Post on 25-Apr-2023
Keadaan Geomorfologi Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,
Yogyakarta
Lokasi : Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,
Yogyakarta
Koordinat : X= 424883.00 mT, Y= 9149836.00 mU, Zona= 49 M
Gambar 1. Citra wilayah Yogyakarta dan sekitarnya
Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman, Yogyakarta
merupakan lokasi yang termasuk bentuklahan hasil proses volkanik.
Bentanglahan Asal Proses Vulkanik Gunungapi Merapi
A. Geomorfologi Gunungapi Merapi
Gunungapi merupakan salah satu bentanglahan yang
mempunyai kekhasan baik genesis (proses) pembentukannya,
material penyusun, dan strukturnya, sehingga untuk
mengidentifikasi batas-batas satuan geomorfologi dapat
dengan mudah dikenali berdasarkan morfologinya. Aspek lereng
memegang peranan penting sebagai kunci utama penciri umum
setiap perubahan bentuklahan di Gunungapi Merapi, untuk
keperluan penamaan satuan bentuklahan berdasarkan
morfologinya. Berdasarkan morfologinya, Merapi dapat
dikelompokkan menjadi lima, yaitu kerucut gunungapi (volcanic
cone), lereng gunungapi (volcanic slope), kaki gunungapi (volcanic
foot), dataran kaki gunungapi (volcanic foot plain), dan dataran
fluvial gunungapi (fluvio volcanic plain) (Pannekoek, 1949 dalam
Sutikno, dkk, 2007).
Kawah gunungapi merupakan kawah yang sering mengeluarkan
asap. Kondisi material masih segar dan kandungan mineral
masih asli yaitu berupa sulfur. Pembentukan tanah pada
bagian ini belum ada karena kemiringan lereng yang sangat
curam sehingga material sangat mudah menggelincir ke bawah,
juga karena topografinya yang sangat tinggi. Bagian ini
memiliki kondisi lahan yang terbuka dan tidak ada vegetasi
karena tanah belum terbentuk, tidak adanya hujan, topografi
yang sangat curam, dan topografinya yang sangat tinggi.
Lereng gunungapi mempunyai lereng yang masih curam,
tetapi sudah muncul aliran-aliran sungai karena air hujan
jatuh di lereng gunungapi. Tanah dapat terbentuk, tetapi
tidak dapat menyimpan air karena lereng gunungapi masih
mempunyai kemiringan yang curam. Vegetasi pun mulai tumbuh
di bagian lereng gunungapi Merapi, membentuk jajaran hutan
di sekitar lereng gunungapi.
Kaki gunungapi sudah memiliki kemiringan yang tidak
terlalu curam, sehingga memungkinkan air mulai melambatkan
diri dan mulai terdapat akuifer. Daerah-daerah yang
mempunyai potensi sumberdaya alam dan tingkat ekonomi
produksi wilayah yang tinggi banyak dijumpai pada satuan
lereng gunungapi, kaki gunungapi, dan dataran kaki
gunungapi. Kondisi pada ketiga geomorfologi tersebut sangat
mendukung bagi pengembangan kegiatan perkebunan, pertanian,
perikanan, pertambangan, dan pariwisata. Sementara pada
satua dataran fluvio gunungapi berpotensi untuk pengembangan
pertanian basah khususnya pertanian tanaman pangan.
B. Lokasi
B.1. Bentuklahan Dataran Kaki Gunungapi Merapi di
Sungai Gendol
Lokasi : Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,
Yogyakarta
Koordinat : X= 424883 mT, Y= 9149836 mU, Zona= 49
M
Gambar 2. Peta Pola Erupsi Merapi 1911-2010
Berdasarkan peta di atas, Pojokan Bejen, Caturharjo,
Sleman, Sleman, Yogyakarta terletak di dataran kaki
Gunungapi Merapi. Dataran kaki Gunungapi Merapi di
sekitar Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,
Yogyakarta memiliki karakteristik lereng yang cenderung
landai. Wilayah ini didominasi oleh pengendapan materi
gunungapi, contohnya melalui lembah-lembah sungai.
Materi yang diendapkan antara lain lumpur, endapan lava,
dan materi piroklastik. Proses pengangkutan mulai
berkurang karena kemiringan lereng yang mulai berkurang,
sehingga proses gravitatif juga semakin melemah.
