Post on 21-Feb-2023
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN
STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA
1.1 Pendahuluan Sejak lahir, tanpa disadari, kita sudah menerima
pendidikan dari orang tua tentang banyak hal. Orang tua
merupakan guru pertama bagi kita untuk bertanya-tanya hal kecil
hingga yang besar. Seiring berjalannya waktu, definisi
pendidikan pun meluas. Kita tidak hanya mengenal dalam
lingkungan keluarga, namun mencapai lingkungan masyarakat,
bahkan lingkungan Negara. Pendidikan merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan memegang
unsur penting untuk membentuk pola pikir, akhlak, dan perilaku
manusia agar sesuai dengan norma-norma yang ada, seperti norma
adat, agama, budaya, dan lain-lain.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas).
Menurut UNESCO pendidikan itu sekarang adalah untuk
mempersiapkan manusia bagi suatu tipe masyarakat yang masih
belum ada. Konsep system pendidikan mungkin saja berubah sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan pengalihan nilai-nilai
kebudayaan (transfer of culture value). Konsep pendidikan saat
ini tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang harus sesuai
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
dengan tuntutan kebutuhan pendidikan masa lalu,sekarang,dan masa
datang.
Dari beberapa definisi pendidikan di atas, pada dasarnya
pengertian pendidikan yang dikemukakan memiliki kesamaan yaitu
usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus-menerus,
dan menuju kedewasaan.
Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan
atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan
serangkaian kerja dalam mencapai tujan tertentu.
Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan –
perbedaa hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian
dari sudut yang berbeda- beda. Ada yang meninjau pengelolaan
dari segi fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau
pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari pada
prinsipnya definisi- definisi tersebut mengandung pengertian dan
tujuan yang sama.
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa ahli yakni
menurut Wardoyo (1980:41) memberikan definisi sebagai berikut
pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan
perencanaan ,pengorganisasian pengerakan dan pengawasan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Harsoyo (1977:121) pengelolaan adalah suatu
istilah yang berasal dari kata “kelola” mengandung arti
serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan memanfaatkan
segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
berintikan perencanaan,pengorganisasian,penggerakan dan
pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan.
Pengelolaan pendidikan berasal dari kata manajemen,
sedangkan istilah manajemen sama artinya dengan administrasi
( Oteng Sutisna:1983). Dapat diartikan pengelolaan pendidikan
sebagai supaya untuk menerapkan kaidah-kaidah adiministrasi
dalam bidang pendidikan.
1.2 Fungsi Pengelolaan Pendidikan
Fungsi dari pengelolaan pendidikan mengikuti pada fungsi-
fungsi manajemen/administrasi pada umumnya, yaitu meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan
pengembangan.
• Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencanaan merupakan penetapan pada tindakan apa yang harus
dilakukan? Apakah sebab tindakan itu harus dikerjakan? Dimanakah
tindakan itu harus dikerjakan? Kapankah tindakan itu harus
dikerjakan? Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
• Pengorganisasian (Organizing)
Oganisasi adalah dua orang atau lebih yang bekerjasama dalam
cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran specific atau
sejumlah sasaran. Dalam sebuah organisasi membutuhkan seorang
pemimpin, pekerjaan pemimpin meliputi beberapa kegiatan yaitu
mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
pengertian antara atsan dan bawahan, memberi semangat, inspirasi
dan dorongan kepada bawahan agar supaya mereka melaksanakan apa
yang diperintahkan.
• Pengarahan (Directing )
Pengarahan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi
kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar
tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju
pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
•Pengawasan
Pengawasan adalah fungsi pengelolaan yang berhubungan dengan
usaha pemantauan kinerja agar supaya kinerja tersebut terarah
dan tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan dan
pemantauan berfungsi sebagai media agar kinerja tersebut terarah
dan tersampaikan secara tepat.
• Pengembangan
Pengembangan adalah fungsi pengelolaan yang harus dijadikan
tolak ukur keberhasilan suatu pengelolaan, dengan adanya
pengembangan pengelolaan akan berjalan sesuai dan melebihi
target yang akan diperoleh.
