$t**$, 5l - Selamat datang di Eprints Universitas Negeri ...

16
j 9q; f r., $t**$, 66o9 ;* eg 6fre @F .ts#$#; I 't lma# qS Sfi I u*& 5l P *se ri}*s d,. i Makassar. 8-9 Juli 2017 l, 'i JF'A A'.!l F ?7-t U n iversitas Negen Makassar

Transcript of $t**$, 5l - Selamat datang di Eprints Universitas Negeri ...

j 9q; f r.,$t**$,

66o9 ;* eg 6fre@F .ts#$#; I't lma#

qS Sfi I u*& 5lP *se ri}*s d,. i

Makassar. 8-9 Juli 2017

l,

'i

JF'AA'.!l F?7-t

U n iversitasNegenMakassar

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE 56

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Dasar

EDITOR:

Prof. Dr. Amir, M. PdDr. Farida Aryani, M.PdDr. Heryati Yatim, M. Pd

Dr. Kartini Marsuki, M. PdDr. Ansar, M. Si

Muh. Ilham Bakhtiar, S.Pd. M.Pd

Gedung Teater Menara Phinisi UNMMakassar, 8-9 Juli 2017

PROSIDINGSEMINAR NASIONAL DIES NATALIS KE 56

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Hak Cipta @ 2017 Oleh Panitia Pelaksanan SemNas Diesnatalis 56 UNM

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Cetakan pertama: 2017

Diterbitkan oleh: Badan Penerbit UNM

TIM PROSIDING

Penasehat dan Penanggung Jawab

Prof. Dr. Husain Syam, MTDr. Abdullah Sinring, M.Pd

Narasumber

1. Prof. Intan Ahmad, Ph.D (DirekturJenderalPembelajarandanKemahasiswaan,KementerianRiset, TeknologidanPendidikanTinggi)

2. Prof. Arif Rachman, M.Pd (Dosen Universitas Negeri Jakarta)3. RiriRiza (Sutradara, PenulisNaskahdanProduser)4. Drs. Ismunandar, M.Pd (Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar)

EditorProf. Dr. Amir, M. Pd

Dr. Farida Aryani, M.PdDr. Heryati Yatim, M. Pd

Dr. Kartini Marsuki, M. PdDr. Ansar, M. Si

Muh. Ilham Bakhtiar, S.Pd. M.Pd

Desain Sampul dan Tata LetakNur Halim Ar, S. Pd., M. Pd

Diterbitkan Oleh:Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

ISBN: .978-602-6883-76-6213 hlm, 29,7 cm

PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat danhidayahnya sehingga Prosiding Seminar Nasional Dalam rangka Dies Natalis ke 56Universitsa Negeri Makassar telah selesai.

Seminar Nasional Dalam rangka Dies Natalis ke 56 Universitsa Negeri Makassar ini diselenggarakan oleh Panitia Dies Natalis dengan tema “”Pendidikan Berkualitasmembangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”,”, pada tanggal 9 Juli2017 di Gedung Teater Phinisi Lt. 3 UNM, yang diikuti oleh Guru, praktisi pendidikan,Dosen, Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh indonesia.

Prosiding ini memuat tentag hasil pemikiran dan hasil penelitian yang telah diseminarkan dantelah dinilai dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh tim penyunting dan editorprosiding.

Panitia menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada narasumber, pesertakonferda, Seminar Nasional serta editor yang telah berkontribusi, baik dalampelaksanaanSeminar Nasional maupun penerbitan prosiding ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaatdan bisa dipakai sebagai rujukan atau referensi dalam melaksanakan Tri Dharma PerguruanTinggi.

Ketua Panitia

DAFTAR PEMAKALAHSEMINAR NASIONAL DIESNATALIS KE 56 UNM

Makassar, 09 Juli 2017

1. Aplikasi Powtoon Sebagai Media Pembelajaran : Manfaat Dan ProblematikanyaEviDeliviana

2. Hubungan Antara Self-Compassion Dengan Kesepian Pada Mahasiswa Tahun Pertama DiSTT Blessing Indonesia MakassarFebriola

3. Upaya Mengatasi Masalah Belajar Siswa (Remaja) Melalui Layanan GuruBimbingan Dan Konseling Di Era MeaRenatha Ernawati

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share DalamMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran EkonomiMuhammad Rakib dan Hajar Dewantara

5. Analisis Penerapan Model Moody Dalam Pembelajaran Pemodelan TeksEksemplungAndi Fatimah Yunus, Aswati Asri, dan Abdul Azis

6. Pengaruh motivasi terhadap regulasi diri dalam menghafal Al-QuranKartini Ismalasari, Eva Meizara Puspita Dewi, Kurniati Zainuddin

7. Pengaruh outcome expectancy terhadap persistensi aplikan beasiswa LPDPTarmizi Thalib, Eva Meizara Puspita Dewi, & Muh. Nur Hidayat Nurdin

8. Sistem Fonologi, Morfologi, Dan Sintaksi Bahasa TaeIdawati Garim, Jusmianti Garing, Muh. Ridwan, Sakinah

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman (Wortschatz)Berdasarkan Model Pembelajaran Teams-Games-Tournament (Tgt)Misnawaty Usman, Abd. Kasim Achmad

10. Pengaruh Video Prakatikum Interaktif Terhadap Keterampilan Laboratorium DanHasil Belajar Siswa Kelas Xi Sma Muhammadiyah 3 Tidore KepulauanNurfatimah Sugrah, St. HayatunNur Abu, NurulAuliaRahman, Muhammad Danial,Muhammad Anwar

11. Pengaruh Strategi Pembelajaran ber-LKS induktif terhadap hasil belajar siswaMAN Malakaji GowaGustina

12. Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi denganbudaya lokal bugis makassarErnawati

Al-Chipmunk
Highlight

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

57

SISTEM FONOLOGI BAHASA TAE’(PHONOLOGY SYSTEM OF TAE’ LANGUAGE)

Idawati Garim1), Jusmianti Garing2), Muh. Ridwan3), Sakinah4)

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassaremail:[email protected]

Abstract. Phonology is a branch of linguistics that examines the sounds of languageaccording to its function. Phonology determines the sounds of language produced by aspeech or human speech, whether a word is meaningful or not. The purpose of theresearch is to describe the phonology system of Tae’ language as qualitatively using thefield data.The primary data is utterances in Tae’ language, namely words, phrases, andsentences that are divided into 200 basic vocabularies and 200 cultural vocabularies.Thesource of data is gained from Tae’ speakers that use an interview, noting, and recordingtechnique. The result shows that phonology system in Tae’ language is formed based onthe minimal pair of vowel phonemes and consonant phonemes. The vowel phonemes inTae ' language are / a /, / u /, / e /, / o /, / i /. While, the consonant phonemes in Tae’language are / p /, / b /, / m /, / t / , / d /, / n /, / s /, / l /, / r /, / y /, / c /, / j /, and / w /. Therealization or distribution of those phonemes is in different positions. The position of thevowel phoneme occupies at the initial, middle, and end of the word. Some even occupythe position at the initial and end of the word. While, the position of the consonantphonemes occupies the initial and middle position only and never occupies at the finalposition of the word, thus, Tae' language is categorized as vocalist language.

