Post on 18-Jan-2023
AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT
WAHBAH AL-ZUḤAILĪ (KAJIAN ATAS KITAB AL-
TAFSĪR AL-MUNĪR FĪ AL-‘AQĪDAH WA AL-SYARĪ‘AH
WA AL-MANHAJ)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)
Oleh:
Mudabbiroh
1113034000049
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
v
ABSTRAK
Mudabbiroh, Al-Qur’an sebagai Hidayah menurut Wahbah al-
Zuḥailī (Kajian atas Kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-
Syarī‘ah wa al-Manhaj)
Al-Qur’an adalah kalāmullāh yang diturunkan sebagai wahyu dan
mukjizat kepada Muhammad Saw. melalui malaikat jibril untuk menjadi
petunjuk atau hidayah bagi seluruh manusia. Wahbah al-Zuḥailī sebagai
mufasir yang hidup di masa modern-kontemporer dan berupaya menjawab
kegelisahan umat dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an guna meluruskan
fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk (hidayah).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana al-
Qur’an sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī dalam kitab al-Tafsīr
al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj, dan mengetahui
term-term dan macam-macam petunjuk (hidayah), serta siapa pemberi
(hidayah), penerima, dan adakah yang mengingkarinya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
menggunakan metode deskriptif-analitis. Dilihat dari jenis pengumpulan
data, penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library
Research). Di mana penulis meneliti kata yang terkait petunjuk dengan
menggunakan diksi hidayah dalam kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah
wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj yang merupakan sumber primer dari
penelitian ini, kemudian penulis melakukan dinamika yang diambil dari
sumber sekunder.
Setelah melakukan pengkodingan terhadap diksi terkait kata
hidayah dalam kitab tafsir al-Munir dan ayat-ayat yang terkait, penulis
menemukan bahwa al-Qur’an sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī
adalah al-Qur’an sebagai penyebab datangnya hidayah, sedangkan
pemberi hidayah yang sebenarnya adalah Allah Swt. Adapun penerima
petunjuk yaitu orang beriman, bertakwa, berzikir, bersabar, semua
manusia, dan para rasul. Sedangkan para pengingkarnya, yaitu orang
Kafir, Ahl Kitab, dan Bani Israil.
Kata Kunci: Hidayah, Petunjuk, Wahbah al-Zuḥailī, Tafsir al-Munīr
vi
KATA PENGANTAR
Bismillāhirraḥmānirraḥīm.
Segala puji hanya bagi Allah ‘azza wa jalla, Rabb semesta alam,
zat yang telah menjadikan al-Qur’an yang mulia sebagai petunjuk dan
pedoman hidup manusia, agar selamat dalam menjalani kehidupan di
dunia dan di akhirat. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Swt., manusia paling mulia yan menjadi utusan-
Nya, dan yang paling patut untuk diteladani seluk-beluk kehidupannya.
Alhamdulillāh, atas izin dan rahmat dari Allah ‘azza wa jalla
penulis bisa menyelasaikan skripsi SI ini pada program studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir, dengan judul “Al-Qur’an Sebagai Hidayah Menurut
Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian Atas Kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah
wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj)”. Skripsi ini diajukan dalam rangka
memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar akademik
Sarjana Agama (S. Ag.).
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak
lepas dari dukungan, bantuan serta doa banyak pihak. Oleh karena itu,
melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis., M.A., selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yusuf Rahman, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuuddin.
3. Dr. Eva Nugraha, M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu al-
Qur’an dan Tafsir, Fahrizal Mahdi, MIRKH selaku sekretaris
Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
vii
4. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi
dan juga pembimbing akademik penulis yang dengan sabar dan
ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memberi arahan kepada penulis, dari beliau penulis banyak belajar.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Fahmi Hanafi dan Ibunda
Nafsiah yang telah mendidik, membesarkan, dan memberikan
segala bentuk dukungan, doa, cinta dan kasih sayang kepada
penulis, yang telah bekerja keras dengan penuh keikhlasan untuk
memenuhi kebutuhan dan keperluan penulis.
7. Adik-adik penulis yang selalu memberikan semangat dan doa, serta
yang menjadi motivasi bagi penulis: Mudwiyah, Atiah, M. Faqih,
Riha Aida Fariha, dan Moch. Alfin Hariri. Tak lupa pula semua
keluarga telah banyak membantu dan mendoakan penulis.
8. Teman-teman penulis: Kartika, Nuzullinna Azka R., Siti Aisyah,
Thobroni dan teman-teman angkatan 2013 Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir, terkhusus kelas B, serta teman-teman lainnya yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah menemani
dan menyemangati penulis dari awal hingga sekarang.
Kepada mereka semua, dan pihak-pihak yang telah membantu
namun tidak dicantumkan, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-
sebarnya dan semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan
sebaik-baik balasan.
Skripsi ini penulis persembahkan untuk semua pembaca, dan
sebagai sebuah karya penulis sadari bahwa skripsi ini masih ada
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan
viii
yang membangun kepada para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini
dapat bermamfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca
sekalian. Āmīn ya Rabb al-Āmīn.
Ciputat, Januari 2020
Mudabbiroh
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan
bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. Nomor:158 Tahun1987 dan Nomer: 0543b/U/1987.
1. Padanan Aksara
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
Tidak di lambangkan Tidak di lambangkan ا
B Be ب
T Te ت
Ṡ Es dengan titik di atas ث
J Je ج
Ḥ Ha dengan titik di bawah ح
Kh Ka dan Ha خ
D De د
Ż Zet dengan titik di atas ذ
R Er ر
Z Zet ز
S Es س
x
Sy Es dan Ye ش
Ṣ Es dengan titik di bawah ص
Ḍ De dengan titik di bawah ض
Ṭ Te dengan titik di bawah ط
Ẓ Zet dengan titik di bawah ظ
ʻ_ Apostrof terbaik ع
G Ge غ
F Ef ف
Q Qi ق
K Ka ك
L El ل
M Em م
N En ن
W We و
H Ha ه
xi
Apostrof ’_ ء
Y Ye ي
2. Vocal
Vokal terdiri dari dua bagian, ialah vocal tunggal dan vocal
rangkap, transliterasi vocal tunggal sebagai berikut:
TandaVokal Vokal Latin Keterangan
A Fathah ا
I Kasrah ا
U Ḍammah ا
Brikut ini adalah vokal rangkap berupa gabungan antara harakat
dan huruf.
TandaVokal Vokal Latin Keterangan
ـي Ai a dan i
ـو Au a dan u
3. Vokal panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang bahasa arab dilambangkan
dengan harkat dan huruf, yaitu:
xii
TandaVokal Vokal Latin Keterangan
Ā a dengan topi di atas ا
Ī i dengan topi di atas ا
Ū u dengan topi di atas ا
4. Kata Sandang
Kata sandang dilambangkan dengan huruf ال dialih aksara menjadi
‘I’ baik di sandangkan dalam huruf syamsiyah maupun di sandangkan
dengan huruf qamariyah. Contoh: al-ẓikr bukan az-ẓikr.
5. Syaddah (Tasydīd)
Syaddah atau Tasydīd dalam sistem tulisan arab dilambangkan
dengan sebuat tanda Tasydīd ( ), dalam translit ini dilambangkan dengan
perulangan huruf (konsonan ganda) yang di beri tanda Tasydīd. Contoh:
ينا rabbanā : رب نا al-ḥaqq : الحق najjaīnā : نج
6. Cara penulisan kata
Setiap kata, baik kata kerja, kata benda,
maupunhurufditulissecaraterpisah.
Berikutcontohnyadenganberpedomanpadaketentuan-ketentuandiatas:
Innā naḥnu nazzalnā al-żikra إ نان ن نػ زلن االذكر
ك م ب ه اٱلنب يون ي ح Yaḥkumubihā al-nabiyyūna
ف ظ وا ت ح ٱس Istuḥfiẓū
xiii
7. Singkatan
Huruf Latin Keterangan
Swt. Subḥanahu wa ta‘ālā
Saw. Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam
QS. Quran Surat
M Masehi
H Hijriah
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
PERNYATAN KEASLIAN KARYA ................................................... ii
PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............. 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
E. Kajian Pustaka ..................................................................... 11
F. Metodologi Penelitian ......................................................... 16
G. Sistematika Penulisan ......................................................... 18
BAB II ULASAN SEPUTAR HIDAYAH DALAM AL-QUR’AN
A. Pengertian Hidayah .............................................................. 21
B. Term-term Petunjuk (Hidayah) dalam al-Qur’an ................ 22
C. Macam-macam Petunjuk (Hidayah) ..................................... 31
xv
BAB III SEKILAS TENTANG WAHBAH AL-ZUHAILĪ DAN
KITAB TAFSIRNYA
A. Biografi Wahbah al-Zuhailī ................................................ 37
1. Kehidupan dan Pendidikannya ...................................... 37
2. Karir Intelektual ............................................................. 39
3. Karya-karyanya .............................................................. 40
4. Aliran dan Mazhab ......................................................... 42
B. Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manhaj 43
1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Kitab Tafsir al-Munīr
43
2. Karakteristik ................................................................... 44
3. Metode Penafsiran ......................................................... 46
4. Corak Penafsiran ............................................................ 47
5. Sumber-sumber Penafsiran ............................................ 47
BAB IV AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH
AL-ZUHAILĪ
A. Pemberi Hidayah ................................................................ 51
1. Allah ............................................................................... 59
2. Rasul .............................................................................. 64
3. Al-Qur’an ....................................................................... 65
B. Penerima Hidayah ............................................................... 66
1. Orang Beriman, Bertakwa, dan Berzikir ........................ 73
2. Manusia .......................................................................... 78
3. Orang yang Sabar ........................................................... 80
4. Orang yang dikehendaki ................................................ 80
5. Para Rasul ....................................................................... 81
C. Para Pengingkar Hidayah ................................................... 82
xvi
1. Orang Kafir ..................................................................... 83
2. Alh Kitab ........................................................................ 84
3. Bani Israil ....................................................................... 85
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 87
B. Saran .................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 89
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Diksi Petunjuk (hidayah) dalam Kitab al- Tafsīr al-Munīr fī al-
‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah Al-Zuḥailī ........ 95
Data kata hidayah dalam kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-
Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī (Surah al-Baqarah)
.............................................................................................................. 137
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kata huda dan derivasinya di dalam al-Qur’an ..................... 24
Tabel 4.1 Pemberi Hidayah ................................................................... 51
Tabel 4.2 Penerima Hidayah ................................................................ 66
Tabel 4.3 Para Pengingkar Hidayah ...................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kalāmullāh1 atau wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Saw. melalui malaikat jibril dengan
menggunakan bahasa Arab, yang mana wahyu tersebut senantiasa
mengiringi manusia untuk menjadi pedoman dan sebuah solusi atau jalan
keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan berpikir manusia.
Al-Qur’an adalah sebuah risalah Allah untuk seluruh umat
manusia.2 Sebagaimana yang telah termaktub dalam beberapa ayat-
ayatnya, seperti dalam QS. Al-A’rāf [7]:158 dan QS. al-Furqān [25]:1.
يعا الذي له ملك السماوات والرض قل يا أي ها الناس إني رسول الله إليكم ج ل إله
إل هو ييي وييت واتبعوه فآمنوا بالله ورسوله النبي المييي الذي ي ؤمن بالله وكلماته
(١٥٨) لعلكم ت هتدون
1QS. al-Takwīr: 19-24,
( ۲۲بجنون )وما صاحبكم ( ۲١) ( مطاع ث أمني ۲۰( ذي ق وة عند ذي العرش مكني )١٩إنه لقول رسول كرمي)(۲٤( وما هو على الغيب بضنني )۲۳ولقد رآه بالفق المبني )
“Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)
utusan yang mulia (Jibril), 20. Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan
Tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, 21. Yang ditaati di sana (di alam malaikat)
lagi dipercaya. 22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.
23. Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. 24. Dan Dia
(Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.” (QS. al-
Takwir[80]:19-24). 2Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Cet.1 (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar, 2005), 11-12.
2
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya)
dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (QS. Al-A’rāf
[7]:158).
(١)رقان على عبده ليكون للعالمني نذيرات بارك الذي ن زل الف
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqān (Al
Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan
kepada seluruh alam.” (QS. al-Furqān [25]:1)
Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk dan pembimbing
bagi manusia. Dengan kedudukan tersebut, maka memahami ayat-ayat al-
Qur’an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam. Salah satu upaya
memahami ayat-ayat al-Qur’an adalah tafsīr.3 Kegiatan menafsirkan telah
ada sejak zaman Rasulullah Saw. dan terus berkembang hingga sekarang.
Perkembangan tersebut melahirkan banyak karya-karya tafsir, baik yang
berupa kitab, artikel-artikel majalah, ataupun yang hanya berupa
manuskrip.
Perubahan zaman, senantiasa juga mempengaruhi perubahan
pemikiran serta pemahaman dalam menafsirkan al-Qur’an. Al-Qur’an
dengan keistimewaannya memecahkan problem-problem kemanusiaan
dalam berbagai segi kehidupan. Pada setiap problem yang ada al-Qur’an
meletakkan sentuhannya yang mujarab dengan dasar-dasar yang umum
3Tafsir secara bahasa berarti menjelaskan, menyingkap sesuatu yang tertutup.
Atau menyingkap maksud sesuatu lafaz yang muskil, pelik. Secara istilah dikutip dari
Abu Hayyan, tafsir ialah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafaz-lafaz
Qur’an, tentang petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri
maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun
serta hal-hal lain ynag melengkapinya. Lihat, Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Studi Ilmu-ilmu
Qur’an, terj. Mudzakir, Cet. 15 (Bogor: Pusataka Litera AntarNusa, 2012), 456.
3
yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia, dan yang
sesuai pula bagi setiap zaman.4 Dikarenakan al-Qur’an sebagai kitab
petunjuk bagi umat yang ṣāliḥ likulli zamān wa makān, maka al-Qur’an
harus bisa memecahkan problem-problem kemanusiaan.
Dalam setiap perpindahan trend, tradisi yang datang kemudian
mengkritisi tradisi yang telah ada sebelumnya.5 Di era kontemporer,
perkembangan tafsir cenderung dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan
para penafsir yang beragam dan tak sedikit pula mengadopsi keilmuan
barat sebagai upaya reinterpretasi dari tafsir agar tetap relevan di setiap
zaman.
Namun, upaya reinterpretasi tafsir pada saat ini menimbulkan
sebuah kecenderungan untuk melakukan rekontruksi besar-besaran
terhadap khazanah tafsir masa lalu (Turāts).6 Hal ini kemudian memicu
munculnya sebuah kitab tafsir yang ditulis oleh seorang ulama yang hidup
di masa kontemporer, dan dia juga seorang faqīh terkemuka yaitu Wahbah
al-Zuḥailī.
Wahbah melahirkan suatu terobosan baru sebagai upaya
pemeliharaan orisinalitas para mufasir salaf dan rasionalitas para mufasir
modern dengan mengadopsi dan melibatkan secara proposional penafsiran
mufasir klasik dan modern, sehingga dengan perpaduan tersebut, bisa
lebih mudah memahami al-Qur’an yang merupakan kitab petunjuk bagi
seluruh manusia. Dalam muqaddimahnya,Wahbah mengatakan bahwa
tujuan dari penulisan kitab tafsirnya adalah untuk menghubungkan umat
Islam dengan kitab suci al-Qur’an dengan ikatan yang bersifat ilmiah.
4Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Studi-studi Ilmu AL-Qur’an, Penerjemah: Mudzakir
AS (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2012), 14. 5Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama,” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):
h. 127. 6Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr, 127.
4
Al-Qur’an adalah buku pegangan umat Islam, kepadanya seluruh
aktivitas kehidupan manusia dirujukkan.7 Al-Qur’an tak hanya sebagai
petunjuk bagi yang bertakwa8 melainkan juga petunjuk bagi seluruh umat
manusia,9 karena al-Qur’an juga memuat petunjuk moral-universal yang
menjadi pedoman seluruh umat manusia kapanpun dan di manapun.
Begitu juga dengan persoalan eskatologis10
menyangkut kehidupan setelah
dunia seperti kematian, hari kiamat, dan lain-lain. Dengan demikian, al-
Qur’an tidak hanya menjadi petunjuk bagi kehidupan duniawi melainkan
juga bagi kehidupan ukhrawi.11
Sebagaimana pendapat Muhammad ‘Abduh12
dalam kitab tafsir al-
Manār, bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dan
hidayah untuk menuju kebahagiaan seluruh manusia di dunia dan di
akhirat, dan al-Qur’an mengandung pelajaran dan ilmu pengetahuan yang
7Lilik Ummu Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-ayat Ahkam
(Ciputat: UIN Press, 2015), 2. 8QS. Al-Baqarah [2]:2.
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa.”(QS. Al-Baqarah [2]:2). 9QS. Al-Baqarah:185,
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena
itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.”(Qs. Al-Baqarah [2]:185). 10
Hal-hal yang berhubungan tentang hari akhir, seperti kematian, kebangkitan,
dan hari kiamat. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu
pada data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 11
Lilik Ummu Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-ayat Ahkam
(Ciputat: UIN Press, 2015), 9-12. 12
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Abduh bin Hasan Khairullāh al-
Turkmanī. Terkenal sebagai seorang mufti dan tokoh pembaharu dalam Islam. Ia juga
merupakan seorang mufasir, pengamal tasawuf dan filsafat. Lihat dalam, A. Husnul
Hakim IMZI, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-kitab Tafsir dari Masa
Klasik sampai Masa Kontemporer)cet. 1, (Depok: Lingkar Studi al-Qur’an (eLSiQ),
2013), 151-152.
5
agung, yang hal tersebut hanya dapat diambil oleh golongan yang berjiwa
bersih dan berakal sehat.13
Dalam bukunya Membumikan al-Qur’an, Quraish Shihab
menyatakan bahwa al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-
persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-
dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah Swt.
menugaskan Rasulullah Saw. untuk memberikan keterangan yang lengkap
mengenai dasar-dasar tersebut.14
Sedangkan menurut Wahbah al-Zuḥailī, al-Qur’an adalah petunjuk
kehidupan “Dustūr al-Hayāt”15
bagi seluruh manusia, dan kaum Muslimin
khususnya.16
Pendapat ini sesuai dengan Surah al-Baqarah/2: 185 yakni
... القرآن هدى ليلناس وب ي ينات مين الدى والفرقان ... (“... Al-Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ...”). Dalam ayat tersebut
dikatakan bahwa al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dengan kata
lain tidak ada perbedaan antara yang muslim dan non muslim dalam
mendapatkan petunjuk dari al-Qur’an. Hal ini juga sama dengan
pengertian al-Qur’an sebagai mukjizat yang berfungsi sebagai penakluk
bagi orang yang belum beriman.
13
Muhammad Rasyīd Riḍā, Tafsīr al-Qur’an al-Hakīm al-Musamma bi al-
Manār, juz 1 (Kairo: Dar al-Manār, 1366 H), 39. Pendapat ini sudah pernah diteliti oleh
Nur Baeti, “Al-Qur’an Sebagai Kitab Hidayah: Studi Atas Pemikiran Muhammad
‘Abduh,” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015). 14
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, edisi ke-2, cet. 1 (Bandung: Mizan,
2013), 45. 15
Dalam al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj edisi
terjemahan, kata dustūr pada bagian ini diterjemahkan dengan kata konstitusi. Lihat
Wahbah al-Zuḥailī, Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj ,
Penerjemah: Abdul Hayyī al-Kattānī, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013), xv-xvi. 16
Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-
Modern, cet. 1 (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011),
166.
6
Dari pendapat al-Zuḥailī tersebut, seolah bertentangan dengan
mufassir yang lain, baik klasik maupun modern karena mereka (mufassir
klasik dan modern) dengan jelas memaknai bahwa al-Qur’an adalah
petunjuk bagi orang-orang beriman (ada juga yang berpendapat bagi
manusia ‘semuanya baik beriman maupun tidak’) yang bertakwa. Dengan
kata lain bahwa yang mendapat petunjuk hanya orang beriman yang
bertakwa, yang artinya term petunjuk menjadi lebih sempit lagi yaitu
hanya bagi orang yang bertakwa saja dan selain itu tidak bisa digolongkan
dengan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Al-Qur’an merupakan kitab yang telah dijamin dan terjaga
keotentikannya oleh Allah Swt..17
Salah satu keistimewaan al-Qur’an
adalah ia dapat memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan
manusia,18
dengan landasan yang relevan di segala zaman sehingga al-
Qur’an akan selalu aktual di setiap waktu dan tempat.19
Dari sini telah
jelas bahwa al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk (hidayah). Namun
timbul pertanyaan, bagaimana dengan orang yang tidak beriman? apakah
mereka selamanya tidak beriman dengan al-Qur’an padahal al-Qur’an bisa
menjadi petunjuk bagi mereka untuk beriman? dan apakah al-Qur’an itu
menjadi pertunjuk bagi seluruh manusia atau orang yang beriman dan
bertaqwa saja?
Pada dasarnya bahasan tentang al-Qur’an sebagai hidayah
merupakan pembahasan tentang ketauhidan, karena seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa al-Qur’an adalah kalāmullāh yang ia merupakan
17
QS. al-Hijr[15]: 9 dan QS. al-Waqi’ah[56]: 77-79. 18
Yang dalam istilah Wahbah al-Zuḥailī disebut dengan “Dustūr al-Hayāt”.
Lihat, Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Cet. I, 166. Dan
dalam, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj
(Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 9. 19
Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Cet.1 (Jakarta:
Pustaka al-Kautsar, 2005), 15.
7
jembatan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang halal dan
haram, apa yang lurus dan sesat, apa yang nyata dan apa yang ghoib, serta
segala hal yang perlu diketahui.
Sampai saat ini ada banyak sekali pembahasan tentang petunjuk
(hidayah), namun kebanyakan hanya membahas tentang isyarat atau
tanda-tanda ilmiah yang menjadi petunjuk bagi kehidupan, seperti dalam
tulisan Makhmudah tentang petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari perspektif
i’jaz ilmi. Dalam kajian terdahulu sebenarnya telah ada beberapa tulisan
yang membahas tentang al-Qur’an sebagai petunjuk (hidayah),
diantaranya seperti tulisan Nur Baeti tentang al-Qur’an sebagai kitab
hidayah menurut Muhammad ‘Abduh yang telah penulis sebutkan di atas.
Tulisan Yuyun Mukhollisnah yang membahas tentang problematika al-
Qur’an sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa, dalam tulisan ini
hanya menjawab pertanyaan dari mengapa orang yang bertakwa masih
diberi petunjuk al-Qur’an? hal ini dijawab dengan melihat penafsiran dari
Ibn Kaṡīr,20
al-Maragī,21
dan Hamka.22
20
Menurut Ibn Kaṡīr, al-Qur’an itu tidak diragukan lagi bahwa ia benar-benar
diturunkan oleh Allah dan tidak diragukan juga bahwa semua berita dan tuntunannya
benar, hukumnya adil dan bijaksana. Serta tidak diragukan bahwa dengan al-Qur’an,
manusia bisa mencapai tujuannya di dunia dan akhirat. Lihat dalamYuyun Mukhollisnah,
“Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang Bertaqwa (Kajian Tafsir
Tematik)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1998), 30-
31. 21
Menurut al-Maragī, al-Qur’an adalah sebagai cahaya yang agung, yang dengan
itu ia menjadi petunjuk kepada siapa yang Allah kehendaki dan al-Qur’an juga sebagai
petunjuk kepada agama yang benar. Lihat dalam Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-
Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik)” (Skripsi S1.,
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1998), 30. 22
Menurut Hamka, dari penafsiran atas ayat 16 surah al-Maidah menyatakan
bahwa yang mendapat petunjuk adalah siapa mengikuti jalan yang diridhoi oleh Allah
dan Rasul, dan petunjuk tersebut diberikan melalui perantaraan kitab al-Qur’an. Lihat
dalam Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang
Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 1998), 32.
8
Namun, dari pembahasan-pembahasan yang telah ada tersebut
belum ditemukannya pembahasan yang mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah penulis sebutkan di atas. Oleh sebab itu, penulis
ingin mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan meneliti al-Qur’an
sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī yang mana beliau
berpendapat bahwa “al-Qur’an adalah petunjuk kehidupan (Dustūr al-
Hayāt) bagi seluruh manusia dan bagi kaum Muslimin khususnya.”
Dengan melakukan studi atas pemikiran beliau dalam karya
monumentalnya dalam bidang al-Qur’an, yaitu kitab al-Tafsīr al-Munīr fī
al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj . Dengan judul peneliitian “Al-
Qur’an sebagai Hidayah menurut Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian atas Kitab
al- Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj )”.
Adapun alasan kenapa penulis mengangkat tokoh Wahbah al-
Zuḥailī dalam penelitian ini adalah karena beberapa hal. Pertama, karena
Wahbah merupakan tokoh tafsir yang hidup di masa modern-kontemporer
dan ulama fiqih terkemuka yang juga terkenal sebagai pakar perbandingan
mazhab. Kedua, karena dalam penafsirannya Wahbah berupaya
memadukan model klasik dan modern sehingga penafsirannya tidak
condong militan pada penafsiran tertentu yang dapat menimbulkan
perdebatan. Ketiga, Wahbah mencoba membantu menjawab kegelisahan
umat dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan menulis sebuah kitab
tafsir yang mudah dipahami dengan redaksi-redaksi yang sederhana, dan
tafsir al-Munīr karya Wahbah ini merupakan kitab tafsir yang berfokus
pada fiqih kehidupan yang luas dalam al-Qur’an, yangdalam setiap
penafsiran ayat terdapat tambahan pembahasan tentang fiqh al-hayāh
yang lebih ijtimā‘ī sehingga al-Qur’an sebagai hidayah dapat berfungsi
9
dalam menjawab permasalahan-permasalahan dalam kehidupan manusia
melalui konstitusi-konstitusi yang telah ditetapkan di dalamnya.23
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Dalam al-Quran terdapat 261 ayat yang bermakna petunjuk
yang tersebar dalam 61 surah, dan ada juga beberapa ayat yang
memiliki dua atau lebih makna petunjuk dalam satu ayatnya.
Secara keseluruhan kata hidayah dalam al-Quran terdapat
sebanyak 315 kata,24
yang memiliki beberapa makna seperti,
petunjuk, bimbingan, memimpin.
b. Dalam beberapa ayatnya,25
al-Qur’an menyatakan bahwa al-
Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia sedangkan pada
kenyataannya al-Qur’an belum menjadi petunjuk secara utuh,
hal ini dikarenakan al-Qur’an dianggap sebagai produk lama
yang sudah tidak relevan lagi.
c. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan sebagai
pedoman bagi manusia, namun tidak semua manusia bisa atau
dapat memahami hidayah dari al-Qur’an tersebut (al-Qur’an
sebagai hidayah).
d. Di era kontemporer sekarang ini, permasalah semakin
beranekaragam sehingga menuntut adanya jawaban yang sesuai
dengan perkembangan karena manusia semakin realistis dan
menganggap bahwa permasalah di masa lalu berbeda dengan
sekarang sehingga menuntut jawaban yang lebih relevan. Al-
23
Menurut penulis, hal inilah yang dimaksud dengan al-Qur’an sebagai dustūr
al-Hayāhdalam muqaddimah beliau. Lihat Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-
‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), h. 9. 24
Lihat tabel 2.1. bab II, 24. 25
Sepertidalam QS. 2:185, 3:4, 6:91, 10:108.
10
Qur’an sebagai petunjuk yang ṣāliḥ likulli zamān wa makān
memiliki peran untuk bisa menjawab permasalah-permasalah
tersebut.
2. Pembatasan Masalah
Dalam kitab tafsir al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī terdapat
banyak sekali term hidayah, di antaranya berarti petunjuk, bimbingan,
tuntunan, dan pertolongan. Selain kata hidayah terdapat juga kata rasyad,
taufiq dan lain-lain yang memiliki persamaan makna. Oleh karena itu agar
tidak panjang lebar maka penulis membatasi hanya pada kata hidayah, dari
kata hidayah tersebut penulis menemukan sebanyak 408 kata hidayah
dalam kitab tafsir al-Munīr dari 30 Juz al-Qur’an, karena terlalu banyak
maka untuk mempersempit, penulis kembali membatasi dengan meneliti
kata hidayah yang terdapat pada surah al-Baqarah dalam tafsir al-Munīr.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari skripsi ini, yaitu bagaimana
penafsiran Wahbah al-Zuḥailī tentang al-Qur’an sebagai hidayah dalam
kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj ? dan
siapa yang memberi hidayah, siapa yang menerima, dan yang tidak
menerima hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini yaitu:
1. Mengetahui bagaimana penafsiran Wahbah al-Zuḥailī tentang al-
Qur’an sebagai hidayah.
2. Mengetahui term-term dan macam-macam hidayah atau petunjuk.
11
3. Mengetahui bahwa al-Qur’an sebagai hidayah bagi kehidupan
seluruh manusia.
4. Mengetahui siapa yang memberi hidayah, siapa yang menerima,
dan yang tidak menerima hidayah.
5. Untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menyelesaikan gelar
sarjana Strata Satu (S1) pada fakultas Ushuluddin Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Manfaat penelitian
1. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam
menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu tafsir
dan al-Qur’an.
2. Penelitian ini diharapkan menjadi pendukung dari tulisan-tulisan
yang terkait.
3. Dengan mengetahui siapa saja yang mendapatkan petunjuk dan
bagaimana kriterianya, diharapkan akan mempermudah dan
membantu dalam mengapai petunjuk-petunjuk Allah.
E. Kajian pustaka
Dari tinjauan penulis terhadap kajian-kajian terdahulu, ditemukan
ada banyak tulisan tentang hidayah (petunjuk) dan begitu juga tulisan
tentang Wahbah al-Zuḥailī. Oleh karena itu, penulis membagikan menjadi
dua kajian, yaitu kajian tentang petunjuk (hidayah) dan tentang Wahbah
al-Zuḥailī. Tentang petunjuk (hidayah) penulis menemukan empat karya
yang cukup relevan dengan kajian yang penulis angkat, yaitu karya:
12
Nur Baeti dengan judul, Al-Qur’an sebagai Kitab Hidayah: Studi
atas Pemikiran Muḥammad ‘Abduh, (2015).26
Karya ini merupakan skripsi
yang meneliti tentang al-Qur’an sebagai kitab hidayah menurut pemikiran
Muhammad Abduh dengan meneliti kata hidayah dan korelasinya di
dalam al-Qur’an, bentuk dan penerima petunjuk, serta kandungan al-
Qur’an sebagai kitab hidayah. Penelitian dalam skripsi Nur Baeti ini
dibatasi hanya pada QS. al-Baqarah ayat 2, 97 dan 185, serta QS. Ali
Imran ayat 138. Makna hidayah al-Qur’an menurut Muhammad Abduh
adalah petunjuk yang menunjukkan kepada kebahagiaan manusia di dunia
dan di akhirat, dan Al-Qur’an dikatakan sebagai kitab hidayah karena di
dalamnya mengandug pelajaran dan pengetahuan serta dijelaskan tata cara
bermasyarakat dan sesuai dengan kemaslahatan manusia di setiap waktu
dan tempat.
Makhmudah dengan judul, Petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari
Perspektif I’jaz Ilmi, (2013).27
Karya ini berupa skripsi yang membahas
tentang petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari perspektif i’jaz ilmi dengan
meneliti ayat-ayat yang memiliki isyarat-isyarat ilmiah al-Qur’an yang
dapat menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia di dunia maupun di
akhirat lalu mengungkapkannya dengan perspektif i’jaz ilmi.
Yuyun Mukhollisnah dengan judul, Problematika al-Qur’an
sebagai Petunjuk Orang yang Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik), (1998).28
Karya ini merupakan skripsi yang membahas tentang problematika al-
Qur’an sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa dengan meneliti ayat-
26
Nur Baeti, “Al-Qur’an Sebagai Kitab Hidayah: Studi Atas Pemikiran
Muhammad ‘Abduh” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015). 27
Makhmudah, “Petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari Perspektif I’jaz Ilmi,”(Skripsi
S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013). 28
Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang
Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 1998).