Tanpa suatu program yang baik sulit kiranya tujuan pendidikan
akan tercapai. Oleh karena itu, pengelolaan harus disusun guna
memenuhi tuntutan, kebutuhan, harapan dan penentuan arah
kebijakan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Pengelolaan
kerja SMP merupakan penjabaran tugas dan pelaksanaan kebijakan
Depdiknas yang di sesuaikan dengan kondisi obyektif. Dalam
pelaksanaannya setiap kegiatan mengacu pada pengelolaan yang ada
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
sehingga proses dan pelaksanaan aktifitas di sekolah lebih
terukur, terpantau dan terkendali.
Pengelolaan pendidikan berfungsi sebagai acuan bagi sekolah
dalam mengukur, mengevaluasi dan merevisi kegiatan-kegiatan yang
di anggap perlu. Selain itu pengelolaan pendidikan bertujuan
sebagai upaya sekolah dalam mendukung dan menjabarkan wajib
belajar 9 tahun.
1.3 Ruang Lingkup Pengelolaan PendidikanRuang lingkup pengelolaan pendidikan merupakan upaya untuk
menggali, memupuk, menggerakan dan mempertahankan sumber daya
pendidikan secara seimbang dan berkesinambungan demi tercapainya
tujuan melalui sistem kerja sama. Adapun bidang garapan antara
lain:
1. Inventarisasi sumberdaya pendidikan.
2. Program pengelolaan sistem kerja sama disetiap bidang garapan
melalui:
Pengelolaan Kurikulum.
Pengelolaan Kesiswaan.
Pengelolaan Ketenagaan.
Pengelolaan Keuangan.
Pengelolaan Sarana Prasarana.
Pengelolaan Potensi Masyarakat Sekitar.
Pengelolaan Program SK.
Pengelolaan Administrasi Sekolah.
Pengelolaan BP/BK.
Pengelolan Laboratorium.
Pengelolaan Perpustakaan.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Pengelolaan Hasil Penelitian.
Pengelolaan Manajemen keterampilan.
1.3.1 Standar Pengelolaan Pendidikan
1. Kerangka PP No.19 Tahun 2005Kehadiran Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 ini
merupakan salah satu tuntutn dari UU No.20 Tahun 2003 yang
mngisayartkan adanya standardisasi pendidikan di
Indonesia. Ketentuan tersebut berdasarkan Pasal 35 ayat
(4), Pasal 36 ayat (4), Pasal 37 ayat (3), Pasal 42 ayat
(3), Pasal 43 ayat (2), Pasal 59 ayat (3), Pasal 60 ayat
(4), dan Pasal 61 ayat (4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003.
Oleh karena itu, PP ini hadir untuk memenuhi Amanat
UU tersebut. Selain itu, UUD 1945 pun sudah
mengisayaratkan adanay satu sistem pendidikan yang bisa
mencerdasakan kehidupan bangsa.
Dalam PP ini, terkandung 17 Bab dan 97 Pasal. Secara
keseluruhan, semuanya mengatur tentang delapan standar
nasional pendidikan (SNP) yang harus dilaksanakan oleh
setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Secara garis
besar, kedelapan standar pendidikan diatur dalam PP ini,
namun secara rinci, setiap standar memiliki peraturan
tersendiri.
17 bab dalam PP tersebut, adalah :
Bab I : Ketentuan Umum
Bab II : Lingkup, Fungsi dan Tujuan
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Bab III : Standar Isi
Bab IV : Sandar Proses
Bab V : Standar Kompetensi Lulusan
Bab VI : Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Bab VII : Standar Sarana dan Prasarana
Bab VIII : Standar Pengelolaan
Bab IX : Standar Pembiayaan
Bab X : Penilaian Pendidikan
Bab XI : Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Bab XII : Evaluasi
Bab XIII : Akreditasi
Bab XIV : Sertifikasi
Bab XV : Penjaminan Mutu
Bab XVI : Ketentuan Peralihan
Bab XVII : Ketentuan Penutup
2. Kerangka Permendiknas No.19 tahun 2007Permendiknas No.19 Tahun 2007 ini merupakan
penejelasan dari PP No.19 Tahun 2005 mengenai standar
pengelolaan. Permen ini membahas
standardisasi ,penegelolaan pendidikan yang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah.
Selain itu, Permendiknas ini merupakan penjabaran lebih
rinci dari UU sistem pendidikan nasioanal.
