Post on 18-Jan-2023
Dr. Sitti Hasbiah, M.Si
PEII,IBERDAYAAN USAHA
[^v,I I l{ :f f 1' ?,r)) a
"Tinjau an Manajemen Pemasaran "
ftfi ELtf LlF r r t
I
s
t/
Irl *,q
Dr. Hi. Sitti Hasbiah, M.Si.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:Tiniauan Manaiemen Pemasaran
carabaca
i
t
Pcnberdalaat Utaha Mikn, Ktril dar Mercryah:Ti ry auat Marqjeac a Peaanrt tCopynght @ Sitti Hasbiah
Diterbi*an Pertama Kali dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Pusat KegiatanBelaiar Masyarakat (PKBlrf) carabacaCetakan I, September 2016
Editor : Muhammad Natsi.rPenata I-etak : Muhammad fudhaSampul : Antan
Perpustakaan Nasional, Katalog dalam terbitan (KDT)Pcnberdqaaa Uvha Mikn, Kail dzt Mcnagah:Tij aua Maaqjeaca Poawvaviii + 158 hdaman; 15.5 cm x 23 cmISBN : 978-602-1 175-19-4
Hak dpa ditrdtryi obb ndarg+ aag
Dilatary nenpfiaryaA nbub dat tcbagiatIri btk ini to,,pa idn ktulit pene*t
Petetlit Prcat Kcgiata Bcl4jar MayaakaRtnah Btku Ambam
Jl. Mustafa Dg. Bunga,Kompleks Griya Samaa PermaiTelp.0al2414l)4323I-an laiia@y aho o.cojd
:\tirs bcrkrrr t
"l)crnherd?r)-aen lJsal
llanaicrncn l)cm,rsar
scbagai (nanifcstasi
mernbcrikan andil da
k;rrcnl scbaik-baiknr,.
orang ban1,ak.
Pcrnasaran mltlloncsia. Ilal irri culmclaliukan pengekrlar
mcmbuat produk baiIIal ini tidak saiah, rdaya saing di pasar vz
UKNI bcrdava saing tharga vaag rasi<.rnal,
Dcngan strategi pemal
perusahaan alian
mcmaksimalkan keunt
Pada dasam'
meningkatkan nilai t
persaingan usaha )'an[N{cneng'ah harus pur
pemasaran, produk Uisching4a Anda dapat
konsumen. Untuk itu.
melakukan inovasi unh
UMKM alian s
mcmasarkan suatu I
diaplikasilan mclalui s
h penerbit Pusat Kegiatan
Atas berkat dan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa Buku"Pemberdayaan Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah: TiniauanN{2najemen Pemasaran" ini dapat diselesaikafl. Buku ini lahir,sebagai manifestasi keinginan penulis untuk turut sertamemberikan andil dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,karena sebaik-baiknya ilmu, adalah ilmu yang bermanfaat bagiorang banyak.
Pemasarao memang meniadi kendala banyak UMKM diIndonesia- Hal ioi cukup wajar, karena masih baoyak UIv{KIvl yangmelakukan pengelolazn bisnisnya secara tradisional. yainq cukupmembuat produk baik dao ti"egal menuoggu konsumen datang.Hal ini tidak salah, narnun tidak bisa membuat UI(M memilikidaya saing di pasar yang semakin kompetitif. Uotuk itu, meniadiUKM berdaya saing tingi harus dengan produk yang berkualias,harga yang rasiooal dan iuga strategi pernasaran yang ampuh.Dengan strategi pemasaran yang ampuh, maka tujuan akhir sebuahperusahaan akan dapat tercapai secara optimal, yaitumemaksimalkan keuntungaa perusahaan.
Pada dasamya peflrasaran adalah strategi untukmeoingka&ao oilai tambah untuk suatu produk. Di tengahpersaingan usaha yang semakin padag Usaha" Mikro, Ked danMenengah harus punya kelebihan dibanding pesaing. Dalampemasarao, produk UMKM harus dilietahui keinginan konsumensehingga Anda dapat 6s.,ghadirkan produk yang dirnginkankoosumeo. Untuk itu, harus dilalmkan evaluasi produk denganmelakukan inovasi untuk mendapatkan produk terbaik.
UMKM akan sulit berkernbang jika tidak mengetahui caramemasarkan suatu produk. Salah satu hal penting yangdiaplikasikan melalui strategi pemaszuao adalah strategi promosi.
t
KATA PENGANTAR
Kesuksesan suatu UMKM adalah ketika bisa menciptakan produkyang berkualitas serta memasarkan dengan baik. Di pemasaran juga
ada strategi menganalisa perilaku konsumen. Pelaku UMKM harus
melakukan analisa pesaing (analisa produk, strategi marketrng
pesaing). Persaingan yang semakin padat menuntut UKM untukpintar dalam berpromosi dan me ndistribusikan produk.
Sehubungan dengan hirl tersebut, maka penulisan bukuyang beriudul Pemberday-an Usaha, Nfikro, Kecil, dan N{enengah:'finiauan Manajemen Pemasaran, pedu dilakukan untukmenyebaduasakan gagasan iJrniah terkait pemberdayaan UMKM.Buku ini merupakan hasil kajian penulis, yang bersumber dari
penelitiao Hibah Kompetitif Dikti.Petlu diielaskan bahwa misi utama penulisan buku ini
adalah untuk menyebarkan ilmu dan rnembuat penulisnya belajar
dat belaiar legi. Kesempumaan isi dan penyajian buku ini tidak
akan pemah tercapai. Oleh karena itu, saran dan kritit dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat kafii harapkan dalarn
penyempumaan buku ini selaniutnya. Melalui bagian ini j"g.' kami
ingin menyampaikan bahwa untuk memudahkan mahasiswa dao
pembaca dalam memahami setiap materi, buku ini dilengkapi
dengan alat bantu belaiar d'alam bentuk ?uper ?oirrt yang berupa
ringkasan materi, sehinga segala saran, dan kritik dapat dituiukal
ke alamat e-mait hasbiah@grnail.com.
Alhimya penulis menyatakan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besamya kepada sernua pihak yang telah
memberikan bantuanoya dalarn proses penyusunan hiogga
terselesaikannya buku ini Semoga buku ini dapat bermanfaat
dalam upaya penyebaran ilmu dan mencerdaskan kehidupan
bangsa Arnin!
Penulis,
Dr. Hi. Sitti Hasbiah, M.Si.
Kata Pengantar - iDaftar Isi - r.
BAGIAN IPEMBERDAYAANBAB IPEMBERDAYAANPENGANTAR - 2
BAB IIPEMBERDAYAANaAB illPEMBANGUNAN tMASYARAKAT - 35BAB IVSOCIAL CAPITALIMASYARAKAT - 53BAGIAN IIMANAJEMEN PEMBAB VKONSEP DASAR PEBAB VIPENGAMBILAN KE67
BAB VIIMANAJEMEN SALLBAB VIIISTRATEGI PENEN:BAGIAN IIIPEMBERDAYAAN LPEMASARAN EFEKPENGEMBANGAN I
ra mcnciptakan produkaG. Di pemasaran juga
. Pelaku UMKM harus
rk, strategi marketing
nenuntut UKM untukan produk.
maka penulisan bukuKecil, datr N{enengah:
u dilaliulian untukemberdayaan UMKM.yang bersumber dari
a penulisan buku iniruat penulisnya belajarnyajian buku ini tidak
saran daf, kritik darikami harapkan dalam
d bagiafl ini juga, kami
ahkan mahasiswa dan
, buku ini dilengkapi
nwr ?oilt y'ang berupakritik dapat dituiukan
ghargaafl dan ucapan
emua pihak yang telah
penyusunan hine8a
ini dapat bermanfaatrcerdaskafl kehidupan
Hasbiah, M.Si.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar - iDaftar Isi - vBAGIAN IPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT - IBAB IPEMBERDAYAAN MASYARAKA,]T: SUATUPENGANTAR - 2
BAB IIPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT - 23BAB IIIPEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAANMASYARAKA'T -35BAB ryS O C IA L CA P I TAL D N^ANI PEMB E RDAYAANMASYARAKAT - 53
BAGIAN IIMANAIEMEN PEMASARAN - 61
BABVKONSEP DASAR PEMASARAN - 62BABVIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DAI.A.M PEMASARAN -6?
BABVIIMANAJEMEN SALURAN DISTRIBUSI - 75BAB VIIISTRATEGI PENENTUAN I{ARGA - 90BAGIAN IIIPEMBERDAYAAN UMKM MEI.A.LUI MANAJEMENPEMASARAN EFEKIIF DAI.AM KERANGKAPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - 99
BAB IXPENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL - IOO
BAB XPEMBERDAYAAN UMKM - T23
DAFTAR PUSTAKA - 151
TENTANG PENULIS - 156
PEMBERM
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 2
BAB I
PENGANTAR
Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilahempowerment berkembang di Eropa mulai abad p€rtengahan,terus berkembang hingga diakhir 70-an, g0-an, dan awal q0_an.Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori _
teori yang berkembang belakangan.Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide
pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain:pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan prosesyang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atauindividu menjadi lebih berdaya. proses ini dapat dilengkapi puladengan upaya membangun asset material guna mendukungpembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dankedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yangmenekankat pada proses memberikan stimulasi, mendorongatau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan ataukeberdayaan untuk menentuk an apa yarrg menjadi pilihanhidupnya melalui proses dialog.
Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titikekstrem) seolah berseberangan, namun seringkali untukmewujudkan kecenderungan primer harus melaluikecenderungan sekunder terlebih dahulu. Beberapa pandangantentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut(Ife, 1996 : 59):
1. Strukfural, pemberdayaan merupakan upayapembebasan, transformasi struktural sscara
PEMBERDAYAAN MASYARAI(4.T: SUATU
3l
fundamental
yang operesl2. pluralis, pen
daya sesorar
bersaing derthe gtrne,, t6
.] Elitis, pcmbelit, nrernbeserta beruspraktek_prak
4. post_Struktur
mengubah ddalam pemal
Hakikat dari kpada manusia dan kerr:kemanusiaan sebagaisubstansial. Dengan deupaya membangun eksbangsa, pemerintah, ne1proses aktualisasi keman
Pemberdayaanpembangunan ek<.rnomi
Konsep ini mencermink:yang bersifat "people c,
sustainable" (Chamberrhanya semata-mata meratau menyediakan mpemiskinan lebih lanjrbelakangan ini banyak ,
altematif terhadap konstlalu. Konsep ini berkembuntuk mencari apa yandisebut sebagai ol ternu,
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecrl, dan Menengah | 2
BAB IPEMBERDAYAAN MASYARAKAT: SUATU
PENGANTAR
Pemberdayaan yang diadaptasikan dari istilahempowerment berkembang di Eropa mulai abad pertengahan,
terus berkembang hingga diakhir 70-an, 80-an, dan awal 90-an.Konsep pemberdayaan tersebut kemudian mempengaruhi teori-teori yang berkembang belakangan.
Jika dilihat dari proses operasionalisasiny4 maka idepemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain:pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses
yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan,
kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat atau
individu menjadi lebih berdaya. Proses ini dapat dilengkapi pula
dengan upaya membangun asset material guna mendukungpembangunan kemandirian mereka melalui organisasi; dan
kedua, kecenderungan sekunder, yaifu kecenderungan yang
menekankan pada proses memberikan stimulasi, mendorong
atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau
keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihanhidupnya melalui proses dialog.
Dua kecenderungan tersebut memberikan (pada titikekstrem) seolah bersebefturgan, namun seringkali untukmewujudkan kecenderungan primer harus melaluikecenderungan sekunder terlebih dahulu. Beberapa pandangan
tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut(Ife, 1996:59):
1. Struktural, pemberdayaan merupakan upayapembebasan, transformasi struktural sccara
3l
lundamental
yang operesl
2. pluralis, pen
daya sesorar
bersaing derthe gurne'. le
,-i. EIitis, pcmbelit, mernbe
serta berus
praktek_prak
4 post_Struktur
mengubah ddalam pemat
Hakikar dari kpada manusia dan kemrkemanusiaan sebagai
substansial. Dengan deupaya membangun eks
bangsa, pemerintah, neiproses aktualisasi keman
Pemberdayaan
pembangunan ekonomiKonsep ini mencerminktyang bersifat "people c,
sustainable " (Chamberr
hanya semata-mata metatau menyediakan tnpemiskinan lebih lanjrbelakangan ini banyak ,
alternatif terhadap konst
lalu. Konsep ini berkembuntuk mencari apa yan
disebut sebagai allr:rnrl,
ro, Kecil, dan Mcnengah | 2
$ikan dari istilah
rlai abad pertengahan,
lO-an, dan awal 90-an.
I mempengaruhi teori-
nalisasinya maka ide
:rungan, antara lain:
kecenderungan proses
sebagian kekuasaan,
pada masyarakat atau
i dapat dilengkapi Pularial guna mendukung
lalui organisasi; dan
kecenderungan yang
stimulasi, mendorong
ryai kemampuan atau
yang menjadi Pilihan
:mbenkan (pada titikun seringkali untuk
:r harus melalui
. Beberapa pandangan
ra lain sebagai berikut
3lSirtiHasbiah
merupakan
struktural
upaya
secara
fundamental, dan eliminasi struklural atau sistemyang operesill
2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkaadaya sesorang atau sekelompok orang untuk dapatbersaing dengan kelompok lain dalam sl.nllu "rule oJ'
lhe game " tertentu.
3. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhielit, membentuk aliniasi dengan elit-elit tersebut,serta berusaha melakukan perubahan terhadappraktek-praktek dan struktur yang elitis.
4. Post-Stnrkuralis, pemberdayaan merupakan upayamengubah diskursus serta menghargai subyektivitasdalam pemahaman realitas sosial.
Hakjkat dari kqnseptualisasi empowennent berpusatpada manusia dan kemanusiaan, dengan kata lain manusia dan
kemanusiaan sebagai tolok ukur normatif, sfiukhtral, dan
substansial. Dengan demikian konsep pemberdayaan sebagai
upaya membangun eksistensi pribadi, keluarga, masyarakat,
bangsa" pemerintah, negar4 &n tat^ dunia di dalam kerangkaproses aktualisasi kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konseppembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial.
Konsep ini mencerminkan paradigna baru pembangunaq yakniyang bersifat "people centred, participatory, empou,ering andsustainable" (Chambers, 1995). Konsep ini lebih luas darihanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs)
atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses
pemiskinan lebih lanjut (sdfety net), yang pemikimnnya
belakangan ini banyak dikembangkan sebagai upaya mencari
altematif terhadap konsep-konsep pertumbuhan di masa yang
lalu. Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahti dan praktisi
untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedman (192)disebut sebagai alternative development, yang menghendaki
KA.I: SUATU
Pemberdayaan Usaha Miko, Kecil, dan Menengah I rl
"inclusive democrucy, appropriate econotnic growth, gendetequalily ond inlerge erational equary\" (Kartasasmita, 1997:55)
Konsep pemberdayaan masyarakat ini muncul karena
adanya kegagalan sekaligus harapan. Kegagalan yang dimaksud
adalah gagalnya model-model pembangunan ekonomi dalam
menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang
berkelanjutan. Sedangkan harapan, muncul karena adanya
altematif pembangunan yang memasukkan nilai-nilaidemokasi, persamaan gender, dan pertumbuhan ekonomi' yang
memadai.
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
dalam kondisi sek4mng tidak mampu untuk melepaska,q din dan
perangkap kemiskinan dan keterbelakanan. Dengan kata lain,
pemberdayaan adalah memampukan dan mernandirikan
masyarakat. Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat
dilihat dari tiga sisi. yaitu;
Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling).
Disini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia,
setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan.
Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa dayq
karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah
upaya untuk membangun daya itrr" dengan mendorong,
memotivasikan, dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya'
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki
masyarakat (empowering). Dalam rangka ini diperlukan
langkah-langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan
iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkahJangkah
nyata, dan malyangkut penyediaan berbagai masukan (input),
serta pembukaan akses ke dalam berbagai p€luang
sl
(opptrlurut ia.s) yvngberdaya. Dalam rangkepokok adalah peningl
kesehatan, scrta akses
ekonomi seperti modaldan pasar.
Masukan bcrulpembangunan prasarana
jalan, listrik. maupun
pelayanan kesehatan, ypada lapisan paling barvpendanaan, pelatihan, r
terkonsentrasi pendudul
Untuk itt1 perlu ada pkurang berdaya. karena
tidak selalu dapat menye;
Pemberdayaan bu
anggota masyarakat,
Menanamkan nilai-nilaihemat, keterbukaan, dan
pokok dan upaya Ipembaharuan institusi-inr
dalam kegiatan pembat
dalamnya. Yang terpentir
rakyat dalam pros€s pen
diri dan masyarakatnyi
masyarakat amat era
pembudayaan, pengamalz
Friedman (1992
upproach, which is fund,ploces the empha.sis an
territoriullv orguruzed co
libo, Kecil, dm Menengah | 4
)nornic growth, gender' (Kartasasmita, 1997 :
kat ini muncul karena:gagalan yang dimaksudrgunan ekonomi dalamdan lingkungan yangluncul karena adanyalrnasukkan nilai-nilaiunbuhan ekonomi yang
rupakan upaya untuklisan masyarakat yangruk melepaskan diri darinan. Dengan kata lain,
dan memandirikan*an masyarakat dapat
a atau iklim yang
erkembang (enabling).
bahwa setiap manusia,
I dapat dikembangkan.rna sekali tanpa Caya,
. Pemberdayaan adalah
dengan mendorong,esadaran akan potensi
3ngembangkannya.
ru daya Yang dimilikirngka ini diperlukanlri hanya menciPtakanliputi langkah-langkahragai masukan (input),r berbagai peluang
(opportuntties) yang akan membuat masyarakat menjadiberdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini, upaya yang iimatpokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajatkesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan
ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerya,
dan pasar.
Masukan berupa pemberdayaan ini menyangkut
pembangunan prasarana dan sarana dasar fisik, seperti irigasi,jalan, listrik, maupun sosial seperti sekolah dan fasilitas
pelayanan kesehatan, yang dapat dijangkau oleh masyarakat
pada lapisan paling bawah, serta ketersediaan lembagaJembaga
pendanaan, pelatihan, dan pemasaran di perdesaan, dimana
terkonsentrasi penduduk yang keberdayaannya amat kurang.
Untuk rtu, perlu ada prqgan k-husus bagi masyarakat yang
kuraag berdaya, karena program-program umum yang berlaku
tidak selalu dapat menyentuh lapisan masyarakat ini.
Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu
anggota masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya.
Menanamkan nilai-nilai budaya modem, seperti kerja keras,
hemat, keterbukaan, dan kebertanggungiawaban adalah bagian
pokok dari upaya pemberdayaan ini. Demikian pula
pembaharuan institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke
dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakar di
dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi
rakyat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut
dfti dan masyarakatnya. Oleh karena itu, pemberdayaan
masyarakat amat erat kaitarurya dengan pemartapan,
pembudayaan, pengamalan demokasi.Friedman (1992) menyatakan "lhe empowen ent
approach, which is fundamental to on altenative developmenl,
places the emphasis an autonomy in the decesion markng ofterritorially organized communities, local self-reliance (ba not
r-5lSirli ll asbiah
Pemberdayazn Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 6
autachy), direct (participatory) democrucy, and experiential
social learning" .
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti
melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus dicegah yang
lemah menjadi berhmbah lemah, oleh karena
kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena
itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat
mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyaxakat.
Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi dari
interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang ke6il dan
melunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah'
Pemberdayaan masyarakat bukan mpmbuat ma$yarakat meqiadi
makin tergantung pada berbagai progam pemberian (charity) '
Karena, pada dasamya setiap apa yang dinikmati harus
dihasilkan atas uuha sendiri (yang hasilnya dapat dipertikarkan
dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun
kemampuan untuk memajukan diri ke arah kehidupan yang
lebih baik secara berkesinambungan.
Konsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap
model pembangunan dan model industnalisasi yang kurang
memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari
kerangka logik sebagai berikut (1) bahwa proses pemusatan
kekuasan terbangun dari pemusalan penguasaan faktor produksi;
(2) pemusatan kekuasaan faklor produksi akan melahirkan
masyarakat peke{a dan masyarakat yang pengusaha pinggiran;
(3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem
pengetahuan, sistem politik, sistem hukum, dan ideologi yang
manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi; dan (4) kooptasi
sistem pengetahuan, sistem hukum, sist€m politik' dan ideologi'
1l
secara sisternatik akan
vaitu masyarakat berday
Akhimya yang tr
yang herkuasa dan manr
situasi menguavi da
pcrnbebasan melalui pr
(L ittpov,arnrcnt oJ the poPengalaman emp
sosial ekonomi yang dpandangan mengenai
pemberdayaan adalah p
nrtfuxlv. Pandangan i
kekuasaan telah menter
dari eksrstensinya. Oleksistensi manusia r
keterasingan dan p€
dihapuskan.
Pandangan kedt
kekuasaan kepada se
Pandangan ini didasark
yang terpusat akan
mengalienasi hak normt
yang dikuasi. Oleh sebat
semua orang, agar semuz
Pandangan ketil
kepada yang lemah tanPr
ini adalah pandangan Ya
lainnya. Pandangan ini a
nobtxly dan pandangan P
tni, pou'er to nobodY
everybody adalah chaos
pandangan ketiga" Yan
pcwerless.
Mikro, Kecil, dan Menengah I 6
)cracy, and exryriential
engandung pula artiaan, harus dicegah yang:mah, oleh karenayang kuat. Oleh karena
pada yang lemah amatnberdayaan masyarakat.
;i atau menutupi da
gerdilkan yang kecil dan
;i harus dilihat sebagai
persaingan yang tidakuat atas yang lemah.
)uat $asyarakat meqiadirm pemberian (charity).
yang dinikmati harus
lnya dapat dipertikarkan
tujuan akhimya adalah
kan, dan membangun
: arah kehidupan yang
I
a
It
tiI
!II
IIiIItiIitII
iI
TlSirti llasbiah
secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat,yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya.
Akhimya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu masyarakatyang berkuasa dan manusia yang dikuasai. Untuk membebaskansituasi menguasai dan dikuasai, maka harus dilakukanpembebasan melalui proses pemberdayaan bagi yang dikuasai(empowerment of the powerless) .
Pengalaman empirik dan pengalaman historis dari formatsosial ekonomi yang dikotomis ini telah melahirkan berbagaipandangan mengenai'pemberdayaan. Pandangan pertama,pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan atzu power tonobody. Pandangan ini didasari oleh keyakinan, bahwakekuasaan telah menterasingkan dan menghancurkan manusia
dan eksistensinya, Oleh sebab itu untuk mengernballkaneksistensi manusia dan menyelamatkan manusia danketerasingan dan penindasan, maka kekuasaan harus
dihapuskan.
Pandangan kedua, pemberdayaan adalah pembagian
kekuasaan kepada setiap orang (power to everybody).
Pandangan ini didasarkan pada keyakinan, bahwa kekuasaan
yang terpusat akan menimbulkan abuse dan cenderung
mengalienasi hak normatif manusia yang tidak berkuasa atau
yang dikuasi. Oleh sebab itu, kekuasaan harus didistribusikan ke
semwr orang, agar semua orang dapat mengaktualisasikan diri.Pandangan ketiga, pemberdayaan adalah penguatan
kepada yang lemah tanpa menghancurkan yang kuat. Pandangan
ini adalah pandangan yang paling moderat dari dua pandangan
lainnya. Pandangan ini adalah antitesis dad. pandangan power tonobody dan pandangan power to everybody. Menurut pandangan
ini, power to nobody adalah kemustahilan dan power to
everybody adalah chaos dan anarki. Oleh sebab itu menurutpandangan ketiga" yang paling realistis ada,lah power topowerless.
ragai antitesis terhadap
*rialisasi yang kurang
sep ini dibangun daxi
hwa proses pemusatan
uasaan faktor produksi;
uksi akan melahirkang pengusaha pinggtran;
unan atas atau sistem
um, dan ideologi yang
:masi; dan (4) kooptasi
n politik, dan ideologi,
Pemberdayaan Usaha Miliro, Kecil, dan Metrcngah I t
Ketiga pandangan tersebut di atas, kalau dikaji secara
seksama, temyata berpengaruh cukup signitikan dalam konsep
dan praksis pemberdayaan. Di lapangan, paling tidak ada 3konsep pemberdayaan. Konsep p€rtama, pemberdayaan yang
hanya berkutat di "daun" dan "ranting" atau pemberdayaan
konformis. Karena struktur sosial, struktur ekonomi, dan
struklur ekonomi sudah dianggap given, maka pcmberdayaan
adalah usaha bagaimana masyarakat tunadaya harus
menyesuaikan dengan yang sudah given tersebut. Bentuk aksi
dari konsep ini merubah sikap mental masyarakat tunadaya dan
pemberian santunan, seperti misalnya pemberian bantuan modal,
pembangunan prasarana pendidikan, dan sejenisnya. Konsep ini
sering disebut sebagai trugical paradigm.
Ksnsep kedua, pcmberdayaan yang hanya berkulat di
"batang" atau pemberdayaan reformis. Artinya. secara umum
tatanan sosial, ekonomi, politik dan budaya, sudah tidak ada
masalah. Masalah ada pada kebijakan operasional' Oleh sebab
iq pemberdayaan gaya ini adalah mengubah dad. top down
menjadi bottom up, sambil mengembangkan sumberdaya
manusianya, menguatkan kelembagaanny4 dan sejenisnya
Konsep ini sering disebut seb agai noive paradigm'
Konsep ketiga, pemberdayaan yang hanya berkutat di
"akar" atau pemberdayaan struktural. Karena tidak berdayanya
masyarakat disebabkan oleh struktur politik, ekonomi' dan sosial
buday4 yang tidak memberi ruang bagi masyarakat lemah untuk
UerUagi kuasa dalam bidang ekonomi, potitilq dansosial budaya'
maka stuktur itu yang harus ditinjau kembali' Artinya'
pemberdayaan hanya dipahami sebagai penjungkirbalikan
Ltu*n y*g sudah ada. Semua tatanan dianggap salah dan oleh
karenanya harus dihancurkan, seperti misalnya memfasilitasi
rakyat untuk melawan pemerintah, memprovokasi masyarakat
miskin untuk melawan orang kaya dan atau pengusaha' dan
sejenisnya.
el
Konsep pembe
pada akar adalah peni
scnng disebut sebagt
Moelyarto (1996).
pemberdayaan ini, m:sepeni bahrva pemb
keLLrasaan, proscs
penghancuran pemerin
Mcnurut Karlproses perj uangan katvalue sebagai hak nonvalue dilakukan mel:produksr. Dan pequar
faktor-faktor produksr
politik.Selain Karl l
pandangan mengenai 1
dan Tumer ( 1990), Rot
Grown ( 1987), dan Pi
bahwa pemberdayaan a
berpartisipasi dalam
mempengaruhi masa t
dapat memperoleh fr
masyarakat untuk dapat
Dari berbaga
pemberdayaan, maka d
ekonomi masyarakat at
produksi, penguatan I
penguatan masyarakat
memadai, dan Pengu
informasi, pengetahuan
secara multi asPek, br
mapun aspek kebilakan
,{ikro, Keci', dan Menengah | 8
!tas, kalau dikaji secara
iignilikan dalam konsep
en, paling tidak ada 3ta, pemberdayaan yang
lg" atau pemberdayaan
struktur ekonomi, dan'rr, maka pemberdayaan
lkat tunadaya harus
'z tersebut. Bentuk aksi
rasyarakat tunadaya dan
mberian bantuan modal,
r sejenisnya. Konsep ini
/ang hanya berkutar di
Artinya, secara umum
udaya, sudah tidak ada
)perasional. Oleh sebab
:ngubah dari top down
nbangkan sumberdaya
nnya, dan sejenisnya.
xtradigm.,ang hanya berkutat di
arena tidak berdayanYa
tik, ekonomi, dan sosial
nasyarakat lemah untuk
rlitik, dansosial budaya,
iau kembali. ArtinYa,
rgai pe4iungkirbalikan
lianggap salah dan oleh
misalnya memfasilitasi
nprovokasi masyarakat
n atau pengusaha, dan
9lSirti llasbiah
Konsep pemberdayaan masyarakat yang hanya berkutatpada akar adalah penggulin gan the powerj /. Konsep ketiga inisering disebut sebagai critical paradigm. Oleh pranarka danMoelyarto (1996), karena kesalah-pahaman mengenaipemberdayaan ini, maka menimbulkan pandangan yang salah,seperti bahwa pemberdayaan adalah proses penghanctrrankekuasaan, proses penghancuran negara, dan prosespenghancuran pemerintah.
Menurut Kar[ Marx, pemberdayaan masyarakat adalahproses perjuangan kaurir powerless untuk memperolah surplusvalue sebagai hak normatifnya. Perjuangan memperoleh surplusvalue dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktorproduksi. Dan pe{uangan unirk mendistribusikan penguasaan
faktor-faktor godukri harus dilakukan melalu! peduangan
politik.Selain Karl Marx dan Friedmaan, masih banyak
pandangan mengenai pengertian pemberdayaan, seperti Hulme
dan Tumer (1990), Robert Dahl (1963), Kassam (1989), sen dan
Grown (1987), dan Paul(1987), yang pada prinsipnya adalah
bahwa pemberdayaan adalah penguatan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang
mempengaruhi masa deparurya, penguatan masyarakat untuk
dapat memperoleh faktor-faktor produksi, dan penguatan
masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya.
Dari berbagai pandangan mengenai konsep
pemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan
ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faltorproduksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran,
penguatan masyarakat untuk mendapatkan gajilupah yang
memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh
informasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilakukan
secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri,
mapun aspek kebijakannya. Karena persoalan atau isu strategis
l)embcrdayaan Lrsaha -\fikc,, Ke'cil, dan Merengah I t0
p€rekonomian masyarakat bersilat lokal spesifik dan problem
spesifik, maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomimasyarakat tidak dapat diformulasikan secara generik.
Usaha memformulasikan konsep, pendekatan, dan
bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat secara
generik, memang penting, tetapi yang jauh lebih penting, adalah
penahaman bersama secara jernih terhadap karakteristik
permasalahan ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.
