Post on 11-Feb-2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan laju pertumbuhan yang sangat pesat di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini, perkembangan dunia
usaha di Indonesia sangat bergantung pada faktor-faktor yang mendukung
perkembangan tersebut.Pengaruh terhadap perkembangan dan kemajuan di
segala aspek kehidupan, termasuk dunia perekonomian kita ini sangat
besar.Pertumbuhan dunia usaha yang cukup pesat ini mengakibatkan
timbulnya tingkat persaingan antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lainnya.Kondisi lingkungan bisnis yang teus berkembang
dengan tingkat persaingan tinggi, tidak hanya menuntut perusahaan untuk
sekedar mengatasi masa depan, tetapi juga dapat mengantisipasi segala
dampak dari perusahaan tersebut terhadap masa depan perusahaan.
Melihat hal ini, perusahaan perusahaan dituntut untuk
mempertimbangkan salah satu komponen penting dalam pasar yaitu
konsumen.Oleh karena itu dengan memperhatikan kebutuhan dan keinginan
konsumen.Perusahaan dapat memenangkan persaingan pasar yang
semakin fokus terhadap kepuasan pelanggan. Proses pencapaian kepuasan
2
pelanggan dapat diciptakan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
bagaimana cara perusahaan menyusun program bauran pemasaran yang
dapat menanggulangi kualits jasa antara permintaan pasar dan penawaran
perusahaan. Pentingnya proses penetapan bauran pemasaran oleh
perusahaan ini terlihat dari besarnya pengaruh hubungan langsung antara
komponen-komponen dalam bauran pemasaran (produk, harga, distribusi,
dan promosi) dengan perilaku konsumen khususnya dalam mendukung
keputusan konsumen.
Konsumen merupakan titik sentra perhatian pemasaran.
Mempelajariapa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat
ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan
menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Ketika
pemasar mengetahui bahwa konsumen yang menginginkan produknya hanya
sebagian kecil saja dari suatu populasi, dan dengan karakteristik yang
khusus, maka upaya-upaya pemasaran bisa diarahkan dan difokuskan pada
kelompok tersebut.
Dengan memfokuskan bidikan, maka biaya yang dikeluarkan untuk
promosi akan lebih murah dan tepat sasaran. Untuk mengetahui kebutuhan
dan keinginan konsumen, maka aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen
secara individu seperti persepsi, cara memperoleh informasi, sikap,
kepribadian dan gaya hidup perlu dianalisis. Selain itu perlu dianalisis faktor
3
lingkungan seperti budaya, kelas sosisal, kelompok rujukan, keluarga dan
lainnya yang semuanya bias mempengaruhi perilaku konsumen. Para
pemasar yang memahami perilaku konsumen juga akan mampu
mempengaruhi perilaku tersebut sehingga sesuai dengan apa yang
diinginkan pemasar. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah
mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk tertentu
dan merek tertentu yang ditawarkan pemasar tersebut. Proses
mempengaruhi konsumen biasanya dilakukan melalui strategi pemasaran
yang tepat.
Begitu pula pada perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dan
developer tersebut, yang sebagai penyedia perumahan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat secara langsung.Masyarakat selaku konsumen
pembeli tidak dengan begitu saja membeli rumah tanpa sebuah
pertimbangan yang mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan.
Selain itu, dalam sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak
hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan diikuti pula oleh
tahap perilaku purnabeli (post purchase behavior). Pada tahap ini konsumen
akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan
mempengaruhi perikau berikutnya. Konsumen akan merasa puas cenderung
akan menyatakan hal-hal yang baik tentang produk dan perusahaan yang
bersangkutan kepada orang lain.
4
Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam
memasarkan perumahan untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah
penggunaan marketing mix (bauran pemasaran). Dengan demikian, faktor-
faktor yang terdapat dalam bauran pemasaran meruapakan variabel-variabel
yang diharapkan mampu menciptakan kepuasan konsumen, atau dengan
kata lain variabel-variabel tersebut akan mempengaruhi kepuasan
konsumen dalam membeli suatu produk. Keputusan seorang konsumen
dipengaruhi oleh ciri-ciri faktor budaya yaitu kebudayaan, sub kultural, dan
kelas sosial.Sedangkan keputusan seorang konsumen yang berasal dari
dalam diri kosumen yaitu faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor pribadi
seperti pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa
yang akan dibeli atau dipakai, untuk itu para pemasar mencoba
mengidentifikasi kelompok pekerja yang mempunyai minat diatas rata-rata
terhadap produk dan jasa lain.
Dengan mempelajari perilaku konsumen para pengembang akan
banyak memperoleh informasi tentang keterlibatan konsumen secara
langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan sekaligus
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului tindakan ini.
5
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil judul:
“Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputu san
Konsumen Dalam Pembelian “Perumahan Griya Sudiang P ermai” Pada
PT. Rekatama Prosindo di Makassar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dihadapi
adalah:
1. Apakah variabel-variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga,
distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
konsumen dalam pembelian Perumahan Griya Sudiang Permai pada
PT. Rekatama Prosindo Makassar.
2. Variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian Perumahan
Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel bauran pemasaran jasa yaitu
produk, harga, lokasi dan promosi terhadap pengambilan keputusan
dalam pembelian Perumahan Griya Sudiang Permai pada PT.
Rekatama Prosindo Makassar.
6
2. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian
Perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo
Makassar.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan atas saran kepada manajemen pemasaran
dalam upaya memutuskan dan menentukan kebijakan pemasaran
pada PT. Rekatama Prosindo.
2. Dapat berguna sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya.
3. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin
Makassar.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulis menyusun skipsi ini dengan menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
7
Bab II, merupakan landasan teori yang mengemukakan pengertian
pemasaran dan bauran pemasaran, teori – teori bauran pemasaran jasa,
pengertian pemasaran, pengertian jasa, perilaku konsumen dan keputusan
konsumen, proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, faktor –
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, kerangka pikir, dan hipotesis.
Bab III, merupakan metodologi penelitian yang mencakup lokasi
penelitian, pengumpulan data, jenis data dan sumber data, dan metode
analisis.
Bab IV, merupakan gambaran umum objek penelitian yang mencakup
sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan uraian tugas PT Rekatama
Prosindo.
Bab V, membahas tentang deskripsi variabel produk, harga, promosi,
dan saluran distribusi, analisis regresi linier berganda untuk mengetahui
pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen melalui uji
Validitas, Reliabilitas, Multikolinearitas, Uji F, dan Uji T, serta hasil
pembahasan penelitian tentang pengaruh bauran pemasaran terhadap
keputusan konsumen.
Bab VI, merupakan penutup yang mencakup kesimpulan atas hasil
analisis yang dilakukan dan memberikan saran bagi perusahaan berdasarkan
hasil analisis.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran dan Bauran Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Perubahan dunia yang begitu cepat telah memaksa produsen dan
para penjual berpikir keras agar tetap bertahan di dunianya.Perubahan ini
diakibatkan oleh berbagai sebab seperti pertumbuhan dan perkembangan
teknologi.Seiring dengan perkembangan zaman yang membawa masalah-
masalah dan kesimpulan baru, menyebabkan menariknya pengetahuan
marketing bagi perusahaan.
Pemasaran pada dasarnya mencakup semua kegiatan yang berkaitan
dengan pasar dan berusaha mencapai suatu pertukaran yang
potensial.Konsep pemasaran menganggap bahwa kunci untuk mencapai
tujuan perusahaan adalah melalui dari penentuan kebutuhan dan keinginan
dari pasar sasaran.Tujuan dari pemasaran adalah membantu dan
merangsang pertukaran-pertukaran sedangkan tujuan pertukaran adalah
memuaskan kebutuhan serta keinginan manusia, dimana kebutuhan dan
keinginan adalah sesuatu hal yang mutlak.
9
Definisi pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler (2002 : 9) adalah
sebagai berikut:“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajeria l
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, me nawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak la in.”
Menurut Irawan (1999 : 13) definisi pemasaran adalah: “Semua
kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan kebutuha n dan
keinginannya melalui proses pertukaran.” Proses pertukaran melibatkan
kerja. Penjualan harus mencari pembeli, menemukan dan memenuhi
kebutuhan mereka, merancang produk yang tepat, menentukan harga yang
tepat, menyimpang dan mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut.
Menurut Stanton (1991 : 14) pemasaran adalah:
“Pemasaranmerupakan keseluruhan system kegiatan pem asaran yang
dibentuk untuk merencanakan, menetapkan harga serta mengadakan
promosi serta mendistribusikan barang dan jasa ters ebut pada
pelanggan”.
Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas maka dapat
disimpulkan yaitu:
10
1. Pemasaran adalah suatu usaha organisasi dalam mempertemukan
manusia, financial, dan sumber-sumber fisik yang dimilikinya guna
memenuhi kebutuhan dan keinginan individu maupun kelompok.
2. Pemasaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar
arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efisien
dengan menciptakan permintaan yang efektif.
2.1.2 Pengertian Bauran Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat salah satu strategi yang disebut bauran
pemasaran (marketing mix) mempunyai peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan
dan keberhasilan suatu pemasaran baik pemasaran produk maupun untuk
pemasaran jasa di pasar.
Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran
yang disebut dengan bauran pemasaran (marketing mix). Elemen-elemen
bauran pemasaran terdiri dari semua variable yang dapat dikontrol
perusahaan dalam komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk
memuaskan konsumen sasaran.
Definisi bauran pemasaran menurut Kotler (2002 : 18) adalah sebagai
berikut: “Bauran pemasaran ( marketing mix) adalah seperangkat alat
11
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-men erus mencapai
tujuan pemasarannya di pasar sasaran”.
Sedangkan pengertian bauran pemasaran menurut Swastha (2000 :
42) adalah: “Marketing mix adalah kombinasi dari empat variable atau
kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan,
yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, da n sistem distribusi”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu
perangkat yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan terhadap produknya dan perangkat-perangkat tersebut akan
menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan serta semua
ini ditunjukkan untuk memberikan kepuasan kepada konsumennya.
2.1.3 Bauran Pemasaran Jasa
Adapun komponen-komponen dari bauran pemasaran (marketing mix)
yang awalnya hanya ada 4P’s dan kemudian Kotler (2000) menambahkan
komponennya menjadi 7P’s yaitu:
1. Produk ( Product)
Penawaran nyata perusahaan kepada pasarnya, termasuk di
dalamnya kualitas produk, desain produk, dan karakteristik/ciri-ciri
produk.Pemasar produk jasa perlu mempertimbangkan range jasa
yang ditawarkan, tingkat kualitas dan level jasa yang diberikan.
12
2. Harga (Price)
Harga merupakan jumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen
untuk membeli suatu produk.Harganya harus sesuai dengan
persepsi pelanggan terhadap nilai penawaran tersebut, nilai
kepada pelanggan, supaya pembeli tidak beralih ke para pesaing.
3. Promosi ( Promotion)
Promosi merupakan program komunikasi yang berhubungan
dengan pemasaran produk atau jasa.Dalam melakukan promosi
agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi
yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis
kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan
penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi yang diterapkan
dalam perusahaan, antara lain: (Kotler, 2001:98-100)
1) Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal
dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk
merangsang pembelian.
2) Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi
secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan
dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
13
3) Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan
mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat
ilmiah).
4) Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi
diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
5) Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk
penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen.
4. Distribusi (Place)
Tempat merupakan fungsi distribusi dan logistic yang dilibatkan
dalam rangka menyediakan produk atau jasa sebuah
perusahaan.Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah
yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam
memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha
penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen.
Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam
arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam
14
memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli.
b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang
perantara.
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat
persediaan yang ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan.
Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk
menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang
penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi
itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada
masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para
konsumen tadi.
5. Manusia ( People)
Proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan, yang
nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam
memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam perusahaan jasa, ini bukan
hanya memainkan peranan penting dalam produksi atau oprasional
saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung
dengan konsumen.Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini
15
sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan
dan image perusahaan jasa yang bersangkutan.
6. Bukti fisik ( Physical Evidence)
Bukti fisik yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan kepada
konsumen sebagai usulan nilai tambah kosumen. Unsur-unsur
yang termasuk dalam bukti fisik antara lain: lingkungan fisik, dalam
hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan
barang-barang yang disatukan dengan service yang diberikan.
7. Proses ( Process)
Merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumennyasecara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa,
kerja sama antara marketing dan oprasional sangat penting dalam
elemen proses ini.
Dengan demikian 4P’s yang pada mulanya menjadi bauran
pemasaran barang, perlu diperluas lagi menjadi 7P’s jika ingin digunakan
dalam pemasaran jasa layanan.distribusi(place), manusia (people), bukti fisik
(physical evidence), dan proses (process).
16
2.1.4 Jasa
Menurut Kotler dan Gery Amstrong (2003 : 337) mengartikan jasa
sebagai berikut: “Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivi tas,
manfaat, atau kepuasan yang ada pada dasarnya tidak berwujud tidak
mengahsilkan perpindahan kepemilikan”.
Menurut Swastha (2000 : 318) mendefinisikan jasa sebagai berikut:
“Jasa adalah abarng yang tidak kentara ( intangible product) yang dibeli
dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertuka ran yang saling
memuaskan”.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jasa itu
merupakan kegiatan atau manfaat yang di tawarkan dari satu pihak kepihak
yang lain, yang pada hakekatnya tidak berwujud dan memiliki nilai bagi
pembeli karena dapat memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
Jasa memiliki beberapa karakteristik yang khas yang membedakan
dari produk berupa barang.Karakteristik tersebut menimbulkan implikasi yang
penting dalam pemasaran jasa.