13
ayat yang khusus berkaitan dengan petunjuk bagi orang yang bertaqwa
dan tafsirannya dengan melihat pada penafsiran Ibn Kaṡīr, al-Maragī, dan
Hamka, serta meneliti tentang derajat orang yang bertaqwa dan kadar nilai
petunjuk al-Qur’an.
Dan karya M. Ridho Thantowi dengan judul, Fungsi al-Qur’an
dan al-Sunnah sebagai Petunjuk bagi Manusia, (1994).29
Karya ini
merupakan skripsi yang membahas tentang fungsi al-Qur’an dan al-
Sunnah sebagai petunjuk bagi manusia dengan meneliti kedudukan al-
Qur’an dan al-Sunnah, ciri-ciri orang yang mendapat petunjuk dari al-
Qur’an dan al-Sunnah, serta cara mendapatkan kebahagiaan di dunia dan
akhirat dari al-Qur’an dan al-Sunnah.
Sebagaimana halnya tentang petunjuk (hidayah), kajian terdahulu
tentang Wahbah al-Zuḥailī juga banyak ditemukan. Karya-karya tersebut
ada yang berupa kajian fiqih dan ushul fiqh, seperti karya:
Putri Ajeng Fatimah dengan judul, Waris Kalalah dalam
Pandangan Wahbah al-Zuḥailī (Tafsir QS. al-Nisā’ [4] ayat 12 dan ayat
176), (2011).30
Karya ini merupakan skripsi yang membahas tentang waris
kalalah dan derivasinya dalam pandangan Wahbah yang diteliti dari
penafsiran surah al-Nisā’ ayat 12 dan ayat 176 dalam tafsir al-Munīr karya
Wahbah al-Zuḥailī.
A.Faroqi dengan judul, Analisis Ayat-ayat Mutasyābihat Tafsir Al-
Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī, (2016).31
Karya ini merupakan skripsi
yang membahas tentang metodologi, penafsiran dan relevansi ayat-ayat
29
M. Ridho Thantowi, “Fungsi al-Qur’an dan as Sunnah sebagai Petunjuk bagi
Manusia,” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri al-Jami’ah al-Islamiyah al-
Hukumiyah Sunan Ampel, 1994). 30
Putri Ajeng Fatimah, “Waris Kalalah dalam Pandangan Wahbah al-Zuḥailī
(Tafsir QS. al-Nisā` [4] ayat 12 dan 176)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011). 31
A. Faroqi, “Analisis Ayat-ayat Mutasyabihat Tafsir al-Munīr karya Wahbah
al-Zuḥailī” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016).
14
Mutasyābihat dalam al-Qur’an menurut Wahbah al-Zuḥailī yang diteliti
dari kitab tafsirnya al-Munīr.
Khabib Abdul Aziz, Implikasi Nilai-nilai Ibadah Puasa terhadap
Pendidikan Karakter (Studi tentang Puasa dalam Kitab al- Fiqh al-Islāmi
wa Adillatuhu Karya Prof. Dr. Wahbah al-Zuḥailī), (2015).32
Berupa
skripsi yang membahas tentang implikasi nilai-nilai ibadah puasa terhadap
pendidikan karakter yang diteliti dari kitab al-Fiqh al-Islāmi wa
Adillatuhu karya Wahbah dengan melihat nilai-nilai yang terkadung dalam
ibadah puasa terhadap pembentukan karakter menurut Wahbah al-Zuḥailī.
M. Junaid, Arti Musyawarah (Syūrā) dalam al-Qur’an menurut M.
Quraish Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī (Kajian Tafsir Komparasi),
(2017).33
Karya ini merupakan skripsi yang membahas tentang arti
musyawarah menurut Quraish Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī dengan
meneliti makna syūrā dalam al-Qur’an melalui penafsiran Quraish Shihab
dan Wahbah al-Zuḥailī, serta persamaan dan perbedaan pemahaman kedua
ulama tafsir tersebut.
Baihaki, Studi Kitab Tafsīr al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan
Contoh Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama, (2016).34
Karya
ini merupakan jurnal ilmiah yang membahas tentang Wahbah al-Zuḥailī
dan kitab tafsirnya dengan meneliti latar belakang, metode, sumber, serta
contoh penafsiran Wahbah dalam kitab tafsir al-Munīr yang mana Baihaki
32
Khabib Abdul Aziz, “Implikasi Nilai-nilai Ibadah Puasa terhadap Pendidikan
Karakter (Studi tentang Puasa dalam Kitab al- Fiqh al-Islāmi wa Adillatuhu Karya Prof.
Dr. Wahbah al-Zuḥailī” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,
2015). 33
M. Junaid, “Arti Musyawarah (Syūrā) dalam al-Qur’an menurut M. Quraish
Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī (Kajian Tafsir Komparasi)” (Skripsi S1., Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus, 2017). 34
Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama”. Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni
2016):125-152.
15
mengambil contoh penafsiran tentang pernikahan beda agama dalam surah
al-Baqarah ayat 221.
Lilik Ummu Kaltsum, Hak-hak Perempuan dalam Pernikahan
menurut Wahbah al-Zuḥailī, (2012).35
Karya ini merupakan jurnal ilmiah
yang membahas tentang hak-hak perempuan dalam pernikahan dalam
perspektif tafsiral-Munīr yang dimulai dari hak memilih pasangan,
memperoleh mahar, ketika menjadi istri dan ibu, talak dan‘iddah, hingga
hak ketika dipoligami.
Dan karya yang berupa kajian bahasa (sastra) serta metode dan
corak penafsiran seperti karya Moh. Assafiqi, Nilai Kebalaghahan al-
Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah
wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī), (2017).36
Karya
ini merupakan tesis yang membahas tentang nilai kebalaghahan al-Qur’an
dengan meneliti jenis dan aplikali penafsiran ayat-ayat metapora serta
implikasinya dalam kitab tafsir al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī yang
dibatasi hanya pada surah Ali Imran.
Ummul Aiman, Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-
Tafsīr al-Munīr, (2012).37
Karya ini merupakan jurnal ilmiah yang
membahas tentang Wahbah al-Zuḥailī dan kitab Tafsīral-Munīr dalam hal
metode, corak, dan disertai juga dengan beberapa contoh penafsirannya.
Iskandar, Model Tafsir Fiqhi: Kajian atas Tafsir al-Munīr fī al-
‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī, (2012).38
35
Lilik Ummu Kaltsum, “Hak-hak Perempuan dalam Pernikahan menurut
Wahbah al-Zuḥailī,” Jurnal Studi Gender Palastren, vol. 5, no. 1, (Juni 2012): 416-434. 36
Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī)”
(Tesis S2., Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017). 37
Ummul Aiman, “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-Tafsir al-
Munīr” MIQOT, vol. XXXVI no. 1 (Januaru-Juni 2012): 1-21. 38
Iskandar, “Model Tafsir Fiqhi: Kajian atas Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa
al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī” Mazahib:Jurnal Pemikiran Hukum
Islam, vol. 10, no. 2 (Desember,2012): 72-78.
16
Karya ini merupakan jurnal ilmiah yang membahas tentang kitab Tafsir al-
Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī, tafsir ini dikategorikan sebagai tafsir
fiqhi. Dalam karya ini dibahas tentang metode dan corak, karakteristik,
serta penggunaan mazhab fiqih yang menjadikan tafsiral-Munīr karya
Wahbah tersebut digolongkan dalam tafsir fiqhi.
Muhsin Mahfudz, Kontruksi Tafsir Abad 14 H./20 M. (Kasus
Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī), (2010).39
Karya ini merupakan
jurnal ilmiah yang membahas tentang perkembangan metodologi tafsir al-
Qur’an abad 14 H/ 20 M. Pembahasan dalam jurnal ini berfokus pada
Tafsīr al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī, dan dalam jurnal ini juga
membahas kontruksi metodologi yang populer di abad 20 dari pemikiran
muslim kontemporer.
Dari hasil tinjauan pustaka di atas, penulis belum menemukan
adanya penelitian yang membahas tentang al-Qur’an sebagai petunjuk
menurut Wahbah al-Zuḥailī. Walaupun penelitian tentang Wahbah al-
Zuḥailī dan kitab tafsirnya cukup banyak, penulis juga belum menemukan
tulisan tentang petunjuk menurut beliau. Maka dari itu, penulis melakukan
penelitian tentang al-Qur’an sebagai petunjuk menurut Wahbah al-Zuḥailī
dengan latar belakang, identifikasi, batasan serta rumusan masalah yang
telah dipaparkan di atas.
F. Metodologi penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan pendekatan yang dipakai penelitian ini termasuk
kedalam penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu
jenis penelitian yang berupaya mencari kebenaran dalam suatu bidang
39
Muhsin Mahfudz, “Kontruksi Tafsir Abad 14 H./20 M. (Kasus Tafsir al-Munīr
Karya Wahbah al-Zuḥailī)” AL-FIKR, vol. 14, no. 1 (2010): 27-41.
17
melalui penemuan kekuatan atau kapasitas dalam setiap konsep.40
Jika
dilihat dari tempat pengambilan datanya, maka penelitian ini termasuk
jenis penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu melalukan
penelitian dengan merujuk pada sumber-sumber yang terkait yang berasal
dari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, kamus, ensiklopedi, artikel
jurnal, dan karya ilmiah lainnya seperti skripsi, tesis dan disertasi.
2. Sumber Data
a. Sumber data primer
Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber
pertama.41
Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah
Al-Qur’an dan kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-
Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī.
b. Sumber data skunder
Data skunder adalah data primer yang diperoleh melalaui
hasil dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan oleh pengumpul data primer oleh pihak lain.42
Buku-
buku, artikel, jurnal serta karya ilmiah lainnya yang berkaitan
dengan pembahasan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data, karena
itu teknik pengumpulan data menjadi langkah terpenting dalam sebuah
penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,
berbagai sumber, dan berbagai cara. Jika dilihat dari segi cara atau teknik
40
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cet.
1 (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 37-38. 41
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian25. 42
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian, 25.
18
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner
(angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya.43
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara pengumpulan data
dengan dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
menumental dari seseorang.44
4. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif-analitis. Deskriptif yaitu peneliti membuat deskripsi secara
sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Dan analitis
yiatu data-data yang telah dideskripsikan, kemudian dianalisa menurut
isinya. Maka penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content
analisysis), yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisa makna yang
terkandung dalam data yang terhimpun melalui penelitian kepustakaan.
5. Teknik Penulisan
Adapun untuk teknik penulisan, penulis berpedoman pada buku
Pedoman penulisan karya Ilmiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
G. Sistematika penulisan
Untuk memudahkan penyusunan dalam skripsi ini penulis
membaginya kedalam lima bab yang setiap bab memuat beberapa sub bab.
Adapun sistematikanya:
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), cet. 6(Bandung: Alfabeta cv., 2014), 308. 44
Sugiyono, Metode Penelitian, 326.
19
Bab pertama ini merupakan gambaran secara umum dari semua
penelitian dalam skripsi ini. Bab ini adalah inti dari penelitian ini, yang
memiliki fungsi sebagai pengantar penelitian sehingga dari bab ini bisa
dipahami apa yang sebenarnya tertuang dalam skripsi ini, apa yang diteliti,
dan apa tujuannya, sehingga penelitian ini diberi judul Al-Qur’an sebagai
Hidayah menurut Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian atas Kitab al- Tafsīr al-
Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj), atau dengan kata lain
bab pendahuluan ini adalah penyampaian gambaran secara luas mengenai
pokok bahasan yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dan yang
memenuhi 70 persen dari penelitian ini. Adapun isi dari sub bab ini yaitu,
latar belakang; identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah; tujuan
dan mamfaatnya; metodologi penelitian yang dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah dan mencapai hasil tujuan penelitian, serta sistematika
penulisan yang digunakan.
Bab kedua, karena penelitian ini berjudul Al-Qur’an sebagai
Hidayah menurut Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian atas Kitab al- Tafsīr al-
Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj), maka hal yang perlu
dibahas dalam bab ini adalah tentang penjabaran kata hidayah, seperti
tentang pengertian hidayah, yang dalam bahasa indonesia diartikan dengan
petunjuk atau bimbingan. Dalam bab ini juga dibahas tentang term-term
hidayah (petunjuk) dalam al-Qur’an, dan macam-macam hidayah
(petunjuk) yang dilihat dari beberapa segi, dari pembahasan tersebut maka
bab kedua ini diberi judul ulasan seputar hidayah dalam al-Qur’an.
Bab ketiga berjudul sekilas tentang Wahbah al-Zuḥailī dan kitab
tafsirnya, hal ini karena penelitian ini mengangkat penafsiran atas tokoh
Wahbab al-Zuḥailī yang tertuang dalam kitab tafsirnya. Setelah
mengetahui pengertian dan macam-macam hidayah pada bab kedua, maka
selanjutnya adalah mengetahui atau mengenal tokoh dan kitab tafsir yang
20
akan digunakan dalam penelitian ini, dan agar mengetahui lebih dalam
alasan atas mengapa mengangkat tokoh dan kitab tafsir tersebut. Adapun
point-point yang dibahas dalam bab ini yaitu tentang biografi yang berisi
kehidupan dan pendidikan; karir intelektual; karya-karya; aliran dan
mazhab, dan tentang tafsir al-Munīr yang berisi latar belakang penulisan;
karakteristik; metode; corak; dan sumber penafsiran.
Bab keempat, setelah mengetahui ulasan tentang latar belakang,
identifikasi, pembatasan, perumusan, dan tujuan penelitian, maka langkah
selanjutnya adalah mencari jawabannya. Bab ini menjabarkan tentang
analisa temuan-temuan penulis dari penelitian, karena itu pada bab empat
diberi judul al-Qur’an sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī yang
memuat tentang pemberi hidayah, penerima hidayah, dan para pengingkar
hidayah.
Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dari hasil
temuan penulis dalam penelitian ini, yang merupakan jawaban dari
rumusan masalah dan capaian dari tujuan peneliitian. Dalam bab ini juga
terdapat bagian yang diberi judul sub bab saran, yang berisi saran bagi
penelitian selanjutnya terkait dengan al-Quran sebagai hidayah, seperti
dari diksi lain dari term hidayah.
21
BAB II
ULASAN SEPUTAR HIDAYAH DALAM AL-QUR’AN
A. Pengertian Hidayah
ةاي د ه atau hidayat berarti menunjuki, membimbing atau petunjuk,
bimbingan. Kata hidayah merupakan bentuk مصدر (infinitif) dari kata
kerja هدى (telah menunjuki dan membimbing) يد ه ي (akan atau sedang
menunjuki atau membimbing), yang sangat banyak terdapat di dalam al-
Qur’an. Pengertian ini persis sama dengan pengertian هدى. Pengertian
hidayah yang terkandung dalam kata ي هدي ,هدى, dan الدى itu pada
umumnya mengacu kepada bimbingan atau petunjuk bagi manusia ke
jalan yang lurus ( مي ق ت س م ال ط ار الص ), yang baik ( بيي الط ), yang benar ( ق ال ),
atau jalan yang terpuji ( دي م ال اط ر الص ).1
Hidayah memiliki berbagai makna, di antaranya hidayah yaitu
petunjuk Allah Swt. kepada manusia mengenai keimanan dan keislaman;
petunjuk yang diberikan Allah kepada orang yang beriman; petunjuk yang
diberikan Allah Swt. kepada manusia sehingga mereka berada pada jalan
lurus (sesuai dengan tuntunan-Nya); dan petunjuk yang diberikan secara
halus dan lembut.2 Hidayah diberikan oleh Allah kepada manusia, supaya
1Ensiklopedi Islam Indonesia, tim penyusun: Institut Agama Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, jilid.1, cet. 2 ed. revisi (Jakarta: Djambatan, 2002), 383. 2Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... [et al.] (Jakarta:Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2005), 16.
22
manusia mengikutinya dengan baik agar berhasil memperoleh apa yang
mereka butuhkan di dunia dan akhirat.
Petunjuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal
dari penggalan kata, petunjuk yang berarti sesuatu (tanda, isyarat) untuk
menunjukkan dan memberi tahu; ketentuan yang memberi arah atau
bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan (nasihat); ajaran; dan
tuntunan (ilham).3 Petunjuk juga disebut hidayah yang berarti petunjuk
atau bimbingan dari Allah Swt..4
B. Term-term Petunjuk (Hidayah) dalam Al-Qur’an
1. Hudā (هدى)
Dalam kamus al-Munawwir, kata الدى memiliki persamaan arti
dengan kata ةاي د ال atau hidayat yakni petunjuk, karena kata hidayah berasal
dari kata هدى وهديا وهدية وهداية -هدى yang berarti memberi petunjuk,
menunjukkan.5
Kata هدى berasal dari akar kata دىه yang berarti memberi
petunjuk. Kata هدى dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan
‘hidayah’ yang secara leksikal berarti ‘petunjuk yang diberikan secara
halus dan lemah lembut.
3KBBI Edisi keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), 1506.
4KBBI Edisi keempat, 495.
5Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, edisi kedua
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 1496.
23
Dalam al-Qur’an, kata هدى dan derivasinya disebut 306 kali.
Diantara derivasi dari kata هدى yaitu:6
Pertama, dalam berntuk fi’l māḍi (kata kerja lampau) دىه . Seperti dalam
QS. al-Baqarah [2]: 143 dan QS. al-Dhuha [93]: 7.
Kedua, dalam bentuk fi’l muḍāri’ (kata kerja yang menunjukkan masa
sekarang dan yang akan datang). Contohnya dalam QS. al-Syura [42]: 52.
Ketiga, dalam bentuk fi’l ‘amr (kalimat perintah). Contohnya QS. al-
Fatihah [1]:6 dan QS. al-Sad [38]: 22, keduanya dalam bentuk doa.
Keempat, dalam bentuk ism fā’il (yang menunjukkan pelaku). Seperti
dalam QS.al-Zumar [39]: 23 dan QS. al-Hajj [22]: 54.
Kelima, dalam bentuk masdar (infinitif) seperti dalam QS. al-Baqarah [2]:
5 dan QS. al-Isra [17]: 2.
Dari berbagai bentuk di atas, kata هدى mengandung dua unsur
pokok yaitu pertunjuk kepada yang diharapkan dan petunjuk yang
disampaikan atau diberikan secara lemah lembut dan halus.7
Dalam Lisan al-‘Arāb,8-berasal dari nama Allah Swt. yaitu al هدى
Hadī; menurut Ibnu ‘Asyur, al-Hadī yaitu:
ل ام ل إ قو ل م ل ك ىد ه ، و هت ي ب و ب ر وا ب ر ق أ ت ح ته ف ر ع م ق ي ر ط م ه ف ر ع و ه اد ب ع ر ص ي ب ذ ال و ه 9.ه د و ج و ام و د و ه ائ ق ب ف ه ن م ه ل د ب
6Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, editor: Sahabuddin... [et al.], edisi
revisi (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 315-316 7Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, 315-316.
8Abu al-Fadhil Jamaluddin Muhammad bin Mukrim Ibnu Manzhur, Lisan al-
‘Arāb, jil. 15 (Beirut: Dar Sadar, 1994), 353-360. 9Ibnu Manzhur, Lisan al-‘Arāb, 353.
24
“yang memberitahukan kepada mereka atau hambanya jalan
makrifahnya sehingga merasakan rububiyahnya, dan memberikan
hidayah kepada setiap makhluknya kepada yang diwajibkan
atasnya di dalam ke-kekal-an dan ke-ada-annya.” 10
Dalam al-Mu’jam al-Mufahras li al-Lafādz al-Qur’ān al-Karīm, kata
.memiliki 72 bentuk kata هدى11
Kata الدى biasa digunakan dengan arti
balasan, petunjuk, dan ilham.12
Tabel. 2.1. Kata huda dan derivasinya di dalam al-Qur’an13
No. Bentuk
Kata
Ayat-ayat
;87:3 ;30:50,79,122 ;16:36 ;13:31 ;7:30 ;6:90 ;2:143,213 هدى 1
93:7;
;49:17 ;22:37 ;16:9 ;6:149 ;198 ,2:185 هداكم 2
6:80 هدان 3
;14:21 ;14:12 ;7:43,43 ;6:71 هدانا 4
;39:57 ;6:161 هدان 5
16:121 هداه 6
;39:18 ;9:115 هداهم 7
3:8 هدي ت نا 8
19:58 ;6:84 هدي نا 9
14:21 هدي ناكم 10
90:10 ;76:3 هدي ناه 11
10
Ibnu Manzhur, Lisan al-‘Arāb, 353. 11
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li al-Lafādz al-Qur’ān
al-Karīm (Mesir: Dar al-Hadis,1996), 823-827. 12
Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang
Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik),” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya, 1998), 1. 13
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras, 823-827.
25
;41:17 ;6:87 ;4:68 هدي ناهم 12
37:118 هدي ناها 13
19:43 أهدك 14
40:38 أهدكم 15
79:19 وأهديك 16
40:29 أهديكم 17
4:88 ت هدوا 18
;43:40 ;42:52 ;28:56 ;10:43 ;7:155 ت هدى 19
42:52 ن هدى 20
29:69 لن هدي ن هم 21
;64:11 ;39:37 ;32:26 ;20:128 ;18:17 ;17:97 ;7:100,178 ي هد 22
6:77 ي هدن 23
;32:24 ;21:73 ;7:159,181 ي هدون 24
64:6 ي هدون نا 25
;5:16,51,67,108 ;3:86,86 ;2:26,142,213,258,264,272 ي هدى 26
6:88,144; 9:19,24,37,80,109; 10:25,35,35,35; 12:52;
13:27; 14:4; 16:37,93,107; 18:9; 22:16; 24:35,46;
28:50,56; 30:29; 33:4; 34:6; 35:8; 39:3,23; 40:28; 42:13;
46:10,30; 61:5,7; 62:5; 63:6; 72:2; 74:31;
;10:35 يهديى 27
;48:2 ي هديك 28
;48:20 ;27:63 ;4:26 ي هديكم 29
;18:24 ي هدين 30
;43:27 ;37:99 ;26:62,78 ي هدين 31
;28:22 ي هدين 32
;45:23 ;22:4 ;6:125 ي هديه 33
26
;4:168 ;4:137 ي هدي هم 34
;47:5 ;16:104 ;10:9 ;7:148 ;5:16 ;4:175 ي هديهم 35
;38:22 ;1:6 اهدنا 36
37:23 فاهدوهم 37
24 ,22:24 هدوا 38
;3:101 هدى 39
;10:35 ي هدى 40
;53:30 ;39:41 ;27:92 ;135 ,20:82 ;17:15 ;10:108 اهتدى 41
;47:17 ;19:76 ;3:20 ;2:137 اهتدوا 42
;34:50 اهتديت 43
;5:105 اهتدي تم 44
;24:54 ;6:97 ;2:135 ت هتدوا 45
;43:10 ;16:15 ;7:158 ;3:103 ;150 ,2:53 ت هتدون 46
;27:41 ت هتدى 47
;7:43 لن هتدى 48
;46:11 ;18:57 ي هتدوا 49
;27:24,41 ;23:49 ;21:31 ;16:15 ;5:104 ;4:98 ;2:170 ي هتدون 50
;32:3 ;28:64 ي هتدون 51
;27:92 ;17:15 ;10:108 ي هتدى 52
;40:33 ;39:23,36 ;13:7,33 هاد 53
;30:53 ;22:54 هاد 54
;27:81 هادى 55
;7:186 هادى 56
;25:31 هديا 57
27
;2:2,5,16,38,97,120,120,159,185,185,185 الدى 58
3:4,73,73,96,138; 4:115; 5:44,46,46;
6:35,71,71,71,88,91, 154,157; 7:52,154,193,198,203;
9:33; 10:57; 12:111; 16:64,89,102; 17:2,94; 18:13,55,57;
19:76; 20:10,47,123; 22:8,67; 27:6,77;
28:37,43,50,57,85; 31:3,5,20; 32:23; 34:24,32; 39:23;
40:53,54; 41:17,44; 45:11,20; 47:17,25,32; 48:28; 53:23;
61:9; 72:13; 92:12; 96:11;
32:13 هداها 59
60 ;16:37 ;6:90 ;2:272 هداهم
;20:123 ;2:38 هداى 61
;67:22 ;43:24 ;35:42 ;28:49 ;17:84 ;6:157 ;4:51 أهدى 62
;57:26 مهتد 63
;43:22,37,49 ;36:21 ;7:30 ;6:82 ;2:70,157 مهتدون 64
;18:17 ;17:97 المهتد 65
;7:178 المهتدى 66
;68:7 ;28:56 ;16:125 ;10:45 ;9:18 ;6:56,117,140 ;2:16 المهتدين 67
;48:25 ;5:2,97 ;196 ,2:196,196 الدى 68
5:95 هديا 69
27:35 بدية 70
27:36 بديتكم 71
2. Burhān (برهان)
Kata ن ه ر ب atau الب رهان berarti membuktikan.14
Burhān yaitu tanda
yang nyata atau barang bukti.15
14
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,80. 15
KBBI Edisi keempat, 226.
28
3. Rasyād (رشاد)
Kata رشاد berasal dari kata رشدا ورشادا –رشد yang berarti
memperoleh petunjuk. الرشدى berarti الستقامة yakni hal yang mengikuti
jalan yang benar atau lurus, dan الرشاد والرشاد yang berarti hal memperoleh
petunjuk, kebenaran.16
Irsyad yaitu petunjuk atau bisa diartikan juga pimpinan.17
Irsyad
atau al-Rasyīd, terambil dari akar kata dari rangkaian huruf-huruf ra`,
syin, dan dal. Makna dasarnya adalah ketepatan dan kelurusan jalan. dari
sini lahir kata rusyd yang bagi manusia adalah kesempurnaan akal dan
jiwa yang menjadikannya mampu bersikap dan bertindak setepat mungkin.
Mursyid adalah pemberi petunjuk atau bimbingan yang tepat. Sementara
pakar bahasa berpendapat bahwa kata ini, mengandung makna kekuatan
dan keteguhan.18
Dalam al-Qur’an, kata rasyid ditemukan sebanyak tiga kali, dan
tidak satu pun yang menunjuk kepada Allah Swt., semuanya menunjuk
kepada manusia. namun, dalam derivasi lain ditemukan ayat yang dapat
dipahami sebagai menunjuk bahwa sifat ini disandang oleh Allah
Swt.Menurut Imam Gazālī, rasyid adalah “Dia yang mengalir penanganan
dan usahanya ke tujuan yang tepat, tanpa petunjuk, pembenaran atau
bimbingan dari siapa pun, dan sifat ini secara sempurna hanya disandang
oleh Allah Swt.”19
16
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,499. 17
KBBI Edisi keempat, 548. 18
Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, editor: Sahabuddin... [et al.], edisi
revisi, j. 3 (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 825-827. 19
Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, 825-827.
29
4. Dalalah ( ةل ل د )
Kata ةل ل د berasal dari kata ليل والدللة -الد yang berarti petunjuk.20
Dalalah yaitu petunjuk yang benar mengenai makna isi al-Qur’an.21
Dalam fikih, suatu petunjuk yang digunakan untuk mengetahui sesuatu
yang lain disebut dalil. Sedangkan dalam ilmu mantik, dalil dapat
dibedakan atau dua bagian, yaitu dalil naqli dan dalil ‘aqli (akal). Jika
pembagian tersebut diterapkan pada ilmu ushul fikih, maka ayat-ayat al-
Qur’an dan hadis Nabi Saw. merupakan dalil-dalil naqli.22
Akal memegang peranan yang sangat penting dalam memahami
apa yang dikehendak oleh dalil naqli dan bagaimana menerapkannya
terhadap masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
5. Taufīq ( قي ف و ت )23
قي ف و ت (Taufīq atau taufik) merupakan karunia Allah Swt. kepada
seorang hamba yang memampukan hamba tersebut menaati-Nya.24
Taufik
dalam Kamus Besar Bahasa Indnesia mempunyai arti pertolongan (Allah
Swt.).25
Kata taufīk berarti pertolongan, petunjuk, bimbingan, kesuksesan,
kemenangan, dan kesejahteraan. Secara istilah, taufik berarti suatu
20
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,417. 21
KBBI edisi keempat, 288. 22
Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 2 (Jakarta:Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2005), 71-72. 23
Kata توفيق berarti bimbingan, rekonsolisasi, pemulihan hubungan. Di antara
derivasinya yaitu, وفق –وف قا –وفق –موفق –وفاق –ت وافق –ت وفق –مت وافق –مواف قة –موافق –ي وفيقوت وفيق. –ي ت وفيق –ت وافق –ت وفق –ات فق –وافق – https://www.almaany.com/id/dict/ar-
id/%D8%AA%D9%88%D9%81%D9%8A%D9%82/ 24
M. Iqbal Dawami, Kamus Istilah Populer Islam:Kata-kata yang paling sering
digunakan di Dunia Islam (Jakarta: Erlangga, 2013), 226. Lihat juga Mahmud Yunus,
Kamus Arab-Indonesia, cet. 8 (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah, 1990), 503. 25
KBBI edisi keempat, 1411.
30
kesuksesan dalam melaksanakan dan mencapai perbaikan atau setiap amal
saleh dan usaha yang baik.26
Sebuah keberhasilan bergantung pada taufik, yang taufik tersebut
terdiri atas dua hal: pertama, usaha yang sesuai dengan cara usaha; dan
kedua, usaha yang ditempuh sesuai hukum alam (sunnatullāh), yakni
dalam rangka memperoleh kesuksesan hanya diatur dan tunduk kepada
Allah Swt.. Taufik, yaitu bimbingan dan pertolongan dari Allah Swt.
untuk menempuh atau sebagai pelengkap dari hidayah (petunjuk) yang
Allah Swt. berikan kepada hamba-Nya. Maka sebab itu juga, penyebutan
kata taufik sering diselaraskan dengan kata hidayah.
6. Ilham (إلام)27
Ilham merupakan inspirasi atau intuisi yang pada prinsipnya dapat
diterima oleh setiap orang, ilham juga berarti petunjuk Tuhan yang timbul
di hati, pikiran (angan-angan) yang timbul dari hati atau bisikan hati, dan
bisa diartikan juga sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta.28
Ilham secara kebahasaan berarti “menelan, meneguk, mengajarkan dan
mewahyukan”. Secara termilogi, ilham berarti “sesuuatu yang
disampaikan Allah Swt. ke dalam jiwa sehingga ia merasa terdorong atau
dibangkitkan untuk mengerjakan atau meninggalkan sesuatu”.29
26
Ensiklopedi islam, jil. 7, 105-106. berarti petunjuk Allah ke dalam hati manusia untuk berbuat (ilham) إلام27
kebaikan. Lihat, Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, cet. 8 (Jakarta: PT. Mahmud
Yunus Wadzuryah, 1990), 404. Ilham secara umum berarti inspirasi, informasi rahasia.
ي لهم - ألم berarti mengilhami, menginspirasi, mengilhamkan. Kata إلام juga diartikan أوحى yang berarti mewahyukan. http://www.aliws.net/mutarjim Kata ilham memiliki derivasi
-https://www.almaany.com/ar/dict/ar الت هم –ألم –إلام –الل هم –فألمها
ar/%D8%A5%D9%84%D9%87%D8%A7%D9%85/ 28
M. Iqbal Dawami, Kamus Istilah Populer Islam, 93. 29
Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 3, 160-161.
31
Menurut al-Zarkasyi,30
dalam kitabnya al-Burhān fī ‘Ulūm al-
Qur’ān,ilham berarti “memberi pelajaran atau mengajar”.31
Sedangkan
menurut imam al-Ṭabarī,32
ilham memiliki dua penafsiran: pertama, Allah
menjelaskan sesuatu pada nafs (jiwa) yang pantas untuk dikerjakan atau
ditinggalkan; kedua, Allah Swt. menjadikan kefasikan dan ketakwaan
dalam jiwa.33
Sedangkan menurut Muhammad Abduh,34
definisi ilham
adalah perasaan halus yang membuat jiwa merasa yakin dan terdorong
pada apa yang dicarinya, tanpa merasa atau mengetahui dari mana
datangnya.35
C. Macam-macam Petunjuk (Hidayah)
Dalam penafsiran dan penjelasan tentang ayat 185 surah al-
Baqarah, Wahbah al-Zuḥailī dalam kitab tafsirnya al-Munīr menjelaskan
bahwa, هدى (petunjuk, hidayah) ada dua macam, yaitu petunjuk yang
jelas dan terang yang dengan mudah dipahami oleh akal biasa; dan
petunjuk yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang khusus.