Sebab dengan pemahaman yang jemih mengenai ini, akan lebih
produklif dalam memformulasikan konsep, pendekatan, dan
bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
sesuai dengan karakteristik permasalahan lokal. Berikut adalah
salah satu contoh problem spesifik yang dihadapi masyarakat
tu-nadaya dalam bidang akses faktor produksi modal'
Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat lemah
adalah dalam hal akses untuk memperoleh modal. Dalam pasar
uang, masyarakat perdesaan baik yang p€tani, buruh' pengusaha
mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengall terus
didorong untuk meningkatkan tabungan. Tetapi ketika mereka
membutuhkan modal, mereka diperlakukan diskriminatif oleh
lembaga keuangan. Sehingga yang te{adi adalah aliran modal
dari masyarakat lemah ke masyarakat yang kuat' kmbaga
keuangan atas posisinya sebagai perantara, maka di dalamnya
berbagi resiko den gan borrowers, memberikan informasi kepada
b otower, dan menyediakan likuiditas.
Kenyataan yang terjadi, kepada masyarakat lemah dan
pengusaha kecil, perlakukan atas ketiga hal tersebut juga
diskriminatif Dan atas perlakuan yang tidak adil itu, masyarakat
tidak memiliki kekuatan tawar menawar dengan pihak lembaga
kuangan. Contoh yang lebih umum dari problem spesifik yang
dihadapi masyarakat tunadaya. Seperti diketahui bahwa salah
satu dari tujuan akhir pembrdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi adalah meningkatnya p€ndapatan masyarakat lemah-
i
Pendapatan masyaral
vartu darr upah/ga1
upah/gaji, pada um
menerima upah./ga ji rRendahnya ga
ini discbabkan karketerarnpilan ya rg tcu.:11rcvnrcnl rendah,
masyarakat tunadaya
mereka untuk menc
umumnya buruk. O
masyarakal yang cukr
tunadaya, adalah me,
pendididikan hagi mz
Untuk melakukan affmaka pemerintah ha
dana dapat dilakukan
palak progresif.
Demikian pula
masyarakat tunadaya
mcmiliki, maka merel
dan atau tanah, dan a
distribusi (baik pada p
pasar barang). Keemp
lain. Oleh sebab itumasyarakat dari sisi sr
komprehensifl
Penanganan k
kendala tanah tidakpendekatan ekonorni
politik yang harus di
ekonomi masyarakat ti
politik dan kebiiakan P
;
al spesifik dan problem
pemberdayaan ekonomi
iecara generik.
rsep, pendekatan, dan
nomi masyarakat secara
ruh lebih penting, adalah
terhadap karakteristik
akat di bidang ekonomi.
mengenai ini, akan lebih
rnsep, pendekatan, dan
)nomi masyarakat yang
an lokal. Berikut adalah
ng dihadapi masyarakat
luksi modal.
ri oleh masyarakat lemah
rleh modal. Dalam Pasar
)etani, buruh, Pengusaha
saha menengah, terus
n. Tetapi ketika mereka
ukan diskriminatif oleh
adi adalah aliran modal
rt yang kuat. Lembaga
tara, maka di dalamnYa
rcrikan informasi kePada
masyarakat lemah dan
figa hal tersebut juga
idak adil itq masYarakat
r dengan pihak lembaga
i problem spesifik Yang
diketahui bahwa salah
asyarakat dalam bidang
atan masyarakat lemah.
II
i
,
I
I
I
ll I S r i t i ll a s h ia h
Pendapatan masyarakat pada umumnya berasal dari dua anasir,
yaitu dari upah/gaj i dan dari surplus usaha. Dari arusir
upah/gaj i, pada umumnya masyakat yang tunadaya hanya
menerima upah/gaj i rendah.
Rendahnya gaji/upah yang diterima masyarakat tunadaya
ini disebabkan karena mereka pada umumnya memiliki
ketcrampilan yang terbatas dan sikap mental yang bwul(- (need
achtevment rendah, tidak disiplin). Rendahnya keterampilan
masyarakat tunadaya disebabkan karena akses atau kesempatan
mereka untuk mendapatkan pelayanan pendidikannya pada
umumnya buruk. Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi
masyarakat yang cukup realistis untuk masyarakat pekerja yang
tunadaya, adalah melalui afirmative acrion (misalnya subsidi
pendldidikan ba€l masvarakal tunadava) di bidang pendidikan'
Untuk melakukan affirmative action bagi masyarakat tunadaya'
maka pemerintah harus memiliki dana. Untuk mendapatkan
dana dapat dilakukan melalui kebijakan fiskal, misalnya dengan
pajak progresif.
Demikian pula dari anasir surplus usaha' Sebagian besar
masyarakat tunadaya tidak memiliki usaha, atau kalaupun
memiliki, maka mereka menghadapi kendala dalam hal modal'
dan atau tanah, dan atau kemampuan sumberdaya manusia dan
distribusi (baik pada pasar input maupun pada pasar ouQtd atau
pasar barang). Keempat kendala ini saling berkaitan satu sama
lain. Oleh sebab itu dalam rangka pemberdayaan ekonomi
masyarakat dari sisi surplus usaha, maka perlu ditangani secara
komprehensif.Penanganan kendala modal, kendala distribusi' dan
kendala tanah tidak seluruhnya dapat dilakukan melalui
pendekatan ekonomi semata. Karena banyak dimensidimensi
politik yang harus ditangani- Oleh sebab itu, pemberdayaan
Ltorro-i masyarakat tidak dapat dilakukan tanpa pemberdayaan
politik dan kebijakan Politik.
ilco, Ke<il, dan Menengah | ,0
Pemberdayaan Us$a Mikro, Kecil, dan Mentrgah I 12
Sekarang bagaimana dengan konsep pemberdayaan inidikalangan birokrasi pemerintah. Walaupun uraian benkut tidakmewakili pemahaman birokasi pemerintah secara keseluruhan,
tetapi paling tidak dapat membantu kita untuk memahamikonsep pemberdayaan menurut birokrasi pemerintah. Dariberbagai tulisan Sumodiningrat ( 1999), konsep pemberdayaan
ekonomi secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:
l. Perekonomian rakyat adalah pereknomian yang
diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang
diselenggarakan oleh rabat adalah bahwa
perekonomian nasional yang berakff pada potensi
dan kekuatan masyarakat secara luas untuk
menjalankan roda perekonomian mereka sendiri.
Pengertian rakyat adalah semu:r warga negara.
2- Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan
berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang
benar. Karena kendala pengembangan ekonomi
ralryat adalah kendala struktural, maka
pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilakukan
melalui Perubahan struktural.
l. Perubahan struktural yang dimaksud adalah
perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi
modem, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat, dari
ekonomi subsisten ke ekonomi pasar' dari
ketergantungan ke kemandirian. LangkahJangkah
proses perubahan struktur, meliputi: ( 1 )
pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya;
(2) penguatan kelembagaan; (3) penguasaan
teknologi; dan (4) pemberdayaan sumberdaya
manusia.
4. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya
dengan peningkatan produktivitas, memberikan
13 | \
kesernpal
memberrl
harus dija
erat antar
lemah dar
5. Kebijakaradalah: ( I
besar kep
memperkr
ekonomi r
sekadar pkesehatan.
mendoronpemerataa
6. Kegiatan
peningkate
peningkat€
peningkata
mendukun
lokal.
Dari enam but
masyarakat ini, dapat
masyarakat tidak da1
daun saja, atau cab.rr
karena permasalahan
masing aspek; (2) P
ekonomi, tidak cukuP
tetapi juga harus ;
masyarakat, Penguataprasarananya, dan Penl
masyarakat dalam bit
rakyat, harus dilakuke
mendiskriminasikan e,
;aha Miko, Kecil, dan trtenengah I 12
konsep pemberdayaan iniValaupun uraian berikut tidakmerintah secara keseluruhan,mtu kita untuk memahamibirokmsi pemerintah. Dari999), konsep pem berdayaanrukakan sebagai berikut:
adalah pereknomian yangakyat. Perekonomian yang
rakyat adalah bahwayang berakar pada potensi'akat secara luas untukkonomian mereka sendiri.semua warga negara.
rakyat adalah usaha untukg kuat, besar, modeng danam mekanisme pasar yang
pengembangan ekonomilala struktural, maka
rakyat harus dilakukanral.
yarg dimaksud adalahtradisional ke ekonomi
aah ke ekonomi kuat, dariekonomi pasar, dari
ndirian. Langkah-langkah
ruktu, meliputi: (l)mberdayaan sumberdaya;
rgaan; (3) penguasaan
nberdayaan sumberdaya
kyat, tidak cukup hanya
duktivitas, memberikan
, Ila s l, r.r ir
kesempatan berusaha yang sama, dan hanyamemberikan suntikan modal sebagai stumut n, t t piharus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan yan'gerat antara yang telah maju dengan yang musiilemah dan belum berkembang.Kebrjakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyatadalah: (1) pcmberian pcluang atau akses yang lebihbesar kepada aset produksi (khususnya rnoaufl, tZjmemperkuat posrsi transaksi dan kemitaan usahaekonomi _rakyat, agar pelaku ekonomi rakyat bukansekadar price taker; (3) pelayanan pendidikan dankesehatan; (4) penguatan indusai kecil; (5)mendorong munculnya wirausaha baru; dan (6ipqrnerataan spasial.Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: (l)peningkatan akses bantuan modal usah4 (2)penlngkatan akses pengembangan SDM; dan (3)peningkatan akses ke sarana dan prasarana yangmendukung langsung sosial ekonomi masyaratatlokal.
Dari enam butir pokok mengenai konsep pember&yaanmasyarakat ini, dapat disimpulkan, bahwa: (1) pemberdayaanmasyarakat tidak dapat dilakukan hanya melalui pendeLatandaun saja, atau cabang saja, atau batang saja, atau akar saja;karena permasalahan yang dihadapi memang ada pada masing-masing aspek; (2) pemberdayaan masyarakat dalam bidangekonomi, tidak cukup hanya dengan pemberian modal bergutir,tetapi juga harus ada penguatan kelembagaan ekooomimasyarakat, penguatan sumberdaya manusiany4 penyediaanprasarananya, dan penguatan posisi tawamya; (3) pemberdayaanmasyarakat dalam bidang ekonomi atau penguatan ekonomirakyat, harus dilakukan secara elegan tanpa menghambat danmendiskiminasikan ekonomi kuat; untuk itu kemitraan antar
13 I .,
5
tIirIItIiII
II
I
6
Pemberdayar Usaha l\{ikro, Kecil, dan Menengah ] 14
usaha mikro, usaha kecil usaha menengah, dan usaha besar
adalah jalan yang harus ditempuh; (4) pemhrdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi adalah proses penguatan
ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang kokoh, modem,
efisien; dan (5) pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi, tidak dapat dilakukan melalui pendekatan individu,
melainkan harus melalui pendekatan kelompok.
Kekuanglepatan pemilihan strategi pembangunan
terhadap negara dan masyarakatnya telah menghasilkan
paradoks dan tragedi pembangunan seperti yang terjadi pada
negara sedang berkembang sebagai berikut:
1. Pembangunan tidak menghasilkan kemajuan,
melainkan . justru semakin meningkatkan
keterbelakangan (hs development ofunderdeveloPment) .
2. Melahirkan ketergantungan (dependency) negara
sedang berkembang terhadap negara maju'
3. Melahirkan ketergantungan (dependency) pheriphery
lerhadaq cenler.
4. tvlelahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat
@rhadaP negu alPemerintah.
5. Melahirkan ketergantungan (dependency) masyarakat
kecil (buruh, usaha kecil, tani, nelayan dan lain-lain)
terhadaP Pemilik modal.
Pada pokoknya, pendekatan konvensional ini ditandai
oleh transplantat if planning, top down, inductive' capital
intensive, west-biased rechnological transfer, dan sejenisnya'
Beberapa paradigma pendekatan pembangunan mulai
mengalami pergeseran dari yang konvensional menuju
pembangunan altematif, Yaitu:
1. Pembangunan wilayah (regional development) '
II
I
II
It
ts l
2. Pembangun;
(environmet
3. Pembangunr
devclopmen,
4 Pembanguni
development
5. I,embangunz
development
6. Pembangunz
hused develt
Ciri mencolok Iini adalah penekanar
pengertian kelembaga
kultur. Implikasi kebijr
pada translbrmative z
t'onntunit)' empowerm
terkenal dengan p(
development).
Strategi pemban
dan pemberdayaan dipa
dalam hubungan sos
masyarakat. Perubahan l
yang berlangsung seca
harus menikmati. Beg
haruslah yang menghasi
Pemberdayaanjembatan bagi konsep-k
Dalam kerangka pemil
prasarana dan sarana
rnelalui berbagai prog
sebagai rangsangan unt
ekonomi masyarakat. Pr
kapasitas masyarakat (
N{ikro, Kecil, dan Menengah I 14
nengah, dan usaha besar)uh; (4) pemberdayaan
adalah proses penguatanyat yang kokoh, modem,asyarakat dalam bidangdui pendekatan individu.;lompok.
strategi p€mbangunan
ya telah menghasilkanseperti yang terjadi pada
ikut:renghasilkan kemajuan,)makin meningkatkan
development af
(d e p e ndency) masyarakatni, nelayan dan lain-lain)
onvensional ini ditandai)wn, inductive, capitalransfer, dan sejenisnya.
pembangunan mulaikonvensional menuju
15 lSiili !lashiah
n (dependency) negarap negara maju.
(depe ndency) phe r ip hery
(depe ndency) masyarakat
mal development).
2. Pembangunan berwawasan lingkungan(e nv i r onmenta I deve I o pment ) .
3. Pembangunan berbasis komunitas (community_baseddevelopment) .
4. Pembangunan b€rpusat pada rakyat (people-cenrereddevelopment).
5. Pembangunan berkelan_jutan (sustainabledevelopment).
6. Pembangunan berbasis kelembagaan (hstitulion_based develcipment) .
Ciri mencolok yang membedakan pendekatan alternatifini adalah penekanannya terhadap lokalitas, baik dalampengertian kelembagaan, komunitas, lingkungan, mauprmkultur. Irnplikasi kebijakan pe-ndekatan ini adalah penekananpada transformative and transactive planning, bottom up,community empowermenL dan participatiue, semuanya initerkenal dengan pembangunan komunitas (commrmitydevelopment).
Strategi pembangunan yang bertumpu pada pemihakandan pemberdayaan dipahami sebagai suatu proses transformasidalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politikmasyarakat. Perubahan struktural yang diharapkan adalah prosesyang berlangsung s€cara alamiah, yaitu yang menghasilkanharus menikmati. Begitu pula sebaliknya, yang menikmatiharuslah yang menghasi lkan.
Pemberdayaan masyarakat dapat dipandang sebagaijembatan bagi konsep-konsep pembangunan mako dan mikro.Dalam kerangka pemikiran itu berbagai input seperti dana,prasarana dan sarana yang dialokasikan kepada masyarakatmelalui berbagai program pembangunan harus ditempetkansebagai rangsangan untuk memacu percepatan kegiatan sosialekonomi masyarakat. Proses ini diarahkan untuk meningkatkankapasitas masyarakat (capacity building) melalui pemupukan
Pemberdayann Usaha Mikc, Kecil, dan l\,tenengah I 16
modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan dan pada
gtlirannya dapat menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh
masyarakat. Dengan demikian, proses transformasi itu harus
digerakkan oleh masyarakat sendiri.
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah
bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek
pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya
pembangunannya sendiri. Berdasarkan konsep demikian, maka
pemberdayaan masyarakat harus mengikuti pendekatan sebagai
berikut:Pertama, upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer
disebut pemihakan.Upaya ini ditujukan langsung kepada yang
memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi
masalahnya dan sesuai kebutuhannya, Kedua, progam ini harus
langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh
masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat
yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar
bantuan tersebut efellif karena sesuai dengan kehendakdan
mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu,
sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan
pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola dan
mempertanggungiawabkan upaya peningkatan diri dan
ekonominya. Ketig4 menggunakan pendekatan kelompok,
karena secara sendiri-sendiri masyarakat miskin sulit dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup
bantuan menjadi terlalu luas jika perurnganannya dilakukan
secara individu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan
dilihat dari penggunaan sumberdaya j uga lebih efisien.
Implementasi program pembangunan yang menerapkan
strategi pemberdayaan masyarakat tersebut merupakan suatu
konsukensi dari pergeseran paradigma pembangunan nasional
yang mengarah pada tercapainya upaya pembangunan yang
belpusat pada manlsia (peoPle centered development) .
t? |
l)emahaman tme rnerlukan srkap slini lrerlolak dari sikr
suatu rnasalah sosial
sosial t'ang ada. unttbukan han-v-a untuk
kcnvataan yang ada (l'I'idak
ada
rncndatangkan perba
selarna para penelitiyang berdiri di lurnerntrrerlakukan war6
obyek yang hanya mpasit-. Para peneliti
bagian dari masvaral
rvarga masyarakat yl
rnempunyai hak morz
rnempunyai keinginar
Dalam keranl
peneliti untuk memal
mendampingi secara
yang diteliti dalam
perbaikan yang mer(
penelitian semacam
dipisahkan dari masr
suatu masyarakat den
ke dalam masyaraka
masyarakat, sudah me
ljntuk melaksr
dilaksanakan selama
mendatangkan perbai
masyarakat, perlu d
a Miko, Kecil, dan lr{enengah I 16
yang dihasilkan dan pada
rpatan yang dinikmati oleh,ses fansformasi itu harus
nsep pembrdayaan adalah
rbjek dari berbagai proyek
n subjek lari upaya
an konsep demikian, maka
ngikuti pendekatan sebagai
'ah. Ini yang secara populer
kan langsung kepada yang
dirancang untuk mengatasi
, Kedua, progam ini harusrahkan dilaksanakan oleh:ngikutsertakan masyarakat
rcrapa tujua4 yakni agar
ruai dengan kehendakdan
uhan mereka. Selain itu,
uan masyarakat dengan
rksanakan, mengelola dan
peningkatan diri dan
r pendekatan kelompok,
rakat miskin sulit dapat
dihadapinya. Juga lingkuppenanganannya dilakukan
ok ini paling efehif dan
rga lebih eflsien.
ngunan yang menerapkan
rrsebut merupakan suatu
ra pembangunan nasional
paya pembangunan yang
zd cievelopmeru) .
Pemahaman tentang masalah pemberdayaan masyarakatmemerlukan sikap subyektif dalam penelitiannya. Subyektifitasini bertolak dari sikap dasar, bahwa setiap penelitian tenrangsuatu masalah sosial selalu dilakukan untuk memperbaiki situasisosial yang ada, untuk meluruskan ketimpangan yang ada danbukan hanya untuk sekedar melukiskan serta menerangkankenyataan yang ada (Buchori, 1993).
Tidak ada penelitian sosial yang akan dapatmendatangkan perbaikan terhadap kondisi sosial yang adaselama para peneliti rnenempatkan diri mereka sebagai pakaryang berdiri di luar kenyataan sosial yang diteliti, danmemperlakukan warga masyarakat yang sedang diteliti sebagaiobyek yang hanya menjalani kenyaaan sosial yang ada secarapasjf. Para peneliti harus lnellempatkan diri mereka sebagaibagian dari masyarakat yang sedang diteliti dan memandangwarga masyarakat yang sedang diteliti sebagai subyek yangmempunyai hak moral untuk mengatur kehidupan mereka, sertamempunyai keinginan dan kemampuan untuk berbuat demikian.
Dalam kerangka ini, menjadi kewajiban moral parapeneliti untuk memahami aspirasi masyarakat yang diteliti, danmendampingi secara mental dan intelektual warga masyarakatyang diteliti dalam usaha mereka untuk mendatangkanperbaikan yang mereka dambakan. Dengan demikian, dalampenelitian semaca.m ini masalah penelitian tidak dapatdipisahkan dari masalah evaluasi. Keputusan untuk menelitisuatu masyarakat dengan tujuan untuk mendatangkan perbaikanke dalam masyarakat itu, melalui antara lain pemberdayaanmasyarakat, sudah merupakan suatu hasil eval,,asi.
Untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telahdilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah sungguhmendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan wargamasyarakat, perlu dilakukan suatu penelitian. Dua metoda
17 lSitti ll asbi,h
Pemberdaya-an Usaha Miko, Kecil, dan Menerph I lt
p€nelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rurulappraisal (RRA), dan participatory rural appraisal (PRA).
Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasisecara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan
tentang pembalgunan perdesium harus diambil segera. Dewasaini banyak progam pembangunan yang dilaksanakan sebelum
adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah
sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yanggagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipunproglam-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkansecara matang, karena masyarakat tidak diikutsertakan dalampenyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya.
Pada dasarnya, mgtoda RRA merupakan proses belajaryang intensif untuk mcuahami kondisi perdcsaan, dilakukanbenrlang-ulang, dan cepat. Untuk itu diperlukan cara keia yang
khas, seperti tim kerja kecil yang bersifat multidisiplin,menggunakan sejumlah metode, cax4 dan pemilihan teknik yang
khusus, untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman
terhadap kondisi perdesaan. Cara kerja tersebut tersebut
dipusatkan pada pemahaman pada tingkat komunitas lokal yang
digabungkan dengan pengetahuan ilmiah.
Komunikasi dan ke{asama diantara masyarakat desa dan
aparat perencana dan pelaksana pembangunan (development
agent) adalah sangat penting, dalam kerangka untuk memahami
masalah-masalah di perdesaan. Di samping itu, metoda RRAjuga berguna dalam memonitor kecenderungan perubahan-
perubahan di @esaan untuk mengurangi ketidakpastian yang
te{adi di lapangan dan mengusulkan penyelesaian masalah yang
memungkinkan.
Menurut James Beebe (1995), metoda RRA menyajikanpengamatan yang dipercepat yang dilakukan oleh dua atau lebihpengamat atau peneliti, biasanya dengan latar belakang
akademis yang befteda. Metoda ini bertujuan untuk
te l
rnenghasilkan pengarnr
keputusan untuk mr
tambahan dalam merrMetoda RRA rnern ilik r
sistcm. ( b) triangularpenuumpulan data dan i
Konscpsi dasar I
tekanannya pada keter
kegiatan. Metoda pRA
sebagai peneliti, ppembangunan cian buk;PRA terhadap pernban
pembangunan selalu d
masyarakat tinggal melr
tidak melalui suatu "pmasyarakat, tetapi seril
asumsi, survei, studi ata
petugas atau lembaga r
tcrsebut serrng tidak rel
tidak adanya rasa memiyakni dengan partisipasr
.;uga keterarnpilan-keter,
dialihkan kepada masya
ketergantungan pada
pengambilan prakarsa
dariaspirasi masvarakat r
Metoda PRA rmodifikasi dari metoda
RRA lRrptl l?ural Ap1
LSM dan peneliti yang
Walaupun ada beberap,
RRA, tetapi ada perbe
penekannya adalah padi
t
I
t
a Mikro, Kecil, dan Nlenengair I lg
ttom-up adalah rapid rural'ura I appra i sal (pP.j\).uk pengumpulan informasiterbatas ketika keputusanus diambil segera. Dewasaang dilaksanakan sebelumnua informasi di daerahogram pembangunan yang:elompok sasaran meskipun,ncanakan dan dipersiapkantidak diikutsertakan dalammasalahnya.
merupakan proses belajardisi perdesaaq, dilakukandiperlukan cara kerja yangng bersifat multidisiplin,dan pemilihan teknik yanggertian atau pemahaman
kerja tersebut tersebutgkat komunitas lokal yangiah.
mtara masyarakat desa danrnbangunan (detelopmentterangka unhrk m.,mahamiamping itn, metoda RRAecenderungan perubahan-rangi ketidakpastian yangrcnyelesaian masalah yang
metoda RRA menyaj ikanrkukan oleh dua atau lebihdengan latar belakang
r ini bertujuan untuk
19 lSitli flashiah
menghasilkan pengamatan kualitatif bagi keperluan pembuatkeputusan untuk menentukan perlu tidaknya penelitiantambahan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan.Metoda RRA memiliki tiga konsep dasar yaitu; (a) perspektifsistem, (b) triangulasi dari pengumpulan data, dan (c)pengumpulan data dan analisis secara berulang- ulang (iterative.).
Konsepsi rlasar pandangan PRA adatah pcndekatan yangtekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhankegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakatsebagai peneliti, p6rencana, dan pelaksana programpembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. KritikPRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-programpembangunan selalu diturunkan "dari atas,' (top down) danma$ya.ra,k4t tinggal rnelaksanakan. proses perenqnaan prq8ramtidak melalui suatu "penjajagan kebutuhan,, (need assesment)masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkanasumsi, survei, studi atau penelitian formal yang dilakukan olehpetugas atau lembaga ahli-ahli penelifian. Akibatnya programtersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dantidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. Dengan pB,{,yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki danjuga keterantpilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapatdialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara bertahapketergantungan pada pihak luar akan berkurang danpengambilan prakarsa dan perumusan progam bisa berasaldariaspirasi masyarukat (bottom up).
Metoda PRA didasarkan pada penyempumaan danmodifikasi dari metoda AEA (Agroecosystems Analysis) danRRA @apid Rural Appraisaf yang dilakukan oleh kalanganLSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika.Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda pRA danRRA, tetapi ada perbedaan secara mendasar. Metoda RRApenekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian
Pemberclaya.,rn Us$a Miko, Kecil, dan Meneagah | 20
informasi oleh 6rang luar. Sedangkan metoda pRA penekannyaadatah pada partisipasi dan pemberdayaan.
Menurut Chambers (1987) PRA lebih cocok disebutsebagai metoda dan pendekatan-pendekatan jamak daripadametoda dan pendekatan tunggal, dan PRA adalah menu yangmenyajikan daftar metoda dan teknik terbuka dan beragam.Dengan penekanannya pada partisipasi, maka metoda pRAmempunyai prinsip-prinsip: belajar dari masyarakat, orang luarsebagai fasilitator dan masyarakat sebagai pelaku, saling belajardan saling berbagi pengalaman, keterlibatan semua kelompokmasyarakat, bebas dan informal, menghargai perbedaan dantriangulasi.
Metoda PRA dibangun berdasarkan (a) kemampuan-kemarnpuan masyarakat desa setempat, (b) penggunaan teknik-teknik fasilitatif dan partisipatoris, dan (c) pemberdayaanmasyarakat desa setempat dalam prosesnya (Khan andSuryanata 1994).
Metoda PRA pada umumnya digunakan untukmengevalnasi 4 (empat) macam proses, yaitu: (l) appraisal danperencanaan secara partisipatoris, (2) pelaksanaan, pemantauan,evaluasi progam secara partisipatoris, (3) penyelidikan berbagaitopik (seperti; manajemen sumberdaya alam, keamanan pangan,kesehatan, dan lainJain), (4) pelatihan dan orientasi untukpeneliti dan masyarakat desa.
Alat-alat yang digunakan dalam metoda PRA serupadengan yang digunakan dalam metoda RRA, tetapi Medadalam tingkat partisipasi dari masyarakat desa dalam praktik dilapangan. Tidak seperti dalam RRA, masyarakat desa yangdilibatkan dalam PRA memainkan peran yang lebih besar dalampengumpulan informasi, analisis data dan pengembanganintervensi seperti pada program-program pengembangan
masyarakat yang didasarkan pada pengertian terhadap programsecara keseluruhan. Proses ini akan memberdayakan masyarakat
2tl
dan rnemben kesempa
kegratan dalam rremec:baik dibanding dengan
IJntuk mensel
masyarakat telah berha:
sasaran. se.jauh nrune
dibandrngkan. pcmbcr
berpusat pada brdang elmcmandirikan masyara
penting. Cara mengukr-
].'ang anrara lain relah d
vang hidup di barvahperanan industri kecil, rsebagainya.
Pembangunan nmenyangkut aspek ekorpendidikan dan kesehati
ukuran dikembangkan
buta aksara, angka partidan perguruan tinggi, ar
hidup, persentase pend
umur harapan hidup. Se.
Bappenas bersama BPS
rakyat yang menggabunl
pendidikan ke dalam sua
indeks kesejahteraan s€
UNDP yang dikenal der
(HDl) seperti telah dikenManusia juga har
abadi melalui pembanl
pemberdayaan masyar
masyarakat berakhlak. Tbudaya, yakni untuk mer
II
-.
E
:i
II
I
IIa
ii
ii
I
I
I
l
) PRA lebih cocok disebutpendekatan jamak daripadalan PRA adalah menu yangknik terbuka dan beragam.sipasi, ma,ka metoda pRAdari masyarakat, orang luar
ebagai pelaku, saling belajar:terlibatan semua kelompokmenghargai perbedaan dan
'dasarkan (a) kemampuan_pat, (b) penggunaan teknik-s, dan (c) pemberdayaanI prosesnya (Khan and
mnya digunakan untukes, yaitu: (1) appraisal danr pelaksanaan, pemantauan,l' (3) penyel idikan berbagaia alarn, keamanan pangan,ihan dan orientasi untuk
lam metoda pRA serupa)da RRA, tetapi berbedarkat desa dalam praktik dir, masyarakat desa yangan yang lebih besar dalamlata dan pengembanganprogam pengembangangertian terhadap programrmberdayakan masyarakat
2llSirri tiasbiah
dan memberi kesempatan kepada mereka untuk melaksanakankegiatan dalam memecahkan masalah mereka sendin yang lebihbaik dibanding dengan melalui intervensi dari luar.
Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaanmasyarakat telah berhasil, perlu ada pemantauan dan penetapansasaran, sejauh mungkin yang dapat diukur untuk dapatdibandingkan. Pemberdayaan masyarakat dcngan sendirinyaberpusat pada bidang ekonomi, karena sasaran utamanya adalahmemandirikan masyarakat, di mana peran ekonomi teramatp€nting. Cara mengukurnya telah banyak berkembang, sepertiyang antara lain telah disebut di atas indeks gini, jumlah orangyang hidup di bawah garis kemiskinan, jumlah desa miskin,peranan industri kecil, nilai tukar pertanian, upah minimum danscbagainya.