Menurut Tjiptono (2004 : 18) ada lima karakteristik utama pada jasa
yang dipaparkan sebagai berikut:
1. Jasa tidak berwujud (intangibility)
Jasa berbeda dengan suatu barang, bila barang merupakan
suatu objek, alat atau benda maka jasa merupakan suatu
17
perbuatan, tindakan, pengalaman,proses kinerja (performance),
atau usaha. Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium,
dan diraba seperti barang.Konsumen dapat merasakan pelayanan
jasa tersebut ketika konsumen telah membeli jasa tersebut.
2. Tidak dapat dipisahkan (insenparability)
Barang biasa diproduksi kemudian dijual dan dikonsumsi.
Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu kemudian
diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.
3. Berubah-ubah (variability/heterogeneity)
Jasa bersifat variable karena merupakan nonstandarized
output, artinya banyak variasi, bentuk, kualitas dan jenis tergantung
pada siapa, kapan, dan dimana saja jasa tersebut diproduksi. Hal ini
dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi
dan konsumsinya yang cenderung tidak bias diprediksi dan
cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
4. Tidak tahan lama (perishability)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.Sifat jasa itu
mudah lenyap tidak sama seperti barang.
5. Lack of Ownership
Merupakan perbedaan dasar antara barang dan jasa.Pada
pemeblian barang konsumen memiiki hak penuh atas penggunaan
dan manfaat produk yang dibelinya.Mereka bisa mengkonsumsi,
18
menyimpan atau menjualnya. Di pihak lain, pada pembelian jasa
pelanggan mungin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa
untuk jangka waktu terbatas.
2.2 Perilaku Konsumen dan Keputusan Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk
atau jasa merupakan saat yang penting bagi pemasar.Keputusan ini dapat
menandai apakah suatu strategi pemasaran telah cukup bijaksana,
berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau
keliru menetapkan sasaran.Keputusan merupakan seleksi terhadap dua
pilihan alternative atau lebih.
Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan
pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan, dapat
dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan
penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
Menurut Tjiptono (2001 : 9) perilaku konsumen merupakan
“Tindakan-tindakan individu yang secara langsung te rlihat dalam
usaha-usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan
19
jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang men dahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut”.
Menurut Mowen (2002:6) mengatakan perilku konsumen adalah:
“Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan pro ses pertukaran yang
melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, bara ng, jasa,
pengalaman serta ide-ide”.
Menurut Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan perilaku
konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai “Kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dal am mendapatkan
dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, term asuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persia pan dan
menentukan kegiatan-kegiatan tertentu”.
Menurut Kotler (2003: 200)“Perilaku konsumen tersebut
sangatlahkompleks karena terdiri dari unsur-unsur y ang saling
berkaitan”. Untuk lebih memahaminya dapat di lihat pada model perilaku
pembeli seperti tampak pada gambar berikut ini:
Gambar di atas
dan dihubungkan oleh anak panah (kiri ke kanan), hal ini menunjukkan ketiga
bagian ini mempunyai hubungan yang erat dan terdapat suatu hubungan
berkesinambungan.
Pada bagian kiri terdapat rangsangan pemas
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu produk, harga, tempat, promosi dan
juga terdapat rangsangan lain yang bersifat eksternal yaitu ekonomi, politik,
teknologi dan budaya
pembeli yang berpengaruh
bagian akhir adalah hasil akhir diproses sebelumnya yaitu keputusan
pembelian.
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
di atas memperlihatkan terdapat tiga bagian yang terpisah
dan dihubungkan oleh anak panah (kiri ke kanan), hal ini menunjukkan ketiga
bagian ini mempunyai hubungan yang erat dan terdapat suatu hubungan
Pada bagian kiri terdapat rangsangan pemasaran yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu produk, harga, tempat, promosi dan
juga terdapat rangsangan lain yang bersifat eksternal yaitu ekonomi, politik,
teknologi dan budaya pada bagian tengah terdapat karakteristik (jenis)
pembeli yang berpengaruh terhadap proses keputusan membelinya dan
bagian akhir adalah hasil akhir diproses sebelumnya yaitu keputusan
20
memperlihatkan terdapat tiga bagian yang terpisah
dan dihubungkan oleh anak panah (kiri ke kanan), hal ini menunjukkan ketiga
bagian ini mempunyai hubungan yang erat dan terdapat suatu hubungan
aran yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu produk, harga, tempat, promosi dan
juga terdapat rangsangan lain yang bersifat eksternal yaitu ekonomi, politik,
pada bagian tengah terdapat karakteristik (jenis)
dap proses keputusan membelinya dan
bagian akhir adalah hasil akhir diproses sebelumnya yaitu keputusan
21
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kons umen
Menurut James F. Engel, Roger D. Blackwell, Paul W. Miniard
(1994:258) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen,
yaitu:
1. Strategi pemasaran
Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan
lembaga lainnya. Strategi pemasaran adalah satu-satunya variable
yang dikendalikan oleh pemasar. Dalam hal ini, pemasar berusaha
mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli
pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia
memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang
lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan
produk apa yang akan ditawarkan, penetuan harga jual, trategi
promosinya dan bagaimana distribusinya.
2. Faktor perbedaan individu konsumen
Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu
dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan,
persepsi, sikap, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan
mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek
yang tersedia.
22
3. Faktor lingkungan konsumen
Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang
mengitarinya. Seperti Keluarga, kelompok rujukan dan lainnya. Proses
keputusan konsumen akan terdiri dari tahap pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen.
Pemahaman terhadap factor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen akan memberikan pengetahuan kepada pemasar bagaimana
menyusun strategi dan komunikasi pemasaran yang tepat.
2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsum en
Menurut Kotler (2003: 224) proses pengambilan keputusan pembelian
pada konsumen di bagi menjadi lima tahapan yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal
atau ksternal.Dalam sebuah kasus, rasa lapar, haus, dapat menjadi sebuah
pendorong atau pemicu yang menjadi kegiatan pembelian. Dalam beberapa
kasus lainnya, kebutuhan juga dapat didorong oleh kebutuhan eksternal,
contohnya ketika seseorang mencium sebuah wangi masakan dari dalam
23
rumah makan,ia akan merasa lapar atau seseorang menjadi ingin memiliki
mobil seperti yang dimiliki tetangganya.
Pada tahap ini pemasar perlu melakukan identifikasi keadaan yang
dapat memicu timbulnya kebutuhan konsumen.Para pemasar dapat
melakukan penelitian pada konsumen untuk mengidentifikasi rangsangan
yang paling sering membangkitkan minat mereka terhadap suatu produk.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi-informasi yang lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian
informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat dibagi ke dalam dua level,
yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan dengan
penguatan informasi. Pada level ini orang akan mencari serangkaian
informasi tentang sebuah produk.
Pada level kedua, konsumen mungkin akan mungkin masuk kedalam
tahap pencarian informasi secara aktif. Mereka akan mencari informasi
melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam
tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi
sumber-sumber utama atas informasi yang didapat konsumen dan
24
bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian
konsumen selanjutnya.
Menurut Kotler (2003:225) sumber utama yang menjadi tempat
konsumen untuk mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat
kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
ditoko.
c. Sumber publik: Media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.
d. Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk.
Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang
sebuah produk melalui sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh
pemasar.Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber
pribadi.Tiap-tiap informasi komersial menjalankan perannya sebagai pemberi
informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau
evaluasi.Melalui sebuah aktivitas pengumpulan informasi, konsumen dapat
mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh
setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang mana.
25
3. Evaluasi alternatif
Dalam tahapan selanjutnya, setelah mengumpulkan informasi sebuah
merek, konsumen akan melakukan evaluasi alternatif terhadap beberapa
merek yang menghasilkan produk yang sama. Pada tahap ini ada tiga buah
konsep dasar yang dapat membantu pemasar dalam memahami proses
evaluasi konsumen.
Pertama, konsumen akan berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua,
konsumen akan mencari mafaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen akan memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat
yang digunakan dan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati
oleh pembeli dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produknya.
Contohnya, konsumen akan mengamati perbedaan atribut sperti ketajaman
gambar, kecepatan kamera, ukuran kamera, dan harga yang terdapat pada
sebuah kamera.
4. Keputusan Pembelian
Dalam melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan
mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap
merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan
citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga
26
membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan
pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang
paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian.
Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua
faktor utama yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian
yaitu:
a. Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu:
1. intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
calon konsumen.
2. motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain (Fisbhein,
Kotler 2003 : 227) .
Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat
orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin
mengubah niat pembeliannya. Keadaan preferensi sebaliknya juga
berlaku, preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat
jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama.
b. Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat mengurangi niat
pembelian konsumen.
27
Contohnya, konsumen mungkin akan kehilangan niat
pembeliannya ketika ia kehilangan pekerjaannya atau adanya
kebutuhan yang lebih mendesak pada saat yang tidak terduga
sebelumnya. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau
menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang
dipikirkan (Raymond, Kotler 2003:228) .
Seperti jumlah uang yang akan dikeluarkan, ketidakpastian
atribut dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Dalam hal ini,
pemasar harus memahami faktor-faktor yang menimbulkan perasaan
dalam diri konsumen akan adanya risiko dan memberikan informasi
serta dukungan untuk mengurangi risiko yang dipikirkan konsumen.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan
atau ketidapuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika
produk dibeli.Para pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian,
tindakan pascapembelian dan pemakaian produk pasca pembelian.
a. Kepuasan pasca pembelian
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan
pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk
tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan
28
kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan
konsumen maka pembeli akan merasa puas. Perasaan-perasaan itulah
yang akan memutuskan apakah konsumen akan membeli kembali merek
yang telah dibelinya dan memutuskan untuk menjadi pelanggan merek
tersebut atau merferensikan merek tersebut kepada orang lain.
Pentingnya kepuasan pascapembelian menunjukkan bahwa para
penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang
sebenarnya. Beberapa penjual bahkan menyatakan kinerja yang lebih
rendah sehingga konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih
tinggi daripada yang diharapkannya atas produk tersebut.
b. Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan
mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen merasa
puas maka dengan demikianakan menunjukkan kemungkinan yang lebih
tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Sebaliknya jika konsumen
merasa tidak puas, maka mungkin tidak akan membeli kembali merek
tersebut.
c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Selain perilaku pascapembelian, dan tindakan pasca pembelian,
pemasar juga haru memantau cara konsumen dalam memakai dan
29
membuang produk tersebut. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal
yang dapat merugikan diri konsumen dan lingkungan atas pemakaian
yang salah, berlebihan atau kurang bertanggung jawab.
30
2.3 KERANGKA PIKIR
Gambar 2.2
Kerangka Pikir
PT. Rekatama Prosindo Makassar
Bauran Pemasaran
Keputusan Pembelian Konsumen
Promosi (Promotion)
Distribusi (Place)
Harga (Price)
Produk (Product)
31
2.4 HIPOTESIS
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka hipotesis
penelitian ini adalah:
1. Diduga bahwa variabel bauran pemasaran yaitu produk, harga,
distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada
PT. Rekatama Prosindo Makassar
2. Diduga bahwa variabel harga yang paling dominan berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo
Makassar.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi / Waktu Penelitian
Adapun daerah penelitian yang merupakan objek penelitian penulis
dalam mengumpulkan data pada perusahaan yang bergerak di bidang
kontraktor dan developer yaitu pada PT. Rekatama Prosindo yang berlokasi
di Jalan Pengayoman Ruko Akik Hijau Blok E No. 14 Panakukang Mas
Makassar.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi yang akurat dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang relevan untuk
memecahkan atau menganalisa masalah tersebut dengan metode sebagai
berikut:
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Merupakan kegiatan pengumpulan data dengan mengadakan
observasi langsung ke PT. Rekatama Prosindo Makassar dan
mengadakan wawancara secara langsung dengan pemimpin serta
33
karyawan perusahaan khususnya bagian pemasaran untuk menunjang
penelitian ini.
Sedangkan metode yang digunakan untuk memperoleh data tersebut
adalah:
a. Metode Observasi (pengamatan) yaitu cara yang digunakan
dengan mengamati langsung objek yang diteliti, yaitu di PT.
Rekatama Prosindo Makassar.
b. Metode interview (wawancara), yaitu dengan mewawancarai
beberapa responden (konsumen pembelian perumahan tersebut)
terkait dengan penelitian, termasuk pimpinan perusahaan dan
kepala bagian serta orang-orang yang diberi wewenang untuk
memberikan informasi sehubungan dengan penelitian ini.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan
bahan-bahan yang berasal dari buku-buku yang mempunyai hubungan
erat dengan masalah yang diteliti.Disamping itu digunakan pada
bahan-bahan lain seperti dokumen dan bahan arsip perusahaan.
34
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif yaitu data penelitian yang diperoleh dari perusahaan
dalam bentuk informasi baik secara langsung maupun tidak langsung
dan banyak dijabarkan dalam bentuk tulisan yang berupa gambaran
umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, maupun informasi
lisan yang menyangkut kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan oleh
pihak perusahaan.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data penelitian yang diperoleh dari perusahaan
berupa data-data dalam bentuk angka-angka seperti laporan
keuangan yang berhubungan dengan penulisan ini, seperti Neraca
(Balance Sheet) dan Laporan Laba Rugi (Income Statement) pada PT
Rekatama Prosindo Makassar.
3.3.2 Sumber data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari perusahaan melalui
pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di dalam perusahaan.
