Post on 18-Aug-2015
KORUPSI DAN UPAYA PEMBERANTASANNYA
Oleh : Siti NurjanahNIM : 1305115089
Dosen Pengampu : Alim Salamah, S.Pd.,M.Pd.
Tindak pidana korupsi bisa dilakukan siapa saja, tak mengenal strata
pendidikan. Dari kurun waktu waktu, semakin banyak saja sejumlah
orang dengan gelar mentereng tersandung kasus korupsi
KORUPSITAK KENAL KASTA Mulai
dari..
Sampai..
Apa itu KORUPSI
???
menurut Huntington (1968) adalah perilaku
pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi
kepentingan pribadi.
Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi
adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan pribadi, merugikan
kepentingan umum.
Jadi dapat disimpulkan korupsi
merupakan perbuatan curang yang merugikan
Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.
Korupsi berasal dari bahasa
latin, Corruptio-Corrumpere yang
artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik atau
menyogok.
Korupsi yang
terkait merugikan keuangan
Negara
MACAM-MACAM KORUPSI
Korupsi yang
terkait dengan suap-
menyuap
Korupsi yang
terkait dengan
pemerasan
Korupsi yang
terkait dengan
penggelapan dalam jabatan
Korupsi yang
terkait dengan
perbuatan curangKorupsi
yang terkait dengan
benturan kepentinga
n dalam pengadaan
Korupsi yang
terkait dengan
gratifikasi
Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 jenis tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33 tindakan tersebut dikategorikan ke dalam 7 kelompok yakni :
1. Korupsi yang merugikan keuangan Negara dan hukuman beserta dendanya.Korupsi jenis ini dirumuskan dalam pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Inilah salah satu pasal yang paling banyak dipakai untuk menjerat koruptor.* Kamu bisa mengkategorikan sebuah tindakan ke dalam korupsi jenis ini kalau memenuhi unsur-unsur :Setiap orang;* Memperkaya diri sendiri, orang lain atau suatu korporasi;* Dengan cara melawan hukum;* Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.Hukumannya :Penjara maksimal 20 tahun atau denda maksimal Rp. 1 Milyar
2. Korupsi yang Terkait dengan Suap-menyuap.
Suap-menyuap merupakan salah satu contoh tindak pidana korupsi tanpa kerugian keuangan negara jika uang suapnya bukan berasal dari keuangan negara. Selebihnya dapat berupa ikut serta, membantu, menghalangi penyidikan perkara korupsi, pemalsuan dokumen untuk pemeriksaan administrasi, lalai dalam pengawasan, dll.Pasal 12 a UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU PTPK), yang terkategori varian suap, vide Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP.
Hukumannya :
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
pidana denda paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
3. Korupsi yang Terkait dengan
Penggelapan dalam Jabatan
Korupsi jenis ini adalah korupsi yang
berkaitan dengan penyalahgunaan
wewenang, kesempatan atau sarana
yang dimiliki karena jabatan atau
kedudukan.
Ini bisa dimasukkan ke dalam sebuah
tindakan korupsi kalau memenuhi unsur-
unsur :* Setiap orang;
* Dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi;
* Menyalahgunakan wewenang,
kesempatan atau sarana ;
Yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan;
* Dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara.
Korupsi jenis ini diatur dalam
pasal 3 UU No.31 Tahun 1999 jo.
UU No. 20 Tahun 2001
HUKUMANNYA :Penjara maksimal 20 Tahun atau
denda maksimal Rp. 1 Milyar
Korupsi jenis ini hampir sama dengan korupsi jenis sebelumya. Namun, kali ini pegawai negeri memeras dengan alasan uang atau pemberian illegal
ituadalah bagian dari peraturan atau hak dia, padahal kenyataannya tidak
demikian.Pada Pasal 12 huruf e UU No. 31
Tahun 1999 jo.UU No. 20 Tahun 2001 unsur - unsur yang termasuk yaitu
pegawai negeri atau penyelenggara negara, pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima
pemberian, atau penyerahan barang, seolah - olah merupakan utang
kepada dirinya, dan diketahui bahwa hal itu tersebut merupakan utang.
4. Korupsi yang Berkaitan dengan Pemerasan
*Hukumannya
penjara maksimal
20 tahun atau
denda maksimal Rp
1 milyar
5. Korupsi yang Terkait Perbuatan
Curang
a. Pemborong berbuat curang
adalah korupsi;
b. Pengawas proyek membiarkan
perbuatan curang adalah korupsi;
c. Rekanan TNI/Polri berbuat curang
adalah korupsi;
d. Pengawas rekanan TNI/Polri
berbuat curang adalah korupsi;
e. Penerima barang TNI/Polri
membiarkan perbuatan curang
adalah korupsi;
f. Pegawai negeri menyerobot tanah
negara sehingga merugikan orang
lain adalah korupsi;
Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.korupsi;
6. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN GRATIFIKSI
Pasal 12B ayat (1) UU No. 31
Tahun 1999 juncto UU No. 20
Tahun 2001. "Setiap gratifikasi
kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara
dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan
jabatannya dan yang
berlawanan dengan kewajiban
atau tugasnya, dengan
ketentuan sebagai berikut..."
