Post on 10-Apr-2018
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
1/79
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tuhan menciptakan makhluk-Nya dengan sempurna baik lelaki
maupun wanita. Wanita yang ada dalam hidup kita yang biasa kita
sebut ibu merupakan wanita paling berharga di dunia, karena beliaulah
yang mengandung, melahirkan, dan merawat kita hingga menjadi
sosok berwatak. Melahirkan perjuangan paling besar bagi seorang ibu,
karena taruhannya adalah nyawa. Dalam makalah ini akan membahastentang proses kelahiran pervaginam (partus pervaginam) baik dalam
posisi normal maupun sungsang.
I.2 Tujuan
Tujuan dalam membahas kelahiran ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses dalam kelahiran baik dalam posisi normal maupun
sungsang, kemudian apa saja yang mempengaruhi posisi bayi dalam
kandungan, dan apa saja yang harus dilakukan setelah kelahiran.
BAB II
1 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
2/79
TUTORIAL CASE
TUTORIAL 1-1
Mrs. Dani, a 26-year-old G1P0 woman at 35 weeks gestation is admitted to
the hospital because of mild discomfort at the upper left abdominal part. She
also complains a bot tense on her lower tummy. There is no water broke, nor
bloody or slimy discharge from her vagina. She admits that the baby is still
moving on.
Physical examination:
Blood pressure : 110/70 mmHg
Heart rate : 80 bpm
Obstetric examination:
Uterine fundus is 30 above symphisis.
Leopold 1 : a globular round hard mass is occupying the uterine fundus
Leopold 2 : small fetal parts detected on the left abdominal wall, on the
right side a long-flat area of mass with higher resistance is
detected on the right side
Leopold 3 : some soft mass is palpable above the symphisis, and have
somehow entered the pelvic inlet
Contration : once in every 10 minutes, weak
Auscultation (Laennec stethoscope):
Fetal heartbeat could be easily and more clearly heard just above the
umbilicus
Fetal heart rate : 144 152 beat per minute
Speculum examination : no abnormalities
Vaginal examination : vulva / vagina : no abnormalities
2 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
3/79
Cervical dilatation : none
Pelvic examination : normal
1. What are Mrs. Danis problems?
2. Explain the significance of the above physical and laboratory findings!
3. What further investigation, if any should be taken into account and
would be appropriate at this point? Explain your reasons!
TUTORIAL 1-2
She was referred to the feto-maternal clinic at the nearest district hospital.
She came back, bringing the result of USG as follows:
A singleton fetus, male, in breech presentation, the back is on the right.
Biometrical measurements are in accordance with a 35 weeks pregnancy.
Heart rate is normal. Estimated fetal weight is 2200 300 grams. No major
congenital anomalies detected. The placenta lies in the anterior body of the
uterus not occupying the internal uterine ostium. Amniotic fluid index: 12
cm.
Conclusion:
G1P0, 35 weeks pregnancy, breech presentation
The doctor prescribed oral tocolysis and explained the alarming signs as
when the patient should return prior to the scheduled follow up visit.
1. What do you think would be the decision for referral made by the doctor
in the MCH clinic? Explain your answer!
2. Explain why should tocolysis be given to the patient!
3. What do they mean by alarming sign in the case?
TUTORIAL 2-1
3 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
4/79
Mrs. Dani returned three weeks later yo the MCH clinic, complaining that she
has been having regular contraction for 8 hours. She noted to have uterine
contractions every 7 to 8 minutes. She knows the baby is still moving, no
water broke.
Physical examination:
Vital signs: within normal limits
Obstetric examination:
Leopold 1 : a globular round hard mass is occupying the uterine
fundus.
Leopold 2 : small fetal parts detected on the left abdominal wall, on
the right side a long-flat area of mass with higher
resistance is detected on the right side.
Leopold 3 : some soft mass is palpable above the symphisis, and
have somehow entered the pelvic inlet
Estimated fetal weight 2700 grams
Contraction : once in every 3 minutes, lasting 50 seconds, strong
Fetal heart rate : 152 -160 beat per minutes
Vaginal examination:
Vulva / vagina : no abnormalities
Portio : axial position, soft, effacement 80%
Cervical dilatation : 9 10 cm
Amniotic membrane: intact
Presenting part : breech, sacrum on the right, station +2, no feet palpable
Admission test result with cardiotocography: fetal in good condition
4 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
5/79
An hour later full dilatation is reached and as the babys buttock is bulging in
the perineum.
She was lead to bear down. There was no difficulty while delivering the
shoulder.
A baby boy is born, weighing 2750 grams, 50 cm in length.
1. How this delibery differs from normal delivery of occiput presentation?
2. Explain the use of partogram!
3. What are the problems during labor?
4. Explain your answers!
5. What would be your management plan for this patient?
TUTORIAL 3-1
Epilogue
The baby is sent to the perinatalogy unit.
Both the baby and Mrs. Dani are dismissed in good condition.
LEARNING PROGRESS REPORT
5 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
6/79
Hari / tanggal : Rabu, 26 April 2010
Kasus : Partus
Terminology
1. Tocolysis, obat yang digunakan untuk menghambat persalinan.
2. Biometrical measurements, pengukuran semacam USG yang
dilakukan tanpa adanya pengosongan kandung kemih.
3. CTG (Cardiotocography), alat untuk melakukan pengukuran detak
jantung janin.
Problems
Dari page yang telah kami dapatkan maka berdasarkan analisis yang kami
lakukan adalah sebagai berikut :
1. Apa yang menyebabkan Mrs. Dani merasa tidak nyaman pada bagian
kiri atas perutnya?
2. Apa yang menyebabkan perut bawahnya tegang?
3. Apa akibat dari keluhannya?
4. Apa yang terjadi jika terdapat pecah ketuban?
5. Mrs. Dani 26 thn, G1P0, usia kehamilan 35 minggu dan mengalami
kontraksi. Apakah kontraksi yang terjadi adalah kontraksi yang
normal?
6. Janinnya letak sungsang, masih hidup. Apa yang menyebabkan
bayinya letak sungsang?
7. Apakah bayinya bisa lahir melalui pervaginam?
8. Kontraksi yang dialami 1 x/10 menit dan lemah. Apakah kontraksi
tersebut normal?
9. Apakah Mrs. Dani memiliki indikasi kelahiran premature?
10. Apakah pengobatan tocolysis sesuai dengan indikasi?
11. Mrs. Dani mengalami persalinan sungsang. Mengapa posisi bayi
tidak berubah?
6 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
7/79
Hipotesis
Berdasarkan problem yang telah kami identifikasi maka kami
menghipotesiskan kasus ini sebagai berikut:
1. Mrs. Dani tidak mengalami kontraksi palsu dengan letak janin
sungsang belum masuk kala I.
2. Dilakukan persalinan sungsang.
More Info
Untuk tambahan agar kita bisa memperjelas diagnosa maka diperlukan
beberapa pertanyaan dan Pemeriksaan lain yaitu :
1. Tinggi fundus
2. TBJ (Taksiran Berat Janin)
3. Berat Janin normal pada kehamilan 35 minggu
I Dont Know Learning IssuePartus Normal 1. Definisi
2. Tanda tanda
3. Proses (kala I kala IV)
4. MekanismePartograf 1. Definisi
2. Komponen
3. Cara penulisan dan
pembacaanKontraksi dalam kehamilan 1. Definisi
2. Macam macam
3. Penanganan4. Dampak
Malposisi dalam janin 1. Definisi
2. Macam macam
3. Etiologi
4. Penanganan
7 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
8/79
Milestone trimester III 1. Letak janin
2. TBJ
3. Waktu masuk PAPPrematur 1. Definisi
2. Tanda tanda
3. Etiologi
4. Pencegahan
5. Penatalaksanaan Tocolysis 1. Defin
2. Cara pemberian
3. Indikasi
4. Kontra IndikasiBiometrical measurements 1. Definisi
2. Komponen
3. Cara pengukuranPersalinan sungsang 1. Definisi
2. Klasifikasi
3. Penatalaksanaan
4. Komplikasi (ibu dan janin)Interpretasi Lab
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 PARTUS NORMAL
Definisi
Persalinan yang dilakukan melalui vagina.
8 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
9/79
Tanda-tanda persalinan normal:
lendir bercampur darah ,dari sumbatan yang tebal pada mulut
rahim terlepas sehingga menyababkan keluarnya lendir bercampur
darah.
Air ketuban dan kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah
sehingga keluar cairan.