35
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang berupa dokumen-dokumen atau berupa
laporan tertulis dari perusahaan misalnya berupa gambaran umum
perusahaan, sejarah singkat perusahaan, maupun informasi lisan yang
menyangkut kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak
perusahaan.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi bukan saja merupakan orang tetapi juga sekelompok subyek
atau data dengan krakteristik tertentu.Sedangkan sampel merupakan bagian
dari populasi yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2004: 117)“Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas obyek yang suby ek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diharapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sementara menurut Kuncoro (2009: 123) “Populasi adalah suatu
kelompok dari elemen penelitian, dimana elemen adal ah unit terkecil
yang merupakan sumber dari data yang diperlukan.”
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data dari para
responden.Data yang diambil adalah dari sampel yang mewakili seluruh
36
populasi.Maka sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili).
Sedangkan sampel menurut Sugiono (2004:73) adalah “Bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populas i tersebut”
Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan berdasarkan rumus Slovin
dikutip oleh Husein Umar (2005:108) adalah sebagai berikut:
N n = 1 + Ne2
Di mana :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran populasi yaitu jumlah total konsumen yang membeli
perumahan “Griya Sudiang Permai”.
e : Nilai kritis
Dalam penelitian ini jumlah populasi pelanggan dengan batas
kesalahan yang diinginkan adalah 50 %, diketahui N = 284.000 pelanggan.
Maka dengan mengikuti perhitungan di atas hasilnya adalah :
37
n = 1+ Ne2
284 n = 1 + 284 (0,052) 284 n = 1,71
n = 166 orang
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan responden sebagai objek
penelitian dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.Penentuan sampel
sebagai responden, didasarkan pada pendekatan Sampling Aksidental
Teknik. Dimana Sampling Aksidental menurut Sugiono (2004:73) adalah:
“Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yai tu siapa saja yang
secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digu anakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok dengan
sumber data”.
3.5 Pengujian Validitas
Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih
dahulu diuji validitasnya kepada responden dengan menggunakan rumus
teknik Korelasi Product Moment Sugiyono (2004: 255) sebagai berikut:
N
38
Keterangan:
r = koefisien validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh dari subjek setiap item
Y = Skor yang diperoleh dari subjek seluruh item
Σ X = Jumlah skor dalam distribusi X
Σ Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
Σ X2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
Σ Y2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N = Jumlah responden
Koefisien validitas dianggap valid jika r hitung > r tabel pada α = 1 %.
Kemudian kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut :
a. Jika rxy hitung ≥ r tabel maka pernyataan dinyatakan valid
b. Jika rxy hitung ≤ r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.
Berikut perhitungannya :
∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑−−
−=
))()()()()((
)()(2222 YYNXXN
YXXYNr
( ) 22 )302(302730)1189()23961(30(
)3021189()11968(30
−−−=
x
xr
39
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar -0,007262.
Sedangkan nilai r tabel untuk jumlah responden sebanyak 30 orang dengan
α=1 % sebesar -0,005238. Karena nilai –rhitung ≤ -rtabel (-0,007262 ≤ -
0,005238) maka pernyataan dinyatakan valid.
3.6 Pengujian Reliabilitas
Adapun teknik yang digunakan dalam pengujian reliabilitas pada
penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik test-retest
yaitu pengujian reliabilitas instrument yang dilakukan dengan cara
percobaan instrument dua kali kepada responden yang sama dengan
waktu yang berbeda Sugiyono (2004: 184).
Sugiyono (2004:185) mengatakan bahwa pengujian reliabilitas
instrument secara internal dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik belah dua (split half) yaitu pengujian realibilitas internal yang
91204908101413721718830(
359078359040
−−−=
xr
394694891
38
−−−=
xr
27375514
38−=r
007262,05233
38 −=−=r
40
dilakukan dengan membelah item-item instrumen menjadi 2 (dua)
kelompok yakni ganjil dan genap, kemudian ditotal, dicari korelasinya,
dan kemudian dianalisis dengan rumus koefisien Sperman Brown
sebagai berikut:
Keterangan :
ri = realibilitas internal seluruh instrumen
rb = korelasi produk momen antara belahan ganjil dan genap
Koefisien reliabilitas dianggap reliable jika r hitung > r tabel pada α = 1 %
Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel.
b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
Berikut Perhitungannya :
b
bi r
rr
⊕=
1
.2
007262,01
007262,0.2
⊕=ir
007262,1014253,0=ir
014419,0=ir
41
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar 0,014419.
Sedangkan nilai r tabel untuk jumlah responden sebanyak 30 orang dengan
α=1 % sebesar 0,005238. Karena nilai rhitung ≥ r-tabel (0,014419 ≥
0,005238) maka pernyataan dinyatakan reliabel.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara produk, harga,
distribusi dan promosi dengan keputusan konsumen pada PT Rekatama
Prosindo Makassar, digunakan analisis regresi linear berganda.
Regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh dua
variabel prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah
variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) Sugiono
(2004 : 211)dengan rumusan sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4X4 + e
42
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a = Nilai Konstanta
X1 = Produk (unit)
X2 = Harga (Rp)
X3 = Distribusi (Rp)
X4 = Promosi (Rp)
b1-b4 = Standar Error
Pengujian analisis regresi linier berganda ini dilakukan dengan
menggunakan program komputer SPSS 17,0 for Windows. Pengujian ini
bertujuan untuk:
1. Uji Multikolinearitas untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikoliearitas, yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
2. Uji Heteroskedastisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya
penyimpangan varian dari residual untuk semua pengamatan
dalam model regresi.
3. Uji Normalitas untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak.
43
4. Uji Autokorelasi untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang
terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamtan
lain pada model regresi.
5. Menghitung koefisien regresi untuk X0 X1 X2
6. Melakukan uji – T untuk menguji pengaruh antara variabel bebas
secara individual terhadap variable terikat.
7. Melakukan uji – F untuk menguji pengaruh antara variabel bebas
secara keseluruah terhadap variabel terikat dan utnuk mengetahui
apakah model layak untuk digunakan atau tidak.
3.8 Definisi Operasional
a. Produk (x1) merupakan segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu
pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan termasuk di
dalamnya barang berwujud dan tidak berwujud. Barang yang berwujud
seperti barang-barang yang bias dilihat fisiknya sedang barang yang
tidak berwujud seperti jasa.
Indikator-indikator dalam produk adalah:
1. Keanekaragaman produk
2. Kualitas
3. Design
4. Ciri/ karakteristik produk
44
5. Pelayanan
b. Harga (x2) merupakan sejumlah uang sebagai alat ukur untuk
memenuhi produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur
bauran pemasaran yang memberikan andil pada perusahaan dengan
menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan.
Indikator-indikator dalam harga adalah:
1. Daftar harga
2. Rabat/ diskon
3. Potongan harga khusus
4. Periode pembayaran
5. Syarat kredit
c. Distribusi (x3) merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari
produsen ke konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan.
Indikator-indikator dalam distribusi adalah:
1. Saluran pemasaran
2. Cakupan pasar
3. Lokasi
4. Persediaan
5. Transportasi
45
d. Promosi (x4) merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang
memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi, mengkonfirmasikan,
membujuk, dan mengingatkan konsumen untuk membeli produknya.
Indikator-indikator dalam promosi adalah:
1. Periklanan
2. Promosi penjualan
3. Public relation/ kehumasan
4. Pemasaran langsung
5. Penjualan pribadi
e. Keputusan pembelian merupakan keseluruhan tingkah laku atau
perilaku konsumen yang terdapat dalam keputusan pembelian yang
dilakukan pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1. Sejarah Perusahaan
PT Rekatama Prosindo didirikan pada hari Senin 23 November 1992
yang berlokasi di Jalan Pengayoman Ruko Akik Hijau Blok E/14 Panakukang
Mas Makassar.Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu 75 tahun yang
didirikan oleh DR. Ir. Ronny Irwan Tanzil, MBA selaku Direktur Utama
Perseroan.Perseroan ini merupakan perseroan yang bergerak di bidang
developer.Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk menjalankan
usaha dalam bidang pembangunan dan konstruksi baik sebagai kontraktor,
perencana, dan pelaksana pembangunan gedung.Salah satu kegiatan usaha
dari PT Rekatama Prosindo adalah melakukan pembangunan perumahan di
daerah Sudiang Makassar yakni Perumahan Sudiang Griya Permai.
Modal dasar untuk mendirikan perseroan ini adalah kurang lebih Rp
1.000.000.000,00 (satu milliar rupiah) yang terdiri atas 1000 (seribu) saham
dimana masing – masing saham bernilai nominal sebesar Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah).
Dari modal dasar tersebut telah diambil ahli beberapa bagian serta
akan disetor penuh dengan uang tunai melalui kas perseroan. Saham-saham
47
lainnya yang belum diambil ahli akan dikeluarkan untuk modal kerja
perseroan pada waktu dan syarat yang telah ditetapkan oleh Direksi.
Penjualan dan pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan
kepada para pemegang saham lainnya atau kepada pihak lain yang ditunjuk
oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan dengan perantara Direksi.
Pemegang saham yang hendak menjual saham harus menawarkannya
secara tertulis terlebih dahulu kepada para pemegang saham lainnya dan
dengan persetujuan Direksi.Para pemegang saham lainnya berhak membeli
saham yang ditawarkan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak
ditawarkannya saham tersebut.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari
seorang Direktur.Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham.Gaji
dan tunjangan untuk Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham.Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya
yang ditujukan untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai tujuan dan
sasaran Perseroan.
Tahun buku PT Rekatama Prosindo berjalan dari tanggal 1 Januari
sampai tanggal 31 Desember.Pada akhir bulan Desember tiap tahunnya
buku-buku perseroan ditutup. Untuk pertama kalinya buku-buku perseroan
akan ditutup pada tanggal 31 Desember 1992. Dari penutupan buku-buku
tersebut oleh Direksi maka disusun neraca dan laporan laba rugi yang telah
diperiksa oleh Dewan Komisaris.
48
Keuntungan bersih Perseroan dalam waktu tahun buku seperti yang
tercantum dalam neraca dan laporan laba rugi yang telah disahkan oleh
Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham, dibagi menurut cara yang
ditentukan oleh Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham. Rapat Umum
Tahunan Pemegang Saham juga dapat menentukan bagian dari keuntungan
yang disediakan untuk dana cadangan berdasarkan peraturan yang telah
ditetapkan.
Apabila menurut pertimbangan Rapat Umum Pemegang Saham,
jumlah dana cadangan telah cukup besarnya, maka Rapat dapat
memutuskan agar bagian dari keuntungan yang disediakan untuk dana
cadangan itu digunakan untuk keperluan lain.
Apabila perhitungan laba rugi Perseroan pada suatu tahun
menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutupi dengan dana cadangan,
maka kerugian yang tidak dapat ditutupi itu akan tetap dicatat dan
dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dalam tahun-tahun selanjutnya
Perseroan dianggap tidak mendapat keuntungan selama kerugian yang
tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali
tertutup. Sedangkan keuntungan Perseroan yang dibagikan sebagai dividen
yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk
dibayarkan menjadi milik Perseroan.
49
Dana cadangan Perseroan bertujuan untuk menutupi kerugian yang
diderita oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan, Rapat Umum
Pemegang Saham dapat menentukan agar dana cadangan itu seluruhnya
atau sebagian digunakan untuk modal kerja atau untuk kebutuhan lain. Laba
yang diperoleh dari dana cadangan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi.
4.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
PT Rekatama Prosindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang developer dimana membutuhkan sistem organisasi yang efektif dan
efisien yang mana sistem manajemennya dapat mengendalikan dan
mengarahkan sistem organisasi kerja yang telah dibentuk.
Pemisahan fungsi-fungsi dalam struktur organisasi diharapkan agar
perusahaan ini dapat berjalan lancar dan dapat mencapai target-target yang
telah ditetapkan sesuai dengan misi dan visinya maka perlu dibentuk sebuah
organisasi di mana dalam organisasi ini terdiri dari :
1. Direktur : DR. Ir. Ronny Irwan Tanzil, MBA
2. Sekretaris : Irmawaty Robertsen
3. Pemasaran dan Q Kontrol : Sherly Palealu
4. Umum dan Logistik
1. Pembelian : Erni Herman
2. Gudang : A. Wahab Adnan
3. Personalia : Linda Tjeuwiharja
50
5. Keuangan : Lilyanti Talaha
6. Teknik dan Operasional
1. Estimator : Ir. Syarkawi M
2. Perencana dan Pelaksana
Lapangan : Ir. Surachman Hidayat
51
Gam
bar
4.1
Str
uktu
r O
rgan
isas
i PT
Rek
atam
a P
rosi
ndo
Sum
ber
: PT
Rek
atam
a P
rosi
ndo
Mak
assa
r, T
ahun
201
0
Dire
ktur
Est
imat
or
Per
enca
na &
P
elak
sana
La
pang
an
Per
sona
lia
Tek
nik
& O
pera
sion
al
Sek
reta
ris
Aku
ntan
Pro
mos
i &
Q K
ontr
ol
Keu
anga
n
Um
um /
logi
stik
Gud
ang
Pem
belia
n
Pem
asar
an &
Q K
ontr
ol
52
4.3. Uraian Tugas
1. Direktur
Bertanggung jawab secara penuh atas pengurusan perseroan
untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan.
2. Sekretaris
Bertanggung jawab dalam menyusun dan membuat jadwal
pimpinan, dan menerima telepon.
3. Pemasaran dan Q Kontrol
Bertanggung jawab untuk memahami kondisi masyarakat dan
melakukan perencanaan pemasaran untuk meningkatkan profit.
