Tesis Nasionalisme

Post on 02-Jul-2015

462 views 7 download

Transcript of Tesis Nasionalisme

TINGKAT PEMAHAMAN NASIONALISME DI KALANGAN SISWA MELALUI PENGENALAN

KONSEP WILAYAH DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Studi di SMAN 1 Cimahi

Oleh Dadi Margana

Pemilihan Judul atau Tema Tesis

Opini dari Sri Edi Swasono yang di muat di H.U Kompas, edisi 17 april 2006 judul tulisan “Kesadaran Geografi Kita”.

Klaim kepemilikan benda & budaya Indonesia yang menjadikan masyarakat di Indonesia bersatu.

Tulisan dari Sayidiman Suryohadiprojo tentang Ilmu Bumi dan Geografi

Latar Belakang Penelitian

Kekhawatiran Generasi muda yang kurang mengenal terhadap wilayah negara, isi dan kandungan di dalamnya.

Paparan rasa nasionalisme pada saat sekarang. Demonstrasi terhadap negeri tetangga yang telah meng-klaim kepemilikan benda dan budaya milik bangsa.

Latar Belakang Penelitian

Mutia Hatta Suara Pembaharuan 24 April 2009

Banyak pemuda Indonesia kurang mengenal Tanah Air dan Negaranya

sendiri. Hal demikian tentu berpengaruh besar terhadap ikatan

batin para pemuda kita dengan Tanah Airnya sendiri dan berlanjut pada

tipisnya rasa Cinta Tanah

Tujuan Penelitian

adalah untuk mengetahui :

• Tingkat pemahaman nasionalisme di kalangan siswa

• Konsep pengenalan ruang dan wilayah dalam pembelajaran geografi

• Paparan, dengan mengenal tanah airnya akan mempertebal nasionalisme siswa.

• Perspektif nasionalisme siswa melalui pembelajaran geografi di persekolahan

• Bagaimanakah tingkat pemahaman nasionalisme di kalangan siswa ?

• Bagaimanakah konsep pengenalan ruang dan wilayah dalam pembelajaran geografi ?

• Bagaimanakah paparan dengan mengenal tanah airnya akan mempertebal nasionalisme siswa ?

• Bagimanakah Perspektif nasionalisme siswa melalui pembelajaran geografi di persekolahan ?

Rumusan Masalah

Fokus Penelitian• Berdasarkan pernyataan masalah tentang

keinginan untuk mengetahui tingkat pemahaman nasionalisme siswa melalui pembelajaran geografi di sekolah. Maka fokus penelitian diarahkan kepada gambaran tentang tingkat pemahaman nasionalisme di kalangan siswa melalui pengenalan konsep wilayah dalam pembelajaran geografi.

• Permasalahan yang dianalisa adalah tingkat pemahaman siswa kelas X di SMAN 1 Cimahi setelah mereka belajar geografi di persekolahan pada tingkat dasar, menengah pertama dan selama mereka menimba ilmu di Sekolah Menengah Atas.

Landasan Teori

Iwan Hermawan (2009 : 77) menjelaskan tentang 10 Konsep dasar dari geografi yang mencakup :

1. Konsep Lokasi;

2. Konsep Jarak;

3. Konsep Keterjangkauan;

4. Konsep Pola;

5. Konsep Morfologi;

6. Konsep Aglomerasi;

7. Konsep Nilai Kegunaan;

8. Konsep Interaksi dan Interdependensi;

9. Konsep Deferensiasi Areal;

10. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi)

Landasan Teori

Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajat keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.

Landasan Teori :

PENGERTIAN KONSEP DALAM GEOGRAFI

Iwan Hermawan (2009 : 76)

Konsep merupakan sekumpulan data yang disimpulkan dari berbagai data yang memiliki ciri-ciri yang sama.

M. Ahman Syah (2010 :35)

Konsep merupakan gagasan-gagasan yang abstrak yang digeneralisasikan dari sejumlah besar pengalaman

Landasan Teori

PENGERTIAN WILAYAH (REGIONAL)

Nursid Sumaatmadja (1982 : 48) menjelaskan :

Region berarti suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri dari region-region lain di sekitarnya. Region ini merupakan wilayah geografi yang ukurannya bervariasi dari yang sangat luas sampai yang terbatas.

Hendro Murtianto, (2007: 8 )

Pemahaman Konsep batas kedaulatan

Geografi : Kajian kewilayahan yang kompleks Konsep Batas

Kedaulatan NKRI

Cinta Tanah Air

Siswa memiliki rasa Nasionalisme

Pengertian Nasionalisme

Hans Kohn yang dikutif Sumantri Mertodipuro, (1984 : 11)

Nasionalisme adalah suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.

