Post on 07-Jan-2023
PETUNJUK PELAKSANAANPEMBINAAN KADER KONSERVASILINGKUP BALAI BESARTAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH
[Year]
KEMENTERIAN KEHUTANANDIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN
KONSERVASI ALAMBALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK
CENDERAWASIH2013
Pedoman penyuluhan SDAH & E di Kawasan TNTC ~i
PKTNTCPP 11
13 13
Kata Pengantar
Dalam rangka meningkatkan upaya pembinaan Balai Besar
Taman Nasional Teluk Cenderawasih sebagai Unit Pelaksana
Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam kepada kader konservasi sebagai mitra bina cinta alam,
maka dirasakan penting untuk petunjuk pelaksanaan Pembinaan
Kader Konservasi di Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih.
Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kader Konservasi di Balai
Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih ini merupakan
pengkayaan materi Pedoman Pembinaan Kader Konservasi yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal PHPA
Nomor.11/Kpts/Dj-IV/95 dan Pedoman Pembinaan Kader
Konservasi yang dikeluarkan oleh Dirjen PHKA pada tahun
2009.
Dengan Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Kader Konservasi
ini dimaksudkan agar pembinaan kader konservasi dapat
dilaksanakan dengan berdaya guna dan berhasil guna dalam
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kader konservasi
sesuai dengan tugas dan perannya.
Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga
terselesaikannya penyusunan Petunjuk Pelakasanaan Pembinaan
Kader Konservasi ini. Saran dan masukan untuk perbaikan
sangat diharapkan.
Demikian semoga bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................... iKata Pengantar..................................... iiDaftar Isi......................................... iii
I. Pendahuluan.................................... 1II. Kader Konservasi............................... 3III. Perencanaan Pembinaan ......................... 6IV. Pelaporan...................................... 14V. Monitoring dan Evaluasi........................ 16VI. Penutup........................................ 18Lampiran........................................... 19
iv
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Berbagai jenis flora dan fauna eksotik terdapat di
Indonesia sebagai kekayaan sumberdaya alam yang sangat
penting dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup bangsa dan
pembangunan nasional. Beberapa jenis flora dan satwa
merupakan jenis unggulan (flagship species) dan menjadi
perhatian internasional, diantaranya adalah bunga bangkai
(Rafflesia sp), komodo (Varanus komodoensis), orang utan (Pongo
pygmaeus dan Pongo abelii), jalak bali (Leucopsar rotschildi), harimau
sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan lain-lain. Namun kekayaan
tersebut saat ini mengalami penurunan kualitas dan
kuantitasnya dengan adanya deforestasi.
Laju deforestasi yang sangat tinggi (kurang lebih
sekitar 2 juta ha/tahun) menimbulkan ancaman dan tekanan
terhadap sumber daya alam. Ancaman dan tekanan keberadaan
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya disebabkan oleh
perilaku manusia maupun akibat bencana alam. Terjadinya
banjir, kebakaran, kekeringan, dan tanah longsor menjadi
bukti kurangnya kepedulian dan kesadaran masyarakat akan
kelestarian alam. Kerusakan sumber daya alam dan ekosistem
ini telah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Peningkatan aktivitas ekonomi untuk mempercepat laju
pembangunan di satu sisi berhasil meningkatkan pendapatan
penduduk, namun di sisi lain menimbulkan permasalahan yaitu
semakin menipisnya persediaan sumber daya alam, serta
penurunan kualitas ekosistem. Maka sudah menjadi kesadaran
1
bersama bahwa kelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya adalah tugas dan tanggung jawab setiap warga
negara. Kesediaan masyarakat menjadi kader konservasi
merupakan salah satu bentuk peranserta masyarakat di bidang
konservasi. Sebagai ujung tombak pemerintah, kader
konservasi diharapkan mampu berperan aktif dalam memberikan
motivasi dan menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kader konservasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya,
diharapkan mampu berperan aktif dalam menumbuh-kembangkan
dan menggerakan upaya-upaya konservasi sumber daya alam di
tengah-tengah masyarakat. Sebagai mitra bina cinta alam,
pembinaan yang efektif, intensif, serta optimal oleh Unit
Pelaksana Teknis Ditjen PHKA dan instasi terkait selaku
pembina kader konservasi sangat diperlukan untuk
meningkatkan peran aktif kader konservasi selain juga untuk
meningkatkan kemandirian kader konservasi. Dalam rangka
optimalisasi tugas dan fungsi kader konservasi, berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan Dan
Pelestarian Alam No. No 11/kpts/DJ-VI/95 tanggal 9 Januari
1995 tentang Pedoman Pembinaan Kader Konservasi, telah
disahkan Pedoman Pembinaan Kader Konservasi, maka pedoman
dimaksud perlu untuk dilakukan penyempurnaan untuk
disesuaikan dengan tata kerja Departemen Kehutanan baik dari
subtansi kegiatan maupun materi.