Gratifikasi atau pemberian hadiah berubah menjadi suatu yang perbuatan pidana suap khususnya pada seorang Penyelenggara Negara atau Pegawai Negeri adalah pada saat Penyelenggara Negara atau Pegawai Negeri tersebut melakukan tindakan menerima suatu gratifikasi atau pemberian hadiah dari pihak manapun sepanjang pemberian tersebut diberikan berhubungan dengan jabatan atau pekerjaannya.
7. KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN BENTURAN DALAM PENGADAAN
Pegawai negeri turut serta dalam pengadaan yang diurusnya adalah KORUPSI.1. Pegawai negeri atau penyelenggara
negara2. Dengan sengaja3. Langsung atau tidak langsung turut
serta dalam pemborongan pengadaan atau persewaan
4. Pada saat dilakukan perbuatan untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya
Pasal 12 huruf i UU 31/1999 jo UU 20/2001
Dipidana dg pidana penjara
seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20
tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp. 200 juta
dan paling banyak Rp. 1
milyar
Apa Penyebab
Terjadinya
Korupsi…??
Tidak adanya tindakan hukum yang tegas
Kelemahan Pengajaran-pengajaran Agama dan
Etika
Kurangnya
Pendidikan
Adanya Banyak Kemiskinan
GONE Theory
Dikemukakan oleh Jack Bologne
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya
korupsi ada 4, yakni :
Opportunities(kesempatan)
Needs (kebutuhan)
Exposures (pengungkapan)
Greeds
(keserakahan)
Greeds (keserakahan) : berkaitan dengan
adanya perilaku serakah yang secara
potensial ada di dalam diri setiap
orang.Opportunities (kesempatan) : berkaitan dengankeadaan
organisasi atau instansi atau masyarakat yang
sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi
seseorang untuk melakukan kecurangan
Needs (kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.
Exposures (pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.
Upaya-Upaya
Pemberantasan Korupsi1.Konsep “carrot and
stick”.
Carrot adalah pendapatan netto pegawai negeri, TNI dan Polri yang cukup untuk hidup dengan standar sesuai
pendidikan, pengetahuan, kepemimpinan, pangkat dan martabatnya, sehingga dapat hidup layak bahkan cukup
untuk hidup dengan “gaya” dan “gagah”.
PNS
Stick adalah bila semua sudah dicukupi dan masih ada yang berani korupsi, maka hukumannya tidak
tanggung-tanggung, karena tidak ada alasan
sedikitpun untuk melakukan korupsi,
bilamana perlu dijatuhi hukuman mati.
HUKUMAN PENJARA
LEBIH LAMA
DENDA YANG LEBIH BESAR
2. Gerakan Masyarakat
Anti Korupsi
Gerakan “Masyarakat Anti Korupsi” yaitu pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini perlu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas dengan mengefektifkan gerakan rakyat anti korupsi, LSM, ICW, Ulama NU dan Muhammadiyah ataupun ormas yang lain perlu bekerjasama dalam upaya memberantas korupsi, serta kemungkinan dibentuknya koalisi dari partai politik untuk melawan korupsi. Selama ini pemberantasan korupsi hanya dijadikan sebagai bahan kampanye untuk mencari dukungan saja tanpa ada realisasinya dari partai politik yang bersangkutan. Gerakan rakyat ini diperlukan untuk menekan pemerintah dan sekaligus memberikan dukungan moral agar pemerintah bangkit memberantas korupsi.
3. Gerakan
Moral
Gerakan “Moral” yang secara terus menerus mensosialisasikan bahwa korupsi adalah kejahatan besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat manusia. Melalui gerakan moral diharapkan tercipta kondisi lingkungan sosial masyarakat yang sangat menolak, menentang, dan menghukum perbuatan korupsi dan akan menerima, mendukung, dan menghargai perilaku anti korupsi. Langkah ini antara lain dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan, sehingga dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda sebagai langlah yang efektif membangun peradaban bangsa yang bersih dari moral korup.
4. Gerakan PembersihanGerakan “Pembersihan” yaitu
menciptakan semua aparat hukum (Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan) yang bersih, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab serta memiliki komitmen yang tinggi dan berani melakukan pemberantasan korupsi tanpa memandang status sosial untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan membenahi sistem organisasi yang ada dengan menekankan prosedur structure follows strategy yaitu dengan menggambar struktur organisasi yang sudah ada terlebih dahulu kemudian menempatkan orang-orang sesuai posisinya masing-masing dalam struktur organisasi tersebut.
5. Gerakan Pengefektifan
Birokrasi
Gerakan “Pengefektifan Birokrasi” yaitu dengan menyusutkan jumlah pegawai dalam pemerintahan agar didapat hasil kerja yang optimal dengan jalan menempatkan orang yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Dan apabila masih ada pegawai yang melakukan korupsi, dilakukan tindakan tegas dan keras kepada mereka yang telah terbukti bersalah
6. Menunjukkan Sikap Anti
Korupsi
Jujur Tanggu
ng Jawab
Bersikap
KritisSikap anti korupsi haruslah dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Dari dalam diri, sejak dini harus ditanamkan sikap jujur,
adil, terbuka dan mandiri. Dengan demikian, orang akan terhindar dari prilaku
yang merugikan orang lain demi kepentingan pribadi.
SEKIAN
TERIMA KASIH