Secara garis besar, peraturan ini hanya memuat dua
pasal. Selebihnya, penejelasan dari permen ini ada pada
bagaian lampiran. Dalam lampiran permen ini ada enam poin
penting yang arus diperhatikan oleh setiap satuan
pendidikan dasar dan menengah. Enam poin tersebut adalah :
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
a.Perencanaan Program
b.Pelaksanaan Rencana Kerja
c.Pengawasan dan Evaluasi
d.Kepemimpinan Sekolah/Madrasah
e.Sistem Informasi Manajemen
f.Penilaiaan Khusus
3. Kandungan PP No.19 tahun 2005 dan Permendiknas No.192007
PP No.19 tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, Peraturan
pemerintah No.19 tahun 2005 mengatur tentang standar
nasioanl pendidikan yang ada di Indonesia. Delapan standar
tersebut diatur secara garis besar dalam PP ini, namun
penjelasannya dijabarkan oleh peraturan lain.
Delapan standar pendidikan yang dimaksud adalah :
1. Standar isi
Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Secara lebih rinci,
standar isi diatur dalam Permendiknas No. 22 th 2006
2. Standar Proses
Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Secara lebih rinci lagi, standar ini diatur dalam
Permendiknas No. 41 th 2007
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Secara lebih rinci lagi, peraturan
tentang standar kompetensi lulusan diatur dalam
Permendiknas No. 23 Tahun 2006.
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Pendidik dan tenaga kependidikan adalah
kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik
maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Secara
lebih rinci, peraturan yang terkait dengan standar ini
adalah Permendiknas No. 16 th 2007, Permendiknas No.
13 th 2007, Permendiknas No. 12 th 2007
5. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar dalam mengelola
pendidikan dalam satu lembaga pendidikan. Dalam
standar ini, pendidikan dikelola oleh satuan
pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah.
Dalam PP ini Dikdasmen menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas. Sedangkan Pendidikan tinggi (PT)
menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-
batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
yang berlaku memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian.
Secara lebih rincinya lagi peraturan ini diatur dalam
Permendiknas No. 19 th 2007, dan dipertegas lagi
secara menyeluruh untuk setiap satuan pendidikan oleh
PP No.17 tahun 2010.
6. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan Prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal
tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat
beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi. Secara lebih rinci, standar
ini diatur dalam Permendiknas No. 24 th 2007.
7. Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasiional satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Sedangkanlebih rinci lagi, standar pembiayaan diatur
dalam Permendiknas No. Th 2008.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Secara lebih rinci, standar ini diatur dalam
Permendiknas No. 20 th. 2007.
Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Dalam Permendiknas ini terkandung beberapa
poinpenting, diantaranya :
1. Perencanaan Program
Perencanaan program dalam pengelolaan pendidikan
meliputi : Pembuatan Visi, Misi, Tujuan, dan rencana
Kerja.
Visi sekolah/madrasah:
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future)
yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu
tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau
ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini
yang menjangkau masa yang akan datang (Akdon, 2006:94).
Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) menyatakan bahwa visi
adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:
Bagi sekolah Visi adalah imajinasi moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa
datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu
diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan
terjadi di masa datang. Dalam menentukan visi tersebut,
sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan
masa depan.
Visi sekolah menurut Permendiknas No 19 Tahun 2007
arus memenuhi kritria sebagai berikut :
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
1.dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan
pada masa yang akan datang;
2.mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada
warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
3.dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga
sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi
pendidikan nasional;
4.diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan
komite sekolah/madrasah;
5.disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
6.ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Misi Sekolah /Madrasah
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus
dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
di masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan misi
mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan
yang ditawarkan.
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan
visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk
rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang
dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain,
misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Misi sekolah menurut Permendiknas No.19 tahun 2007 harus
memenuhi kriteria :
1. memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
2. merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu;
3. menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4. menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan
mutu lulusan yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5. memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program sekolah/madrasah;
6. memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan
kegiatan satuan-satuan unit sekolah/madrasah yang
terlibat;
7. dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah;
8. disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
9. ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Tujuan Sekolah /Madrasah
Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi sekolah.
Perumusan tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan
dan program suatu sekolah. Oleh karena itu perumusan
tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan
akuntabel.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Perumusan tujuan menurut Permendiknas no.19 Tahun
2007 harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai
dalam jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang
sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan
Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah
dan segenap pihak yang berkepentingan.