B. Maksud
2
Sebagai petunjuk dan bahan dalam kegiatan pembinaan Kader
Konservasi di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih
C. Tujuan
a. Terselenggaranya kegiatan pembinaan kader konservasi
pada Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang
berhasil dan berdaya guna;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kader
konservasi sebagai pelopor (motivator) dan penggerak
(dinamisator) dalam kegiatan-kegiatan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya di masyarakat secara
optimal;
c. Meningkatkan peran serta kader konservasi dalam
menggerakkan upaya konservasi;
d. Terciptanya sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
yang terlindungi, lestari, dan dapat dimanfaatkan secara
bijaksana.
3
KADER KONSERVASI
1. Kader Konservasi adalah seseorang yang telah
dididik/ditetapkan sebagai penerus upaya konservasi
sumber daya alam yang memiliki kesadaran dan ilmu
pengetahuan tentang konservasi sumber daya alam serta
sukarela, bersedia dan mampu menyampaikan pesan
konservasi kepada masyarakat.
2. Fungsi dan Tugas Kader Konservasi adalah :
a. Sebagai pelopor dan penggerak upaya-upaya konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
b. Berperan aktif dalam menumbuhkembangkan gerakan upaya-
upaya konservasi sumber daya alam di tengah-tengah
masyarakat.
3. Hak-hak kader konservasi :
a. Mendapatkan kemudahan memasuki dan memanfaatkan
kawasan konservasi.
b. Membina kader konservasi yang lebih rendah
tingkatannya
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam lomba penghijauan
dan konservasi alam serta kegiatan lain yang terkait
dengan konservasi alam dan lingkungan hidup.
4. Sebagai mitra bina cinta alam, kader konservasi
diharapkan dapat memberikan perannya sebagai :
e.Inisiator
Sebagai seseorang dari bagian komunitas sadar hutan
dan lingkungan, kader konservasi diharapkan dapat
menjadi sumber ide/pemikiran konservasi yang
bermanfaat bagi UPT PHKA maupun masyarakat secara luas4
melalui kepekaan dan pengetahuannya akan kondisi dan
permasalahan hutan dan lingkungan saat ini.
f.Motivator
Membangkitkan semangat/motivasi dan dorongan kepada
masyarakat untuk mengetahui, memahami, serta menyadari
pentingnya konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta penerapan prinsip-prinsip
konservasi dalam peri kehidupan.
g.Fasilitator
Dalam penerapan prinsip-prinsip konservasi melalui
pelaksanaan /penyelenggaraan bina cinta alam, kader
konservasi berperan sebagai fasilitator/pendamping
kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai UPT PHKA,
LSM, kelompok swadaya, dan Pemda setempat maupun
kegiatan yang diselenggarakan secara mandiri oleh
mitra.
h.Dinamisator
Dalam menghadapi permasalahan hutan dan lingkungan
yang semakin meningkat akhir-akhir ini, kader
konservasi diharapkan dapat berperan sebagai mitra
aktif dan sejajar dengan UPT PHKA untuk secara dinamis
menyikapi kondisi yang ada. Kader
5. Kegiatan Kader Konservasi
Kegiatan-kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 5
tahun 1990, adalah kegiatan-kegiatan terkait prinsip-
prinsip konservasi yaitu perlindungan sistem penyangga5
kehidupan, pengawetan keanekaragamn jenis tumbuhan dan
satwa beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara
lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
6. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, jenis-jenis kegiatan
yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh kader konservasi
adalah :
a. Melaksanakan penerangan dan penyuluhan tentang
konservasi SDAHE.
b. Menyelenggarakan seminar/diskusi tentang konservasi
SDHAE
c. Melakukan kegiatan penelitian/ekspedisi tentang
potensi flora, fauna dan ekosistemnya.
