al-qur'an sebagai hidayah menurut wahbah al-zuḥailī (kajian ...

174
AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH AL-ZUḤAILĪ (KAJIAN ATAS KITAB AL- TAFSĪR AL-MUNĪR FĪ AL-‘AQĪDAH WA AL-SYARĪ‘AH WA AL-MANHAJ) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag.) Oleh: Mudabbiroh 1113034000049 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of al-qur'an sebagai hidayah menurut wahbah al-zuḥailī (kajian ...

AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT

WAHBAH AL-ZUḤAILĪ (KAJIAN ATAS KITAB AL-

TAFSĪR AL-MUNĪR FĪ AL-‘AQĪDAH WA AL-SYARĪ‘AH

WA AL-MANHAJ)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S. Ag.)

Oleh:

Mudabbiroh

1113034000049

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

v

ABSTRAK

Mudabbiroh, Al-Qur’an sebagai Hidayah menurut Wahbah al-

Zuḥailī (Kajian atas Kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-

Syarī‘ah wa al-Manhaj)

Al-Qur’an adalah kalāmullāh yang diturunkan sebagai wahyu dan

mukjizat kepada Muhammad Saw. melalui malaikat jibril untuk menjadi

petunjuk atau hidayah bagi seluruh manusia. Wahbah al-Zuḥailī sebagai

mufasir yang hidup di masa modern-kontemporer dan berupaya menjawab

kegelisahan umat dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an guna meluruskan

fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk (hidayah).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana al-

Qur’an sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī dalam kitab al-Tafsīr

al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj, dan mengetahui

term-term dan macam-macam petunjuk (hidayah), serta siapa pemberi

(hidayah), penerima, dan adakah yang mengingkarinya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan

menggunakan metode deskriptif-analitis. Dilihat dari jenis pengumpulan

data, penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library

Research). Di mana penulis meneliti kata yang terkait petunjuk dengan

menggunakan diksi hidayah dalam kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah

wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj yang merupakan sumber primer dari

penelitian ini, kemudian penulis melakukan dinamika yang diambil dari

sumber sekunder.

Setelah melakukan pengkodingan terhadap diksi terkait kata

hidayah dalam kitab tafsir al-Munir dan ayat-ayat yang terkait, penulis

menemukan bahwa al-Qur’an sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī

adalah al-Qur’an sebagai penyebab datangnya hidayah, sedangkan

pemberi hidayah yang sebenarnya adalah Allah Swt. Adapun penerima

petunjuk yaitu orang beriman, bertakwa, berzikir, bersabar, semua

manusia, dan para rasul. Sedangkan para pengingkarnya, yaitu orang

Kafir, Ahl Kitab, dan Bani Israil.

Kata Kunci: Hidayah, Petunjuk, Wahbah al-Zuḥailī, Tafsir al-Munīr

vi

KATA PENGANTAR

Bismillāhirraḥmānirraḥīm.

Segala puji hanya bagi Allah ‘azza wa jalla, Rabb semesta alam,

zat yang telah menjadikan al-Qur’an yang mulia sebagai petunjuk dan

pedoman hidup manusia, agar selamat dalam menjalani kehidupan di

dunia dan di akhirat. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Swt., manusia paling mulia yan menjadi utusan-

Nya, dan yang paling patut untuk diteladani seluk-beluk kehidupannya.

Alhamdulillāh, atas izin dan rahmat dari Allah ‘azza wa jalla

penulis bisa menyelasaikan skripsi SI ini pada program studi Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir, dengan judul “Al-Qur’an Sebagai Hidayah Menurut

Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian Atas Kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah

wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj)”. Skripsi ini diajukan dalam rangka

memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar akademik

Sarjana Agama (S. Ag.).

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak

lepas dari dukungan, bantuan serta doa banyak pihak. Oleh karena itu,

melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terima kasih banyak

kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis., M.A., selaku

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yusuf Rahman, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuuddin.

3. Dr. Eva Nugraha, M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir, Fahrizal Mahdi, MIRKH selaku sekretaris

Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

vii

4. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi

dan juga pembimbing akademik penulis yang dengan sabar dan

ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan

memberi arahan kepada penulis, dari beliau penulis banyak belajar.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Fahmi Hanafi dan Ibunda

Nafsiah yang telah mendidik, membesarkan, dan memberikan

segala bentuk dukungan, doa, cinta dan kasih sayang kepada

penulis, yang telah bekerja keras dengan penuh keikhlasan untuk

memenuhi kebutuhan dan keperluan penulis.

7. Adik-adik penulis yang selalu memberikan semangat dan doa, serta

yang menjadi motivasi bagi penulis: Mudwiyah, Atiah, M. Faqih,

Riha Aida Fariha, dan Moch. Alfin Hariri. Tak lupa pula semua

keluarga telah banyak membantu dan mendoakan penulis.

8. Teman-teman penulis: Kartika, Nuzullinna Azka R., Siti Aisyah,

Thobroni dan teman-teman angkatan 2013 Ilmu al-Qur’an dan

Tafsir, terkhusus kelas B, serta teman-teman lainnya yang tidak

bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah menemani

dan menyemangati penulis dari awal hingga sekarang.

Kepada mereka semua, dan pihak-pihak yang telah membantu

namun tidak dicantumkan, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

sebarnya dan semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan

sebaik-baik balasan.

Skripsi ini penulis persembahkan untuk semua pembaca, dan

sebagai sebuah karya penulis sadari bahwa skripsi ini masih ada

kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan

viii

yang membangun kepada para pembaca. Akhir kata, semoga skripsi ini

dapat bermamfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi para pembaca

sekalian. Āmīn ya Rabb al-Āmīn.

Ciputat, Januari 2020

Mudabbiroh

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan

bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

R.I. Nomor:158 Tahun1987 dan Nomer: 0543b/U/1987.

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak di lambangkan Tidak di lambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ṡ Es dengan titik di atas ث

J Je ج

Ḥ Ha dengan titik di bawah ح

Kh Ka dan Ha خ

D De د

Ż Zet dengan titik di atas ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

x

Sy Es dan Ye ش

Ṣ Es dengan titik di bawah ص

Ḍ De dengan titik di bawah ض

Ṭ Te dengan titik di bawah ط

Ẓ Zet dengan titik di bawah ظ

ʻ_ Apostrof terbaik ع

G Ge غ

F Ef ف

Q Qi ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

xi

Apostrof ’_ ء

Y Ye ي

2. Vocal

Vokal terdiri dari dua bagian, ialah vocal tunggal dan vocal

rangkap, transliterasi vocal tunggal sebagai berikut:

TandaVokal Vokal Latin Keterangan

A Fathah ا

I Kasrah ا

U Ḍammah ا

Brikut ini adalah vokal rangkap berupa gabungan antara harakat

dan huruf.

TandaVokal Vokal Latin Keterangan

ـي Ai a dan i

ـو Au a dan u

3. Vokal panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang bahasa arab dilambangkan

dengan harkat dan huruf, yaitu:

xii

TandaVokal Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan topi di atas ا

Ī i dengan topi di atas ا

Ū u dengan topi di atas ا

4. Kata Sandang

Kata sandang dilambangkan dengan huruf ال dialih aksara menjadi

‘I’ baik di sandangkan dalam huruf syamsiyah maupun di sandangkan

dengan huruf qamariyah. Contoh: al-ẓikr bukan az-ẓikr.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau Tasydīd dalam sistem tulisan arab dilambangkan

dengan sebuat tanda Tasydīd ( ), dalam translit ini dilambangkan dengan

perulangan huruf (konsonan ganda) yang di beri tanda Tasydīd. Contoh:

ينا rabbanā : رب نا al-ḥaqq : الحق najjaīnā : نج

6. Cara penulisan kata

Setiap kata, baik kata kerja, kata benda,

maupunhurufditulissecaraterpisah.

Berikutcontohnyadenganberpedomanpadaketentuan-ketentuandiatas:

Innā naḥnu nazzalnā al-żikra إ نان ن نػ زلن االذكر

ك م ب ه اٱلنب يون ي ح Yaḥkumubihā al-nabiyyūna

ف ظ وا ت ح ٱس Istuḥfiẓū

xiii

7. Singkatan

Huruf Latin Keterangan

Swt. Subḥanahu wa ta‘ālā

Saw. Ṣalla Allāh ‘alaihi wa sallam

QS. Quran Surat

M Masehi

H Hijriah

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

PERNYATAN KEASLIAN KARYA ................................................... ii

PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ............. 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 11

E. Kajian Pustaka ..................................................................... 11

F. Metodologi Penelitian ......................................................... 16

G. Sistematika Penulisan ......................................................... 18

BAB II ULASAN SEPUTAR HIDAYAH DALAM AL-QUR’AN

A. Pengertian Hidayah .............................................................. 21

B. Term-term Petunjuk (Hidayah) dalam al-Qur’an ................ 22

C. Macam-macam Petunjuk (Hidayah) ..................................... 31

xv

BAB III SEKILAS TENTANG WAHBAH AL-ZUHAILĪ DAN

KITAB TAFSIRNYA

A. Biografi Wahbah al-Zuhailī ................................................ 37

1. Kehidupan dan Pendidikannya ...................................... 37

2. Karir Intelektual ............................................................. 39

3. Karya-karyanya .............................................................. 40

4. Aliran dan Mazhab ......................................................... 42

B. Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manhaj 43

1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Kitab Tafsir al-Munīr

43

2. Karakteristik ................................................................... 44

3. Metode Penafsiran ......................................................... 46

4. Corak Penafsiran ............................................................ 47

5. Sumber-sumber Penafsiran ............................................ 47

BAB IV AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH

AL-ZUHAILĪ

A. Pemberi Hidayah ................................................................ 51

1. Allah ............................................................................... 59

2. Rasul .............................................................................. 64

3. Al-Qur’an ....................................................................... 65

B. Penerima Hidayah ............................................................... 66

1. Orang Beriman, Bertakwa, dan Berzikir ........................ 73

2. Manusia .......................................................................... 78

3. Orang yang Sabar ........................................................... 80

4. Orang yang dikehendaki ................................................ 80

5. Para Rasul ....................................................................... 81

C. Para Pengingkar Hidayah ................................................... 82

xvi

1. Orang Kafir ..................................................................... 83

2. Alh Kitab ........................................................................ 84

3. Bani Israil ....................................................................... 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 87

B. Saran .................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 89

LAMPIRAN

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Diksi Petunjuk (hidayah) dalam Kitab al- Tafsīr al-Munīr fī al-

‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah Al-Zuḥailī ........ 95

Data kata hidayah dalam kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-

Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī (Surah al-Baqarah)

.............................................................................................................. 137

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kata huda dan derivasinya di dalam al-Qur’an ..................... 24

Tabel 4.1 Pemberi Hidayah ................................................................... 51

Tabel 4.2 Penerima Hidayah ................................................................ 66

Tabel 4.3 Para Pengingkar Hidayah ...................................................... 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan kalāmullāh1 atau wahyu yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad Saw. melalui malaikat jibril dengan

menggunakan bahasa Arab, yang mana wahyu tersebut senantiasa

mengiringi manusia untuk menjadi pedoman dan sebuah solusi atau jalan

keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi sesuai dengan

perkembangan dan kemajuan berpikir manusia.

Al-Qur’an adalah sebuah risalah Allah untuk seluruh umat

manusia.2 Sebagaimana yang telah termaktub dalam beberapa ayat-

ayatnya, seperti dalam QS. Al-A’rāf [7]:158 dan QS. al-Furqān [25]:1.

يعا الذي له ملك السماوات والرض قل يا أي ها الناس إني رسول الله إليكم ج ل إله

إل هو ييي وييت واتبعوه فآمنوا بالله ورسوله النبي المييي الذي ي ؤمن بالله وكلماته

(١٥٨) لعلكم ت هتدون

1QS. al-Takwīr: 19-24,

( ۲۲بجنون )وما صاحبكم ( ۲١) ( مطاع ث أمني ۲۰( ذي ق وة عند ذي العرش مكني )١٩إنه لقول رسول كرمي)(۲٤( وما هو على الغيب بضنني )۲۳ولقد رآه بالفق المبني )

“Sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh)

utusan yang mulia (Jibril), 20. Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan

Tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, 21. Yang ditaati di sana (di alam malaikat)

lagi dipercaya. 22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.

23. Dan Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. 24. Dan Dia

(Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.” (QS. al-

Takwir[80]:19-24). 2Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Cet.1 (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2005), 11-12.

2

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan

Allah kepadamu semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan

langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain

Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu

kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman

kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya)

dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (QS. Al-A’rāf

[7]:158).

(١)رقان على عبده ليكون للعالمني نذيرات بارك الذي ن زل الف

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqān (Al

Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan

kepada seluruh alam.” (QS. al-Furqān [25]:1)

Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk dan pembimbing

bagi manusia. Dengan kedudukan tersebut, maka memahami ayat-ayat al-

Qur’an merupakan sebuah tuntutan bagi umat Islam. Salah satu upaya

memahami ayat-ayat al-Qur’an adalah tafsīr.3 Kegiatan menafsirkan telah

ada sejak zaman Rasulullah Saw. dan terus berkembang hingga sekarang.

Perkembangan tersebut melahirkan banyak karya-karya tafsir, baik yang

berupa kitab, artikel-artikel majalah, ataupun yang hanya berupa

manuskrip.

Perubahan zaman, senantiasa juga mempengaruhi perubahan

pemikiran serta pemahaman dalam menafsirkan al-Qur’an. Al-Qur’an

dengan keistimewaannya memecahkan problem-problem kemanusiaan

dalam berbagai segi kehidupan. Pada setiap problem yang ada al-Qur’an

meletakkan sentuhannya yang mujarab dengan dasar-dasar yang umum

3Tafsir secara bahasa berarti menjelaskan, menyingkap sesuatu yang tertutup.

Atau menyingkap maksud sesuatu lafaz yang muskil, pelik. Secara istilah dikutip dari

Abu Hayyan, tafsir ialah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafaz-lafaz

Qur’an, tentang petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri sendiri

maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan baginya ketika tersusun

serta hal-hal lain ynag melengkapinya. Lihat, Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Studi Ilmu-ilmu

Qur’an, terj. Mudzakir, Cet. 15 (Bogor: Pusataka Litera AntarNusa, 2012), 456.

3

yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia, dan yang

sesuai pula bagi setiap zaman.4 Dikarenakan al-Qur’an sebagai kitab

petunjuk bagi umat yang ṣāliḥ likulli zamān wa makān, maka al-Qur’an

harus bisa memecahkan problem-problem kemanusiaan.

Dalam setiap perpindahan trend, tradisi yang datang kemudian

mengkritisi tradisi yang telah ada sebelumnya.5 Di era kontemporer,

perkembangan tafsir cenderung dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan

para penafsir yang beragam dan tak sedikit pula mengadopsi keilmuan

barat sebagai upaya reinterpretasi dari tafsir agar tetap relevan di setiap

zaman.

Namun, upaya reinterpretasi tafsir pada saat ini menimbulkan

sebuah kecenderungan untuk melakukan rekontruksi besar-besaran

terhadap khazanah tafsir masa lalu (Turāts).6 Hal ini kemudian memicu

munculnya sebuah kitab tafsir yang ditulis oleh seorang ulama yang hidup

di masa kontemporer, dan dia juga seorang faqīh terkemuka yaitu Wahbah

al-Zuḥailī.

Wahbah melahirkan suatu terobosan baru sebagai upaya

pemeliharaan orisinalitas para mufasir salaf dan rasionalitas para mufasir

modern dengan mengadopsi dan melibatkan secara proposional penafsiran

mufasir klasik dan modern, sehingga dengan perpaduan tersebut, bisa

lebih mudah memahami al-Qur’an yang merupakan kitab petunjuk bagi

seluruh manusia. Dalam muqaddimahnya,Wahbah mengatakan bahwa

tujuan dari penulisan kitab tafsirnya adalah untuk menghubungkan umat

Islam dengan kitab suci al-Qur’an dengan ikatan yang bersifat ilmiah.

4Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Studi-studi Ilmu AL-Qur’an, Penerjemah: Mudzakir

AS (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2012), 14. 5Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh

Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama,” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):

h. 127. 6Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr, 127.

4

Al-Qur’an adalah buku pegangan umat Islam, kepadanya seluruh

aktivitas kehidupan manusia dirujukkan.7 Al-Qur’an tak hanya sebagai

petunjuk bagi yang bertakwa8 melainkan juga petunjuk bagi seluruh umat

manusia,9 karena al-Qur’an juga memuat petunjuk moral-universal yang

menjadi pedoman seluruh umat manusia kapanpun dan di manapun.

Begitu juga dengan persoalan eskatologis10

menyangkut kehidupan setelah

dunia seperti kematian, hari kiamat, dan lain-lain. Dengan demikian, al-

Qur’an tidak hanya menjadi petunjuk bagi kehidupan duniawi melainkan

juga bagi kehidupan ukhrawi.11

Sebagaimana pendapat Muhammad ‘Abduh12

dalam kitab tafsir al-

Manār, bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dan

hidayah untuk menuju kebahagiaan seluruh manusia di dunia dan di

akhirat, dan al-Qur’an mengandung pelajaran dan ilmu pengetahuan yang

7Lilik Ummu Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-ayat Ahkam

(Ciputat: UIN Press, 2015), 2. 8QS. Al-Baqarah [2]:2.

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang

bertaqwa.”(QS. Al-Baqarah [2]:2). 9QS. Al-Baqarah:185,

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya

diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena

itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka

hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu

ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,

pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki

kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu

bersyukur.”(Qs. Al-Baqarah [2]:185). 10

Hal-hal yang berhubungan tentang hari akhir, seperti kematian, kebangkitan,

dan hari kiamat. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu

pada data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 11

Lilik Ummu Kaltsum dan Abd. Moqsith Ghazali, Tafsir Ayat-ayat Ahkam

(Ciputat: UIN Press, 2015), 9-12. 12

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Abduh bin Hasan Khairullāh al-

Turkmanī. Terkenal sebagai seorang mufti dan tokoh pembaharu dalam Islam. Ia juga

merupakan seorang mufasir, pengamal tasawuf dan filsafat. Lihat dalam, A. Husnul

Hakim IMZI, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-kitab Tafsir dari Masa

Klasik sampai Masa Kontemporer)cet. 1, (Depok: Lingkar Studi al-Qur’an (eLSiQ),

2013), 151-152.

5

agung, yang hal tersebut hanya dapat diambil oleh golongan yang berjiwa

bersih dan berakal sehat.13

Dalam bukunya Membumikan al-Qur’an, Quraish Shihab

menyatakan bahwa al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-

persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-

dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah Swt.

menugaskan Rasulullah Saw. untuk memberikan keterangan yang lengkap

mengenai dasar-dasar tersebut.14

Sedangkan menurut Wahbah al-Zuḥailī, al-Qur’an adalah petunjuk

kehidupan “Dustūr al-Hayāt”15

bagi seluruh manusia, dan kaum Muslimin

khususnya.16

Pendapat ini sesuai dengan Surah al-Baqarah/2: 185 yakni

... القرآن هدى ليلناس وب ي ينات مين الدى والفرقان ... (“... Al-Quran sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu

dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) ...”). Dalam ayat tersebut

dikatakan bahwa al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dengan kata

lain tidak ada perbedaan antara yang muslim dan non muslim dalam

mendapatkan petunjuk dari al-Qur’an. Hal ini juga sama dengan

pengertian al-Qur’an sebagai mukjizat yang berfungsi sebagai penakluk

bagi orang yang belum beriman.

13

Muhammad Rasyīd Riḍā, Tafsīr al-Qur’an al-Hakīm al-Musamma bi al-

Manār, juz 1 (Kairo: Dar al-Manār, 1366 H), 39. Pendapat ini sudah pernah diteliti oleh

Nur Baeti, “Al-Qur’an Sebagai Kitab Hidayah: Studi Atas Pemikiran Muhammad

‘Abduh,” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015). 14

Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, edisi ke-2, cet. 1 (Bandung: Mizan,

2013), 45. 15

Dalam al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj edisi

terjemahan, kata dustūr pada bagian ini diterjemahkan dengan kata konstitusi. Lihat

Wahbah al-Zuḥailī, Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj ,

Penerjemah: Abdul Hayyī al-Kattānī, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013), xv-xvi. 16

Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-

Modern, cet. 1 (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011),

166.

6

Dari pendapat al-Zuḥailī tersebut, seolah bertentangan dengan

mufassir yang lain, baik klasik maupun modern karena mereka (mufassir

klasik dan modern) dengan jelas memaknai bahwa al-Qur’an adalah

petunjuk bagi orang-orang beriman (ada juga yang berpendapat bagi

manusia ‘semuanya baik beriman maupun tidak’) yang bertakwa. Dengan

kata lain bahwa yang mendapat petunjuk hanya orang beriman yang

bertakwa, yang artinya term petunjuk menjadi lebih sempit lagi yaitu

hanya bagi orang yang bertakwa saja dan selain itu tidak bisa digolongkan

dengan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Al-Qur’an merupakan kitab yang telah dijamin dan terjaga

keotentikannya oleh Allah Swt..17

Salah satu keistimewaan al-Qur’an

adalah ia dapat memecahkan berbagai persoalan dalam kehidupan

manusia,18

dengan landasan yang relevan di segala zaman sehingga al-

Qur’an akan selalu aktual di setiap waktu dan tempat.19

Dari sini telah

jelas bahwa al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk (hidayah). Namun

timbul pertanyaan, bagaimana dengan orang yang tidak beriman? apakah

mereka selamanya tidak beriman dengan al-Qur’an padahal al-Qur’an bisa

menjadi petunjuk bagi mereka untuk beriman? dan apakah al-Qur’an itu

menjadi pertunjuk bagi seluruh manusia atau orang yang beriman dan

bertaqwa saja?

Pada dasarnya bahasan tentang al-Qur’an sebagai hidayah

merupakan pembahasan tentang ketauhidan, karena seperti yang telah

dijelaskan di atas bahwa al-Qur’an adalah kalāmullāh yang ia merupakan

17

QS. al-Hijr[15]: 9 dan QS. al-Waqi’ah[56]: 77-79. 18

Yang dalam istilah Wahbah al-Zuḥailī disebut dengan “Dustūr al-Hayāt”.

Lihat, Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik-Modern

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), Cet. I, 166. Dan

dalam, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj

(Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 9. 19

Mannā’ Khalīl al-Qaṭṭan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Cet.1 (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2005), 15.

7

jembatan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan yang tidak

boleh dilakukan, apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang halal dan

haram, apa yang lurus dan sesat, apa yang nyata dan apa yang ghoib, serta

segala hal yang perlu diketahui.

Sampai saat ini ada banyak sekali pembahasan tentang petunjuk

(hidayah), namun kebanyakan hanya membahas tentang isyarat atau

tanda-tanda ilmiah yang menjadi petunjuk bagi kehidupan, seperti dalam

tulisan Makhmudah tentang petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari perspektif

i’jaz ilmi. Dalam kajian terdahulu sebenarnya telah ada beberapa tulisan

yang membahas tentang al-Qur’an sebagai petunjuk (hidayah),

diantaranya seperti tulisan Nur Baeti tentang al-Qur’an sebagai kitab

hidayah menurut Muhammad ‘Abduh yang telah penulis sebutkan di atas.

Tulisan Yuyun Mukhollisnah yang membahas tentang problematika al-

Qur’an sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa, dalam tulisan ini

hanya menjawab pertanyaan dari mengapa orang yang bertakwa masih

diberi petunjuk al-Qur’an? hal ini dijawab dengan melihat penafsiran dari

Ibn Kaṡīr,20

al-Maragī,21

dan Hamka.22

20

Menurut Ibn Kaṡīr, al-Qur’an itu tidak diragukan lagi bahwa ia benar-benar

diturunkan oleh Allah dan tidak diragukan juga bahwa semua berita dan tuntunannya

benar, hukumnya adil dan bijaksana. Serta tidak diragukan bahwa dengan al-Qur’an,

manusia bisa mencapai tujuannya di dunia dan akhirat. Lihat dalamYuyun Mukhollisnah,

“Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang Bertaqwa (Kajian Tafsir

Tematik)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1998), 30-

31. 21

Menurut al-Maragī, al-Qur’an adalah sebagai cahaya yang agung, yang dengan

itu ia menjadi petunjuk kepada siapa yang Allah kehendaki dan al-Qur’an juga sebagai

petunjuk kepada agama yang benar. Lihat dalam Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-

Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik)” (Skripsi S1.,

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1998), 30. 22

Menurut Hamka, dari penafsiran atas ayat 16 surah al-Maidah menyatakan

bahwa yang mendapat petunjuk adalah siapa mengikuti jalan yang diridhoi oleh Allah

dan Rasul, dan petunjuk tersebut diberikan melalui perantaraan kitab al-Qur’an. Lihat

dalam Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang

Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya, 1998), 32.

8

Namun, dari pembahasan-pembahasan yang telah ada tersebut

belum ditemukannya pembahasan yang mampu menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah penulis sebutkan di atas. Oleh sebab itu, penulis

ingin mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan meneliti al-Qur’an

sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī yang mana beliau

berpendapat bahwa “al-Qur’an adalah petunjuk kehidupan (Dustūr al-

Hayāt) bagi seluruh manusia dan bagi kaum Muslimin khususnya.”

Dengan melakukan studi atas pemikiran beliau dalam karya

monumentalnya dalam bidang al-Qur’an, yaitu kitab al-Tafsīr al-Munīr fī

al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj . Dengan judul peneliitian “Al-

Qur’an sebagai Hidayah menurut Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian atas Kitab

al- Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj )”.

Adapun alasan kenapa penulis mengangkat tokoh Wahbah al-

Zuḥailī dalam penelitian ini adalah karena beberapa hal. Pertama, karena

Wahbah merupakan tokoh tafsir yang hidup di masa modern-kontemporer

dan ulama fiqih terkemuka yang juga terkenal sebagai pakar perbandingan

mazhab. Kedua, karena dalam penafsirannya Wahbah berupaya

memadukan model klasik dan modern sehingga penafsirannya tidak

condong militan pada penafsiran tertentu yang dapat menimbulkan

perdebatan. Ketiga, Wahbah mencoba membantu menjawab kegelisahan

umat dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an dengan menulis sebuah kitab

tafsir yang mudah dipahami dengan redaksi-redaksi yang sederhana, dan

tafsir al-Munīr karya Wahbah ini merupakan kitab tafsir yang berfokus

pada fiqih kehidupan yang luas dalam al-Qur’an, yangdalam setiap

penafsiran ayat terdapat tambahan pembahasan tentang fiqh al-hayāh

yang lebih ijtimā‘ī sehingga al-Qur’an sebagai hidayah dapat berfungsi

9

dalam menjawab permasalahan-permasalahan dalam kehidupan manusia

melalui konstitusi-konstitusi yang telah ditetapkan di dalamnya.23

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

a. Dalam al-Quran terdapat 261 ayat yang bermakna petunjuk

yang tersebar dalam 61 surah, dan ada juga beberapa ayat yang

memiliki dua atau lebih makna petunjuk dalam satu ayatnya.

Secara keseluruhan kata hidayah dalam al-Quran terdapat

sebanyak 315 kata,24

yang memiliki beberapa makna seperti,

petunjuk, bimbingan, memimpin.

b. Dalam beberapa ayatnya,25

al-Qur’an menyatakan bahwa al-

Qur’an adalah sebagai petunjuk bagi manusia sedangkan pada

kenyataannya al-Qur’an belum menjadi petunjuk secara utuh,

hal ini dikarenakan al-Qur’an dianggap sebagai produk lama

yang sudah tidak relevan lagi.

c. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam pertama dan sebagai

pedoman bagi manusia, namun tidak semua manusia bisa atau

dapat memahami hidayah dari al-Qur’an tersebut (al-Qur’an

sebagai hidayah).

d. Di era kontemporer sekarang ini, permasalah semakin

beranekaragam sehingga menuntut adanya jawaban yang sesuai

dengan perkembangan karena manusia semakin realistis dan

menganggap bahwa permasalah di masa lalu berbeda dengan

sekarang sehingga menuntut jawaban yang lebih relevan. Al-

23

Menurut penulis, hal inilah yang dimaksud dengan al-Qur’an sebagai dustūr

al-Hayāhdalam muqaddimah beliau. Lihat Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-

‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), h. 9. 24

Lihat tabel 2.1. bab II, 24. 25

Sepertidalam QS. 2:185, 3:4, 6:91, 10:108.

10

Qur’an sebagai petunjuk yang ṣāliḥ likulli zamān wa makān

memiliki peran untuk bisa menjawab permasalah-permasalah

tersebut.

2. Pembatasan Masalah

Dalam kitab tafsir al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī terdapat

banyak sekali term hidayah, di antaranya berarti petunjuk, bimbingan,

tuntunan, dan pertolongan. Selain kata hidayah terdapat juga kata rasyad,

taufiq dan lain-lain yang memiliki persamaan makna. Oleh karena itu agar

tidak panjang lebar maka penulis membatasi hanya pada kata hidayah, dari

kata hidayah tersebut penulis menemukan sebanyak 408 kata hidayah

dalam kitab tafsir al-Munīr dari 30 Juz al-Qur’an, karena terlalu banyak

maka untuk mempersempit, penulis kembali membatasi dengan meneliti

kata hidayah yang terdapat pada surah al-Baqarah dalam tafsir al-Munīr.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari skripsi ini, yaitu bagaimana

penafsiran Wahbah al-Zuḥailī tentang al-Qur’an sebagai hidayah dalam

kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj ? dan

siapa yang memberi hidayah, siapa yang menerima, dan yang tidak

menerima hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini yaitu:

1. Mengetahui bagaimana penafsiran Wahbah al-Zuḥailī tentang al-

Qur’an sebagai hidayah.

2. Mengetahui term-term dan macam-macam hidayah atau petunjuk.

11

3. Mengetahui bahwa al-Qur’an sebagai hidayah bagi kehidupan

seluruh manusia.

4. Mengetahui siapa yang memberi hidayah, siapa yang menerima,

dan yang tidak menerima hidayah.

5. Untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menyelesaikan gelar

sarjana Strata Satu (S1) pada fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Manfaat penelitian

1. Penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam

menambah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu tafsir

dan al-Qur’an.

2. Penelitian ini diharapkan menjadi pendukung dari tulisan-tulisan

yang terkait.

3. Dengan mengetahui siapa saja yang mendapatkan petunjuk dan

bagaimana kriterianya, diharapkan akan mempermudah dan

membantu dalam mengapai petunjuk-petunjuk Allah.

E. Kajian pustaka

Dari tinjauan penulis terhadap kajian-kajian terdahulu, ditemukan

ada banyak tulisan tentang hidayah (petunjuk) dan begitu juga tulisan

tentang Wahbah al-Zuḥailī. Oleh karena itu, penulis membagikan menjadi

dua kajian, yaitu kajian tentang petunjuk (hidayah) dan tentang Wahbah

al-Zuḥailī. Tentang petunjuk (hidayah) penulis menemukan empat karya

yang cukup relevan dengan kajian yang penulis angkat, yaitu karya:

12

Nur Baeti dengan judul, Al-Qur’an sebagai Kitab Hidayah: Studi

atas Pemikiran Muḥammad ‘Abduh, (2015).26

Karya ini merupakan skripsi

yang meneliti tentang al-Qur’an sebagai kitab hidayah menurut pemikiran

Muhammad Abduh dengan meneliti kata hidayah dan korelasinya di

dalam al-Qur’an, bentuk dan penerima petunjuk, serta kandungan al-

Qur’an sebagai kitab hidayah. Penelitian dalam skripsi Nur Baeti ini

dibatasi hanya pada QS. al-Baqarah ayat 2, 97 dan 185, serta QS. Ali

Imran ayat 138. Makna hidayah al-Qur’an menurut Muhammad Abduh

adalah petunjuk yang menunjukkan kepada kebahagiaan manusia di dunia

dan di akhirat, dan Al-Qur’an dikatakan sebagai kitab hidayah karena di

dalamnya mengandug pelajaran dan pengetahuan serta dijelaskan tata cara

bermasyarakat dan sesuai dengan kemaslahatan manusia di setiap waktu

dan tempat.

Makhmudah dengan judul, Petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari

Perspektif I’jaz Ilmi, (2013).27

Karya ini berupa skripsi yang membahas

tentang petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari perspektif i’jaz ilmi dengan

meneliti ayat-ayat yang memiliki isyarat-isyarat ilmiah al-Qur’an yang

dapat menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia di dunia maupun di

akhirat lalu mengungkapkannya dengan perspektif i’jaz ilmi.

Yuyun Mukhollisnah dengan judul, Problematika al-Qur’an

sebagai Petunjuk Orang yang Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik), (1998).28

Karya ini merupakan skripsi yang membahas tentang problematika al-

Qur’an sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa dengan meneliti ayat-

26

Nur Baeti, “Al-Qur’an Sebagai Kitab Hidayah: Studi Atas Pemikiran

Muhammad ‘Abduh” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015). 27

Makhmudah, “Petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari Perspektif I’jaz Ilmi,”(Skripsi

S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013). 28

Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang

Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik)” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya, 1998).

13

ayat yang khusus berkaitan dengan petunjuk bagi orang yang bertaqwa

dan tafsirannya dengan melihat pada penafsiran Ibn Kaṡīr, al-Maragī, dan

Hamka, serta meneliti tentang derajat orang yang bertaqwa dan kadar nilai

petunjuk al-Qur’an.

Dan karya M. Ridho Thantowi dengan judul, Fungsi al-Qur’an

dan al-Sunnah sebagai Petunjuk bagi Manusia, (1994).29

Karya ini

merupakan skripsi yang membahas tentang fungsi al-Qur’an dan al-

Sunnah sebagai petunjuk bagi manusia dengan meneliti kedudukan al-

Qur’an dan al-Sunnah, ciri-ciri orang yang mendapat petunjuk dari al-

Qur’an dan al-Sunnah, serta cara mendapatkan kebahagiaan di dunia dan

akhirat dari al-Qur’an dan al-Sunnah.

Sebagaimana halnya tentang petunjuk (hidayah), kajian terdahulu

tentang Wahbah al-Zuḥailī juga banyak ditemukan. Karya-karya tersebut

ada yang berupa kajian fiqih dan ushul fiqh, seperti karya:

Putri Ajeng Fatimah dengan judul, Waris Kalalah dalam

Pandangan Wahbah al-Zuḥailī (Tafsir QS. al-Nisā’ [4] ayat 12 dan ayat

176), (2011).30

Karya ini merupakan skripsi yang membahas tentang waris

kalalah dan derivasinya dalam pandangan Wahbah yang diteliti dari

penafsiran surah al-Nisā’ ayat 12 dan ayat 176 dalam tafsir al-Munīr karya

Wahbah al-Zuḥailī.

A.Faroqi dengan judul, Analisis Ayat-ayat Mutasyābihat Tafsir Al-

Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī, (2016).31

Karya ini merupakan skripsi

yang membahas tentang metodologi, penafsiran dan relevansi ayat-ayat

29

M. Ridho Thantowi, “Fungsi al-Qur’an dan as Sunnah sebagai Petunjuk bagi

Manusia,” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri al-Jami’ah al-Islamiyah al-

Hukumiyah Sunan Ampel, 1994). 30

Putri Ajeng Fatimah, “Waris Kalalah dalam Pandangan Wahbah al-Zuḥailī

(Tafsir QS. al-Nisā` [4] ayat 12 dan 176)” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011). 31

A. Faroqi, “Analisis Ayat-ayat Mutasyabihat Tafsir al-Munīr karya Wahbah

al-Zuḥailī” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016).

14

Mutasyābihat dalam al-Qur’an menurut Wahbah al-Zuḥailī yang diteliti

dari kitab tafsirnya al-Munīr.

Khabib Abdul Aziz, Implikasi Nilai-nilai Ibadah Puasa terhadap

Pendidikan Karakter (Studi tentang Puasa dalam Kitab al- Fiqh al-Islāmi

wa Adillatuhu Karya Prof. Dr. Wahbah al-Zuḥailī), (2015).32

Berupa

skripsi yang membahas tentang implikasi nilai-nilai ibadah puasa terhadap

pendidikan karakter yang diteliti dari kitab al-Fiqh al-Islāmi wa

Adillatuhu karya Wahbah dengan melihat nilai-nilai yang terkadung dalam

ibadah puasa terhadap pembentukan karakter menurut Wahbah al-Zuḥailī.

M. Junaid, Arti Musyawarah (Syūrā) dalam al-Qur’an menurut M.

Quraish Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī (Kajian Tafsir Komparasi),

(2017).33

Karya ini merupakan skripsi yang membahas tentang arti

musyawarah menurut Quraish Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī dengan

meneliti makna syūrā dalam al-Qur’an melalui penafsiran Quraish Shihab

dan Wahbah al-Zuḥailī, serta persamaan dan perbedaan pemahaman kedua

ulama tafsir tersebut.

Baihaki, Studi Kitab Tafsīr al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan

Contoh Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama, (2016).34

Karya

ini merupakan jurnal ilmiah yang membahas tentang Wahbah al-Zuḥailī

dan kitab tafsirnya dengan meneliti latar belakang, metode, sumber, serta

contoh penafsiran Wahbah dalam kitab tafsir al-Munīr yang mana Baihaki

32

Khabib Abdul Aziz, “Implikasi Nilai-nilai Ibadah Puasa terhadap Pendidikan

Karakter (Studi tentang Puasa dalam Kitab al- Fiqh al-Islāmi wa Adillatuhu Karya Prof.

Dr. Wahbah al-Zuḥailī” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang,

2015). 33

M. Junaid, “Arti Musyawarah (Syūrā) dalam al-Qur’an menurut M. Quraish

Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī (Kajian Tafsir Komparasi)” (Skripsi S1., Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Kudus, 2017). 34

Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh

Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama”. Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni

2016):125-152.

15

mengambil contoh penafsiran tentang pernikahan beda agama dalam surah

al-Baqarah ayat 221.

Lilik Ummu Kaltsum, Hak-hak Perempuan dalam Pernikahan

menurut Wahbah al-Zuḥailī, (2012).35

Karya ini merupakan jurnal ilmiah

yang membahas tentang hak-hak perempuan dalam pernikahan dalam

perspektif tafsiral-Munīr yang dimulai dari hak memilih pasangan,

memperoleh mahar, ketika menjadi istri dan ibu, talak dan‘iddah, hingga

hak ketika dipoligami.

Dan karya yang berupa kajian bahasa (sastra) serta metode dan

corak penafsiran seperti karya Moh. Assafiqi, Nilai Kebalaghahan al-

Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah

wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī), (2017).36

Karya

ini merupakan tesis yang membahas tentang nilai kebalaghahan al-Qur’an

dengan meneliti jenis dan aplikali penafsiran ayat-ayat metapora serta

implikasinya dalam kitab tafsir al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī yang

dibatasi hanya pada surah Ali Imran.

Ummul Aiman, Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-

Tafsīr al-Munīr, (2012).37

Karya ini merupakan jurnal ilmiah yang

membahas tentang Wahbah al-Zuḥailī dan kitab Tafsīral-Munīr dalam hal

metode, corak, dan disertai juga dengan beberapa contoh penafsirannya.

Iskandar, Model Tafsir Fiqhi: Kajian atas Tafsir al-Munīr fī al-

‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī, (2012).38

35

Lilik Ummu Kaltsum, “Hak-hak Perempuan dalam Pernikahan menurut

Wahbah al-Zuḥailī,” Jurnal Studi Gender Palastren, vol. 5, no. 1, (Juni 2012): 416-434. 36

Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī)”

(Tesis S2., Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017). 37

Ummul Aiman, “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-Tafsir al-

Munīr” MIQOT, vol. XXXVI no. 1 (Januaru-Juni 2012): 1-21. 38

Iskandar, “Model Tafsir Fiqhi: Kajian atas Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa

al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī” Mazahib:Jurnal Pemikiran Hukum

Islam, vol. 10, no. 2 (Desember,2012): 72-78.

16

Karya ini merupakan jurnal ilmiah yang membahas tentang kitab Tafsir al-

Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī, tafsir ini dikategorikan sebagai tafsir

fiqhi. Dalam karya ini dibahas tentang metode dan corak, karakteristik,

serta penggunaan mazhab fiqih yang menjadikan tafsiral-Munīr karya

Wahbah tersebut digolongkan dalam tafsir fiqhi.

Muhsin Mahfudz, Kontruksi Tafsir Abad 14 H./20 M. (Kasus

Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī), (2010).39

Karya ini merupakan

jurnal ilmiah yang membahas tentang perkembangan metodologi tafsir al-

Qur’an abad 14 H/ 20 M. Pembahasan dalam jurnal ini berfokus pada

Tafsīr al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī, dan dalam jurnal ini juga

membahas kontruksi metodologi yang populer di abad 20 dari pemikiran

muslim kontemporer.

Dari hasil tinjauan pustaka di atas, penulis belum menemukan

adanya penelitian yang membahas tentang al-Qur’an sebagai petunjuk

menurut Wahbah al-Zuḥailī. Walaupun penelitian tentang Wahbah al-

Zuḥailī dan kitab tafsirnya cukup banyak, penulis juga belum menemukan

tulisan tentang petunjuk menurut beliau. Maka dari itu, penulis melakukan

penelitian tentang al-Qur’an sebagai petunjuk menurut Wahbah al-Zuḥailī

dengan latar belakang, identifikasi, batasan serta rumusan masalah yang

telah dipaparkan di atas.

F. Metodologi penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan pendekatan yang dipakai penelitian ini termasuk

kedalam penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu

jenis penelitian yang berupaya mencari kebenaran dalam suatu bidang

39

Muhsin Mahfudz, “Kontruksi Tafsir Abad 14 H./20 M. (Kasus Tafsir al-Munīr

Karya Wahbah al-Zuḥailī)” AL-FIKR, vol. 14, no. 1 (2010): 27-41.

17

melalui penemuan kekuatan atau kapasitas dalam setiap konsep.40

Jika

dilihat dari tempat pengambilan datanya, maka penelitian ini termasuk

jenis penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu melalukan

penelitian dengan merujuk pada sumber-sumber yang terkait yang berasal

dari bahan-bahan tertulis seperti buku-buku, kamus, ensiklopedi, artikel

jurnal, dan karya ilmiah lainnya seperti skripsi, tesis dan disertasi.

2. Sumber Data

a. Sumber data primer

Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber

pertama.41

Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah

Al-Qur’an dan kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-

Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī.

b. Sumber data skunder

Data skunder adalah data primer yang diperoleh melalaui

hasil dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut

dan disajikan oleh pengumpul data primer oleh pihak lain.42

Buku-

buku, artikel, jurnal serta karya ilmiah lainnya yang berkaitan

dengan pembahasan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data, karena

itu teknik pengumpulan data menjadi langkah terpenting dalam sebuah

penelitian. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,

berbagai sumber, dan berbagai cara. Jika dilihat dari segi cara atau teknik

40

Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cet.

1 (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), 37-38. 41

Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian25. 42

Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian, 25.

18

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner

(angket), dokumentasi, dan gabungan keempatnya.43

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara pengumpulan data

dengan dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

menumental dari seseorang.44

4. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif-analitis. Deskriptif yaitu peneliti membuat deskripsi secara

sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Dan analitis

yiatu data-data yang telah dideskripsikan, kemudian dianalisa menurut

isinya. Maka penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content

analisysis), yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisa makna yang

terkandung dalam data yang terhimpun melalui penelitian kepustakaan.

5. Teknik Penulisan

Adapun untuk teknik penulisan, penulis berpedoman pada buku

Pedoman penulisan karya Ilmiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

G. Sistematika penulisan

Untuk memudahkan penyusunan dalam skripsi ini penulis

membaginya kedalam lima bab yang setiap bab memuat beberapa sub bab.

Adapun sistematikanya:

43

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods), cet. 6(Bandung: Alfabeta cv., 2014), 308. 44

Sugiyono, Metode Penelitian, 326.

19

Bab pertama ini merupakan gambaran secara umum dari semua

penelitian dalam skripsi ini. Bab ini adalah inti dari penelitian ini, yang

memiliki fungsi sebagai pengantar penelitian sehingga dari bab ini bisa

dipahami apa yang sebenarnya tertuang dalam skripsi ini, apa yang diteliti,

dan apa tujuannya, sehingga penelitian ini diberi judul Al-Qur’an sebagai

Hidayah menurut Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian atas Kitab al- Tafsīr al-

Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj), atau dengan kata lain

bab pendahuluan ini adalah penyampaian gambaran secara luas mengenai

pokok bahasan yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya dan yang

memenuhi 70 persen dari penelitian ini. Adapun isi dari sub bab ini yaitu,

latar belakang; identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah; tujuan

dan mamfaatnya; metodologi penelitian yang dilakukan untuk menjawab

rumusan masalah dan mencapai hasil tujuan penelitian, serta sistematika

penulisan yang digunakan.

Bab kedua, karena penelitian ini berjudul Al-Qur’an sebagai

Hidayah menurut Wahbah Al-Zuḥailī (Kajian atas Kitab al- Tafsīr al-

Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj), maka hal yang perlu

dibahas dalam bab ini adalah tentang penjabaran kata hidayah, seperti

tentang pengertian hidayah, yang dalam bahasa indonesia diartikan dengan

petunjuk atau bimbingan. Dalam bab ini juga dibahas tentang term-term

hidayah (petunjuk) dalam al-Qur’an, dan macam-macam hidayah

(petunjuk) yang dilihat dari beberapa segi, dari pembahasan tersebut maka

bab kedua ini diberi judul ulasan seputar hidayah dalam al-Qur’an.

Bab ketiga berjudul sekilas tentang Wahbah al-Zuḥailī dan kitab

tafsirnya, hal ini karena penelitian ini mengangkat penafsiran atas tokoh

Wahbab al-Zuḥailī yang tertuang dalam kitab tafsirnya. Setelah

mengetahui pengertian dan macam-macam hidayah pada bab kedua, maka

selanjutnya adalah mengetahui atau mengenal tokoh dan kitab tafsir yang

20

akan digunakan dalam penelitian ini, dan agar mengetahui lebih dalam

alasan atas mengapa mengangkat tokoh dan kitab tafsir tersebut. Adapun

point-point yang dibahas dalam bab ini yaitu tentang biografi yang berisi

kehidupan dan pendidikan; karir intelektual; karya-karya; aliran dan

mazhab, dan tentang tafsir al-Munīr yang berisi latar belakang penulisan;

karakteristik; metode; corak; dan sumber penafsiran.

Bab keempat, setelah mengetahui ulasan tentang latar belakang,

identifikasi, pembatasan, perumusan, dan tujuan penelitian, maka langkah

selanjutnya adalah mencari jawabannya. Bab ini menjabarkan tentang

analisa temuan-temuan penulis dari penelitian, karena itu pada bab empat

diberi judul al-Qur’an sebagai hidayah menurut Wahbah al-Zuḥailī yang

memuat tentang pemberi hidayah, penerima hidayah, dan para pengingkar

hidayah.

Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dari hasil

temuan penulis dalam penelitian ini, yang merupakan jawaban dari

rumusan masalah dan capaian dari tujuan peneliitian. Dalam bab ini juga

terdapat bagian yang diberi judul sub bab saran, yang berisi saran bagi

penelitian selanjutnya terkait dengan al-Quran sebagai hidayah, seperti

dari diksi lain dari term hidayah.

21

BAB II

ULASAN SEPUTAR HIDAYAH DALAM AL-QUR’AN

A. Pengertian Hidayah

ةاي د ه atau hidayat berarti menunjuki, membimbing atau petunjuk,

bimbingan. Kata hidayah merupakan bentuk مصدر (infinitif) dari kata

kerja هدى (telah menunjuki dan membimbing) يد ه ي (akan atau sedang

menunjuki atau membimbing), yang sangat banyak terdapat di dalam al-

Qur’an. Pengertian ini persis sama dengan pengertian هدى. Pengertian

hidayah yang terkandung dalam kata ي هدي ,هدى, dan الدى itu pada

umumnya mengacu kepada bimbingan atau petunjuk bagi manusia ke

jalan yang lurus ( مي ق ت س م ال ط ار الص ), yang baik ( بيي الط ), yang benar ( ق ال ),

atau jalan yang terpuji ( دي م ال اط ر الص ).1

Hidayah memiliki berbagai makna, di antaranya hidayah yaitu

petunjuk Allah Swt. kepada manusia mengenai keimanan dan keislaman;

petunjuk yang diberikan Allah kepada orang yang beriman; petunjuk yang

diberikan Allah Swt. kepada manusia sehingga mereka berada pada jalan

lurus (sesuai dengan tuntunan-Nya); dan petunjuk yang diberikan secara

halus dan lembut.2 Hidayah diberikan oleh Allah kepada manusia, supaya

1Ensiklopedi Islam Indonesia, tim penyusun: Institut Agama Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, jilid.1, cet. 2 ed. revisi (Jakarta: Djambatan, 2002), 383. 2Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... [et al.] (Jakarta:Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2005), 16.

22

manusia mengikutinya dengan baik agar berhasil memperoleh apa yang

mereka butuhkan di dunia dan akhirat.

Petunjuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal

dari penggalan kata, petunjuk yang berarti sesuatu (tanda, isyarat) untuk

menunjukkan dan memberi tahu; ketentuan yang memberi arah atau

bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan (nasihat); ajaran; dan

tuntunan (ilham).3 Petunjuk juga disebut hidayah yang berarti petunjuk

atau bimbingan dari Allah Swt..4

B. Term-term Petunjuk (Hidayah) dalam Al-Qur’an

1. Hudā (هدى)

Dalam kamus al-Munawwir, kata الدى memiliki persamaan arti

dengan kata ةاي د ال atau hidayat yakni petunjuk, karena kata hidayah berasal

dari kata هدى وهديا وهدية وهداية -هدى yang berarti memberi petunjuk,

menunjukkan.5

Kata هدى berasal dari akar kata دىه yang berarti memberi

petunjuk. Kata هدى dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan

‘hidayah’ yang secara leksikal berarti ‘petunjuk yang diberikan secara

halus dan lemah lembut.

3KBBI Edisi keempat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), 1506.

4KBBI Edisi keempat, 495.

5Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, edisi kedua

(Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), 1496.

23

Dalam al-Qur’an, kata هدى dan derivasinya disebut 306 kali.

Diantara derivasi dari kata هدى yaitu:6

Pertama, dalam berntuk fi’l māḍi (kata kerja lampau) دىه . Seperti dalam

QS. al-Baqarah [2]: 143 dan QS. al-Dhuha [93]: 7.

Kedua, dalam bentuk fi’l muḍāri’ (kata kerja yang menunjukkan masa

sekarang dan yang akan datang). Contohnya dalam QS. al-Syura [42]: 52.

Ketiga, dalam bentuk fi’l ‘amr (kalimat perintah). Contohnya QS. al-

Fatihah [1]:6 dan QS. al-Sad [38]: 22, keduanya dalam bentuk doa.

Keempat, dalam bentuk ism fā’il (yang menunjukkan pelaku). Seperti

dalam QS.al-Zumar [39]: 23 dan QS. al-Hajj [22]: 54.

Kelima, dalam bentuk masdar (infinitif) seperti dalam QS. al-Baqarah [2]:

5 dan QS. al-Isra [17]: 2.

Dari berbagai bentuk di atas, kata هدى mengandung dua unsur

pokok yaitu pertunjuk kepada yang diharapkan dan petunjuk yang

disampaikan atau diberikan secara lemah lembut dan halus.7

Dalam Lisan al-‘Arāb,8-berasal dari nama Allah Swt. yaitu al هدى

Hadī; menurut Ibnu ‘Asyur, al-Hadī yaitu:

ل ام ل إ قو ل م ل ك ىد ه ، و هت ي ب و ب ر وا ب ر ق أ ت ح ته ف ر ع م ق ي ر ط م ه ف ر ع و ه اد ب ع ر ص ي ب ذ ال و ه 9.ه د و ج و ام و د و ه ائ ق ب ف ه ن م ه ل د ب

6Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, editor: Sahabuddin... [et al.], edisi

revisi (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 315-316 7Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, 315-316.

8Abu al-Fadhil Jamaluddin Muhammad bin Mukrim Ibnu Manzhur, Lisan al-

‘Arāb, jil. 15 (Beirut: Dar Sadar, 1994), 353-360. 9Ibnu Manzhur, Lisan al-‘Arāb, 353.

24

“yang memberitahukan kepada mereka atau hambanya jalan

makrifahnya sehingga merasakan rububiyahnya, dan memberikan

hidayah kepada setiap makhluknya kepada yang diwajibkan

atasnya di dalam ke-kekal-an dan ke-ada-annya.” 10

Dalam al-Mu’jam al-Mufahras li al-Lafādz al-Qur’ān al-Karīm, kata

.memiliki 72 bentuk kata هدى11

Kata الدى biasa digunakan dengan arti

balasan, petunjuk, dan ilham.12

Tabel. 2.1. Kata huda dan derivasinya di dalam al-Qur’an13

No. Bentuk

Kata

Ayat-ayat

;87:3 ;30:50,79,122 ;16:36 ;13:31 ;7:30 ;6:90 ;2:143,213 هدى 1

93:7;

;49:17 ;22:37 ;16:9 ;6:149 ;198 ,2:185 هداكم 2

6:80 هدان 3

;14:21 ;14:12 ;7:43,43 ;6:71 هدانا 4

;39:57 ;6:161 هدان 5

16:121 هداه 6

;39:18 ;9:115 هداهم 7

3:8 هدي ت نا 8

19:58 ;6:84 هدي نا 9

14:21 هدي ناكم 10

90:10 ;76:3 هدي ناه 11

10

Ibnu Manzhur, Lisan al-‘Arāb, 353. 11

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li al-Lafādz al-Qur’ān

al-Karīm (Mesir: Dar al-Hadis,1996), 823-827. 12

Yuyun Mukhollisnah, “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang yang

Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik),” (Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya, 1998), 1. 13

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras, 823-827.

25

;41:17 ;6:87 ;4:68 هدي ناهم 12

37:118 هدي ناها 13

19:43 أهدك 14

40:38 أهدكم 15

79:19 وأهديك 16

40:29 أهديكم 17

4:88 ت هدوا 18

;43:40 ;42:52 ;28:56 ;10:43 ;7:155 ت هدى 19

42:52 ن هدى 20

29:69 لن هدي ن هم 21

;64:11 ;39:37 ;32:26 ;20:128 ;18:17 ;17:97 ;7:100,178 ي هد 22

6:77 ي هدن 23

;32:24 ;21:73 ;7:159,181 ي هدون 24

64:6 ي هدون نا 25

;5:16,51,67,108 ;3:86,86 ;2:26,142,213,258,264,272 ي هدى 26

6:88,144; 9:19,24,37,80,109; 10:25,35,35,35; 12:52;

13:27; 14:4; 16:37,93,107; 18:9; 22:16; 24:35,46;

28:50,56; 30:29; 33:4; 34:6; 35:8; 39:3,23; 40:28; 42:13;

46:10,30; 61:5,7; 62:5; 63:6; 72:2; 74:31;

;10:35 يهديى 27

;48:2 ي هديك 28

;48:20 ;27:63 ;4:26 ي هديكم 29

;18:24 ي هدين 30

;43:27 ;37:99 ;26:62,78 ي هدين 31

;28:22 ي هدين 32

;45:23 ;22:4 ;6:125 ي هديه 33

26

;4:168 ;4:137 ي هدي هم 34

;47:5 ;16:104 ;10:9 ;7:148 ;5:16 ;4:175 ي هديهم 35

;38:22 ;1:6 اهدنا 36

37:23 فاهدوهم 37

24 ,22:24 هدوا 38

;3:101 هدى 39

;10:35 ي هدى 40

;53:30 ;39:41 ;27:92 ;135 ,20:82 ;17:15 ;10:108 اهتدى 41

;47:17 ;19:76 ;3:20 ;2:137 اهتدوا 42

;34:50 اهتديت 43

;5:105 اهتدي تم 44

;24:54 ;6:97 ;2:135 ت هتدوا 45

;43:10 ;16:15 ;7:158 ;3:103 ;150 ,2:53 ت هتدون 46

;27:41 ت هتدى 47

;7:43 لن هتدى 48

;46:11 ;18:57 ي هتدوا 49

;27:24,41 ;23:49 ;21:31 ;16:15 ;5:104 ;4:98 ;2:170 ي هتدون 50

;32:3 ;28:64 ي هتدون 51

;27:92 ;17:15 ;10:108 ي هتدى 52

;40:33 ;39:23,36 ;13:7,33 هاد 53

;30:53 ;22:54 هاد 54

;27:81 هادى 55

;7:186 هادى 56

;25:31 هديا 57

27

;2:2,5,16,38,97,120,120,159,185,185,185 الدى 58

3:4,73,73,96,138; 4:115; 5:44,46,46;

6:35,71,71,71,88,91, 154,157; 7:52,154,193,198,203;

9:33; 10:57; 12:111; 16:64,89,102; 17:2,94; 18:13,55,57;

19:76; 20:10,47,123; 22:8,67; 27:6,77;

28:37,43,50,57,85; 31:3,5,20; 32:23; 34:24,32; 39:23;

40:53,54; 41:17,44; 45:11,20; 47:17,25,32; 48:28; 53:23;

61:9; 72:13; 92:12; 96:11;

32:13 هداها 59

60 ;16:37 ;6:90 ;2:272 هداهم

;20:123 ;2:38 هداى 61

;67:22 ;43:24 ;35:42 ;28:49 ;17:84 ;6:157 ;4:51 أهدى 62

;57:26 مهتد 63

;43:22,37,49 ;36:21 ;7:30 ;6:82 ;2:70,157 مهتدون 64

;18:17 ;17:97 المهتد 65

;7:178 المهتدى 66

;68:7 ;28:56 ;16:125 ;10:45 ;9:18 ;6:56,117,140 ;2:16 المهتدين 67

;48:25 ;5:2,97 ;196 ,2:196,196 الدى 68

5:95 هديا 69

27:35 بدية 70

27:36 بديتكم 71

2. Burhān (برهان)

Kata ن ه ر ب atau الب رهان berarti membuktikan.14

Burhān yaitu tanda

yang nyata atau barang bukti.15

14

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,80. 15

KBBI Edisi keempat, 226.

28

3. Rasyād (رشاد)

Kata رشاد berasal dari kata رشدا ورشادا –رشد yang berarti

memperoleh petunjuk. الرشدى berarti الستقامة yakni hal yang mengikuti

jalan yang benar atau lurus, dan الرشاد والرشاد yang berarti hal memperoleh

petunjuk, kebenaran.16

Irsyad yaitu petunjuk atau bisa diartikan juga pimpinan.17

Irsyad

atau al-Rasyīd, terambil dari akar kata dari rangkaian huruf-huruf ra`,

syin, dan dal. Makna dasarnya adalah ketepatan dan kelurusan jalan. dari

sini lahir kata rusyd yang bagi manusia adalah kesempurnaan akal dan

jiwa yang menjadikannya mampu bersikap dan bertindak setepat mungkin.

Mursyid adalah pemberi petunjuk atau bimbingan yang tepat. Sementara

pakar bahasa berpendapat bahwa kata ini, mengandung makna kekuatan

dan keteguhan.18

Dalam al-Qur’an, kata rasyid ditemukan sebanyak tiga kali, dan

tidak satu pun yang menunjuk kepada Allah Swt., semuanya menunjuk

kepada manusia. namun, dalam derivasi lain ditemukan ayat yang dapat

dipahami sebagai menunjuk bahwa sifat ini disandang oleh Allah

Swt.Menurut Imam Gazālī, rasyid adalah “Dia yang mengalir penanganan

dan usahanya ke tujuan yang tepat, tanpa petunjuk, pembenaran atau

bimbingan dari siapa pun, dan sifat ini secara sempurna hanya disandang

oleh Allah Swt.”19

16

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,499. 17

KBBI Edisi keempat, 548. 18

Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, editor: Sahabuddin... [et al.], edisi

revisi, j. 3 (Jakarta: Lentera Hati, 2007), 825-827. 19

Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, 825-827.

29

4. Dalalah ( ةل ل د )

Kata ةل ل د berasal dari kata ليل والدللة -الد yang berarti petunjuk.20

Dalalah yaitu petunjuk yang benar mengenai makna isi al-Qur’an.21

Dalam fikih, suatu petunjuk yang digunakan untuk mengetahui sesuatu

yang lain disebut dalil. Sedangkan dalam ilmu mantik, dalil dapat

dibedakan atau dua bagian, yaitu dalil naqli dan dalil ‘aqli (akal). Jika

pembagian tersebut diterapkan pada ilmu ushul fikih, maka ayat-ayat al-

Qur’an dan hadis Nabi Saw. merupakan dalil-dalil naqli.22

Akal memegang peranan yang sangat penting dalam memahami

apa yang dikehendak oleh dalil naqli dan bagaimana menerapkannya

terhadap masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

5. Taufīq ( قي ف و ت )23

قي ف و ت (Taufīq atau taufik) merupakan karunia Allah Swt. kepada

seorang hamba yang memampukan hamba tersebut menaati-Nya.24

Taufik

dalam Kamus Besar Bahasa Indnesia mempunyai arti pertolongan (Allah

Swt.).25

Kata taufīk berarti pertolongan, petunjuk, bimbingan, kesuksesan,

kemenangan, dan kesejahteraan. Secara istilah, taufik berarti suatu

20

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia,417. 21

KBBI edisi keempat, 288. 22

Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 2 (Jakarta:Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2005), 71-72. 23

Kata توفيق berarti bimbingan, rekonsolisasi, pemulihan hubungan. Di antara

derivasinya yaitu, وفق –وف قا –وفق –موفق –وفاق –ت وافق –ت وفق –مت وافق –مواف قة –موافق –ي وفيقوت وفيق. –ي ت وفيق –ت وافق –ت وفق –ات فق –وافق – https://www.almaany.com/id/dict/ar-

id/%D8%AA%D9%88%D9%81%D9%8A%D9%82/ 24

M. Iqbal Dawami, Kamus Istilah Populer Islam:Kata-kata yang paling sering

digunakan di Dunia Islam (Jakarta: Erlangga, 2013), 226. Lihat juga Mahmud Yunus,

Kamus Arab-Indonesia, cet. 8 (Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wadzuryah, 1990), 503. 25

KBBI edisi keempat, 1411.

30

kesuksesan dalam melaksanakan dan mencapai perbaikan atau setiap amal

saleh dan usaha yang baik.26

Sebuah keberhasilan bergantung pada taufik, yang taufik tersebut

terdiri atas dua hal: pertama, usaha yang sesuai dengan cara usaha; dan

kedua, usaha yang ditempuh sesuai hukum alam (sunnatullāh), yakni

dalam rangka memperoleh kesuksesan hanya diatur dan tunduk kepada

Allah Swt.. Taufik, yaitu bimbingan dan pertolongan dari Allah Swt.

untuk menempuh atau sebagai pelengkap dari hidayah (petunjuk) yang

Allah Swt. berikan kepada hamba-Nya. Maka sebab itu juga, penyebutan

kata taufik sering diselaraskan dengan kata hidayah.

6. Ilham (إلام)27

Ilham merupakan inspirasi atau intuisi yang pada prinsipnya dapat

diterima oleh setiap orang, ilham juga berarti petunjuk Tuhan yang timbul

di hati, pikiran (angan-angan) yang timbul dari hati atau bisikan hati, dan

bisa diartikan juga sesuatu yang menggerakkan hati untuk mencipta.28

Ilham secara kebahasaan berarti “menelan, meneguk, mengajarkan dan

mewahyukan”. Secara termilogi, ilham berarti “sesuuatu yang

disampaikan Allah Swt. ke dalam jiwa sehingga ia merasa terdorong atau

dibangkitkan untuk mengerjakan atau meninggalkan sesuatu”.29

26

Ensiklopedi islam, jil. 7, 105-106. berarti petunjuk Allah ke dalam hati manusia untuk berbuat (ilham) إلام27

kebaikan. Lihat, Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, cet. 8 (Jakarta: PT. Mahmud

Yunus Wadzuryah, 1990), 404. Ilham secara umum berarti inspirasi, informasi rahasia.

ي لهم - ألم berarti mengilhami, menginspirasi, mengilhamkan. Kata إلام juga diartikan أوحى yang berarti mewahyukan. http://www.aliws.net/mutarjim Kata ilham memiliki derivasi

-https://www.almaany.com/ar/dict/ar الت هم –ألم –إلام –الل هم –فألمها

ar/%D8%A5%D9%84%D9%87%D8%A7%D9%85/ 28

M. Iqbal Dawami, Kamus Istilah Populer Islam, 93. 29

Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 3, 160-161.

31

Menurut al-Zarkasyi,30

dalam kitabnya al-Burhān fī ‘Ulūm al-

Qur’ān,ilham berarti “memberi pelajaran atau mengajar”.31

Sedangkan

menurut imam al-Ṭabarī,32

ilham memiliki dua penafsiran: pertama, Allah

menjelaskan sesuatu pada nafs (jiwa) yang pantas untuk dikerjakan atau

ditinggalkan; kedua, Allah Swt. menjadikan kefasikan dan ketakwaan

dalam jiwa.33

Sedangkan menurut Muhammad Abduh,34

definisi ilham

adalah perasaan halus yang membuat jiwa merasa yakin dan terdorong

pada apa yang dicarinya, tanpa merasa atau mengetahui dari mana

datangnya.35

C. Macam-macam Petunjuk (Hidayah)

Dalam penafsiran dan penjelasan tentang ayat 185 surah al-

Baqarah, Wahbah al-Zuḥailī dalam kitab tafsirnya al-Munīr menjelaskan

bahwa, هدى (petunjuk, hidayah) ada dua macam, yaitu petunjuk yang

jelas dan terang yang dengan mudah dipahami oleh akal biasa; dan

petunjuk yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang khusus.

30

Beliau adalah seorang mufasir, fuqaha, muhadis, sejarawan, sastrawan, dan

juga filsuf. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Bahadur bin Abdullah Badruddin

az-Zarkasyi. Lihat, Muhammada Misbah, “Kontribusi az-Zarkasyi dalam Studi Sunnah

Nabi”. Riwayah, vol. 1, no. 2 (September 2015): 371-384. Dapat pula dilihat dalam kitab

ad-Dawudi, Ṭabaqat al-Mufaṣṣirīn, Jil. 3, 157-158. 31

Ensiklopedi Islam, jil. 3, 160. Mengutip dalam Badruddin Muhamad bin

Abdullah az-Zarkasyi, al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988). 32

Aṭ-Ṭabari merupakan seorang ahli tafsir, ahli hadis, qiraah, sejarawan dan ahli

fikih terkemuka kelahiran Tabaristan (Iran). Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far

Muhammad bin Jarir at-Tabari.Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil.

7 (Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), 2-4. Dan lihat juga dalam A. Husnul Hakim

IMZI, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-kitab Tafsir dari Masa Klasik

sampai Masa Kontemporer), cet. 1 (Depok: Lingkar Studi al-Qur’an (eLSiQ), 2013), 5-

14. 33

Ensiklopedi Islam, jil. 3, 160. Mengutip dalam Abi Ja’far Muhammad bin Jarīr

aṭ-Ṭabari, Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta`wīl Āyi al-Qur’ān (Cairo: Isa al-Babi al-Halabi, 1954). 34

Lihat footnote no. 12, bab I. 35

Ensiklopedi Islam, jil. 3,160.

32

Sedangkan dalam Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan

Hadits,36

hidayah (petujuk) yang telah diberikan oleh Allah kepada

manusia di bagi dalam empat macam yaitu:

1. Naluri (غري زة)

.berarti tabiat, naluri, watak غرائز atau الغري زة 37

merupakan sifat غري زة

bawaan yang sudah ada sejak manusia berada dalam kandungan ibunya.38

bersifat alamiah karena hal ini dilakukan tanpa adanya pembelajaran غري زة

dan pengalaman sebelumnya, dan hanya semata-mata karena ilham dan

petunjuk Allah.

2. Pancaindra

Pancaindra merupakan pelengkap dari غري زة, hal ini karena غري زة

masih belum cukup untuk menjadi petunjuk (hidayah) bagi kebahagiaan

hidup manusia di dunia dan di akhirat. Ahli-ahli pendidikan berkata:

الواس أب واب المعرفة “Pancaindra itu adalah pintu-pintu pengetahuan”.

Maksudnya, melalui pancaindra manusia dapat berhubungan

dengan alam yang berada di luar dirinya (alam indrawi).39

36

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, penyusun: Tim Baitul

Kilmah Jogjakarta, jil. 1 (Jakarta: Kamil Pustaka, 2013), 19. Lihat juga dalam,

Ensiklopedi Islam, jil. 3, 17. 37

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia, 1001. 38

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,19. 39

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,19.

33

3. Akal40

(Pikiran) yang dilengkapi dengan pancaindra juga belum bisa غري زة

mengantarkan manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di

akhirat, karena masih ada hal-hal yang tak terjangkau oleh pancaindra,

seperti alam rasional (yang hanya dapat ditangkap oleh akal pikiran

manusia). Akal membantu manusia menyalurkan غري زة ke arah yang lebih

baik sehingga غري زة tersebut menjadi pondasi bagi kebaikan dan manusia

dapat mengoreksi kesalahan-kesalahan pancaindra serta dapat

membedakan antara yang baik dan yang buruk.41

pancaindra, dan akal juga masih belum cukup untuk ,غري زة

mengantarkan manusia mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hal

ini disebabkan karena akal bisa melahirkan pendapat yang berbeda-beda,

seperti: baik menurut seseorang, belum tentu baik menurut yang lain dan

terkadang akal juga bisa dikalahkan oleh hawa nafsu sehingga yang buruk

terlihat baik dalam pandangannya ataupun sebaliknya yang baik terlihat

buruk. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan petunjuk lain—selain dari

naluri (غري زة), pancaindra, dan akal—yaitu petunjuk agama yang dibawa

oleh para rasul Allah.42

40

Akal yaitu daya pikir dalam diri manusia untuk memahami sesuatu. Lihat, KBBI

(Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada data dari KBBI

Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ dan Akal berasal dari

kata ‘aql, ‘aqala yang berarti “mengikat dan menahan”. Ensiklopedi Islam, jil. 1, 127-

128. 41

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,jil. 1, 20. 42

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,jil. 1, 20.

34

4. Petunjuk (Hidayah) Agama

Allah mengutus para rasul untuk membawa agama yang akan

menunjukkan manusia kepada jalan yang harus mereka tempuh untuk

`mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ada beberapa tugas yang

dibawa oleh para rasul untuk menuntun manusia, yang pertama yaitu para

rasul diutus untuk menanamkan kepercayaan tentang adanya Tuhan Yang

Maha Esa dengan segala sifat kesempurnaan-Nya serta segala yang

bersifat gaib (seperti yang dikenal dengan enam rukun iman). Para rasul

dan orang-orang terdahulu telah mengajari umatnya supaya memohon

kepada Allah agar diberi taufik dan bimbingan sebagaimana mereka, dan

Allah juga menyuruh hamba-Nya mengambil contoh dan tauladan dari

mereka yang terdahulu.43

Berdasarkan pada yang menerimanya, petunjuk (hidayah) Allah

dibagi menjadi empat macam44

:

1. Hidayah yang secara umum diberikan kepada manusia berakal

yang berupa kemampuan menalar, kecerdasan, dan ilmu

pengetahuan.45

2. Hidayah yang diberikan kepada manusia melalui perantaraan

para nabi yang berupa ajaran agama.46

3. Hidayah yang berupa taufik yang diberikan khusus kepada

orang tertentu.47

4. Hidayah yang berupa kenikmatan surgawi yang diberikan di

akhirat, dan hidayah inilah yang paling tinggi tingkatannya.48

43

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits,jil.1, 21-22. 44

Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, jil. 3,316. 45

QS. Thaha [20]: 50. 46

QS. al-Anbiya’ [21]: 73. 47

QS. Muhammad [47]: 17, QS. at-Taghabun [64]:11, QS. Yunus [10]:9, QS. al-

Ankabut [29]:69, QS. Maryam [19]: 76, QS. al-Baqarah [2]:213.

35

Berdasarkan dari segi yang lain, ulama tafsir membagi hidayah

(petunjuk) menjadi dua macam49

:

1. Hidayah umum adalah hidayah yang dianugerahakan Allah

kepada seluruh manusia tanpa kecuali dan dapat diketahui oleh

kemampuan akal manusia. Petunjuk ini seperti ajaran agama

yang disampaikan oleh para nabi dan rasul.

2. Sedangkan hidayah khusus ialah kemampuan aktual yang

dianugerahkan Allah Swt. kepada manusia tertentu yang

dikehendaki-Nya sehingga mereka yang menerima hidayah ini

dapat melaksanakan hidayah yang umum.50

Menurut Mirza Ghulam Ahmad,51

al-Qur’an disadur dan disusun

secara bebas dari buku Essence Of Islam yang diterbitkan oleh Islamic

Publication, dan dari al-Qur’an ditemukan realitas yang bisa membimbing

manusia kepada Tuhan.52

48

QS. Muhammad [47]:5 dan QS. al-A’raf [7]:43. 49

Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, jil.3, 316. 50

Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata, jil.3, 316. 51

Mirza Ghulam Ahmad adalah pendiri gerakan Ahmadiyah di Qadian,

Gurdaspur, India. Lihat, ensiklopedi islam jil. 5,ed. 2005, 36-37. 52

Mirza Ghulam Ahmad, al-Qur’an Menurut Mirza Ghulam Ahmad,

penerjemah: AQ. Khalid (Jakarta: Wisma Damai, 2012), 1.

36

37

BAB III

SEKILAS TENTANG WAHBAH AL-ZUḤAILĪ DAN KITAB

TAFSIRNYA

A. Biografi Wahbah al-Zuḥailī

1. Kehidupan dan Pendidikannya

Wahbah al-Zuḥailī lahir pada 6 Maret 1932 M/1351 H di desa Dīr

‘Aṭīyah, daerah Qalmūn, Damaskus, Syiria (Suriah). Wahbah merupakan

putra dari pasangan Syekh Muṣṭafā al-Zuḥailī, seorang petani yang juga

hafiz dengan Ḥajjah Fāṭimah binti Muṣṭafā Sa’adah.1 Dari bimbingan

kedua orang tuanya, Wahbah al-Zuḥailī mendapatkan pendidikan tentang

dasar-dasar agama Islam. Setelah itu, Wahbah mulai belajar al-Qur’an dan

bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah di kampung halamannya. Dan

menamatkan Ibtidaiyah di Damaskus pada tahun1946 M.2

Beliau melanjutkan pendidikannya dan mulai mempelajari studi

ilmu Syari’ah pada tingkat sekolah menengah selama 6 tahun di salah satu

tempat di Damaskus dan lulus dengan predikat tertinggi pada tahun 1952

M. Pada saat yang sama, di sekolah tersebut beliau juga menempuh

pendidikan dalam bidang sastra. Kemudian pada tahun 1956 M, Wahbah

berhasil meraih gelar sarjana di Pendidikan Islam Universitas al-Azhar,

dan pada tahun yang sama, beliau juga memperoleh ijazah Tadris al-

Lughah al-‘Arabiyyah (pengajaran bahasa Arab) dari Fakultas Bahasa

Arab Universitas al-Azhar, Kairo. Wahbah al-Zuḥailī juga belajar ilmu

1Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh

Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):

128. 2A. Faroqi, “Analisis Ayat-ayat Mutasyabihat Tafsir al-Munīr karya Wahbah al-

Zuḥailī” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), 28.

38

hukum di Universitas ‘Ayn Syams di Kairo, dan mendapatkan gelar BA

dengan predikat magna cum laude (jayyid) pada tahun 1957 M.3

Kemudian berhasil memperoleh gelar Master dalam ilmu hukum

dengan tesis berjudul “al-Żirā’i fī al-Siyāsah al-Syar’iyyah wa al-Fiqh al-

Islāmī” pada tahun 1959 M di Universitas Kairo,4 serta meraih gelar

doktor dalam bidang Syariah dengan judul disertasi “Aṡar al-Ḥarb fī al-

Fiqh al-Islālmī: Dirāsah Muqāranah bayn al-Mażahib al-Ṡamāniyah wa

al-Qānūn al-Daulī al-‘Ām” (Pengaruh Perang Terhadap Fiqh Islam:

Sebuah Studi Perbandingan yang mencakup Mazhab Delapan dari Hukum

Islam dan Hukum Internasional yang Sekuler) dari Universitas yang sama

pada tahun 1963 M.5

Wahbah banyak berguru kepada ulama-ulama besar, di antara

guru-guru beliau yaitu, Muhammad Haṣim al-Khatib al-Syafī (w. 1958

M), yang merupakan seorang khatib di Masjid Umawi, beliau belajar

tentang fikih al-Syafie, beliau juga belajar ilmu fikih dari Abdul Ralak al-

Hamasi (w. 1969 M), belajar ilmu hadis dari Mahmud Yasin (w. 1948 M),

beliau menguasai ilmu Faraiḍ dan ilmu wakaf dari Judad al-Mardini (w.

1957 M), belajar ilmu Tafsir dari Hassab Habnakah al-Midani (w. 1978

M), belajar ilmu Bahasa Arab dari Muhammad Ṣaleh Farfur (w. 1986 M),

belajar ilmu Ushul Fiqh dan Musṭahah Hadis dari Muhammad Lutfi al-

Fayumi (w. 1990 M), beliau mempelajari ilmu Akidah dan Kalam dari

Mahmud al-Rankusi. Saat beliau di Mesir beliau berguru kepada

Muhammad Abu Zuhrah (w. 1395 M), Mahmud Shaltut (w. 1963 M), Ali

3Ummul Aiman, “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-Tafsir al-

Munīr,” MIQOT, vol. XXXVI no. 1 (Januari-Juni 2012): 3. 4Putri Ajeng Fatimah, “Waris Kalalah dalam Pandangan Wahbah al-Zuḥailī

(Tafsir QS. al-Nisa’ [4] ayat 12 dan 176),” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011), 16. 5Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Sharī’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī)”,

(Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 38.

39

Muhammad Khafif (w. 1978 M), dan Abdul Ghani Abdul Khaliq (w. 1983

M).6

2. Karir Intelektual

Wahbah al-Zuḥailī memulai karirnya setelah beliau memperoleh

gelar doktornya. Karir pertamanya dimulai dalam bidang pendidikan dan

pengajaran di Universitas Damaskus, dengan menjabat sebagai dosen di

Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum pada tahun 1963 M. Tak lama

kemudian beliau diangkat sebagai pembantu dekan, dan dalam waktu yang

relatif singkat dari masa pengangkatannya beliau menjabat menjadi dekan

sekaligus ketua jurusan Fiqh al-Islami. Kemudian sejak tahun 1975 M,

beliau diangkat menjadi guru besar di Universitas Damaskus, Syiria

(Suriah).7 Beliau memberikan kuliah yang berfokus pada kajian Hukum

Islam, Filsafat Hukum Islam dan Perbandingan Sistem Hukum. Wahbah

juga pernah mengajar sebagai dosen tamu di berbagai Universitas, seperti

di Benghazi Libya (1972-1974), Universitas Uni Emirat Arab (1984-

1989), Universitas Khartoum, Sudan dan Universitas Islam, Riyadh.8

Wahbah al-Zuḥailī juga merupakan anggota The Royal Society for

Research tentang peradaban Islam pada Yayasan al-Bayt di Amman

(Yordan) dan di berbagai lembaga hukum Islam dunia lainnya, termasuk

Majlis al-Ifta di Syria, Akademi Fiqh Islam di Jeddah (Arab Saudi) dan

beberapa Akademi Fiqh Islam di Amerika Serikat, India, dan Sudan.

Beliau juga menjabat sebagai kepala Institusi Riset untuk Lembaga-

lembaga Keuangan Islam, konsultan pada berbagai lembaga dan

6Faizah Ali Syibromalisi dan Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir, 164.

7Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah Al-Zuḥailī dan Contoh

Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):

129. 8Ummul Aiman, “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuhayli: Kajian al-Tafsir al-

Munīr” MIQOT, vol. XXXVI no. 1 (Januaru-Juni 2012): 4.

40

perusahaan keuangan Islam termasuk the Internasional Islamic Bank.

Tidak hanya itu, Wahbah juga dikenal sebagai juru dakwah di dunia Islam,

beliau sering muncul di TV, radio, dan koran-koran Arab serta menjadi

penceramah dan pendakwah di mesjid Ustmani di Damaskus dan di mesjid

Badr di kota kelahirannya Dīr ‘Aṭiyah.9

3. Karya-karyanya

Wahbah al-Zuḥailī aktif dalam belajar dan mengajarkan berbagai

disiplin ilmu, baik dalam perkuliahan, ceramah di pengajian, diskusi,

termasuk juga melalui media massa. Sebagai hasil aktivitas akademisnya

yang produktif, tidak kurang dari 48 buku dan karya ensiklopedi

(mausū’ah) dalam berbagai disiplin ilmu islam telah ditulisnya.10

Mayoritas karyanya mencakup bidang fiqh dan tafsir. Di antara karya-

karyanya tersebut sebagai berikut:

1. Aṡar al-Ḥarb fī al-Fiqh al-Islālmī: Dirāsah Muqāranah bayn

al-Mażahib al-Ṡamāniyah wa al-Qānūn al-Daulī al-‘Ām, Dar

al-Fikr, Damaskus 1963.

2. Al-Wasīṭ fī Uṣūl al-Fiqh al-Islāmī, Universitas Damaskus,

1966.

3. Al-Fiqh al-Islāmī fī Uslūb al-Jadīd, Maktabah al-Hadiṡ,

Damaskus, 1967.

4. Naẓarīyat al-Ḍarūrat al-Syar’iyyah, Maktabah al-Fārābī,

Damaskus, 1969.

5. Nazariat al-Ḍamān, Dar al-Fikr, Damaskus, 1970.

9http://www.Zuhayli.com lihat dalam, Ummul Aiman, “Metode Penafsiran

Wahbah al-Zuhayli: Kajian al-Tafsir al-Munīr” MIQOT, vol. XXXVI, no. 1 (Januaru-Juni

2012): 4. 10

Muhsin Mahfudz, “Konstruksi Tafsir Abad 20 M/14 H; Kasus Tafsir al-Munīr

Karya Wahbah al-Zuḥailī)”, dalam Jurnal al-Fikr, Vol. 14, no. 1, (2010), h. 34.

41

6. Al-Uṣūl al-‘Āmmah li Wahdah al-Dīn al-Ḥaq, Maktabah al-

Abassiyah, Damaskus, 1972.

7. Al-‘Alāqāṭal-Dauliah fī al-Islām, Muassasah al-Risālah,

Beirut, 1981.

8. Al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, (11 Jilid), Dar al-Fikr,

Damaskus, 1984.

9. Uṣul al-Fiqh al-Islāmī, (2 Jilid), Dar al-Fikr, Damaskus, 1986.

10. Juhūd Taqnīn al-Fiqh al-Islāmī, Muassasah al-Risālah, Beirut,

1986.

11. Fiqh al-Muwārīṡfī al-Syarī’ah al-Islāmiah, Dar al-Fikr,

Damaskus, 1987.

12. Al-Waṣāyā wa al-Waqaf fī al-Fiqh al-Islāmī, Dar al-Fikr,

Damaskus, 1987.

13. Al-Islām Dīn al-Jihād la al-Udwān, Persatuan Dakwah Islam

Antar Bangsa, Tripoli, Libyan, 1990.

14. Al-Tafsir al-Munīr fī al-Aqīdah wa al-Syarī’ah wa al-Manhaj,

(16 Jilid), Dar al-Fikr, Damaskus, 1991.

15. Al-Qiṣah al-Qur’aniyyah Hidayah wa Bayān, Dar Khair,

Damaskus, 1992.

16. Al-Qur’ān al-Karīm Bunyatuh al-Tasrī’iyyah aw Khasaisuh

al-Hasariyah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1993.

17. Al-Rukhṣah al-Syarī’ah wa Ahkāmuhu, Dar al-Maktabī,

Damaskus, 1995.

18. Al-Ulūm al-Syarī’ah Bayān al-Wahdah wa al-Istiqlāl, Dar al-

Maktabī, Damaskus, 1996.

19. Al-Asas wa al-Muṣādir al-Ijtihād al-Musytarikah Bayān al-

Sunah wa al-Syī’ah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1996.

42

20. Al-Islām wa Tahadiyyāt al-‘Aṣr, Dar al-Maktabī, Damaskus,

1996.

21. Maujūdah al-Gazū al-Ṡaqāfī al-Ṣaynī wa al-Ājnabī, Dar al-

Maktabī, Damaskus, 1996.

22. Al-Taqlīd fī al-Mażāhib al-Islāmiah ‘Inda al-Sunnah wa al-

Syarī’ah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1996.

23. Al-Ijtihād al-Fiqhī al-Hadīṡ, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1997.

24. Al-Urf wa al-‘Ādah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1997.

25. Al-Sunnah al-Nabawiah, Dar al-Maktabī, Damaskus, 1997.

26. Tafsir al-Wajīz merupakan ringkasan dari tafsir al-Munīr .

27. Tafsir al-Wasīṭ, (3 Jilid), dan karya-karya lainnya.11

Ketiga karya tafsir beliau, yaitu al-Tafsir al-Munīr , al-Tafsir al-

Wajīz, dan al-Tafsir al-Wasīṭ, masing-masing memiliki ciri dan

karakteristik tersendiri. Ketiganya menggunakan metode penafsiran yang

berbeda dan latar belakang yang berbeda pula.12

4. Aliran dan Mazhab

Wahbah al-Zuḥailī, selain dikenal sebagai mufasir beliau juga

lebih dikenal sebagai fuqaha dan studi-studi islam. Salah satu karya

monumental beliau yaitu al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuhu, menjadikan

beliau disebut-sebut sebagai bapak perbandingan mazhab. Dikatakan

demikian karena Wahbah dalam banyak karyanya, ketika berbicara

tentang fiqih beliau tidak fanatik atau condong pada satu aliran dan

11

Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Sharī’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī)”

(Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 41-43. 12

Baihaki, “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan Contoh

Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):

132.

43

mazhab yang dipakai saja, melainkan beliau memasukkan pendapat-

pendapat dari mazhab yang lain. Adapun mazhab beliau, yaitu bermazhab

Hanafi.13

Dalam muqaddimah kitab al-tafsīr al-Munīr , beliau juga

menyatakan bahwa semua yang beliau tulis tidak dipengaruhi oleh

tendensi tertentu, mazhab khusus, atau sisa-sisa keyakinan lama. Wahbah

juga menyatakan bahwa tidak sepatutnya kita menggunakan ayat-ayat al-

Qur’an untuk menguatkan suatu pendapat mazhab atau pandangan

kelompok, atau gegabah dalam manakwilkan ayat untuk mengukuhkan

teori ilmiah, sebab al-Qur’anul Karim terlalu mulia tingkatnya, dan ia

adalah kitab hidayah atau petunjuk Ilahi, aturan syari’at agama, cahaya

yang menunjukkan kepada akidah yang benar, manhaj hidup yang paling

baik, dan prinsip-prinsip akhlak dan norma kemanusiaan yang tertinggi.14

B. Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj

1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan Kitab Tafsir al-Munīr

Dalam muqaddimahnya, Wahbah mengatakan bahwa tujuan utama

beliau menulis kitab tafsir al-Munīr adalah untuk menciptakan ikatan

ilmiah yang erat antara seorang muslim dan non muslim dengan

Kitabullah ‘Azza wa Jalla, karena al-Qur’an yang mulia merupakan

konstitusi kehidupan umat manusia secara umum dan khusus.15

13

A. Husnul Hakim IMZI, Ensiklopedi Kitab-Kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-

kitab Tafsir dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer), cet. 1 (Depok: Lingkar Studi

al-Qur’an (eLSiQ), 2013), 227. 14

Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-

Manhaj Jil. 1 (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 11. Atau lihat dalam Wahbah al-Zuḥailī, al-

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj , Jil. 1, Penerjemah Abdul

Hayyie al-Kattani, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013), xvii. 15

Wahbah al-Zuḥailī,al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-

Manhaj , Jil. 1, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013),

xvi.

44

Muhammad Ali Iyazi16

menambahkan bahwa tujuan penulisan

tafsir al-Munīr adalah memadukan keorisinilan tafsir klasik dan

keindahan tafsir kontemporer, karena menurut Wahbah al-Zuḥailī banyak

orang yang menyudutkan bahwa tafsir klasik tidak mampu memberikan

solusi terhadap problematika kontemporer. sedangkan para mufasir

kontemporer banyak melakukan penyimpangan interpretasi terhadap ayat

al-Qur’an dengan alasan pembaharuan. Oleh karena itu, menurutnya tafsir

klasik harus dikemas dengan gaya bahasa kontemporer dan metode yang

sesuai dengan ilmu pengetahuan modern tanpa ada penyimpangan

interpretasi.17

Menurut Wahbah, yang terpenting dalam sebuah penafsiran dan

penjelasan adalah membantu individu muslim untuk merenungkan al-

Qur’an, sebagaimana yang diperintahkan dalam firman Allah Swt. dalam

QS.Ṣād:29.18

2. Karakteristik

Sebagaimana umumnya tradisi kitab-kitab tafsir, kitab Tafsir al-

Munīrini juga diawali dengan beberapa penjelasan penting seputar al-

Qur’an. Secara garis besar pembahasan tersebut dipaparkan dalam

beberapa tema pokok, seperti pengertian al-Qur’an dan nama-nama lain

dari al-Qur’an, cara turunnya al-Qur’an, tentang ayat-ayat makkī dan

16

Beliau adalah pengarang kitab al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun. Sayyid

Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun (Teheran: Wizanah al-

Tsiqafah wa al-Insyaq al-Islam, 1993). 17

Sayyid Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun

(Teheran: Wizanah al-Ṡiqafah wa al-Insyaq al-Islam, 1993),684-685. Lihat dalam A.

Faroqi, “Analisis Ayat-ayat Mutasyābihat Tafsir al-Munīr karya Wahbah al-Zuḥailī,”

(Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016), 31. 18

QS. al-Ṣād: 29

ب روا آياته وليتذكر أولو اللباب ) (۲٩كتاب أنزلناه إليك مبارك لييد"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah

supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang

yang mempunyai fikiran.” (QS. al-Ṣād: 29).

45

madanī, ayat-ayat yang pertama dan terakhir turun, tahapan-tahapan

kodifikasi al-Qur’an serta pembahasan lain yang lazim dalam kajian ‘ulūm

al-Qur’ān. Pembahasan tersebut disajikan dengan bahasa yang mudah

dipahami dan juga menyertakan pendapat para ulama yang mu’tabar

dengan uraian yang singkat dan jelas.19

Karakteristik dari kitab Tafsir al-Munīr yang membedakannya

dengan kitab-kitab tafsir lainnya adalah dengan menerapkan metode semi

tematik yang diaplikasikan dengan mengelompokkan ayat dalam satu

surah secara berurut yang kemudian diberi topik atau tema pembahasan

yang mewakili kandungan ayat tersebut.20

Dan adapuun karakteristik

lainnya yaitu dalam setiap tema pembahasan tersebut secara sistematis

terdapat sub-sub pembahasan yang dimulai dari qirā’at, i‘rāb, balāgah,

mufradāt lugawiyah, asbāb al-nuzūl, munasabah, kajian tentang tafsir dan

bayannya, serta tentang fiqh al-hayāt wa ahkām (fiqih kehidupan atau

hukum-hukum) yang kesemua ini tercantum pada tiap-tiap tema, bagian

ini merupakan salah satu yang menjadi ciri khas dari kitab Tafsir al-Munīr

karya Wahbah al-Zuḥailī.21

19

Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Sharī’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī),”

(Tesis S2 Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 45. 20

Misalnya seperti dalam surah al-Baqarah ayat 1-5 diberi tema “Sifat-sifat

orang beriman dan ganjaran orang yang bertakwa”, surah al-Baqarah ayat 6-7 diberi tema

“sifat-sifat kaum kafir”, dsb. Lihat dalam, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-

‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj Jilid. 1 (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 75 dan 81.

Dan dalam tiap-tiap surah dari juz. 1-30. 21

Dapat dilihat dalam setiap pembahasan dalam kitab tafsirnyanya. Wahbah al-

Zuḥailī,al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj, Penerjemah Abdul

Hayyī al-Kaṭṭānī, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013). Atau dalam kitab aslinya Wahbah al-

Zuḥailī,al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj (Damaskus: Dār

al-Fikr, 2009).

46

3. Metode Penafsiran

Metode penafsiran al-Qur’an adalah cara menafsirkan ayat-ayat al-

Qur’an, baik itu tentang sumber-sumber penafsirannya, sistematika

penjelasan tafsirannya, keluasan penjelasannya, maupun tentang sasaran

dan tertib ayat-ayat yang ditafsirkan.22

Beberapa telaah terhadap kitab

Tafsir al-Munīr menunjukkan bahwa dalam kitab tafsir ini, Wahbah al-

Zuḥailī mencoba mengkolaborasikan beberapa metode. Ditinjau dari aspek

sumber penafsiran, terlihat bahwa tafsir al-Munīr menggunakan model

penafsiran bi al-iqtirani,23

yang merupakan perpaduan antara penafsiran bi

al-ma’ṣur (periwayatan) dan bi al-ra’yi (penalaran dan ijtihad).24

Namun, berbeda dengan apa yang telah dilakukan oleh mufasir

salaf dalam menerapkan tafsir bi al-ma’ṣur Wahbah al-Zuḥailī lebih

mementingkan keringkasan, sehingga riwayat-riwayat yang dijadikan

rujukan adalah riwayat yang paling benar yang dinukil dari kitab-kitab

tafsir klasik. Dengan demikian, dalam tafsir al-Munīr hampir tidak

dijumpai perdebatan mengenai kualitas sanad antara riwayat-riwayat yang

beragam dalam menjelaskan makna ayat.

Di sisi lain, dalam menjelaskan penafsiran ayat, penalaran dan

ijtihad yang diberikan terlihat tidak mendapatkan porsi yang terlalu besar,

namun masih menempati porsi yang signifikan di bagian lain dalam

22

M. Ridwan Nasir, Perspektif Baru Metode Tafsir Muqarin dalam Memahami

al-Qur’an (Surabaya: Imtiyaz, 2011), 14. Lihat dalam Moh. Assafiqi, “Nilai

Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa

al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī),” (Tesis S2., Pasca Sarjana

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2017), 46. 23

Penafsiran bi al-Iqtirani yaitu penafsiran yang didasarkan pada perpaduan

antara riwayah yang kuat dan sahih dengan ijtihad yang sehat. Lihat dalam, Abdul Djalal

HA, Urgensi Tafsir Maudhu’i pada Masa Kini (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), 68. Atau

M. Ridwan Nasir, Perspektif Baru Metode Tafsir Muqarin dalam Memahami al-Qur’an

(Surabaya: Imtiyaz, 2011), 14 24

Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhajkarya Wahbah al-Zuḥailī),”

(Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 46.

47

menjelaskan kandungan ayat. Hal ini dikarenakan adanya pemisah antara

penafsiran ayat (al-Tafsīr wa al-bayān) yang merupakan pemahaman

lahiriah ayat, dengan penjelasan kandungan ayat (al-Fiqh al-ḥayāh) yang

merupakan pemahaman terhadap pesan-pesan al-Qur’an yang

berhubungan dengan isu-isu yang berkembang di dalam masyarakat, baik

itu persoalan hukum maupun persoalan lainnya.25

Dalam penulisannya

Wahbah cenderung mengambil pola modern, yaitu metode tahlili

(analitik) dan menerapkan metode semi tematik.

4. Corak Penafsiran

Dalam penafsirannya, Wahbah juga dipengaruhi oleh latar

belakang keilmuannya, yaitu hukum Islam dan filsafat hukum. Dari sini

dapat dilihat bahwa tafsir al-Munīr merupakan tafsir yang bercorak

fiqhi.26

Namun, selain bercorak fiqhi, tafsir al-Munīr juga bercorak adabī

ijtimā’i,27

hal ini karena dalam penafsirannya juga kental dengan nuasa

sastra, budaya dan kemasyarakatan.28

5. Sumber-sumber Penafsiran

Dalam pembahasan kitab tafsir al-Munīr, al-Zuḥailī menggunakan

gabungan antara sumber-sumber tafsir bi al-ma`ṡur dengan tafsir bi al-

ra`yi, serta menggunakan gaya bahasa dan ungkapan yang jelas, yaitu

25

Ummul Aiman. “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuḥailī: Kajian al-Tafsir al-

Munīr” MIQOT, vol. XXXVI, no. 1 (Januaru-Juni 2012): 10. 26

Corak Fiqhi adalah corak tafsir yang kecenderungan mencari hukum-hukum

fikih di dalam ayat-ayat al-Qur’an. Abdul Syukur, “Mengenal corak tafsir al-Qur’an”

El-FURQONIA, Vol.01 No. 01, (Agustus, 2015): 86. 27

Corak Adabī ijtimā‘īadalah corak ttafsir yang menjelaskan petunjuk-petunjuk

ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan langsung dengan masyarakat, serta usaha-usaha untuk

menanggulangi masalah-masalah berdasarkan petunjuk ayat-ayat dengan mengunakan

bahasa yang mudah dimengerti. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an (Bandung:

Mizan, 2013), Abdurrahman Rusli Tanjung, “Analisi Terhadap Corak Tafsir al-Adabī al-

Ijtimā‘ī” Analytica Islamica, vol. 3, no. 1, (2014): 162-177. 28

Moh. Assafiqi, “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam Kitab

Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī),”

(Tesis S2 Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017), 50.

48

gaya bahasa kontemporer yang mudah dipahami bagi genersi sekarang. Di

antara sumber-sumber referensi yang Wahbah gunakan dalam Tafsir al-

Munīr adalah sebagai berikut:29

a. Dalam bidang akidah, akhlak, dan penjelasan keagungan Allah

di alam semesta, Wahbah merujuk kepada kitab Tafsīr al-Kabīr

karya Fakhruddīn al-Rāzī, Tafsīr al-Baḥr al-Muhīṭ karya Abū

Ḥayyān al-Andalusī, Rūh al-Ma’ānī karya al-Alūsī.

b. Dalam penjelasan kisah-kisah al-Qur’an dan sejarah, Wahbah

merujuk kepada kitab Tafsīr al-Khāzin dan al-Bagawī.

c. Dalam bidang fiqh, ia merujuk kepada beberapa literatur seperti

kitab al-Jāmi’ fī Ahkām al-Qur’ānkarya al-Qurṭubī, Ahkām al-

Qur’ān karya Ibn al-‘Arabī, Ahkām al-Qur’ān karya al-Jaṣṣāṣ,

Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm karya Ibnu Kaṡir.

d. Dalam bidang kebahasaan yaitu tafsir al-Kasysyāf karya al-

Zamakhsyarī, dalam materi qirā`at Wahbah merujuk dari tafsir

al-Nasafī.

e. Sedangkan dalam bidang sains dan teori-teori ilmu alam,

disadur dari kitab al-Jawāhir karya Tanṭāwī Jauharī, dan masih

banyak lagi kitab-kitab yang lain.

Dalam muqaddimahnya, al-Zuḥailī menyatakan bahwa tafsir al-

Munīr merupakan tafsir yang menggabungkan antara ma`ṡūr dan ma`qūl,

dengan memakai referensi dari tafsir-tafsir lama maupun baru yang

tepercaya, juga dari buku-buku seputar al-Qur’anul Karim, baik mengenai

29

Baihaki. “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan Contoh

Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama” Analisis, vol. XVI, no. 1 ( juni 2016):

138.

49

sejarahnya, penjelasan sebab-sebab turunnya ayat, atau i’rāb yang

membantu menjelaskan banyak ayat.30

30

Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-

Manhaj , Jil. 1, Penerjemah Abdul Hayyī al-Kaṭṭānī, dkk (Jakarta: Gema Insani, 2013),

xvii.

50

51

BAB IV

AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH MENURUT WAHBAH AL-

ZUḤAILĪ

A. Pemberi Hidayah

Tabel. 4.1. Pemberi Hidayah

No Diksi

Terkait Ayat Subjek Predikat

Konteks

Ayat Penjelasan Singkat

ة اي د ال 1 آنر ق ل ل

2:1-5 Allah Menu-

runkan

al-

Qur'an

Penjela-

san al-

Kitab

Al-Qur’an adalah

penyebab

datangnya hidayah,

sedangkan pemberi

hidayah yang

sebenarnya adalah

Allah SWT.

ة اي د ه 2 ادش ر و

2:1-5 Allah Menu-

runkan

al-

Qur'an

Penjela-

san al-

Kitab

Hudā berarti

hidayah dan

petunjuk.

ة اي د ه 3 اسالن

2:1-5 Allah Menu-

runkan

al-

Qur'an

Penjela-

san al-

Kitab

Allah

menurunkannya

dengan rahmat-Nya

untuk menunjuki

manusia kepada

kebaikan dan

kebahagiaan di

dunia dan akhirat.

ة اي د ه 4اد ش ر إ و م ال ن ي ن م ؤ م ل ل ني ق ت

2:1-5 Allah Menu-

runkan

al-

Qur'an

Penjela-

san al-

Kitab

al-Qur’an adalah

sumber hidayah

dan petunjuk bagi

orang-orang

beriman yang

bertakwa.

ن ة م اي د ه و 5 م بي ر

2:1-5 Allah Menu-

runkan

al-

Qur'an

Penjela-

san al-

Kitab

Orang yang

memiliki sifat

orang beriman dan

bertakwa adalah

orang yang berada

52

di atas cahaya dan

hidayah dari Allah.

ة اي د ال 6ل ائ س و و ة.ف ر ع م ال

2:21-

22

Allah Meme-

rintah-

kan

untuk

menyem

bah-Nya

Ibadah

(Meng-

esakan

Allah)

Allah pengatur

semua urusan dan

yang memberi apa

yang manusia

butuhkan yaitu

jalan-jalan hidayah

dan sarana-sarana

pengetahuan.

-2:26 ي ث ة ك اي د ه 7

27

Allah Membe-

ri

petunjuk

Perum-

pamaan

Perumpamaan

menjadi sebab

bertambahnya

hidayah yang

diperoleh banyak

orang beriman

karena keimanan

mereka kepada

Allah.

ة اي د ب 8ل ق ع ال ن،ي الدي و

2:26-

27

Allah Membe-

ri

petunjuk

Perum-

pamaan

Allah tidak

menyesatkan satu

pun di antara

orang-orang

beriman dan

mendapat hidayah

akal dan agama.

اهلل ة اي د ه 9 ال ع ت

2:26-

27

Allah Membe-

ri

petunjuk

Perum-

pamaan

Al-fusūq, yaitu

keluar dari hidayah

Allah mengenai

hukum-hukum-Nya

yang ditetapkan

untuk makhluk

ciptaan-Nya.

ف ة اي د ال 10: يضل ه ل و ق

به كثيا وي هدي به

كثيا

2:26-

27

Allah Membe-

ri

petunjuk

Perum-

pamaan

Allah menyebut

kata "penyesatan"

lebih dahulu

daripada kata

"hidayah/petunjuk".

-2:28 ة اي د ل 11

29

Allah Membe-

ri

petunjuk

Perum-

pamaan

Allah mengutus

seorang rasul dan

kepadanya

53

diturunkan sebuah اس الن

kitab untuk

memberi hidayah

kepada umat

manusia.

ة اي د ه 12 عظمىال

2:10

4-

105

Allah Menu-

runkan

al-

Qur'an

Kitab

suci

Allah menurunkan

al-Qur'an untuk

memberi peringatan

kepada orang

beriman agar tidak

mengikuti orang

Yahudi.

ى ل ة ع اي د ال 13 اهلل ن ي د

2:11

9-

121

Allah Mengu-

tus Nabi

Muham-

mad

Agama

Allah

Hudā (petunjuk)

adalah agama

Allah yaitu Islam

ة اي د ال و 14 ل ن و د اب ع اهو س د ب ع ن

2:13

8-

141

Allah Membe-

ri

nikmat

Agama

Allah

Allah

menganugerahkan

nikmat yang besar

kepada orang

beriman, di

antaranya nikmat

Islam dan hidayah.

ة اي د ال 15 ن م ب ر ق ال و

ا،ن ون د اهلل

2:13

8-

141

Allah Membe-

ri

nikmat

Agama

Allah

Orang Yahudi dan

Nasrani mengklaim

bahwa merekalah

yang mendapat

petunjuk dan lebih

dekat kepada Allah.

ل ة إ اي د ال ب 16 ال مع .م ك ن ي د

2:14

8-

152

Allah Membe-

ri

nikmat

Pengali-

han

kiblat

Allah telah

menyempurnakan

nikmat-Nya kepada

Kaum Muslimin

dan bangsa Arab

dengan memberi

mereka petunjuk

kepada ajaran-

ajaran agama.

و ه و 17ة: اي د ال

هم )وألئك المهتدون(

2:15

3-

157

Allah Membe-

ri

petunjuk

Sabar

atas

musibah

Orang yang sabar

adalah yang

mendapat rahmat,

kasih sayang dan

petunjuk.

54

ة اي د ه و ه 18 ل اس إ لن ل

اط ر الصي م،ي ق ت س م ال

2:18

3-

185

Allah Membe-

ri

petunjuk

Penuru-

nan al-

Qur'an

Al-Qur'an petunjuk

bagi manusia ke

jalan yang lurus.

ة اب ج إ و 19اء ع الد

ل م ش ت ةاي د ال

2:18

6-

187

Allah Membe-

ri

petunjuk

Berdoa

kepada

Allah

Terkabulnya doa

mencakup

pemberian petunjuk

kepada sebab-sebab

ة اي د ه 20 ةن س ح

2:19

8-

203

Allah Membe-

ri

petunjuk

Zikir

yang

baik

Allah menjelaskan

cara berzikir yang

baik, dan Allah

memberi petunjuk

bagi orang-orang

yang berzikir

dengan baik kepada

Allah.

صرف ي و 21خص الش

قي ال ن ع ة،اي د ال و

2:20

8-

212

Allah Mela-

rang

mengiku

ti

langkah-

langkah

syaitan

Pelara-

ngan

Allah melarang

mengikuti langkah-

langkah setan

karena setan

memalingkan

seseorang dari

kebenaran dan

hidayah

ة ل د ال 22 ني اه ب ال و

ى ل ة ع ال الد ي ال و قي ال ة،اي د ل وا

2:20

8-

212

Allah Mengan

cam

yang

mengu-

bah

nikmat-

Nya

Pelara-

ngan

Allah mengancam

siapa yang

mengubah nikmat

Allah, yaitu dalil-

dalil dan bukti-

bukti yang

menunjukkan

kebenaran,

kebaikan, dan

hidayah

ة اي د ال 23 ة،ي ل ال

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Allah memberikan

petunjuk kepada

manusia dengan

mengutus para

55

Nabi sebagai

pemberi peringatan.

ة اي د ه و 24 اسالن

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Kitab itu berfungsi

sebagai sumber

syari'at dan hukum

untuk

mendamaikan

perselisihan di

antara manusia

ة اي د ه 25 ل اب إ ت ك ال

،قي ال

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Kitab itu tidak

memicu

perselisihan dan

bertujuan

membahagiakan

manusia.

ة، اي د ال 26ام ي ق ال و اء ب ع أ ب

ف ي ال ك الت ة.ي ل ال

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Untuk masuk surga

dan memperoleh

keridaan Allah,

seseorang harus

berhijad,

menanggung

penderitaan, sabar

terhadap gangguan,

dan tanpa

menyimpang dari

garis hidayah,

diiringi dengan

melaksanakan

tugas-tugas yang

diperintahkan

Allah.

ل ه ج 27 ة ن س ب م ه ن م

ف اهلل ل ه أ ء ل ت اب ة، اي د ال

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Allah akan menguji

kaum yang

mendapat hidayah

untuk mengetahui

seberapa besar

kemampuan

mereka untuk tetap

teguh di atas

kebenaran dan

keimanan.

56

ة اي د ه ل ل 28 د،ش ر ال و

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Fitrah atau tabiat

semata tidak bisa

menjadi jalan untuk

mendapat hidayah

karena ia tidak

diketahui, samar,

dan tidak pasti.

ة اي د ال 29ة ي م ي ل ع الت ة اي د ه ي ه ل س الر م ه ن م

2:21

3-

214

Allah Membe-

ri

petunjuk

Kitab

suci

Hidayah pengajaran

adalah hidayah para

rasul dari kalangan

mereka, serta kitab-

kitab yang

diturunkan Allah

kepada mereka.

اهلل ن أ 30ور م أ ل و ت ي ني ن م ؤ م ال ة اي ع الري ب ة اي ن ع ال و ةاي د ال و

2:25

6-

257

Allah Membe-

ri

petunjuk

Asma

Allah

Allah Swt. yang

bertanggung jawab

terhadap perkara

kaum mukminin

dengan cara

menjaga,

memperhatikan dan

memberi petunjuk.

ة اي د ال و 31د ش ر ل ر، و م ال و ه و

خيرجهم ة اي د ب

اس و ال ل ق ع ال و ني الدي و

2:25

6-

257

Allah Member

i

petunjuk

Keiman

an yang

benar

Allah Swt.

memberikan

perhatian,

perlindungan dan

petunjuk kepada

orang yang

beriman

57

ل ة إ اي د ال و 32 ان ي ال

ن و ك ت اهلل ق ي ف و ت ب ن م ال ع ت

اء ش

2:25

6-

257

Allah Membe-

ri

petunjuk

Keima-

nan

yang

benar

Petunjuk kepada

keimanan adalah

karena taufik dan

pertolongan Allah

yang diberikan

kepada siapa saja

yang Dia

kehendaki.

ة اي د ال 33ا م ي ف ر ظ الن ب

ل يؤدي إ .قي ال

al-

Baqa

rah:

258

Allah Tidak

membe-

ri

petunjuk

Orang

zalim

Orang zolim yaitu

orang-orang yang

memalingkan diri

dari menerima

hidayah.

ا يدل ذ ه و 34 ن ى أ ل ع م د ع س ي ة ل اي د ال ، ني ع ائ لط ل ا ن إ و ، ني م ال لظ ل

اد: مر ل وا ة اي د ه ة،اص خ

al-

Baqa

rah:

258

Allah Tidak

memb-

eri

petunjuk

Orang

zalim

Yang tidak

mendapat hidayah

bukanlah orang-

orang yang taat,

tetapi orang-orang

yang zalim. yang

dimaksud adalah

hidayah khusus

atau orang-orang

zalim tertentu.

اهلل ة اي د ل 35 ال ع ت ،ني ن م ؤ م ل ل

al-

Baqa

rah:2

59

Allah Membe-

ri

petunjuk

Hari

akhir

Allah Swt.

memberikan

hidayah kepada

orang-orang

Mukmin dan

mengeluarkan

mereka dari

kegelapan menuju

58

cahaya.

ة اي د ه 36 لق ع ال

2:26

8-

269

Allah Membe-

ri

petunjuk

al-

Hikmah

Allah

menganugerahkan

hikmah kepada

siapa yang

dikendaki-Nya

berupa kepahaman

yang dalam tentang

al-Qur'an dan

agama, petunjuk

kepada hidayah

akal.

ة اي د ال 37 اهلل ن ي لدي ل ال ع ت

2:27

2-

274

Allah Membe-

ri

petunjuk

Sedekah Hidayah datang

dari Allah Swt.

ة اي د ه 38م ل س ال اه ر ك

2:27

2-

274

Allah Membe-

ri

petunjuk

Pembe-

rian

petunjuk

Petunjuk kebaikan

dan kesadaran

menerima petunjuk

Islam adalah urusan

Allah.

ن ة م اي د ه 39 ت ل ل الض

2:97-

98

Al-

Qur'an

Membe-

ri

petunjuk

dan

kabar

gembira

Kitab

suci

al-Qur'an adalah

petunjuk dari

kesesatan serta

kabar gembira

tentang surga bagi

orang yang beriman

kepadanya.

ة اي د ه 40 اسالن

2:97-

98

Al-

Qur'an

Membe-

ri

petunjuk

dan

kabar

gembira

Kitab

suci

Kitab suci

bertujuan memberi

petunjuk kepada

manusia dan

membimbing

mereka ke jalan

kebaikan.

ة اي د ل 41 ر ش ب ال

2:28

5-

286

Kitab

dan

shuhuf

Membe-

ri

pertunju

k

Iman

kepada

risalah

Kitab dan shuhuf

(lembaran-

lembaran berisikan

wahyu) sebagai

petunjuk bagi umat

manusia.

ة اي د ه و 42 al-

Baqa

Para

Rasul

Membe-

ri

Tingka-

tan para

Para rasul memiliki

kedudukan yang

59

ل اس إ الن ة اد ع س

ا ي ن الد ة.ر خ ال و

rah:

253

petunjuk rasul sama sebagai

orang-orang pilihan

untuk

menyampaikan

risalah dan

memberi petunjuk

umat manusia.

1. Allah1

Pemberi hidayah pada hakikatnya hanyalah Allah Swt. semata,2

namun sebagaimana yang telah dibahas pada bab terdahulu bahwa hidayah

dapat dibagi menjadi dua, yaitu hidayah umum dan hidayah khusus.

Artinya hidayah ada yang diberikan secara langsung oleh Allah dan ada

juga yang diberikan melalui perantara para nabi dan rasul serta dengan

menurunkan kitab-kitab.

Pemberian hidayah secara langsung yaitu Allah Swt. memberikan

hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan yang mau menerima

hidayah tersebut. Hidayah ini berupa petunjuk mengenai keimanan dan

keislaman, sehingga orang yang mendapat petunjuk ini bisa berupaya

mendapatkan petunjuk yang umum yang disampaikan oleh para nabi serta

yang ada di dalam al-Qur’an.

a. Kitab Suci

Allah sebagai pemberi hidayah, menurunkan al-Qur’an sebagai

penyebab datangnya hidayah dengan menyandarkan hidayah kepada al-

Qur’an. Sedangkan pemberi hidayah yang sebenarnya adalah Allah Swt.

Semua yang terdapat di dalam al-Qur’an berasal dari Allah, bukan dari

seorang manusia. Allah menurunkannya dengan rahmat-Nya untuk

1Ensiklopedi Islam, editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 1 (Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2005), 158-160. 2Dalam QS. 2:1-5, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-

Syarī‘ah wa al-Manhaj , juz. 1 (Damaskus: Dār al-Fikr, 2009), 77.

60

menunjuki manusia kepada kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan di

akhirat.3

Al-Qur’an adalah sumber hidayah dan petunjuk bagi orang-orang

beriman yang bertakwa. Orang yang memiliki sifat orang beriman dan

bertakwa adalah orang yang berada di atas cahaya dan hidayah dari Allah.4

Allah menurunkan al-Qur’an untuk memberi peringatan kepada orang

beriman agar tidak mengikuti orang Yahudi.5 Allah menerangkan bahwa

di bulan Ramadhan yang diberkati, dimulainya penurunan al-Qur’an dan

berlanjut secara berangsur-angsur selama 23 tahun, yang menjadi petunjuk

bagi manusia ke jalan yang lurus.6

Allah memberi petunjuk kepada manusia dengan mengutus para

Nabi sebagai pemberi peringatan, dan menurunkan Kitab Suci untuk

memberi keputusan atas perselisihan manusia.7 Kitab itu berfungsi sebagai

sumber syari’at dan hukum untuk mendamaikan perselisihan di antara

manusia, menunjukkan manusia kepada akidah yang benar, perilaku yang

baik dan amal saleh. Para pemimpin dan pemuka agama telah berselisih

tentang kitab yang diturunkan Allah sebagai kebenaran, setelah datang

kepada mereka bukti-bukti yang terang yang menunjukkan bahwa kitab itu

tidak memicu perselisihan dan bertujuan membahagiakan manusia.8

Untuk masuk surga dan memperoleh keridaan Allah, seseorang

harus berjihad, menanggung penderitaan, sabar terhadap gangguan, dan

melewati ujian dan cobaan dengan sukses, tanpa merasa marah dan kesal,

3Dalam QS. 2:1-5, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 77.

4Dalam QS. 2:1-5, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 79-80.

5Dalam QS. 2:104-105, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa

al-Syarī‘ah wa al-Manhaj , juz. 1, 280. 6Dalam QS. 2:183-185, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 500.

72:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 615.

82:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 616-617.

61

dan tanpa menyimpang dari garis hidayah, diiringi dengan melaksanakan

tugas-tugas yang diperintahkan Allah.9

Semua kisah para nabi dan kaum Muslimin generasi pertama

adalah pelajaran bagi orang-orang setelah mereka. Mereka mengira Islam

hanya ibadah saja, tanpa harus melewati ujian sedikit pun, atau tanpa

mengalami gangguan dan kesusahan sedikit pun. Mereka tidak memahami

sunnah Allah, bahwa Allah akan menguji kaum yang mendapat hidayah

untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mereka untuk tetap teguh di

atas kebenaran dan keimanan.10

Fitrah11

atau tabiat semata tidak bisa menjadi jalan untuk mendapat

hidayah karena ia tidak diketahui, samar, dan tidak pasti. Insting manusia

saja tidak cukup untuk mengarahkan tindakan mereka kepada apa yang

baik untuk mereka. Mereka perlu mendapat hidayah lain, yang bersifat

pengajaran, yang sesuai dengan kemampuan yang menjadi ciri khas

mereka, yaitu kemampuan berpikir. Hidayah pengajaran tersebut adalah

hidayah para rasul dari kalangan mereka, serta kitab-kitab yang diturunkan

Allah kepada mereka.12

b. Agama13

Allah

Allah Swt. memerintahkan semua manusia, kaum musyrik Mekkah

dan lainnya agar menyembah-Nya semata, karena Dialah pengatur semua

urusan dan yang memberi apa yang manusia butuhkan yaitu jalan-jalan

hidayah dan sarana-sarana pengetahuan.14

Yang dimaksud dengan hudā

(petunjuk) dalam ayat 2:138-141 adalah agama Allah yaitu Islam. Allah

92:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618.

10Dalam QS. 2:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618.

11Ensiklopedi Islam, jil. 2, 185-186.

122:213-214, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 619-620.

13Kata “agama” secara bahasa berasal dari bahasa sanskerta yang berarti “tidak

pergi, tetap di tempat, atau diwarisi turun-temurun”. Sedangkan kata “Din” mengandung

arti “menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, atau kebiasaan”. Lihat,

Ensiklopedi Islam, jil. 1, 88-89. 14

Dalam QS. 2:21-22. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 105.

62

menganugerahkan nikmat yang besar kepada orang beriman, di antaranya

nikmat Islam dan hidayah. Mereka menyembah Allah dan tidak beribadah

kepada selain-Nya.15

Orang Yahudi dan Nasrani mengklaim bahwa merekalah yang

mendapat petunjuk dan lebih dekat kepada Allah. Padahal Allah adalah

Tuhan seluruh alam semesta dan tidak ada perbedaan di antara makhluk-

makhluk-Nya melainkan ketakwaan dan amal saleh.16

c. Kemampuan untuk Bersabar, Berzikir

Allah memberikan cobaan kepada orang beriman berupa sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan

apabila mereka bersabar dan mengucapkan “Innā lillāhi wainnā ilaihi

rāji’ūn” maka mereka itulah yang mendapat rahmat, kasih sayang, dan

petunjuk.17

Setelah menjelaskan tentang menunaikan haji, Allah

menjelaskan cara berzikir yang baik, dan Allah memberi petunjuk bagi

orang-orang yang berzikir dengan baik kepada Allah.18

d. Pelarangan

Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan karena setan

memalingkan seseorang dari kebenaran dan hidayah, memecah belah

jamaah, seperti yang dialami kaum Ahli Kitab yang berpecah-belah dan

berselisih sesudah datang kepada mereka ayat-ayat yang nyata. 19

Allah

mengancam siapa yang mengubah nikmat Allah, yaitu dalil-dalil dan

bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran, kebaikan, dan hidayah, setelah

semua itu sampai kepadanya dan ia mengetahuinya, dan ia menjadikannya

15

QS. 2:138-141. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 357. 16

QS. 2:138-141. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 358. 17

QS. 2:153-157. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 406. 18

QS. 2:198-203.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 581 19

QS. 2:208-212. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 604.

63

sebagai sebab kesesatan, kekafiran, dan kedurhakaan, maka baginya azab

yang berat.20

e. Perumpamaan

Allah membantah orang-orang yang bertanya-tanya bahwa

perumpamaan tersebut menjadi sebab sesatnya banyak orang kafir lantaran

kekafiran mereka kepada Allah, tetapi disisi lain menjadi sebab

bertambahnya hidayah yang diperoleh banyak orang beriman kerena

keimanan mereka kepada Allah.21

Allah tidak menyesatkan satupun di

antara orang-orang beriman dan mendapat hidayah akal dan agama. Allah

hanya menyesatkan orang-orang fasik yang keluar dari jalur ketaatan dan

jalan Allah yang lurus, orang-orang yang telah diketahui oleh Allah bahwa

mereka tidak bakal mendapat petunjuk.22

Sebab kesesatan mereka adalah al-fusūq, yaitu keluar dari hidayah

Allah mengenai hukum-hukum-Nya yang ditetapkan untuk makhluk

ciptaan-Nya. Allah menyebut kata “penyesatan” lebih dahulu daripada

kata “hidayah atau petunjuk” (dalam ayat 2:26) karena sebabnya dari

kekafiran lebih dulu ada.23

Allah mengutus seorang rasul dan kepadanya

diturunkan sebuah kitab untuk memberi hidayah kepada umat manusia,

dan di dalam kitab itu Allah membuat perumpamaan dengan makhluk

yang dikehendaki-Nya, baik makhluk yang besar maupun makhluk yang

kecil.24

f. Ibadah

Allah Swt. memerintahkan semua manusia, kaum musyrik Mekah

dan lainnya agar menyembah-Nya semata, karena Dialah pengatur semua

20

QS. 2:208-212.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr,juz. 2, 606. 21

QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr,juz. 1, 121. 22

QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr,juz. 1, 123. 23

QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 124. 24

QS. 2:28-29. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 131.

64

urusan dan yang memberi apa yang manusia butuhkan yaitu jalan-jalan

hidayah dan sarana-sarana pengetahuan.25

g. Keimanan yang Benar

Allah Swt. memberikan perhatian, perlindungan dan petunjuk

kepada orang yang beriman sesuatu yang benar dan lurus dengan

memberikan indra, akal, dan agama sebagai petunjuk sehingga mereka

memperoleh keyakinan dan keimanan yang benar.26

Ayat ini bisa menjadi

dalil larangan paksaan dalam beragama, karena kekuasaan atas akal

pikiran dan hati hanya milik Allah. Petunjuk kepada keimanan adalah

karena taufik dan pertolongan Allah yang diberikan kepada siapa saja

yang Dia kehendaki.27

h. Pengalihan Kiblat

Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kaum Muslimin

dan bangsa Arab dengan memberi mereka petunjuk kepada ajaran-ajaran

agama dengan dipilih-Nya Ka’bah sebagai kiblat, mengutus seorang rasul

dari kalangan mereka yaitu Nabi Muhammad Saw., dan menurunkan al-

Qur’an kepadanya dengan bahasa Arab yang jelas.28

i. Mengabulkan Doa

Terkabulnya doa mencakup pemberian petunjuk kepada sebab-

sebab, seperti: mempermudah sarana-sarana rezeki, kesembuhan,

kelulusan, dan realisasi atas sebab-sebab taufik (pertolongan)-Nya.29

2. Para Rasul

Rasul adalah orang yg menerima wahyu Tuhan untuk disampaikan

kepada manusia.30

Allah mengutus seorang rasul dan kepadanya

25

QS. 2:21-22.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 105. 26

QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 24. 27

QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 27. 28

QS. 2:148-152. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 391. 29

QS. 2:186-187. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 518.

65

diturunkan sebuah kitab untuk memberi hidayah kepada umat manusia,

dan di dalam kitab itu Dia membuat perumpamaan dengan makhluk yang

dikehendaki-Nya, baik yang besar maupun makhluk yang kecil.31

Para

rasul memiliki kedudukan yang sama sebagai orang-orang pilihan untuk

menyampaikan risalah dan memberi petunjuk umat manusia. Namun,

mereka memiliki perbedaan dalam tingkat kesempurnaan, yang Allah Swt.

melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain dengan

memberikan berbagai keistimewaan dan kelebihan yang tidak dimiliki

oleh yang lain.32

3. Al-Qur’an33

Al-Qur'an itu sesuai dengan kitab-kitab yang diturunkan

sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang menyeru kepada pengesaan

Allah, akhlak-akhlak utama, dan ibadah, dan al-Qur'an adalah petunjuk

dari kesesatan serta kabar gembira tentang surga bagi orang yang beriman

kepadanya.34

Allah Swt. menjelaskan kepada mereka (Kaum Yahudi)

bahwa memusuhi pembawa wahyu (Jibril), memusuhi Muhammad Saw.,

dan memusuhi kitab-kitab samawi terhitung sebagai permusuhan kepada

semua malaikat dan kepada seluruh nabi dan kitab suci, karena tujuan dari

semua itu satu, yaitu memberi petunjuk kepada manusia dan membimbing

mereka ke jalan kebaikan.35

Allah menjelaskan bahwa Rasulullah dan kaum mukminin beriman

kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada rasul yang

30

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada

data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 31

QS. 2:28-29.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 131. 32

QS. 2:253.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah

wa al-Manhaj , juz. 3, 7. 33

Ensiklopedi Islam, jil. 6, 11-21. 34

QS. 2:97-98.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 259. 35

QS. 2:97-98. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 260.

66

diturunkan kepada mereka kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran

berisikan wahyu) sebagai petunjuk bagi umat manusia.36

B. Penerima Hidayah

Tabel. 4.2. Penerima Hidayah

No Diksi

Terkait Ayat Subjek Objek

Konteks

Ayat Penjelasan Singkat

ة اي د ال 1 آن ر ق ل ل

2:1-5 Allah Orang

bertak-

wa

Penjela-

san al-

Kitab

Al-Qur’an adalah

penyebab datangnya

hidayah, sedangkan

pemberi hidayah

yang sebenarnya

adalah Allah Swt.

ة اي د ه 2 اد ش ر و

2:1-5 Allah Orang

bertak-

wa

Penjela-

san al-

Kitab

Hudā berarti

hidayah dan

petunjuk.

ة اي د ل 3 اس الن

2:1-5 Allah Orang

bertak-

wa

Penjela-

san al-

Kitab

Allah menurunkan

al-Qur’an dengan

rahmat-Nya untuk

menunjuki manusia

kepada kebaikan dan

kebahagiaan di dunia

dan akhirat.

ة اي د ه 4اد ش ر إ و ني ن م ؤ م ل ل ني ق ت م ال و

2:1-5 Allah Orang

bertak-

wa dan

beri-

man

Penjela-

san al-

Kitab

al-Qur’an adalah

sumber hidayah dan

petunjuk bagi orang-

orang beriman yang

bertakwa.

ة اي د ه و 5 م بي ر ن م

2:1-5 Allah Orang

bertak-

wa

Penjela-

san al-

Kitab

Orang yang memiliki

sifat orang beriman

dan bertakwa adalah

orang yang berada di

atas cahaya dan

hidayah dari Allah.

ة اي د ال 6 2:21-

22

Allah Semua

manu-

Ibadah

(Mengesa

Allah pengatur

semua urusan dan

36

QS. 2:285-286. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 145.

67

ل ائ س و و ة.ف ر ع م ال

sia kan

Allah)

yang memberi apa

yang manusia

butuhkan yaitu jalan-

jalan hidayah dan

sarana-sarana

pengetahuan.

ة اي د ه 7 ي ث ك

2:26-

27

Allah Muk-

min

Perumpa-

maan

Perumpamaan

menjadi sebab

bertambahnya

hidayah yang

diperoleh banyak

orang beriman

karena keimanan

mereka kepada

Allah.

ة اي د ب 8 ل ق ع ال ن، ي الدي و

2:26-

27

Allah Muk-

min

Perumpa-

maan

Allah tidak

menyesatkan satu

pun di antara orang-

orang beriman dan

mendapat hidayah

akal dan agama.

ة اهلل اي د ه 9 ال ع ت

2:26-

27

Allah Muk-

min

Perumpa-

maan

al-fusūq, yaitu keluar

dari hidayah Allah

mengenai hukum-

hukum-Nya yang

ditetapkan untuk

makhluk ciptaan-

Nya.

ة اي د ال 10: ه ل و ق ف

يضل به كثيا

وي هدي به كثيا

2:26-

27

Allah Muk-

min

Perumpa-

maan

Allah menyebut kata

"penyesatan" lebih

dahulu daripada kata

"hidayah/petunjuk"

ة اي د ل 11 اس الن

2:28-

29

Allah Manus

ia

Perumpa-

maan

Allah mengutus

seorang rasul dan

kepadanya

diturunkan sebuah

kitab untuk memberi

hidayah kepada umat

68

manusia

ن ة م اي د ه 12ل ل الض ت

2:97-

98

Al-

Qur'an

Orang

beri-

man

kitab suci al-Qur'an adalah

petunjuk dari

kesesatan serta kabar

gembira tentang

surga bagi orang

yang beriman

kepadanya.

ة اي د ه 13 اسالن

2:97-

98

Al-

Qur'an

Manu-

sia

kitab suci kitab suci bertujuan

memberi petunjuk

kepada manusia dan

membimbing mereka

ke jalan kebaikan.

ة اي د ه 14 عظمى ال

2:10

4-

105

Allah Orang

beri-

man

kitab suci Allah menurunkan

al-Qur'an untuk

memberi peringatan

kepada orang

beriman agar tidak

mengikuti orang

Yahudi.

ة اي د ال 15 ن ي ى د ل ع

اهلل

2:11

9-

121

Allah Manu-

sia

Agama

Allah

Hudā (petunjuk)

adalah agama Allah

yaitu Islam.

ة اي د ال و 16 ن و د اب ع د ب ع ن ل اه و س

2:13

8-

141

Allah Orang

beri-

man

Agama

Allah

Allah

menganugerahkan

nikmat yang besar

kepada orang

beriman, di

antaranya nikmat

Islam dan hidayah.

ة اي د ال 17قرب ال و اهلل ن م ننا، و د

2:13

8-

141

Allah Orang

beri-

man

Agama

Allah

Orang Yahudi dan

Nasrani mengklaim

bahwa merekalah

yang mendapat

petunjuk dan lebih

dekat kepada Allah.

ة اي د ال ب 18ال مع ل إ

2:14

8-

152

Allah Kaum

Musli-

min

Pengali-

han kiblat

Allah telah

menyempurnakan

nikmat-Nya kepada

Kaum Muslimin dan

69

bangsa Arab dengan . م نك ي د

memberi mereka

petunjuk kepada

ajaran-ajaran agama

و ه و 19ة: اي د ال

)وألئك هم

المهتدون )

2:15

3-

157

Allah Orang

yang

sabar

sabar atas

musibah

Orang yang sabar

adalah yang

mendapat rahmat,

kasih sayang dan

petunjuk.

ة اي د ه 20 ل س إ ا لن ل

اط ر الصي م ي ق ت س م ال

2:18

3-

185

Allah Manu-

sia

Penuru-

nan al-

Qur'an

al-Qur'an petunjuk

bagi manusia ke

jalan yang lurus.

ة اب ج إ و 21اء ع الد

تشمل ة اي د ال

2:18

6-

187

Allah Kaum

Muk-

minin

berdoa

kepada

Allah

Terkabulnya doa

mencakup pemberian

petunjuk kepada

sebab-sebab

ة اي د ه 22 ةن س ح

2:19

8-

203

Allah Orang

yang

berzi-

kir

kepada

Allah

zikir yang

baik

Allah menjelaskan

cara berzikir yang

baik, dan Allah

memberi petunjuk

bagi orang-orang

yang berzikir dengan

baik kepada Allah.

صرف ي و 23خص الش

قي ال ن ع ة،اي د ال و

2:20

8-

212

Allah Orang

beri-

man

Pelara-

ngan

Allah melarang

mengikuti langkah-

langkah setan karena

setan memalingkan

seseorang dari

kebenaran dan

hidayah.

70

ة ل د ال 24 ني اه ب ال و

ة ال الد قي ى ال ل ع د ل وا ي ال و ة،اي

2:20

8-

212

Allah Manu-

sia

Pelara-

ngan

Allah mengancam

siapa yang mengubah

nikmat Allah, yaitu

dalil-dalil dan bukti-

bukti yang

menunjukkan

kebenaran, kebaikan,

dan hidayah

ة اي د ال 25 ة، ي ل ال

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci Allah memberikan

petunjuk kepada

manusia dengan

mengutus para Nabi

sebagai pemberi

peringatan.

ة اي د ه و 26 اس الن

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci Kitab itu berfungsi

sebagai sumber

syari'at dan hukum

untuk mendamaikan

perselisihan di antara

manusia

ة اي د ه 27اب ت ك ال قي ال ل إ

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci Kitab itu tidak

memicu perselisihan

dan bertujuan

membahagiakan

manusia.

ل و 28 اف ر ان طي خ ن ع ة، اي د ال ام ي ق ال و اء ب ع أ ب

ف ي ال ك الت ة.ي ل ال

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci Untuk masuk surga

dan memperoleh

keridaan Allah,

seseorang harus

berhijad,

menanggung

penderitaan, sabar

terhadap gangguan,

dan tanpa

menyimpang dari

garis hidayah,

diiringi dengan

melaksanakan tugas-

tugas yang

diperintahkan Allah.

71

ل ه ج 29 م ه ن م اهلل ة ن س ب

ء ل ت اب ف ل ه أ

ة،اي د ال

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci Allah akan menguji

kaum yang mendapat

hidayah untuk

mengetahui seberapa

besar kemampuan

mereka untuk tetap

teguh di atas

kebenaran dan

keimanan.

ة اي د ه ل ل 30 ، د ش الر و

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci fitrah atau tabiat

semata tidak bisa

menjadi jalan untuk

mendapat hidayah

karena ia tidak

diketahui, samar, dan

tidak pasti.

ة اي د ال 31ة ي م ي ل ع الت ي ه ة اي د ه ل س الر همن م

2:21

3-

214

Allah Manu-

sia

kitab suci Hidayah pengajaran

adalah hidayah para

rasul dari kalangan

mereka, serta kitab-

kitab yang

diturunkan Allah

kepada mereka.

ة اي د ه و 32 اسالن

2:

253

Para

Rasul

Manu-

sia

Tingkatan

para rasul

Para rasul memiliki

kedudukan yang

sama sebagai orang-

orang pilihan untuk

menyampaikan

risalah dan memberi

petunjuk umat

manusia.

اهلل ن أ 33 ل و ت ي ر و م أ ني ن م ؤ م ال

2:25

6-

257

Allah Orang

beri-

man

Asma

Allah

Allah Swt. Yang

bertanggung jawab

terhadap perkara

kaum mukminin

dengan cara

menjaga,

memperhatikan dan

memberi petunjuk.

72

الرعاية ب ة اي ن ع ال و ةاي د ال و

ة اي د ال و 34د ش ر ل ر، و م ال و ه و

خيرجهم ة اي د ب

اس و ال ل ق ع ال و ن ي الدي و

2:25

6-

257

Allah Orang

beri-

man

keimanan

yang

benar

Allah Swt.

memberikan

perhatian,

perlindungan dan

petunjuk kepada

orang yang beriman.

ة اي د ال و 35 ل إ

ان ي ال

2:25

6-

257

Allah Orang

beri-

man

Keimanan

yang

benar

Petunjuk kepada

keimanan adalah

karena taufik dan

pertolongan Allah

yang diberikan

kepada siapa saja

yang Dia kehendaki.

ة اهلل اي د ل 36 ال ع ت ني ن م ؤ م ل ل

al-

Baqa

rah:2

59

Allah Orang

muk-

min

Hari akhir Allah Swt.

memberikan hidayah

kepada orang-orang

Mukmin dan

mengeluarkan

mereka dari

kegelapan menuju

cahaya.

ة اي د ه 37 ل ق ع ال

2:26

8-

269

Allah yang

dike-

henda-

ki-Nya

al-

Hikmah

Allah

menganugerahkan

hikmah kepada siapa

yang dikendaki-Nya

berupa kepahaman

yang dalam tentang

al-Qur'an dan agama,

73

petunjuk kepada

hidayah akal.

ة اي د ال 38 اهلل ن ي لدي ل ال ع ت

2:27

2-

274

Allah yang

dike-

henda-

ki-Nya

Sedekah Hidayah datang dari

Allah Swt.

ة اي د ه 39م ل س ال ا ه ر ك

2:27

2-

274

Allah yang

dike-

henda-

ki-Nya

Pemberi-

an

petunjuk

Petunjuk kebaikan

dan kesadaran

menerima petunjuk

Islam adalah urusan

Allah.

ة اي د ل 40 رش ب ال

2:28

5-

286

Kitab

dan

shuhuf

Manu-

sia

Iman

kepada

risalah

kitab dan shuhuf

(lembaran-lembaran

berisikan wahyu)

sebagai petunjuk

bagi umat manusia.

1. Orang Beriman dan Bertakwa, Berzikir

Dalam al-Qur’an ada banyak ayat yang berbicara tentang

beriman,37

bertakwa,38

dan berzikir.39

Bahkan ada ayat yang langsung

menggabungkan penyebutan kata tersebut dalam satu ayat.40

Orang

beriman artinya orang yang percaya atau yakin kepada Allah, nabi, kitab,

dan segala hal yang tertuang dalam enam rukun iman.41

Dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa orang yang beriman merupakan

orang yang apabila disebut nama Allah maka bergetarlah hatinya, dan bila

dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya maka bertambahlah keimanannya.42

37

Lihat dalam, QS. 2:3,4,6,8,9,13, dan masih banyak lagi. 38

QS. 2:2,21,41,63,66,103, dan masih banyak lagi. 39

QS. 2:198,200,203, dan lainnya. 40

QS. 3:102, 33:41,70, dan lainnya. 41

Enam rukun iman yaitu, percaya kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari

akhir, serta qada dan qadar. Lihat, Muslim bin al-Hajjāj Abū al-Hasan al-Qusyairī al-

Naisāburī, al-Musnad al-Ṣaḥīh al-Mukhtas..., kitab iman, bab ma’rifat al-iman, hadis no.

9, h. 39. 42

Lihat QS. 8:2.

74

Orang bertakwa artinya orang yang menjaga dirinya untuk tetap taat dalam

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.43

Sedangkan orang yang berzikir artinya adalah orang yang mengingat

Allah dengan mengucapkan puji-pujian kepada-Nya.44

Al-Qur’an adalah sumber hidayah dan petunjuk bagi orang-orang

beriman yang bertakwa.45

Orang yang memiliki sifat orang beriman dan

bertakwa adalah orang yang berada di atas cahaya dan hidayah dari

Allah.46

Allah membantah orang-orang yang bertanya-tanya bahwa

perumpamaan tersebut menjadi sebab bertambah sesatnya banyak orang

kafir lantaran kekafiran merea kepada Allah, tetapi di sisi lain menjadi

sebab bertambahnya hidayah yang diperoleh banyak orang beriman karena

keimanan mereka kepada Allah.47

Allah tidak menyesatkan satu pun di antara orang-orang beriman

dan mendapat hidayah akal dan agama. Allah hanya menyesatkan orang-

orang fasik yang keluar dari jalur ketaatan dan jalan Allah yang lurus,

orang-orang yang telah diketahui oleh Allah bahwa mereka tidak bakal

mendapat petunjuk.48

Sebab kesesatan mereka adalah al-fusuq, yaitu

keluar dari hidayah Allah mengenai hukum-hukum-Nya yang ditetapkan

untuk makhluk ciptaan-Nya.49

Allah menyebut kata "penyesatan" lebih

ا المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت ق لوب هم وإذا تليت عليهم آياته زادت هم (٢) إيانا وعلى ربيم ي ت وكلون إن

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama

Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman

mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. al-Anfal:2). 43

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada

data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 44

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada

data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 45

QS. 2:1-5.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 79. 46

QS. 2:1-5.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 80. 47

QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 121. 48

QS. 2:26-27.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 123. 49

QS. 2:26-27. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 124.

75

dahulu daripada kata "hidayah atau petunjuk" (dalam ayat ke 26) karena

sebabnya dari kekafiran lebih dulu ada.50

Al-Qur'an itu sesuai dengan kitab-kitab yang diturunkan

sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang menyeru kepada pengesaan

Allah, akhlak-akhlak utama, dan ibadah, dan al-Qur'an adalah petunjuk

dari kesesatan serta kabar gembira tentang surga bagi orang yang beriman

kepadanya.51

Allah Swt. menjelaskan kepada mereka (kaum Yahudi)

bahwa memusuhi pembawa wahyu (Jibril), memusuhi Muhammad Saw.,

dan memusuhi kitab-kitab samawi terhitung sebagai permusuhan kepada

semua malaikat dan kepada seluruh nabi dan kitab suci, karena tujuan dari

semua itu satu, yaitu memberi petunjuk kepada manusia dan membimbing

mereka ke jalan kebaikan.52

Allah menurunkan al-Qur'an untuk memberi peringatan kepada

orang beriman agar tidak mengikuti orang Yahudi.53

Allah

menganugerahkan nikmat yang besar kepada orang beriman, di antaranya

nikmat Islam dan hidayah. Mereka menyembah Allah dan tidak beribadah

kepada selain-Nya.54

Orang Yahudi dan Nasrani mengklaim bahwa

merekalah yang mendapat petunjuk dan lebih dekat kepada Allah. Padahal

Allah adalah Tuhan seluruh Alam semesta dan tidak ada perbedaan di

antara makhluk-makhluk-Nya melainkan ketakwaan dan amal saleh.55

Allah telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada Kaum Muslimin

dan bangsa Arab dengan memberi mereka petunjuk kepada ajaran-ajaran

agama dengan dipilih-Nya Ka'bah sebagai kiblat, mengutus seorang rasul

50

QS. 2:26-27.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 125. 51

QS. 2:97-98.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 259. 52

QS. 2:97-98.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 260. 53

QS. 2:104-105.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 280. 54

QS. 2:138-141.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 357. 55

QS. 2:138-141.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 358.

76

dari kalangan mereka yaitu Nabi Muhammad Saw., dan menurunkan al-

Qur'an kepadanya dengan bahasa Arab yang jelas.56

Terkabulnya doa mencakup pemberian petunjuk kepada sebab-

sebab, seperti: mempermudah sarana-sarana rezeki, kesembuhan,

kelulusan, dan realisasi atas sebab-sebab taufik (pertolongan)-Nya.57

Setelah menjelaskan tentang menunaikan haji, Allah menjelaskan cara

berzikir yang baik, dan Allah memberi petunjuk bagi orang-orang yang

berzikir dengan baik kepada Allah.58

Allah melarang mengikuti langkah-langkah setan karena setan

memalingkan seseorang dari kebenaran dan hidayah, memecah belah

jamaah, seperti yang dialami kaum Ahli Kitab yang berpecah-belah dan

berselisih sesudah datang kepada mereka ayat-ayat yang nyata.59

Allah Swt. yang bertanggung jawab terhadap perkara kaum

mukminin dengan cara menjaga, memperhatikan dan memberi petunjuk.60

Allah Swt. memberikan perhatian, perlindungan dan petunjuk kepada

orang yang beriman sesuatu yang benar dan lurus dengan memberikan

indra, akal, dan agama sebagai petunjuk sehingga mereka memperoleh

keyakinan dan keimanan yang benar.61

ين الرشد من الغيي ل إكراه ف الدي فمن يكفر بالطاغوت وي ؤمن بالله ف قد قد ت ب نييع عليم استمسك بالعروة الوث قى ل انفصام لا الله ول الذين آمنوا ٢٥٦) والله س

56

QS. 2:148-152.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 391. 57

QS. 2:186-187. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 518. 58

QS. 2:198-203.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 581. 59

QS. 2:208-212.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 604. 60

QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 21 61

QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 24

77

ياؤهم الطاغوت خيرجون هم مين النور إل والذين كفروا أول خيرجهم مين الظلمات إل النور 62(۲٥٧هم فيها خالدون ) أولئك أصحاب النار الظلمات

Ayat tersebut bisa menjadi dalil larangan paksaan dalam beragama,

karena kekuasaan atas akal pikiran dan hati hanya milik Allah. Petunjuk

kepada keimanan adalah karena taufik dan pertolongan Allah yang

diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.63

Dan QS. al-Baqarah:259,

ذه الله ب عد موت ا أو كالذي مر على ق رية وهي خاوية على عروشها قال أن ييي هقال بل قال لبثت ي وما أو ب عض ي وم قال كم لبثت فأماته الله مائة عام ث ب عثه

وانظر إل حارك ولنجعلك آية لبثت مائة عام فانظر إل طعامك وشرابك ل ي تسنه له قال أعلم أن وانظر إل العظام كيف ننشزها ث نكسوها لما ليلناس ف لما ت ب ني

64(٢٥٩) الله على كلي شيء قدير

62“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah

jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar

kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi

Maha Mengetahui. Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan

mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,

pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya

kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di

dalamnya.” (QS. al-Baqarah:256-257). 63

QS. 2:256-257.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 27. 64

Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri

yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah

menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu

seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah

lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah

hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya;

lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi beubah; dan lihatlah kepada

keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda

kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian

Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka

tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun

78

Ayat ini bisa dijadikan dalil atau contoh bahwa Allah Swt.

memberikan hidayah kepada orang-orang Mukmin dan mengeluarkan

mereka dari kegelapan menuju cahaya. Ini seperti yang terjadi pada kisah

Nabi Ibrahim a.s. dengan raja Namrudz.65

2. Manusia

Allah Swt. memerintahkan semua manusia, kaum musyrik Mekah

dan lainnya agar menyembah-Nya semata, karena Dialah pengatur semua

urusan dan yang memberi apa yang manusia butuhkan yaitu jalan-jalan

hidayah dan sarana-sarana pengetahuan.66

Allah mengutus seorang rasul

dan kepadanya diturunkan sebuah kitab untuk memberi hidayah kepada

umat manusia, dan di dalam kitab itu Dia membuat perumpamaan dengan

makhluk yang dikehendaki-Nya, baik yang besar maupun makhluk yang

kecil.67

Allah menerangkan bahwa di bulan ramadhan yang diberkati,

dimulainya penurunan al-Qur'an dan berlanjut secara berangsur-angsur

selama 23 tahun, yang menjadi petunjuk bagi manusia ke jalan yang

lurus.68

Allah memberikan petunjuk kepada manusia dengan mengutus

para Nabi sebagai pemberi peringatan, dan menurunkan Kitab suci untuk

memberi keputusan atas perselisihan manusia.69

Kitab itu berfungsi

sebagai sumber syari'at dan hukum untuk mendamaikan perselisihan di

antara manusia, menunjukkan manusia kepada akidah yang benar, perilaku

yang baik dan amal saleh.70

berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. al-

Baqarah:259). 65

QS. 2:259.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 39. 66

QS. 2:21-22.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 105. 67

QS. 2:28-29.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 131. 68

QS. 2:183-185.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 500 69

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 615. 70

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 616.

79

Para pemimpin dan pemuka agama telah berselisih tentang Kitab

yang diturunkan Allah sebagai kebenaran, setelah datang kepada mereka

bukti-bukti yang terang yang menunjukkan bahwa Kitab itu tidak memicu

perselisihan dan bertujuan membahagiakan manusia.71

Untuk masuk surga

dan memperoleh keridaan Allah, seseorang harus berhijad, menanggung

penderitaan, sabar terhadap gangguan, dan melewati ujian dan cobaan

dengan sukses, tanpa merasa marah dan kesal, dan tanpa menyimpang dari

garis hidayah, diiringi dengan melaksanakan tugas-tugas yang

diperintahkan Allah.72

Semua (kisah para nabi dan kaum muslimin generasi pertama)

adalah pelajaran bagi orang-orang setelah mereka. Mereka mengira Islam

hanya ibadah saja, tanpa harus melewati ujian sedikit pun, atau tanpa

mengalami gangguan dan kesusahan sedikit pun. Mereka tidak memahami

sunnah Allah, bahwa Allah akan menguji kaum yang mendapat hidayah

untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mereka untuk tetap teguh di

atas kebenaran dan keimanan.73

Fitrah74

atau tabiat semata tidak bisa menjadi jalan untuk mendapat

hidayah karena ia tidak diketahui, samar, dan tidak pasti.75

Insting

manusia saja tidak cukup untuk mengarahkan tindakan mereka kepada apa

yang baik untuk mereka. Mereka perlu mendapat hidayah lain, yang

bersifat pengajaran, yang sesuai dengan kemampuan yang menjadi ciri

71

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 617. 72

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618. 73

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 618. 74

Fitrah dari segi bahasa diambil dari kata al-Fathr yang berarti belahan, dan

dari makna ini lahir makna-makna lain, seperti penciptaan atau kejadian sejak awal.

Dalam al-Qur’an kata ini terulang sebanyak 28 kali, 14 diantaranya dalam uraian tentang

bumi dan atau langit. Sisanya dalam konteks penciptaan manusia baik dari sisi pengakuan

bahwa penciptaannya adalah Allah, maupun dari segi uraian tentang fitrah manusia.

Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Mauḍu’i atas berbagai Persoalan Umat

(Bandung: Mizan, 1996), 281. 75

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 619.

80

khas mereka, yaitu kemampuan berpikir. Hidayah pengajaran tersebut

adalah hidayah para rasul dari kalangan mereka, serta kitab-kitab yang

diturunkan Allah kepada mereka.76

Para rasul memiliki kedudukan yang sama sebagai orang-orang

pilihan untuk menyampaikan risalah dan memberi petunjuk umat manusia.

Namun, mereka memiliki perbedaan dalam tingkat kesempurnaan, yang

Allah Swt. melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain

dengan memberikan berbagai keistimewaan dan kelebihan yang tidak

dimiliki oleh yang lain.77

Allah menjelaskan bahwa Rasulullah dan kaum mukminin beriman kepada

Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada rasul yang diturunkan

kepada mereka kitab dan shuhuf (lembaran-lembaran berisikan wahyu)

sebagai petunjuk bagi umat manusia.78

3. Orang yang Sabar

Allah memberikan cobaan kepada orang beriman berupa sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan

apabila mereka bersabar dan mengucapkan “Innā lillāhī wainnā ilaihi

rāji’ūn” maka mereka itulah yang mendapat rahmat, kasih sayang dan

petunjuk.79

4. Yang dikehendaki

Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-

Nya berupa kepahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan agama,

petunjuk kepada hidayah akal, maka siapa yang diberi hikmah tersebut dia

76

QS. 2:213-214.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz.2, 620. 77

QS. 2:253.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 7. 78

QS. 2:285-286.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 145. 79

QS. 2:153-157. Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 406.

81

telah ditunjuk kepada kebaikan dunia dan akhirat serta mampu memahami

segala sesuatu sesuai hakikatnya.80

Ayat ini berbicaara tentang dibolehkannya memberi sedekah

kepada kaum non-muslim, karena Allah memberi rezeki kepada seluruh

manusia. Orang mukmin sudah selayaknya berbuat kebaikan untuk semua

manusia tanpa memandang agama atau keyakinannya, karena ajaran-

ajaran Islam sebenarnya mengajarkan sikap toleransi dan menyerahkan

urusan hidayah kepada Allah karena hidayah memang datang dari Allah

Swt..81

Nabi Muhammad Saw. hanya diperintahkan untuk menyampaikan

dan menunjukkan kepada agama Islam, memberikan berita gembira

berupa pahala surga bagi yang taat, serta menyampaikan peringatan dan

ancaman berupa siksa neraka bagi yang membangkang. Semetara petunjuk

kebaikan dan kesadaran menerima petunjuk Islam adalah urusan Allah.82

5. Para Rasul

Para rasul memiliki kedudukan yang sama sebagai orang-orang

pilihan untuk menyampaikan risalah dan memberi petunjuk umat manusia.

Namun, mereka memiliki perbedaan dalam tingkat kesempurnaan, yang

Allah Swt. melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lain

dengan memberikan berbagai keistimewaan dan kelebihan yang tidak

dimiliki oleh yang lain.83

80

QS. 2:268-269.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 71. 81

QS. 2:272-274.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 82. 82

QS. 2:272-274.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 83. 83

QS. 2:253.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 3, 7.

82

Nikmat Allah artinya ayat-ayat Allah yang terang yang diberikan-

Nya kepada para nabi dan dijadikan-Nya sebagai sumber hidayah dan

keselamatan.84

C. Para Pengingkar Hidayah

Tabel. 4.3. Para Pengingkar Hidayah

No. Diksi

Terkait Ayat Subjek Prerdikat

Konteks

Ayat

Penjelasan

Singkat

ة اي د ال 1ة،ظ ع و م ال و

2:6-7 Orang

Kafir

Menging-

kari

Sifat

kaum

kafir

Orang kafir

mengingkari

ayat-ayat Allah,

sehingga

hidayah dan

nasehat tidak

dapat masuk ke

hati mereka.

ةاي د ر ال و ن 2 2:16

8-

171

Orang

kafir

Tidak

mende-

ngar dan

melihat

cahaya

petunjuk

Nikmat

Allah

Orang kafir

telah menutup

hati, telinga, dan

mata mereka

dari cahaya

hidayah.

ة اي د ال و 3ةح ي ح الص

2:17

4-

176

Ahl

Kitab

Memper-

selisihkan

Kitab

suci

Ahlul Kitab

memperselisih-

kan kitab suci

ة اي د ال 4اةج الن و

2:20

8-

212

Bani

Israil

Menukar Nikmat

Allah

Ayat-ayat Allah

yang terang

84

QS. 2:208-212.Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 602.

83

1. Orang Kafir85

Kata kafir berasal dari akar kata kaf, fa, ra yang berarti menutupi.

Dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras li alfādz al-Qur’ān al-Karīm,terdapat

50 bentuk kata dari 525 kali dari term kufr dalam al-Qur’an.86

Orang kafir mengingkari ayat-ayat Allah, hati mereka terkunci dan

tidak dapat dicapai oleh cahaya ilahi, karena mereka bersikap buta

terhadap kebenaran dan ayat-ayat Allah sehingga hidayah dan nasehat

tidak dapat masuk ke hati mereka.87

Orang kafir tidak mendengar dan

melihat cahaya petunjuk, mereka telah menutup hati, telinga, dan mata

mereka dari cahaya hidayah.88

Sifat-sifat orang kafir dalam al-Qur’an89

:

a. Terkuncinya hati mereka, pendengaran dan penglihatan mereka

ditutup.90

b. Mengikuti para leluhur.91

c. Putus asa dari rahmat Allah.92

d. Mudah terpedaya.93

e. Memilah keimanan.94

f. Kepemimpinan sebagai mereka atas bagian yang lain.95

85

Orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya. KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu pada data dari KBBI Daring (edisi III)

diambil dari http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ 86

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jam al-Mufahras li alfādz al-Qur’ān al-

Karīm, (Mesir: Dar al-Hadis,1996), 709-710. Lihat pula dalam Haikal Fadhil Anam,

“Konsep Kafir dalam al-Qur’an: Studi atas Penafsiran Asghar Ali Engineer” Nalar:

Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, vol. 2, no. 2, (Desember 2018): 94. 87

QS. 2:6-7, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 83. 88

QS. 2:168-171, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 438. 89

Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an, Cet. 1

(Jakarta: Gema Insani Press, 2006), 361-375. 90

QS. 2: 6-7; 4:155; 7:101; 8:21-23; 45:23. 91

QS. 2:170-171; 5:104; 43:21-24 92

QS. 5:64; 29:23; 11:9-11. 93

QS. 2: 78, 111; 3:23-24, 185; 4:117,121,123; 6:70,130; 31:23; 35:5-6, 40;

45:24; 57:13-15,20; 67:20. 94

QS. 2: 85-86; 4: 150-151; 5:49-50.

84

g. Melanggar perjanjian atau ingkar janji.96

h. Menghalangi jalan Allah.97

i. Membuat makar.98

2. Ahl al-Kitab

ابت ك ال ل ه ا artinya ahli kitab, yaitu orang-orang yang tetap

berpegang teguh kepada ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab Zabur,

Taurat, Injil, sesudah al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw.

(yakni rang-rang yahudi dan Nasrani).99

Menurut bahasa ahl al-Kitab

berarti “pemilik kitab suci”.100

Kata Ahl al-Kitab terdapat sebanyak 30 kali

dalam al-Qur’an, dan kata tersebut mengacu kepada kaum Yahudi.101

Di

antaraahl al-Kitab terdapat orang-orang kafir dan sekaligus musyrik,

karena mereka menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dan

mempunyai kepercayaan Trinitas.102

Allah telah menurunkan al-Kitab

dengan membawa kebenaran, namun ahl al-kitab memperselisihkan hal

itu sebagian dari mereka membenarkan dan sebagian lagi menentang

sehingga mereka jauh dari kebenaran yang benar dan petunjuk yang

sahih.103

95

QS. 5:51; 8:73. 96

QS. 2:26-27; 5:13; 7:172-173; 8:55-57; 13:25. 97

QS. 4:167; 6:26; 8:36,37; 16:88; 22:25; 29:13; 47:1,34. 98

QS. 2:6-7; 6:112, 123, 124; 8:30; 10:21; 13:33-34; 16:127; 27:70; 35:42-43;

41:25. 99

Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah al-Qur’an,cet. VI (Bandung:

Mizan, 1996), 15-16. 100

Ensiklopedi Islam, jilid 1, 103-104. 101

Ensiklopedi Islam Indonesia, tim penyusun: Institut Agama Islam

NegeriSyarif Hidayatullah, 73-74. 102

Rachmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah al-Qur’an,16. 103

QS. 2:174-176, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 455.

85

3. Bani Israil

Bani Israil disebut juga Yahudi, mereka adalah keturunan dari

Nabi Ya’qub as.104

Mereka melawan dan mendurhakai perintah Allah

Swt., Bani Israil juga menukar nikmat Allah. Nikmat Allah artinya ayat-

ayat Allah yang terang yang diberikan-Nya kepada para nabi dan

dijadikan-Nya sebagai sumber hidayah dan keselamatan.105

Penyebutan Bani Israil sebagai pengingkar hidayah karena sikap

mereka yang memusuhi pembawa wahyu (Jibril), memusuhi Nabi

Muhammad Saw., memusuhi kitab-kitab samawi yang termasuk sebagai

permusuhan kepada semua malaikat dan keada seluruh nabi dan kitab suci,

karena tujuan dari semua itu adalah sama, yaitu memberi hidayah atau

petunjuk kepada manusia dan membimbing mereka ke jalan kebaikan.106

104

Ensiklopedi Islam, jil. 3, 235-236. 105

QS. 2:208-212, Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 2, 602. 106

Wahbah al-Zuḥailī, al-Tafsīr al-Munīr, juz. 1, 260.

86

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka jawaban dari

rumusan masalah adalah al-Qur’an sebagai penyebab datangnya hidayah,

sedangkan pemberi hidayah yang sebenarnya adalah Allah Swt. Allah

menurunkannya dengan rahmat-Nya, dan ia berfungsi sebagai sumber

syari’at dan hukum untuk mendamaikan perselisihan di antara manusia,

menunjukkan manusia kepada akidah yang benar, perilaku yang baik dan

amal saleh, serta untuk menunjuki manusia kepada kebaikan dan

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Untuk mendapatkan petunjuk (hidayah), seseorang harus memiliki

ciri-ciri orang beriman dan bertakwa, bersabar atas cobaan dan ujian yang

Allah berikan, berdoa, berzikir, melaksanakan perintah Allah, tetap teguh

atas kebenaran dan keimanan, menggunakan kemampuan berpikirnya.

Dari term petunjuk (hidayah) dalam surah al-Baqarah pada kitab

tafsir al-Munir dapat disimpulkan bahwa petunjuk (hidayah) diberikan

secara langsung oleh pemberi hidayah yaitu Allah Swt., dan secara tidak

langsung dengan mengutus seorang nabi yang dengannya diturunkan pula

sebuah kitab yang menjadi pedoman kehidupan manusia. Petunjuk

(hidayah) diberikan oleh Allah kepada orang yang beriman, bertakwa,

orang yang sabar, semua manusia, maksudnya siapa saja yang Allah

kehendaki mendapatkan petunjuk, dan para rasul. Di samping penerima

hidayah ada pula yang mengingkarinya, yaitu orang kafir, ahl kitab, dan

bani israil. Mereka tidak akan menerima hidayah sebab Allah telah

mengunci hati mereka dari cahaya hidayah.

88

B. Saran

Kajian tentang al-Qur’an sebagai petunjuk menurut Wahbah al-

Zuḥailī ini, menurut penulis masih perlu dilanjutkan dan diteliti. Di antara

yang penulis sarankan yaitu dari term atau diksi yang lain dari kata

petunjuk atau hidayah.

Sebagai sebuah karya ilmiah, penelitian dalam skripsi ini mungkin

masih memiliki banyak kekurangan, kesalahpahaman dalam memahami

ayat-ayat al-Qur’an atau pun penafsiran yang terkait. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

89

Daftar Pustaka

Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya.

Aiman, Ummul. “Metode Penafsiran Wahbah al-Zuhayli: Kajian al-Tafsir

al-Munīr” MIQOT Vol. XXXVI No. 1 Januaru-Juni 2012.

Ahmad, Mirza Ghulam. Al-Qur’an Menurut Mirza Ghulam Ahmad.

penerjemah: AQ. Khalid. Jakarta: Wisma Damai, 2012.

Anam, Haikal Fadhil. “Konsep Kafir dalam al-Qur’an: Studi atas

Penafsiran Asghar Ali Engineer.” Nalar: Jurnal Peradaban dan

Pemikiran Islam, vol. 2, no. 2, (Desember 2018): 89-97.

Assafiqi, Moh. “Nilai Kebalaghahan al-Qur’an (Kajian Metapora dalam

Kitab Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj

karya Wahbah al-Zuḥailī).” Tesis S2., Pasca Sarjana UIN Sunan

Ampel Surabaya, 2017.

Aziz, Khabib Abdul. “Implikasi Nilai-nilai Ibadah Puasa terhadap

Pendidikan Karakter (Studi tentang Puasa dalam Kitab al- Fiqh al-

Islami wa Adillatuhu Karya Prof. Dr. Wahbah az-Zuḥailī.” Skripsi

S1., Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015.

Baihaki. “Studi Kitab Tafsir al-Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī dan

Contoh Penafsirannya Tentang Pernikahan Beda Agama.” Analisis,

vol. XVI, no. 1 ( juni 2016): 125-152.

Baeti, Nur. “Al-Qur’an Sebagai Kitab Hidayah: Studi Atas Pemikiran

Muhammad ‘Abduh.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfādz al-

Qur’ān al-Karīm. Libanon: Dar al-Ma’rifah, 2002.

90

Al-Bayaanuuni, Ahmad Izzudin. Hidayah dan Kesesatan. Solo: Duta

Rahmah, 1995.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Ed. 1, Cet. 3 Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Djalal HA, Abdul. Urgensi Tafsir Maudhu’i pada Masa Kini. Jakarta:

Kalam Mulia, 1990.

Dawami, M. Iqbal. Kamus Istilah Populer Islam:Kata-kata yang paling

sering digunakan di Dunia Islam. Jakarta: Erlangga, 2013.

Ensiklopedi Islam. editor: Nina M. Armando... (et al.). Jakarta: Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2005.

_______ editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 3. Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 2005.

_______editor: Nina M. Armando... (et al.), jil. 7. Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeve, 2005.

Ensiklopedi Islam Indonesia. Tim penyusun: Institut Agama Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Jakarta: Djambatan, 1992.

_______ Tim penyusun: Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

jilid 1. cet. 2 ed. Revisi. Jakarta: Djambatan, 2002.

Ensiklopedia Pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, penyusun: Tim Baitul

Kilmah Jogjakarta, jil. 1. Jakarta: Kamil Pustaka, 2013.

Ensiklopedia al-Qur’an: Kajian Kosakata. editor: Sahabuddin... [et al.].

edisi revisi. j. 3 Jakarta: Lentera Hati, 2007.

Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

cet. 1. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

91

Al-Farmawi, Abdul Hayy. Al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu’I. Mesir:

Mathaba’at al Hadharat al Arabiyah, 1977.

_______ Abdul Hayy. Metode Tafsir Maudhu’i dan Cara Penerapannya.

Penerjemah Rosihon Anwar. Bandung: CU Pustaka Setia, 2002.

_______ Abdul Hayy. Metode Tafsir Maudhu’i. Penerjemah Suryan A.

Jamrah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Faroqi, A. “Analisis Ayat-ayat Mutasyabihat Tafsir al-Munīr karya

Wahbah al-Zuḥailī.” Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016.

Fatima, Putri Ajeng. “Waris Kalalah dalam Pandangan Wahbah al-Zuḥailī

(Tafsir QS. al-Nisā’ [4] ayat 12 dan 176).” Skripsi S1., Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011.

Hidayat, Rachmat Taufiq.Khazanah Istilah al-Qur’an.cet. VI. Bandung:

Mizan, 1996.

Ibnu Manẓūr, Abu al-Faḍil Jamaluddīn Muhammad bin Mukrim. Lisan al-

‘Arāb, jil. 15 Beirut: Dar Ṣadar, 1994.

IMZI, A. Husnul Hakim. Ensiklopedi Kitab-kitab Tafsir (Kumpulan Kitab-

kitab Tafsir dari Masa Klasik sampai Masa Kontemporer). Depok:

eLSiQ, 2013.

Iskandar. “Model Tafsir Fiqhi: Kajian atas Tafsir al-Munīr fī al-‘Aqīdah

wa al-Syari’ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī” Mazahib:

Jurnal Pemikiran Hukum Islam, vol. 10, no. 2 (Desember, 2012):

h. 72-78.

Iyazi, Sayyid Muhammad Ali. al-Mufassirun Hayatun wa Manhajuhun.

Teheran: Wizanah al-Tsiqafah wa al-Insyaq al-Islam, 1993.

Jazuli, Ahzami Samiun, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an. Cet. 1

Jakarta: Gema Insani Press, 2006.

92

Junaid, M. “Arti Musyawarah (Syūrā) dalam al-Qur’an menurut M.

Quraish Shihab dan Wahbah al-Zuḥailī (Kajian Tafsir

Komparasi).”Skripsi S1., Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Kudus, 2017.

Kaltsum, Lilik Ummu. Mendialogkan Realitas dengan Teks. Surabaya:

PMN, 2010.

_______ Lilik Ummu. Hak-hak Perempuan dalam Pernikahan menurut

Wahbah al-Zuḥailī. Jurnal Studi Gender Palastren. vol. 5, no. 1,

(Juni 2012): 416-434.

_______ Lilik Ummu. dan Ghazali, Abd. Moqsith.Tafsir Ayat-ayat

Ahkam. Ciputat: UIN Press, 2015.

KBBI Edisi keempat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi offline dengan mengacu

pada data dari KBBI Daring (edisi III) diambil dari

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/

Mahfudz, Muhsin. “Kontruksi Tafsir Abad 14 H./20 M. (Kasus Tafsir al-

Munīr Karya Wahbah al-Zuḥailī).” AL-FIKR. vol. 14, no. 1

(2010):27-41.

Makhmudah. “Petunjuk-petunjuk al-Qur’an dari Perspektif I’jaz Ilmi.”

Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2013.

Misbah, Muhammada. “Kontribusi az-Zarkasyi dalam Studi Sunnah

Nabi.” Riwayah. vol. 1, no. 2 (September 2015): 371-384.

Mukhollisnah, Yuyun. “Problematika al-Qur’an sebagai Petunjuk Orang

yang Bertaqwa (Kajian Tafsir Tematik).” Skripsi S1., Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 1998.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia. Edisi

kedua.Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

93

Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. cet. 3. Yogyakarta:

PT. LkiS Printing Cemerlang, 2012.

Al-Naisābūrī, Muslim bin al-Ḥajjāj Abū al-Ḥasan al-Qusyairī. Al-Musnad

al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar.

Nasir, M. Ridwan. Perspektif Baru Metode Tafsir Muqarin dalam

Memahami al-Qur’an. Surabaya: Imtiyaz, 2011.

Al-Qaṭṭan, Mannā’ Khalīl. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Cet.1.

Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2005.

_______ Mannā’ Khalīl. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. terj. Mudzakir. Cet. 15.

Bogor: Pusataka Litera AntarNusa. 2012.

Riḍā, Muhammad Rasyīd. Tafsīr al-Qur’an al-Hakīm al-Musamma bi al-

Manār. Juz I. Kairo: Dar al-Manar, 1366 H.

Rusli Tanjung, Abdurrahman. “Analisi Terhadap Corak Tafsir al-Adabī

al- Ijtimā‘ī.” Analytica Islamica. vol. 3, no. 1, (2014): 162-177.

Shihab, Quraish. Membumikan al-Qur’an, Edisi ke-2. Cet. 1. Bandung:

Mizan. 2013.

_______ Quraish. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Mauḍu’i atas berbagai

Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan Kombinasi

(Mixed Methods), cet. 6. Bandung: Alfabeta cv., 2014.

Asy-Sya’rawi, M. Mutawalli. Bukti-bukti adanya Allah. Penerjemah A.

Aziz Salim Basyarahil. Cet. 5. Jakarta: Gema Insani Press, 1993.

Syibromalisi, Faizah Ali dan Azizy, Jauhar. Membahas Kitab Tafsir

Klasik-Modern Cet. 1. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

94

Syukur, Abdul. “Mengenal corak tafsir al-Qur’an” El-FURQONIA,

Vol.01 No. 01, (Agustus, 2015): 83-104.

Thantowi, M. Ridho. “Fungsi al-Qur’an dan as Sunnah sebagai Petunjuk

bagi Manusia.” Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya, 1994.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, cet. 8. Jakarta: PT. Mahmud

Yunus Wadzuryah, 1990.

Al-Zuḥailī, Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa

al-Manhaj . Damaskus: Dār al-Fikr, 1991.

_______ Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-

Manhaj Jil. 1. Damaskus: Dār al-Fikr, 2009.

_______ Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-

Manhaj . juz. 2. Damaskus: Dār al-Fikr, 2009.

_______ Wahbah. Al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-

Manhaj . Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk. Jakarta: Gema

Insani, 2013.

http://www.aliws.net/mutarjim

https://www.almaany.com/id/dict/ar-

id/%D8%AA%D9%88%D9%81%D9%8A%D9%82/

95

Tabel Diksi Petunjuk (hidayah) dalam Kitab al- Tafsīr al-Munīr fī al-

‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah Al-Zuḥailī1

Al-Hidayah (الهداية) 158

No. Nama

Diksi

Ayat Topik Ayat Keterangan

-Tafsir ayat, juz. 1, h. 62 نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 اذلداية 1

65

صفات ادلؤمنن وجزاء 5-2:1 اذلداية 2 ادلتقن

Balaghah, juz. 1, h. 77

Tafsir ayat, juz. 1, h. 83 صفات الكافرين 7-2:6 اذلداية 3

األمر بعبادة اهلل وحده 2:21-22 4 واألسباب ادلوجبة ذلا

Tafsir ayat, juz. 1, h. 105

فائدة ضرب األمثال 2:26-27 5 للناس يف القرآن

Fiqhi al-hayat, juz. 1, h.

125

أدب اخلطاب مع النيب 2:104-105 6)ص( ومصدر

االختصاص بالرسالة

Tafsir wa bayan, juz. 1,

h. 280

التحذير من اتباع اليهود 2:119-121 7 والنصارى

Balaghah, juz. 1, h. 319

صبغة اإلميان وأثره يف 2:138-141 8النفوس والعبودية هلل

Tafsir wa bayan, juz. 1,

h. 357

1Dari hasil pencarian penulis menggunakan maktabah samela, penulis menemukan

sebanyak 408 kata hidayah dalam kitab al- Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa

al-Manhaj karya Wahbah Al-Zuḥailī.

96

تعاىل .Fiqh al-hayat, Juz. 2, h الصرب على البالء 2:153-157 9

406

حتليل الطيبات ومنشأ 2:168-171 10 حترمي احملرمات

Tafsir wa bayan, juz. 2,

h. 438

,Tafsir wa bayan, juz. 2 أحكام الصيام 2:186-187 11

h. 518

الدعوة إىل قبول اإلسالم 2:208-212 12واتباع أحكامو وجزاء

ادلخالف

Mufradat, juz. 2, h. 202

احلاجة إىل الرسل وما 2:213-214 13يالقونو مع ادلؤمنن يف

دعوهتم

Tafsir wa bayan, juz. 2,

h. 615 dan 618, fiqh al-

Hayat, h. 620

Mufradat, juz. 3, h. 29 قصة النمروذ ادللك 2:258 14

dan tafsir wa bayan, h.

32

Munasabah, juz. 3, h. 82 مستحقو الصدقات 2:272-274 15

dan tafsir wa bayan, h.

83

Mufradat, juz. 3, h. 163 احملكم وادلتشابو يف القرآن 3:7-9 16

dan mutasabah, h. 167

الشهادة بوحدانية اهلل 3:18-20 17وقيامة بالعدل ونوع

الدين ادلقبول عند اهلل

Tafsir wa bayan, juz. 3,

h. 196

توجيو ادلؤمنن إىل احلفاظ 3:100-103 18على الشخصية

واالعتصام بالقرآن واإلسالم

Tafsir wa bayan, juz. 4,

h. 348

97

عدالة النيب )ص( يف 3:161-164 19قسمة الغنائم ومهامو يف

إصالح أمتو

Balaghah, juz. 4, h. 475

أحوال الناس حن فرضية 4:77-79 20 القتال

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 172

طاعة الرسول طاعة هلل 4:80-82 21وتدبر القرآن وكونو من

عند اهلل

Figh al-hayat, juz. 5, h.

180

حاالت النجوى اخلنة 4:114-115 22وعقاب معاداة الرسول

واتباع غن سبيل ادلؤمنن )اإلمجاع(

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 280

هلل حقيقة ادللك يف 4:131-134 23الكون وكمال القدرة

وادلشيئة وثواب الدنيا واآلخرة للمجاىد

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 317

صفات ادلنافقن وجزاؤىم 4:137-141 24 ومواقفهم من ادلؤمنن

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 331

,Tafsir wa bayan, juz. 6 مواقف اليهود ادلتعنتة 4:153-159 25

h. 366

وحدة الوحي للرسل 4:163-166 26 وحكمة إرساذلم

Tafsir wa bayan, juz.6,

h. 383

ضالل الكافرين وجزاؤىم 4:167-170 27ودعوة الناس إىل اإلميان

Tafsir wa bayan, juz. 6,

h. 388 dan fiqh al-hayat,

h. 389

98

بالرسول اإلميان دعوة الناس إىل 4:174-175 28

بالنور ادلبن )القرآن(Tafsir wa bayan, juz. 6,

h. 399 dan fiqh al-hayat,

h. 400, 401

التوراة ىدى ونور وتشريع 5:44-47 29القصاص فيها وإلزام النصارى باحلكم هبا

Tafsir wa bayan, juz. 6,

h. 561

النهي عن مواالة الكفار 5:57-63 30 وأسبابو

Tafsir wa bayan, juz. 6,

h. 600

تكذيب اليهود رسلهم 5:70-71 31 وقتلهم إياىم

Balaghah, juz. 6, h. 622

dan tafsir wa bayan, h.

624

32 5:98-100 Munasabah, juz. 7, h.

حزن النيب )ص( إلعراض 6:33-35 33قومو وبيان تكذيب

الرسل ادلتقدمن

Fiqh al-hayat, juz. 7, h.

196

رفض ادلشركن دعوة النيب 6:36-37 34)ص( ومطالبتهم بتنزيل

آية

Munasabah, juz. 7, h.

198

من أدلة القدرة اإلذلية 6:46-49 35والوجدانية ومهام الرسل

ادلرسلن

Tafsir wa bayan, juz. 7,

h.213

اضلصار مصدر علم النيب 6:50-53 36)ص( بالوحي ومهمتو يف

اإلنذار وعدم طرد

mufradat, juz. 7, h.218

dan Tafsir wa bayam, h.

221

99

الضعفاءحسم اجلدل بن النيب 6:56-58 37

)ص( وبن ادلشركن Tafsir wa bayan, juz.7,

h. 233

اجلدال بن إبراىيم عليو 6:74-79 38السالم وبن آزر وسبب

ترك الشرك

Fiqh al-hayat, juz.7, h.

279

إبراىيم أبو األنبياء 6:84-90 39وخصائص رساالهتم

واالقتداء هبديهم

Figh al-hayat, juz. 7,

h.299

من مظاىر تعنت 6:111-113 40ادلشركن واإلياس من

إمياهنم

Tafsir wa bayan, juz.8,

h.356

السبب يف إنزال الوراة 6:154-157 41 والقرآن

Tafsir wa bayan, juz.8,

h.464,465 dan Fiqh al-

hayat, h.466

اتباع ملة إبراىيم يف 6:161-164 42التوحيد والعبادة والتبعة

الشخصية

Munasabah, juz.8, h.

479

,Tafsir wa bayan, juz.8 اتباع القرآن الكرمي 7:1-3 42

h.495

تكرمي البشرية بالسجود 7:11-18 44آلدم وإغواء الشيطان

وطرده من اجلنة

Balaghah, juz.8, h. 511

قصة آدم يف اجلنة 7:19-25 45 وخروجو منها

Munasabah, juz.8, h.

521

100

مناجاة موسى لربو مكادلة 7:142-145 46موسى ربو وطلبو رؤية اهلل

وإنزال التوراة عليو

Tafsir wa bayan, juz.9,

h. 88, 90

قصة اختاذ السامري 7:148-149 47 العجل

Tafsir wa bayan, juz.9,

h. 102

اختيار موسى سبعن 7:155 48رجال دليقات الكالم والرؤية ومناجاتو ربو

Fiqh al-hayat,

juz.9,h.122

اتباع احلق لدى بعض 7:159-160 49قوم موسى ونعم اهلل على

بين إسرائيل يف صحراء التيو

Fiqh al-hayat, juz.9,h.

142

Topik ayat, juz.9, h.176 أسباب اذلداية والضاللة 7:178-179 50

dan tafsir wa bayan, h.

178 dan fiqh al-hayat, h.

180,181,182

ادلهتدون وادلكذبون من 7:181-186 51 أمة الدعوة اإلسالمية

Fiqh al-hayat, juz.9,

h.197, 199

عقيدة أىل الكتاب 9:30-33 52 )اليهود والنصارى(

Tafsir wa bayan, juz.10,

h. 535

عدد الشهور يف حكم 9:36-37 53اهلل وقتال ادلشركن كافة

وحترمي النسيء

Tafsir wa bayan, juz.10,

h. 558

ادلؤمنون والكافرون وجزاء 10:7-10 54 كل

Tafsir wa bayan, juz.11,

h. 122

101

الرتغيب يف اجلنة ووصف 10:25-27 55حال احملسنن وادلسيئن

يف اآلخرة

Mufradat, juz.11, h. 161

dan tafsir wa bayan, h.

163

,Tafsir wa bayan, juz.11 إثبات البعث 10:34-36 56

h. 182,183 dan khulasoh,

h.184

انقسام ادلشركن أىل 10:40-44 57فريقن حول اإلميان

بالقرآن والنيب

Tafsir wa bayan, juz.11,

h. 195 dan fiqh al-hayat,

h. 197,198

عادة األمم يف تكذيب 10:74 58 األنبياء

Tafsir wa bayan, juz.11,

h.249

اإلسالم دين احلق 10:108-109 59 ووجوب اتباعو

Fiqh al-hayat, juz. 11, h.

307

استعجال قوم نوح 11:32-35 60 العذاب ويأسو منهم

Fiqh al-hayat, juz.12, h.

375

Mufradat, juz.12, h. 446 قصة شعيب عليو السالم 11:84-95 61

سبب إىالك القرى 11:116-119 62الفة واألمم الس

Fiqh al-hayat, juz.12, h.

508

الفصل السادس من قصة 12:36-40 63 يوسف

يوسف يف السجن ودعوتو إىل الدين احلق

Fiqh al-hayat, juz.12, h.

604

الفصل التاسع عشر من 12:102-108 64 قصة يوسف

Balaghah, juz.13, h. 84

102

أثبات نبوة زلمد )ص( اإلخبار عن ادلغيبات

واإلعراض عن التأمل يف اآليات ودعوة النيب إىل

التوحيد إنكار ادلشركن البعث 13:5-7 65

واستعجاذلم العذاب ومطالبتهم بإنزال آية

مادية على النيب )ص(

Tafsir wa bayan, juz.13,

h. 126

آليات الرزق على اهلل وا 13:26-29 66بيد اهلل واذلداية من اهلل

دلن آمن باهلل

Tafsir wa bayan, juz. 13,

h. 178

زلمد صاحب الرسالة 13:30-34 67والرسول وبيان عظمة

القرآن وقدرة اهلل شاملة

Tafsir wa bayan, juz. 13,

h. 189

الغاية من إنزال القرآن 14:1-4 68وذم الكافرين وكون

قوموالرسول بلسان

Tafsir wa bayan, juz. 13,

h. 218,220

بدء خلق اإلنسان وأمر 15:26-44 69ادلالئكة بالسجود لو

وإباء إبليس وعداؤه البشر

Tafsir wa bayan, juz. 14,

h. 339

,Tafsir wa bayan, juz.14 ادلة وجود اهلل ووحدانيتو 16:3-9 70

h. 401

103

احتجاج الكفار بالقدر 16:35-40 71وإنكارىم البعث وتشابو

مهمة الرسل

Mufradat, juz.14, h. 440

dan munasabah, h. 443,

tafsir wa bayan, h. 445

بعض دالئل التوحيد 16:80-83 72وأنواع النعم والفضل

اإلذلي

Fiqh al-hayat, juz.14,

519

أمجع آية يف القرآن للخن 16:90-96 73والشر والوفاء بالعهد

واذلداية واإلضالل

Mufradat, juz.14, h. 533

ادلر تدون عن اإلسالم 16:106-111 74 وادلهاجرون بعدما فتنوا

Tafsir wa bayan, juz.14,

h. 565

أسس الدعوة إىل الدين 16:125-128 75وجعل العقاب بادلثل

والصرب على ادلصاب

Mufradat,juz.14, h. 591

dan fiqh al-hayat, h. 596

Musabah, juz. 15, h. 29 أىداف القرآن الكرمي 17:9-11 76

رلادلة ادلخالفن باللن 17:53-55 77 وباليت ىي أحسن

Tafsir wa bayan, juz. 15,

h. 108

أحوال الناس مع قادهتم 17:71-72 78 يوم القيامة

Fiqh al-hayat, juz. 15, h.

142

من شبهات ادلشركن 17:94-100 79بشرية الرسل وإنكار

البعث

Tafsir wa bayan, juz.15,

h. 185, 186

,Tafsir wa bayan, juz. 15 قصة أصحاب الكهف 18:9-26 80

h. 243

104

بيان القرآن ومهمة 18:54-59 81االرسل وظلم ادلعرض عن

اإلميان وسبب تأخن العذاب دلوعد معن

Fiqh al-hayat, juz.15, h.

311

82 19:

Maryam Juz. 16, h. 381 ما اشتمات عليو السورة

قصة إبراىيم عليو السالم 19:41-50 83أو مناقشتو ألبيو يف

عبادة األصنام

Tafsir wa bayan, juz. 16,

h. 447,448

قصة آدم يف اجلنة 20:115-127 84وإخراجو منها وإلزامو

باذلداية الربانية

Mufradat, juz. 16, h. 652

غفلة الناس عن احلساب 21:1-6 85 يوم القيامة ودليل ذلك

Fiqh al-hayat, juz. 17, h.

17

قصة –القصة األوىل 21:48-50 86موسى عليو السالم

مقارنة بن خصائص التوراة وخصائص القرآن

Tafsir wa bayan, juz. 17,

h. 75 dan fiqh al-hayat,

h. 76

نعم أخرى على -4- 21:71-73 87أبراىيم وإصلاؤه مع لوط

إىل األرض ادلباركة

Tafsir wa bayan, juz.17,

h. 97

اليائس من نصرة حال 22:15-16 88الرسول وإنزال اآليات

البينات

Fiqh al-hayat, juz. 17, h.

189

105

إحكام الوحي وصونو 22:52-57 89عن الشياطن قصة

الغرانيق

Fiqh al-hayat, juz. 17, h.

277

إنكار أعمال الكفار 23:63-77 90 ومشركي قريش واسباهبا

Tafsir wa bayan, juz. 18,

h. 403

اهلل منور السماوات 24:35 91واألرض بدالئل اإلميان

وغنىا

Tafsir wa bayan, juz. 18,

h. 582, 582

حال الكافرين يف الدنيا 24:39-40 92 وخسراهنم يف اآلخرة

Mufradat, juz.18, h. 594

dan tafsir wa bayan, h.

597

ىجر الكفار القرىن 25:30-34 93ومطالبتهم بإنزالو مجلة

واحدة

Tafsir wa bayan, juz. 19,

h. 62

استهزاء ادلشركن بالنيب 25:41-44 94)ص( وتسمية دعوتو

إضالال

Fiqh al-hayat, juz. 19, h.

82

Balaghah, juz. 19, h. 112 صفات عباد الرمحن 25:63-77 95

96 26:Al-

Syu’ara juz 19, h. 130 ,مشرمالذها

القصة الثانية قصة 26:69-82 97 إبراىيم عليو السالم

التنديد بعبادة -1-األصنام وبيان صفات الرب ادلستحق للعبادة

Mufradat, juz. 19, h. 181

106

القصة الثالثة 26:105-122 98قصة نوح عليو السالم

مع قومو

Tafsir wa bayan, juz.19,

h. 202

,Tafsir wa bayan, juz. 19 رسالة القرآن 27:1-6 99

h. 282

أدلة الوحدانية والقدرة 27:59-64 100 اإلذلية

Tafsir wa bayan, juz. 20,

h. 368

إثبات نبوة زلمد )ص( 27:76-81 101 بالقرآن الكرمي

Mufrdat, juz. 20, h. 383

102 28: al-

Qassas .juz ,مااسرملد عليه السىرج

20, h. 411

قتل ادلصري خطأ -3- 28:15-21 103 وخروجو من مصر

Tafsir wa bayan, juz. 20,

h. 436

الرد على شبهات 28:56-61 104 ادلشركن

Mufradat, juz. 20, h. 496

dan munasabah, h. 499,

khulasoh, h. 500, fiqh al-

hayat, h. 503

طريقة إرشاد أىل 29:46-49 105 الكتاب

juz. 21, h. 10 ,أسلىب الجدال

106 30:al-Rum مشرمالخ السىرج, juz. 21, h.

47

احلث على التفكر يف 30:8-10 107ادلخلوقات الدالة على

وجود اهلل ووحدانيتو

Tafsir wa bayan, juz.21,

h. 58

إيناس النيب )ص( عما 30:52-53 108يلقاه من اإلعراض عن

دعوتو

Munasabah, juz. 21, h.

120, tafsir wa bayan, h.

121, fiqh al-hayat, h.

122

107

109 31:Luqman مشرمالخ السىرج, juz. 21, h.

137

خصائص القرآن 31:1-5 110 وأوصاف ادلؤمنن بو

Tafsir wa bayan, juz. 21,

h. 140, fiqh al-hayat, h.

140

إثبات البعث وحال 32:10-14 111 الكفار يوم القيامة

Tafsir wa bayan, juz. 21,

h. 217 dan fiqh al-hayat,

h. 219, 220

غزوة األحزاب أو اخلندق 33:9-27 112 وبين قريظة

مىقف المؤمىيه -ثالثا , juz. 21,

h. 300

تعظيم اهلل تعاىل وإجاللو 33:41-44 113ابيح باألذكار والتس

الكثنة

Fiqh al-hayat, juz. 22, h.

367

Balaghah, juz. 22, h. 368 مهام دعوة النيب )ص( 33:45-49 114

,Tafsir wa bayan, juz. 22 أسباب تعذيب الكفار 34:43-50 115

h. 546

مثل ادلؤمن والكافر 35:19-26 116 وإرسال الرسل يف األمم

Munasabah, juz. 22, h.

593 tafsir wa bayan, h.

594, dan fiqh al-hayat, h.

596

القرآن والرسول وادلرسل 36:1-12 117 إليهم

Fiqh al-hayat, juz. 22, h.

641

مسؤولية ادلشركن يف 37:22-37 118 اآلخرة وأسباهبا

Balaghah, juz. 23, h. 87

مصدر القرآن واألمر 39:1-4 119 بالعبادة اخلالصة هلل تعاىل

Fiqh al-hayat, juz. 23, h.

269

نصائح للمؤمنن يف 39:10-20 120العبادة ووعدىم ووعيد

عبدة األصنام

Fiqh al-hayat, juz. 23, h.

297

108

.Topik ayat, juz. 23, h اذلداية لإلسالم 39:22-26 121

300, tafsir wa bayan, h.

303 dan fiqh al-hayat, h.

306

مظاىر القدرة التامة 39:41-48 122والعلم الكامل هلل عز

وجل

Tafsir wa bayan, juz. 24,

h. 334

مغفرة الذنوب بالتوبة 39:53-59 123 وإخالص العمل

Mufradat, juz. 24, h. 349

fiqh al-hayat, h. 355

متابعة الرجل -4- 40:38-46 124 الؤمن نصحو لقومو

Tafsir wa bayan, juz. 24,

h. 451

القرآن الكرمي وإعراض 41:1-8 125ادلشركن عنو وبشرية

الرسول )ص(

Fiqh al-hayat, juz. 24, h.

514

هتدبديد ادللحدين يف 41:40-43 126آيات اهلل تعاىل وتنزيو

القرآن العظيم عن الطعن فيو

Tafsir wa bayan,juz. 24,

h. 568

.Fiqh al-hayat, juz. 25, h مقاصد الوحي اإلذلي 42:7-12 127

38

.Munasabah, juz. 25, h أحوال الكفار أمام النار 42:44-46 128

98

,Tafsir wa bayan, juz. 25 أنواع الوحي 42:51-53 129

h. 113

,Tafsir wa bayan, juz. 25 عبادة ادلشركن ادلالئكة 43:15-25 130

h. 143

الرد على تقليد اآلباء، 43:26-35 131واختيار األنبياء، وبيان

Mufradat, juz. 25, h.

149, tafsir wa bayan, h.

153

109

حال الدنيا حال ادلعرض عن ذكر 43:36-45 132

اهلل، وتثبيت النيب )ص( على دعوتو

Munasabah, juz. 25, h.

165

133 45:al-

Jasyiah .juz ,مااسرملد عليه السىرج

25, h. 265

الفارق بن احملسنن 45:21-23 134وادلسيئن يف احمليا

وادلمات

Fiqh al-hayat, juz. 25, h.

298

الوصية برب الوالدين 46:15-16 135وصف الولد البار -1-

بواليو

Tafsir wa bayan, juz. 26,

h. 351

أحكام القتال واألسرى 47:4-9 136والقتلى يف سبيل اهلل

ونصرة اإلسالم

Mufradat, juz. 26, h. 404

dan fiqh al-hayat, h. 414

أوصاف ادلنافقن 47:16-19 137 وادلؤمنن

حال ادلنافقن -1-وادلهتدين عند استماع

آيات العقيدة

Tafsir wa bayan, juz. 26,

h. 431

وظائف النيب )ص( 48:8-10 138وفائدة بعثتو ومعىن بيعتو

يف احلديبية

Mufradat, juz. 26, h. 487

مغامن وفتوحات ونعم 48:20-24 139 Tafsir wa bayan, juz. 26,

h. 515 dan fiqh al-hayat,

110

h. 517 كثنة أخرى للمؤمنن

تصديق رؤيا الرسول 48:27-28 140 )ص( عام الفتح

Tafsir wa bayan, juz. 26,

h. 531

Mufradat, juz. 26, h. 599 أصول اإلميان الصحيح 49:14:18 141

Mufradat, juz. 27, h. 8 القسم على وقوع البعث 51:1-14 142

إثبات النبوة وظاىرة 53:1-18 143 الوحي

Mufradat, juz. 27, h.

103, tafsir wa bayan, h.

105

االتعاظ بالقرآن وبرسالة 53:55-62 144الرسول والتحذير من

أىوال القيامة

Tafsir wa bayan, juz. 27,

h. 150 dan fiqh al-hayat,

h. 152

وعيد ادلخالفن ووعد 65:8-12 145الطائعن والتذكن بقدرة

اهلل

Tafsir wa bayan, juz. 28,

h. 683

كمال الدين واخللق عند 68:1-7 146 النيب )ص(

Tafsir wa bayan, juz. 29,

h. 51

ختويف الكفار من قدرة 68:44-52 147اهلل تعاىل وأمر النيب

)ص( بالصرب والتذكن العادلي بالقرآن

Tafsir wa bayan, juz. 29,

h. 79

أنواع أخرى من ادلوحى 72:18-24 148بو إىل النيب )ص( وبيان

أصول رسالتو

Fiqh al-hayat, juz. 29, h.

194

تذكن وإرشاد بأنواع 73:19-20 149 Topik ayat, juz. 29, h.

222 dan munasabah, h.

111

224 اذلداية

احلكمة يف اختيار عدد 74:31-37 150 خزنة جهنم التسعة عشر

Tafsir wa bayan, juz. 29,

h. 252 dan fiqh al-hayat,

h. 256

أحوال الطائعن 76:23-31 151وادلتمردين ادلشركن يف

الدنيا

Mufradat, juz. 29, h. 327

dan tafsir wa bayan, h.

331

,Tafsir wa bayan, juz. 30 ادلساواة يف اإلسالم 80:1-10 152

h. 429, 430

وتذكرة القرآن موعظة 80:11-23 153ونعم اهلل يف نفس

اإلنسان

Mufradat, juz.30, h. 432,

munasabah, h. 433 dan

tafsir wa bayan, h. 436

Fadhluha, juz. 30, h. 448 أحوال القيامة وأىواذلا 81:1-14 154

احللف إلثبات صدق 81:15-29 155الوحي القرآين ونبوة

الرسول )ص(

Tafsir wa bayan, juz. 30,

h. 461

156 92: al-Lail مااسرملد عليه السىرج, juz.

30, h. 652

حال النوع اإلنساين 95:1-8 157 خلقا وعمال

Tafsir wa bayan, juz. 30,

h. 693

احلكمة يف خلقاإلنسان 96:1-8 158 وتعليمو القراءة والكتابة

Tafsir wa bayan, juz. 30,

h. 706

112

Hidayah (هداية) 81

No. Nama

Diksi

Ayat Topik Ayat Keterangan

Juz. 1, h. 56 dan tafsir نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 ىداية 1

wabayan, h. 63, 64

صفات ادلؤمنن وجزاء 2:1-5 2 ادلتقن

Mufradat, juz. 1, h. 77,

tafsir wa bayan, h. 79

فائدة ضرب األمثال 2:26-27 3 للناس يف القرآن

Tafsir wa bayan, juz. 1,

h. 121, fiqh al-hayat, h.

124

موقف اليهود من جربيل 2:97-98 4 وادلالئكة والرسل

Tafsir wa bayan, juz. 1,

h. 259 dan fiqh al-

hayat, h. 260

,Tafsir wa bayan, juz. 2 فرضية الصيام 2:183-185 5

h. 500

,Tafsir wa bayan, juz. 2 تتمة أحكام احلج 2:198-203 6

h. 581

احلاجة إىل الرسل وما 2:213-214 7يالقونو مع ادلؤمنن يف

دعوهتم

Tafsir wa bayan, juz. 2,

h. 615, 617 dan fiqh al-

hayat, h. 620

,Tafsir wa bayan, juz. 3 قصة النمروذ ادللك 2:258 8

h. 32

ختويف الشيطان من 2:268-269 9الفقر والفهم الصحيح

للقرآن

Tafsir wa bayan, juz. 3,

h. 71

,Tafsir wa bayan, juz. 3 مستحقو الصدقات 2:272-274 11

h. 82

إثبات التوحيد وإنزال 3:1-6 11 الكتاب

Tafsir wa bayan, juz. 3,

h. 159

قصة زكريا وحين )دعاء 3:38-41 12 Fiqh al-hayat, juz. 3, h.

113

زكريا وطلبو الولد الصاحل وإصلاب حين(

239

عيسى مع قومو ادلؤمنن 3:52-58 13 والكفار

Munasabah, juz. 3, h.

260

أنواع الكفار من حيث 3:86-91 14 التوبة

Tafsir wa bayan, juz. 3,

h. 315

منزلة البيت احلرام وفرضية 3:96-97 15 احلج

Tafsir wa bayan, juz. 4,

h. 333 dan fiqh al-

hayat, h. 335

توجيو ادلؤمنن إىل 3:100-103 16احلفاظ على الشخصية

واالعتصام بالقرآن واإلسالم

Tafsir wa bayan, juz. 4,

h. 350

مناذج أخرى من أعمال 4:49-55 17أىل الكتاب واجلزاء

عليها

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 117

حب الوطن والتزام اهلل 4:66-68 18 واللرسول

I’rab, juz. 5, h. 148

أوصاف ادلنافقن 4:88-91 19ومراوغتهم وزلاولتهم

تكفن ادلسلمن وكيفية معاملتهم

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 201

وحدة الوحي للرسل 4:163-166 21 وحكمة إرساذلم

Fiqh al-hayat, juz. 6, h.

386

114

دعوةالناس إىل اإلميان 4:174-175 21 بالنور ادلبن )القرآن(

Tafsir wa bayan, juz. 6,

h. 400 dan fiqh al-

hayat, h. 401

التوراة ىدى ونور وتشريع 5:44-47 22القصاص فيها وإلزام النصارى باحلكم هبا

Munasabah, juz. 6, h.

556

كمال علم اهلل ودتام 6:38-39 23قدرتو وعدم التفريط

بشيء يف القرآن

Fiqh al-hayat, juz. 7, h.

205

إبراىيم أبو األنبياء 6:84-90 24وخصائص رساالهتم

واالقتداء هبديهم

Tafsir wa bayan, juz. 7,

h. 295, 295,

سنة اهلل يف ادلستعدين 6:125-128 25لإلميان وغن ادلستعدين

وجزاء الفريقن بعد بيان احلق ومنهجو

Fiqh al-hayat, juz. 8, h.

391

شريعة اجلاىلية يف الزروع 6:136-140 26والثمار واألنعام وقتل

األوالد

Anwa’ul awal, juz. 8, h.

409

السبب يف إنزال التوراة 6:154-157 27 والقرآن

Munasabah, juz. 8, h.

462, tafsir wa bayan, h.

464, 465

تشريع ادلشركن تقليد 7:28-30 28اآلباء وتشريع اهلل الوحي

إىل رسولو

Fiqh al-hayat, juz. 8, h.

541

115

I’rab, juz. 8, h. 571 dan جزاء ادلؤمنن ادلتقن 7:42-43 29

tafsir wa bayan, h. 574

.Munasabah, juz. 9, h أسباب اذلداية والضاللة 7:178-179 31

177 dan tafsir wa

bayan, h. 179, fiqh al-

hayat, h. 180

31 8: al-anfal وأما السىر المدويح, juz. 9,

h. 252

.Tafsir wa bayan, juz مشروعية األمان 9:6 32

10, h. 459

التحريض على اجلهاد 9:38-40 33والتحذير من تركو

ومعجزة الغر يف اذلجرة

Fiqh al-hayat, juz. 10,

h. 574

الرتغيب يف اجلنة ووصف 10:25-27 34حال احملسنن وادلسيئن

يف اآلخرة

Tafsir wa bayan, juz.

11, h. 163

.Mnasabah, juz. 11, h إثبات البعث 10:34-36 35

181 tafsir wa bayan, h.

182 dan fiqh al-hayat,

h. 184

انقسام ادلشركن إىل 10:40-44 36فريقن حول اإلميان

بالقرآن والنيب

Tafsir wa bayan, juz.

11, h. 196

.Mufradat, juz. 12, h قصة ىود عليو السالم 11:50-60 37

404

الفصل التاسع عشر من 12:102-108 38قصة يوسف إثبات نبوة

زلمد )ص(اإلخبار عن الغيبات

واإلعراض عن التامل يف

Fiqh al-hayat, juz. 13,

h. 91

116

اآليات ودعوة النيب إىل التوحيد

الفصل العشرون من 12:109-111 39قصة يوسف العربة من

القصص القرآن

Fiqh al-hayat, juz. 13,

h. 103

الرزق على اهلل واآليات 13:26-29 41بيد اهلل واذلداية من اهلل

دلن آمن باهلل

Tafsir wa bayan, juz.

13, h. 178

زلمد صاحب الرسالة 13:30-34 41والرسول وبيان عظمة

القرآن وقدرة اهلل شاملة

Tafsir wa bayan, juz.

13, h. 187 dan fiqh al-

hayat, h. 191

.Mufradat, juz. 14, h أدلة وجود اهلل ووحدانيتو 3-9 :16 42

397 tafsir wa bayan, h.

401

احتجاج الكفار بالقدر 16:35-40 43وإنكارىم البعث وتشابو

مهمة الرسل

Tafsir wa bayan, juz.

14, h. 445, 446 dan fiqh

al-hayat, 448

ادلر تدون عن اإلسالم 16:106-111 44 وادلهاجرون بعدما فتنوا

Fiqh al-hayat, juz. 14,

h. 570

من شبهات ادلشركن 17:94-100 45بشرية الرسل وإنكار

البعث

Mufradat, juz. 15, h.

183

.Mufradat, juz. 15, h قصة أصحاب الكهف 18:9-26 46

230, 234

بيان القرآن ومهمة الرسل 18:54-59 47 Munasabah, juz. 15, h.

305

117

وظلم ادلعرض عن اإلميان وسبب تأخن العذاب

دلوعد معن دعاء زكريا عليو السالم 19:1-11 48

طالبا الولد وبشارتو بيحن

Fiqh al-hayat, juz. 16,

h. 393

ادلؤمنون ادلهتدون بنور 24:36-38 49 اهلل تعاىل

Fiqh al-hayat, juz. 18,

h. 589

طعن ادلشركن يف النيب 25:7-10 51 ادلنزل عليو القرآن

Fiqh al-hayat, juz. 19,

h. 26

تكذيب ادلشركن بالقرآن 26:1-9 51وإنذارىم وإثبات وحدانية

اهلل

Tafsir wa bayan, juz.

19, h. 135

القصة الثانية 26:69-82 52 قصة إبراىيم عليو السالم

التنديد بعبادة -1-األصنام وبيان صفات الرب ادلستحق للعبادة

Mufradat, juz. 19, h.

181

القصة الرابعة 26:123-140 53قصة ىود عليو السالم

مع قومو

Fiqh al-hayat, juz. 19,

h. 215

.Tafsir wa bayan, juz رسالة القرآن 27:1-6 54

19, h. 282

.Mufradat, juz. 19, h القصة األوىل 27:7-14 55

287

118

قصة موسى عليو السالم بالوادي ادلقدس

56 28:al-Qasas ما اشرملد عليه السىرج, juz.

20, h. 411

الرد على شبهات 28:56-61 57 ادلشركن

Munasabah dan tafsir

wa bayan, juz. 20, h.

499

58 29:al-

Ankabut juz. 20, h. 550 ,مىضىعها

فائدة خلق السماوات 29:44-45 59واألرض وتالوة القرآن

وإقامة الصالة

Fiqh al-hayat, juz. 20,

h. 624

بيان حال الدنيا 29:64-69 61واضطراب أوضاع الكفار

فيها

Mufradat, juz. 21, h. 37

إيناس النيب )ص( عما 30:52-53 61يلقاه من اإلعراض عن

دعوتو

Tafsir wa bayan, juz.

21, h. 121 dan fiqh al-

hayat, h. 122

توبيخ ادلشركن على 31:20-21 62الشرك مع مشاىدة

دالئل التوحيد

Mufradat, juz. 21, h.

173 dan tafsir wa

bayan, h. 175

63 32:al-

Sajdah juz 21, h. 201 ,مشرمال ذها

إثبات البعث وحال 32:10-14 64 الكفار يوم القيامة

Fiqh al-hayat, juz. 21,

h. 220

عقد الصلة بن 32:23-25 65الرسالتن، إنزال التوراة

Tafsir wa bayan, juz.

21, h. 237

119

على موسى عليو السالم وموقف اليهود منها

.Tafsir wa bayan, juz اذلداية لإلسالم 39:22-26 66

23, h. 305

نصر الرسل على 40:51-56 67أعدائهم يف الدنيا

واآلخرة

Mufradat, juz. 24, h.

462 tafsir wa bayan, h.

464

68 41:Fushilat مشرمال ذها, juz. 24, h. 505

التأكيد على عروبة 41:44-46 69 القرآن الكرمي

Tafsir wa bayan, juz.

24, h. 574

71 42:al-Shura مىاسثرها لما قثلها, juz. 25, h.

22

حال ادلعرض عن ذكر 43:36-45 71اهلل، وتثبيت النيب )ص(

على دعوتو

Tafsir wa bayan, juz.

25, h. 167 dan fiqh al-

hayat, h. 170

الفارق بن احملسنن 45:21-23 72وادلسيئن يف احمليا

وادلمات

I’rab, juz. 25, h. 291,

mufradat, h. 292

.Tafsir wa bayan, juz تعذيب الكفار العصاة 67:6-11 73

29, h. 18

كمال الدين واخللق عند 68:1-7 74 النيب )ص(

Tafsir wa bayan, juz.

29, h. 51

تعظيم القرآن وإثبات 69:38-52 75 نزولو بالوحي

Tafsir wa bayan, juz.

29, h. 112

خلق اهلل اإلنسان 76:1-3 76 وىدايتو السبيل

Fiqh al-hayat, juz. 29,

h. 305

120

التهديد بقصة موسى 79:15-26 77 عليو السالم مع فرعون

Tafsir wa bayan, juz.

30, h. 407

78 80:’Abasa ما اشرملد عليه السىرج, juz.

30, h. 424

.Mufradat, juz. 30, h ادلساواة يف اإلسالم 80:1-10 79

427

القرآن موعظة وتذكرة 80:11-23 81ونعم اهلل يف نفس

اإلنسان

Munasabah, juz. 30, h.

433

احللف إلثبات صدق 81:15-29 81الوحي القرآين ونبوة

الرسول )ص(

Tafsir wa bayan, juz.

30, h. 461

Bi hidayah (بهداية) 8 dan bi al-Hidayah (بالهداية) 21

No. Nama

Diksi

Ayat Topik Ayat Keterangan

فائدة ضرب األمثال للناس 27-2:26 هبداية 1 يف القرآن

Fiqh al-hayat, juz. 1,

h. 123

2 - 2:256-

257 منع اإلكراه على الدين واهلل

ىو اذلادي إىل اإلميانTafsir wa bayan, juz.

3, h. 24

3 - 7:178-

179 اذلداية والضاللةأسباب Fiqh al-hayat, juz. 9,

h. 181

االستجابة دلا فيو احلياة 8:24-26 - 4 األبدية

Munasabah, juz. 9, h.

305

,Tafsir wa bayan juz إثبات البعث 10:34-36 5

11, h. 182

121

6 20:115-

127 قصة آدم يف اجلنة وإخراجو

منها وإلزامو باذلداية الربانيةFiqh al-hayat, juz. 16,

h. 659, 660

اهلل منور السماوات واألرض 24:35 7 بدالئل اإلميان وغنىا

Tafsir wa bayan, juz.

18, h. 580 dan fiqh al-

hayat, h. 584

,Fiqh al-hayat, juz. 26 اصول إلميان الصحيح 49:14-18 8

h. 605

-2:148 باذلداية 9

152 سباب االختالف يف القبلة وأ

حتويلهاMufradat, juz. 2, h.

391

تذكن موس قومو بنعمة اهلل 5:20-26 10ومطالبتهم بدخول األرض

ادلقدسة وموقفهم الرافض

Tafsir wa bayan, juz.

6, h. 497

إبراىيم أبو األنبياء 84-90 :6 11وخصائص رساالهتم

واالقتداء هبديهم

Fiqh al-hayat, juz. 7,

h. 299

Fiqh al-hayat, anwa’ul تقوى اهلل وفضلها 8:29 12

awal, juz, 9, h. 319

طعن ادلنافقن بادلؤمنن 9:79-80 13 وعدم ادلغفرة ذلم

Tafsir wa bayan, juz.

10, h. 684

الرتغيب يف اجلنة ووصف 10:25-27 14حال ادلسنن وادلسيئن يف

اآلخرة

Fiqh al-hayat, juz. 11,

h. 166

.Tafsir wa bayan, juz إثبات البعث 10:34-46 15

11, h. 184

16 12:Yusuf إلقاء يىسف في الثثر, juz.

12, 518

17 14:

Ibrahim juz. 13, h. 213 ,ذسميرها

122

احتجاج الكفار بالقدر 16:35-40 18وإنكارىم البعث وتشابو

مهمة الرسل

Tafsir wa bayan, juz.

14, h. 444

أصول تنظيم اجملتمع ادلسلم 17:22-31 19التوحيد أساس اإلميان

وترابط األسرة ادلسلمة دعامة اجملتمع

Tafsir wa bayan, juz.

15, h. 60

قصة إبرىيم عليو السالم أو 19:41-50 20مناقشتو ألبيو يف عبادة

األصنام

Tafsir wa bayan, juz.

16,h. 445

21 20: 115-

127 اجلنة وإخراجو قصة آدم يف

منها وإلزامو باذلداية الربانيةTopik ayat, juz. 16, h.

650

األدلة الكونية على وجود 24:41-46 22 اهلل وتوحيده

Munasabah, juz. 18, h.

602

صلاة موس وقومو وإغراق 26:52-68 23 فرعون وجنده

Fiqh al-hayat, juz. 19,

h. 177

والكافر وإرسال مثل ادلؤمن 35:19-26 24 الرسل يف األمم

Tafsir wa bayan, juz.

22, h. 594

.Mufradat, juz. 25, h مقاصد الوحي اإلذلي 42:7-12 25

32

,Fiqh al-hayat, juz. 25 أنواع الوحي 42:51-53 26

h. 116

وصف الولد العاق لوالديو 46:17-20 27 منكر البعث

Fiqh al-hayat, juz. 26,

h. 364

وظائف النيب )ص( وفائدة 48:8-10 28 Tafsir wa bayan, juz.

26, h. 489 dan fiqh al-

123

hayat, h. 490 بعثتو ومعىن بيعتو يف احلديبية

جزاء ادلتقن ونعم اهلل عليهم 52:17-28 29 يوم القيامة

Tafsir w abayan, juz.

27, 71

Wa al-hidayah (والهداية) 66 dan wa hidayah (وهداية) 42

No. Nama

Diksi

Ayat Topik Ayat Keterangan

-2:138 واذلداية 1

141 صبغة اإلميان وأثره يف

النفوس والعبودية هلل تعاىل tafsir wa bayan, juz. 1, h.

357, 358

2 2:174-

176 كتمان أىل الكتاب ما

أنزل اهلل Fiqh al-hayat, juz. 2, h.

455

3 2:208-

212 الدعوة إىل قبول اإلسالم

واتباع أحكامو وجزاء ادلخالف

Tafsir wa bayan, juz. 2,

h. 604, 606

4 2:256-

257 منع اإلكراه على الدين

واهلل ىو اذلادي إىل اإلميان Mufradat, juz. 3, h. 21,

Tafsir wa bayan, h. 24,

dan fiqh al-hayat, h. 27

يف القرآن احملكم وادلتشابو 3:7-9 5 juz. 3, h. 165 ,والمرشاته

قصة زكريا وحين )دعاء 3:38-41 6زكريا وطلبو الولد الصاحل

وإصلاب حين(

Fiqh al-hayat, juz. 3, h.

239

7 3:187-

189 أخذ ادليثاق على أىل الكتاب بالبيان للناس

وزلبتهم ادلدح بغن موجب

Tafsir wa bayan, juz. 4,

h. 533

124

,Tafsir wa bayan, juz. 5 أعمال اليهود وتصرفاهتم 4:44-46 8

h. 102

9 4:174-

175 دعوةالناس إىل اإلميان

بالنور ادلبن )القرآن(Fiqh al-hayat, ju. 6, h.

400

كمال علم اهلل ودتام قدرتو 6:38-39 10وعدم التفريط بشيء يف

القرآن

Tafsir wa bayan, juz. 7,

h. 204 dan fiqh al-hayat,

h. 205

مزايا اإلميان باهلل وسلازي 6:71-73 11 الشرك

Fiqh al-hayat, juz. 7, h.

271

إبراىيم أبو األنبياء 6:84-90 12وخصائص رساالهتم

واالقتداء هبديهم

Tafsir wa bayan, juz. 7,

295 dan fiqh al-hayat, h.

299

13 6:125-

128 ادلستعدين سنة اهلل يف

لإلميان وغن ادلستعدين وجزاء الفريقن بعد بيان

احلق

Fiqh al-hayat, juz. 8, h.

391

14 7:178-

179 .Fiqh al-hayat, juz. 9, h أسباب اذلداية والضاللة

181

15 7:194-

198 واقع األصنام و األوثان

ادلعبودة Tafsir wa bayan, juz. 9,

h. 225

اهلل وفضلها تقوى 8:29 16 Mufradat, juz. 9, h. 317

إيثار السالم وتوحيد األمة 8:61-66 17 وحتريضها على القتال

Tafsir wa bayan, juz. 10,

h. 400

أوصاف ادلؤمنن وجزاؤىم 9:71-72 18 األخروي

Munasabah, juz. 10, h.

659

125

استئذان زعماء ادلنافقن 9:86-89 19للتخلف عن اجلهاد وإقدام

ادلؤمنن عليو

Tafsir wa bayan, juz. 10,

h. 700

20 9:113-

116 االستغفار للمشركن

وشرط ادلؤاخذة )العقاب( على الذنوب

Mufradat, juz. 11, h. 61

ادلؤمنون والكافرون وجزاء 10:7-10 21 كل

Fiqh al-hayat, juz. 11, h.

125

22 10:25-

27 الرتغيب يف اجلنة ووصف

حال احملسنن وادلسيئن يف اآلخرة

Tafsir wa bayan, juz. 11,

h. 163

23 10:34-

36 ,Tafsir wa bayan, juz. 11 إثبات البعث

h. 183

24 10:40-

44 انقسام ادلشركن أىل فريقن

حول اإلميان بالقرآن والنيب Tafsir wa bayan, juz. 11,

h. 196 dan fiqh al-hayat,

h. 197

25 10:98-

100 قصة يونس عليو السالم

مع قومو Fiqh al-hayat, juz. 11, h.

293

26 10:108-

109 اإلسالم دين احلق ووجوب

اتباعو Tafsir wa bayan, juz. 11,

h. 306

27 13:26-

29 الرزق على اهلل واآليات بيد

اهلل واذلداية من اهلل دلن آمن باهلل

Topik ayat, juz. 13, h.

174 tafsir wa bayan, h.

178 dan fiqh al-hayat, h.

180

28 13:30-

34 زلمد صاحب الرسالة

والرسول وبيان عظمة Tafsir wa bayan, juz. 13,

h. 186

126

القرآن وقدرة اهلل شاملة الغاية من إنزال القرآن وذم 14:1-4 29

الكافرين وكون الرسول بلسان قومو

Fiqh al-hayat, juz. 13, h.

221, 223, 224

بعض أخبار الرسل 14:9-12 30 السابقن مع أشلهم

Tafsir wa bayan, juz. 13,

h. 234

,Tafsir wa bayan, juz. 14 أدلة وجود اهلل ووحدانيتو 16:3-9 31

h. 401 dan Fiqh al-hayat,

juz. 14, h. 405

32 16:90-

96 أمجع آية يف القرآن للخن

والشر والوفاء بالعهد واذلداية واإلضالل

Topik ayat, juz. 14, h.

529

33 16:125-

128 أسس الدعوة إىل الدين

وجعل العقاب بادلثل والصرب على ادلصاب

Tafsir wa bayan, juz. 14,

h. 596

أحوال بين إسرائيل يف 17:4-8 34 التاريخ

Fiqh al-hayat, juz. 15, h.

28

35 17:94-

100 من شبهات ادلشركن

بشرية الرسل وإنكار البعث Tafsir wa bayan, juz. 15,

h. 187

36 18:54-

59 بيان القرآن ومهمة الرسل وظلم ادلعرض عن اإلميان

وسبب تأخن العذاب دلوعد معن

juz. 15, h. 308 ,الصفح الثاويح

37 18:60-

74 قصة موسى عليو السالم Fiqh al-hayat, juz. 15, h.

326

127

مع اخلضر مجلة صفات األنبياء 19:58 38

عليهم السالم Munasabah, juz. 16, h.

468

39 20:36-

41 نعم اهلل الثماين على -4-

موسى قببل النبوة Munasabah, juz. 16, h.

557 dan tafsir wa bayan,

h. 559

,Tafsir wa bayan, juz. 17 األمر بتقوى اهلل تعاىل 22:1-4 40

h. 168

41 23:101-

111 موازين النجاة يف حساب

اآلخرة Mufradat, juz. 18, h. 433

dan fiqh al-hayat, h. 438

تكذيب ادلشركن بالقرآن 26:1-9 42انية وإنذارىم وإثبات وحد

اهلل

Tafsir wa bayan, juz. 19,

h. 135

43 26:69-

82 القصة الثانية قصة إبراىيم

عليو السالم التنديد بعبادة -1-

األصنام وبيان صفات الرب ادلستحق للعبادة

Tafsir wa bayan, juz. 19,

h. 184

44 26:221-

227 الرد على افرتاء ادلشركن

بأن النيب كاىن أو شاعر Fiqh al-hayat, juz. 19, h.

270

45 27:al-

Naml juz. 19, h. 278 ,مشرمال ذها

46 27:38-

44 إسالم بلقيس -4-

ووالؤىا وزيارهتا لسليمان عليو السالم

Tafsir wa bayan, juz. 19,

h. 335

47 28:56-

61 Mufradat, juz. 20, h. 496 الرد على شبهات ادلشركن

128

48 29:64-

69 بيان حال الدنيا واضطراب

أوضاع الكفار فيها Fiqh al-hayat, juz. 21, h.

43

49 32:18-

22 جزاء ادلؤمنن وجزاء

الفاسقن Fiqh al-hayat, juz. 21, h.

233

تقرير احلشر والتحذير من 35:5-8 50الشيطان وجزاء الكافرين

وادلؤمنن

Fiqh al-hayat, juz. 22, h.

570

51 36:13-

27 قصة أصحاب –أنطاكية

القرية Tafsir wa bayan, juz. 22,

h. 649

52 37:38-

61 جزاء الكافرين وجزاء

ادلؤمنن ادلخلصن Mufradat, juz. 23, h. 99

53 39:62-

67 ,Tafsir wa bayan, juz. 24 دالئل األلوىية والتوحيد

h. 364

54 46:21-

28 قصة ىود عليو السالم مع

قومو عادTafsir wa bayan, juz. 26,

h. 375

فضائل صلح احلديبية على 48:1-3 55 النيب )ص(

Fiqh al-hayat, juz. 26, h.

477

آثار صلح احلديبية يف 48:4-7 56 ادلؤمنن وادلنافقن وادلشركن

Fiqh al-hayat, juz. 26, h.

484

57 49:14-

18 .Fiqh al-hayat, juz. 26, h أصول اإلميان الصحيح

605

58 52:17-

28 جزاء ادلتقن ونعم اهلل

عليهم يوم القيامةFiqh al-hayat, juz. 27, h.

77

بعض التكاليف الدينية 57:7-12 59احلث على اإلميان باهلل

Balaghah, juz. 27, h. 320

129

تعاىل ورسولو )ص( وعلى اإلنفاق

.juz ,وسثة الىهي هىا أمران النهي عن مواالة الكفار 60:1-3 60

28, h. 498

حكاية أشياء أخرى عن 72:8-17 61 اجلن

Mufradat, juz. 29, h. 181

62 74:31-

37 احلكمة يف اختيار عدد

خزنة جهنم التسعة عشر Tafsir wa bayan, juz. 29,

h. 252 dan fiqh al-hayat,

h. 256

خلق اهلل اإلنسان وىدايتو 76:1-3 63 السبيل

Fiqh al-hayat, juz. 29, h.

305

,Tafsir wa bayan, juz. 30 ادلساواة يف اإلسالم 80:1-10 64

h. 429

تنزيو اهلل تعاىل وقدرتو 87:1-8 65 وحتفيظو القرآن لنبيو

Tafsir wa bayan, juz. 30,

h. 568

66 92:12-

21 .Munasabah, juz. 30, h قد أعذر من أنذر

660

,Tafsir wa bayan, juz. 1 نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 وىداية 67

h. 64

صفات ادلؤمنن وجزاء 2:1-5 68 ادلتقن

Tafsir wa bayan, juz. 1,

h. 80

69 2:213-

214 احلاجة إىل الرسل وما

يالقونو مع ادلؤمنن يف دعوهتم

Tafsir wa bayan, juz. 2,

h. 616

درجات الرسل وأحوال 2:253 80 الناس يف اتباعهم

Tafsir wa bayan, juz. 3,

h. 7

,Tafsir wa bayan, juz. 3 قصة عيسى عليو السالم 3:45-51 81

h. 251

130

أنواع الكفار من حيث 3:86-91 82 التوبة

Tafsir wa bayan, juz. 3,

h. 315

83 3:137-

141 عاقبة ادلكذبن وادلتقن

وتوفن العزة للمؤمنن باجلهاد

Tafsir wa bayan, juz. 4,

h. 424

أوصاف ادلنافقن 4:88-91 84ومراوغتهم وزلاولتهم

تكفن ادلسلمن وكيفية معاملتهم

Tafsir wa bayan, juz. 5,

h. 201

85 4:174-

175 دعوة الناس إىل اإلميان

القرآن( بالنور ادلبن ) Fiqh al-hayat, juz. 6, h.

401

اضلصار مصدر علم النيب 6:50-53 86)ص( بالوحي ومهمتو يف

اإلنذار وعدم طرد الضعفاء

Tafsir wa bayan, juz. 7,

h. 221

87 6:111-

113 من مظاىر تعنت ادلشركن

واإلياس من إمياهنم Tafsir wa bayan, juz. 8,

h. 354

تشريع ادلشركن تقليد 7:28-30 88اآلباء وتشريع اهلل الوحي

إىل رسولو

Tafsir wa bayan, juz. 8,

h. 538

89 7:138-

141 جحود بين إسرائيل نعم اهلل

عليهم Tafsir wa bayan, juz. 9,

h. 81

,Tafsir wa bayan, juz. 9 تقوى اهلل وفضلها 8:29 90

h. 318

91 10:25-

27 الرتغيب يف اجلنة ووصف Tafsir wa bayan, juz. 11,

h. 163 dan Fiqh al-hayat,

131

حال احملسنن وادلسيئن يف اآلخرة

h. 166

92 10:40-

44 انقسام ادلشركن أىل فريقن

حول اإلميان بالقرآن والنيبTafsir wa bayan, juz. 11,

h. 196

,Tafsir wa bayan, juz. 14 ادلة وجود اهلل ووحدانيتو 16:3-9 93

h. 401

94 16:35-

40 احتجاج الكفار بالقدر

وإنكارىم البعث وتشابو مهمة الرسل

Tafsir wa bayan, juz. 14,

h. 445

95 16:98-

105 ما يتعلق بالقرآن االستعاذة

والنسخ وعربية القرآن I’rab, juz. 14, h. 550

اإلسراء وإنزال التوراة على 17:1-3 96 موسى

Tafsir wa bayan, juz. 15,

h. 15 dan fiqh al-hayat, h.

19

اهلل منور السماوات 24:35 97واألرض بدالئل اإلميان

وغنىا

Fiqh al-hayat, juz. 18, h.

583, 583

98 27:al-

Naml juz. 19, h. 278 ,مشرمال ذها

إلقاء موسى يف اليم -2- 28:7-14 99بعد والدتو وإرضاعو

والبشارة بنبوتو

Fiqh al-hayat, juz. 20, h.

428

100 28:38-

43 زلاجة فرعون ربوبية -7-

اهلل تعاىل وعاقبة عناده مع قومو

Tafsir wa bayan, juz. 20,

h. 474

111 28:48-

51 تكذيب أىل مكة بالقرآن Tafsir wa bayan, juz. 20,

h. 486 dan fiqh al-hayat,

132

h. 488 وبرسالة النيب )ص(

112 42:51-

53 .Fiqh al-hayat, juz. 25, h أنواع الوحي

116

فضائل صلح احلديبية على 48:1-3 113 النيب )ص(

Mufradat, juz. 26, h. 473

dan tafsir wa bayan, h.

475

114 51:52-

60 هتديد ادلشركن بالعذاب

لتكذيب النيب )ص( Fiqh al-hayat, juz. 27, h.

53

انشقاق القمر وموقف 54:1-8 115 ادلشركن منو

Tafsir wa bayan, juz. 27,

h. 161

.Fiqh al-hayat, juz. 29, h تعذيب الكفار العصاة 67:6-11 116

20

117 81:15-

29 احللف إلثبات صدق

الوحي القرآين ونبوة الرسول )ص(

Tafsir wa bayan, juz. 30,

h. 461 dan fiqh al-hayat,

h. 463

118 92:12-

21 .Fiqh al-hayat, juz. 30, h قد أعذر من أنذر

662

li al-hidayah (للهداية) 14 dan li hidayah (لهداية) 18

No. Nama

Diksi

Ayat Topik Ayat Keterangan

.Tafsir wa bayan, juz نزلت بعد ادلدثر 7-1:1 للهدايح 1

1, h. 63

2 2:113-

114 احلاجة إىل الرسل وما يالقونو

مع ادلؤمنن يف دعوهتمFiqh al-hayat, juz. 2, h.

619

اختيار موسى سبعن رجال 7:155 3دليقات الكالم والرؤية ومناجاتو

ربو

Tafsir wa bayan, juz.

9, h. 121

133

4 7:175-

177 قصة بلعم بن باعوراء وأمثالو

الضالن ادلكذبنTafsir wa bayan, juz.

9, h. 174

5 13:30-

34 زلمد صاحب الرسالة والرسول

وبيان عظمة القرآن وقدرة اهلل الشاملة

Tafsir wa bayan, juz.

13, h. 187

ووحدانيتوأدلة وجود اهلل 3-9 :16 6 Fiqh al-hayat, juz. 14,

h. 405

7 18:9-

26 .juz. 15, h ,ذفصيل القصح قصة أصحاب الكهف

238

اهلل منور السماوات واألرض 24:35 8 بدالئل اإلميان وغنىا

Fiqh al-hayat, juz. 18,

h. 583

9 26:83-

89 دعاء إبراىيم عليو -2 -

السالم دعاء ادلخلصن األوابن

Mufradat, juz. 19, h.

188

10 28:56-

61 .Mufradat, juz. 20, h الرد على شبهات ادلشركن

496 dan tafsir wa

bayan, h. 499

11 49:14-

18 .Munasabah, juz. 26, h أصول اإلميان الصحيح

600

12 51:52-

60 هتديد ادلشركن بالعذاب

لتكذيب النيب صلى اهلل عليو وسلم

Tafsir wa bayan, juz.

