7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Identifikasi ...

13
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Identifikasi Bakteri Identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas benda, orang dan sebagainya. Pengertian identifikasi secara umum adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau sesuatu, dengan tujuan membedakan komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga suatu komponen tersebut dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Kesimpulannya bahwa identifikasi adalah penentu atau penempatan identitas seseorang atau bendapada suatu saat tertentu. Identifikasi dalam penelitian ini adalah identifikasibakteri yang dilakukan dengan cara pengamatan makroskopis, mikroskopis, dan fisiologi bakteri. 2.2 Tinjauan Tentang Pengamatan Identifikasi Bakteri 2.2.1 Pengamatan Makroskopik Pengamatan makroskopik dilakukan untuk melihat morfologi koloni bakteri yang didapatkan dari hasil metode swab pada taskaryawan. Bakteri yang telah diswab dari taskaryawan maka akan ditanam pada mediaMac. Conkey dengan tujuan untuk mendapatkan bakteri Coliform.Media Mac. Conkey (MCA) menunjukkan warna merah muda atau berwana merah maka bakteri yang tumbuh bakteri lactose fermenting,sedangkan jika tidak terdapat perubahan warna maka bakteri yang tumbuh merupakan bakteri non lactose fermenting (Ely.A.F.R, Risandiansyah.R, & Airlangga.R.M.H, 2019).Pembiakan bakteri pada media perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mempelajari sifat bakteri untuk mengadakan identifikasi bakteri. Morfologi yang diamati pada bakteri meliputi bentuk koloni bakteri, bentuk tepian koloni bakteri, elevasi koloni bakteri, dan warna koloni bakteri seperti yang telah disajikan pada Gambar 2.1 sebagai beikut.

Transcript of 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Identifikasi ...

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Identifikasi Bakteri

Identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas benda, orang dan

sebagainya. Pengertian identifikasi secara umum adalah pemberian tanda-tanda

pada golongan barang-barang atau sesuatu, dengan tujuan membedakan

komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga suatu komponen tersebut

dikenal dan diketahui masuk dalam golongan mana. Kesimpulannya bahwa

identifikasi adalah penentu atau penempatan identitas seseorang atau bendapada

suatu saat tertentu. Identifikasi dalam penelitian ini adalah identifikasibakteri yang

dilakukan dengan cara pengamatan makroskopis, mikroskopis, dan fisiologi

bakteri.

2.2 Tinjauan Tentang Pengamatan Identifikasi Bakteri

2.2.1 Pengamatan Makroskopik

Pengamatan makroskopik dilakukan untuk melihat morfologi koloni bakteri

yang didapatkan dari hasil metode swab pada taskaryawan. Bakteri yang telah

diswab dari taskaryawan maka akan ditanam pada mediaMac. Conkey dengan

tujuan untuk mendapatkan bakteri Coliform.Media Mac. Conkey (MCA)

menunjukkan warna merah muda atau berwana merah maka bakteri yang tumbuh

bakteri lactose fermenting,sedangkan jika tidak terdapat perubahan warna maka

bakteri yang tumbuh merupakan bakteri non lactose fermenting (Ely.A.F.R,

Risandiansyah.R, & Airlangga.R.M.H, 2019).Pembiakan bakteri pada media perlu

dilakukan terlebih dahulu untuk mempelajari sifat bakteri untuk mengadakan

identifikasi bakteri. Morfologi yang diamati pada bakteri meliputi bentuk koloni

bakteri, bentuk tepian koloni bakteri, elevasi koloni bakteri, dan warna koloni

bakteri seperti yang telah disajikan pada Gambar 2.1 sebagai beikut.