d. Membantu menjaga kelestarian alam kawasan konservasi
(Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya,
Taman Laut, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa).
e. Menyebarluaskan informasi tentang konservasi SDAHE.
f. Membuat tulisan/artikel di media masa tentang
konservasi SDAHE
g. Menjadi pemandu wisata alam di kawasan wisata alam
(Taman Nasional, Taman wisata alam, Taman Hutan Raya,
edan Taman Laut.
h. Memanfaatkan media elektronik seperti radio dan
televise sebagai sarana kampanye tentang konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
i. Berupaya meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara
lestari. Keterampilan tersebut antara lain berupa
kegiatan penangkaran jenis flora dan fauna dan lain-
lain.6
j. Melapor kepada petugas lapangan atau jagawana bila ada
perambahan hutan kayu dan pencurian kayu serta hasil
hutan ikutan, satwa dan lain lain.
k. Mengusahakan dan membantu memadamkan kebakaran hutan.
l. Rehabilitasi Hutan baik perorangan maupun menggerakkan
masyarakat.
7
II. PERENCANAAN PEMBINAAN
A. Metoda
1. Langsung
Merupakan metode pembinaan yang melibatkan dua pihak
secara langsung berinteraksi (komunikasi antara
pembina/Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih dengan
kader konservasi) melalui aktivitas pertemuan/tatap
muka dll.
2.Tidak Langsung
Merupakan metode pembinaan dengan perantara
(bahan/sesuatu), dimana komunikasi yang terjalin
adalah satu arah (berasal dari pembina/ Balai Besar
TN. Teluk Cenderawasih atau kader konservasi saja).
B. Pelaksana Pembinaan
Kegiatan pembinaan kader konservasi utamanya
diselenggarakan oleh Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih
dimana kader konservasi terdaftar sebagai kader. Namun
kegiatan pembinaan juga tidak mengikat hanya bagi Balai
Besar TN. Teluk Cenderawasih, pembinaan dapat
diselenggarakan melalui kerjasama Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih dengan pihak-pihak terkait (Pemda setempat,
LSM, sekolah atau perguruan tinggi setempat), maupun
diselenggarakan secara mandiri oleh pihak-pihak terkait
selain Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih. Namun
diharapkan setelah diselenggarakannya pembinaan, dapat
melaporkan kegiatan tersebut kepada Balai Besar TN.
Teluk Cenderawasih sebagai bahan monitoring dan evaluasi
pembinaan kader konservasi.8
C. Pembinaan Kader Konservasi Pada Berbagai Jenjang
Pembinaan kegiatan kader konservasi pada jenjang/tingkat
pemula, madya, dan utama dapat terdiri atas materi dalam
kelompok dasar, kelompok inti, kelompok penunjang,
praktek lapangan, dan lain-lain), namun mempunyai
variasi pada jenis-jenis uraian materi yang diberikan
sesuai tingkatan kader konservasi. Materi pembinaan
untuk berbagai jenjang/tingkat kader konservasi secara
lengkap terdapat dalam Pedoman Pembentukan Kader
Konservasi.
D. Bentuk dan Materi Pembinaan Metoda Langsung
1. Pertemuan Kader Konservasi;
Merupakan media untuk saling bertemu, bertatap muka,
tukar-menukar informasi baik kegiatan maupun
keterampilan, pengetahuan serta pengalaman selama
menjalankan tugas sebagai seorang kader konservasi
untuk mendapatkan umpan balik dari sesama kader
konservasi atau pembina/ Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih. Pada kesempatan ini juga dapat
digunakan sebagai ajang penyampaian masalah maupun
hambatan-hambatan yang dialami untuk diupayakan
pemecahannya. Pertemuan kader konservasi dapat
diselenggarakan oleh kader konservasi secara mandiri
dan dapat difasilitasi oleh Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih. Pertemuan kader konservasi tingkat
propinsi dalam FK3I Propinsi diharapkan dapat
dijadwalkan minimal 1 (satu) kali dalam setahun. Untuk
9
tingkat nasional diselenggarakan pada saat pelaksanaan
temu karya kader konservasi.
