Post on 11-May-2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Magang ini telah disetujui dan diperiksa oleh
pembimbing untuk digunakan sebagai mestinya
Program Studi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan
Jakarta, 2015
Mengetahui,
Husen SST. K3., M.Si
(Pembimbing Akademik)
Disetujui,
Rifky Kurniawan
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan magang
ini. Berkat kemudahan dari-Nya yang senantiasa mengiringi
penulis sehingga laporan mangang ini dapat terselesaikan.
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas magang K3 Program Studi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di STIKES Binawan. Selama menyusun
laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun
materil. Oleh karena itu penulis ingin berterima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Untuk kedua orang tuaku yang kubanggakan dan
kucintai, Abi Novel dan Ibu Sultona, beserta ketiga
adikku tersayang Sunni Medina, Nadya Devana, Lucky
Arvel yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan
semangat, dan untuk pacarku yang tercinta Nur Kumala
Sari yang tak henti-hentinya memberikan semangat
serta dukungan walaupun sedikit bawel, Terima Kasih
untuk kalian semuanya yang tak henti-hentinya
memberikan dukungan dan doa.
2. Bapak Prof. Dr. Dr.
3. Bapak Dr. M. Toris., MPH., SpKL., selaku Kepala
Program Studi K3 STIKES Binawan.
iii
4. Bapak Husen, SST.K3., selaku pebimbing akademik dan
pebimbing magang.
5. Bapak Rifki Kurniawan selaku HSE Management System
and Plan dan pebimbing lapangan yang telah banyak
memberikan informasi dan pengetahuan, dan pengalaman
kepada penulis, serta bimbingan terkait Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di PT. SAIPEM INDONESIA.
6. Mgr. ANGELO SPINGARDI selaku Kepala Departement HSES
yang mengijinkan Penulis melakukan kegiatan magang di
PT. SAIPEM INDONESIA.
7. Mba Putri Maretta selaku HR Departement PT. SAIPEM
INDONESIA yang telah membantu saya dalam proses
magang.
8. Mba Febby Febrianne, Mba Avie Rajanti Puteri, Mba
Krisna Dewi Prihatiningtias, Mba Tyagita Saraswati,
Mba Renata Permatasar, Raih Zenita Imami dan juga
karyawan-karyawan lain yang telah membatu dan bekerja
sama dalam proses kegiatan magang yang dilakukan oleh
penulis.
9. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan STIKES Binawan yang
telah memberikan ilmu, wawasan dan pengalaman kepada
penulis selama ini.
10.Teman-teman mahasiswa/i STIKES Binawan yang
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data
iv
maupun penulisannya. Kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan demi penulisan selanjutnya yang lebih baik.
Akhir kata semoga laporan ini menjadi tulisan yang
bermanfaat bagi siapapun yang membaca.
Jakarta, 2015
Aufa Adnan
031111005
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................ii
v
KATA PENGANTAR ............................................iii
DAFTAR ISI ................................................iv
DAFTAR TABEL ..............................................vi
DAFTAR GAMBAR
...........................................................
viii
LAMPIRAN ..................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................... 1
1.1.
Latar Belakang ........................................ 1
1.2.
Tujuan dan Manfaat..................................... 4
1.2.1.
Tujuan Umum ...................................... 4
1.2.2.
Tujuan Khusus .................................... 4
1.2.3.
Manfaat .......................................... 5
1.3. ......................................................
Waktu Magang............................................... 5
1.4. ......................................................
Ruang Lingkup.............................................. 5
vi
1.5.
Profil Perusahaan ..................................... 6
1.6.
Visi dan Misi ......................................... 7
1.7.
Struktur Organisasi PT. SAIPEM INDONESIA............... 8
1.8.
Proses Flow Cart ...................................... 9
1.9.
Organitation HSE ...................................... 10
BAB II PELAKSANAAN MAGANG ................................. 11
2.1.
Bentuk Kegiatan Magang ................................ 11
2.2. Kegiatan Magang .................................. 11
2.2.2.
Support on HSE Management System ...................... 11
2.2.2. Support on Emergency Arrangement and Preparednes
.......................................................12
2.3.
Inspeksi APAR ......................................... 14
2.3.1.
Jenis-jenis APAR ...................................... 15
2.3.2.