30
Beliau adalah seorang mufasir, fuqaha, muhadis, sejarawan, sastrawan, dan
juga filsuf. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Bahadur bin Abdullah Badruddin
az-Zarkasyi. Lihat, Muhammada Misbah, “Kontribusi az-Zarkasyi dalam Studi Sunnah
Nabi”. Riwayah, vol. 1, no. 2 (September 2015): 371-384. Dapat pula dilihat dalam kitab
ad-Dawudi, Ṭabaqat al-Mufaṣṣirīn, Jil. 3, 157-158. 31
Ensiklopedi Islam, jil. 3, 160. Mengutip dalam Badruddin Muhamad bin
Abdullah az-Zarkasyi, al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988). 32
Aṭ-Ṭabari merupakan seorang ahli tafsir, ahli hadis, qiraah, sejarawan dan ahli
fikih terkemuka kelahiran Tabaristan (Iran). Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far
Muhammad bin Jarir at-Tabari.Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil.
7 (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), 2-4. Dan lihat juga dalam A. Husnul Hakim
IMZI, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-kitab Tafsir dari Masa Klasik
sampai Masa Kontemporer), cet. 1 (Depok: Lingkar Studi al-Qur’an (eLSiQ), 2013), 5-
14. 33
Ensiklopedi Islam, jil. 3, 160. Mengutip dalam Abi Ja’far Muhammad bin Jarīr
aṭ-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta`wīl Āyi al-Qur’ān (Cairo: Isa al-Babi al-Halabi, 1954). 34
Lihat footnote no. 12, bab I. 35
Ensiklopedi Islam, jil. 3,160.
32
Sedangkan dalam Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan
Hadits,36
hidayah (petujuk) yang telah diberikan oleh Allah kepada
manusia di bagi dalam empat macam yaitu:
1. Naluri (غري زة)
.berarti tabiat, naluri, watak غرائز atau الغري زة 37
merupakan sifat غري زة
bawaan yang sudah ada sejak manusia berada dalam kandungan ibunya.38
bersifat alamiah karena hal ini dilakukan tanpa adanya pembelajaran غري زة
dan pengalaman sebelumnya, dan hanya semata-mata karena ilham dan
petunjuk Allah.
2. Pancaindra
Pancaindra merupakan pelengkap dari غري زة, hal ini karena غري زة
masih belum cukup untuk menjadi petunjuk (hidayah) bagi kebahagiaan
hidup manusia di dunia dan di akhirat. Ahli-ahli pendidikan berkata:
الواس أب واب المعرفة “Pancaindra itu adalah pintu-pintu pengetahuan”.
Maksudnya, melalui pancaindra manusia dapat berhubungan
dengan alam yang berada di luar dirinya (alam indrawi).39
36
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, penyusun: Tim Baitul
Kilmah Jogjakarta, jil. 1 (Jakarta: Kamil Pustaka, 2013), 19. Lihat juga dalam,
Ensiklopedi Islam, jil. 3, 17. 37
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, 1001. 38
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,19. 39
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,19.
33
3. Akal40
(Pikiran) yang dilengkapi dengan pancaindra juga belum bisa غري زة
mengantarkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat, karena masih ada hal-hal yang tak terjangkau oleh pancaindra,
seperti alam rasional (yang hanya dapat ditangkap oleh akal pikiran
manusia). Akal membantu manusia menyalurkan غري زة ke arah yang lebih
baik sehingga غري زة tersebut menjadi pondasi bagi kebaikan dan manusia
dapat mengoreksi kesalahan-kesalahan pancaindra serta dapat
membedakan antara yang baik dan yang buruk.41
pancaindra, dan akal juga masih belum cukup untuk ,غري زة
mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hal
ini disebabkan karena akal bisa melahirkan pendapat yang berbeda-beda,
seperti: baik menurut seseorang, belum tentu baik menurut yang lain dan
terkadang akal juga bisa dikalahkan oleh hawa nafsu sehingga yang buruk
terlihat baik dalam pandangannya ataupun sebaliknya yang baik terlihat
buruk. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan petunjuk lain—selain dari
naluri (غري زة), pancaindra, dan akal—yaitu petunjuk agama yang dibawa
oleh para rasul Allah.42
40
Akal yaitu daya pikir dalam diri manusia untuk memahami sesuatu. Lihat, KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada data dari KBBI
Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ dan Akal berasal dari
kata ‘aql, ‘aqala yang berarti “mengikat dan menahan”. Ensiklopedi Islam, jil. 1, 127-
128. 41
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,jil. 1, 20. 42
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,jil. 1, 20.
34
4. Petunjuk (Hidayah) Agama
Allah mengutus para rasul untuk membawa agama yang akan
menunjukkan manusia kepada jalan yang harus mereka tempuh untuk
`mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ada beberapa tugas yang
dibawa oleh para rasul untuk menuntun manusia, yang pertama yaitu para
rasul diutus untuk menanamkan kepercayaan tentang adanya Tuhan Yang
Maha Esa dengan segala sifat kesempurnaan-Nya serta segala yang
bersifat gaib (seperti yang dikenal dengan enam rukun iman). Para rasul
dan orang-orang terdahulu telah mengajari umatnya supaya memohon
kepada Allah agar diberi taufik dan bimbingan sebagaimana mereka, dan
Allah juga menyuruh hamba-Nya mengambil contoh dan tauladan dari
mereka yang terdahulu.43
Berdasarkan pada yang menerimanya, petunjuk (hidayah) Allah
dibagi menjadi empat macam44
:
1. Hidayah yang secara umum diberikan kepada manusia berakal
yang berupa kemampuan menalar, kecerdasan, dan ilmu
pengetahuan.45
2. Hidayah yang diberikan kepada manusia melalui perantaraan
para nabi yang berupa ajaran agama.46
3. Hidayah yang berupa taufik yang diberikan khusus kepada
orang tertentu.47
4. Hidayah yang berupa kenikmatan surgawi yang diberikan di
akhirat, dan hidayah inilah yang paling tinggi tingkatannya.48
43
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,jil.1, 21-22. 44
Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, jil. 3,316. 45
QS. Thaha [20]: 50. 46
QS. al-Anbiya’ [21]: 73. 47
QS. Muhammad [47]: 17, QS. at-Taghabun [64]:11, QS. Yunus [10]:9, QS. al-
Ankabut [29]:69, QS. Maryam [19]: 76, QS. al-Baqarah [2]:213.
35
Berdasarkan dari segi yang lain, ulama tafsir membagi hidayah
(petunjuk) menjadi dua macam49
:
1. Hidayah umum adalah hidayah yang dianugerahakan Allah
kepada seluruh manusia tanpa kecuali dan dapat diketahui oleh
kemampuan akal manusia. Petunjuk ini seperti ajaran agama
yang disampaikan oleh para nabi dan rasul.
2. Sedangkan hidayah khusus ialah kemampuan aktual yang
dianugerahkan Allah Swt. kepada manusia tertentu yang
dikehendaki-Nya sehingga mereka yang menerima hidayah ini
dapat melaksanakan hidayah yang umum.50
Menurut Mirza Ghulam Ahmad,51
al-Qur’an disadur dan disusun
secara bebas dari buku Essence Of Islam yang diterbitkan oleh Islamic
Publication, dan dari al-Qur’an ditemukan realitas yang bisa membimbing
manusia kepada Tuhan.52
48
QS. Muhammad [47]:5 dan QS. al-A’raf [7]:43. 49
Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, jil.3, 316. 50
Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, jil.3, 316. 51
Mirza Ghulam Ahmad adalah pendiri gerakan Ahmadiyah di Qadian,
Gurdaspur, India. Lihat, ensiklopedi islam jil. 5,ed. 2005, 36-37. 52
Mirza Ghulam Ahmad, al-Qur’an Menurut Mirza Ghulam Ahmad,
penerjemah: AQ. Khalid (Jakarta: Wisma Damai, 2012), 1.
37
BAB III
SEKILAS TENTANG WAHBAH AL-ZUḤAILĪ DAN KITAB
TAFSIRNYA
A. Biografi Wahbah al-Zuḥailī
1. Kehidupan dan Pendidikannya
Wahbah al-Zuḥailī lahir pada 6 Maret 1932 M/1351 H di desa Dīr
‘Aṭīyah, daerah Qalmūn, Damaskus, Syiria (Suriah). Wahbah merupakan
putra dari pasangan Syekh Muṣṭafā al-Zuḥailī, seorang petani yang juga
hafiz dengan Ḥajjah Fāṭimah binti Muṣṭafā Sa’adah.1 Dari bimbingan
kedua orang tuanya, Wahbah al-Zuḥailī mendapatkan pendidikan tentang
dasar-dasar agama Islam. Setelah itu, Wahbah mulai belajar al-Qur’an dan
bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah di kampung halamannya. Dan
menamatkan Ibtidaiyah di Damaskus pada tahun1946 M.2
Beliau melanjutkan pendidikannya dan mulai mempelajari studi
ilmu Syari’ah pada tingkat sekolah menengah selama 6 tahun di salah satu
tempat di Damaskus dan lulus dengan predikat tertinggi pada tahun 1952
M. Pada saat yang sama, di sekolah tersebut beliau juga menempuh
pendidikan dalam bidang sastra. Kemudian pada tahun 1956 M, Wahbah
berhasil meraih gelar sarjana di Pendidikan Islam Universitas al-Azhar,
dan pada tahun yang sama, beliau juga memperoleh ijazah Tadris al-
Lughah al-‘Arabiyyah (pengajaran bahasa Arab) dari Fakultas Bahasa
Arab Universitas al-Azhar, Kairo. Wahbah al-Zuḥailī juga belajar ilmu
1Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):
128. 2A. Faroqi, “Analisis Ayat-ayat Mutasyabihat Tafsir al-Munīr karya Wahbah al-
Zuḥailī” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), 28.
38
hukum di Universitas ‘Ayn Syams di Kairo, dan mendapatkan gelar BA
dengan predikat magna cum laude (jayyid) pada tahun 1957 M.3
Kemudian berhasil memperoleh gelar Master dalam ilmu hukum
dengan tesis berjudul “al-Żirā’i fī al-Siyāsah al-Syar’iyyah wa al-Fiqh al-
Islāmī” pada tahun 1959 M di Universitas Kairo,4 serta meraih gelar
doktor dalam bidang Syariah dengan judul disertasi “Aṡar al-Ḥarb fī al-
Fiqh al-Islālmī: Dirāsah Muqāranah bayn al-Mażahib al-Ṡamāniyah wa
al-Qānūn al-Daulī al-‘Ām” (Pengaruh Perang Terhadap Fiqh Islam:
Sebuah Studi Perbandingan yang mencakup Mazhab Delapan dari Hukum
Islam dan Hukum Internasional yang Sekuler) dari Universitas yang sama
pada tahun 1963 M.5
Wahbah banyak berguru kepada ulama-ulama besar, di antara
guru-guru beliau yaitu, Muhammad Haṣim al-Khatib al-Syafī (w. 1958
M), yang merupakan seorang khatib di Masjid Umawi, beliau belajar
tentang fikih al-Syafie, beliau juga belajar ilmu fikih dari Abdul Ralak al-
Hamasi (w. 1969 M), belajar ilmu hadis dari Mahmud Yasin (w. 1948 M),
beliau menguasai ilmu Faraiḍ dan ilmu wakaf dari Judad al-Mardini (w.
1957 M), belajar ilmu Tafsir dari Hassab Habnakah al-Midani (w. 1978
M), belajar ilmu Bahasa Arab dari Muhammad Ṣaleh Farfur (w. 1986 M),
belajar ilmu Ushul Fiqh dan Musṭahah Hadis dari Muhammad Lutfi al-
Fayumi (w. 1990 M), beliau mempelajari ilmu Akidah dan Kalam dari
Mahmud al-Rankusi. Saat beliau di Mesir beliau berguru kepada
Muhammad Abu Zuhrah (w. 1395 M), Mahmud Shaltut (w. 1963 M), Ali
3Ummul Aiman, “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-Tafsir al-
Munīr,” MIQOT, vol. XXXVI no. 1 (Januari-Juni 2012): 3. 4Putri Ajeng Fatimah, “Waris Kalalah dalam Pandangan Wahbah al-Zuḥailī
(Tafsir QS. al-Nisa’ [4] ayat 12 dan 176),” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011), 16. 5Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Sharī’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī)”,
(Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 38.
39
Muhammad Khafif (w. 1978 M), dan Abdul Ghani Abdul Khaliq (w. 1983
M).6
2. Karir Intelektual
Wahbah al-Zuḥailī memulai karirnya setelah beliau memperoleh
gelar doktornya. Karir pertamanya dimulai dalam bidang pendidikan dan
pengajaran di Universitas Damaskus, dengan menjabat sebagai dosen di
Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum pada tahun 1963 M. Tak lama
kemudian beliau diangkat sebagai pembantu dekan, dan dalam waktu yang
relatif singkat dari masa pengangkatannya beliau menjabat menjadi dekan
sekaligus ketua jurusan Fiqh al-Islami. Kemudian sejak tahun 1975 M,
beliau diangkat menjadi guru besar di Universitas Damaskus, Syiria
(Suriah).7 Beliau memberikan kuliah yang berfokus pada kajian Hukum
Islam, Filsafat Hukum Islam dan Perbandingan Sistem Hukum. Wahbah
juga pernah mengajar sebagai dosen tamu di berbagai Universitas, seperti
di Benghazi Libya (1972-1974), Universitas Uni Emirat Arab (1984-
1989), Universitas Khartoum, Sudan dan Universitas Islam, Riyadh.8
Wahbah al-Zuḥailī juga merupakan anggota The Royal Society for
Research tentang peradaban Islam pada Yayasan al-Bayt di Amman
(Yordan) dan di berbagai lembaga hukum Islam dunia lainnya, termasuk
Majlis al-Ifta di Syria, Akademi Fiqh Islam di Jeddah (Arab Saudi) dan
beberapa Akademi Fiqh Islam di Amerika Serikat, India, dan Sudan.
Beliau juga menjabat sebagai kepala Institusi Riset untuk Lembaga-
lembaga Keuangan Islam, konsultan pada berbagai lembaga dan
6Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir, 164.
7Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):
129. 8Ummul Aiman, “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuhayli: Kajian al-Tafsir al-
Munīr” MIQOT, vol. XXXVI no. 1 (Januaru-Juni 2012): 4.
40
perusahaan keuangan Islam termasuk the Internasional Islamic Bank.
Tidak hanya itu, Wahbah juga dikenal sebagai juru dakwah di dunia Islam,
beliau sering muncul di TV, radio, dan koran-koran Arab serta menjadi
penceramah dan pendakwah di mesjid Ustmani di Damaskus dan di mesjid
Badr di kota kelahirannya Dīr ‘Aṭiyah.9
3. Karya-karyanya
Wahbah al-Zuḥailī aktif dalam belajar dan mengajarkan berbagai
disiplin ilmu, baik dalam perkuliahan, ceramah di pengajian, diskusi,
termasuk juga melalui media massa. Sebagai hasil aktivitas akademisnya
yang produktif, tidak kurang dari 48 buku dan karya ensiklopedi
(mausū’ah) dalam berbagai disiplin ilmu islam telah ditulisnya.10
Mayoritas karyanya mencakup bidang fiqh dan tafsir. Di antara karya-
karyanya tersebut sebagai berikut:
1. Aṡar al-Ḥarb fī al-Fiqh al-Islālmī: Dirāsah Muqāranah bayn
al-Mażahib al-Ṡamāniyah wa al-Qānūn al-Daulī al-‘Ām, Dar
al-Fikr, Damaskus 1963.
2. Al-Wasīṭ fī Uṣūl al-Fiqh al-Islāmī, Universitas Damaskus,
1966.
3. Al-Fiqh al-Islāmī fī Uslūb al-Jadīd, Maktabah al-Hadiṡ,
Damaskus, 1967.
4. Naẓarīyat al-Ḍarūrat al-Syar’iyyah, Maktabah al-Fārābī,
Damaskus, 1969.
5. Nazariat al-Ḍamān, Dar al-Fikr, Damaskus, 1970.
9http://www.Zuhayli.com lihat dalam, Ummul Aiman, “Metode Penafsiran
Wahbah al-Zuhayli: Kajian al-Tafsir al-Munīr” MIQOT, vol. XXXVI, no. 1 (Januaru-Juni
2012): 4. 10
Muhsin Mahfudz, “Konstruksi Tafsir Abad 20 M/14 H; Kasus Tafsir al-Munīr
Karya Wahbah al-Zuḥailī)”, dalam Jurnal al-Fikr, Vol. 14, no. 1, (2010), h. 34.
41
6. Al-Uṣūl al-‘Āmmah li Wahdah al-Dīn al-Ḥaq, Maktabah al-
Abassiyah, Damaskus, 1972.
7. Al-‘Alāqāṭal-Dauliah fī al-Islām, Muassasah al-Risālah,
Beirut, 1981.
8. Al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, (11 Jilid), Dar al-Fikr,
Damaskus, 1984.
9. Uṣul al-Fiqh al-Islāmī, (2 Jilid), Dar al-Fikr, Damaskus, 1986.
10. Juhūd Taqnīn al-Fiqh al-Islāmī, Muassasah al-Risālah, Beirut,
1986.
11. Fiqh al-Muwārīṡfī al-Syarī’ah al-Islāmiah, Dar al-Fikr,
Damaskus, 1987.
12. Al-Waṣāyā wa al-Waqaf fī al-Fiqh al-Islāmī, Dar al-Fikr,
Damaskus, 1987.
13. Al-Islām Dīn al-Jihād la al-Udwān, Persatuan Dakwah Islam
Antar Bangsa, Tripoli, Libyan, 1990.
14. Al-Tafsir al-Munīr fī al-Aqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manhaj,
(16 Jilid), Dar al-Fikr, Damaskus, 1991.
15. Al-Qiṣah al-Qur’aniyyah Hidayah wa Bayān, Dar Khair,
Damaskus, 1992.
16. Al-Qur’ān al-Karīm Bunyatuh al-Tasrī’iyyah aw Khasaisuh
al-Hasariyah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1993.
17. Al-Rukhṣah al-Syarī’ah wa Ahkāmuhu, Dar al-Maktabī,
Damaskus, 1995.
18. Al-Ulūm al-Syarī’ah Bayān al-Wahdah wa al-Istiqlāl, Dar al-
Maktabī, Damaskus, 1996.
19. Al-Asas wa al-Muṣādir al-Ijtihād al-Musytarikah Bayān al-
Sunah wa al-Syī’ah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1996.
42
20. Al-Islām wa Tahadiyyāt al-‘Aṣr, Dar al-Maktabī, Damaskus,
1996.
21. Maujūdah al-Gazū al-Ṡaqāfī al-Ṣaynī wa al-Ājnabī, Dar al-
Maktabī, Damaskus, 1996.
22. Al-Taqlīd fī al-Mażāhib al-Islāmiah ‘Inda al-Sunnah wa al-
Syarī’ah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1996.
23. Al-Ijtihād al-Fiqhī al-Hadīṡ, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1997.
24. Al-Urf wa al-‘Ādah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1997.
25. Al-Sunnah al-Nabawiah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1997.
26. Tafsir al-Wajīz merupakan ringkasan dari tafsir al-Munīr .
27. Tafsir al-Wasīṭ, (3 Jilid), dan karya-karya lainnya.11
Ketiga karya tafsir beliau, yaitu al-Tafsir al-Munīr , al-Tafsir al-
Wajīz, dan al-Tafsir al-Wasīṭ, masing-masing memiliki ciri dan
karakteristik tersendiri. Ketiganya menggunakan metode penafsiran yang
berbeda dan latar belakang yang berbeda pula.12
4. Aliran dan Mazhab
Wahbah al-Zuḥailī, selain dikenal sebagai mufasir beliau juga
lebih dikenal sebagai fuqaha dan studi-studi islam. Salah satu karya
monumental beliau yaitu al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, menjadikan
beliau disebut-sebut sebagai bapak perbandingan mazhab. Dikatakan
demikian karena Wahbah dalam banyak karyanya, ketika berbicara
tentang fiqih beliau tidak fanatik atau condong pada satu aliran dan
11
Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Sharī’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī)”
(Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 41-43. 12
Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):
132.
43
mazhab yang dipakai saja, melainkan beliau memasukkan pendapat-
pendapat dari mazhab yang lain. Adapun mazhab beliau, yaitu bermazhab
Hanafi.13
Dalam muqaddimah kitab al-tafsīr al-Munīr , beliau juga
menyatakan bahwa semua yang beliau tulis tidak dipengaruhi oleh
tendensi tertentu, mazhab khusus, atau sisa-sisa keyakinan lama. Wahbah
juga menyatakan bahwa tidak sepatutnya kita menggunakan ayat-ayat al-
Qur’an untuk menguatkan suatu pendapat mazhab atau pandangan
kelompok, atau gegabah dalam manakwilkan ayat untuk mengukuhkan
teori ilmiah, sebab al-Qur’anul Karim terlalu mulia tingkatnya, dan ia
adalah kitab hidayah atau petunjuk Ilahi, aturan syari’at agama, cahaya
yang menunjukkan kepada akidah yang benar, manhaj hidup yang paling
baik, dan prinsip-prinsip akhlak dan norma kemanusiaan yang tertinggi.14
B. Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj
1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Kitab Tafsir al-Munīr
Dalam muqaddimahnya, Wahbah mengatakan bahwa tujuan utama
beliau menulis kitab tafsir al-Munīr adalah untuk menciptakan ikatan
ilmiah yang erat antara seorang muslim dan non muslim dengan
Kitabullah ‘Azza wa Jalla, karena al-Qur’an yang mulia merupakan
konstitusi kehidupan umat manusia secara umum dan khusus.15
13
A. Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-
kitab Tafsir dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer), cet. 1 (Depok: Lingkar Studi
al-Qur’an (eLSiQ), 2013), 227. 14
Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-
Manhaj Jil. 1 (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 11. Atau lihat dalam Wahbah al-Zuḥailī, al-
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj , Jil. 1, Penerjemah Abdul
Hayyie al-Kattani, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013), xvii. 15
Wahbah al-Zuḥailī,al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-
Manhaj , Jil. 1, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013),
xvi.
44
Muhammad Ali Iyazi16
menambahkan bahwa tujuan penulisan
tafsir al-Munīr adalah memadukan keorisinilan tafsir klasik dan
keindahan tafsir kontemporer, karena menurut Wahbah al-Zuḥailī banyak
orang yang menyudutkan bahwa tafsir klasik tidak mampu memberikan
solusi terhadap problematika kontemporer. sedangkan para mufasir
kontemporer banyak melakukan penyimpangan interpretasi terhadap ayat
al-Qur’an dengan alasan pembaharuan. Oleh karena itu, menurutnya tafsir
klasik harus dikemas dengan gaya bahasa kontemporer dan metode yang
sesuai dengan ilmu pengetahuan modern tanpa ada penyimpangan
interpretasi.17
Menurut Wahbah, yang terpenting dalam sebuah penafsiran dan
penjelasan adalah membantu individu muslim untuk merenungkan al-
Qur’an, sebagaimana yang diperintahkan dalam firman Allah Swt. dalam
QS.Ṣād:29.18
2. Karakteristik
Sebagaimana umumnya tradisi kitab-kitab tafsir, kitab Tafsir al-
Munīrini juga diawali dengan beberapa penjelasan penting seputar al-
Qur’an. Secara garis besar pembahasan tersebut dipaparkan dalam
beberapa tema pokok, seperti pengertian al-Qur’an dan nama-nama lain
dari al-Qur’an, cara turunnya al-Qur’an, tentang ayat-ayat makkī dan
16
Beliau adalah pengarang kitab al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun. Sayyid
Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun (Teheran: Wizanah al-
Tsiqafah wa al-Insyaq al-Islam, 1993). 17
Sayyid Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun
(Teheran: Wizanah al-Ṡiqafah wa al-Insyaq al-Islam, 1993),684-685. Lihat dalam A.
Faroqi, “Analisis Ayat-ayat Mutasyābihat Tafsir al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī,”
(Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), 31. 18
QS. al-Ṣād: 29
ب روا آياته وليتذكر أولو اللباب ) (۲٩كتاب أنزلناه إليك مبارك لييد"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.” (QS. al-Ṣād: 29).
45
madanī, ayat-ayat yang pertama dan terakhir turun, tahapan-tahapan
kodifikasi al-Qur’an serta pembahasan lain yang lazim dalam kajian ‘ulūm
al-Qur’ān. Pembahasan tersebut disajikan dengan bahasa yang mudah
dipahami dan juga menyertakan pendapat para ulama yang mu’tabar
dengan uraian yang singkat dan jelas.19
Karakteristik dari kitab Tafsir al-Munīr yang membedakannya
dengan kitab-kitab tafsir lainnya adalah dengan menerapkan metode semi
tematik yang diaplikasikan dengan mengelompokkan ayat dalam satu
surah secara berurut yang kemudian diberi topik atau tema pembahasan
yang mewakili kandungan ayat tersebut.20
Dan adapuun karakteristik
lainnya yaitu dalam setiap tema pembahasan tersebut secara sistematis
terdapat sub-sub pembahasan yang dimulai dari qirā’at, i‘rāb, balāgah,
mufradāt lugawiyah, asbāb al-nuzūl, munasabah, kajian tentang tafsir dan
bayannya, serta tentang fiqh al-hayāt wa ahkām (fiqih kehidupan atau
hukum-hukum) yang kesemua ini tercantum pada tiap-tiap tema, bagian
ini merupakan salah satu yang menjadi ciri khas dari kitab Tafsir al-Munīr
karya Wahbah al-Zuḥailī.21
19
Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Sharī’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī),”
(Tesis S2 Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 45. 20
Misalnya seperti dalam surah al-Baqarah ayat 1-5 diberi tema “Sifat-sifat
orang beriman dan ganjaran orang yang bertakwa”, surah al-Baqarah ayat 6-7 diberi tema
“sifat-sifat kaum kafir”, dsb. Lihat dalam, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-
‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj Jilid. 1 (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 75 dan 81.
Dan dalam tiap-tiap surah dari juz. 1-30. 21
Dapat dilihat dalam setiap pembahasan dalam kitab tafsirnyanya. Wahbah al-
Zuḥailī,al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj, Penerjemah Abdul
Hayyī al-Kaṭṭānī, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013). Atau dalam kitab aslinya Wahbah al-
Zuḥailī,al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj (Damaskus: Dār
al-Fikr, 2009).
46
3. Metode Penafsiran
Metode penafsiran al-Qur’an adalah cara menafsirkan ayat-ayat al-
Qur’an, baik itu tentang sumber-sumber penafsirannya, sistematika
penjelasan tafsirannya, keluasan penjelasannya, maupun tentang sasaran
dan tertib ayat-ayat yang ditafsirkan.22
Beberapa telaah terhadap kitab
Tafsir al-Munīr menunjukkan bahwa dalam kitab tafsir ini, Wahbah al-
Zuḥailī mencoba mengkolaborasikan beberapa metode. Ditinjau dari aspek
sumber penafsiran, terlihat bahwa tafsir al-Munīr menggunakan model
penafsiran bi al-iqtirani,23
yang merupakan perpaduan antara penafsiran bi
al-ma’ṣur (periwayatan) dan bi al-ra’yi (penalaran dan ijtihad).24
Namun, berbeda dengan apa yang telah dilakukan oleh mufasir
salaf dalam menerapkan tafsir bi al-ma’ṣur Wahbah al-Zuḥailī lebih
mementingkan keringkasan, sehingga riwayat-riwayat yang dijadikan
rujukan adalah riwayat yang paling benar yang dinukil dari kitab-kitab
tafsir klasik. Dengan demikian, dalam tafsir al-Munīr hampir tidak
dijumpai perdebatan mengenai kualitas sanad antara riwayat-riwayat yang
beragam dalam menjelaskan makna ayat.
Di sisi lain, dalam menjelaskan penafsiran ayat, penalaran dan
ijtihad yang diberikan terlihat tidak mendapatkan porsi yang terlalu besar,
namun masih menempati porsi yang signifikan di bagian lain dalam
22
M. Ridwan Nasir, Perspektif Baru Metode Tafsir Muqarin dalam Memahami
al-Qur’an (Surabaya: Imtiyaz, 2011), 14. Lihat dalam Moh. Assafiqi, “Nilai
Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa
al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī),” (Tesis S2., Pasca Sarjana
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017), 46. 23
Penafsiran bi al-Iqtirani yaitu penafsiran yang didasarkan pada perpaduan
antara riwayah yang kuat dan sahih dengan ijtihad yang sehat. Lihat dalam, Abdul Djalal
HA, Urgensi Tafsir Maudhu’i pada Masa Kini (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), 68. Atau
M. Ridwan Nasir, Perspektif Baru Metode Tafsir Muqarin dalam Memahami al-Qur’an
(Surabaya: Imtiyaz, 2011), 14 24
Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhajkarya Wahbah al-Zuḥailī),”
(Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 46.
47
menjelaskan kandungan ayat. Hal ini dikarenakan adanya pemisah antara
penafsiran ayat (al-Tafsīr wa al-bayān) yang merupakan pemahaman
lahiriah ayat, dengan penjelasan kandungan ayat (al-Fiqh al-ḥayāh) yang
merupakan pemahaman terhadap pesan-pesan al-Qur’an yang
berhubungan dengan isu-isu yang berkembang di dalam masyarakat, baik
itu persoalan hukum maupun persoalan lainnya.25
Dalam penulisannya
Wahbah cenderung mengambil pola modern, yaitu metode tahlili
(analitik) dan menerapkan metode semi tematik.
4. Corak Penafsiran
Dalam penafsirannya, Wahbah juga dipengaruhi oleh latar
belakang keilmuannya, yaitu hukum Islam dan filsafat hukum. Dari sini
dapat dilihat bahwa tafsir al-Munīr merupakan tafsir yang bercorak
fiqhi.26
Namun, selain bercorak fiqhi, tafsir al-Munīr juga bercorak adabī
ijtimā’i,27
hal ini karena dalam penafsirannya juga kental dengan nuasa
sastra, budaya dan kemasyarakatan.28
5. Sumber-sumber Penafsiran
Dalam pembahasan kitab tafsir al-Munīr, al-Zuḥailī menggunakan
gabungan antara sumber-sumber tafsir bi al-ma`ṡur dengan tafsir bi al-
ra`yi, serta menggunakan gaya bahasa dan ungkapan yang jelas, yaitu
25
Ummul Aiman. “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-Tafsir al-
Munīr” MIQOT, vol. XXXVI, no. 1 (Januaru-Juni 2012): 10. 26
Corak Fiqhi adalah corak tafsir yang kecenderungan mencari hukum-hukum
fikih di dalam ayat-ayat al-Qur’an. Abdul Syukur, “Mengenal corak tafsir al-Qur’an”
El-FURQONIA, Vol.01 No. 01, (Agustus, 2015): 86. 27
Corak Adabī ijtimā‘īadalah corak ttafsir yang menjelaskan petunjuk-petunjuk
ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan masyarakat, serta usaha-usaha untuk
menanggulangi masalah-masalah berdasarkan petunjuk ayat-ayat dengan mengunakan
bahasa yang mudah dimengerti. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung:
Mizan, 2013), Abdurrahman Rusli Tanjung, “Analisi Terhadap Corak Tafsir al-Adabī al-
Ijtimā‘ī” Analytica Islamica, vol. 3, no. 1, (2014): 162-177. 28
Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab
Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī),”
(Tesis S2 Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 50.
