Post on 04-Jan-2016
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
1
TENTIRE UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PSPD BRAIN TBS 2012
Anatomi Sistem Sensori
Histologi Sensori
Embriologi Integumen
PSPD BRAIN 2012
UIN SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
2
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
TENTIRE ANATOMI SISTEM SENSORI
By: Reni dwi parihat
Sebelumnya maaf yah atas segala keterbatasaannya….;)
Bismillahirrahmanirrahiiiim….
1. Sistem penghidu
I. Persarafan dan Anatomi Nervus olfactorius
Muncul dari sel-sel reseptor saraf di dalam membran mukosa olfaktori yang
terletak di rongga hidung bagian atas tepatnya di kranial konka superior.
Setiap sel reseptor olfaktori terdiri atas sel-sel saraf bipolar kecil dengan processus
perifer yang kasar dan sebuah processus centralis yang halus. Dari processus
perifer yang kasar ini nantinya akan timbul cilia-cilia pendek (rambut
olfactorius) yang menembus ke dalam mukus yang menutupi permukaan
membran mukosa. Tonjolan serabut inilah yang bereaksi terhadap baudi udara dan
menstimulasi sel-sel olfaktorius.
Processus centralis
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
3
yang halus membentuk serabut saraf olfaktorius, berkas serabut ini akan masuk ke
bulbus olfaktorius melalui lubang-lubang di lamina cribrosa os ethmoidale.
Bulbus olfactorius
Terdiri dari beberapa tipe sel saraf, yang terbesar adalah sel mitral. Serabut
nervus yang datang akan bersinaps dengan sel mitral membentuk daerah glomeruli
sinaptik . Sel-sel saraf yang kecil kita sebut dengan sel rumbai (tufted cell) dan sel
granular yang juga bersinaps dengan sel mitral.
Tractus olfactorius
K e t i k a t r a c t u s o l f a c t o r i u s s a m p a i d i s u b s t a n s i a p e r f o r a t a a n t e r i o r ,
t r a c t u s i n i d i b a g i d u a menjadi stria olfactorius medialis dan lateralis. Stria olfactorius
lateralis membawa akson-akson kearea olfaktorius cortex cerebri, yang disebut area
periamygdaloidea dan area peripiriformis. Stria olfactorius medialis akan berjalan ke bulbus
olfactorius sisikontralateral.Area periamygdaloidea dan peripiriformis cortex cerebri
umumnya dikenal sebagai korteks olfaktorius primer. Area entorrhinal (area 28) gyrus
parahippocampalis yang menerima banyak hubungan dari korteks olfaktorius
primer disebutkorteks olfaktorius sekunder. Area-area korteks tersebut berfungsi
mengapreasiasikan sensasi penghidu. Korteks olfaktorius primer mengirimkan serabut-
serabut saraf ke berbagai pusat lainnya di dalam otak untuk membentuk hubungan
untuk respons emosi dan otonom terhadap sensasi penghidu
I I . F i s i o l o g i P e n g h i d u
Mukosa olfaktorius Terletak di langit-langit rongga hidung terbagi atas tiga jenis sel, yaitu:
reseptor olfaktorius, sel penunjang, dan sel basal.
Sel-sel penunjang berfungsi mengeluarkan mukus yang melapisi saluran
hidung- Sel-sel basal berfungsi sebagai prekursor untuk sel -sel reseptor
olfaktorius yang baru,yang diganti setiap sekitar dua bulan.
Reseptor olfaktorius merupakan ujung-ujung neuron aferen khusus, akson aferen
inin a n t i n y a a k a n d i g a n t i . S e l - s e l i n i a d a l a h s a t u - s a t u n y a n e u r o n
y a n g m e n g a l a m i pembelahan sel. Akson-akson sel reseptor secara kolektif disebut
saraf olfaktorius.
Sel reseptor olfaktorius terdiri dari sebuah kepal a yang menggembung berisi
silia panjangy a n g m e l u a s k e p e r m u k a a n m u k o s a . S i l i a i n i l a h t e m p a t
m e l e k a t n y a b e r b a g a i m o l e k u l - molekul odoriferosa (pembentuk bau). Saat
bernapas biasa odoran mencapai reseptor-reseptor tersebut hanya dengan berdifusi
karena mukosa olfaktorius terletak di atas jalur aliran udara.Jika kita mengendus
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
4
maka akan lebih banyak aliran udara ke atas di dalam rongga hidung sehingga
semakin banyak molekul odoriferosa yang berkontak dengan mukosa olfaktorius.
Syarat bahan yang dapat dibaui:
1. Mudah menguap (menjadi gas)
2. C u k u p m u d a h l a r u t a i r , a g a r m u d a h l a r u t k e d a l a m l a p i s a n m u k u s
y a n g m e l a p i s i mukosa olfaktorius.Jika molekul odoriferosa melekat di silia
maka terjadi pembukaan saluran-saluran Na+ dan K +, akibatnya terjadi
perpindahan ion dan depolarisasi potensial reseptor sehingga terbentuk potensial aksi di
serat aferen. Frekuensi potensial aksi bergantung pada konsentrasi molekul-molekul zat
kimia yang terstimulasi.Serat-serat aferen tersebut nantinya akan bersinaps di
bulbus olfaktorius.
Serat-serat yangkeluar dari bulbus olfaktorius berjalan melalui dua rute:
1. Rute subkortikal
terutama menuju daerah-daerah si sistem limbik, khususnya sisim e d i a l
b a w a h l o b u s t e m p o r a l i s ( k o r t e k s o l f a k t o r i u s p r i m e r ) . S a m p a i
s a a t i n i r u t e subkortikal dianggap satu-satunya jalur penghidu. Karena rute ini
mencakupketerlibatan hipotalamus, meungkinkan koordinasi erat antara
reaksi penghidu danperilaku yang berkaitan dengan makan, kawin, dan
penentuan arah.