Tempat dan Tanda APAR ................................. 17
vii
BAB III PENUTUP............................................
...........................................................19
2.1.
Kesimpulan ............................................ 19
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Emergency Management Team .......................13
Gambar 2. Emergency Drill .................................14
Gambar 3. Bucket/Keranjang APAR ...........................18
Gambar 4. Tanda APAR ......................................18
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Salah satu persyaratan untuk lulus Program Diploma -
IV Program studi K3 di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Binawan. Penulis di wajibkan mengikuti magang dan
membuat laporan hasil magang agar penulis mengerti dan
mengetahui sejauh mana penulis mengerti tentang K3 saat
belajar di bangku kuliah dan penulis juga mengetahui K3 di
dunia kerja nyata. Penulis di beri waktu magang minimal 1
bulan dan maksimal 3 bulan, selama proses magang di
wajibkan penulis mengukur sejauh mana kemampuan dalam
mengetahui tentang K3 saat dalam proses magang. Dalam
Program magang, penulis juga mendapatkan tambahan
pengetahuan dan pengalaman di tempat magang.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) atau disebut
sebagai Occupational Health and Safety (OHS) merupakan
suatu program di dasari pendekatan ilmiah dalam upaya
mencegah dan memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan
risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun
kerugian-kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Adapun
tujuannya agar pekerja selamat, sehat, produktif dan
sejahtera. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih
banyak ditemukan kasus kecelakaan kerja, baik bersifat
ringan sampai dengan terjadinya kematian. Untuk itu
semua pihak yang terlibat dalam dunia usaha khususnya para
pengusaha dan tenaga kerja diharapkan dapat mengerti,
memahami dan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di
masing-masing tempat kerja.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
teknologi, kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja
menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan kerugian yang
dialami apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Walaupun perkembangan teknologi semakin pesat,
kejadian kebakaran tetap meningkat dan tidaklah berkurang
(Depnaker, 1987). Kebakaran merupakan salah satu bahaya
keselamatan yang sangat signifikan. Kerugian yang di
timbulkan juga sangat besar, baik itu terhadap keselamatan
jiwa maupun harta benda. Pencegahan pun sangat diperlukan
untuk memperkecil bahkan menghilangkan risiko terjadinya
kebakaran dan menghindari kerugian yang besar.
Kebakaran adalah salah satu bagian penting dalam
industrialisasi dewasa ini. Efisiensi biaya dan
peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan
penekanan resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Terjadinya kecelakaan menyebabkan terhambatnya produksi
yang akan berdampak penurunan pada perusahaan serta
kerugian perbaikan maupun pengobatan. Oleh karna itu K3
harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan
keuangan serta fungsi penting perusahaan yang lainnya.
Salah satu jenis kecelakaan yang sering dijumpai dan
menimbulkan kerugian yang sangat besar adalah kebakaran
(Disnaker, 2008).
2
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau
besar pada tempat yang tidak kita kehendaki, merugikan
pada umumnya sukar dikendalikan (Perda DKI,
1992).Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat
tidak terkendalinya sumber energi.Siklus ini berisi
rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic)
yang dimulai daripra kejadian, kejadian dan siklusnya
serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut
akan tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat
pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saatpra kejadian.
Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak
dikehendaki. Bagi tenaga kerja, kebakaran perusahaan dapat
merupakan penderitaan dan malapetaka khususnya terhadap
mereka yang tertimpa kecelakaan dan dapat berakibat cacat
fisik, trauma, bahkan kehilangan pekerjaan. Sedangkan bagi
perusahaan sendiri akan dapat menimbulkan banyak kerugian,
seperti rusaknya dokumen, musnahnya properti serta
terhentinya proses produksi. Kebakaran merupakan salah
satu kecelakaan yang paling sering terjadi. Salain
menimbulkan korban jiwa dan kerugian material, kebakaran
juga dapat merusak lingkungan serta gangguan kesehatan
yang diakibatkan dari asap kebakaran tersebut (Suma’mur
1989).
Poin-poin yang menjadi persyaratan dasar yang apabila
gagal dilakukan pe–ngendalian akan memicu peristiwanya,
kemudian akan memasuki tahapan tidak terkendali dan sukar
dipadamkan. Syarat kondisi tersebut di antaranya adalah
terdapat bahan yang dapat terbakar, misalnya minyak, gas
3
bumi, kertas, kayu bahkan rumput kering dan sebagainya.
