Keadaan Geomorfologi Pojokan Bejen

10
Keadaan Geomorfologi Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman, Yogyakarta Lokasi : Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman, Yogyakarta Koordinat : X= 424883.00 mT, Y= 9149836.00 mU, Zona= 49 M Gambar 1. Citra wilayah Yogyakarta dan sekitarnya Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman, Yogyakarta merupakan lokasi yang termasuk bentuklahan hasil proses volkanik. Bentanglahan Asal Proses Vulkanik Gunungapi Merapi A. Geomorfologi Gunungapi Merapi Gunungapi merupakan salah satu bentanglahan yang mempunyai kekhasan baik genesis (proses) pembentukannya, material penyusun, dan strukturnya, sehingga untuk mengidentifikasi batas-batas satuan geomorfologi dapat dengan mudah dikenali berdasarkan morfologinya. Aspek lereng

Transcript of Keadaan Geomorfologi Pojokan Bejen

Keadaan Geomorfologi Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,

Yogyakarta

Lokasi : Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,

Yogyakarta

Koordinat : X= 424883.00 mT, Y= 9149836.00 mU, Zona= 49 M

Gambar 1. Citra wilayah Yogyakarta dan sekitarnya

Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman, Yogyakarta

merupakan lokasi yang termasuk bentuklahan hasil proses volkanik.

Bentanglahan Asal Proses Vulkanik Gunungapi Merapi

A. Geomorfologi Gunungapi Merapi

Gunungapi merupakan salah satu bentanglahan yang

mempunyai kekhasan baik genesis (proses) pembentukannya,

material penyusun, dan strukturnya, sehingga untuk

mengidentifikasi batas-batas satuan geomorfologi dapat

dengan mudah dikenali berdasarkan morfologinya. Aspek lereng

memegang peranan penting sebagai kunci utama penciri umum

setiap perubahan bentuklahan di Gunungapi Merapi, untuk

keperluan penamaan satuan bentuklahan berdasarkan

morfologinya. Berdasarkan morfologinya, Merapi dapat

dikelompokkan menjadi lima, yaitu kerucut gunungapi (volcanic

cone), lereng gunungapi (volcanic slope), kaki gunungapi (volcanic

foot), dataran kaki gunungapi (volcanic foot plain), dan dataran

fluvial gunungapi (fluvio volcanic plain) (Pannekoek, 1949 dalam

Sutikno, dkk, 2007).

Kawah gunungapi merupakan kawah yang sering mengeluarkan

asap. Kondisi material masih segar dan kandungan mineral

masih asli yaitu berupa sulfur. Pembentukan tanah pada

bagian ini belum ada karena kemiringan lereng yang sangat

curam sehingga material sangat mudah menggelincir ke bawah,

juga karena topografinya yang sangat tinggi. Bagian ini

memiliki kondisi lahan yang terbuka dan tidak ada vegetasi

karena tanah belum terbentuk, tidak adanya hujan, topografi

yang sangat curam, dan topografinya yang sangat tinggi.

Lereng gunungapi mempunyai lereng yang masih curam,

tetapi sudah muncul aliran-aliran sungai karena air hujan

jatuh di lereng gunungapi. Tanah dapat terbentuk, tetapi

tidak dapat menyimpan air karena lereng gunungapi masih

mempunyai kemiringan yang curam. Vegetasi pun mulai tumbuh

di bagian lereng gunungapi Merapi, membentuk jajaran hutan

di sekitar lereng gunungapi.

Kaki gunungapi sudah memiliki kemiringan yang tidak

terlalu curam, sehingga memungkinkan air mulai melambatkan

diri dan mulai terdapat akuifer. Daerah-daerah yang

mempunyai potensi sumberdaya alam dan tingkat ekonomi

produksi wilayah yang tinggi banyak dijumpai pada satuan

lereng gunungapi, kaki gunungapi, dan dataran kaki

gunungapi. Kondisi pada ketiga geomorfologi tersebut sangat

mendukung bagi pengembangan kegiatan perkebunan, pertanian,

perikanan, pertambangan, dan pariwisata. Sementara pada

satua dataran fluvio gunungapi berpotensi untuk pengembangan

pertanian basah khususnya pertanian tanaman pangan.

B. Lokasi

B.1. Bentuklahan Dataran Kaki Gunungapi Merapi di

Sungai Gendol

Lokasi : Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,

Yogyakarta

Koordinat : X= 424883 mT, Y= 9149836 mU, Zona= 49

M

Gambar 2. Peta Pola Erupsi Merapi 1911-2010

Berdasarkan peta di atas, Pojokan Bejen, Caturharjo,

Sleman, Sleman, Yogyakarta terletak di dataran kaki

Gunungapi Merapi. Dataran kaki Gunungapi Merapi di

sekitar Pojokan Bejen, Caturharjo, Sleman, Sleman,

Yogyakarta memiliki karakteristik lereng yang cenderung

landai. Wilayah ini didominasi oleh pengendapan materi

gunungapi, contohnya melalui lembah-lembah sungai.