4. Umum dan Logistik
a. Pembelian
Bertanggung jawab dalam pemilihan dan pembelian bahan
bangunan.
b. Gudang
Bertanggung jawab untuk mengecek persediaan bahan
bangunan.
c. Personalia
Bertanggung jawab dalam perekrutan dan pengelolaan sumber
daya manusia.
53
5. Keuangan
Bertanggung jawab untuk memahami kondisi ekonomi
perusahaan, mengambil keputusan, melakukan perencanaan kegiatan di
bidang ekonomi, memeriksa transaksi-transaksi yang dilakukan
perusahaan, dan membuat laporan keuangan.
6. Teknik dan Operasional
a. Estimator
Bertanggung jawab untuk mengestimasi dan merencanakan
anggaran pelaksanaan proyek pembangunan.
b. Perencana dan Pelaksana Lapangan
Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan
proyek pembangunan.
54
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan harus
mengadakan peningkatan penjualan produknya agar mampu bersaing di
pasar sehingga dapat meningkatkan market share perusahaan, ini berarti
sutu perusahaan mempunyai posisi yang kuat dalam persaingan dengan
perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu market share perusahaanharus
didominankan dengan penjualan perusahaan dan harus lebih terarah dalam
penjualan agar dapat meningkatkan pangsa pasar perusahaannya.
Dalam menganalisis data tersebut akan diutarakan aspek marketing
mix yang digunakan oleh PT Rekatama Prosindo Makassar, terutama
mengenai produk, harga, distribusi dan promosi. Oleh karena itu perusahaan
yang bergerak di bidang developer tersebut di dominasi oleh adanya
penjualan perumahan “Griya Sudiang Permai” dengan menggunakan strategi
pemasaran. Dalam hal ini strategi pemasaran sebagai acuan dalam
menentukan seberapa besar keuntungan yang didapatkan dari penjualan
perumahan tersebut.
Untuk lebih jelasnya strategi pemasaran yang berfokus pada produk,
harga, distribusi dan promosi adakan diuraikan sebagai berikut:
55
5.1.1 Produk
Produk merupakan objek utama dari pemasaran juga sebagai
kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada
konsumen.Adapun produk yang ditawarkan oleh PT Rekatama Prosindo
pada garis besarnya yaitu perumahan “Griya Sudiang Permai”. Suatu produk
tergantung dari fungsi produk tersebut dan faktor yang lain diharapkan oleh
konsumen tersebut yang sering dinyatakan sebagai produk plus pelayanan,
gaya (style), macam (product items), karakteristik produk.
Disamping itu pula produk adalah sekelompok sifat-sifat yang
berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible).Barang berwujud (tangible
goods) yaitu barang yang keliatan bentuk fisiknya sehingga bisa dipegang,
dilihat dan diraba.Sedangkan barang yang tidak berwujud (intangible goods)
barang yang tidak bisa dilihat dan dipegang seperti pada produk-produk jasa.
Dari keseluruhan pembeli Perumahan Griya Sudiang Permai Makassar
mempunyai penilaian yang berbeda-beda terhadap produk itu sendiri,
sehingga akan memberikan pernyataan yang berbeda terhadap faktor produk
Perumahan Griya Sudiang Permai.
Adapun indikator penilaian responden terhadap produk yang
dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai kelengkapan,
ketersediaan, dan kesesuaian produk Perumahan Griya Sudiang Permai
Makassar dapat dilihat sebagai berikut :
56
1. Kelengkapan fasilitas perumahan Griya Sudiang Pe rmai
Adapun tanggapan responden terhadap kelengkapan fasilitas
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.1 berikut ini :
Tabel 5.1.1
Tanggapan responden terhadap kelengkapan fasilias perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.1 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 5 orang atau 17 % menyatakan bahwa fasilitas perumahan Griya
Sudiang permai sangat lengkap, 8 orang atau 26 % menyatakan fasilitas
perumahan Griya Sudiang Permai lengkap, 7 orang atau 23 % yang
menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai cukup lengkap, 5
orang atau 17 % yang menyatakan fasilitas perumahan Griya Sudiang
Permai kurang lengkap, dan 5 orang atau 17 % yang menyatakan fasilitas
perumahan Griya Sudiang Permai tidak lengkap.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 93, hal ini
menunjukkan bahwa kelengkapan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai
Pernyataan S.Lengkap Lengkap C.Lengkap K.Lengkap T.Lengkap
Skor F % F % F % F % F %
Kelengkapan fasilitas
Griya Sudiang Permai 5 17 8 26 7 23 5 17 5 17 93
57
sudah lengkap. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah
merasa puas dengan kelengkapan fasilitas perumahan Griya Sudiang Permai
yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
2. Kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai
Adapun tanggapan responden terhadap kesesuaian perumahan Griya
Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.2 berikut ini:
Tabel 5.1.2
Tanggapan responden terhadap kesesuaian perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.2 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa perumahan Griya Sudiang
permai sangat sesuai, 9 orang atau 30 % menyatakan perumahan Griya
Sudiang Permai sesuai, 7 orang atau 23 % yang menyatakan fasilitas
perumahan Griya Sudiang Permai cukup sesuai, 5 orang atau 17 % yang
menyatakan perumahan Griya Sudiang Permai kurang sesuai, dan 2 orang
atau 7 % yang menyatakan perumahan griya sudiang permai tidak sesuai.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 104, hal ini
menunjukkan bahwa perumahan Griya Sudiang Permai sudah sesuai. Hal
Pernyataan S.Sesuai Sesuai C.Sesuai K.Sesuai T.Sesuai
Skor F % F % F % F % F %
Kesesuaian perumahan
Griya Sudiang Permai 7 23 9 30 7 23 5 17 2 7 104
58
tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan
kesesuaian perumahan Griya Sudiang Permai yang dijual oleh PT. Rekatama
Prosindo Makassar.
3. Ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai
Adapun tanggapan responden terhadap ketersediaan perumahan
Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.3 berikut ini:
Tabel 5.1.3
Tanggapan responden terhadap ketersediaan perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.3 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa ketersediaan perumahan
Griya Sudiang permai selalu ada, 9 orang atau 30 % menyatakan
ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai sering ada, 3 orang atau 10
% yang menyatakan ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai kadang-
kadang ada, 6 orang atau 20 % yang menyatakan perumahan Griya Sudiang
Permai jarang ada, dan 5 orang atau 17 % yang menyatakan ketersediaan
perumahan griya sudiang permai tidak selalu ada.
Pernyataan
Selalu Sering Kadang -
Kadang
Jarang Tidak Selalu
Skor
F % F % F % F % F %
Ketersediaan perumahan
Griya Sudiang Permai 7 23 9 30 3 10 6 20 5 17 97
59
Dengan skor total penilaian responden sebesar 97, hal ini
menunjukkan bahwa ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai hamper
selalu ada. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa
puas dengan ketersediaan perumahan Griya Sudiang Permai yang
disediakan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Adapun perkembangan jumlah perumahan Griya Sudiang Permai
yang dipasarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005
sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.4 berikut ini :
Tabel 5.1.4
Perkembangan jumlah perumahan Griya Sudiang Permai pada PT.
Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.4 di atas terlihat bahwa jumlah perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan meskipun perkembangan jumlah perumahan
Tipe Perumahan Griya Sudiang Permaipada
PT. Rekatama Prosindo Makassar Untuk Periode 2005-2010
Tahun
RA
TA
-RA
TA
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Ruko A
01-
10
A1
01-
02
A2
02-
06
A3
01-
08
A4
01-
08
A5
01-
09
A6
01-
09
C1
01-
08
C2
01-
08
C3
01-
04
C4
01-
04 54 62 76 96 101 116
Rumah B1
02-
08
B2
01-
08
D1
01-
06
D2
01-
06
D3
01-
08
D4
01-
08
E1
01-
06
E2
01-
06
F1
01-
09
F1
01-
09
H1
01-
12 46 60 69 93 97 115
Jumlah Perumahan Untuk TIpe Rumah dan Ruko (unit) 100 122 145 189 198 231 164
Perkembangan Jumlah Perumahan Tipe Rumah dan Ruko ( Unit ) - 22 23 44 9 33 26
Perkembangan Jumlah Perumahan Tipe Rumah dan Ruko ( % ) - 22 19 30 5 17 19
60
mengalami fluktuasi, dimana pada tahun 2006 jumlah perumahan sebanyak
122 unit meningkat sebesar 22 unit atau sebesar 22 %, pada tahun 2007
jumlah perumahan sebanyak 145 unit, meingkat dari tahun sebelumnya
sebesar 23 unit atau sebesar 19 %.
Pada tahun 2008 jumlah perumahan sebanyak 189 unit meningkat
pada tahun sebelumnya sebesar 44 unit dan presentasi perkembangannya
naik menjadi 30% dari tahun sebelumnya. Tahun 2009 jumlah perumahan
menjadi 198 unit meningkat 9 unit atau sekitar 5 % mengalami penurunan
sebanyak 25% dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2010 jumlah
perumahan menjadi 231 unit meningkat sebanyak 33 unit dari tahun
sebelumnya atau sekitar 17% . Dari hasil analisis, secara rata-rata terjadi
peningkatan jumlah perumahan sebesar 19 % per tahun dengan jumlah
perumahan Griya Sudiang Permai secara rata-rata sebanyak 26 unit per
tahun.
5.1.2 Harga
Dalam menjalankan perusahaan ada beberapa hal yang perlu
diketahui yaitu bagaimana perusahaan dalam menjalankan fungsinya
terutama sebagai perusahaan industry perlu diketahui bahwa penetapan
harga sangatlah mendominasi dari tingkat penjualan.Hal inilah yang
mempengaruhi bahwa harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan
belumlah tepat karena dalam penetapan harga selalu dipengaruhi adanya
61
faktor penetapan harga oleh pemerintah, yang mana harga di pasaran masih
berfluktuasi baik dari segi bidang penjualannyamaupun penetapan harganya
secara langsung.Sebagai tindak lanjut dari penetapan harga yang bervariasi
maka dari itulah perusahaan dalam mengambil resiko nantinya.Agar dalam
penetapannya dapat lebih dikendalikan lagi.
Seperti yang diketahui bahwa dengan semakin berkembangnya dunia
usaha pada umumnya di dunia industry dan khususnya di Indonesia dewasa
ini maka tujuan daripada manajemen perusahaan adalah mempertahankan
atau mendapatkan keuntungan yang optimal, agar tujuan tersebut dapat
dicapai maka diperlukan adanya manajemen yang efisien yang mampu
menciptakan suatu rangkaian kerjasama yang terorganisir dengan baik
antara masing-masing fungsi yang ada dalam perusahaan.
Kini semakin banyak perusahaan yang bermunculan yang
menyebabkan fungsi pemasaran dalam menghadapi pasar di mana
pemasaran mempunyai peranan yang cukup besar untuk menunjang
pencapaian tujuan perusahaan.Bahkan dapat dikatakan bahwa pemasaran
memiliki dampak terhadap strategi pemasaran dan kemajuan perusahaan.
Dalam hubungannya dengan uraian diatas, maka untuk dapat
meningkatkan perluasan pangsa pasar perusahaan perlu dilakukan strategi
pemasaran dimana dengan strategi pemasaran dapat meningkatkan
perluasan pangsa pasar.
62
Dari keseluruhan konsumen pembeli perumahan Griya Sudiang
Permai, terdapat penilaian yang berbeda-beda tentang harga perumahan
yang ditetapkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar, sehingga akan
memberikan pernyataan yang berbeda pula terhadap faktor harga
perumahan Griya Sudiang Permai.
Adapun indikator penilaian responden terhadap harga yang diterapkan
oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai harga perumahan Griya
Sudiang Permai yang ditawarkan, perbandingan harga dengan perusahaan
lain, dan kenaikan harga pada perumahan lain dengan perumahan Griya
Sudiang permai dapat dilihat berikut ini :
1. Harga Perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawa rkan
Adapun tanggapan responden terhadap harga perumahan Griya
Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.5 berikut ini :
Tabel 5.1.5
Tanggapan responden terhadap Harga perumahan Griya Sudiang
Permai yang ditawarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan S.Mahal Mahal C.Mahal Murah S. Murah
Skor F % F % F % F % F %
Harga perumahan Griya
Sudiang Permai yang
ditawarkan
7 23 5 17 6 20 8 27 4 13 93
63
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.5 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa harga perumahan Griya
Sudiang permai sangat mahal, 5 orang atau 17 % menyatakan harga
perumahan Griya Sudiang mahal, 6 orang atau 20 % yang menyatakan harga
perumahan Griya Sudiang Permai cukup mahal, 8 orang atau 27 % yang
menyatakan harga perumahan Griya Sudiang Permai murah, dan 4 orang
atau 13 % yang menyatakan harga perumahan Griya Sudiang Permai sangat
murah.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 93, hal ini
menunjukkan bahwa harga perumahan Griya Sudiang Permai sudah sangat
sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas
dengan harga perumahan Griya Sudiang Permai yang ditawarkan oleh PT.
Rekatama Prosindo Makassar.
2. Perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Perma i dengan
perusahaan lain
Adapun tanggapan responden terhadap perbandingan harga Griya
Sudiang Permai dengan perusahaan lain dapat dilihat pada tabel 5.1.6
berikut ini:
64
Tabel 5.1.6
Tanggapan responden terhadap perbandingan harga perumahan Griya Sudiang
Permai dengan perusahaan lain pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.6 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa perbandingan harga
perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain sangat mahal, 9
orang atau 30 % menyatakan perbandingan harga perumahan Griya Sudiang
Permai dengan perusahaan lain mahal, 8 orang atau 27 % yang menyatakan
perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan
lain cukup mahal, 3 orang atau 10 % yang menyatakan perbandingan harga
perumahan Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain murah, dan 3
orang atau 10 % yang menyatakan perbandingan harga perumahan Griya
Sudiang Permai sangat murah.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 104, hal ini
menunjukkan bahwa perbandingan harga perumahan Griya Sudiang Permai
dengan perusahaan lain sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
Pernyataan S.Mahal Mahal C.Mahal Murah S. Murah
Skor F % F % F % F % F %
Perbandingan Harga
perumahan Griya
Sudiang Permai
denganperusahaan lain.
7 23 9 30 8 27 3 10 3 10 104
65
konsumen sudah merasa puas dengan perbandingan harga perumahan
Griya Sudiang Permai dengan perusahaan lain yang dikeluarkan oleh PT.
Rekatama Prosindo Makassar.
3. Kenaikan harga pada perumahan Griya Sudiang Perm ai
Adapun tanggapan responden terhadap kenaikan harga perumahan
Griya Sudiang Permai dilihat pada tabel 5.1.7 berikut ini :
Tabel 5.1.7
Tanggapan responden terhadap kenaikan harga perumahan Griya Sudiang
Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.7 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 5 orang atau 17 % menyatakan bahwa kenaikan harga perumahan
Griya Sudiang Permai sangat mahal, 7 orang atau 23 % menyatakan
kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai mahal, 12 orang atau 40
% yang menyatakan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai
Pernyataan S.Mahal Mahal C.Mahal Murah S. Murah
Skor F % F % F % F % F %
Kenaikan harga
perumahan Griya
Sudiang Permai
5 17 7 23 12 40 4 13 2 7 99
66
cukup mahal, 4 orang atau 13 % yang menyatakan kenaikan harga
perumahan Griya Sudiang Permai murah, dan 2 orang atau 7 % yang
menyatakan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai sangat
murah.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 99, hal ini
menunjukkan bahwa kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai
sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa
puas dengan kenaikan harga perumahan Griya Sudiang Permai yang
dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Adapun perkembangan harga perumahan Griya Sudiang Permai yang
ditetapkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun 2005 sampai
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.8 berikut ini
Tabel 5.1.8 Perkembangan harga perumahan Griya Sudiang Permai pada
PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Harga Perumahan
Griya Sudiang
Permaipada
PT.Rekatama
Prosindo Makassar
HARGA (RP.)
RATA-
RATA 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Ruko A 01-10
(171.75 m2)
340.250.200 408.300.240 489.960.290 587.952.350 734.940.440 918.675.550 580.013.180
Rumah B1 02-08
(54.75 m2)
144.612.000 173.534.400 208.241.280 249.889.540 312.361.925 390.452.410 246.515.260
Total Harga
Perumahan (Rp.) 484.862.200 581.834.640 698.201.570 837.841.890 1.047.302.365 1.309.127.960 826.528.437
Perkembangan Harga
(Rp.) - 96.972.440 116.366.930 139.640.320 209.460.275 261.825.595 164.853.152
67
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.8 di atas terlihat bahwa harga perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan secara bertahap, dimana pada tahun 2006 harga
perumahan untuk tipe ruko dan rumah Griya Sudiang Permai ditetapkan
sebesar Rp. 581.834.640 mengalami peningkatan harga sebesar
Rp.96.972.440 atau sebesar 20 %.
Pada tahun 2007 harga perumahan untuk tipe ruko dan rumah Griya
Sudiang Permai ditetapkan sebesar Rp. 698.201.570 mengalami peningkatan
harga sebesar Rp.116.366.930 atau sebesar 20 %. Di tahun 2008, harga
perumahan untuk tipe ruku dan rumah Griya Sudiang Makassar ditetapkan
sebesar Rp.837.841.890 mengalami peningkatan harga sebesar Rp.
139.640.320 atau sebesar 20 %. Tahun 2009, harga perumahan Griya
Sudiang Makassar untuk kedua tipe ditetapkan sebesar Rp. 1.047.302.365
mengalami peningkatan harga sebesar Rp. 209.460.275 atau 25 % dan pada
tahun 2010, harga perumahan Griya Sudiang Permai ditetapkan sebesar Rp.
1.309.127.960 mengalami peningkatan sebesar Rp. 261.825.595 atau 25 %.
Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan harga sebesar 22 % per
Perkembangan Harga
(%) - 20 20 20 25 25 22
68
tahun dengan perkembangan harga perumahan untuk tipe ruko dan rumah
Griya Sudiang Permai rata-rata sebesar Rp. 164.853.152 per tahun.
5.1.3 Promosi
Dari keseluruhan konsumen pembeli perumahan Griya Sudiang
Permai, terdapat penilaian yang berbeda-beda tentang promosi yang
dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar, sehingga akan
memberikan pernyataan yang berbeda pula terhadap faktor promosi
perumahan Griya Sudiang Permai.
Adapun indikator penilaian responden terhadap promosi yang
dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai promosi
perumahan Griya Sudiang Permai, promosi melalui media massa, dan
promosi perumahan Griya Sudiang Permai kepada teman atau keluarga
dapat dilihat berikut ini :
1. Promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dila kukan
perusahaan
Adapun tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya
Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.9 berikut ini :
Tabel 5.1.9
Tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya Sudiang Permai
yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
69
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.9 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 6 orang atau 20 % menyatakan bahwa promosi perumahan Griya
Sudiang Permai sangat perlu, 9 orang atau 30 % menyatakan promosi
perumahan Griya Sudiang Permaiperlu, 5 orang atau 17 % yang menyatakan
promosi perumahan Griya Sudiang Permai cukup perlu, 7 orang atau 23 %
yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai kurang perlu,
dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang
Permai tidak perlu.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 98, hal ini
menunjukkan bahwa promosi perumahan Griya Sudiang Permai sudah
sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah
merasa puas dengan promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang
dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan S.Perlu Perlu C.Perlu K.Perlu T. Perlu
Skor F % F % F % F % F %
Promosi perumahan
Griya Sudiang Permai 6 20 9 30 5 17 7 23 3 10 98
70
2. Pemasangan pamflet atau spanduk di sekitar perum ahan Griya
Sudiang Permai
Adapun tanggapan responden terhadap pemasangan spandukdi
sekitar perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.10
berikut ini :
Tabel 5.1.10
Tanggapan responden terhadap pemasangan pamflet atau spanduk di sekitar
perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.10 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 8 orang atau 27 % menyatakan sangat setuju apabilaada
pemasangan spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai, 7 orang
atau 23 % menyatakan setuju apabila ada pemasangan spanduk di sekitar
perumahan Griya Sudiang Permai, 5 orang atau 17 % yang menyatakan
cukup setuju apabila ada pemasangan spanduk di sekitarperumahan Griya
Sudiang Permai, 6 orang atau 20 % yang menyatakan kurang setuju apabila
ada pemasangan spanduk di sekitarperumahan Griya Sudiang Permai, dan 4
orang atau 13 % yang menyatakan tidak setuju apabila ada pemasangan
spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai.
Pernyataan S.Setuju Setuju C.Setuju K.Setuju T. Setuju
Skor F % F % F % F % F %
Potongan atau diskon
bagi pelanggan. 8 27 7 23 5 17 6 20 4 13 99
71
Dengan skor total penilaian responden sebesar 99, hal ini
menunjukkan bahwa pemasangan pamflet atau spanduk di sekitar
perumahan Griya Sudiang Permai sudah sesuai. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas dengan adanya
pemasangan spanduk di sekitar perumahan Griya Sudiang Permai yang
dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
3. Promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui m edia massa
Adapun tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya
Sudiang Permai melalui media massa dapat dilihat pada tabel 5.1.11 berikut
ini:
Tabel 5.1.11
Tanggapan responden terhadap promosi perumahan Griya Sudiang Permai
melalui media massa yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.11 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa promosi perumahan Griya
Sudiang Permai melalui media massa sangat efektif, 5 orang atau 17 %
Pernyataan S.Efektif Efektif C.Efektif K.Efektif T. Efektif
Skor F % F % F % F % F %
Promosi perumahan
Griya Sudiang Permai 7 23 5 17 9 30 6 20 3 10 97
72
menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media
massa perlu, 9 orang atau 30 % yang menyatakan promosi perumahan Griya
Sudiang Permai melalui media massa cukup perlu, 6 orang atau 20 % yang
menyatakan promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui media massa
kurang perlu, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan promosi perumahan
Griya Sudiang Permai melalui media massa tidak perlu.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 97, hal ini
menunjukkan bahwa promosi perumahan Griya Sudiang Permai melalui
media massa sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen
sudah merasa puas dengan adanya promosi perumahan Griya Sudiang
Permai melalui media massa yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo
Makassar.
Adapun perkembangan jumlah biaya promosi perumahan Griya
Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar
dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.12 berikut ini
73
Tabel 5.1.12
Perkembangan biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan
oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.12 di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah biaya
promosi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT.
Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
dimana pada tahun 2006 biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai
yang dikeluarkan sebesar Rp. 6.800.000 meningkat sebesar Rp.200.000 atau
sebesar 3 % dari tahun 2005.
Pada tahun 2007,biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai
yang dikeluarkanoleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp.
7.150.000 mengalami peningkatansebesar Rp.350.000 atau mengalami
peningkatan sebesar 5 %. Di tahun 2008, biaya promosi perumahan Griya
Tahun Biaya Promosi
(Rp.)
Perkembangan
(Rp.) (%)
2005 6.600.000 - -
2006 6.800.000 200.000 3
2007 7.150.000 350.000 5
2008 7.670.000 520.000 7
2009 8.450.000 780.000 10
2010 9.550.000 1.100.000 13
Rata-Rata: 7.924.000 590.000 7,6
74
Sudiang Makassar yang dikeluarkan sebesar Rp.7.670.000meningkat
sebesar Rp. 520.000 atau sekitar7%. Tahun 2009, biaya promosi perumahan
Griya Sudiang Permaiyang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo
Makassar sebesar Rp. 8.450.000meningkat sebesar Rp.780.000 atau 10 %,
dan tahun2010 biaya promosi yang dikeluarkan sebesar Rp.9.550.000
mengalami peningkatan Rp.1.100.000 atau 13 %. Secara rata-rata terlihat
bahwa terjadi peningkatan jumlah biaya promosi sebesar 7,6 % per tahun
dengan biaya promosi perumahan Griya Sudiang Permai rata-rata sebesar
Rp. 590.000 per tahun.
5.1.4 Saluran Distribusi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran,
setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran untuk memperlancar arus
barang dan jasa bagi produsen ke konsumen.Pentingnya saluran distribusi
bagi perusahaan merupakan suatu hal mutlak untuk diperhatikan agar
permintaan konsumen dapat dilayani dengan cepat.Distribusi barang yang
cepat dapat juga menjadikan pelanggan lebih puas dalam menentukan hasil
keinginannya.Sebagai bahan dalam mencapai tujuan perusahaan agar dapat
mencapai keinginan dari konsumen.
Dari keseluruhan konsumen pembeli perumahan Griya Sudiang
Permai, terdapat penilaian yang berbeda-beda tentang saluran distribusi
yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar, sehingga akan
75
memberikan pernyataan yang berbeda pula terhadap faktor saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai.
Adapun indikator penilaian responden terhadap saluran distribusi yang
dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar mengenai pengaruh
saluran distribusi, penilaian tentang saluran distribusi, dan kesesuaian
perumahan Griya Sudiang Permai dengan keinginan konsumen dapat dilihat
berikut ini :
1. Pengaruh saluran distribusi perumahan Griya Sudi ang Permai
Adapun tanggapan responden terhadap pengaruh saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.13 berikut ini :
Tabel 5.1.13
Tanggapan responden terhadap pengaruh saluran distribusi perumahan Griya
Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.13 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai sangat berpengaruh, 6 orang atau 20 %
Pernyataan S.Berpengaruh Berpengaruh C.Berpengaruh K.Berpengaruh T. Berpengaruh
Skor F % F % F % F % F %
Pengaruh
saluran distribusi 7 23 6 20 4 13 8 27 5 17 92
76
menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai
berpengaruh, 4 orang atau 13 % yang menyatakan saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai cukup berpengaruh, 8 orang atau 27 %
yang menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai kurang
berpengaruh, dan 5 orang atau 17 % yang menyatakan saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai tidak berpengaruh.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 92, hal ini
menunjukkan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai
sudah sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa
puas dengan adanya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai
yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
2. Penilaian tentang saluran distribusi perumahan G riya Sudiang
Permai
Adapun tanggapan responden terhadap penilaian saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.14 berikut ini:
Tabel 5.1.14
Tanggapan responden terhadap penilaian saluran distribusi perumahan Griya
Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan S.Menarik Menarik C.Menarik K.Menarik T. Menarik
Skor F % F % F % F % F %
Pengaruh
saluran distribusi 8 27 10 33 6 20 4 13 2 7 108
77
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.14 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 8 orang atau 27 % menyatakan bahwa saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama
Prosindo sangat menarik, 10 orang atau 33 % menyatakan saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai menarik, 6 orang atau 20 % yang
menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai cukup
menarik, 4 orang atau 13 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan
Griya Sudiang Permai kurang menarik, dan 2 orang atau 7 % yang
menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai tidak
menarik.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 108, hal ini
menunjukkan bahwa penilaian saluran distribusi perumahan Griya Sudiang
Permai sudah sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen
sudah merasa puas dengan adanya saluran distribusi perumahan Griya
Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
3. Kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya Su diang Permai
Adapun tanggapan responden terhadap kesesuaian saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.15 berikut ini:
78
Tabel 5.1.15
Tanggapan responden terhadap kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya
Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.15 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 5 orang atau 17 % menyatakan bahwa saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama
Prosindo sangat sesuai, 9 orang atau 30 % menyatakan saluran distribusi
perumahan Griya Sudiang Permai sesuai, 6 orang atau 20 % yang
menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai cukup
sesuai, 7 orang atau 23 % yang menyatakan saluran distribusi perumahan
Griya Sudiang Permai kurang sesuai, dan 3 orang atau 10 % yang
menyatakan saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai tidak sesuai.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 96, hal ini
menunjukkan bahwa saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai
sudah sangat sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah
merasa puas dengan adanya kesesuaian saluran distribusi perumahan Griya
Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan S.Sesuai Sesuai C.Sesuai K.Sesuai T. Sesuai
Skor F % F % F % F % F %
Pengaruh
saluran distribusi 5 17 9 30 6 20 7 23 3 10 96
79
Adapun perkembangan jumlah biaya saluran distribusi perumahan
Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo
Makassar dari tahun 2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.16
berikut ini :
Tabel 5.1.16
Perkembangan biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang
dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar Tahun 2005-2010
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.16 di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah biaya
saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan oleh
PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, dimana pada tahun 2006 biaya saluran distribusi perumahan
Griya Sudiang Permai yang dikeluarkan sebesar Rp. 7.378.000 meningkat
sebesar Rp.250.000atau sebesar 3,5 % dari tahun 2005.