Bilamana bahan yang dapat terbakar tersebut berada dalam
kondisi tertentu dan bertemu pencetusnya maka seketika
akan segera menimbulkan api. Sedangkan pencetus itu
sendiri penyebabnya cukup banyak di antaranya energi
petir, api terbuka, listrik bahkan hanya sekedar percikan
bunga api. Penelitian yang terbaru dan mengejutkankan
pemantik kebakaran tersebut juga bisa timbul akibat
frekuensi telpon genggam.
Peristiwa munculnya api awal berlanjut menjadi
kebakaran besar hanya butuh waktu dibawah 4 menit atau 10
menit. Ukuran waktu 4 -10 menit tersebut hasil dari suatu
pengkajian dan studi pengalaman dimana tahapan api belum
berkembang dan meluas. Setelah lebih dari waktu yang
dimaksud, api akan berkembang menjadi api bertumbuh
(growth) dan menjadi penuh (full steady fire) dengan suhu
mencapai 600 derjat Celsius sampai 1000 derajat Celcius
lebih, dimana ini sudah berada pada tahapan sulit
dipadamkan. Hanya perangkat APAR dan Hidran atau
sejenisnya yang dapat mengurangi dan memadamkan.
Kebakaran yang terjadi di bangunan gedung pun tidak
sedikit. Kejadian kebakaran yang terjadi baru-baru ini
adalah di Gedung Wiswa Kosgoro, Jalan MH Thamrin, Jakarta
Pusat, pada hari senin (9/3/2015) malam. Dinas
penanggulangan kebakaran dan penyelamatan DKI Jakarta
mencatat, 41 gedung perkantoran swasta di DKI Jakarta
tidak memiliki sertifikat kelaikan sistem proteksi
kebakaran. Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan
4
Penyelamatan DKI Jakarta Subejo mengatakan, gedung-gedung
pencakar langit di jakarta tidak hanya diwajibkan
memiiliki sertifikat kelaikan proteksi kebakaran. Dalam
Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta No 7 Tahun 2010,
bangunan gedung harus memiliki Sertifikat Laik Fungsi
(SLF) sebelum bangunan gedung tersebut digunakan. (Kompas,
11 Maret 2015).
Untuk meminimalisasi terjadinya kebakaran maka perlu
penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai upaya
pencegahaan dan penanggulangan kecelakaan termasuk
kebakaran. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran adalah
semua tindakan yang berhubungan dengan pencegahan,
pengamatan dan pemadaman kebakaran dan meliputi
perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta
perlindungan harta kekayaan (Suma’mur, 1989). Salah satu
cara sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran
adalah dengan menyediakan Sistem Proteksi Penanggulangan
Kebakaran seperti APAR. APAR merupakan salah satu alat
pemadam kebakaran yang sangat efektif untuk meadamkan api
yang masih kecil untuk mencegah semakin besarnya api
tersebut (Gempur Santoso, 2004). Untuk mempermudah
penggunaan dan menjaga kualitas APAR tersebut pelu
dilakukan pemasangan dan pemeliharaan yang sesuai dengan
PERMEN 04 Tahun 1980.
PT. SAIPEM INDONESIA (PTSI) yang beralamat di Jln. TB
Simatupang, Cilandak Barat, Gedung Alamanda Lt. 3. PTSI
adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor
industri eksplorasi minyak dan gas bumi. Untuk menunjang
5
kualitas produksi PTSI menggunakan peralatan elektronik
yang ber-anekaragam dan sangat berpotensi menyebabkan dan
memicu kebakaran. Salah satu upaya pencegahan kebakaran
adalah dengan menyediakan suatu alat/sistem proteksi
penanggulangan kebakaran seperti APAR.
Dalam penyediaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) harus
disesuaikan dengan tempat serta potensi yang menimbulkan
bahaya kebakaran yang mungkin terjadi dan sesuai dengan
PERMEN No. 04 Tahun 1980.
1.2. TUJUAN dan MANFAAT
1.2.1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengetahui pekerjaan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja (k3) dan mengetahui sistem
proteksi APAR di PT. SAIPEM INDONESIA (PTSI).