2. Rute talamus-kortikal
penting untuk persepsi sadar dan diskriminasi halus penghidu.Mekanisme fisiologis
diskriminasi penghidu masih belum dipahami. Para peneliti umumnyaberanggapan
bahwa persepsi berbagai bau tergantung pada kombinasi bau-bau primer,
serupahalnya dengan penglihatan warna dan rasa. Namun, belum ada kesepakatan
mengenai berapajumlah bau primer tersebut. Seorang peneliti baru -baru
ini menemukan gen-gen untuk lebihdari seratus jenis reseptor bau yang
berbeda-beda di mukosa penghidu, dan ia beranggapanmungkin terdapat
sampai reseptor jenis ini. Menurut teori terkemuka tentang bau,
molekul-molekul dengan bau serupa memiliki konfigurasi tertentu yang
sama. Setiap jenis tempatpengikatan reseptor diperkirakan memiliki
bentuk dan ukuran tertentu (kunci) yang cocok dengan konfigurasi bau
primer tertentu (anak kunci).
• PROSES PENCIUMAN
BAU →RONGGA HIDUNG →SARAF / NERVUS OLFAKTORIUS → LOBUS TEMPORAL
(PERASAAN DITAFSIRKAN)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
5
RANGSANG PENCIUMAN DIRANGSANG OLEH GAS YANG DIHISAP
• KONKA NASALIS
- KONKA NASALIS SUPERIOR
- KONKA NASALIS MEDIA
- KONKA NASALIS INFERIOR
• SINUS PARANASAL
- SINUS MAKSILARIS
- SINUS SFENOIDALIS
- SINUS FRONTALIS
2. SISTEM PENGLIHATAN
FUNGSI MATA
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
6
• MENERIMA RANGSANGAN BERKAS CAHAYA PADA RETINA DENGAN PERANTARAAN
SERABUT NERVUS OPTIKUS, MENGHANTARKAN RANGSANGAN INI KEPUSAT
PENGLIHATAN PADA OTAK UNTUK DITAFSIRKAN
• Terdiri atas : organ okuli assesoria (alat bantu mata), dan okulus (bola mata).
• Persarafan oleh N-II (N. OPTIKUS)
• N. optikus dibentuk dari kumpulan sel2 ganglion pada retina bergabung membentuk
ORGAN OKULI ACCESORIS
1. CAVUM ORBITA :
dibentuk oleh : os frontalis, os zigamatikum, os sfenoidal, os etmoidalea, os palatum dan
os lakrimal.
rongga mata tda : jaringan lemak, fascia, otot, saraf, pembuluh darah, dan apparatus
lakrimalis.
2. SUPERCILIA (ALIS MATA)
Sebagai pelindung dan kosmetik.
3. PALPEBRA (KELOPAK MATA)
Terdiri dari ; palpebra superior et inferior
Penggerak : m. lavator palpebra
Terdapat bulu mata (silia)
Tarsus (bagian kelopak mata yang berlipat2) terdapat kelenjar tarsalia dan sebaceae.
FUNGSI : pelindung bola mata
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
7
4. APPARATUS LAKRIMALIS (kelenjar air mata),
air mata dihasilakan o/ gland. Lakrimalis sup et inf. dc. Eksretorius lakrimalis
sakus konjungtiva bgn depan bola mata ke sudut mata kanalis lakrimalis
dc. Nasolakrimalis meatus nasalis inferior.
5. KONJUNGTIVA
Permukaan bagian dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra), konjungtiva yang
nelekat pada bola mata (konjungtiva bulbi).
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
8
terdapat banyak kelenjar limfe dan pembuluh darah.
BAGIAN OKULI (MATA)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
9
1. Kornea
Terdiri atas 5 lapis epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowman), 3 substansia
propia, 4 lamina elastika posterior, dan 5 endoteluim.
o tidak mengandung pembuluh darah.
o sklerokorneal junction (peralihan antara kornea dan sklera)
2. Sklera (Bagian putih mata)
B. TUNIKA VASKULOSA OKULI
1. KOROID
memberikan nutrisi pada tunika
2. KORPUS SILIARIS
Proses akomodasi (peranan M. siliaris)
3. IRIS
Banyak mengandung pigmen.
Ada pupil ditngahnya (mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata).
Fungsi pupil adalah mengatur cahaya yang masuk
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
10
* cahaya terang (pupil mengecil apabila otot sirkuler /konstriktor berkontraksi &
membentuk cincin yang lebih kecil) → simpatis
* cahaya gelap (otot radialis memendek menyebabkan ukuran pupil meningkat) →
parasimpatis
2 otot : M. spinkter pupila, dan m. dilator pupil
FUNDUS OKULI
RETINA ; Pars optika, pars siliaris, dan pars iridika.
10 lapisan retina : lapisan 1 berpigment, lapisan 2, 4, dan 5 lapisan fotoreseptor, lapisan
5,6,7,8,9 lapisan neuron dan lapisan 10 sebagai penunjang.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
11
Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di depan lensa, iris mata adalah lingkaran
berwarna yang terletak di sekeliling biji mata. Retina adalah garis mata bagian belakang di
mana penglihatan diproses. Iris mata BUKAN Retina.
CAIRAN MATA
1. AQUOUS HUMOUR
Cairan yang rungga mata bagian depan (COA), dihasilkan o/ procc. Siliaris, masuk COP
melalui sudut kebali lagi ke COA cannalis schlemm v. Siliaris anterior.
2. LENSA KRISTALINA.
Bentuk bikonkav, terletak antara iriis dan corpus vitreus, sangat elastis, diikat oleh
ligamentum suspensorium lensa, lensa punya 5 lapisan.
3. CORPUS VITRUES.
(Cairan bening kental spt agar, antara lensa dan retina, 80 % dari bulbus okuli, sehingga
bola mata tidak kempes.