Keywords: phonology, phoneme, vowel, consonant, Tae’ language.

Abstrak.Fonologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji mengenai bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.Fonologi menentukan bunyi-bunyi bahasa yangdihasilkan oleh alat ucap atau alat bicara manusia, apakah sebuah kata bermakna atautidak.Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sistem fonologi bahasa Tae’ secarakualitatif berdasarkan data lapangan.Data primer berupa tuturan bahasa Tae’ dalambentuk kata, frasa, dan kalimat yang jumlahnya terbagi atas 200 kosakata dasar dan 200kosakata budaya.Sumber data diperoleh dari masyarakat penutur bahasa Tae’ melaluiteknik wawancara, catat, dan rekam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem fonologibahasa Tae’ dibentuk berdasarkan pasangan minimal fonem vokal dan fonemkonsonan.Fonem vokal bahasa Tae’ adalah /a/, /u/, /e/, /o/, dan /i/. Selanjutnya, fonemkonsonan bahasa Tae’ adalah /p/, /b/, /m/, /t/, /d/, /n/, /s/, /l/, /r/, /k/, /g/, /n/, /y/, /c/, /j/, dan/w/. Realisasi atau distribusi fonem-fonem tersebut berada pada posisi yang berbeda-beda.Posisi fonem vokal menduduki posisi awal, tengah, dan akhir sebuah kata, bahkanada yang menempati posisi awal dan akhir kata.Sementara itu, fonem konsonan bahasaTae’ hanya menduduki posisi awal dan tengah saja dan tidak pernah menduduki posisiakhir kata sehingga bahasa Tae’ dikategorikan sebagai bahasa vokalis.

Kata kunci: fonologi, fonem, vokal, konsonan, bahasa Tae’.

PENDAHULUANBahasa sebagai alat komunikasi

didefinisikan oleh para ahli di dunia denganberbagai cara. Menurut Haymen(1997:30)bahasa sebagai sebuah sistem komunikasiberdasarkan kata-kata yang memiliki makna, dandikombinasikan sesuai dengan aturan sintaktik

tata bahasa untuk menghasilkan kalimat. Senadadengan pandangan Owens (2005:7) yangmengatakan bahwa bahasa merupakan sebuahsistem konvensional atau kode sosial untukmeghadirkan konsep melalui penggunaan simbolarbitrer dan kombinasi-kombinasi aturan simbolyang ada. Selain itu, bahasa mengalami

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 58Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

perkembangan sesuai dengan kebutuhanmanusia penggunanya sehingga bahasa tidakdapat dikatakan statis melainkan sebuah bahasa,juga mengalami kepraktisan disebabkan adanyagejala kahidupan yang cenderung praktis dewasaini. Artinya, dengan adanya kehidupan yangpraktis sepertisekarang ini akan memungkinkanakan penggunaan bahasa yang praktis pula danhal tersebut dapat berpengaruh terhadapperkembangan bahasa itu sendiri, sehinggamemungkinkan bahasa tersebut memilikipergeseran makna bahkan terancam punahataupun punah. Oleh karena itu, sebelum bahasamengalami pergeseran, terancam punah, ataupun punah sebaiknya telah ada inventarisasi dandokumentasi mengenai bahasa tersebut dariberbagai bentuk telaah atau kajiankebahasaan.Dalam hal ini, bahasa Tae’ yangmenjadi objek kajian pada penelitian iniseyiogyanya memiliki dokumentasi dariberbagai kajian kebahasaan sebagai wujud daripencegahan terjadinya kepunahan bahasa ini.Dengan kata lain bahwa, dengan adanya hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan mengenaibahasa ini akan memudahkan kita untukmendapatkan suatu rujukan. Selain itu,dokumentasi tentang bahasa Tae’ telah adasebagai wujud dari pemertahanan bahasa daerah(bahasa Tae’).

Bahasa Tae’ sendiri merupakan salah satubahasa daerah yang ada di Provinsi SulawesiSelatan, tepatnya di kabupaten Luwu, LuwuUtara, Luwu Timur, dan Kota Palopo.TanaLuwu sendiri merupakan bekas wilayahKedatuan (Kerajaan) Luwu Kuno. WilayahKedatuan Luwu Kuno terbentang dari wilayahadministrasi kabupaten Luwu, Luwu Timur,Luwu Utara, dan Kota Palopo. Bahasa Tae' inidigunakan oleh sebagian besar penduduktersebut sebagai bahasa sehari-hari mereka.Bahasa Tae', serumpun dengan bahasa Torajaatau Ibu dari bahasa Toraja, bahasa Mandar,bahasa Massenrengpulu, dan bahasa Mamuju.Hingga saat ini bahasa Tae' masih digunakansebagai bahasa percapakan sehari-hari penduduksetempat, mulai dari Selatan perbatasan daerahBuriko kabupatan Wajo sampai dengan daerahkabupaten Luwu Timur (Malili), serta TanaToraja dan Massenrempulu.Selanjutnya, BahasaTae' memilikibeberapa dialek, yakni Toala,Rongkong, dan Toraja.Kata Tae' sendiribermakna ‘tidak ada’ yangmerupakan bahasakuno yang digunakan dalam kitab Lontara Sureq

I La Galigo yang merupakan asal muasal dariSawerigading.