1.2.2. Tujuan Khusus
Mengetahui sistem manajemen k3 di PTSI
Mengetahui stuktur organisasi k3 di PTSI
Mengetahui stuktur organisasi di PTSI
Mengetahui fungsi dan jenis APAR yang ada di PTSI
Mengetahui sistem pengelolaan APAR
1.2.3. Manfaat
Bagi Perusahaan
Laporan magang ini diharapkan dapat memberikan
masukan terkait dengan alat proteksi pemadam
6
kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
untuk mengimplementasikan sisem proteksi kebakaran
APAR sesuai dengan PERMENAKER No. 04 Tahun 1980,
sehingga dapat mengurangi risiko bahaya dan
mengurangi pengeluaran perusahaan.
Bagi Penulis
Menambah wawasan dan ilmu mengenai sistem
kesehatan dan keselamtan kerja yang ada di
PTSI.
Mengetahui pemeliharaan, penempatan, dan jenis-
jenis APAR yang digunakan di PTSI.
Bagi Pembaca
Bagi pembaca, laporan magang ini sebagai
gambaran dalam sistem manajemen k3 dan sistem
pengelolaan APAR di Gedung PT. Saipem Indonesia.
1.3. Waktu Magang
Pelaksanaan magang dilakukan di PT. SAIPEM INDONESIA
pada 09 Februari - 09 April 2015.
1.4. RUANG LINGKUP
Berdasarkan Perjanjian Magang No.
045/PM-HCD/AAD.VII/2010, ruang lingkup kegiatan magang
adalah sebagai berikut :
Perusahaan/Instalasi : PT. Saipem Indonesia (PTSI)
7
Lokasi : Jl. Tb. Simatupang Kav.23-24,
Alamanda
Tower Lt. 3, Cilandak Barat, Daerah
Khusus
Ibu kota Jakarta, 12430
Periode Magang : 09 Februari – 09 April 2015
Departement : Health and Safety Environment
(HSE)
1.5. PROFIL PERUSAHAAN
Dalam membahas sejarah umum PT. SAIPEM INDONESIA
(PTSI), maka perlu diketahui asal-usul singkat dari induk
perusahaan PT. Saipem Indonesia, yaitu The Saipem Group
atau biasa disebut Saipem merupakan anak perusahaan
(subsidiary) yang berbentuk joint-stock company dari
perusahaan induk bernama Eni S.p.A. Saipem yang berkantor
pusat di San Donato Milanese, Milan, Italia dan memeliki
corporate capital sebesar 441.410.900 Euro telah terdaftar
di Milan Stock Exchange sejak 1984 dengan sekitar 43%
kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Eni. Sebelum diakuisisi
oleh Eni, Saipem telah beroperasi sejak tahun 1950-an
dengan mengedepankan akumulasi kompetensi dari berbagai
8
aktifitas seperti pemasangan pipa untuk eksplorasi di
daerah daratan (onshore pipelaying), pelaksanaan
konstruksi (plant construction), dan pengeboran
(drilling).
The Sasipem Group adalah perusahaan terbesar,
terkuat, dan terluas secara internasional yang bergerak di
bidang kontraktor industri eksplorasi minyak dan gas.
Saipem juga merupakan yang terdepan di dunia dalam hal oil
and gas contracting service sector, baik itu onshore
(eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan di daratan)
maupun offshore (eksplorasi mainyak dan gas yang dilakukan
di lepas pantai). Fokus utama dari seluruh aktivitas yang
dilakukan Saipem adalah mengedepankan arti pentingnya
tingkat kesehatan dan keselamatan para pelaksananya yang
mereka sebut sebagai “our clients and our people”.
Karena memiliki sistem manajemen lingkungan kesehatan
dan keselamatan yang sangat kuat dan konsisten, maka
Quality Management System yang dimiliki Saipem tersebut
telah disertifikasi ISO 9001:2000 oleh Lloyd’s Register
Certification.
Sebagai perusahaan yang mendunia, Saipem justru
menggunakan banyak Sumber Daya Manusia yang berasal dari
negara-negara berkembang yang paling efektif jika ditinjau
dari segi biayanya (most cost effective developing
countries) serta memiliki basis aktivitas dalam skala
besar, seperti di India, Kroasia, Rumania, dan tentu saja
Indonesia.