JARAS VISUAL
Chiasma optikum
N. Optikus ( N-II)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
12
Sebagian bersilangan (lapangan sisi kanan setiap mata menyatu menuju ke
geniculatum lateral kanan, sebelah kiri ke geniculatum lateral kiri)
Ke colliculus superior dan thalamus korteks visual pada lobus occipitalis
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
13
PEMFOKUSAN
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
14
• pembelokan suatu berkas cahaya (refraksi)
• ketika suatu berkas cahaya mengenai permukaan lengkung dengan densitas lebih besar,
arah refraksi tergantung pada sudut kelengkungan
* lensa konveks (cembung) menyebabkan konvergensi / penyatuan berkas cahaya
* lensa konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas cahaya
FUNGSI REFRAKSI MATA
• CAHAYA JATUH DI ATAS MATA → BAYANGAN LETAKNYA DIFOKUSKAN PADA RETINA →
MENEMBUS & DIUBAH KORNE ALENSA BADAN AQUES & VITROUS → MEMBIASKAN &
MEMFOKUSKAN BAYANGAN PADA RETINA BERSATU MENANGKAP SEBUAH TITIK
BAYANGAN YANG DIFOKUSKAN
3. SISTEM PENDENGARAN
Telinga dari luar nih……
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
15
1. TELINGA BAGIAN LUAR (AURIS EKSTERNA)
A. AURIKULA (DAUN TELINGA)
B. MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNA
C. MEMBRANA THYMPANY
2. TELINGA BAGIAN TENGAH (AURIS MEDIA)
A. CAVUM TIMPANI
B. ANTRUM TYMPANI
C. TUBA EUSTHACIUS
FUNGSI : PENDENGARAN
KESEIMBANGAN (N-VII)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
16
TELINGA BAGIAN LUAR
Auricula or Pinna
Rawan elastis
Liang telinga luar
sampai acoustic meatus
Kelenjar serumen
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
17
B. TELINGA BAG. TENGAH
• Membrana Tympani
• Tiga (3) tulang pendengaran
• Incus, Malleus Stapes
• Mengantarkan getaran suara ke telinga bagian dalam
• Eustachian Tube = Auditory Tube = Pharyngotympanic Tube
GAMBARNYA DI BAWAHHH……
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
18
D. TELINGA BAG. DALAM
LABIRINTUS OSEUS
1. VESTIBULUM (bagian tengah labirin osseus)
2. KOKLEA (RUMAH SIPUT)
3. KANALIS SEMISIRKULARIS.
Tda : KSS superior , inferior et posterior, dan lateralis.
LABIRINTUS MEMBRANOSA
1. UTRIKULUS
2. SAKULUS
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
19
3. DUCTUS SEMISIRKULARIS
4. DUCTUS KOKLEARIS
STRUKTUR KOKHLEA
ORGAN KORTI
Membran basal terdapat sel rambut dengan stereosilia
Membran tectorial diatas sel rambut
Getaran suara menyebabkan sel rambut bergerak dan menyentuh membrana tectorial
menyebabkan transduksi
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
20
Kompleks vestibulum
Vestibulum
Static equilibrium
Sacculus
Utriculus
Tiga semicircular canals dengan ampullae (mutually perpendicular)
Linear acceleration
Reseptor organ vestibulum
• 2 makula
• or: macula of saccule plus macula of utricle
• Vertical and horizontal orientation
• Mengandung otolith yang bergerak sesuai gravitasi
• Sel rambut hantarkan impuls ke N - VIII
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
21
CANALIS SEMISIRKULARIS
• Orientasi perpendicular
• Anterior
• Posterior
• Lateral
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
22
• Masing2 punya ampulla
• Crista ampullaris bends
PROSES PENDENGARAN
1. GETARAN SUARA GELOMBANG SUARA
2. TELINGA LUAR
3. MEMBRANA TIMPANI BERGETAR
4. INKUS, STAPEDIUS, MALEUS BERGETAR (GELOMBANG SUARA DI AMPLIFIKASI
(DIKUATKAN)
5. FENESTRA VESTIBULUM CAIRAN PERILIMFE ENDOLIMFE - UJUNG2 SARAF DLM
ORGAN KORTI SSP INTERPRETASI BUNYI ATAU SUARA
5. INDERA PENGECAP
Chemoreceptors PADA TASTE BUDS Terutama papillae lidah Circumvallate, fungiform
Masing- MASING punya sel 2 gustatorius (PENGECAP)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
23
Manis, asam, pahit, asin,, Bitter, Umami
CN VII Untuk 2/3 lidah posterior and IX untuk lidah anterior to medulla oblongata
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
24
HISTOLOGI SENSORI
By Amatillah Raifah
Assalamu’alaikum teman-teman, sekarang kita akan mempelajari bagaimana
gambaran mikroskopis dari organ-organ sensory system atau panca indera. Sistem apa saja
yang perlu kita kuasai? Dimulai dari pendengaran-karena sistem ini lebih kompleks
dibandingkan dengan yang lain, kemudian dilanjutkan dengan penglihatan, penghidu, dan
pengecap. Tulisan dibawah ini hanya sedikit yang bisa saya bagi ke taman-teman.
A. Pendengaran
Sistem ini juga disebut dengan Apparatus Vestibulokoklear, yang mana vestibulo
untuk keseimbangan dan koklear untuk pendengaran. Sistem ini dipersarafi oleh saraf
cranial VIII yakni vestibulokoklear. Yuk bahas lebih lanjut, tetapi sebelumnya kita pahami
dulu dasar teorinya.
Pembagian Telinga
Gambar. Pembagian Telinga.
Daerah pink Telinga luar. Daerah kuning Telinga tengah. Daerah hijau Telinga
dalam.
Dari gambar kita dapat melihat, bahwa telinga terbagi menjadi 3 daerah, yakni luar,
tengah dan dalam.
1. Telinga Luar
Karena posisinya yang berada diluar, maka telinga luar berfungsi menerima
gelombang suara.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
25
(a)
(b)
(c)
Gambar. Telinga Luar. (a) Auricula/Pinna. (b) Meatus Acusticus Eksternus. (c) Membran
Timpani/Gendang Telinga.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
26
Telinga luar terdiri atas:
- Auricula atau Pinna
Terdiri atas suatu lempeng kartilago elastis iregular berbentuk corong, yang
ditutupi secara erat oleh kulit dan menghantarkan gelombang suara kedalam telinga.
Gambar. Meatus Acusticus Internus. Potongan Melintang, memperlihatkan
lapisan yang mengandung folikel rambut kecil (F), kelenjar sebasea/sebasea gland
(SG), dan kelenjar seruminosa/ceruminosa gland (CG), sekresi CG menghasilkan
earwax/cerumen (C).
- Meatus Acusticus Eksternus (Kanal Auditori Luar)
Dibentuk oleh tulang rawan elastis pada 1/3 bagian luar, dan tulang keras
(tulang temporal) pada 2/3 bagian dalam. Dilapisi kulit, rambut, kelenjar sebasea,
kelenjar seruminosa. Kelenjar seruminosa (modifikasi kelenjar keringat) serumen
earwax yg berfungsi sebagai pelindung yang memiliki faktor antimikroba yang
membantu meatus tidak nyaman bagi organisme (kuning-kuning yang biasa kita
ambil pakai cotton bud.