Materi yang diendapkan antara lain lumpur, endapan lava,

dan materi piroklastik. Proses pengangkutan mulai

berkurang karena kemiringan lereng yang mulai berkurang,

sehingga proses gravitatif juga semakin melemah.

Kondisi Tanah

Kondisi jenis tanah pada dataran kaki Gunungapi

Merapi adalah regosol, yaitu tanah yang bersifat antara

netral sampai asam, yang berwarna putih, coklat, atau

kekuning-kuningan. Umumnya tanah ini digunakan untuk

pertanian dan perkebunan karena tanah ini mempunyai

karakteristik yang subur. Jenis tanah ini masih muda,

belum mengalami diferensiasi horizon, profil homogen,

tekstur tanah pasir, struktur berbutir tunggal hingga

remah, konsistensi lepas-lepas hingga gembur, warna

kelabu hingga cokelat kekelabuan, permeabilitas cepat

hingga sangat cepat, pH antara 5,5-6,5, berasal dari

material volkanis yang bersifat piroklastik (Dinas

Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY, 2015).

Karakteristik Hidrologi

Pada umumnya di seluruh wilayah Gunungapi Merapi

mempunyai potensi curah hujan tahunan pada tingkat

sedang atau menengah, yang artinya bahwa di seluruh

wilayah tersebut hampir tidak pernah kekeringan air,

sehingga sesuai untuk pengembangan tanaman pertanian

atau sejenisnya, maka pengembangan tanaman pertanian

sebaiknya dilakukan pada lahan-lahan bawah, yaitu mulai

dari satuan kaki volkan hingga dataran fluvio vulkan.

Potensi sumberdaya air permukaan di wilayah Gunungapi

Merapi dicerminkan oleh sifat dan debit aliran dari

ketiga sungai besar beserta anak-anak sungainya, yaitu

Sungai Progo, Sungai Opak, dan Sungai Bengawan Solo.

Anak-anak Sungai Progo yang cukup potensial memasok

aliran ke sungai induknya dan relatif bersifat perennial

antara lain Sungai Pabelan, Blongkeng, Batang, Krasak,

dan Sungai Bedog. Masing-masing sungai tersebut meiliki

debit aliran rata-rata sebesar 700 sampai 1.000 liter

per detik. Kondisi semacam ini memberikan kontribusi

besar terhadap sifat aliran Sungai Progo yang selalu

mengalir sepanjang tahun, dengan debit aliran rerata

mencapai 150.000 liter per detik. Sungai Winongo,

Boyong-Code, Gajahwong, Sambung, Kuning, Tepus, dan

Gendol, merupakan anak-anak Sungai Opak yang berhulu di

Gunungapi Merapi. Debit aliran rata-rata pada setiap

anak sungai tersebut adalah antar 500 hingga 1000 liter

per detik, yang mampu memberikan kontribusi terhadap

debit aliran Sungai Opak mencapai 50.000 liter per detik

(Sutikno, dkk, 2007).

Akuifer di kaki Gunungapi Merapi tergolong sebagai

akuifer produktif dengan penyebaran luas. Akuifer

tersebut memiliki permeabilitas sedang, piezometrik dan

muka airtanah dangkal (dekat permukaan tanah), dan debit

aliran airtanah 5-10 liter/detik. Akuifer ini mampu

menyimpan air dalam jumlah yang cukup banyak.

Wilayah kaki Gunungapi Merapi mempunyai flora yang

tinggi menjulang dalam jumlah yang cukup banyak,

diantaranya adalah jenis pohon sengon laut. burung,

serangga, ular, masih ada dalam jumlah yang banyak. Hal

tersebut berarti jaring-jaring makanan di wilayah ini

berjalan dengan baik. Lingkungan pun dapat terjaga

dengan baik.

Sumberdaya udara di kaki Gunungapi Merapi sangat

sejuk dan pencemaran udara rendah. Sumberdaya lahan di

wilayah ini sebagai hutan, perkebunan, pertanian lahan

basah, dan permukiman. Selain itu, wilayah ini mempunyai

sumberdaya mineral berupa bahan galian C berupa pasir

dan batu. Namun, wilayah ini juga memiliki kerawanan dan

ancaman lingkungan berupa erupsi, ancaman perburuan liar

karena diversitas flora dan fauna, serta dapat

menyebabkan pencemaran daerah hilir apabila pengelolaan

air di daerah hulu tidak dilaksanakan secara bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA

Sutikno, dkk. 2007. “Kerajaan Merapi”. Yogyakarta: Badan Penerbit

Fakultas Geografi.

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan ESDM DIY. 2015. Jenis Tanah di

Yogyakarta. www.esdm.go.id diakses pada tanggal 10 Juni 2015

pukul 10.11 WIB.

TUGAS

GEOMORFOLOGI DASAR

(GEL 1103)

GEOMORFOLOGI DAERAH ASAL

Disusun oleh:

Nama : Lucky Puspitasari

NIM : 14/365320/GE/07820

Prodi : Geografi dan Ilmu Lingkungan

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015