2. Peningkatan Pengetahuan;
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada kader
konservasi di bidang konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Upaya pembinaan dalam rangka
peningkatan pengetahuan kader konservasi, dapat
dilaksanakan antara lain melalui ; workshop, seminar,
sarasehan, diskusi panel, penyegaran, pertemuan ilmiah
dan lain-lain, yang selanjutnya dapat dilengkapi
dengan kegiatan lapangan (misalnya studi banding di
kawasan konservasi). Melalui kegiatan ini kader
konservasi dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan dari
pembicara yang menguasai pengetahuan dan keahlian di
masing-masing bidang. Upaya pembinaan ini dapat
diselenggarakan oleh Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih, atau bekerja sama dengan pihak terkait
(KPA, KSM, LSM, Pemerintah Daerah setempat), maupun
mitra bina cinta alam secara mandiri. Untuk kegiatan
diskusi panel dan penyuluhan, dapat dijadwalkan
minimal 3 (tiga) bulan sekali dalam satu tahun/tiap
trimester. Pelaksanaannya dikaitkan dengan peringatan
hari-hari penting nasional seperti menjelang Hari
Konservasi Alam Nasional, Hari Bhakti Rimbawan, Hari
Bumi, Hari Lingkungan Hidup, Hari Cinta Puspa dan
Satwa Nasional, Hari Sumpah Pemuda dan lain lain.
3. Pengembangan Keterampilan;
Merupakan upaya pembinaan dalam rangka peningkatan
keahlian kader konservasi di bidang pengelolaan sumber10
daya alam hayati dan ekosistemnya baik yang
diselenggarakan oleh Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih, KPA, KSM, LSM maupun Pemerintah Daerah
setempat. Pembinaan pengembangan keterampilan kader
konservasi diharapkan dapat diselenggarakan paling
tidak 1 (satu) kali dalam satu tahun. Bentuk dan
materi pembinaan pengembangan keterampilan kader
konservasi dapat diwujudkan dalam kegiatan :
a. Pengamatan Jenis Flora dan Fauna
Berupa kegiatan pengamatan jenis flora dan fauna
melalui identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis
flora dan fauna, habitat, populasi, cara hidup,
manfaat dan pengaruh keberadaannya bagi flora fauna
lain maupun ekosistem. Bentuk kegiatannya dapat
berupa inventarisasi dan atau ekspedisi.
b. Pemandu Wisata/Guide
Pembinaan kader konservasi sebagai pemandu wisata
saat ini adalah dalam rangka menjawab kebutuhan
pentingnya interpreter lokal bagi para wisatawan.
Dengan adanya pemandu wisata yang berasal dari
kader konservasi, diharapkan dapat tercipta
interpreter handal yang mampu menyebarluaskan dan
menciptakan kesadaran konservasi bagi pengunjung
kawasan konservasi. Materi yang diberikan dalam
pelatihan ini meliputi teknik – teknik
interpretasi, karakteristik flora-fauna endemik
setempat, karakteristik pengunjung, dan kemampuan
berbahasa asing.
c. Penangkaran dan Budidaya Jenis Flora - Fauna 11
Dengan pelatihan penangkaran dan budidaya, selain
bermanfaat untuk pengawetan/pelestarian flora-
fauna, pengembangan bakat dan kesempatan berusaha,
juga dapat menjadi alternatif peningkatan
pendapatan. Selain sebagai salah satu bentuk
pembinaan, pelatihan penangkaran dan budidaya bagi
kader konservasi ini juga menjadi salah program
pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi.
Dalam pelatihan ini, kader konservasi memperoleh
materi tentang pengenalan jenis flora-fauna
penangkaran dan budidaya, karakteristik flora-
fauna, jenis-jenis yang dilindungi/tidak dilindungi
(status flora-fauna tertentu), metode penangkaran
dan budidaya, pemasaran hasil dan lain-lain dengan
berdasar pada pemanfaatan lestari sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Jenis-jenis penangkaran
yang dapat dikembangkan diantaranya adalah
penangkaran rusa, anggrek, buaya, tumbuhan obat,
tanaman hias, budidaya dan lain lain.
