Post on 26-Jan-2023
Ikatan Kimia
Selain gas mulia di alam unsur-unsur tidak selalu berada
sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal), tetapi kebanyakan
bergabung dengan atom unsur lain. Tahun 1916 G.N. Lewis dan W.
Kossel menjelaskan hubungan kestabilan gas mulia dengan
konfigurasi elektron. Kecuali He yang mempunyai 2 elektron
valensi, unsur-unsur gas mulia mempunyai 8 elektron valensi
sehingga gas mulia bersifat stabil. Atom-atom unsur cenderung
mengikuti gas mulia untuk mencapai kestabilan.
Jika atom berusaha memiliki 8 elektron valensi, atom disebut
mengikuti aturan octet(teori ikatan valensi) yang berbunyi “atom
– atom unsur selalu berkecenderungan untuk mempunyai susunan
elektron seperti gas mulia terdekatnya” . Unsur-unsur dengan
nomor atom kecil (seperti H dan Li) berusaha mempunyai electron
valensi 2 seperti He disebut mengikuti aturan duplet. Cara yang
diambil unsur supaya dapat mengikuti gas mulia, yaitu:
1. Melepas atau menerima electron valensi,
2. Pemakaian bersama pasangan elektron.
1.1 Ikatan Ion
Ikatan ion/ Heteropolar/Ektrovalen merupakan
penggabungan suatu atom dengan cara serah terima atau
perpindahan elektron antara 2 atom sehingga membentuk
1
susunan elektron seperti gas mulia. Atom-atom yang
melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang
atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif
(anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan
elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut
senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam
cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan
atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron
membentuk ion negatif.
A. Ion positif dan ion negatif
Terbentuknya ikatan ion melibatkan ion
positif dan ion negatif.
1. Ion Positif
Ion positif terbentuk bila atom melepaskan
elektron valensinya. Contoh:
11Na (2,8,1) → Na+ (2,8) +1e
12 Mg (2,8,2) →Mg 2+(2,8) +2e
13Al (2,8,3)→Al 3+(2,8) +3e
2. Ion Negatif
Ion Negatif terbentuk bila atom menerima
atau menarik elektron. Contoh:
9F (2,7) +1e → F- (2,8)
8O (2,6) +2e → O-2 (2,8)
2
7N (2,5) +3e → N-3 (2,8)
Unsur-unsur yang cenderung membentuk ion
positif(elektropositif)terjadi pada unsur
logam:
Golongan 1A cenderung membentuk ion +
Golongan IIA cenderung membentuk +2
Golongan IIIA cenderung membentuk +3
Unsur-unsur yang cenderung membentuk ion
negatif (elektronegatif) terjadi pada unsur
non logam:
Golongan VIIA cenderung membentuk
ion –
Golongan VIA cenderung membentuk -
2
Golongan VA cenderung membentuk -3
B. Rumus Lewis atau Rumus Titik Elektron
Untuk memudahkan menjelaskan ikatan kimia,
menurut Lewis elektron valensi suatu unsur
dapat digambarkan dengan menggunakan tanda (○)
atau ( x )seperti pada tabel berikut ini.
GolonganIA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA VIIIA
Rumus
Lewis
Unsur
Periode
Li ○ ○ Be
○
B C N O F Ne
3
2Rumus
Lewis
Unsur
Periode
3
Na Mg Al Si P S Cl Ar
Jumlah
elektro
n
valensi
1 2 3 4 5 6 7 8
Valensi 1 2 3 4 3 2 1 0
C. Proses Terbentuknya Ikatan Ion
Contoh proses terjadinya ikatan ion.
1. Atom 11Na berikatan dengan atom 9F
11Na (2,8,1) → Na+ (2,8) +1e
9F (2,7) +1e→ F- (2,8)
Antara ion Na+ dan F- tarik menarik membentuk
ikatan kimia bila jumlah muatan positif (+)
dan negatif (-) sama atau jumlah elektron
yang dilepas Na sama dengan jumlah elektron
yang diterima F.