9
1.6. VISI dan MISI
1.6.1. Visi
Komitmen untuk keselamatan, dan keterbukaan,
fleksibilitas, integrasi, iinovasi, kualitas, daya
saing, kerja tim, kerendahan hati, internationalisasi,
tanggung jawab, dan integritas.
1.6.2. MISI
Mengejar kepuasan klien kami di bidang industri
energi , kita mengatasi setiap tantangan dengan aman ,
dapat diandalkan, dan inovatif solusi. Kita
mempercayakan multi-local kita yang kompeten dan tim
untuk memberikan pembangunan berkelanjutan di
perusahaan kami dan kepada masyarakat di mana kita
beroperasi.
10
1.7. STRUKTUR ORGANISASI
MDR
AFCIT BSO
QUAL HSES
COMM PROC
TEND POSR
ENG DROP PROMA
11
MANAGING DIRECTOR
HEALTH, SAFETY,ENVIRONMENT ANDSUSTAINABILITY
COMMERCIAL
QUALITY
ADMINISTRATION,FINANCE, CONTROL AND
ICT
BUSINESS SUPPORT ANDORGANISATION
Mgr. S Mgr. MAURIZIO
Mgr. NYOMAN
Mgr. DJAROT
Mgr. ANGELO
CARMINE FERRARO
PROJECTMANAGER /PROJECT
DIRECTORS
PROJECT MANAGEMENTENGINEERING
POST ORDERMANAGEMENT
TENDERING
PROCUREMENT
Mgr. PIERLUIGIBUSANI
a.i. CARMINEa.i. CARMINE
1.8. PROSES FLOW CART
NO
OK
Inter Dicipline
Check/Review
Coment
No Coment
12
Mgr. MAURIZIO a.i. CARMINE
VI di buat
ComentIncorported
HODRicevied
ComefileComent
Coment /NoComent
DiciplineCheck
ID C/R
OK/NO
DisiplineCheck
IDR
HOD /Manager
HSE STAFF / PERSONEL HSE MANAGER QA PERSONEL DISCIPLINES (HOD, MANAGER LOAD
Mgr. MAURO SCOTTI
A. SPINGARDI
HSES MANAGER
a.i. A. SPINGARDI
SUSTAINABILITY
A.SUHANDA
A.SUDRAJAT
J. P. LEDESMA
FAHRUDDIN
O. LOUW
E. SCARABELLO
E&CPROJECTS HSE PERSONNEL
a.i. A. SPINGARDI
PROJECT HSE MANAGEMENT
B. R. TRIBUWONO
DRILLING HSE
P. SOGEN
SCARABEO 7 HSE OFFICERS
F. BEMAY
L. SIRINGORINGO
ARSYAD
M. ZAPPALORTO
SCARABEO 7 HSE TRAINER
D. K. RAKHMATULLAH
HSE DESIGN ASSURANCE
T. SARASWATI
G. PERMONO
P. MAHARANI
R. PERMATASARI
SAFETY & ENVIRONMENTAL ENGINEERS
L. TIMOTHEUS
HEALTH & SAFETY SPECIALIST (AK3) AND REPORTING
R. KURNIAWAN
HSE MANAGEMENT SYSTEM AND PLANNING
K. PRIHATININGTIAS
LiHS, TRAINING &COMMUNICATION
F. FEBRIANNE
HSE BID ACTIVITIES
1.9. ORGANITATION HSES
13
DocumentReload /Upload toPortal
No ComentReloadDocument
HSES Department
Secretary
ORGANITATION HEALTH, SAFETY,ENVIRONMENT & SUSTAINABILITY
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bentuk Kegiatan Magang
Selama kegiatan magang, Penulis ditempatkan pada
Departement Health, Safety, Environment and
Sustainability dan dalam kegiatan magang penulis
mengerjakan beberapa pekerjaan, yaitu :
Support on HSE Management Syestem :
14
Update HSE Legislation register.
Update Needle – Web based HSE legislation
database.
Follow up the SHOC (Safety Hazard Observation
Card) and update the SHOC register.
Introduction to safety performance report
(HSE statistics) and environment quarterly
report.