8

Gambar 2.1 Bentuk Koloni Bakteri

Sumber: (Waluyo, 2018)

2.2.2 Pengamatan Mikroskopik

Pengamatan bakteri secara mikroskopik untuk melihat bentuk bakteri dan

sifat bakteri, dimana pengamatan mikroskopis dengan melakukan pewarnaan

Gram.Pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui golongan bakteri dan bentuk

sel bakteri.Menurut Putri dan Kusdiyantini (2018)pewarnaan gram adalah salah

satu teknik pewarnaan yang paling penting yang dilakukan untuk membedakan

antara bakteri gram positif dan bakteri gramnegatif. Bakteri gram negatif

berwarna merah sebab kompleks zat warna kristal violet larut pada saat pemberian

larutan alkohol sehingga mengambil warna merah safranin. Menurut Ampou,

Triyulianti, dan Nugroho (2015)Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak

mempertahankan zat warna Kristal violet pada metode pewarnaan Gram. Bakteri

gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan

alkohol, sementara bakteri gramnegatif tidak. Banyak spesies bakteri gram negatif

yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang.

Menurut Nurhidayati, Faturrahman, dan Ghazali (2015)bakteri gram negatif

memiliki lapisan struktur dinding sel berlapis tigayang tipis yaitu 10-15 nm

9

dengan komposisi utama: lipoprotein, membran luar dan polisakarida, sehingga

lipid akan tercuci oleh alkohol dan pewarnaan kristal violet akan ikut tercuci

kemudian bakteri gram negatif saat diwarnai dengan safranin akan bewarna

merah.

2.3 Tinjauan tentang Bakteri

2.3.1 Pengertian Bakteri

Bakteri umumnya terdiri satu sel sehingga dikatakan organisme yang

relatif sederhana serta tidak memiliki membran inti(Hidayat, 2018). Bakteri

merupakan salah satu golongan mikroorganisme prokariotik (bersel tunggal) yang

hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti namun mampu hidup dimana

saja. Menurut klasifikasinya bakteri dibagi menjadi 2 yaitu bakteri Gram positif

dan bakteri Gram negatif. Beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif

merupakan flora normal pada tubuh manusia. Flora normal adalah

mikroorganisme yang menempati suatu daerah tanpa menimbulkan penyakit pada

inang yang ditempati.

2.3.2 Bentuk-bentuk Bakteri

MenurutFifendy(2017)bentuk morfologi bakteri dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu bentuk basil meliputi sebagian besar bakteri, dengan ukuran 0,3-1 µ, panjang

1,5-4 atau terkadang sampai 8µ; bentuk coccus dengan ukuran tengahnya rata-rata

1µ; dan bentuk spiral memiliki ukuran 0,5-1 µ, panjang 2-5dan terkadang sampai

10µ.

1. Bentuk Basil

Basil merupakan bakteri berbentuk batang kecil atau silindris, sebagian

bakteri berbentuk basil (Waluyo, 2018)

2. Bentuk Coccus

Bakteri kokus adalah bakteri dengan bentuk sel bulat seperti bola

(Hasanuddin, 2017).

3. Bentuk Spiral

Spiral merupakan bakteri yang berbentuk bengkok atau melekuk, dengan

jenis bakteri ini sedikit (Waluyo, 2018).

10

Bentuk-bentuk bakteri telah disajikan sebagaimana pada Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Bakteri

Sumber: (Waluyo, 2018)

2.4 Tinjauan Tentang Bakteri Coliform

2.4.1 Pengertian Bakteri Coliform

Bakteri Coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim

digunakan sebagai indikator untuk menentukan sumber air telah terkontaminasi

oleh pathogen atau tidak. Hal tersebut menandakan suatu kondisi dalam keadaan

yang tidak bersih. Menurut D. P. Sari et al.(2019)penentuan Coliform menjadi

indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif

dengan keberadaan bakteri patogen.Menurut Widyaningsih et al.(2016)bakteri

Coliformadalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup didalam saluran

pencernaan manusia. Keberadaan bakteri tersebut jika ditemukan pada benda-

benda yang tidak seharusnya maka benda tersebut telah terkontaminasi oleh

bakteri pathogen.

Bakteri Coliform ini dapat mengakibatkan suatu penyakit yaitu diare jika

bakteri tersebut termakan dan melebihi ambang batas normal. Bakteri Coliform

dalam jumlah tertentu merupakan suatu indikator kondisi yang berbahaya dengan

adanya kontaminasi bakteri pathogen(Jasmadi, Haryani, & Jose, 2014).

11

2.4.2Ciri-ciri dan Sifat Bakteri Coliform

MenurutSunarti(2016)bakteri kelompok Coliform meliputi semua bakteri

gram negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan dapat

memfermentasi laktosa dengan memproduksi gas dan asam pada suhu 37oC dalam

waktu kurang dari 48 jam pada suhu 35 °C-37 °C. MenurutJuwita, U., Haryani,

Y., dan Jose, C. (2014)bakteri Coliform umumnya mampu memfermentasi laktosa

dan menghasilkan asam.

Menurut Darna, Turnip, dan Rahmawati(2017)bakteri Coliform merupakan

bakteri mesofil yang dapat tumbuh pada suhu optimum antara 25-37oC,

sedangkan kelembaban optimum untuk pertumbuhan organisme berkisar 40-

80%.Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan

mikroorganisme khususnya bakteri yaitu keberadaan oksigen. Contohnya

beberapa mikroorganisme dapat tumbuh jika tidak ada oksigen tetapi dapat

tumbuh lebih baik bila ada oksigen, begitu juga dengan bakteri Coliform bersifat

fakultatif anaerob. Menurut Fathoni, Khotimah, dan Linda(2016) bakteri Coliform

merupakan bakteri anaerob fakultatif yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen.

MenurutNatalia, Harninabintari, dan Mustikaningtyas(2014)Bakteri

Coliform secara umum memiliki sifat dapat tumbuh pada media agar sederhana,

permukaan koloni halus, sedikit cembung, koloni sirkuler dengan diameter 1-3

mm, memiliki warna merah atau tidak berwarna atau bening yang berdasarkan

jenis bakteri Coliform.

2.4.3Jenis-jenis BakteriColiform

Menurut Sari, D.P., Rahmawati, dan P.W.E.R. (2019)golongan Coliform

(fekal dan non fekal) merupakan bakteri yang umum digunakan sebagai indikator

sanitasi pada air dan makanan. Menurut Sunarti(2016)Coliform fekal adalah

bakteri yang berasal dari tinja manusia atau hewan berdarah panas, misalnya

E.coli, Sedangkan bakteri non-fekal adalah bakteri yang ditemukan pada hewan

atau tanaman yang telah mati, misalnya Enterobakter aerogenes.

2.4.4Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri

Faktor lingkungan yang paling sensitif dan berpengaruh terhadap

pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri adalah keberadaan Oksigen.

12

Contohnya, beberapa mikroorganisme dapat tumbuh hanya jika ada O2 yang

disebut aerob obligat. Fakultatif anaerob dapat tumbuh jika tidak ada O2 tetapi

dapat tumbuh lebih baik bila ada O2.Menurut Chrismanuel, Pramono, dan

Setyani(2012) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri

yaitu pH, air, zat makanan, senyawa penghambat pertumbuhan, dan oksigen.Suhu

dan pH merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan kehidupan

mikroorganisme karena pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim.

2.5 Tinjauan Tentang Tas

2.5.1 Tas Sebagai Tempat Berkembangbiak Bakteri

Terdapat berbagaimacam jenis benda mati yang menjadi tempat

berkembang biak suatu bakteri dan menularkan bakteri.Menurut Lawal, at

all(2019)benda matidapat berfungsi sebagai kendaraan untuk transmisi

organisme.Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kontaminasi bakteri

pada suatu objek.Beberapa benda umum yang dapat terkontaminasi seperti uang

kertas, keyboard computer, pegangan eskalator, handphone, terutama tas yang

menjadi bahan penelitian dalam penelitian ini. Tas merupakan salah satubenda

yang sering dibawa karyawan termasuk ke dalam toilet. Penyebaran bakteri yang

meluas menyebabkan bakteri dapat menempel pada benda apa saja, tas merupakan

salah satu benda yang dapat menjadi tempat kontaminasi bakteri. Menurut T.,

Chandra Jaya, J., Sowndarya Aswini, I., Sirisa dan Y. V., Sharma(2014) tas

tangan wanita merupakan benda serba guna yang dapat menampung beberapa

jenis organisme seperti bakteri oleh sebab itu diperlukan kebersihan pribadi untuk

menghindari kontaminasi bakteri.

2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Bakteri Pada Tas

Pola hidup Karyawan menentukan keberadaan bakteri pada benda-benda

yang ada disekitarnya terutama tas yang sering mereka gunakan. Penyebaran

kontaminasi bakteri dapat terjadi melalui tangan, selain itu juga dapat terjadi

melaui benda-benda sekitar seperti tas yang merupakan benda yang dapat menjadi

tempat berkambang biak suatu bakteri. Salah satu penyebab kontaminasi pada tas

dapat terjadi dikarena kebersihan tangan yang tidak bersih.Karena menurut Natsir,

Muh.(2018)tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling banyak

13

tercemar kotoran, ketika memegang sesuatu dan bersalam tentu pasti ada bakteri

dan kuman lainnya yang tertinggal ditangan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kontaminasi bakteri pada

tasdipengaruhi oleh pola hidup yang diterapkan. Pola hidup yang baik diukur dari

pengetahuan yang bagus, sehingga sikap dan sanitasi tas yang dilakukan akan

baik.

1. Pengetahuan Hidup Bersih

Menurut Khumayra dan Sulisno (2012) pengetahuan memiliki pengaruh

besar yang merupakan awal terbentuknya sikap yang akan menbentuknya perilaku

atau tindakan. Informasi yang dimiliki setiap individu tentang kebersihan akan

berpengaruh dalam menentukan tingkat resiko kontaminasi pada suatu

lingkungan.

2. Kebiasaan Hidup Bersih

Perilaku atau kebiasaan seseorang dalam menjalankan kehidupan sehari-

hari berkaitan dengan kebersihan, menurutLavenia dan Dyasti(2019)personal

hygiene merupakan upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan

dirinya untuk memperoleh kesejahteraan psikologis dan fisik.Hidup bersih

dimulai dari diri sendiri dengan membiasakan diri untuk selalu menjaga

kebersihan diri, misal dengan cara rutin untuk selalu mencuci tangan, kemudian

menjaga kebersihan barang-barang yang selalu digunakan sehari-hari, karena

tidak hanya tangan yang menjadi alat transfer bakteri namun benda-benda yang

sering digunakan dapat menjadi alat transmisi bakteri dari satu objek ke lainnya

atau dapat dikatakan kontaminasi secara tidak langsung.

MenurutKartika, D., Rahmawati, dan Rousdy, D.W(2017) tangan dapat

menjadi perantara masuknya bakteri kedalam tubuh. Salah satu cara yang paling

umum dilakukan untuk menghindari kontaminasi bakteri yaitu menjaga

kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun. Kebiasaan

mencuci tangan merupakan suatu hal yang sering disepelekan dan diabaikan.

Sebenarnya mencuci tangan merupakan kegiatan yang sangat ringan untuk

dilakukan, tidak membutuhkan biaya besar, akan tetapi memiliki efek dan manfaat

yang sangat besar bagi kesehatan. Menurut Purwandari, R., Ardiana, A., dan

14

Wantiyah(2013)menerapkan mencuci tangan sebagai kebiasaan dalam sehari-hari

maka akan terbebas dari kontaminasi dari kuman dan terbebas dari berbagai

penyakit. Menurut Hina, Simanjuntak, dan Simbolon(2016)mencuci tangan

dengan air saja dapat mengurangi keberadaan bakteri pada tangan, sedangkan

mencuci tangan dengan sabun lebih efektif mengangkat bakteri dari tangan.

Perilaku cuci tangan yang benar dan dilakukan sehari-hari mempunyai dampak

positif yang besar terutama pada kontribusi kontaminasi suatu bakteri dan

pencegahan penyakit yang disebabkan bakteri.

Menjaga kebersihan tangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu

menggunakan air saja, dengan sabun ataupun dengan lotion handsanitizer.

MenurutWulansari dan Parut(2019) proses cuci tangan dapat dilakukan dengan

dua cara yaitu hand washing dan hand rubbising, kedua cara tersebut dapat

menurunkan dan menghilangkan bakteri. Hal tersebut juga didukung oleh Burton

et al., (2011)yang menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun antibakteri

lebih efektif menghilangkan bakteri dibandingkan hanya dengan air mengalir.

3. Tingkat Aktivitas yang Tinggi

Menurut Kartika, D., Rahmawati, dan Rousdy, D.W(2017) bahwa aktivitas

yang tinggi dapat menyababkan tangan terkontaminasi oleh bakteri sehingga

tangan dapat menjadi perantara penularan bakteri dari objek satu ke objek lainnya.

MenurutNatsir, Muh.(2018) tangan merupakan bagian organ tubuh yang paling

sering melakukan aktivitas, banyak tercemar kotoran, mengalami kontak dengan

benda-benda luar yang tidak diketahui tingkat kebersihannya.Perpindahan bakteri

dari individu satu ke lainnya dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.

Karyawan merupakan bagian dari suatu institusi perguruan tinggi yang memiliki

aktivitas yang rutin, sehingga terjadinya kontak dengan berbagai benda diluar.Hal

ini sangat memudahkan terjadinya perpindahan bakteri dari objek satu ke objek

lainnya.

2.6 Tinjauan Tentang Sumber Belajar

Kajian yang menjadi sumber belajar dalam penelitian ini yaitu keberadaan

bakteri Coliformpada tas. Kajian tentang bakteri Coliform perlu untuk dipelajari

sebagai informasi agar terhindar dari kontaminasi dan penyakit yang disebabkan

15

oleh bakteri khususnya Coliform. informasi ini juga memberitahukan kepada

khalayak bahwa pentingnya menjaga kebersihan secara rutin.Sumber Belajar

ssendiri merupakan sesuatu yang dapat mengandung pesan untuk disajikan

melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri atau merupakan sesuatu

yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan

pembelajaran yang akan diberikan (Hafid, 2011).

2.6.1 Kriteria Memilih Sumber Belajar

Menurut Supriadi(2015) dalam pemeilihan sumber belajar yang akan

digunakan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

1. Sumber belajar yang digunakan sesuai dengan tujuan, yaitu mendukung

proses dan mencapai tujuan belajar. Kemungkinan tujuan penggunaan sumber

belajar ini dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik

2. Ekonomis (tidak terpatok pada harga yang mahal), mempertimbangkan

tingkat kemurahannya sumber belajar yang digunakan

3. Praktis dan sederhana, menggunakan sumber belajar yang mudah digunakan

dan tidak perlu membutuhkan pengelolaan yang sulit ataupun langka.

4. Mudah diperoleh, sumber belajar yang tersedia dilingkungan sekitar.

2.6.2 Kegunaan Sumber Belajar

MenurutJailani(2016) kegunaan sumber belajar dalam proses pembelajaran

adalah sebagai berikut.

1. Memperjelas penyajian pesan dalam bentuk tulisan ataupun lisan belaka agar

tidak terlalu bersifat verbalistis

2. Mengatasi keterbatasi waktu, ruang, dan daya indra

3. Menggunakan sumber belajar yang tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap

pasif peserta didik

Menurut Supriadi(2015) kegunaan dari sumber belajar, yaitu:

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran melalui; mempercepat laju belajar

dan membantu pengajar untuk menggunakan waktu secara lebih baik, guru

lebih banyak mengembangkan dan membina gairah belajar peserta didik

sehingga dapat mengurangi beban guru dalam menyampaikan informasi.