48
gaya bahasa kontemporer yang mudah dipahami bagi genersi sekarang. Di
antara sumber-sumber referensi yang Wahbah gunakan dalam Tafsir al-
Munīr adalah sebagai berikut:29
a. Dalam bidang akidah, akhlak, dan penjelasan keagungan Allah
di alam semesta, Wahbah merujuk kepada kitab Tafsīr al-Kabīr
karya Fakhruddīn al-Rāzī, Tafsīr al-Baḥr al-Muhīṭ karya Abū
Ḥayyān al-Andalusī, Rūh al-Ma’ānī karya al-Alūsī.
b. Dalam penjelasan kisah-kisah al-Qur’an dan sejarah, Wahbah
merujuk kepada kitab Tafsīr al-Khāzin dan al-Bagawī.
c. Dalam bidang fiqh, ia merujuk kepada beberapa literatur seperti
kitab al-Jāmi’ fī Ahkām al-Qur’ānkarya al-Qurṭubī, Ahkām al-
Qur’ān karya Ibn al-‘Arabī, Ahkām al-Qur’ān karya al-Jaṣṣāṣ,
Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm karya Ibnu Kaṡir.
d. Dalam bidang kebahasaan yaitu tafsir al-Kasysyāf karya al-
Zamakhsyarī, dalam materi qirā`at Wahbah merujuk dari tafsir
al-Nasafī.
e. Sedangkan dalam bidang sains dan teori-teori ilmu alam,
disadur dari kitab al-Jawāhir karya Tanṭāwī Jauharī, dan masih
banyak lagi kitab-kitab yang lain.
Dalam muqaddimahnya, al-Zuḥailī menyatakan bahwa tafsir al-
Munīr merupakan tafsir yang menggabungkan antara ma`ṡūr dan ma`qūl,
dengan memakai referensi dari tafsir-tafsir lama maupun baru yang
tepercaya, juga dari buku-buku seputar al-Qur’anul Karim, baik mengenai
29
Baihaki. “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan Contoh
Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):
138.
49
sejarahnya, penjelasan sebab-sebab turunnya ayat, atau i’rāb yang
membantu menjelaskan banyak ayat.30
30
Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-
Manhaj , Jil. 1, Penerjemah Abdul Hayyī al-Kaṭṭānī, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013),
xvii.
51
BAB IV
AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH AL-
ZUḤAILĪ
A. Pemberi Hidayah
Tabel. 4.1. Pemberi Hidayah
No Diksi
Terkait Ayat Subjek Predikat
Konteks
Ayat Penjelasan Singkat
ة اي د ال 1 آنر ق ل ل
2:1-5 Allah Menu-
runkan
al-
Qur'an
Penjela-
san al-
Kitab
Al-Qur’an adalah
penyebab
datangnya hidayah,
sedangkan pemberi
hidayah yang
sebenarnya adalah
Allah SWT.
ة اي د ه 2 ادش ر و
2:1-5 Allah Menu-
runkan
al-
Qur'an
Penjela-
san al-
Kitab
Hudā berarti
hidayah dan
petunjuk.
ة اي د ه 3 اسالن
2:1-5 Allah Menu-
runkan
al-
Qur'an
Penjela-
san al-
Kitab
Allah
menurunkannya
dengan rahmat-Nya
untuk menunjuki
manusia kepada
kebaikan dan
kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
ة اي د ه 4اد ش ر إ و م ال ن ي ن م ؤ م ل ل ني ق ت
2:1-5 Allah Menu-
runkan
al-
Qur'an
Penjela-
san al-
Kitab
al-Qur’an adalah
sumber hidayah
dan petunjuk bagi
orang-orang
beriman yang
bertakwa.
ن ة م اي د ه و 5 م بي ر
2:1-5 Allah Menu-
runkan
al-
Qur'an
Penjela-
san al-
Kitab
Orang yang
memiliki sifat
orang beriman dan
bertakwa adalah
orang yang berada
52
di atas cahaya dan
hidayah dari Allah.
ة اي د ال 6ل ائ س و و ة.ف ر ع م ال
2:21-
22
Allah Meme-
rintah-
kan
untuk
menyem
bah-Nya
Ibadah
(Meng-
esakan
Allah)
Allah pengatur
semua urusan dan
yang memberi apa
yang manusia
butuhkan yaitu
jalan-jalan hidayah
dan sarana-sarana
pengetahuan.
-2:26 ي ث ة ك اي د ه 7
27
Allah Membe-
ri
petunjuk
Perum-
pamaan
Perumpamaan
menjadi sebab
bertambahnya
hidayah yang
diperoleh banyak
orang beriman
karena keimanan
mereka kepada
Allah.
ة اي د ب 8ل ق ع ال ن،ي الدي و
2:26-
27
Allah Membe-
ri
petunjuk
Perum-
pamaan
Allah tidak
menyesatkan satu
pun di antara
orang-orang
beriman dan
mendapat hidayah
akal dan agama.
اهلل ة اي د ه 9 ال ع ت
2:26-
27
Allah Membe-
ri
petunjuk
Perum-
pamaan
Al-fusūq, yaitu
keluar dari hidayah
Allah mengenai
hukum-hukum-Nya
yang ditetapkan
untuk makhluk
ciptaan-Nya.
ف ة اي د ال 10: يضل ه ل و ق
به كثيا وي هدي به
كثيا
2:26-
27
Allah Membe-
ri
petunjuk
Perum-
pamaan
Allah menyebut
kata "penyesatan"
lebih dahulu
daripada kata
"hidayah/petunjuk".
-2:28 ة اي د ل 11
29
Allah Membe-
ri
petunjuk
Perum-
pamaan
Allah mengutus
seorang rasul dan
kepadanya
53
diturunkan sebuah اس الن
kitab untuk
memberi hidayah
kepada umat
manusia.
ة اي د ه 12 عظمىال
2:10
4-
105
Allah Menu-
runkan
al-
Qur'an
Kitab
suci
Allah menurunkan
al-Qur'an untuk
memberi peringatan
kepada orang
beriman agar tidak
mengikuti orang
Yahudi.
ى ل ة ع اي د ال 13 اهلل ن ي د
2:11
9-
121
Allah Mengu-
tus Nabi
Muham-
mad
Agama
Allah
Hudā (petunjuk)
adalah agama
Allah yaitu Islam
ة اي د ال و 14 ل ن و د اب ع اهو س د ب ع ن
2:13
8-
141
Allah Membe-
ri
nikmat
Agama
Allah
Allah
menganugerahkan
nikmat yang besar
kepada orang
beriman, di
antaranya nikmat
Islam dan hidayah.
ة اي د ال 15 ن م ب ر ق ال و
ا،ن ون د اهلل
2:13
8-
141
Allah Membe-
ri
nikmat
Agama
Allah
Orang Yahudi dan
Nasrani mengklaim
bahwa merekalah
yang mendapat
petunjuk dan lebih
dekat kepada Allah.
ل ة إ اي د ال ب 16 ال مع .م ك ن ي د
2:14
8-
152
Allah Membe-
ri
nikmat
Pengali-
han
kiblat
Allah telah
menyempurnakan
nikmat-Nya kepada
Kaum Muslimin
dan bangsa Arab
dengan memberi
mereka petunjuk
kepada ajaran-
ajaran agama.
و ه و 17ة: اي د ال
هم )وألئك المهتدون(
2:15
3-
157
Allah Membe-
ri
petunjuk
Sabar
atas
musibah
Orang yang sabar
adalah yang
mendapat rahmat,
kasih sayang dan
petunjuk.
54
ة اي د ه و ه 18 ل اس إ لن ل
اط ر الصي م،ي ق ت س م ال
2:18
3-
185
Allah Membe-
ri
petunjuk
Penuru-
nan al-
Qur'an
Al-Qur'an petunjuk
bagi manusia ke
jalan yang lurus.
ة اب ج إ و 19اء ع الد
ل م ش ت ةاي د ال
2:18
6-
187
Allah Membe-
ri
petunjuk
Berdoa
kepada
Allah
Terkabulnya doa
mencakup
pemberian petunjuk
kepada sebab-sebab
ة اي د ه 20 ةن س ح
2:19
8-
203
Allah Membe-
ri
petunjuk
Zikir
yang
baik
Allah menjelaskan
cara berzikir yang
baik, dan Allah
memberi petunjuk
bagi orang-orang
yang berzikir
dengan baik kepada
Allah.
صرف ي و 21خص الش
قي ال ن ع ة،اي د ال و
2:20
8-
212
Allah Mela-
rang
mengiku
ti
langkah-
langkah
syaitan
Pelara-
ngan
Allah melarang
mengikuti langkah-
langkah setan
karena setan
memalingkan
seseorang dari
kebenaran dan
hidayah
ة ل د ال 22 ني اه ب ال و
ى ل ة ع ال الد ي ال و قي ال ة،اي د ل وا
2:20
8-
212
Allah Mengan
cam
yang
mengu-
bah
nikmat-
Nya
Pelara-
ngan
Allah mengancam
siapa yang
mengubah nikmat
Allah, yaitu dalil-
dalil dan bukti-
bukti yang
menunjukkan
kebenaran,
kebaikan, dan
hidayah
ة اي د ال 23 ة،ي ل ال
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Allah memberikan
petunjuk kepada
manusia dengan
mengutus para
55
Nabi sebagai
pemberi peringatan.
ة اي د ه و 24 اسالن
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Kitab itu berfungsi
sebagai sumber
syari'at dan hukum
untuk
mendamaikan
perselisihan di
antara manusia
ة اي د ه 25 ل اب إ ت ك ال
،قي ال
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Kitab itu tidak
memicu
perselisihan dan
bertujuan
membahagiakan
manusia.
ة، اي د ال 26ام ي ق ال و اء ب ع أ ب
ف ي ال ك الت ة.ي ل ال
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Untuk masuk surga
dan memperoleh
keridaan Allah,
seseorang harus
berhijad,
menanggung
penderitaan, sabar
terhadap gangguan,
dan tanpa
menyimpang dari
garis hidayah,
diiringi dengan
melaksanakan
tugas-tugas yang
diperintahkan
Allah.
ل ه ج 27 ة ن س ب م ه ن م
ف اهلل ل ه أ ء ل ت اب ة، اي د ال
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Allah akan menguji
kaum yang
mendapat hidayah
untuk mengetahui
seberapa besar
kemampuan
mereka untuk tetap
teguh di atas
kebenaran dan
keimanan.
56
ة اي د ه ل ل 28 د،ش ر ال و
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Fitrah atau tabiat
semata tidak bisa
menjadi jalan untuk
mendapat hidayah
karena ia tidak
diketahui, samar,
dan tidak pasti.
ة اي د ال 29ة ي م ي ل ع الت ة اي د ه ي ه ل س الر م ه ن م
2:21
3-
214
Allah Membe-
ri
petunjuk
Kitab
suci
Hidayah pengajaran
adalah hidayah para
rasul dari kalangan
mereka, serta kitab-
kitab yang
diturunkan Allah
kepada mereka.
اهلل ن أ 30ور م أ ل و ت ي ني ن م ؤ م ال ة اي ع الري ب ة اي ن ع ال و ةاي د ال و
2:25
6-
257
Allah Membe-
ri
petunjuk
Asma
Allah
Allah Swt. yang
bertanggung jawab
terhadap perkara
kaum mukminin
dengan cara
menjaga,
memperhatikan dan
memberi petunjuk.
ة اي د ال و 31د ش ر ل ر، و م ال و ه و
خيرجهم ة اي د ب
اس و ال ل ق ع ال و ني الدي و
2:25
6-
257
Allah Member
i
petunjuk
Keiman
an yang
benar
Allah Swt.
memberikan
perhatian,
perlindungan dan
petunjuk kepada
orang yang
beriman
57
ل ة إ اي د ال و 32 ان ي ال
ن و ك ت اهلل ق ي ف و ت ب ن م ال ع ت
اء ش
2:25
6-
257
Allah Membe-
ri
petunjuk
Keima-
nan
yang
benar
Petunjuk kepada
keimanan adalah
karena taufik dan
pertolongan Allah
yang diberikan
kepada siapa saja
yang Dia
kehendaki.
ة اي د ال 33ا م ي ف ر ظ الن ب
ل يؤدي إ .قي ال
al-
Baqa
rah:
258
Allah Tidak
membe-
ri
petunjuk
Orang
zalim
Orang zolim yaitu
orang-orang yang
memalingkan diri
dari menerima
hidayah.
ا يدل ذ ه و 34 ن ى أ ل ع م د ع س ي ة ل اي د ال ، ني ع ائ لط ل ا ن إ و ، ني م ال لظ ل
اد: مر ل وا ة اي د ه ة،اص خ
al-
Baqa
rah:
258
Allah Tidak
memb-
eri
petunjuk
Orang
zalim
Yang tidak
mendapat hidayah
bukanlah orang-
orang yang taat,
tetapi orang-orang
yang zalim. yang
dimaksud adalah
hidayah khusus
atau orang-orang
zalim tertentu.
اهلل ة اي د ل 35 ال ع ت ،ني ن م ؤ م ل ل
al-
Baqa
rah:2
59
Allah Membe-
ri
petunjuk
Hari
akhir
Allah Swt.
memberikan
hidayah kepada
orang-orang
Mukmin dan
mengeluarkan
mereka dari
kegelapan menuju
58
cahaya.
ة اي د ه 36 لق ع ال
2:26
8-
269
Allah Membe-
ri
petunjuk
al-
Hikmah
Allah
menganugerahkan
hikmah kepada
siapa yang
dikendaki-Nya
berupa kepahaman
yang dalam tentang
al-Qur'an dan
agama, petunjuk
kepada hidayah
akal.
ة اي د ال 37 اهلل ن ي لدي ل ال ع ت
2:27
2-
274
Allah Membe-
ri
petunjuk
Sedekah Hidayah datang
dari Allah Swt.
ة اي د ه 38م ل س ال اه ر ك
2:27
2-
274
Allah Membe-
ri
petunjuk
Pembe-
rian
petunjuk
Petunjuk kebaikan
dan kesadaran
menerima petunjuk
Islam adalah urusan
Allah.
ن ة م اي د ه 39 ت ل ل الض
2:97-
98
Al-
Qur'an
Membe-
ri
petunjuk
dan
kabar
gembira
Kitab
suci
al-Qur'an adalah
petunjuk dari
kesesatan serta
kabar gembira
tentang surga bagi
orang yang beriman
kepadanya.
ة اي د ه 40 اسالن
2:97-
98
Al-
Qur'an
Membe-
ri
petunjuk
dan
kabar
gembira
Kitab
suci
Kitab suci
bertujuan memberi
petunjuk kepada
manusia dan
membimbing
mereka ke jalan
kebaikan.
ة اي د ل 41 ر ش ب ال
2:28
5-
286
Kitab
dan
shuhuf
Membe-
ri
pertunju
k
Iman
kepada
risalah
Kitab dan shuhuf
(lembaran-
lembaran berisikan
wahyu) sebagai
petunjuk bagi umat
manusia.
ة اي د ه و 42 al-
Baqa
Para
Rasul
Membe-
ri
Tingka-
tan para
Para rasul memiliki
kedudukan yang
59
ل اس إ الن ة اد ع س
ا ي ن الد ة.ر خ ال و
rah:
253
petunjuk rasul sama sebagai
orang-orang pilihan
untuk
menyampaikan
risalah dan
memberi petunjuk
umat manusia.
1. Allah1
Pemberi hidayah pada hakikatnya hanyalah Allah Swt. semata,2
namun sebagaimana yang telah dibahas pada bab terdahulu bahwa hidayah
dapat dibagi menjadi dua, yaitu hidayah umum dan hidayah khusus.
Artinya hidayah ada yang diberikan secara langsung oleh Allah dan ada
juga yang diberikan melalui perantara para nabi dan rasul serta dengan
menurunkan kitab-kitab.
Pemberian hidayah secara langsung yaitu Allah Swt. memberikan
hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan yang mau menerima
hidayah tersebut. Hidayah ini berupa petunjuk mengenai keimanan dan
keislaman, sehingga orang yang mendapat petunjuk ini bisa berupaya
mendapatkan petunjuk yang umum yang disampaikan oleh para nabi serta
yang ada di dalam al-Qur’an.
a. Kitab Suci
Allah sebagai pemberi hidayah, menurunkan al-Qur’an sebagai
penyebab datangnya hidayah dengan menyandarkan hidayah kepada al-
Qur’an. Sedangkan pemberi hidayah yang sebenarnya adalah Allah Swt.
Semua yang terdapat di dalam al-Qur’an berasal dari Allah, bukan dari
seorang manusia. Allah menurunkannya dengan rahmat-Nya untuk
1Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 1 (Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2005), 158-160. 2Dalam QS. 2:1-5, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-
Syarī‘ah wa al-Manhaj , juz. 1 (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 77.
60
menunjuki manusia kepada kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.3
Al-Qur’an adalah sumber hidayah dan petunjuk bagi orang-orang
beriman yang bertakwa. Orang yang memiliki sifat orang beriman dan
bertakwa adalah orang yang berada di atas cahaya dan hidayah dari Allah.4
Allah menurunkan al-Qur’an untuk memberi peringatan kepada orang
beriman agar tidak mengikuti orang Yahudi.5 Allah menerangkan bahwa
di bulan Ramadhan yang diberkati, dimulainya penurunan al-Qur’an dan
berlanjut secara berangsur-angsur selama 23 tahun, yang menjadi petunjuk
bagi manusia ke jalan yang lurus.6
Allah memberi petunjuk kepada manusia dengan mengutus para
Nabi sebagai pemberi peringatan, dan menurunkan Kitab Suci untuk
memberi keputusan atas perselisihan manusia.7 Kitab itu berfungsi sebagai
sumber syari’at dan hukum untuk mendamaikan perselisihan di antara
manusia, menunjukkan manusia kepada akidah yang benar, perilaku yang
baik dan amal saleh. Para pemimpin dan pemuka agama telah berselisih
tentang kitab yang diturunkan Allah sebagai kebenaran, setelah datang
kepada mereka bukti-bukti yang terang yang menunjukkan bahwa kitab itu
tidak memicu perselisihan dan bertujuan membahagiakan manusia.8
Untuk masuk surga dan memperoleh keridaan Allah, seseorang
harus berjihad, menanggung penderitaan, sabar terhadap gangguan, dan
melewati ujian dan cobaan dengan sukses, tanpa merasa marah dan kesal,
3Dalam QS. 2:1-5, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 77.
4Dalam QS. 2:1-5, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 79-80.
5Dalam QS. 2:104-105, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa
al-Syarī‘ah wa al-Manhaj , juz. 1, 280. 6Dalam QS. 2:183-185, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 500.
72:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 615.
82:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 616-617.
61
dan tanpa menyimpang dari garis hidayah, diiringi dengan melaksanakan
tugas-tugas yang diperintahkan Allah.9
Semua kisah para nabi dan kaum Muslimin generasi pertama
adalah pelajaran bagi orang-orang setelah mereka. Mereka mengira Islam
hanya ibadah saja, tanpa harus melewati ujian sedikit pun, atau tanpa
mengalami gangguan dan kesusahan sedikit pun. Mereka tidak memahami
sunnah Allah, bahwa Allah akan menguji kaum yang mendapat hidayah
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mereka untuk tetap teguh di
atas kebenaran dan keimanan.10
Fitrah11
atau tabiat semata tidak bisa menjadi jalan untuk mendapat
hidayah karena ia tidak diketahui, samar, dan tidak pasti. Insting manusia
saja tidak cukup untuk mengarahkan tindakan mereka kepada apa yang
baik untuk mereka. Mereka perlu mendapat hidayah lain, yang bersifat
pengajaran, yang sesuai dengan kemampuan yang menjadi ciri khas
mereka, yaitu kemampuan berpikir. Hidayah pengajaran tersebut adalah
hidayah para rasul dari kalangan mereka, serta kitab-kitab yang diturunkan
Allah kepada mereka.12
b. Agama13
Allah
Allah Swt. memerintahkan semua manusia, kaum musyrik Mekkah
dan lainnya agar menyembah-Nya semata, karena Dialah pengatur semua
urusan dan yang memberi apa yang manusia butuhkan yaitu jalan-jalan
hidayah dan sarana-sarana pengetahuan.14
Yang dimaksud dengan hudā
(petunjuk) dalam ayat 2:138-141 adalah agama Allah yaitu Islam. Allah
92:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618.
10Dalam QS. 2:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618.
11Ensiklopedi Islam, jil. 2, 185-186.
122:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 619-620.
13Kata “agama” secara bahasa berasal dari bahasa sanskerta yang berarti “tidak
pergi, tetap di tempat, atau diwarisi turun-temurun”. Sedangkan kata “Din” mengandung
arti “menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, atau kebiasaan”. Lihat,
Ensiklopedi Islam, jil. 1, 88-89. 14
Dalam QS. 2:21-22. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 105.
62
menganugerahkan nikmat yang besar kepada orang beriman, di antaranya
nikmat Islam dan hidayah. Mereka menyembah Allah dan tidak beribadah
kepada selain-Nya.15
Orang Yahudi dan Nasrani mengklaim bahwa merekalah yang
mendapat petunjuk dan lebih dekat kepada Allah. Padahal Allah adalah
Tuhan seluruh alam semesta dan tidak ada perbedaan di antara makhluk-
makhluk-Nya melainkan ketakwaan dan amal saleh.16
c. Kemampuan untuk Bersabar, Berzikir
Allah memberikan cobaan kepada orang beriman berupa sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan
apabila mereka bersabar dan mengucapkan “Innā lillāhi wainnā ilaihi
rāji’ūn” maka mereka itulah yang mendapat rahmat, kasih sayang, dan
petunjuk.17
Setelah menjelaskan tentang menunaikan haji, Allah
menjelaskan cara berzikir yang baik, dan Allah memberi petunjuk bagi
orang-orang yang berzikir dengan baik kepada Allah.18
d. Pelarangan
Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan karena setan
memalingkan seseorang dari kebenaran dan hidayah, memecah belah
jamaah, seperti yang dialami kaum Ahli Kitab yang berpecah-belah dan
berselisih sesudah datang kepada mereka ayat-ayat yang nyata. 19
Allah
mengancam siapa yang mengubah nikmat Allah, yaitu dalil-dalil dan
bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran, kebaikan, dan hidayah, setelah
semua itu sampai kepadanya dan ia mengetahuinya, dan ia menjadikannya
15
QS. 2:138-141. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 357. 16
QS. 2:138-141. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 358. 17
QS. 2:153-157. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 406. 18
QS. 2:198-203.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 581 19
QS. 2:208-212. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 604.
63
sebagai sebab kesesatan, kekafiran, dan kedurhakaan, maka baginya azab
yang berat.20
e. Perumpamaan
Allah membantah orang-orang yang bertanya-tanya bahwa
perumpamaan tersebut menjadi sebab sesatnya banyak orang kafir lantaran
kekafiran mereka kepada Allah, tetapi disisi lain menjadi sebab
bertambahnya hidayah yang diperoleh banyak orang beriman kerena
keimanan mereka kepada Allah.21
Allah tidak menyesatkan satupun di
antara orang-orang beriman dan mendapat hidayah akal dan agama. Allah
hanya menyesatkan orang-orang fasik yang keluar dari jalur ketaatan dan
jalan Allah yang lurus, orang-orang yang telah diketahui oleh Allah bahwa
mereka tidak bakal mendapat petunjuk.22
Sebab kesesatan mereka adalah al-fusūq, yaitu keluar dari hidayah
Allah mengenai hukum-hukum-Nya yang ditetapkan untuk makhluk
ciptaan-Nya. Allah menyebut kata “penyesatan” lebih dahulu daripada
kata “hidayah atau petunjuk” (dalam ayat 2:26) karena sebabnya dari
kekafiran lebih dulu ada.23
Allah mengutus seorang rasul dan kepadanya
diturunkan sebuah kitab untuk memberi hidayah kepada umat manusia,
dan di dalam kitab itu Allah membuat perumpamaan dengan makhluk
yang dikehendaki-Nya, baik makhluk yang besar maupun makhluk yang
kecil.24
f. Ibadah
Allah Swt. memerintahkan semua manusia, kaum musyrik Mekah
dan lainnya agar menyembah-Nya semata, karena Dialah pengatur semua
20
QS. 2:208-212.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr,juz. 2, 606. 21
QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr,juz. 1, 121. 22
QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr,juz. 1, 123. 23
QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 124. 24
QS. 2:28-29. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 131.
64
urusan dan yang memberi apa yang manusia butuhkan yaitu jalan-jalan
hidayah dan sarana-sarana pengetahuan.25
g. Keimanan yang Benar
Allah Swt. memberikan perhatian, perlindungan dan petunjuk
kepada orang yang beriman sesuatu yang benar dan lurus dengan
memberikan indra, akal, dan agama sebagai petunjuk sehingga mereka
memperoleh keyakinan dan keimanan yang benar.26
Ayat ini bisa menjadi
dalil larangan paksaan dalam beragama, karena kekuasaan atas akal
pikiran dan hati hanya milik Allah. Petunjuk kepada keimanan adalah
karena taufik dan pertolongan Allah yang diberikan kepada siapa saja
yang Dia kehendaki.27
h. Pengalihan Kiblat
Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kaum Muslimin
dan bangsa Arab dengan memberi mereka petunjuk kepada ajaran-ajaran
agama dengan dipilih-Nya Ka’bah sebagai kiblat, mengutus seorang rasul
dari kalangan mereka yaitu Nabi Muhammad Saw., dan menurunkan al-
Qur’an kepadanya dengan bahasa Arab yang jelas.28
i. Mengabulkan Doa
Terkabulnya doa mencakup pemberian petunjuk kepada sebab-
sebab, seperti: mempermudah sarana-sarana rezeki, kesembuhan,
kelulusan, dan realisasi atas sebab-sebab taufik (pertolongan)-Nya.29
2. Para Rasul
Rasul adalah orang yg menerima wahyu Tuhan untuk disampaikan
kepada manusia.30
Allah mengutus seorang rasul dan kepadanya
25
QS. 2:21-22.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 105. 26
QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 24. 27
QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 27. 28
QS. 2:148-152. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 391. 29
QS. 2:186-187. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 518.
65
diturunkan sebuah kitab untuk memberi hidayah kepada umat manusia,
dan di dalam kitab itu Dia membuat perumpamaan dengan makhluk yang
dikehendaki-Nya, baik yang besar maupun makhluk yang kecil.31
Para
rasul memiliki kedudukan yang sama sebagai orang-orang pilihan untuk
menyampaikan risalah dan memberi petunjuk umat manusia. Namun,
mereka memiliki perbedaan dalam tingkat kesempurnaan, yang Allah Swt.
melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain dengan
memberikan berbagai keistimewaan dan kelebihan yang tidak dimiliki
oleh yang lain.32
3. Al-Qur’an33
Al-Qur'an itu sesuai dengan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang menyeru kepada pengesaan
Allah, akhlak-akhlak utama, dan ibadah, dan al-Qur'an adalah petunjuk
dari kesesatan serta kabar gembira tentang surga bagi orang yang beriman
kepadanya.34
Allah Swt. menjelaskan kepada mereka (Kaum Yahudi)
bahwa memusuhi pembawa wahyu (Jibril), memusuhi Muhammad Saw.,
dan memusuhi kitab-kitab samawi terhitung sebagai permusuhan kepada
semua malaikat dan kepada seluruh nabi dan kitab suci, karena tujuan dari
semua itu satu, yaitu memberi petunjuk kepada manusia dan membimbing
mereka ke jalan kebaikan.35
Allah menjelaskan bahwa Rasulullah dan kaum mukminin beriman
kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada rasul yang
30
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada
data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 31
QS. 2:28-29.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 131. 32
QS. 2:253.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah
wa al-Manhaj , juz. 3, 7. 33
Ensiklopedi Islam, jil. 6, 11-21. 34
QS. 2:97-98.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 259. 35
QS. 2:97-98. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 260.
66
diturunkan kepada mereka kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran
berisikan wahyu) sebagai petunjuk bagi umat manusia.36
B. Penerima Hidayah
Tabel. 4.2. Penerima Hidayah
No Diksi
Terkait Ayat Subjek Objek
Konteks
Ayat Penjelasan Singkat
ة اي د ال 1 آن ر ق ل ل
2:1-5 Allah Orang
bertak-
wa
Penjela-
san al-
Kitab
Al-Qur’an adalah
penyebab datangnya
hidayah, sedangkan
pemberi hidayah
yang sebenarnya
adalah Allah Swt.
ة اي د ه 2 اد ش ر و
2:1-5 Allah Orang
bertak-
wa
Penjela-
san al-
Kitab
Hudā berarti
hidayah dan
petunjuk.
ة اي د ل 3 اس الن
2:1-5 Allah Orang
bertak-
wa
Penjela-
san al-
Kitab
Allah menurunkan
al-Qur’an dengan
rahmat-Nya untuk
menunjuki manusia
kepada kebaikan dan
kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
ة اي د ه 4اد ش ر إ و ني ن م ؤ م ل ل ني ق ت م ال و
2:1-5 Allah Orang
bertak-
wa dan
beri-
man
Penjela-
san al-
Kitab
al-Qur’an adalah
sumber hidayah dan
petunjuk bagi orang-
orang beriman yang
bertakwa.
ة اي د ه و 5 م بي ر ن م
2:1-5 Allah Orang
bertak-
wa
Penjela-
san al-
Kitab
Orang yang memiliki
sifat orang beriman
dan bertakwa adalah
orang yang berada di
atas cahaya dan
hidayah dari Allah.
ة اي د ال 6 2:21-
22
Allah Semua
manu-
Ibadah
(Mengesa
Allah pengatur
semua urusan dan
36
QS. 2:285-286. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 145.
67
ل ائ س و و ة.ف ر ع م ال
sia kan
Allah)
yang memberi apa
yang manusia
butuhkan yaitu jalan-
jalan hidayah dan
sarana-sarana
pengetahuan.
ة اي د ه 7 ي ث ك
2:26-
27
Allah Muk-
min
Perumpa-
maan
Perumpamaan
menjadi sebab
bertambahnya
hidayah yang
diperoleh banyak
orang beriman
karena keimanan
mereka kepada
Allah.
ة اي د ب 8 ل ق ع ال ن، ي الدي و
2:26-
27
Allah Muk-
min
Perumpa-
maan
Allah tidak
menyesatkan satu
pun di antara orang-
orang beriman dan
mendapat hidayah
akal dan agama.
ة اهلل اي د ه 9 ال ع ت
2:26-
27
Allah Muk-
min
Perumpa-
maan
al-fusūq, yaitu keluar
dari hidayah Allah
mengenai hukum-
hukum-Nya yang
ditetapkan untuk
makhluk ciptaan-
Nya.
ة اي د ال 10: ه ل و ق ف
يضل به كثيا
وي هدي به كثيا
2:26-
27
Allah Muk-
min
Perumpa-
maan
Allah menyebut kata
"penyesatan" lebih
dahulu daripada kata
"hidayah/petunjuk"
ة اي د ل 11 اس الن
2:28-
29
Allah Manus
ia
Perumpa-
maan
Allah mengutus
seorang rasul dan
kepadanya
diturunkan sebuah
kitab untuk memberi
hidayah kepada umat
68
manusia
ن ة م اي د ه 12ل ل الض ت
2:97-
98
Al-
Qur'an
Orang
beri-
man
kitab suci al-Qur'an adalah
petunjuk dari
kesesatan serta kabar
gembira tentang
surga bagi orang
yang beriman
kepadanya.
ة اي د ه 13 اسالن
2:97-
98
Al-
Qur'an
Manu-
sia
kitab suci kitab suci bertujuan
memberi petunjuk
kepada manusia dan
membimbing mereka
ke jalan kebaikan.
ة اي د ه 14 عظمى ال
2:10
4-
105
Allah Orang
beri-
man
kitab suci Allah menurunkan
al-Qur'an untuk
memberi peringatan
kepada orang
beriman agar tidak
mengikuti orang
Yahudi.
ة اي د ال 15 ن ي ى د ل ع
اهلل
2:11
9-
121
Allah Manu-
sia
Agama
Allah
Hudā (petunjuk)
adalah agama Allah
yaitu Islam.
ة اي د ال و 16 ن و د اب ع د ب ع ن ل اه و س
2:13
8-
141
Allah Orang
beri-
man
Agama
Allah
Allah
menganugerahkan
nikmat yang besar
kepada orang
beriman, di
antaranya nikmat
Islam dan hidayah.