Support on emergency arrangement and preparednes :
Update office layout > including re-
arrangement of fire extinguishers (added with
FE number and classification).
Update Emergency Managemen Team > including
names, EMT position on the office floor.
Support in preparing emergency drill report.
2.2. KEGIATAN MAGANG
Dalam pelaksanaan magang ± 2 bulan yang dimulai dari
tanggal 09 Februari – 09 April penulis melakukan beberapa
kegiatan pekerjaan yang dilakukan selama magang antara
lain, yaitu :
2.2.1. Support on HSE Management Syestem :
15
a. Update HSE Legislation Register
Penulis memperbarui tentang peraturan yang ada
di PTSI dengan mengacu pada Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri, dan Peraturan Gubernur DKI
Jakarta.
b. Update Needle – Web Based HSE Legislation Database
Penulis memperbarui peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan di Portal PTSI sebagai
acuan perundang-undangan yang ada PTSI.
c. Follow up the SHOC (Safety Hazard Observation Card)
and Update the SHOC Register
SHOC adalah kartu yang berwarna putih untuk
menuangkan atau mengisi masalah yang dialami oleh
pekerja di gedung PTSI. Untuk mengetahui masalah
yang di alami pekerja, penulis observasi langsung
dan menangani masalah tersebut dengan dibantu oleh
tim engineering management dan setelah masalah
selesai penulis membuat laporan dalam bentuk Excel.
d. Introduction to Safety Performance Report (HSE
Statistics) and Environment Quarterly Report
Penulis mengerjakan data statistik tentang air
minum untuk 3 bulan dan membuat hasil laporan
bulanan dalam bentuk excel dengan cara
menggabungkan hasil dari 3 bulan menjadi 1 dan
16
untuk laporan bulanan environment dilakukan selama
3 bulan sekali.
2.2.2. Support on Emergency Arrangement and Preparednes :
a. Update office layout > including re-arrangement of
fire extinguishers (added with FE number and
classification)
Penulis memperbarui layout/denah setiap lantai
yang ada di PTSI dengan memperbarui penempatan
posisi ruangan, memberikan tanda panah untuk jalur
menuju tangga darurat terdekat, memberikan kode dan
jenis APAR, dan menempatkan alat sistem proteksi
pemadam APAR di tempat yang menimbulkan bahaya
dengan melihat tempat yang menimbulkan terjadinya
kebakaran serta dapat dilihat oleh para pegawai
yang ada di PTSI.
b. Update Emergency Managemen Team > Including Names,
EMT Position on the Office Floor
Penulis memperbarui tim khusus managemen
tanggap darurat termasuk nama tim tanggap darurat
di setiap lantai yang ada di PTSI dan mengubah
posisi tim tanggap darurat di setiap lantai. Serta
memperbarui poster tim khusus managemen tanggap
darurat dan di pasang di setiap lantai.
Gambar 1. Emergency Management Team
17
c. Support in Preparing Emergency Drill Report
Penulis membuat nama dan mengelompokan sesuai
dari setiap departemen yang ada di PTSI yaitu head
count. Head Count digunakan untuk mengetahui
pegawai yang yang ikut berpartisipasi dalam
pelatihan emergency drill dengan cara memberi tanda
ceklish (√) pada setiap nama yang ada di daftar
Head Count yang dilakukan di titik kumpul/assemby
point. Setelah pelatihan selasai penulis membuat
laporan dari pelatihan emergency drill dengan
aktivitas, jumlah peserta yang berpartisipasi,
dokumentasi seperti foto, dan berapa lama waktu
pelatihan tersebut.
Gambar 2. Emergency Drill
18
2.3. INSPEKSI APAR
Selain dari aktivitas tersebut penulis melakukan
inspeksi APAR dengan observasi langsung ke seluruh lantai
yang ada di PTSI yang bertujuan untuk pengecekan APAR dan
melihat penempatan, jenis-jenis APAR, dan fungsi dari APAR
untuk memdamkan api sesuai dengan jenisnya. Untuk
pengecekan APAR yang ada di PTSI dilakukan selama 1 bulan
sekali. Dari observasi tersebut penulis mengetahui jumlah
dan jenis alat proteksi pemadam kebakaran seperti APAR di
setiap lantai yang ada di PTSI.