Jumlah penduduk daerah ini sekitar340.000 jiwa, (lihat, misalnya, Ethnologue,2014).Bahasa ini masih digunakan olehmasyarakat Luwu secara aktif hingga sekarangdalam berkomunikasi. Sebagai bahasa daerahyang memiliki peranan penting dalam kehidupanmasayarakat ini, tentunya memiliki gaya atauaksen tersendiri ketika dituturkan. Bahasa Tae’memiliki gaya bahasa dalam bertutur secarahalus. Istilah linguistiknya di sebut sebagaieufemisme atau penghalusan, lihat (misalnyaGaring, J: 2014). Selain itu, bahasa ini jugamemiliki sistem morfologis yang tergolongrumit karena pembentukan katanya mengalamiproses afiksasi yang kompleks, lihat (misalnya,Ibrahim: 2007 dan Garing, J: 2011). Padakesempatan ini, peneliti akan memfokuskankajian pada tataran fonologi.Telaah di bidangfonologi bahasa Tae’ sangat perlu untuk dikajisebagai langkah awal dalam penyusunan sebuahkamus.Bidang ilmu tersebut sangat menentukandalam penyusunan kamus yang idealberdasarkan ejaan yang disempurnakan.Padatataran ini ilmu fonologi memiliki perananpenting untuk mengurai satu lema dalam sebuahkamus, terutama dalam penulisan fonetisnya danpelafalannya.

Penelitian-penelitian yang pernahdilakukan mengenai bahasa ini adalah Preposisidan Konjungsi dalam bahasa Tae’ yang ditulisoleh Garing, J (2016).Bentuk Implikatur dalamBahasa Tae’ juga ditulis oleh Garing, J padatahun (2015).Selain itu beberapa jurnal yangjuga ditulis oleh Garing. J menyajikan mengenaibahasa Tae’, seperti Semantik Negasi dalamBahasa Tae’ pada tahun (2016), Bentuk, Fungsi,dan Makna Eufemisme dalam Bahasa Tae’ padatahun (2015), dan Pengaruh Bahasa Taeqterhadap Bahasa Inggris dalam Pola Stresdiproduksi oleh Penutur Bahasa TaeqpadaJurusan Bahasa InggrisUniversitasCokroaminoto Palopo pada tahun(2014).Namun, penelitian mengenai fonologibahasa Tae’ sendiri belum pernahdilakukan.Oleh sebab itu, peneliti tertarikmelakukan kajian di bidang ini untuk lebihmemahami bagaimanakahstruktur fonologidalam bahasa Tae’ sebagai langkah awal dalampenyusunan kamus dwibahasa (Tae’-Indonesia).Kajian fonologi bahasa Tae’ sangatpenting dilakukan sedini mungkin sebagai wujud

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 59Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

pemertahanan dan pendokumentasian bahasaTae’, karena tidak menutup kemungkinanbeberapa tahun lagi bahasa ini akan terancampunah bahkan punah yang disebabkan olehbanyak faktor. Oleh karena itu, sebelum bahasaini benar-benar punah sebaiknya dilakukanpenelitian-penelitian dari segala aspekkebahasaan, sehingga kelak apabila bahasa inibenar-benar diambang kepunahan, telah adawujud atau dokumentasi mengenai bahasaTae’.Adapun tujuan penelitian ini adalah agarkhalayak dan pecinta bahasa dapat mengetahuidan memahami struktur fonologi dalam bahasaTae’.Diharapkan hasil penelitian ini dapatmemberikan sumbangsi kepada pemerintahsetempat untuk dijadikan bahan dalammenentukan kebijakan-kebijakan bahasa kedepan.Selain itu, hasil penelitian ini dapatdijadikan sebagai referensi bagi pemerhatibahasa, akademisi, mahasiswa, peneliti, danmasyarakat umum lainnya.

KAJIAN TEORIFONOLOGI

Fonologi secara etimologi berasal darigabungan kata fonyang berarti ‘bunyi’ dan logiyang berarti ‘ilmu’. Jadi, fonologi merupakanbagian dari kajian linguistik yang mempelajari,membahas, membicarakan, dan menganalisisbunyi-bunyi bahasa yang diproduksi melaluialat-alat ucap manusia.Tuturan-tuturan yangdiujarkan oleh manusia memiliki runtunanbunyi-bunyi bahasa yang memiliki nada danmakna.Runtunan bunyi bahasa ini dapatdianalisis atau disegmentasikan berdasarkantingkat-tingkat kesatuannya.Berdasarkan haltersebut, fonologi memiliki kajian bunyi-bunyibahasa yang dihasilkan oleh alat ucap atau alatbicara manusia.

Beberapa ahli memberikan batasandefinisi mengenai fonologi. Salah satunya adalahChaer, (2009: 5- 6) yang menyatakan bahwafonologi merupakan urutan paling bawah ataupaling dasar dalam hierarki kajian linguistikkarena objek kajian bidang ini adalah bunyi-bunyi bahasa sebagai hasil akhir dariserangkaian tahap segmentasi terhadap suatuujaran. Beliau lebih lanjut menyatakan bahwafonologi sebagai satuan terkecil dari ujaranbeserta dengan “gabungan” antarbunyi yangmembentuk silabel atau suku kata memilikitekanan, nada, hentian, dan durasi. Kridalaksana(2008: 63)dalam Kamus Lingusitikmenyatakan

bahwa fonologi adalah bidang lingusitik yangmenyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurutfungsinya.Sementara, Crystal (2005)mendefinisikan fonologi adalah “studi tentangbagaimana kita menemukan keteraturan dalambunyi”. Selanjutnya, fonologi merupakan unsur-unsur dan prinsip-prinsip yang menentukan polabagaimana bunyi dihasilkan, lihat (misalnya,O’grady, 1997: 68; Spencer, 1996:2; dan Roach,1991: 32.Pendapat lain dikemukakan olehOdden (2005: 2) bahwa fonologi merupakanbagian fundamental struktur kata dan dasar daripengucapan dalam sebuah bahasa yang dapatmengubah subjek setiap saat, sehingga fonologimemiliki hubungan dengan domain yangbanyak.Berdasarkan pandangan beberapa ahlitersebut, disimpulkan bahwa fonologimerupakan studi mengenai bagaimana bunyidihasilkan melalui keteraturan atau pola yangmengaturnya.

Objek kajian fonologi sendiri terdiri atasdua bagian, yakni fonetik dan fonemik.Fonetikmerupakan cabang fonologi yang mengkajibunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikanstatusnya, apakah bunyi itu-bunyi bahasa itudapat membedakan makna kata atautidak.Fonetik sendiri dibedakan atas tiga macam,yakni fonetik artikulatoris, fonetik akustik, danfonetik auditoris.Dari ketiga fonetik tersebut,yang paling berkaitan dengan ilmu linguistikadalah fonetik artikulatoris, karena fonetik inisangat berkenaan dengan masalah bagaimanabunyi bahasa diproduksi ataudihasilkan.Sementara itu, fonemik jugamerupakan cabang kajian fonologi yangmengkaji bunyi-bunyi bahasa denganmemprehatikan fungsinya sebagai pembedamakna sebuah kata.