Kontraksi yang teratur ,kontraksi timbul secara teratur ,mula-mula
kontraksi hanya sebentar kemudian bertambah lama,bertambah
kuat dan jarak kontraksi 1 dengan kontraksi lain menjadi dekat.
Proses dan mekanisme
KALA I:
Di mulai saat persalinan mulai
Selesai saat pembukaan lengkap / dilatasi serviks sempurna (10
cm)
Biasanya berlangsung antara 18-24 jam
Terdiri atas 2 fase :- Fase Laten (selama 8 jam dengan pembukaan 4 cm)
- Fase Aktif (selama 7 jam dengan pembukaan 6 cm)
Ketika pembukaan sudah lengkap maka ketuban akan pecah dgn
sendirinya. Jika belum pecah lakukan amniotomi menggunakan
koeher.
Diperkirakan berlangsung kira-kira 13jam (primigradiva) dan kira-
kira 7jam (multipara). Pemantauan kesejahteraan ibu dan janin
- Frekuensi DJJ; jika normal periksa tiap 30 menit pada kala I dan
15 menit pada kala II. Jika tidak normal dan beresiko periksa tiap
15 menit pada kala I dan tiap 5 menit pada kala II.
9 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
10/79
- Kontraksi uterus; mengevaluasi frekuensi, durasi, dan intensitas
kontraksi uterus. Intensitasnya di ukur berdasarkan ketegangan
yang dicapai uterus.
- Vital sign ibu; di periksa minimal tiap 4 jam. Jika selaput ketuban
telah pecah maka suhu di periksa tiap 1 jam.
- Pemeriksaan vagina; teknik vagina tussae ubutk mengetahui
kemajuan persalinan, status serviks dan station Hodge.
- Asupan oral; oabta analgesic untuk mengurangi nyeri secara
peroral 150 ml sebelum partus di mulai. Asupan peroral juga
akan memperlama pengosongan lambung yang berguna bagi ibu
saat persalinan berlangsung.
- Cairan infus; pemberian oksitosin profilaksis dan bersifat
therapeutik pada atonia uteri. Serta bermanfaat untuk
pencegahan dehidrasi dan asidosis dengan glukosa, Natrium dan
air.
- Posisi ibu; usahakan senyaman mungkin sesuai keinginan ibu
untuk mempermudah dan memperlancar persalinan.
- Amniotomi; pemecahan selaput ketuban jika belum pecah
dengan spontan akan mempercepat terjadinya persalinan serta
jadi deteksi dini mekonium amnion.
- Fungsi kandung kemih; distensi kandung kemih dihindari karena
dapat berakibat macetnya persalinan dan infeksi saluran kemih.
10 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
11/79
11 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
12/79
KALA II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir
Terjadi selama < 2 jam pada nulipara dan < 1 jam pada multipara
Ibu merasa ingin meneran bersamaan dgn terjadinya kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pd rektum/vagina
Perineum menonjol
Vulva-vagina & sfingter ani membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak
belakang kepala (mekanisme persalian normal):- Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat
tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring /
membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus
anterior / posterior).
- Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan
langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong, 2)
tekanan dari cairan amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan
diafragma (mengejan), dan 4) badan janin terjadi ekstensi dan
menegang.
- Fleksi : kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi
kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala)
menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
- Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya
kepala, putaran ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis
pubis), membawa kepala melewati distansia interspinarum
dengan diameter biparietalis.
- Ekstensi : setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir
berturut-turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
12 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
13/79
- Rotasi eksterna (putaran paksi luar) : kepala berputar kembali
sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas
panggul dengan posisi anteroposterior sampai di bawah simfisis,
kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang
- Ekspulsi : setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan
dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan
(toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter depan dan
belakang, tungkai dan kaki.
Daya ekspulsif ibu
- Mengejan merupakan reflex spontan
- Ada istirahat bagi ibu dan janin untuk memulihkan diri dari efek
gabungan kontraksi uterus, menhan nafas dan uaya fisik yang
besar
- Posisi jongkok atau jongkok dengan bantal akan meningkatkan
daya ekspulsif ibu
- Jika kepala janin semakin turun, terlihat penonjolan perineum
- Saat ke[ala menuruni panggul, ibu biasanya reflex mengeluarkan
feses
- Kepala janin terlihat melalui lubang vuva , dimana tahanan
perineum terhadap dorongan sudah rendah sehingga siap
pelahiran
- Saat di mulai kelahiran spontan kepala perineum lebih menonjol
dan vulvo-vaginal lebar
- Saat kepala makin terlihat diameter vulva dan vagina teregang
jauh hingga melingkari diameter ternesar kepala janin (crowning)
- Dilakukan atau tidaknya episiotomi akan beresiko. Jikaepisiotomi, resiko laserasi spontan meningkat terutama pada
nulipara. Sedangkan jika tidak di episiotomi robekan anterior
mengenai uretra dan labia
- Manuver ritgen: tekanan sedang ke atas dilakukan pada dagu
janin dengan tangan posterior ditutup kain atau handuk steril
13 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
14/79
sementara, regio sub-oksiput kepala janin ditahan terhadap
simfisis
- Bregma (fontanela anterior), dahi dan wajah berturut-turut
muncul dari perineum
- Mangusap wajah, lubang hidng, serta mulut bayi agar bayi
bernafas dan meminimalisir cairan amnion dan darah
- Saat kelahiran bahu, biarkan kepala janin putar paksi luar lalu
baru letakkan kedua tangan di masing-masing muka kanan-kiri
bayi.
- Traksi ke bawah untuk melahirkan bahu anterior
- Traksi ke atas untuk melahirkan bahu posterior
- Selanjutnya tangan kita menelusuri dari kepala bayi ke perineum
tangan membiarkan dan menahan lengan-siku saat lewat
perineum
- Setelah lengan dan tubuh lahir, lengan anterior menelusuri dari
punggung bayi ke arah kaki bayi dan menyangganya saat kaki
lahir.
KALA III
Dimulai stlh lahirnya bayi & berakhir dgn lahirnya plasenta &
selaput ketuban
14 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
15/79
Uterus teraba keras dgn fundus uteri agak di ats pusat, kmudian
uterus akan berkontraksi lg u/mengeluarkan plasenta dr
dindingnya
Pengeluaran plasenta berlangsung 6-15 menit, pengeluaran
disertai dgn pengeluaran darah
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari sentral (Schultze)
ditandai dengan perdarahan baru, atau dari tepi / marginal
(Matthews-Duncan) jika tidak disertai perdarahan, atau mungkin
juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding
uterus adalah bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi
mudah lepas dan berdarah.
KALA IV
Dimulai stlh lahirnya plasenta dan berakhirnya 2 jam stlh itu (post
partum)
Menilai pendarahan jam pertama 15 menit dan jam kedua 30 menit
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4:
1) kontraksi uterus harus baik,
2) tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
4) kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) resume keadaan umum bayi, dan
7) resume keadaan umum ibu
FAKTOR MEKANIK DALAM KEHAMILAN (3P Power, Passage,
Passenger)
Power
15 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
16/79
His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu,
keadaan kardiovaskular respirasi metabolik ibu. His normal
meliputi kontraksi simetris, dominasi fundus uteri, adnya
relaksasi.
Passage
Keadaan jalan lahir. Terdiri atas pintu atas, terngah dan bawah
panggul.
Pintu atas panggul
Promontorium (N = 11 cm dari simfisis)
Diameter oblikus (N = 13 cm)
Pintu tengah panggul
Pelvic side wall
Spina ichiadika
Pintu bawah panggul
Sacrum
Coccygeus
Arcus pubis (N = 90 derajat)
Tubera ossis iscii
16 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
17/79
Adapun jenis-jenis panggul:
Ginekoid PAP bulat
Android PAP segitiga
Antropoid PAP sedikit lonjong
Platipeloid menyempit pada bagian muka
17 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
18/79
Passanger
Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak
kelainan anatomik mayor).
Ukuran kepala janin:
Diameter suboksipito-bregma (N=9,5 cm)
Diameter oksipito-frontalis (N=11,7 cm)
Diameter oksipito-mentalis (N=13,5 cm)
Diameter submento-bregma (N=9,5 cm)
Diameter biparietal (N=9,5 cm)
Diameter bitemporal (N= 8cm)
Posisi dan variasi janin:
Ubun-ubun teraba ubun-ubun kecil
18 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
19/79
Dahi teraba dahi dan ubun-ubun besar
Muka teraba dagu
Bokong teraba sacrum
III.2 PARTOGRAF
Definisi
Adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan.