Tabel 1. APAR PTSI
LANTAIJENIS APAR
CLEANT AGENT(NAF)
CARBONDIOKSIDA(CO2)
THERMATIC(HALOTRON) POWDER A F11E
(FLOUR)3 7 3 2 2 -5 7 3 2 3 -6 5 2 2 2 -7 6 2 2 2 -8 7 3 2 2 -
19
9 10 3 2 2 -10 - - 2 3 311 5 1 - - -
Total 47 17 14 16 3
Jadi jumlah total sistem proteksi pemadam APAR yang ada
di PTSI adalah 97 sistem proteksi pemadam APAR.
2.3.1.Jenis-jenis APAR
Dari observasi tersebut penulis mengetahui jenis-
jenis APAR yang ada di PTSI, yaitu :
a. CLEANT AGENT
Bubuk berbasis agen yang memadamkan dengan
memisahkan empat bagian dari api tetrahedron. Ini
mencegah reaksi kimia antara panas, bahan bakar dan
oksigen dan perhentian produksi api berkesinambungan
"radikal bebas", sehingga memadamkan api. Media yang
digunakan dalam APAR ini adalah partikel-partikel
kimia yang mencakup sodium bikarbonat, potassium
bikarbonat (purple K ), potassium klorida atau mono
kromonium fosfat yang dicampur secara khusus sehingga
dapat menyerap panas. Jenis ini bisa dipakai untuk
kebakaran kelas A, B dan C yang tergantung dari
bahan /media isi APAR.
b. CARBONDIOKSIDA (CO2)
20
Media yang digunakan dalam APAR ini adalah gas
CO2. Cara kerja dari pemadam jenis ini adalah dengan
menyingkirkan oksigen dari area kebakaran dan
memisahkannya dari bahan bakar, karena CO2 lebih berat
dibandingkan dengan oksigen. Karena gas CO2 tersimpan
dalam fasa cair dengan tekanan tinggi, maka suhunya
pun sangat rendah (dibawah -78ºC), sehingga
pemadamannya juga dilakukan dengan metode pendinginan.
Media ini biasanya digunakan untuk jenis kebakaran
kelas C, yang perlu diingat bila menggunakan APAR
jenis ini adalah harus tersedianya oksigen yang cukup
untuk bernafas bagi pengguna, atau dengan kata lain
jangan digunakan diruangan tertutup kecuali
menggunakan masker oksigen sendiri.
c. THERMATIC (HALOTRON)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas,
Kain, Karet, Plastik, dll.) dan C (Komputer, Panel
Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.) Alat Pemadam Api
Otomatis yang berisi Clean Agent Halotron. Alat
pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis ini menggunakan gas
pendorong Argon, dan alat pengukur tekanan dipasang di
Alat pemadam Api Ringan (APAR) Otomatis. Kapasitas
unit 2kg dan 5kg difungsikan otomatis oleh
sensitifitas panas dengan kepala sprinkler dan lengkap
dengan tekanan. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Otomatis ini memerlukan pemeliharaan minimum 1 tahun.
Menjadi agent/media isi yang paling bersih, tidak
21
meninggalkan residu setelah digunakan. Aman jika
terhirup manusia dan juga ramah lingkungan. Thermatic
Halotron ini desain sebagai pengganti gas Halon dan
tidak mengandung CFC.
Cara Kerja Thermatic Halotron integrasi fire
alarm adalah sebagai berikut :
Keberadaan asap dalam ruangan dideteksi smoke
detector yang mengcover kebakaran ruangan
yang diproteksi, sehingga alarm bell
berbunyi.
Apabila ada kebakaran dan belum sempat
dipadamkan dan suhu ruangan mencapai panas
68OC, bulb sprinkler otomatis pecah dan gas
Halotron™ I menyemprot otomatis sehingga api
dalam sekejap akan segera padam.
d. POWDER
Bahan powder ini khusus digunakan untuk kelaskebakaran D atau kebakaran yang melibatkan bahan dasarlogam. Bahan dari powder ini mengandung garam dannatrium klorida termoplastik aditif. Plastik melelehuntuk membentuk oksigen-termasuk kerak di atas logam,dan garam menghantarkan panas.