Tahun Biaya Saluran Distribusi
(Rp.)
Perkembangan
(Rp.) (%)
2005 7.128.000 - -
2006 7.378.000 250.000 3,5
2007 7.748.000 370.000 5,0
2008 8.248.000 500.000 6,5
2009 9.083.000 835.000 10,1
2010 10.353.000 1.270.000 14
Rata-Rata: 8.323.000 645.000 7,82
80
Pada tahun 2007, biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang
Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp.
7.748.000 mengalami peningkatan sebesar Rp.370.000 atau sebesar 5 %. Di
tahun 2008, biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai yang
dikeluarkan sebesar Rp.8.248.000 meningkat sebesar Rp. 500.000 atau
sekitar 6,5 %. Tahun 2009, biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang
Permai yang dikeluarkan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar sebesar Rp.
9.083.000 meningkat sebesar Rp.835.000 atau 10,1 %, dan tahun 2010 biaya
saluran distribusi yang dikeluarkan sebesar Rp.10.353.000 mengalami
peningkatan Rp.1.270.000 atau 14 %. Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi
peningkatan jumlah biaya saluran distribusi sebesar 7,82 % per tahun
dengan biaya saluran distribusi perumahan Griya Sudiang Permai rata-rata
sebesar Rp. 645.000 per tahun.
5.1.5 Keputusan Konsumen dalam pembelian perumahan Griya
Sudiang Permai
Banyaknya konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang
Permaitergantung dari bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh
PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Adapun indikator penilaian responden terhadap keputusan konsumen
dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama
Prosindo Makassar mengenai presentasi tingkat pengaruh informasi terhadap
81
keputusan pembelian, keputusan konsumen dalam pembelian, dan faktor
sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat berikut ini :
1. Presentase tingkat pengaruh informasi terhadap k etertarikan untuk
melakukan pembelian
Adapun tanggapan responden terhadap presentase tingkat pengaruh
informasi untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang
Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.17 berikut ini:
Tabel 5.1.17
Tanggapan responden terhadap presentase tingkat pengaruh informasi untuk melakukan
pembelian perumahan Griya Sudiang Permai padaPT. Rekatama Prosindo di Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.17 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 6 orang atau 20 % menyatakan bahwa presentase pengaruh
informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan
Griya Sudiang Permai lebih besar dari 75%, 7 orang atau 23 % menyatakan
presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan
Pernyataan >75% 60%-75% 40%-59% 25%-39% <25% Skor
F % F % F % F % F %
Tingkat Pengaruh informasi
terhadap keputusan pembelian 6 20 7 23 8 27 6 20 3 10 97
82
pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai sekitar 60%-75%, 8 orang
atau 27 % menyatakan presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan
untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai40%-
59%, 6 orang atau 20 % yang menyatakan presentase pengaruh informasi
terhadap ketertarikan untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya
Sudiang Permaiberkisar 25%-39%, dan 3 orang atau 10 % yang menyatakan
presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan
pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permaikurang dari 25%.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 97, hal ini
menunjukkan bahwa presentase pengaruh informasi terhadap ketertarikan
untuk melakukan pembelian pada perumahan Griya Sudiang Permai sudah
sesuai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen sudah merasa puas
dengan adanya pengaruh informasi terhadap ketertarikan untuk melakukan
pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo
Makassar.
2. Keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudian g Permai
Adapun tanggapan responden terhadap keputusan dalam pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat pada tabel 5.1.18 berikut ini:
83
Tabel 5.1.18
Tanggapan responden terhadap keputusan dalam pembelian perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo di Makassar.
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.18 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 10 orang atau 33 % menyatakan bahwa keputusan dalam
pembelian perumahan Griya Sudiang Permai yang dilakukan oleh PT.
Rekatama Prosindo merasa sangat puas, 8 orang atau 27 % menyatakan
keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai merasapuas,
2 orang atau 7 % yang menyatakan keputusan dalam pembelian perumahan
Griya Sudiang Permai merasa cukup puas, 6 orang atau 20 % yang
menyatakan keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai
merasa kurang puas, dan 4 orang atau 13 % yang menyatakan keputusan
dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai merasa tidak puas.
Dengan skor total penilaian responden sebesar 104, hal ini
menunjukkan bahwa keputusan dalam pembelian perumahan Griya Sudiang
Permai sudah merasa puas. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsumen
sudah merasa puas dengan keputusan dalam pembelian perumahan Griya
Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Pernyataan S.Puas Puas C.Puas K.Puas T. Puas
Skor F % F % F % F % F %
Pengaruh
saluran distribusi 10 33 8 27 2 7 6 20 4 13 104
84
3. Faktor Sosial berpengaruh terhadap Perilaku Kons umen
Adapun tanggapan responden tentang faktor sosial berpengaruh
terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai dapat dilihat
pada tabel 5.1.19 berikut ini:
Tabel 5.1.19
Tanggapan responden tentang pengaruh faktor sosial terhadap perilaku
konsumen perumahan Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo
Sumber : Kuesioner (diolah), 2011
Dari tabel 5.1.19 di atas tampak bahwa mayoritas responden yakni
sebanyak 7 orang atau 23 % menyatakan bahwa faktor sosial sangat
berpengaruhterhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang Permai,
6 orang atau 20 % menyatakan faktor sosial berpengaruh terhadap perilaku
konsumen perumahan Griya Sudiang Permai, 10 orang atau 33 % yang
menyatakan faktor sosial cukup berpengaruh terhadap perilaku konsumen
perumahan Griya Sudiang Permai, 5 orang atau 17 % yang menyatakan
faktor sosial kurang berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan
Griya Sudiang Permai, dan 2 orang atau 7 % yang menyatakan faktor sosial
tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen perumahan Griya Sudiang
Permai.
Pernyataan S.Berpengaruh Berpengaruh C.Berpengaruh K.Berpengaruh T. Berpengaruh
Skor F % F % F % F % F %
Pengaruh
saluran distribusi 7 23 6 20 10 33 5 17 2 7 101
85
Dengan skor total penilaian responden sebesar 101, hal ini
menunjukkan bahwa faktor sosial berpengaruh terhadapperilaku konsumen
perumahan Griya Sudiang Permai. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
konsumen sudah merasa puas dengan perumahan Griya Sudiang
Permaiyang disediakan oleh PT. Rekatama Prosindo Makassar.
Untuk selanjutnya, keputusan konsumen dalam pembelian perumahan
Griya Sudiang Permai pada PT. Rekatama Prosindo Makassar dari tahun
2005 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5.1.20 berikut ini :
Tabel 5.1.20
Keputusan Konsumen dalam pembelian perumahan Griya Sudiang Permai pada
PT.Rekatama Prosindo Makassar
Tahun 2005-2010
Sumber : PT. Rekatama Prosindo Makassar, 2011
Pada tabel 5.1.20 di atas terlihat bahwa perkembangan jumlah
konsumen perumahan Griya Sudiang Permai dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2010 mengalami peningkatan secara fluktuasi, dimana pada tahun
Tahun
Jumlah Konsumen
Perumahan Griya Sudiang
Permai
Perkembangan
(Orang) (%)
2005 95 - -
2006 121 26 27
2007 138 17 14
2008 163 25 18
2009 191 28 17
2010 221 30 16
Rata-Rata: 155 25 18
86
2006 jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebesar 121 orang
mengalami peningkatan sebesar 26 orang atau sekitar 27 % dari tahun 2005.
Pada tahun 2007, jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang
Permai sebanyak 138 orang mengalami peningkatan dari tahun 2006
sebesar 17 orang atau sekitar 14 % mengalami penurunan sebesar 13 % dari
tahun 2006. Di tahun 2008, jumlah konsumen perumahan Griya Sudiang
Permai sebesar 163 orang, meningkat dari tahun 2007 sebelumnya
sebanyak25 orang atau sekitar 18 %. Tahun 2009, jumlah konsumen
perumahan Griya Sudiang Permai sebanyak191 orang meningkat dari tahun
sebelumnya sebanyak28 orang atau 17 %, dan tahun 2010 jumlah konsumen
sebanyak221 orang, mengalami peningkatan dari tahun 2009 sebanyak 30
orang atau 16 % meskipun mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun
sebelumnya. Secara rata-rata terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah
konsumen perumahan Griya Sudiang Permai sebesar 18 % per tahun
dengan jumlah konsumen rata-rata sebesar 25 orang per tahun.
5.2 Analisis Hasil Penelitian
Untuk mengetahui apakah variabel produk, harga, promosi, dan
saluran distribusi mempengaruhi keputusan konsumen pembelian
perumahan Griya Sudiang Permai pada PT.Rekatama Prosindo Makassar
maka digunakan alat analisis regresi linier berganda melalui bantuan program
komputer SPSS Vesi 17.0, dimana keputusan pembelian perumahan Griya
87
Sudiang Permai dianggap sebagai variabel terikat yang dinyatakan dengan
simbol (Y), kemudian semua variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3),
dan saluran distribusi (X4) dianggap sebagai variabel bebas.
5.2.1 Output Model Summary
Tabel 5.2.1 Output Model Summary
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .976a .979 .975 4.35172
a. Predictors: (Constant), Saluran Distribusi, Produk, Harga, Promosi Sumber: hasil SPSS
� R, analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak.
Koefisienini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara
variabel independen secara serentak terhadap variabel depnden. nilai R
berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan
yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka
hubungan yang terjadi semakin lemah. angka R yang diperoleh adalah
0,976, artinya korelasi antara variabel bauran pemasaran (produk, harga,
promosi, saluran distribusi)terhadap keputusan konsumen sebesar 0,976.
Hal ini berarti terjadi hubungan yang erat karena nilai mendekati 1.
88
� R Square (R 2) merupakan analisis determinasi dalam regresi linear
berganda yang digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen (X1, X2,.....X4) secara serentak terhadap
variabel dependen Y. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar
persentase variasi variabel dependen. R2sama dengan 0, maka tidak ada
sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi
variabel dependen. Sebaliknya R2sama dengan 1, maka persentase
sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen
yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel
dependen. Nilai R2 yang diperoleh adalah sebesar 0,979, artinya
persentase sumbangan pengaruh variabel hutang jangka panjang dan
modal sendiri terhadap laba sebesar 97,9% sedangkan sisanya sebesar
2,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
ini.
� Adjusted R Square merupakan nilai R Square yang telah disesuaikan,
nilai ini selalu lebih kecil dari R Square. Adjusted R Square biasanya
digunakan untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi
menggunakan variabel lebih dari dua. Nilai yang diperoleh adalah sebesar
89
0,975. Hal ini menunjukkan sumbangan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen sebesar 0,975.
� Standard Error of the Estimate, merupakan ukuran banyaknya
kesalahan model regresi dalam memprediksikan nilai Y. Dari hasil regresi
diperoleh nilai sebesar 4,35172 atau 4 orang, hal ini berarti banyaknya
kesalahan dalam memprediksi keputusan konsumen sebanyak 4 orang.
5.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi
klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel
independen dalam model regresi. Menurut Santoso, 2001 pada umumnya
jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan
multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
Tabel 5.2.2.Uji Multikolinearitas
Sumber : hasil SPSS
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Produk .418 3.434
Harga .418 3.434
Promosi .418 3.434
Saluran Distribusi .418 3.434
90
Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF)
keempat variabel yaitu produk, harga, promosi, dan saluran distribusi adalah
sebesar 3,434, sehingga bisa diduga bahwa antarvariabel independen tidak
terjadi persoalan multikolinearitas.
5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Kriteria pengujian:
1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas
2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas
3. Ho diterima bila –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel berarti tidak terdapat
heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau –t
hitung <- t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.
91
Tabel 5.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : hasil SPSS
Berdasarkan hasil output di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung
untuk masing-masing variabel adalah -10,212, 11,169, -5,208, dan 2,591.
