Post on 30-Jan-2018
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 46
Materi-4
SUMBER HUKUM ISLAM
KOMPETENSI INTI
KI-1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3.Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4.Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
3.8 Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.
4.6 Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam.
Tujuan Pembelajaran
Melalui komunikasi dan diskusi siswa;
1. Mampu menyebutkan pengertian Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas sebagai
sumber hukum Islam
2. Mampu menjelaskan kedudukan Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber
hukum Islam
3. Mampu menjelaskan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber
hukum Islam.
4. Mampu menjelaskan fungsi Al-Hadits terhadap Al-Quran.
5. Mampu menjelaskan macam-macam Al-Hadits
6. Menyebutkan contoh hukum yang di gali dari Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 47
A. SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber hukum Islam artinya sesuatu yang darinya di gali berbagai hukum, baik
perbuatan manusia maupun benda-benda yang akan di pakai manusia dalam
kehidupannya. sumber hukum dalam islam adalah Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’
sahabat dan Qiyas. sebagian Ulama’ ada yang menambah dengan yang lain seperti,
Istihsan, al-Maslahah al mursalah, Uruf. tapi yang menjadi jumhur ulama’ adalah
hanya empat tadi. dan kita akan membahas yang telah di sepakati oleh sebagian besar
Ulama’ yaitu;
1. AL-QUR’AN
a. Pengertian Al-Qur’an
secara bahasa kata Al-Qur’an berasal dari bahasa arab dari
kata ق رآ نق yang berarti bacaan ار أ ي قر أ1. sedangkan
secara Istilah Al-Qur’an adalah Firman Allah yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dalam bahasa arab, sebagai
Mu’jizat baginya dan membacanya merupakan Ibadah. Al-Qur’an terdiri dari
30 Juz, 114 surat dan jumlah ayatnya menurut jumhur ulama’ adalah 6666 ayat.
Dari pengertian di atas dapat kita fahami;
1. Al-Qur’an adalah Firman Allah, bukan yang lain, bukan perkataan
Muhammad SAW, Bukan perkataan Orang arab walaupun ia berbahasa
arab karena di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat banyak ayat yang
menantang orang arab untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur’an.
Jikalau buatan orang arab pastilah tidak terdapat ayat seperti itu.
2. Al-Qur’an adalah Firman Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, jika Firman Allah itu di turunkan kepada selain Nabi Muhammad
maka itu bukan Al-Qur’an, tetapi Kitab Lain.
3. Al-Qur’an adalah Firman Allah dalam Bahasa Arab, atau Kitab berbahasa
arab, bahasa Al-Qur’an seluruhnya berbahasa arab arab, tidak ada satu
katapun yang bukan bahasa arab2. Bahasa arab memiliki keistimewaan di
bandingkan dengan bahasa lain di dunia, bahasa yang paling beragam dan
paling banyak perbendaharaan katanya. dan Tidak ada satu katapun dalam
Al-Qur’an yang tidak bisa di pahami orang.
4. Al-Qur’an merupakan Mu’jizat yang paling besar bagi Nabi Muhammad
SAW, dan Nabi Muhammad dalam menghadapi para penantangnya yaitu
orang-orang kafir dengan menggunakan Al-Qur’an, tidak dengan Mu’jizat
yang lain, walaupun banyak mu’jizat yang lain yang di berikan Allah.
dengan Al-Qur’an maka lemahlah para musuhnya, baik di masa beliau
hingga hari kiamat.
1 A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progressif, Surabaya, 2002
2 Demikian pendapat Jumhur Ulama’, Lihat Kitab Ar-Risalah, Karya Imam Syafi’i ( terjemah ) penerbit
Pustaka Firdaus, Jakarta, Cetakan ke lima, hal 60, dan Kitab Syahsiyah islamiyah karya Syeh Taqiyuddin An-Nabhani, edisi terjemah, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, cetakan I, Hal 234
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 48
5. Membaca Al-Qur’an bernilai Ibadah. tidak ada kitab yang apabila
membacanya bernilai Ibadah, kecuali Al-Qur’an. membaca satu huruf
dalam Al-Qur’an mendapat kebaikan sepuluh kali lipatnya.
b. Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam yang pertama dan Utama. artinya
segala sesuatu ( perbuatan hamba, dan benda-benda yang di pakai manusia )
harus di gali dari Al-Qur’an. jika seorang hamba akan melakukan suatu
perbuatan maka ia harus mengetahui apakah perbuatan itu di perintah, di
bolehkan atau di larang oleh Allah dalam Al-Qur’an, kalau tidak di temukan
maka ia harus mencarinya dalam hadits, jika tidak ditemukan dalam hadits
melihat Ijma’ sahabat, dan qiyas. tidak di benarkan perbuatan hamba menyalahi
dari Al-Qur’an.
c. Fungsi Al-Qur’an
(1) Al-Qur’an berfungsi sebagai Petunjuk bagi manusia dan menjelaskan
petunjuk itu. Allah SWT berfirman ;
ف الذيأنزل الهد ىو الفرق انش هرر م ض ان يهالقرآنهدىللناسو ب ي ن اتمن ...(٥٨١)
Artinya; (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil).( QS Al-Baqarah ; 185)
Demikian juga di dalam QS ke 2 ayat 2, QS ke 17 ayat 9,
Manusia hidup di dunia memerlukan petunjuk, tentang bagaimana ia
menjalani hidupnya. Petunjuk itu tentu tidak boleh datang dari manusia
sendiri, karena manusia memiliki sifat lemah, terbatas dan tidak mampu
menjangkau hal-hal yang akan datang, dan cendrung bersifat subyektif.
maka pasti ketika ia membuat aturan hidupnya, pasti banyak kekurangan,
menimbulkan keresahan, bahkan pertumpahan darah. oleh karena itu aturan
itu harus datang dari pencipta manusia yaitu Allah SWT, Dia sebagai
pencipta pasti mengetahui keperluan ciptaanya, oleh karena itu menurunkan
aturan hidup bagi ciptaannya. dialah Al-Qur’an. Allah menjamin bagi
hambanya yang hidup dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an pasti selamat
dan bahagia dunia dan akhirat. Dengan Al-Qur’an kehidupan ini akan
tenteram, bumi, air, hutan, dan udara akan selamat.
(2) Al-Qur’an berfungsi sebagai Pembeda
Maksudnya Al-Qur’an membedakan antara yang haq dan yang bathil,
dengan Al-Qur’an akan menjadi jelas antara kebenaran dan kesalahan,
kesesatan. Kadang manusia dalam mengarungi hidup berhadapan dengan
permaslahan yang ia tidak mampu mengetahui apakah benar atau salah.
Untuk itu maka Al-Qur’an datang berfungsi menjelaskan mana yang benar
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 49
dan mana yang salah. Islam adalah kebenaran dan kekafiran adalah
kesesatan
(3) Al-Qur’an berfungsi sebagai penguji terhadap Kitab Sebelumnya
Maksudnya, untuk mengukur kebenaran isi kitab sebelumnya maka
menggunakan ukuran Al-Qur’an, jika isi kitab sebelumnya sesuai dengan
Al-Qur’an maka berarti benar, tapi jika idak sesuai dengan Al-Qur’an
berarti kitab itu telah tercemar oleh sesuatu yang lain selain Wahyu Allah.
hal ini karena kitab sebelum Al-Qur’an itu adalah firman Allah juga, dan
Allah mengatakan bahwa Al-Qur’an Pengujinya, atau penjaganya; Allah
berfirman;
يمنا الكت ابو مه يهمن ي د قالم اب ين مص د بالح ق الكت اب و أ ن ز لن اإل يك (٨٨)... ع ل يه
Artinya; dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain
itu... ( QS Al-Maidah ; 48 )
(4) Sebagai Syifa’ (obat)
Al-Qur’an berfungsi sebagai obat bagi manusia, yaitu
obat dari segala macam penyakit, baik penyakit hati,
seperti ‘ujub, hasad, sum’ah, ghibah, fitnah dan
sebaginya. Serta juga obat bagi penyakit fisik. Pernah
suatu rombongan kaum muslimin dalam suatu perjalanan
berkemah di suatu kampung, dan terdengarlah seorang
penduduk kampung berteriak kesakitan karena di sengat binatang, lalu salah
seorang dari kaum muslimin membantunya dengan membacakan Ayat al-
Qur’an dan alhamdulillah sembuh.
(5) Garis-garis besar kandungan Al-Qur’an
(a) berisi tentang Aqidah, berisi pokok-pokok keimanan, Iman kepada
Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari
kiamat, Qodho’ dan Qadar, Yaumul ba’ats, Mahsyar, Hisab, Mizan,
yaumul jaza’, surga dan neraka
(b) berisi tentang Tatacara beribadah, seperti perintah Sholat, Zakat, Puasa,
haji, Infaq, jihad, dan lain-lain
(c) berisi tentang Syariah, hukum-hukum, seperti sistem pemerintahan,
sistem ekonomi, sistem sanksi, sistem keuangan, sistem pergaulan dsb
(d) berisi tentang Mu’amalah, sistem Politik, Ekonomi (pengelolaan
Sumber Daya Alam, Sosial, Budaya,
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 50
2. AL-HADITS
a. PENGERTIAN
Secara bahasa kata hadits berasa dari kata haditsa artinya adalah baru.
maksudnya yang datang kemudian di bandingkan Al-Qur’an. secara Istilah
Hadits artinya segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad SAW
baik perkataan, perbuatan atau ketetapan. Istilah Lain yang sama dengan Hadits
adalah As-Sunnah. secara Bahasa As-Sunnah artinya jalan, metode atau arah.
secara istilah terdapat dua pengertian yaitu
Menurut Ulama ahli hadits As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan, Taqrir,
Sifat Akhlaq, sifat anggota badan yang di sandarkan kepada Rasulullah SAW.
Menurut Ulama Ushul Fiqih As-sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir
terhadap suatu perkataan atau perbuatan yang datang dari Rasulullah SAW.3
b. KEDUDUKAN HADITS
Hadits atau as-Sunnah merupakan sumber hukum islam yang kedua setelah Al-
Qur’an. Kehujjahan hadits sebagai sumber hukum islam di Akui Oleh Al-
Qur’an (Allah ). Allah SWT berfirman ;
(٤إن ىو إال وحي يوحى ) (٣وما ي نطق عن الوى )Artinya; dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan
hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).( QS An-Najm; 3-4 )
(٧)...وما آتاكم الرسول فخذوه وما ن هاكم عنو فان ت هوا ...Artinya; ....apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa
yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah....( QS Al-Hasyr [59]; 7 )
c. FUNGSI
Sebagai sumber hukum islam yang kedua, maka Fungsi hadits terhadap Al-
Qur’an adalah;
1. memberikan rincian terhadap Ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat
umum,
Contoh, Keumuman perintah sholat, seperti
(٤٣وأقيموا الصالة وآتوا الزكاة واركعوا مع الراكعني )Artinya; dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-
orang yang ruku' ( QS Al-Baqarah [2]; 43 )
maka hadits datang memberikan rincian tatacara sholat
Rasulullah SAW bersabda;
صلوا كما رأي تمون أصلي ...Sholatlah sebagaimana engkau melihat aku Sholat
3 Atha’ bin khalil, Ushul Fiqih ( edisi terjemah ), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, hal 98, demikian juga
dalam Kitab Syahsiyah Islamiyah ( edisi Terjemah ), Syeh Taqiyuddin An-Nabhani, Pustaka Thoriqul Izzah, Bogor, Halaman 456
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 51
2. Memberikan pengkhususan kepada ayat yang berlaku umum
Contoh, ayat yang berkenaan dengan hukuman bagi Pezina adalah dera
seratus kali, Allah berfirman;
هما مائة جلدة وال تأخذكم بما رأفة الزانية والزان فاجلدوا كل واحد من ف دين اللو إن كنتم ت ؤمنون باللو والي وم اآلخر وليشهد عذاب هما طائفة
(٢)من المؤمنني
Artinya; perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman. ( QS An-Nuur [ 24]; 2 )
maka datang Hadits memberikan pengkhususan kepada perempuan dan
laki-laki telah bersuami dan beristri melakukan perbuatan Zina maka
hukumannya adalah di bunuh yaitu di Rajam.
Rasulullah bersabda
Tidaklah halal membunuh seorang muslim kecuali ia adalah salah satu
diantara ketiga kelompok ini; laki-laki atau perempuan yang beristri atau
bersuami yang berzina, jiwa dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan
agamanya serta memecah belah kesatuan Jamaah
3. Memberi batasan kemuthlakan Al-Qur’an, contoh ayat tentang
hukuman bagi pencuri, QS An-Nisa’ ayat 38
دهما جصاء بما كسبا و ازقة فاقطعىا أ ازق والس عصص حكم )والس وللا (٨٨كاال مه للا
Artinya; laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
ayat di atas berlaku umum yaitu setiap laki-laki dan perempuan yang
mencuri harus mendapat hukuman Potong tangan. maka hadits datang
memberikan batasan bahwa yang mendapat hukuman potong tangan adalah
Pencuri yang mencuri senilai seperempat Dinar,
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 52
d. MACAM-MACAM HADITS
Hadits di lihat dari sanadnya ( jalur periwayatannya ) dapat di bagi menjadi
tiga yaitu Hadits Mutawatir, Hadits Masyhur dan Hadits Ahad 4
(1) Hadits Mutawatir artinya Hadits yang di riwayatkan pada tiga masa dalam
jumlah yang banyak, sehingga mustahil secara adat mereka bersepakat
untuk berdusta. Yang di maksud dengan tiga masa disini adalah masa
Sahabat, tabi’in, tabi’ut Tabi’in. berdasarkan ini maka Hadits Mutawatir
merupakan Hadits yang paling kuat, secara pasti berasal dari Rasulullah
SAW. Wajib mengamalkan Hadits Mutawatir baik dalam masalah Hukum
atau Aqidah.
Syarat-syarat Hadits Mutawatir ada tiga
1. Jumlah Periwayatannya harus dalam jumlah yang bisa mencegah
mereka untuk bersepakat dalam kedustaan.
2. pengetahuan perawi terhadap hadits harus melalui jalan pendengaran,
atau penyaksian, bukan pengambilan konklusi.
3. Harus Mutawatir pada tiga masa, yakni pada masa Sahabat, tabi’in,
tabiut Tabi’in.
Hadits Mutawatir terbagi dua, yaitu;
a. Mutawatir Lafdhi, yaitu Hadits Mutawatir yang secara lafad para
Sahabat, Tabi’in, Tabiut tabi’in meriwayatkan dengan lafad yang sama
Contoh hadits Mutawatir adalah;
دا ف ليتب وأ مقعده من النار ب علي مت عم من كذ
Artinya; Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka
bersiaplah-siaplah ia menempati tempat duduknya di Neraka
b. Mutawatir Ma’nawi, yaitu hadits Mutawatir yang para sahabat, tabi’in
dan tabi’ut tabi’in sepakat atas maknanya walaupun lafadnya berbeda.
Contohnya Hadits tentang sholat sunnat dua rakaat subuh
(2) Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat
akan tetapi tidak mencapai batas jumlah mutawatir, kemudian mutawatir
pada masa tabi’in dan tabiut tabi’in. Hadits Masyhur tetap menjadi Hujjah
dalam masalah hukum syara’. Contoh hadits Masyhur adalah adalah;
يا ا االعمال با الن ت...انSesungguhnya amal itu tergantung niatnya...(HR Muslim)
4 Muhammad Husain Abdullah, Dirasat fi al fikri al Islami ( terjemah-Studi Dasar-dasar Pemikiran
Islam), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2002, hal 50
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 53
(3) Hadits Ahad yaitu Hadits yang di riwayatkan oleh sejumlah orang yang
tidak mencapai batas mutawatir pada tiga masa. Hadits ahad wajib di
amalkan jika telah memenuhi syarat-syarat di terimanya sebuah hadits.
Hadits ahad terbagi menjadi tiga bagian yaitu;
(a) Hadits Shohih adalah Hadits yang tidak di perselisihkan
keshohihannya oleh para ahli hadits. Hadits shohih yang paling tinggi
derajatnya adalah yang di sepakati keshohihannya oleh bukhoriy dan
Msulim, yang sering di sebut Muttafaq ‘alayh ( yang di sepakati oleh
keduanya )
(b) Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang di ketahui tempat periwayatannya dan
terkenal para perawinya serta kebanyakan hadits bertumpu kepadanya.