Tujuan:
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan;
2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal;
3. Mendeteksi secara dini kemungkinan terjadi partus lama.
Pemanfaatan Partograf untuk:
19 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
20/79
1. Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan
kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalinan;
2. Semua temapat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik
bidan swasta, rumah sakit, dan lain-lain);
3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obtetri dan Ginekologi,
Bidan, Dokter Umum, Residen, dan Mahasiswa Kedokteran).
Cara penulisan & pembacaan
Halaman
Depan
Partograf
20 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
21/79
Mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada masa aktif persalinan
dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil pemeriksaan
selama fase aktif persalinan, termasuk :
CARA PENGISIAN HALAMAN DEPAN PARTOGRAF
Informasi tentang Ibu
- Nama, Umur
- Gravida, Para, Abortus
- Nomor catatan medik/ nomor puskesmas
- Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah : tanggal dan
waktu penolong persalinan mulai merawat ibu.
*Lengkapi bagian awal atas partograf dengan teliti. Waktu kedatangan
(tertulis sebagai jam pada partograf). Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
Kesehatan dan Kenyamanan Janin
- Denyut Jantung Janin
- Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tanda gawat janin)
- Setiap kotak menunjukkan waktu 30 menit.
- Skala angka di kolom paling kiri menunjukan DJJ.
- Beri tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang
menunjukkan DJJ.
- Hubungkan titik yang satu dengan lainnya dengan garis
yang tidak terputus.
- Kisaran normal di antara garis tebal 180 dan 100.
21 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
22/79
- Waspada bila DJJ < 120 atau > 160.
- Warna dan Adanya Air Ketuban
- Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dan
nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.
- Gunakan lambang lambang berikut :
U : ketuban utuh (belum pecah)
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium
D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
- Molase (Penyusupan Tulang Kepala Janin)
- Penyusupan adalah indikator penting seberapa jauh kepala
bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
- Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam nilai
penyusupan kepala janin.
- Gunakan lambang lambang berikut :
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah sutura dengan mudah
dipalpasi.
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih
dapat dipisahkan.
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan.
Kemajuan Persalinan
22 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
23/79
- Kolom dan lajur ke-2 partograf adalah untuk pencatatan
kemajuan persalinan.
- Angka 0-10 : besarnya dilatasi serviks
- Menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm.
- Skala 1-5 : seberapa jauh penurunan janin.
- Tiap kotak menyatakan waktu 30 menit.
- Pembukaan Seriks
- Catat pembukaan serviks setiap 4 jam.
- Tanda X harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan
lajur besarnya pembukaan serviks.
- Hubungkan tanda X dari setiap pemeriksaan dengan
garis utuh.
- Penurunan Bagian Terbawah atau Presentasi Janin
- Melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam)
- Berikan tanda (O) pada garis waktu yang sesuai.
- Hubungkan tanda (O) dari setiap pemeriksaan dengan
garis terputus.
- Garis Waspada dan Garis Bertindak
- Pencatatan dimulai di garis waspada.
- Jika pembukaan mengarah ke sebelah kanan garis maka
harus dipertimbangkan adanya tindakan intervensi yang
diperlukan.
23 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
24/79
- Jika pembukaan servik berada di sebelah kanan garis
bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus
dilakukan.
- Jam dan Waktu
- Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan
Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan)
tertera kotak kotak di beri angka 1-16. Setiap kotak menyatakan
waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
- Waktu Aktual Saat Pemeriksaan Dilakukan
- Kontraksi Uterus
- Beri titik-titik yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya kurang dari 20 detik.
- Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi
yang lamanya 20-40 detik.
- Isi penuh kotak yng sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya lebih dari 40 detik.
- Obat-obatan dan cairan yang diberikan
- Oksitosin
- Obat-obatan lain dan cairan I.V.
- Kesehatan dan Kenyamanan Ibu
- Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh
- Volume urin, protein, atau aseton.
- Asuhan, Pengamatan dan Keputusan Klinik Lainnya
- Jumlah cairan per oral yang diberikan.
24 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
25/79
- Keluhan sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur.
- Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya.
- Persiapan sebelum melakukan rujukan.
- Upaya rujukan.
Halaman Belakang Partograf terdiri atas:
- Data Dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan,
alamat tempat perslainan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan
dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada tiap tempat yang
telah disediakan atau dengan cara memberi tanda pada kotak di
samping jawaban yang sesuai.
- Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat
melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,
penatalaksanaanm dan hasil penatalaksanaan tersebut.
- Kala II terdiri atas episiotomi persalinan, gawat janin, distosia
bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda
pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
- Kala III terdiri atas lama Kala III, pemberian oksitosin,penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir
lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri,
jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan
hasilnya. Isi jawaban pada temapt yang disediakan dan beri tanda
pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
- Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan
pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah
terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian
pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam
pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada satu jam
berikutnya. Isi setiap kolom dengan hasil pemeriksaan dan jawab
25 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
26/79
pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah
disediakan.
- Bayi Baru Lahir terdiri dari informasi bayi baru lahir terdiri atas
berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru
lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, tatalaksana terlipih dan
hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda
pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
III.3 HIS (kontraksi uterus)
Definisi
Pemendekkan dan perkembangan otot uterus karena otot otot polosrahim yang bekerja dengan baik dan sempurna
Macam macam kontraksi:
HIS normal (sebagai pembukaan jalan lahir)
HIS abnormal (inertia uteri)
HIS dikatakan sempurna, bila:
Kerjan otot paling tinggi di fundus uteri yang lapisan otot-ototnya
paling tebal
Bagian bawah uterus dan serviks yang hanya mengandung
sedikit otot dan banyak kelenjar kolagen akan mudah tertarik
hinggga menjadi tipis dan membuka
Adanya koordinasi dan gelombang kontraksi, kontraksi simetris
dengan dominasi di fundus uteri, dan amplitude sekitar 40 60
mmHg selama 60 90 detik
Mekanisme HIS
26 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
27/79
Dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut, dinding tuba
masuk ke dalam dinding uterus, tempat gelombang berasal.
Gelombang bergerak ke atas dan bawah dengan kecepatan 2
cm/s sampai ke seluruh uterus.
Terjadi kejang otot di fundus uteri yang lapisan ototnya paling
tebal.
Otot otot korpus uteri memendek (retraksi)
Serviks tertarik dan terbuka terjadi penipisan dan pembukaan.
Pembagian HIS
Pada umur kehamilan 7 bulan, saat palpasi teraba adanya
kontraksi Braxton- Hicks, amplitude sekitar 5 mmHg berlangsung
sebentar.
Setelah 30 minggu, aktivitas rahim lebih kuat dan sering.
Pada kehamilan 36 minggu, terjadi pembukaan serviks 2 cm
terjadi setiap 10 menit.
Pada kala I, adanya tekanan pada air ketuban, kepala janin yang
mulai masuk ke rongga panggul, kepala janin melakukan
tekanan kepada serviks, sehingga terjadi pembukaan lengkap.
Pada akhir kala I, frekuensi HIS menjadi 2-4 kontraksi setiap 10
menit, pada umumnya terjadi selama 20 60 detik atau 20 90
detik.
Pada kala II, ibu mulai meneranm, kontraksi diafragma dan otot-
otot dinding abdomen sehingga kekuatan uterus optimum.
27 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
28/79
Pada kala III, terjadi 2 6 menit dengan amplitudo sekitar 60
80 mmHg, 24 jam postpartum aktivitas menurun. Saat menyusui
kadang terdapat HIS karena reflex oksitosin yang membuat
uterus kontraksi sehingga otot polos di sekitar alveolus mammae
berkontraksi.
Pada kala IV, kontraksi lemah, masih terasa sedikit nyeri, terjadi
pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.
Perubahan yang terjadi
Uterus teraba keras, serviks mulai terjadi pendataran dan
penipisan.
Pada ibu terjadi nyeri akibat iskemia rahim, kenaikan nadi, dan
tekanan darah menurun.
Pada janin terjadi hipoksia janin dan DJJ menurun.
Penanganan
Pituitrin (oxytocine)
Kegunaannya untuk inertia uteri, terjadi perdarahan pada kala III,
terjadi atonia uteri pada kala IV, membuat dinding rahim menjadi
lebih tebal, dan untuk penghentian perdarahan jika terjadi
plasenta previa.