Sedangkan nilai t tabel dapat dicari pada tabel t dengan df = n-4 atau 6-4 = 2
dengan tingkat signifikansi 0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara
pada sel kosong ketik =tinv(0,05;2) lalu enter. Sementara itu, hasil yang
diperoleh untuk t tabel adalah sebesar 4,30265273. Karena nilai t hitung ≤ t
tabel, yaitu -10,212 < 4,30265273 maka Ho diterima. Hal ini berarti pengujian
antara Lnei2 tidak ada gejala heteroskedastisitas.Dengan ini dapat
disimpulkan bahwa tidak ditemukannya masalah heteroskedastisitas pada
model regresi.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 498.684 50.141 9.946 .044
lnX1 -37.993 3.720 -4.335 -10.212 .042
lnX2 66.961 5.995 8.845 11.169 .047
lnX3 -212.993 40.898 -10.719 -5.208 .021
lnX4 106.544 41.120 5.342 2.591 .034
92
5.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak.
Tabel 5.2.4. Hasil Uji Normalitas
Sumber : hasil SPSS
Dari hasil uji normalitas di atas, kita dapat melihat pada kolom
Kolmogorov-Smirnov dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk
keputusan pembelian sebesar 0,152, untuk produk sebesar 0,200, untuk
harga sebesar 0,200, untuk promosi sebesar 0,200, dan untuk saluran
distribusi sebesar 0,200. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih
besar dari 0,132, maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel
keputusan pembelian,produk, harga, promosi, dan saluran distribusi
berdistribusi normal. Angka statistik menunjukkan bahwa semakin kecil
nilainya maka distribusi data semakin normal.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Keputusan Pembelian .142 6 .132* .983 6 .047
Produk .190 6 .200* .959 6 .032
Harga .161 6 .200* .954 6 .020
Promosi .189 6 .200* .918 6 .018
Saluran Distribusi .191 6 .200* .916 6 .040
93
5.2.5 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam
model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan Uji
Durbin – Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika d < 4dL, berarti ada autokorelasi posiitif
Jika d > 4dL, berarti ada autokorelasi negatif
Jika dU < d < 4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL, pengujian tidak meyakinkan.
6
Sumber: hasil SPSS
Dari hasil output di atas maka diperoleh nilai DW yang dihasilkan dari
model regresi adalah sebesar 3,239. Sedangkan dari tabel DW dengan
signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 6, serta k = 4 (k adalah jumlah variabel
Model Summary b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .976a .979 .975 4.35172 3.239
Tabel 5.2 .5 Uji AutoKorelasi
94
independen) diperoleh nilai dL sebesar 0,599 dan dU sebesar 1,777. Karena
nilai DW (3,239) berada pada daerah dU < d < 4 – dU, maka tidak ada
autokorelasi positif atau negatif.
5.2.6 Uji Koefisien Regresi secara Bersama – sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,
X2,....X4) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen (Y) atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Tabel 5.2.6
Sumber : hasil SPSS
Tahap tahap untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
Ho :tidak ada pengaruh secara signifikan antara produk,harga, promosi,
dan saluran distribusi secara bersama – sama terhadap keputusan
pembelian.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 10749.599 4 2687.400 239.219 .048a
Residual 11.234 1 11.234
Total 10760.833 5
95
Ha :ada pengaruh secara signifikan antara produk,harga, promosi, dan
saluran distribusi secara bersama – sama terhadap keputusan
pembelian.
2. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05
3. Menentukan F Hitung
Berdasarkan output, diperoleh F hitung sebesar 239,219
4. Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakian 95%, a = 5%, df 1 (jumlah
variabel-1) = 4, dan df 2 (n- k – 1) atau 6-4-1 = 1 (n adalah jumlah data dan k
adalah jumlah variabel independen), hasil yang diperoleh untuk F tabel
sebesar 224,5832. Nilai F tabel juga dapat dicari di MsExcel dengan cara
pada cell kosong ketik =finv(0,05;4;1) lalu enter.
5. Kriteria Pengujian
- Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
- Ho ditolak bila F hitung > F tabel
6. Membandingkan F Hitung dengan F Tabel
Nilai F hitung >F tabel (239,219>224,5832), maka Ho ditolak.
96
7. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (239,219>224,5832), maka Ho ditolak artinya
ada pengaruh secara signifikan antara produk,harga, promosi, dan
saluran distribusi secara bersama – sama terhadap keputusan pembelian.
5.2.7 Output Coeficients
Tabel 5.2.7.1
Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 263.243 109.718 2.399 .021
Produk .111 .197 .120 .566 .032
Harga 3.138E-7 .000 2.084 3.016 .034
Promosi -4.816E-5 .000 -1.166 -.830 .039
Saluran Distribusi -1.811E-6 .000 -.047 -.035 .037
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
97
Tabel 5.2.7.2
Case
Number Std. Residual
Keputusan
Pembelian Predicted Value Residual
1 -.232 95.00 95.7783 -.77832
2 .724 121.00 118.5719 2.42813
3 -.633 138.00 140.1214 -2.12137
4 .032 163.00 162.8911 .10885
5 .137 191.00 190.5406 .45941
6 -.029 221.00 221.0967 -.09670
Sumber : hasil SPSS
Tabel 5.2.7.3
Residuals Statistics a
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 95.7783 221.0967 154.8333 46.36723 6
Residual -2.12137 2.42813 .00000 1.49894 6
Std. Predicted Value -1.274 1.429 .000 1.000 6
Std. Residual -.633 .724 .000 .447 6
Sumber : hasil SPSS
Persamaan regresi linear berganda dengan dua variabel independen adalan
sebagai berikut:
Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
98
Dimana
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
X1 = Produk perumahan Griya Sudiang Permai (unit)
X2 = Harga perumahan Griya Sudiang Permai (Rp.)
X3 = Biaya Promosi perumahan Griya Sudiang Permai (Rp.)
X4 = Biaya Saluran Distribusi perumahan Griya Sudiang Permai (Rp.)
b1-b4 = Parameter yang ditaksir
ei = Variabel penggangu
Y = 263,243 + 0.111X1 + 0,0000003138X2 - 0,00004816X3 - 0,000001811X4
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 263,243, artinya jika produk, harga, promosi, dan
saluran distribusi bernilai 0, maka keputusan pembeilan bernilai negatif
263,243.
b. Koefisien regresi variabel produk sebesar 0,111 artinya setiap
peningkatan produk sebesar 1 unit, akan meningkatkan variabel
keputusan pembelian sebesar 0,111dengan asumsi variabel lain bernilai
tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
99
produk dengan keputusan pembelian, semakin naik produk maka semakin
meningkat keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.
c. Nilai koefisien regresi variabel harga sebesar 0,0000003138, artinya
setiap peningkatan harga sebesar Rp 1,00 akan meningkatkan variabel
keputusankonsumen sebesar 0,0000003138. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi hubungan positif antara harga dengan keputusan
pembelian, semakin naik harga maka semakin meningkat keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian.
d. Nilai koefisien regresi variabel promosi sebesar -0,00004816, artinya
setiap peningkatan promosi sebesar Rp 1,00 akan meningkatkan variabel
keputusan konsumen sebesar 0,00004816. Koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan negatif antara promosi dengan keputusan
pembelian, semakin naik promosi maka semakin menurun tingkat
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian begitu juga sebaliknya.
e. Nilai koefisien regresi variabel saluran distribusi sebesar -0,000001811,
artinya setiap peningkatan saluran distribusi sebesar Rp 1,00 akan
meningkatkan variabel keputusan konsumen sebesar 0,000001811.
Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara saluran
distribusi dengan keputusan pembelian, semakin naik saluran distribusi
maka semakin menurun tingkat keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian begitu juga sebaliknya.
100
f. Nilai keputusan pembelian yang diprediksi dapat dilihat pada Tabel
Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan residual
(unstandardized residual) adalah selisih keputusan pembelian dengan
predicted value, dan Std. Residual adalah nilai residual yang telah
terstandarisasi ( nilai semakin mendekati 0 maka model regresi semakin
baik dalam melakukan preiksi, sebaliknya semakin menjauhi 0 atau lebih
dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model regresi dalam melakukan
prediksi).
5.2.8 Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel independen (X1, X2,......X4) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (Y).
Tabel 5.2.8
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 263.243 109.718 2.799 .031
Produk .111 .197 .120 4.366 .032
Harga 3.138E-7 .000 2.084 4.516 .024
Promosi -4.816E-5 .000 -1.166 -4.830 .039
Saluran Distribusi -1.811E-6 .000 -.047 -4.335 .037
Sumber: Hasil SPSS
101
1. Pengujian Koefisien Variabel Produk (X 1)
Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara produk
terhadap keputusan pembelian.
Ha : secara parsialada pengaruh secara signifikan antara produk
terhadap keputusan pembelian
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
c. Menentukan t Hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 4,566
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi
0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong
ketik =tinv(0,05;2). Hasil diperoleh untuk t tabel adalah sebesar
4.303
e. Kriteria Pengujian
- Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
102
- Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (4,566>4.303) maka Ho ditolak
g. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4.566>4.303) maka Ho ditolak,
artinya secara parsialprodukberpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
2. Pengujian koefisien Variabel Harga (x 2)
Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut:
a) Merumuskan Hipotesis
Ho : secara parsialtidak ada pengaruh signifikan antara harga
terhadap keputusan pembelian.
Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara harga dengan
keputusan pembelian
b) Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
c) Menentukan t Hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar 4,316
d) Menentukan t tabel
103
Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi
0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong
ketik =tinv(0,05;6).hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303
e) Kriteria Pengujian
- Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
- Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai t hitung > t tabel (4,316>4.303) maka Ho ditolak
g) Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (4,316 > 4.303) maka Ho ditolak,
artinya secara parsial harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
3. Pengujian Koefisien Variabel Promosi (X 3)
Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara promosi
terhadap keputusan pembelian.
Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara promosi
dengan keputusan pembelian
104
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
c. Menentukan t Hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar -4,830
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi
0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong
ketik =tinv(0,05;6).hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303
e. Kriteria Pengujian
- Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
- Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai -t hitung <-t tabel (-4,830<-4.303) maka Ho ditolak
g. Kesimpulan
Oleh karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,830 < -4.303) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
4. Pengujian Koefisien Saluran Distribusi (X 4)
Tahap – tahap dalam melakukan uji – t sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis
105
Ho : secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara saluran
distribusi terhadap keputusan pembelian.
Ha : secara parsial ada pengaruh signifikan antara saluran
distribusi dengan keputusan pembelian
b. Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%
c. Menentukan t Hitung
Berdasarkan tabel diperoleh t hitung sebesar -4,335
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi
0,05 atau dapat dicari di MsExcel dengan cara pada cell kosong
ketik =tinv(0,05;6).hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 4.303
e. Kriteria Pengujian
- Ho diterima bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
- Ho ditolak bila – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
f. Membandingkan t hitung dengan t tabel
Nilai -t hitung < -t tabel (-4,335< -4.303) maka Ho ditolak
g. Kesimpulan
Oleh karena nilai -t hitung < -t tabel (-4,335< -4.303) maka Ho
ditolak, artinya secara parsial saluran distribusi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
106
Dari hasil estimasi regresi berganda, diperoleh kesimpulan bahwa
bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan saluran
distribusi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai dan dari
hasil perhitungan koefisien regresi multiple (R) diperoleh bahwa variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya,
dimana nilai koefisiennya diperoleh sebesar 0.976 yang berarti nilai R nya
mendekati 1.
Sedangkan dari keempat variabel bauran pemasaran yang paling
berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan Griya Sudiang
Permai adalah variabel harga.Berdasarkan dengan hal tersebut di atas maka
hipotesis yang penulis angkat terbukti mempunyai pengaruh terhadap
keputusan pembelian perumahan Griya Sudiang Permai.
5.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil dari peneitian, maka telah ditemukan 2 kesimpulan,
yaitu:
1) Dari hasil penelitian ternyata variabel bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan konsumen.
107
5.3.1 Produk
Produk merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran Dalam
pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi produk agar
menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar yang
cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan
pengetahuan tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya
hanya mengubah sedikit karakter produk, antara lain kemasan dan tema
promosi tanpa mengubah spesifikasi fisik produk, meskipun itu
diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning
yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika
pasar melihat perbedaan produk anda dibanding produk pesaing, anda akan
lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut.
Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu
mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik
produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya.
Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan
iklan besar-besaran.
108
Product bundling
Dalam marketing, Product bundling adalah strategi untuk
menggabungkan penjualan beberapa produk menjadi satu paket penjualan.
Strategi ini sangat umum digunakan dalam bisnis software, sebagai contoh :
Microsoft memaketkan software pengolah kata, spreadsheet, dan database
kedalam satu paket Office suite yang disebut sebagai Microsoft office suite,
dalam industri masakan cepat saji, beberapa item produk ditawarkan
menjadi satu paket khusus.
Strategi ini akan memiliki tingkat keberhasilan tin ggi apabila :
a. Biaya produksi rendah.
b. Pangsa Pasar cukup besar
c. Konsumen berminat karena ada unsur penyederhanaan dalam
proses pembelian produk dan dapat mengambil manfaat dari
pembelian
d. Rata-rata marginal cost rendah
e. Customer acquisition cost tinggi.
Product bundling sangat tepat untuk produk yang memiliki volume
penjualan dan tingkat keuntungan yang tinggi. Menurut riset Yanis Bakos
dan Erik Brynjolfsson, product bundling sangat tepat dan efektif apabila
109
diterapkan pada produk “informasi digital” yang memilik marginal cost nyaris
nol.
Product lining
Product Lining adalah strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis
produk. Tidak seperti product bundling, product lining menjual terpisah
beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari
beberapa product dengan berbagai variasi ukuran, tipa warna, kualitas atau
harga.