Hadits hasan di terima (diambil) oleh kebanyakan ulama dan di gunakan
oleh kebanyakan fuqoha’
(c) Hadits Dho’if
Hadits Do’if adalah hadits yang tidak terkumpul di dalamnya sifat-sifat
hadits shohih dan sifat-sifat hadits hasan. Hadits dhoif sama sekali tidak
bisa di jadikan sebagai Hujjah.5
3. IJMA’ SAHABAT
a. PENGERTIAN
Ijma’ secara bahasa berarti bertekad bulat (ber’azam) untuk melaksanakan
sesuatu, bersepakat atas sesuatu. Berdasarkan pengertian bahasa ini, bisa di
katakan bahwa apabila seseorang bertekad bulat untuk melaksanakan sesuatu,
maka ia dapat di katakana berijma’, atau suatu kelompok orang bersepakat
terhadap suatu perkara maka bisa di katakana Ijma’.
Ijma’ menurut ahli ushul Fiqih kesepakatan atas hukum suatu peristiwa dan
bahwa hukum tersebut merupakan hukum syara’.6 Ijma’ merupakan dalil syara’
jika di gali dari Dalil-dalil syara’, artinya orang-orang yang melakukan
kesepakatan telah mengetahui dalilnya miskipun tidak mengucapakannya.
b. KEDUDUKAN
Sebelum menjelaskan kedudukan Ijma’ sebagai dalil syara’ kita harus faham
dulu Ijma’ siapa yang boleh di jadikan sebagai dalil syara’. Ada yang
berpendapat Ijma’ Ummat nabi Muhammad SAW, adapula yang mengatakan
Ijma’ Ulama’ saja, ada pula yang mengatakan Ijma’ penduduk Madinah, dan
ada pula yang mengatakan Ijma’ Shahabat Nabi Muhammad SAW.
5 Taqiyuddin an-Nabhani, Syahshiyah islamiyah Jilid 1, (terjemah), Pustaka Thariqul Izzah,Bogor, 2003,
hal 472-473 6 Atha’ bin Khalil, Ushul Fiqih, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2003 M, hal 111
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 54
Pendapat yang terkuat adalah bahwa Ijma’ yang boleh di jadikan sebagai dasar
hokum ( dalil Nash) adalah Ijma’ Shahabat, dengan alas an bahwa Ijma’ yang
para sahabat adalah orang yang paling tahu dan dekat dengan Rasulullah,
mereka senantiasa menyertai dan melihat Rasul dalam kehidupan sehari-hari.
Alasan kedua bahwa Ijma’ sahabat adalah yang benar dan harus di jadikan
sebagai sumber hukum Islam adalah bahwa mereka telah mendapat pujian dari
Allah SWT,
Seperti dalam ayat …
عىهم و للا لىن مه المهاجسه واألوصاز والره اتبعىهم بإحسان زض ابقىن األو زضىا عى وأعد والس
(٥١١لهم جىات تجسي تحتها األوهاز خالده فها أبدا ذلك الفىش العظم )
Artinya : orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)
dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai
di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan
yang besar.
( QS At-Taubah ; 100)
Kedudukhan Ijma’ Shahabat dalam hukum Islam adalah sebagai sumber hukum
islam yang ke Tiga setelah Al-Qur’an dan Hadits. Ijma’ Shahabat memiliki
kekuatan hukum yang sama dengan sumber hokum Islam lainnya. Artinya jika
suatu perkara telah di tetapkan status hukumnya melalui Ijma’ sahabat maka
hukum perkara itu sama dengan hukum yang berasal dari Al-Qur’an atau
Hadits.
c. Contoh Ijma’ shahabat
Adapun contoh Ijma’ Shahabat adalah Wajib memilih Khalifah dalam tenggat
waktu 3 hari sejak berakhirnya Kekhilafahan sebelumnya. Para pemuka
masyarakat tidak menyibukkan diri mengurus janazah rasulullah, bahkan
mereka menyibukkan diri untuk hadir di tsaqifah bani sa’idah hingga terpilih
Abu Bakar sebagai khalifah
d. FUNGSI
Ijma’ Shahabat memiliki Fungsi yang sangat penting dalam hokum Islam, ia
menetapkan hokum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadits.