Kondisi Tanah
Kondisi jenis tanah pada dataran kaki Gunungapi
Merapi adalah regosol, yaitu tanah yang bersifat antara
netral sampai asam, yang berwarna putih, coklat, atau
kekuning-kuningan. Umumnya tanah ini digunakan untuk
pertanian dan perkebunan karena tanah ini mempunyai
karakteristik yang subur. Jenis tanah ini masih muda,
belum mengalami diferensiasi horizon, profil homogen,
tekstur tanah pasir, struktur berbutir tunggal hingga
remah, konsistensi lepas-lepas hingga gembur, warna
kelabu hingga cokelat kekelabuan, permeabilitas cepat
hingga sangat cepat, pH antara 5,5-6,5, berasal dari
material volkanis yang bersifat piroklastik (Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY, 2015).
Karakteristik Hidrologi
Pada umumnya di seluruh wilayah Gunungapi Merapi
mempunyai potensi curah hujan tahunan pada tingkat
sedang atau menengah, yang artinya bahwa di seluruh
wilayah tersebut hampir tidak pernah kekeringan air,
sehingga sesuai untuk pengembangan tanaman pertanian
atau sejenisnya, maka pengembangan tanaman pertanian
sebaiknya dilakukan pada lahan-lahan bawah, yaitu mulai
dari satuan kaki volkan hingga dataran fluvio vulkan.
Potensi sumberdaya air permukaan di wilayah Gunungapi
Merapi dicerminkan oleh sifat dan debit aliran dari
ketiga sungai besar beserta anak-anak sungainya, yaitu
Sungai Progo, Sungai Opak, dan Sungai Bengawan Solo.
Anak-anak Sungai Progo yang cukup potensial memasok
aliran ke sungai induknya dan relatif bersifat perennial
antara lain Sungai Pabelan, Blongkeng, Batang, Krasak,
dan Sungai Bedog. Masing-masing sungai tersebut meiliki
debit aliran rata-rata sebesar 700 sampai 1.000 liter
per detik. Kondisi semacam ini memberikan kontribusi
besar terhadap sifat aliran Sungai Progo yang selalu
mengalir sepanjang tahun, dengan debit aliran rerata
mencapai 150.000 liter per detik. Sungai Winongo,
Boyong-Code, Gajahwong, Sambung, Kuning, Tepus, dan
Gendol, merupakan anak-anak Sungai Opak yang berhulu di
Gunungapi Merapi. Debit aliran rata-rata pada setiap
anak sungai tersebut adalah antar 500 hingga 1000 liter
per detik, yang mampu memberikan kontribusi terhadap
debit aliran Sungai Opak mencapai 50.000 liter per detik
(Sutikno, dkk, 2007).
Akuifer di kaki Gunungapi Merapi tergolong sebagai
akuifer produktif dengan penyebaran luas. Akuifer
tersebut memiliki permeabilitas sedang, piezometrik dan
muka airtanah dangkal (dekat permukaan tanah), dan debit
aliran airtanah 5-10 liter/detik. Akuifer ini mampu
menyimpan air dalam jumlah yang cukup banyak.
Wilayah kaki Gunungapi Merapi mempunyai flora yang
tinggi menjulang dalam jumlah yang cukup banyak,
diantaranya adalah jenis pohon sengon laut. burung,
serangga, ular, masih ada dalam jumlah yang banyak. Hal
tersebut berarti jaring-jaring makanan di wilayah ini
berjalan dengan baik. Lingkungan pun dapat terjaga
dengan baik.
Sumberdaya udara di kaki Gunungapi Merapi sangat
sejuk dan pencemaran udara rendah. Sumberdaya lahan di
wilayah ini sebagai hutan, perkebunan, pertanian lahan
basah, dan permukiman. Selain itu, wilayah ini mempunyai
sumberdaya mineral berupa bahan galian C berupa pasir
dan batu. Namun, wilayah ini juga memiliki kerawanan dan
ancaman lingkungan berupa erupsi, ancaman perburuan liar
karena diversitas flora dan fauna, serta dapat
menyebabkan pencemaran daerah hilir apabila pengelolaan
air di daerah hulu tidak dilaksanakan secara bijaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Sutikno, dkk. 2007. “Kerajaan Merapi”. Yogyakarta: Badan Penerbit
Fakultas Geografi.
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY. 2015. Jenis Tanah di
Yogyakarta. www.esdm.go.id diakses pada tanggal 10 Juni 2015
pukul 10.11 WIB.
TUGAS
GEOMORFOLOGI DASAR
(GEL 1103)
GEOMORFOLOGI DAERAH ASAL
Disusun oleh:
Nama : Lucky Puspitasari
NIM : 14/365320/GE/07820
Prodi : Geografi dan Ilmu Lingkungan
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA