Post on 26-Jan-2023
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Identifikasi Bakteri
Identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas benda, orang dan
sebagainya. Pengertian identifikasi secara umum adalah pemberian tanda-tanda
pada golongan barang-barang atau sesuatu, dengan tujuan membedakan
komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga suatu komponen tersebut
dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Kesimpulannya bahwa
identifikasi adalah penentu atau penempatan identitas seseorang atau bendapada
suatu saat tertentu. Identifikasi dalam penelitian ini adalah identifikasibakteri yang
dilakukan dengan cara pengamatan makroskopis, mikroskopis, dan fisiologi
bakteri.
2.2 Tinjauan Tentang Pengamatan Identifikasi Bakteri
2.2.1 Pengamatan Makroskopik
Pengamatan makroskopik dilakukan untuk melihat morfologi koloni bakteri
yang didapatkan dari hasil metode swab pada taskaryawan. Bakteri yang telah
diswab dari taskaryawan maka akan ditanam pada mediaMac. Conkey dengan
tujuan untuk mendapatkan bakteri Coliform.Media Mac. Conkey (MCA)
menunjukkan warna merah muda atau berwana merah maka bakteri yang tumbuh
bakteri lactose fermenting,sedangkan jika tidak terdapat perubahan warna maka
bakteri yang tumbuh merupakan bakteri non lactose fermenting (Ely.A.F.R,
Risandiansyah.R, & Airlangga.R.M.H, 2019).Pembiakan bakteri pada media perlu
dilakukan terlebih dahulu untuk mempelajari sifat bakteri untuk mengadakan
identifikasi bakteri. Morfologi yang diamati pada bakteri meliputi bentuk koloni
bakteri, bentuk tepian koloni bakteri, elevasi koloni bakteri, dan warna koloni
bakteri seperti yang telah disajikan pada Gambar 2.1 sebagai beikut.
8
Gambar 2.1 Bentuk Koloni Bakteri
Sumber: (Waluyo, 2018)
2.2.2 Pengamatan Mikroskopik
Pengamatan bakteri secara mikroskopik untuk melihat bentuk bakteri dan
sifat bakteri, dimana pengamatan mikroskopis dengan melakukan pewarnaan
Gram.Pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui golongan bakteri dan bentuk
sel bakteri.Menurut Putri dan Kusdiyantini (2018)pewarnaan gram adalah salah
satu teknik pewarnaan yang paling penting yang dilakukan untuk membedakan
antara bakteri gram positif dan bakteri gramnegatif. Bakteri gram negatif
berwarna merah sebab kompleks zat warna kristal violet larut pada saat pemberian
larutan alkohol sehingga mengambil warna merah safranin. Menurut Ampou,
Triyulianti, dan Nugroho (2015)Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna Kristal violet pada metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan
alkohol, sementara bakteri gramnegatif tidak. Banyak spesies bakteri gram negatif
yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang.
Menurut Nurhidayati, Faturrahman, dan Ghazali (2015)bakteri gram negatif
memiliki lapisan struktur dinding sel berlapis tigayang tipis yaitu 10-15 nm
9
dengan komposisi utama: lipoprotein, membran luar dan polisakarida, sehingga
lipid akan tercuci oleh alkohol dan pewarnaan kristal violet akan ikut tercuci
kemudian bakteri gram negatif saat diwarnai dengan safranin akan bewarna
merah.
2.3 Tinjauan tentang Bakteri
2.3.1 Pengertian Bakteri
Bakteri umumnya terdiri satu sel sehingga dikatakan organisme yang
relatif sederhana serta tidak memiliki membran inti(Hidayat, 2018). Bakteri
merupakan salah satu golongan mikroorganisme prokariotik (bersel tunggal) yang
hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun mampu hidup dimana
saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif
dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif
merupakan flora normal pada tubuh manusia. Flora normal adalah
mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa menimbulkan penyakit pada
inang yang ditempati.
2.3.2 Bentuk-bentuk Bakteri
MenurutFifendy(2017)bentuk morfologi bakteri dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu bentuk basil meliputi sebagian besar bakteri, dengan ukuran 0,3-1 µ, panjang
1,5-4 atau terkadang sampai 8µ; bentuk coccus dengan ukuran tengahnya rata-rata
1µ; dan bentuk spiral memiliki ukuran 0,5-1 µ, panjang 2-5dan terkadang sampai
10µ.
1. Bentuk Basil
Basil merupakan bakteri berbentuk batang kecil atau silindris, sebagian
bakteri berbentuk basil (Waluyo, 2018)
2. Bentuk Coccus
Bakteri kokus adalah bakteri dengan bentuk sel bulat seperti bola
(Hasanuddin, 2017).
3. Bentuk Spiral
Spiral merupakan bakteri yang berbentuk bengkok atau melekuk, dengan
jenis bakteri ini sedikit (Waluyo, 2018).
10
Bentuk-bentuk bakteri telah disajikan sebagaimana pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Bakteri
Sumber: (Waluyo, 2018)
2.4 Tinjauan Tentang Bakteri Coliform
2.4.1 Pengertian Bakteri Coliform
Bakteri Coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim
digunakan sebagai indikator untuk menentukan sumber air telah terkontaminasi
oleh pathogen atau tidak. Hal tersebut menandakan suatu kondisi dalam keadaan
yang tidak bersih. Menurut D. P. Sari et al.(2019)penentuan Coliform menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen.Menurut Widyaningsih et al.(2016)bakteri
Coliformadalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran
pencernaan manusia. Keberadaan bakteri tersebut jika ditemukan pada benda-
benda yang tidak seharusnya maka benda tersebut telah terkontaminasi oleh
bakteri pathogen.
Bakteri Coliform ini dapat mengakibatkan suatu penyakit yaitu diare jika
bakteri tersebut termakan dan melebihi ambang batas normal. Bakteri Coliform
dalam jumlah tertentu merupakan suatu indikator kondisi yang berbahaya dengan
adanya kontaminasi bakteri pathogen(Jasmadi, Haryani, & Jose, 2014).
11
2.4.2Ciri-ciri dan Sifat Bakteri Coliform
MenurutSunarti(2016)bakteri kelompok Coliform meliputi semua bakteri
gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan dapat
memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu 37oC dalam
waktu kurang dari 48 jam pada suhu 35 °C-37 °C. MenurutJuwita, U., Haryani,
Y., dan Jose, C. (2014)bakteri Coliform umumnya mampu memfermentasi laktosa
dan menghasilkan asam.
Menurut Darna, Turnip, dan Rahmawati(2017)bakteri Coliform merupakan
bakteri mesofil yang dapat tumbuh pada suhu optimum antara 25-37oC,
sedangkan kelembaban optimum untuk pertumbuhan organisme berkisar 40-
80%.Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroorganisme khususnya bakteri yaitu keberadaan oksigen. Contohnya
beberapa mikroorganisme dapat tumbuh jika tidak ada oksigen tetapi dapat
tumbuh lebih baik bila ada oksigen, begitu juga dengan bakteri Coliform bersifat
fakultatif anaerob. Menurut Fathoni, Khotimah, dan Linda(2016) bakteri Coliform
merupakan bakteri anaerob fakultatif yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen.
MenurutNatalia, Harninabintari, dan Mustikaningtyas(2014)Bakteri
Coliform secara umum memiliki sifat dapat tumbuh pada media agar sederhana,
permukaan koloni halus, sedikit cembung, koloni sirkuler dengan diameter 1-3
mm, memiliki warna merah atau tidak berwarna atau bening yang berdasarkan
jenis bakteri Coliform.
2.4.3Jenis-jenis BakteriColiform
Menurut Sari, D.P., Rahmawati, dan P.W.E.R. (2019)golongan Coliform
(fekal dan non fekal) merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai indikator
sanitasi pada air dan makanan. Menurut Sunarti(2016)Coliform fekal adalah
bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas, misalnya
E.coli, Sedangkan bakteri non-fekal adalah bakteri yang ditemukan pada hewan
atau tanaman yang telah mati, misalnya Enterobakter aerogenes.
2.4.4Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
Faktor lingkungan yang paling sensitif dan berpengaruh terhadap
pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri adalah keberadaan Oksigen.
12
Contohnya, beberapa mikroorganisme dapat tumbuh hanya jika ada O2 yang
disebut aerob obligat. Fakultatif anaerob dapat tumbuh jika tidak ada O2 tetapi
dapat tumbuh lebih baik bila ada O2.Menurut Chrismanuel, Pramono, dan
Setyani(2012) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
yaitu pH, air, zat makanan, senyawa penghambat pertumbuhan, dan oksigen.Suhu
dan pH merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan kehidupan
mikroorganisme karena pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim.
2.5 Tinjauan Tentang Tas
2.5.1 Tas Sebagai Tempat Berkembangbiak Bakteri
Terdapat berbagaimacam jenis benda mati yang menjadi tempat
berkembang biak suatu bakteri dan menularkan bakteri.Menurut Lawal, at
all(2019)benda matidapat berfungsi sebagai kendaraan untuk transmisi
organisme.Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kontaminasi bakteri
pada suatu objek.Beberapa benda umum yang dapat terkontaminasi seperti uang
kertas, keyboard computer, pegangan eskalator, handphone, terutama tas yang
menjadi bahan penelitian dalam penelitian ini. Tas merupakan salah satubenda
yang sering dibawa karyawan termasuk ke dalam toilet. Penyebaran bakteri yang
meluas menyebabkan bakteri dapat menempel pada benda apa saja, tas merupakan
salah satu benda yang dapat menjadi tempat kontaminasi bakteri. Menurut T.,
Chandra Jaya, J., Sowndarya Aswini, I., Sirisa dan Y. V., Sharma(2014) tas
tangan wanita merupakan benda serba guna yang dapat menampung beberapa
jenis organisme seperti bakteri oleh sebab itu diperlukan kebersihan pribadi untuk
menghindari kontaminasi bakteri.
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Bakteri Pada Tas
Pola hidup Karyawan menentukan keberadaan bakteri pada benda-benda
yang ada disekitarnya terutama tas yang sering mereka gunakan. Penyebaran
kontaminasi bakteri dapat terjadi melalui tangan, selain itu juga dapat terjadi
melaui benda-benda sekitar seperti tas yang merupakan benda yang dapat menjadi
tempat berkambang biak suatu bakteri. Salah satu penyebab kontaminasi pada tas
dapat terjadi dikarena kebersihan tangan yang tidak bersih.Karena menurut Natsir,
Muh.(2018)tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling banyak
13
tercemar kotoran, ketika memegang sesuatu dan bersalam tentu pasti ada bakteri
dan kuman lainnya yang tertinggal ditangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kontaminasi bakteri pada
tasdipengaruhi oleh pola hidup yang diterapkan. Pola hidup yang baik diukur dari
pengetahuan yang bagus, sehingga sikap dan sanitasi tas yang dilakukan akan
baik.
1. Pengetahuan Hidup Bersih
Menurut Khumayra dan Sulisno (2012) pengetahuan memiliki pengaruh
besar yang merupakan awal terbentuknya sikap yang akan menbentuknya perilaku
atau tindakan. Informasi yang dimiliki setiap individu tentang kebersihan akan
berpengaruh dalam menentukan tingkat resiko kontaminasi pada suatu
lingkungan.
2. Kebiasaan Hidup Bersih
Perilaku atau kebiasaan seseorang dalam menjalankan kehidupan sehari-
hari berkaitan dengan kebersihan, menurutLavenia dan Dyasti(2019)personal
hygiene merupakan upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan
dirinya untuk memperoleh kesejahteraan psikologis dan fisik.Hidup bersih
dimulai dari diri sendiri dengan membiasakan diri untuk selalu menjaga
kebersihan diri, misal dengan cara rutin untuk selalu mencuci tangan, kemudian
menjaga kebersihan barang-barang yang selalu digunakan sehari-hari, karena
tidak hanya tangan yang menjadi alat transfer bakteri namun benda-benda yang
sering digunakan dapat menjadi alat transmisi bakteri dari satu objek ke lainnya
atau dapat dikatakan kontaminasi secara tidak langsung.
MenurutKartika, D., Rahmawati, dan Rousdy, D.W(2017) tangan dapat
menjadi perantara masuknya bakteri kedalam tubuh. Salah satu cara yang paling
umum dilakukan untuk menghindari kontaminasi bakteri yaitu menjaga
kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun. Kebiasaan
mencuci tangan merupakan suatu hal yang sering disepelekan dan diabaikan.
Sebenarnya mencuci tangan merupakan kegiatan yang sangat ringan untuk
dilakukan, tidak membutuhkan biaya besar, akan tetapi memiliki efek dan manfaat
yang sangat besar bagi kesehatan. Menurut Purwandari, R., Ardiana, A., dan
14
Wantiyah(2013)menerapkan mencuci tangan sebagai kebiasaan dalam sehari-hari
maka akan terbebas dari kontaminasi dari kuman dan terbebas dari berbagai
penyakit. Menurut Hina, Simanjuntak, dan Simbolon(2016)mencuci tangan
dengan air saja dapat mengurangi keberadaan bakteri pada tangan, sedangkan
mencuci tangan dengan sabun lebih efektif mengangkat bakteri dari tangan.
Perilaku cuci tangan yang benar dan dilakukan sehari-hari mempunyai dampak
positif yang besar terutama pada kontribusi kontaminasi suatu bakteri dan
pencegahan penyakit yang disebabkan bakteri.
Menjaga kebersihan tangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
menggunakan air saja, dengan sabun ataupun dengan lotion handsanitizer.
MenurutWulansari dan Parut(2019) proses cuci tangan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu hand washing dan hand rubbising, kedua cara tersebut dapat
menurunkan dan menghilangkan bakteri. Hal tersebut juga didukung oleh Burton
et al., (2011)yang menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun antibakteri
lebih efektif menghilangkan bakteri dibandingkan hanya dengan air mengalir.
3. Tingkat Aktivitas yang Tinggi
Menurut Kartika, D., Rahmawati, dan Rousdy, D.W(2017) bahwa aktivitas
yang tinggi dapat menyababkan tangan terkontaminasi oleh bakteri sehingga
tangan dapat menjadi perantara penularan bakteri dari objek satu ke objek lainnya.
MenurutNatsir, Muh.(2018) tangan merupakan bagian organ tubuh yang paling
sering melakukan aktivitas, banyak tercemar kotoran, mengalami kontak dengan
benda-benda luar yang tidak diketahui tingkat kebersihannya.Perpindahan bakteri
dari individu satu ke lainnya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.
Karyawan merupakan bagian dari suatu institusi perguruan tinggi yang memiliki
aktivitas yang rutin, sehingga terjadinya kontak dengan berbagai benda diluar.Hal
ini sangat memudahkan terjadinya perpindahan bakteri dari objek satu ke objek
lainnya.
2.6 Tinjauan Tentang Sumber Belajar
Kajian yang menjadi sumber belajar dalam penelitian ini yaitu keberadaan
bakteri Coliformpada tas. Kajian tentang bakteri Coliform perlu untuk dipelajari
sebagai informasi agar terhindar dari kontaminasi dan penyakit yang disebabkan
15
oleh bakteri khususnya Coliform. informasi ini juga memberitahukan kepada
khalayak bahwa pentingnya menjaga kebersihan secara rutin.Sumber Belajar
ssendiri merupakan sesuatu yang dapat mengandung pesan untuk disajikan
melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri atau merupakan sesuatu
yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan
pembelajaran yang akan diberikan (Hafid, 2011).
2.6.1 Kriteria Memilih Sumber Belajar
Menurut Supriadi(2015) dalam pemeilihan sumber belajar yang akan
digunakan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1. Sumber belajar yang digunakan sesuai dengan tujuan, yaitu mendukung
proses dan mencapai tujuan belajar. Kemungkinan tujuan penggunaan sumber
belajar ini dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik
2. Ekonomis (tidak terpatok pada harga yang mahal), mempertimbangkan
tingkat kemurahannya sumber belajar yang digunakan
3. Praktis dan sederhana, menggunakan sumber belajar yang mudah digunakan
dan tidak perlu membutuhkan pengelolaan yang sulit ataupun langka.
4. Mudah diperoleh, sumber belajar yang tersedia dilingkungan sekitar.
2.6.2 Kegunaan Sumber Belajar
MenurutJailani(2016) kegunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan dalam bentuk tulisan ataupun lisan belaka agar
tidak terlalu bersifat verbalistis
2. Mengatasi keterbatasi waktu, ruang, dan daya indra
3. Menggunakan sumber belajar yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif peserta didik
Menurut Supriadi(2015) kegunaan dari sumber belajar, yaitu:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran melalui; mempercepat laju belajar
dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu secara lebih baik, guru
lebih banyak mengembangkan dan membina gairah belajar peserta didik
sehingga dapat mengurangi beban guru dalam menyampaikan informasi.
16
2. Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih ke individual; mengurangi
pengawasan guru yang kaku, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar sesuai dengan kemampuannya
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran; perencanaan
program yang lebih tersusun dan sistematis, pengembangan bahan
pembelajaran berbasis penelitian
4. Memantapkan pembelajaran; melancarkan kemampuan dalam menggunakan
berbagai media komunikasi, penyajian informasi dan data lebih akurat
5. Menyajikan pembelajaran yang lebih luas terutama dengan adanya media
massa
2.6.3 Pengertian Handout
Menurut Purwanto dan Rahmawati(2017)handout merupakan bahan ajar
berbentuk cetak yang dituangkan secara ringkas dan diharapkan dapat mendukung
bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru.MenurutKhasanah(2016)selembar
kertas yang berisi bahan tertulis yang dipersiapkan oleh guru untuk memperkaya
pengetahuan peserta didiknya.Menurut Wulandari, Suarsini, dan Ibrohim(2016)
handout merupakan bahan ajar tertulis yang menjadi sumber belajar yang
mencakup konsep penting pembelajaran, sehingga guru bukanlah satu-satunya
penyampai informasi. Biasanya handout dibuat untuk tujuan instruksional, dimana
guru membuat handout sebagai bahan diskusi untuk mendamingi ceramah guru
atau sebagai informasi tambahan.
2.6.4 Kelebihan dan Kelemahan handout
Handout yang dibuat dapat membantu peserta didik dalam belajar secara
mandiri, dan juga dilengkapi dengan praktikum sehingga proses belajar semakin
aktif dan kontekstual. MenurutMuliawati, Saputro, dan Raharjo(2016)handout
dibuat menjadikan pembelajaran “portable dan enduring” dan memuat kembali
informasi yang telah didapat peserta didik serta dapat mengembangkan test bagi
peserta didik. Sedangkan kelemahan handout sebagai media cetak yaitu:
a. Sulit menampilkan suara dan gerak
b. Bagian-bagian pelajaran yang dikemas harus dirancang sedemikian rupa
c. Cepat hilang ataupun rusak
17
d. Umumnya keberhasilan hanya ditingkat kognitif.
Menurut Muliawati et al., 2016) kegunaan handout dapat membantu
peserta didik untuk:
a. Mendapatkan informasi tambahan dengan cepat yang mana belum tentu
mudah didapatkan ditempat lain.
b. Memberikan rincian prosedur secara singkan bila dibandingkan menggunakan
media audiovisual yang terlalu kompleks.
c. Memberikan materi secara ringkasan dalam bentuk catatan dari materi yang
terlalu panjang, sehingga mudah untuk dipahami.
18
2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dijabarkan pada Gambar 2.3 sebagai berikut.
Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian
Kebersihan Barang
Pola Hidup Bersih
Karyawan
Kontaminasi Bakteri pada
Tas
Bakteri Coliform
(Bakteri Gram Negatif)
Identifikasi Bakteri
Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri
Kebersihan diri
Hasil Identifikasi Bakteri
dimanfaatkan sebagai sumber belajar
Sanitasi Tas
19
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan ruusan masalah dan kajian pustaka diatas maka dapat
dirumuskan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut.
2.4.1 Ada bakteri Coliform pada tas karyawan Universitas Muhammadiyah
Malang Kampus III
2.4.2 Ada perbedaan jumlah koloni bakteri Coliform pada tas karyawan
perempuan dan tas karyawan laki-laki Universitas Muhammadiyah Malang
Kampus III
2.4.3 Hasil penelitian bakteri Coliform pada tas karyawan Universitas
Muhammadiyah Malang kampus III dapat dianalisis sumber belajar biologi.