Pembangunan manusia yang berkualitas bukan hanyamenyangkut aspek ekonominya, tetapi juga sisi lainny4 yaitupendidikan dan kesehatannya. Di bidang ini, juga telah banyakukuran dikembangkan antara lain persentase penduduk yangbuta aksara, angka partisipasi sekolah untuk SD, SLTP, SLTAdan perguruan tinggi, angka kematian bayi per 1000 kelahiranhidup, persentase penduduk yang kurang gizi, dan rata_rstaumur harapan hidup. Selain itu juga sedang dikembangkan olehBappenas bersama BPS semacam angka indeks kesejahteraanrakyat yang menggabungkan indikator ekonomi, kesehatatl danpendidikan ke dalam suatu angka indeks. Di dunia internasionalindeks kesejahteraan semacam ini telah dikembangkan olehUNDP yang dikenal dengan nama Human Development Index(HDI) seperti telah dikemukakan di atas.
Manusia juga harus mempersiapkan diri untuk kehidupanabadi melalui pembangunan spiritual, sebagai bagian daripemberdayaan masyarakat, dalam rangka membangunmasyarakat berakhlak. Terkait dengan itu adalah pembangunanbudaya, yakni untuk menciptakan, di atas budaya yang menjadi
aha Mikro, Kecil, dan Menergah | 20
kan metoda pRA penekannyadavaan
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 22
jati diri bangsa Indonesia, sikap budaya kerja keras, disiplin,kreatit, ingin maju, menghargai prestasi dan siap bersaing.
Ukurannya tentu sangat relatif dan terutama bersifat kualitatif.
Dalam pembangunan budaya perlu dikembangkan
orientasi kepada ilmu pengetahuiilr dan teknologi.Pemberdayaan teknologi, merupakan jawaban yang
be{angkauan jauh ke depan Jan berkesinambungan dalam
membangun masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.
Pemberdayaan masyarakat harus pula berarti membangkitkan
kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktifdalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat yang secara
politik terisolasi bukanlah masyarakat yang berdaya, artinya
tidak seluruh aspirasi dan pot€nsinya tersalurkan. Maka, aspek
palitik juga tefi4ppi dalam pemberdayaan masyarakat, Salah
satu ukuranny4 seperti indikator yang dikembangkan Dasgupta
(1993), adalah hak berpolitik (mengikuti pemilu) dan hak sipil.
2rl
PENIBERDAYi
A. Sejarah Pemberdr
Pemberdayaan
sedang mernberdavak
N{enurut Merriam Wel
c ntp(,r4tcr mengandunr
atau authonty to a
kekuatan atau mendel(
uh iry to alat enubit
atau keperdayaan.
Beberapa Iite
pemberdayaan sudah I
vang menyebut sejak I
zam&n rcnat,tsancc, ya
determinisme keagan
sebagai upaya untuk k
serta monarki, maka
mulai muncul pada aba
Konsep pemt
pembangunan, ketikapembangunan. Di Erolindustrialisasi menci
produksi dan masyarak
negara sedang berker
ketika pembangunan
kesenjangan ekonomi,
masyarakat dari faktor-Karena kekr
pemberdayaan, maka
Mikro, Kecil, dar Menengah | 22
daya kerja keras, disiplin,estasi dan siap bersaing.
utama bersifat kualitatifya perlu dikembangkan
ahuan dan teknologi.pakan iarvaban yang
berkcsinambungan dalam
r, mandiri dan sejahtera.
la berarti membangkitkan
rt untuk berpartisipasi aktifMasyarakat yang secara
lat yang berdaya, artinyaL tersalurkan. Maka, aspek
dayaan masyarakat. Salahg dikembangkan Dasgupta
uti pemilu) dan hak sipil.
BAB IIPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
A. Sejarah Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment,
sedang memberdayakan adalah terjemahan dati emporrer.
Menurut Merriam Webster dan Oxford English Diction^ry, kataempower mengandung ilua pengertian, yaitu: ( 1) to give poweratau authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan
kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain; (2) to giveobility to alau enable atau usaha untuk memberi kemampuan
atau keperdayaan.
Beberapa literatur menyebutkan, bahwa konsep
pemberdayaan sudah lahir sejak revolgsi industri atau aM juga
yang menyebut sejak lahimya Eropa modem pada abad 18 atau
zafffln renaissance, yaitu ketika orang mulai mempertanyakan
determinisme keagamaan. Kalau pemberdayaan dipahami
sebagai upaya untuk keluar atau melawan diterminisme gereja
serta monarki, maka pendapat bahwa gerakan pembedayaan
mulai muncul pada abad pertengahan barangkali benar.
Konsep pemberdayaan mulai menjadi diskursuspembangunan" ketika orang mulai mempertanyakan maloupembangunan. Di Eropa, wacana pemberdayaan muncul ketikaindustrialisasi menciptakan masyarakat penguasa faktorproduksi dan masyarakat yang peke{a yang dikuasai. Di negara-
negara sedang berkembang, wacana pemberdayaan muncul
ketika pembangunan menimbulkan disinteraksi sosial,
kesenjangan ekonomi, degradasi sumberdaya alam, dan alienasi
masyarakat dari faktor-fallor produksi oleh penguasa.
Karena kekurangtepatan pemahanan mengenai
pemberdayaag naka dalam wacana praklik pembangunan,
23 lSitti Hasbiah
Pernbcrdaya:n Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 24
pemberdayaan dipahami secara kragam. Yang paling umum
adalah pemberdayaan disepadankan dengan partisipasi. Padahal
keduanya mengandung pengertian dan spirit yang tidak sama.
B. Konsep PemberdayaanKonsep pemberdayaan lahir sebagai antitesis terhadap
model pembangunan dan model industrialisasi yang kurang
memihak pada rakyat mayoritas. Konsep ini dibangun dari
kerangka logik sebagai berikut (1) bahwa proses pemusatan
kekuasan terbangun dari pemusatan penguasaan faktor produksi;
(2) pemusaran kekuasaan faktor produksi akan melahirkan
masyarakat pekerla dan masyarakat yang pengusaha pinggiran;
(3) kekuasaan akan membangun bangunan atas atau sistem
pengetahuan, sistem politilq sistem hukum, dan ideologi yang
manipulatif untuk memperkuat dan legitimasi; dan (4) kooptasi
sistem pengetahuan, sistem hukum, sistem politilq dan ideologi,
secara sistematik akan menciptakan dua kelompok masyarakat,
yaitu masyarakat berdaya dan masyarakat tunadaya.
Akhimya yang terjadi adalah dikotomi, yaitu
masyarakat yang berkuasa dan manusia yang dikuasai . Untuk
membebaskan situasi menguasai dan dikuasai, maka harus
diiakukan pembebasan melalui proses pemberdayaan bagi yang
dikuasai (empowerment of the powerless).
Pengalaman empirik dan pengalaman historis dari format
sosial ekonomi yang dikotomis ini telah melahirkan berbagai
pandangan mengenai pemberdayaan. Pandangan pertama,
pemberdayaan adalah penghancuran kekuasaan ata,r power to
nobody. Pandangan ini didasari oleh keyakinan, bahwa
kekuasaan telah menterasingkan dan menghancurkan manusia
dari eksistensinya. Oleh sebab itu untuk mengembalikan
eksistensi manusia dan menyelamatkan manusia dari
keterasingan dan penindasan, maka kekuasaan harus
2sI
ii
I
I
:
1
I
dihapuskan. Pandang
kekuasaan kepada
Pandangan ini didas
vang terpusat akar
mengalienasi hak no
vang dikuasai. Oleh
kc scmua orang, agi
diri. Pandangan ketilyang lemah tanpa nadalah pandangan y,
lainnya. Pandangan irtrobody- dan pandanga
ini, gtwer lo nlboeverybody adalah chpandangan ketiga, .
powerless.
Ketiga pandar
seksama, temyata ber
dan praksis pemberd
konsep pemberdayaa
hanya berkutat di "r
konformis- Karena
struktur ekonomi sud
adalah usaha bag
menyesuaikan dengardari konsep ini merub
pemberian santunan, s
p€mbangunan prasara
sering disebut seba6
pemberdayaan yang
pemberdayaan reform
ekonomi, politik dan tada pada kebijakan o1
a Mikro, Kecil, dan Menengan | 24
agam. Yang paling umum
dengan partisipasi. Padahal
n spirit yang tidak sama.
sebagai antitesis terhadap
ndustrialisasi yang kurang
Konsep ini dibangun darir bahwa proses pemusatan
)enguasaan faktor produksi;
)roduksi akan melahirkanyang pengusaha pinggiran;rangunan atas atau sistem
hukunt dan ideologi yang
egitimasi; dan (4) kooptasiristem politik, dan ideologi,
dua kelompok masyarakat,'akat tunadaya.
adalah dikotomi, yaitu
.Nia yang dikuasai . Untuklan dikuasai, maka harus:s pemberdayaan bagi yang
'ess) .
Blaman historis dari formattelah melahirkan berbagai
an. Pandangan pe(ama,kekuasaan alatJ power looleh keyakinan, bahwa
r menghancurkan manusia
tu untuk mengembalikan
lamatkan manusia darimaka kekuasaan harus
25 lSrtr r tlashr,r lr
dihapuskan. Pandangan kedua, pemberdayaan adalah pembagiankekuasaan kepada setiap orang (porter to everybocly).Pandangan ini didasarkan pada keyakinan, bahwa kekuasaanyang terpusat akan menimbulkan abuse dan cenderungmengalienasi hak normatif manusia yang tidak berkuasa atauvang dikuasai. Oleh sebab itu, kekuasaan harus didistribusikanke semua orang, agar semrra orang dapat mengaktualisasikandiri. Pandangan ketiga, pemberdayaan adalah penguatan kepadayang lemah tanpa menghancurkan yang kuat. pandangan iniadalah pandangan yan! paling moderat dari dua pandanganlainnya. Pandangan ini adalah antitesis dari pandangan power ronobody dan pandangan power to everybody Menurut pandanganin, power to nobody adalah kemustahilan dan power toevsrybody adalah chaos dan anarki. Oleh sebab itu menurutpandangan ketiga, yang paling realistis adalah power ropowerless.
Ketiga pandangan tersebut di atas, kalau dikaji secaraseksama, temyala berpengaruh cukup signifikan dalam konsepdan praksis pemberdayaan. Di lapangan, paling tidak ada 3konsep pemberdayaan. Konsep pertama, pemberdayaan yanghanya berkutat di "daun" dan ..ranting', atau pernberdayaankonformis. Karena struktur sosial, struktur ekonomi, rtenstruktur ekonomi sudah dianggap gtven, maka pemberdayaanadalah usaha bagaimana masyarakat tunadaya harusmenyesuaikan dengan yang sudah given tersebut. Bentuk aksidari konsep ini merubah sikap mental masyarakat tunadaya danpemberian santunan, seperti misalnya pemberian banhnn modal,pembangunan prasarana pendidikan, dan sejenisnya_ Konsep inisering disebut sebagai magical paradigm. Konsep kedua,pemberdayaan yang hanya berkutat di -batang- ataupemberdayaan reformis. Artinya, secara umum tatanan sosial,ekonomi, politik dan budaya, sudah tidak ada masalah. l{asalahada pada kebijakan operasional. Oleh sebab itu, pemberdayaan
I)embcrdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 26
gaya ini adalah mengubah dari top down menladi bottom up,
sambil mengembangkan sumberdaya manusianya, mengrxltkan
kelembagaannya, dan sejenisnya. Konsep ini sering disebut
sebagar naive paradigm. Konsep ketiga" pemberdayaan yang
hanya berkutat di "akar" atau pemberdayaan struktural. Karena
tidak berdayanya masyarakat disebabkan oleh strullur politik,
ekonomi, dan sosial budaya, yang tidak memben ruang bagi
masyarakat lemah untuk berbagi kuasa dalam bidang ekonomi,politik, dansosial budaya, maka stul(ur itu yang harus ditinjaukembali. Artinya, pemberdayaan hanya dipahami sebagai
penjungkirbalikan tatanan yang sudah ada. Semua tatanan
dianggap salah dan oleh karenanya harus dihancurkan, seperti
misalnya mernfasilitasi rakyat untuk melawan pemerintah,
memprovska$i masyarakat mtskin untuk mclawan arang kaya
dan atau pengusah4 dan sejenisnya. Singkat kata, konsep
pemberdayaan masyarakat yang hanya berkutat pada akar adalah
penggulingan the powerful. Konsep ketiga ini sering disebut
sebagai cr it ical paradigm.
Oleh Pranarka dan Moelyarto (1996), karena kesalah-
pahaman mengenai pemberdayaan ini, maka menimbulkan
pandangan yang salah, seperti bahwa pemberdayaan adalah
proses penghancuran kekuasaan, proses penghancuran negara,
dan proses penghancuran pemerintah.
Menurut Karl Marx, pemberdayaan masyarakat adalah
proses perjuangan kaum powerless untuk memperolah surplus
value sebagai hak normatiftrya. Pe{uangan memperoleh szrplzs
volze dilakukan melalui distribusi penguasaan faktor-faktorproduksi. Dan perjuangan untuk mendistribu sikan penguasaan
faktor-faklor produksi harus dilakukan melalui perjuangan
politik. Kalau menurut Marx, pemberdayaan adalah
pemberdayaan masyarakat, maka menurut Fiedmann,
pemberdayaan harus dimulai dari rumah tangga. Pemberdayaan
rumah tangga adalah pemberday aan yang mencakup aspek
21 I
sosial, politik, dan
pemberdayaan sosial
lemah memperoleh a
keterampilan, akses un
dan akses ke sumber-s
pemberdavaan politikyang lcmah memrlikeputusan publik yan
Sedang pemberdayaar
membangun kepercaya
Karl Marx dan Friedmpengertian pemberdal,;
Robert Dahl (1963), KrPaul( 1987), yang pada
adalah penguatan mas.
proses pengambilan I
depannya, penguatan
faktor-faktor produksi,
menentukan pilihan rna
Dari berbage
pemberdayaan, maka dekonomi masyarakat a,
produksi, penguatan I
penguatan masyarakat
memadai, dan pengr .
informasi, pengetahuan
secara multi aspek, b.
mapun aspek kebijakanperekonomian masyara
spesifik, maka konsep ,
masyarakat tidak dapal
memformulasikan kons,
pemberdayaan ekonom
I
t down menjadi bottom up,
ya manusianya, menguatkan
Konsep ini sering disebut
ketiga, pemberd ayaan yang
rerdayaan struktural. Karena
rabkan oleh struktur politik,
; tidak memberi ruang bagi
rasa dalam bidang ekonomi,
rktur itu yang harus ditinjauhanya dipahami sebagai
;udah ada. Semua tatanan
r harus dihancurkan, seperti
rntuk melawan pemerintah,
untuk melawan orang kayatya. Singkat kata, konsep
ya berkutat pada akar adalah
ep ketiga ini sering disebut
rto (1996), karena kesalah-
r ini, maka menimbulkanrhwa pemberdayaan adalah
roses penghancuzrn negara,
h.
:rdayaan masyaralat adalah
nntuk memperolah surplus
i uangan memperoleh surp I us
i penguasaan faktor-faktorendistribu sikan penguasaan
kukan melalui peduangan
l, pemberdayaan adalah
&a menurut Fiedmann,
rmah tangga. Pemberdayaan
tan yang mencakup aspek
2TlSitti Ilashiah
sosial, politik, dan psikologis. Yang dimaksud denganpemberdayaan sosial adalah usaha bagaimana rumah tanggalemah memperoleh akses informasi, akses pengetahuan danketerampilan, akses untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial,dan akses ke sumber-sumber keuangan. yang dimaksud denganpemberdayaan politik adalah usaha bagaimana rumah tanggayang lemah memiliki akses dalam proses pengambilankeputusan publik yang mempengaruhi masa depan mereka.Sedang pemberdayaan psikologis adalah usaha bagaimanamembangun kepercayadn diri rumah tangga yang lemah. SelainKari Marx dan Friedmann, masih banyak pandangan mengenaipengertian pemberdayaan, seperti Hulme dan Tumer (1990),Robert Dahl (1963), Kassam (1989), sen dan Grown (1987), danPaul(!982), y4ng pada pnnsipnya adalah bahwa psmhrdayaanadalah penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalamproses pengambilan keputusan yang mempenganrhi masadepanaya, penguatan masyarakat untuk dapat memperolehfaktor-faktor produksi, dar penguatan masyarakat untuk dapatmenentukan pilihan masa depannya.
Dari berbagai pandangan mengenai konseppemberdayaan, maka dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaanekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faklor-fahorproduksi, penguatan penguasann distribusi dan pemasaran,penguatan masyarakat untuk mendapatkan gajilupah yangmemadai, dan penguatan masyarakat untuk memperolehinformasi, pengetahuan dan keterampilan, yang harus dilalokansecara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri,mapun aspek kebijakannya. Karena persoalan atau isu strategisperekonomian masyarakat bersifat lokal spesifik dan problemspesifik, maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomimasyarakat tidak dapat diformulasikan secara generik Usahamemformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk operasionalpemberdayaan ekonomi masyarakat secara generilg memang
ha Mikto, Kecil, dan Menengah | 26
l)emberdayaar Usaha Mikro, Kcrl, dan Mencngah | 2t
p€nting, tetapi yang jauh lebih penting, adalah pemahaman
bersama secara jemih terhadap kara}teristik permasalahan
ketidakberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Sebab dengan
pemaharnan yang jernih mengenai ini, akan lebih produllif
dalam memformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk
operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sesui
dengan karakteristi k permasalahan lokal.
Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat lemah
adalah dalam hal akses untuk memperoleh modal' Dalam pasar
uang, masyarakat perdesaan baik yang petani, buruh, pengusaha
mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah' terus
didorong untuk meningkatkan tabungan' Tetapi ketika mereka
membutuhkan modal, mereka diperlakukan diskriminatif oleh
lembaga keuallgan. Sehingga y4ng terjadi adalah aliran modal
dari masyarakat lemah ke masyarakat yang kuat Lembaga
keuangan atas posisinya sebagai perantara, maka di dal-amnva
berbaii resiko dengan borrowers, memberikan informasi
kepada borrower, dan menyediakan likuiditas Kenyataan yang
terjadi, kepada masyarakat lemah dan pengusaha kecil'
peilatutan atas ketiga hal tersebut juga diskriminatif Dan atas
p"rf**t yang tidak adil itu, masyarakat tidak memiliki
L"ku.tun t *u, m"nawar dengan pihak lembaga kuangan'
Salah satu dari tujuan akhir pemberdayaan masyarakat
dalam bidang ekonomi adalah meningkatnya pendapatan
masyarakat lemah. Pendapatan masyarakat pada umumnya
U"r"."f a* dua anasir, yaitu dari upalr/gaji dan dari surplus
usaha. Dari anasir upah/gaji, pada umumnya masyakat yang
tunadaya hanya menerima upah/gaji rendah' Rendahnya
galiiupah yunj dit".i." masyarakat tunadaya ini disebabkan
k"r"nu ,n"."ku pada umumnya memiliki keterampilan yang
terbatas dan sikap mental yang buruk (need achievment rendah'
tidak disiplin). Rendahnya keterampilan masyarakat tunadaya
disebabkan karena akses atau kesempatan mereka uniuk
nrendapatkan pelayana
Oleh sebab rtu, pember
realistis untuk masyar
melalui lflirmut ilc ac1
masyarakat tunadaya ) r
tt/lirnul rva actnn bagiharus rncrtiliki dana. U
rnelalui kebijakan fi skal
Demikian pula <
masyarakat tunadaya
rnemiliki, maka merekz
dan atau tanah, dan ata
distribusi (baik pada pa
pasar barang). Keempa
lain, Oleh sebab itu
masyarakat dari sisi sur
komprehensiiPenanganan ker
kendala tanah tidak
pendekaan ekonomi st
politik yang harus ditt
ekonomi masyarakat tidpolitik dan kebijakan Po
Tesis ini, aPabil
semua, bahwa pembt
menjadi komitmen dar
sekali lagi, dimensi Yan
masyarakat dalam bida
bagaimana dengan kt
birokrasi pemerintah. !pemahaman birokrasi
paling tidak daPat mer
pemberdayaan menur
2eI
ra Mikro, Kecil, dan Menargah | 2t
enting, adalah pemahaman
karakteristik p€rmasalahan
ang ekonomi. Sebab dengan
i ini, akan lebih produktifpendekatan, dan bentuk
ni masyarakat yang sesuai
)kal.
rdapi oleh masyarakat lemah
reroleh modal. Dalam Pasar
ng petani, buruh, pengusaha
:ngusaha menengah, terus
ngan. Tetapi ketika mereka
rlakukan diskriminatif oleh
terjadi adalah aliran msdal
rakat y-ang kuat. I-embaga
:rantara, maka di dalamnYa
rs, memberikan informasi
r likuiditas. Kenyataan Yang
rh dan pengusaha kecil,
iuga diskriminatif. Dan atas
nasyarakat tidak memiliki
ak lembaga kuangan.
pemberdayaan masYarakat
meningkatnYa PendaPatan
lasyarakat Pada umumnYa
upah/gaji dan dari surPlus
. umumnya masyakat Yang
r/gaji rendah. RendahnYa
rt tunadaya ini disebabkan
remiliki keterampilan Yang
k (need achievment rendah,
rpilan masYarakat tunadaYa
(esempatan mereka untuk
29 lSi11i Hasbintr
mendapatkan pelayanan pendidikannya pada umumnya buruk.Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang cukuprealistis untuk masyarakat pekerja yang tunadaya, adalahmelalui ufirmative action (misalnya subsidi pendididikan bagimasyarakat tunadaya) di bidang pendidikan. Untuk melakukanaJfirmat ive action ba$ masyarakat tunadaya, maka pemerintah
harus memiliki dana. Untuk mendapatkan dana oapat dilakukanmelalui kebijakan fiskal, misalnya dengan pajak progresif
Demikian pula dari anasir surplus usaha. Sebagian besar
masyarakat tunadaya tidak memiliki usaha, atau kalaupun
memiliki, maka mereka menghadapi kendala dalam hal modal,
dan atau tanah, dan atau kemampuan sumberdaya manusia, dan
distribusi (baik pada pasar input maupun pada pasar output atau
pasar bamng). Keempat kendala in! saling berkaltan $atu s4ma
lain. Oleh sebab itu dalam rangka pemberdayaan ekonomi
masyarakat dari sisi surplus usaha, maka perlu ditangani secara
komprehensiiPenanganan kendala modal, kendala distribusi, dan
kendala tanah tidak seluruhnya dapat dilakukan melalui
pendekatan ekonomi semata. Karena banyak dimensi-dimensi
politik yang harus ditangani. Oleh sebab itu, pemberdayaan
ekonomi masyarakat tidak dapat dilakukan tanpa pemberdayaan
politik dan kebijakan politik.
Tesis ini, apabila diterima, akan menuntut kepada kita
semua, bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat harus
menjadi komitrnen dan kebijakan semu departemen. Sebab
sekali lagi, dimersi yang harus ditangani dalam pemberdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi, bersifat multi. Sekarang
bagaimana dengan konsep pemberdayaan ini dikalangan
birokasi pemerintah. Walaupun urian berikut tidak mewakili
pemahaman birokrasi pemerintah secara keseluruhan, tetapi
paling tidak dapat membantu kita untuk memahami konsep
pemberdayaan menurut birokrasi pemerinta[ kc'nsep
I
!I
II
III
IIII
Pcmberdayaan Us$a Mikro, Kecil, dart Menengah | 30
pemberdayaan ekonomi secara ringkas dapat dikemukakan
sebagai b€rikut:1. Perekonomian rakyat adalah pereknomian yang
diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang
deselenggarakan oleh rakyat adalah bahwa
perekonomian nasional yang berakar pada potensi
dan kekualan masyarakat secara luas untuk
menjalankan roda perekonomian mereka sendiri'
Pengertian rakyat adalah semua warga negara.
2. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk
menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan
berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang
benar. Karena kendala pengembangan ekonomi
rakyat adalah kendala slruktural, maka
pemberdayaan ekonomi rakyat harus dilalarkan
melalui Perubahan struktural'
3. Perubahan struktural yang dimaksud adalah
perubahan dari ekonomi tradisional ke ekonomi
modenr, dari ekonomi lemah ke e konomi kuat' dari
ekonomi subsisten ke ekonomi pasar' dari
ketergantungan ke kemandirian' LangkahJangkah
proses perubahan struktur, meliputi: (1)
pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya:
(2'l penguatan
teknologi; dan
manusia.
kelembagaan; (3)
(4) pemberdaYaan
penguasaan
sumberdaYa
4 Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya
dengan peningkatan produktivitas, memberikan
kesempatan berusaha yang sama, dan hanya
memb"rikan suntikan modal sebagai stumulan' tetapi
harus dijamin adanya ke{asama dan kemitraan yang
erat antara yang telah maju dengan yang masih
lemah dan belum berkembang'
5 Kebrjakannva
adalah: ( l) pe
besar kepada
memperkuat 1
ekonomi raky,
sekadar prrcekeschatan: (.
mendorong mpemeratiun spi
6. Kegiatan peml
peningkatan '
peningkatan apeningkatan a
mendukung la
lokal.Dari enam butir pc
masyarakat ini, dapat dismasyarakat tidak dapat c
daun saja, atau cabang sa.
karena permasalahan yang
masing aspek; (2) pembr
ekonomi, tidak cukup hanltetapi juga harus ada
masyarakat, penguatan sL
prasaftm anya, dan penguata
masyarakat dalam bidang
rakyat, harus dilakukan se
mendiskriminasikan ekono.
usaha mikro, usaha keciladalah jatan yang hartmasyarakat dalam bidang
ekonomi rakyat menuju ekefisien; dan (5) pemberc
3l | \
.aha Mikro, iecil, dan Menengah | 30
ringkas dapat dikemukakan
adalah pereknomian yang
rakyat. Perekonomian yang
rakyat adalah bahwa
yang berakar pada Potensirrakat se&ra luas untuk
Ekonomian mereka sendiri.
I Semua warga negara.
i rakyat adalah usaha untuk
rng kuat, besar, modem, dan
alam mekanisme pasar yang
ta pengembangan ekonomi
ndala strukM, maka
ri rakyat harus dilakr.rkan
tural.yang dimaksud adalah
mi tradisional ke ekonomi
emah ke e konomi kuat, dari
ke ekonomi Pasar' dari
nandirian. tangkahJangkah
struktur, meliPuti: (1)
pemberdayaan sumberdayal
nbagaan; (3) Penguasaanpemberdayaan sumberdaYa
i rakyat, tidak cukuP hanYa
produktivitas, memberikan
yang sama, dan hanYa
odal sebagai stumulan, tetaPi
e{asama dan kemitraan Yang
maju dengan Yang masih
obang.
3llS,rtr llashiah
5. Kebijakannya dalam pembedayaan ekonomi rakyatadalah: (1) pembenan peluang atau aks€s yang lebihbesar kepada aset produksi (khususnya modal); (2)memperkuat posisi transaksi dan kemifaan usahaekonomi rafuat, agar pelaku ekonomi rakyat bukansekadar price taker'. (3) pelayanan pendidikan dan
kesehatan; (4) penguatan industri kecil; ())mendorong munculnya wirausaha baru; dan (6)pemerat""n spasial.
6. Kegiatan pefnberdayaan masyarakat mencakup: (l)peningkatan akses bantuan modal usaha; (2)peningkatan akses pengembangan SDM; dan (3)
peningkatan akses ke sarana dan prrisarana yang
rngndukung langsung sosial ekonomi masyalakat
lokal.
Dari enam butir pokok mengenai konsep pernberdayaan
masyarakat ini, dapat disimpulkan, bahwa: (1) pemberdayaan
masyarakat tidak dapat dilakukan hanya melalui pendekatan
daun saja, atau cabang saja, at au batang saja, atau akar saja;
karena permasalahan yang dihadapi memang ada pada masing-
masing aspek; (2) pemberdayaan masyarakat dalam bidang
ekonomi, tidar: cukup hanya dengan pemberian modal bergul ir'tetapi juga harus ada penguatan kelembagaan ekonomi
masyarakat, penguatan sumberdaya manusiany4 penyediaan
pmsarananya, dan penguatan posisi tawamya; (3) pemberdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi atau penguatan ekonomi
rakyat, harus dilakukan secara elegan tanpa menghambat dan
mendiskriminasikan ekonomi kua! untuk itu kemitraan antar
usaha mikro, usaha kecil usaha menengah, dan usaha besar
adalah jalan yang harus ditempuh; (4) pemberdayaan
masyarakat dalam bidang ekonomi ad:lah proses penguatan
ekonomi rakyat menuju ekonomi rakyat yang kokoh, modem,
efisien, dan (5) pemberdayaan masyarakat dalam bidang
33
penguatan ekonolni I
(spesitikasr hak) atas tiasp€k ini, maka pemb(
menyentuh permukaannr
3. Distorsi Konsep
Distorsi kc.rsr:p
adalah hal yang umumpemberdayaan masyarak
segi konsep umum. pel
ekonomi cukup jeldi implcmcntasikan, tcr-i;
terjadi karena beberapa
masih bersifat umum,pelaksana atau penyusun
dimana setiap proyek
secara administrasi, sec
kadang-kadang sulitadministrasi yang sudah I
adalah. desain proyek ha
sebaliknya. Pemberdayat
perubahan administrasi.kesulitan untuk dilaksana
Pemberclayaan Usaha N{ikro, Kecil, dan Menengah | 32
ekonomi, trdak dapat dilakukan melalui pendekatan individu,
melainkan harus melalui pendekatan kelompok.