- Membran Timpani atau Gendang Telinga
Membran timpani memiliki bentuk Oval, posisi miring/obliq. Lapisan luarnya
dilapisi epidermis dan lapisan dalamnya dilapisi epitel selapis kuboid yang menyatu
dengan lapisan rongga timpani ditelinga tengah. Karena disusun atas epitel selapis
kuboid lapisannya terlihat sangat tipis, dan tidak memiliki rambut dan kelenjar.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
27
Tersusun atas jaringan ikat fibrosa, yakni (a) Kolagen: radial & sirkular pars
tensa, (b) Quadran anteroposterior triangular area (pars fflaccida/Schrapnell’s
membrane), (c) Fibrolas, elastin, vaskular, saraf.
2. Telinga Tengah (Ruang Timpanik)
Daerah ini berada di dalam petrosa tulang temporal yang daerah depan
berhubungan dengan nasofaring melalui tuba eustachii (auditory) dan belakang
berhubungan dengan ruang antrum timpani tempat bermuaranya mastoid air cells. Dilapisi
epitel selapis gepeng epitel berlapis semu silindris bersilia (dekat tuba auditori). Dinding
medialnya terdapat tingkap bulat (round windows) & tingkap oval (oval windows)
menghubungkan telinga tengah & telinga dalam.
Setelah gelombang diterima oleh telinga luar, maka telinga tengah meneruskan
gelombang suara dari udara ke cairan telinga dalam melalui serangkaian tulang kecil.
Gambar. Tiga Tulang Osikel Bagian Telinga Tengah.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
28
Gambar. Telinga luar, tengah dan dalam. Memperjalas letak oval window dan round
window.
Dilalui 3 tulang osikel :
◦ Maleus (palu) terikat ke membran timpani
◦ Stapes (sanggurdi) melekat ke oval window
◦ Incus (landasan) diantara males dan stapes.
Maleus dan incus tergantung pd ligamen-ligamen tipis atap. Maleus, incus &
stapes berfungsi mentransmisikan fibrasi suara.
Didalam telinga tengah pula terdapat otot : (a) Tensor timpani menyelip ke
maleus. (b) Stapedius menyelip ke stapes.
Lalu Tuba Eustachius yang merupakan penghubung rongga timpanik (telinga tengah)
dengan nasofaring memiliki panjang + 3,5 cm, lumen gepeng. Epitel tuba eustachius
bervariasi : bertingkat-silindris bersilia dan goblet (dekat faring). Tuba ini dapat tertutup
dan terbuka untuk menyamakan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani,
misalnya selama mengunyah & menelan tekanan udara ruang timpani = meatus
auditori eksternal.
3. Telinga Dalam
Setelah gelombang sampai ke telinga dalam, maka cairan yang ada ditelinga dalam
digerakkan oleh gelombang tadi menyebabkan perubahan dari pergerakan cairan menjadi
impuls saraf spesifik yang berjalan melalui serabut saraf ke SSP.
Dasar pertama yang perlu kita pahami dari telinga dalam adalah terdapat dua sistem
kanal atau ruang, yakni labirin oseus dan labirin membranosa.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
29
Labirin Oseus (Labirin Tulang)
Gambar. Labirin Oseus. Terdiri atas kanal semisirkularis, vestibulum dan cochlea.
Terdiri atas vestibulum, kanal semisirkularis dan koklea.
1. Vestibulum
Merupakan pusat labirin tulang, ibarat nya ruang tamu. Disini terdapat dua jendela
yang menghubungkan telinga dalam dengan telinga luar yakni oval window (fenestra
vestibuli) ditutupi membran dan kaki stapes dan round window (fenestra
cochlea) ditutupi membran.
2. Kanalis Semisirkularis
Saling tegak lurus, terbagi menjadi tiga lekukan yang merupakan pelebaran ampula:
Superior pada praktikum anatomi disebut anterior bila dilihat dimanekin, lekukan
yang berada didalam. Posterior yang dibelakang, dan lateral yang diluar. Terdapat 5
orifisium pada vestibulum, dengan salah satu ujung lekukan menyatu dengan ujung
lekukan lainnya yakni bagian anterior dan posterior.
3. Koklea
Labirin Membranousa
Kanal semisirkularis
Vestibulum
Cochlea
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
30
Gambar. Labirin Membranosa
Labirin membranosa mencakup organ vestibular untuk sensasi kesetimbangan dan
keseimbangan (sacculus, utriculus, dan ductus semicircularis) dan koklea untuk sensasi
pendengaran. Jadi vestibular itu kalau menurut buku Histologi Janquiera tidak hanya untuk
keseimbangan yang selama ini kita ketahui, tetapi juga untuk kesetimbangan. Lalu bedanya
keseimbangan dan kesetimbangan apa. Sebaikny Bila kita melihat pada gambar, ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui.
1. Utriculus dan Sacculus
Utriculus dan sacculus berada di daerah vestibulum-bila kita melihat labirin oseus.
Jadi, labirin oseus itu ibarat cangkangnya labiran membranosa. Cangang yang
menutupi utriculus dan sacculus adalah vestibulum. Utriculus ukurannya lebih besar
daripada sacculus. Utriculus berada didekat labirin vestibular dan sacculus berada
didakat labirin koklear.
2. Labirin Vestibular
Labirin vestibular yang ada di labirin membranosa, disebut dengan ductus
semicircularis.”Ingat kalau labirin membranosa ditutupi oleh cangkang? Yakni labirin
osseus.” Nah labirin osseus yang menutupi labirin membranousa pada ductus
semicircularis ini disebut dengan canalis semicircularis. Sudah dibahas juga
sebelumnya. Mudah-mudahan teman-teman tidak bingung dengan penjelasan ini.
3. Labirin Koklear
Labirin koklear memiliki duktus, duktus ini terdiri dari scala timpani, scala vestibuli,
dan scala media.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
31
Gambar. 3 Duktus Koklear: Skala Vestibuli, Skala Timpani, dan Duktus Koklear/Skala Media.
B. Penglihatan
Gambar. Lapisan bulbus mata, yakni tunika fibrosa, tunica vascularis, dan tunica neural.