Perasaan sangat mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tumpah darahnya, dengan tradisi-tradisi setempat dan penguasa-penguasa resmi di daerahnya selalu ada disepanjang sejarah dengan kekuatan yang berbeda-beda.

Konsep wilayah dalam Geografi

Gagasan-gagasan yang abstrak yang diperoleh dari pengalaman mengenai

suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang khas, yang membedakan diri dari region-region

lain di sekitarnya dalam ruang lingkup fisis dan sosial

Hambatan Penerapan Kosep Geografi

N. Djaldjoeni (1982 : 6) Dan Iwan Hermawan (2009 :15)

ILMU BUMIJAMAN JEPANG

ArdiskundeeJaman Belanda

Kurilulum 1975

Geografi Pengetahuan BumiDualisme Geografi

Perlunya pembelajaran Geografi Terpadu, menurut pendapat Sutikno

Landasan Teori

http://sixtusgeovani.blogspot.com/2010/05/geografi-dan-kompetensinya-dalam-kajian.html

Kerangka Alur Penelitian

• Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Maxfield, 1930 dalam Moh. Nazir, (1999: 66).

Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan satu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas

Metodologi Penelitian

Objek dan Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah persoalan

Tingkat Pemahaman Nasionalisme Siswa SMAN 1 Cimahi setelah belajar geografi

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah :

Guru geografi dan Siswa SMAN 1 Cimahi

2. Sumber Data

Data yang digali dalam penelitian ini bersumber dari :

a. Responden yaitu Guru geografi kelas X dan sebagian siswa kelas X di SMAN 1 Cimahi

b. Informan, sejumlah orang yang dapat memberikan data yang akan diteliti, seperti: Siswa, Kepala sekolah, dan Wakil Kepala Sekolah SMAN 1 Cimahi

Tabel penentuan jumlah sampel dari populasi menurut Isaac dan Michael dalam Sugiono

(1999:86)

Tingkat pemahaman siswa

Berdasarkan teknik kategorisasi tingkat pemahaman siswa menurut edaran Direktorat Pendidikan Menengah No. 288/C3/MN/99. (Sitti Marlina Salam, 2003:28).

Pengolahan Data Responden

Mata Pelajaran yang dapat menjadikan siswa lebih mengenal danmencintai terhadap tanah air

PKn

Geografi

Sejarah61,5 %

27 %

11,5 %

Pembahasan 1Kuesioner c.6

Pembahasan 2Kuesioner c.1

Pembahasan 3Kuesioner C.6

Daldjoeni (1982:87)

Di Indonesia sendiri terjadi suatu keganjilan. Di lingkungan perguruan tinggi (Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia) ilmu Geografi masuk konsorarium ilmu-ilmu alamiah, tetapi di lingkungan sekolah dasar sampai lanjutan atas demikian pula di IKIP, geografi dimasukan bidang studi pengetahuan sosial

Selama belajar geografi Guru pernah mengenalkan Peta

Kuesioner B.5

Prosentase Jawaban

PernahTidak PernahKurang Tahu

49,5 %

4%

46,5%

Ahman Sya (2010 : 1)

Tidak digunakannya peta dalam proses belajar mengajar merupakan masalah karena :

Peta mempermudah identifikasi tentang letak, lokasi, penyebaran dan orientasi.

Peta mempermudah pemahaman konsep-konsep yang bertalian dengan unsure lingkungan, dan dapat memperbeiki, mengubah, dan memperkaya persepsi individual tentang lingkungan keruangan.

Tingkat Pemahaman Nasionalisme Siswa

Pendapat dari Arikunto (2005 : 13)

Pemahaman (comprehension) adalah mempertahankan, membedakan, menduga (estimate), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasi, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan.

Secara Umum Tingkat Pemahaman Nasionalisme Siswa SMAN 1 Cimahi

Tabel 4.31Kategorisasi nilai Tingkat Pemahaman

Nasionalisme Siswa melalui Pembelajaran Geografi

Penyebab rendahnya Pemahaman Nasionalisme siswa melalui pembelajaran

geografi

1. Materi pembelajaran geografi yang disampaikan tidak utuh tetapi terpisah menjadi geografi fisis dan geografi sosial.

Sutikno. (2002 :1)

Pemisahan geografi fisik dan geografi manusia yang tinggi kurang mencirikan jati diri geografi, dan jika kecenderungan pemisahan tersebut semakin berlanjut jati diri geografi akan pudar dan akan larut dalam disiplin ilmu lainnya, dan bahkan kita akan kehilangan sebagian dari kompetensi keilmuan geografi.