Na→ Na+ + 1e
F+1e → F+
+
Na + F → Na+ + F-
4
NaF
Jadi rumus kimia
senyawa yang terbentuk adalah NaF.
Proses diatas jika digambarkan dengan rumus Lewis seperti
di bawah ini:
Na + F Na+ + F NaF
2. Atom 20Ca berikatan dengan 17Cl
20Ca (2,8,8,2) → Ca2+(2,8,8) +2e
17Cl (2,8,7) + 1e → Cl- (2,8,8)
Ca → Ca2+ +2e (x1) Ca → Ca2+ + 2e
Cl + 1e → Cl- (x2) 2Cl+2e → 2Cl-
+
Ca + 2Cl → Ca2+ +
2Cl-
CaCl2
Jadi rumus kimia senyawa yang terbentuk
adalah : CaCl2
Proses diatas jika digambarkan dengan rumus Lewis seperti
dibawah ini:
Cl Cl -
5
Ca : + Ca2+ + CaCl2
Cl Cl -
Kesimpulan :
Unsur logam golongan (IA,IIA,IIIA) dengan unsur non
logam golongan (IVA,VA,VIA,VIIA).
Unsur – unsur yang memiliki selisih keelektronegatifan
besar (>1,7). Makin besar selisih keelektronegatifan
kedua atom makin kuat ikatan ionnya. Senyawa yang
berikatan ion disebut senyawa ion.
Cara lain menentukan rumus kimia senyawa ion :
Misal ion positif A+ dan ion negatif B+.
Jika harga x=y, maka berlaku : Ax+ + By- → AB Jika harga x≠y, maka berlaku :Ax+ + By- → AyBx
1.2 Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen/ Homopolar merupakan penggabungan suatu
atom dengan jalan pemakaian bersama pasangan elektron,
sehingga membentuk susunan elektron seperti gas mulia.
A. Proses terbentuknya ikatan kovalen
Contoh proses terbentuknya ikatan kovalen.
1. Ikatan antara H dengan H dalam molekul H2
Konfigurasi elektron : 1H:1 ev=1, rumus
lewis : H atau H
6
H + H H H atau H
(Rumus Lewis) (Rumus Struktur)
2. Ikatan H dengan F dalam molekul HF
Konfigurasi elektron: 9F: 2, 7 ev= 7,
rumus lewis F
H + F → H F atau H F
(jumlah e.v pada atom F memenuhi
aturan oktet)
( jumlah e.v pada atom H memenuhi aturan duplet)
3. Ikatan O dengan O dalam molekul O2
Konfigurasi elektron 8O : 2, 6 → ev= 6, rumus lewis O
7
PEB (pasangan elektron bebas)
O + O O O atau O O
PEI (pasangan elelktron ikatan)
Kesimpulan :
Ikatan kovalen terjadi antara unsur non logam dengan non
logam (antara VA,VIA,VIIA)
Ikatan kovalen terjadi antara unsur sejenis atau tak
sejenis yang memiliki keelektronegatifan kecil.
Senyawa – senyawa yang berikatan kovalen disebut senyawa
kovalen
Perbedaan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen
8
Senyawa ion
1. Mudah larut dalam pelarut polar (air)
2. Titik lebur dan didih tinggi
3. Larutan /lelehannya
Senyawa kovalen
1. Mudah larut dalampelarut non polar(bensin, aseton)
2. Titik lebur dandidih rendah
3. Larutan /lelehannyatidak menghantarkanlistrik,kecuali
Berdasarkan jumlah ikatan, ikatan kovalen dibedakan
menjadi:
1. Ikatan kovalen tunggal ¿
2. Ikatan kovalen rangkap dua ( ¿ )
3. Ikatan kovalen rangkap tiga (≡ )
Berdasarkan jenis ikatannya, ikatan kovalen dibedakan
menjadi:
1. Ikatan kovalen koordinasi (dativ)
2. Ikatan kovalen polar
3. Ikatan kovalen non polar (murni)
B. Ikatan kovalen koordinasi / semi polar/ dativ
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen
dimana pasangan elektron yang digunakan bersama
berasal dari salah satu atom. Ikatan kovalen
koordinasi terjadi bila salah satu atom yang
mengadakan ikatan mempunyai pasangan elektron bebas.