Kontraindikasi jika bagian terdepan janin belum turun, letak janin
melintang, adanya robekan rahim, ibu hipertensi, kehamilan pre-
eklampsia. Secale cornutum
Kegunaannya untuk memperkuat dinding rahim.
Cara pemberiannya adalah melalui intra muscular atau intra
vena.
28 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
29/79
Pil kina
Kegunaannya adalah untuk memperkuat kontraksi rahim.
Sandopart
Kegunaannya adalah untuk memberi stimulasi untuk terjadinya
kontraksi
Oxytocine drips
Digunakan sebanyak 5 10 UI, dosis dinaikkan setiap 10 15
menit dengan dosis maksimal 40 tetes permenitnya.
Kelainan HIS
Baik tidaknya HIS dinilai dengan1. Kemajuan persalinan
2. Sifat HIS : frekuensi, kekuatan dan lamanya HIS
3. Besarnya caput succedaneum
Inertia Uteri
Inertia uteri adalah kelainan kontraksi uterus diikuti dengan
pemanjangan fase laten atau fase aktif atau keduanya dari kala
pembukaan. Pemanjangan fase laten dapat disebabkan karena serviks
yang belum matang atau karena penggunaan analgesi yang terlalu
cepat.
Etiologi
Inertia Uteri disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
Penggunaan analegesi yang terlalu cepat
Kesempitan panggul
Letak defleksi
Kelainan posisi
29 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
30/79
Regangan dinding rahim (hydramnion, gemelli)
Perasaan takut dari Ibu
Klasifikasi inertia uteri :
a. Inertia Uteri Hypotonis : di mana kontraksi terkoordinasi
tapi lemah hingga menghasilkan tekanan yang kurang dari
15mmHg. HIS kurang sering dan pada puncak kontraksi dinding
rahim masih dapat ditekan ke dalam.
b. Inertia Uteri Hypertonis : dimana kontraksi tidak
terkoordinasi, misalnya : kontraksi segmen tengah lebih kuat
dari segmen atas. Tanda tanda foetal distress sering terjadi padakasus ini.
Perbedaan antara inertia uteri hypotonis dan hypertonis
Hypotonis HypertonisKejadian 4% dari kehamilan 1% dari kehamilanTingkat persalinan Fase aktif Fase latenNyeri Tidak nyeri NyeriFoetal Distress Lambat terjadi CepatReaksi terhadap
oxytocin
Baik Tidak baik
Pengaruh Sedativa Sedikit Besar
Terapi
a. Inertia uteri hypotonis : kalau ketuban positif maka
pengobatannya dengan pemecahan ketuban terlebih dahulu dan
kemudian diberikan pitocin. Pada panggul sempit absolut
terapinya ada dengan SC. Sebelum diberi pitocin drip, kandung
kencing dan rectum harus dikosongkan terlebih dahulu
b. Inertia uteri hypertonis : pengobatan terbaik adalah
dengan morphin 10 mg atau pethidin 50 mg dengan maksud
menimbulkan relaksasi dan istirahan dengan harapan akan
30 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
31/79
timbul kembali his normal. Apabila his tidak menjadi baik maka
dilakukan tindakan SC.
PARTUS PRECIPITATUS
Partus precipitatus adalah persalinan yang lebih pendek dari 3 jam.
Kadang kadang pada multipara persalinan yang terlalu cepats sebagai
akibat HIS yang kuat dan tahanan yang kurang dari jalan lahir.
Bahaya bagi anak meninggi karena oxygenasi kurang, sebagai akibat
kontraksi rahim yang terlalu kuat. Mungkin juga bayi mengalami
trauma karena lahir sebelum ada persiapan yang cukup, misalnya
jatuh ke lantai.Terapinya ialah berusaha mengurangi his dengan sedativa.
III.4 DISTOSIA KARENA KELAINAN JANIN (PASSENGER)
1. Kelainan Letak Kepala
A. Letak Defleksi (Letak Kepala Tengadah)
a. Presentasi puncak kepala
b. Presentasi muka
c. Presentasi dahi
B. Posisi Oksiput Posterior Persisten
C. Letak Belakang Kepala UUK Melintang
D. Letak Tulang Ubun-Ubun (Positio Occiput Directa)
A. Letak Defleksi (Letak Kepala Tengadah)
a. Presentasi Puncak Kepala
31 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
32/79
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam
teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke depan.
Frekuensi : 1 % dari seluruh persalinan.
Etiologi :
- Kelainan panggul (panggul picak).
- Kepala bentuknya bundar.
- Anak kecil atau mati.
- Kerusakan dasar panggul.
b. Presentasi Muka (Face Presentation)
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala teletak
paling rendah ialah muka.
Letak defleksi yang paling maksimal, jadi oksiput dan punggung
berhubungan rapat. Muka terligat ke bawah.
Frekuensi : 0,27 0,5 %.
Etiologi :
1. Primer (sejak dari awal persalinan sudah terjadi letak muka)
- Ansefalus
- Hidrosefalus
- Congenital anomaly
- Congenital shortening of the cervical muscle
- Struma
- Higroma kuli (kista leher)
- Lilitan tali pusat pada leher beberapa kali
2. Sekunder
32 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
33/79
- Panggul sempit
- Tangan menumbung di samping kepala
- Anak sangat besar
- Plasenta pravia / plasenta letak rendah
- Grande multipara
- Pergerakan anak bebas
- Posisi uterus miring.
c. Presentasi Dahi
Posisi kepala antara kleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tettap paling depan.
Pada penempatan dahi, biasanya dengan sendirinya akan berubah
menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
Frekuensi : jarang ditemukan dan lebih banyak pada multi dari
primi.
Etiologi :- Anak kecil atau sudah emninggal
- Penempatan dahi persisten
- Seperti letak muka
B. Posisi Oksiput Posterior Persisten
UUK tidak berputar ke depan, tetapi tetap berada di belakang.
Etiologi :
- Panggul anthropoid, endroid, dan kesempitan midpelvis.
- Letak punggung janin dorsoposterior.
33 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
34/79
- Putar paksi salah satu tidak berlangsung pada :
Perut gantung
Janin kecil atau mati
Arkus pubis sangat luas
Dolichocephali
Panggul sempit
C. Letak Belakang Kepala UUK Melintang
Pada pemeriksaan, letak kepala sudah di dasar panggul. Sedangkan
UUK masih di samping, terjadi karena putar paksi lambat.
Etiologi :
- Kelemahan his pada kala II
- Panggul picak
- Janin kecil atau mati
- Kepala janin bundar
D. Letak Tulang Ubun-Ubun (Positio Occiput Directa)
Bagian janin terdepan adalah ubun-ubun, terdiri dari anterior dan
posterior.
Etiologi : panggul picak.
2. Letak Sungsang
Janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim, kepala di
fundus dan bokong di bawah.
34 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
35/79
Klasifikasi :
1. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas.
2. Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong (letak
bokong kaki sempurna ( lipat kejang))
3. Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Letak sungsang dimana selain bokong bagian terendah juga kaki
atau lutut, terdiri dari :
a. Kedua kaki = letak kaki sempurna.
Satu kaki = letak kaki tidak sempurna.
b. Kedua lutut = letak lutut sempurna.
Satu lutut = letak lutut tidak sempurna.
Etiologi :
- Fiksasi kepala pada PAP tidak baik atau tidak ada.
Contoh : pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasentapravia, tumor-tumor pevis, dll.
- Janin mudah bergerak.
Contoh : hidramnion, multipara, premature.
- Gameli (kehamilan ganda).
- Kelainan uterus.
Contoh : uterus akuatus, bikornis, mioma uteri.
- Janin sudah lama mati.
- Sebab yang tidak diketahui.
3. Letak Lintang
35 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
36/79
Bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu memanjang ibu secara
tegak lurus atau mendekati 90o.
Biasanya yang paling rendah adalah bahu.
Frekuensi : 0,5 2 %.
Etiologi :
- Fiksasi kepala tidak ada.
- Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil
atau sudah mati.
- Gamely
- Kelainan uterus
- Lumbar skoliosis
- Monster
- Pelvis kidney dan kandung kemih, serta rectum yang penuh.
4. Presentasi Rangkap atau Ganda
Menurut Eastman, keadaan dimana bagian kecil janin menumbung disamping bagian besar janin dan bersama-sama memasuki panggul.
Contoh :
- Tangan di samping kepala
- Kaki di samping dada
- Tangan di samping bokong
Etiologi :Terjadi pada keadaan dimana PAP tidak dimasuki seluruhnya oleh
bagian terbawah janin, seperti pada :
- Panggul sempit
- Janin kecil atau mati
36 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
37/79
- Multipara, karena dinding perut sudah kendor dan kepala masih
tinggi.