C. Implikasi Pemberdayaan Ekonomi
1. Efektivitas dan Efisiensi Program Pemberdayaan
Kita patut bergembira, karena dalam 5 tahun terkahir ini
banyak sekali program pernberdayaan yang dilaksanakan oleh
banyak pihak, mulai dari pihak pemerintah, pihak swasta,
maupun pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM) Ini
indikasi, bahwa pemberdayaan sebagai paradigna baru pe
mbangunan, telah menjadi komitmen dari semua komponen
bangsa. Untuk efektivilas dan efisiensi, ada beb€rapa hal yang
perlu mendapat perhatian kita bersama Beberapa hal dimaksud
antara lain: (l) perlu ada kesamaan paham mengenai konsep
pemberdayan, sebab pada akhir-akhir ini berbagai
program./proyek pembangunan diberi lebel pemberdayaan'
walaupun sebenarnya justru mengingkari makna pemberdayaan;
dan (2) perlu ada koordinasi antarlembaga dan bahkan dalam
lembaga dalam gerakan pemberdayaan ini, sebab ditengarai ada
banyak kegiatan/proyek yang saling tumpang tindih dan mirip
satu sama lain dengan nama yang berbeda'
2. Penguasaan Faktor ProduksiDari banyak progam pemberdayaan yang selama ini
telah dilakukan, hampir tidak ada yang mencoba memasuki
aspek yang cukup fundamental, yaitu aspek penguasaan faktor-
faktor prod uksi oleh rakyat. Kalaupun ada umumnya pada
faktor produksi modal. Untuk faktor produksi lahan (lahan
pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan) masih belum
iisertrt. Kelangkaan atau ketidakberanian menyentuh aspek
ini, barangkali disebabkan kandungan politik yang cukup tinggi'
Apapun alasannya, aspek ini perlu mendapat perhatian dalam
t"rurgk" pemberdayaan ekonomi rakyat Sebab pada dasarnya
4. Penguatan SDMHampir pada se
pengernbangan sumberd
komponennya. Tetapi
pemberdayaan, aspek pe
hanya dilakukan ala kadt
rencana straregis untuk
dalam rangka pengembat
pengembangan sumbe
pemberdayaan ekonomi
)a Mikro, Kecil, dan Menengah | 32
relalui pendekatan individu,
r kelompok.
tomr
33lS il l i ll a s l, ir lr
'am Pemberdayaan
ta dalam 5 tahun terkahir ini
ran yang di laksanakan oleh
pemerintah, Pihak swasta,
r masyarakat (LSM). Ini
:bagai paradigma baru Pe
nen dari semua komPonen
iensi, ada beberaPa hal Yang
ma. Beberapa hql dimaksud
rn paham mengenai konsep
khir-akhir ini berbagai
iberi lebel Pemberdayaan,
rgkari makna Pemhrdayaan;
lombaga dan bahkan dalam
aan ini, sebab ditengarai ada
g tumpang tindih dan miriP
:rbeda.
penguatan ekonomi rakyat adalah penguatan pemilikan(spesifikasi hak) atas thktor-fbktor produksi. Taapa memasukiaspek ini, maka pemberdayaan ekonomi rakyat, hanya akanmenyentuh permukaannya saja.
3. Distorsi KonsepDistorsi konsep dalam implementasi dan kebijakan
adalah hal yang umum terjadi. Demikian juga dalam programpemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi. Dilihat darisegi konsep umum, p,timberdayaan masyarakat dalam bidangekonomi cukup jelas dan logik. Tetapi ketikadiimplementasikan, terjadi pendangkalan yang luar biasa. Initerjadi karena beberapa hal, antara lain: (1) konsepmya sendiri
masih bersifat umum, sehingga dipahami beragam olehpelaksana atau penyusun progam; dan (2) kendala administrasi,
dimana setiap proyek harus dapat dipertanggungiawabkan
secara administrasi, sedang dalam program pemb erdayaan
kadang-kadang sulit didamaikan dengan persyaratan
adninistrasi yang sudah baku. Oleh sebab itu, yary paling aman
adalah, desain proyek harus menyesuaikan administrasi, bukan
sebaliknya. Pemberdayaan masyarakat tanpa didukung dengan
perubahan administrasi pembangunan, akan mengalami
kesulitan untuk dilaksanakan.
4. Penguatan SDMHampir pada setiap program pemberdayaan, aspek
pengembangan sumberdaya manusia dijadikan salah satu
komponennya. Tetapi juga hampir disemua progmm
pemberdayaan, aspek pengembangan sumberdaya manusia ini
hanya dilakukan ala kadamya. Tidak ada usaha sistematik dan
rencana straregis untuk pengembangan sumberdaya manusia
dalam rangka pengembangan ekonomi rakyat. Oleh sebab ihtpengembangan sumberdaya manusia dalam rangka
pemberdayaan ekonomi rakyat, harus mendapat penanganan
berdayaan Yang selama ini
r yang mencoba memasuki
itu aspek penguasaan faktor-
laupun ada umumnYa Pada
ktor produksi lahan (lahan
n, kehutanan) masih belum
kberanian menYentuh asPek
an politik yang cukuP tinggi.
r mendaPat Perhatian dalam
rakyat. Sebab Pada dasamYa
Pemberdayaan Usaha N,likro, Kecil, dan Menengah | 34
yang serius. Sebab sumberdaya manusia adalah unsur paling
f'undamental dalam penguatan ekonomi rakyat.
5. Spesifik Lokasi dan PermasalahanKarena permasalahan yang dihadapi masyarakat
tunadaya bersifat spesifik, baik dari aspek lokasi maupun dari
aspek permasalahan, maka tidak mungkin didesain program
pemberdayaan yang bersifat generik. Realitanya, hampir semua
progam pemberdayaan ekonomi rakyat, didesain generik.
Kesalahan yang paling fatal, yang selarna ini dilakukan adalah,
adanya anggapan bahna permasalahan mendasar masyarakat
tunadaya adalah permasalahan modal, oleh sebab itu setiap
progam pemberdayaan selalu ada komponen bantuan modal
bergulir. Padahal anggapan itu tidak selalu benar. Akibatnya,
banyak progam-progam pemberdayaan ekonomi rakyat yang
hasilnya tidak menyentuh permasalahan pokoknya.
3sI
PEMBANGTJNAI
MA
.{. .ll{odel Pembangunan ,
Model pembanguni
kebijakan yang disusun
internastonal dari negara-
oleh negara-negara misl"menghapuskan kemiskinadengan stralegi "pertul
anggap sebagai kemiski"rendahnya pendapatan pe
dapat ditingkatkan, menunketerbelakangan akan terp(
penumbuhan ekonomi dirayakni; industrialisasi, pe
melalui revolusi hijau, inviGNP, dan "trickle down eflt
Setelah tiga dasawar
ekonomi tidak dr
keterbelakangan, rnelainkar
Bahkan kemiskinan massal :
dari pola pertumbuhan itu
acapkali berbicara tentang
menurut lbrdhim Samater :
Sebuuh Ewlusi l'aori i)ct
merupakan bagran dari upayz
sesungguhnya adalah mere
pembangunan pertumbuhan"
iz Mikro, Kecil dan Menengah | 34
ranusia adalah unsur Paling
omi rakyat.
ehan
ans dihadaPi masyarakat
,ri Lpek lokasi mauPun dari
mungkin drdesain Program
ik. RealianYa, hamPir semua
i rakyat, didesain generik
selama ini dilakukan adalah
dahan mendasar masyarakat
rodal, oleh sebab itu setiaP
a komPonen bantuan modal
Cak selalu benar' .Akibatnya'
clayaan ekonomi rakyat Yang
tahan PokoknYa'
35 l5tlti Ha\hiall
BAB UIPEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
A. Model Pembangunan OrtodokModel pembangunan ortodok yaitu suatu formula dan
kebijakan yang disusun dan didesakkan oleh korporasi
intemasional dari negaia-negara industri untuk dilaksanakan
oleh negara-negara miskin melalui apa yang diesebut
"menghapuskan kemiskinan" melalui "pembangunan ekonomi"
dengan strategi "pertumbuhan ekonomi". Yang mereka
anggap sebagai kemiskinan dan keterbelakangan adalah
"rendahnya pendapatan perkapita'. Jika pendapatan perkapita
dapat ditingkatkan, menurut mereka masalah kemiskinan dan
keterbelakangan akan terpecahkan. Menurut formula tersebut'
pertumbuhan ekonomi diramu dengan beberapa komponen inti
yakni: industrialisasi, peningkatan produktivitas p€rtanian
melalui revolusi hijau, investasi modal lebih besar, kenaikan
GNP, dan "trickle down efect". Beg;ttulah rumus Kuznets'
Setelah tiga dasawarsa terlampaui, temyatas pertumbuhart
ekonomi tidak disertai turunnya kemiskinan dan
keterbelakangarl melainkan yang terjadi adalah sebalilnya'
Bahkan kemiskinan massal selalu menjadi bagian tak terpisahkan
dari pola pertumbuhan itu sendiri. Memang para elit tersebut
acapkali berbicara tentang situasi *ketidahaerataan" namun
menurut lbrahim Samatet : @ari Pertumbuhan ke Bastc Nee4
Sebuuh Ewlusi Tettri Pertumbuhun), l:rrl tersebut hanyalah
merupakan bagian dari upaya "menipu rakyat" karena yang terjadi
.".urrggrtt tyu adalah mereka hanya bicara: "strategi-stralegi
pembangu:an Pertumbuhan" saja'
Pemberday'-an Usaha Mikro, Kecil' dar Mcnengah | 36
Formula "p€rtumbuhan" telah mengalami evolusi sebagai
akibat dari kitik yang kuat terhadap situasi "k€tidakmerataan"'
Berbagai kritik tersebut menumbuhkan keyakinan pada lembag-
lembaga intemasional dan para elit politik dan ekonomi negara
ketiga yaitu bahwa model pembangunan ortodok yang
mempercayakan pada pertumbuhan GNP tidak akan memberi
keuntungan kepada kaum miskin dinegara berkembang' dan jusa
tidak memberi keuntungan segera pada mereka Oleh karena itu
'pertumbuhan haruslah dibarengi dengan pemerataan'
Setidak+idaknya, selama tiga dasawarsa ini' model
pembangunan di negara-negara ketiga (termasuk Indonesla) sangat
dip".g.;hi oleh 7 formula "pertumbuhan dan pemerataan"
sebagai berikut' 7. p|aplyoment generatiQn (penyerapan t-ena$
kerja/Padat karYa)
2. Redirecting investment (pengerahan kembali Investasi
secara besar-besaran)'
3. Meeting basic needs (pemenuhan kebutuhan dasar)'
4. Hwnan resource developmenr (pembangunan sumber
daYa manusia)'
5. Agrictttual ftrst developement (pembangunan dengen
mengutamakan Pertanian)'
6. Integrared rural development (pembanggunan
@esaan terPadu)
7. The new interrational economrc order (tata ekonomt
dunia baru)'
James Weaver, K P' Jameson dan fuchard N'Blue
lenatisa Xritit terhadap Pendekatan Pertumbuhan dan
Pemerataan) menyatakan bahwa meskipun tujuh formula
"pertumbuhan dan pemerataan" memperluas perhatiannya pada
upaya-upaya pemerataatL nzunun semuanya tetap saja masih
;:il ;;o; keluar dari pdakan dasar'perhrmbuhan' vakni
t"tup U"-*f,u menjawab kebutuhan-kebutuhan material'
Sebaliknya ketujuh tbrmmenghindarr untuk menlitundamental dalam kehidvang bersifat non matenz
keamanan, partisipasi. dr
tersebut mereka tetap tida
iang sangat besar terhr
represrl', menindas dan dmenghindari untuk mem
tidak menyangkutpautkan
kaya. Memang p€rn
dimana 7 persen GNP ne1
pada negara miskin disan
untuk mengurangi kecurat
struktur ekonomi dunia te
negara-negara industri kmiskin.
B. Strategi Dominasi Ne
Untuk mempertanji
dominasi tersebut berikur
dcminasi yang disebut tpengetahuan dan keku
Antropologi Pembangunat
USA, merumuskan bah'
negara-negara industri (n,
negara-negara miskin dil"deploynrcnt o/ devebPn
tahapan penting Yaitu; 'idevelopment qtdu lec.
I ns I t lul ionttl t:d t i on of deve,
"Abnormalilres" r
kondisi yang tidak normal
diinginkan dan dikehenda
37 I
eratbn (Penyerapan tenagd
anian).
develoPment (pembanggunan
3n, (Pengerahan kembali [nvestast
)(pemenuhan kebutuhan dasar)'
:velopmenl ( Pembangunan sumuer
wlopement (Pembangunan dengan
;11, :: -
g*-r$ebaliknya ketujuh formula tersebut sama sekali atau bahkan
.i.., Orcngtrinaari untuk menjawab dua kebutuhan lain yang sangat=.
. firaur.n ut dalam kehidupan rakyat yailt. pertama kebutuhan
., yutgbersifat non material seperti: Hak asasi untuk kebebasan;
Luu**nt partisipasi, dan demokrasi. Pada masalah-masalah
- ters"Uut mereka tetap tidak peduli dan bahkan memberikan andil
yang sangat bcsar terhadap tcrciptanya sistcm sosial yang
rgpresif, menindas dan dominatif' Kedua, Meteka tidak saja
: menghindari untuk memikirkan struklur kekuasaan, tapi juga
.. tidak menyangkutpautkan masalah dunia ketiga dengan negara
,- . bya. Memang pemah terjadi kesepakatan intemasionalt"'^ di.u* ? persen GNP negara kaya dituntut untuk disedekahkan
. pada negara miskin disamping adanya kesepakatan pengaturan
' ' *tuk mengurangi kecurangan perdagangan intemasiona!; teJapi
st ,rktu, ekonomi dunia tetap saja tak berubah dimana dominasi
ae}a:ia-negara industri kaya tetap kuat a@s netgara-negara
miskin.
B. Strategi Dominasi Negara Kaya Atas Negara Miskin
Untuk mempertanjam kerangka analisa terhadap masalah
dominasi tersebut berikut ini akan dikemukakan suatu teori
dominasi yang disebut teoi "discourse and pover" (ilmrt
pengetahuan dan kekuasaan)' Arturo Escobar' Profesor
Antropologi Pembangunan pada Smith College Northampton'
USA,' merumuskan bahwa penciptaan dtscourse (wacana)
n gu."-n"gur" industri (negara dominan) untuk mendominasi
q.;.u-n"guo miskin dilakukan melalui apa yang disebut
':'iptoy.irt of development " yang dilakukan melalui tiga
tahapan pEntirU yaitll "abnormalities' ' profesionalization of
i"t"top.rn -oiou
tecntfication of development dan
Ins t itut ional izot i on of devel opme nt "'
"Abnormalities" menunjuk pada suatu situasi dan
kondisi yang tidak normal karena tidak sesuai dengan apa yang
aiingiotan Ln dikehendaki oleh pihak yang merasa normal'
Us,rhr N{iko, Kecil, dan i\lencngah | 36
telah mengalami evolusi sebagai
hadap situasi "ketidakmerataan"'
buhkan keYakinan Pada lembag-
elit politik dan ekonomi negara
pembangunan ortodok Yang
$an GNP tidak akan memberi
n dirrgara berkembang, dan juga
:ra pada mereka. Oleh karena itu
i dengan pemerataan.
u tiga dasawarsa ini, model
<aiga (termasuk Indonesia) sangat
"pertumbuhan dan Pemerataan"
3TlSirtr il r'' ':l'
nal ecoramic order (tala ekonomi
Jameson dan Richard N'Blue
Pendekatan Pertumbuhan dan
ahwa meskiPun tujuh formula
n" memPerluas PerhatiannYa Pada
mun semuanya tetaP saja masih
ijakan dasar 'Pertumbuhan' Yahi
kebutuhan-kebutuhan material'
Pemberdayazn Usaha Mikr r, Kecil, dan Meneagah | 3E
Abnormalities dilakukan dengan penciptaan isu mengenar
negam-negara ketiga seperti terbelakang, primitif, tradisional'
miskin, underdevelopment, kurang gizi, buta hurui krisis, dan
yang terakhir barangkali terorisme. Kondisi ini disebut kondisi
"sakit" yang perlu disembuhkan oleh dokter. Isu ini merasuk
sampai pada level komunitas yang paling bawah, bahkan rumah
tangga dan individu sekalipun. Tahap ini disebut juga "lfie
progtessire incoorporation of problem" dimana berbagai
anggapan tentang masalah dikumpulkan dan disatukan.
Cara pertama ini dimaksudkan untuk melahirkan apa
yang disebut "a field of intervention of power" dimana
kebutuhan untuk memecahkan situasi yang tidak normal tersebut
dirasakan karena itu'ruang-ruang intelrvensi kekuasaan mulai
terbuka."Profesionalization of development " atau tecnifical ion of
developmenl ", menunjuk pada suatu pengertian dimana situasi
problem tersebut harus dipandang sebagai sesuatu yang spesifik
dan karena itu harus dipecahkan secara spesifik pula oleh
orang/kelompok orang yang ahli. Dalam tahap ini berbagai
konsep dikembangkan sebagai resep-sesep untuk menormalkan
negara-negara ketiga. Para ahli dsri negara industri bekerjasama
memisahkan wsan developmezr (pembangunan) dengan
masalah politik (dalam arti luas) melalui pendirian pusat-pusat
studi pembangunan, yang menjadi alat untuk mengekspor
gagnsan-gagasan pembangunan ke negara-negara ketiga'
Cara ini dimaksudkan untuk melahirkan apa yang disebut
"a field of kwoledge control" yaitu dimana ilmu pengetahuan
akan diperankan untuk mengontrol proses-proses sosial,
ekonomi dan politik. Tujuan utamanya adalah bagaimana
ekonomi mampu mengendalikan pembangunan secara efisien'
"Inslilulionalizalion of developme " menunjuk Fdapengertian penciptaan instrument-instnrment pembangunan
yang akan berfrrngsi sebagai aliran proses dominasi sosial,
leI
ekonomi dan politrkdrcrptakan drsemua
badan/organisasi internr
IGGI. CGl. Paris CluBapda, LKMD. pKt
lcmbaga-lcmbaga perr
pembangunan.
Dengan tigadavclopment" tersebl
rnarnpu melakukan per
terhadap negara-negar,
mendelail terutama sejal
Wacana dan
urulenlevektpment" itusangat penting dinegar
pengetahuan baru, tetaJ
baru, sehingga telah terjikepentingan dominasi
ketiga, berubah menjadifiiosofis dan berubah me
I-
C. Paradigma AlternarApa yang diperl;
pembangunan yang vtnModel alternatif ini dis
pembangunan translormikebutuhan-kebutuhan initu sendiri untuk menjar
baik secara ekonomi r
perbaikan kondisi pcndur
Pendekatan pen
"partisipasi" dari rakyattidak diatur serta dikonlain, baik pembangunan
rha Mikro, Kecil, dan Menengah | 3t
penclptaan lsu mengenal
dakang, primitit, tradisional,
; gizi, buta huruf, krisis, dan
,. Kondisi ini disebut kondisi
cleh dokler. Isu ini merasuk
paling bawah, bahkan rumah
tahap ini disebut juga "lleproblem" dimana berbagai
rlkan dan disatukan.
rdkan untuk melahirkan aPa
vention of power" dimana
asi yang tidak normal tersebut
interrvensi kekuasaan mulai
Lopment " otau tecnification ofatu pengertian dimana situasi
sebagai sesuatu yang sPesifik
n secara spesifik Pula oleh
:. Dalam tahap ini be6agaiiep-sesep untuk menormalkan
ri negara industri bekerjasama
:zr (pembangunan) dengan
melalui pendirian Pusat-Pusat
adi alat untuk mengeksPor
negara-negara ketiga.
k melahirkan apa yang disebut
itu dimana ilmu pengetahuan
ontrol proses-Proses sosial,
utamanya adalah bagaimana
embangunan secara efltsien.
evelopment " menunjuk Pada)nt-instrument pembangunan
iran proses dominasi sosial,
3glSilti I-lashill
ekonomi dan politik. Institusionalisasi pembangunan itu
diciptakan disemua level. sep€rti dibentuknya badan-
badan/organisasi internasional (seperti UN, Wold Bank, IMF,
IGGI, CGI, Paris Club, WTO), national (seperti Bappenas,
Bapeda, LKMD, PKK, dan pusat-pusat penelitian serta
lembagalembaga pembangunaan lainnya) sebagai aparat
pembangunan.
Dengan tiga tahapan strategi "deployment "1
development" tersebut negara-negara industri maju telah
mampu melakukan penetrasi, integrasi, pengelolaan, kontrol
terhadap negara-negara ketiga dan penduduknya secara
mendetail terutama sejak selesainya perang dunia kedua.
Wacana dan strategi " development dan
underdevelopmen r" itu selanjUt-nya mgndapat tampat yang
sangat penting dinegara-negara ketiga bukan saja menjadi
pengetahuan barq tetapi juga kekuasaan baru dan keimanan
baru, sehingga telah terjadi perubahan yang luar biasa yakni dari
kepentingan dominasi Barat dan Amerika terhadap negara
ketiga, berubah menjadi suatu teori yang memperoleh legitimasi
filosofis dan berubah menjadi "isme' barrt (developmentalism).
C. Paradigma AlternatifApa yang diperlukan sekarang ini adalah adanya model
pembangunan yang sama sekali berbeda dari model ortodoxModel altematif ini disebut "transformasi struktural"- Modelpembangunan transformasi struktural meletakkan prioritas pada
kebutuhan-kebutuhan intemal dari negara-negara berkembang
itu sendiri untuk menjamin keberlangsungan pembangunannya
baik secara ekonomi maupun lingkungan, yang menjaminperbaikan kondisi penduduk miskin.
Pendekatan pembangunan harus didasarkan atas
"partisipasi" dari rakyat negara-negara miskin itu sendiri dan
tidak diatur serta dikontrol oleh kekuatan-kekuatan ekstemal
lain, baik pembangunan yang berskala lokal, regional maupun
Pemberdayaan Us$a Mikro' Kecil' dun Me"cngah | 40
nasional. The UN Economic Commission for Africa dalam
"alteruative Jiomework"nya menyebut model pembangunan
altematif ini sebagai "fundamental transformation oJ social'
economic and pol icol struclure" (perubahan fundamental
dalam struktur sosial, ekonomi dan politik)'
Pendekatan pembangunan yang baru ini menekankan
pada prinsip "equity (keadllan), participation (partisipasi)' dan'sustainatility
(kebertanjutan). Komisi Selatan yang dipimpin
oleh Julius Nyerere menyimpulkan bahwa "pembangunan yang
benar harus menempatkan manusia sebagai pusatny4 dan di
rancang untuk menjamin kepentingan sosial dan ekonomi rakyat
itu sendiri.Dinamika model pembangunan ortodox yang bertumpu
pdda "pertumbuhan ekonomi dan modermsasi" di utara tidaklah
i"V"t -a""
cukup menjadi penggerak untuk meningkatnya
pertumbuhan secara bekelanjutan di selatan Berdasarkan
p"ng"lurn* koalisi NGO regtonal di utara maupun diselatan
A"nion proy"f-proyek mereka yang disebut detgan -"local
dev:elopment inisiatue" merumuskan' bahwa keberhasilan
pembangunan yang berhasil harus mendasarkan atas prinsip-
prinsip sebagai berikut:
l. fa.tlslpasi rakyat dalam menentukan/memutuskan
setiaP kebijakan Pembangunan '
2. Menghormati ilmu pengeahuan lokal' pengalaman
praktis mereka dan budaya setempat'
3. Mengangkat keswadayaan rakyat melalui produksi-
Produksi konsumsi lokal'
4. ivlengikuti keragaman sistem ekologi dan
menladaptasikan altematif-alternatif pemecahan
terhadap masalah-masalah ekonomi dan lingkunan'
5. Pendektan-pendekatan yang fleksible' terpadu dan
multidimensi;
{l I
Model pernbanr( " people<tr tentcd modcdidesakkan sebagai pngber-orientasi pada pertr"
sehingga model ortodolditerapkan dalam scuala
llcksibilitas, rcpal-gunrnendapatkan kesempatr
nraupun menciptakan per
Pengalaman kegibaik di utara maupun s(
dalam mengurangr kemi
masyarakat. Sudah sehar
intemasional, lembaga-
pemerintah baik di utara
dari keberhasilan-keber
ke{asama-kerjasama NG
terus bergerak melakukan
kebijakan pembangunan a
Salah satu fakimplementasi model pe r
kesadaran baru akan pe
dalam riset dan pember
ortodok lebih menggu" econonic determinism"cenderung mendasarkan"ot erdeterminism " (kestdibangun bersama denga
harus benar-benar menjarmelalui pendidikan yang
mereka harus diorganisirsendiri (co m mu n i tv o r ga n t
Pendidikan ini harus d
rr Us$a Mikro, Kecil, dan Mcneoph | 40
Commission for Africa dalammenyebut model pembangunan
nenlal transformation ol sociol,cture " (Wtubahan fundarnentaldan politik).
nan yang baru ini menekankan
), portici[ntion (partisipasi), danKomisi Selatan yang dipimpin
Jkan bahwa "pembangunan yangrnusia sebagai pusatnya" dan dirtingan sosial dan ekonomi rakyat
angunan ortodox yang bertumpuan nodernisasi" di uara tid4klahrnggerak untuk meningkatnyajutan di selatan. Berdasarkanonal di utara maupun diselatana yang disebut dengan ,,locol
umuskan, bahwa keberhasilanrarus me ndasarkan atas prinsip-
lalam menentukar/memutuskan
rbangunan.
pengetahuan lokal. pengalaman
'udaya setempat.
layaan rakyat melalui produksi-rkal.man sistem ekologi danaltematif-altematif pemecahan
rsalah ekonomi dan lingkunan.m yang fleksible, terpad4 dan
aflSitli li asbiah
Model pembangunan yang berpusat pa.da manusr.t("people-oriented model oJ development,) selama ini telahdidesakkan sebagai penggantilaltematif dari model ortodok yangber-orientasi pada pertumbuh an ("grouth oriented") tersebutsehingga model ortodok tidak menjadi resep tunggal yangditerapkan dalam segala keadaan. Model altematif ini menjaminfleksibilitas, tepat-guna sccara lokal, dimana raLaatmendapatkan kesempatan baik untuk merumuskan masalahmaupun menciptakan pemecahannya.
Pengalaman kerja-ke{a NGO pada tingkat komunitasbaik di utara maupun selatan telah menunjukkan keberhasilaldalam mengurangi kemiskinan dan dapat memperkuat posisimasyarakat. Sudah seharusnya lembagaJembaga pembangunan
intsrra$iona!, lembaga{embaga donor intemasionsl, danpemerintah baik di utara maupun selatan mengambil pelajarandan keberhasilan-keberhasilan tersebut. Sampai saat inikedasama-kerjasama NGO internasional dan masyarakat sipilterus bergerak melakukan advokasi dan mendesakkan perubahankebijakan pembangunan altematif di semua level.
Salah satu faktor yang sangat penting dalamimplementasi model pembangunan altematif adalah adanyakesadaran baru akan pentingnya agenda dan cara-cara barudalam riset dan pemberdayaan rakyat. Jika dalam modelortodok lebih menggunakan prinsip "esentialism" dan"economic determinism", maka dalam model altematif lebihcenderung mendasarkan pendekatan "multidisipliner" dan"overdeterministn " (Resnick dan Wolf). Kesadaran ini harusdibangun bersama dengan berbagai kekuatan dimana rakyatharus benar-benar menjadi pelaku aktif dari setiap perubahan
melalui pendidikan yang membebaskan (freire) dan untuk inimereka harus diorganisir untuk membangun kekuatan merekasendiri (community organizing) (Alinsky). Pengorganisasian danPendidikan ini harus dilakukan oleh kelompok-kelompok
Pemberdayaan Us$a N{ikro, Kecil, dan Mencngah | 42
progesif yang memiliki ikatan historis terhadap situasi dan
ioriai.i yurg dihadapi oleh rakyat atau disebut intelectual
organic oleh Gramsci. Rakyat harus secara terus menerus
menentukan dan memrumuskan masalahnya, menentukan apa
yang paling tepat untuk mengatasinya, serta menilai hasilnya
yang oleh trwin disebut action research'
D. Pengertian dan Eakikat Pemberdayaan Masyarakat
I-stilah pemberday aan (empowermezr) bukanlah istilah
baru di kalangan LStvI, akademisi' organisasi -
sosial
kemasyarakatan, bahkan pemerintah seklipun tl muncul |tampll
bersamaandenganadanyakesadaranakanperlunyapartrslpasl.*r"t"t"t dalim pembangunan' Diasumsikan bahwa kegiatan
p"*b"ngrrun itu mestinya mampu merangsang proses
;;il;", masyarakat (self sustaining process)' Dan ada
hipotesis bahwa tanpa panrsipasi masyarakat niscaya tidak akan
diperoleh kemajuan yang berarti dalam proses pemandirian
tersebut.--'--- e,'Oun u gagasan bahwa partisipasi masyarakat itu
."yogyuny" merefl&siUn pemandirian bukanlah tanpa alasan'
Diasumsikan tanpa adanya pemandirian maka suatu .bentuk
o""t**, masyarakat itu ti<tlk lain adalah proses mobilisasi
i"i"u* ,Ar. tataran konseptual istilah pemberdayaan itu
nampaknya tidak ada persoalan untuk dapat dicema' la berkait
;;;;; proses transformasi sosial' ekonomi' politik dan
il;5"; definisi, pemberdayaan ialah proses nenrSbuhan
kekuasaandankemampuandiridarikelompokmasyarakatyang*i.tir/ru.rft terpinggrrkarl 6"1 194indas- Melalui, proses
*.i*a.r-" diasumsikan bahwa kelompok masyarakat dari
It; ,*fu terendah sekali pun bisa saja terangkat dan muncul
,.tr"ai f** dari lapisan masyarakat menengah dan atas lni
ffi;*d, bila mereka bukan saja diberi kesempatan akan
ffii m"na"putt- bantuau atau terfasilitasi pihak lain yang
*.*ilini komitmen untuk itu' Kelompok miskin di pedesaan
rnisalnya. niscava tidakpemberdayaan sendln tanlHarus ada sekelornpok orar
sebagai pe rnicu kebcrdayaa
Pemberdayaan Mas,
berbeda densan arla van!kurttulil (mcmbcri bantuar
pengembangan masvaraka
biasanya berisi pembinaar
menejemen scrta lnendoror
biasanya berupa intervens
inisiatil, mcnrutuskan dan r
Masyarakat "diikutkan" seb
berperan sebagai pembrna,
bantuan.