ة اي د ال 17قرب ال و اهلل ن م ننا، و د
2:13
8-
141
Allah Orang
beri-
man
Agama
Allah
Orang Yahudi dan
Nasrani mengklaim
bahwa merekalah
yang mendapat
petunjuk dan lebih
dekat kepada Allah.
ة اي د ال ب 18ال مع ل إ
2:14
8-
152
Allah Kaum
Musli-
min
Pengali-
han kiblat
Allah telah
menyempurnakan
nikmat-Nya kepada
Kaum Muslimin dan
69
bangsa Arab dengan . م نك ي د
memberi mereka
petunjuk kepada
ajaran-ajaran agama
و ه و 19ة: اي د ال
)وألئك هم
المهتدون )
2:15
3-
157
Allah Orang
yang
sabar
sabar atas
musibah
Orang yang sabar
adalah yang
mendapat rahmat,
kasih sayang dan
petunjuk.
ة اي د ه 20 ل س إ ا لن ل
اط ر الصي م ي ق ت س م ال
2:18
3-
185
Allah Manu-
sia
Penuru-
nan al-
Qur'an
al-Qur'an petunjuk
bagi manusia ke
jalan yang lurus.
ة اب ج إ و 21اء ع الد
تشمل ة اي د ال
2:18
6-
187
Allah Kaum
Muk-
minin
berdoa
kepada
Allah
Terkabulnya doa
mencakup pemberian
petunjuk kepada
sebab-sebab
ة اي د ه 22 ةن س ح
2:19
8-
203
Allah Orang
yang
berzi-
kir
kepada
Allah
zikir yang
baik
Allah menjelaskan
cara berzikir yang
baik, dan Allah
memberi petunjuk
bagi orang-orang
yang berzikir dengan
baik kepada Allah.
صرف ي و 23خص الش
قي ال ن ع ة،اي د ال و
2:20
8-
212
Allah Orang
beri-
man
Pelara-
ngan
Allah melarang
mengikuti langkah-
langkah setan karena
setan memalingkan
seseorang dari
kebenaran dan
hidayah.
70
ة ل د ال 24 ني اه ب ال و
ة ال الد قي ى ال ل ع د ل وا ي ال و ة،اي
2:20
8-
212
Allah Manu-
sia
Pelara-
ngan
Allah mengancam
siapa yang mengubah
nikmat Allah, yaitu
dalil-dalil dan bukti-
bukti yang
menunjukkan
kebenaran, kebaikan,
dan hidayah
ة اي د ال 25 ة، ي ل ال
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci Allah memberikan
petunjuk kepada
manusia dengan
mengutus para Nabi
sebagai pemberi
peringatan.
ة اي د ه و 26 اس الن
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci Kitab itu berfungsi
sebagai sumber
syari'at dan hukum
untuk mendamaikan
perselisihan di antara
manusia
ة اي د ه 27اب ت ك ال قي ال ل إ
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci Kitab itu tidak
memicu perselisihan
dan bertujuan
membahagiakan
manusia.
ل و 28 اف ر ان طي خ ن ع ة، اي د ال ام ي ق ال و اء ب ع أ ب
ف ي ال ك الت ة.ي ل ال
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci Untuk masuk surga
dan memperoleh
keridaan Allah,
seseorang harus
berhijad,
menanggung
penderitaan, sabar
terhadap gangguan,
dan tanpa
menyimpang dari
garis hidayah,
diiringi dengan
melaksanakan tugas-
tugas yang
diperintahkan Allah.
71
ل ه ج 29 م ه ن م اهلل ة ن س ب
ء ل ت اب ف ل ه أ
ة،اي د ال
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci Allah akan menguji
kaum yang mendapat
hidayah untuk
mengetahui seberapa
besar kemampuan
mereka untuk tetap
teguh di atas
kebenaran dan
keimanan.
ة اي د ه ل ل 30 ، د ش الر و
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci fitrah atau tabiat
semata tidak bisa
menjadi jalan untuk
mendapat hidayah
karena ia tidak
diketahui, samar, dan
tidak pasti.
ة اي د ال 31ة ي م ي ل ع الت ي ه ة اي د ه ل س الر همن م
2:21
3-
214
Allah Manu-
sia
kitab suci Hidayah pengajaran
adalah hidayah para
rasul dari kalangan
mereka, serta kitab-
kitab yang
diturunkan Allah
kepada mereka.
ة اي د ه و 32 اسالن
2:
253
Para
Rasul
Manu-
sia
Tingkatan
para rasul
Para rasul memiliki
kedudukan yang
sama sebagai orang-
orang pilihan untuk
menyampaikan
risalah dan memberi
petunjuk umat
manusia.
اهلل ن أ 33 ل و ت ي ر و م أ ني ن م ؤ م ال
2:25
6-
257
Allah Orang
beri-
man
Asma
Allah
Allah Swt. Yang
bertanggung jawab
terhadap perkara
kaum mukminin
dengan cara
menjaga,
memperhatikan dan
memberi petunjuk.
72
الرعاية ب ة اي ن ع ال و ةاي د ال و
ة اي د ال و 34د ش ر ل ر، و م ال و ه و
خيرجهم ة اي د ب
اس و ال ل ق ع ال و ن ي الدي و
2:25
6-
257
Allah Orang
beri-
man
keimanan
yang
benar
Allah Swt.
memberikan
perhatian,
perlindungan dan
petunjuk kepada
orang yang beriman.
ة اي د ال و 35 ل إ
ان ي ال
2:25
6-
257
Allah Orang
beri-
man
Keimanan
yang
benar
Petunjuk kepada
keimanan adalah
karena taufik dan
pertolongan Allah
yang diberikan
kepada siapa saja
yang Dia kehendaki.
ة اهلل اي د ل 36 ال ع ت ني ن م ؤ م ل ل
al-
Baqa
rah:2
59
Allah Orang
muk-
min
Hari akhir Allah Swt.
memberikan hidayah
kepada orang-orang
Mukmin dan
mengeluarkan
mereka dari
kegelapan menuju
cahaya.
ة اي د ه 37 ل ق ع ال
2:26
8-
269
Allah yang
dike-
henda-
ki-Nya
al-
Hikmah
Allah
menganugerahkan
hikmah kepada siapa
yang dikendaki-Nya
berupa kepahaman
yang dalam tentang
al-Qur'an dan agama,
73
petunjuk kepada
hidayah akal.
ة اي د ال 38 اهلل ن ي لدي ل ال ع ت
2:27
2-
274
Allah yang
dike-
henda-
ki-Nya
Sedekah Hidayah datang dari
Allah Swt.
ة اي د ه 39م ل س ال ا ه ر ك
2:27
2-
274
Allah yang
dike-
henda-
ki-Nya
Pemberi-
an
petunjuk
Petunjuk kebaikan
dan kesadaran
menerima petunjuk
Islam adalah urusan
Allah.
ة اي د ل 40 رش ب ال
2:28
5-
286
Kitab
dan
shuhuf
Manu-
sia
Iman
kepada
risalah
kitab dan shuhuf
(lembaran-lembaran
berisikan wahyu)
sebagai petunjuk
bagi umat manusia.
1. Orang Beriman dan Bertakwa, Berzikir
Dalam al-Qur’an ada banyak ayat yang berbicara tentang
beriman,37
bertakwa,38
dan berzikir.39
Bahkan ada ayat yang langsung
menggabungkan penyebutan kata tersebut dalam satu ayat.40
Orang
beriman artinya orang yang percaya atau yakin kepada Allah, nabi, kitab,
dan segala hal yang tertuang dalam enam rukun iman.41
Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa orang yang beriman merupakan
orang yang apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hatinya, dan bila
dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya maka bertambahlah keimanannya.42
37
Lihat dalam, QS. 2:3,4,6,8,9,13, dan masih banyak lagi. 38
QS. 2:2,21,41,63,66,103, dan masih banyak lagi. 39
QS. 2:198,200,203, dan lainnya. 40
QS. 3:102, 33:41,70, dan lainnya. 41
Enam rukun iman yaitu, percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari
akhir, serta qada dan qadar. Lihat, Muslim bin al-Hajjāj Abū al-Hasan al-Qusyairī al-
Naisāburī, al-Musnad al-Ṣaḥīh al-Mukhtas..., kitab iman, bab ma’rifat al-iman, hadis no.
9, h. 39. 42
Lihat QS. 8:2.
74
Orang bertakwa artinya orang yang menjaga dirinya untuk tetap taat dalam
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.43
Sedangkan orang yang berzikir artinya adalah orang yang mengingat
Allah dengan mengucapkan puji-pujian kepada-Nya.44
Al-Qur’an adalah sumber hidayah dan petunjuk bagi orang-orang
beriman yang bertakwa.45
Orang yang memiliki sifat orang beriman dan
bertakwa adalah orang yang berada di atas cahaya dan hidayah dari
Allah.46
Allah membantah orang-orang yang bertanya-tanya bahwa
perumpamaan tersebut menjadi sebab bertambah sesatnya banyak orang
kafir lantaran kekafiran merea kepada Allah, tetapi di sisi lain menjadi
sebab bertambahnya hidayah yang diperoleh banyak orang beriman karena
keimanan mereka kepada Allah.47
Allah tidak menyesatkan satu pun di antara orang-orang beriman
dan mendapat hidayah akal dan agama. Allah hanya menyesatkan orang-
orang fasik yang keluar dari jalur ketaatan dan jalan Allah yang lurus,
orang-orang yang telah diketahui oleh Allah bahwa mereka tidak bakal
mendapat petunjuk.48
Sebab kesesatan mereka adalah al-fusuq, yaitu
keluar dari hidayah Allah mengenai hukum-hukum-Nya yang ditetapkan
untuk makhluk ciptaan-Nya.49
Allah menyebut kata "penyesatan" lebih
ا المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت ق لوب هم وإذا تليت عليهم آياته زادت هم (٢) إيانا وعلى ربيم ي ت وكلون إن
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. al-Anfal:2). 43
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada
data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 44
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada
data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 45
QS. 2:1-5.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 79. 46
QS. 2:1-5.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 80. 47
QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 121. 48
QS. 2:26-27.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 123. 49
QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 124.
75
dahulu daripada kata "hidayah atau petunjuk" (dalam ayat ke 26) karena
sebabnya dari kekafiran lebih dulu ada.50
Al-Qur'an itu sesuai dengan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang menyeru kepada pengesaan
Allah, akhlak-akhlak utama, dan ibadah, dan al-Qur'an adalah petunjuk
dari kesesatan serta kabar gembira tentang surga bagi orang yang beriman
kepadanya.51
Allah Swt. menjelaskan kepada mereka (kaum Yahudi)
bahwa memusuhi pembawa wahyu (Jibril), memusuhi Muhammad Saw.,
dan memusuhi kitab-kitab samawi terhitung sebagai permusuhan kepada
semua malaikat dan kepada seluruh nabi dan kitab suci, karena tujuan dari
semua itu satu, yaitu memberi petunjuk kepada manusia dan membimbing
mereka ke jalan kebaikan.52
Allah menurunkan al-Qur'an untuk memberi peringatan kepada
orang beriman agar tidak mengikuti orang Yahudi.53
Allah
menganugerahkan nikmat yang besar kepada orang beriman, di antaranya
nikmat Islam dan hidayah. Mereka menyembah Allah dan tidak beribadah
kepada selain-Nya.54
Orang Yahudi dan Nasrani mengklaim bahwa
merekalah yang mendapat petunjuk dan lebih dekat kepada Allah. Padahal
Allah adalah Tuhan seluruh Alam semesta dan tidak ada perbedaan di
antara makhluk-makhluk-Nya melainkan ketakwaan dan amal saleh.55
Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada Kaum Muslimin
dan bangsa Arab dengan memberi mereka petunjuk kepada ajaran-ajaran
agama dengan dipilih-Nya Ka'bah sebagai kiblat, mengutus seorang rasul
50
QS. 2:26-27.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 125. 51
QS. 2:97-98.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 259. 52
QS. 2:97-98.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 260. 53
QS. 2:104-105.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 280. 54
QS. 2:138-141.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 357. 55
QS. 2:138-141.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 358.
76
dari kalangan mereka yaitu Nabi Muhammad Saw., dan menurunkan al-
Qur'an kepadanya dengan bahasa Arab yang jelas.56
Terkabulnya doa mencakup pemberian petunjuk kepada sebab-
sebab, seperti: mempermudah sarana-sarana rezeki, kesembuhan,
kelulusan, dan realisasi atas sebab-sebab taufik (pertolongan)-Nya.57
Setelah menjelaskan tentang menunaikan haji, Allah menjelaskan cara
berzikir yang baik, dan Allah memberi petunjuk bagi orang-orang yang
berzikir dengan baik kepada Allah.58
Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan karena setan
memalingkan seseorang dari kebenaran dan hidayah, memecah belah
jamaah, seperti yang dialami kaum Ahli Kitab yang berpecah-belah dan
berselisih sesudah datang kepada mereka ayat-ayat yang nyata.59
Allah Swt. yang bertanggung jawab terhadap perkara kaum
mukminin dengan cara menjaga, memperhatikan dan memberi petunjuk.60
Allah Swt. memberikan perhatian, perlindungan dan petunjuk kepada
orang yang beriman sesuatu yang benar dan lurus dengan memberikan
indra, akal, dan agama sebagai petunjuk sehingga mereka memperoleh
keyakinan dan keimanan yang benar.61
ين الرشد من الغيي ل إكراه ف الدي فمن يكفر بالطاغوت وي ؤمن بالله ف قد قد ت ب نييع عليم استمسك بالعروة الوث قى ل انفصام لا الله ول الذين آمنوا ٢٥٦) والله س
56
QS. 2:148-152.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 391. 57
QS. 2:186-187. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 518. 58
QS. 2:198-203.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 581. 59
QS. 2:208-212.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 604. 60
QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 21 61
QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 24
77
ياؤهم الطاغوت خيرجون هم مين النور إل والذين كفروا أول خيرجهم مين الظلمات إل النور 62(۲٥٧هم فيها خالدون ) أولئك أصحاب النار الظلمات
Ayat tersebut bisa menjadi dalil larangan paksaan dalam beragama,
karena kekuasaan atas akal pikiran dan hati hanya milik Allah. Petunjuk
kepada keimanan adalah karena taufik dan pertolongan Allah yang
diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.63
Dan QS. al-Baqarah:259,
ذه الله ب عد موت ا أو كالذي مر على ق رية وهي خاوية على عروشها قال أن ييي هقال بل قال لبثت ي وما أو ب عض ي وم قال كم لبثت فأماته الله مائة عام ث ب عثه
وانظر إل حارك ولنجعلك آية لبثت مائة عام فانظر إل طعامك وشرابك ل ي تسنه له قال أعلم أن وانظر إل العظام كيف ننشزها ث نكسوها لما ليلناس ف لما ت ب ني
64(٢٥٩) الله على كلي شيء قدير
62“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan
mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.” (QS. al-Baqarah:256-257). 63
QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 27. 64
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri
yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah
menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu
seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah
lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah
hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya;
lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada
keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda
kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian
Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka
tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun
78
Ayat ini bisa dijadikan dalil atau contoh bahwa Allah Swt.
memberikan hidayah kepada orang-orang Mukmin dan mengeluarkan
mereka dari kegelapan menuju cahaya. Ini seperti yang terjadi pada kisah
Nabi Ibrahim a.s. dengan raja Namrudz.65
2. Manusia
Allah Swt. memerintahkan semua manusia, kaum musyrik Mekah
dan lainnya agar menyembah-Nya semata, karena Dialah pengatur semua
urusan dan yang memberi apa yang manusia butuhkan yaitu jalan-jalan
hidayah dan sarana-sarana pengetahuan.66
Allah mengutus seorang rasul
dan kepadanya diturunkan sebuah kitab untuk memberi hidayah kepada
umat manusia, dan di dalam kitab itu Dia membuat perumpamaan dengan
makhluk yang dikehendaki-Nya, baik yang besar maupun makhluk yang
kecil.67
Allah menerangkan bahwa di bulan ramadhan yang diberkati,
dimulainya penurunan al-Qur'an dan berlanjut secara berangsur-angsur
selama 23 tahun, yang menjadi petunjuk bagi manusia ke jalan yang
lurus.68
Allah memberikan petunjuk kepada manusia dengan mengutus
para Nabi sebagai pemberi peringatan, dan menurunkan Kitab suci untuk
memberi keputusan atas perselisihan manusia.69
Kitab itu berfungsi
sebagai sumber syari'at dan hukum untuk mendamaikan perselisihan di
antara manusia, menunjukkan manusia kepada akidah yang benar, perilaku
yang baik dan amal saleh.70
berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. al-
Baqarah:259). 65
QS. 2:259.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 39. 66
QS. 2:21-22.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 105. 67
QS. 2:28-29.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 131. 68
QS. 2:183-185.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 500 69
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 615. 70
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 616.
79
Para pemimpin dan pemuka agama telah berselisih tentang Kitab
yang diturunkan Allah sebagai kebenaran, setelah datang kepada mereka
bukti-bukti yang terang yang menunjukkan bahwa Kitab itu tidak memicu
perselisihan dan bertujuan membahagiakan manusia.71
Untuk masuk surga
dan memperoleh keridaan Allah, seseorang harus berhijad, menanggung
penderitaan, sabar terhadap gangguan, dan melewati ujian dan cobaan
dengan sukses, tanpa merasa marah dan kesal, dan tanpa menyimpang dari
garis hidayah, diiringi dengan melaksanakan tugas-tugas yang
diperintahkan Allah.72
Semua (kisah para nabi dan kaum muslimin generasi pertama)
adalah pelajaran bagi orang-orang setelah mereka. Mereka mengira Islam
hanya ibadah saja, tanpa harus melewati ujian sedikit pun, atau tanpa
mengalami gangguan dan kesusahan sedikit pun. Mereka tidak memahami
sunnah Allah, bahwa Allah akan menguji kaum yang mendapat hidayah
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mereka untuk tetap teguh di
atas kebenaran dan keimanan.73
Fitrah74
atau tabiat semata tidak bisa menjadi jalan untuk mendapat
hidayah karena ia tidak diketahui, samar, dan tidak pasti.75
Insting
manusia saja tidak cukup untuk mengarahkan tindakan mereka kepada apa
yang baik untuk mereka. Mereka perlu mendapat hidayah lain, yang
bersifat pengajaran, yang sesuai dengan kemampuan yang menjadi ciri
71
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 617. 72
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618. 73
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618. 74
Fitrah dari segi bahasa diambil dari kata al-Fathr yang berarti belahan, dan
dari makna ini lahir makna-makna lain, seperti penciptaan atau kejadian sejak awal.
Dalam al-Qur’an kata ini terulang sebanyak 28 kali, 14 diantaranya dalam uraian tentang
bumi dan atau langit. Sisanya dalam konteks penciptaan manusia baik dari sisi pengakuan
bahwa penciptaannya adalah Allah, maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia.
Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Mauḍu’i atas berbagai Persoalan Umat
(Bandung: Mizan, 1996), 281. 75
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 619.
80
khas mereka, yaitu kemampuan berpikir. Hidayah pengajaran tersebut
adalah hidayah para rasul dari kalangan mereka, serta kitab-kitab yang
diturunkan Allah kepada mereka.76
Para rasul memiliki kedudukan yang sama sebagai orang-orang
pilihan untuk menyampaikan risalah dan memberi petunjuk umat manusia.
Namun, mereka memiliki perbedaan dalam tingkat kesempurnaan, yang
Allah Swt. melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain
dengan memberikan berbagai keistimewaan dan kelebihan yang tidak
dimiliki oleh yang lain.77
Allah menjelaskan bahwa Rasulullah dan kaum mukminin beriman kepada
Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada rasul yang diturunkan
kepada mereka kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran berisikan wahyu)
sebagai petunjuk bagi umat manusia.78
3. Orang yang Sabar
Allah memberikan cobaan kepada orang beriman berupa sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan
apabila mereka bersabar dan mengucapkan “Innā lillāhī wainnā ilaihi
rāji’ūn” maka mereka itulah yang mendapat rahmat, kasih sayang dan
petunjuk.79
4. Yang dikehendaki
Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-
Nya berupa kepahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan agama,
petunjuk kepada hidayah akal, maka siapa yang diberi hikmah tersebut dia
76
QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz.2, 620. 77
QS. 2:253.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 7. 78
QS. 2:285-286.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 145. 79
QS. 2:153-157. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 406.
81
telah ditunjuk kepada kebaikan dunia dan akhirat serta mampu memahami
segala sesuatu sesuai hakikatnya.80
Ayat ini berbicaara tentang dibolehkannya memberi sedekah
kepada kaum non-muslim, karena Allah memberi rezeki kepada seluruh
manusia. Orang mukmin sudah selayaknya berbuat kebaikan untuk semua
manusia tanpa memandang agama atau keyakinannya, karena ajaran-
ajaran Islam sebenarnya mengajarkan sikap toleransi dan menyerahkan
urusan hidayah kepada Allah karena hidayah memang datang dari Allah
Swt..81
Nabi Muhammad Saw. hanya diperintahkan untuk menyampaikan
dan menunjukkan kepada agama Islam, memberikan berita gembira
berupa pahala surga bagi yang taat, serta menyampaikan peringatan dan
ancaman berupa siksa neraka bagi yang membangkang. Semetara petunjuk
kebaikan dan kesadaran menerima petunjuk Islam adalah urusan Allah.82
5. Para Rasul
Para rasul memiliki kedudukan yang sama sebagai orang-orang
pilihan untuk menyampaikan risalah dan memberi petunjuk umat manusia.
Namun, mereka memiliki perbedaan dalam tingkat kesempurnaan, yang
Allah Swt. melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain
dengan memberikan berbagai keistimewaan dan kelebihan yang tidak
dimiliki oleh yang lain.83
80
QS. 2:268-269.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 71. 81
QS. 2:272-274.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 82. 82
QS. 2:272-274.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 83. 83
QS. 2:253.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 7.
82
Nikmat Allah artinya ayat-ayat Allah yang terang yang diberikan-
Nya kepada para nabi dan dijadikan-Nya sebagai sumber hidayah dan
keselamatan.84
C. Para Pengingkar Hidayah
Tabel. 4.3. Para Pengingkar Hidayah
No. Diksi
Terkait Ayat Subjek Prerdikat
Konteks
Ayat
Penjelasan
Singkat
ة اي د ال 1ة،ظ ع و م ال و
2:6-7 Orang
Kafir
Menging-
kari
Sifat
kaum
kafir
Orang kafir
mengingkari
ayat-ayat Allah,
sehingga
hidayah dan
nasehat tidak
dapat masuk ke
hati mereka.
ةاي د ر ال و ن 2 2:16
8-
171
Orang
kafir
Tidak
mende-
ngar dan
melihat
cahaya
petunjuk
Nikmat
Allah
Orang kafir
telah menutup
hati, telinga, dan
mata mereka
dari cahaya
hidayah.
ة اي د ال و 3ةح ي ح الص
2:17
4-
176
Ahl
Kitab
Memper-
selisihkan
Kitab
suci
Ahlul Kitab
memperselisih-
kan kitab suci
ة اي د ال 4اةج الن و
2:20
8-
212
Bani
Israil
Menukar Nikmat
Allah
Ayat-ayat Allah
yang terang
84
QS. 2:208-212.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 602.
83
1. Orang Kafir85
Kata kafir berasal dari akar kata kaf, fa, ra yang berarti menutupi.
Dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li alfādz al-Qur’ān al-Karīm,terdapat
50 bentuk kata dari 525 kali dari term kufr dalam al-Qur’an.86
Orang kafir mengingkari ayat-ayat Allah, hati mereka terkunci dan
tidak dapat dicapai oleh cahaya ilahi, karena mereka bersikap buta
terhadap kebenaran dan ayat-ayat Allah sehingga hidayah dan nasehat
tidak dapat masuk ke hati mereka.87
Orang kafir tidak mendengar dan
melihat cahaya petunjuk, mereka telah menutup hati, telinga, dan mata
mereka dari cahaya hidayah.88
Sifat-sifat orang kafir dalam al-Qur’an89
:
a. Terkuncinya hati mereka, pendengaran dan penglihatan mereka
ditutup.90
b. Mengikuti para leluhur.91
c. Putus asa dari rahmat Allah.92
d. Mudah terpedaya.93
e. Memilah keimanan.94
f. Kepemimpinan sebagai mereka atas bagian yang lain.95
85
Orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada data dari KBBI Daring (edisi III)
diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 86
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li alfādz al-Qur’ān al-
Karīm, (Mesir: Dar al-Hadis,1996), 709-710. Lihat pula dalam Haikal Fadhil Anam,
“Konsep Kafir dalam al-Qur’an: Studi atas Penafsiran Asghar Ali Engineer” Nalar:
Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, vol. 2, no. 2, (Desember 2018): 94. 87
QS. 2:6-7, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 83. 88
QS. 2:168-171, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 438. 89
Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an, Cet. 1
(Jakarta: Gema Insani Press, 2006), 361-375. 90
QS. 2: 6-7; 4:155; 7:101; 8:21-23; 45:23. 91
QS. 2:170-171; 5:104; 43:21-24 92
QS. 5:64; 29:23; 11:9-11. 93
QS. 2: 78, 111; 3:23-24, 185; 4:117,121,123; 6:70,130; 31:23; 35:5-6, 40;
45:24; 57:13-15,20; 67:20. 94
QS. 2: 85-86; 4: 150-151; 5:49-50.
84
g. Melanggar perjanjian atau ingkar janji.96
h. Menghalangi jalan Allah.97
i. Membuat makar.98
2. Ahl al-Kitab
ابت ك ال ل ه ا artinya ahli kitab, yaitu orang-orang yang tetap
berpegang teguh kepada ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab Zabur,
Taurat, Injil, sesudah al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw.
(yakni rang-rang yahudi dan Nasrani).99
Menurut bahasa ahl al-Kitab
berarti “pemilik kitab suci”.100
Kata Ahl al-Kitab terdapat sebanyak 30 kali
dalam al-Qur’an, dan kata tersebut mengacu kepada kaum Yahudi.101
Di
antaraahl al-Kitab terdapat orang-orang kafir dan sekaligus musyrik,
karena mereka menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dan
mempunyai kepercayaan Trinitas.102
Allah telah menurunkan al-Kitab
dengan membawa kebenaran, namun ahl al-kitab memperselisihkan hal
itu sebagian dari mereka membenarkan dan sebagian lagi menentang
sehingga mereka jauh dari kebenaran yang benar dan petunjuk yang
sahih.103
95
QS. 5:51; 8:73. 96
QS. 2:26-27; 5:13; 7:172-173; 8:55-57; 13:25. 97
QS. 4:167; 6:26; 8:36,37; 16:88; 22:25; 29:13; 47:1,34. 98
QS. 2:6-7; 6:112, 123, 124; 8:30; 10:21; 13:33-34; 16:127; 27:70; 35:42-43;
41:25. 99
Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah al-Qur’an,cet. VI (Bandung:
Mizan, 1996), 15-16. 100
Ensiklopedi Islam, jilid 1, 103-104. 101
Ensiklopedi Islam Indonesia, tim penyusun: Institut Agama Islam
NegeriSyarif Hidayatullah, 73-74. 102
Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah al-Qur’an,16. 103
QS. 2:174-176, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 455.
85
3. Bani Israil
Bani Israil disebut juga Yahudi, mereka adalah keturunan dari
Nabi Ya’qub as.104
Mereka melawan dan mendurhakai perintah Allah
Swt., Bani Israil juga menukar nikmat Allah. Nikmat Allah artinya ayat-
ayat Allah yang terang yang diberikan-Nya kepada para nabi dan
dijadikan-Nya sebagai sumber hidayah dan keselamatan.105
Penyebutan Bani Israil sebagai pengingkar hidayah karena sikap
mereka yang memusuhi pembawa wahyu (Jibril), memusuhi Nabi
Muhammad Saw., memusuhi kitab-kitab samawi yang termasuk sebagai
permusuhan kepada semua malaikat dan keada seluruh nabi dan kitab suci,
karena tujuan dari semua itu adalah sama, yaitu memberi hidayah atau
petunjuk kepada manusia dan membimbing mereka ke jalan kebaikan.106
104
Ensiklopedi Islam, jil. 3, 235-236. 105
QS. 2:208-212, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 602. 106
Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 260.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka jawaban dari
rumusan masalah adalah al-Qur’an sebagai penyebab datangnya hidayah,
sedangkan pemberi hidayah yang sebenarnya adalah Allah Swt. Allah
menurunkannya dengan rahmat-Nya, dan ia berfungsi sebagai sumber
syari’at dan hukum untuk mendamaikan perselisihan di antara manusia,
menunjukkan manusia kepada akidah yang benar, perilaku yang baik dan
amal saleh, serta untuk menunjuki manusia kepada kebaikan dan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Untuk mendapatkan petunjuk (hidayah), seseorang harus memiliki
ciri-ciri orang beriman dan bertakwa, bersabar atas cobaan dan ujian yang
Allah berikan, berdoa, berzikir, melaksanakan perintah Allah, tetap teguh
atas kebenaran dan keimanan, menggunakan kemampuan berpikirnya.
Dari term petunjuk (hidayah) dalam surah al-Baqarah pada kitab
tafsir al-Munir dapat disimpulkan bahwa petunjuk (hidayah) diberikan
secara langsung oleh pemberi hidayah yaitu Allah Swt., dan secara tidak
langsung dengan mengutus seorang nabi yang dengannya diturunkan pula
sebuah kitab yang menjadi pedoman kehidupan manusia. Petunjuk
(hidayah) diberikan oleh Allah kepada orang yang beriman, bertakwa,
orang yang sabar, semua manusia, maksudnya siapa saja yang Allah
kehendaki mendapatkan petunjuk, dan para rasul. Di samping penerima
hidayah ada pula yang mengingkarinya, yaitu orang kafir, ahl kitab, dan
bani israil. Mereka tidak akan menerima hidayah sebab Allah telah
mengunci hati mereka dari cahaya hidayah.
88
B. Saran
Kajian tentang al-Qur’an sebagai petunjuk menurut Wahbah al-
Zuḥailī ini, menurut penulis masih perlu dilanjutkan dan diteliti. Di antara
yang penulis sarankan yaitu dari term atau diksi yang lain dari kata
petunjuk atau hidayah.
Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian dalam skripsi ini mungkin
masih memiliki banyak kekurangan, kesalahpahaman dalam memahami
ayat-ayat al-Qur’an atau pun penafsiran yang terkait. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
89
Daftar Pustaka
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya.
Aiman, Ummul. “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuhayli: Kajian al-Tafsir
al-Munīr” MIQOT Vol. XXXVI No. 1 Januaru-Juni 2012.
Ahmad, Mirza Ghulam. Al-Qur’an Menurut Mirza Ghulam Ahmad.
penerjemah: AQ. Khalid. Jakarta: Wisma Damai, 2012.
Anam, Haikal Fadhil. “Konsep Kafir dalam al-Qur’an: Studi atas
Penafsiran Asghar Ali Engineer.” Nalar: Jurnal Peradaban dan
Pemikiran Islam, vol. 2, no. 2, (Desember 2018): 89-97.
Assafiqi, Moh. “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam
Kitab Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj
karya Wahbah al-Zuḥailī).” Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2017.
Aziz, Khabib Abdul. “Implikasi Nilai-nilai Ibadah Puasa terhadap
Pendidikan Karakter (Studi tentang Puasa dalam Kitab al- Fiqh al-
Islami wa Adillatuhu Karya Prof. Dr. Wahbah az-Zuḥailī.” Skripsi
S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015.
Baihaki. “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan
Contoh Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama.” Analisis,
vol. XVI, no. 1 ( juni 2016): 125-152.
Baeti, Nur. “Al-Qur’an Sebagai Kitab Hidayah: Studi Atas Pemikiran
Muhammad ‘Abduh.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfādz al-
Qur’ān al-Karīm. Libanon: Dar al-Ma’rifah, 2002.