Bagian penting dari mempelajari histologi mata adalah lapisan bulbus mata (bola
mata). Lapisan tersebut terbagi menjadi tiga yakni.
1. Tunika fibrosa
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
32
Gambar. Bola Mata. Mencoba memperlihatkan bagian tunika fibrosa, yakni sklera dan
kornea.
Gambar. Pertemuan korneasklera (limbus) dan badan siliar.
Pada lingkaran kornea terdapat limbus atau pertemuan korneosklera (CSJ), dimana
stroma kornea yang transparan bertemu dengan sklera (S) vaskular yang opak. Epitel
limbus agak lebih tebal dari epitel kornea dan mengandung sel punca untuk epitel kornea,
serta bersambung dengan conjunctiva (C) yang melapisi bagian anterior sklera dan kelopak
mata. Stroma limbus memiliki sinus venosa sklera (SVS), atau kanal schlemm, yang
menerima humor aquosa dari jalinan trabekular yang berdekatan pada permukaan bilik
anterior (AC). Dibagian dalam limbus, lapisan tengah mata terdiri atas badan siliar dan
juluran anteriornya iris (I). Cincin badan siliar yang tebal meliputi jaringan ikat longgar yang
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
33
mengandung melanosit, m. ciliaris (CM), sejumlah juluran berlapis-epitel yang disebut
processus ciliaris (CP), zonula ciliaris (CZ), suatu sistem serabut yang kaya akan fibrilin yang
melekat pada kapsul lensa (L) ditengah badan siliar. Potongan sebuah serat zonula dapat
terlihat (panah). Selain menonjol kedalam bilik posterior (PC) atau camera oculi posterior,
processus ciliaris menghasilkan humor aquosa yang lalu mengalir kedalam bilik anterior
melalui pupil. Perubahan tegangan pada serat zonula yang timbul akibat kontraksi dan
relaksasi m.ciliaris mengubah bentuk lensa dan memungkinkan akomodasi visual.
Dibelakang zonula ciliaris dan lensa, suatu membran transparan tipis (tidak tampak)
mengelilingi corpus vitreum dan memisahkan bilik posterior dari bilik vitreus.
2. Tunika vaskular (uvea)
Sesuai dengan namanya vaskular, artinya tunika ini ada hubungannya dengan
vaskularisasi. Tunika faskular terdiri dari tiga, yakni koroid, badan siliar, iris.
Iris
Gambar. Iris
Badan Siliar
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
34
Gambar. Badan Siliar/Corpus Siliar
Koroid
Gambar. Koroid
3. Tunika neural (retina)
Tunika neural terbagi dua, yakni (a) Lapisan berpigmen retina (retina pars iridika,
retina pars siliaris), dan (b) Retina yang sebenarnya (retina proper): berhenti pada ora
serata.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
35
Gambar. Potongan Retina
C. Penghidu
(a)
(b)
Gambar. (a) Lokasi epithelium olfaktorius. (b) Proses menghidu pada bulbus olfaktori.
Dari gambar kita dapat mengetahui 2 hal, yakni menghidu atau olfaction, melibatkan
epithelium olfaktorius dan bulbus olfaktorius.
1. Ephitelium Olfaktorius
Terdiri atas tiga jenis sel, yakni (a) Sel Basal Sel punya untuk dua jenis sel
lainnya, (b) Sel Penyokong Memiliki banyak kanal ion untuk memelihara
lingkungan mikro yang kondusif untuk fungsi penghidu, dan (c) Neuron
Olfaktorius Neuron bipolar sebagai kemoreseptor
2. Bulbus Olfaktorius
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
36
D. Pengecap
Indera pengecap merupakan salah satu sistem sensori pada tubuh manusia. Indera ini
bisa mengecap 5 rasa yakni asam, manis, pahit, asin dan umami. Rasa umami baru saja
ditemukan oleh ilmuwan Jepang, didefinisikan sebagai rasa gurih. Umami terdeteksi dari
reseptor rasa yang distimulasi oleh Monosodium Glutamat (MSG). Manusia juga memiliki
reseptor air terutama difaring. Rasa lainnya merupakan kombinasi dari 5 rasa utama
tersebut. Bila berbicara tentang Indera Pengecap, tentu saja organ yang berperan disini
adalah Lidah.
Pertama mari membahas otot yang bekerja pada lidah. Otot lidah terbagi dua, yakni
otot ekstrinsik dan intrinsik.
Otot Lidah
1. Otot Ekstrinsik
Otot Ekstrinsik atau otot-otot lidah bagian luar (m. genioglossus, m. hyoglossus, m.
chondroglossus, m. styloglossus, m. palatoglossus) fungsinya menggerakkan lidah
lidah bergerak ke segala arah
2. Otot Intrinsik
Otot Intrinsik atau otot-otot lidah bagian dalam (m. superior longitudinal, m. inferior
longitudinal, m. vertika, m. transverse) fungsinya merubah bentuk lidah lidah bisa
dilekuk-lekukkan
Karena saat ini tema pembahasan kita adalah histologi, maka penjelasan lebih
diperdalam pada bagian permukaan lidah, karena dipermukaan ini terdapat sel-sel yang
membentuk jaringan yang berfungsi untuk pengecapan.
Permukaan Lidah
Sebelumnya kita ketahui terlebih dahulu bahwa permukaan lidah terbagi menjadi 3,
yakni dorsal, ventral, dan lateral. Dorsal mengarah ke punggung, ventral mengarah ke
perut-kalau di dorland artinya berkenaan dengan perut atau setiap venter, namun
dikatakan juga kalau ventral lawannya dorsal, dan lateral pasti uda pada tahu artinya
kearah luar atau tepi. Untuk gambarannya seperti apa, yuk lihat gambar dibawah ini.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
37
Gambar. Permukaan Lidah, yang terdiri dari papilla-papilla.
Dari gambar, dapat kita ketahui bahwa permukaan lidah tidak halus, datar, atau rata.