Pemberdayaan adal
masyarakat, di mana masy
mengambil keputusan dan tmandiri dalam pengemban6
Masyarakat adalah subyek
sebagai fasilitator.- Memahami konsep
mendasar berarti menet
institusinya sebagai kel
ekonomi, politik, sosial, dan
sebenamya bukan saja bert
adil aset ekonomi tetapi iugdengan semangat meruntut
dalam mengatur dan mene
rakyat.
Pemberdayaan masYi
kendala yang sangat kompl(
orde baru telah banyak menl
r .tJ I
Usaha Mr-kro, Kecil, dan Menengah | 42
r historis terhadap situasi dan'akyat atau disebut intelectualt harus secara terus menerust masalahnya, menentukan apa
Itasinya, serta menilai hasilnya
"esearch.
mberdayaan Masyarakat'mpowerment) bukanlah istilahakademisi, organisasi sosialrtah seklipun. la muncul hampirlaran akan perlunya parlisipasi
t. Diasumsikan bahwa kegiatanmampu merangsang proses
sustaintng process). Dan adai masyarakat niscaya tidak akanrti dalam proses pemandirian
a partisipasi masyarakat itu,ndirian bukanlah tanpa alasan.
nandirian maka suatu bentuklain adalah proses mobilisasi
ual istilah pemberdayaan ituuntuk dapat dicema. la berkaiti sosial, ekonomi, politik dan,aan ialah proses penumbuhanlari kelompok masyarakat yang
An tArtindAs. Mel4lui proses
wa kelompok masyarakat daribisa saja terangkat dan muncul/arakat menengah dan atas. Ini
saja diberi kesempatan akanu terfasilitasi pihak lain yang(elompok miskin di pedesaan
,l3 lSilli llastriah
misalnya, niscaya tidak akan mampu melakukan proslrpemberdayaan sendiri tanpa bantuan atau tasilitasi pihak lain.Harus ada sekelompok orang atau suatu institusi yang bertindaksebagai pemicu keberdayaan (enabler) bagi mereka.
Pemberdayaan Masyarakat dengan demikian sama sekaliberbeda dengan apa yang biasa disebut dengan pendekatankarttatf (memberi bantuan dengan dasar belas kasihan) danpengembangan masyarakat (community development) yangbiasanya berisi pembinaan, penyuluhan, bantuan teknis danmenejemen serta mendorong keswadayaan. Dua pendekatan inibiasanya berupa intervensi dari orang luar yang mengambilinisiatif, memutuskan dan melakukan sesuai pikirannya sendiri.Masyarakat "diikutkan" sebagai obyek pembangunan. pihak luarberperan sebagai pembina, penyuluh, pembimbing dan pemberibantuan.
Pemberdayaan adalah proses dari, oleh dan untukmasyarakat, di mana masyarakat didampingi/difasilitasi dalammengambil keputusan dan berinisiatif sendiri agar mereka lebihmandiri dalam pengembangan dan peningkatan taraf hidupnya.Masyarakat adalah subyek pembangunan. pihak luar berperansebagai fasi litator.
Memahami konsep pemberdayaan masyarakat secaramendasar berarti menempatkan rakyat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasax bagi pembangunanekonomi, politik, sosial, dan budaya. pemberdayaan masyarakatsebenarnya bukan saja berupa tuntutan atas pembagian secaraadil aset ekonomi tetapi juga merupakan keniscayaan ideologisdengan semangat meruntuhkan dominasi-dominasi birokasidalam mengatur dan menentukan berbagai bidang kehidupanrakyat.
Pemberdayaan masyarakat dimasa sekarang mempunyaikendala yang sangat komplek karena "rejim pertumbuhan', alaorde baru telah banyak menyisakan rancang bangun yang tidak
Pemberdayaan Usirha l\,tikro, Kecil, dan Menengah | 4zl
ramah terhadap rakyat banyak disamping menimbulkan
kerusakan yang dahsyat terhadap sumberdaya alam. Kesukaran
lain yang juga akan dihadapi adalah menyangkut kesiapan
teknis dari berbagai pihak terutama birokrasi/pemerintah dan
legislatif karena mau atau tidak mau gagasan pemberdayaan
rakyat harus dibarengi dengan perubahan kultural ditingkat
perilaku politik terutama perilaku birokrasi dan legislatif
(Sasono, 1998).
Berangkat dari pengertian diatas, dapatlah dimengerti
bahwa hakikat pemberdeayaan adalah upaya pelepaskan
berbagai bentuk dominasi budaya, tekanan politik, eksploitasi
ekonomi, yang menghalangi upaya masyarakat menentukan
masalahnya sendiri serta upaya-upaya mengatasinya.
E. Partisipasi sebagai Dasar Pemberdayaan Masyarakat
Elemen dasar proses pemberdayaan masyarakat adalah:
partispasi dan mobilisasi sosial (social mobilisation).
Disebabkan lemahnya pendidikan, ekonomi dan segala
kekurangan yang dimiliki, penduduk miskin secara umum tidak
dapat diharapkan dapat mengorganisir diri mereka tanpa
bantuan dari luar. Hal yang sangat esensial dari partisipasi dan
mobilisasi sosial ini adalah membangun kesadaran akan
pentingnya mereka menjadi agen perubahan sosial.
Partisipasi telah banyak ditafsirkan orang. Berbagai
penafsiran itu antara lain: "dalam kaitannya dengan
pembangunan pedesaan, partisipasi berarti melibatkan rakyat
dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan program,
pembagian manfaat dan keterlibatan mereka dalam upaya
evaluasi progam" (Cohen dan Uphotr, 1977). "Partisipasi
adalah dikai&an dengan upaya terorganisir untuk meningkatlan
kontrol terhadap sumberdaya dan lembaga-lembaga pembuat
kebuakan" (Pearse dan Stifel, 1979). '?artisipasi masyarakat
adalah proses aktif yang dilakukan untuk mempengaruhi corak
dan pelakanaan proyek-proyek pembangunan oleh masyarakat
rsI
atas dasar pandangan 1
kehldupan mercka, pen
individu, dan keswadaya
hargai (Paul, 1987)". "papemberdayaan kelompolterpinggirkan. Pandangan
pcrbcdaan-perbcdaan daldiantara kelompok-kelorrPartisipasi dalam hal inorganisasi kelompok rnislmandiri'' 1Ghai, 19901
mencirikan ker jasama (pu,
drantara para pelaku, dimdan pandangan lokaldihormati dan di perjuanldari sekedar dominasi daragenda proyek. Sehinggasekedar penerima manfaatsebuah proscs dimanamengontrol inisiatif pemba
sumberdaya yang berpen.(World Bank, 1994).
Dari penafsiran atsimpulkan bahwa situasi pa
I . Manipulasi da1
proses indoktrilemah.
2. Stakeholde r.t
tanggungjawabn
3. Ada komunikas
mempunyai kese
dan pikirannyamereka akan dig:
-.lsaha \{ikro, Kecil, dan Menengah | 44
.n diatas, dapatlah dimengertir adalah upaya melepaskan/a, tekanan politik, eksploitasipaya masyarakat menentukan
oaya mengatasinya.
45 lSitri llr..hiah
alas dasar pandangan yang menguntungkan bagi perbaikankehidupan mereka, peningkatan pendapatan, perkembanganindividu, dan keswadayaan atau nilai-nilai lain yang merekahargai (Paul, 1987)". "Partisipasi dapat diartikan sebagai prosespemberdayaan kelompok masyarakat yang t€rtinggal danterpinggirkan. Pandangan ini didasarkan pada pengakuan atasperbedaan-prbedaan dalam kekuatan ekonomi dan politikdiantara kelompok-kelompok dan klas sosial yang berbeda.Partisipasi dalam hal ini merupakan keasi dari organisasi_organisasi kelompok miskin yang demokatis, independen danmandiri" (Ghai, 1990). ,?embangunan yang partisipatifmencirikan ke{asama (partnership) yang didasarkan atas dialogdiantara para pelaku, dimana semua agenda disusun bersama,dan pandangan lokal serta pangalaman-pcngalaman aslidihormati dan di pe{uangkan. Ini lebih merupakan negosiasidari sekedar dominasi dari kekuatan ekstemal yang menyusunagenda proyek. Sehingga rakyat menjadi pelaku dan tidaksekedar penerima manfaat" (OECD, 1994) ,,partisipasi
adalahsebuah proses dimana stakeholders mempengaruhi danmengontrol inisiatif pembangunan, pengambilan keputusan dansumberdaya yang berpengaruh terhadap kehidupan mereka,,(World Bank, 1994).
Dari penafsiran atas partisipasi tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa situasi partisipatifakan dapat te{adi bila:
l. Manipulasi dapat dihindari dengan menjauhkanproses indoktrinasi dari yang kuat kepada yanglemah.
2. Stakeholders menginformasikan hak-haknya,tanggungjawabnya serta pandangan-pandangannya.
3. Ada komunikasi timbal balik dimana stakehoildermempunyai kesempatan untuk menyatakan perhatiandan pikirannya sungguhpun tidak mesti pikiranmereka akan digunakan.
ak disamping menimbulkan
sumberdaya alam. Kesukaran
adalah menyangkut kesiapan
Iama birokrasi/pemerintah dan( mau gagasan pemberdayaan
perubahan kultural ditingkatlaliu birokasi dan legislatif
:mberdayaan Masyarakatrberdayaan masyarakat adalah:
osial (social mobilisation).ikan, ekonomi dan segala
duk miskia secara umum tidak,rganisir diri mereka tanpa
at esensial dari partisipasi dan
membangun kesadaran akanperubahan sosial.
ditafsirkan orang. Berbagai"dalam kaiannya dengan
asi berarti melibatkan rakyatrtusan, pelaksanaan program,
ibatan mereka dalam upayaUphoff, 1977). "Partisipasi
rorganisir untuk meningkatkantn lembagaJembaga pembuat
979).'?artisipasi masyarakat
rn untuk mempengaruhi corakembangunan oleh masyarakat
Pemberdayaan Usaha Mrkro, Kecil, dan Nlenengah | 46
4. Stakeholder berinteraksi untuk saling memahami
untuk membangun konsensus melalui proses
negosiasi.
5. Pengambilan keputusan dilakukan secara koleklif
6. Adanya pemahaman dan pembagian resiko diantara
stakeholders.
7. Adanya ke{asama (partnersllii untuk mencapai
tujuan bersama.
8. Pengelolaan bersama (self-management) dianlata
stakeholders (diadopsi dari LJNCDF, 1996)
F. Strategi Pemberdayaan MasyarakatUraian diatas memberikan penjelasan bahwa peristiwa
pembangunan tidaklah cukup dipahami sebagai peristiwa
ekonomi ansih. Setiap peristiwa pembangunan selalu memiliki
dimensi ekonomi, politik, dan budaya. Oleh karena itu dapat
dipahami mengapa berbagai upaya yang hanya berdimensi
ekonomi selalu menemui kekagagalan dan tidak membawa
perubahan yang cukup berarti.
Upaya pemberdayaan masyarakat merupakan jalan yang
panjang dan penuh tantangan baik intemal maupun eksternal'
Hanya dengan komitrnen yang kuat dan keberpihakan terhadap
rakyat yang tulus serta upaya yang sungguh-sungguh
pemberdayaan masyarakat dapat dikembangkan.
Pemberdayaan masyarakat membutuhkan komitrnen
yang kuat dari pemerintah, tegislatif, para pelaku ekonomi'
rakyat, lembagalembaga pendidikan serta organisasi-organisasi
non p€merinah. Cara kerja yang langsung berhubungan d€ngan
masyarakat dilapis bawah memberikan peluang yang luas untuk
menggerakkan dan melancarkan proses belajar masyarakat
dalam membangun kehidupannya melalui kerja-ke{a konkrit
dan melalui uji coba-uji coba dalarn skala miko, kecil dan
menengah. Dalam kaitan ini fasilitator pemberdayaan
masayarakat memiliki peran penting dan strategis. Fasilitator
17 I
bukanlah pekerla ansiltetapr mereka adalah al
kreativitas scrla m(
masyarakat bela jar me
dominasi vang memiskiTusas utama fhs
mcngembangkan pcmtmembangun tingkat ker
yang mereka hadapi.
kesadaran krrtis masyar
politik yang beriangs
memperkual kemampue
mempunyai kapasitas
mengambil posisi tarvUpaya-upaya itu harus r
untuk membetuk aliansiagar mampu mempeniyang Iebih menguntungl
Berdasar uraianmasyarakat haruslah r
strategi sebagai berikut:pembelajaran rakyat h
namun memiliki kontelmakro harus terus mmasyarakat agar berbapolicy input dan po,
pemberdayaan sehingga
Membangun ker
masyarakat menjadipemberdayaan masyarak
membutuhkan munculnbudaya yang benar-benar
n Us$a Mikro, Kecil, dan Meaeogah | 46
eraksi untuk saling memahami
n konsensus melalui Proses
(partnership) untuk mencaPal
i\a (self-management) dixfiara,psi dari LJNCDF, 1996)
vlasyarakat'ikan penjelasan bahwa PeristiwaLrp dipahami sebagai Peristiwawa pembangunan selalu memiliki
.n budaya, Oleh karena itu daPat
upaya yang hanYa berdimensi
ekagagalan dan tidak membawa
masyarakat meruPakan jalan Yang
r baik intemal maupun ekstemal.
ig kuat dan keberPihakan terhadaP
upaya yang sungguh-sungguh
pat dikembangkan.
arakat membutuhkan komitnenlegislatif, para pelaku ekonomi,
rdidikan serta organisasi-organisasi,ang langpung berhubungan dengan
mberikan peluang Yang luas untuk
arkan proses belajar masYarakat
annya melalui ke{a-ke{a konkrit
rba dalam skala miko, kecil dan
m ini fasilitator PemberdaYaan
r penting dan shategis. Fasilitator
4TlSitti ll asbjah
bukanlah pekerja ansih yang bekerja dengan model "tukang"
tetapi mereka adalah aktivis yang bekerja penuh komitmen dan
keativitas serta memiliki semangat tinggi membantu
masyarakat belajar membebasakan dirinya dari segala bentuk
dominasi yang memiskinan dan dan membodohkan.Tugas utama fasilitator pemberdayaan masyarakat adalah
mengembangkan per,^belajaran bagi masyarakat lokal untukmembangun tingkat kemandirian dalam menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi. Bersamaan dengan itu, membangun
kesadaran kritis masyarakat terhadap berbagai format ekonomi-politik yang berlangsung secara mapan dibarengi dengan
memperkuat kemampuan masyarakat untuk berdialog sehingga
mempunyai kapasitas transaksional dan diharapkan bisa
mengambil posisi tawff yang kuat dengan kqkualan lain,Upaya-upaya itu harus disertai dengan menggalang kemampuan
untuk membetuk aliansi strategis dengan kekuatan-kekuatan lainagar mampu mempengaruhi perubahan-perubahan kebijakanyang lebih menguntungkan bagi kehidupan mereka.
Berdasar uraian tersebut, maka upaya pemberdayaan
masyarakat haruslah melibatkan beberapa pendekatan danstrategi sebagai berikut: memulai dengan tindakan miko. Proses
pembelajaran rakyat harus dimulai dengan tindakan miko,namun memiliki konteks makro dan global. Dialog mikro -mako harus terus menerus menjadi bagian pembelajaranmasyarakat agar berbagai pengalaman mikro dapat menjadipol icy input dan policy reform sebagai unsur utamapemberdayaan sehingga memiliki dampak yang lebih luas.
Membangun kembali kelembagaan rakyat. Peransertamasyarakat menjadi keniscayaan ba$ semua upayapemberdayaan masyarakat. Peran sertra masyarakat secara teknismembutuhkan munculnya kelembagaan sosial ekonomi danbudaya yang benar-benar diciptakan oleh masyarakat sendiri.
usan dilakukan secara kolektif.
n dan pembagian resiko diantara
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 4t
Pengembangan kesadaran rakyat. Karena peristiwaekonomi juga merupakan peristiwa politik atau lebih dikenalpolitik ekonomi, maka tindakan yang hanya ber-orientasimemberikan bantuan teknis jelas tidak memadai. Yang
diperlukan adalah tindakan politik yang berasis pada kesadaran
rakyat untuk membebaskan diri dari belenggu kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik yang menghambat proses
demokratisasi ekonomi. Pendidikan altematif dan kritismerupakan pendekatan yang sangat penting sebagai upayamembangun kesadaran rakyat.
Redistribusi sumberdaya ekonomi merupakan syarat
pokok pemberdayaan rakyat. Redistribusi aset bukanlah sejenis
hibah. Tapi merupakan keikutsertaan dalam pengambilan
keputusan dalam pengelolaan sumkrdaya ekonolni nasionalserta pendayagunaannya dengan segala resiko dan keuntunganyang akan dihadapi.
Menerapkan model pembangunan berkelanjutan. Sudah
tidak jamannya lagi mempertentangkan pendekatan ekonomidan lingkungan. Memperpanjang perdebatan masalah ini akan
memperpanjang deretan kerusakan sumberdaya lingkungan yang
mengancam terhadap proses pembangunan itu sendiri. Yang
harus diwujudkan adalah setiap peristiwa pembangunan harus
mampu secara terus menerus mengkonservasi daya dukunglingkungan. Dengan demikian daya dukung lingkungan akan
dapat dipertahankan untuk mendukung pembangunan.
Kontrol kebijakan dan advokasi. Upaya menciptakan
sistem ekonomi modern dan meninggalkan sistem ekonomiprimitif Qtrimitive capitalisme) haruslah didukung oleh berbagai
kebijakan politik yang memadai oleh pemerintah. Agar
kebijakan pemerintah benar-benar mendukung terhadap upayapemberdayaan rakyat maka kekuasaan pemerintahan harus
dikontrol. Setiap kebijakan yang bertentangan dengan upaya
pemberdayaan rakyat haruslah diadvokasi. Untuk ini sangatlah
{eI
penting munculnva kelonkontrol terhadap kebrlakar
Pengembangan sel
kondisi lokal (daerah1. I
gerbong ekonorni agar ekr
dimaksud produk strater
produksi yang ada di ma:unggul dalam hal bahan
memiliki keterkailan sekto
Mengganti pendekz
pendekatan kawasan Pem
didasarkan atas kervilkewilayahan adminibirokrasi/kekuasaan. per
menekankan pada kesan
dimiliki oleh suatu kawa:
akan memungkinkan terjdalam skala besar disampitatas keunggulan antara klanjut akan memungkinkaryang lebih produktif
Mengembangkan pr
dipahami bersama bahwa cilmu pengetahuan dan
ketergantungan rakyat p
kepercayaan diri yang san6
mampu mengembalikan k
menggerakkan proses pen
teknologi yang benar-bena
sangat penting untuk dikemMembangun jarinl
ekonomi strategis akan
kerjasama dalam mengatr
n Usaha N{ikro, Kecil, dan Menengah | 4t
.ran rakyat. Karena peristiwastiwa politik atau lebih dikenalrkan yang hanya ber-orienfasijelas tidak memadai. yang
itik yang berasis pada kesadarandiri dari belenggu kekuatan-tik yang menghambat prosesdidikan altematif dan kritissangat penting sebagai upaya
r ekonomi merupakan syaratdistribusi aset bukanlah sejenisutsertaan dalam pengambilansumberdaya ekono_mi naslonalr segala resiko dan keuntungan
)angunan berkelanj utan. Sudahntangkan pendekatan ekonomig perdebatan masalah ini akanm sumberdaya lingkungan yangimbangunan itu sendiri. yangperistiwa pembangunan harusmengkonservasi daya dukunglaya dukung lingkungan akankung pembangunan.
Ldvokasi. Upaya menciptakanninggalkan sistem ekonomirruslah drdukung oleh berbagaidai oleh pemerintah. Agarr mendukung terhadap upayakuasaan pemerintahan harus; bertentangan dengan upayardvokasi. Untuk ini sangatlah
49lS it I r lia s b ia h
prenting munculnya kelompok penekan yang melakukan perankontrol terhadap kebijakan.
Pengembangan seklor ekonomi strategis sesuai dengankondisi lokal (daerah). Ini merupakan upaya untuk menggeretgerbong ekonomi agar ekonomi rakyat kembali bergerak. yangdimaksud produk strategis (unggulan) di sini tidak hanyaproduksi yang ada di masyarakat la[:r di pasaran, tetapi.lugaunggul dalam hal bahan baku dan teknis produksinyq sertamemiliki keterkaitan sektoral yang tinggi.
Mengganti pendekatan kewilayahan administratif denganpendekatan kawasan. pemberdayaan masyarakat tidak mungkindidasarkan atas kewilayahan administratif pendekaran
kewilayahan administratif adalah pendekatanbirokrasi/kekuasaan. Pendekalan kawasan bem.rti lebihmenekankan pada kesamaan dan perbedaan potensi yangdimiliki oleh suatu kawasan tertentu. Dengan pendekatan iniakan memungkinkan terjadinya pemberdayaan masayarakatdalam skala besar disamping keragaman model yang didasarkanatas keunggulan antara kawasan satu dengan lainnya. Lebihlanjut akan memungkinkan te{adinya kerjasama antar kawasanyang lebih produktif
Mengembangkarr penguasaan pengetahuan taknis. perludipahami bersama bahwa desakan modemisasi telah menggusurilmu pengetahuan dan teknologi lokal dan menciptakanketergantungan rakyat pada imput luar serta hilangnyakepercayaan diri yang sangat serius. pendidikan altematif yangmampu mengembalikan kepercayaan diri rakyat serta dapatmenggerakkan proses pengembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan merekasangat penting untuk dikembangkan.
Membangun jaringan ekonomi strategis. Jaringanekonomi strategis akan berfungsi untuk mengembangkanke{asama dalam mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang
Pemberdayaan Usaha \tikro, Kecil' dan Menengah | 50
dimiliki kelompok ekonomi satu dengan lainnya baik dalam
bidang produksi, pemasaran, teknologi dan permodalan'
Disamping itu jaringan strategis juga akan berfungsi sebagai
media pembelajaran rakyat dalam berbagai aspek dan advokasi'
G. Peran Komunitas Riset dan Pemberdayaan Masyarakat
Beberapa isu strategis berikut mungkin p€nting untuk
diperhatikan oleh komunitas riset dan pemberdayaan
masyarakat:
l. Membangun wacana publik bagi ' kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
demokatis. Hal ini penting mengingat dalam
perubaharyperubahan kedepan situasi konllik akan
terus mewamai proses perubahan masyarakat dan hal
ini tidak mungkin dihindari sebagai proses yang
wajar menuju demokasi.
2. Mengembangkan model pembangunan yang benar'
benar berbasis pada sumberdaya lokal dan keilmuan
lokal.3. Membangun basis-basis pengembangan keilmuan
yang benar-benar relevan bagi kebutuhan masyarakat
disatu sisi dan dalam rangka merespon perubahan
global yang sangat dinamis disisi lain'
4. Mengembangkan pusaGpusat belajar masyarakat
(community learnrng center)' Hal ini sangat penting
kaitannya dengan penyiapan sumberdaya manusia'
5. Membantu pengembangan studi-studi kebijakan baik
tingkat lokal, nasional maupui intsmasiqnal dalam
rangka policY reform.
Untuk dapat menggarap isyu-isyu strategis tersebut
sangat diperlukan perubahan pandangan yang lebih terbuka dari
komunitas riset dan pemberdayaan masyarakat untuk
membangun kerjasama-kerjasama strategis dengan kekuaten-
kekuatan lain seperti pemerintah, legislatif, pengusaha'
5ll\rtr
orgarusast-organrsasi sos
maupun I nternasional.
Dalam kaitan der
komunitas riset dan pe
benar memahami konseldikembangkan dari per
"gross-rool.t ittt ivi.tnt"bermanfaat. Dasar pcmikrakyat (" popular pov. ermembangun perlawanan
dan perlawanan domirmenciptakan transforma-<
pencitaan ilmu pengetal
knowledge'1 Gerakanuntuk meningkatkan ,p
masyarakat untuk memlr993).
Dari pengalaman
education, terutama yang
dan Amerika Latin, danbahwa proses-proses kemeliputi:
1. Memulai denlpenting dan dal
2. Melalui kegiakritis dan pr
rakyat.
3. Membangun c
pemimpin-pemi
4. Mengatasi ml
ketimpangn int<
Usaha Miko, Kecil, dur Mencngh | 50
Pemberdayaan Masyarakat
erikut mungkin penting untuk
; riset dan pemberdayaan
ra publik bagi kehidupan
,angsa dan bemegara yang
ri penting mengingat dalarn
kedepan situasi konJlik akan
s perubahan masyarakat dan hal
tihindari sebagai Proses Yang'asi.
del pembangunan Yang benar'
;umberdaya lokal dan keilmuan
asis pengembangan keilmuan
:van bagi kebutuhan masyarakat
I rangka merespon Perubahan
namis disisi lain.
rsat-pusat belajar masYarakat
center). Hal ini sangat Penting
yiapan sumberdaYa manusia.
ngan studi-studi kebijakan baik
rl maupun intPmasiqnal dalam
p isyu-isyu strategis tersebut
rdangan yang lebih terbuka dari
erdayaan masYarakat untuk
na strat€gis dengan kekuatan-
rintah, Iegislatif, Pengusaha,
5llSirri ll asbiah
organlsast-organisasi sosial, LSM baik pada level lokal, nasionatmaupun internasional.
Dalam kaitan dengan pengembangan partisipasi rakyat,komunitas riset dan pemberdayaan masayrakat harus benar_benar memahami konsep participatory Research (pR), yangdikembangkan dari pengalaman ,,popular E&rcation,, dan"gros,t-roots activism,' yang telah terbukti benar-benarbermanfaat. Dasar pemikiran pR adalah membangun kekuasaanrakyat ("popular power") yakni mekanisme investigasi untukmembangun perlawanan-terhadap kekuasaan (,, counter_power,,)dan perlawanan dominasi (,'counler domination") untukmenciptakan transformasi sosial dalam hubungannya denganpencitaan ilmu pengetahuan rakyat (,,production of peopleknewledge"). Gerakan pendidlkan kntis ini lcbih diarahkanuntuk meningkatkan 'popular-power' sebagai jalan keluarmasyarakat untuk membangun diri mereka sendiri (Faqih,t993).
Dari pengalaman dalam program-program populareducation, terutama yang banyak dilakukan oleh NGO di Asiadan Amerika Latin, dan Afrika, dapatlah dikemukakan disinibahwa proses-proses kegiatan-kegiatan tersebut antara lainmeliputi:
1. Memulai dengan kegiatan kecil yang dianggappenting dan dapat dilakukan oleh rakyat.
2. Melalui kegiatan terebut membangun kesadarankritis dan pemberdayaan proses-proses belajarrakyat.
3. Membangun organisasi lokal dan memunculkanpemimpin-pemimpin lokal.
4 Mengatasi masalah-masalah ketidakadilan danketimpangn intemal.
tu dengan lainnYa baik dalam
teknologi dan Permodalan.
s juga akan berfungsr sebagai
I berbagai aspek dan advokasi.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menergah | 52
5. Mendorong kelompok-kelompok sosial untuk
menentukan tujuan-tujuan dan rencana-rencana lebihjauh dan lebih besar
6. Mengembangkan aksi-aksi penelitian kritis lebih
luas.
7. Membangun kerjasama-ke{asama antar kelompok-
kelompok lokal,
8. Membangun keterampilan komunikasi yang lebih
luas.
9. Membangun jaringan dengan intelektual dan politikyang kritis dan memiliki kepedulian.
10. Meningkatkan kemampuan dalam mengontrol
manipulasi dan penyimpangan-penyimpangan politik
oleh penguasa.
I 1. Mengembangkan strategi-strategi politik.
12. Mempengaruhi dan mewamai keputusan dan
kebijakan.
Tahapan terebut tidak senantiasa be{alan linier dan
sistematis. lmplementasinya sangat ditentukan oleh proses-
proses yang diciptakan oleh masyarakat sendiri. Melalui tahapan
tersebut, berdasarkan pengalaman telah mampu membuka ruang
partisipasi dan demokratisasi lebih luas.
s3 I
SOCIAL CAPITAI-xt,\
Dalarn pclaksani
(ekonominya) di banyak n
menekankan pentingnya px
dan modal ekonomi (ccoru.
barang modal buatan manlsering mengabatkan p,c
kelembagaan lokal, kearifarlokal.
Meskipun secara(ekonomi) dirancangseba
rnasyarakat, pada kenyataa
akan terlepas dan tidak berr
Akibatnya, pemberdayaan
berlangsung di tengah-tenmasyarakat itu sendiri, kuruj ungnya menampilkan per
sarat dengan ketimpangan s<
Dalam masyarakat I
social (modal sosial) I
kelembagaan bagi hasil, bewtsdom) yang dimiliki sem
sebagai bagian dari budaya <
tcruji oleh sejarah sebagai n
mencapai p€rtumbuhan darOleh karena itu, dalam peml
berkerakyatan peranan mo(
diperhatikan
saha Mi[ro, Kec i, dar Mencngah | 52
rk-kelompok sosial untuk
uan dan rencana-rencana lebih
-aksi penelitian kritis lebih
a-kerjasama antar kelompok-
rilan komunikasi yang tebih
dengan intelektual dan politik<i kepedulian.
mpuan dalam mengontrol
rpangan-penyimpangan polilik
:gi-strategi politik.
mewamai keputusan dan
:nantiasa berjalan linier dan
.gat ditentukan oleh Proses-
rakat sendiri. Melalui tahaPan
telah mampu membuka ruang
L luas.
53 lSirrr ll rsbiah
BAB IVSOCIAL CAPITAL DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
(ekonominya) di banyak negara termasuk di Indonesia terlalumenekankan pentingnya peranan modal alam (rutural capital)
dan modal ekonomi (ecoircmic capital) modem seperti barang-
barang modal buatan manusia, teknologi dan menejemen, dan
sering mengabaikan pentingnya modal sosial seperti
kelembagaan lokal, kearifan lokal, norma-norma dan kebiasaan
lokal.Meskipun secara sadar, pemberdayaan masyarakat
(ekonomi) dirancangsebagai bagian dari pembangunan
masyarakat, pada kenyataannyaperkembangan ekonomi sekan-
akan terlepas dan tidak berakar dengan masyarakat itru sendiri.