d. Pelatihan Penulisan Ilmiah dan Penyusunan Proposal
Pelatihan penulisan ilmiah dan penyusunan proposal
kegiatan sangat diperlukan bagi kader konservasi
dalam rangka pengembangan kerangka berpikir,
kemampuan analisis dan berkomunikasi, serta
menjalin kerjasama. Dengan penguasan penulisan
ilmiah sederhana, kader konservasi dapat
mempublikasikan dan mendokumentasikan pengetahuan
dan pengalamannya terkait dengan konservasi pada
media massa/jurnal setempat. Serta dengan12
penyusunan proposal, diharapkan kader konservasi
dapat mengembangkan kemampuan untuk menjaring dan
menjalin kerjasama dalam penyelenggaran kegiatan
konservasi secara mandiri atau bersama dengan pihak
terkait (misalnya LSM, perguruan tinggi, perusahaan
yang bergerak di bidang pemanfaatan alam dan
lingkungan, Pemerintah Daerah dll).
e. Penyelenggaraan lomba
Penyelenggaraan lomba selain berfungsi sebagai
media pembinaan, dapat juga berfungsi sebagai media
promosi konservasi di Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih kepada masyarakat disamping pameran -
pameran. Dengan keikutsertaan kader konservasi
dalam lomba – lomba, maka akan dapat meningkatkan
motivasi dan tolak ukur bagi kader konservasi dalam
hal partisipasinya untuk kegiatan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
f. Pengamatan Gejala Alam
Pembinaan dalam bentuk pengamatan gejala alam
berupa kegiatan pencatatan dan penilaian oleh kader
konservasi berupa pengamatan perkembangan potensi
keadaan alam di suatu kawasan konservasi diharapkan
dapat menjadi salah satu dasar/acuan untuk
pengembangan aspek konservasi dan aspek pemanfaatan
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Hasil
pengamatan gejala alam oleh kader konservasi akan
menjadi sangat bermanfaat dan strategis dengan13
respon positif dan mendukung dari Balai Besar TN.
Teluk Cenderawasih.
g. Pengamatan Kerusakan Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Sebagai rangkaian dari upaya pembinaan terkait
pengamatan fenomena hutan dan alam, maka pengamatan
kerusakan/potensi kerusakan yang terjadi pada
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat
meningkatkan kepekaan kader konservasi terhadap
penyebab kerusakan, upaya pencegahan, dan
penanggulangan kerusakan menuju upaya perlindungan
dan pelestarian.
h. Penanggulangan Kebakaran Hutan
Melibatkan kader konservasi dalam kelompok-kelompok
masyarakat peduli api sangat penting dalam rangka
meningkatkan keterampilan dan keahlian kader
konservasi dalam penanggulangan kebakaran hutan,
serta dalam rangka peningkatan kemampuan masyarakat
untuk pengolahan lahan perkebunan/pertanian tanpa
pembakaran. Pelibatan kader konservasi dalam
penanggulangan kebakaran hutan sangat diperlukan
bagi kawasan konservasi rawan kebakaran, atau
banyak terdapat lahan gambut.
i. Pengamanan Hutan
Peran kader konservasi dalam kegiatan perlindungan
dan pengamanan hutan dapat diwujudkan dalam
pengamanan swakarsa kader konservasi dengan
kelompok-kelompok patroli pengamanan. Setiap ketua
kelompok pengamanan melaksanakan koordinasi antar14
kelompok dengan fasilitasi Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih.
4. Pelibatan Kader Konservasi dalam program kerja Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih
Pembinaan kader konservasi melalui pelibatannya dalam
kegiatan/program kerja Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih merupakan jalur pembinaan yang dapat
dikatakan sangat bermanfaat dan memberikan efek besar
dan positif dikarenakan sifatnya yang melekat dan
berkesinambungan satu sama lain. Selain meningkatkan
hubungan kerja antara kader konservasi dan Balai Besar
TN. Teluk Cenderawasih, jalur pembinaan ini juga dapat
memberikan pengaruh yang baik bagi mitra bina cinta
alam yang lain (KPA dan KSM). Beberapa contoh
kegiatan pelibatan kader konservasi dalam
kegiatan/program kerja Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih adalah sebagai :
a. Fasilitator dan motivator bagi kegiatan
pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi
dalam kegiatan pembinaan daerah penyangga
b. Turut membantu dalam penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan konservasi, misalnya kemah konservasi,
sosialisasi konservasi, pembentukan kader
konservasi dll.
c. Sebagai anggota kelompok Masyarakat Peduli Api
(MPA).
d. Ikut serta dalam kegiatan pengamanan pam swakarsa,
masyarakat peduli kelestarian alam, penanaman dll.