Ijma’ shahabat sebagai hujjah atau dalil yang tidak diperselisihkan.
Adapaun dalil nash kewajiban menggunakan Ijma’ shahabat adalah hadits Nabi
Muhammad SAW;
ه اشد كم بسىتى وسىة الخلفاء الس عل
Artinya: “Hendakhal kalian berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah
Khulafaurrasyidiin. “ ( HR Abu Dawud dan lain-lain)
Imam syafi’i mengakui bahwa Ijma’ yang Mu’tabar adalah Ijma’ Shahabat,
karena ia tak mungkin bersepakat untuk melakukan suatu kesalahan, serta
beliau menolak Ijma’ Sukuti ( Ijma’ dengan diam, tanpa ada pendapat )
4. QIYAS
a. PENGERTIAN
Qiyas menurut Bahasa adalah mengukur sesuatu dengan lainnya dan
mempersamakannya. Qiyas menurut Istilah adalah Mengembalikan
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 55
(menyamakan ) cabang kepada pokok, karena ada illat atau sebab yang
mengumpulkan keduanya kedalam suatu hukum. Atau pengertian lain Qiyas
adalah menetapkan suatu hukum yang tidak disebut dalam lafadh, disamakan
seperti apa yang disebutkan dalam lafadh itu karena ada illat yang
mengumpulkan keduanya.7
Qiyas (analogi) termasuk dalil hukum yang disepakati oleh hampir sebagian
besar ulama ushul. Hanya golongan zhahiriyah sajalah yang tidak mengakui
otoritas qiyas. Imam Syafi’i merupakan ulama yang paling getol dalam
memperjuangkan otoritas qiyas. Beliau bahkan berpendapat bahwa ijtihad itu
tidak lain adalah qiyas. Sebetulnya pembatasan ini beliau lakukan karena beliau
mendefinisikan qiyas dalam pengertian yang amat luas, yang tidak lain adalah
pengertian ijtihad itu sendiri.
Yang menyebabkan adanya Qiyas karena adanya adanya kesamaan antara al-
maqis ( perkara yang di di qiyaskan) dengan al-maqis alaih (perkara yang
diqiyasi) dalam satu perkara, yaitu adanya penyatu antara keduanya. Perkara
yang menyatukan iitu adalah yang medorong disyariatkannya hukum, yang
kemudian di kenal Istilah illat.
b. KEDUDUKAN
Qiyas merupakan sumber hukum ke empat, artinya jika suatu masalah di dalam
Al-Qur’an, Hadits dan Ijma’ Shahabat tidak di temukan status hukumnya maka
menggunakan qiyas untuk menggali hukum masalah tersebut. Qiyas tidak di
bisa di terapkan dalam masalah Ibadah, sebab masalah ibadah merupakan
tauqifi dari Allah. Ketentuan ibadah sudah sangat jelas, maka jika tidak di
temukan dalam Al-Qur’an dan hadits serta Ijma’ maka tidak perlu mencari-cari
dalil untuk memberikan pembenaran terhadap ibadah tersebut.
Qiyas hanya bisa di terpakan pada masalah muamalah, makanan dan minuman.
Seperti haramnya berbagai jenis merk minuman keras, serta zat adiktif
psikotropika, Al-Qur’an dan Hadits tidak menjelaskan secara tekstual, tetapi
keduanya menjelaskan tentang Khomr. Berbagai jenis minuman tersebut
memiliki sifat yang sama dengan khomr, maka keharaman jenis minuman keras
tersebut haram sebagaimana haramnya khomr.