Akibatnya, pemberdayaan masyarakat (ekonominya) yang
berlangsung di tengah-tengah masyarakat terasa asing bagi
masyarakat itu sendiri, kurang memberi manfaat yang ujung-
ujungnya menampilkan perkembangan ekonomi dualistik dan
sarat dengan ketimpangan sosial ekonomi.
Dalam masyarakat Indonesia, cukup banyak nilei-nilai
social (modal sosial) seperti budaya gotong royong,
kelembagaan bagi hasil, berbagai bentuk kearifan lokal (ocal
wisdom) yang dimiliki semua etnis,yang dapat dikembangkan
sebagai bagian dari budaya ekonomi modern. Modal sosial telah
teruji oleh sejarah sebagai mekanisme penting baikdalam upaya
mencapai pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat'
Oleh karena itu, dalam pemberdayaan ekonomi masyarakatyang
berkerakyatan peranan modal sosial menjadi sangat penting
diperhatikan
l)emberdayaal Usaha N'Lkro, Kecil, dan Menengah | 54
A. Pengertian Modal Sosial
Modal sosial adalah sumberdaya yang dapat dipandang
sebagaiinvestasi untuk mendapalkan sumber daya baru. Seperti
diketahui bahwa sesuatu yang disebut sumber daya (resources)
adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk dikonsumsi,
disimpan dan diinvestasikan. Sumberdaya yang digunakan untuk
investasi disebut sebagai modal.
Dimensi modal sosial cukup luas dan kompleks. Modal
sosial berbeda dengan istilah populer lainnya yaitu modal
mantsia (human capttal). Pada modal mariusia segala
sesuatunya lebih merujuk ke dimensi individu yaitu daya dan
keahlian yang dimiliki oleh seorang individu Pada modal social
lebih menekankan pada potensi kelompok dan antar kelompok
dengan ruang perhati4n pada jaringan sosial, nqrma' nilai' dan
kepercayaan antar sesama yang lahir dari anggota kelompok dan
menjadi norma kelomPok.
Bank Dunia (1999) mendefinisikan Modal Sosial sebagai
sesuatu yang merujuk ke dimensi institusional' hubungan-
hubungan yang tercipta, dan norma-norma yang membentuk
kuali; dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat'
Modal Sosial bukan sekedar deretan lumlah institusi atau
kelompok yang menopang kehidupan sosial, melainkan dengan
speklrum V*g f"Uift luas, yaitu sebagai perekat yang mejaga
kesatuan anggota kelonpok s@ara bersama-sama'
Eva Cox (1995) mendefinisikan Modal Sosial sebagai
suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang di-topang
oleh jaringan, norma-nonna dan kepercayan sosial yang
."rungtlitun efisiensi dan efektifitas koordinasi dan
kerjasama untuk keuntungan bersama' Francis Fukuyama (1995)
lebih menekankan pada dimensi yang lebih luas yaitu segala
sesuatu yang membuat masyarakat benekutu untuk mencapai
tujuan bersaira atas dasar kebersamaan' dan di dalamnya diikat
nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi'
ssI
B. Unsur Pokok Motlalntr telaah Mo(
kemampuan masvarakal
untuk heker.ja sama mefttujuan bersama. Ker.lasa
interrelasi vang imbal I
dibangun di alas kcpcrca
dan nilai-nilai sosial var
akan maksimal j ika didujalinan hubungan di z
Adapun unsur-unsur mod
l. Partisipasi dalam su
Modal sosial tidamelainkan terletak pada
suatu kelompok untuk be
nilai-nilai yang melekat.
kapasitas yang ada d
membangun sejumlah aso
2. ResiprocityModal sosial sen
saling tukarkebaikan anta
antar kelompok itu sendir
yang dilakukan secara rel
jual beli, melainkan suatu
panjang dalam nuansa all,
mementingkan kepentingz
orang dari suatu kelompo
lain tanpa mengharpaka
lslam, semangat semaca
Semangat untuk membi
Imbalannya tidak diharaP
tertentu. Pada masvarakat.
Jsaha Miko, Kecil, dan Menengah | 5'l
kup luas dan komPleks. Modal
populer lainnya Yaitu modal
ada modal manusia segala
mensi individu Yaitu daya dan
rng individu. Pada modal social
kelomPok dan antar kelomPok
nngan sQsia!, norma, nilai, dan
ahir dari anggota kelomPok dan
lefinisikan Modal Sosial sebagar
nensi institusional, hubungan-
rolma-norma yang membentuk
lan sosial dalam masyarakat'
deretan jumtah institusi atau
dupan sosial, melainkan dengan
r sebagai Perekat Yang mejaga
ua bersama-sama.finisikan Modal Sosial sebagai
m antar manusia Yang di toPang
dan kepercaYan sosial Yang
r efeltifitas koordinasi dan
rsama. Francis FukuYama (1995)
rsi yang lebih luas Yaitu segala
'akat bersekutu unflrk mencaPai
rsamaan, dan di dalamnYa diikat
rg tumbuh dan diPatuhi.
55lS il I i tlasbiah
B. Unsur Pokok Modal SosialInti telaah Modal Sosial terletak pada bagaimana
kemampuan masyarakat dalam suatu entitas atau kelompok
untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk mencapai
tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwamai oleh suatu pola
interrelasi vang imbal balik dan saling menguntungkan, dan
dibangun di atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma
dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Kekuatan tersebut
akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif membuatjalinan hubungan di itas prinsip-prinsip yang disepakati.
Adapun unsur-unsur modal sosial, yaitu:
l. Partisipasi dalam suatu JaringanModal sosial tidak dibangun hanya oleh satu individu,
melainkan terletak pada kecenderungan yang tumbuh dalam
suatu kelompok untuk bersosialisasi sebagai bagian penting dari
nilainilai yang melekat. Moal sosial akan kuat tergantung pada
kapasitas yang ada dalam kelompok masyarakat untuk
mambangun sejumlah asosiasi berikut membangun jaringannya.
berdaya yang daPat diPandang
kan sumber daya baru. SePerti
sebut sumber daYa (resources)
ergunakan untuk dikonsumsi,
rberdaya yang digunakan untuk
2. ResiprociEModal sosial senantiasa diwamai oleh kecendrungan
saling tukarkebaikan antar individu dalam suatu kelompok atau
antar kelompok itu sendiri. Pola pertukaran ini bukanlah sesuatu
yang dilakukan secara resiprokal seketika s€perti dalam proses
jual beli, melainkan suatu kombinasi jangka pendek dan jangka
panjang dalam nuansa altruism (semangat untuk membantu dan
mementingkan kepentingan orang lain). Seseorang atau banyak
orang dari suatu kelompok memiliki semangat membantu yang
lain tanpa mengharpakan imbalan seketika. Dalam konsep
Islam, semangat semzlcam ini disebut sebagai keikhlasan'
Semangat untuk membantu bagi keuntungan orang lain'
Imbalannya tidak diharapkan seketika dan tanpa bah$ waktu
tertentu. Pada masyarakat, dan pada kelompok-kelompok sosial
s7 I
telah luntur maka !'angmenyimpang dan nrlar dan n(
{. Norma Sosial
Nonna sosial akan ..
bentuk-bentuk perilaku yr
Pengertian norma itu sendir
diharapkan dipatuhi dan dril
suatu entitas sosial terter
terinstusionalisasi dan menl
mencegah individu berbuat
kebiasaan. Atuaran kolektrf
dipahami oleh setiaP anggotr
tingkah laku yang diharaPkar
5, Nilai-nilaiNilia adalah suatu Yal
anggota masyarakat. Misah
keras, kompetisi dan lainn
sangat umum dikenal dal
mcrniliki kandungan konsr
harmoni misalnya Yang ole
pemicu keindahan dan keruk
tetapi disisi lain diPerc
menghasilkan suatu kenYata:
produktifitas. Modal sosial
oleh konfigurasi Yang tercipt
.lika
suatu kelomPok memberik
kompetesi, PencaPaian, ket'
ketompok masyarakat ters(
berkembang dan maju diban'
yang s€nantiasa menghinda
p€ncapaian.
Pemtrerdayaal Us$a N{ikro, Kccil, dan l{enengah | 56
yang terbentuk, yang didalamnya memiliki tingkat modal social
yang tinggi. Ini akan juga terelleksikan dengan tingkat
keperdulian sosial yang tinggi, saling membantu dan saling
memperhatikan. Pada masyarakat yang demikian, kemiskinan
akan lebih memungkinkan dan kemungkinan lebih mudah
diatasi. Begitu juga berbagai problema sosial lainnya akan dapat
diminimalkan.
3. Rasa PercaYa DiriRasa percaya. diri (rrr*rrl(mempercayai) adalah suatu
benruk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubtmgan-
hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa
yang lain akan melakukan iesuatu seperti yang diharapkan dan
uk* ,"o*ti^u bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling
mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak
merugikan dari dan kelompotnya (Robert, 2002) Dalam
parda=t gan Fukuyama (2002), trust adalah sikap saling
mempctayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat
t".rebut saling bersatu dqngan yang lain dan mqmberikan
kontribusi pada peningkatan modal sosial'
neibagai tindakan kolektif yang di dasari atas rasa saling
mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi
musya.atat dalam berbagai ragam bentuk dan dimensi terutama
dalam konteks membangun kemajuan bersama' Kehancuran rasa
saling percaya dalam masyarakat akan mengundang hadimya
te.ta'gai problematik sosial yang serius' Masayarlkat yang
kuranl memiliki perasaan saling mempercayai akan sulit
."ngiindr.i berbagai situasi kerawanan sosial dan ekonomi
y-i rn.nguo"*' Semangat kolektifitas , tenggelam dan
partlslpasi Lasyarakat untuk membangun bag kepentingan
fiilp- y*! t"uitt baik akan hilang' Lambat laun akan
."nOui-gt* -
Uiuy" tinggi bagr pembangunan karena
masyarakat cenderung bersikap apatis dan hanya menunggu apa
y-g aiUdt* oleh pemerintah' Jika rasa saling mempercayai
5TlSitti ll:si.:i.rh
telah luntur maka yang akan terjadi adalah sikap-sikapmenyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
4. Norma Sosial
Norma sosial akan sangat berperan dalam mengontrol
bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat.
Pengertian norma itu sendin adalah sekumpulan aturan yang
diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada
suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma ini biasanya
terinstusionalisasi dan mengandung sangsi sosial yang dapat
mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang darikebiasaan. Atuaran kolektif tersebut biasanya tidak tertulis tapi
dipahami oleh setiap arggota masyarakat dan menentukan pola
tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial.
5. Nilai-nilaiNilia adalah suatu yang diarggap benar dan penting oleh
anggota m:Byarakat. Misalnya nilai harmoni, prestasi, ke{akeras, kompetisi dan lainnya merupakan contoh nilai yang
sangat umum dikenal dalam masyarakat. Nilai senantiasa
memiliki kandungan konsekuensi yang ambivalen Nilaiharmoni misalnya yang oleh banyak pihak dianggap sebagai
pemicu keindahan dan kerukunan hubungan social yang tercipta"
tetapi disisi lain dipercayakan pula untuk senantiasa
menghasilkan suatu kenyataan yang menghalangi kompetisi danproduktifitas. Modal sosial yang kuat juga sangat ditentukan
oleh konfigurasi yang tercipta pada suatu kelompok masyarakat.
Jikasuatu kelompok memberikan bobot tinggi pada nilai-nilaikompetesi, pencapaian, keterusterangan dan kejujuran, makakelompok masyarakat tersebut cenderung jauh lebih cepat
berkembang dan maju dibandingkan pada kelompok masyarakatyang senantiasa menghindari keterusterangan, kompetisi dan
pencapaian.
Usaha i\{ikro, Ker:il, dan tr{enengah | 56
a memiliki tingkat modal social
terefleksikan dengan tingkat
, saling membantu dan saling
:at yang demikian, kemiskinan
ur kemungkinan lebih mudah
,blema sosial lainnya akan dapat
st/(mempercayai) adalah suatu
ambil resiko dalam hubungan-
;ari oleh perasaan yakin bahwa
atu seperti yang diharaPkan dan
r suatu pola tindakan yang saling
rg lain tidak akan bertindak
rknya (Robert, 2002). Dalam
\, trust adalah sikaP saling
ang memungkinkan masYarakat
n yang lain dan memberikan
dal sosial.
tif yang di dasari atas rasa saling
rkan meningkatkan partisipasi
am bentuk dan dimensi terutama
ujuan b€rsama. Kehancuran rasa
kat akan mengundang hadimYa
yang serius. MasaYarakat Yangaling mempercayai akan sulit
kerawanan sosial dan ekonomi
r kolektifitas tenggelam dan
membangun bagi kePentingan
rkan hilang. Lambat laun akan
bag pembangunan karena
, apatis dan hanYa menunggu aPa
rtr. Jika rasa saling mempercayai
Pemberdayaen Usaha Mikro, Kecil, dan Menenga} | 5E
C. Peran Modal Sosial dalam Pemberdayaan Ekonomi
MasyarakatModal sosial saat ini dipandang sebagai bumbu vital bagi
perkembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat Francis
Fukuyama menunjukkan hasi-hasil studi di berbagai negara
bahwa modal social yang kuat akan merangsang pertumbuhan
berbagai seklor ekonomi karena adanya tingkat rasa p€rcaya
yang tinggi dan kerekatan hubungan alam jaringan yang lebih
tuas tumbuh antar sesama pelaku ekonomi.
Modal sosial sangat tinggi pengaruhrlya terhadap
perkembangan dan kemajuan berbagai sektor ekonomi' Di
seklor pertanian misalnya' upaya pemerintah untuk
meningkatkan produksi seringkali mengalami kegagalan
walaupun berbagai in-put noda! telah mengucur ke pedesaan
seperti pupuk, peralatan-peralatan modem, irigasi modern' dan
berbagai fasilitas kredit yang melimpah Tanpa mengabaikan
beberapa tekanan stnrltural' misalnya yang bersumber dari
disparitas yang tinggi atas penguasaan lahan, kegagalan
meningkatkan produksi sangat hrkait erat dengan spektrum
Modal Sosial yang sangat lemah. Faktor ini sama sekali tidak
mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Perubahan-perubahan iklim mennng semakin
menyulitkan petani untuk memprediksi wallu musim tanam
yang tepat. Tetapi dari perubahan iklim ini pada tingkat
kemasing-masingan petani untuk memulai musim tanam
semakin tinggi. Dewasa ini, walaupun dibeberapa daerah belum
terasa, kecederungan untuk sendiri-sendiri memulai bercocok
tanam padi tumbuh dan menjadi warna baru budaya di
pedesaaan. Antar individu dalam satu desq kekompakan
menurun dratis yang sekaligus merefleksikan hilangnya
kohesifitas sosial di PedesaanSemangat gotong royong, tolong-menolong, dan saling
ingat mengingatkan antar individu dalam suatu entitas
masyarakat desa menr
hrlangnya rasa dan
(t'aciprttsily), rasa salijaringan-janngan sosial I
Hilangnya kekc
member kesempatan tmcrusak tanaman pada
banyak petani yang me
bclalang, tikus dan berl
merusak tanaman padi
mward looking dan suli
berasal dari luar kelom
entitas sosial telah men
penyesuaian-penyesuaiar
Akibatnya, fasilitas kre,
berlangsung selama lebilmenolong mencapai tuju,
masyarakat yang memildalam keterisolasian bud
terutama kaitannya deng,
untuk menpsuaikan diriditerima digunakan u
kebutuhan-kebutuhan k
sepeda motor, membeli p
kredit yang diterima tidr
adanya kredit itu sendiri.
Pembangunan in
maupun industri kecil akr
memiliki tingkat modal
rnenghasilkan energi
berkembangnya jiwa da
masyarakat, yang selanjr
dunia usaha. Industri be
seI
isaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 58
n Pemberdsyaan Ekonomi
rdang sebagai bumbu vital bagi
*onomi masyarakat. Francis
rsil studi di berbagai negara
kan merangsang pertumbuhan
adanya tingkat rasa p€rcaya
rgan alam jaringan yang lebih
ekonomi.
inggi pengaruhnya terhadap
rcrbagai sektor ekonomi. Diupaya pemerintah untuk
fkali mengalami kegagalan
telah mengusur ke pedesaan
r modern, irigasi modem, dan
relimpah. Tanpa mengabaikan
isalnya yang bersumber dari
€ngnasaan lahan, kegagalan
berkait erat dengan spektrum
,- Faktor ini sama sekali tidak
rintah.
iklim memang semakin
prediksi waktu musim tanam
rhan iklim ini Pada tingkat
uk memulai musim tanam
upun dibeberapa daerah belum
liri-sendiri memulai bercocok
ladi wama baru budaYa di
am satu desa, kekomPakan
us merefleksikan hilangnYa
, tolong-menolong, dan saling
lividu dalam suatu €ntitas
masyarakat desa menurun dratis, bahkan lebih dari itu,hilangnya rasa dan semangat untuk saling memberi(reciprosity), rasa saling prcaya (trust) dan menipisnyajaringan-jaringan sosial (soc ial nefiv or king) di pedesaan.
Hilangnya kekompakan memulai bercocok tanam,member kesempatan besar bagi hama pengganggu untukmerusak tanaman pada penduduk. Tid:.k mengherankan jikabanyak petani yang merasa putus asa menghadapai seranganbelalang, tikus dan berbagai hama dan penyakit yang sangatmerusak tanaman padi. penduduk. Budaya dengan orientasiinward looking dan sulit menerima ide-ide pembaharuan yangberasal dari luar kelompok dan lingkungan social dari suatuentitas sosial telah menghambat masyarakat untuk melakukanpenyesuaian-penyesualan nilar; nonna, dan ppnlatu kelompqk.Akibatnya, fasilitas kredit yang mengalir ke pedasaan, telahberlangsung selama lebih 30 tahun, namun hampir tidak banyakmenolong mencapai tujuan-tujuan seperti yang diinginkan. Pada
masyarakat yang memiliki tingkat modal sosial yang lemah,
dalam keterisolasian budaya, maka tradisi-tradisi, dalam bal initerutama kaitannya dengan ritus-ritus tertentu, akan sangat sulituntuk menyesuaikan diri. Dana Kredit Usaha Tani (KUT) yang
diterima digunakan untuk keperluan kenduri, pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan konsumtif keluarga seperti membeli
sepeda motor, membeli pakaian baru, memperbaiki rumah. Dana
kredit yang diterima tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuan
adanya kredit itu sendiri.
Pembangunan indusfri, baik industri besar, sedang,
maupun industri kecil akan mengalami hambatan di negara yang
memiliki tingkat modal sosial yang rendah. Modal sosial akan
menghasilkan energi kolektif yang memungkinkan
berkembangaya jiwa dan semangat kewirausahaan di tengah
masyarakat, yang selanjutnya akan mendorong berkembangrya
dunia usaha. Industri besar yang dimiliki para investor lokal
59 lSillr Hr 'hiah
Pcmberdayaan Usaha Miko' Kecil' dan Menengah | 60
maupun asing akan tumbuh dan berkembang di tengah
masyarakat yang memiliki tradisi dan nilai kejuluran (lnesl'l'
terbuka dan memiliki tingkat empati yang tlnggr'
Modal sosial berpengaruh kuat pada perkembangan
seldor-seldor ekonomi lainnya seperti sektor p€rdagangan' jasa"
konstmksi, pariwisata dan beberapa yang lain Apapun
pembangunan ekonomi yang dilakukan' faklor tust' reciprociv'
posiliveexternalities,dar'nilai-nilaietismerupakanp€nopangyang akan menentukan perkembangan dan keberlanjutan
Uerigam akdntas usaha di setiap seklor p€rekonomian'
Pemberdayaan masyarakat harus memasukkan dimensi
modalsocialsebagaisalahsatukomponennya.Pemberdayan,"*"rut", akan mengalami kegagalan tanpa menyadari
ffingry; metibatkao dimensi kultural da-e msndava$Eakan
p"r- ,"a"f sosial yang tumbuh di tengah masyarakat dalam
mempercepat dan mengoptimalkan hasil . dari, proses
;;"Jfu itu sendiri Modal sosial vang berisikan trust'
;;t;;;' norma sosial dan nilai-nilai etis merupakan pondasi
;;;;g y".g akan menentukan perkembangan dan
ilil.rutan b-"*gut aktifitas usaha di berbagai sektor
BtMANAJEM
kehidupan.
ta r Usaha iVikro, Kecil, dan Menengah | 60
rh dan berkembang di tengah
adisi dan nilai kejujuran /rrzsl,:mpati yang tinggi.garuh kuat pada perkembangan
t seperti sehor perdagangan, jasa"
beberapa yang lain. Apapunlilakukan, faklot trust, reciprocity,ai-nilai etis merupakan penopang
:rkembangan dan keberlanjutan
rp sektor perekonomian.
rkat harus memasukkan dimensi
atu komponennya. Pemberdayan
d kegagalan tanpa menyadari
si kultural dan mendayagua-kanbuh di tengah masyarakat dalam
[imalkan hasil dari proses
rdal sosial yang berisikan tnxt,rilai-nilai etis merupakan pondasi
nentukan perkembangan dan
itas usaha di berbagai seklor
BAGIAN TI
MANAJEMEN PEMASARAN
Pemberdayaan Usaha Mikrc, Kecil, dan Morengah | 62
BAB VKONSEP DASAR PEMASARAN
Sebagaiman kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran
adalah berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun
perdagangan. American Marketing Association, mengartikan
pemasaran sebagai berikut: Pemsaran adalah pelaksanaan dunia
usahu yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasir-jasa dari
produsen ke konsumen atau pihak pemakai Defenisi ini hanya
menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan p€masaran'
Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita
tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang
pemasaran.
Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler
dalam brtkunya Marketing Management Analysis' Planning' and
Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu:
Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka
inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan
nilai dengan individu dan kelompok lainnya'
A. Definisi Pemasaran
Definisi Pemasaran menurut William J Stanton adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
pembeli potensial.
Definisi lainny4 Pemasaran adalah suatu proses sosial
dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
6tl
menciptakan, menawarkan-
bernilar dengan pihak lain.
Dengan pemasaran
laba dari penj ualan baran
memenuhi kebutuhan p(pemasaran dtbutuhkan. dinadalah mcmili,, dan mclaldapat membantu dalam penr
B. Manajcmen Pemasarar
Pada dasarnya mani
dan pelaksanaan rencana
perencanaan, dibutuhkan k,
dan rencana. Untuk rencan
waktu yang lebih banyak. St
tersebut. dia harus mendr
vang rutin dilakukan setiap I
Secara umum manaj
yaitu:
I . Mempersiapkanpcrusahaan
2. Melaksanakan rer
3. Mengadakan eva
rencana tersebu
mengukur hasil
mengendalikan al
Sehingga yang dimalmenurut Philip Kotler ac
pelaksanaan. dan pengarvasz
untuk mengadakan pertukar
mencapai tujuan organisasi.
Untuk membuat sui
sangai penting agar rencana
tepat. Penerapan merupak
ha Mikro, Kecil, dan Menengah I 62
iMASARAN
bahwa kegiatan Pemasaran
iualan. transaksi ataupun
tg Associat nn, mengartikan
ran adalah Pelaksanaan dunta
rang-barang dan jasa-jasa dari
. pemakai. Defenisi ini hanYa
:imbang kegiatan Pemasaran'
k diPerlihatkan, sehingga kita
rg jelas dan lengkap tentang
ikemukakan oleh PhiliP Kotler
,emenl AnalYsis, Planning' and
m secara lebih luas' Yaitu:
, sosial, dimana individu dan
mereka butuhkan, dan mereka
n mempertahankan Produk dan
ok lainnYa.
urut William J' Stanton adalah
kegiatan-kegiatan bisnis. Yang
akan, menentukan harga'
busikan barang dan jasa Yang
rada pembeli Yang ada maupun
LIan adalah suatu Proses sosial
in* ,nd,ridu dan kelomPok
Uututrt un dan inginkan dengan
63lS it I i Il a s b ia h
menciptakan, menawarkan, dan mempe(ukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Dengan pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan
laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan pembeli. Disinilah peran manajer
pemasaran dibutuhkan, dimana tugas dari manajer pemasaran
adalah memilih dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang
dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.
B. Manajemen Pemasaran
Pada dasamya manajemen itu terdiri atas perancangan
dan pelaksanaan renc{ma-rencana. Dalam membuat suatu
perencanaan, dibutuhkan kemampuan untuk membuat strategi
dan rencana. Untuk rencana jangka panjang maka dibutuhkan
waktu yang lebih banyak. Sedangkan untuk pelaksanaan rencana
tersebut, dia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya
yang rutin dilakukan setiap hari kepada para bawahan.
Secara umum manajemen mempunyai tiga tugas pokok,
yaitu:
l. Mempersiapkan rencana/strategi umum bagi
perusahaan
2. Melaksanakan rencana tersebut
3. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi
rencana tersebut dalam pelaksanaannya (untuk
mengukw hasil dan penyimpangannya serta untuk
mengendalikan aktivitas).
Sehingga yang dimaksud dengan manajemen p€masaran'
menurut Phrlip Kotler adalah penganalisaaD, Berenaruaan'
pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan
untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk
mencapai tujuan organisasi.
Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan
sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan
tepat. Penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan
Pcmberdayaa-n Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 64
rencana. Fungsi pengawasan adalah untuk mengendalikan segala
macam aktivitas agar tidak terJadi penyimpangan'
C. Konsep Pemasaran
Falsafah konseP Pemasaran bertujuan memhrikan
kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen'
Seiuruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep
pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut'
Meskipun orientasi pembeli ini dibatasi oleh tujuan laba dan
pertumbuhan, tetapi konsep itu perlu dilakanakan Karena dapat
meningkatkan Penjualan dengan :
1. Membuat barang yang mudah penggunaannya
2. Mudah PembeliaannYa
3. MudahPemeliharaannYa
Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah p"i$"-duput -.nii.1urg berhasilnya bisnis yang dilakukan' Konsep
;;;* diru*n d",gun memasukkan tiga elemen pokok'
yaitu :
1. Orientasi konsumen/pasar/pembeli
2. Volume penj ualan yang menguntungkan
3. Koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran
dalam Perusahaan'
Pada dasamya, perusahaan yang ingin mempraktekkan
orientasi konsumen ini harus :
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembell yang
akan dilaYani dan diPenuhi
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran
dalam Penj ualannYa
3. Menentukan produk dan program pemasarannya
4. Mengadakan penelitian pada konsumen' untuk
mengukur, menilai' dan menafsirkan keinginan'
sikap' serta tingkah laku mereka
E.
6sI
5. Mencntuka
bark. apak
tinggi, harg
.ladi, secara dpemasaran adalah se
bahwa pemuasan ke
ckonomi dan sosral ba1
D. Sistem Pemasaran
l)alam sistem J
saling tergantung dan s
faktor terscbut adalah:
l. Organisasi y
2. Sesuatu (ba
dipasarkan
3. Pasar yang d
4. Para perant.
(arus) antarz
Antara lain
pengangkutat
5. Faktor-faktorkondisi perelr
teknologi dan
Dari kelima laktrdidefinisikan sebagai
melakukan tugas pemasi
laktor lingkungan yani
membentuk serta memp
pasarnya.
E. Peranan Pemasaran
Pemasaran meru
sehingga konsumen da
;aha Mikro, Kecil, dan Morengah | 6l
h untuk mengendal ikan segala
penyimpangan.
mudah PenggunaannYa
Ya
6aran bagi sebuah Perusahaan
isnis yang dilakukan' KonseP
nasukkan tiga elemen Pokok'
asar/pembeli
rg menguntungkan
asi seluruh kegiatan Pemasaran
65 lSitli ll ,rsl',iah
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling
baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang
tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
Jadi, secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep
pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
D. Sistem PemasaranDalam sistem pernasaran terdapat beberapa faklor yang
saling tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor-
faktor tersebut adalah:
l. Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran
2. Sesuatu (barang, jasa, ide, orang) yang sedang
dipasarkan
3. Pasar yang dituju4. Para perantara yang membantu dalam pertukaran
(arus) antara organisasi p3masaran dan pasarnya
Antara lain pengecer, pedagang besar, agen
pengangkutan, dan lainlain5. Faktor-faktor lingkungan seperti fakror demografi,
kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaaq
teknologi dan persaingan.
Dari kelima faktor tersebut maka sistem pemasaran dapat
didefinisikan sebagai : kumpulan lembagaJembaga yang
melakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang dan faktor-
faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan
membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan
pasarnya.
E. Peranan Pemasaran
Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
sehingga konsumen dapat memperoleh kebutuhan/keinginan
lran bertujuan memberikan
kebutuhan Pembeli./konsumen'
raan yang menganut konseP
k memenuhi tujuan tersebut
dibatasi oleh tujuan laba dan
rlu dilaksanakan. Karena daPat
an yang ingin memPralrckkan
ran pokok dari Pembeli Yang
enuhi
embeli tertentu sebagai sasaran
lan program Pemasarannya
tian Pada konsumen, untuk
dan menafsirkan keinginan'
rku mereka
Pemberdayaan Us$a Mikro, Kecil' dal Menengah | 66
mereka melalui permintaan, penawaran' dan penukaran nilai
suatu produk antara penjual dan pembeli'
1. Kebutuhan: segala kebutuhan dasar manusia baik
intuk minum, makan, pakaian, pendidikan dan
lainnya
2. Keinginan: Merupakan kondisi lebih khusus dari
kebutuhan, misalnya minuman ringan' makanan
bergizi, pendidikan tinggi' atau lainnya
3. Permintaan: akumulasi kebutuhan/keinginan yang
potensial untuk digarap' misalny4 makanan'
prerumahan, pendidikan dan lainnya'
61
PI,NGAMBII,AN KII]PT
Pengambilan keput
pemasaran akan selalu be
kompleks dan penuh denldiarnbil tcrutama mcnyangk
l. Penetapan harga
2. Produk
J Distribusr
4. Promosi
Pengambilan kepul
pengaruh faktor-faktor linlkondisi perekonomian, kebr
Sernua ini berada diluar pen
A. Analisa TradisionalKeputusan-kepulusar
adanya proses keputusan ya
tradisional dapat membant
analisa tradisional terdin ata
I . Mendefinisikan masalah
Manajer yang baik har
mengidentifikasikan ma
Agar analisa yang dilrnanajer harus memiliki r
2. Merumuskan berbagai al
Manajer harus menentul
terhadap masalah vang ,
hampir selalu ada yai
merupakan alternatif Ya
dengan altematif lainnYa
Jsaha Mikro, Kecil, dzn Menotgah | 66
nawaran, dan Penukaran nilai
)embeli.
ebutuhan dasar manusia baik
rn, pakaian, Pendidikan dan
iTlSitri ll .r -hirh
BAB VIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMASARAN
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajerpemasaran akan selalu berada dalam suatu lingkungan yangkompleks dan penuh dengan ketidak pastian. Keputusn yangdiambil terutama menyangkut masalah:
1. Penetapan harga
2. Produk
3. Distribusi4- Promosi
Pengambilan keputusan tersebut tidak terlepas daripengaruh faktor-faktor lingkungan ekstem seperti demogra.fi,
kondisi pcrekonomian, kebudayaan, persaingan dan sebagainya.