Program/ Rencana Kerja Sekolah / Madrasah
Program merupakan implementasi dari visi, misi dan
tujuan. Program yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah
program operasional. Program operasional didefinisikan
sebagai kumpulan kegiatan yang dihimpun dalam satu kelompok
yang sama secara sendiri-sndiri atau bersama-sama untuk
mencapai tujuan dan sasaran (Kdon, 2006:135). Program
merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu,
dilaksanakan oleh satu instansi pemerintah atau lebih
ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat atau yang
merupakan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Perumusan program kerja sekolah berdasarkan atas
perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan
kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam merumuskan program
kerja sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a. Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan
tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun
yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai
dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)
dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan
sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite
sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah
swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh
penyelenggara sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh
pihak-pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan
persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite
sekolah/madrasah.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada
peningkatan dan pengembangan mutu.
2. Pelaksanan Program
Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah meliputi
seluruh bidang pelaksanaan operasionalsekolah, meliputi: bidang
kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan
pembiayaan, budaya dan lingkungan sekitar serta peran serta
masyarakat dan kemitraan sekolah. Seluruh bidang tersebut
diselenggarakan dan dikelola oleh satuan pendidikan yang
dibentuk dalam struktur organisasi sekolah/madrasah. Struktur
organisasi sekolah terdiri dari: semua pimpinan, pendidik, dan
tenaga kependidikan yang mempunyai uraian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan
dan administrasi sekolah. Pelaksanaan rencana kerja/kegiatan
sekolah dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan oleh
penanggung jawab kegiatan. Berikut ini beberapa pelaksanaan
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
kegiatan sekolah yang dilaksanakan berdasarkan bidang
garapannya, meliputi:
Bidang Kesiswaan
1.Menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai
proses penerimaan peserta didik.
2.Memberikan layanan konseling kepada peserta didik.
3.Melaksanakan kegiatan ekstra dan nonkurikuler untuk para
peserta didik.
4.Melakukan pembinaan prestasi unggulan.
5.Melakukan pelacakan terhadap alumni.
Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
1.Menyusun KTSP dan jadwal berdasarkan kalender pendidikan.
2.Menyusun dan mengembangkan program pembelajaran
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ditetapkan.
3.Menyusun program penilaian hasil belajar peserta didik.
4.Menyusun dan menetapkan peraturan akademik.
Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.Menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan.
2.Mengangkat pendidik dan tenaga kependidikan tambahan yang
dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh penyelenggara sekolah.
Bidang Sarana dan Prasarana
1.Menetapkan kebijakan program secara terttulis mengenai
pengelolaan sarana dan prasarana.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
2.Merencanakan, mengadakan, memelihara sarana dan prasarana
yang ada di sekolah.
3.Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan
sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum.
Bidang Keuangan dan Pembiayaan
Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada standar pembiayaan.
Bidang Budaya dan Lingkungan Sekolah
- Menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan
pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang
efisien dalam prosedur pelaksanaan.
- Menetapkan pedoman tata tertib/peraturan sekolah.
- Menetapkan kode etik warga sekolah.
Bidang Humas/Peran serta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah
Sekolah menjalin kemitraan dan kerja sama dengan
masyarakatt dan lembaga lain untuk mendukung program
pelaksanaan kegiatan sekolah dalam rangka pengelolaan
pendidikan
3. Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan
monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi
terlaksana seperti yang direncanakan dan sekaligus juga
merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila
ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian
tujuan (Robbins 1997).
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Sekolah harus objektif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan dalam melakukan pengawasan. Pengawasan meliputi
pemantauan, supervise, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut
hasil pengawasan. Pemantauan dilakukan oleh komite sekolah,
sedangkan supervise dilakukan secara teratur dilakukan oleh
kepala sekolah . guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian
sekurang-kurangnya kepada kepala sekolah.
Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan harus
menindaklanjuti setiap laporan yang diterimanya dan menggunakan
hasil pemantauan atau pengawasan tersebut untuk memperbaiki
kinerja sekolah dan sebagai sarana pendidikan.