c. FUNGSI
Qiyas berfungsi memberikan status hukum terhadap suatu masalah yang belum
di jelaskan secara tekstual oleh sumber hukum di atasnya, ayitu Al-Qur’an,
hadits dan Ijma’ shahabat
B. TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR
1. Carilah Ayat Al-Qur’an Yang Menjelaskan Bahwa Jika Manusia Hidup Mengikuti
Al-Qur’an Pasti Selamat
7 Muhammad Saifulloh al-Aziz, Drs. Fiqih Islam Lengkap, Terbit Terang, Surabaya, 2005 hal 85
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 56
C. LATIHAN SOAL
1) Hukum adalah tuntutan Allah SWT ( Al-Qur’an dan Hadits ) yang berkaitan dengan
perbuatan Mukallaf ( Orang yang sudah baligh dan berakal sehat ) baik berupa
tuntutan, pemilihan atau menjadikan sesuatu sebagai syarat, penghalang, sah, batal
rukhshah atau azimah. Pernyataan ini adalah
a) pengertian hukum dari ulama’ ushul fiqih
b) pengertian hukum dari ulama’ fiqih
c) pengertian hukum secara bahasa
d) Pengertian hukum taklifi
e) Pengertian Sumber hukum
2) Yang di maksud dengan hukum taklifi adalah
a) tuntutan Allah SWT yang berkaitan dengan perintah untuk melakukan sesuatu
perbuatan atau meninggalkannya.
b) Tuntutan Allah SWT kepada Hambanya untuk bertaqwa kepadanya
c) Perintah Allah SWT kepada manusia untuk melakukan suatu perbuatan
d) Tuntutan secara pasti dari syariat untuk di laksanakan dan tidak boleh di
tinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenai hukuman.
e) Perintah Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa terjadinya sesuatu
merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu huku.
3) Tuntutan dari syari’at untuk melaksanakan suatau perbuatan, tetapi tuntutan itu tidak
secara pasti, jika tuntutan itu di kerjakan maka pelakunya akan medapat pahala(
kebaikan ), tetapi jika ditinggalkan tidak akan mendapat hukuman ( dosa ) pernyataan
di ats merupakan .
a) Pengertian Al-Ijab
b) pengertian An-Nadb
c) Pengertian hukum wadh’i
d) Pengertian Sunnah
e) Pengertian sunnah kifayah
4) Perbuatan yang apabila di kerjakan pelakunya mendapat pahala, tetapi apabila di
tinggalkan akan mendapat hukuman dianggap berdosa ). Pernyataan diatas merupakan
...
a) Pengertian Al-Ijab
b) pengertian Fadhu
c) Pengertian Fardhu ‘ain
d) Pengertian Sunnah
e) Pengertian haram
5) Perbuatan ‘meninggalkan sholat duha, memakan makanan yang berbau ketika hendak
sholat berjamaah, adalah contoh perbuatan ....
a) Fardhu
b) Sunnah
c) Haram
d) Makruh
e) Mubah
6) Al-Qur’an bersifat universal artinya adalah ...
a) berlaku untuk seluruh tempat dan masa dalam satu ummat
b) Berlaku untuk seluruh manusia pada suatu masa
c) Berlaku untuk seluruh manusia untuk sepanjang masa mulai dari Nabi
Muahammad sampai hari akhir.
d) Berlaku untuk seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia dari nabi
Muhammad Sampai hari akhir
e) Berlaku untuk di semua tempat, waktu dan zaman
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 47
7) Hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an pada umumnya
a) detail dan rinci
b) universal
c) sebagian besar hukum amaliyah
d) Global dan umum
e) Mengatur hubungan manusia dengan Allah
8) segala ucapan, perbuatan dan persetujuan/ketetapan Nabi di sebut ....
a) Wahyu
b) Al-Qur’an
c) Atsar
d) Hadits
e) Hikayah
9) orang yang mengingkari hadits, termasuk orang kafir, kelompok orang seperti ini
disebut ...
a) Wahhaby
b) ingkar sunnah
c) Khawarij
d) musyrik
e) Munafiq
10) Ditinjau dari segi jumlah rawinya, hadits di bagi menjadi dua bagian yaitu ....
a) Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad
b) Hadits Shohih dan hasan
c) Hadits Mashur da Hadits gharib
d) Hadits dho’if dan Hadits Maudhu’
e) Hadits Aziz Hadits dan Hadits Gharib
11) Orang-orang yang menerima hadits dari shahabat Nabi di sebut ....
a) Tabi’in
b) Tabi’it Tabi’in
c) Shahabat
d) Ulama’ Salaf
e) Ulama’ Khalaf
12) Hadits yang di riwayatkan oleh sejumlah orang pada setiap tingkat sanadnya, hadits
ini disebut hadits....