Semua ini berada diluar pengawinan manajer.
A- Analisa TradisionalKeputusan-keputusan yang rasional menghendaki
adanya proses keputusan yang selaras dan logis. Metode analisa
tradisional dapat membantu sebagai pendekatannya. Metode
analisa tradisional terdiri atas lima tahap, yaitu :
1. MendefinisikanmasalahManajer yang baik harus mempunyai kemampuan untuk
mengidentifikasikan masalah dan kesempatan lebih awal.
Agar analisa yang dilakukan dapat lebih efektif maka
manajer harus memiliki arah yang benar.
2. Merumuskan berbagai alternatifManajer harus menentukan berbagai alternatif peryalesaian
terhadap masalah yang dihadapi. Salah satu altematif yang
hampir selalu ada yaitu tidak melakukan apa-apa. Inimerupakan alt€rnatif yang sulit diukur atau dibandingkan
dengan altemati f lainnya.
rn kondisi lebih khusus dari
minuman ringan, makanan
rggi, atau lainnYa
rsi kebutuhan/keinginan Yang
igarap, misalnYa, makanan'
m dan lainnya.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 6t
3. Menganalisa AlternatifFallor-faktor yang diperlukan unuk menilai alternatif harus
dikumpulkan dan diatur rapi. Beberapa faklor mungkin tidak
dapat diperoleh dan fallor lainnya mungkin akan tidak
berguna karena terlalu mahal. Dengan suatu analisa manajer
drarahkan untuk mengambil kesimpulan yang disertai
dengan pemyataan untuk menentukan kebaikan maupun
keburukannYa.
4. Mengusulkan suatu PenYelesaian
Setelah melamPaui tahaPan tadi maka manajer daPat
69
3. Pengaruh usaha I
penjualan
Semakin besar
marketing mix ur
besar pula penjui
lebih besar dari pdcngan adanya usz
4. Efektivitas Marke
dengan volume pe
Seberapa jauh efe
perusahaan terhad;
5. Marketrng Mix un
Marketing mix yr
adalah berbeda.
dimaksimumkan
penawaran perusal
C. Sebuah model un
Ada beberapa
mengambil kePutusar
faktor tersebut merupr
sebuah model untuk rr
Elemen yang d
l. Analisa pasar
Pengambilan kePr
menganalisa Pas
kesempatan untul
menguntungkan
2. Memonitor lingkut
Dengan surnber-su
faklor-faktor linlmemanfaatkan sec
faktor lingkungan
ekstern sePe(i : I
menyarankan suatu p€nyelesaian yang logis'
5. Menyarankan rencana tindakan
Pada waktu mengatllbil keputusan' suatu rencana tindakan
untuk melaksanakan keputusan tersebut harus ditentukan'
Rencana tindakan ini mungkin dapat menemukan beb€rapa
faklor penting yang belum dimasukkan didalam analisa'
B. Menggunakan lltarketing Mix untuk Pengambilan
KeputusanPengambilan keputusan di bidang pemasaran selalu
berkaitan dengan varibel-variabel marketing mix'
l. Pengenalan faktor pasar dalam marketing mix
f"i** ut -u dari marketing mix adalah pasar karena pada
akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan
kesana.
2. Hubungan antara keputusan tentang harga' promosi dan
distriUisi dengan variabel-variabel tentang produk
produt t"rr"bot membawa pengaruh penting terhadap
keputusan-keputusan mengenai harga' promosi dan
AsriUusi,karenaterikatpadahargaproduksi'peralatandanproses pembuatannya, juga dalam hal promosr yang
i"rguntut g pada manfaat dan segi penawarannya'
saha Miko, Kecil, dan Moreogah | 68
, unuk menilai altematif harus
3eberapa faktor mungkin tidak
lainnya mungkin akan tidak
Dengan suatu analisa manajer
I kesir.rpulan Yang disertai
€nentukan kebaikan maupun
tan
, tadi maka manajer
ian yang logis.
n
dapat
rtusan, $uatu r9!!94n4 tindakan
ian tersebut harus ditentukan'
in dapat menemukan beberaPa
nasukkan didalam analisa'
Mix untuk Pengambilan
di bidang Pemasaran selalu
marketing mix.
o marketing mixg mix adalah Pasar karena Pada
rkan oleh Perusahaan diarahkan
tentang harga, Promosi dan
iabel tentang Produkpengaruh Penting terhadap
Bnai harga, Promosi dan
r harga Produksi, Peralatan dan
r dalam hal Promosl
segi penawarannYa.
yang
59lSit1i tt'sl-iah
3. Pengaruh usaha Perusahaan dan saingan terhadap volumepenjualan
Semakin besar usaha-usaha yang dikeluarkan dalammarketing mix untuk penawaran yang ada, akan semakinbesar pula penjualannya. Bagaimanapun, persentase yanglebih besar dari penjualan total perusahaan akan bertambahdengan adanya usaha marketing mix yang lebih besar.
4. Efehivitas Marketing Mix Perusahan dalam hubungannyadengan volume penj ualan
Seberapa jauh efektivitas pengeluaran yang dilakukan olehperusahaan lerhadap volume penjualannya.
5. Marketing Mix untuk beberapajenis produk (dan Jasa)
Marketing mix yang diterapkan pada setiap jenis produk
adalah befteda. Volume peqiualan dan laba dapat
dimaksimumkan jika marketing mixnya sesuai dengan
penawaran perusahaan.
C. Sebuah model untuk mengambil keputusan
Ada bebErapa faktor yang harus dipertimbangkan untrrk
mengambil keputusan secara efektif tentang produk. Faktor-
faklor tersebut merupakan bagian atau elemen yang ada dalam
sebuah model untuk mengambil keputusan tentang produk.
Elemen yang dimaksud adalah :
1. Analisa pasar
Pengambilan keputusan tentang produk diawali dengan
menganalisa pasamya. Analisa pasar ini membuka
kesempatan untuk memperkenalkan produk baru yang
menguntungkan
2. MemonitorlingkunganDengan sumber-sumber yang terbatas dan terpengaruh oleh
faktor-faklor lingkungan, perusahaan harus berusaha
memanfaatkan secara penuh kesempatan yang ada. Faklor-
faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor lingkungan
ekstem seperti : Demografi, kondisi perekonomian, sosial
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kec:., dan Nienengah | 70
dan kebudayaan, politik dan hukum, teknologi dan
persaingan
3. Menentukan tuj uan produk
Tahap ini berupa menentukan tujuan khusus setiap
penawarirn. Umumnya tujuan ini dikaitkan dengan masalah-
masalah seperti :
a. Pengembanganinvestasi
b. Laba
c. Mark€t shaxe atau volume penjualan.
4. Menentukan Marketing mix
5. Penerapan keputusan-keputusan Marketing Mix
Keputusan tersebut dapat dilaksanakan dengan menentukan :
Apa, siapa, mengdpa, bagaimana, Kapan, dimana'
6. Mengadakan Prosedur Pengawasan
Sistem pengawasan perlu diadakan dalam manajemen
produk dan merupakan tahap terakhir' Tahap tersebut adalah
a. Memilih kriteria Pengawasan
b. Pengukuran kriteria
c. Penentuan standard kerja
d. Memonitor kejadian
e. Membandingkan hasil dengan standard
D. Tugas-tugas Manajemen Pemasaran"fug"r-tug"t
manajer p€masamn dapat dilihat dari segt
fungsi manajemen yang dilahrkan dalam bidang p€masaran'
yaitu bagaimana proses manajemen itu dijalankan untuk
."ngubuh sumber-sumber menjadi produk yang dapat
menienuhi kebutuhan manusia Tugas-tugas itu antara lain :
1. Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen
2. Mengembangkan srxitu konsep produk yang ditujukan
untuk memuaskan/ melayani kebutuhan
1t I
3. Membuat des,
4 Mengernbang5 Menctapkan
invatment \al6. Mengatur dist.7. Merneriksa pe
8. N{cnciptakan
dengan mengg
l). Pcnyesuaian PcrmirPerusahaan dapa
pasar yang diharapkan p
tingkat permintaan riil i
tingkat permintaan yakeadaan pennintaan yarmempunyar tugas yang br
Tabel 6. l. Keadaan
Kead.aan
PerminlaanTut
l. Permintaan negatif2. Tidak ada
permintaan
3. Permintran latent
4. Permintaan
menurun
5. Permintaan tidakteratur
6. Permintaan penuh
7. Permrntaan
berlebihan
8. Permintaan tidaksehat
2
-)
4
5
6
7
P(
pe
Cipe
Ke
pe.
Tirper
Sel
pel
Per
per
Kur
per
1
)enjualan.
n Marketing Mix
.sanakan dengan menentukan '
na, KaPan, dimana'
/asan
diadakan dalam manajemen
"*tt ir. TahaP tersebut adalah
san
ogan standi-rd
TllSilli tl ashiah
3. Membuat desain produk
4. Mengembangkan pembungkusan dan merk
5. Menetapkan lnrga agar memperoleh Return on
investment yanglaYak
6. Mengatur distribusi7. Memeriksa penjualan
8. Mcnciptakan komunikasi p€masaran yang efektif
dengan menggunkan media atau cara lain yang tepat
E. Penyesuaian PermintaanPerusahaan dapat menyusun suatu tingkat permintaan
pasar yang diharapkan pada saat tertentu Dapat terjadi bahwa
tingkat permintaan riil itu berada dibawah, sama' atau diatas
tingkat permintaan yang diharapkan Untuk menghadapi
keadaan permintaan yang berbeda maka manajer pemasaran
mempunyai tugas yang berbeda pula'
Tabel 6.1. Keadaan Permintaan dan Tugas Pemasaran
rmasAran
;;;;, daPat dilihat dari segi
rkan dalam bidang Pemasaran"
"t"*"" ,,, dijalankan unruk
nenluai Produk Yang dapat
fugas+ugas itu antara lain :
ln dan keinginan konsumen
* ton."P Pioautt Yang ditujukan
elayani kebuuhan
Nama Resmi
l. Conversionqlmarlcting
2. St imulat ional
marketingj. DeveloPmental
marketing
4. Remarketing
5. Synchromarketing
6. Maintetancemarketing
7. Demarketing
8. Cotmtermarketing
l. Positifkanpermintaan
2. Ciptzkanpermintaan
3. Kembangkanpermintaan
4. Tingkatkanpermintaan
5. Selaraskan
permintaan
6. Pertahankan
permintaan
7. Kurangipermintaan
1. Permintaan negatl
2. Tidak ada
permintaan
3. Permintaan latent
4. Permintaan
menurun
5. Permintaan tidak
terafur
6. Permintaan Penuh
7. Permintaan
berlebihan
8. Permintaan tidak
sehat
ran tujuan khusus setiaP
ni dikaitkan dengan masalah-
:ra Mikro. Kecil, dan Meoengah | 70
n hukum, teknologi dan
Tugas PemasarunKeadaan
Permintaan
Pemberdayaen Usaha Mikro, Kecil, dan Merrengah I 72
8. Tiadakan
permintaan
'13 I
keselahteraan
atau penvedia
F. Analisa KesempataAnalisa ini sar
perusahaan menenlukar
kesempatan yang ada.
usahanya karcna suda
perusahaan. Kesempatan
l. Kesernpatan LingkunKesempatan rni akar
bilamana masih terdl
Kesempatan ini dian
kalau perusahaan bterpenuhi tersebul.
2. Kesempatan Perusaha
Merupakan kesempa
perusahaan bilamana
para pesaingnya.
Keunggulan-keunggu
a. Dapat menekan bi
b. Dapat menentukar
c. Mampu menggu
distribusid- Mampu melakuka:
Kesempatan perusahz
persaingan. suatu pe
memiliki kesemPati
lingkungan disaat Yanl
G. Perencanaan Pemasa
Perencanaan san
perkembangan dimasa mt
organrsasi kemungkinan
Berikut ini adalah macam-macam perrnintaan :
1. Permintaan negatif, semua atau sebagian terbesar
daei segmen pasar potensial yang penting tidak
rnenyukai produli atau jasa yang ditawarkan, bahkan
mereka bersedia membayar untuk menghindarinya'
2. Tidak ada permintaan, berarti orang itu tidak
berminat sama sekali terhadap penawaran suatu
produk atau jasa.
3. Permintaan latent, bilamana sebagian besar orang'
orang mempunyai kebutuhan yang kuat akan sesuatu
yang tldak ada dalan bentuk ba-rang atau Ja$a yang
ny"L. e.*intu"n ini memberikan kesempatan pada
manajer untuk mengembangkan produk atau jasa
yang dibutuhkan oleh orang-orang'
4. Permintaan menurun, Suatu keadaan dimana
permintaan untuk suatu produk atau jasa ]* t:i*hf".m*ng dari tingkat sebelumnya' dan diperkirakan
uk", t r.iur*,"'' jika tidak dilakukan usaha-usaha
untuk memperbaiki pasar yang dituju' p€nawaran dan
usaha-usaha Pemasaran'
5. Permintaan tidak teratur' suatu keadaan dimana pola
permintaan pada saat-saat tertentu dipengaruhi oleh
huktuasi musim atau hal-hal lain'
6. permintaan penuh suatu keadaan dimana tingkat dan
saat pennintaan yang sekarang sama dengan tingkat
dan saat permintaan yang diharapkan
7 Permintaan berkelebihan' suatu keadaan dimana
permintaan lebih besar dari penawarannya'
8. Permintaan tidak sehat, suatu jenis produk atau Jasa
yang p€rmintaannya dinilai kurang baik dari segt
1n
-macam permlntaan :
semua atau sebagian terbesar
potensial yang penting tidaku jasa yang ditawarkan, bahkan
bayar untuk menghindarinya.
nn, berarti orang itu tidakLli terhadap penawaran suatu
ilamana sebagian besar orang-
)utuhan yang kuat akan sesuatu
t bentuk barang atau jasa yang
memberikan kesempatan pada
;embangkan produk atau jasa
orang-orang.
n, Suatu keadaan dimana
tu produk atau jasa itu semakin
t sebelumnya, dan diperkirakanika tidak dilakukan usaha-usaha
xar yang dituju, penawaran dan
m.
tur, suatu keadaan dimana Pola:saat tertentu dipengaruhi oleh
hal-hal lain.
atu keadaan dimana tingkat dan
sekarang sama dengan tingkatang diharapkan.
'ihan, suatu keadaan dimana
r dari penawarannya.
at, suatu jenis produk atau jasa
dinilai kurang baik daii segi
kesejahteraan konsumen, kemakmuran masyar;li1;.itatau penyedia.
F. Analisa Kesempatan pasar
Analisa ini sangat penting dilaksanakan sebelr-urrperusahaan menentukan tujuannya. Selain dengan melihatkesempatan yang ada, perusahaann biasanya dapat memulaiusahanya karena sudah tersedia sumber_sumber didaiamperusahaan. Kesempatan yang ada dapat dibedakan ke dalam :
1. KesempatanLingkungan
Kesempatan ini akan muncul dalam setiap perekonomianbilamana masih terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi.Kesempatan ini dianggap sangat baik atau menguntungkankalau perusahaan bisa mengisi kebutuhan yang belumtprppuuhj tersebut,
2. KesempatanPerusahaan
Merupakan kesempatan yang dapat dinikmati oleh suaruperusahaan bilamana memiliki keunggulan_keunggulan daripara pesaingrya.
Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain :
Dapat menekan biaya lebih rendahDapat menentukan harga lebih rendahMampu menggunakan beberapa altematif salurandistribusi
d. Mampu melakukan usaha p1s1165i yang lebih aktifKesempatan perusahaan ini muncul dalam suatu konclisipersaingan. Suatu perusahaan akan mencapai sukses bilamemiliki kesempatan perusahaan dan kesempatanlingkungan disaat yang bersamaan.
G. Perencanaan PemasaranPerencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti
perkembangan dimasa mendatang. Tanpa perencanaan, sebuahorganisasi kemungkinan akan mengambil cara_cara yang
T3 lSirti tlasbiah
a.
b.
c.
Usaha Mikro, Kecil, dan Meneogah | 72
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 74
ekstrim untuk menghindari kerugian atau untuk
memp€rtahankan kelangsungan hidupnya.
Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang
panjang atau periode waktu yang pendek. Perencanaan jangka
panjang (untuk 3, 5, 10 atau bahkan 25 tahun) biasanya
melibatkan peranan dari top manajemen maupun stafperencanaan khusus. Masali,h yang dihadapi sangat luas, seperti
perluasan pabrik, pasar, atau produk.
Perencanaan jangka pendek, periode waktunya relatifpendek, yaitu satu tahun atau kurang . biasanya pereneanaan inidilakukan oleh pelaksana bawah dan menengah.Masalah yang
dimasukkan dalam perencanaan ini adalah kampanye periklanan
untuk periode yang akan datan& pembelian pada musim yang
aka"n datang, dl!,Tiga macam konsep perencanaan. yaitu :
l. Perencanaan perusahaan secara keseluruhan
2. Perencanaan pemasaran
3. Rencana Pemasaran Tahunan
7sI
NIAN,T.II]M }]N
Saluran distribus i.
perdagangan atau saluran g
beberapa cara. [Jrnumnvgambaran tcntang saluran r
.jalur. Selama suatu lembarang atau jasa, masalah r
Kegiatan distribusi selrmenggunakan perantaradistribusinya langsung dkonsumennya. Namun tidakoleh produsen untuk mendispembeli akhir.
A. Definisi Saluran DistritDavid A. Revza
merupakan suatu jalur yang ,
produsen ke perantara darDefinisi tersebut masih ber:diartikan sebagai suatu bentucenderung menggambarkarkombinasi antara barang dayang disalurkan, definisi iniyang ada.
Definisi lain tentang s
oleh The Americun l4orkct irtentang banyaknya lembaga yAsosiasi tersebut menyatakanstruktur unit organisasi dalan
E. Tujuan PerusahaanPenetapan tujuan perusahaan merupakan titik awal dari
perenqrnaan pemasaran. Tujuan ini sangat penting dan harus
ditetapkan sebelum mengambil suatu strategi, tanpa tujuan yang
pasti perusahaan tidak akan dapat beroperasi dengan baikmeskipun memiliki kesempatan yang baik. Tujuan perusahaan
dibedakan menjadi 2, yaitu (l) tujuan umum, misalnya mencari
laba, memberikan kepuasan konsumen, dan lainJain; dan (2)
tujuan Khusus, tujuan khusus ini diperlukan sebagai pegangan
dalam melaksanakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
pasar. Misalnya: meningkatkan kualitas produk, memperluas
pasar, mendapatkan laba untuk jangka pendek, dan lainJain.
.aha Mikro, Kecil, dan Menengah | 74
kerugian alau untuk
lupnya.
:up suatu Periode waktu Yang
pendek. Perencanaan jangka
bahkan 25 tahun) biasanYa
manaj emen maupun staf
g dihadapi sangat luas. seperti
ft.ek, periode waktunYa relatifrng . biasanya Perencanaan ini
dan menengah.Masalah Yang
ti adalah kampanye Periklananpembelian Pada musim Yang
T5 lSirri ttasbiah
BAB VIIMANAJEMEN SALURAN DISTRIBUSI
Saluran distribusi, kadang-kadang disebut saluranperdagangan atau saluran pemasaran, dapat didefinisikan dalambeberapa cara, Umumnya definisi yang ada memberikangambaran tentang saluran distribusi ini sebagai suatu rute ataujalur. Selama suatu lembaga atau perusahaan menawarkanbarang atau jasa, masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan.Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidakmenggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatandistribusinya langsung diarahkan oleh produsen kepadakonsumennya. Namun tidak jarang para perantara ini digunakanoleh produsen uotuk mendistribusikan hasil produksinya kepadapembeli akhir.
A. Definisi Saluran DistribusiDavid A. Revzan mengatakan bahwa Saluran
merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dariprodusen ke perantara dan.akhimya sampai pada pemakai.Definisi tersebut masih bersifat sempit. Istilah barang senngdiartikan sebagai suatu bentuk fisik. Akibatnya, definisi ini Iebihcenderung menggpmlarkan pgmin{shan jasa-jasa ataukombinasi antara barang dan jasa. Selain membatasi barangyang disalurkan, definisi ini juga membatasi lembagaJembagayang ada.
Definisi lain tentang saluran pemasaran ini dikemukakanoleh The American Marketing Association, yang menekankantentang banyaknya lembaga yang ada dalam aliran/arus barang.Asosiasi tersebut menyatakan bahwa Saluran merupakan suatustruldur unit olganisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan
;anaan, yaitu :
m secara keseluruhan
n
rhunan
aan merupakan titik awal dari
ini sangat penting dan harus
ratu strategi, tanPa tujuan Yang
apat beroperasi dengan baik
yang baik. Tujuan Perusahaan
Suan umum, misalnYa mencari
sumen, dan lainJain; dan (2)
i diperlukan sebagai Pegangan
untuk memenuhi kebutuhan
kualitas produk, memperluas
ngka pendek, dan lainJain.
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah | 76
yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer,
melalui mana sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan.
Definisi kedua ini lebih luas dibandingkan dengan
definisi yang pertama. Dengan memasukkan istilah struktur,
definisi ini mempunyai tambahan arti yang bersifat statis pada
saluran dan tidak dapat membantu untuk mengetahui tentang
hubungan-hubungan yang ada antara masing-masing lembaga.
Definisi yang dipakai adalah definisi yang bersifat paling
luas, dikemukakan oleh C. Glenn lYalters,bahwa Saluran adalah
sekelompok pedagang dan agen perusahhan yang
mengkombinasikan antara pemindahan phisik dan nama dari
suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.
Dari definisi tersebut dapat diketahui adanya beberapa
unsur pgnting, yaitu ;
1. Saluran merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara
berbagai lembaga yang mengadakan ke{a sama untuk
mencapa.i suatu tuj uan.
2. Karena anggota-anggota kelompok terdiri atas beberapa
pedagang dan beberapa agen, maka ada sebagian yang ikutmemperoleh nama dan sebagian yang lain tidak.
3. Tujuan dari saluran pemasaran adalah unhrk mencapai pasar-
pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari
kegiatan saluran
4. Saluran melaksanakan dua kegiatan penting unhrk mencapai
tujuan, yaitu mengadakan penggolongan produk dan
mendistribusikannya. Penggolongan produk menunjukkanjumlah dari berbagai keperluan produk yang dapat
memberikan kepuasan kepada pasar.
B. Definisi Manajemen SaluranKonsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi
pada keputusan dimana fungsi-frrngsi saluran tidak dapat
dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi
77 I
itu sendiri tnerupakan sr
sebagai petunluk untuksaluran.
Dalam hal in i. strdengan manajemen seca
saluran. Jadi. menurut (dapat didclinrsrkan scbagi
Manajemen salurasearah didasarkan pada be
rnemindahkan barang-barirnencapai tujuan perusai
lrngkungan tertentu
C. Perentara PedagangPada dasarnya,
middlaman) bertanggungbarang yang dipasarkanpemindahan milik, kegiadengan lembaga lain yar
seperti : perusahaan trarsebaminya. Adapun lemlgolongan perantara pedaga
l. Pedagang fuar (wholeAdalah sebuah unr
kembali barang-barang ke1
atau kcpada pemakai indukomersial yang tidak menj
konsumen akhirIstilah pedagang
perantara pedagang yang t
besar dan biasanya tidakkonsumen akhir.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah | 76
pedagang besar dan pengecer,
)roduk, atau jasa dipasarkan.
ih luas dibandingkan dengan
memasukkan istilah struktur,
n arti yang bersifat statis pada
mtu untuk mengetahui tentang
tara masing-masing lembaga.
Jah definisi yang bersifat paling
t llalters, bahwa Saluran adalah
agen perusahaan yang
rndahan phisik dan nama dan
kegunaan bagi pasar tertentu.
pat diketahui adanya beberapa
lompok terdiri atas beberapa
r, maka ada sebagian yang ikutian yang lain tidak.m adalah untuk mencspai pasar-
merupakan tujuan akhir dari
)giatan penting untuk mencapaipenggolongan produk dan
olongan produk menunjukkanperluan produk yang dapat
l pasar.
npemasaran disini berorientasi
;i-fungsi saluran tidak dapat
rnya beberapa strategi. Strategi
C. Perantara Pedagang
Pada dasamya. perantala pedagang (merchantmiddleman) bertanggung-jawab terhadap pemilitan semuabarang yang dipasarkannya. Dalam hubungannya denganpemindahan milik, kegiatan perantara pedagang ini berb€dadengan lembaga lain yang termasuk dalam perantara agen,seperti . perusah&m transport, perusahaan pergudangan dansebagainya. Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalamgolongan perantara pedagang adalah :
1. Pedagang besrr (wholesaler)
Adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjualkembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain rta"atau kepada pemakai industri, pemakai lembaga, dan pemakaikomersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepadakonsumen akhir.
Istilah pedagang besar ini hanya digunakan padap€rantara pedagang yang terikat dengan kegiatan perdaganganbesar dan biasanya tidak melayani penjualan ec€ran kepadakonsumen akhir.
pok lembaga yang ada diantara
engadakan ke{a sama untuk
TTlSrttr ll,i:i-riir h
itu sendiri merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh,sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegratansaluran.
Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang eratdengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripadasaluran. Jadi, menurut C. Glenn l[/alters, manajemen salurandapat didefinisikan sebagai berikut :
Manajemen saluran adalah pengembangan strategi yangsearah didasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untukmemindahkan barang-b4rang secara fisik maupun non fisik gunamencapa.i tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisilingkungan tertentu.
Pemberdayaan Usaha Nfikro, Kecil, dan Menengah | 78
2. Pengecer (retailer\Adalah sebuah lembaga yang melakukan kegiatan usaha
menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi(non bisnis). Perdagangan ec€ran meliputi semua kegiatan yang
berhubungan secara langsung dengan penj ualan barang atau jasa
kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untukkeperluan usaha)-
D. Perantara Agen
Perantara agen ini dibedakan dengan Wra$arapedagangkarena tidak mempunyai hak milik atas semua barang yangditangani.
Agen adalah lembaga yang melaksanakan perdagangan
dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang
berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapimereka tidak memiliki hak untuk memiliki barang yangdiperdagangkan
Pada dasarnya peftmtara agen digolongkan kedalam duakelompok, yaitu :
l. Agen Penunjang (Facilitating agew)Merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya
dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa.
Pembagiannya adalah sebagai berikut :
a. Agen pengangkutan borongan (Bulk tunsportation agent)b. Agen penyimpman (Storage agent)c. Agen pengangkutan khusus (Speciality Shipper)d. Agen penjualan dan pembeli an Qturchase dan sale.s agent)
Kegiatan agen penunjang adalah membantu untukmemindahkan barang-barang sedemikian rupa sehingga
mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dan penjual.
Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan darisetiap kelompok secara serempak.
2. Agen Pelengkap (Supplemental agent)
7el
Agen ini berlurdalam penyaluran barat
kekurangan-kekurangan
tidak dapat mclakukan
dengan pcnyaluran bimengganti kan n1-a. Jasa-j
a. Jasa Pembimbrngani I
b. Jasa financial
c. Jasa inlbrmasid. Jasa khusus
Berdasarkan macagen pclengkap dapat di1
a. Agen yang memtb. Agen vang mel
seperti biro rklan,c. Agen yang mel
seperti televisi, su
d. Agen khusus yan;
diatas.
E. Beberapa AlternatifBeberapa altemal
didasarkan pada jenis barl. Barang konsumsi, ditr2. Barang Industri, dituj
Kedua macam Idistribusi yang berbeda I
berbeda. Namun demiksaluran untuk kedua prkarena satu jenis baranlkonsumsi maupun baran
dapat digunakan oleh per
bakunya (termasuk baranl
ha Mikro, Kecil, dan Menengah | 78
rg melakukan kegiatan usaha
rkhir untuk keperluan Pribadileliputi semua kegiatan Yang
rn penj ualan barang atau jasa
)erluan pribadi (bukan untuk
n dengan perantara Pedaganglik atas semua barang Yang
I melaksanakan Perdaganganatau fungsi khusus Yang
rtau distribusi barang, tetaPi
rtuk memiliki barang Yang
1en digolongkan kedalam dua
9 agenl)mengkhususkan kegiatannya
ndahan barang dan jasa.
kut :
(Bulk transport at ion agent)
gent)
ceciality Shipper)
r Qrurchase dan sales agent)
g adalah membantu untuk
sedemikian rupa sehingga
dengan pembeli dan Penj ual.
rni kebutuhan-kebutuhan dari
tal agenl)
79 lSi1!i Ha sbiah
Agen ini berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahandalam penyaluran barang dengan tuj uan memperbaiki adanyakekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga laintidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungandengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapatmenggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukannya antara lain:a. Jasa Pembimbingan/ konsulta.ib. Jasa financialc. Jasa informasid. Jasa khusus
Berdasarkan macam jasa yang mereka tawarkan tersebut,agen pelengkap dapat digolongkan ke dalam :
a. Agen yang membantu dibidang keuangan, seperti bankb, Agen yang membantu dalam mcngambil keputusan,
seperti biro iklan, lembaga penelitian, dokterc. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi,
seperti televisi, surat kabar, radiod. Agen khusus yang tidak termasuk dalam ketiga golongan
diatas.