Program Evaluasi
Jenis-Jenis Evaluasi:
a.Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan pihak sekolah
untuk menilai kinerja sekolah itu sendiri. Pihak sekolah
menetapkan prioritas indicator untuk mengukur, menilai kinerja
dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksaaan Standar
Nasional Pendidikan. Evaluasi diri atau evaluasi sekolah
dilakukan secara periodic berdasarkan pada data dan informasi
yang sahih
b.Evaluasi dan pengembangan KTSP adalah proses yang dilakukan
secara komprehensif dan flexible agar bisa menghadapi kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir danbersifat
menyeluruh yang artinya melibatkan semua pihak
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
c.Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga pendidik meliputi
kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja
dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksaan
tugas. Evaluasi harus emperhatikan pencapaian prestasi dan
perubahan perubahan peserta didik
Akreditasi sekolah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang untuk menentukan
tingkat kelayakan suatu sekolah/madrasah berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik
yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang
mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
d. Kepemimpinan Sekolah
Secara umum kepemiminan dapat dirumuskan sebagai berikut.
“Kepemimpinan berarti kemauan dan kesiapan yang dimiliki oleh
seseorang ubtuk dapat memengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa
orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan
selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat menbantu tercapainya
suatu tujuan tertentu ang telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan
kelompok yang diorganisir menuju kepada penentuan dan
pencapaian tujuan (Ralp M Stogdil). Sedangkan menurut Sondang P.
Siagian, kepemimpinan mrupakan motor atau daya penggerak
daripada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi
suatu organisasi.
Fungsi Pemimpin
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Fungsi utama pemmpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar
memutuskan dan bekerja, antara lain:
a) Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan,
kerjasama dengan penuh rasa kebebasan.
b) Pemimpin membatu kelompok untuk menorganisir diri
yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
c) Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur
kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi
untuk kemudian mentapkan prosedur mana yang paling praktis
dan efektif.
d) Pemimpin bertanggung jawb dalam mengambil keputusan
bersama dengan kelompok. Pemimpin member kesempatan kepada
kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai
tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan
isi pekerjaan yang dilakukan dan beran menilai hasilnya
secara jujur dan objektif.
Tugas dan Kewajiban Pemimpin sekolah/madrasah :
1.Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu yang akan
dicapai
2.Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai
3.Menganalisis tnatangan, peluang, kekuatan dan kelemahan
sekolah dan madrasah
4.Membuat rencana kerja strategis dan rencan kerja tahunan
untuk pelaksanaan peningkatan mutu
5.Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran
sekolah dan madrasah
6.Melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan
keputusan penting sekolah/madrasah. Dalam hal ini sekolah
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
/ madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus
melibatkan penyelenggara sekolah dan madrasah.
7.Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari
orang tua peserta didikdan masyarakat
8.Menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidikan dan
tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran
peraturan dank kode etik
9.Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi
peserta didik
10. Bertanggungjwab atas perencanaan partisifatif
mengenai pelaksanaan dan kurikulum
11. Melaksanakan dan merumuskan program supervise, serta
memanfaatkan hasil supervise untuk meningkatkan kinerja
sekolah dan madrasah
12. Meningkatkan mutu pendidikan
13. Member teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi dan kedudukan sesuaidengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya
14. Memfasilitasi pengembanga, penyebarluasan dan
pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan
baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah
15. Membantu, membina dan mempertahankan lingkungan
sekolah / madrasah dan progam pembelajaran yang kondusif
bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan
profesional para guru dan tenaga kependidikan
16. Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian
sumber daya sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan
belajar yang aman, sehat efisien dan efektif
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
17. Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan
masyarakat dan komite sekolah / madrasah menanggapi
kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam dan
memobilisasi sumber daya masyrakat
18. Member contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab
1.4 Dampak Positif dan Negatif Globalisasi pada
pendidikan Dalam dunia pendidikan, globalisasi membawa banyak dampak
dan efek. Dampak tersebut tak hanya bersifat positif tapi
juga berdampak negative.
1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan
a. Kemajuan teknologi;
Maju dengan pesatnya perkembangan teknoligi di
era globalisasi ini, berdampak kepada dunia
pendidikan, antara lain di bidang proses
pembelajaran. Pengajaran yang bersifat klasikal
berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi
baru seperti internet dan computer. Apabila dulu,
guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat
gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan
sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan
pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada
computer. Sehingga tulisan, film, suara, music,
gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses
komunikasi.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
b. Perubahan Corak Pendidikan.
Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan
oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan
institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau
atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat
kebijakan harus berkompromi untuk melakukan
perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen,
UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa
perubahan paradigma pendidikan dari corak
sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah
atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya
sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik
sekolahnya. Serta Kemudahan dalam mengakses Informasi
Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari
melambungnya globalisasi seperti internet dapat
membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan serta sharing riset antar siswa
terutama dengan mereka yang berjauhan tempat
tinggalnya. Dampak positif global ini menurut H.
Abuddin Nata (2003)[6]adalah semakin mudahnya
mendapatkan informasi dalam waktu yang singkat.
c. Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa.
Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada
tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang,
kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK
yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan
langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian
disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat
satuan pendidikan.
Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif
dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang
memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas.
Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat.
Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya
melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya
bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-
konsep, dan fakta sendiri.
Dampak Positif lainnya adalah:
a. Perubahan Tata Nilai Masyarakat
Globalisasi menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat masyarakat menjadi lebih mudah dalam
beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Kehidupan yang lebih Baik.
Globalisasi mendorong pertumbuhan industri
canggih yang merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
Disamping itu globalisasi berdampak pula
kepada :
1. Akan semakin mudahnya akses informasi
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
2. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan
manusia yang profesional dan berstandar
internasional dalam bidang pendidikan
3. Globalisasi anak membawa dunia pendidikan Indonesia
bisa bersaing dengan negara-negara lain.
4. Globalissi akan menciptakan tenaga kerja yang
berkualitas dan mampu bersaing.
5. Adanya perobahan struktur dan sistem pendidikan
yang memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu
pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dalam
pendidikan akan sangat pesat.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak
positif globalisasi terhadap dunia pendidikan cukup banya,
dampak positif tersebut sekaligus sebagai peluang untuk
menciptakan sekolah unggul bertarap internasional yang
memiliki akses informasi global, yang dapat menghasilkan
generasi terdidik yang profesional dan memiliki skill yang
dapat bersaing dengan tenaga kerja dinegara lain, di
dunia internasional, dan daya tahan terhadap terpan
negatif dari globalisasi.
2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan
Meskipun cukup banyak dampak positip yang tibmul
akibat dari globalisasi, namun tidak sedikit pula dampak
negatif yang timbul antara lain:
a. Komersialisasi Pendidikan
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan.
Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama
sebagai media bisnis.
Kasus kampus UTS tahun 2008 lalu, merupakan bukti nyata
kemerosotan nilai-nilai luhur dalam pendidikan. Gelar
dapat diperoleh dengan harga murah. Tanpa harus mengikuti
proses belajar mengajar yang sesuai prosedur. Munculnya
sekolah-sekolah swasta elit yang bersaing menawarkan
terobosan-terobosan baru dalam dunia pendidikan yang
kebanyakan hanya sebagai media bisnis. Karena mereka
menyodorkan terobosan dalam dunia pendidikan dengan
imbalan uang yang tak sedikit jumlahnya.
b. Bahaya Dunia Maya.
Dampak lain yang ditimbulkan dari globalisasi adalah
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses
informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak
negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi
yang berpengaruh negative bertebaran diinternet.
Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan,
kekerasan, dan sejenisnya.
Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan
pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun,
termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol,
narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 10
Oktober 2012 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di
Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui
seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan
“facebook”. Hal ini sangat dampak negatif pada proses
Pembelajarannya.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
c. Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer
dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa
ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak
bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan
alat-alat tersebut.
Dampak negatif lainnya adalah:
a. Munculnya Pola Hidup Konsumtif
Globalisasi mendorong perkembangan industri yang
pesat untuk penyediaan barang kebutuhan masyarakat
sehingga tingkat konsumsi masyarakat juga akan
meningkat.