Tetapi memiliki tonjolan-tonjonjolan kecil yang banyak, seperti handuk, babat, atau bisa
lihat sendiri kekaca lidah kita seperti apa. Nah, tonjolan-tonjolan itu disebut papilla. Papilla
terdiri atas papilla filiformis, fungiformis, valata/sircumvalata, dan foliata. Untuk papilla
foliata tidak terdapat pada manusia, dikatakan di buku praktikum histologi UI bahwa
terdapat pada lidah kelinci, dan dari buku histologi junquire bahwa foliata kurang
berkembang pada manusia dewasa. Mari kita lihat lebih rinci, papilla-papilla tersebut.
1. Papilla Filiformis
(a) (b)
(c)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
38
Gambar. Papilla filiformis. Dilihat dengan (a) Mikroskop. (b) Elektron Miograph. (c)
Digambar.
Ciri khas dari papilla ini adalah bentuknya mirip lembaran benang dengan ujung
runcing, kalau dislide bu Ayu bilangnya bentuk langsing. Papilla ini hampir menutupi
seluruh bagian permukaan lidah. Epitel yang melapisi berupa epitel berlapis gepeng yang
ujungnya membentuk lapisan keratin. Papilla ini tidak memiliki kuncup kecap (taste bud).
Mengapa demikian? Karena fungsinya bukan untuk mengecap suatu rasa, tetapi
mempermudah pergerakan makanan selama mengunyah atau sebagai pelekat makanan.
Bila papilla filiformis tidak memiliki taste bud atau kuncup kecap, maka papilla lainnya
memiliki kuncup kecap atau taste bud.
2. Papilla Fungiformis
(a)
(b) (c)
Gambar. Papilla Fungiform terletak diantara Papila Filiform
Bila kita melihat ketiga gambar diatas, maka Papilla Fungiform terletak diantara
papilla-papilla filiform. Mengapa disebut papilla fungiform? Karena bentuknya meiripnya
jamur. Epitel permukaannya tersusun atas epitel berlapis gepeng dan tidak memiliki lapisan
keratin. Papilla ini memiliki taste bud.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
39
3. Foliata
(a) (b)
Gambar. Papilla Foliata (a & b)
Papila jenis ini tidak terdapat pada lidah manusia, namun terdapat pada kelinci.
Bentuknya khas membentuk rigi (ridge) atau alur paralel, seperti gelombang berjalan.
Taste bud papilla ini ada saat neonatal (usia 4 minggu pertama setelah kelahiran), usia 2-3
tahun berdegenarasi, oleh karena itu papilla ini kurang berkembang pada saat dewasa.
Letaknya sepanjang posterolateral lidah-berada ditepi bagian lidah belakang.
Permukaannya diliputi epitel gepeng berlapis dan biasanya memiliki lapisan tanduk. Papilla
ini juga memiliki kelenjar, yakni kelenjar von Bener yamng menghasilkan serosa.
4. Sirkumvalata
(a)
(b)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
40
(c)
Gambar. Papilla circumvalata. (a) Sircumvalatta berjumlah 8-12 tersusun membentuk huruf
V. (b) Potongan cross section sircumvalata. (c) Sircumvalata terletak didepan sulcus
terminalis
Papilla sirkumvalata (kalau ada buku yang menyebutkan vallata, sama saja)
membentuk huruf “V” dan terendam pada anterior sulcus terminalis-maksudnya adalah
terendam didepan sulcus terminalis-, terletak di pangkal lidah. Badan papilla ini terbenam
dan dikelilingi parit sehingga puncaknya sama tinggi dengan permukaan lidah. Jadi papilla
ini tidak menonjol ke permukaan lidah. Bila kita melihat gambar (b) sircumvalata, ada yang
disebut dengan kelenjar von Ebner, suatu kelenjar liur serosa (ingat kalau serosa itu
produknya encer). Produk ini berada disekitar parit yang berfungsi menyapu partikel
makanan didekatnya sehingga kuncup kecap (taste bud) dapat menerima dan memproses
stimulus pengecapan yang baru. Papilla ini dilapisi dilapisi oleh epitel gepeng berlapis
tanpa lapisan tanduk.
Setelah kita membahas secara lebih terperinci tentang papilla-papilla lidah, sekarang
kita akan membahas tentang taste buds, yang banyak disebutkan sebelumnya dan peran
serta fungsinya sangat berpengaruh dalam proses gustation atau pengecapan.
Kuncup Kecap (Taste Bud)
(a)
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
41
(b)
Gambar. Kuncup Kecap. (a) Gambar mikroskopis. (b) Memperlihatkan sel-sel penyusun
kuncup kecap
Kuncup kecap merupakan suatu organ sensori, yang mana fungsinya adalah sebagai
sensor untuk mendeteksi rasa. Jumlah kuncup kecap atau taste bud diperkirakan sekitar
3000. Setiap taste bud dapat membedakan tiap rasa, namun tiap taste bud spesial untuk
2 dari 4 rasa (manis, asin, asam, pahit). Bila kita melihat bentuknya, terlihat seperti
bawang yang tersusun atas berlapis-lapis sel. Diantranya sel-sel yang menyusun Taste bud
adalah (a) 60 - 80 sel spindel , (b) basal cell (tipe IV), dark cell (tipe I), light cell (tipe II),
intermediate cell (tipe III). Namun, saya belum terlalu memahami mengenai dark cell, light
cell, dan intermediate cell. Untuk basal cell, sel ini adalah sel punca (sel yang masih dapat
membelah dan berdiferensiasi) untuk sel kecap dan sel penyangga.
Badan akhir serat saraf sensorik dari taste bud terdiri atas dua macam sel yakni sel
kecap (pengecap/gustatorik) dan sel penyokong (penyangga). Sel penyokong lebih gemuk
dan intinya berkromatin halus, sedangkan sel pengecap lebih langsing, intinya gepeng
panjang dan berkromatin padat. Pada ujung yang menghadap permukaan biasanya tampak
berjumbai yang terdiri atas rambut-rambut pengecap yang sebenarnya adalah mikrovilus.
Demikian yang dapat saya buat, mudah-mudahan bermanfaat.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
42
EMBRIOLOGY SISTEM INTEGUMEN
By Firda Fakhrena
Integumen tuh apa sih sebenernya?
Integumen ituu penutup tubuh atau kulit, termasuk berbagai lapisan dan struktur pelengkapnya
; pada manusia terdiri dari epidermis, dermis, jaringan subkutan, rambut, kuku, kelenjar kulit,
payudara dan kelenjar mammaria.