- Gamely.
5. Kelainan Bentuk dan Besar Janin
Klasifikasi :
1. Distosia kepala = Hidrosefalus, kepala besar, dan higromakoli.
2. Distosia bahu = bahu janin lebar seperti kingkong.
3. Distosia perut = hidropos fetalis, asites, akardiakus.
4. Distosia bokong= meningokel, spina bifida, dan tumor pada
bokong janin.
5. Kembar siam (double monster)
Etiologi :
- Kehamilan posterm.
- Wanita dengan habitus indolen.
- Anak yang berikutnya selalu lebih besar dari anak terdahulu.
- Orang tua yang besar.
- Eritroblastosis.
- Hipertirodisme.
- Diabetes mellitus.
6. Tali Pusat Menumbung
Tali pusat terkemuka
37 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
38/79
Keadaan dimana tali pusat yang berada di samping bagian
besar janin dapat teraba pada kanalis servikal. Ketuban
masih intak.
Tali pusat menumbung
Bila teraba tali pusat keluar dan biasanya ketuban sudah
pecah.
Etiologi :
Pada umumnya, prolapsus funiculi terdapat pada keadaan dimana
bagian terdepan janin tidak terfiksasi pada PAP. Missal pada :
- Letak lintang
- Letak sungsang
- Panggul sempit
- Hidrosefalus dan anensefalus
- Hidramnion
- Plasenta pravia dan plasenta letak rendah.
Penanganan Malposisi dan Malpresentasi
Presentasi Dahi
Sebagian besar presentasi dahi memerlukan persalinan secara bedah
sesar untuk menghindari peningkatan mortalitas neonatal.
Dibandingkan dengan presentasi belakang kepala, persalinan vaginal
pada presentasi dahi akan meningkatkan prolaps tali pusat 5 kali,ruptur uteri 17 kali, transfuse darah 3 kali, infeksi pasca persalinan 5
kali, dan kematian perinatal 2 kali. Bila telah didiagnosis pada wal
persalinan dan dengan selaput ketuban yang masih utuh, observasi
ketat dapat dilakukan dengan maksud menunggu kemungkinan untuk
perubahan presentasi secara spontan. Pemberian oksitosin harus
38 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
39/79
sangat hati-hati terutama apabila kepala sudah turun dan dicurigai
adanya disporposi kepala panggul. Presentasi dahi yang menetap
atau selaput ketuban telah pecah sebaiknya dilakukan bedah sesar
untuk melahirkannya. Jangan menggunakan batuan ekstraksi vakum,
forceps, atau simpisiotomi karena akan meningkatkan mortilitas dan
morbiditas.
Presentasi Muka
Presentasi muka yang dapat dilahirkan secara pervaginam adalah
posisi dagu anterior. Bedah sesar dilakukan bila didapatkan tanda-
tanda disproporsi atau atas indikasi obstetri lainnya. Stimulasi
oksitosin dapat diberikan hanya pada posisi dagu anterior dan tidakada tanda-tanda disproporsi. Melakukan perubahan posisi dagu secara
manual dari posterior menjadi anterior atau mengubah presentasi
muka menjadi presentasi belakang kepala sebaiknya tidak dilakukan
karena menimbulkan bahaya. Tidak pula diperkenankan untuk
menggunakan vakum. Pada janin yang telah meninggal, kegagalan
melahirkan secara pervaginam dapat diatasi dengan melakukan
kraniotomi atau bedah sesar.
Presentasi Majemuk
Adanya prolaps tali pusat menimbulkan keadaan gawat janin sehingga
perlu dilakukan bedah sesar untuk mengatasi akibat prolaps tali pusat
daripada presentasi majemuknya. Bila tidak ada prolaps tali pusat
dapat dilakukan pengamatan kemajuan persalinan, jika kemajuan
persalinannya baik biasanya akan terjadi reposisi spontan sehingga
persalinan dapat dilakukan seperti biasa. Posisi dada lutut dilakukanguna melonggarkan tekanan ekstremitas yang prolaps oleh bagian
terendah janin. Apabila ketuban masih utuh dapat dilakukakan
amniotomi dahulu. Dapat pula dilakukakan reposisis, namun jika
reposisi tersebut gagal, maka dilakukan bedah sesar untuk
melahirkannya.
39 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
40/79
Presentasi Bokong
Penangan pada masa kehamilan ditujukan untuk mencegah
malprsentasi pada saat persalinan. Pada saat ini ada tiga cara yang
digunakan untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi
kepala yaitu versi luar, moksibusi dan/ atau akupuntur, dan posisi dada
lutut pada ibu. Tindakan mosibusi dan/ atau akupuntur belum cukub
bukti keamannya, sedangkan bukti tentang manfaat dan keamanan
versi luar sudah cukup. Versi luar adalah versi yang dilakukan dengan
tangan penolong seluruhnya di luar kavum uteri dan biasanya
dilakukan pada usia kehamilan 34 36 minggu pada nulipara dan usia
kehamilan lebih dari 38 minggu pada multipara. Versi dapat dilakukansebelum usia kehamilan 34 minggu, namun kemungkinan kembali
menjadi presentasi bokong cukup besar. Versi luar dapat dipermudah
dan rasa tidak nyaman dapat diminimalisir dengan memberikan
tokolitik berupa terbutali 0,125 0,250 mf subkutan.
Versi Luar:
1. Indikasi
Versi sefalik (letak lintang, letak sungsang), versi podalik ( letak
sungsang, presentasi kepala dengan polaps tali pusat atau tidak
dengan prolaps tali pusata, presentasi dahi)
2. Kontra Indikasi
Pendarahan antepartum, hipertensi, cacat rahim, kehamilan
ganda, primigravida tua, insufiensi plasenta, extended leg
(relative))
3. Prosedur
Versi luar memiliki 4 tahapan, yaitu:
Tahap Mobilisasi : mengeluarkan bagian terendah janin
dari PAP
40 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
41/79
Tahap Eksentrasi : membawa bagian terendah ke fosa
iliaca agar radius rotasi lebih pendek
Tahap Rotasi : memutar bagian terendah janin ke
kutub yang kehendaki
Tahap Fiksasi : memfiksasi badan janin agar tidak
memutar kembali (biasanya ibu diminta
untuk menggunakan gurita setiap hati
sampai 1 minggu kemudian)
4. Komplikasi
Bradikardi sementara pada janin, solusio plasenta, lilitan
plasenta, ketuban pecah dini, rupture uteri.
III.5 Mile Stone Tri Mester III
Minggu ke 29:
Posisi bayi saat ini mempersipakan diri seperti posisi lahir dengan
kepala kearah bawah. Jaringan lemak terus terbentuk. Beratnya sekitar
1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur mesti
diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan
perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini,
ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia pun bisa menangis,
kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup
pun masih tipis karena perkembangan paru-parunya belum sempurna.
Meski dengan perawatan yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain
yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar.
Minggu ke 30:
Bayi anda mengisi hampir seluruh ruang di rahim anda. Ketika bayi
menendang atau mendorong, anda dapat melihat kaki atau tangannya
bergerak dibawah kulit perut anda. Otak berkembang sangat cepat.
41 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
42/79
Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak
rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak
nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah besar
kehamilan. Mulai denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak
cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri. Aktifnya gerakan ini
tak mustahil akan membentuk simpul-simpul. Bila sampai membentuk
simpul mati tentu sangat membahayakan karena suplai gizi dan
oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.
Minggu ke 31:
Bayi makin bertumbuh besar, maka ruangan rahim menjadi lebih
sedikit, bayi akan berkurang gerakknya. Bayi kemungkinana dalam
posisi melengkungkan badan dengan dengkul dilipat, dagu di dadanya
dan tangan dan kaki saling bersilang. Berat bayi sekitar 1600 gram
dengan taksiran panjang 40 cm. Waspadai bila muncul gejala nyeri di
bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan
berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang
mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan
tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang
membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk
lebih banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus
mengurangi aktivitas, bisa membantu.