90
Al-Bayaanuuni, Ahmad Izzudin. Hidayah dan Kesesatan. Solo: Duta
Rahmah, 1995.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Ed. 1, Cet. 3 Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Djalal HA, Abdul. Urgensi Tafsir Maudhu’i pada Masa Kini. Jakarta:
Kalam Mulia, 1990.
Dawami, M. Iqbal. Kamus Istilah Populer Islam:Kata-kata yang paling
sering digunakan di Dunia Islam. Jakarta: Erlangga, 2013.
Ensiklopedi Islam. editor: Nina M. Armando... (et al.). Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2005.
_______ editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 3. Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2005.
_______editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 7. Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 2005.
Ensiklopedi Islam Indonesia. Tim penyusun: Institut Agama Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta: Djambatan, 1992.
_______ Tim penyusun: Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
jilid 1. cet. 2 ed. Revisi. Jakarta: Djambatan, 2002.
Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, penyusun: Tim Baitul
Kilmah Jogjakarta, jil. 1. Jakarta: Kamil Pustaka, 2013.
Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata. editor: Sahabuddin... [et al.].
edisi revisi. j. 3 Jakarta: Lentera Hati, 2007.
Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
cet. 1. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
91
Al-Farmawi, Abdul Hayy. Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu’I. Mesir:
Mathaba’at al Hadharat al Arabiyah, 1977.
_______ Abdul Hayy. Metode Tafsir Maudhu’i dan Cara Penerapannya.
Penerjemah Rosihon Anwar. Bandung: CU Pustaka Setia, 2002.
_______ Abdul Hayy. Metode Tafsir Maudhu’i. Penerjemah Suryan A.
Jamrah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Faroqi, A. “Analisis Ayat-ayat Mutasyabihat Tafsir al-Munīr karya
Wahbah al-Zuḥailī.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan
Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016.
Fatima, Putri Ajeng. “Waris Kalalah dalam Pandangan Wahbah al-Zuḥailī
(Tafsir QS. al-Nisā’ [4] ayat 12 dan 176).” Skripsi S1., Fakultas
Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011.
Hidayat, Rachmat Taufiq.Khazanah Istilah al-Qur’an.cet. VI. Bandung:
Mizan, 1996.
Ibnu Manẓūr, Abu al-Faḍil Jamaluddīn Muhammad bin Mukrim. Lisan al-
‘Arāb, jil. 15 Beirut: Dar Ṣadar, 1994.
IMZI, A. Husnul Hakim. Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-
kitab Tafsir dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer). Depok:
eLSiQ, 2013.
Iskandar. “Model Tafsir Fiqhi: Kajian atas Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah
wa al-Syari’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī” Mazahib:
Jurnal Pemikiran Hukum Islam, vol. 10, no. 2 (Desember, 2012):
h. 72-78.
Iyazi, Sayyid Muhammad Ali. al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun.
Teheran: Wizanah al-Tsiqafah wa al-Insyaq al-Islam, 1993.
Jazuli, Ahzami Samiun, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an. Cet. 1
Jakarta: Gema Insani Press, 2006.
92
Junaid, M. “Arti Musyawarah (Syūrā) dalam al-Qur’an menurut M.
Quraish Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī (Kajian Tafsir
Komparasi).”Skripsi S1., Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Kudus, 2017.
Kaltsum, Lilik Ummu. Mendialogkan Realitas dengan Teks. Surabaya:
PMN, 2010.
_______ Lilik Ummu. Hak-hak Perempuan dalam Pernikahan menurut
Wahbah al-Zuḥailī. Jurnal Studi Gender Palastren. vol. 5, no. 1,
(Juni 2012): 416-434.
_______ Lilik Ummu. dan Ghazali, Abd. Moqsith.Tafsir Ayat-ayat
Ahkam. Ciputat: UIN Press, 2015.
KBBI Edisi keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu
pada data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari
http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/
Mahfudz, Muhsin. “Kontruksi Tafsir Abad 14 H./20 M. (Kasus Tafsir al-
Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī).” AL-FIKR. vol. 14, no. 1
(2010):27-41.
Makhmudah. “Petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari Perspektif I’jaz Ilmi.”
Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2013.
Misbah, Muhammada. “Kontribusi az-Zarkasyi dalam Studi Sunnah
Nabi.” Riwayah. vol. 1, no. 2 (September 2015): 371-384.
Mukhollisnah, Yuyun. “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang
yang Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik).” Skripsi S1., Institut
Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1998.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Edisi
kedua.Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
93
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. cet. 3. Yogyakarta:
PT. LkiS Printing Cemerlang, 2012.
Al-Naisābūrī, Muslim bin al-Ḥajjāj Abū al-Ḥasan al-Qusyairī. Al-Musnad
al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar.
Nasir, M. Ridwan. Perspektif Baru Metode Tafsir Muqarin dalam
Memahami al-Qur’an. Surabaya: Imtiyaz, 2011.
Al-Qaṭṭan, Mannā’ Khalīl. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Cet.1.
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005.
_______ Mannā’ Khalīl. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. terj. Mudzakir. Cet. 15.
Bogor: Pusataka Litera AntarNusa. 2012.
Riḍā, Muhammad Rasyīd. Tafsīr al-Qur’an al-Hakīm al-Musamma bi al-
Manār. Juz I. Kairo: Dar al-Manar, 1366 H.
Rusli Tanjung, Abdurrahman. “Analisi Terhadap Corak Tafsir al-Adabī
al- Ijtimā‘ī.” Analytica Islamica. vol. 3, no. 1, (2014): 162-177.
Shihab, Quraish. Membumikan al-Qur’an, Edisi ke-2. Cet. 1. Bandung:
Mizan. 2013.
_______ Quraish. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Mauḍu’i atas berbagai
Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods), cet. 6. Bandung: Alfabeta cv., 2014.
Asy-Sya’rawi, M. Mutawalli. Bukti-bukti adanya Allah. Penerjemah A.
Aziz Salim Basyarahil. Cet. 5. Jakarta: Gema Insani Press, 1993.
Syibromalisi, Faizah Ali dan Azizy, Jauhar. Membahas Kitab Tafsir
Klasik-Modern Cet. 1. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
94
Syukur, Abdul. “Mengenal corak tafsir al-Qur’an” El-FURQONIA,
Vol.01 No. 01, (Agustus, 2015): 83-104.
Thantowi, M. Ridho. “Fungsi al-Qur’an dan as Sunnah sebagai Petunjuk
bagi Manusia.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, 1994.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, cet. 8. Jakarta: PT. Mahmud
Yunus Wadzuryah, 1990.
Al-Zuḥailī, Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa
al-Manhaj . Damaskus: Dār al-Fikr, 1991.
_______ Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-
Manhaj Jil. 1. Damaskus: Dār al-Fikr, 2009.
_______ Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-
Manhaj . juz. 2. Damaskus: Dār al-Fikr, 2009.
_______ Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-
Manhaj . Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk. Jakarta: Gema
Insani, 2013.
http://www.aliws.net/mutarjim
https://www.almaany.com/id/dict/ar-
id/%D8%AA%D9%88%D9%81%D9%8A%D9%82/
95
Tabel Diksi Petunjuk (hidayah) dalam Kitab al- Tafsīr al-Munīr fī al-
‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah Al-Zuḥailī1
Al-Hidayah (الهداية) 158
No. Nama
Diksi
Ayat Topik Ayat Keterangan
-Tafsir ayat, juz. 1, h. 62 نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 اذلداية 1
65
صفات ادلؤمنن وجزاء 5-2:1 اذلداية 2 ادلتقن
Balaghah, juz. 1, h. 77
Tafsir ayat, juz. 1, h. 83 صفات الكافرين 7-2:6 اذلداية 3
األمر بعبادة اهلل وحده 2:21-22 4 واألسباب ادلوجبة ذلا
Tafsir ayat, juz. 1, h. 105
فائدة ضرب األمثال 2:26-27 5 للناس يف القرآن
Fiqhi al-hayat, juz. 1, h.
125
أدب اخلطاب مع النيب 2:104-105 6)ص( ومصدر
االختصاص بالرسالة
Tafsir wa bayan, juz. 1,
h. 280
التحذير من اتباع اليهود 2:119-121 7 والنصارى
Balaghah, juz. 1, h. 319
صبغة اإلميان وأثره يف 2:138-141 8النفوس والعبودية هلل
Tafsir wa bayan, juz. 1,
h. 357
1Dari hasil pencarian penulis menggunakan maktabah samela, penulis menemukan
sebanyak 408 kata hidayah dalam kitab al- Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa
al-Manhaj karya Wahbah Al-Zuḥailī.
96
تعاىل .Fiqh al-hayat, Juz. 2, h الصرب على البالء 2:153-157 9
406
حتليل الطيبات ومنشأ 2:168-171 10 حترمي احملرمات
Tafsir wa bayan, juz. 2,
h. 438
,Tafsir wa bayan, juz. 2 أحكام الصيام 2:186-187 11
h. 518
الدعوة إىل قبول اإلسالم 2:208-212 12واتباع أحكامو وجزاء
ادلخالف
Mufradat, juz. 2, h. 202
احلاجة إىل الرسل وما 2:213-214 13يالقونو مع ادلؤمنن يف
دعوهتم
Tafsir wa bayan, juz. 2,
h. 615 dan 618, fiqh al-
Hayat, h. 620
Mufradat, juz. 3, h. 29 قصة النمروذ ادللك 2:258 14
dan tafsir wa bayan, h.
32
Munasabah, juz. 3, h. 82 مستحقو الصدقات 2:272-274 15
dan tafsir wa bayan, h.
83
Mufradat, juz. 3, h. 163 احملكم وادلتشابو يف القرآن 3:7-9 16
dan mutasabah, h. 167
الشهادة بوحدانية اهلل 3:18-20 17وقيامة بالعدل ونوع
الدين ادلقبول عند اهلل
Tafsir wa bayan, juz. 3,
h. 196
توجيو ادلؤمنن إىل احلفاظ 3:100-103 18على الشخصية
واالعتصام بالقرآن واإلسالم
Tafsir wa bayan, juz. 4,
h. 348
97
عدالة النيب )ص( يف 3:161-164 19قسمة الغنائم ومهامو يف
إصالح أمتو
Balaghah, juz. 4, h. 475
أحوال الناس حن فرضية 4:77-79 20 القتال
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 172
طاعة الرسول طاعة هلل 4:80-82 21وتدبر القرآن وكونو من
عند اهلل
Figh al-hayat, juz. 5, h.
180
حاالت النجوى اخلنة 4:114-115 22وعقاب معاداة الرسول
واتباع غن سبيل ادلؤمنن )اإلمجاع(
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 280
هلل حقيقة ادللك يف 4:131-134 23الكون وكمال القدرة
وادلشيئة وثواب الدنيا واآلخرة للمجاىد
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 317
صفات ادلنافقن وجزاؤىم 4:137-141 24 ومواقفهم من ادلؤمنن
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 331
,Tafsir wa bayan, juz. 6 مواقف اليهود ادلتعنتة 4:153-159 25
h. 366
وحدة الوحي للرسل 4:163-166 26 وحكمة إرساذلم
Tafsir wa bayan, juz.6,
h. 383
ضالل الكافرين وجزاؤىم 4:167-170 27ودعوة الناس إىل اإلميان
Tafsir wa bayan, juz. 6,
h. 388 dan fiqh al-hayat,
h. 389
98
بالرسول اإلميان دعوة الناس إىل 4:174-175 28
بالنور ادلبن )القرآن(Tafsir wa bayan, juz. 6,
h. 399 dan fiqh al-hayat,
h. 400, 401
التوراة ىدى ونور وتشريع 5:44-47 29القصاص فيها وإلزام النصارى باحلكم هبا
Tafsir wa bayan, juz. 6,
h. 561
النهي عن مواالة الكفار 5:57-63 30 وأسبابو
Tafsir wa bayan, juz. 6,
h. 600
تكذيب اليهود رسلهم 5:70-71 31 وقتلهم إياىم
Balaghah, juz. 6, h. 622
dan tafsir wa bayan, h.
624
32 5:98-100 Munasabah, juz. 7, h.
حزن النيب )ص( إلعراض 6:33-35 33قومو وبيان تكذيب
الرسل ادلتقدمن
Fiqh al-hayat, juz. 7, h.
196
رفض ادلشركن دعوة النيب 6:36-37 34)ص( ومطالبتهم بتنزيل
آية
Munasabah, juz. 7, h.
198
من أدلة القدرة اإلذلية 6:46-49 35والوجدانية ومهام الرسل
ادلرسلن
Tafsir wa bayan, juz. 7,
h.213
اضلصار مصدر علم النيب 6:50-53 36)ص( بالوحي ومهمتو يف
اإلنذار وعدم طرد
mufradat, juz. 7, h.218
dan Tafsir wa bayam, h.
221
99
الضعفاءحسم اجلدل بن النيب 6:56-58 37
)ص( وبن ادلشركن Tafsir wa bayan, juz.7,
h. 233
اجلدال بن إبراىيم عليو 6:74-79 38السالم وبن آزر وسبب
ترك الشرك
Fiqh al-hayat, juz.7, h.
279
إبراىيم أبو األنبياء 6:84-90 39وخصائص رساالهتم
واالقتداء هبديهم
Figh al-hayat, juz. 7,
h.299
من مظاىر تعنت 6:111-113 40ادلشركن واإلياس من
إمياهنم
Tafsir wa bayan, juz.8,
h.356
السبب يف إنزال الوراة 6:154-157 41 والقرآن
Tafsir wa bayan, juz.8,
h.464,465 dan Fiqh al-
hayat, h.466
اتباع ملة إبراىيم يف 6:161-164 42التوحيد والعبادة والتبعة
الشخصية
Munasabah, juz.8, h.
479
,Tafsir wa bayan, juz.8 اتباع القرآن الكرمي 7:1-3 42
h.495
تكرمي البشرية بالسجود 7:11-18 44آلدم وإغواء الشيطان
وطرده من اجلنة
Balaghah, juz.8, h. 511
قصة آدم يف اجلنة 7:19-25 45 وخروجو منها
Munasabah, juz.8, h.
521
100
مناجاة موسى لربو مكادلة 7:142-145 46موسى ربو وطلبو رؤية اهلل
وإنزال التوراة عليو
Tafsir wa bayan, juz.9,
h. 88, 90
قصة اختاذ السامري 7:148-149 47 العجل
Tafsir wa bayan, juz.9,
h. 102
اختيار موسى سبعن 7:155 48رجال دليقات الكالم والرؤية ومناجاتو ربو
Fiqh al-hayat,
juz.9,h.122
اتباع احلق لدى بعض 7:159-160 49قوم موسى ونعم اهلل على
بين إسرائيل يف صحراء التيو
Fiqh al-hayat, juz.9,h.
142
Topik ayat, juz.9, h.176 أسباب اذلداية والضاللة 7:178-179 50
dan tafsir wa bayan, h.
178 dan fiqh al-hayat, h.
180,181,182
ادلهتدون وادلكذبون من 7:181-186 51 أمة الدعوة اإلسالمية
Fiqh al-hayat, juz.9,
h.197, 199
عقيدة أىل الكتاب 9:30-33 52 )اليهود والنصارى(
Tafsir wa bayan, juz.10,
h. 535
عدد الشهور يف حكم 9:36-37 53اهلل وقتال ادلشركن كافة
وحترمي النسيء
Tafsir wa bayan, juz.10,
h. 558
ادلؤمنون والكافرون وجزاء 10:7-10 54 كل
Tafsir wa bayan, juz.11,
h. 122
101
الرتغيب يف اجلنة ووصف 10:25-27 55حال احملسنن وادلسيئن
يف اآلخرة
Mufradat, juz.11, h. 161
dan tafsir wa bayan, h.
163
,Tafsir wa bayan, juz.11 إثبات البعث 10:34-36 56
h. 182,183 dan khulasoh,
h.184
انقسام ادلشركن أىل 10:40-44 57فريقن حول اإلميان
بالقرآن والنيب
Tafsir wa bayan, juz.11,
h. 195 dan fiqh al-hayat,
h. 197,198
عادة األمم يف تكذيب 10:74 58 األنبياء
Tafsir wa bayan, juz.11,
h.249
اإلسالم دين احلق 10:108-109 59 ووجوب اتباعو
Fiqh al-hayat, juz. 11, h.
307
استعجال قوم نوح 11:32-35 60 العذاب ويأسو منهم
Fiqh al-hayat, juz.12, h.
375
Mufradat, juz.12, h. 446 قصة شعيب عليو السالم 11:84-95 61
سبب إىالك القرى 11:116-119 62الفة واألمم الس
Fiqh al-hayat, juz.12, h.
508
الفصل السادس من قصة 12:36-40 63 يوسف
يوسف يف السجن ودعوتو إىل الدين احلق
Fiqh al-hayat, juz.12, h.
604
الفصل التاسع عشر من 12:102-108 64 قصة يوسف
Balaghah, juz.13, h. 84
102
أثبات نبوة زلمد )ص( اإلخبار عن ادلغيبات
واإلعراض عن التأمل يف اآليات ودعوة النيب إىل
التوحيد إنكار ادلشركن البعث 13:5-7 65
واستعجاذلم العذاب ومطالبتهم بإنزال آية
مادية على النيب )ص(
Tafsir wa bayan, juz.13,
h. 126
آليات الرزق على اهلل وا 13:26-29 66بيد اهلل واذلداية من اهلل
دلن آمن باهلل
Tafsir wa bayan, juz. 13,
h. 178
زلمد صاحب الرسالة 13:30-34 67والرسول وبيان عظمة
القرآن وقدرة اهلل شاملة
Tafsir wa bayan, juz. 13,
h. 189
الغاية من إنزال القرآن 14:1-4 68وذم الكافرين وكون
قوموالرسول بلسان
Tafsir wa bayan, juz. 13,
h. 218,220
بدء خلق اإلنسان وأمر 15:26-44 69ادلالئكة بالسجود لو
وإباء إبليس وعداؤه البشر
Tafsir wa bayan, juz. 14,
h. 339
,Tafsir wa bayan, juz.14 ادلة وجود اهلل ووحدانيتو 16:3-9 70
h. 401
103
احتجاج الكفار بالقدر 16:35-40 71وإنكارىم البعث وتشابو
مهمة الرسل
Mufradat, juz.14, h. 440
dan munasabah, h. 443,
tafsir wa bayan, h. 445
بعض دالئل التوحيد 16:80-83 72وأنواع النعم والفضل
اإلذلي
Fiqh al-hayat, juz.14,
519
أمجع آية يف القرآن للخن 16:90-96 73والشر والوفاء بالعهد
واذلداية واإلضالل
Mufradat, juz.14, h. 533
ادلر تدون عن اإلسالم 16:106-111 74 وادلهاجرون بعدما فتنوا
Tafsir wa bayan, juz.14,
h. 565
أسس الدعوة إىل الدين 16:125-128 75وجعل العقاب بادلثل
والصرب على ادلصاب
Mufradat,juz.14, h. 591
dan fiqh al-hayat, h. 596
Musabah, juz. 15, h. 29 أىداف القرآن الكرمي 17:9-11 76
رلادلة ادلخالفن باللن 17:53-55 77 وباليت ىي أحسن
Tafsir wa bayan, juz. 15,
h. 108
أحوال الناس مع قادهتم 17:71-72 78 يوم القيامة
Fiqh al-hayat, juz. 15, h.
142
من شبهات ادلشركن 17:94-100 79بشرية الرسل وإنكار
البعث
Tafsir wa bayan, juz.15,
h. 185, 186
,Tafsir wa bayan, juz. 15 قصة أصحاب الكهف 18:9-26 80
h. 243
104
بيان القرآن ومهمة 18:54-59 81االرسل وظلم ادلعرض عن
اإلميان وسبب تأخن العذاب دلوعد معن
Fiqh al-hayat, juz.15, h.
311
82 19:
Maryam Juz. 16, h. 381 ما اشتمات عليو السورة
قصة إبراىيم عليو السالم 19:41-50 83أو مناقشتو ألبيو يف
عبادة األصنام
Tafsir wa bayan, juz. 16,
h. 447,448
قصة آدم يف اجلنة 20:115-127 84وإخراجو منها وإلزامو
باذلداية الربانية
Mufradat, juz. 16, h. 652
غفلة الناس عن احلساب 21:1-6 85 يوم القيامة ودليل ذلك
Fiqh al-hayat, juz. 17, h.
17
قصة –القصة األوىل 21:48-50 86موسى عليو السالم
مقارنة بن خصائص التوراة وخصائص القرآن
Tafsir wa bayan, juz. 17,
h. 75 dan fiqh al-hayat,
h. 76
نعم أخرى على -4- 21:71-73 87أبراىيم وإصلاؤه مع لوط
إىل األرض ادلباركة
Tafsir wa bayan, juz.17,
h. 97
اليائس من نصرة حال 22:15-16 88الرسول وإنزال اآليات
البينات
Fiqh al-hayat, juz. 17, h.
189
105
إحكام الوحي وصونو 22:52-57 89عن الشياطن قصة
الغرانيق
Fiqh al-hayat, juz. 17, h.
277
إنكار أعمال الكفار 23:63-77 90 ومشركي قريش واسباهبا
Tafsir wa bayan, juz. 18,
h. 403
اهلل منور السماوات 24:35 91واألرض بدالئل اإلميان
وغنىا
Tafsir wa bayan, juz. 18,
h. 582, 582
حال الكافرين يف الدنيا 24:39-40 92 وخسراهنم يف اآلخرة
Mufradat, juz.18, h. 594
dan tafsir wa bayan, h.
597
ىجر الكفار القرىن 25:30-34 93ومطالبتهم بإنزالو مجلة
واحدة
Tafsir wa bayan, juz. 19,
h. 62
استهزاء ادلشركن بالنيب 25:41-44 94)ص( وتسمية دعوتو
إضالال
Fiqh al-hayat, juz. 19, h.
82
Balaghah, juz. 19, h. 112 صفات عباد الرمحن 25:63-77 95
96 26:Al-
Syu’ara juz 19, h. 130 ,مشرمالذها
القصة الثانية قصة 26:69-82 97 إبراىيم عليو السالم
التنديد بعبادة -1-األصنام وبيان صفات الرب ادلستحق للعبادة
Mufradat, juz. 19, h. 181
106
القصة الثالثة 26:105-122 98قصة نوح عليو السالم
مع قومو
Tafsir wa bayan, juz.19,
h. 202
,Tafsir wa bayan, juz. 19 رسالة القرآن 27:1-6 99
h. 282
أدلة الوحدانية والقدرة 27:59-64 100 اإلذلية
Tafsir wa bayan, juz. 20,
h. 368
إثبات نبوة زلمد )ص( 27:76-81 101 بالقرآن الكرمي
Mufrdat, juz. 20, h. 383
102 28: al-
Qassas .juz ,مااسرملد عليه السىرج
20, h. 411
قتل ادلصري خطأ -3- 28:15-21 103 وخروجو من مصر
Tafsir wa bayan, juz. 20,
h. 436
الرد على شبهات 28:56-61 104 ادلشركن
Mufradat, juz. 20, h. 496
dan munasabah, h. 499,
khulasoh, h. 500, fiqh al-
hayat, h. 503
طريقة إرشاد أىل 29:46-49 105 الكتاب
juz. 21, h. 10 ,أسلىب الجدال
106 30:al-Rum مشرمالخ السىرج, juz. 21, h.
47
احلث على التفكر يف 30:8-10 107ادلخلوقات الدالة على
وجود اهلل ووحدانيتو
Tafsir wa bayan, juz.21,
h. 58
إيناس النيب )ص( عما 30:52-53 108يلقاه من اإلعراض عن
دعوتو
Munasabah, juz. 21, h.
120, tafsir wa bayan, h.
121, fiqh al-hayat, h.
122
107
109 31:Luqman مشرمالخ السىرج, juz. 21, h.
137
خصائص القرآن 31:1-5 110 وأوصاف ادلؤمنن بو
Tafsir wa bayan, juz. 21,
h. 140, fiqh al-hayat, h.
140
إثبات البعث وحال 32:10-14 111 الكفار يوم القيامة
Tafsir wa bayan, juz. 21,
h. 217 dan fiqh al-hayat,
h. 219, 220
غزوة األحزاب أو اخلندق 33:9-27 112 وبين قريظة
مىقف المؤمىيه -ثالثا , juz. 21,
h. 300
تعظيم اهلل تعاىل وإجاللو 33:41-44 113ابيح باألذكار والتس
الكثنة
Fiqh al-hayat, juz. 22, h.
367
Balaghah, juz. 22, h. 368 مهام دعوة النيب )ص( 33:45-49 114
,Tafsir wa bayan, juz. 22 أسباب تعذيب الكفار 34:43-50 115
h. 546
مثل ادلؤمن والكافر 35:19-26 116 وإرسال الرسل يف األمم
Munasabah, juz. 22, h.
593 tafsir wa bayan, h.
594, dan fiqh al-hayat, h.
596
القرآن والرسول وادلرسل 36:1-12 117 إليهم
Fiqh al-hayat, juz. 22, h.
641
مسؤولية ادلشركن يف 37:22-37 118 اآلخرة وأسباهبا
Balaghah, juz. 23, h. 87
مصدر القرآن واألمر 39:1-4 119 بالعبادة اخلالصة هلل تعاىل
Fiqh al-hayat, juz. 23, h.
269
نصائح للمؤمنن يف 39:10-20 120العبادة ووعدىم ووعيد
عبدة األصنام
Fiqh al-hayat, juz. 23, h.
297
108
.Topik ayat, juz. 23, h اذلداية لإلسالم 39:22-26 121
300, tafsir wa bayan, h.
303 dan fiqh al-hayat, h.
306
مظاىر القدرة التامة 39:41-48 122والعلم الكامل هلل عز
وجل
Tafsir wa bayan, juz. 24,
h. 334
مغفرة الذنوب بالتوبة 39:53-59 123 وإخالص العمل
Mufradat, juz. 24, h. 349
fiqh al-hayat, h. 355
متابعة الرجل -4- 40:38-46 124 الؤمن نصحو لقومو
Tafsir wa bayan, juz. 24,
h. 451
القرآن الكرمي وإعراض 41:1-8 125ادلشركن عنو وبشرية
الرسول )ص(
Fiqh al-hayat, juz. 24, h.
514
هتدبديد ادللحدين يف 41:40-43 126آيات اهلل تعاىل وتنزيو
القرآن العظيم عن الطعن فيو
Tafsir wa bayan,juz. 24,
h. 568
.Fiqh al-hayat, juz. 25, h مقاصد الوحي اإلذلي 42:7-12 127
38
.Munasabah, juz. 25, h أحوال الكفار أمام النار 42:44-46 128
98
,Tafsir wa bayan, juz. 25 أنواع الوحي 42:51-53 129
h. 113
,Tafsir wa bayan, juz. 25 عبادة ادلشركن ادلالئكة 43:15-25 130
h. 143
الرد على تقليد اآلباء، 43:26-35 131واختيار األنبياء، وبيان
Mufradat, juz. 25, h.
149, tafsir wa bayan, h.
153
109
حال الدنيا حال ادلعرض عن ذكر 43:36-45 132
اهلل، وتثبيت النيب )ص( على دعوتو
Munasabah, juz. 25, h.
165
133 45:al-
Jasyiah .juz ,مااسرملد عليه السىرج
25, h. 265
الفارق بن احملسنن 45:21-23 134وادلسيئن يف احمليا
وادلمات
Fiqh al-hayat, juz. 25, h.
298
الوصية برب الوالدين 46:15-16 135وصف الولد البار -1-
بواليو
Tafsir wa bayan, juz. 26,
h. 351
أحكام القتال واألسرى 47:4-9 136والقتلى يف سبيل اهلل
ونصرة اإلسالم
Mufradat, juz. 26, h. 404
dan fiqh al-hayat, h. 414
أوصاف ادلنافقن 47:16-19 137 وادلؤمنن
حال ادلنافقن -1-وادلهتدين عند استماع
آيات العقيدة
Tafsir wa bayan, juz. 26,
h. 431
وظائف النيب )ص( 48:8-10 138وفائدة بعثتو ومعىن بيعتو
يف احلديبية
Mufradat, juz. 26, h. 487
مغامن وفتوحات ونعم 48:20-24 139 Tafsir wa bayan, juz. 26,
h. 515 dan fiqh al-hayat,
110
h. 517 كثنة أخرى للمؤمنن
تصديق رؤيا الرسول 48:27-28 140 )ص( عام الفتح
Tafsir wa bayan, juz. 26,
h. 531
Mufradat, juz. 26, h. 599 أصول اإلميان الصحيح 49:14:18 141
Mufradat, juz. 27, h. 8 القسم على وقوع البعث 51:1-14 142
إثبات النبوة وظاىرة 53:1-18 143 الوحي
Mufradat, juz. 27, h.
103, tafsir wa bayan, h.
105
االتعاظ بالقرآن وبرسالة 53:55-62 144الرسول والتحذير من
أىوال القيامة
Tafsir wa bayan, juz. 27,
h. 150 dan fiqh al-hayat,
h. 152
وعيد ادلخالفن ووعد 65:8-12 145الطائعن والتذكن بقدرة
اهلل
Tafsir wa bayan, juz. 28,
h. 683
كمال الدين واخللق عند 68:1-7 146 النيب )ص(
Tafsir wa bayan, juz. 29,
h. 51
ختويف الكفار من قدرة 68:44-52 147اهلل تعاىل وأمر النيب
)ص( بالصرب والتذكن العادلي بالقرآن
Tafsir wa bayan, juz. 29,
h. 79
أنواع أخرى من ادلوحى 72:18-24 148بو إىل النيب )ص( وبيان
أصول رسالتو
Fiqh al-hayat, juz. 29, h.
194
تذكن وإرشاد بأنواع 73:19-20 149 Topik ayat, juz. 29, h.
222 dan munasabah, h.
111
224 اذلداية
احلكمة يف اختيار عدد 74:31-37 150 خزنة جهنم التسعة عشر
Tafsir wa bayan, juz. 29,
h. 252 dan fiqh al-hayat,
h. 256
أحوال الطائعن 76:23-31 151وادلتمردين ادلشركن يف
الدنيا
Mufradat, juz. 29, h. 327
dan tafsir wa bayan, h.
331
,Tafsir wa bayan, juz. 30 ادلساواة يف اإلسالم 80:1-10 152
h. 429, 430
وتذكرة القرآن موعظة 80:11-23 153ونعم اهلل يف نفس
اإلنسان
Mufradat, juz.30, h. 432,
munasabah, h. 433 dan
tafsir wa bayan, h. 436
Fadhluha, juz. 30, h. 448 أحوال القيامة وأىواذلا 81:1-14 154
احللف إلثبات صدق 81:15-29 155الوحي القرآين ونبوة
الرسول )ص(
Tafsir wa bayan, juz. 30,
h. 461
156 92: al-Lail مااسرملد عليه السىرج, juz.
30, h. 652
حال النوع اإلنساين 95:1-8 157 خلقا وعمال
Tafsir wa bayan, juz. 30,
h. 693
احلكمة يف خلقاإلنسان 96:1-8 158 وتعليمو القراءة والكتابة
Tafsir wa bayan, juz. 30,
h. 706
112
Hidayah (هداية) 81
No. Nama
Diksi
Ayat Topik Ayat Keterangan
Juz. 1, h. 56 dan tafsir نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 ىداية 1
wabayan, h. 63, 64
صفات ادلؤمنن وجزاء 2:1-5 2 ادلتقن
Mufradat, juz. 1, h. 77,
tafsir wa bayan, h. 79
فائدة ضرب األمثال 2:26-27 3 للناس يف القرآن
Tafsir wa bayan, juz. 1,
h. 121, fiqh al-hayat, h.