e. A F11E (FLOUR)
Alat Pemadam Api Ringan berbahan busa, cocok
untuk melawan api Kelas A & B. Alat pemadam berbahan
busa memiliki kemampuan untuk mengurangi resiko
menyalanya kembali api setelah pemadaman. Setelah api
22
dipadamkan, busa secara efektif menghilangkan uap
bersamaan dengan pendinginan api. Alat pemadam api
berbahan busa menyediakan kemampuan yang cepat dan
kuat dalam mengatasi api kelas’A’ dan ‘B’. Sangat
efektif terhadap bensin dan cairan yang mudah menguap,
membentuk “segel” api diatas permukaan dan mencegah
pengapian ulang. Ideal untuk penggunaan multi-risiko.
2.3.2. Tempat dan Tanda APAR
Untuk penempatan APAR menggunakan
bucket/keranjang dengan ukuran :
- Tinggi Bucket/Keranjang APAR : 1,21 m
- Tinggi Tanda APAR : 30 cm
- Lebar Sisi : 35 cm
Selain itu tanda APAR berwarna merah dan
tulisan serta tanda panah penunjuk APAR berwarna
putih. Tanda APAR digunakan untuk pengecekan rutin
selama 1 bulan sekali dan setiap APAR di pasang kode
pada masing-masing APAR, untuk tanda APAR sendiri
dapat dlihat pada Gambar 4.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelsan diatas, maka dapat ditarik
keimpulan mengenai pengelolaan K3 dan sistem pemadam APAR
di PT. SAIPEM INDONESIA (PTSI), yaitu :
1. Struktur Organisasi perusahaan dan Struktur K3 di
PTSI sudah ada dan sudah berjalan sistem manajemen
yang ada di PTSI.
2. Untuk perundang-undangan tentang K3 dan bangunan
gedung seperti alat proteksi kebakaran pun sadah
ada dan laik fungsi.
3. Untuk hasil laporan lingkungan seperti air minum
dibuat laporan setiap 3 bulan sekali.
4. Program pencegahan dan penanganan darurat atau
jalur evakuasi pun sudah dilakukan di PTSI dan
dilakukan setiap 3 bulan sekali dan untuk
pelatihan tersebut salah satunya dinamakan
Emergency Fire Drill.
5. Sedangkan untuk alat pemadam seperti APAR di PTSI
memiliki 4 jenis APAR yang berbeda dan ditempatkan
sesuai dengan bahaya yang ada dan diberi kode
tanda serta di inspeksi setiap 1 bulan sekali.
25
3.2. Saran
Penulis memberikan saran untuk alat pemadam APAR dan
emergency fire Drill, antara lain :
1. Untuk beberapa APAR yang ada di lantai 3 dan 10
sebaiknya mudah terlihat.
2. Untuk Emergency Fire Drill, tim floor wolder
seharusnya saling berkomunikasi dan para karyawan
di setiap lantai seharusnya tidak terpisah-pisah
atau berpencar, agar dapat mengetahui tempat titik
kumpul.
LAPORAN MAGANG
LAMPIRAN 1 :
Layout PT. Saipem Indonesia Lantai 3
26
Head Count
HEAD COUNT SHEET HEAD COUNT SHEET
Floor : Date: Floor : Date:
No Name Signature Status* No Name SignatureBSO 20 OKTASADWIKA PUTU
1 DINI ANGELINA 21 PRABOWO BUDI2 FAISAL FADLI 22 SEPTIATY RENIE3 FARIDA 23 ERWIN4 FLAURENCE GABRIELLA THOMAS 24 ADIT5 IEDA RUSTIFA 256 INDRA WIRANA 257 268 JUNAENI LATIFAH 279 JUNIATMOKO 2810 KEZIA SUKAESIH 2911 MIA MERRY 3012 RANDIS SURRENDER 3113 WENCY LIUW 3214 YULIA MISAWATI 3315 ISWAHYUNI 34
AFCIT 3516 BAIHAQY AKHMAD 3617 BESTARI ANDI 3718 DEWANTO ARDIAN 3819 JUSUF HARRY 39
FLOOR WARDEN: FLOOR WARDEN:
JOHNRITZ NEIL ALDRIN WATTIMENA
LAPORAN MAGANG
LAMPIRAN 3 :
28