15
e. Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan
oleh mitra Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih (KPA,
KSM, LSM, sekolah/Perguruan Tinggi, dan Pemerintah
Daerah setempat)
E. Bentuk dan Materi Pembinaan Metoda Tidak Langsung
1. Distribusi informasi berupa leaflet, booklet, buku dan
poster dll mengenai konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya kepada kader konservasi. Dimana
kegiatan ini sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan konservasi serta sebagai
salah satu sarana pendukung kegiatan kader konservasi
dalam upaya menyampaikan/menyebarluaskan pesan-pesan
konservasi dan penyadartahuan kepada masyarakat.
2. Pengisian angket/kuesioner kader konservasi;
Melalui pengisian angket–angket yang disampaikan
kepada para kader konservasi diharapkan akan dapat
memberikan gambaran secara tidak langsung tentang
keberadaan, aktifitas kader konservasi, dan hambatan-
hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan
fungsi kader konservasi. Rekapitulasi hasil pengisian
angket kader konservasi juga dapat digunakan sebagai
bahan penentuan langkah kebijaksanaan yang diperlukan
dimasa datang dalam rangka meningkatkan kuantitas dan
kualitas jenis kegiatan bagi kader konservasi dan
Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih (contoh format
angket seperti pada lampiran 1).
Pengiriman/penyampaian angket kepada kader konservasi
dapat dilaksanakan dalam kerangka waktu minimal 616
(enam) bulan sekali. Pengiriman angket kader
konservasi dapat dilakukan oleh Bidang Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah Lingkup Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih. Banyaknya angket yang dikirimkan tidak
untuk keseluruhan kader melainkan dilakukan dengan
memakai sistem acak/random dengan intensitas sampling
(IS) minimal 10% dari jumlah kader konservasi yang
terdaftar pada Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih.
F. Koordinasi Pelaksanaan Pembinaan
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan
pembinaan kader konservasi oleh Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih, maka diperlukan adanya koordinasi
pelaksanaannya. Koordinasi yang dijalin terkait dengan
teknis pelaksanaan pembinaan dalam hal ini meliputi
pendanaan, sumber daya manusia, sarana prasarana,
materi pembinaan, dan hal-hal lain terkait dengan
kelancaran kegiatan pembinaan. Hal ini mengingat kader
konservasi tidak hanya menjalankan tugas dan fungsinya
dalam lingkup kerja Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih
saja, namun juga menyangkut semua sektor terkait
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Koordinasi dimaksud dapat diselenggarakan dalam lingkup
propinsi, dimana pihak-pihak terkait bidang kehutanan
dapat bekerja sama dalam penyelenggaraan pembinaan
kader konservasi.
Beberapa pihak yang menjadi mitra koordinasi adalah
Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih, Dinas Kehutanan
Propinsi dan Kabupaten, Kelompok Pecinta Alam, Kelompok17
Swadaya Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat
setempat, Perguruan Tinggi/sekolah, Pramuka, Dinas
terkait, perusahaan-perusahaan setempat yang bergerak
di bidang pemanfaatan hutan/alam, maupun UPT Departemen
Kehutanan yang lain (BPDAS, Balai Penelitian, BP2HP,
BPKH dll)
Koordinasi kegiatan pembinaan kader konservasi yang
dijalin bersifat saling menghormati, menghargai, dan
berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas kader
konservasi sebagai agen konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya. Diharapkan koordinasi
pembinaan kader konservasi dalam bentuk kerjasama ini
dapat berjalan aktif, intensif, dan berkesinambungan
dari waktu ke waktu atau dapat dikatakan menjadi agenda
kegiatan rutin/agenda kegiatan bersama.
18
III. PELAPORAN
Tahap pelaporan merupakan tahap penyusunan dokumen sebagai
bahan/media monitoring dan evaluasi yang disusun berdasarkan
kegiatan pembinaan kader konservasi yang telah dilaksanakan.
Laporan ini secara umum dapat dikategorikan menjadi laporan
yang dibuat oleh kader konservasi dan laporan yang dibuat
oleh Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih sebagai pembina.
1. Laporan oleh Kader Konservasi
Laporan dibuat oleh kader konservasi setelah
melaksanakan suatu kegiatan maupun laporan rutin yang
dibuat setiap tahun. Laporan kegiatan minimal memuat
beberapa hal diantaranya; jenis kegiatan, waktu
pelaksanaan, lokasi kegiatan, peserta, metode, jenis
kegiatan, sumber dana, manfaat / hasil kegiatan, dan
lain-lain yang diperlukan (contoh format seperti pada
lampiran 2).