KULIT
Kulit mempunyai dua lapisan asal :
1. satu lapisan luar, epidermis berkembang dari ectoderm permukaan
2. satu lapisan dalam, dermis dan subkutan berkembang dari mesoderm dibawahnya.
Lapisan Luar atau epidermis
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
43
Pada akhir gastrulasi embrio (akhir minggu ke-3) sudah terbentuk ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. Awalnya cuma terdiri dari epitel kuboid selapis sel
ectoderm
Pada mulanya, mudigah (embrio) dibungkus oleh selapis sel ectoderm. Nih kayak
gambar ini.. Nah! pada awal minggu ke-5 : epitel ektoderm mulai membelah.
Minggu ke-7 : epitel ini membelah jadi 2 yaitu sel basal dan selapis sel gepeng atau
epitel squamosa yaitu periderm atau epitrikium, pada permukaannya.
Selama trimester ke-2, sel periderm dibuang.. biasanya ditemukan di dalam cairan
amnion sebagai vernix caseosa. Vernix caseosa tuh yang bikin bayi pas lahir jadi licin
kalo dipegang. Nah lapisan basal (lapisan ectoderm itu sendiri) nantinya bakal
membentuk lapisan-lapisan epidermis. Nih gambarnya..
Minggu ke-11 : Sel basal mengalami ploriferasi membentuk lapisan ketiga yaitu
intermediet zone.
Ectoderm
Mesenkim
Periderm
Stratum Basale
Intermediate/lapisan
tengah
Minggu ke-5
Minggu ke-7
Minggu ke-11
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
44
Akhir bulan ke-4 : epidermis memperoleh susunan tetapnya dan dapat dikenali 4
lapisan.
Mulai dari bawah ke atas :
1. Stratum germinativum/basal :
Lapisan dasar, paling dekat dengan lapisan dermis
Bertanggung jawab atas produksi sel-sel baru
Terdiri dari sel-sel keratinosit muda
Lapisan ini kelak membentuk rigi-rigi dan alur-alur, yang tercermin dalam
permukaan kulit pada sidik jari
2. Lapisan sel intermediet hasil dari ploriferasi sel basal :
o Stratum Spinosum
Tebal, sel polyhedral dengan tonofibril-tonofibril halus
Terdapat sel langerhans (makrofag yang membantu mengaktifkan sistem imun)
dan granula-granula melanin
Lapisan Tanduk
Stratum Granulosum
Stratum Spinosum
Korium
Stratum Germinativum/basal
Melanosit
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
45
Terdiri dari 8-10 lapisan sel yang saling berikatan oleh desmosom membentuk
jarring-jaring filamen yang terikat
o Stratum Granulosum
Tipis, 3-5 lapis sel keratinosit yang datar
Terlihat perubahan drastis keratinosit pada lapisan ini
Sel-selnya mengandung granula-granula kecil keratohialin
o Lapisan Tanduk
Membentuk permukaan semacam sisik yang keras pada epidermis
Lapisan ini dibentuk oleh beberapa lapis sel-sel mati yang sangat rapat dan
penuh dengan keratin.
Pembentukan melanocytes :
Neural crest bermigrasi menuju mesenkin dermis dan berdiferensiasi menjadi
melanoblast, sel ini kemudian bermigrasi menuju dermoepidermal junction dan
berdiferesiasi menjadi melanocytes. Proses perubahan ini diregulasi oleh Wnt signaling.
Saat bulan ke-3 : epidermis, diinvasi oleh sel dari neural crest untuk membentuk sel
yang memiliki melanosome untuk mensintesis pigmen melanin.
Karena melanosome mengalami akumulasi, mereka ditransport melalui dendritic
process melanocytes ke keratinocytes pada kulit dan rambut.
Inilah proses yang disebut dengan pigmentasi. Melanocytes mulai memproduksi
melanin sebelum lahir dan menyebarkannya kebagian epidermis.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
46
Saat trimester pertama, sel Langerhans yang berasal dari sumsum merah tulang
menginvasi epidermis
Saat bulan ke-4-6, sel merkel muncul pada epidermis
DERMIS
Dermis berasal dari sel-sel mesenkim pada lapisan mesoderm lateral dan dermatomes dari
somite (nantinya disebut jaringan korium)
Minggu ke-5 :
Pembuluh darah pada dermis awalnya terdiri dari simple struktur endothelium-lined yang
berbeda dari mesenkim.
Minggu ke-11 :
Sel mesenkim berdiferensiasi menjadi fibroblast dan mulai memproduksi jaringan ikat kolagen
dan elastic
Bulan ke-3 dan 4 :
Jaringan ini, korium, membentuk susunan-susunan papilla yang tidak teratur, papilla
dermis, yang menonjol ke atas ke arah epidermis, papilla ini biasanya mengandung
sebuah kapiler kecil atau sebuah organ akhir saraf sensorik dan membentuk stratum
compactum yang akan menjadi reticula dermis.
Lapisan dermis yang lebih dalam, subkorium, mengandung jaringan lemak dalam jumlah
yang besar.
Rigi-rigi epidermis yang menghasilkan pola khas pada permukaan ujung jari, telapak
tangan, dan telapak kaki, mempunyai dasar genetik. Pola ini merupakan dasar bagi
banyak penelitian tentang genetika kedokteran dan penyidikan kejahatan
(dermatoglifi). Pada anak-anak yang mempunyai kelainan kromosom , pola
epidermis pada tangan dan jari-jari tangan kadangkala dipergunakan sebagai alat
diagnostik.
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
47
Bulan ke-5
Kulit ditutupi oleh whitish paste (cairan pekat keputihan), vernix caseosa, yang dibentuk
oleh sekresi kelenjar sebaceous, serta regenerasi sel epidermal dan rambut, yang
bercampur dengan lapisan periderm. Lapisan ini melindungi kulit dari cairan amnion,
sifat yang licin membantu proses persalinan, serta melindungi kulit dari kuku. Pasta ini
melindungi kulit terhadap efek maserasi cairan amnion.
RAMBUT
Rambut berasal dari proliferasi stratum germinativum epidermis yg menembus
dermis dibawahnya.
IKTIOSIS
Iktiosis merujuk pada keratinisasi yang berlebihan pada kulit dan khas untuk sekelompok kelainan herediter yang biasanya diturunkan sebagai ciri resesif autosom, tetapi biasanya juga terkait-X.