b. Munculnya Sikap Individualistik
Karena dimudahkan teknologi maju, masyarakat menjadi
individualistik.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Globalisasi memunculkan sifat kebarat-baratan dari generasi muda. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
1.5 Implementasi Permendiknas No.19 tahun 2007
Permendiknas No. 19 Tahun 2007 merupakan salah satu
penjabaran dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terutama
berkaitan dengan satandar pengelolaan pendidikan yang
seharusnya dilaksanakan oleh satuan pendidikan dasar dan
menengah yang berada di wilayah hukum negara kesatuan
Republik Indonesia.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Bila dilihat pada kebanyakan satuan pendidikan yang
ada saat ini masih kurangnya sumber daya manusia (SDM)
yang diharapkan mampu menjabarkan Permendiknas No.19 tahun
2007. Sebagai contoh jika dilihat dari aspek kurikulum,
pola penerapan KTSP terbentur pada masih minimnya kualitas
guru dan sekolah, sarana dan prasarana pendukung. Sebagian
besar guru belum bisa diharapkan memberikan kontribusi
pemikiran dan ide-ide kreatif untuk menjabarkan panduan
kurikulum itu (KTSP), baik di atas kertas maupun di depan
kelas. Salah satu penyebabnya antara lain masih rendahnya
kualifikasi akademik tenaga pendidik dan kependidikan.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Badan Penelitian dan
Pengembangan Depdiknas pada tahun 2004, bahwa dari 2,7
juta guru menunjukkan bahwa ketidaksesuaian ijasah yang
mengajar di jenjang pendidikan dasar dan menengah
menunjukkan kecenderungan yang kurang mengembirakan, jika
mengacu pada persyaratan yang ada. Guru SD tercatat 66,11%
yang tidak memiliki ijasah sesuai ketentuan, guru SMP
39,99% , dan guru SMA sebanyak 34,08%. Selain itu tercatat
secara umum terdapat 15,21% guru pada berbagai jenjang
pendidikan dasar dan menengah yang mengajar tidak sesuai
dengan kompetensinya. Hasil survey Human Development
Indeks (HDI) sebanyak 60% guru SD, 40% guru SMP, 43% guru
SMA, dan 34% guru SMK belum memenuhi standarisasi mutu
pendidikan nasional. Lebih mengkhawatirkan lagi bila 17,2%
guru di Indonesia mengajar bukan pada bidang keahliannya
(Toharudin, Oktober 2005 dalam Muhyi,Dindin MZ, 2007).
1.6 Solusi Pemerataan Standardisasi Pengelolaan
Pendidikan
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Untuk menangani permasalahan tersebut, perlu diambil langkah-
langkah kebijaksanaan baik mengenai implementasi Permendiknas
No.19 tahun 2007. Langkah-langkah kebijaksanaan yang ditempuh
antara lain sebagai berikut:
1. Perlu diciptakan sistem informasi yang dapat
mengkomunikasikan/memantau perkembangan pelaksanaan
Permendiknas No.19 tahun 2007 pada berbagai daerah
diseluruh tanah air.
2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesionalisme
(Pembina, pengawas/ penilik, kepal sekolah, guru) agar
Permendiknas No.19 tahun 2007 dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
3. Mencukupi fasilitas pendukung pelaksanaan Permendiknas
No.19 tahun 2007 baik oleh masyarakat maupun pemerintah
(buku, alat pendidikan, dan sarana pendidikan lainnya)
4. Meningkatkan kesejahteraan bagi para pelaksana pendidikan
agar berfungsi sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
5. Menciptakan kondisi yang kondusif yang dapat memberikan
kemungkinan para pelaksana pendidikan menjalankan tugasnya
secara kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab.
6. Untuk dapat menciptakan pengelolaan pendidikan yang sesuai
dengan perundang-undangan yang ada dan sesuai dengan
peraturan dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebaiknya sumber daya manusia yang berada di bidang
tersebut merupakan administrator dan manajer pendidikan
yang sesuai yang telah menempuh pengajaran dan pembekalan
mengenai seluruh kegiatan pengelolaan pendidikan yang
sesuai dengan keilmuan administrasi/manajemen pendidikan.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
7. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk ikut serta
berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dan memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap
kondisi sekolah.
KesimpulanPengelolaan pendidikan merupakan usaha tersencana dalam
mengelola seluruh sumber daya pendidikan oleh beberapa orang
dalam satu system pendidikan untuk mncapai tujuan pendidikan
baik secara makro atau mikro. Pengelolaan pendidikan merupakan
hal yang penting dalam sebuah pengelolaan lembaga pendidikan.
Baik buruknya satu lembaga pendidikan bisa dinilai dari
proses pengelolaan pendidiokan, sehingga tidak heran jika ada
yang memandang kesuksesan suatu lembaga pendidikan tergantung
pada administrasi/pengelolaannya.