FONEMFonem adalah bunyi bahasa yang

berfungsi untuk membedakan makna. Dalamkamus KBBI online,fonem adalah satuan bunyiterkecil yang mampu menunjukkan kontrasmakna (misalnya /h/ adalah fonem karenamembedakan makna kata harus dan arus, /b/ dan/p/ adalah dua fonem yang berbedakarena bara dan para beda maknanya. O’grady(2000: 73) berpendapat bahwa fonemmerupakan prediksi suara yang memiliki fonetikyang sama, dan tidak berbeda satu sama lainnyayang merupakan bagian dari unit fonologi.Sementara itu, Thomas (1995: 24) menyatakan

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 60Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

bahwa the central concept in phonology is thephoneme, which is a distinctive category ofsounds that all the native speakers of a languageor dialect perceive as more or less the same. Halini berarti bahwa, kajian utama fonologi terpusatpada fonem yang merupakan ciri khususpemerolehan bunyi oleh penutur asli bahasa ataudialek yang kurang lebih sama.

Fonem sendiri terdiri atas fonem vokaldan konsonan.Fonem vokal lebih sedikitjumlahnya bila dibandingkan dengan fonemkonsonan.Hal tersebut dikarenakan terbatasnyapengaturan posisi lidah dan bibir ketika bunyi itudiucapkan.Berikut ini merupakan peta fonemvokal yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Peta Fonem Vokal dalam Bahasa Indonesia

Depan Tengah BelakangTinggi /i/ /u/Sedang /e/ /ə/ /o/Rendah /a/

Sementara itu, fonem konsonan adalahbunyi yang dihasilkan dengan melibatkanpenyempitan dan penutupan pada daerahartikulasi.Bunyi-bunyi konsonan ini lebihbanyak jenisnya dari bunyi vokal, seiring denganbanyaknya jenis artikulator yang terlibat dalamupaya penyempitan atau penutupan ketika bunyiitu diucapkan.Berikut ini merupakan peta fonemkonsonan yang terdapat dalam bahasa Indonesia.

Peta Fonem Konsonan dalam bahasaIndonesia

CaraArtikulasi

DaerahArtikulasi

Bilabial Labiodentals Dental Alveolar Palatoal-veolar

Palatal Velar Glotal

Plosif Pb

F td

sz

h

Afrikatif(paduan)

ʃʤ

Cj

kkhg

Lateral(sampingan)

l

Tril (getar) rFlapNasal m n ñ ŋ

Semi-vokal w y

SILABELSilabel atau suku kata merupakan unit

pembentuk kata yang tersusun dari satu fonematau urutan fonem.Pulgram (1970) menyatakanbahwa .

“the syllable is a linguistic unit of thefigure type, a segment of the section,which contains one vowel nucleus andwhose phonological boundaries, whichmay be but are not alwaysnecessarily signaled phonetically, aredetermined by a general set of phonologicalphonotactic rules of syllabation thatare applied to the specific phonotactics ofa given language”.

Pulgram bertolak pada penyataan bahwasuku adalah satuan bahasa bertipe figura.Sebagaisatuan bahasa, suku merupakan bagian yangdapat ditempatkan di antara bagian yang lainnyadalam jajaran satuan bahasa, seperti fonem,morfem, ataupun leksem.Masing-masing dapatdipandang sebagai satuan emik yang terdapatpada tuturan.Suku sebagai figura tidak memilikimakna.Namun figura dapat menyatakan maknadalam melengkapisebuah tanda.Silabel terdiriatas dua jenis, yakni silabel yang diakhiri olehkonsonan closed syllable dan silabel yangdiakhiri oleh huruf vokal open syllable.Sebagaicontoh, kata cap, sit, men dinyatakan sebagaiclosed syllable karena huruf vokal diikuti oleh

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 61Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

konsonan. Sementara itu, kata baby, even, paper,able dinyatakan sebagai open syllable karenatidak ada huruf yang ditambahkan setelahkonsonan.

Lebih lanjut O’grady (2000: 83)mengungkapkan bahwa suku kata terdiri atasvokal dan diasosiasikan sebagai segmen yangtak bersilabel.Penutur asli bahasa menunjukkankesadaran terhadapa struktur fonologi ketikamereka menghitung suku kata dalam setiapkata.Selanjutnya beliau menyatakan bahwasilabel biasanya terpusat dan memiliki sedikitatau tanpa halangan dari aliran udara danterdengar relatif keras.Halangan terjadi apabilasuara atau aliran udara kurang keras.Berdasarkanpendapat tersebut disimpulkan bahwa silabelatau suku kata biasanya terdiri atas vokal dansegmen yang tak memiliki silabis.Selain itu,biasanya juga terpusat pada aliran udara yangrelatif keras dan atau ada halangan suara yangkurang keras.

VOKAL DAN KONSONANBunyi-bunyi bahasa dalam ilmu fonologi

terdiri atas bunyi vokal, konsonan, semi vokal,bunyi nasal, bunyi bersuara dan tak bersura,bunyi keras dan bunyi lunak, bunyi panjang danbunyi pendek, bunyi tunggal dan bunyi rangkap,bunyi nayaring dan dan tak nyaring, bunyiegresif dan bunyi ingresif, bunyi segmental danbunyi suprasegmental, bunyi bilabial, hambat,bunyi labiodentals, bunyi apikoalveolar, bunyilaminoalveolar, bunyi laminopalatal, bunyilaringal, dan bunyi dorsovelar. Selain bunyi-bunyi tersebut juga terdapat bunyi-bunyi yangdiproduksi melalui proses artikulasi sertaan,seperti labialisasi, palatalisasi, velarisasi,retrofleksi, aspirasi, glotalisasi, dan nasalisasi.Bunyi-bunyi tersebut memiliki posisi yangberbeda-beda tergantung pada bunyi yangdiujarkan. Bunyi-bunyi itu berada pada posisidepan, tengah, dan belakang serta posisi lidahberdasarkan tinggi, sedang, dan rendahnyabunyi ketika diucapkan. Jadi, bunyi-bunyi vokaldan konsonan yang telah diuraikan di atasmerupakan representasi bunyi yangmembedakan maknasebuah kata apakah katatersebut vokal atau konsonan.Fonem vokal dankonsonan tersebut dapat direalisasikanberdasarkan kajian fonetik melalui lafal danujaran.