Penambahkan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line
extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk
lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging. Namun
jika line extension tersebut memiliki kualitas dibawah produk lainnya maka
tindakan anda disebut sebagai trading down. Saat anda melakukan trading
down, anda telah melakukan tindakan bodoh, karena selain menurunkan
brand equity keuntungan yang anda peroleh hanyalah keuntungan jangka
pendek.
Penanaman citra positif merupakan promosi tingkat tinggi dengan
menunjukkan satu citra yang akan mempengaruhi seluruh lini produk.
110
Penanaman citra positif ini biasanya menggunakan satu jenis produk
dengan kualitas tertinggi dibanding produk lain dalam satu lini.
Price Lining adalah kegiatan dimana anda menggunakan batasan harga
untuk seluruh produk dalam satu lini. Teknik ini biasa digunakan oleh toko
yang menggunakan satu harga untuk seluruh produknya semisal toko serba
lima ribu dimana seluruh barang yang dijual di toko tersebut berada dalam
kisaran harga lima ribu.
5.3.2 Harga
Harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran
yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di
banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan
distribusi). Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Berorientasi pada Laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih
harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering
disebut ”maksimisasi laba”.
2. Berorientasi pada Volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa
agar dapat mencapai tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan
atau pangsa pasar tertentu.
3. Berorientasi pada citra (image), bahwa penetapan harga tertentu
dapat membentuk citra perusahaan, misalnya menetapkan harga
111
tinggi dapat membentuk citra perusahaan yang prestisius, sementara
menetapkan harga rendah memungkinkan menjaga nilai perusahaan
tertentu (menjaga harga yang terendah di suatu daerah).
4. Berorientasi pada Stabilitas Harga, hal ini dilakukan untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara suatu perusahaan dan
harga pemimpin industri (industry leader).
Perusahaan mempunyai 3 strategi alternatif dalam meninjau kembali
penetapan harga, yaitu:
1. Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan
mempertahankan posisi dalam pasar dan untuk meningkatkan
citra yang baik di masyarakat.
2. Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena
perusahaan harus memiliki kemampuan finansial yang besar,
sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan
menerima margin laba dengan tingkat yang kecil.
3. Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan
menaikan harga dengan tujuan untuk mempertahankan
profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan
segmentasi pasar tertentu. bauran pemasaran lainnya tetap
menunjang.
112
5.3.3 Promosi
Promosi juga merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran
yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.Dalam
melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu
kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis
kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada
empat jenis kegiatan promosi yang diterapkan dalam perusahaan, antara
lain: (Kotler, 2001:98-100)
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi
secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan
dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan
mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat
ilmiah).
4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi
diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
113
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk
penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen.
5.3.4 Distribusi
Distribusi yang merupakan variabel dari bauran pemasaran
berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.Masalah pemilihan
saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing,
karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan
us
Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar
jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran
distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai
berikut:
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli.
b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang
perantara.
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang
ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan.
114
2) Berdasarkan hasil dari penelitian bahwa dari keempat variabel bauran
pemasaran yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen adalah variabel harga. Harga merupakan satuan ukur yang
paling mempengaruhi konsumen untuk memutuskan akan membeli
produk tersebut atau tidak. Oleh karena itu perusahaan tidak boleh
sembarangan menetapkan harga pada produk, perlu pertimbangan-
pertimbangan dan strategi tertentu agar harga yang ditetapkan sesuai
untuk konsumen.oleh karena itu perusahaan melakukan strategi-strategi
dalam menetapkan harga, yaitu:
1) Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat
memberikan pengaruh yang baik bagi petumbuhan pasar.Selain itu
untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001 :
172);
a. Skimming Pricing , merupakan strategi yang menetapkan harga
tinggi pada suatu produk baru, dengan dilengkapi aktifitas promosi
yang gencar, tujuannya adalah:
1. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga,
selagi persaingannya belum ada.
115
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin
yang besar.
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga,
karena akan lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan
harga awal.
b. Penetration Pricing , merupakan strategi dengan menetapkan
harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih
pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya
para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula
mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya
per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang,
dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk
harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara
lain:
1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang
ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga
tertentu selama periode inflasi.
2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada
tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing - pesaing
tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
116
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan
kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk
tertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga
dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.
c. Strategi Penetapan Harga Produk Yang Sudah Mapan
Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang
menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali
strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di
pasar, diantaranya adalah:
1. Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya
pesaing besar menurunkan harga.
2. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya
perubahan selera konsumen.
117
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan uraian-uraian dalam penulisan skripsi
ini, maka dapat ditarik kesimpulan dari bab hasil pembahasan sebelumnya
yaitu :
1. Dari hasil penelitian ditemukan keempat variabel bauran pemasaran
yaitu produk, harga, promosi, dan juga distribusi berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan konsumen.
2. Dari keempat variabel bauran pemasaran yang paling dominan
berpengaruh terhadap keputusan konsumen yaitu variabel harga.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya
pada bab terdahulu, penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Kepada pihak PT. Rekatama Prosindo Makassar untuk
mempertahankan kualitas pemasaran, dari segi produk:
a. Perusahaan perlu meningkatkan lagi fasilitas-fasilitas dalam
perumahan tersebut.
118
b. Perlu memperbaharui produk tersebut agar konsumen tidak bosan
dengan desain perumahan yang begitu-begitu saja dari tahun ke
tahun.
c. Perusahaan perlu meningkatkan kualitas dari perumahan tersebut
agar konsumen merasa nyaman dan merasa puas.
Dari segi harga:
a. Perusahaan harus mempertimbangkan segala aspek dalam
menetapkan harga agar konsumen tetap setia pada produk pada
perusahaan tersebut.
b. Perlu diperhatikan sistem pelayanan pemasaran sehingga dapat
menimbulkan kepuasan konsumen yang akan bertransaksi.
c. Dalam pembelian tertentu perusahaan mungkin dapat memberikan
diskon agar konsumen juga merasa tertarik untuk membeli
perumahan tersebut.
Dari segi promosi:
a. Strategi-strategi promosi perlu dilakukan sebanyak mungkin oleh
perusahaan dalam rangka memasarkan perumahan agar
konsumen tertarik untuk membeli.
b. Sebaiknya strategi yang lebih baik dilakukan oleh perusahaan
adalah personal selling (tatap muka). Karena bentuk personal
selling adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
119
Dari segi distribusi:
a. Perusahaan perlu memperluas saluran distribusi agar lebih
mudah dalam menyampaikan barang/ jasa kepada konsumen.
b. Lokasi perlu ditinjau kembali apakah sudah strategis atau
belum
.
Output Model Summary
Model Summary b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .976a .979 .975 4.35172
Variables Entered/Removed
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Saluran
Distribusi,
Produk, Harga,
Promosia
. Enter
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10749.599 4 2687.400 239.219 .048a
Residual 11.234 1 11.234
Total 10760.833 5
Residuals Statistics a
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 95.7783 221.0967 154.8333 46.36723 6
Residual -2.12137 2.42813 .00000 1.49894 6
Std. Predicted Value -1.274 1.429 .000 1.000 6
Std. Residual -.633 .724 .000 .447 6
Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 263.243 109.718 2.399 .021
Produk .111 .197 .120 .566 .032
Harga 3.138E-7 .000 2.084 3.016 .034
Promosi -4.816E-5 .000 -1.166 -.830 .039
Saluran Distribusi -1.811E-6 .000 -.047 -.035 .037
Uji Multikolinearitas
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4.
Regression
Notes
Output Created 14-July-2011 01:51:55
Comments
Input Data
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 7
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4.
Resources Processor Time 0:00:00.016
Elapsed Time 0:00:00.031
Memory Required 2292 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots
0 bytes
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Saluran Distribusi, Produk, Harga, Promosia
. Enter
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10749.599 4 2687.400 239.219 .048a
Residual 11.234 1 11.234 Total 10760.833 5
Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 263.243 109.718 2.399 .251 Produk .111 .197 .120 .566 .672 .418 3.434
Harga 3.138E-7 .000 2.084 3.016 .204 .418 3.434
Promosi -4.816E-5 .000 -1.166 -.830 .559 .418 3.434
Saluran Distribusi
-1.811E-6 .000 -.047 -.035 .977 .418 3.434
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .976a .979 .975 4.35172
Collinearity Diagnostics a
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Produk Harga Promosi Saluran Distribusi
1 1 4.931 1.000 .00 .00 .00 .00 .00
2 .066 8.663 .00 .00 .00 .00 .00
3 .003 39.029 .00 .33 .01 .00 .00
4 5.289E-5 305.352 .99 .55 .98 .03 .04
5 5.019E-6 991.160 .01 .12 .00 .97 .96
Uji Heteroskedastisitas REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT lnei /METHOD=ENTER lnx1 lnx2 lnx3 lnx4.
Regression
Notes
Output Created 14-Jul-2011 02:47:56
Comments Input Data
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 7
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT lnei /METHOD=ENTER lnx1 lnx2 lnx3 lnx4.
Resources Processor Time 0:00:00.046
Elapsed Time 0:00:00.000
Memory Required 2412 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots
0 bytes
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 lnx4, lnx1, lnx2,
lnx3a
. Enter
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .978a .976 .978 2.14001
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1013.595 4 253.399 55.332 .020a
Residual 4.580 1 4.580
Total 1018.174 5
Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 498.684 50.141 9.946 .044
lnx1 -37.993 3.720 -4.335 -10.212 .042
lnx2 66.961 5.995 8.845 11.169 .047
lnx3 -212.993 40.898 -10.719 -5.208 .021
lnx4 106.544 41.120 5.342 2.591 .034
Uji Normalitas
Notes
Output Created 14-Jul-2011 03:06:42
Comments
Input Data
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File
7
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for
dependent variables are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any dependent
variable or factor used.
Syntax EXAMINE VARIABLES=Y X1 X2 X3 X4
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF
NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 0:00:05.047
Elapsed Time 0:00:00.000
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Keputusan Konsumen 6 85.7% 1 14.3% 7 100.0%
Produk 6 85.7% 1 14.3% 7 100.0%
Harga 6 85.7% 1 14.3% 7 100.0%
Promosi 6 85.7% 1 14.3% 7 100.0%
Saluran Distribusi 6 85.7% 1 14.3% 7 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Keputusan Konsumen Mean 154.83 18.939
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 106.15
Upper Bound 203.52
5% Trimmed Mean 154.48
Median 150.50
Variance 2152.167
Std. Deviation 46.391
Minimum 95
Maximum 221
Range 126
Interquartile Range 84
Skewness .240 .845
Kurtosis -.947 1.741
Produk Mean 164.17 20.405
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 111.71
Upper Bound 216.62
5% Trimmed Mean 164.02
Median 167.00
Variance 2498.167
Std. Deviation 49.982
Minimum 100
Maximum 231
Range 131
Interquartile Range 90
Skewness .015 .845
Kurtosis -1.551 1.741
Harga Mean 8.27E8 1.258E8
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 5.03E8
Upper Bound 1.15E9
5% Trimmed Mean 8.19E8
Median 7.68E8
Variance 9.497E16
Std. Deviation 3.082E8
Minimum 484862200
Maximum 1309127960
Range 824265760
Interquartile Range 555167234
Skewness .682 .845
Kurtosis -.499 1.741
Promosi Mean 7703333.33 458560.550
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 6524565.91
Upper Bound 8882100.75
5% Trimmed Mean 7662037.04
Median 7410000.00
Variance 1.262E12
Std. Deviation 1123239.363
Minimum 6600000
Maximum 9550000
Range 2950000
Interquartile Range 1975000
Skewness .945 .845
Kurtosis -.014 1.741
Saluran Distribusi Mean 8323000.00 495170.004
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 7050124.98
Upper Bound 9595875.02
5% Trimmed Mean 8276611.11
Median 7998000.00
Variance 1.471E12
Std. Deviation 1212913.847
Minimum 7128000
Maximum 10353000
Range 3225000
Interquartile Range 2085000
Skewness 1.019 .845
Kurtosis .303 1.741
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Keputusan Konsumen .142 6 .132* .983 6 .047
Produk .190 6 .200* .959 6 .032
Harga .161 6 .200* .954 6 .020
Promosi .189 6 .200* .918 6 .018
Saluran Distribusi .191 6 .200* .916 6 .040
Uji AutoKorelasi
REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 /RESIDUALS DURBIN.
Regression
Notes
Output Created 14-Jul-2011 03:19:45
Comments Input Data
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 7
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used.
Syntax REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT Y /METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 /RESIDUALS DURBIN.
Resources Processor Time 0:00:00.047
Elapsed Time 0:00:00.000
Memory Required 2428 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots
0 bytes
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Saluran Distribusi,
Produk, Harga,
Promosia
. Enter
Model Summary b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .976a .979 .975 4.35172 3.239
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10749.599 4 2687.400 239.219 .048a
Residual 11.234 1 11.234
Total 10760.833 5
Coefficients a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 263.243 109.718 2.399 .021
Produk .111 .197 .120 .566 .032
Harga 3.138E-7 .000 2.084 3.016 .034
Promosi -4.816E-5 .000 -1.166 -.830 .039
Saluran Distribusi -1.811E-6 .000 -.047 -.035 .037
Residuals Statistics a
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 95.78 221.10 154.83 46.367 6
Residual -2.121 2.428 .000 1.499 6
Std. Predicted Value -1.274 1.429 .000 1.000 6
Std. Residual -.633 .724 .000 .447 6