16

2. Memberikan pembelajaran yang sifatnya lebih ke individual; mengurangi

pengawasan guru yang kaku, memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk belajar sesuai dengan kemampuannya

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran; perencanaan

program yang lebih tersusun dan sistematis, pengembangan bahan

pembelajaran berbasis penelitian

4. Memantapkan pembelajaran; melancarkan kemampuan dalam menggunakan

berbagai media komunikasi, penyajian informasi dan data lebih akurat

5. Menyajikan pembelajaran yang lebih luas terutama dengan adanya media

massa

2.6.3 Pengertian Handout

Menurut Purwanto dan Rahmawati(2017)handout merupakan bahan ajar

berbentuk cetak yang dituangkan secara ringkas dan diharapkan dapat mendukung

bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru.MenurutKhasanah(2016)selembar

kertas yang berisi bahan tertulis yang dipersiapkan oleh guru untuk memperkaya

pengetahuan peserta didiknya.Menurut Wulandari, Suarsini, dan Ibrohim(2016)

handout merupakan bahan ajar tertulis yang menjadi sumber belajar yang

mencakup konsep penting pembelajaran, sehingga guru bukanlah satu-satunya

penyampai informasi. Biasanya handout dibuat untuk tujuan instruksional, dimana

guru membuat handout sebagai bahan diskusi untuk mendamingi ceramah guru

atau sebagai informasi tambahan.

2.6.4 Kelebihan dan Kelemahan handout

Handout yang dibuat dapat membantu peserta didik dalam belajar secara

mandiri, dan juga dilengkapi dengan praktikum sehingga proses belajar semakin

aktif dan kontekstual. MenurutMuliawati, Saputro, dan Raharjo(2016)handout

dibuat menjadikan pembelajaran “portable dan enduring” dan memuat kembali

informasi yang telah didapat peserta didik serta dapat mengembangkan test bagi

peserta didik. Sedangkan kelemahan handout sebagai media cetak yaitu:

a. Sulit menampilkan suara dan gerak

b. Bagian-bagian pelajaran yang dikemas harus dirancang sedemikian rupa

c. Cepat hilang ataupun rusak

17

d. Umumnya keberhasilan hanya ditingkat kognitif.

Menurut Muliawati et al., 2016) kegunaan handout dapat membantu

peserta didik untuk:

a. Mendapatkan informasi tambahan dengan cepat yang mana belum tentu

mudah didapatkan ditempat lain.

b. Memberikan rincian prosedur secara singkan bila dibandingkan menggunakan

media audiovisual yang terlalu kompleks.

c. Memberikan materi secara ringkasan dalam bentuk catatan dari materi yang

terlalu panjang, sehingga mudah untuk dipahami.

18

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini dijabarkan pada Gambar 2.3 sebagai berikut.

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Kebersihan Barang

Pola Hidup Bersih

Karyawan

Kontaminasi Bakteri pada

Tas

Bakteri Coliform

(Bakteri Gram Negatif)

Identifikasi Bakteri

Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri

Kebersihan diri

Hasil Identifikasi Bakteri

dimanfaatkan sebagai sumber belajar

Sanitasi Tas

19

2.8 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan ruusan masalah dan kajian pustaka diatas maka dapat

dirumuskan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut.

2.4.1 Ada bakteri Coliform pada tas karyawan Universitas Muhammadiyah

Malang Kampus III

2.4.2 Ada perbedaan jumlah koloni bakteri Coliform pada tas karyawan

perempuan dan tas karyawan laki-laki Universitas Muhammadiyah Malang

Kampus III

2.4.3 Hasil penelitian bakteri Coliform pada tas karyawan Universitas

Muhammadiyah Malang kampus III dapat dianalisis sumber belajar biologi.