METODEMetode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif.Metode inibertujuan menguraikan sistem fonologi dalambahasa Tae’.Data diperoleh dari sumber data,yaitu masyarakat penutur bahasa Tae’, melaluiteknik wawancara, catat, dan rekam.Data primerberupa kata, frasa, dan kalimat dalam bahasaTae’ dalam bentuk 200 kosakata swadesh/dasardan 200 kosakata budaya.Setelah dataterkumpul, penulis mengelompokkan sistemfonologi dalam bahasa Tae’, lalu dilakukananalisis data dengan menggunakan teorifonologi, yakni fonotik dan fonemis yangdikemukakan oleh para ahli.

HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil dan pembahasan yang

telah dilakukan, diperoleh bahwa bahasa Tae’mempunyai lima buah fonem vokal dan enambelas fonem konsonan. Fonem itu dapat dilihatdalam diagram pasangan minimal berikutberdasarkan kosakata dasar dan kosakatabudaya:I. Kosakata Dasar Swadesh

Daftar Pasangan Minimal Fonem VokalPasanganMinimal

OposisiBunyi

Fonem

[apa] : [api]‘apa’ : ‘api’

[a] : [i] /a/ : /i/

[kuti] : [kutu]‘kulit’ : ‘kutu’

[i] : [u] /i/ : /u/

[tallo] : [tallu]‘telur’ : ‘tiga’

[o] : [u] /o/ : /u/

[ulu] : [ula]‘kepala’ : ‘ular’

[u] : [a] /u/ : /a/

[isi] : [iso]‘gigi’ : ‘hisap’

[i] : [o] /i/ : /o/

[ate] : [itu]‘hati’ : ‘itu’

[a] : [i] &[e] : [u]

/a/ : /i/ &/e/ : /u/

Daftar Pasangan Minimal Fonem KonsonanPasanganMinimal

OposisiBunyi

Fonem

[awu] : [asu]‘abu’ : ‘anjing’

[w] : [s] /w/, /s/

[baru] : [batu]‘baru’ : ‘batu’

[r] : [t] /r/, /t/

[buku] : [juku]‘daging’ : ‘tulang’

[b] : [j] /b/, /j/

[lila] : [lima] [l] : [m] /l/, /m/

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 62Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

‘lidah’ : ‘lima’

II. Kosakata Budaya Dasar menurutBidang

Daftar Pasangan Minimal Fonem VokalPasanganMinimal

OposisiBunyi

Fonem

[bubu] : [bobo]‘bubu’ : [ubun-

ubun]

[u] : [o] /u/ : /o/

Daftar Pasangan Minimal Fonem KonsonanPasanganMinimal

OposisiBunyi

Fonem

[annai] : [ammai]‘simpan’: ‘telan’

[n] : [m] /n/ : /m/

[popo] : [bobo]‘pipi’ : ‘ubun-

ubun’

[p] : [b] /p/ : /b/

[pare] : [tape]‘padi’ : ‘tapai’

[p] : [t] &[r] : [p]

/p/ : /t/ & /r/: /p/

III. Realisasi/Distribusi Fonem Vokal1. Fonem Vokal /a/

Fonem vokal /a/ adalah vokal rendah,tengah, dan tidak bulat.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal, tengah,dan akhir serta beroposisi dengan semua vokalyang lain, seperti tampak dalam contoh-contohberikut ini.

Distribusi fonem vokal /a/:PosisiAwal

PosisiTengah

PosisiAkhir

Posisi Awal danAkhir

asiŋ

‘abu’ambe

‘ayah’ambung‘kabut’allo

‘siang’

asu

‘anjing’ate

‘hati’apato

‘apa’api

malando‘panjang’kasalle‘besar’biak ‘belah(me-)’rarah‘darah’danau‘danau’bissai ‘cuci’lallei ‘didalam’yaro ‘di,pada’

saba

‘karena’bija

‘anak’marema‘kotor’lila

‘lidah’pana

‘panah’sola

‘dengan’malua

‘lebar’mabanda‘berat’

Ana ‘anak’a’pa ‘empat’amba: ‘hantam’muŋkaraba‘baring’da’dua ‘dua’umpanakua‘bagaimana’paŋŋala ‘hutan’kalena ‘ia’

‘api’

2. Fonem Vokal /i/Fonem vokal /i/ adalah vokal depan,

tinggi, dan tidak bulat. Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal, tengah,akhir, serta beroposisi dengan semua fonemvokal lain dalam bahasa Tae’.

Distribusi fonem vokal /i/:Posisi Awal Posisi

TengahPosisiAkhir

PosisiAwal dan

Akhiriko‘engkau’iso‘hisap’indo‘ibu’inu’‘minum’inda ‘siapa’isseŋ ‘tahu’indete ‘disini’ititu ‘disitu’ikko ‘ekor’illoŋ‘hidung’isiolo ‘gigiseri’indolima‘ibu jari’

Tasik ‘laut’Lila ‘lidah’Tilua‘muntah’milentu‘menantu’tiro ‘lihat’lima ‘lima’maniŋo‘main’boŋi‘malam’tilua‘muntah’minawah‘napas’bilua‘rambut’cinding‘sedikit’

Parrai‘peras’poloi‘potong’koli-koli‘sampan’kassi‘pasir’patanaŋŋi‘pegang’mapaci‘pendek’parrai‘peras’poloi‘potong’posi ‘posi’pani‘sayap’wai ‘air’api‘api’

Isi‘gigi’

3. Fonem Vokal /u/Fonem vokal /u/ adalah vokal belakang,

tinggi, dan bulat. Fonem ini dalam disribusinyamenduduki posisi awal, tengah, dan akhir sertaberoposisi dengan fonem vokal lain dalambahasa Tae’, kecuali vokal /o/. Oposisi vokal /u/dengan vokal /o/ dalam bahasa Tae’ tidakditemukan, bahkan kedua vokal ini merupakanvarian bebas.

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 63Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

Distribusi fonem vokal /u/:Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir Posisi

Awaldan

AkhirUra ‘akar’ula:‘ular’ura:‘urat’umbai‘(yang)mana’uwamuane‘adik laki-lakiayah/ibu’uwabene‘adikperempuanayah/ibu’uwa‘kakaknyaayah/ibu’uduŋ‘cium’

tilua‘muntah’puduk ‘bibir’pussaŋ‘keringat’muane ‘laki-laki’sammuane‘abang (kakaklaki-laki)’anakkure‘anakabang/kakak’matuanna‘mertua’tunaŋan‘bertunangan’matua‘dewasa’pa’ŋŋti‘juru tulis’

Buku‘tulang’Parru‘usus’Muccu‘ludah’pamuttu‘wajan’ta’bu‘tebu’salu‘sungaikaju‘kayu’makundu‘tumpul’parru‘usus’bulula/te‘bulukemaluan’bulumata‘bulu mata’

ulu

‘kepala’

4. Fonem Vokal /e/Fonem vokal /e/ adalah vokal depan,

sedang, dan tidak bulat. Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal, tengah,dan akhir serta beroposisi dengan semua vokallain dalam bahasa Tae’.