2. Pelajaran geografi dikritik disampaikan kepada siswa tanpa disertai alat bantu berupa peta dan hanya berupa pelajaran hapalan

Penyebab rendahnya Pemahaman Nasionalisme siswa melalui pembelajaran geografi

2. Geografi dianggap sebagai bagian dari ilmu sosial, sehingga pemahaman siswa mengenai konsep geografi (termasuk konsep wilayah) menjadi dangkal dan bias. Sejalan dengan pendapat Djoko Harmantyo (2003 : 8)

karena masuk sebagai bagian pelajaran IPS, sejak awal sekolah formal para anak didik telah diberi pemahaman yang kurang tepat tentang substansi ilmu Geografi, seolah olah Geografi adalah ilmu ilmu sosial. Pada tataran pohon keilmuan, Geografi juga mempelajari obyek fisik yang bersifat eksakta seperti klimatologi, geomorfologi dan geologi serta mempelajari teknologi pengolahan data geografis dan berbagai model analisis spasial. Persepsi masyarakat akan semakin bias dengan adanya berbagai informasi tentang latar belakang para guru yang memberikan pengetahuan Geografi bukan lulusan dari pendidikan Geografi.

Penyebab rendahnya Pemahaman Nasionalisme siswa melalui pembelajaran geografi

3. Pelajaran geografi dikritik disampaikan kepada siswa tanpa disertai alat bantu berupa peta dan hanya berupa pelajaran hapalan

Sayidiman Suryohadiprojo (2009 : 1)

Selama ini, pelajaran geografi di sekolah lebih berorientasi pada teks. Belajar geografi hanya sebatas menghafal istilah-istilah yang tak tahu gambar dan tak tahu di mana letaknya, atau seperti apa bentuknya di lapangan. Ditambah lagi, kurangnya penekanan pada wawasan lokal dan nasional.

Kesimpulan dan Saran

5.1.1. Tingkat pemahaman nasionalisme di kalangan siswa SMAN 1 Cimahi melalui pembelajaran geografi.

a. Tingkat pemahaman nasionalisme siswa di SMAN 1 Cimahi melalui pembelajaran geografi sepertinya kurang membekas. Kontribusi pembelajaran geografi terhadap pemahaman nasionalisme siswa sangat rendah, terindikasi dari jawaban kuisoner.

Kesimpulan

5.1.1.Tingkat pemahaman nasionalisme di kalangan siswa SMAN 1 Cimahi melalui pembelajaran geografi.

b. Lebih dari 90 % siswa menjawab bahwa mereka mengetahui keberadaan Pulau Sipadan dan Ligitan, ironisnya justru setelah pulau tersebut ramai diberitakan oleh media karena disengketakan oleh negara Malaysia dan negara Indonesia.

Kesimpulan

c. Pemahaman masalah nasionalisme yang masih rendah di kalangan siswa dikaitkan dengan hakikat tujuan dari pembelajaran geografi, diakibatkan karena penyampaian konsep geografi disampaikan tidak utuh.

Saran-saran• Dengan ‘pemaksaan’ memasukkan pelajaran geografi hanya

pada program IPS, pelajaran geografi di SMA/MA menjadi terpasung dan tidak utuh, tentunya hal tersebut tidak sesuai dengan jati diri ilmu geografi. Objek material kajian geografi tidak hanya pada sistem sosial atau lingkungan manusia (antoposfer) saja, tetapi justru yang lebih besar  sebenarnya ada pada sistem fisik / lingkungan alami / ekologi (litosfer, biosfer, pedosfer, hidrosfer, atmosfer).

• Pemisahan geografi fisik dan geografi manusia menjadikan kurang mencirikan jati diri geografi, dan jika kecenderungan pemisahan tersebut semakin berlanjut jati diri geografi akan pudar dan akan larut dalam disiplin ilmu lainnya, dan bahkan kita akan kehilangan sebagian dari kompetensi keilmuan geografi. 

Saran

Untuk Guru geografi

Strategi pembelajaran yang bisa diterapkan adalah memaksimalkan pembelajaran geografi di kelas sepuluh dengan mencoba menyampaikan konsep dan hakikat pembelajaran Geografi yang seimbang dan terintegrasi antara kajian geografi manusia (antoposfer) dengan kajian dari sudup pandang sistem fisik / lingkungan alami / ekologi (litosfer, biosfer, pedosfer, hidrosfer, atmosfer).