran dan kolam
pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh
gelombang dan arus.Kedalaman alur pelayaranditentukan
oleh muka air surut.
II.6.3. PerencanaanKolam
pelabuhan.
Kapal dapat berlabuh
untuk melakukan kegiatan
bongkar muat barang,
Page 15
pengisian ulang bahan bakar dan air bersih.Parameter
yang digunakan dalam penentuan perencanaan kolam
pelabuhan adalah elevasi muka air laut rencana
berdasarkan muka air surut.
Gambar 2.5.Kedalam Kolam Pelabuhan
II.6.4. Perencanaan Pemecah Gelombang (Break Water).
Pemecah
gelombang adalah salah
satu bangunan pantai
yang berfungsi memecah
energi gelombang dengan
maksud untuk melindungi
pantai,kolam pelabuhan,
dan fasilitas pelabuhan
lain dari gangguan
gelombang yang dapat
mempengaruhi keamanan
dan kelancaran
aktivitas di pelabuhan.
Dimensi tinggi dan
tebal Pemecah Gelombang
/ Break Waterditentukan
oleh elevasimuka air
pasang
BAB III
Page 16
PENUTUP
III.1. Kesimpulan1. Pasang laut adalah naik atau turunnya posisi
permukaan perairan atau samudera yang disebabkan
oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari.
Pasang laut menyebabkan perubahan kedalaman
perairan.
2. Menurut Wyrtki (1961) di Indonesia terdapat 4 tipe
pasang berdasarkan banyaknya terjadi pasang dan
surut dalam suatu periode tertentu (semi diurnal tide,
diurnal tide ,mixed tide prevailing semidiurnal, dan mixed tide
prevailing diurnal).
3. Pasang dan Surut air laut ekstrim terjadi pada
saat bulan baru dan bulan purnama (Pasang
Purnama), sebaliknya Pasang terendah dan Surut
tertinggi terjadi pada saat saat bulan 1/4 dan ¾
revolusi bualan terhadap bumi (Pasang Perbani).
3. Pengetahuan mengenai Pasang Surut Air Laut
(mengenai pengertian, fungsi, proses, serta
perhitungan elevasi muka air pasang/surut) berguna
dalam perencanaan fasilitas pelabuhan seperti :
Dermaga
Alur pelayaran
Page 17
Kolam pelabuhan
Pemecah gelombang/Break Water
III.2. Kritik dan Saran
Dengan penyusunan Makalah Pasang Surut Air Laut
ini, penulis belajar cukup banyak mengenai teori dasar
dari pasang surut air laut, tetapi menurut pendapat
penulis, dibutuhkan bimbingan dari dosen mata kuliah
Perencanaan Pelabuhan untuk memahami lebih lanjut
mengenai topik makalah ini, terutama untuk rumus-rumus
dan teori-teori spesifik yang dapat membantu memahami
lebih dalam tentang Pasang Surut Air Laut.
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan
makalah ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna
tetapi penulis telah mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan makalah ini,
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas dosen
pembimbing mata kuliah Perencanaan Pelabuhan Bapak Ir.
Rahardjo Samiono, MT yang telah memberi penulis tugas
individu demi kebaikan mahasiswa yang mengikuti kelas
Perencanaan Pelabuhan juga untuk negara dan bangsa.
Page 18
Daftar pustaka
Bambang triatmodjo, 2003 ,pelabuhan,beta
offset,yogyakarta.
www.geocities.com/agus_adut/pasut.htm
id.wikipedia.org/wiki/Pasang_laut
surbakti77.files.wordpress.com/2007/09/pasang-surut.pdf
majarimagazine.com/2008/01/energi-laut-2-pasang-surut
Page 19