Distribusi fonem vokal /e/:Posisi Awal Posisi

TengahPosisi Akhir Posisi

Awaldan

Akhiren’da‘tangga’

Melo‘baik’pekaŋ‘pancing’kandeaŋ‘piring’cendolo‘cendol’lemo‘jeruk’beppa‘kue’dea‘alang-alang’

bale’‘balik’Bine‘benih’Bene‘istri’bose‘dayung’wase‘kapak’balasse‘keranjang’doke‘tombak’dalle‘jagung’leke‘kerak’kande‘makanan’

5. Fonem Vokal /o/Fonem vokal /o/ adalah fonem vokal

belakang, sedang, dan bulat.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal, tengah,dan akhir serta beroposisi dengan vokal lain,kecuali dengan vokal /u/. Fonem vokal /o/ danvokal /u/ dalam bahasa Tae’ bervarian bebas satudengan yang lain.

Distribusi fonem vokal /o/:PosisiAwal

Posisi Tengah Posisi Akhir PosisiAwaldan

Akhirbokka‘panas’poloi ‘potong’coka ‘bangau’beo ‘beo’kotte ‘itik’tokke ‘tokek’soloi ‘arus’corabulaŋ‘bulan purnama’tanjoŋ ‘teluk’timor ‘timur’mose ‘asma’bokka ‘demampanas’gondok‘gondok’kojoŋ ‘luka’panoaŋ ‘panu’madomi ‘cepat’sikola ‘coklat’madodoŋ‘kurus’macora‘terang’koloŋ ‘dukung’toŋkoŋ ‘bangun’majjoge ‘tari’

Boro ‘bengkak’caco ‘benar’tiro ‘lihat’ikko ‘ekor’iko ‘kamu’ropo‘rumput’Boko ‘punggung’kasoro ‘kasur’ropo ‘rumput’lauro ‘rotan’toŋko ‘kodok’balao ‘tikus’boŋko ‘udang’allo ‘hari’salasso ‘jurang’ceppo‘punggunggunung’mondo‘sembuh’maballo ‘bagus’tekko‘bengkok’maido ‘biru’gondolo ‘botak’matoto ‘kuat’madoko ‘kurus’malolo ‘muda’

IV. Realisasi/Distribusi Fonem Konsonan1. Fonem Konsonan /p/

Fonem /p/ adalah fonem konsonan letusbilabial tidak bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dantengah.Fonem konsonan /p/ dan semua fonemkonsonan dalam bahasa Tae’ tidak pernahmenduduki posisi akhir sehingga bahasa Tae’adalah bahasa yang benar-benar bahasa vokalis.

Beberapa contoh distribusi fonemkonsonan /p/ dalam bahasa ini dapat dilihatdalam kata-kata berikut ini.

Posisi Awal Posisi Tengahpira ‘berapa’pudu ‘mulut’poloi ‘potong’

rumput ‘ropo’api ‘api’sipi ‘sempit’

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 64Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

posi ‘pusar’pao ‘mangga’passe ‘cabai’pira ‘beberapa’patei ‘bunuh’pudu ‘mulut’pondok ‘pinggul’pa’ŋŋuki ‘juru tulis’pappanikka ‘penghulu’passuadesa ‘pesuruhdesa’

simpo ‘ompong’ipa’ ‘adik dari istri’dapo ‘dapur’apato ‘apa’rampo ‘datang’mandappi ‘dekat’a’pa ‘empat’mapacc i‘pendek’sipi ‘sempit’manipi ‘tipis’

2. Fonem Konsonan /b/Fonem konsonan /b/ adalah konsonan

letus, bilabial bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dantengah.Fonem konsonan /b/ tidak pernahmenduduki posisi akhir dalam kata-kata bahasaTae’.

Beberapa contoh distribusi fonemkonsonan /b/:

Posisi Awal Posisi Tengahbija ‘anak’bale’ ‘bali’bokka ‘panas’boro ‘bengkak’boko ‘panggung’bine ‘benih’buku ‘tulang’bitak ‘cacing’buntu ‘gunung’bene ‘istri’

reba ‘lempar’pitimba‘timba’ma’bose‘dayung (ber-)’somba‘layar’pitibak ‘layar’pa’barrasang ‘tempat beras’jabu-jabu‘abon’tabaro‘sagu’jambuwae‘jambu air’seba‘kera’

3. Fonem Konsonan /m/Fonem konsonan /m/ adalah fonem

sengau bilabial.Fonem ini dalam distribusinyamenduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /m/:Posisi Awal Posisi Tengahmabanda ‘berat’manuk-manuk ‘burung’malando ‘panjang’macakke ‘dingin’manipi‘tipis’marema ‘kotor’malua ‘lebar’muane ‘lelaki’massigi ‘mesjid’marampu ‘pemurah’makale ‘dinihari’matawai ‘mataair’maŋŋaribi ‘senjabuta’mandallaŋ‘terjal’

tambuk ‘perut’ampo ‘cucu’sammuane ‘abang(kakak laki-laki)’kamara ‘kamar’pitimba ‘gayung’lame-lame ‘kentang’tampia ‘durian’bombaŋ ‘ombak’hema ‘hemat’kamma ‘tenang’samelang ‘tuma(kutu pakaian)’sumawe ‘banjir’kampoŋ‘kampung’ambuŋ ‘embun’

4. Fonem Konsonan /t/Fonem konsonan /t/ adalah fonem letus

apiko-alveolar tidak bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /t/:

Posisi Awal Posisi TengahTuo ‘nyala (me-)’tambai ‘panggil’timbatu ‘letus(me-)’tammai ‘kunyah’taru ‘tuli’tekko ‘bengkok’tammintiro ‘buta’

rante ‘kalung’katulu-tulu ‘igau(meng-)’sikarate‘pencak silat’mitawa ‘tertawa’kittairara ‘disentri(berak darah)’buta-buta ‘rabun’butamanuk ‘rabun ay