Minggu ke 32:
Bayi berada dalam posisi kepala dibawah sampai nanti lahir. Bayi akan
tetap menendang, gerakan rata-rata sehari meningkat 375 perhari,
tapi anda tidak akan merasakan semuanya ini, 10 gerakan sehari
sudah normal. Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram
dengan panjang tubuh 42 cm. Mulai minggu ini biasanya kunjungan
rutin diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu
42 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
43/79
sekali. Umumnya hemodilusi atau pengenceran darah mengalami
puncaknya pada minggu ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung,
hipertensi dan preeklampsia, mesti ekstra hati-hati. Sebab dengan
jumlah darah yang makin banyak, beban kerja jantung pun meningkat.
Pada mereka yang mengalami gangguan jantung dan tekanan darah,
tentu makin besar pula peluang terjadi penjepitan di pembuluh-
pembuluh darah. Dampak lebih lanjut adalah tekanan darah
meningkat. Gangguan semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu,
tapi juga si bayi, hingga biasanya dipertimbangkan untuk dilahirkan.
Terlebih bila terjadi perburukan kondisi, semisal tekanan darah tak
kunjung turun.
Minggu ke 33:
Anda akan makinmerasakan gerakknya karena bayi mengisi hampir
seluruh ruang rahim. Gerakan akan menjadi aktif suatu waktu yang
membuat anda tak nyaman,terutama ketika kakinya dibawah tulang
rusuk anda. Beratnya lebih dari 2000 gram dan panjangnya sekitar 43
cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau
plasenta lepas dari dinding rahim. Bisa terlepas sebagian maupun
terlepas total yang berujung dengan syok pada ibu akibat kehilangan
darah dalam jumlah besar maupun kematian bayi. Penyebabnya tak
diketahui pasti, namun diduga akibat trauma pada ibu semisal saat
kecelakaan/benturan yang sangat keras, tali pusat yang pendek,
hipertensi, keabnormalan rahim, maupun kekurangan asam folat. Ibu
perokok dan peminum alkohol diprediksi lebih berkemungkinan
mengalami masalah ini. Yang juga mesti diwaspadai adalah kantung
air ketuban pecah/bocor. Tak ada cara lain selain segera hubungi
dokter.
Minggu ke 34:
43 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
44/79
Pertumbuhan terutama pada otak dalam minggu minggu ini. Semua
system tubuh sudah terbentuk sempurna, walaupun paru-paru masih
tetap belum matang. Bayi memberi respon terhadap suara yang
familiar. Berat bayi hampir 2275 gram dengan taksiran panjang sekitar
44 cm. Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi
kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan
untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan
organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah
tes non-stres dan profil biofisik.
Dalam profil biofisik digunakan skor 0 sampai 2 dengan 5 poin yang
dievaluasi, yakni pernapasan, gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi
berdasarkan gerakan lengan dan atau tungkai, denyut jantung dan
banyaknya cairan ketuban. Bila nilainya rendah, disarankan persalinan
segera dilakukan. Pemeriksaan biofisik biasanya dilakukan bila diduga
bayi mengalami IUGR (Intrauterin Growth Retardation), pada ibu
pengidap diabetes, kehamilan yang bayinya tak banyak bergerak,
kehamilan risiko tinggi ataupun kehamilan lewat waktu.
Minggu ke 35:
Bayi terus menambah cadangan lemak bawah kulitnya. Kepala bayi
sudah mulai memasuki panggul. Secara fisik bayi berukuran sekitar 45
cm dengan berat 2450 gram. Namun yang terpenting, mulai minggu
ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat
penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life
viabilitas atau kemampuan si bayi untuk bertahan hidup. Kematangan
fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan
amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis yang
menyelubungi paru-paru.
Minggu ke 36:
44 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
45/79
Mulai dari minggu ini bayi sudah mempunyai ukuran dan kematangan
yang siap untuk lahir. Jika bayi lahir pada minggu ini bayi lahir
premature tetapi akan bayi akan baik saja. Pada bulan terakhir
kehamilan ini bayi akan mendapat antibody dari ibunya, seperti
campak. Lemak akan terus bertambah dibawah kulit bayi setiap hari.
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Tes
kematangan paru di minggu ini perlu dilakukan bila muncul keragu-
raguan akan taksiran usia kehamilan. Terutama pada pasien yang tak
ingat kapan menstruasi terakhir dan bagaimana pola/siklus haidnya.
Ataupun pada bayi besar namun tak cocok dengan pertumbuhan usia
sebenarnya. Mulai minggu ini pemeriksaan rutin diperketat jadi
seminggu sekali. Tujuannya tak lain untuk meminimalisir risiko-risiko
yang mungkin muncul mengingat penyebab terbanyak kematian ibu
melahirkan (maternal mortality rate) di Indonesia adalah perdarahan,
infeksi dan preeklampsia. Sementara dari ketiga faktor penyebab
tersebut, yang bisa dicegah dengan pemeriksaan ANC (antenatal care)
yang baik Cuma preeklampsia. Di antaranya dengan pemantauan
tekanan darah dan kenaikan berat badan yang tak lazim, yakni
maksimal 1 kg setiap bulan. Sedangkan kasus-kasus perdarahan dan
infeksi bisa saja terjadi meski ANC-nya oke.
Minggu ke 37:
Bayi akan terus berlatih untuk mengerakkan paru-parunya, karena
bayi akan bernafas setelah dilahirkan. Jika posisi kepala bayi dibawah
maka kemungkinana kepala sudah memasuki panggul ibu pada
minggu ini. Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini
bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ
tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya
masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di
antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini biasanya dilakukan
pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala bayi,
45 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
46/79
perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan
berapa.
Minggu ke 38:
Reflek bayi sudah terkoordinasi, bayi sudah dapat mengedipkan mata,
mengerakkan kepala, memegang, dan merespon suara, sentuhan, dan
cahaya. Bayi sudah dapat membedakan antara terang dan gelap.
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Rasa cemas
menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat
ibu mengalami puncak gangguan emosional. Namun obat-obat
golongan antidepresan tak diberikan karena dianggap tak aman.
Apalagi semua obat antidepresan akan melewati plasenta yang akan
berpengaruh pada bayi. Jauh lebih bijaksana bila ibu melakukan
relaksasi dengan melatih pernapasan sebagai bekal menjelang
persalinan. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40
minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu.
Minggu ke 39-40:
Bayi sudah siap untuk lahir.
Bayi sduah terlihat cukup montok sekarang, dengan lemak yang
terbentuk dibawah kulitnya, akan mampu mengatur suhu tubuhnya
saat lahir. Kulit bayi halus dan lembut. Berat bayi sekitar 2.7kg-3.2kg
dengan panjang sekitar 50 cm. Di minggu ini pula dokter yang
menangani biasanya siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai
postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta
tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan
dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi. Tak heran kalau bayi
postmatur umumnya berkulit kering/keriput atau malah mengelupas.
Sementara kapan persisnya plasenta mengalami penurunan fungsi
sama sekali tak bisa diprediksi.
46 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
47/79
Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi
terhadap fungsi dinamik janin, arus darah, napas dan gerak bayi serta
denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG
maupun doppler. Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah
memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi induksi
persalinan. Kalau fungsi arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan
lahir per vaginam yang justru berisiko bayi mengalami hipoksia.
III.6 Kehamilan Preterm (Prematur)
Definisi
Bayi yang lahir dengan usia gestasi
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
48/79
Golongan sosial-ekonomi rendah
Keadaan gizi yang kurang
Penyalahgunaan obat
Kebiasaan : pekerjaan yg mlelahkan, merokok
Diagnosa:
Anamnesa : ada riwayat kelahiran preterm
26-30 minggu dilatasi 2-3 cm
30 minggu Adanya kontraksi braxton-hicks
Nyeri pada panggul bawah
24 minggu Adanya fibronektin janin sebelum selaput
ketuban pecah
24-34 minggu KPD
24-32 minggu suhu tubuh 38 oC
Kondisi bayi prematur:
Suhu tubuh tidak stabil < lemak coklat
Gangguan pernafasan < surfaktan
Gangguan alat pencernaan distensi abdomen
Immatur hati hiperbilirubinemia
Gangguan ginjal asidosis metabolik
Gangguan imun < IgG
Perdarahan < protrombin
Perdarahan intraventrikuler iskemik
Retrolental fibroplasia parut retina
Gambaran klinikbayi prematur:
Panjang bayi < 45 cm
Lingkar dada < 30 cm
Lingkar kepala < 33 cm
Umur kehamilan < 37 minggu
Kepala > badan
48 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
49/79
Kulit tpis, transparan, lanugo bnyak, lemak sdikit
Tangisan jarang dan lemah
Pernafasan tidak teratur
Refleks Tonik-neck lemah
Refleks Moro (+)
Hipotonia
Edema 24-28 jam
HR : 100-140 x/menit
R: 35-45 x/menit
Pencegahan :
Menurunkan atau mengobatiya dengan ,memberikan tokolisis.