Keratosis piliaris / keratosis folikularis
Keratosis piliaris / keratosis folikularis -> kelainan progresif papulo-skuamosa bersisik yg bersifat lambat, di daerah yg sering terpapar matahari; penyakit herediter autosomal dominan; papul-papul dpt bersatu membentuk plak yg berkrusta & mudah terjadi infeksi sekunder (IPKK UI,2010 hal 278)
Bulan ke-4
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
48
Pada ujung-ujung terminalnya, tunas-tunas rambut tsb melakukan invaginasi jd
papilla rambut terisi oleh mesoderm dan melanoblast (memberi warna rambut)
dan di dalamnya berkembang pembuluh darah dan ujung-ujung saraf.
Segera sel-sel yang terletak di tengah-tengah tunas rambut tersebut menjadi berbentuk
kumparan dan mengalami pertandukan batang rambut
Sel-sel tepi menjadi berbentuk kuboid dan membentuk sarung epitel rambut.
Sebuah otot polos kecil yang juga berasal dari mesenkim, biasanya melekat pada sarung
akar dermis. Otot ini dikenal sebagai m. arector pili.
Ploriferasi sel-sel epitel yang terus berlangsung dipangkal batangnya, mendorong
rambut ke atas
Menjelang akhir bulan ke-3 :
Rambut-rambut pertama kali tampak di permukaan pada daerah alis mata dan bibir
atas. Rambut-rambut yang pertama kali muncul ini, rambut lanugo, terlepas pada waktu
lahir, dan akan diganti oleh rambut yang lebih kasar yang berasal dari folikel-folikel
rambut baru.
Bulan ke-6
Newborn
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
49
Dinding epitel folikel rambut biasanya memperlihatkan sebuah tunas kecil yang tumbuh
menembus mesenkim sekitarnya. Sel-sel di bagian tengah tunas ini, kelenjar sebasea,
berdegenerasi, sehingga membentuk zat menyerupai lemak yang disekresi ke folikel
rambut, sehingga akhirnya menyerupai kulit.
KELENJAR MAMMARIA
Kelenjar mamae berasal dari penebalan memanjang epidermis atau disebut mammary
ridge (diinduksi oleh sel-sel mesenkim) yang membentuk garis & rigi susu.
Pada minggu ke 7:
Garis & rigi susu ini tebentuk sepanjang sisi kanan & kiri tubuh, dari pangkal lengan
hingga daerah tungkai bawah yg nantinya sebagian besar akan menghilang, namun
sebagian kecil di daerah dada masih ada & menembus mesenkim dibawahnya.
HIPERTRIKOSIS (RAMBUT TUMBUH TERLALU LEBAT)
Disebabkan oleh banyaknya pembentukan folikel rambut, bisa terbatas pada daerah-
daerah tubuh tertentu (daerah garis tengah sebelah dorsal) atau dapat pula seluruh
tubuh.
ATRIKIA (TIDAK ADA RAMBUT SECARA BAWAAN)
Biasanya dihubungkan dengan kelainan-kelainan derivat-derivat ectoderm lain, seperti
gigi geligi dan kuku
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
50
Gambar A dan B. Kelenjar susu yang sedang tumbuh, masing-masing pada bulan ke 3 dan
ke 8. C. Garis puting susu & letak puting susu tambahan
Rigi susu daerah dada yg menetap ini awalnya membentuk tunas primer, lalu
berproliferasi & membentuk 16-24 buah tunas membentuk tonjol-tonjol tunas kecil
& padat
Menjelang akhir masa kehidupan intrauterus tunas-tunas epitel menjadi
berongga membentuk ductus lactiferus (sambil tunas primernya membentuk
saluran-saluran kecil & alveoli kelenjar susu)
Ductus lactiferus ini bermuara ke sebuah lubang epitel kecil yg segera setelah lahir
menjadi puting susu karena proliferasi mesenkim dibawahnya
Proses perkembangan payudara ini diaktivasi oleh kerja hormone-hormone seks yang
didapatkan pada plasenta.
Alhamdulillah, Semoga bermanfaat keluarga PSPD 2012
POLITELIA
Suatu keadaan dimana terbentuknya puting-puting susu tambahan karena menetapnya
potongan-potongan garis susu. Puting susu tambahan dapat berkembang dimana saja di
sepanjang garis susu asli, tetapi paling sering di daerah ketiak.
POLIMASTIA
Terjadi bila suatu sisa garis susu berkembang menjadi kelenjar susu yang sempurna
INVERSI PUTING SUSU
Suatu keadaan dimana ductus lactiferous bermuara ke lubang epitel yang asli, yang gagal
berbalik keluar membentuk putting sehingga putting susu tertarik ke dalam
Tim Tentir PSPD BRAIN TBS 2012
MODUL MUSCULOSCELETAL, SENSORY, & INTEGUMENT
51
REFERENSI
1. Slide Kuliah Ibu. Ayu, disampaikan pada hari Senin, 7 Januari 2013.
2. Mescher AL. Histologi Dasar Junqueira: Text & Atlas, Ed.12. Jakarta: EGC; 2012
3. Wonodirekso S. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Histologi FK UI; 2003
4. DiFiore’s Atlas Of Histology. E-book. 10th Edition.
5. Geneser F. Atlas Bewarna Histologi. Bina Rupa Aksara. E-Book.
6. T.W Sadler. Embriologi Kedokteran LANGMAN. Ed. 7. Jakarta: EGC; 2000
7. Jusman SWA. Konsep-konsep dasar biokimia dalam diabetes mellitus. Dalam :
understanding icular diabetic -basic science, clinical aspect and didactic course. FKUI,
1999,h.1-15
8. Murray RK. Granner DK dan Rodwell VW. Harper’s illustrated Biochemistry. 27 th
edition. United Stated : McGraw-Hill. 2003. h.14
9. Harper HA, Rodwell VW dan Mayes PA. Biokimia (Review of physiological chemistry).
Edisi 17, Jakarta : EGC, 1997. h. 19
10. Marks DB, Marks AD dan Smith CM : Biokimia Kedokteran Dasar (Sebuah kedokteran
Dasar), Jakarta. EGC, 21, h 61-136
Salam PJ TENTIRE