2. Laporan oleh Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih sebagai
Pembina
Laporan yang disusun oleh Balai Besar TN. Teluk
Cenderawasih merupakan rekapitulasi hasil-hasil kegiatan
pembinaan kader konservasi yang telah diselenggarakan
oleh Bidang Pengeloaan Taman Nasional Wilayah Lingkup
Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih, serta kerja sama
dengan pihak terkait maupun rekapitulasi hasil-hasil
kegiatan yang dilaksanakan oleh kader-kader konservasi
di Balai Besar TN. Teluk Cenderawasih (termasuk hasil
angket/kuesioner yang dibagikan kepada kader). Laporan -
19
laporan tersebut meliputi Laporan Semester dan Laporan
Tahunan (contoh format seperti pada lampiran 2 dan 3).
a.Laporan Semester (contoh format lampiran 3)
Merupakan rekapitulasi laporan hasil pembinaan kader
konservasi selama satu semester (6 bulan). Laporan
disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam cq. Direktorat Pemanfaatan
Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Untuk semester I,
laporan diharapkan dapat diterima paling lambat bulan
Juli dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah,
dan untuk semester II diharapkan laporan dapat
diterima paling lambat bulan Januari dari Bidang
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah untuk setiap
tahunnya.
b.Laporan Tahunan (contoh format lampiran 4)
Merupakan rekapitulasi dari laporan semester I dan II
dengan dilengkapi penjelasan mengenai hambatan/kendala
serta upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka
penyelesaian. Laporan tahunan disampaikan kepada
Direktorat Jenderal PHKA cq. Direktorat Pemanfaatan
Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Laporan tahunan
diharapkan dapat diterima paling lambat bulan Maret
untuk setiap tahunnya.
20
IV. MONITORING DAN EVALUASI
Sebagai tindak lanjut dari sebuah kegiatan pembinaan
dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
pembinaan kader konservasi maka diperlukan adanya kegiatan
monitoring dan evaluasi. Yang dimaksud dengan monitoring dan
evaluasi adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi
tentang hasil pelaksanaan kegiatan pembinaan kader
konservasi sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan,
membuat keputusan, dan kebijaksanaan untuk menentukan
langkah-langkah perencanaan program-program kegiatan
pembinaan kader konservasi selanjutnya.
Tujuan monitoring dan evaluasi pembinaan kader
konservasi adalah :
1. Mengetahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
program pembinaan kader Konservasi
2. Identifikasi hambatan dan kendala pelaksanaan
pembinaan kader konservasi
3. Penilaian terhadap program-program pembinaan, metoda,
materi, persepsi masyarakat, dan dampak pembinaan
terhadap kelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
Untuk kepentingan penyempurnaan perencanaan pembinaan
kader konservasi dimasa mendatang, kegiatan monitoring dan
evaluasi ini meliputi :
1. Menetapkan beberapa standar atau kriteria penilaian
yang digunakan sebagai bahan perbandingan
data/informasi yang diperoleh.
21
2. Pengumpulan data/informasi baik melalui pengamatan
pada saat kegiatan berlangsung maupun berdasarkan
laporan-laporan.
3. Pengolahan data/informasi yang diperoleh.
4. Membuat pertimbangan untuk menetapkan penyempurnaan
perencanaan pembinaan berikutnya.
Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi dapat
dilakukan pada akhir setiap kegiatan, namun dapat juga
dilakukan secara berkala setiap enam bulan sekali (semester)
atau setiap satu tahun sekali/tahunan. Penyajian hasil
monitoring dan evaluasi dapat berupa laporan (contoh format
laporan seperti pada lampiran). Selanjutnya dari hasil
monitoring dan evaluasi ini dapat diupayakan penyelenggaraan
pembinaan kader konservasi yang lebih baik di masa
mendatang, sehingga dapat tercipta kader-kader konservasi
yang aktif, kreatif, dan inovatif dalam menyikapi
permasalahan-permasalahan konservasi. Dan bagi kader
konservasi yang berprestasi, dapat diikutsertakan dalam
Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam tingkat propinsi
maupun tingkat nasional untuk setiap tahunnya.