124
موقف اليهود من جربيل 2:97-98 4 وادلالئكة والرسل
Tafsir wa bayan, juz. 1,
h. 259 dan fiqh al-
hayat, h. 260
,Tafsir wa bayan, juz. 2 فرضية الصيام 2:183-185 5
h. 500
,Tafsir wa bayan, juz. 2 تتمة أحكام احلج 2:198-203 6
h. 581
احلاجة إىل الرسل وما 2:213-214 7يالقونو مع ادلؤمنن يف
دعوهتم
Tafsir wa bayan, juz. 2,
h. 615, 617 dan fiqh al-
hayat, h. 620
,Tafsir wa bayan, juz. 3 قصة النمروذ ادللك 2:258 8
h. 32
ختويف الشيطان من 2:268-269 9الفقر والفهم الصحيح
للقرآن
Tafsir wa bayan, juz. 3,
h. 71
,Tafsir wa bayan, juz. 3 مستحقو الصدقات 2:272-274 11
h. 82
إثبات التوحيد وإنزال 3:1-6 11 الكتاب
Tafsir wa bayan, juz. 3,
h. 159
قصة زكريا وحين )دعاء 3:38-41 12 Fiqh al-hayat, juz. 3, h.
113
زكريا وطلبو الولد الصاحل وإصلاب حين(
239
عيسى مع قومو ادلؤمنن 3:52-58 13 والكفار
Munasabah, juz. 3, h.
260
أنواع الكفار من حيث 3:86-91 14 التوبة
Tafsir wa bayan, juz. 3,
h. 315
منزلة البيت احلرام وفرضية 3:96-97 15 احلج
Tafsir wa bayan, juz. 4,
h. 333 dan fiqh al-
hayat, h. 335
توجيو ادلؤمنن إىل 3:100-103 16احلفاظ على الشخصية
واالعتصام بالقرآن واإلسالم
Tafsir wa bayan, juz. 4,
h. 350
مناذج أخرى من أعمال 4:49-55 17أىل الكتاب واجلزاء
عليها
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 117
حب الوطن والتزام اهلل 4:66-68 18 واللرسول
I’rab, juz. 5, h. 148
أوصاف ادلنافقن 4:88-91 19ومراوغتهم وزلاولتهم
تكفن ادلسلمن وكيفية معاملتهم
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 201
وحدة الوحي للرسل 4:163-166 21 وحكمة إرساذلم
Fiqh al-hayat, juz. 6, h.
386
114
دعوةالناس إىل اإلميان 4:174-175 21 بالنور ادلبن )القرآن(
Tafsir wa bayan, juz. 6,
h. 400 dan fiqh al-
hayat, h. 401
التوراة ىدى ونور وتشريع 5:44-47 22القصاص فيها وإلزام النصارى باحلكم هبا
Munasabah, juz. 6, h.
556
كمال علم اهلل ودتام 6:38-39 23قدرتو وعدم التفريط
بشيء يف القرآن
Fiqh al-hayat, juz. 7, h.
205
إبراىيم أبو األنبياء 6:84-90 24وخصائص رساالهتم
واالقتداء هبديهم
Tafsir wa bayan, juz. 7,
h. 295, 295,
سنة اهلل يف ادلستعدين 6:125-128 25لإلميان وغن ادلستعدين
وجزاء الفريقن بعد بيان احلق ومنهجو
Fiqh al-hayat, juz. 8, h.
391
شريعة اجلاىلية يف الزروع 6:136-140 26والثمار واألنعام وقتل
األوالد
Anwa’ul awal, juz. 8, h.
409
السبب يف إنزال التوراة 6:154-157 27 والقرآن
Munasabah, juz. 8, h.
462, tafsir wa bayan, h.
464, 465
تشريع ادلشركن تقليد 7:28-30 28اآلباء وتشريع اهلل الوحي
إىل رسولو
Fiqh al-hayat, juz. 8, h.
541
115
I’rab, juz. 8, h. 571 dan جزاء ادلؤمنن ادلتقن 7:42-43 29
tafsir wa bayan, h. 574
.Munasabah, juz. 9, h أسباب اذلداية والضاللة 7:178-179 31
177 dan tafsir wa
bayan, h. 179, fiqh al-
hayat, h. 180
31 8: al-anfal وأما السىر المدويح, juz. 9,
h. 252
.Tafsir wa bayan, juz مشروعية األمان 9:6 32
10, h. 459
التحريض على اجلهاد 9:38-40 33والتحذير من تركو
ومعجزة الغر يف اذلجرة
Fiqh al-hayat, juz. 10,
h. 574
الرتغيب يف اجلنة ووصف 10:25-27 34حال احملسنن وادلسيئن
يف اآلخرة
Tafsir wa bayan, juz.
11, h. 163
.Mnasabah, juz. 11, h إثبات البعث 10:34-36 35
181 tafsir wa bayan, h.
182 dan fiqh al-hayat,
h. 184
انقسام ادلشركن إىل 10:40-44 36فريقن حول اإلميان
بالقرآن والنيب
Tafsir wa bayan, juz.
11, h. 196
.Mufradat, juz. 12, h قصة ىود عليو السالم 11:50-60 37
404
الفصل التاسع عشر من 12:102-108 38قصة يوسف إثبات نبوة
زلمد )ص(اإلخبار عن الغيبات
واإلعراض عن التامل يف
Fiqh al-hayat, juz. 13,
h. 91
116
اآليات ودعوة النيب إىل التوحيد
الفصل العشرون من 12:109-111 39قصة يوسف العربة من
القصص القرآن
Fiqh al-hayat, juz. 13,
h. 103
الرزق على اهلل واآليات 13:26-29 41بيد اهلل واذلداية من اهلل
دلن آمن باهلل
Tafsir wa bayan, juz.
13, h. 178
زلمد صاحب الرسالة 13:30-34 41والرسول وبيان عظمة
القرآن وقدرة اهلل شاملة
Tafsir wa bayan, juz.
13, h. 187 dan fiqh al-
hayat, h. 191
.Mufradat, juz. 14, h أدلة وجود اهلل ووحدانيتو 3-9 :16 42
397 tafsir wa bayan, h.
401
احتجاج الكفار بالقدر 16:35-40 43وإنكارىم البعث وتشابو
مهمة الرسل
Tafsir wa bayan, juz.
14, h. 445, 446 dan fiqh
al-hayat, 448
ادلر تدون عن اإلسالم 16:106-111 44 وادلهاجرون بعدما فتنوا
Fiqh al-hayat, juz. 14,
h. 570
من شبهات ادلشركن 17:94-100 45بشرية الرسل وإنكار
البعث
Mufradat, juz. 15, h.
183
.Mufradat, juz. 15, h قصة أصحاب الكهف 18:9-26 46
230, 234
بيان القرآن ومهمة الرسل 18:54-59 47 Munasabah, juz. 15, h.
305
117
وظلم ادلعرض عن اإلميان وسبب تأخن العذاب
دلوعد معن دعاء زكريا عليو السالم 19:1-11 48
طالبا الولد وبشارتو بيحن
Fiqh al-hayat, juz. 16,
h. 393
ادلؤمنون ادلهتدون بنور 24:36-38 49 اهلل تعاىل
Fiqh al-hayat, juz. 18,
h. 589
طعن ادلشركن يف النيب 25:7-10 51 ادلنزل عليو القرآن
Fiqh al-hayat, juz. 19,
h. 26
تكذيب ادلشركن بالقرآن 26:1-9 51وإنذارىم وإثبات وحدانية
اهلل
Tafsir wa bayan, juz.
19, h. 135
القصة الثانية 26:69-82 52 قصة إبراىيم عليو السالم
التنديد بعبادة -1-األصنام وبيان صفات الرب ادلستحق للعبادة
Mufradat, juz. 19, h.
181
القصة الرابعة 26:123-140 53قصة ىود عليو السالم
مع قومو
Fiqh al-hayat, juz. 19,
h. 215
.Tafsir wa bayan, juz رسالة القرآن 27:1-6 54
19, h. 282
.Mufradat, juz. 19, h القصة األوىل 27:7-14 55
287
118
قصة موسى عليو السالم بالوادي ادلقدس
56 28:al-Qasas ما اشرملد عليه السىرج, juz.
20, h. 411
الرد على شبهات 28:56-61 57 ادلشركن
Munasabah dan tafsir
wa bayan, juz. 20, h.
499
58 29:al-
Ankabut juz. 20, h. 550 ,مىضىعها
فائدة خلق السماوات 29:44-45 59واألرض وتالوة القرآن
وإقامة الصالة
Fiqh al-hayat, juz. 20,
h. 624
بيان حال الدنيا 29:64-69 61واضطراب أوضاع الكفار
فيها
Mufradat, juz. 21, h. 37
إيناس النيب )ص( عما 30:52-53 61يلقاه من اإلعراض عن
دعوتو
Tafsir wa bayan, juz.
21, h. 121 dan fiqh al-
hayat, h. 122
توبيخ ادلشركن على 31:20-21 62الشرك مع مشاىدة
دالئل التوحيد
Mufradat, juz. 21, h.
173 dan tafsir wa
bayan, h. 175
63 32:al-
Sajdah juz 21, h. 201 ,مشرمال ذها
إثبات البعث وحال 32:10-14 64 الكفار يوم القيامة
Fiqh al-hayat, juz. 21,
h. 220
عقد الصلة بن 32:23-25 65الرسالتن، إنزال التوراة
Tafsir wa bayan, juz.
21, h. 237
119
على موسى عليو السالم وموقف اليهود منها
.Tafsir wa bayan, juz اذلداية لإلسالم 39:22-26 66
23, h. 305
نصر الرسل على 40:51-56 67أعدائهم يف الدنيا
واآلخرة
Mufradat, juz. 24, h.
462 tafsir wa bayan, h.
464
68 41:Fushilat مشرمال ذها, juz. 24, h. 505
التأكيد على عروبة 41:44-46 69 القرآن الكرمي
Tafsir wa bayan, juz.
24, h. 574
71 42:al-Shura مىاسثرها لما قثلها, juz. 25, h.
22
حال ادلعرض عن ذكر 43:36-45 71اهلل، وتثبيت النيب )ص(
على دعوتو
Tafsir wa bayan, juz.
25, h. 167 dan fiqh al-
hayat, h. 170
الفارق بن احملسنن 45:21-23 72وادلسيئن يف احمليا
وادلمات
I’rab, juz. 25, h. 291,
mufradat, h. 292
.Tafsir wa bayan, juz تعذيب الكفار العصاة 67:6-11 73
29, h. 18
كمال الدين واخللق عند 68:1-7 74 النيب )ص(
Tafsir wa bayan, juz.
29, h. 51
تعظيم القرآن وإثبات 69:38-52 75 نزولو بالوحي
Tafsir wa bayan, juz.
29, h. 112
خلق اهلل اإلنسان 76:1-3 76 وىدايتو السبيل
Fiqh al-hayat, juz. 29,
h. 305
120
التهديد بقصة موسى 79:15-26 77 عليو السالم مع فرعون
Tafsir wa bayan, juz.
30, h. 407
78 80:’Abasa ما اشرملد عليه السىرج, juz.
30, h. 424
.Mufradat, juz. 30, h ادلساواة يف اإلسالم 80:1-10 79
427
القرآن موعظة وتذكرة 80:11-23 81ونعم اهلل يف نفس
اإلنسان
Munasabah, juz. 30, h.
433
احللف إلثبات صدق 81:15-29 81الوحي القرآين ونبوة
الرسول )ص(
Tafsir wa bayan, juz.
30, h. 461
Bi hidayah (بهداية) 8 dan bi al-Hidayah (بالهداية) 21
No. Nama
Diksi
Ayat Topik Ayat Keterangan
فائدة ضرب األمثال للناس 27-2:26 هبداية 1 يف القرآن
Fiqh al-hayat, juz. 1,
h. 123
2 - 2:256-
257 منع اإلكراه على الدين واهلل
ىو اذلادي إىل اإلميانTafsir wa bayan, juz.
3, h. 24
3 - 7:178-
179 اذلداية والضاللةأسباب Fiqh al-hayat, juz. 9,
h. 181
االستجابة دلا فيو احلياة 8:24-26 - 4 األبدية
Munasabah, juz. 9, h.
305
,Tafsir wa bayan juz إثبات البعث 10:34-36 5
11, h. 182
121
6 20:115-
127 قصة آدم يف اجلنة وإخراجو
منها وإلزامو باذلداية الربانيةFiqh al-hayat, juz. 16,
h. 659, 660
اهلل منور السماوات واألرض 24:35 7 بدالئل اإلميان وغنىا
Tafsir wa bayan, juz.
18, h. 580 dan fiqh al-
hayat, h. 584
,Fiqh al-hayat, juz. 26 اصول إلميان الصحيح 49:14-18 8
h. 605
-2:148 باذلداية 9
152 سباب االختالف يف القبلة وأ
حتويلهاMufradat, juz. 2, h.
391
تذكن موس قومو بنعمة اهلل 5:20-26 10ومطالبتهم بدخول األرض
ادلقدسة وموقفهم الرافض
Tafsir wa bayan, juz.
6, h. 497
إبراىيم أبو األنبياء 84-90 :6 11وخصائص رساالهتم
واالقتداء هبديهم
Fiqh al-hayat, juz. 7,
h. 299
Fiqh al-hayat, anwa’ul تقوى اهلل وفضلها 8:29 12
awal, juz, 9, h. 319
طعن ادلنافقن بادلؤمنن 9:79-80 13 وعدم ادلغفرة ذلم
Tafsir wa bayan, juz.
10, h. 684
الرتغيب يف اجلنة ووصف 10:25-27 14حال ادلسنن وادلسيئن يف
اآلخرة
Fiqh al-hayat, juz. 11,
h. 166
.Tafsir wa bayan, juz إثبات البعث 10:34-46 15
11, h. 184
16 12:Yusuf إلقاء يىسف في الثثر, juz.
12, 518
17 14:
Ibrahim juz. 13, h. 213 ,ذسميرها
122
احتجاج الكفار بالقدر 16:35-40 18وإنكارىم البعث وتشابو
مهمة الرسل
Tafsir wa bayan, juz.
14, h. 444
أصول تنظيم اجملتمع ادلسلم 17:22-31 19التوحيد أساس اإلميان
وترابط األسرة ادلسلمة دعامة اجملتمع
Tafsir wa bayan, juz.
15, h. 60
قصة إبرىيم عليو السالم أو 19:41-50 20مناقشتو ألبيو يف عبادة
األصنام
Tafsir wa bayan, juz.
16,h. 445
21 20: 115-
127 اجلنة وإخراجو قصة آدم يف
منها وإلزامو باذلداية الربانيةTopik ayat, juz. 16, h.
650
األدلة الكونية على وجود 24:41-46 22 اهلل وتوحيده
Munasabah, juz. 18, h.
602
صلاة موس وقومو وإغراق 26:52-68 23 فرعون وجنده
Fiqh al-hayat, juz. 19,
h. 177
والكافر وإرسال مثل ادلؤمن 35:19-26 24 الرسل يف األمم
Tafsir wa bayan, juz.
22, h. 594
.Mufradat, juz. 25, h مقاصد الوحي اإلذلي 42:7-12 25
32
,Fiqh al-hayat, juz. 25 أنواع الوحي 42:51-53 26
h. 116
وصف الولد العاق لوالديو 46:17-20 27 منكر البعث
Fiqh al-hayat, juz. 26,
h. 364
وظائف النيب )ص( وفائدة 48:8-10 28 Tafsir wa bayan, juz.
26, h. 489 dan fiqh al-
123
hayat, h. 490 بعثتو ومعىن بيعتو يف احلديبية
جزاء ادلتقن ونعم اهلل عليهم 52:17-28 29 يوم القيامة
Tafsir w abayan, juz.
27, 71
Wa al-hidayah (والهداية) 66 dan wa hidayah (وهداية) 42
No. Nama
Diksi
Ayat Topik Ayat Keterangan
-2:138 واذلداية 1
141 صبغة اإلميان وأثره يف
النفوس والعبودية هلل تعاىل tafsir wa bayan, juz. 1, h.
357, 358
2 2:174-
176 كتمان أىل الكتاب ما
أنزل اهلل Fiqh al-hayat, juz. 2, h.
455
3 2:208-
212 الدعوة إىل قبول اإلسالم
واتباع أحكامو وجزاء ادلخالف
Tafsir wa bayan, juz. 2,
h. 604, 606
4 2:256-
257 منع اإلكراه على الدين
واهلل ىو اذلادي إىل اإلميان Mufradat, juz. 3, h. 21,
Tafsir wa bayan, h. 24,
dan fiqh al-hayat, h. 27
يف القرآن احملكم وادلتشابو 3:7-9 5 juz. 3, h. 165 ,والمرشاته
قصة زكريا وحين )دعاء 3:38-41 6زكريا وطلبو الولد الصاحل
وإصلاب حين(
Fiqh al-hayat, juz. 3, h.
239
7 3:187-
189 أخذ ادليثاق على أىل الكتاب بالبيان للناس
وزلبتهم ادلدح بغن موجب
Tafsir wa bayan, juz. 4,
h. 533
124
,Tafsir wa bayan, juz. 5 أعمال اليهود وتصرفاهتم 4:44-46 8
h. 102
9 4:174-
175 دعوةالناس إىل اإلميان
بالنور ادلبن )القرآن(Fiqh al-hayat, ju. 6, h.
400
كمال علم اهلل ودتام قدرتو 6:38-39 10وعدم التفريط بشيء يف
القرآن
Tafsir wa bayan, juz. 7,
h. 204 dan fiqh al-hayat,
h. 205
مزايا اإلميان باهلل وسلازي 6:71-73 11 الشرك
Fiqh al-hayat, juz. 7, h.
271
إبراىيم أبو األنبياء 6:84-90 12وخصائص رساالهتم
واالقتداء هبديهم
Tafsir wa bayan, juz. 7,
295 dan fiqh al-hayat, h.
299
13 6:125-
128 ادلستعدين سنة اهلل يف
لإلميان وغن ادلستعدين وجزاء الفريقن بعد بيان
احلق
Fiqh al-hayat, juz. 8, h.
391
14 7:178-
179 .Fiqh al-hayat, juz. 9, h أسباب اذلداية والضاللة
181
15 7:194-
198 واقع األصنام و األوثان
ادلعبودة Tafsir wa bayan, juz. 9,
h. 225
اهلل وفضلها تقوى 8:29 16 Mufradat, juz. 9, h. 317
إيثار السالم وتوحيد األمة 8:61-66 17 وحتريضها على القتال
Tafsir wa bayan, juz. 10,
h. 400
أوصاف ادلؤمنن وجزاؤىم 9:71-72 18 األخروي
Munasabah, juz. 10, h.
659
125
استئذان زعماء ادلنافقن 9:86-89 19للتخلف عن اجلهاد وإقدام
ادلؤمنن عليو
Tafsir wa bayan, juz. 10,
h. 700
20 9:113-
116 االستغفار للمشركن
وشرط ادلؤاخذة )العقاب( على الذنوب
Mufradat, juz. 11, h. 61
ادلؤمنون والكافرون وجزاء 10:7-10 21 كل
Fiqh al-hayat, juz. 11, h.
125
22 10:25-
27 الرتغيب يف اجلنة ووصف
حال احملسنن وادلسيئن يف اآلخرة
Tafsir wa bayan, juz. 11,
h. 163
23 10:34-
36 ,Tafsir wa bayan, juz. 11 إثبات البعث
h. 183
24 10:40-
44 انقسام ادلشركن أىل فريقن
حول اإلميان بالقرآن والنيب Tafsir wa bayan, juz. 11,
h. 196 dan fiqh al-hayat,
h. 197
25 10:98-
100 قصة يونس عليو السالم
مع قومو Fiqh al-hayat, juz. 11, h.
293
26 10:108-
109 اإلسالم دين احلق ووجوب
اتباعو Tafsir wa bayan, juz. 11,
h. 306
27 13:26-
29 الرزق على اهلل واآليات بيد
اهلل واذلداية من اهلل دلن آمن باهلل
Topik ayat, juz. 13, h.
174 tafsir wa bayan, h.
178 dan fiqh al-hayat, h.
180
28 13:30-
34 زلمد صاحب الرسالة
والرسول وبيان عظمة Tafsir wa bayan, juz. 13,
h. 186
126
القرآن وقدرة اهلل شاملة الغاية من إنزال القرآن وذم 14:1-4 29
الكافرين وكون الرسول بلسان قومو
Fiqh al-hayat, juz. 13, h.
221, 223, 224
بعض أخبار الرسل 14:9-12 30 السابقن مع أشلهم
Tafsir wa bayan, juz. 13,
h. 234
,Tafsir wa bayan, juz. 14 أدلة وجود اهلل ووحدانيتو 16:3-9 31
h. 401 dan Fiqh al-hayat,
juz. 14, h. 405
32 16:90-
96 أمجع آية يف القرآن للخن
والشر والوفاء بالعهد واذلداية واإلضالل
Topik ayat, juz. 14, h.
529
33 16:125-
128 أسس الدعوة إىل الدين
وجعل العقاب بادلثل والصرب على ادلصاب
Tafsir wa bayan, juz. 14,
h. 596
أحوال بين إسرائيل يف 17:4-8 34 التاريخ
Fiqh al-hayat, juz. 15, h.
28
35 17:94-
100 من شبهات ادلشركن
بشرية الرسل وإنكار البعث Tafsir wa bayan, juz. 15,
h. 187
36 18:54-
59 بيان القرآن ومهمة الرسل وظلم ادلعرض عن اإلميان
وسبب تأخن العذاب دلوعد معن
juz. 15, h. 308 ,الصفح الثاويح
37 18:60-
74 قصة موسى عليو السالم Fiqh al-hayat, juz. 15, h.
326
127
مع اخلضر مجلة صفات األنبياء 19:58 38
عليهم السالم Munasabah, juz. 16, h.
468
39 20:36-
41 نعم اهلل الثماين على -4-
موسى قببل النبوة Munasabah, juz. 16, h.
557 dan tafsir wa bayan,
h. 559
,Tafsir wa bayan, juz. 17 األمر بتقوى اهلل تعاىل 22:1-4 40
h. 168
41 23:101-
111 موازين النجاة يف حساب
اآلخرة Mufradat, juz. 18, h. 433
dan fiqh al-hayat, h. 438
تكذيب ادلشركن بالقرآن 26:1-9 42انية وإنذارىم وإثبات وحد
اهلل
Tafsir wa bayan, juz. 19,
h. 135
43 26:69-
82 القصة الثانية قصة إبراىيم
عليو السالم التنديد بعبادة -1-
األصنام وبيان صفات الرب ادلستحق للعبادة
Tafsir wa bayan, juz. 19,
h. 184
44 26:221-
227 الرد على افرتاء ادلشركن
بأن النيب كاىن أو شاعر Fiqh al-hayat, juz. 19, h.
270
45 27:al-
Naml juz. 19, h. 278 ,مشرمال ذها
46 27:38-
44 إسالم بلقيس -4-
ووالؤىا وزيارهتا لسليمان عليو السالم
Tafsir wa bayan, juz. 19,
h. 335
47 28:56-
61 Mufradat, juz. 20, h. 496 الرد على شبهات ادلشركن
128
48 29:64-
69 بيان حال الدنيا واضطراب
أوضاع الكفار فيها Fiqh al-hayat, juz. 21, h.
43
49 32:18-
22 جزاء ادلؤمنن وجزاء
الفاسقن Fiqh al-hayat, juz. 21, h.
233
تقرير احلشر والتحذير من 35:5-8 50الشيطان وجزاء الكافرين
وادلؤمنن
Fiqh al-hayat, juz. 22, h.
570
51 36:13-
27 قصة أصحاب –أنطاكية
القرية Tafsir wa bayan, juz. 22,
h. 649
52 37:38-
61 جزاء الكافرين وجزاء
ادلؤمنن ادلخلصن Mufradat, juz. 23, h. 99
53 39:62-
67 ,Tafsir wa bayan, juz. 24 دالئل األلوىية والتوحيد
h. 364
54 46:21-
28 قصة ىود عليو السالم مع
قومو عادTafsir wa bayan, juz. 26,
h. 375
فضائل صلح احلديبية على 48:1-3 55 النيب )ص(
Fiqh al-hayat, juz. 26, h.
477
آثار صلح احلديبية يف 48:4-7 56 ادلؤمنن وادلنافقن وادلشركن
Fiqh al-hayat, juz. 26, h.
484
57 49:14-
18 .Fiqh al-hayat, juz. 26, h أصول اإلميان الصحيح
605
58 52:17-
28 جزاء ادلتقن ونعم اهلل
عليهم يوم القيامةFiqh al-hayat, juz. 27, h.
77
بعض التكاليف الدينية 57:7-12 59احلث على اإلميان باهلل
Balaghah, juz. 27, h. 320
129
تعاىل ورسولو )ص( وعلى اإلنفاق
.juz ,وسثة الىهي هىا أمران النهي عن مواالة الكفار 60:1-3 60
28, h. 498
حكاية أشياء أخرى عن 72:8-17 61 اجلن
Mufradat, juz. 29, h. 181
62 74:31-
37 احلكمة يف اختيار عدد
خزنة جهنم التسعة عشر Tafsir wa bayan, juz. 29,
h. 252 dan fiqh al-hayat,
h. 256
خلق اهلل اإلنسان وىدايتو 76:1-3 63 السبيل
Fiqh al-hayat, juz. 29, h.
305
,Tafsir wa bayan, juz. 30 ادلساواة يف اإلسالم 80:1-10 64
h. 429
تنزيو اهلل تعاىل وقدرتو 87:1-8 65 وحتفيظو القرآن لنبيو
Tafsir wa bayan, juz. 30,
h. 568
66 92:12-
21 .Munasabah, juz. 30, h قد أعذر من أنذر
660
,Tafsir wa bayan, juz. 1 نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 وىداية 67
h. 64
صفات ادلؤمنن وجزاء 2:1-5 68 ادلتقن
Tafsir wa bayan, juz. 1,
h. 80
69 2:213-
214 احلاجة إىل الرسل وما
يالقونو مع ادلؤمنن يف دعوهتم
Tafsir wa bayan, juz. 2,
h. 616
درجات الرسل وأحوال 2:253 80 الناس يف اتباعهم
Tafsir wa bayan, juz. 3,
h. 7
,Tafsir wa bayan, juz. 3 قصة عيسى عليو السالم 3:45-51 81
h. 251
130
أنواع الكفار من حيث 3:86-91 82 التوبة
Tafsir wa bayan, juz. 3,
h. 315
83 3:137-
141 عاقبة ادلكذبن وادلتقن
وتوفن العزة للمؤمنن باجلهاد
Tafsir wa bayan, juz. 4,
h. 424
أوصاف ادلنافقن 4:88-91 84ومراوغتهم وزلاولتهم
تكفن ادلسلمن وكيفية معاملتهم
Tafsir wa bayan, juz. 5,
h. 201
85 4:174-
175 دعوة الناس إىل اإلميان
القرآن( بالنور ادلبن ) Fiqh al-hayat, juz. 6, h.
401
اضلصار مصدر علم النيب 6:50-53 86)ص( بالوحي ومهمتو يف
اإلنذار وعدم طرد الضعفاء
Tafsir wa bayan, juz. 7,
h. 221
87 6:111-
113 من مظاىر تعنت ادلشركن
واإلياس من إمياهنم Tafsir wa bayan, juz. 8,
h. 354
تشريع ادلشركن تقليد 7:28-30 88اآلباء وتشريع اهلل الوحي
إىل رسولو
Tafsir wa bayan, juz. 8,
h. 538
89 7:138-
141 جحود بين إسرائيل نعم اهلل
عليهم Tafsir wa bayan, juz. 9,
h. 81
,Tafsir wa bayan, juz. 9 تقوى اهلل وفضلها 8:29 90
h. 318
91 10:25-
27 الرتغيب يف اجلنة ووصف Tafsir wa bayan, juz. 11,
h. 163 dan Fiqh al-hayat,
131
حال احملسنن وادلسيئن يف اآلخرة
h. 166
92 10:40-
44 انقسام ادلشركن أىل فريقن
حول اإلميان بالقرآن والنيبTafsir wa bayan, juz. 11,
h. 196
,Tafsir wa bayan, juz. 14 ادلة وجود اهلل ووحدانيتو 16:3-9 93
h. 401
94 16:35-
40 احتجاج الكفار بالقدر
وإنكارىم البعث وتشابو مهمة الرسل
Tafsir wa bayan, juz. 14,
h. 445
95 16:98-
105 ما يتعلق بالقرآن االستعاذة
والنسخ وعربية القرآن I’rab, juz. 14, h. 550
اإلسراء وإنزال التوراة على 17:1-3 96 موسى
Tafsir wa bayan, juz. 15,
h. 15 dan fiqh al-hayat, h.
19
اهلل منور السماوات 24:35 97واألرض بدالئل اإلميان
وغنىا
Fiqh al-hayat, juz. 18, h.
583, 583
98 27:al-
Naml juz. 19, h. 278 ,مشرمال ذها
إلقاء موسى يف اليم -2- 28:7-14 99بعد والدتو وإرضاعو
والبشارة بنبوتو
Fiqh al-hayat, juz. 20, h.
428
100 28:38-
43 زلاجة فرعون ربوبية -7-
اهلل تعاىل وعاقبة عناده مع قومو
Tafsir wa bayan, juz. 20,
h. 474
111 28:48-
51 تكذيب أىل مكة بالقرآن Tafsir wa bayan, juz. 20,
h. 486 dan fiqh al-hayat,
132
h. 488 وبرسالة النيب )ص(
112 42:51-
53 .Fiqh al-hayat, juz. 25, h أنواع الوحي
116
فضائل صلح احلديبية على 48:1-3 113 النيب )ص(
Mufradat, juz. 26, h. 473
dan tafsir wa bayan, h.
475
114 51:52-
60 هتديد ادلشركن بالعذاب
لتكذيب النيب )ص( Fiqh al-hayat, juz. 27, h.
53
انشقاق القمر وموقف 54:1-8 115 ادلشركن منو
Tafsir wa bayan, juz. 27,
h. 161
.Fiqh al-hayat, juz. 29, h تعذيب الكفار العصاة 67:6-11 116
20
117 81:15-
29 احللف إلثبات صدق
الوحي القرآين ونبوة الرسول )ص(
Tafsir wa bayan, juz. 30,
h. 461 dan fiqh al-hayat,
h. 463
118 92:12-
21 .Fiqh al-hayat, juz. 30, h قد أعذر من أنذر
662
li al-hidayah (للهداية) 14 dan li hidayah (لهداية) 18
No. Nama
Diksi
Ayat Topik Ayat Keterangan
.Tafsir wa bayan, juz نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 للهدايح 1
1, h. 63
2 2:113-
114 احلاجة إىل الرسل وما يالقونو
مع ادلؤمنن يف دعوهتمFiqh al-hayat, juz. 2, h.
619
اختيار موسى سبعن رجال 7:155 3دليقات الكالم والرؤية ومناجاتو
ربو
Tafsir wa bayan, juz.
9, h. 121
133
4 7:175-
177 قصة بلعم بن باعوراء وأمثالو
الضالن ادلكذبنTafsir wa bayan, juz.
9, h. 174
5 13:30-
34 زلمد صاحب الرسالة والرسول
وبيان عظمة القرآن وقدرة اهلل الشاملة
Tafsir wa bayan, juz.
13, h. 187
ووحدانيتوأدلة وجود اهلل 3-9 :16 6 Fiqh al-hayat, juz. 14,
h. 405
7 18:9-
26 .juz. 15, h ,ذفصيل القصح قصة أصحاب الكهف
238
اهلل منور السماوات واألرض 24:35 8 بدالئل اإلميان وغنىا
Fiqh al-hayat, juz. 18,
h. 583
9 26:83-
89 دعاء إبراىيم عليو -2 -
السالم دعاء ادلخلصن األوابن
Mufradat, juz. 19, h.
188
10 28:56-
61 .Mufradat, juz. 20, h الرد على شبهات ادلشركن
496 dan tafsir wa
bayan, h. 499
11 49:14-
18 .Munasabah, juz. 26, h أصول اإلميان الصحيح
600
12 51:52-
60 هتديد ادلشركن بالعذاب
لتكذيب النيب صلى اهلل عليو وسلم
Tafsir wa bayan, juz.
27, h. 50
13 52:1-
16 وقوع القيامة وإثبات العذاب
يف اليوم ادلوعودFiqh al-hayat, juz. 27,
h. 64
التذكن بقصة موسى عليهما 61:5-9 14 السالم مع بين إسرائيل
Tafsir wa bayan, juz.