a) Mutawatir
b) Ahad
c) Masyhur
d) Aziz
e) Shahih
13) Kitab Hadits yang menempati peringkat pertama adalah ..
a) Shohih bukhari dan shohih muslim
b) shohih bukhori dan Al-Muawaththo’
c) Sunan Abu Daud , tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad
d) Sunan Ibnu Majah, Ad-Dailami, ad-darukutni
e) Shohih muslim
14) Di Bawah ini adalah beberapa hadits yang tidak boleh di jadikan Hujjah/alasan hukum,
yaitu ...
a) Mutawatir dan Ahad
b) Shohih dan Hasan
c) dho’if, maudhu’ dan mu’allaf
d) Aziz dan Gharib
e) Hasan dan ahad.
Page 57
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 47
15) Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu perbuatan itu dengan niat, dan setiap orang tergantung
dengan apa yang di niatkan ( HR Bukhari Muslim )
Hadits di atas adalah contoh hadits ...
a) Mutawatir
b) Masyhur
c) Aziz
d) Gharib
e) Dho’if
16) Upaya yang sungguh-sungguh menggunakan seluruh kemampuan untuk menetapkan
hukum syari’at dengan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Pernyataan ini merupakan
pengertian..
a) Ijtihad secara bahasa
b) Ijtihad secara Istilah
c) Pengertian Ijma’ Shahabat
d) Pengertian Qiyas
e) Pengertian Madhab
17) Hal-hal yang boleh di Ijtihadkan adalah ...
a) Masalah yang sudah jelas hukumnya.
b) Masalah yang tidak ada dalilnya secara pasti baik dalam Al-Quran maupun Hadits
c) Masalah-masalah baru yang berkembang di Masyarakat yang menuntut segera ada
hukumnya
d) Masalah aqidah dan keimanan
e) Masalah hubungan manusia dengan Allah.
18) Menetapkan hukum atas suatau perbuatan yang belum ada ketentuannya, berdasarkan
sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan memperhatikan kesamaan Illat
anatara keduanya. Pernyataan di atas merupakan ...
a) Pengertian Qiyas
b) Pengertian Ijma’ Shahabat
c) Pengertian Ijtihad
d) pengertian Istihsan
e) Pengertian Istishab
19) Pembukuan Al-Qur’an, pengangkatan Kholifah sebagai Amir kaum Muslimin, adalah
contoh ...
a) Ijma’ Shahabat
b) Qiyas syar’i
c) Ijtihad
d) Istihsan
e) Istishab
20) Menetapkan hukum haram atas Ganja, Heroin, Morfin, yang secara eksplisit tidak ada
ketentuan dalam Al-Qur’an dan Hadits dengan menganalogkan kepada Haramnya
Khamer karena antara keduanya ada kesamaan Illat. Hal ini merupakan contoh dari .
a) Ijma’ Shahabat
b) Qiyas
c) Ijtihad
d) Istihsan
e) Istishab
Page 58
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 48
( Jawaban soal Pilihan Ganda )
No Jawaban No Jawaban 1 11 2 12 3 13 4 14 5 15 6 16 7 17 8 18 9 19 10 20
II. Jawablah Pertanyaan di Bawah ini dengan benar
1. Jelaskan Pengertian sumber hukum secara Istilah
2. Jelaskan kedudukan Al-Qur’an
3. Jelaskan Fungsi Al-Qur’an
4. Sebutkan pokok-pokok kandungan Al-Qur’an
5. Jelaskan pengertian Hadits secara bahasa dan Istilah
6. Jelaskan kedudukan hadits
7. Jelaskan fungsi Hadits
8. Sebutkan dan jelaskan macam-macam hadits di tinjau dari segi jumlah rawinya
9. Sebutkan contoh hukum yang di gali dari Al-Qur’an Hadits dan Ijma’ Shahabat dan
Qiyas, masing-masing satu
10. Jelaskan pengertian Qiyas
( Jawaban di bawah ini )
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Skor jawaban soal Pilihan ganda
...............................
Page 59
Drs. Mohammad Rizi, MSI Page 49
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Skor Jawaban Soal Essay:
......................
Nilai Siswa:
......................
Tanda Tangan Orang tua:
................................
......................
Page 60