22
V. PENUTUP
Kelengkapan program kegiatan dalam rangka pembinaan
kader konservasi oleh dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah diawali dengan tahap perencanaan/penyusunan program
kegiatan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Berbagai
macam metoda dan bentuk kegiatan pembinaan, diharapkan dapat
menjadi alternatif pembina dalam upaya meningkatkan
pengetahuan dan kapasitas kader konservasi dalam pelaksanaan
tugasnya.
Pembinaan kader konservasi bukan hanya menjadi
tanggung jawab dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah dalam pelaksanaannya, tetapi menjadi perhatian
berbagai pihak untuk turut berpartisipasi. Dalam
penyelenggaraan pembinaan kader konservasi nantinya,
dimungkinkan akan ditemui hambatan/kendala teknis maupun non
teknis. Namun diharapkan hal ini tidak menjadi hal yang
menghalangi upaya penyelenggaraannya. Langkah penyesuaian
dengan kondisi dan situasi di dari Bidang Pengelolaan Taman
Nasional Wilayah sangat mungkin untuk dilakukan.
Diharapkan dengan adanya Petunjuk Pelaksanaan
Pembinaan Kader Konservasi ini, para pelaksana pembinaan
(dari Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah) mempunyai
acuan dan arahan dalam pengembangan pelaksanaan kegiatan
pembinaan. Sehingga kegiatan pembinaan kader konservasi
dapat berjalan dengan efektif dan efisisen, serta mampu
menciptakan kader konservasi sebagai mitra bina cinta alam
yang dapat diandalkan dalam menghadapi berbagai tantangan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.23
Lampiran 1 : Contoh Angket/Kuesioner Kader Konservasi
KEMENTERIAN KEHUTANANDIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN KONSERVASI ALAM INSTANSI : Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih
ANGKET KADER KONSERVASI Nomor angket :
BIODATANama :Nomor Kader :Tempat/Tanggal Lahir :Jenis Kelamin :Alamat yang mudah dihubungi:Umur :Pekerjaan :
Pertanyaan *) :I. Kelompok A.
Setelah menjadi Kader Konservasi, kegiatan apa yang
telah Saudara laksanakan di bidang konservasi sumber
daya alam?
II.Kelompok B.
Dalam mengupayakan agar kegiatan konservasi sumber daya
alam berjalan dengan baik dengan pihak mana saja Saudara
pernah bekerjasama untuk melakukan kegiatan konservasi
sumber daya alam? Sebutkan pihak-pihak yang dimaksud dan
jelaskan bentuk kegiatannya.
III. Kelompok C.
Jelaskan mengenai hambatan, harapan dan rencana Saudara
dalam pelaksanaan kegiatan konservasi sumber daya alam.
25
Lampiran 2 : Contoh Format Laporan Kader Konservasi Nama Kader Konservasi :No. Induk Kader Konservasi :Balai Besar : Taman Nasional Teluk CenderawasihBPTN Wilayah :Propinsi :
No. Nama Kegiatan Kader Lokasi WaktuPelaksanaan Hasil Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6
……………, ……………… 20...
Yang melaporkan,
27
Keterangan :Pada kolom 6 (keterangan) : dapat diisi dengan penyelenggara, sumber dana dan lain-lain yang dianggap perlu.
28
Lampiran 3 : Contoh Format Laporan Semester Pembinaan Kader Konservasi Balai Besar : Taman Nasional Teluk CenderawasihBPTN Wilayah : Propinsi :
Semester I/II Tahun..........
No. Nama KegiatanPembinaan KK yang terlibat Lokasi Waktu
PelaksanaanHasil
Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7
……………, ……………… 20....Kepala BPTN Wilayah
...,
NIP.Keterangan :
29
Pada kolom 7 (keterangan) : dapat diisi dengan penyelenggara, sumber dana dan lain-lain yang dianggap perlu.
30
Lampiran 4 : Contoh Format Laporan Tahunan Kegiatan Pembinaan Kader Konservasi Balai Besar : Taman Nasional Teluk CenderawasihBPTN Wilayah : Propinsi :
Laporan Tahun
No Nama KegiatanPembinaan Lokasi Waktu
PelaksanaanHasil
KegiatanPermasalahan/
Hambatan
Upayayang
DilakukanSaran Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
……………, ……………… 20....
Kepala BPTN Wilayah...,
NIP.
31