Anak terlalu rapat dapat dicegah dengan kontrasepsi.
Pekerjaan sewaktu harus diistirahatkan dan jangan terlalu
berat.
Langkah terpenting dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan sedini mungkin dan terus melakukannya secara
teratur.
Pemberian tokolisis dapat mengurangi kontraksi dan
memundurkan terjadinya proses persalinan walaupun resiko
efek sampingnya tinggi
Penatalaksanaan:
Bila proses persalinan kurang bulan masih tetap berlangsung atau
mengancam, meski telah dilakukan segala upaya pencegahan,maka perlu dipertimbangkan:
Seberapa besar kemampuan klinik
Bagaimana persalinan sebaiknya berakhir
Komplikasi apa yang akan timbul
49 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
50/79
Bagaimana pendapat pasien dan keluarga
Seberapa besar dana yan diperlukan untuk merawat bayi
preterm, perawatan intensif neonatus
Manajemen persalinan preterm bergantung pada beberapa
faktor:
Keadaan selaput ketuban
Pembukaan serviks
Umur kehamilan
Penyebab persalinan preterm
Kemampuan neonatal intersive care facilities
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada persalinan preterm,
terutama mencegah morbiditas dan mortilitas neonatus preterm
adalah dengan pemberian:
Tokolisis
- Menghambat proses persalinan preterm
- Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk
menstimulir surfaktan paru janin
- Memberi kesempatan transfer intrauterine pada fasilitas
yang lebih lengkap
- Optimalisasi personel
- Mcam obat sebagai tokolisis: Kalsium antagonis (Nifedin);
Obat -mimetik (terbutalin, ritrodin); Sulfas magnesikus &
antiprostaglandin.
Kortikosteroid
- Untuk pematangan surfaktan paru janin
- Menurunkan insidensi RDS
- Mencegah perdarahan intraventrikular
- Menurunkan kematian neonatus
50 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
51/79
- Untuk usia kehamilan
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
52/79
- Salbutamol per oral
3. Sulfus Magnesikus dan antiprostagladin
Obatnya Indometasin , ini jarang dipakai karena efek samping pada
ibu ataupun janin .
Contoh magnesium sulfat untuk intravena.
4. Untuk menghambat proses persalinan preterm, perlu membatasi
atau tirah baring.
Indikasi
Harus terdapat konsentrasi uterus yang teratur
Adanya perubahan serviks, dilatasi, dan pendataran serviks
Mencegah persalinan premature pada kasus-kasus tertentu
Memperlambat atau menghentikan persalinan untuk sesaat guna
memperoleh terapi yang sesuai.
Kontra indikasi
Kontra indikasi umum
- Distress janin akut ( kecuali.resusitasi
- Korioamnionitis
- Eklamsia atau preeklamsia berat
- Kematian janin (tunggal)
- Maturasi janin
- Instabilitas hemodinamik ibu
Kontraindikasi untuk obat tokolitik spesifik
- Agen beta- mimetik
52 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
53/79
Gangguan irama jantung atau penyakit jantung lain pada
ibu
Diabetes, Tirotoksis, atau hipertensi yang tidak terkontrol
- Magnesium sulfat
Hipokalsemia
Miastenia Gravis
Gagal ginjal
- Indometasin
Asma
Penyakit arteri koroner
Perdarahan saluran cerna
Oligohidramnion
Gagal ginjal
Kecurigaan anomali jantung atau ginjal janin
Efek samping
a. Maternal
1. Gangguan kardiovaskuler
Termasuk aritmia, gagal jantung, infark miocard dapatmuncul pada pemberian bmimetik.
2. Gangguan metabolik
Dapat muncul pada pasien yang mendapatkan tokolitik
golongan b mimetic seperti hiperglikemia dan hipoglikemia.
53 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
54/79
3. Gangguan gastrointestinal
Pemberian b mimetic, calcium channel blocker, magnesium
sulfat, dan ethanol dapat berdampak terhadap keluhan-
keluhan gastrointestinal.
4. Gangguan psikologis
Pada pemberian b mimetic dapat menimbulkan gangguan
psikologis berupa depresi.
b. Setus dan neonates
1. Takikardia
Pada ibu yang mendapatkan b mimetic dapat berdampak
pada peningkatan denyut jantung fetus yang menyebabkan
takikardia.
2. Konstriksi duktus . regusgitasi trikuspidal
Yaitu pada ibu yang mendapatkan NSAIDs. Kelainan ini tidak
muncul pada pemberian b mimrtik.
Farmakodinamik
- Mencegah mortilitas dan morbiditas pada bayi prematur
- Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk
menstimulasi surfaktan paru janin
- Memberi kesempatan trasfer intrauterin pada fasillitas yang lebih
lengkap
Contoh : salbutamol , sebagai antagonis beta 2
III.8 PENGUKURAN BIOMETRIKAL
USG KEHAMILAN TRIMESTER II DAN III
Dilakukan dengan cara transabdominal tanpa persiapan kandung
kemih.
54 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
55/79
Penentuan Usia Kehamilan
- Pada trimester II paling akurat < 20 minggu.
- Yang digunakan sebagai biometri untuk menentukan usia
kehamilan :
Diameter biparietal (DBP)
Lingkar kepala
Panjang tulang (femur, tibia, humerus, radius, klavikula)
Jarak orbita
Lebar serebelum
Panjang ginjal
Panjang telapak kaki- Biometri yang cukup mudah di ukur dan lazim digunakan :
DBP
Lingkar kepala
Panjang femur
Panjang humerus
- Pengukuran DBP dan lingkar kepala:
Pengukuran dilakukan pada penampang aksial kepala
setinggi talamus.
Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal terbesar, dari
permukaan luar tulang parietal bagian proksimal ke arah
permukaan dalam tulang parietal bagian distal (luar ke
dalam) tegak lurus falks serebri.
Pengukuran DBP pada permukaan luar tulang parietal
bagian proksimal dan distal (luar ke luar).- Pengukuran lingkar kepala :
Lingkar Kepala = (DBPluar ke luar + DFOluar ke luar) x 1,57
*DFO : Diameter Front Oksipital
55 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
56/79
- Pengukuran Panjang Femur
Pengukuran dilakukan terhadap diafisis tulang femur yang
berada pada posisi horizontal. Bagian epifisis tulang tidak ikut
di ukur.
- Pengukuran Lingkar Abdomen
Dilakukan pada penampang aksial abdomen setinggi
hepar.
Dilakukan melalui diameter antero-posterior luar ke luar
dan diameter transversal luar ke luar.
Penentuan Pertumbuhan dan Besar Janin
Dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Kehamilan Kembar
Dapat diketahui dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah
plasenta dan sekat pemisah kedua janin.
Kelainan Kongenital
- Volume cairan amnion yang abnormal
- Pertumbuhan janin terhambat
- Kelainan morfologi
- Ukuran biometri janin yang abnormal
- Ukuran plasenta yang abnormal
- Arteri umbilikal tunggal
- Aktivitas biofisik janin yang berkurang
Ultrasonografi Kelainan Kromosom
Kelainan kelainan tersebut bisa berupa petanda lemah (soft marker)
atau petanda kuat (strong marker atau hard marker) kelainan kromosom.
III.9 PERSALINAN SUNGSANG
Definisi
56 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
57/79
Keadaan dimana janin terletak memanjang/membujur dengan kepala
difundus uteri dan bokong dibagian bawah kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua
kaki terangkat ke atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu
atau kepala janin. Dengan demikian pada pemeriksaan dalam
hanya dapat diraba bokong.
Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat
diraba kaki.
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki
(incomplete or footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki
di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada
presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.
Prevalensi
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7
kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi
usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama
kematian perinatal pada presentasi bokong : hipoksia, trauma
persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital
terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada
presentasi kepala.Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih
32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
57 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
58/79
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
presentasi kepal. Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu.
Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
Etiologi
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar,
hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit.
Kadang-kadang juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti
fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi). Plasenta yang
terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak
sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan didaerah
fundus. Kelainan fetus juga dapat menyebabkan l etak
sungsan g seperti ma lforma si CNS, ma ssa di leher,
aneuploidi.
Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau
penunjang yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu
hamil akan merasakan perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan
anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari riwayat kehamilan
mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang. Sedangkan dari
58 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
59/79
pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I difundus
akan teraba bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba
punggung dan bagian kecil pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV
teraba bokong di segmen bawah rahim. Dari pemeriksaan dalam
akan teraba bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini akan
teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan
penunjang juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis
seperti ultrasonografik atau rontgen.
Penatalaksanaan
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada
letak sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa,
kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka
tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest
position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38
minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34
belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin
masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke
38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan
jumlah air ketuban relati f telah berkurang. Sebelum
melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti
sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit,
perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta
previa. Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %).
Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia
kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat
prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti
Bhisop skor (Bhisop-like score).
59 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
60/79
Skor 0 1 2 3Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+Panjang serviks (cm) 3 2 1 0Station -3 -2 -1 +1,+
2Konsistensi Kaku Sedan
g
Lunak
Position posterior
Mid anterior
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai 9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot
dinding perut, penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi
kerugiannya antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya
plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya
tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari
pada versi luar.
2. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak
ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persal inan
letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak
ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan
panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul(4).
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang,
maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada
letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio
60 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
61/79
sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada
pembukaan dan penurunan bokong (1,4). Syarat persalinan pervaginam
pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni
(frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu
besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala
fleksi. Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga
tahap yaitu:
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang
atau miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi
putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah
simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut,
sehingga distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah
panggul.
d. Terjadi persal inan bokong, dengan trokanter depan
sebagai hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin
untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong
janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi
ke arah perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah
lahir.
Persalinan bahua. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi
melintang atau miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar
panggul.
61 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
62/79
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan
dibawah simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan
depan sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang
atau miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
Persalinan kepala janin
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi
dengan posisi dagu berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian
belakang tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi
dalam dan menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung,
mata, dahi dan muka seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga
seluruh kepala bayi dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas
bebas dari lendir dan mekoneum untuk memperlancar
pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa. Persalinan ini
berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit (1-5).
Mekanisme letak sungsang dapat dilihat dalam gambar berikut:
Tipe dari presentasi
bokong:a) Presentasi
bokong (frank
breech)b) Presentasi
bokong kaki
sempurna
62 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
63/79
(complete
breech)c) Presentasi
bokong kaki
tidak sempurna
dan presentasi
kaki (incomplete
or footling)
Bokong masuk ke
pintu atas panggul
dalam posisi
melintang atau
miring.
Setelah trokanter
belakang mencapai
dasar panggul,
terjadi putaran paksi
dalam sehingga
trokanter depanberada di bawah
simfisis.
Penurunan bokong
dengan trokanter
belakangnya berlanjut,
sehingga distansiabitrokanterika janin
berada di pintu bawah
panggul.
63 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
64/79
Terjadi persalinan
bokong, dengan
trok anter depa n
sebagaihipomoklion.
Setelah trokanter
belakang lahir, terjadi
fleksi lateral janin
untuk persalinan
trokanter depan,
sehingga seluruh
bokong janin lahir.
Jika bokong tidak
mengalami kemajuan
selama kontraksi
berikutnya, episiotomi
dapat dilakukan dan
bokong dilahirkan
dengan traksi ke
bawah perut.
Terjadi putar paksi
luar, yang
menempatkan
punggung bayi ke
arah perut ibu.
Penurunan bokong
berkelanjutan sampai
kedua tungkai bawah
64 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
65/79
lahir.
Jika kaki janin telah
keluar, penolongdapat menyusupkan
tangan sepanjang kaki
anterior dan
melahirkan kaki
dengan flexi dan
abduksi sehingga
bagian badan lainnya
dapat dilahirkan.
Bahu janin mencapai
pelvic 'gutter' (jalan
sempit) dan
melakukan putar
paksi dalam sehingga
diameter biacromion
terdapat pada
diameter
anteroposterior
diameter pelvic
bagian luar.
Secara simultan,
bokong melakukan
rotasi anterior 90o.
Kepala janin kemudian
masuk ke tepi pelvik,
sutura sagitalis
berada pada tepi
65 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
66/79
diameter transversal.
Penurunan ke dalam
pelvic terjadi dengan
flexi dari kepala.
(Professor Jeremy Oats and Professor Suzanne Abraham, 2005)
Jenis-jenis persalinan sungsang:1. Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakal dalam melahirkan janin
pervaginam, persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara,
Bracht.
b) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery),
janin dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu
dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
c) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan
seluruhnya dengan memakai tenaga, penolong.
2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).
Prosedur pertolongan persalinan spontan
Tahapan :
1. Tahap pertama : fase lambat, yaitu mulai melahirkan bokong
sampai pusat (skapula depan).
2. Tahap kedua: fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusat sampai
lahirnya mulut.
3. Tahap ketiga: fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh
66 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
67/79
kepala lahir.
Teknik :
1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus
memperhatikan sekali lagi persiapan untuk ibu, janin, maupun
penolong. Pada persiapan kelahiran. janin harus selalu disediakancunam Piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berada didepan
vulva. Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dan merangkul
kedua pangkal paha. Pada saat bokong mulai membuka vulva
(crowning) disuntikan 2-5 unit oksitosin intramuskuler.
3. Episiotomi dikerjakan saat bokong membuka vulva. Segera
setelah bokong lahir, bokong dicengkram secara Bracht, yaitu
kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan
jani-jari lain memegang panggul.
4. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir
dan tampak teregang, tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong
melakukan hiperlordosis pada badan janin guna mengikuti gerakan
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke punggung
ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan
tarikan, sehingga gerakan tersebut disesuaikan dengan gaya
bera t badan janin. Bersamaan de ngan dilakukannya
hiferlordossis, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller pada
fundus uteri sesuai dengan sumbu panggul. Dengan gerakan
hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar, perut, badan lengan,
67 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
68/79
dagu, mulut dan akhirnya kepala.
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan
nafas dan rawat tali pusat.
Keuntungan :
Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan
penolong tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini
yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi
trauma pada janin.
Kerugian :
Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak
sungsang dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan
panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku seperti pada
primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.
Prosedur Manual Aid
Indikasi :
Dilakukan jika pada persalinan dengan cara Bracht mengalami kegagalan,
misalnya terjadi kemacetan saat melahirkan bahu atau kepala. Dan
memang dari awal sudah direncanakan untuk manual aid.
Tahapan :
1. Tahap pertama :lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan
dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga
penolong.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
c) Lovset
d) Bickenbach.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b) Najouks
68 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
69/79
c) Wigand Martin-Winckel
d) Parague terbalik
e) Cunam piper
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua
melahirkan bahu dan langan oleh penolong:
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan
belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas
(sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah
simpisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong
pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin
sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu
tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari
tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti
kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan
bawah mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan,
pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan
ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung
ibu. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan. Keuntunga cara
klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan
letak sungsang tetapi kerugiannya lengan janin relative tinggi didalam
panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang
dapat manimbulkan infeksi.
2. Cara Mueller
69 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
70/79
Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan
bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian
melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan
femuro-pelvik yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina
sakralis media dan jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain
mencengkram bagian depan. Kemudian badan ditarik ke curam ke
bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simpisis
dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai
bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir
sehingga mengurangi infeksi.
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin
dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke
bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya
lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan. Keuntungannya
yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak
sungsang, minimal bahaya infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan
dilakukan pada sungsang dengan primigravida, janin besar, panggul
sempit.
4. Cara Bickhenbach
70 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
71/79
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller
dengan cara klasik.
Tahap ketiga : melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)
1. Cara Mauriceau
Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam
jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan
jari keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain
mencengkeram leher. Badan anak diletakkan diatas lengan bawah
penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari
ketiga penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung.
Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil
seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama
dilakukan oleh penolong yang mencengkeram leher janin dari arah
punggung. Bila suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala dielevasi
keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut
lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya
lahirnya seluruh kepala janin.
2. Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong
tidak dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang
mencengkeram leher janin menarik bahu curam kebawah dan
bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah
bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang
berat.
71 | M a k a l a h P a r t u s A - 1
8/8/2019 Tutorial 7 (2)
72/79
3. Cara Prague Terbalik
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di
belakang dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu
tangan penolong mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin
diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lainmemegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas
bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin
mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin
dapat dilahirkan.
4. Cara Cunam Piper
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua
lengan janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin
dielevasi ke atas sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
Pemasangan c