Contoh pembentukan H3O+ dari H2O dan H+
H2O + H+ H3O+ (ikatan kovalen
koordinasi)
H O + H+ H O H H O H
H H H
9
C. Ikatan kovalen polar
Ikatan kovalen polar terjadi bila dua atom yang
berbeda saling berikatan. Seperti pada molekul HCl
dibawah ini.
H + Cl H Cl Hδ+¿¿ Clδ−¿¿
Atom yang berbeda mempunyai keelektronegatifan berbeda.
Keelektronegatifan H=2,1dan keelektronegatifan Cl=3,0. Atom Cl
lebih elektronegatif berarti atom Cl lebih kuat menarik pasangan
elektron ikatan (PEI). Sehingga PEI cenderung lebih dekat ke
atom Cl. Akibatnya dalam molekul HCl atom Cl lebih bermuatan
negatif ¿ dan atom H lebih bermuatan positif ¿ , sehingga
membentuk dua kutup(dipol).
Molekul – molekul yang memiliki dipol disebut molekul polar dan
ikatan yang membentuk molekul polar disebut ikatan kovalen polar.
Makin besar selisih keelektronegatifan unsur – unsur yang
berikatan kovalen makin bersifat polar. Kepolaran suatu molekul
dapat dinyatakan dengan harga momen dipol. Molekul polar
mempunyai momen dipol lebih besar dari nol. Makin besar harga
momen dipol makin polar molekul itu.
Rumus molekulMomen Dipol
(D)HF 1,91HCL 1,03HBr 0,78
10
HI 0,38NH3 1,49H2O 1,85SO2 2,62
Ciri – ciri molekul polar :
a. Molekul diatomik tak sejenis
b. Molekul poliatom dimana atom pusat mempunyai PEB
c. Molekul poliatom dimana atom pusat tidak mempunyai PEB,
tetapi atom mengelilingi atom pusat berbeda.
D. Ikatan kovalen murni / non polar
Ikatan kovalen non polar terjadi bila pasangan
elektron yang digunakan bersama posisinya tepat
ditengah kedua aton yang berikatan. Molekul non
polar mempunyai momen dipol = 0.
Perhatikan contoh molekul non polar berikut:
1. Moleku F2 : F F atau F F
Cl Cl
2. Molekul CCl4 : Cl C Cl atau Cl C Cl
Cl Cl
11
Untuk molekul CCL4 atom Cl lebih elektronegatif dari atom C.
Seharusnya pasangan elektron pada C Cl lebih dekat ke Cl.
Akan tetapi tarikan pasangan pada ke 4 C Cl sama kuat dan
berlawanan arah, sehingga tarikan itu saling meniadakan. Maka
dalam molekul CCl4tak ada dipol (momen dipol = 0). Jadi molekul
CCl4 bersifat non polar.
Ciri – ciri molekul non polar :
a. Molekul diatomik sejenis.
b. Molekul poliatom tak sejenis, dimana atom pusat tidak
memiliki PEB dan atom yang mengelilingi atom pusat
sejenis.