5. Fonem Konsonan /d/Fonem konsonan /d/ adalah fonem letus

apiko-alveolar bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /d/:Posisi Awal Posisi Tengah

daeŋ ‘panggilan untuklelaki tua’dapo ‘tempat tungku’dea ‘alang-alang’doke ‘tombak’dalle ‘jagung’duampulo ‘dua puluh’duampulolima ‘dua puluhlima’duaŋ boŋi ‘lusa’diula ‘buru (ber-)’danau ‘danau’dauŋ-dauŋ ‘danau’da’dua ‘dua’doke ‘tombak’domba ‘domba’

tedoŋ ‘kerbau’kide ‘dahi’kadondoŋ ‘kedondong’kadake ‘buruk’kondora ‘ubi jalar’madappi ‘dekat’tandu ‘tanduk’cendolo ‘cendol’bundaŋ ‘bisul’jaddo ‘gegetuk’madoko ‘kurus’cindiŋ ‘sedikit’maddadu ‘seringkali’mendada ‘tiba-tiba’

6. Fonem Konsonan /n/Fonem konsonan /n/ adalah konsonan

sengau apiko-alveolar.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /n/:

Posisi Awal Posisi Tengahne’ne ‘nenek’nana ‘nanah’

tunu ‘bakar’milentu ‘menantu’bine ‘benih’indo ‘ibu’banua ‘rumah’bene ‘istri’pana ‘busur’

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 65Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

kanaŋ ‘kanan’panteŋ ‘wadah’kulina ‘kulit’cani ‘madu’guntu ‘lutut’buntu ‘bukit’

7. Fonem Konsonan /s/Fonem konsonan /s/ adalah konsonan

desis apiko-alveolar. Fonem dalam distribusinyamenduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /s/:

Posisi Awal Posisi Tengahsaleu ‘awan’sola ‘dan’sibobo ‘kelahi (ber-)’soroŋ ‘dorong’saba ‘karena’simpo ‘ompong’sabbu’-sabbu ‘boros’sikola ‘coklat’saluňu ‘halus’sabbara ‘sabar’

iso ‘hisap’asu ‘anjing’kassi ‘pasir’kasalle ‘besar’posi ‘pusar’bissai ‘cuci’mabusa ‘putih’goso ‘gosok’makassara ‘kasar’masai ‘lama’

8. Fonem Konsonan /l/Fonem konsonan /l/ adalah konsonan

lateral apiko-alveolar.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /l/:

Posisi Awal Posisi Tengahlaeŋ ‘lain’lila ‘lidah’luttu ‘terbang’litak ‘tanah’loloŋ ‘alir (me-)’lumiŋka ‘berjalan’lima ‘lima’lima ‘tangan’

kolloŋ ‘leher’saleu ‘awan’mallaŋo ‘licin’kasalle ‘besar’tilua ‘muntah’sola ‘dengan’kalena ‘ia’ula: ‘ular’

9. Fonem Konsonan /r/Fonem konsonan /r/ adalah konsonan

lateral apiko-alveolar. Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /r/:

Posisi Awal Posisi Tengahrambu ‘asap’rekeŋ ‘hitung’

mariri ‘kuning’parrai ‘peras’

raŋka ‘jari’raŋka manis ‘jarimanis’rusu ‘rusuk’

ariri ‘tiang’serre ‘kucing’caŋkiri ‘cangkir’

10. Fonem Konsonan /k/Fonem konsonan /k/ adalah konsonan

letus velar tidak bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /k/:Posisi Awal Posisi Tengah

kassi ‘pasir’kasalle ‘besar’kalena ‘ia’ke’de ‘diri (ber-)’kajok ‘garuk’kolloŋ ‘leher’kalambu ‘lurus’kaci-kaci‘mata kaki’kianak ‘melahirkan’koli-koli ‘sampan’kalepak ‘ketiak’

piak ‘belah (me-)’ikko ‘ekor’rekeŋ ‘hitung’tasik ‘laut’juku ‘daging’tambuk ‘perut’makkeloŋ ‘nyanyi’makundu ‘tumpul’pondok ‘pinggul’baroko ‘kerongkongan’pukai ‘jerat’

11. Fonem konsonan /g/Fonem konsonan /g/ adalah konsonan

letus velar bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /g/:Posisi Awal Posisi Tengah

Garaŋtana ‘darat’galuntu ‘guntur’giwaŋ-giwaŋ ‘anting-anting’galempeŋ ‘pundak’garappo ‘kerupuk’garappokuli‘kerupuk kulit’gerhana ‘gerhana’gondok ‘gondok’gondolo ‘botak’gandeng ‘gandeng’gasai ‘pukul’

baga ‘bodoh’paŋgawa ‘algojo’paggasa ‘pemukul’caŋgoreŋ ‘kacang’paggurui ‘asuh (me-)’maŋgis ‘manggis’maggolo ‘sepak bola’majjoge ‘tari’miŋgora ‘teriak’jaggurui ‘tinju’maŋgis ‘manggis’baga ‘bodoh/dungu’angkai ‘angkat (me-)’

12. Fonem Konsonan /n/Fonem konsonan /n/ adalah konsonan

sengau velar.Fonem ini dalam distribusinyamenduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem sengau /n/:Posisi Awal Posisi Tengah

ne’ne ‘nenek’nikka ‘kawin’

galuntu ‘guntur’ena ‘tadi’pini-pini ‘gerimis’

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 66Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

jolona ‘dahulu’undaŋ ‘belibis’annaŋ ‘enam’lassuna ‘bawang’annai ‘simpan’pana ‘busur’

13. Fonem Konsonan /y/Fonem konsonan /y/ sebenarnya adalah

fonem semivokal apiko-alveolar. Fonem inidibicarakan bersama-sama dengan fonemkonsonan lainnya dalam bahasa Tae karenadalam distribusnya menduduki posisi yang samadengan fonem konsonan.