E. Beberapa Alternatif DistribusiBeberapa altematif distribusi yang akan dibahas disini
didasarkan pada jenis barang dan dan segmen pasamy4 yaitu :
1. Barang konsumsi, rlitujukan untuk segrnen pasar konsumen2. Barang Indusri, ditujukan untuk segrnen pasar industri
Kedua macam barang tersebut memerlukan salurandistribusi yang berbeda karena segmen pasar yang dituju jugaberbeda. Namun demikian dapat juga dipakai satu macamsaluran untuk kedua produk tersebut. Hal ini dimungkinkankarena satu jenis barang dapat digolongkan kedalam barangkons,,msi maupun barang industri. Sebagai contoh : Tekstil,dapat digunakan oleh perusahaan konveksi kecil sebagai bahanbakunya (termasuk barang industri), tetapi juga dapat dibeli oleh
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Mencngah ] 80
konsumen rumah tangga (termasuk barang konsumsi) untuk
keperluan sendiri. Untuk mencilpai segmen pasar industri atau
segmen pasar konsumen, produsen tekstil dapat memakai
saluran distribusi yang sama, yaitu melalui pedagang besar dan
pengecer.
Dalam penyaluran barang konsumsi yang ditujukan
untuk pasar konsumen, terdapat lima macam saluran. Pada
setiap saluran, produsen mempunyai altematif yang sama untuk
menggunakan kantor dan cabang penjualan. Adapun macam-
macam saluran distribusi barang konsumsi adalah :
1. Produsen - KonsumenIni adalah salurar yang paling pendek, dan paling
sederh4na. Tanpa menggiqn akfi rf,antilta, Produsen dapat
menjual barang yang dihasilkan melalui Pos atau langsung
mendatangi rumah konsumen. Disebut juga saluran distribusi
langsung.
2. Produsen - Pengecer - KonsumenDisini pengecer besar langsung melakukan pembelian
pada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan
toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani
konsumen.
3. Produsen - Pe.dagang besar - Pengpcer - Kons-umen
Saluran seperti ini banyak digunakan oleh produs:n dan
dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. DisiniProdusen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada
pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian
oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh
konsumen dilayani oleh pengecer saja.
4. Produsen - Agen - Pengecer - KonsumenDisini Produsen memilih agen sebagai penyalumya. Dia
menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran
8t I
distribusi vang ada. Sasikepada para pengecer besr
5. Produsen - AgenKonsumen
Dalam saluran disagen sebagai pcrantara upedagang besar yang kerkecil.
Ada empat macammencapai pemakai industrtersehut adalah :
I. Produsen - pemakai I
Saluran distribusimerupakan saluran yang pz
distribusi langsung. Salurabarang industri seperti : lok2. Produsen - Distributo
Produsen barang-beaksesories atau equipmentindustri untuk mencapai
1
menggunakan distributor r
lain : produsen bahan bpembangunan, produsen ala
3. Produsen-Agen-pelBiasanya saluran d
produsen yang tidak menperusahaan yang ingin menmemasuki daerah pemasar
agen.
yaao Usaha Mikro, Kecil, dan N{enengah | 80
ermasuk barang konsumsi) untuk:ncapai segmen pasar industri atauprodusen tekstil dapat memakai, yaitu melalui pedagang besar dan
)arang konsumsi yang ditujukanJapat lima macam saluan. pada
rpunyai altematif yang sama untukrbang penj ualan. Adapun macam-rng konsumsi adalah :
/ang paling pendek, dan palinga-kan perantara. Produsen dapatlkan melalui Pos atau langsung1. Disebut juga saluran distribusi
.onSumen' langsung melakukan pembelianerapa produsen yang mendirikanrpat secara langsung melayani
nr-Pengecer-Konsumenyak digunakan oleh produsen dan
distribusi tradisional. Disiniiualan dalam jumlah besar kepadanjual kepada pengecer. pembelian
;ang besar, dan pembelian oleh:er saja.
cer - Konsumenih agen sebagai penyalumya. Dia4angan besar dalam saluran
tlJ\itti flashiah
distribusi yang ada. Sasarankepada para pengecer besar.
penjualannya terutama ditujukan
5. Produsen - Agen - pedagang Besar _ pengecer _Konpq6gn
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakanagen sebagai perantara unh,k menyalurf..n U#ngyi't"puaupedagang besar yang kemudian menyualnya t"p"L-'ri"-ar,"kecil.
Ada empat macam saluran yang dapatdigunakan untukmencapai pemakai industri. Keempat ,u"urn ,dl**- Jistribusitersebut adalah :
l. Produsen - pemakai IndustriSaluran dishibusi dari produsen ke pemakai industri
T"i-prk} saluran yang paling pendek, a- ai.eUrtyrrga .al*andistribusi langsung. Saluran semacam ini cocok *i.rl U**g_barang industri seperti : lokomotill kapal, pesawat ,".t*g, aff .2. Produsen - Distributor Industri _ pem"kri t;;;;;. Produsen barang_barang jenis perlengkapan ,**., 0""aksesories atau equipment kecil dapat meng;r*k"" ii."iUrr.industri untuk mencapai pasarnya. produsen lain yang dapatmenggunakan distributor industn sebagai p"ry"t,r_yr'"nt".u
Iain : produsen bahan bangunan, produsen alat_alat untukpembangunan, produsen alat pendingin udara.
3. Produsen - Agen _ pemakai IndustriBiasanya saluran distribusi semacam ini dipakai olehprodusen yang tidak memiliki departemen *rn*-L,.' ,u*"
lerusahln yang ingin memperkenaikan ba.ang U*rlt , irg,"memasuki daerah pemasaran baru, Iebih ,u[u ,.nggunukun
agen.
Pemberdayaan Usaha l\fikro' Kecil, dan Menengah | 82
Distributor Industri - Pemakai
Industri . . i dapat digunakan oleh perusahaan
t*il#lffi,', mrr#H
4. Produsen agen
p€ranannya
*,"T::o's: iltiil##r',$il,#;:T##x,n:r
'ffi,'fliil,i:sffH;'I . Pe rtimban''a nJ,:-ly
l;Xi:: jlfi":ffi *'r#:1
fiTff,llfltff Sii,,flfl i*;;lioupu raktor pasar vang
'perlu di Perhat ikan a<utan '
a
r"*r'
*#Ti***T*ff"r':r"rffi:l;t#fi [f L, secara geo gran s
b
c
Untuk daerah konstkepadatan vang tlnggi rdistributor induslri
d. J umlah pesanan
.lika volume vang dibebesar atau relative
m-nggunakan distributce. Kebiasaan dalam pembt
Kebiasaan membeli d
industri sangat b€rp€n
dalam penyaluran. Tenantara lain :
- kemauan untuk mem- tertariknya pada pem
- lebih senang melaktkali
- tertariknya pada pela'
2. Pertimbangan BarangBeberapa faktor yar
barang ini antara lair
a. Nilai unitJika nilai unit dari barz
produsen cenderung un
yang panjang. TetaPi jilsaluran distribusinya per
b. Besar dan berat barang
Manajemen harus meml
hubungannya dengan
dimana besar dan bera
ongkos angkut terlalu
barangnya sehingga tperusahaan, maka sebal
E3 I
*ra Mihro, Kecil, dan Menengah | 82
rutor Itrdustri - Pemakai
t digunakan oleh Perusahaan
n bahwa unit Penjualannya
langsung. Selain itu faktor
lipertimbangkan Pula. Dalam
r penyimpanan sangat Penting
garuhi Pemilihan Saluran
fkan berbagai macam faktor
pemilihan saluran distribusi
sangat dipengaruhi oleh Pola
l,tn pasar ini meruPakan faktor
,. Beberapa fakor Pasar Yang
sar industri maka Perusahaan
menggunakan Pengecer dalam
Bamya beruPa konsumen dan
raan akan menggunakan lebih
ze kecil dalam PasarnYa, maka
an penjualan secara langsung
gafis
2. Pertimbangan BarangBeberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi
barang ini antara lain :
a. Nilai unitJika nilai unit dari barang yang drjual relatif rendah maka
produsen cenderung untuk menggunakan salu;an distribusi
yang panjang. Tetapi jika nilai unitnya relative tinggi maka
saluran distribusinya pendek atau langsung.
b. Besar dan berat baftmg
Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam
hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan
dimana besar dan berat barang sangat menentukan. Jika
ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai
barangnya sehingga terdapat beban yang berat bagi
perusahaan, maka sebagian beban tersebut dapat dialihkan
E3 lSrrrr ll.rri,iah
Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat
kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan
distributor industri
d. Jumlah pesanan
Jika volume yang dibeli oleh pemakai produk tidak begitu
besar atau relative kecil, maka perusahaan dapat
menggunakan distributor industri.
e. Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai
industri sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan
dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini
antara lain :
- kemauan untuk memb€la4iakan uangnya
- te(anknya pada pembelian dengan kredit- lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-
kali- tertariknya pada pelayanan penjual
3. PertimbanganPerusahaanPada segi perusahaan, beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah :
a. Sumber pembelanjaan
Penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek
biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar' Oleh
karena itu, saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya
dilakukan oleh perusahaan yang kuat dibidang keuangannya'
Perusahaan yang tidak kuat kondisi keuangannya akan
8sI
cenderung menggulpanJang.
b. Pengalaman dan kemSuatu perusahaan yimemasuki pasaran ba
Hal ini disehabkan tmempunyai pcngal:mengambil pelajaran
c. Pengawasan saluranPengarvasan akan L
distribusinya pendeimengawasi penyalursaluran yang pendek v
d. Pelayanan yang diberiJika produsen rnau mseperti membangun e
pembeli untuk perantabersedia menjadi peny;
4. Pertimbangan peranlPada segi peranr
dipertimbangkan a<
a. Pelayanan yang diberikJika perantara mau memisalnya dengan menyprodusen akan bersedia
b. Kegunaan perantara
Perantara akan digunakmemba*a barang procmempunyai inisiatif untbaru
c. Sikap Perantara terhadal
Pemberdayazr-n Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah I t4
kepada perantara. Jadi, perantara ikut menanggung sebagian
dari ongkos angkut.
c. Mudah rusaknya barang
Jika barang yang drjual mudah rusak maka perusahan tidak
perlu menggunakan perantara. Jika ingin menggunakannya
maka harus dipilih perantaru yang memiliki fasilitas
penyimpanan yang cukuP baik
d. Sifat teknis
Beberapa jenis barang industri seperti instalasi biasanya
disalurkan secara langsung kepada pemakai indu6tri Dalam
hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat
menerangkan berbagai masalah teknis penggunasn d^n
pemeliharaannya.
9. Barang standard dan Pssallan
Jika barang yang dijual berupa barang standard maka
dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur' Kalau barang
yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu
memelihara persediaan.
f. Luasnya product line
Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saj4
maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah
baik. Tetapi jika macam barangrya banyak maka perusahaan
dapat menjual langsung kepada para pengecer'
fia Mikro, Kecil, dan Men' ngah | 84
ra ikut menanggung sebagian
I rusak maka Perusahan tidak
Jika ingin menggunakannya
ru yang memiliki fasilitas
;n s€perti instalasi biasanYa
)ada pemakai industri. Dalam
rpunyai penjual yang daPat
lah teknis penggunaan dan
rupa barang standard maka
r pada penyalur. Kalau barang
an maka penyalur tidak Perlu
,uat satu macam barang saja
,€sar sebagai Penyalur adalah
gnya banyak maka Perusahaan
r para pengecer.
beberapa faktor yang Perlu
t5 lSrrrr tl ashiah
cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebihpanjang.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemenSuatu perusahaan yang menjual barang baru, atau inginmemasuki pasaran baru, lebih suka menggunakan Wrantara.Hal ini disebabkan karena umumnya para perantara sudahmempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapatmengambil pelajaran dari mereka.
c. Pengawasan saluran
Pengawasan akan .lebih mudah dilakukan bila salurandistribusinya pendek. Jadi, perusahaan yang inginmengawasi penyaluran barangnya cenderung memilihsaluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d. Pclayanan yaog diberikan sleh penjua!Jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baikseperti membangun etalase (ruang peragaan), mencarikanpembeli untuk perantar4 maka akan banyak perantara yangbersedia menjadi penyalumya.
4. Pertimbangan PerantaraPada segi perantara, beberapa faktor yang perludipertimbangkan adalah :
a. Pelayanan yang diberikan oleh perantaraJika perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik,misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, makaprodusen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur.
b. Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapatmembawa barang produsen dalam persaingan, dan selalumempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barangbaru
c. Sikap Perantara terhadap kebijaksanaan produsen
,usi langsung atau pendek
dana yang lebih besar. Oleh
pendek ini kebanYakan hanYa
rg kuat dibidang keuangannYa-
t kondisi keuangannYa akan
Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan
oleh produsen, misalnya resiko turunnya harga, maka
produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini dapat
memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi
berbagai macam resiko.
d. Volume penjualan
Dalam hal ini , produsen cenderung memilih perantara yang
dapat menawarkan barangnya dalam volume yang besar
untuk jangka wal<tu lama
e. Ongkos
Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan
dengan digunakannya perantara, maka hal ini dapat
dilaksanakan terus
G. Menentukan Banyaknya PenyalurSetelah menentukan banyaknya saluran distribusi yang
akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah
perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau
pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga altematifpilihan, yaitu :
I . Distribusi IntensifDistribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang
menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha
menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-
banyalnya untuk mendekati dan mencapai konsumen.
Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan
kebutuhan konsumen. Sedangkan untuk barang industri,
distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis operating
supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyakpelumas, dan lainnya.
2. Distribusi SelektifPerusahaan yang menggunakan distribusi selektif iniberusaha memilih suatu jumlah pedagang besari pengecer
8',7 |
yang terbatas dalam
saluran inr dipakar unttshopping atau barangacccssory equipment pr
ini dirnaksudkan untukmenquntungkan dan
dcngan j umlah rransaksi3. Distribusi trksklusil
Distribusi eksklusif inihanya menggunakan sidalam daerah pasar ten(rnenj ual produknya keppengecer saja. Pada tbanyak dipakai :
a. Untuk barang-barang
b. Apabila penyalur b<
jumlah besar sehin;
memilih produk yang
c. Apabila produk yan6
penj ualan (pemasanl
pendingin udara (ACSetelah dikerahui pr
penyalur yang digunakan o
dapat diadakan pembandkonsumsi.
Pemberdayaan Usaha Nlikro, Kecil, dan Menengah I t6
r Usaha Mikro, Kecil, da;r Menengah | 86
enerima resiko yang dibebankan
resiko turunnya harga, maka
. sebagai penyalur. Hal ini daPat
/ab produsen dalam menghadaPi
:nderung memilih Perantara Yang
nya dalam volume Yang besar
uran barang dapat lebih ringan
:rantara, maka hal ini daPat
lenyalurLnyaknya saluran distribusi Yanglusen perlu menentukan jumlah
sebagai pedagang besar atau
lusen mempunyai tiga alternatif
rt dilakukan oleh Produsen Yang
enien. Perusahaan berusaha
terutama pengecer sebanYak-
kati dan mencapai konsumen.
unttrk mempercePat Pemenuhandangkan unruk barang industri,
rya terbatas untuk jenis oPerating
rrd lainnya, seperti obeng, minYak
ilnakan distribusi selellif tnt
umlah pedagang besar/ pengecer
t7 l:., 1it, ti asbiah
yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanvasaluran ini dipakai untuk memasarkan produk baru, barangshopping atau barang special, dan barang industri lenisaccessory equipment. penggunaan saluran distribusi selektifini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidakmenguntungkan dan meningkatkan volumedengan jumlah transaksi Iebih terbatas.
3. DistribusiEksklusif
penj ualan
Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan denganhanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecerdalam daerah pajar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanyamenjual produknya kepada satu pedagang besar atau satupengecer saja. pada umumnya, distribusi eksklusif inibanyak dipakai :
a. Untuk barang-barang spesialb. Apabila penyalur bersedia membuat persediean 6s1u1;1
jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa dalammemilih produk yang akan dibelinya
c. Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudahpenjualan (pemasanga4 reparasi, dsb), misalnya alatpendingin udara (AC), almari es dan lainJain.Setelah diketahui panjangnya saluran dan banyaknya
penyalur yang digunakan oleh produsen. Secara keseluruhandapat diadakan pembandingan unh* jenis-jenis barangkonsumsi.
r
Jenis BarangKonsumsi
AlternetifStrategi
Dislribusi
Pola Distribusidlm Pasar yang
ada
Konvenien
Shopping
Spesial
Umumnya panlang
Umumnya sedang
Umumnya Pendek
lntensilSelektilEksklusif
Menyebar (banyak)
Jarang (beberapa)
Terpusst (s8tu)
Pember-layaan Usaha Miko, Kecil dan Menengah I Et
Tabel 7.1 Alternatif Strategi Distribusi untuk Barang Konsumsr
Berdasarkan IntensitasnYa
H. Pengendalian Saluran Distribusi
Pengendatian saluran distribusi dapat menjadi suatu
masalah yang sulit bagi perusahaan yang mengandalkan fungsi
perdagangan besar dan eceran pada penyalur tertentu saja
(penyalur independen). Karena penyalur independent tersebut
melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan sendiri,
artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat
meningkatkan laba mereka.
Produsen yang menjual melalui penyalur indipenden
tersebut harus dapat merancang produk dan progam pemasaran
yang menarik. Untuk membuat agar p€nyalur independent dapat
lebih terikat pada produsen, maka produsen harus mengambil
beberapa kebij aksanaan sePerti :
1. Produsen harus menyatakan bahwe tugasnya tidak berakhir
pada saat produk te{ual, tetapi rnasih perlu memberikan
pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir'
2. Produsen harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi
penyalur merupakan masalah bagi produsen dan tidak dapat
diabaikan j ika ingin mempertahankan posisi pasarnya'
3. Produsen harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi
dan servis lain yang diberikannya kepada para pemb€li'
4. Produsen harus dapat memberikan semangat kepada
p€nyalur dengan memberi sejumlah insentif. Beberapa
teknik pemberian insentifyang dapat digunakan antara lain :
a. Konsesi harga
E9 lsrrrr lJashiah
b. Bantuan keuan;c. Proteksi
PanjangnyaSaluran
Pola Distribusidlm Pasar Yang
ada
Terpusat (satu)
Menyebar (banYak)
Jarang (beberaPa)
ra Mikro, Kecil dan MenenPh I tE
,usi untuk Barang Konsumsl
nsltasnyaAlt€rnatifStrategi
Distribusinteflsif;elektiflksklusif
E9lSrtr, llasbialr
b. Bantuan keuangan
c. Proteksi
usi
rlbusi daPat meltadi suatu
n yang mengandalkan fungsi
rada Penyalur tertentu saja
rnyalur independent tersebut
untuk kep€ntingan sendiri'
ik menjual barang Yang daPat
melalui Penyalur indiPenden
oduk dan Program Pemasaran
ar penyalw independent dapat
a produsen harus mengambil
,ahwa tugasnya tidak berakhir
api masih Perlu memberikan
:epada P€mbeli akhir'
)ahwa masalah Yang dihadapi
bagi produsen dan tidak daPat
.hanJran Posisi Pasarnya'
i kepada PenYalur atas garansl
nya kePada Para Pembeli'
:mbenkan semangat kepada
sejumlah insentif BeberaPa
g dapat digunakan antara lain :
Miluo, Kecil, dan Menerrgal | 150
)C) yang merupakan unitsi yang mengembangkan
iembangan kewirausahaan.g bermitra dengan lembagata inti-plasma yang disertainengaitkan bisnis berskalarsi da,r UMKM. ApabilalM telah menjadi fokus*a di dalam praktik akanri bukan saja oleh lembaga)€ngusaha besar yang tetap:untungan yang signifikanmUMKM.
l5llSirti ltashinh
DAFTARPUSTAKA
Ali, Surya Dharma. 2007. Komitmen l,emberuiayaan LIMKMdan Koperasi. Disampaikan pada Seminar prospek
Usaha Kecil dan Menengah, Lembaga UsahaPengembangan Masyarakat Jakarta.
Baswir, Rewisond. 1997. Agenda Ekonomi Keralqtatan. pustaka
Pelajar: Yogjakarta.
Conry, E.J., G.R. Ferrera dan K.H. Fox_ 1986. The LegalEnvironment of Business, Dubuque, IA: Wm. C.Brown.
Corl McDaniel Jr. 1979. Marketing, An Integrated ApproachHorper & Row. Publishers, lnc, New York.
Crook, Clive. 2001. "Globalization and its Critics"Economist, 29 September.
Tlte
Drucker, Peter F. 1988. Inovasi dan Kewirdswastaan, Praktekdan Dasar- Dasar. Jakarta: Erlangga.
Friedman, Thomas. 2000. The Lents and the Olive Tree,
London: Harper Collins.
Hardjosoekarto, Sudarsono. 1994. N ilai-nila i Koryras i : Antara
Oportunisme dan ldentitas Koperasi. Jakarta: Centre
for Strategic and Intemational Studies.
Hariyono. 2003. "Koperasi Sebagai Strategi Pengembangan
Ekonomi Pancasila", .lurnal Ekonomi Rakyat, I1(4),
Juli.
Pemberdayiran Usaha Mrkro, Kccil, d rn N{enengah i 152
Kaplan, Robert S., and Anthony A. Atkinson. 199g. AdvancedManagement Accounting. 3rd edition. New Jersey:Prentice Hall Intemational, Inc.
Kaplan, Robert S and David p. Norton. 1996. The BalancedScorecard: Translating Strategt into Actions. Boston,MA: Harvard Business School press.
2000 The Strategt Focused Organization:How Balanced Scorecard Companies Thrive in theNew Business Environment. Boston, MA: HarvardBusiness School Press.
Kotler, Philip .1997 .. Manajemen pemasaran : Analisis,Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Edisi Revisi.Edisi bahasa Indonesia. Prentice Hall
Kuncoro Mudrajad. 7997. Ekonomi Pembanguun, Teori,Masalah dan Kebijakan,. yogyaka(a: UppAMpYKPN.
Lipsey, Richard G. 1980. An Introduction to positiveEconomics. l.ondon: Weidenfeld and Nicolson.
Marcus, Burton. 1980. Modern Marketing Management, EdisiKedua, Random House, New york.
Muhandri, Tjahja. "Stategi Penciptaan Wirausaha Kecil danMenengah yarrg Tangguh", Jurrwl pengkal ianKoperasi dan UKM,Yol l(l), 2006
ls3 |
Ncllo. Susan Ser
Cooperatrr
Cypriot INrt2000 -l
Studies. tsr
North, D.C. 199(
l't'rJbrman
Press.
O'RaU'erty, Simon
Sector Ints,\lL.s: n
Tersedia d:
ations/GIN
Partomo, Tiktik Sar
Ekonomi Ikedua. Jak,
Pasda, Salamun, Sit
Pasar 'frac
Kompetiti;f
l'inggi Kt
Republik lt
Peterson, Chris.('ompelili|
University.
Kotler, Philip, Gary Armstrong. 1996. Dasar-dasar pemasaran.
Jilid 2. Edisi Bahasa Indonesia. prentice Hall
Partadiredja. Ace
Bhratara.
<ro, Ke.cil, dan Meri€ngah | 152
.kinson. 1998. Advancedd edition. New Jersey:
)n. 1996. The Balancedgl into Actions. BostonPress.
Focused Organization:tmpanies Thrive in theBoston, MA: Harvard
emasaran : Analisis,m Kontrol. Edisi Revisi.e Hall
la s ar -das ar P emas aran.Prentice Hall
Pembangwwn, Teori,
/ogyakarta: UPPAMP
'oduction to Positived and Nicolson.
ng Management, Edisik.
Wirausaha Kecil dan
Jurnal Pengkajian006.
l53 lSitti llasbiah
Nello,
North, D.C. 1990. Institutional Change, andPerformance, Cambridge: CambridgePress.
Susan Senior. 2000. "The Role of AgriculturatCooperatives in the European Union: A Strategy fbrCypriot Accession?", EUI Working Paper R\CNo.2000/12, Robert Schuman Centre for AdvancedStudies, European University Institute, Florence.
Economic
University
O'Rafferty, Simon dan Frank O'Connor, The Role of PublicSector Interyention in Product Development ll/ithinSMEs: Managing the Sustainability Message
Tersedia di: www.edcw.orglpublic/uploaddfi leVpublicationVGIN2006jublic_sector_intervention. pdf.
Partadiredja, Ace- 2000. Marmjemen Koperasi. Jakarta:
Bhatara.
Partomo, Tiktik Sartika dan Abd. Rachman Soejoedono. 2002
Ekonomi Skalo Kecil/Menengoh dan Koperasi, edisikedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pasda Salamuq Sitti Hasbia[ Muhammad Hasan. Revitalisasi
Pasar Tradisional di Kota Makassar, Penelitian Hibah
Komrytitif Nasional Direhorat Jenderal Pendidikon
Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Laporan Penelitian.
Peterson, Chris. 2005. "Searching forCompetitive Advantoge", mimeo,University.
a CooperaliveMichigan State
I
T
Pemberdayaan Us$a Mikro, Kecil, dan Menengah I l5i
Pitman, Lynn. 2005. "Cooperatives in Wisconsi" ", mimeo'
University of Wisconsin Center for Cooperatives'
Madison.
lssl\ Hashiil
Pohlmeler, torenz- 1990. " Recent Developments in the World
Bank's Approach to Cooperative SuPPort in Africa",
makolah dalam the World Bank Seminar on "Donor
Support for the Promotion of Rural Cooperativcs in
Developing Countries: Special Emphasis SubSaharan
Africa", Januari 16-17, Washington, D C'
Prijono, Onny S dan Pranaka (eds.). 1996' Pemberdayaan:
Konsep, Kebrjal.ran dan Implementas'' Jakarta: CSIS'
Raghavan, Chakavarty. 1990- "Recolonization: The Uruguay
Round, GATT and The South' Penang: Third World
Network
Rahardjo, Dawam M. 2002. "Development Policies in Indonesia
and the Growth of Cooperatives", Prisma' The
I ndones i an I ndicat or, No'23'
Rahardjo, Dawam M. 2002. "Apa Kabar Koperasi Indonesia"'
KomPas, Jumat, 9 Agustus'
Setyari, Ni Putu Wiwin. Dinamika Pengembangan UMKM di
Indonesia, 2OO7' Tersedia
di: ejoumal.unud.ac id/abstrak/dinamika%20pengemba
ngan%2Oumkm. Pd.
Building P
Srlr'Es, Berji
Simons, Robert. 200(
Systems .fo,Prentice Hal
Sritua Arief. 1998 P,
Pemberdayc
Bandung. Pr
Stanton, William J.
kelima, Kog
Stiglitz, Joseph. 2003
York: W. W
Widjaja, l{Aw. 2002
Cetakan Per
Jakarta.
Simamora, Manaek. 2006
Mechanisms to
"Policy APProaches and SuPPort
Deve lop, Nurture and Promote
Innovation in Indonesia", National l{orl<shop on Sub-
National Innovation Systems and Technologt Capacity
kro, Kecil, dan Menengah | 154
in Wisconsin", mimeo,
:enter for CooPeratives.
,velopments in the [4/orld
ative SupPort in Africa" ,
]ank Seminar on "Donor
of Rwal CooPeratives in
ial Emphasis SubSaharan
,ington, D.C.
). 1996. PemberdtYaan:
?mentas i. Jakarta: CSIS.
onization: The UruguaY
h. Penang. Third World
rment Policies in Indonesia
rperatives", Prisma, The
.abar Koperasi Indonesia",
P engembangan LIMKM di
tO7. Tersodia
ak/dinamika%20Pen gemba
r Approaches and SuPPort
r, Nurtur€ and Promote
Valional l{orkshoP on Sub-
s and Technolog/ CaPacitY
f55 lSitii flasbiah
Building Policies to Enhance Oompetitiveness ofSnr'Es, Beijing, October 2006.
Simons, Robert. 2000. Performance Measurement and Control
Systems for Implementing Strategt. New Jersey:
Prentice Hall International, Inc.
Sritua Arief. 1998. Pembangunanisme dan Ekononi Indonesia:
Pemberdayaan Rakyat dalam Arus Globolisast.
Bandung: Penerbit Zaman.
Stanton, William I. 1978. Fundamentals of Marketing, Edisikelima, Kogakhusa, Mc.Graw-Hill, Tokyo.
Stiglitz, Joseph. 2003. Globalization and lts Discontents. NewYork: W. W. Norton & ComPanY.
Widjaja, l{AW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom,
Cetakan Pertama Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Jakarta.
I
I
l
Pemberdalzan Usaha Miko, Kecil, dan Menengah I t56
TENTANG PENULIS
Dr. Hj- Sitti Hasbiah' M'Si"
Lahir di Bantaeng, 15 Desember 1967'
Pendidikan Sarjana 51 (1990) Pada
Progam Studi Pendidikan
Ekonomi/Pendidikan Koperasi IKIP
Ujung Pandang. Program Megister
tfSSgi Pada Program Studi
Manajemen Agribisnis Unhas
Makassar. Tahun 2005 menyelesaikan
Program Doltor dalam Bidang
Ekonomt Manajemen di Universitas Padjajaran Bandung
Pekerjaan staf Pengalar pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi UNM' Selain itu juga mengalar pada
Program Pascasarjana UNM dan beberaPa Pergunuln unggr
lainnya di Makassar. Selain menga'1 ar juga aktif dalam
berbagai kegiatan ilmiah seperti Penelitian dan
pengabdian Pada masyarakat dalam bidang ilmu sosial dan ilmu
ekonomi, juga Penul is dan Pemakalah Pada jurnal -jumal ilmiah
baik nasional mauPun intemasional. Buku Yang meruPakan hasil
penelitian Yang telah diPublikasikan antara lain berjudul
Revitalisasi Pasar T
Tradisional dalam
Kelembagaan.
radisional: Meningkatkan DaYa Saing Pasar
Perspehi f Manajemen dan Ekonomt
melakukan