Menurut Permendiknas no.19 tahun 2007 ada enam hal yang
harus diperhatikan dalam pengelolaan pendidikan yang
dilaksanakan di satuan pendidikan dasar dan menengah. Enam hal
tersebut yaitu : Perencanaan program, pelaksanaan program,
pengawasan dan evaluasi program, Kepemimpinan sekolah, Sistem
informasi manajemen, dan penilaian khusus. Badan yang berhak
menilai dan memantau standar pengelolaan ini adalah Badan
Standardisasi Nasioanl Pendidikan (BSNP).
Implementasi dari permendiknas ini tentunya memerlukan
pengawasan serta pembinaan yang efektif dari berbagai pihak.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Sehingga cita-cita standardisasi pengelolaan pendidkan di
Indonesia bisa tercapai. Saat ini standardisasi yang diharapkan
baru sekedar harapan, pada kenyataannya memang belum semua
lembaga bisa melaksanakan peraturan ini secara baik dan benar.
Oleh karena itu perlu pengawasan dan penbinaan dari berbagai
pihak.
Solusi dari pemerataan standardisasi ini bisa melalui
intensnya pembinaan dari pemerintah dan juga pihak-pihak yang
peduli terhadap kemajuan pendidikan Indonesia. Keikutsertaan
para ahli dalam bidang administrasi dan manajemen pendidikan
bisa menjadi salah satu solusi yang bisa ditempuh untuk kemajuan
pengeloaan pendidikan, karena pada dasarnya keilmuan
administrasi/manajemen pendidikan mempelajari pengelolaan
pendidikan baik secara makro, maupun mikro.
SaranDari makalah kecil yang kami susun ini, bisa diambil
saran/rekomendasi sebagai berikut :
1. Bagi para pengambil kebijakan untuk lebih mengawasi dan
memberikan pembinaan lebih dalam implementasi dari sebuah
produk hukum pendidikan. Sehingga maksud yang diharapkan
bisa tercapai.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
2. Bagi pelaksana lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan
kemampuan konsep dan praktis secara ilmiah dalam
pengelolaan pendidikan.
3. Bagi para ahli administrasi/manajemen pendidikan, baik
mahasiswa ataupun tenaga ahli, untuk ikut serta dalam
pendampingan dan bimbingan dalam pengelolaan pendidikan.
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Referensi:
http://srihendrawati.blogspot.com/2010/05/analisis-swot-
permendiknas-no19-tahun.html
Akdon. 2009. Strategic Management for Educational Management.
Bandung: Alfabeta.
Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan,Jakarta: Peraturan
Pemerintah RI No.19 tahun 2005
Depdiknas. 2006. Standar Isi, Jakarta : Permendiknas No 22 tahun
2006
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta :
Permendiknas No.23 tahun 2006
Depdiknas. 2006. Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan, Jakarta: Permendiknas No.24 tahun 2006
Depdiknas. 2007. Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Permendiknas No. 19
tahun 2007
Hasan,Hamid,S. Pendekatan Multikultural untyuk Penyempurnaan
Kurikulum Nasional disajikan pada seminar Pengembangan
Kurikulum, pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),Bandung:
tidak diterbitkan.
Hendrawati, Sri. 2007. Analisis Kebijakan KTSP. Bandung: Sekolah
Pascasarjana UPI Bandung. Makalah, tidak diterbitkan.
Muhyi,Dindin MZ (2007), Jurnal: Pendidikan di Indonesia Harus
Berlandaskan Jati Diri Bangsa, Bandung: Al Mizan
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bandung: Fokusmedia
Peraturan Pemerintah Nomor: 28/1990, Tentang Pendidikan Dasar.
Jakarta
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Sularto,St. Praksis Pendidikan Minus Visi, Catatan atas ”Bongkar
Pasang” Kurikulum, Sebuah Opini. Jakarta–2005. www. ntt-
online.org.
Tilaar. 2009. Kekuasaan dan Pendidikan Nasional dalam Pusaran Kekuasaan.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Anatomiestreetsoldier.wordpress.com/2010/06/26/pengelolaan-
pendidikan/
http://armiakadir.blogspot.com/2013/01/globalisasi-dampaknya-
terhadap_8472.html
ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS GLOBLALISASI DAN STANDARISASI PENDIDIKAN LUAR BIASA Page 23