Distribusi fonem semi-vokal /y/:Posisi Awal Posisi Tengahya’ke

‘bilamana’yato

‘itu’yaŋasaŋ

‘mereka’yake

‘supaya’yate

‘ini’

Peye‘rempeyek’ambeyyeŋ‘wasir’iyaŋasaŋ‘semua’

14. Fonem Konsonan /c/Fonem konsonan /c/ adalah konsonan

letus-palatal tidak bersuara.Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /c/:Posisi Awal Posisi Tengah

caco ‘benar’cado’ ‘duduk’cindiŋ ‘sedikit’cendolo ‘cendol’cukka ‘cuka’canggoreŋ ‘kacang’cani ‘madu’campa ‘asam’camak ‘pelimbahan’caŋkiri ‘cangkir’cindiŋ ‘sedikit’cambaŋ ‘cambang’

beccu ‘kecil’muccu ‘ludah’macora ‘terang’macakke ‘dingin’kaci-kaci ‘mata kaki’macommo ‘gemuk’ka:ca ‘gelas’paccala ‘pecal’mapaci ‘pendek’

15. Fonem Konsonan /j/Fonem konsonan /j/ adalah konsonan letus

bersuara.Fonem ini dalam distribusinyamenduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem konsonan /j/:Posisi Awal Posisi Tengah

jai ‘jahit’ aje ‘kaki’

jalakasalle ‘jalabesar’juku ‘daging’jabu-jabu ‘abon’jali ‘tikar’jaddo ‘gegetuk’

kajok ‘garuk’pinjullu ‘telunjuk’ruja: ‘rujak’kajulanro ‘bakau’kaju ‘kayu’

16. Fonem Konsonan /w/Fonem /w/ sesungguhnya adalah fonem

semi-vokal bilabial, tetapi dibicarakan bersama-sama dengan fonem konsonan karenamempunyai sifat yang sama dengan konsonandalam distribusinya. Fonem ini dalamdistribusinya menduduki posisi awal dan tengah.

Distribusi fonem semi-vokal /w/:Posisi Awal Posisi Tengah

wai ‘air’wattubokka ‘musimpanas’wattuuraŋ ‘musimhujan’walli-walli ‘sakti’wakkeledesa‘wakil kepala desa’

awo ‘pering’minawah ‘napas’sawi ‘sawi’kawuku ‘bagian kukuyang putih’ uwa‘kakaknya ayah/ibu’

SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil dan pembahasan yang

telah dilakukan, disimpulkan bahwa fonologibahasa Tae’ memiliki sistem atau struktur dalampemerolehan bunyiyang berbeda-beda. Namunpada dasarnya posisi bunyi-bunyi tersebutmemiliki tempat yang sama, yakni pada posisiawal, tengah, dan akhir. Bunyi-bunyi tersebut itupula memiliki disrtribusi atau realisasi fonemdan konsonan sesuai dengan posisi bunyi yangada.Fonem vokal /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/memiliki posisi yang tidak sama. Fonem vokal/a/, /i/, dan /u/menempati posisi yang sama,yakni awal, tengah, akhir, dan awal dan akhir,seperti pada kosakata ana ‘anak’, a’pa ‘empat’,amba, ‘hantam’, uŋkaraba ‘baring’, da’dua‘dua’, umpanakua ‘bagaimana’, paŋŋala ‘hutan’,kalena ‘ia’, isi ‘gigi’, dan ulu‘kepala’.Sedangkan fonem vokal /e/ dan /o/hanya memiliki posisi awal, tengah, dan akhirsaja.Sementara itu, fonem konsonan bahasa Tae’hanya menempati posisi awal dan tengahsaja.Hal tersebut terjadi karena bahasa Tae’merupakan bahasa yang vokalis.Selanjutnya,realisasi atau distribusi fonem konsonan bahasa

Seminar Nasional Dies Natalis ke 56 67Universitas Negeri Makassar, Makassar, 9 Juli 2017“Pendidikan Berkualitas membangun daya saing bangsa menuju keunggulan kompetitif”

Tae’ adalah konsonan letus bilabial tak bersuaradan bersuara, sengau bilabial, letus apiko-alveolar tak bersuara dan bersuara, konsonansengau apiko-alveolar, konsonan desis apiko-alveolar, konsonan lateral apiko-alveolar,konsonan letus velar tak bersuara dan bersuara,konsonan sengau velar, konsonan, semi-vokalapioko-alveolar, konsonan letus palatal takbersuara dan bersuara, dan konsonan semi-vokalbilabial.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul, (2009). Fonologi BahasaIndonesia.Jakarta: Rineka Cipta.

Crystal, David. (2005). The CambridgeEncyclopedia of Language. New York:Cambridge University Press.

Garing, Jusmianti. (2016). Preposisi danKonjungsi dalam Bahasa Tae’.BungaRampai, Nomor 33, Desember. Hal 39-63,Makassar: De La Macca.

Garing, Jusmianti.(2016). Semantik Negasidalam Bahasa Tae’. Jurnal Sawerigading,Vol 22, Nomor 1, Juni. Hal 161-170.

Garing, Jusmianti. (2015). Bentuk Implikaturdalam Bahasa Tae’.Bunga Rampai,Nomor 30, Juli. Hal 87-103. Makassar: DeLa Macca.

Garing, Jusmianti.(2012). Pengaruh BahasaTaeq terhadap Bahasa Inggris dalamPola Stres diproduksi oleh PenuturBahasa Taeq padaJurusan BahasaInggris UniversitasCokroaminoto Palopo.Jurnal Sawerigading, Vol 18, Nomor 3,Desember. Hal 352-359.

Garing, Jusmianti. (2011). Tense, Mood, andAspect Systems in Tae’ Language.Thesis.The Netherlands: Radboud UniversityNijmegen.

Haymen, Larry, M. (1975).Phonology Theoryand Analysis.New York: Holt, Rinehartand Winston

Ibrahim, Gufran A., (2007). Ergativity andTransitivity in Tae’ Discourse. Makassar:Dissertation: Hasanuddin University.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). KamusLinguistik (edisi keempat). Jakarta:Gramedia

Odden, David. (2005). Introducing Phonology.Melbourne: Cambridge University Press.

O'Grady, Gerard.(2000). Key Concepts inPhonetics and Phonology.UK: CardiffUniversity.

O'Grady, William, at.al. (1997). ContemporaryLinguistics an Introduction.New York:Bedford/St. Martin's.

Owen, J. (2005). The Fundations of Grammerand Intrucrion ti Medeivel ArabicGramatical Theory (Amsterdam:Benyamin Publishing Company).

Pulgram,, Ernst. (1970). Syllable, Word, Nexus,Cursus. The Netherlands: Mouton and Co.

Roach, Peter. (1991). English Phonetics andPhonology. Melbourne: CambridgeUniversity.

Spencer, Andrew. (1996). Phonology. NewYork: Cambridge University Press.

Thomas E. Murray, (1995). The Structure ofEnglish: Phonetics, Phonology,Morphology. Allyn andBacon.http://www.ethnologue.com/.Ethnologue: Languages of the World, Di aksespada hari Senin, tanggal 3 Juli 2017.