12
Contoh Soal
1. Atom X dengan nomor atom 20, agar mempunyai susunan elektron seperti gas mulia dengan cara....
a. Mengikat 2 proton membentuk ion X2+
b. Mengikat 2 elektron membentuk ion X 2-
c. Melepas 2 elektron membentuk ion X2+
d. Mengikat 1 proton membentuk ion X+
e. Melepas 1 elektron membentuk ion X-
2. Diketahui 11Na,12Mg,13Al,19K, dan 20Ca. Ion yang muatannya tidaksesuai...
a. Na-
b. Mg2+
c. Al3+
d. K-
e. Ca2+
3. Nomor atom unsur – unsur P,Q,R,S, dan T masing – masing 9,12,13,16, dan 17. Pasangan unsur – unsur yang tidak mungkin membentuk ikatan ion...
a. Q dan Pb. P dan Sc. Q dan S
d. Q dan Te. R dan T
4. Unsur X mempunyai konfigurasi elektron 2,8,8,2 dan unsur Y mempunyai konfigurasi elektron 2,8,5. Jika kedua unsur membentuk senyawa, maka rumus kimianya...
a. XYb. XY2
c. XY3
d. X2Y3
e. X3Y2
5. Nomor atom Q = 20 dan nomor atom S = 8. Jika Q dan S membentuk senyawa QS, maka senyawa ini memiliki ikatan..
a. Kovalen polar b. Kovalen non polar13
c. Kovalen koordinasid. Ion
e. Logam
6. Keelektronegatifan unsur – unsur Cl, Be,Mg,Ca,Sr, dan Ba berturut – turut 3,16 ; 1,57 ; 1,31 ; 1,0 ; 0,95 ; dan 0,89. Berdasarkan data tersebut dapat ditafsirkan bahwa ikatan ion paling kuat terdapat pada..
a. BeCl2
b. CaCl2
c. MgCl2
d. BaCl2
e. SrCl2
7. Pasangan senyawa di bawah ini yang mempunyai ikatan kovalenadalah...
a. KCl dan CCl4 b. NaBr dan HBrc. N2 dan HCl
d. NH3 dan Na2Oe. NaCl dan HCl
8. Senyawa berikut yang mempunyai ikatan ion sekaligus ikatan kovalen adalah..
a. H2O2
b. NaOHc. H2O
d. C2H2
e. NaF
9. Jenis ikatan yang terdapat pada senyawa amonium klorida (NH4Cl) adalah...a. Ikatan elektrovalen dan ikatan kovalenb. Ikatan kovalen dan kovalen koordinasic. Ikatan kovalen polar dan non polard. Ikatan elektovalen, kovalen dan kovalen koordinasie. Ikatan elektrovalen, kovalen polar dan non polar
10. Diketahui :
14
1. N2
2. PH3
3. CBr4
4. HCl5. CCL2F2
Senyawa yang mempunyai momen dipol nol adalah..
a. 1 dan 2b. 1 dan 3c. 1 dan 4
d. 2 dan 4e. 3 dan 4
11. Tuliskan rumus titik elektron (rumus Lewis) dan tentukan jenis ikatan yang terdapat dalam senyawa atau ion berikut:a. KOHb. SO3
c. PO43-
d. H2SO4
12. Tentukan dan jelaskan manakah molekul berikut yang bersifat polar atau non polar!a. H2Sb. Br2
c. SiCl4
d. FCl
15
Daftar Pustaka
MGMP Kab. Blitar, KIMIA 1A,Blitar, 2008
www.google.com/ikatankimia
16
Pertanyaan dan Soal1. Endang
Pertanyaan :Apa yang menandai polar itu kuat?
Jawab : Yaitu selisih keelektronegatifan unsur –
unsur yang berikatan kovalen besar. Kepolaran suatu molekul
dapat dinyatakan dengan harga momen dipol. Molekul polar
mempunyai momen lebih besar dari nol. Makin besar harga
momen dipol makin polar molekul itu.
Yang menjawab soal di makalah.
Soal nomor 11
a. Nur widi
b. Eva Yuli
c. Naning Triana
Soal nomor 12
a. Azizatus
b. Ayom Bangkit
c. Adinda desbi
d. Nina
17