28, h. 546
,Tafsir wa bayan, juz 1 صفات ادلؤمنن وجزاء ادلتقن 5-2:1 لهدايح 15
h. 77
134
16 2:28-
29 مظاىر قدرة اهلل خبلق اإلنسان
وإماتتو وخلق األرض والسماء
Fiqh al-hayat, juz 1, h.
131
17 2:97-
98 موقف اليهود من جربيل
وادلالئكة والرسل
Tafsir wa bayan, juz 1,
h.259
.Fiqh al-hayat, juz 3, h قصة العزير ومحاره 2:259 18
39
19 2:285-
286 اإلميان برساالت الرسل
والتكليف بالطاقة
Tafsir wa bayan, juz 3,
h. 145
20 3:86-
91 ,Tafsir wa bayan, juz 3 أنواع الكفار من حيث التوبة
h. 315
21 4:150-
152 ,Tafsir wa bayan, j. 6 الكفر واإلميان وجزاء كل
h. 357
22 5:48-
50 القرآناحلكم بشريعة Munasabah, j. 6, h.
568
,Tafsir wa bayan, j. 9 عموم الرسالة اإلسالمية 7:158 23
136
24 10:40-
44 انقسام ادلشركن إىل فريقن
حول اإلميان بالقرآن والنيب
Tafsir wa bayan, j. 11,
h. 197
25 10:94-
97 تأكيد صدق القرآن فيما قال
ووعد وأوعد
Tafsir wa bayan, j. 11,
h. 283
26 21:48-
50 قصة موسى -القصة األوىل
عليو السالم مقارنة بن خصائص التوراة وخصائص
القرآن
Munasabah, j. 17, h.
74
27 24:36-
38 ادلؤمنون ادلهتدون بنور اهلل
تعاىلMunasabah, j. 18, h.
568
28 27:7-
14 القصة األوىل قصة موسى عليو Tafsir wa bayan
mukjizat sani, j. 19, h.
293
135
بالوادي ادلقدسالسالم
29 28:48-
51 تكذيب أىل مكة بالقرآن
وبرسالة النيب صلى اهلل عليو وسلم.
Tafsir wa bayan, j. 20,
h. 486
إنزال القرآن يف ليلة القدر 44:1-9 30 ادلباركة وصفات منزلو
Tafsir wa bayan, j 25,
h. 221
31 46:29-
32 ,Tafsir wa bayan, j. 26 إميان اجلن بالقرآن
h. 381
32 50:23-
30 احلوار بن الكافر وقرينو
الشيطان يوم القيامة.Fiqh al-hayat, j. 26, h.
638
136
Topik ayat yang menggunakan kata Hidayah dalam kitab Tafsir al-
Munir
1. 7:178-179 topik ayat “ أسباب اذلداية والضاللة” (ayat 178 ( ي هد، المهتدى
2. 13:26-29 topik ayat “ الرزق على اهلل واآليات بيد اهلل واذلداية من اهلل دلن آمني هدى ayat 27) ”باهلل ) orang yang bertaubat kepada-Nya.
3. 16:90-96 topik ayat “ والوفاء بالعهد واذلداية أمجع آية يف القرآن للخن والشر .siapa yang dikehendaki-Nya (ي هدى ayat 93) ”واإلضالل
4. 20:115-127 topik ayat “قصة آدم يف اجلنة وإخراجو منها وإلزامو باذلداية الربانية”
(ayat 122 ىدى) dipilih oleh Allah. Dan (ayat 123 ىداى ، ىدى )
5. 39:22-26 topik ayat “اذلداية لإلسالم” (ayat 23 ي هدى، ىدى ) siapa yang
dikehendaki-Nya.
6. 73:19-20 topik ayat “تذكن وإرشاد بأنواع اذلداية”
137
Data kata hidayah dalam kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī (Surah al-Baqarah)
No. Diksi Terkait Ayat Subjek KO
DE
Predikat KO
DE
Objek KO
DE
Konteks
Ayat
KO
DE
Penjelasan Singkat Ket.
Halaman
رلاز مرسل -ىدى للمتقني 1 اذلدايةأو عقلي، أسند اذلداية،للقرآف، ألنو سبب
واذلادي يف احلقيقة ىو اهلل تعاىل.
2:1-5 Allah A menurunkan
al-Qur'an
MQ orang
bertakwa
OT penjelasan
al-Kitab
Q Kitab itu adalah isyarat jauh
untuk menunjukkan benda yang
dekat karena tingginya
kedudukannya. Allah
menyandarkan hidayah kepada
al-Qur'an karena dia adalah
penyebab datangnya hidayah,
sedangkan pemberi hidayah
yang sebenarnya adalah Allah
SWT.
juz. 1, h.
77
Allah A menurunkan 5-2:1 ورشاد ىداية -ىدى 2
al-Qur'an
MQ orang
bertakwa
OT penjelasan
al-Kitab
Q kata Huda dalam ayat ini berarti
hidayah dan petunjuk.
juz. 1, h.
77
معىن البسملة إعالف بأف 3مجيع ما يف السورة من اهلل تعاىل، ال من إنساف، أنزذلا
الناس إىل ما فيو ذلدايةبرمحتو اخلري والسعادة يف الدنيا
2:1-5 Allah A menurunkan
al-Qur'an
MQ orang
bertakwa
OT penjelasan
al-Kitab
Q tentang makna basmallah yaitu
pernyataan bahwa semua yang
terdapat di dalam surah berasal
dari Allah, bukan dari seorang
manusia. Allah menurunkannya
dengan rahmat-Nya untuk
juz. 1, h.
77
138
menunjuki manusia kepada واآلخرة.
kebaikan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat.
وإرشاد ىدايةأنو مصدر 4 للمؤمنني وادلتقني
2:1-5 Allah A menurunkan
al-Qur'an
MQ orang
bertakwa
dan beriman
OTI penjelasan
al-Kitab
Q al-Qur’an adalah sumber
hidayah dan petunjuk bagi
orang-orang beriman yang
bertakwa.
juz. 1, h.
79
ىؤالء ادلوصوفوف مبا ذكر من 5االدياف احلق بالغيب، و....، واإلدياف بالقرآف ةبالكتب ادلنزلة قلبو )وىي التوراة واإلجنيل والزبور والصحف(،
من رهبم وىدايةىم على نور
2:1-5 Allah A menurunkan
al-Qur'an
MQ orang
bertakwa
OT penjelasan
al-Kitab
Q Orang yang memiliki sifat orang
beriman dan bertakwa adalah
orang yang berada di atas cahaya
dan hidayah dari Allah.
juz. 1, h.
80
فال تتأثر قلوهبم بو، ألهنا 6مغلقة ال يصل إليها النور اإلذلي، وال يشرؽ فيها إدياف، بسبب تعاميهم عن احلق وآيات اهلل، فال ينفذ إليها
وادلوعظة، اذلدايةأثر
2:6-7 Orang
kafir
C Mengingkari C al-Qur'an C sifat kaum
kafir
SC orang kafir mengingkari ayat-
ayat Allah, hati mereka terkunci
dan tidak dapat dicapai oleh
cahaya ilahi, karena mereka
bersikap buta terhadap
kebenaran dan ayat-ayat Allah
sehingga hidayah dan nasehat
juz. 1, h.
83
139
tidak dapat masuk ke hati
mereka.
ومدبر شؤوهنم، وواىبهم ما 7 اذلدايةحيتاجونو من طرؽ
ووسائل ادلعرفة.
2:21-22 Allah A memerintahka
n untuk
menyembah-
Nya
MP semua
manusia
M Ibadah
(Mengesa
kan Allah)
I Allah swt memerintahkan semua
manusia, kaum musyrik Mekah
dan lainnya agar menyembah-
Nya semata, karena Dialah
pengatur semua urusan dan yang
memberi apa yang manusia
butuhkan yaitu jalan-jalan
hidayah dan sarana-sarana
pengetahuan.
juz. 1, h.
105
كثري من ىدايةوزيادة 8 ادلؤمنني إلدياهنم باهلل
2:26-27 Allah A memberi
petunjuk
MP mukmin OI perumpam
aan
P Allah membantah orang-orang
yang bertanya-tanya bahwa
perumpamaan tersebut menjadi
sebab bertambah sesatnya
banyak orang kafir lantaran
kekafiran mereka kepada Allah,
tetapi disisi lain menjadi sebab
bertambahnya hidayah yang
diperoleh banyak orang beriman
karena keimanan mereka kepada
juz. 1, h.
121
140
Allah.
فاهلل تعاىل ال يضل أحدا من 9العقل هبدايةادلؤمنني ادلهتدين
والدين،
2:26-27 Allah A memberi
petunjuk
MP Mukmin OI Perumpam
aan
P Allah tidak menyesatkan satu
pun di antara orang-orang
beriman dan mendapat hidayah
akal dan agama. Allah hanya
menyesatkan orang-orang fasik
yang keluar dari jalur ketaatan
dan jalan Allah yang lurus,
orang-orang yang telah diketahui
oleh Allah bahwa mereka tidak
bakal mendapat petunjuk.
juz. 1, h.
123
فكانت علة ضالذلم: ىي 10الفسوؽ، أي اخلروج عن
اهلل تعاىل يف سننو يف ىداية خلقو،
2:26-27 Allah A memberi
petunjuk
MP mukmin OI perumpam
aan
P sebab kesesatan mereka adalah
al-fusuq, yaitu keluar dari
hidayah Allah mengenai hukum-
hukum-Nya yang ditetapkan
untuk makhluk ciptaan-Nya.
h. 124
وقدـ اهلل تعاىل اإلضالؿ على 11يف قولو: يضل بو كثريا اذلداية
ويػهدي بو كثريا
2:26-27 Allah A memberi
petunjuk
MP mukmin OI perumpam
aan
P Allah menyebut kata
"penyesatan" lebih dahulu
daripada kata
"hidayah/petunjuk" (dalam ayat
ke 26) karena sebabnya dari
h. 125
141
kekafiran lebih dulu ada.
فال عجب أف يرسل رسوال 12الناس، ذلدايةمؤيدا بكتاب
يضرب فيو األمثاؿ مبا شاء من سللوقاتو، عظم أو صغر.
2:28-29 Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M perumpam
aan
P Allah mengutus seorang rasul
dan kepadanya diturunkan
sebuah kitab untuk memberi
hidayah kepada umat manusia,
dan di dalam kitab itu Dia
membuat perumpamaan dengan
makkhluk yang dikehendaki-
Nya, baik makhluk yang besar
maupun makhluk yang kecil.
h. 131
والقرآف موافق دلا تقدمو من 13الكتب كالتوراة واإلجنيل الداعية إىل توحيد اهلل وأوصوؿ األخالؽ
من ىدايةوالعبادات، وىو الضالالت
2:97-98 Al-
Qur'an
B memberi
petunjuk dan
kabar gembira
MP orang
beriman
OI kitab suci Q Al-Qur'an itu sesuai dengan
kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, seperti Taurat dan
Injil yang menyeru kepada
pengesaan Allah, akhlak-akhlak
utama, dan ibadah, dan al-Qur'an
adalah petunjuk dari kesesatan
serta kabar gembira tentang
surga bagi orang yang beriman
kepadanya.
h. 259
142
ألف معاداة أمني الوحي 14جربيل، ومعاداة زلمد صلى اهلل عليو وسلم، ومعاداة الكتب السماوية، معاداة لكل ادلالئكة وسائر األنبياء والكتب، إذ إف ادلقصد منها
الناس، ىدايةواحد، وىو وإرشادىم إىل اخلري،
2:97-98 Al-
Qur'an
B memberi
petunjuk dan
kabar gembira
MP Manusia OI kitab suci Q Allah SWT menjelaskan kepada
mereka (kaum Yahudi) bahwa
memusuhi pembawa wahyu
(Jibril), memusuhi Muhammad
Saw., dan memusuhi kitab-kitab
samawi terhitung sebagai
permusuhan kepada semua
malaikat dan kepada seluruh
nabi dan kitab suci, karena
tujuan dari semua itu satu, yaitu
memberi petunjuk kepada
manusia dan membimbing
mereka ke jalan kebaikan.
h. 260
-2:104 العظمى ىدايةفهو 15
105
Allah A menurunkan
al-Qur'an
MQ Orang
beriman
OI kitab suci Q Allah menurunkan al-Qur'an
untuk memberi peringatan
kepada orang beriman agar tidak
mengikuti orang Yahudi.
juz.1, h.
280
ىو اذلدى( تعريف اذلدى ) 16مع اقرتانو بضمري الفصل
على دين اذلدايةيفيد قصر اهلل، فهو قصر على
2:119-
121
Allah A mengutus Nabi
Muhammad
MN manusia M Agama
Allah
AG Yang dimaksud dengan Huda
(petunjuk) dalam ayat tersebut
adalah agama Allah yaitu Islam
h. 319
143
.ادلوصوؼوحنن هلل الذي أنعم علينا 17
بالنعم اجلليلة اليت منها نعمة عابدوف ال واذلدايةاإلسالـ
نعبد سواه
2:138-
141
Allah A memberi
nikmat
NA orang
beriman
OI Agama
Allah
AG Allah menganugerahkan nikmat
yang besar kepada orang
beriman, di antaranya nikmat
Islam dan hidayah. Mereka
menyembah Allah dan tidak
beribadah kepada selain-Nya.
h. 357
ومن أين لكم ىذه الدعاوى 18والقرب من اهلل اذلدايةوادعاء
دوننا، واهلل ربنا وربكم ورب العادلني، . . . . . فكيف
واذلدايةتدعوف أف لكم اجلنة دوف غريكم؟!
2:138-
141
Allah A memberi
nikmat
NA orang
beriman
OI Agama
Allah
AG orang Yahudi dan Nasrani
mengklaim bahwa merekalah
yang mendapat petunjuk dan
lebih dekat kepada Allah.
Padahal Allah adalah Tuhan
seluruh Alam semesta dan tidak
ada perbedaan di antara
makhluk-makhluk-Nya
melainkan ketakwaan dan amal
saleh.
h. 358
-وألت نعمت عليكم 19 إىل معامل دينكم. باذلداية
2:148-
152
Allah A memberi
nikmat
MP kaum
muslimin
OI pengalihan
kiblat
KB Allah telah menyempurnakan
nikmat-Nya kepada Kaum
Muslimin dan bangsa Arab
dengan memberi mereka
juz. 2, h.
391
144
petunjuk kepada ajaran-ajaran
agama dengan dipilih-Nya
Ka'bah sebagai kiblat, mengutus
seorang rasul dari kalangan
mereka yaitu Nabi Muhammad
saw., dan menurunkan al-Qur'an
kepadanya dengan bahasa Arab
yang jelas.
وادلغفرة والرمحة عدؿ إذلي، 20وزاد اهلل الصابرين شيئا ثالثا
)وألئك ىم اذلداية:وىو المهتدوف(
2:153-
157
Allah A memberi
petunjuk
MP orang yang
sabar
R sabar atas
musibah
R Allah memberikan cobaan
kepada orang beriman berupa
sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan, dan apabila
mereka bersabar dan
mengucapkan "Inna lillahi
wainna ilahi roji'un" maka
mereka itulah yang mendapat
rahmat, kasih sayang dan
petunjuk.
juz, 2. h.
406
ألف الكفار قد حجبوا عن 21قلوهبم وأمساعهم وأبصارىم
2:168-
171
Orang
kafir
C tidak
mendengar dan
C manusia M nikmat
Allah
NA orang kafir telah menutup hati,
telinga, dan mata mereka dari
juz. 2, h.
438
145
melihat cahaya اذلدايةنور
petunjuk
cahaya hidayah.
-2:174 الصحيحة واذلداية 22
176
Ahl
Kitab
C memperselisih
kan
C al-Qur'an C kitab suci KS Allah telah menurunkan al-Kitab
dengan membawa kebenaran,
namun ahlul kitab
memperselisihkan hal itu
sebagian dari mereka
membenarkan dan sebagian lagi
menentang sehingga mereka
jauh dari kebenaran yang benar
dan petunjuk yang sohih.
juz. 2, h.
455
مث بني احلق تعاىل أف ىذه 23األياـ القليلة ىي شهر رمضاف ادلبارؾ الذي بدئ فيو بإنزاؿ القرآف واستمر نزولو منجما )مقسطا( يف ثالث وعشرين سنة، الذي
للناس إىل الصراط ىدايةىو ادلستقيم،
2:183-
185
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M penurunan
al-Qur'an
Q Allah menerangkan bahwa di
bulan ramadhan yang diberkati,
dimulainya penurunan al-Qur'an
dan berlanjut secara berangsur-
angsur selama 23 tahun, yang
menjadi petunjuk bagi manusia
ke jalan yang lurus.
juz.2, h.
500
وإجابة الدعاء تشمل 24 2:186- Allah A memberi MP kaum OI berdoa D Terkabulnya doa mencakup juz.2, h.
146
لألسباب كتيسري سبل اذلدايةالرزؽ والشفاء والنجاح، وحتقيق النتائج ادلرتتبة على
األسباب بالتوفيق والرعاية.
187 petunjuk mukminin kepada
Allah
pemberian petunjuk kepada
sebab-sebab, seperti:
mempermudah sarana-sarana
rezeki, kesembuhan, kelulusan,
dan realisasi atas sebab-sebab
taufik (pertolongan)-Nya.
518
فقاؿ: واذكروه كما علمكم 25كيفية الذكر، بأف يكوف بتضرع وإخالص وإنابة قلبية وخشوع وحضور القلب مع اهلل، وىذا ىو الذكر احلسن،
حسنة، ىدايةكما ىداكم
2:198-
203
Allah A memberi
petunjuk
MP orang yang
berzikir
kepada
Allah
OI zikir yang
baik
OI setelah menjelaskan tentang
menunaikan haji, Allah
menjelaskan cara berzikir yang
baik, dan Allah memberi
petunjuk bagi orang-orang yang
berzikir dengan baik kepada
Allah.
juz.2, h.
581
ونعمة اهلل: آياتو الباىرة اليت 26آتاىا أنبياءه، وجعلها مصدر
والنجاة. اذلداية
2:208-
212
Bani
Israil
C Menukar C Nikmat
Allah
C nikmat
Allah
NA nikmat Allah artinya ayat-ayat
Allah yang terang yang
diberikan-Nya kepada para nabi
dan dijadikan-Nya sebagai
sumber hidayah dan
keselamatan.
juz.2, h.
602
ويصرؼ الشخص عن احلق 27ويفرؽ بني اجلماعة، واذلداية،
2:208-
212
Allah A melarang
mengikuti
MP orang
beriman
OI pelarangan L Allah melarang mengikuti
langkah-langkah setan karena
juz.2, h.
604
147
كما حدث من أىل الكتاب الذين تفرقوا واختلفوا من بعد
ما جاءىم البينات
langkah-
langkah
syaitan
setan memalingkan seseorang
dari kebenaran dan hidayah,
memecah belah jamaah, seperti
yang dialami kaum Ahli Kitab
yang berpecah-belah dan
berselisih sesudah datang kepada
mereka ayat-ayat yang nyata.
فقاؿ: ومن يغري نعمة اهلل 28وىي األدلة والرباىني الدالة
من واذلداية،على احلق واخلري بعد ما وصلت إليو وعرفها، وجيعلها من أسباب ضاللو وكفره وعصيانو، فلو العذاب
الشديد،
2:208-
212
Allah A mengancam
yang
mengubah
nikmat-Nya
MP manusia M pelarangan L Allah mengancam siapa yang
mengubah nikmat Allah, yaitu
dalil-dalil dan bukti-bukti yang
menunjukkan kebenaran,
kebaikan, dan hidayah, setelah
semua itu sampai kepadanya dan
ia mengetahuinya, dan ia
menjadikannya sebagai sebab
kesesatan, kekafiran, dan
kedurhakaan, maka baginya azab
yang berat.
juz.2, h.
606
كاف الناس )أي بنو آدـ( 29يف وضع حيتاجوف فيو إىل
اإلذلية، اذلداية
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS Allah memberikan petunjuk
kepada manusia dengan
mengutus para Nabi sebagai
juz.2, h.
615
148
pemberi peringatan, dan
menurunkan Kitab suci untuk
memberi keputusan atas
perselisihan manusia.
ومهمة الكتاب أف يكوف 30مصدرا للتشريع واحلكم والفصل بني الناس يف
الناس إىل وىدايةاخلالفات، العقيدة احلقة، واآلداب الفاضلة، واألعماؿ الصاحلة،
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS Kitab itu berfungsi sebagai
sumber syari'at dan hukum
untuk mendamaikan perselisihan
di antara manusia, menunjukkan
manusia kepada akidah yang
benar, perilaku yang baik dan
amal saleh.
juz.2, h.
616
ولكن ىذه اجلناية من ىؤالء 31الرؤساء على أنفسهم وعلى
ىدايةالناس ال تقدح يف الكتاب إىل احلق، فليس العيب فيو، وإمنا يف القائمني
عليو.
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS para pemimpin dan pemuka
agama telah berselisih tentang
Kitab yang diturunkan Allah
sebagai kebenaran, setelah
datang kepada mereka bukti-
bukti yang terang yang
menunjukkan bahwa Kitab itu
tidak memicu perselisihan dan
bertujuan membahagiakan
manusia.
juz.2, h.
617
149
ألف دخوؿ اجلناف والفوز 32برضواف اهلل يتطلب اجلهاد، وحتمل الشدائد، والصرب على األذى، واجتياز زلنة الفتنة واالختبار بنجاح وثبات، دوف تسخط وال ترـب وال ضجر، وال احنراؼ عن خط
والقياـ بأعباء اذلداية، التكاليف اإلذلية.
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS untuk masuk surga dan
memperoleh keridaan Allah,
seseorang harus berhijad,
menanggung penderitaan, sabar
terhadap gangguan, dan
melewati ujian dan cobaan
dengan sukses, tanpa merasa
marah dan kesal, dan tanpa
menyimpang dari garis hidayah,
diiringi dengan melaksanakan
tugas-tugas yang diperintahkan
Allah.
juz.2, h.
618
ويف ىذا كلو )موقف األنبياء 33وموقف ادلسلمني األوائل( عربة دلن يأيت بعدىم، ويظنوف أف اإلسالـ عبادة فقط، دوف أف ديروا بشيء من االختبار، أو يتعرضوا لنوع من اإليذاء، وادلصائب والشدائد، جهال منهم بسنة
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS Semua (kisah para nabi dan
kaum muslimin generasi
pertama) adalah pelajaran bagi
orang-orang setelah mereka.
Mereka mengira Islam hanya
ibadah saja, tanpa harus
melewati ujian sedikit pun, atau
tanpa mengalami gangguan dan
kesusahan sedikit pun. Mereka
juz.2, h.
618
150
من اذلداية،اهلل يف ابتالء أىل أجل التعرؼ على مدى
ثبات على احلق قدرهتم يف ال واإلدياف،
tidak memahami sunnah Allah,
bahwa Allah akan menguji kaum
yang mendapat hidayah untuk
mengetahui seberapa besar
kemampuan mereka untuk tetap
teguh di atas kebenaran dan
keimanan.
وال تصلح الفطرة أو الطبيعة 34 للهدايةمبجردىا سبيال
والرشد، ألهنا رلهولة وغائمة وغري منضبطة
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS fitrah atau tabiat semata tidak
bisa menjadi jalan untuk
mendapat hidayah karena ia
tidak diketahui, samar, dan tidak
pasti.
juz.2, h.
619
أخرى ىدايةفال بد ذلم من 35تعليمية تتفق مع القوة ادلميزة لنوعهم، وىي قوة الفكر
التعليمية اذلدايةوالنظر، تلك الرسل منهم، ىدايةىي
والكتب اليت ينزذلا اهلل عليهم،
2:213-
214
Allah A memberi
petunjuk
MP manusia M kitab suci KS Insting manusia saja tidak cukup
untuk mengarahkan tindakan
mereka kepada apa yang baik
untuk mereka. Mereka perlu
mendapat hidayah lain, yang
bersifat pengajaran, yang sesuai
dengan kemampuan yang
menjadi ciri khas mereka, yaitu
kemampuan berpikir. Hidayah
juz.2, h.
620
151
pengajaran tersebut adalah
hidayah para rasul dari kalangan
mereka, serta kitab-kitab yang
diturunkan Allah kepada
mereka.
وقد فضل اهلل بعض 36بتخصيصو مبآثر أو خضائص أو مفاخر جليلة ليست لغريه، مع استواىم مجيعا يف اختيارىم لتبليغ الرسالة اإلذلية
الناس إىل سعادة وىداية الدنيا واآلخرة.
al-
Baqara
h: 253
Para
Rasul
A memberi
petunjuk
MP Manusia M Tingkatan
para rasul
RS Para rasul memiliki kedudukan
yang sama sebagai orang-orang
pilihan untuk menyampaikan
risalah dan memberi petunjuk
umat manusia. Namun, mereka
memiliki perbedaan dalam
tingkat kesempurnaan. Di mana
Allah SWT melebihkan sebagian
dari mereka atas sebagian yang
lain dengan memberikan
berbagai keistimewaan dan
kelebihan yang tidak dimiliki
oleh yang lain.
juz. 3, h. 7
152
اللو ول الول: الناصر 37وادلعني، أي أف اهلل يتوىل أمور ادلؤمنني بالرعاية والعناية
واذلداية
2:256-
257
Allah A memberi
petunjuk
MP orang
beriman
OI Asma
Allah
A Allah SWT. Yang bertanggung
jawab terhadap perkara kaum
mukminin dengan cara menjaga,
memperhatikan dan memberi
petunjuk.
juz. 3, h.
21
واهلل يتوىل أمور ادلؤمنني 38 واذلدايةبالرعاية والعناية
ألرشد األمور، وىو خيرجهم احلواس والعقل والدين هبداية
2:256-
257
Allah A memberi
petunjuk
MP orang
beriman
OI keimanan
yang
benar
IM Allah SWT memberikan
perhatian, perlindungan dan
petunjuk kepada orang yang
beriman sesuatu yang benar dan
lurus dengan memberikan indra,
akal, dan agama sebagai
petunjuk sehingga mereka
memperoleh keyakinan dan
keimanan yang benar.
Juz. 3, h.
24
إىل اإلدياف تكوف واذلداية 39 بتوفيق اهلل تعاىل من شاء
2:256-
257
Allah A memberi
petunjuk
MP orang
beriman
OI keimanan
yang
benar
IM ayat ini bisa menjadi dalil
larangan paksaan dalam
beragama, karena kekuasaan atas
akal pikiran dan hati hanya milik
Allah. Petunjuk kepada
keimanan adalah karena taufik
dan pertolongan Allah yang
juz.3, h.
27
153
diberikan kepada siapa saja yang
Dia kehendaki.
ادلعرضني عن -الظالمني 40بالنظر فيما اذلدايةقبوؿ
يؤدي إىل احلق.
al-
Baqara
h: 258
Allah A tidak memberi
petunjuk
TM
P
orang yang
zalim
OZ orang
zalim
OZ penjelasan tentang orang zolim
yaitu orang-orang yang
memalingkan diri dari menerima
hidayah dengan memahami dan
merenungi hal-hal yang bisa
membawa kepada kebenaran.
juz. 3, h.
29
واهلل ال يهدي الظادلني 41أنفسهم ادلعرضني عن قبوؿ
اهلل إىل طريق اخلري ىدايةوالفالح أبدا، بل يطمس اهلل على قلوهبم وبصائرىم، ويفضح شأهنم يف أحلك أوقات الشدة واألزمة أماـ ادلأل من الناس. وىذا يدؿ
ليس اذلدايةعلى أف عدـ للطائعني، وإمنا للظادلني،
خاصة، أو ىدايةوادلراد: ظادلوف سلصوصوف.
al-
Baqara
h: 258
Allah A tidak memberi
petunjuk
TM
P
orang yang
zalim
OZ orang
zalim
OZ Allah tidak akan memberi
petunjuk kepada orang-orang
yang zalim terhadap diri mereka
sendiri dan memalingkan diri
mereka dari menerima hidayah
Allah SWT ke jalan kebaikan
dan kebahagiaan. Dan yang
tidak mendapat hidayah
bukanlah orang-orang yang taat,
tetapi orang-orang yang zalim.
yang dimaksud adalah hidayah
khusus atau orang-orang zalim
tertentu.
juz.3, h.
32
154
والكالـ على الوجو األوؿ 42الصحيح مثل ذلداية اهلل تعاىل للمؤمنني، وإخراجهم من الظلمات إىل النور، كما كاف شأف إبراىيم مع ذلك
الكافر.
al-
Baqara
h:259
Allah A memberi
petunjuk
MP orang
mukmin
OI Hari akhir HA ayat ini bisa dijadikan dalil atau
contoh bahwa Allah SWT
memberikan hidayah kepada
orang-orang Mukmin dan
mengeluarkan mereka dari
kegelapan menuju cahaya. Ini
seperti yang terjadi pada kisah
Nabi Ibrahim a.s. Dengan raja
Namrudz.
juz.3, h.
39
ومن يوقة اهلل للعلم النافع، 43وعلى التخصيص فهم القرآف
ىدايةوالدين، ويرشده إىل العقل
2:268-
269
Allah A memberi
petunjuk
MP yang
dikehendaki
-Nya
OK al-Hikmah HK Allah menganugerahkan hikmah
kepada siapa yang dikendaki-
Nya berupa kepahaman yang
dalam tentang al-Qur'an dan
agama, petunjuk kepada hidayah
akal, maka siapa yang diberi
hikmah tersebut dia telah
ditunjuk kepada kebaikan dunia
dan akhirat serta mampu
memahami segala sesuatu sesuai
hakikatnya.
juz. 3, h.
71
155
للدين اهلل اذلدايةوترؾ أمر 44من اهلل، اذلدايةتعاىل، فإف
وتقتضي الشفقة إعطاء احملتاج أيا كاف دينو.
2:272-
274
Allah A memberi
petunjuk
MP yang
dikehendaki
-Nya
OK sedekah SD ayat ini berbicara tentang
dibolehkannya memberi sedekah
kepada kaum non muslim,
karena Allah memberi rezeki
kepada seluruh manusia. Orang
mukmin sudah selayaknya
berbuat kebaikan untuk semua
manusia tanpa memandang
agama atau keyakinannya,
karena ajaran-ajaran Islam
sebenarnya mengajarkan sikap
toleransi dan menyerahkan
urusan hidayah kepada Allah
karena hidayah memang datang
dari Allah SWT.
juz. 3, h.
82
ليس عليك أو ال جيب 45عليك يا زلمد أف تقود الناس
اإلسالـ كرىا، وإمنا ىدايةإىل عليك البالغ واإلرشاد إىل الدين فقط، فتبشر من أطاع باجلنة، وتنذر من عصى
2:272-
274
Allah A memberi
petunjuk
MP yang
dikehendaki
-Nya
OK pemberian
petunjuk
MP Nabi Muhammad hanya
diperintahkan untuk
menyampaikan dan
menunjukkan kepada agama
Islam, memberikan berita
gembira berupa pahala surga
juz.3, h.
83
156
مبعىن اذلدايةبالنار، وأمر التوفيق إىل اخلري والسعادة واالىتداء إىل اإلسالـ مرده
إىل اهلل،
bagi yang taat, serta
menyampaikan peringatan dan
ancaman berupa siksa neraka
bagi yang membangkang.
Sementara petunjuk kebaikan
dan kesadaran menerima
petunjuk Islam adalah urusan
Allah.
وبالرسل الكراـ الذين أنزؿ 46اهلل عليهم كتبا وصحفا
البشر، ذلداية
2:285-
286
Kitab
dan
shuhuf
B memberi
petunjuk
MP manusia M iman
kepada
risalah
IM Allah menjelaskan bahwa
Rasulullah dan kaum mukminin
beriman kepada Allah, beriman
kepada malaikat, beriman
kepada rasul yang diturunkan
kepada mereka kitab dan shuhuf
(lembaran-lembaran berisikan
wahyu) sebagai petunjuk bagi
umat manusia.
juz.3, h.
145