27, h. 50

13 52:1-

16 وقوع القيامة وإثبات العذاب

يف اليوم ادلوعودFiqh al-hayat, juz. 27,

h. 64

التذكن بقصة موسى عليهما 61:5-9 14 السالم مع بين إسرائيل

Tafsir wa bayan, juz.

28, h. 546

,Tafsir wa bayan, juz 1 صفات ادلؤمنن وجزاء ادلتقن 5-2:1 لهدايح 15

h. 77

134

16 2:28-

29 مظاىر قدرة اهلل خبلق اإلنسان

وإماتتو وخلق األرض والسماء

Fiqh al-hayat, juz 1, h.

131

17 2:97-

98 موقف اليهود من جربيل

وادلالئكة والرسل

Tafsir wa bayan, juz 1,

h.259

.Fiqh al-hayat, juz 3, h قصة العزير ومحاره 2:259 18

39

19 2:285-

286 اإلميان برساالت الرسل

والتكليف بالطاقة

Tafsir wa bayan, juz 3,

h. 145

20 3:86-

91 ,Tafsir wa bayan, juz 3 أنواع الكفار من حيث التوبة

h. 315

21 4:150-

152 ,Tafsir wa bayan, j. 6 الكفر واإلميان وجزاء كل

h. 357

22 5:48-

50 القرآناحلكم بشريعة Munasabah, j. 6, h.

568

,Tafsir wa bayan, j. 9 عموم الرسالة اإلسالمية 7:158 23

136

24 10:40-

44 انقسام ادلشركن إىل فريقن

حول اإلميان بالقرآن والنيب

Tafsir wa bayan, j. 11,

h. 197

25 10:94-

97 تأكيد صدق القرآن فيما قال

ووعد وأوعد

Tafsir wa bayan, j. 11,

h. 283

26 21:48-

50 قصة موسى -القصة األوىل

عليو السالم مقارنة بن خصائص التوراة وخصائص

القرآن

Munasabah, j. 17, h.

74

27 24:36-

38 ادلؤمنون ادلهتدون بنور اهلل

تعاىلMunasabah, j. 18, h.

568

28 27:7-

14 القصة األوىل قصة موسى عليو Tafsir wa bayan

mukjizat sani, j. 19, h.

293

135

بالوادي ادلقدسالسالم

29 28:48-

51 تكذيب أىل مكة بالقرآن

وبرسالة النيب صلى اهلل عليو وسلم.

Tafsir wa bayan, j. 20,

h. 486

إنزال القرآن يف ليلة القدر 44:1-9 30 ادلباركة وصفات منزلو

Tafsir wa bayan, j 25,

h. 221

31 46:29-

32 ,Tafsir wa bayan, j. 26 إميان اجلن بالقرآن

h. 381

32 50:23-

30 احلوار بن الكافر وقرينو

الشيطان يوم القيامة.Fiqh al-hayat, j. 26, h.

638

136

Topik ayat yang menggunakan kata Hidayah dalam kitab Tafsir al-

Munir

1. 7:178-179 topik ayat “ أسباب اذلداية والضاللة” (ayat 178 ( ي هد، المهتدى

2. 13:26-29 topik ayat “ الرزق على اهلل واآليات بيد اهلل واذلداية من اهلل دلن آمني هدى ayat 27) ”باهلل ) orang yang bertaubat kepada-Nya.

3. 16:90-96 topik ayat “ والوفاء بالعهد واذلداية أمجع آية يف القرآن للخن والشر .siapa yang dikehendaki-Nya (ي هدى ayat 93) ”واإلضالل

4. 20:115-127 topik ayat “قصة آدم يف اجلنة وإخراجو منها وإلزامو باذلداية الربانية”

(ayat 122 ىدى) dipilih oleh Allah. Dan (ayat 123 ىداى ، ىدى )

5. 39:22-26 topik ayat “اذلداية لإلسالم” (ayat 23 ي هدى، ىدى ) siapa yang

dikehendaki-Nya.

6. 73:19-20 topik ayat “تذكن وإرشاد بأنواع اذلداية”

137

Data kata hidayah dalam kitab al-Tafsīr al-Munīr fī al-‘Aqīdah wa al-Syarī‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuḥailī (Surah al-Baqarah)

No. Diksi Terkait Ayat Subjek KO

DE

Predikat KO

DE

Objek KO

DE

Konteks

Ayat

KO

DE

Penjelasan Singkat Ket.

Halaman

رلاز مرسل -ىدى للمتقني 1 اذلدايةأو عقلي، أسند اذلداية،للقرآف، ألنو سبب

واذلادي يف احلقيقة ىو اهلل تعاىل.

2:1-5 Allah A menurunkan

al-Qur'an

MQ orang

bertakwa

OT penjelasan

al-Kitab

Q Kitab itu adalah isyarat jauh

untuk menunjukkan benda yang

dekat karena tingginya

kedudukannya. Allah

menyandarkan hidayah kepada

al-Qur'an karena dia adalah

penyebab datangnya hidayah,

sedangkan pemberi hidayah

yang sebenarnya adalah Allah

SWT.

juz. 1, h.

77

Allah A menurunkan 5-2:1 ورشاد ىداية -ىدى 2

al-Qur'an

MQ orang

bertakwa

OT penjelasan

al-Kitab

Q kata Huda dalam ayat ini berarti

hidayah dan petunjuk.

juz. 1, h.

77

معىن البسملة إعالف بأف 3مجيع ما يف السورة من اهلل تعاىل، ال من إنساف، أنزذلا

الناس إىل ما فيو ذلدايةبرمحتو اخلري والسعادة يف الدنيا

2:1-5 Allah A menurunkan

al-Qur'an

MQ orang

bertakwa

OT penjelasan

al-Kitab

Q tentang makna basmallah yaitu

pernyataan bahwa semua yang

terdapat di dalam surah berasal

dari Allah, bukan dari seorang

manusia. Allah menurunkannya

dengan rahmat-Nya untuk

juz. 1, h.

77

138

menunjuki manusia kepada واآلخرة.

kebaikan dan kebahagiaan di

dunia dan akhirat.

وإرشاد ىدايةأنو مصدر 4 للمؤمنني وادلتقني

2:1-5 Allah A menurunkan

al-Qur'an

MQ orang

bertakwa

dan beriman

OTI penjelasan

al-Kitab

Q al-Qur’an adalah sumber

hidayah dan petunjuk bagi

orang-orang beriman yang

bertakwa.

juz. 1, h.

79

ىؤالء ادلوصوفوف مبا ذكر من 5االدياف احلق بالغيب، و....، واإلدياف بالقرآف ةبالكتب ادلنزلة قلبو )وىي التوراة واإلجنيل والزبور والصحف(،

من رهبم وىدايةىم على نور

2:1-5 Allah A menurunkan

al-Qur'an

MQ orang

bertakwa

OT penjelasan

al-Kitab

Q Orang yang memiliki sifat orang

beriman dan bertakwa adalah

orang yang berada di atas cahaya

dan hidayah dari Allah.

juz. 1, h.

80

فال تتأثر قلوهبم بو، ألهنا 6مغلقة ال يصل إليها النور اإلذلي، وال يشرؽ فيها إدياف، بسبب تعاميهم عن احلق وآيات اهلل، فال ينفذ إليها

وادلوعظة، اذلدايةأثر

2:6-7 Orang

kafir

C Mengingkari C al-Qur'an C sifat kaum

kafir

SC orang kafir mengingkari ayat-

ayat Allah, hati mereka terkunci

dan tidak dapat dicapai oleh

cahaya ilahi, karena mereka

bersikap buta terhadap

kebenaran dan ayat-ayat Allah

sehingga hidayah dan nasehat

juz. 1, h.

83

139

tidak dapat masuk ke hati

mereka.

ومدبر شؤوهنم، وواىبهم ما 7 اذلدايةحيتاجونو من طرؽ

ووسائل ادلعرفة.

2:21-22 Allah A memerintahka

n untuk

menyembah-

Nya

MP semua

manusia

M Ibadah

(Mengesa

kan Allah)

I Allah swt memerintahkan semua

manusia, kaum musyrik Mekah

dan lainnya agar menyembah-

Nya semata, karena Dialah

pengatur semua urusan dan yang

memberi apa yang manusia

butuhkan yaitu jalan-jalan

hidayah dan sarana-sarana

pengetahuan.

juz. 1, h.

105

كثري من ىدايةوزيادة 8 ادلؤمنني إلدياهنم باهلل

2:26-27 Allah A memberi

petunjuk

MP mukmin OI perumpam

aan

P Allah membantah orang-orang

yang bertanya-tanya bahwa

perumpamaan tersebut menjadi

sebab bertambah sesatnya

banyak orang kafir lantaran

kekafiran mereka kepada Allah,

tetapi disisi lain menjadi sebab

bertambahnya hidayah yang

diperoleh banyak orang beriman

karena keimanan mereka kepada

juz. 1, h.

121

140

Allah.

فاهلل تعاىل ال يضل أحدا من 9العقل هبدايةادلؤمنني ادلهتدين

والدين،

2:26-27 Allah A memberi

petunjuk

MP Mukmin OI Perumpam

aan

P Allah tidak menyesatkan satu

pun di antara orang-orang

beriman dan mendapat hidayah

akal dan agama. Allah hanya

menyesatkan orang-orang fasik

yang keluar dari jalur ketaatan

dan jalan Allah yang lurus,

orang-orang yang telah diketahui

oleh Allah bahwa mereka tidak

bakal mendapat petunjuk.

juz. 1, h.

123

فكانت علة ضالذلم: ىي 10الفسوؽ، أي اخلروج عن

اهلل تعاىل يف سننو يف ىداية خلقو،

2:26-27 Allah A memberi

petunjuk

MP mukmin OI perumpam

aan

P sebab kesesatan mereka adalah

al-fusuq, yaitu keluar dari

hidayah Allah mengenai hukum-

hukum-Nya yang ditetapkan

untuk makhluk ciptaan-Nya.

h. 124

وقدـ اهلل تعاىل اإلضالؿ على 11يف قولو: يضل بو كثريا اذلداية

ويػهدي بو كثريا

2:26-27 Allah A memberi

petunjuk

MP mukmin OI perumpam

aan

P Allah menyebut kata

"penyesatan" lebih dahulu

daripada kata

"hidayah/petunjuk" (dalam ayat

ke 26) karena sebabnya dari

h. 125

141

kekafiran lebih dulu ada.

فال عجب أف يرسل رسوال 12الناس، ذلدايةمؤيدا بكتاب

يضرب فيو األمثاؿ مبا شاء من سللوقاتو، عظم أو صغر.

2:28-29 Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M perumpam

aan

P Allah mengutus seorang rasul

dan kepadanya diturunkan

sebuah kitab untuk memberi

hidayah kepada umat manusia,

dan di dalam kitab itu Dia

membuat perumpamaan dengan

makkhluk yang dikehendaki-

Nya, baik makhluk yang besar

maupun makhluk yang kecil.

h. 131

والقرآف موافق دلا تقدمو من 13الكتب كالتوراة واإلجنيل الداعية إىل توحيد اهلل وأوصوؿ األخالؽ

من ىدايةوالعبادات، وىو الضالالت

2:97-98 Al-

Qur'an

B memberi

petunjuk dan

kabar gembira

MP orang

beriman

OI kitab suci Q Al-Qur'an itu sesuai dengan

kitab-kitab yang diturunkan

sebelumnya, seperti Taurat dan

Injil yang menyeru kepada

pengesaan Allah, akhlak-akhlak

utama, dan ibadah, dan al-Qur'an

adalah petunjuk dari kesesatan

serta kabar gembira tentang

surga bagi orang yang beriman

kepadanya.

h. 259

142

ألف معاداة أمني الوحي 14جربيل، ومعاداة زلمد صلى اهلل عليو وسلم، ومعاداة الكتب السماوية، معاداة لكل ادلالئكة وسائر األنبياء والكتب، إذ إف ادلقصد منها

الناس، ىدايةواحد، وىو وإرشادىم إىل اخلري،

2:97-98 Al-

Qur'an

B memberi

petunjuk dan

kabar gembira

MP Manusia OI kitab suci Q Allah SWT menjelaskan kepada

mereka (kaum Yahudi) bahwa

memusuhi pembawa wahyu

(Jibril), memusuhi Muhammad

Saw., dan memusuhi kitab-kitab

samawi terhitung sebagai

permusuhan kepada semua

malaikat dan kepada seluruh

nabi dan kitab suci, karena

tujuan dari semua itu satu, yaitu

memberi petunjuk kepada

manusia dan membimbing

mereka ke jalan kebaikan.

h. 260

-2:104 العظمى ىدايةفهو 15

105

Allah A menurunkan

al-Qur'an

MQ Orang

beriman

OI kitab suci Q Allah menurunkan al-Qur'an

untuk memberi peringatan

kepada orang beriman agar tidak

mengikuti orang Yahudi.

juz.1, h.

280

ىو اذلدى( تعريف اذلدى ) 16مع اقرتانو بضمري الفصل

على دين اذلدايةيفيد قصر اهلل، فهو قصر على

2:119-

121

Allah A mengutus Nabi

Muhammad

MN manusia M Agama

Allah

AG Yang dimaksud dengan Huda

(petunjuk) dalam ayat tersebut

adalah agama Allah yaitu Islam

h. 319

143

.ادلوصوؼوحنن هلل الذي أنعم علينا 17

بالنعم اجلليلة اليت منها نعمة عابدوف ال واذلدايةاإلسالـ

نعبد سواه

2:138-

141

Allah A memberi

nikmat

NA orang

beriman

OI Agama

Allah

AG Allah menganugerahkan nikmat

yang besar kepada orang

beriman, di antaranya nikmat

Islam dan hidayah. Mereka

menyembah Allah dan tidak

beribadah kepada selain-Nya.

h. 357

ومن أين لكم ىذه الدعاوى 18والقرب من اهلل اذلدايةوادعاء

دوننا، واهلل ربنا وربكم ورب العادلني، . . . . . فكيف

واذلدايةتدعوف أف لكم اجلنة دوف غريكم؟!

2:138-

141

Allah A memberi

nikmat

NA orang

beriman

OI Agama

Allah

AG orang Yahudi dan Nasrani

mengklaim bahwa merekalah

yang mendapat petunjuk dan

lebih dekat kepada Allah.

Padahal Allah adalah Tuhan

seluruh Alam semesta dan tidak

ada perbedaan di antara

makhluk-makhluk-Nya

melainkan ketakwaan dan amal

saleh.

h. 358

-وألت نعمت عليكم 19 إىل معامل دينكم. باذلداية

2:148-

152

Allah A memberi

nikmat

MP kaum

muslimin

OI pengalihan

kiblat

KB Allah telah menyempurnakan

nikmat-Nya kepada Kaum

Muslimin dan bangsa Arab

dengan memberi mereka

juz. 2, h.

391

144

petunjuk kepada ajaran-ajaran

agama dengan dipilih-Nya

Ka'bah sebagai kiblat, mengutus

seorang rasul dari kalangan

mereka yaitu Nabi Muhammad

saw., dan menurunkan al-Qur'an

kepadanya dengan bahasa Arab

yang jelas.

وادلغفرة والرمحة عدؿ إذلي، 20وزاد اهلل الصابرين شيئا ثالثا

)وألئك ىم اذلداية:وىو المهتدوف(

2:153-

157

Allah A memberi

petunjuk

MP orang yang

sabar

R sabar atas

musibah

R Allah memberikan cobaan

kepada orang beriman berupa

sedikit ketakutan, kelaparan,

kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan, dan apabila

mereka bersabar dan

mengucapkan "Inna lillahi

wainna ilahi roji'un" maka

mereka itulah yang mendapat

rahmat, kasih sayang dan

petunjuk.

juz, 2. h.

406

ألف الكفار قد حجبوا عن 21قلوهبم وأمساعهم وأبصارىم

2:168-

171

Orang

kafir

C tidak

mendengar dan

C manusia M nikmat

Allah

NA orang kafir telah menutup hati,

telinga, dan mata mereka dari

juz. 2, h.

438

145

melihat cahaya اذلدايةنور

petunjuk

cahaya hidayah.

-2:174 الصحيحة واذلداية 22

176

Ahl

Kitab

C memperselisih

kan

C al-Qur'an C kitab suci KS Allah telah menurunkan al-Kitab

dengan membawa kebenaran,

namun ahlul kitab

memperselisihkan hal itu

sebagian dari mereka

membenarkan dan sebagian lagi

menentang sehingga mereka

jauh dari kebenaran yang benar

dan petunjuk yang sohih.

juz. 2, h.

455

مث بني احلق تعاىل أف ىذه 23األياـ القليلة ىي شهر رمضاف ادلبارؾ الذي بدئ فيو بإنزاؿ القرآف واستمر نزولو منجما )مقسطا( يف ثالث وعشرين سنة، الذي

للناس إىل الصراط ىدايةىو ادلستقيم،

2:183-

185

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M penurunan

al-Qur'an

Q Allah menerangkan bahwa di

bulan ramadhan yang diberkati,

dimulainya penurunan al-Qur'an

dan berlanjut secara berangsur-

angsur selama 23 tahun, yang

menjadi petunjuk bagi manusia

ke jalan yang lurus.

juz.2, h.

500

وإجابة الدعاء تشمل 24 2:186- Allah A memberi MP kaum OI berdoa D Terkabulnya doa mencakup juz.2, h.

146

لألسباب كتيسري سبل اذلدايةالرزؽ والشفاء والنجاح، وحتقيق النتائج ادلرتتبة على

األسباب بالتوفيق والرعاية.

187 petunjuk mukminin kepada

Allah

pemberian petunjuk kepada

sebab-sebab, seperti:

mempermudah sarana-sarana

rezeki, kesembuhan, kelulusan,

dan realisasi atas sebab-sebab

taufik (pertolongan)-Nya.

518

فقاؿ: واذكروه كما علمكم 25كيفية الذكر، بأف يكوف بتضرع وإخالص وإنابة قلبية وخشوع وحضور القلب مع اهلل، وىذا ىو الذكر احلسن،

حسنة، ىدايةكما ىداكم

2:198-

203

Allah A memberi

petunjuk

MP orang yang

berzikir

kepada

Allah

OI zikir yang

baik

OI setelah menjelaskan tentang

menunaikan haji, Allah

menjelaskan cara berzikir yang

baik, dan Allah memberi

petunjuk bagi orang-orang yang

berzikir dengan baik kepada

Allah.

juz.2, h.

581

ونعمة اهلل: آياتو الباىرة اليت 26آتاىا أنبياءه، وجعلها مصدر

والنجاة. اذلداية

2:208-

212

Bani

Israil

C Menukar C Nikmat

Allah

C nikmat

Allah

NA nikmat Allah artinya ayat-ayat

Allah yang terang yang

diberikan-Nya kepada para nabi

dan dijadikan-Nya sebagai

sumber hidayah dan

keselamatan.

juz.2, h.

602

ويصرؼ الشخص عن احلق 27ويفرؽ بني اجلماعة، واذلداية،

2:208-

212

Allah A melarang

mengikuti

MP orang

beriman

OI pelarangan L Allah melarang mengikuti

langkah-langkah setan karena

juz.2, h.

604

147

كما حدث من أىل الكتاب الذين تفرقوا واختلفوا من بعد

ما جاءىم البينات

langkah-

langkah

syaitan

setan memalingkan seseorang

dari kebenaran dan hidayah,

memecah belah jamaah, seperti

yang dialami kaum Ahli Kitab

yang berpecah-belah dan

berselisih sesudah datang kepada

mereka ayat-ayat yang nyata.

فقاؿ: ومن يغري نعمة اهلل 28وىي األدلة والرباىني الدالة

من واذلداية،على احلق واخلري بعد ما وصلت إليو وعرفها، وجيعلها من أسباب ضاللو وكفره وعصيانو، فلو العذاب

الشديد،

2:208-

212

Allah A mengancam

yang

mengubah

nikmat-Nya

MP manusia M pelarangan L Allah mengancam siapa yang

mengubah nikmat Allah, yaitu

dalil-dalil dan bukti-bukti yang

menunjukkan kebenaran,

kebaikan, dan hidayah, setelah

semua itu sampai kepadanya dan

ia mengetahuinya, dan ia

menjadikannya sebagai sebab

kesesatan, kekafiran, dan

kedurhakaan, maka baginya azab

yang berat.

juz.2, h.

606

كاف الناس )أي بنو آدـ( 29يف وضع حيتاجوف فيو إىل

اإلذلية، اذلداية

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS Allah memberikan petunjuk

kepada manusia dengan

mengutus para Nabi sebagai

juz.2, h.

615

148

pemberi peringatan, dan

menurunkan Kitab suci untuk

memberi keputusan atas

perselisihan manusia.

ومهمة الكتاب أف يكوف 30مصدرا للتشريع واحلكم والفصل بني الناس يف

الناس إىل وىدايةاخلالفات، العقيدة احلقة، واآلداب الفاضلة، واألعماؿ الصاحلة،

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS Kitab itu berfungsi sebagai

sumber syari'at dan hukum

untuk mendamaikan perselisihan

di antara manusia, menunjukkan

manusia kepada akidah yang

benar, perilaku yang baik dan

amal saleh.

juz.2, h.

616

ولكن ىذه اجلناية من ىؤالء 31الرؤساء على أنفسهم وعلى

ىدايةالناس ال تقدح يف الكتاب إىل احلق، فليس العيب فيو، وإمنا يف القائمني

عليو.

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS para pemimpin dan pemuka

agama telah berselisih tentang

Kitab yang diturunkan Allah

sebagai kebenaran, setelah

datang kepada mereka bukti-

bukti yang terang yang

menunjukkan bahwa Kitab itu

tidak memicu perselisihan dan

bertujuan membahagiakan

manusia.

juz.2, h.

617

149

ألف دخوؿ اجلناف والفوز 32برضواف اهلل يتطلب اجلهاد، وحتمل الشدائد، والصرب على األذى، واجتياز زلنة الفتنة واالختبار بنجاح وثبات، دوف تسخط وال ترـب وال ضجر، وال احنراؼ عن خط

والقياـ بأعباء اذلداية، التكاليف اإلذلية.

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS untuk masuk surga dan

memperoleh keridaan Allah,

seseorang harus berhijad,

menanggung penderitaan, sabar

terhadap gangguan, dan

melewati ujian dan cobaan

dengan sukses, tanpa merasa

marah dan kesal, dan tanpa

menyimpang dari garis hidayah,

diiringi dengan melaksanakan

tugas-tugas yang diperintahkan

Allah.

juz.2, h.

618

ويف ىذا كلو )موقف األنبياء 33وموقف ادلسلمني األوائل( عربة دلن يأيت بعدىم، ويظنوف أف اإلسالـ عبادة فقط، دوف أف ديروا بشيء من االختبار، أو يتعرضوا لنوع من اإليذاء، وادلصائب والشدائد، جهال منهم بسنة

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS Semua (kisah para nabi dan

kaum muslimin generasi

pertama) adalah pelajaran bagi

orang-orang setelah mereka.

Mereka mengira Islam hanya

ibadah saja, tanpa harus

melewati ujian sedikit pun, atau

tanpa mengalami gangguan dan

kesusahan sedikit pun. Mereka

juz.2, h.

618

150

من اذلداية،اهلل يف ابتالء أىل أجل التعرؼ على مدى

ثبات على احلق قدرهتم يف ال واإلدياف،

tidak memahami sunnah Allah,

bahwa Allah akan menguji kaum

yang mendapat hidayah untuk

mengetahui seberapa besar

kemampuan mereka untuk tetap

teguh di atas kebenaran dan

keimanan.

وال تصلح الفطرة أو الطبيعة 34 للهدايةمبجردىا سبيال

والرشد، ألهنا رلهولة وغائمة وغري منضبطة

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS fitrah atau tabiat semata tidak

bisa menjadi jalan untuk

mendapat hidayah karena ia

tidak diketahui, samar, dan tidak

pasti.

juz.2, h.

619

أخرى ىدايةفال بد ذلم من 35تعليمية تتفق مع القوة ادلميزة لنوعهم، وىي قوة الفكر

التعليمية اذلدايةوالنظر، تلك الرسل منهم، ىدايةىي

والكتب اليت ينزذلا اهلل عليهم،

2:213-

214

Allah A memberi

petunjuk

MP manusia M kitab suci KS Insting manusia saja tidak cukup

untuk mengarahkan tindakan

mereka kepada apa yang baik

untuk mereka. Mereka perlu

mendapat hidayah lain, yang

bersifat pengajaran, yang sesuai

dengan kemampuan yang

menjadi ciri khas mereka, yaitu

kemampuan berpikir. Hidayah

juz.2, h.

620

151

pengajaran tersebut adalah

hidayah para rasul dari kalangan

mereka, serta kitab-kitab yang

diturunkan Allah kepada

mereka.

وقد فضل اهلل بعض 36بتخصيصو مبآثر أو خضائص أو مفاخر جليلة ليست لغريه، مع استواىم مجيعا يف اختيارىم لتبليغ الرسالة اإلذلية

الناس إىل سعادة وىداية الدنيا واآلخرة.

al-

Baqara

h: 253

Para

Rasul

A memberi

petunjuk

MP Manusia M Tingkatan

para rasul

RS Para rasul memiliki kedudukan

yang sama sebagai orang-orang

pilihan untuk menyampaikan

risalah dan memberi petunjuk

umat manusia. Namun, mereka

memiliki perbedaan dalam

tingkat kesempurnaan. Di mana

Allah SWT melebihkan sebagian

dari mereka atas sebagian yang

lain dengan memberikan

berbagai keistimewaan dan

kelebihan yang tidak dimiliki

oleh yang lain.

juz. 3, h. 7

152

اللو ول الول: الناصر 37وادلعني، أي أف اهلل يتوىل أمور ادلؤمنني بالرعاية والعناية

واذلداية

2:256-

257

Allah A memberi

petunjuk

MP orang

beriman

OI Asma

Allah

A Allah SWT. Yang bertanggung

jawab terhadap perkara kaum

mukminin dengan cara menjaga,

memperhatikan dan memberi

petunjuk.

juz. 3, h.

21

واهلل يتوىل أمور ادلؤمنني 38 واذلدايةبالرعاية والعناية

ألرشد األمور، وىو خيرجهم احلواس والعقل والدين هبداية

2:256-

257

Allah A memberi

petunjuk

MP orang

beriman

OI keimanan

yang

benar

IM Allah SWT memberikan

perhatian, perlindungan dan

petunjuk kepada orang yang

beriman sesuatu yang benar dan

lurus dengan memberikan indra,

akal, dan agama sebagai

petunjuk sehingga mereka

memperoleh keyakinan dan

keimanan yang benar.

Juz. 3, h.

24

إىل اإلدياف تكوف واذلداية 39 بتوفيق اهلل تعاىل من شاء

2:256-

257

Allah A memberi

petunjuk

MP orang

beriman

OI keimanan

yang

benar

IM ayat ini bisa menjadi dalil

larangan paksaan dalam

beragama, karena kekuasaan atas

akal pikiran dan hati hanya milik

Allah. Petunjuk kepada

keimanan adalah karena taufik

dan pertolongan Allah yang

juz.3, h.

27

153

diberikan kepada siapa saja yang

Dia kehendaki.

ادلعرضني عن -الظالمني 40بالنظر فيما اذلدايةقبوؿ

يؤدي إىل احلق.

al-

Baqara

h: 258

Allah A tidak memberi

petunjuk

TM

P

orang yang

zalim

OZ orang

zalim

OZ penjelasan tentang orang zolim

yaitu orang-orang yang

memalingkan diri dari menerima

hidayah dengan memahami dan

merenungi hal-hal yang bisa

membawa kepada kebenaran.

juz. 3, h.

29

واهلل ال يهدي الظادلني 41أنفسهم ادلعرضني عن قبوؿ

اهلل إىل طريق اخلري ىدايةوالفالح أبدا، بل يطمس اهلل على قلوهبم وبصائرىم، ويفضح شأهنم يف أحلك أوقات الشدة واألزمة أماـ ادلأل من الناس. وىذا يدؿ

ليس اذلدايةعلى أف عدـ للطائعني، وإمنا للظادلني،

خاصة، أو ىدايةوادلراد: ظادلوف سلصوصوف.

al-

Baqara

h: 258

Allah A tidak memberi

petunjuk

TM

P

orang yang

zalim

OZ orang

zalim

OZ Allah tidak akan memberi

petunjuk kepada orang-orang

yang zalim terhadap diri mereka

sendiri dan memalingkan diri

mereka dari menerima hidayah

Allah SWT ke jalan kebaikan

dan kebahagiaan. Dan yang

tidak mendapat hidayah

bukanlah orang-orang yang taat,

tetapi orang-orang yang zalim.

yang dimaksud adalah hidayah

khusus atau orang-orang zalim

tertentu.

juz.3, h.

32

154

والكالـ على الوجو األوؿ 42الصحيح مثل ذلداية اهلل تعاىل للمؤمنني، وإخراجهم من الظلمات إىل النور، كما كاف شأف إبراىيم مع ذلك

الكافر.

al-

Baqara

h:259

Allah A memberi

petunjuk

MP orang

mukmin

OI Hari akhir HA ayat ini bisa dijadikan dalil atau

contoh bahwa Allah SWT

memberikan hidayah kepada

orang-orang Mukmin dan

mengeluarkan mereka dari

kegelapan menuju cahaya. Ini

seperti yang terjadi pada kisah

Nabi Ibrahim a.s. Dengan raja

Namrudz.

juz.3, h.

39

ومن يوقة اهلل للعلم النافع، 43وعلى التخصيص فهم القرآف

ىدايةوالدين، ويرشده إىل العقل

2:268-

269

Allah A memberi

petunjuk

MP yang

dikehendaki

-Nya

OK al-Hikmah HK Allah menganugerahkan hikmah

kepada siapa yang dikendaki-

Nya berupa kepahaman yang

dalam tentang al-Qur'an dan

agama, petunjuk kepada hidayah

akal, maka siapa yang diberi

hikmah tersebut dia telah

ditunjuk kepada kebaikan dunia

dan akhirat serta mampu

memahami segala sesuatu sesuai

hakikatnya.

juz. 3, h.

71

155

للدين اهلل اذلدايةوترؾ أمر 44من اهلل، اذلدايةتعاىل، فإف

وتقتضي الشفقة إعطاء احملتاج أيا كاف دينو.

2:272-

274

Allah A memberi

petunjuk

MP yang

dikehendaki

-Nya

OK sedekah SD ayat ini berbicara tentang

dibolehkannya memberi sedekah

kepada kaum non muslim,

karena Allah memberi rezeki

kepada seluruh manusia. Orang

mukmin sudah selayaknya

berbuat kebaikan untuk semua

manusia tanpa memandang

agama atau keyakinannya,

karena ajaran-ajaran Islam

sebenarnya mengajarkan sikap

toleransi dan menyerahkan

urusan hidayah kepada Allah

karena hidayah memang datang

dari Allah SWT.

juz. 3, h.

82

ليس عليك أو ال جيب 45عليك يا زلمد أف تقود الناس

اإلسالـ كرىا، وإمنا ىدايةإىل عليك البالغ واإلرشاد إىل الدين فقط، فتبشر من أطاع باجلنة، وتنذر من عصى

2:272-

274

Allah A memberi

petunjuk

MP yang

dikehendaki

-Nya

OK pemberian

petunjuk

MP Nabi Muhammad hanya

diperintahkan untuk

menyampaikan dan

menunjukkan kepada agama

Islam, memberikan berita

gembira berupa pahala surga

juz.3, h.

83

156

مبعىن اذلدايةبالنار، وأمر التوفيق إىل اخلري والسعادة واالىتداء إىل اإلسالـ مرده

إىل اهلل،

bagi yang taat, serta

menyampaikan peringatan dan

ancaman berupa siksa neraka

bagi yang membangkang.

Sementara petunjuk kebaikan

dan kesadaran menerima

petunjuk Islam adalah urusan

Allah.

وبالرسل الكراـ الذين أنزؿ 46اهلل عليهم كتبا وصحفا

البشر، ذلداية

2:285-

286

Kitab

dan

shuhuf

B memberi

petunjuk

MP manusia M iman

kepada

risalah

IM Allah menjelaskan bahwa

Rasulullah dan kaum mukminin

beriman kepada Allah, beriman

kepada malaikat, beriman

kepada rasul yang diturunkan

kepada mereka kitab dan shuhuf

(lembaran-lembaran berisikan

wahyu) sebagai petunjuk bagi

umat manusia.

juz.3, h.

145